• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Padi Terhadap Campuran Dolomit Dibakar 550 oC-Trass Dibandingakan dengan Trass, Terak Baja, dan Dolomit serta Kombinasinya pada Delta Berbak, Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon Padi Terhadap Campuran Dolomit Dibakar 550 oC-Trass Dibandingakan dengan Trass, Terak Baja, dan Dolomit serta Kombinasinya pada Delta Berbak, Jambi"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

NIA LIANI

RESPON PADI TERHADAP CAMPURAN DOLOMIT DIBAKAR

550

-TRASS DIBANDINGKAN DENGAN TRASS, TERAK

BAJA, DAN DOLOMIT SERTA KOMBINASINYA PADA

TANAH GAMBUT DELTA BERBAK, JAMBI

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Respon Padi terhadap Campuran Dolomit Dibakar 550 ℃-Trass Dibandingkan dengan Trass, Terak Baja, dan Dolomit serta Kombinasinya pada Tanah Gambut Delta Berbak, Jambi adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015

Nia Liani

(4)

ABSTRAK

NIA LIANI. Respon Padi terhadap Campuran Dolomit Dibakar 550 ℃-Trass Dibandingkan dengan Trass, Terak Baja, dan Dolomit serta Kombinasinya pada Tanah Gambut Delta Berbak, Jambi. Dibimbing oleh ATANG SUTANDI dan BUDI NUGROHO.

Pengembangan pertanian di lahan gambut menghadapi kendala diantaranya tingginya asam-asam organik. Pemberian amelioran diperlukan dalam usaha pertanian di tanah gambut untuk meningkatkan pH tanah dan memperbaiki ketersediaan hara bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan respon tanaman padi dengan pemberian campuran dolomit yang dibakar 550 ℃-trass dengan pemberian trass, terak baja, dan dolomit serta kombinasinya. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), 13 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri atas kontrol, NPK 50% dari dosis rekomendasi, 5% terak baja, 5% trass, dolomit (2.5%, 1.9%, dan 1.3%), 5% dolomit 550 ℃-trass (0.5:1, 0.75:1, dan 1:1), dan 5% kombinasi terak baja dan dolomit dibakar 550 oC-trass 1:1 (25%:75%, 50%:50%, dan 75%:25%). Penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi trass atau dolomit saja tidak efektif sebagai bahan amelioran tanah gambut untuk padi sawah, aplikasi trass dikombinasikan dengan dolomit dibakar 550 oC efektif sebagai amelioran tanah gambut untuk padi sawah. Aplikasi campuran dolomit dibakar 550 oC-trass lebih baik dibandingkan dengan aplikasi trass, dolomit dan terak baja saja sebagai amelioran untuk padi sawah. Aplikasi campuran dolomit dibakar 550 oC-trass yang dikombinasikan dengan terak baja lebih baik dibandingkan dengan aplikasi campuran dolomit dibakar 550 oC-trass tanpa terak baja sebagai amelioran tanah gambut untuk padi sawah. Kombinasi dolomit dibakar 550 oC-trass dengan terak baja (75%:25%) paling baik diaplikasikan sebagai amelioran tanah gambut untuk padi sawah.

(5)

ABSTRACT

NIA LIANI. Response of Paddy Rice on Application of 550 ℃ Dolomite-Trass Mixture Compared with Trass, Steel Slag, Dolomite and Its combinations on Berbak Delta Peat Soil, Jambi. Supervised by ATANG SUTANDI and BUDI NUGROHO.

One of the obstacles to agriculture development in peatlands is high organic acids. Ameliorant is required for peatland farm to increase soil pH and improve nutrient availability for plants. The purpose of this research is to investigate responses of paddy on peat soil with application of 550 ℃ burned dolomite and trass compare trass, steel slag, dolomite, and its combinations. This research used random complete design, 13 treatments with three replications consisting of control, NPK 50% of the dose recommendation, 5% steel slag, 5% trass, dolomite (2.5%, 1.9%, and 1.3%), 5% dolomite 550 ℃-trass (0.5:1, 0.75:1, and 1:1), and 5% combination of steel slag and burnt dolomite 550 oC-trass 1:1 (25%:75%, 50%:50%, and 75%:25%). The results of this research showed that trass or dolomite was a single application not effective as a peat soil ameliorant for paddy. However when trass was combined with burned dolomite 550 oC it is effective as ameliorant peat for paddy. Applications of burned dolomite 550 oC-trass mixture was better than trass, dolomite and steel slag only as ameliorant peat for paddy. Applications of burned dolomite 550 oC-trass combined with steel slag was better than the application of burned dolomite 550 oC-trass mixture without steel slag as ameliorant deep peat for paddy. The combination of trass-burned dolomite 550 oC with steel slag (75%: 25%) was the best ameliorant on the deep peat for paddy.

(6)
(7)

ii

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

RESPON PADI TERHADAP CAMPURAN DOLOMIT DIBAKAR

550

- TRASS DIBANDINGKAN DENGAN TRASS, TERAK

BAJA, DAN DOLOMIT SERTA KOMBINASINYA PADA

TANAH GAMBUT DELTA BERBAK, JAMBI

NIA LIANI

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan, penelitian, dan penulisan skripsi ini. Skripsi yang dilaksanakan sejak Oktober 2014 ini berjudul Respon Padi terhadap Campuran Dolomit dibakar 550 ℃-Trass dibandingkan dengan Trass, Terak Baja, dan Dolomit serta Kombinasinya pada Tanah Gambut Delta Berbak, Jambi Dibimbing oleh Dr. Ir. Atang Sutandi.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Atang Sutandi, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi selama penelitian sampai penulisan skripsi. Terima kasih kepada Dr Ir Budi Nogroho, MSi selaku dosen pembimbing skripsi kedua atas bimbingan dan berbagai saran dalam penyempurnaan penulisan skripsi.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr Ir Suwarno, MSc selaku dosen penguji atas kritik, saran, dan masukan

dalam perbaikan skripsi ini.

2. Seluruh staff Laboratorium dan staff Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

3. Ayahanda Bustomi dan Ibunda Nurhawati tercinta yang telah tulus memberikan kasih sayang, mengajarkan banyak hal, selalu memberikan dukungan moril dan materil, selalu mendo’akan dan menjadi penyemangat bagi penulis.

4. Ayunda Eka Apni Sherly, Ayunda Linda Yunistika, ananda Zafira Eka Putri beserta keluarga besar Bustomi dan Nurhawati atas doa, kasih sayang, dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1.

5. Sahabat yang menemani dikala senang dan sedih, Hevi Metalika Aprilia dan Peni Fitria Raharjanti.

6. Pemerintah Kabupaten Lahat yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menerima beasiswa utusan daerah (BUD) selama masa perkuliahan sampai semester 9.

7. Teman seperjuangan (Nur Farita dan Lohot Jon Piter Sidabutar) atas kerjasama, semangat, bantuan, dan dukungan kepada penulis selama menjalani penelitian sampai penyusunan skripsi.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Rancangan Percobaan 2

Persiapan Percobaan 3

Percobaan Rumah Kaca 5

Metode Penilaian Relative Agronomic Effectiveness (RAE) 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Sifat Kimia Tanah Gambut Delta Berbak, Jambi 6

Pengaruh Perlakuan Dolomit dibakar 550 oC-Trass, Dolomit, Terak Baja dan

Kombinasinya terhadap pH Tanah 8

Pengaruh Perlakuan Dolomit dibakar 550 oC-Trass, Dolomit, Terak Baja dan Kombinasinya terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan, dan Biomassa 9 Pengaruh Perlakuan terhadap Serapan N, P, K, Ca, dan Mg Padi 11 Pengaruh Perlakuan terhadap Serapan Fe, Cu, dan Zn Padi 13

Relative Agronomic Effectiveness 13

SIMPULAN DAN SARAN 14

Simpulan 14

Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 15

LAMPIRAN 17

(12)

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1. Dosis pupuk dan bahan amelioran 4

2 Tabel 2. Komposisi hara EF slag dan trass 5 3 Tabel 3. Metode pengukuran analisis tanah dan tanaman 6 4 Tabel 4. Sifat kimia tanah gambut delta berbak, jambi 7 5 Tabel 5. Pengaruh perlakuan terhadap pH tanah 8 6 Tabel 6. Pertumbuhan 8 MST, jumlah anakan, dan biomassa kering

tanaman 10

7 Tabel 7. Pengaruh perlakuan terhadap serapan N, P, K, Ca, dan Mg

tanaman 12

8 Tabel 8. Serapan hara Fe, Cu, Zn padi pada masing- masing perlakuan 13 9 Tabel 9. Nilai relative agronomic effectiveness perlakuan yang

dicobakan 14

DAFTAR LAMPIRAN

1 Lampiran 1. Deskripsi varietas padi Inpara 6 (balai besar penelitian

tanaman padi 17

2 Lampiran 2. Kriteria penilaian sifat kimia gambut 18 3 Lampiran 3. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap pH tanah 18 4 Lampiran 4. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap tanah tinggi tanaman, jumlah anakan dan biomassa kering padi 19 5 Lampiran 5. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap serapan N,

P, K, Ca, dan Mg padi 19

6 Lampiran 6. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap serapan Fe,

Cu, dan Zn padi 20

(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lahan gambut sangat rentan terhadap kerusakan lahan, yaitu kerusakan fisik (subsiden dan irriversible drying) serta kerusakan kimia (defisiensi hara dan unsur beracun). Pengembangan pertanian di lahan gambut menghadapi kendala antara lain tingginya asam-asam organik (Ratmini 2012). Pemberian amelioran diperlukan dalam usaha pertanian di tanah gambut untuk meningkatkan pH tanah dan memperbaiki ketersediaan hara bagi tanaman.

Gambut Indonesia umumnya memiliki kandungan asam fenolat tinggi yang beracun bagi tanaman. Kation-kation polivalen dapat menetralkan asam-asam tersebut secara efektif, sehingga penambahan dalam dosis tepat dapat meningkatkan produktivitas lahan gambut secara berkelanjutan (Ratmini 2012). Adanya fenomena ikatan antara logam dan senyawa organik memungkinkan beberapa kation dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan reaktivitas asam-asam fenolat, sehingga tidak meracuni tanaman. Bahan-bahan yang kaya kation polivalen dapat digunakan untuk mengatasi keracunan asam-asam organik (Hartatik 2004). Terak baja, trass dan dolomit merupakan bahan amelioran yang bisa digunakan sebagai amelioran tanah gambut karena memiliki kandungan kation polivalen diantaranya Fe dan Ca yang dapat mengurangi asam-asam organik meracun serta Mg, silika, unsur mikro dan unsur lainnya yang dapat memperbaiki sifat kimia tanah gambut.

Aplikasi trass, dolomit dan terak baja sebagai amelioran tanah gambut dilakukan berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya, pemberian terak baja nyata meningkatkan nilai pH tanah, Ca dan Mg dapat ditukar, P-tersedia, SiO2-tersedia, serta unsur mikro (Fe, Mn, dan Zn) tersedia tanah. Perlakuan dolomit nyata meningkatkan nilai pH tanah serta Ca dan Mg dapat ditukar (Utami 2012), sedangkan aplikasi trass tunggal dibawah 6% sebagai amelioran untuk tanah gambut kurang efektif meningkatkan tinggi dan bobot kering padi umur 11 minggu (Pamungkas 2013). Pencampuran dolomit dibakar 550 oC dengan trass diharapkan dapat membentuk kalsium silika dan magnesium silika dari kandungan CaO dan MgO dolomit dengan silika yang dapat dilarutkan pada trass.

(14)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan respon padi terhadap pemberian campuran dolomityang dibakar 550 ℃-trass dengan pemberian trass, terak baja, dan dolomit serta kombinasinya.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung dari bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015. Percobaan pot dilakukan di rumah kaca, Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Analisis tanah dan tanaman dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, IPB.

Alat dan Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi benih padi varietas inbrida padi rawa 6 (INPARA 6), tanah gambut Delta Berbak, Jambi sebagai media tanam, bahan amelioran yang terdiri atas (1) terak baja (EF slag) diperoleh dari PT Krakatau Steel, Cilegon, (2) trass diperoleh dari pembuat batako tradisional di Cigombong, Bogor, (3) dolomit diperoleh dari PT Indo Bumi Agung, Gresik (MgO 18-22%, CaO ±30%, DN 98.57-108.57%). Bahan-bahan kimia meliputi HNO3, NH4OAc pH 7, H3BO3, H2SO4, KCl, 0.05 N HCl, HClO4, Bray-1, NaOH 50%, Indikator PP, HCl 0.1 N, Lantan, dan aquades. Pupuk dasar yang diberikan meliputi pupuk makro yaitu urea, SP-36, KCl dan pupuk mikro CuSO4 dan ZnSO4.

Alat-alat yang digunakan yaitu ember sebagai pot, cangkul, sprayer, timbangan digital, penggaris serta alat-alat untuk analisis tanah, tanaman dan bahan amelioran meliputi tanur, peralatan gelas (gelas piala, gelas ukur, pipet Mohr, pipet volumetrik, tabung erlenmeyer, buret, dan labu destilasi) dan peralatan pengukuran seperti spectrophotometer, flamephotometer, timbangan neraca, atomic absorption spectrophotometer (AAS), dan peralatan lainnya.

Rancangan Percobaan

(15)

3

Yij = µ + ɑ� + ɛij

di mana:

Yij = Pengamatan perlakuan ke-I dan ulangan ke-j µ = rataan umum (µi = µ)

ɑ = pengaruh perlakuan ke-i

ɛij = pengaruh acak pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

Persiapan Percobaan

Langkah awal persiapan percobaan yaitu mengambil contoh tanah gambut dan menetapan kadar air dengan metode gravimetri. Hasil perhitungan kadar air gambut yaitu 218%. Tanah gambut yang dibutuhkan untuk percobaan tanam adalah 3 kg bobot kering mutlak, sehingga tanah gambut yang dibutuhkan untuk percobaan tanam sebesar 9.5 kg bobot kering udara. Setelah itu, tanah dicampur dengan masing-masing dosis perlakuan, lalu dimasukkan ke dalam pot dan diinkubasi selama dua minggu.

Bahan amelioran terak baja, trass, dan dolomit dihaluskan sampai berukuran 2 mm. Selanjutnya, dolomit dibakar 550 ℃ menggunakan tanur selama 2 jam kemudian dicampur dengan trass (0.5:1, 0.75:1, 1:1). Menurut Munawar (2011), kemampuan bahan kapur menetralisir tanah disebut ekivalen kalsium karbonat (KKE) yaitu kapasitas menetralisasi bahan kapur pertanian dibandingkan dengan kalsium karbonat, yang dinyatakan sebagai persen bobot CaCO3. Berdasarkan hal ini pembakaran dolomit dimaksudkan untuk meningkatkan CaO dan MgO sehingga memiliki nilai KKE yang lebih tinggi dari nilai dolomit tanpa dibakar. Kandungan CaO dan MgO dalam dolomit sebelum dibakar yaitu 29.85% dan 18.76%, setelah dibakar 550 oC kandungan CaO dan MgO yaitu sebesar 31% dan 20%. Reaksi pembakaran dolomit diharapkan dapat menguraikan dolomit menjadi bentuk CaO dan MgO, diilustrasikan sebagai berikut:

2CaMg(CO3)2 2CaO + 2MgO + 4CO2

(16)

Tabel 1. Dosis pupuk dan bahan amelioran

Menurut Munawar (2011), kapur pertanian adalah bahan yang senyawa Ca dan Mg-nya dapat menetralisir kemasaman tanah atau menurunkan aktivitas ion H di dalam larutan tanah. Bahan kapur yang digunakan yaitu kalsit (CaCO), dolomit (CaMg(CO3)2), kapur bakar (CaO), kapur hidroksida atau kapur tembok, kalsium silikat atau metasilikat (CaSiO3). Dolomit (CaMg(CO3)2) merupakan salah satu jenis kapur yang digunakan untuk menyuplai Ca dan Mg serta mengurangi kemasaman tanah (Hardjowigeno 1986).

Trass terbentuk dari pelapukan abu vulkanik yang kaya akan feldspar dan silika seperti breksi andesit, breksi tuf, granit, riolit. Sifat yang penting dari trass adalah bila dicampur dengan kapur tohor dan air akan membentuk bahan seperti semen. Hal ini menunjukkan adanya kelarutan silikat pada trass. Kandungan yang terdapat di dalamnya berupa silika yang dapat dilarutkan, biasanya dikombinasikan dengan CaO sebagai kalsium silika (Bemmelem 1949).

Terak baja merupakan limbah padat dari proses pembakaran besi dalam pembuatan baja. Terak baja terbentuk melalui reaksi antara biji besi dan batu kapur yang ditambahkan. Penambahan batu kapur bertujuan untuk mengikat bahan-bahan pengotor dari biji besi, agar diperoleh besi murni atau sudah terpisah dari teraknya. Terak baja mengandung unsur-unsur seperti Ca, Mg, Si, dan unsur-unsur lainnya (Hadisaputra 2011 dalam Utami 2012). Menurut Pohan (2012), produk sampingan industri pengolahan logam sangat banyak ditemukan saat ini, beberapa di antaranya dapat dijadikan sebagai alternatif amelioran tanah. Produk sampingan seperti steel slag terdiri atas iron-making slag atau blastfurnace slag (BFS) dan steel-making slag (converter furnace slag dan electricfurnace slag). Komposisi trass dan EF slag

(17)

5

Tabel 2. Komposisi hara EF slag dan trass

Parameter Satuan EF Slag* Trass**

Percobaan rumah kaca dilakukan dalam pot dengan menggunakan tanah gambut dengan berat 9.5 kg/pot (3 kg BKM tanah gambut). Sebelum dilaksanakan percobaan rumah kaca dilakukan pengambilan sampel tanah untuk analisis awal dilakukan dengan mengambil tanah yang sudah diaduk secara homogen.

Varietas yang digunakan adalah INPARA (inbrida padi rawa) 6 (Lampiran 1) yang disemaikan pada media tanam gambut dengan penjagaan kelembaban. Pada umur 14 hari bibit padi dipindah ke pot yang sudah diberi perlakuan dan digenangi kemudian diinkubasi selama 15 hari. Tinggi air genangan dipertahankan 5 cm dari permukaan tanah dengan melakukan penyiraman 2 hari sekali.

(18)

Pengambilan sampel tanah untuk analisis kimia setelah percobaan dilakukan dengan mengambil sampel tanah beserta air genangan dengan perbandingan 1:1 menggunakan botol plastik. Selanjutnya, dilakukan proses analisis terhadap tanah dan tanaman dengan metode pada Tabel 3.

Tabel 3. Metode analisis tanah dan tanaman

Parameter Metode Alat

Tanah

pH H2O 1:1 dan KCl 1:1 pH meter N-total Kjehldal

C-organik Walkley & Black

P tersedia Bray 1 Spectrophotometer

Ca, Mg, K, Na, KTK NH4OAC pH 7 AAS dan Flamefhotometer

Metode Penilaian Relative Agronomic Effectiveness (RAE)

Perhitungan relative agronomic effectiveness (RAE) dilakukan atas dasar selisih serapan hara perlakuan dengan serapan hara standar dibagi dengan selisih serapan hara standar dengan serapan hara kontrol dan digunakan untuk menilai sampai sejauh mana padi pada perlakuan tertentu dapat menyerap hara dibandingkan dengan padi pada perlakuan standar. Rumus perhitungan RAE adalah sebagai berikut:

RAE % =���� � ���� ��� 5 % − ���� � ���� � �� � � Serapan Hara Perlakuan − Serapan Hara Kontrol %

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat Kimia Tanah Gambut Delta Berbak, Jambi

(19)

7

gambut pedalaman dengan ketebalan gambut yang tebal dan miskin unsur hara. Hasil analisis awal tanah gambut yang diambil dari Delta Berbak, Jambi disajikan pada Tabel 4. Penentuan kelas sifat kimia tanah gambut ini mempertimbangkan (konversi) bobot isi (BI) tanah gambut dengan asumsi sebesar 0.1 g cm-3, kriterianya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 4. Sifat kimia tanah gambut delta Berbak, Jambi

Sifat Kimia Tanah Nilai Metode Kelas

pH H2O (1:1) 3.40 pH Meter Sangat Masam

pH KCl (1:1) 2.70 pH Meter

C-org (%) 51.67 Walkey & Black Sangat Tinggi

N-Total (%) 1.71 Kjeldhal Sedang sangat masam dibawah 4.5 yakni 3.4. Menurut Noor (2001), sumber keasaman pada tanah gambut salah satunya adalah asam-asam organik.

Kandungan C-organik dan N-total gambut diperoleh sebesar 51.67% dan 1.71%, sedangkan kandungan P sekitar 34.49 ppm. Kandungan N-total dan P tanah gambut tergolong sedang, meskipun demikian bukan berarti ketersediaanya mencukupi kebutuhan tanaman. Hal ini dapat dilihat dari nisbah C/N, yaitu sebesar 30.22 sedangkan nisbah C/P 34311.68. Menurut (Tisdale dan Nelson 1975), jika nisbah C/N lebih dari 30 dan nisbah C/P lebih dari 300, maka akan terjadi imobilisasi N dan P oleh mikroorganisme untuk kebutuhan hidupnya, sehingga tidak tersedia bagi tanaman.

Basa-basa tanah gambut Delta Berbak, tergolong rendah untuk Mg, Na, dan K, sedangkan Ca tergolong sedang. Kapasitas tukar kation (KTK) tergolong sedang sehingga KB tanah tergolong rendah.

(20)

Pengaruh Perlakuan Dolomit dibakar 550 oC-Trass, Dolomit, Terak Baja

dan Kombinasinya terhadap pH Tanah

Permasalahan tanah gambut diantaranya yaitu pH tanah yang rendah, sehingga dibutuhkan pemberian amelioran untuk meningkatkan pH tanah. Hasil analisis ragam (Lampiran 3), pemberian terak baja (B3), trass (B4), kombinasi dolomit dibakar 550 oC dan trass (B5, B6, B7), dolomit (B8, B9, B10), kombinasi terak baja dan dolomit yang dibakar 550 oC-trass (B11, B12, dan B13) berpengaruh sangat nyata pada pH tanah.

Tabel 5. Pengaruh perlakuan terhadap pH tanah

Perlakuan pH tanah

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada

taraf α=1% dengan uji wilayah berganda duncan (DMRT)

Hasil uji Duncan (DMRT) pada taraf α=1% yang disajikan pada Tabel 5 secara umum menunjukkan Perlakuan B3, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, B12, B13 nyata menaikkan pH tanah, sedangkan perlakuan trass tunggal (B4) tidak berbeda nyata dengan NPK 50% standar. pH tanah tertinggi yaitu pada perlakuan B7 sebesar 5.73, sedangkan pH tanah terendah yaitu pada perlakuan kontrol sebesar 4.48. Dolomit memiliki peran lebih tinggi menaikkan pH tanah jika dibandingkan terak baja dan trass karena memiliki DN 100.35 lebih tinggi dibandingkan terak baja dan trass dengan DN 67.57 dan 13.23. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pH tanah perlakuan B8 (dolomit 2.5%). Walaupun dolomit diberikan dengan dosis yang lebih rendah dibandingkan pemberian terak baja dan trass, namun peningkatan pH tanah yang terjadi lebih tinggi jika dibandingkan pada peningkatan pH pada perlakuan terak baja dan tras (B3 dan B4). Adapun reaksi peningkatan pH oleh dolomit diuraikan sebagai berikut:

(21)

9

Peningkatan pH pada campuran dolomit dibakar 550 oC disebabkan terbentuknya kasium silika (Ca2SiO4) dan magnesium silika (Mg2SiO4) dari silika yang terlarut dari trass dengan CaO dan MgO dari dolomit. Reaksi yang terjadi pada kalsium silika dan magnesium silika dalam larutan tanah sehingga mampu meningkatkan pH tanah sebagai berikut:

Ca2SiO4 + 4 H2O 2 Ca2+ + H4SiO4 + 4 OH -Mg2SiO4 + 4 H2O 2 Mg2+ + H4SiO4 + 4 OH-

Pada kondisi ini, anion OH- akan menetralkan ion H+ dalam larutan tanah, sehingga pH tanah akan meningkat. Selanjutnya, kation Ca2+ dan Mg2+ akan menggantikan posisi ion H+ dalam kompleks jerapan.

Kandungan CaO dan MgO dalam dolomit sebelum dibakar yaitu, 29.85% dan 18.76%, setelah dibakar 550 oC kandungan CaO dan MgO yaitu, sebesar 31% dan 20%. Pembakaran dolomit dengan suhu 550 oC selama 2 jam meningkatkan kadar CaO dan MgO dolomit sebesar 1.15% dan 1.24%, sehingga DN meningkat dari 100.20 menjadi 105.36.

Peningkatan dosis dolomit dibakar 550 oC terhadap trass diikuti dengan peningkatan pH tanah, begitu juga pada perlakuan kombinasi terak baja dengan campuran dolomit dibakar 550 oC-trass (B11, B12, B13) peningkatan dosis dolomit dibakar 550 oC-trass terhadap terak baja dapat meningkatkan pH tanah. Pemberian campuran dolomit dibakar 550 oC-trass (1:1) mempunyai nilai pH nyata lebih tinggi dibandingkan pemberian trass, dolomit dan terak baja serta kombinasi terak baja dengan campuran dolomit dibakar 550 oC-trass tetapi tidak berbeda nyata dengan kombinasi terak baja dengan campuran dolomit dibakar 550 oC-trass (25%:75%).

Pengaruh Perlakuan Dolomit dibakar 550 oC-Trass, Dolomit, Terak Baja

dan Kombinasinya terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan, dan Biomassa

(22)

Tabel 6. Pertumbuhan 8 MST, jumlah anakan 8 MST, dan bobot biomassa

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada

taraf α=1% dengan uji wilayah berganda duncan (DMRT)

Hasil uji Duncan pada taraf α=1% pada Tabel 6 secara umum menunjukkan tinggi tanaman perlakuan B6, B11, B12, B13 nyata lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol dan NPK 50% standar, sedangkan perlakuan B3, B5, B7, B8, B9, B10 nyata lebih tinggi dibandingkan kontrol, namun tidak nyata dibandingkan dengan NPK 50% standar. Perlakuan B4 tidak nyata lebih tinggi dibanding kontrol dan NPK 50% standar. Tanaman tertinggi dijumpai pada perlakuan B11, hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan dosis dolomit dibakar 550 oC-trass terhadap slag dapat meningkatkan tinggi tanaman. Perlakuan dolomit (B8, B9, B10) menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis dolomit, maka tinggi tanaman juga semakin tinggi, begitu juga pada perlakuan kombinasi dolomit dibakar 550 oC-trass (B5, B6, B7), peningkatan dosis dolomit terhadap trass dapat meningkatkan tinggi tanaman.

(23)

11

Variabel bobot kering biomassa yang ditunjukkan Tabel 6 menunjukkan perlakuan terak baja (B3), kombinasi terak baja dan dolomit yang dibakar 550 o C-trass (B11, B12, dan B13), dan perlakuan kombinasi dolomit dibakar 550 oC-trass (B5, B6, B7) mempunyai bobot kering biomassa nyata lebih tinggi dibandingkan kontrol dan NPK 50% standar, sedangkan perlakuan dolomit (B8, B9, B10) nyata lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol, tetapi tidak nyata dibandingkan dengan NPK 50% standar. Pada perlakuan trass (B4) tidak berbeda nyata dengan kontrol. Biomassa tertinggi dijumpai pada perlakuan B11 dengan rata-rata 36.2 g sedangkan biomassa terendah yaitu pada kontrol dengan rata-rata 1.47 g. Secara umum, tinggi tanaman, jumlah anakan dan biomassa tanaman, pertumbuhan terbaik yaitu pada tanaman yang diberi perlakuan NPK 50% + 5% (25% terak baja + 75% dolomit 550 ℃-trass (1:1)). Biomassa pada perlakuan B11 kombinasi terak baja dan dolomit yang dibakar 550 oC-trass (25%:75%) nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan campuran dolomit dibakar 550 oC-trass (B5, B6, B7), trass (B4), dolomit (B8, B9, B10) dan terak baja (B3) serta B13.

Berdasarkan data pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah anakan dan produksi bobot kering biomassa terlihat bahwa pemberian trass tunggal tidak berbeda nyata dengan kontrol dan lebih rendah dibandingkan perlakuan NPK 50% standar. Namun trass yang dikombinasikan dengan dolomit dibakar 550 oC (B5, B6, B7) nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi dibandingkan NPK 50% standar, sedangkan perlakuan dolomit tidak berbeda nyata dengan perlakuan NPK 50% standar. Kombinasi terak baja dengan campuran dolomit dibakar 550 oC-trass meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi dibandingkan dengan perlakuan trass, dolomit, terak baja dan campuran dolomit dibakar 550 oC-trass. Perlakuan terbaik yaitu perlakuan B11 (kombinasi terak baja dengan campuran dolomit dibakar 550 oC-trass dengan perbandingan 25% terak baja dan 75% campuran dolomit dibakar 550 oC-trass), walaupun tidak berbeda nyata dengan B12 (kombinasi 50% terak baja dan 50% campuran dolomit dibakar 550 oC-trass).

Pengaruh Perlakuan terhadap Serapan N, P, K, Ca, dan Mg Padi

(24)

Tabel 7. Pengaruh perlakuan terhadap serapan N, P, K, Ca, dan Mg padi

Kontrol 2.81e 3.48e 24.96d 9.25h 9.23f

NPK 50% 84.43de 45.29bc 255.84c 51.52def 41.25ef

B3 172.65cde 49.22bc 389.08b 71.16cde 105.63c

B4 53.83de 14.36de 100.70d 7.12gh 19.10ef

B5 249.68bcd 68.05ab 456.93b 89.80bc 111.62c

B6 381.71abc 65.70ab 566.93a 98.65abc 158.22b

B7 262.17bcd 72.17ab 579.23a 106.23ab 174.82ab

B8 240.26bcd 53.14bc 354.00bc 75.83cd 95.10cd

B9 235.81bcd 45.21bc 267.44c 46.88ef 55.57de

B10 166.14cde 35.60cd 269.61c 38.35g 41.02ef

B11 553.25a 87.39a 618.32a 125.77a 217.54a

B12 603.71a 84.60a 611.18a 118.58a 185.28ab

B13 435.55ab 82.63a 579.0a 116.04ab 183.05ab

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada

taraf α=1% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)

(25)

13

Pengaruh Perlakuan terhadap Serapan Fe, Cu, dan Zn Padi

Hasil analisis ragam (Lampiran 6) menunjukkan perlakuan berpengaruh sangat nyata pada variabel serapan hara mikro Fe, Cu, dan Zn padi.

Tabel 8. Serapan Fe, Cu, Zn padi pada masing-masing perlakuan.

Perlakuan Fe*

NPK 50% 3.60bcd 0.06def 0.91defg

B3 4.53abc 0.09cd 1.54de

Keterangan: *Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada

taraf α=5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT). **Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf α=1% dengan

Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)

Hasil uji Duncan pada Tabel 8 menunjukan bahwa serapan hara mikro Fe tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan B13 yaitu dolomit dibakar 550 oC-trass, serapan Cu tertinggi yaitu pada perlakuan B13, sedangkan serapan hara Zn tertinggi yaitu pada perlakuan B11. Serapan Fe dan Zn pada perlakuan kombinasi terak baja dengan campuran dolomit dibakar 550 oC-trass nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan trass tetapi berbeda tidak nyata dibandingkan dolomit, terak baja dan campuran dolomit dibakar 550 oC-trass.Serapan Cu pada kombinasi terak baja dengan campuran dolomit dibakar 550 oC-trass nyata lebih tinggi dibandingkan semua perlakuan kecuali perlakuan campuran dolomit dibakar 550 oC-trass 1:1 (B7).

Relative Agronomic Effectiveness

(26)

Tabel 9. Nilai Relative agronomic effectiveness perlakuan yang dicobakan

Perlakuan N* P* K**

(%)

Kontrol 0 0 0

NPK 50% 100.0 100.0 100.0

B3 204.0 109.8 157.7

B4 60.4 26.04 32.8

B5 292.4 154.5 187.1

B6 448.8 148.9 234.7

B7 307.2 164.3 240.1

B8 281.2 118.8 142.5

B9 276.0 99.8 105.0

B10 193.5 76.8 106.0

B11 651.9 200.8 257.0

B12 711.7 194.1 253.9

B13 512.5 189.4 236.7

Tabel 9 menunjukkan nilai RAE P dan K tertinggi dicapai oleh perlakuan B11, sedangkan RAE N tertinggi pada perlakuan B12. Nilai RAE<100% menunjukkan penyerapan hara standar lebih baik dibanding perlakuan. Hal ini terjadi pada perlakuan trass tunggal dengan RAE N, P dan K berada dibawah 100%, RAE P terak baja, RAE N, P, dan K dolomit dengan dosis dibawah 2.5%.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Aplikasi trass atau dolomit saja tidak efektif sebagai bahan amelioran tanah gambut untuk padi sawah.

2. Trass dikombinasikan dengan dolomit dibakar 550 oC efektif sebagai amelioran tanah gambut untuk padi sawah.

3. Aplikasi campuran dolomit dibakar 550 oC-trass lebih baik dibandingkan dengan aplikasi trass, dolomit dan terak baja saja sebagai amelioran untuk padi sawah. 4. Aplikasi campuran dolomit dibakar 550 oC-trass yang dikombinasikan dengan

terak baja lebih baik dibandingkan dengan aplikasi campuran dolomit dibakar 550 oC-trass tanpa terak baja sebagai amelioran tanah gambut untuk padi sawah. 5. Kombinasi dolomit dibakar 550 oC-trass dengan terak baja (75%:25%) paling

(27)

15

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian dengan skala lapang sampai pada tahap produksi dengan tingkat kematangan dan kedalaman gambut yang berbeda-beda.

2. Tidak dianjurkan untuk aplikasi amelioran trass tunggal pada tanah gambut.

DAFTAR PUSTAKA

Barchia MF. 2006. Gambut: Agroekosistem dan Transformasi Karbon. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.

Bemmelem RWV. 1949. The Geology of Indonesia Volume II: Economy Geology. The Hague: Government Printing Office.

Fatmawaty E. 2013. Pemanfaatan trass sebagai pupuk silika dan pemberian dolomit untuk padi di tanah gambut dari Kumpeh, Jambi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Munawar A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor (ID: IPB Pr. Noor M. 2001. Pertanian Lahan Gambut “Potensi dan Kendala”. Yogyakarta (ID):

Kanisius

Putra GS. 2013. Pengaruh trass dan kombinasinya dengan abu volkan terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan padi pada tanah gambut dari Kumpeh, Jambi. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Pamungkas G. 2013. Aplikasi slag dan kombinasinya dengan trass untuk memperbaiki sifat kimia tanah gambut dan produksi padi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ratmini S. 2012. Karakteristik dan pengelolaan lahan gambut untuk pengembangan pertanian. Jurnal Lahan Suboptimal. 1(2): 197-206

Soewandita H. 2008. Studi kesuburan tanah dan analisis kesesuaian lahan untuk komoditas tanaman perkebunan di Kabupaten Bengkalis. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 10 (2): 128-133

Subagyono K, Irsal L, Sukarman, Suriadikarta, M Noor, Achmadi J. 2007. Grand Design Lahan Rawa. Di dalam: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, editor. Revitalisasi Kawasan PLG dan Lahan Rawa Lainnya untuk Membangun Lumbung Pangan Nasional. Seminar Nasional Pertanian Lahan Rawa I; 2007 Agustus 3-4; Kuala Kapuas, Indonesia. Kalimantan Tengah (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. hlm 29-48 Suwarno, Goto I. 1997. Mineralogical and chemical properties of Indonesia electric

furnace slag and its application effect as soil amendment. Jour of Agri Sci. Tokyo Nogyo Daigaku. 42 (3): 151-162.

Tisdale SL, Nelson WL. 1975. Soil Fertility and Fertilizer. 3rd ed. MacMillan Publ. Co. New York.

(28)

Utomo, H. 2011. Pengaruh Kaptan, Trass, dan Pupuk Fosfor terhadap Kedelai Varietas Orba pada Podsolik Jasinga [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

(29)

17

Lampiran 1. Deskripsi varietas padi INPARA 6 (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi 2010)

Nomor seleksi : B10528F-KN-35-2-2 Asal persilangan : IR64/IRBB21/IR51672

Golongan : Cere

Umur tanaman : 117 Hari Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : 99 cm Anakan produktif : 13 anakan

Warna kaki : Tidak berwarna

Warna batang : Hijau

Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna

Warna daun : Hijau

Penyakit : Tahan blass, agak tahan terhadap HBD strain IV Cekaman biotik : Toleran terhadap keracunan Fe

Anjuran tanam : Baik ditanam dilahan rawa pasang surut sulfat masam potensial dan rawa lebak

Pemulia : Aris Hairmansis, Bambang Kustianto, Suparto dan Suwarno

Peneliti : Bambang Suprihatno, Sudarmaji, Hajrial,

Aswidinnoor, Anggiani Nasution, Santoso, Erlubis, Yullianida, dan Rini Hermanasari

Teknisi : Sudarna, Basarudin N., M. Syarif, Maulana, Pantja H. Siwi, dan Erna Herlina

(30)

Lampiran 2. Kriteria penilaian sifat kimia gambut (Fatmawaty 2013)

Sifat tanah Rendah Sedang Tinggi Acuan

N-total (%) <1.0 1.0-2.5 >2.5 Fleischer KTK (me/100g) <100.0 100.0-160.0 >160.0 Tim PPT 1983*

KB (%) <15.0 15.0-30.0 >30.0 Halim

*Hasil konversi dengan bobot isi (BI) dengan asumsi BI gambut 0.1 g cm-3

Lampiran 3. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap pH tanah Sumber

(31)

19

Lampiran 4. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap tanah tinggi tanaman, jumlah anakan dan biomassa padi

Sumber keragaman Derajat

Total terkoreksi 38 3624.9744 Jumlah anakan

Perlakuan 12 770.2564 64.1880 16.47** <.0001

Galat 26 101.3333 3.8974

Total terkoreksi 38 871.5897 BKM

Perlakuan 12 4827.6503 402.3042 32.24** <.0001

Galat 26 324.4667 12.4795

Total terkoreksi 38 5152.1170

**Pemberian trass dam kombinasinya berpengaruh sangat nyata terhadap serapan P, K, Ca, dan Mg tanaman padi pada taraf α = 1%

* Pemberian trass dam kombinasinya berpengaruh nyata terhadap serapan N tanaman padi pada taraf

α = 5%

Lampiran 5. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap serapan N, P, K, Ca, dan Mg tanaman

Sumber keragaman Derajat

bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F hitung

(32)

Lampiran 6. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap serapan Fe, Cu, dan Zn padi

Sumber keragaman Derajat bebas

Jumlah

kuadrat Kuadrat tengah F hitung

Pr > F hitung Fe

Perlakuan 12 145.2390923 12.1032577 4.20* 0.0011

Galat 26 74.8942667 2.8805487

Total terkoreksi 38 220.1333590 Cu

Perlakuan 12 0.17565641 0.01463803 16.60 ** <.0001

Galat 26 0.02293333 0.00088205

Total terkoreksi 38 0.19858974 Zn

Perlakuan 12 42.91389231 3.57615769 12.92** <.0001

Galat 26 7.19646667 0.27678718

Total terkoreksi 38 50.11035897

**Pemberian trass dan kombinasinya berpengaruh sangat nyata terhadap serapan Cu, Zn tanaman padi pada taraf α = 1%

* Pemberian trass dan kombinasinya berpengaruh nyata terhadap serapan Fe tanaman padi pada taraf α = 5%

Lampiran 7. Pengaruh perlakuan terhadap pH tanah

Kode perlakuan pH Rata-rata

(33)

21

Lampiran 8. Pengaruh perlakuan terhadap rataan tinggi padi

Kode perlakuan

Lampiran 9. Pengaruh perlakuan terhadap jumlah anakan rata-rata

(34)

Lampiran 10. Pengaruh perlakuan terhadap rataan biomassa kering padi

Kode perlakuan

Bobot kering

Rata-rata Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

(g pot-1)

Kontrol 1.3 1.5 1.6 1.47

NPK 50% standar 14.9 14.2 17.7 15.60

B3 21.3 27.7 20.6 23.20

B4 8.3 4.9 1.8 5.00

B5 30.8 24.1 24.1 26.33

B6 25.1 24.3 35.3 28.23

B7 25.6 32.7 28.7 29

B8 14 15.5 14.3 14.6

B9 15.5 10.7 9.5 11.9

B10 13.7 12.4 10.2 12.1

B11 34.3 33 41.3 36.2

B12 36.1 34.1 34.7 34.97

(35)

23

Lampiran 11. Serapan N, P, K, Ca, Mg, Fe, Cu, dan Zn padi

Perlakuan N P K Ca Mg Fe Cu Zn

mg pot-1

Kontrol 1.83 3.41 24.92 17.20 18.41 0.36 0.01 0.06

Kontrol 2.11 3.86 26.65 4.95 4.17 0.25 0.01 0.10

Kontrol 4.50 3.18 23.32 5.61 5.12 0.26 0.01 0.10

NPK 50% 125.66 45.55 303.44 37.94 48.37 2.67 0.08 1.25

NPK 50% 99.80 44.15 340.22 55.49 52.94 6.51 0.07 0.92

NPK 50% 27.83 46.16 123.87 61.14 22.45 1.63 0.04 0.57

B3 209.57 50.40 349.09 78.55 101.66 5.67 0.08 1.51

B3 105.70 39.61 447.98 59.24 100.97 4.49 0.13 1.23

B3 202.69 57.64 370.17 75.68 114.27 8.78 0.11 1.89

B4 35.42 21.79 167.38 27.52 32.05 1.81 0.05 0.37

B4 103.31 15.74 32.00 16.39 6.96 0.48 0.01 0.10

B4 22.77 5.56 102.73 7.46 18.28 1.64 0.04 0.54

B5 173.17 63.27 461.72 109.44 94.86 6.80 0.15 1.74

B5 271.00 68.03 475.91 88.66 140.17 6.59 0.11 1.81

B5 304.87 72.84 433.16 71.29 99.83 6.47 0.15 2.06

B6 105.84 87.57 575.07 83.58 136.12 5.33 0.14 2.10

B6 595.27 44.91 470.35 116.00 202.16 3.31 0.12 3.46

B6 444.03 64.63 655.38 96.37 136.37 5.44 0.19 1.98

B7 165.52 59.25 571.36 94.77 206.03 3.56 0.12 1.79

B7 459.63 60.59 565.67 106.63 182.73 5.32 0.21 3.23

B7 161.36 96.66 600.65 117.30 135.69 5.41 0.20 2.99

B8 216.46 52.71 346.61 65.05 73.66 4.85 0.09 1.14

B8 283.23 54.61 352.80 63.16 83.30 2.19 0.08 1.97

B8 221.10 52.11 362.60 99.28 128.34 4.70 0.12 2.48

B9 283.23 63.18 343.52 63.77 74.52 3.44 0.07 1.62

B9 210.56 31.60 217.91 39.60 47.63 2.77 0.06 0.95

B9 213.65 40.85 240.89 37.26 44.55 2.31 0.06 1.00

B10 261.44 48.03 251.65 50.90 58.42 2.77 0.04 1.03

B10 172.05 43.16 282.24 35.66 43.88 1.81 0.06 0.90

B10 64.94 15.60 274.93 28.49 20.76 1.30 0.02 0.67

B11 626.76 78.79 596.17 110.93 186.94 4.70 0.19 3.51

B11 278.31 59.27 573.57 118.07 203.18 2.31 0.16 2.97

B11 754.67 124.11 685.21 148.31 262.50 7.73 0.26 4.58

B12 575.17 87.29 584.67 127.65 183.57 8.34 0.23 3.31

B12 699.43 73.62 693.72 126.68 187.35 3.41 0.21 2.44

B12 536.52 92.89 555.15 101.42 178.22 3.54 0.19 2.97

B13 365.60 72.37 525.14 94.65 152.77 4.76 0.18 2.22

B13 546.50 91.21 620.74 113.69 190.22 6.99 0.26 2.65

(36)
(37)

25

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kabupaten Empat Lawang, Sumatra Selatan pada tanggal 19 Juli 1991 dan merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Bustomi dan Ibu Nurhawati.

Penulis memulai studinya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 10 Lintang Kanan pada tahun 1998, kemudian tahun 2004 melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Lintang Kanan lulus pada tahun 2007. Selanjutnya penulis melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Lahat dan lulus pada tahun 2010. Pada Juli 2010 penulis resmi menjadi mahasiswi di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur masuk Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Kabupaten Lahat. Selama mengikuti perkuliahan, penulis berkesempatan menjadi anggota dalam oraganisasi kemahasiswaan koperasi mahasiswa (KOPMA) dan menjadi asisten

praktikum untuk mata kuliah Pengantar Ilmu Tanah dan Bioteknologi Tanah di

Gambar

Tabel 1. Dosis pupuk dan bahan amelioran
Tabel 1. Dosis pupuk dan bahan amelioran
Tabel 2. Komposisi hara EF slag dan trass
Tabel 4. Sifat kimia tanah gambut delta Berbak, Jambi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik sistem informasi akuntansi dan desentralisasi terhadap partisipasi penyusunan anggaran pada PG.. Watoetoelis

Akan tetapi masih banyak kejadian peserta BPJS yang rutin membayar iuran BPJS tetapi masih belum menerima manfaat dari kartu BPJS tersebut seperti kasus diatas, serta masih ada

Lebih dari itu, bagi wanita yang meratapi mayit dan meninggal dalam keadaan belum bertaubat, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan pakaian dari

[r]

Pada perlakuan dosis Spirulina platensis yang sama, peningkatan jumlah indeks fagositik ikan dengan wakku pemberian diskontinyu lebih tinggi.. dibandingkan dengan

  Moreover  in  the  small  psychological  distance  was  represented  by;  the  good  of  enclosure,  the  great  activity  interest,  the  high  motivation,  etc. 

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah

Apabila surat kuasa yang bersangkutan dilimpahkan seluruhnya kepada orang lain yang telah ditujukan oleh yang diberi kuasa, maka untuk selanjutnya penerimaan kuasa