• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH MIGRASI SUKU JAWA DI KECAMATAN SILAU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEJARAH MIGRASI SUKU JAWA DI KECAMATAN SILAU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH MIGRASI SUKU JAWA DI KECAMATAN SILAU

KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

JUDA TUAH HASIHOLAN PURBA NIM : 3123321024

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

JUDA TUAH HASIHOLAN PURBA. NIM : 3123321024. SEJARAH MIGRASI SUKU JAWA DI KECAMATAN SILAU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN. JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah awal masuknya Suku Jawa dikecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun yang dimana awal kedatangan Suku Jawa adalah Kuli Kontrak. Dan untuk mengetahui faktor pendorong dan penarik suku jawa bermigrasi ke kecamatan silau Kahean yang dimana faktor pendorong adalah letak geografis,demografi, dan ekonomi. Dan faktor penariknya adalah masih tersedianya lahan yang luas untuk mereka kerjakan. serta mengetahui cara Suku Jawa melakukan adaptasi dengan masyarakat Simalungun dengan mempelajari bahasa dan dan tradisi di Simalungun. dan Upaya suku Jawa dalam Mempertahankan kebudayaanya adalah dengan Tetap menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan Sehari-harinya dan tetap mengadakan tradisi lama seperti syukuran ,slametan , punggahan ,suroan. Serta mengetahui dampak Migrasi suku Jawa terhadap kebudayaan simalungun yang dimana didapati dibeberapa desa yang ada dikecamatan silau kahean seperti Silau Dunia, Silau Pribuan, dan Bandar Nagori sudah jarang ditemui menggunakan bahasa Simalungun. di desa ini sudah banyak menggunakan bahasa indonesia bahkan menggunakan bahasa Jawa. Dan pergeseran kebudayaan dan di dalam perpolitikan sudah di dapati dampak dari migrasi suku jawa yang dimana di beberapa desa tersebut sudah di pimpin Oleh orang Jawa. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan maka peneliti menggunakan metode penelitian lapangan (Field Research) dengan melakukan teknik sejarah lisan (Oral history).Dimana teknik ini bertujuan untuk mengumpulkan data –data yang dilakukan dengan cara observasi ke lokasi penelitian ,wawancara kepada tokoh-tokoh masyarakat dan penduduk sekitar lokasi penelitian yang mengetahui mengenai sejarah serta dikombinasikan dengan Studi pustaka (Library Research), dimana metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti,literatur,artikel dan majalah yang ada hubunganya dengan Sejarah Migrasi Suku Jawa di Kecamatan Silau Kahean kabupaten Simalungun.

(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya dan karunianya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan Judul Sejarah Migrasi Suku Jawa Di Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, baik isi tekhnik penelitian, maupun nilai ilmiahnya, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan saran dan kritikan. Maka dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih serta pengharapan yang sebesar-besarnya kepada :

 Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

 Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

 Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Sejarah

 Bapak Drs.Ponirin, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, peneliti

(7)

ii

 Ibu Dr. Samsidar Tanjung,M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik

dan penguji yang telah banyak memberi nasehat-nasehat bagi peneliti selama masa perkuliahan.

 Bapak Dr.Phil Ichwan Azhari,M.Si, selaku Dosen penguji atau

pembanding bebas yang banyak memberi inspirasi bagi peneliti.

 Dosen-dosen peneliti lain yang ada di Jurusan Pendidikan Sejarah, Pak

Pristi Suhendro, Pak Hidayat, Ibu Hafnita Sari Dewi lubis, Ibu Lukita Ningsih ,Pak Nizar saragih, dan seluruh dosen lainnya yang telah memberikan ilmu dan pengalaman kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan di Universiteas Negeri Medan.

 Bapak dan Mama tercinta yang melahirkan, mendidik dan membesarkan

peneliti. Karena doa dan restu mereka peneliti bisa menjadi saat sekarang ini dan sampai pada akhir untuk menyelesaikan studi dalam perkuliahan. Skripsi ini sengaja saya persembahkan sebagai bukti bahwa saya telah menyelesaikan amanat yang Bapak dan Mama berikan kepada anakmu. Kiranya Tuhan yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada mereka.

 Kakak-kakak peneliti Kak Roma, Kak Rewi, Kak Fani, dan Kak Rohma,

yang selalu menjadi semangat bagi peneliti agar dapat memeberikan yang terbaik.

 Sahabat peneliti yang tercinta, Victor Nainggolan, Kak Dian Nainggolan,

(8)

iii

Fauzi Ramdhan, Muhammad Iqbal, Fitra Jaka Restu, Yasri, , Enos Sianturi, Rheo shaferius, Boy Silalahi, Januari Purba, Boho Simorangkir, Fandi leonard Sitorus dan Teman Clan The Raja Oloan Terima kasih buat pengalaman yang diberikan. Tidak akan pernah terlupakan kebersamaan ini.

 Teman-teman Ekstensi 2012 Pendidikan Sejarah terima kasih telah

menemani selama perkuliahan.

Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan jika ada pihak yang terlewatkan mendapatkan ucapan terimakasih, peneliti meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan. Semoga skripsi ini bermanfat bagi pembaca dan menjadi bahan masukan bagi yang membacanya, khususnya di wilaya Fakultas Ilmu Sosial.

Medan, September 2016 Peneliti

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.2 Kerangka Konseptual ... 9

2.2.1. Migrasi Suku Jawa... ... 8

22.2. Kebudayaan ... 14

2.2.3. Suku Batak Simalungun ... 16

2.3 Kerangka Berfikir ... 19

2.4 Hipotesis ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 21

3.2 Lokasi Penelitian ... 22

3.3 Sumber Data ... 22

3.4 Teknik Pengumpulan data ... 23

1. Observasi ... 23

2. Wawancara ... 23

3. Studi Pustaka ... 23

3.5 Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 25

4.1.1. letak geografis ... 25

4.1.2. Sejarah Singkat Kecamatan Silau Kahean ... 26

4.1.3. Pemerintahan ... 28

4.1.4. Penduduk ... 29

4.1.5. Struktur Perekonomian ... 31

4.1.6. Pendidikan ... 32

4.2. Latar Belakang Masuknya Suku Jawa ke deli ... 33

4.2.1. Dibukanya Perkebunan Deli... 33

4.2.2. Latar belakang Direkrutnya Tenaga kerja Jawa Ke perkebunan deli ... 36

4.3. Sejarah Migrasi Suku Jawa Di Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun . 38 4.3.1. Bentuk Migrasi Suku Jawa Di kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun ... 40

4.4. Faktor-faktor pendorong dan Penarik Migrasi Suku Jawa ... 42

4.4.1. Faktor pendorong dari daerah asal ... 42

4.4.1.1. Faktor geografis ... 42

4.4.1.2. Faktor sosial dan demografi ... 44

4.4.1.3. Faktor ekonomi ... 43

4.4.2. Faktor penarik daerah Silau Kahean bagi Suku Jawa ... 45

4.4.2.1. Tersedianya lahan yang luas dan subur ... 45

4.4.2.2. Kebijakan kolonial Belanda ... 45

4.5.Proses adaptasi suku jawa di Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun ... 46

(10)

4.7. Dampak Migrasi Suku Jawa terhadap Kebudayaanya Suku Batak Simalungun Di

kecamatan Silau Kahean ... 48

4.7.1. Bahasa ... 49

4.7.2. Kesenian ... 51

4.7.3. Organisasi sosial dan Politik ... 52

4.7.3.1. Organisasi sosial ... 52

4.7.3.2. Politik ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Tabel 1 ... 25

Tabel 2 ... 29

Tabel 3 ... 31

Grafik 1 ... 26

Grafik 2 ... 28

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beraneka ragam Suku. Salah satunya adalah Provinsi Sumatera Utara. Sumatera Utara merupakan Provinsi yang memiliki beraneka ragam Suku Bangsa diantaranya: Melayu, Jawa, Batak, Minangkabau, Banjar. Terjadinya arus Migrasi penduduk yang deras dari pulau Jawa untuk menjadi kuli kontrak di Sumatera berlangsung menjelang terjadinya depresi ekonomi dunia. Para penduduk miskin di Jawa yang terutama berada di desa-desa terpencil, dibawa ke Sumatera Timur untuk di jadikan pekerja di sejumlah perkebunan di wilayah tersebut. Selain itu pemerintah kolonial Belanda mengubah kebijakan kolonisasi, dengan menciptakan koloni penduduk asal Jawa di perkebunan-perkabunan yang telah mereka buat. Kebijakan kolonisasi penduduk dari pulau Jawa ke luar Jawa dilatar belakangi oleh:

1. Melaksanakan salah satu program politik etis, yaitu migrasi untuk mengurangi jumlah penduduk pulau Jawa dan memperbaiki taraf kehidupan yang masih rendah.

(13)

2

3. Adanya kebutuhan pemerintah kolonial Belanda dan perusahaan swasta akan tenaga kerja di daerah-daerah perkebunan dan pertambangan di luar pulau Jawa. Politik etis yang mulai diterapkan pada tahun 1900 bertujuan mensejahterakan masyarakat petani.

Bersamaan dengan pesatnya pembukaan lahan baru untuk perkebunan tembakau, tahun 1890-1920 adalah era dimana masuknya gelombang kuli untuk bekerja di perkebunan tembakau swasta milik Belanda datang secara besar-besaran. Para kuli yang disebut kuli kontrak adalah kebanyakan dari Jawa. Kebanyakan dari mereka tertipu oleh bujukan para agen pencari kerja yang mengatakan kepada mereka bahwa Deli adalah tempat dimana pohon yang berdaun uang (metafor dari tembakau). Dijanjikan akan kaya raya namun kenyataannya mereka dijadikan budak. Selama puluhan tahun mereka menjalani kehidupan yang sangat tidak manusiawi, upah yang sangat rendah, perlakuan kasar .

Selain itu, upah para buruh Jawa lebih rendah dari pada buruh Cina yang pada waktu itu juga merupakan kuli kontrak. Mereka (orang Cina) datang lebih dulu ke Sumatera Timur untuk sebagai kuli kontrak ketimbang kuli kontrak asal Jawa. Sehingga Pemerintah kolonial mendorong kedatangan perempuan dari Jawa dan mengizinkan majikan mengerahkan mereka sebagai tenaga kerja penuh.

(14)

3

Dan memiliki pilihan ketika kontrak kerja mereka sudah habis. Pilihan yang diberikan pemerintah kepada pekerja perkebunan yang dari Jawa adalah mendapatkan durasi kontrak baru dan menetap di Kecamatan Silau Kahean, atau pulang kembali ke Jawa. Karena mahalnya biaya untuk Pulang kembali ke Jawa, mereka memutuskan untuk tetap memperpanjang kontrak kerjanya.

Proses adaptasi yang dilakukan oleh suku Jawa adalah dengan mempelajari bahasa asli dari daerah Silau Kahean yang dimana bahasa yang di pakai adalah Bahasa Simalungun. Mereka mempelajari bahasa daerah supaya cepat berbaur dengan masyarakat setempat dan memiliki rasa persaudaraan. Suku Jawa pada awalnya mendapati beberapa kendala yang dimana adanya perbedaan dari struktur Bahasa , Agama dan kebudayaan . Tetapi kendala itu tidak berlangsung lama, karena suku jawa yang dikenal dengan keramah-tamahanya dan cepat beradaptasi dengan masyarakat setempat. Sekalipun orang Jawa mau menyesuaikan diri dengan daerah baru, tetapi sesungguhnya tetap mempertahankan adat dan nilai-nilai Jawanya.

(15)

4

proses penikahan menggunakan adat Jawa, dan pada Jam makan siang menggunakan adat Simalungun untuk menghargai tamu-tamu undagan yang mayoritas adalah masyarakat Simalungun.

Pada awalnya para kuli kontrak Jawa yang berada di Kecamatan Silau Kahean mendapatkan gaji yang sedikit, tidak sesuai dengan pekerjaan yang di kerjakanya . Namun, keadaan suku Jawa di Kecamatan Silau Kahean sekarang sudah berbeda jauh dengan kondisi pada awal kedatangan mereka di Kecamatan Silau Kahean. Di karenakan pada tahun 1975-an hak kepemilikan tanah dipegang oleh Kepala Desa (Pangulu). Yang dimana pada masa itu , Tanah belum begitu bernilai. Dan masyarakat setempat ( Simalungun) Tidak mau membuka tanah atau lahan yang berisikan rumput ilalang dan Tanah yang berjurang, dan suku Jawa mengambil kesempatan untuk meminta kepada kepala desa ( Pangulu) agar di berikan ijin untuk membuka lahan tersebut.

(16)

5

Penduduknya maupun terhadap Kebudayaannnya. Dan disini terdapat dua pilihan bagi para Suku Simalungun , pertama apakah pola-pola Sosial Budaya yang telah diwariskan oleh Nenek Moyang akan dipertahankan atau yang kedua apakah pendatang baru akan mengadaptasikan dirinya dengan pola-pola Sosial Budaya didaerah setempat.

Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk meniliti Bagaimana migrasi Suku Jawa datang ke Kecamatan Silau Kahean. Serta bagaimana proses adaptasi dan upaya Suku Jawa mempertahankan kebudayaanya. Sehingga penulis

memilih penelitian dengan judul “ SEJARAH MIGRASI SUKU JAWA DI

KECAMATAN SILAU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN”.

1.2. Indentifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas , maka dapat didefenisikan permasalahan sebagai berikut:

1. Latar belakang kedatangan Suku Jawa ke kecamatan silau kahean kabupaten simalungun

2. Faktor penarik dan Pendorong Suku Jawa ke Kecamatan Silau Kahean 3. Proses adaptasi Suku Jawa dikecamatan silau kahean kabupaten

Simalungun

4. Upaya Suku Jawa Mempertahankan kebudayaanya di Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun

(17)

6 1.3. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sejarah migrasi Suku Jawa di kecamatan silau kahean kabupaten simalungun.

1.4. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana latar belakang kedatangan Suku Jawa ke kecamatan silau kahean kabupaten simalungun

2. Apakah yang menjadi Faktor penarik dan Pendorong Suku Jawa ke Kecamatan Silau Kahean

3. Bagaimana proses adaptasi Suku Jawa di kecamatan silau kahean kabupaten simalungun

4. Bagaimana upaya Suku Jawa mempertahankan kebudayanya di kecamatan silau kahean kabupaten simalungun

5. Bagaimana Dampak Migrasi Suku Jawa terhadap kebudayaan Suku Batak Simalungun di Kecamatan Silau Kahean

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang kedatangan Suku Jawa ke kecamatan silau kahean.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penarik dan pendorong suku jawa ke kecamatan silau kahean

(18)

7

4. Untuk mengetahui upaya Suku Jawa dalam mempertahankan kebudayanya.

5. Untuk mengetahui dampak migrasi Suku Jawa terhadap kebudayaan Batak Simalungun di Kecamatan Silau Kahean.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis , sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pengetahuan bagi dunia pendidikan.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi lembaga pendidikan

Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga pendidik yang ada di dalamnya , dan penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan , serta pemerintah seacara umum. 2. Bagi Ilmu pengetahuan

Sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan.

3. Bagi peneliti berikutnya

(19)

57 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Latar belakang kedatangan Suku Jawa di Kecamatan Silau Kahean yaitu dengan adanya program kuli kontrak dan perluasan perkebunan karet dan sawit di Kecamatan Silau Kahean. Serta adanya program Transmigrasi dari pemerintah untuk mengurangi jumlah penduduk di pulau Jawa .dan didatangkan keluarga untuk mendapatkan taraf kehidupan yang lebih baik, Karena lahan di Kecamatan Silau Kahean masih sangat luas .

2. Faktor pendorong dan penarik Suku Jawa ke Kecamatan Silau Kahean yaitu  Faktor Pendorong : karena faktor geografis yang yang dimana Kepadatan

masyarakat suku jawa tidak sebanding dengan lahan atau tanah yang akan dikerjakan. Dan faktor ekonomi yang dimana pada saat itu terjadi krisis ekonomi terjadi, mereka harus mencari tempat tinggal yang baru dikarenakan kepadatan penduduk di Jawa pada saat itu.

 Faktor Penarik: masih tersedianya lahan luas dan subur dibandingkan di

pulau jawa yang dimana mereka bisa olah dan adanya program dari pemerintah kolonial dari kuli kontrak. Dan adanya program transmigrasi.

(20)

58

4. Upaya suku jawa dalam memperahankan kebudayaan nya dengan tetap memegang teguh adat dan kebudayaan nya . dengan tetap memakai bahasa Jawa pada sesama, dan mengajarkan bahasa jawa kepada anak-anaknya. Suku Jawa di kecamatan Silau Kahean tetap menggunakan Ritual keagamaan seperti yang dilakukan Suku Jawa pada umumnya, seperti Slametan/ Syukuran, Punggahan, dan suroan.

5. Kehadiran Suku Jawa di Kecamatan Silau Kahean ini memberikan dampak terhadap kebudayaan Simalungun. Kebudayaan Simalungun sedikit demi sedikit mengalami pergeseran akibat pengaruh budaya Suku Jawa , tidak di pungkiri pergeseran tersebut hampir terjadi secara menyeluruh bagi budaya Suku Simalungun terkhusus di desa Silau dunia dan Bah sarimah. Pergeseran tersebut terlihat di bidang bahasa, kesenian, organisasi sosial dan bidang pemerintahan.

Masyarakat Suku Jawa saat ini yang berada di Kecamatan Silau Kahean menempati hampir semua wilayah yang ada di Kecamatan Silau Kahean. Mereka hingga kini banyak menempati posisi strategis sebagai pejabat, pegawai pemerintah, pedagang, politikus dan rohaniawan. Selain itu Suku Jawa tetap memegang dan menjaga identitas budayanya di daerah Kecamatan Silau Kahean. Walaupun mereka bukan di daerah asal mereka tetap menjalankan aktivitas adat budayanya .

(21)

59

senang menyendiri tidak butuh dikenal banyak Suku dan mereka selalu berpegang teguh pada prinsip Habonaron Do Bona yang artinya mereka menganggap bahwa kebenaran adalah pangkal dari segalanya. Hal inilah yang membuat Suku Simalungun lebih banyak beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan Suku lain, sehingga membuat masyarakat Simalungun sadar tidak sadar melepaskan identitas budayanya, hanya untuk menyesuaikan diri dengan Suku sekitarnya. Kesempatan inilah yang sering dipergunakan oleh Suku lain untuk mendominasi dan mengendalikan sesuatu yang terjadi pada Suku Simalungun.

1.2Saran

Sebagai peneliti yang berSuku Simalungun asli, apa yang saya lihat dari hasil penelitian ini adalah adanya semacam pengaruh yang di berikan migran Suku Jawa terhadap kebudayaan asli di Desa Silau Dunia dan Bah Sarimah di Kecamatan Silau Kahean yaitu Suku Simalungun.

Dalam hal ini, kita tidak bisa menyalahkan salah satu dari Suku tersebut, tetapi merupakan suatu kewajiban bagi Suku Simalungun untuk lebih introspeksi diri untuk menjaga serta melestarikan eksistensi diri dan budayanya di masa yang akan datang. Adapun beberapa saran yang bisa di berikan adalah:

1. Pada Suku Simalungun, Suku tua selalu menanamkan prinsip Habonaron Do Bona kepada anak cucunya, dimana di dalam menjalani hidup harus

(22)

60

mereka untuk mempertahankan identitas Sukunya. Bijaksana dalam arti sekalipun berinteraksi dan berada di tengah dominasi Suku lain dan mementingkan kedekatan, namun Suku-Suku Simalungun jangan sampai terikut arus hingga akhirnya mengorbankan keberadaan Sukunya sendiri. Semakin banyak bergaul dengan Suku lain seharusnya menjadikan Suku Simalungun kuat dalam mempertahankan budayanya, bukan malah mengikuti budaya lain.

2. Di tengah keberadaan Suku lain, seluruh masyarakat Simalungun harus bersatu padu menjadi komunitas Suku yang kompak , sama-sama berjuang serta saling menjaga identitas budayanya untuk mencapai kemajuan dalam bidang spiritual, ekonomi, politik, social budaya dalam konteks nasional dan global.

3. Bagi generasi muda Simalungun, sudah waktunya menjadi ujung tombak bagi kembalinya wajah budaya Simalungun di Kecamatan Silau Kahean ini. 4. Bagi Suku Jawa di Simalungun, agar kiranya lebih mempelajari budaya

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Agustono, Budi, dkk. 2012 . Sejarah Etnis Simalungun. Pemkab Simalungun. Simalungun.

Breman, Jan .1997. Menjinakan Sang Kuli. Jakarta : Grafiti Daliman.2012. metode penelitian sejarah. Ombak.Yogyakarta

Koentjaraningrat. 2009 . Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta. Patria, Nezar dan Andi Arief. 2015. Antonio Gramsci: Negara & Hegemoni.

Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Pelly, Usman.2013. urbanisasi dan adaptasi:peranan misi budaya minangkabau dan mandailing di perkotaan. Unimed press. Medan.

Pelzer,Karl.1985 Toean Keboen Dan Petani , Politik Kolonial Dan Perjuangan Agraria .Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Prayoga ,Ayudha D.2007. Dasar –Dasar Demografis. Jakarta: Pada lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI.

Said, Muhammad .1990 . Koeli Kontrak Tempo Doeloe, Dengan Cerita Dan Kemarahanya. Medan .Waspada

Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer. Kencana. Jakarta. Santoso, Imam .2014.Perspektif Imigrasi Dalam Migrasi Manusia. Bandung

Pustaka Reka Cipta

Saodoran , Tim Lima. 2013. Kabupaten Simalungun. Mitra . Medan.

Sitanggang,Radesman. 2014. Orientasi Nilai Budaya Folklore Etnik Simalungun. L-Sapa. Pematang Siantar

Sjamsuddin, helius. 2012. Metodologi Sejarah. Ombak . Yokyakarta. Soekanto,soerjono. 2012. Sosiologi suatu pengantar. Rajawali pers. Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R dan D.

Alfabeta. Bandung.

Gambar

Tabel   1 ..........................................................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu untuk mendukung data, penulis juga melakukan penelitian lapangan (Field Research) dengan observasi, wawancara dan dokumentasi yang berhungan dengan Sejarah

Untuk memperoleh data-data yang di perlukan, maka peneliti menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Kemudian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontur penyebaran fluida menggunakan metode geomagnet dan geolistrik tersebar secara vertikal, penampang anomali dengan metode

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian field research atau penelitian lapangan atau melaksanakan penelitian lapangan untuk memperoleh data atau

Dalam memperlancar pemasaran cabai merah dan tomat dari petani hingga ke tangan konsumen diperlukan adanya lembaga-lembaga atau penyalur komoditi cabai dan tomat, maka faktor

Penelitian ini merupakan penelitian hukum emperis sosiologis berupa penelitian lapangan field research yaitu suatu penelitian hukum yang berusaha memperoleh datanya dari data primer

Jenis penelitian adalah Penelitian Lapangan ( field research ) dengan menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Bandar Maruhur menjelaskan bahwa: “Pada tahap pertama dalam perencanaan pengelolaan Alokasi Dana Desa dimulai Musyawarah Dusun atau