BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa orde baru dengan sistem pemerintahan yang sentralistik dimana
dengan membatasi atau meminimalisir partisipasi masyarakat dalam kegiatan
pemerintahan termasuk kegiatan pengambilan keputusan dalam proses
pembangunan, akan menghasilkan permasalahan baru. Pola perencanaan yang
bersifat Top-down di nilai tidak mampu untuk mengakomodasi kepentingan
masyarkat. Hal ini jelas terlihat dapat menghambat dalam proses pembangunan,
dimana tidak ada kesesuaian antara keputusan kebijakan dari pihak atas dengan
kebutuhan masyarakat dilingkungan. “Berkaitan dengan proses pembangunan,
yang dapat menjadi patokan dalam pengambilan keputusan politik, misalnya
ideology dan konstitusi, undang-undang, tersedia anggaran dan sumber daya
manusia, efektivitas dan efisiensi, etika dan moral yang hidup dalam masyarakat
dan agama”1.
Undang-undang No 32 Tahun 2004 memberikan angin segar kepada
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan, hal ini untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah sehingga hasil yang dicapai
1
sesuai dengan kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri. Dalam pembangunan
yang makin kompleks masyarakat perlu diberikan rangsangan untuk ikut
memikirkan masalah-masalah pembangunan yang dihadapi dan turut merumuskan
jalan keluar dari masalah tersebut. Peran serta masyarakat yang aktif akan lebih
menumbuhkan kebersamaan sehingga dapat mempercepat peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Bagi sebagian kalangan, sebenarnya keterlibatan rakyat
dalam proses pembangunan, bukan sekedar pada tataran formulasi bagi
keputusan-keputusan yang di keluarkan pemerintah, atau berupa kebijakan public,
tetapi terlibat juga dalam implementasinya.
Sebelum adanya implementasi atas kebijakan, terlebih dahulu akan adanya
konsep perencanaan pembangunan. Perencanaan pembangunan pada dasarnya
merupakan suatu tahapan dalam proses pembangunan selanjutnya. Oleh karena itu
dalam menyusun perencanaan pembangunan hendaknya diperhatikan berbagai
factor yang kemungkinan memiliki pengaruh bagi berhasil atau tidaknya
pelaksanaan pembangunan. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu aspek
penting demokrasi, karena keputusan politik yang dibuat dan dilaksanakan oleh
pemerintah menyangkut dan mempengaruhi kehidupan masyarakat. “Kegiatan
masyarakat yang menyangkut dalam proses pembangunan daerahnya, pada
dasarnya dibagi dua yakni mempengaruhi isi kebijakan umum dan ikut serta
menentukan pembuat dan pelaksanaan keputusan, dengan kata lain partisipasi
merupakan perilaku akan tetapi perilaku tidak selalu berupa partisipasi.”2
2
Pertanyaan yang kemudian muncul, mengapa seseorang berpartisipasi atau kurang
berpartisipasi dalam proses pembangunan?.
Untuk memastikan agar daerah-daerah tidak kembali ke kebiasaan-kebiasaan lama, “maka dikeluarkan UU RI No. 25 Tahun 2004 tentang system perencanaan Pembangunan Nasional dan Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 0259/M.PPN/I/2005 – No.050/166/SJ Tanggal 20 Januari 2005 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan 2005 serta Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 050/2020/SJ tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP dan RPJM Daerah. Dimana penyusunan dokumen rencana pembangunan tersebut dilakukan melalui proses koordinasi antarinstansi pemerintah dan proses partisipasi seluruh pelaku pembangunan dalam suatu forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang).”3
Semua acuan baru tersebut dapat dijadikan acuan bagi aktivitas
Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat dalam membuat perencanaan
pembangunan yang pertisipatif di daerah masing-masing.
Melihat fenomena ini, pemerintah daerah telah melakukan berbagai
macam upaya untuk menjembatani antara masyarakat desa / kelurahan dengan
pemerintah daerah.
“Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah adalah dengan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan (MusrenbangKel). Pelaksanaan Musrenbang didasarkan pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-187/Kep/Bangda/2007 tentang pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).”4
Berdasarkan peraturan tersebut, Musrenbang merupakan forum antara
pelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana
pembangunan daerah.
3
Kerangka Acuan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pusat 2005 Rencana Kerja Pemerintah Pusat 2005
4
Pelaksanaan Musrenbang yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
menjadi sangat penting dan diperlukan untuk menyeimbangkan dan
menyebarluaskan informasi tentang isu strategis bersama, ketersediaan sumber
daya, serta alternative tindakan kolektif yang harus dibangun melalui kerja sama
pembangunan. Kegiatan ini memiliki basis legal untuk dilaksanakan secara
nasional sehingga memiliki nilai yang sangat strategis karena jika berjalan dengan
baik akan sangat signifikan meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan
memperbaiki mata rantai proses perencanaan pembangunan nasional. Salah wujud
dari perilaku masyarakat terhadap penyelenggaraan musrembang antara lain
ditunjukkan melalui partisipasi aktif masyarakat dalam proses perencanaannya,
pelaksanaan, serta evaluasi dalam hasil keputusan bersama yang telah
dilaksanakan dalam musrembang.
“Musyawarah dalam musrembang sebenarnya merupakan wadah
representative di desa / kelurahan yang mampu menyalurkan aspirasi masyarakat
ke aras yang lebih tinggi merupakan suatu keharusan untuk segera dikembangkan.
Penggantian kembali LMD /LKMD dengan suatu kelembagaan semacam rembug
desa atau parpatan agung atau BPD atau di LPMK nampaknya merupakan salah
satu alternative yang dapat ditempuh. Keberadaan lembaga semacam rembug desa
yang mempunyai kewenangan untuk mengontrol jalannya pemerintah desa,
merupakan jaminan adanya partisipasi masyarakat desa terhadap program
pembangunan desa yang ada di desa mereka.”5
5
Musrembangkel adalah forum tahunan tertinggi dalam penyusunan dan
penetapan daftar perencanaan, pelaksanaan, pengevaluasian serta pemanfaatan
untuk jangka panjang yang dilaksanakan di tiap kelurahan diharapkan mampu
mengatasi keluhan serta masukan dari masyarakat dan digunakan sebagai bukti
transparansi adanya tahap awal dari perencanaan pembangunan. Keberhasilan
pembangunan di tingkat kelurahan dapat terwujud apabila pembangunan
dilaksanakan berdasarkan pencapaian kebutuhan dan harapan masyarakat
terhadap objek pembangunan yang telah disesuaikan dengan perencanaannya.
“Sesuai dengan surat edaran bersama oleh Kepala Bapenas dan Mendagri
tentang tata cara penyelenggaraan Musyawarah Rencana Pembangunan di tingkat
desa, didalamnya disebutkan adapun peserta musyawarah rencana pembangunan
adalah seluruh komponen masyarakat yang berada didesa seperti ketua RT/RW,
Kepala Dusun, Kepala dan Perangkat desa, BPD, Lembaga Pemberdayaan
masyarakat, Pengusaha dan Kelompok masyarakat marginal (tani, nelayan dll).
Dengan tujuan :
1. Menampung dan menetapkan prioritas kebutuhan masyarakat yang
diperoleh dari musyawarah, perencanaan pada tingkat dibawahnya
2. Menetapkan Prioritas kegiatan yang akan dibiayai melalui alokasi dana
desa yang berasal dari APBD kabupaten atau kota maupun sumber
3. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan diajukan untuk dibahas pada
musyawarah rencana pembangunan Kecamatan.”6
Dari uraian tersebut, adapun salah satu kebijakan pemerintah daerah yang
akan di bahas dalam penulisan skripsi peneliti adalah mengenai Partisipasi
Masyarakat Dalam musrembangkel ( studi : musrembang terkait pengelolaan
Dana Hibah ). Dimana keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi di forum
musrembangkel ini sangat berpengaruh pada proses selanjutnya, karena rasa
tanggungjawab atas keputusan yang sudah disepakati bersama. Dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Forum musrembang juga bertujuan untuk
menentukan sejauh mana prioritas yang akan dipilih dan dilaksanakan demi
kepentingan bersama, serta dapat sebagai tolak ukur tingkat partisipasi masyarakat
dalam mendukung konsep perencanaan pembangunan. Kesesuaian antara
peraturan yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan musrembang, tingkat
patisipasi masyarakat maupun hasil dari keputusan musyawarah bersama dapat
mempengaruhi pelaksanaan pembangunan ke arah selanjutnya. Apakah sudah
sesuai dengan peraturan, membutuhkan waktu untuk menentukan
tahapan-tahapan, atau hanya sekedar tampilan saja agar forum ini benar adanya untuk
dilaksanakan bersama.
Untuk itu upaya yang dilakukan oleh LPMK diKelurahan Mojolangu
adalah mengintensifkan komunikasi antara pihak pengurus RT dan RW sebagai
penjaringan aspirasi masyarakat dengan birokrasi Kelurahan sebagai pelaksana
6
pemerintah. Dengan komunikasi yang intens dapat mengurangi dan
meminimalisir perbedaan serta menemukan program yang cocok bagi masyarakat
melalui (Musrembangkel) Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat
Kelurahan. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan keberhasilan
pembangunan di daerah / kelurahan, pemerintah daerah setempat harus mampu
memberikan dorongan maupun menyiapkan wadah, memberi motifasi sehingga
masyarakat ikut serta menyalurkan aspiranya dalam menunjang proses
perencanaan pembangunan yang di bahas dalam forum musyawarah bersama
yang hasilnya disepakati bersama oleh pihak-pihak terkait serta sesuai dengan
aturan dan dana yang disediakan oleh pemerintah daerah kota malang.
Dari uraian dan penjelasan diatas, fenomena dan pendapat tersebut
mungkin benar terjadi di Kota Malang khususnya di kelurahan mojolangu. Maka
kiranya pelu dilakukan penelitian untuk menemukan fakta di Kelurahan
Mojolangu berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam musrembangkel. Atas
dasar pemikiran tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Musrembangkel (Studi Kasus:
Musrembangkel Terkait pengelolaan Dana Hibah) di Kelurahan Mojolangu
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang
1. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam musrembang terkait
pengelolaan dana hibah di kelurahan mojolangu kecamatan lowokwaru
kota Malang?
2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat jalannya partisipasi
masyarakat dalam musrenbang terkait pengelolaan dana hibah di
Kelurahan Mojolangu Kecamatan lowokwaru Kota malang?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : Untuk
mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam musrembangkel terkait
pengelolaan dana hibah di kelurahan moiolangu kecamatan lowokwaru kota
Malang.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengharapkan akan adanya manfaat yang
positif. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, diantaranya :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai tambahan wawasan bagi jurusan Ilmu Pemerintahan untuk
mempelajari tentang Partisipasi Masyarakat Dalam
Musrembangkel Terkait Pengelolaan Dana Hibah.
b. Sebagai informasi serta sumbangan pemikiran untuk memperkaya
ilmu pengetahuan berkaitan dengan Partisipasi Masyarakat Dalam
c. Disamping itu hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi
referensi bagi mahasiswa yang membutuhkan dalam melakukan
penelitian yang sama
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan kajian maupun masukan bagi pihak-pihak terkait
(masyarakat pada umumnya dan pada khususnya di kelurahan
mojolangu, pihak kelurahan, pihak kecamatan, maupun LPMK)
untuk lebih peduli terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan di wilayah masing-masing dan di kelurahan
mojolangu kecamatan lowokwaru kota malang pada khususnya.
E. Definisi Konseptual
Untuk menghindari kesalahpahaman dari suatu penelitian, maka beberapa
konsep yang digunakan harus diberikan batasan atau definisi tertentu. Konsep
adalah unsure penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang dipakai
oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena social
maupun fenomena alami. Berdasarkan penelitian yang mengangkat tentang
“Partisipasi Masyarakat Dalam Musrembangkel ( studi kasus : Musrembangkel
Terkait Pengelolaan Dana Hibah di Kelurahan Mojolangu Kecamatan
Lowokwaru Koa Malang)”, maka definisi konsep yang perlu dijabarkan adalah :
1. Partisipasi Masyarakat
Sebelum membahas tentang partisipasi masyarakat lebih jauh, perlu di
aspek penting demokrasi. Karena keputusan yang dibuat dan dilaksanakan oleh
pemerintah menyangkut dan mempengaruhi kehidupan warga masyarakat, maka
warga masyarakat berhak ikut serta menentukan isi keputusan tersebut. Maka dari
itu, individu akan menentukan sikap maupun perilakunya didalam menentukan
maupun melaksanakan hasil keputusan dari kebijakan tersebut. “Menurut Ramlan
Surbakti yang dimaksud partisipasi politik adalah keikutsertaan warga Negara
biasa dalam menentukan segala keputusan menyangkut atau mempengaruhi
hidupnya.”.7 Sedangkan menurut Isa Wahyudi, partisipasi merupakan sumber
kekayaan ide dan inspirasi untuk memecahkan masalah, yang dalam praktek
pembangunannya, bentuk partisipasi yang paling dasar adalah berbagi informasi
dimana umumnya para praktisi pembangunan memberitahukan kepada
masyarakat local mengenai rancana suatu proyek pembangunan tertentu.8
Sedangkan pembahasan mengenai mayarakat yang mana merupakan
tatanan ideal masyarakat partisipatif, mempunyai beberapa konsep diantaranya
menurut Riswandha Imawan dimana masyarakat madani merupakan konsep
tentang keberadaan satu masyarakat yang dalam batas-batas tertentu mampu
memajukan dirinya sendiri melalui penciptaan aktivitas mandiri, dalam satu gerak
yang tidak memungkinkan Negara melakukan intervensi. Dalam hal ini
masyarakat yang ikut berpartisipasi di dalam pembangunan maupun pembuat
7
Surbakti Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesi. Hal : 140
8
kebijakan tahap awal atas pembangunan tidak harus selalu dapat di campuri oleh
pemerintah.
Dari pengertian dan pembahasan diatas mengenai partisipasi masyarakat
dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi masyarakat merupakan keikutsertaan
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan maupun proses pelaksanaan
pembangunan yang dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah maupun hidupnya
yang berdampak pada lingkungan.
2. Musrembangkel
Dalam perencanaan pembangunan daerah yang di mulai dari perencanaan
awal atau dari bawah terutama di desa yang biasa dimaksud dengan
Musrembangkel, diharapkan mampu sebagai wadah untuk menyampaikan aspirasi
serta tempat untuk ikutserta / partisipasi masyarakat dalam penentuan kebijakan
untuk pembangunan di daerahnya masing- masing. Musrembang yang
merupakan kepanjangan dari musyawarah perencanaan pembangunan, di
kelompokkan menjadi beberapa jenis. Salah satunya yang terkait dengan
pembahasan dalam penelitian ini adalah Musrembangkel.
“Musrembang desa / kelurahan adalah forum musyawarah tahunan stakeholders desa / kelurahan (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa/ kelurahannya dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya. Musrembangkel dilaksanakan dengan memperhatikan rencana pembangunan jangka menengah kelurahan atau desa, kinerja implementasi rencana tahun berjalan serta masukan dari nara sumber dan peserta yang menggambarkan permasalahan nyata yang sedang di hadapi.”9
9
3. Dana Hibah
“Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari pemerintah negara
asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, Pemerintah,
badan/lembaga dalam negeri atau perorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah
maupun barang dan atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu
dibayar kembali.”10
Hibah kepada kepada pemerintah daerah bersifat bantuan untuk
menunjang program pembangunan sesuai dengan prioritas dan kebijakan
Pemerintah serta merupakan urusan daerah. Hibah yang bersumber dari dalam
negeri (Pemerintah, pemerintah daerah lain, badan/lembaga/organisasi swasta
dalam negeri, dan kelompok masyarakat/perorangan) dituangkan dalam Naskah
Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) antara pemerintah daerah dan pemberi hibah.
Penerimaan hibah oleh pemerintah daerah dikelola dan dilaksanakan
secara transparan dan akuntabel sesuai peraturan perundangan. Pemerintah daerah
menjaga agar penggunaan dana hibah sesuai dengan maksud, tujuan dan
ketentuan yang dipersyaratkan untuk menghindari pengeluaran yang sangat
banyak.
10
F. Ruang Lingkup
Dalam Menangani masalah yang berhubungan dengan proses partisipasi
masyarakat dalam musrembangkel terkait pengelolaan dana hibah, perlu adanya
pembatasan serta penganalisisan masalah. “Membatasi masalah itu dengan
menentukan luasnya ruang lingkup masalah, sehingga menjadi jelas
batas-batasnya. Hal ini perlu bagi penemuan langkah-langkah penelitian dan arahnya
yang jelas.”11 Dan diharapkan dapat membantu peneliti dalam melakukan
pemecahan masalah yang sudah ditentukan batasan-batasan permasalahan yang
nantinya akan diteliti sehingga jelas kemana arah permasalahannya.
Oleh karena itu berdasarkan judul penelitian, maka ruang lingkup yang
digunakan dalam penelitian ini terkait :
1. Partisipasi masyarakat dalam musrenbangkel terkait pengelolaan
dana hibah
a. Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
dan output dari musrembangkel terkait pengelolaan dana hibah.
b. Bentuk dan tujuan partisipasi masyarakat dalam
musrembangkel terkait pengelolaan dana hibah.
c. Evaluasi hasil pelaksanaan musrembangkel terkait pengelolaan
dana hibah
11
Kartono, dr Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Penerbit Mandar Maju
2. Factor pendukung dan penghambat partisipasi masyarakat dalam
musrembangkel terkait pengelolaan dana hibah.
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk melukiskan atau memberi gambaran
mengenai suatu fenomena atau pokok permasalahan yang timbul di lapangan
tanpa mempersoalkan jalinan atau hubungan antar variable. Sehingga jika dilihat
dari tujuan pengembangan teori, maka jenis penelitian ini arahnya lebih condong
pada penelitian deskriptif.
“Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu
masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu
gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. Dimana meliputi, penelitian
yang memperkirakan proporsi orang yang mempunyai pendapat, sikap, atau
bertingkah laku tertentu.”12
2. Subyek Penelitian
“Khusus dalam penelitian ini yang bersifat kualitatif, untuk menemukan
subyek penelitian / informan yang akan dijadikan sebagai sumber data, peneliti
menggunakan metode purposive sampling yaitu peneliti memilih informan yang
12
dianggap mengetahui dan memahami permasalahan yang akan diteliti secara
mendalam dan dapat dipercaya menjadi sumber data yang tepat.”13 Oleh karena
itu, penelitian yang dilakukan di Kelurahan Mojolangu Kecamatan lowokwaru
Kota Malang, memiliki subyek penelitian yang akan di ambil adalah :
a. Salah satu staf Dinas PU yang terkait
b. Lurah Mojolangu Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
c. Ketua LPMK Kelurahan Mojolangu masing-masing satu orang
d. Ketua Tim Teknis kelurahan Mojolangu
e. Salah satu RT / RW di Kelurahan Mojolangu
f. Masyarakat kelurahan Mojolangu yang mengikuti musrembangkel
3. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian yang dilakukan, :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber utama
dilapangan, yang dalam penelitian ini berupa wawancara dengan
informan-informan yang telah di pilih berdasarkan judul penelitian dan subyek yang
dipakai.
13
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari arsip-arsip atau dokumen seperti arsip-arsip
laporan, buku, internet, Koran dan lain-lain yang berkaitan dengan partisipasi
masyarakat dalam musrembangkel di kelurahan Mojolangu.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan untuk
memperoleh atau mengumpulkan data sebaik-baiknya dan diolah serta dianalisa
sesuai dengan kerangka metode penelitian. Sehingga, dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang di pergunakan adalah :
a. Observasi
“Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk
melakukan pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan disini diartikan
lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang
berarti tidak mengajukan pertanyaan..”14 Jadi dalam penelitian ini observasi
digunakan untuk melakukan pengamatan tentang partisipasi masyarakat dalam
musrembangkel terkait pengelolaan dana hibah.
14
b. Wawancara
“Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung oleh pewawancara ( pengumpul data ) kepada responden dan
jawaban-jawaban responden di catat atau di rekam dengan alat perekam”15 Dalam
penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara secara face to face dengan
pihak-pihak yang dapat memberikan data maupun penjelasan dengan tujuan agar
data yang diperoleh valid dan obyektif karena diperoleh dari sumbernya langsung.
c. Dokumentasi
“Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada subyek peneliitian. Dokumen yang diteliti dapat
berupa berbagai macam, tidak hanya dokumentasi resmi.”16 Dengan adanya
kegiatan penganbilan data melalui dokumentasi,diharapkan peneliti dapat
memperoleh data yang nantinya akan diolah dalam penelitiannya, baik itu berupa
tabel maupun daftar.
5. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang dilakukan peneliti menggunakan analisa
kualitatif, teknik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat untuk
menafsirkan dan mengimplementasikan data yang didapat dari wawancara dengan
responden dan tujuan mendeskripsikan bagaimana pertisipasi masyarakat dalam
musrembangkel terkait pengelolaan dana hibah di Kelurahan Mojolangu
15
Ibid hal : 68 16
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, adapun tahapan dalam menganalisis data
ini adalah :
a. Reduksi Data
“Reduksi data adalah bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek,
membuat focus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian
rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. Reduksi data berlangsung terus
menerus selama penelitian berlangsung.”17
b. Display data
“Display data adalah rakitan organisasi informal yang memungkinkan
kesimpulan dapat dilakukan yang meliputi gambar atau skema, jaringan kerja
keberkaitan dengan kegiatan ke dalam tabel. Dengan demikian maksud peneliti
melakukan display data bertujuan untuk menyajikan data yang berkaitan ke dalam
tabel sesuai dengan data yang diperoleh.”18
c. Pengambilan Keputusan
“Akhir dari seluruh kegiatan analisa data kualitatif terletak pada
pemahaman atau penuturan tentang apa yang berhasil kita mengerti berkenaan
dengan suatu masalah yang diteliti. “ 19
17
Ibid hal : 72 18
Ibid hal : 72 19
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH
PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN
(Studi kasus : Musrenbang Terkait Pengelolaan Dana Hibah di Kelurahan Mojolangu kecamatan Lowokwaru Kota Malang)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Disusun oleh: Dwi Krismayanti
07230073
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MALANG
LEMBAR PERNYATAAN
Nama : Dwi Krismayanti
Tempat, Tanggal Lahir : Sampit, 12 Desember 1988
NIM : 07230073
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Menyatakan bahwa karya Ilmiah/ Skripsi Saya yang berjudul:
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KELURAHAN (Studi kasus : Musrenbang Terkait Pengelolaan Dana Hibah)
Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan,
kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik
sebagaimana berlaku.
Malang, 23 Agustus 2011
Yang Menyatakan,
MOTTO
Keringat adalah Hasil...Jerih Payahmu terbayar dengan Semangat yang Kau Ambil, Terbang Tinggi menuju Aw an Dimana kau bisa
Lupakan Semua Law an
Setiap langkah, Setiap Jiw a, Ditiap Langkah M ulai Bercerita W akilkan Semua M impi-M impi Yang Tenggelam Siap M enantang
Bumi Dan... kau Adalah pemenang
Skripsi Ini Kupersembahkan Untuk :
Ayahanda dan Ibunda t ercinta, RASIM dan SuKARNA yang t ak pernah lELAH memberikan m ot ofasi, dan Doa unt ukku selam a menyelesaikan skripsi ini. Terim a kasih at as kepercayaan yang diberikan selama berada jauh dari pant auan kalian, w akt u dan kasih sayang sert a perhat iannya selam a ini.
Terim a kasih kepada kakakku t ersayang emi k purw ant i dan kepada nenekku sarpu’ah yang cant ik at as semua perhat ian, dukungan dan kasih sayangnya.
Terim a kasih kepada t em en-t em enku (ria, devy, sasy, risky, vivi alfiana) yang sudah m em berikan dukungan dan semangat selam a aku bingung dan t erjat uh.
Terim a kasih keluarga besar yang t idak m ungkin saya sebut kan satu-persat u yang sem uanya itu senantiasa m endidik, dan mem berikan penget ahuan sejat i t ent ang m akna hidup dan kehidupan.
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : Dwi krismayanti
NIM : 07230073
Fakultas : FISIP
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Program Studi : Strata. 1 (S-1)
Judul Skripsi : Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan kelurahan (Studi kasus : Musrenbang Terkait Pengelolaan Dana Hibah di Kelurahan Mojolangu kecamatan Lowokwaru kota malang)
Pembimbing : 1. Drs. Jainuri, M.Si 2. Dra. Juli Astutik, M.Si
Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan
I II
Tanggal 11 Maret 2011 Revisi Bab I /Proposal
Tanggal 02 Maret 2011 ACC Bab I
Tanggal 07 Maret 2011 Seminar
Tanggal 16 Maret 2011 Revisi Bab II/III
Tanggal 12 April 2011 ACC Bab II/III
Tanggal 19 Juni 2011 Bimbingan Bab IV/V
Tanggal 02 Juli 2011 Revisi Bab IV/V
Tanggal 06 Juli 2011 ACC Bab IV dan V
Malang, Agustus 2011
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, ungkap syukur tiada batas atas keharibaan
Allah SWT. dengan limpahan rahmat, maghfirah dan karunianya yang tak
terhitung hingga pada kesempatan kali ini saya mampu merampungkan karya
ilmiah ini dengan judul PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN (Studi
kasus : Musrenbang Terkait Pengelolaan Dana Hibah di Kelurahan Mojolangu
kecamatan Lowokwaru Kota Malang). Shalawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kehadirat Nabi Muhamad SAW yang telah tercatat sebagai sang
revolusioner dan juga sebagai suri tauladan bagi segenap alam dalam menapaki
kehidupan yang mulia ini.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan
Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Karya ilmiah yang berbentuk skripsi ini merupakan tugas akhir dari
sebuah proses pembelajaran yang dilakukan pada tingkatan perguruan tinggi dan
sudah barang tentu dalam sebuah proses tersebut—dari awal hingga akhir—ini
ada banyak pihak yang membantu baik materiil maupun moril, langsung maupun
tidak langsung, maka kami ucapkan manyak terima kasih yang sedalam-dalamnya
terutama kepada :
1. Dr. Muhadjir Efendy, M.AP. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Dr. Wahyudi, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dr. Tri Sulistiyaningsih, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Malang.
4. Drs. jainuri, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Wali yang
senantiasa memberikan pengarahan intelektual dan bimbingan akademik
5. Dra. Juli Astutik, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang benar-benar
sabar dan baik hati telah menyertai selama proses pengerjaan skripsi ini.
6. Seluruh jajaran Dosen Pengampu mata kuliah dan Staf TU Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
7. Teman-teman dekat dan partime : Ria, Devy, Sasy, Rizky, Rara, Ach
Apriyanto romadhon, Achmad Marzuki, M. Salman Al Faruq,Mas Pur,
terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama pengerjaan skripsi ini.
8. Anak IP (2007), terima kasih atas kebersamaan dan perjuangan kita selama
kuliah.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang telah
ikut membantu dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mengucapkan
terima kasih atas segala bantuannya.
Malang, 24 Agustus 2011
ABSTRAKSI
Dwi krismayanti.2011. Universitas Muhammadiyah Malang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan. Partisipasi masyarakat Dalam Musrenbangkel (Studi kasus : Musrenbang Terkait Pengelolaan Dana Hibah) Pembimbing I: Drs. Jainuri, M.Si; Pembimbing II: Juli Astutik, M.Si
Partisipasi masyarakat yang ada di kelurahan Mojolangu dapat dikatakan cukup baik, dimana dapat dilihat dari lancarnya pembangunan yang di danai dari program dana hibah. Dari proses awal partisipasi, masyarakat merasa antusias, jadi masyarakat yang sebelumnya sudah mendapatkan surat pemberitahuan dari pihak kelurahan yang menyatakan untuk melakukan perencanaan awal yaitu pramusrenbang, yang dilakukan antar masyarakat dengan pihak RT setempat. Hasil dari pada pramusrenbang akan dibawa ke tingkat RW yang mana dari rembug tersebut ditingkat RW akan memilih beberapa warga untuk mewakili program yang akan diajukan nanti ke tingkat musrenbangkel. Ditingkat sinilah, masyarakat akan menjelaskan semua program yang diajukan, dan dari forum musrenbangkel ini juga ditemukan beberapa prioritas-prioritas yang menjadi pilihan prioritas utama untuk dilaksanakan pembangunannya sesuai dengan dana yang dianggarkan. Fokus penelitian ini ditekankan pada: (1) Partisipasi masyarakat dalam musrenbangkel terkait pengelolaan dana hibah diantaranya : a. Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan output dari musrembangkel terkait pengelolaan dana hibah. b. Bentuk dan tujuan partisipasi masyarakat dalam musrembangkel terkait pengelolaan dana hibah. c. Evaluasi hasil pelaksanaan musrembangkel terkait pengelolaan dana hibah. (2) Factor pendukung dan penghambat partisipasi masyarakat dalam musrembangkel terkait pengelolaan dana hibah. Sedangkan yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana partisipasi masyarakat dalam musrembang terkait pengelolaan dana hibah di kelurahan mojolangu kecamatan lowokwaru kota Malang?. (2) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat jalannya partisipasi masyarakat dalam musrenbang terkait pengelolaan dana hibah di Kelurahan Mojolangu Kecamatan lowokwaru Kota malang?
dalam perencanaan yang dibahas diforum masyarakat sendiri, yang kemudian dibawa dan dibahas dengan lurah untuk diajukan ke forum musrenbang di kelurahan Mojolangu. b. Bentuk dan tujuan partisipasi masyarakat dalam musrembangkel terkait pengelolaan dana hibah, dimaksudkan masyarakat mampu menyalurkan berbagai macam cara untuk ikut berpartisipasi seperti menyalurkan tenaga, ide maupun uang atau harta benda. c. Evaluasi hasil pelaksanaan musrembangkel terkait pengelolaan dana hibah. Dimana hasil evaluasi yang sudah disepakati bersama menjadi tanggungjawab bersama, dan disesuaikan dengan anggaran yang sudah ditetapkan. (2) Factor pendukung dan penghambat partisipasi masyarakat dalam musrembangkel terkait pengelolaan dana hibah, bahwa dalam pelaksanaan partisipasi masyarakat terdapat beberapa kendala dan factor yang mendukung seperti kurangnya keaktifan masyarakat dalam menanggapi perihal pembangunan dan adanya dorongan dari pihak pemerintah kelurahan dan masyarakat sendiri untuk menciptakan pembangunan yang baik untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana diwilayahnya
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa partisipasi dari masyarakat yang sudah dilaksanakan dalam mengikuti pelaksanaan musrenbangkel di Kelurahan Mojolangu cukup baik, hal ini terlihat dari beberapa prioritas-prioritas yang mereka bawa untuk diajukan demi menciptakan lingkungan baik dan sehat, tentu saja dengan persetujuan dari berbagai pihak dan sudah disesuaikan dengan anggaran yang sudah dilaksanakan.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
ABSTRAKSI
Dwi krismayanti.2011. Universitas Muhammadiyah Malang. Faculty of Social and Political Sciences, Department of Government. Community participation in Musrenbangkel (Case study: Management Related Musrenbang Grants) Supervisor I: Drs. Jainuri, M. Si; Supervisor II: July Astuti
Community participation in village Mojolangu can be quite good, which can be seen from the smooth development was funded from the grant program. From the beginning of the process of participation, people are excited, so people who already get a notice from the village who claimed to do the initial planning of pramusrenbang, conducted between communities and local RT. The results of the pramusrenbang RW will be brought to a level where the level of some residents will choose to represent the program to be submitted later to the level musrenbangkel. Level here, people will explain all the programs proposed, and from this musrenbangkel forum also found several priorities that the choice of priority for development carried out in accordance with budgeted funds. The focus of this study focused on: (1) Public participation in the management of grants related musrenbangkel include: a. Community participation in planning, implementing, and managing the output of related musrembangkel grants. b. Shape and purpose of community participation in the management of grants related musrembangkel. c. Evaluation results of the implementation of the management of grants related musrembangkel. (2) Factor enabling and inhibiting participation in the management of grants related musrembangkel. While the formulation of the problem in this study were: (1) How does participation in the management of grants related musrembang in mojolangu administrative district of Malang city Lowokwaru?. (2) What factors support and hinder the course of people's participation in the management of grants related musrenbang in the Village District Mojolangu Lowokwaru poor City?.
power, ideas or money or possessions. c. Evaluation results of the implementation of the management of grants related musrembangkel. Where the evaluation results that have been agreed to be joint responsibility, and adjusted to a predefined budget. (2) Factor enabling and inhibiting participation in the management of grants related musrembangkel, that in the implementation of community participation, there are several obstacles and supporting factors such as lack of community activity in response to the subject of development and the encouragement of the government's own villages and communities to create development good to meet the needs of facilities and infrastructure area.
The conclusion of this study is that the participation of communities that have been implemented in following the implementation of the Urban Village musrenbangkel Mojolangu good enough, it is seen from some of the priorities that they take to put forward for the sake of creating a good environment and healthy, of course with the approval of various parties and already adjusted to the budget that has been emplemented.
Approve,
Supervisor I Supervisor I
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar
Gambar 1 : Peta Kelurahan Mojolangu : 56
Gambar 2 : Struktur Organisasi Kelurahan Mojolangu : 53
Tabel
Tabel 1 : Kondisi Tanah Kelurahan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru : 48
Tabel 2 : Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Mojolangu : 50
Tabel 3 : Sarana Dan Prasarana Penduduk Kelurahan Mojolangu : 50
Tabel 4 : Sarana Pendidikan Kelurahan Mojolangu : 51
DAFTAR ISI A. Partisipasi Masyarakat... 19
B. Musrembang ... 28
1. Pengertian Musrembang ... 28
2. Jenis-Jenis Musrenbang ... 32
3. Tata cara Penyusunan rencana Pembangunan... 36
1. Pengertian Pembangunan Ekonomi ... 37
2. Pengembangan Ekonomi Lokal ... 38
3. Indikator tentang Ekonomi Lokal... 41
BAB III. DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran umum kelurahan Mojolangu ... 47
1. Potensi Wilayah ... 47
2. Keadaan Daerah ... 49
3. Keadaan masyarakat... 51
4. kondisi kelurahan ... 52
BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Partisipasi Masyarakat Dalam Musrembang Terkait Pengelolaan Dana Hibah ... 57
1. Partisipasi Dalam Proses Perencanaan, Pelaksanaan dan Output dari Musrembangkel Terkait Pengelolaan Dana Hibah... 57
2. Bentuk dan Tujuan Partisipasi masyarakat Dalam Musrenbangkel Terkait Pengelolaan Dana Hibah ... 63
3. Evaluasi hasil pelaksanaan Musrembangkel Terkait Pengelolaan Dana Hibah ... 70
B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Partisipasi masyarakat Dalam Musrembangkel terkait Pengelolaan Dana hibah ... 73
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 80
B. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA
Deddy Supriyadi Bratakusumah, Riyadi. 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah (Strategi Menggali Potensi Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Hasan, M. Tholchah, dkk. 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Lembaga Penelitian UNISMA
Kartono, dr Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Penerbit Mandar Maju
Munir Badrul. 2002. Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Perspektif Otonomi Daerah. Mataram: BAPPEDA Provinsi NTB
Nurcholis Hanif. 2009. Perencanaan Partisipatif Pemerintah Daerah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Saca Firmansyah, 2009 . Partisipasi Masyarakat . Journalist Theme By Lucian E Marin
Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. remaja Rosdakarya
Surbakti Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Wahyudi Isa. 2006. Metodologi Perencanaan Partisipasif (Best Practise untuk Pelaksanaan Musrembang). Malang: Malang Corruption Watch (MCW)
Undang- undang
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 050-187/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
Surat Edaran Bersama oleh Kepala BAPENAS dan MENDAGRI tentang Tata Cara Penyelenggaran Musrembang di tingkat Desa No 0259/M/PPN/2006.050/166/SJ.
Kerangka Acuan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pusat 2005 Rencana Kerja Pemerintah Pusat 2005
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2005 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Internet
http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:qUOKbEmZisAJ:www.djpk.depke u.go.id/docume
nt.php/document/article/108/74/+pengertian+dana+hibah&hl=id& gl=id&pid=bl&srcid
http://www.placids.averroes.or.id/analisis-kebijakan/partisipasi-masyarakat-dalampembangunan-infrastruktur-daerah.html
http://www.yipd.or.id/publikasi/indekx.php?act-ndetail&sub-article&p_id=45(Rudiyanto, A. dan Setiawan, A. 2007. Relevansi
Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dalam Memperkuat Perencanaan Partisipatif. diakses pada tanggal 22 Oktober 2009)