• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S-1 REGULER

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DAN KINERJA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:

NAMA : ISIAN MAHDALENA GIRSANG

NIM : 060503231

DEPARTEMEN : AKUNTANSI S-1

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Real

Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 29 Juni 2010. Yang Membuat Pernyataan,

NIM : 060503231

(3)

KATA PENGANTAR

Terpujilah Allah Bapa atas kasih rahmatNya yang senantiasa baru setiap hari. KaryaMu luar biasa dalam kehidupanku, yang memberikan kekuatan kepadaku melewati suka dan duka dalam pengerjaan skripsi ini. Sungguh ku bangga Bapa punya Allah seperti Engkau, tak pernah Kau tinggalkan aku sedetik pun, bahkan tak Kau biarkan aku jatuh. Biarlah setiap hari aku boleh terus bersyukur atas segala yang Kau berikan.

Skripsi ini juga peneliti persembahkan untuk keluarga besarku, keluarga yang sangat luar biasa, kedua orangtuaku Alm.St.Nasib Girsang dan L.Siahaan, keempat kakak peneliti Melvi Marlabayana,ST, Funky Van Lilisya,STP, Ami M Marilin,SH, Irma Girsang,SS dan abang peneliti Abbas Paul Ricardo, ST terimakasih buat segala hal yang kalian berikan, kalian adalah orang-orang yang sangat berharga, kalian adalah orang-orang yang memberikan kekuatan bagi peneliti dalam pengerjaan skripsi ini sampai dengan selesai..

Adapun skripsi ini berjudul ” Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, dan disusun bertujuan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

(4)

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak M.Zainul Bahri Torong,SE, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs.Syahrul Rambe, MM, Ak dan Drs.Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku dosen penguji dan pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Kedua orang tua peneliti, Alm St.Nasib Girsang dan L.Siahaan serta kakak,abang dan teman peneliti terima kasih buat kasih sayang dan dukungan yang diberikan. Terima kasih peneliti juga kepada teman-teman stambuk 2006 serta semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya.

Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 10 Juni 2010 Penulis,

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai dengan 2008. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemlikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sebagai variabel independen, dan manajemen laba dan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 17 perusahaan.

Hasil penelitian ini adalah ketiga variabel independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan secara parsial. Hal ini menunjukkan bahwa

good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemlikan manajerial,

proporsi dewan komisaris dan komite audit bukan indikator yang berpengaruh besar terhadap penentuan besarnya manajemen laba dan kinerja perusahaan

(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the influence of good corporate governance to the earning management and company performance of the real estate and property companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2007 up to 2008. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the earning management and company performance. Data that used in this research is annual report from each company, publized through websit

Analysis method that used in this research is kuantitatif method with multiple regression. Variables that used in this research are This result show that good corporate governance which is proxied by managerial ownership, board of commisioner and comitee audit as variable independent, and earning management and company performance as variable dependent consist of the 17 firms.

This research concludes that three of independent variables have not influence toward earning management and Kp in parcial,. This result show that good corporate governance which is proxied by managerial ownership, board of commisioner and audit comitee are not give big influence to make decision in earning management and company performance.

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Keagenan ... 8

2. Manajemen Laba ... 9

3. Kinerja Perusahaan ... 10

4. Good Corporate Governance ... 11

5. Kepemilikan Manajerial ... 13

6. Proporsi Dewan Komisaris ... 13

7. Komite Audit ... 14

(8)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

C. Jenis Data dan Sumber Data ... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ... 23

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 23

F. Metode Analisis Data ... 28

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 34

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif ... 35

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ... 37

b. Uji Autokorelasi ... 43

c. Uji Heteroskedastisitas ... 44

d. Uji Multikolinearitas ... 47

3. Analisis Regresi a. Persamaan Regresi ... 50

b. Analisis Koefisien dan Koefisien Determinasi ... 53

c. Pengujian Hipotesis ... 55

(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 60

B. Keterbatasan Penelitian ... 61

C. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 17

Halaman Gambar 4.1 Histogram Manajemen Laba ... 39

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Manajemen Laba ... 40

Gambar 4.3 Histogram Kinerja Perusahaan... 41

Gambar 4.4 Grafik Normal P-P Plot Kinerja Perusahaan ... 42

Gambar 4.5 Scatterplot Manajemen Laba ... 45

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 15

Halaman Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Real Estate dan Property... 21

Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Real Estate dan Property ... 34

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2007 sampai tahun 2008 ... 36

Tabel 4.3 Uji Normalitas ... 37

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Manajemen Laba ... 43

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Kinerja Perusahaan ... 44

Tabel 4.6 Coefficients untuk Manajemen Laba ... 47

Tabel 4.7 Coefficients Correlations untuk Manajemen Laba ... 48

Tabel 4.8 Coefficients untuk Kinerja Perusahaan ... 49

Tabel 4.9 Coefficients Correlations untuk Kinerja Perusahaan ... 49

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Manajemen Laba ... 51

Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Kinerja Perusahaan ... 52

Tabel 4.12 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Manajemen Laba ... 54

Tabel 4.13 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Kinerja Perusahaan ... 55

Tabel 4.14 Hasil Uji t untuk Manajemen Laba ... 56

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran i Jadwal Penelitian ... 65

Halaman Lampiran ii Populasi, Kriteria Perusahaan dan Sampel ... 66

Lampiran iii Data Variabel Penelitian Tahun 2007...69

Data Variabel Penelitian Tahun 2008...70

Lampiran iv Statistik Deskriptif ... 71

Lampiran v Hasil Uji Normalitas... 72

Gambar Histogram Manajemen Laba ... 73

Grafik normal P-P Plot Manajemen Laba ... 74

Gambar Histogram Kinerja Perusahaan ... 75

Grafik normal P-P Plot Kinerja Perusahaan ... 76

Hasil Uji Autokorelasi ... 76

Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 78

Hasil Uji Multikolinearitas ... 79

Lampiran vi Hasil Uji Hipotesis (Uji t) Manajemen Laba ... 81

(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai dengan 2008. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemlikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sebagai variabel independen, dan manajemen laba dan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 17 perusahaan.

Hasil penelitian ini adalah ketiga variabel independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan secara parsial. Hal ini menunjukkan bahwa

good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemlikan manajerial,

proporsi dewan komisaris dan komite audit bukan indikator yang berpengaruh besar terhadap penentuan besarnya manajemen laba dan kinerja perusahaan

(14)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the influence of good corporate governance to the earning management and company performance of the real estate and property companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2007 up to 2008. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the earning management and company performance. Data that used in this research is annual report from each company, publized through websit

Analysis method that used in this research is kuantitatif method with multiple regression. Variables that used in this research are This result show that good corporate governance which is proxied by managerial ownership, board of commisioner and comitee audit as variable independent, and earning management and company performance as variable dependent consist of the 17 firms.

This research concludes that three of independent variables have not influence toward earning management and Kp in parcial,. This result show that good corporate governance which is proxied by managerial ownership, board of commisioner and audit comitee are not give big influence to make decision in earning management and company performance.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia dan

International Monetary Fund (IMF) memperkenalkan konsep good corporate

governance (GCG) sebagai tata cara kelola perusahaan yang sehat (Sulistyanto

& Lidyah, 2002). Konsep ini diharapkan dapat melindungi pemegang saham dan kreditur agar dapat memperoleh kembali investasinya. Penelitian yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan penyebab krisis ekonomi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, adalah (1) mekanisme pengawasan dewan komisaris (board of director) dan komite audit

(audit committee) suatu perusahaan tidak berfungsi dengan efektif dalam

melindungi kepentingan pemegang saham dan (2) pengelolaan perusahaan yang belum profesional. Sehingga penerapan konsep good corporate

governance diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan pemegang saham.

Good corporate governance secara definitif merupakan sistem yang

mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah

(value added) untuk semua stakeholder. Ada dua hal yang ditekankan dalam

(16)

kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, dan transparans terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder (YPPMI & SC, 2002).

Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Good corporate governance lebih condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar analisis dalam mengkaji good corporate governance di suatu negara dengan memenuhi transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan yang sistematis yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja perusahaan.

Riset The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), 2002, menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan good

corporate governance adalah kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan

meyakini bahwa implementasi good corporate governance merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi good corporate governance yang berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan good corporate governance akan mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan.

(17)

menjalankan suatu usaha (YPPMI & SC, 2002). Namun pemisahaan ini mempunyai sisi negatif, keleluasaan manajemen untuk memaksimalkan laba akan mengarah pada proses memaksimalkan kepentingan manajemen sendiri dengan biaya yang harus ditanggung pemilik perusahaan. Kondisi ini terjadi karena asimetri informasi (information asymetry) antara manajemen dan pihak lain yang tidak mempunyai sumber dan akses yang memadai untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk memonitor tindakan manajemen (DuCharme et al., 2000). Rekayasa ini merupakan upaya manajemen untuk mengubah laporan keuangan dengan tujuan untuk menyesatkan pemegang saham yang ingin mengetahui kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang mengandalkan angka-angka akuntansi yang dilaporkannya (Healy & Wahlen, 1998; DuCharme et al., 2000). Sehingga secara prinsipil manipulasi ini tidak sejalan dengan semangat good

corporate governance.

Definisi manajemen laba yang diungkapkan oleh Sutrisno (2002) yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Manajemen laba merupakan area yang kontroversial dan penting dalam akuntansi keuangan. Beberapa pihak yang berpendapat bahwa manajemen laba merupakan perilaku yang tidak dapat diterima, mempunyai alasan bahwa manajemen laba berarti suatu pengurangan dalam keandalan informasi laporan keuangan. Investor mungkin tidak menerima informasi yang cukup akurat mengenai laba untuk mengevaluasi

(18)

Pengertian kinerja perusahaan adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas dan sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator atau variabel untuk mengukur keberhasilan perusahaan, pada umumnya berfokus pada informasi kinerja yang berasal dari laporan keuangan.

Laporan keuangan tersebut bermanfaat untuk membantu investor, kreditor, calon investor dan para pengguna lainnya dalam rangka membuat keputusan investasi, keputusan kredit, analisis saham serta menentukan prospek suatu perusahaan di masa yang akan datang. Penilaian kinerja perusahaan dilakukan bertujuan untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan yang baik.

Penelitian Astuti (2005) menyimpulkan bahwa good corporate

governance berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba sedangkan

kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap good corporate

governance. Sedangkan penelitian Maruf (2006) menyimpulkan bahwa good

corporate governance berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba, tetapi

Dewan Direksi tidak berpengaruh terhadap reputasi auditor. Penelitian yang lainnya adalah penelitian dari Isnanta (2007) yang menyimpulkan bahwa good

corporate governance berpengaruh positif terhadap manajemen laba dan

(19)

Industri Property merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang besar dengan rasio pemilikan rumah yang cukup rendah. Kondisi lainnya adalah semakin meningkatnya daya serap pasar terhadap produk property serta adanya usaha-usaha untuk menarik investor yang dilakukan oleh pemerintah.

Namun berdasarkan data Bursa Efek Indonesia tahun 2010 menunjukkan bahwa ada 12 perusahaan Real Estate dan Property yang tidak memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik sebagai wujud dari tanggungjawab atas pengelolaan perusahaan sehingga informasi yang disampaikan diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya dan menyebabkan manajer mendapat kesempatan untuk melakukan manajemen laba dan juga menyebabkan nilai perusahaan buruk di mata investor. Fenomena inilah yang menarik untuk diteliti karena informasi yang disampaikan merupakan salah satu pencerminan atas kredibilitas terhadap kualitas informasi yang dilaporkan.

(20)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ”Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu apakah good corporate governance yang diproksikan dalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai apakah good corporate

governance yang diproksikan dalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan

komisaris dan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan?

D. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini bagi penulis diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan teori, terutama akuntansi keuangan mengenai agency

theory dan good corporate governance serta pengaruhnya terhadap kinerja

(21)

2. Penelitian ini bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memahami good corporate governance, praktik manajemen laba dan kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Keagenan

Dalam rangka memahami good corporate governance maka digunakanlah dasar perspektif hubungan keagenan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik kepentingan antara pemilik dan agen karena kemungkinan agen bertindak tidak sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency

cost).

Penyebab timbulnya manajemen laba akan dapat dijelaskan dengan menggunakan teori agensi. Sebagai agen, manajer bertanggung jawab secara moral untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dengan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan dimana masing -masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki (Ali, 2002).

Good Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan

(23)

berkaitan dengan bagaimana membuat para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri, menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek - proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor.

Dengan kata lain yakni Good corporate governance diharapkan akan dapat berfungsi untuk menekan atau menurunkan biaya keagenan (agency cost).

2. Manajemen Laba

Definisi manajemen laba yang diungkapkan oleh Sutrisno (2002) yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Manajemen laba merupakan area yang kontroversial dan penting dalam akuntansi keuangan. Beberapa pihak yang berpendapat bahwa manajemen laba merupakan perilaku yang tidak dapat diterima, mempunyai alasan bahwa manajemen laba berarti suatu pengurangan dalam keandalan informasi laporan keuangan. Investor mungkin tidak menerima informasi yang cukup akurat mengenai laba untuk mengevaluasi return dan risiko portofolionya Assih (2004).

Teknik dan pola manajemen laba menurut Setiawati dan Na’im (2000) dapat dilakukan dengan tiga teknik yaitu:

1. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi

(24)

2. Mengubah metode akuntansi

Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh : merubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus. 3. Menggeser periode biaya atau pendapatan.

Contoh rekayasa periode biaya atau pendapatan antara lain :

mempercepat/menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengemba ngan sampai pada periode akuntansi berikutnya, mempercepat/menunda pengeluaran promosi sampai periode berikutnya, mempercepat/menunda pengiriman produk ke pelanggan, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tak dipakai.

3. Kinerja Perusahaan

Penelitian ini membahas bagaimana mekanisme good corporate

governance mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga akhirnya dapat

meningkatkan nilai perusahaan. Pelaksanaan good corporate governance yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku akan membuat investor memberikan respon positif terhadap kinerja perusahaan dan nilai pasar perusahaan. Pengungkapan laporan keuangan akan memberikan informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan dan sebagai salah satu aspek

Good Corporate Governance dapat digunakan untuk melihat baik tidaknya

kinerja perusahaan.

(25)

bertujuan untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standard perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan yang baik.

4. Good Corporate Governance

Good Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang

mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu system yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Menurut Rahmawati dalam Putri (2006) Good Corporate Governance didefenisikan sebagai seperangkat aturan dan prinsip-prinsip antara lain

fairness, transparency, accountability dan responsibility yang mengatur

hubungan antar pemegang saham, manajemen, Direksi dan Komisaris, kreditur, karyawan serta stakeholders lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Sedangkan tujuan dari Good Corporate Governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Menurut Rahmawati dalam Putri (2006) Pelaksanaan good

corporate governance diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat

berikut ini :

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada

stakeholders.

(26)

3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden.

Pelaksanaan good corporate governance dilakukan dengan

menggunakan prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional. Prinsip-prinsip dasar ini diharapkan menjadi rujukan bagi para regulator (pemerintah) daam membangun framework bagi penerapan good corporate governance. Prinsip-prinsip dasar penerapan good corporate governance yang dikemukakan oleh Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) adalah sebagai berikut :

1. Fairness (Kewajaran)

Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading).

2. Transparansi

Hak-hak para pemegang saham yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat waktu mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar

atas perusahaan dan turut memperoleh bagian dari keuuntungan perusahaan.

3. Accountability (Akuntablitas)

Tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif berdasarkan balance of power antara manajer, pemegang saham, Dewan Komisaris dan auditor.

4. Responsibility (Responsibilitas)

Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta pemegang kepemtingan dalam menciptakan kesejahteraan.

5. Kepemilikan Manajerial

(27)

bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen dalam suatu perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat untuk memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri.

6. Proporsi Dewan Komisaris

Proporsi dewan komisaris memegang peranan penting dalam implementasi good corporate governance karena merupakan inti dari good

corporate governance yang bertugas untuk menjamin pelaksanaan strategi

perusahaan. Untuk menjamin pelaksanaan good corporate governance diperlukan anggota dewan komisaris yang memiliki integritas, kemampuan tidak cacat hukum dan tidak memiliki hubungan bisnis ataupun hubungan lainnya dengan pemegang saham pengendali (mayoritas) baik secara langsung maupun tidak langsung. Dewan komisaris seringkali dianggap tidak memberikan manfaat, hal ini dapat dilihat dalam fakta bahwa banyak amggota dewan komisaris tidak memiliki kemampuan dan tidak dapat menunjukkan independensinya.

7. Komite Audit

Keberadaan komite audit diatur melalui surat edaran Bapepam Nomor SE-03/PM/2002. Dalam pelaksanaan tugasnya komite audit mempunyai fungsi membantu dewan komisaris untuk :

a. Meningkatkan kualitas laporan keuangan.

(28)

c. Meningkatkan efektivitas fungsi internal audit maupun eksternal audit.

d. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dean komisaris.

B. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Variabel

Penelitian

(29)

Astuti (2005) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Good

Corporate Governance dalam mempengaruhi motivasi manajemen laba

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta . Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Penelitian ini dilakukan terhadap 42 perusahaan yang bergerak di bidang perbankan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba.

Maruf (2006) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Good

Corporate Governance terhadap motivasi manajemen laba perusahaan go

public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta . Variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Penelitian ini dilakukan terhadap 78 perusahaan go public. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba tetapi proporsi dewan komisaris dan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba.

Isnanta (2007) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Good

Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap manajemen laba

(30)

audit. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba dan kinerja perusahaan. Penelitian ini dilakukan terhadap 51 perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba tetapi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

GAMBAR 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah peneliti identifikasikan sebagai masalah penting. Berdasarkan kerangka konseptual diatas, ditentukan bahwa variabel good corporate governance yang

(31)

diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sebagai variabel independen dan manajemen laba dan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen.

Tujuan dari good corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Apabila good corporate

governance dalam kepemilikan manajerial, dapat berjalan dengan baik maka

dapat meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan kemudian kemungkinan terjadinya manajemen laba yang dapat memberikan keuntungan pribadi sangat kecil dan kinerja perusahaan akan meningkat sehingga dapat menarik investor lainnya untuk menanamkan investasinya di perusahaan tersebut.

Peranan dewan komisaris juga akan memberikan pengaruh terhadap manajemen laba karena dewan komisaris mengawasi penyeimbangan kepentingan manajemen sehingga manajemen laba tidak akan terjadi. Dewan komisaris juga dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan karena apabila dewan komisaris menjalankan tugasnya dengan baik maka dapat meningkatkan kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima

return atas dana yang telah mereka investasikan.

(32)

mata para investor sehingga meningkatkan kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan.

2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,2007:11).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di bidang Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kiteria-kriteria tertentu, yaitu:

1. Perusahaan Real Estate dan Property yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 dan 2008 sehingga tersedia data yang lengkap.

2. Perusahaan yang memiliki data kepemilikan manajerial, dewan komisaris, dan komite audit.

3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember selama periode 2007-2008.

(34)

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Real Estate dan Property yang menjadi sampel

No Kode Populasi

Kriteria

Samp el

1 2 3 4

1 GMTD PT.Gowa Makassar Tourism Development, Tbk

√ √ √ √ 1

2 GPRA PT Perdana Gapuraprima, Tbk √ √ √ √ 2

3 INPP PT Indonesian Paradise Property Tbk √ - - √ -

4 JAKA PT Jaka Inti Realtindo Tbk √ - √ - -

5 JIHD PT Jakarta International Hotel & Development Tbk

36 BKSL PT Sentul City (formerly Bukit Sentul) Tbk

(35)

38 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk √ √ - - - Sumber : ICMD 2009 &

C. Jenis dan Sumber Data

Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari laporan keuangan perusahaan tahun 2007-2008. Menurut Umar (2003:60),” data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut misalnya dalam bentuk tabel. Grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.”

Berdasarkan waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pooling data yaitu gabungan dari data cross section dan time series. Sumber data diperoleh dari Indonesian Capital Markey

Directory (ICMD) dan situs

D. Teknik Pengumpulan Data

(36)

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Independen

Menurut Erlina (2008:43) “variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya”. Berikut merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan isu penting dalam teori keagenan sejak dipublikasikan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen dalam suatu perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat untuk memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri.

Perhitungan dari kepemilikan manajerial adalah sebagai berikut :

Kepemilikan Manajerial = Saham yang dimiliki manajemen Total saham yang beredar

b. Proporsi Dewan Komisaris

Proporsi dewan komisaris memegang peranan penting dalam implementasi good corporate governance karena merupakan inti dari

good corporate governance yang bertugas untuk menjamin pelaksanaan

strategi perusahaan.

(37)

Proporsi Dewan Komisaris = Jumlah anggota komisaris independen Jumlah seluruh anggota dewan komisaris

c. Komite Audit

Komite audit berfungsi membantu dewan komisaris untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan, meningkatkan efektivitas fungsi internal audit dan mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris.

Perhitungan dari proporsi dewan komisaris adalah sebagai berikut : Komite Audit = Jumlah anggota komite audit independen

Jumlah seluruh anggota komite audit

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini ádalah sebagai berikut :

a. Manajemen Laba

Manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi Schipper (1989). Manajemen laba dalam penelitian ini dijelaskan menggunakan dasar rasio akrual modal kerja dengan penjualan sebagai berikut:

(38)

∆ Akrual Modal Kerja t Manajemen Laba (EM) =

Pendapatan

Akrual modal kerja = ∆ AL - ∆ HL - ∆ Kas Keterangan:

∆ AL = Perubahan aktiva lancar pada periode t ∆ HL = Perubahan hutang lancar pada periode t

∆ Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t

Data akrual modal kerja dapat diperoleh langsung dari laporan arus kas aktivitas operasi, sehingga investor dapat langsung memperoleh data tersebut tanpa melakukan perhitungan yang rumit.

b. Kinerja Perusahaan

Kinerja keuangan merefleksikan kinerja fundamental perusahaan. Variabel kinerja keuangan diukur dengan data fundamental perusaha an, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan cash flow return on asset (CFROA). CFROA dihitung dari laba sebelum bunga dan pajak ditambah depresiasi dibagi dengan total aktiva.

(39)

Keterangan :

CFROA = Cash flow return on assets EBIT = Laba sebelum bunga dan pajak Dep = Depresiasi

Assets = Total aset

Cash flow return on assets (CFROA) digunakan sebagai salah

satu alat untuk melakukan pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. Dengan menggunakan CFROA maka akan dapat lebih memfokuskan pada pengukuran kinerja perusahaan karena CFROA tidak terikat dengan harga saham Cornet et el (2006).

Tabel 3.2

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Defenisi

Total saham yang beredar Saham yang dimiliki manajemen

Jumlah seluruh anggota dewan komisaris Jumlah anggota komisaris independen

Rasio

(40)

฀Komite

Jumlah seluruh anggota komite audit

Jumlah anggota komite audit independen Rasio

Dependen : cash flow return on

asset yang

Data penelitian dikumpulkan untuk diolah, kemudian akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang mengunakan regresi linier berganda dan menggunakan

software. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut:

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

(41)

membandingkan dengan data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Menurut Ghozali (2005:110), ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisi grafik dan analisis statistik.

1) Analisis Grafik

Untuk malihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histrogram atau pola distribusi data. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbuh diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari nilai residualnya. Jika data menyabar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau gafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Analisis Statistik

Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S). Pedoman pengambialn keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari:

a. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

(42)

b. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji

Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Erlina (2007:108),”jika Varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoroskedstisitas, jika berbada disebut heteroskedastisitas.”

(43)

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, sperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali,2005:105).

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regrasi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanaya multikolinieritas adalah nilai tolerance <0,01 atau sama dengan VIF >10 (Ghozali,2005:91).

2. Analisi Regresi

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y1 = a + b1X1 + є

Y2 = a + b2X2 + є

Dimana:

Y1 = Manajemen Laba

(44)

a = Konstanta

b1(1,2) = Koefisisen regresi dari variable independen

X1 = Kepemilikan Manajeria

X2 = Dewan Komisaris

X3 = Komite Audit є = Error

G. Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis pada penelitian ini akan digunakan uji-t. Berikut adalah penjelasan analisis data:

a. Uji t-statistik

Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Ho = tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

Ha = semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

(46)

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Barang Konsumsi

No Nama Perusahaan Kode Tanggal

Berdiri

Tanggal Listing 1 PT Bhuwanatala Indah Permai

Tbk 7 PT.Gowa Makassar Tourism

Development, Tbk

GMTD 25 April 1997 19 Juli 2004 8 PT Perdana Gapuraprima, Tbk GPRA 1987 31 Des 2003 9 PT Kawasan Industri Jababeka

Tbk

KIJA 1989 1994

10 PT Global Land Development Tbk

KPIG 11 Juni 1990 2000 11 PT Lamicitra Nusantara Tbk LAMI 1998 2001

12 PT Laguna Cipta Griya Tbk LCGP 17 mei 2004 05 Sept 2005 13 PT Metro Supermarket Realty

Tbk

MTSM 07 Feb 1980 30 Nov 1991 14 PT Pembangunan Jaya Ancol

Tbk

PJAA 1966 2004

15 PT Pakuwon Jati Tbk PWON 1982 1989

16 PT Suryainti Permata Tbk SIIP 1990 31 Jan 1997 17 PT Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM Sept 1989 24 April 1993 Sumber : Peneliti, 2010

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder

yang diperoleh dari

berupa data keuangan sampel perusahaan real estate dan property dari tahun 2007 sampai tahun 2008 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel dari penelitian ini terdiri dari good corporate governance yang diproxikan kedalam

(47)

kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sebagai variabel bebas (independent variable) dan manajemen laba dan kinerja perusahaan sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan real estate dan property selama periode 2007 sampai dengan tahun 2008 disajikan dalam tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2007 sampai Tahun 2008 N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kepemilikan Manajerial 34 .948 .002 .950 .36962 .283902

Proporsi Dewan Komisaris 34 .250 .250 .500 .38588 .070673

Komite Audit 34 .670 .330 1.000 .61441 .271731

Manajemen Laba 34 9.250 .080 9.330 2.09265 2.355704

Kinerja Perusahaan 34 .527 .002 .529 .14418 .142492

Valid N (listwise) 34

Sumber : Data yang Diolah Peneliti, 2010

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit memiliki nilai minimum yang positif dan manajemen laba serta kinerja perusahaan juga memiliki nilai minimum yang positif. Nilai maksimum semua variabel juga memiliki nilai positif. Akan tetapi, hal ini tidak menunjukkan bahwa good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dwan komisaris dan komite audit memiliki pengaruh yang positif karena nilai diatas merupakan hasil pengolahan data yang telah diproksikan dengan menggunakan log natural.

(48)

a. variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai minimum 0,02 dan maksimum 0.950 dengan rata-rata kepemilikan manajerial sebesar 0.36962 dengan jumlah sampel sebanyak 34,

b. variabel proporsi dewan komisaris memiliki nilai minimum 0.250 dan nilai maksimum 0,500 dengan rata-rata proporsi dewan komisaris sebesar 0,38588 dengan jumlah sampel sebanyak 34,

c. variabel komite audit memiliki nilai minimum 0,330 dan nilai maksimum 1,000 dengan rata-rata komite audit sebesar 0,61441 dengan jumlah sampel sebanyak 34,

d. variabel manajemen laba memiliki nilai minimum 0,080 dan nilai maksimum 9,330 dengan rata-rata manajemen laba sebesar 2,09265 dengan jumlah sampel sebanyak 34,

e. variabel kinerja perusahaan memiliki nilai minimum 0,002 dan nilai maksimum 0,529 dengan rata-rata komite audit sebesar 0,14418 dengan jumlah sampel sebanyak 34.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji data statistik dengan model kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Ghozali (2005:115), memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov

Smirnov yang dapat dilihat dari :

(49)

2. nilai signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolomogorov Smirnov adalah seperti yang ditampilkan berikut ini :

Tabel 4.3

Normal Parametersa Mean .36912 .37353 .61441 2.09265 .14418

Std. Deviation .284289 .086371 .271731 2.355704 .142492

Most Extreme

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Data yang Diolah Peneliti, 2010

Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4-3 dapat dilihat dari signifikan (2-tailed)

Kolmogorov-Smirnov dari variabel kepemilikan manajerial, proporsi dewan

komisaris, komite audit dan manajemen laba serta kinerja perusahaan lebih besar dari 0,05 atau telah terdistribusi dengan normal.

(50)

dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini dvhnturut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.

(51)

Gambar 4.2

Grafik Normal P-P Plot Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan atau normal.

(52)
(53)

Gambar 4.4

Grafik Normal P-P Plot Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan atau normal.

(54)

b. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji

Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut:

4) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

5) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 6) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.4

a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris

b. Dependent Variable: Manajemen Laba

Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.

Tabel 4.7 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,500. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

(55)

1 .430a .185 .103 .134951 1.286

a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris

b. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.

Tabel 4.7 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,286. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

c. Uji Heterokedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

(56)

Gambar 4.5 Scatterplot Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010

(57)

Gambar 4.6 Scatterplot Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain.

(58)

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu:

Tolerance > 0.10 dan VIF < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian.

Tabel 4.6

Coefficients untuk Manajemen Laba

Model

a. Dependent Variable: Manajemen Laba Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010

Tabel 4.5

Cofficients Correlations untuk Manajemen Laba

Model Komite Audit

Kepemilikan

Manajerial

Proporsi Dewan

Komisaris

1 Correlations Komite Audit 1.000 -.088 -.096

Kepemilikan Manajerial -.088 1.000 -.121

Proporsi Dewan Komisaris -.096 -.121 1.000

Covariances Komite Audit 1.920 -.163 -.708

Kepemilikan Manajerial -.163 1.769 -.863

Proporsi Dewan Komisaris -.708 -.863 28.583

a. Dependent Variable: Manajemen Laba Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.

(59)

atau sekitar 1,5 %. Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada korelasi yang tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi tidak adanya multikolonieritas. Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 1,0000 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,000. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model ini.

Tabel 4.6

Coefficients untuk Kinerja Perusahaan

Model

a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.

Tabel 4.7

Cofficients Correlations untuk Kinerja Perusahaan Coefficient Correlationsa

Model Komite Audit

Kepemilikan

Manajerial

Proporsi Dewan

Komisaris

1 Correlations Komite Audit 1.000 -.088 -.096

(60)

Proporsi Dewan Komisaris -.096 -.121 1.000

Covariances Komite Audit .008 .000 -.003

Kepemilikan Manajerial .000 .007 -.003

Proporsi Dewan Komisaris -.003 -.003 .113

a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.

Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa variabel arus kas operasi dan variabel ROA mempunyai korelasi sebesar 0,015 atau sekitar 1,5 %. Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada korelasi yang tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi tidak adanya multikolonieritas. Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 1,0000 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,000. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model ini.

3. Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang

Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi.

Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

(61)

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10 Analisis Hasil Regresi

Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.

Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: Manajemen Laba = 3,363 - 3,520 KM – 3,670 PDK + 2,355 KA + ε

Keterangan :

1) Konstanta sebesar 3,363 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (X1 = 0 dan X2 = 0) maka manajemen laba sebesar 3,363,

2) β1 sebesar -3,520 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan

manajerial sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar -3,520 dengan asumsi variabel lain tetap,

Model

Kepemilikan Manajerial -3.520 1.330 -.424 -2.646 .013

Proporsi Dewan Komisaris -3.670 5.346 -.110 -.686 .498

Komite Audit 2.355 1.386 .272 1.700 .100

(62)

3) β2 sebesar – 3,670 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada

proporsi dewan komisaris akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar – 3,670 dengan asumsi variabel lain tetap.

4) β2 sebesar 2,355 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada komite

audit akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar 2,355 dengan asumsi variabel lain tetap.

Tabel 4.11

a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.

Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: Kinerja perusahaan = 0,002 - 0,128 KM – 0,476 PDK + 0,146 KA + ε

Keterangan :

1) Konstanta sebesar 0,002 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (X1 = 0 dan X2 = 0) maka kinerja perusahaan sebesar 0,002,

2) β1 sebesar -0,0128 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan

(63)

3) β2 sebesar -0,476 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada

proporsi dewan komisaris akan diikuti oleh kenaikan kinerja perusahaan sebesar -0,476 dengan asumsi variabel lain tetap.

4) β2 sebesar 0,1466 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada

komite audit akan diikuti oleh kenaikan kinerja perusahaan sebesar 0,146 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen semakin terbatas. Nilai Rsquare memiliki kelemahan yaitu nilai R square

akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.12

(64)

Model R R Square

a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris

b. Dependent Variable: Manajemen Laba Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.

Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,498 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara manajemen laba dengan variabel independennya good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak begitu kuat karena berada dibawah 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,173. Hal ini berarti 17,3 % variasi atau perubahan dalam manajemen laba dapat dijelaskan oleh variasi dari good

corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial,

proporsi dewan komisaris dan komite audit, sedangkan sisanya (82,7 %) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate (SEE) adalah 2,141996, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

Tabel 4.13

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .430a .185 .103 .134951 1.286

a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris

(65)

Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,430 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara kinerja perusahaan dengan variabel independennya good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak begitu kuat karena berada dibawah 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,103. Hal ini berarti 10,3 % variasi atau perubahan dalam manajemen laba dapat dijelaskan oleh variasi dari good

corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial,

proporsi dewan komisaris dan komite audit, sedangkan sisanya (89,7%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0,134951, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

c. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (t test).

1. Uji t ( t-Test)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut :

(66)

1 (Constant) 3.363 2.168 1.551 .131

Kepemilikan Manajerial -3.520 1.330 -.424 -2.646 .013

Proporsi Dewan Komisaris -3.670 5.346 -.110 -.686 .498

Komite Audit 2.355 1.386 .272 1.700 .100

a. Dependent Variable: Manajemen Laba

Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel kepemilikan manajerial sebesar -2,646 dengan nilai signifikan 0,13. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan t hitung adalah -2,646 sedangkan t tabel adalah 2,032244, sehingga t tabel > t hitung (2,032244 > -2,646), maka kepemilikan manajerial secara individual tidak mempengaruhi manajemen laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,05 > 0,013), maka Ho ditolak dan Ha ditolak, artinya kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel proporsi dewan komisaris sebesar -0,686 sedangkan t tabel adalah 2,032244, sehingga t tabel > t hitung (2,032244 > -0,686), maka proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba secara individual. Signifikansi 0,498 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian > 0,05 (0,498 > 0,05 ), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

(67)

Ho diterima dan Ha ditolak, artinya komite audit tidak berpengaruh

a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel kepemilikan manajerial sebesar 1,529 dengan nilai signifikan 0,137. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan t hitung adalah 1,529 sedangkan t tabel adalah 2,032244, sehingga t tabel > t hitung (2,032244 > 1,529), maka kepemilikan manajerial secara individual tidak mempengaruhi kinerja perusahaan. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,137 > 0,005), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

(68)

penelitian > 0,05 (0,168 > 0,05 ), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel komite audit sebesar -1,657 sedangkan t tabel adalah 2,032244, sehingga t tabel > t hitung (2,032244 > -1,657), maka komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara individual. Signifikansi 0,108 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian > 0,05 (0,108 > 0,05 ), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

(69)

direktur perusahaan. Sedangkan karakteristik perusahaan real estate dan property adalah mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah mengembangkan peraturan internal untuk melindungi hak-hak pemegang saham: perlakuan yang setara terhadap semua pemegang saham dan

stakeholders, pemisahaan tugas, tanggung jawab dan wewenang antara

pemegang saham, Direksi, Komisaris. Sedangkan karakteristik perusahaan go

public yang diteliti oleh Maruf (2006) adalah para pemilik saham harus

memperhatikan kepentingan bersama para pemegang saham dan tidak bisa lagi melakukan praktik nepotisme, kecurangan dalam pengambilan keputusan dan lainnya karena perusahaan tersebut milik publik.

Gambar

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
Kerangka Konseptual PenelitianGAMBAR 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis pengujian regresi linear berganda tentang pengaruh kepemilikan publik, dewan komisaris, dewan direksi, komite audit dan struktur kepemilikan terhadap

Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui dan menguji secara empirik pengaruh good corporate governance (dilihat dari komposisi dewan komisaris

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real

Variabel penelitian ini terdiri dari good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemlikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sebagai

Berdasarkan uraian atau penjelasan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah good corporate governance, yang diproksikan dalam kepemilikan

Lampiran ii Pengujian Asumsi Klasik dan Hipotesis1. Uji

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS versi 17.Hasil penelitian ini

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara variabel- variabel independen (kebijakan dividen dan good corporate governance) terhadap