ANALISIS PENGARUH PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA
MANUSIA TERHADAP
GOOD GOVERNANCE
DAN
PEMBANGUNAN DAERAH PADA PEMERINTAH
PROVINSI SUMATERA UTARA
DISERTASI
Oleh :
DUMASARI HARAHAP
NIM: 088105004/PW
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS PENGARUH PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA
MANUSIA TERHADAP
GOOD GOVERNANCE
DAN
PEMBANGUNAN DAERAH PADA PEMERINTAH
PROVINSI SUMATERA UTARA
DISERTASI
Untuk memperoleh Gelar Doktor Dalam Program Ilmu Perencanaan Wilayah Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Dengan Wibawa
Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr.dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K)
Dipertahankan Pada Tanggal 16 Juli 2012
Oleh :
DUMASARI HARAHAP
NIM: 088105004/PW
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Disertasi : ANALISIS PENGARUH PEMBERDAYAAN SUMBER
DAYA MANUSIA TERHADAP GOOD GOVERNANCE
DAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA
Nama Mahasiswa : Dumasari Harahap Nomor Pokok : 088105004
Program Studi : S3 Perencanaan Wilayah (PW)
Menyetujui
Prof. Bachtiar Hassan Miraza Promotor
Prof. Dr. Ramli, SE, M.S Co-Promotor
Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS Co-Promotor
Mengetahui
Ketua Program Studi
Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE NIP 196308181988031005
Direktur
Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE NIP 195208151980031001
PERSYARATAN GELAR
ANALISIS PENGARUH PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP GOOD GOVERNANCE DAN PEMBANGUNAN DAERAH
PADA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA
DISERTASI
Untuk memperoleh Gelar Doktor Dalam Program Ilmu Perencanaan Wilayah Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Telah Dipertahankan
Dihadapan Panitia Ujian Tertutup
Pada Hari : SENIN Tanggal : 11 Juni 2012 Pukul : 08.30s/d 11.00.
O l e h :
HASIL PENELITIAN DISERTASI TELAH DISETUJUI UNTUK SIDANG TERBUKA TANGGAL
Oleh
Promotor
Prof. Bachtiar Hassan Miraza
Co-Promotor
Prof. Dr. Ramli, SE, M.S Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS
Mengetahui
Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Telah diuji pada Ujian Tertutup Tanggal 11 Juni 2012
PANITIA PENGUJI DISERTASI
Ketua : Prof. Bachtiar Hassan Miraza, SE
Anggota : 1. Prof. Dr. Ramli, SE, M.S
2. Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS
3. Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE
4. Prof. Dr. Erlina, M.Si,Ph.D
5. Prod. Dr. Hj. Sedarmayanti, M.Pd, APU
Dengan Surat Keputusan
Rektor Universitas Sumatera Utara
Nomor : 996/UN6.1.R/SK/SSA/2012
TIM PROMOTOR
Prof. Bachtiar Hassan Miraza, SE
Prof. Dr. Ramli, SE, M.S
Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS
TIM PENGUJI LUAR KOMISI
Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE
Prof. Dr. Erlina, M.Si,Ph.D
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP GOOD GOVERNANCE DAN PEMBANGUNAN DAERAH
PADA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA
Pemberdayaan sumber daya manusia yang dimaksud pada judul disertasi ini adalah SDM aparatur pemerintah yang mempunyai peran sangat penting mengingat tugas-tugas pemerintah yang makin kompleks dimasa mendatang. Pada umumnya, tuntutan dan harapan masyarakat terhadap sumber daya manusia aparaturnya sangat besar, sebagai Provinsi Sumatera Utara kiranya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat menjadi pilar pelaksanaan otonomi daerah dalam mewujudkan pembangunan daerah, yang berwawasan good governance.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Terhadap Good Governance dan Pembangunan Daerah pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Penelitian akan dilakukan dengan pendekatan eksplanatory kuantitatif yang akan menjelaskan pengaruh dari Pemberdayaan SDM aparatur pemerintah melalui kualitas perencanaan dan kinerja aparatur terhadap Good Governance dan Pembangunan Daerah. Metode analisis menggunakan analisis regresi sederhana dan regresi berganda dengan program SPSS. Besar sampel adalah 78 responden.
Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa variabel pemberdayaan SDM aparatur berpengaruh signifikan terhadap Good Governance, Variabel pemberdayaan SDM aparatur mempunyai hubungan signifikan terhadap kualitas perencanaan, Variabel pemberdayaan SDM Aparatur mempunyai hubungan signifikan negatif terhadap kinerja aparatur. Variabel kualitas perencanaan dan kinerja aparatur tidak berpengaruh signifikan terhadap good governance.. Variabel pemberdayaan SDM aparatur pemerintah, kualitas perencanaan dan kinerja aparatur berpengaruh signifikan terhadap good governance Pemberdayaan SDM aparatur pemerintah, kualitas perencanaan dan kinerja aparatur berpengaruh signifikan terhadap pembangunan daerah dengan. Variabel pemberdayaan SDM aparatur pemerintah, kualitas perencanaan, kinerja aparatur dan good governance berpengaruh signifikan terhadap pembangunan daerah
Kesimpulan pemberdayaan sumber daya manusia berpengaruh terhadap good governance dan pembangunan daerah pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Saran diperlukan peningkatan secara signifikan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap pelaksanaan good governance dan pembangunan daerah pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terutama dalam hal kualitas perencanaan dan kinerja aparatur.
ABSTRACT
ANALYSIS OF EFFECT OF EMPOWERMENT OF HUMAN RESOURCES TO GOOD GOVERNANCE AND DEVELOPMENT IN PROVINCIAL
GOVERNMENT OF NORTHERN SUMATERA
Reform of human resources empowerment known as a very important role tasks during the government of increasingly complex future. In general, the demands and expectations of society for human resources very large, as the provinces in Sumatera Utara North Sumatera province if the government can be a pillar implementation of regional autonomy in the creation of regional development, a visionary Good Governance.
. The research objective was to determine the effect of the Human Resources Empowerment Against the Good Governance and Local Development in the North Sumatera Provincial Government. Research will be conducted by eksplanatory quantitative approach which would explain the influence of government officials through the empowerment of human resources planning and quality performance of the apparatur of the Good Governance and Local Development. The data were then analysed using multiple linier regression and simple regression with the Program SPSS. The sample size was 78 respondents.
The study suggests that the effect of human resource development towards Good Governance Reform significant, Apparatur influence on the quality of human resource development plan is significant, Apparatur significant influence human resource development negatively on the performance of the apparatur. The variable quality of planning and performance of the apparatur no significant effect on Good Governance. Variable empowerment of human resources the government apparatur, the quality of planning and performance of the apparatur have a significant effect on Good Governance. Variable empowerment of human resources the government apparatur, the quality of planning and performance of the apparatur have a significant effect on regional development. Variable empowerment of human resources the government apparatur, the quality of planning, personnel performance and good governance have a significant effect on regional development.
The conclusion of this research is the empowerment of human resources affects the good governance and regional development in the North Sumatra provincial government.
Advice necessary to significantly increase the empowerment of human resources for the implementation of good governance and regional development in the North Sumatra Provincial Government, especially in terms of quality and performance planning apparatur.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan Kehadirat Ilahi Rabbi, karna dengan rahmat dan karunia-NYA, penulis dapat menyelesaikan Disertasi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Terhadap Good Governance dan Pembangunan Daerah Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara”.
Dalam penyusunan Disertasi ini, penulis sudah berusaha mencurahkan seluruh daya dan kemampuan penulis untuk menyusun Disertasi ini agar lebih baik dan sempurna. Namun penulis menyadari sepenuhnya akan kelemahan dan kekurangan dari disertai ini baik dalam isi maupun penyajiannya, oleh karna itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, Sehingga Disertasi ini dapat bermanfaat sebagai sumber ilmu pengetahuan dan referensi bagi peneliti lainnya.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas segala arahan, bimbingan, dorongan dan bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Untuk kesempatan pertama ucapan terima kasih yang setulusnya disampaikan kepada yang terhormat dan yang terpelajar:
1. Bapak Prof. Dr dr.Syahril Pasaribu, DTM & H, M.Sc.(CTM), Sp.A(K) sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Pendidikan Program Doktor (S3).
2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera utara yang selalu memberikan dorongan pada penulis untuk menyelesaikan studi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS dan Bapak Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS, masing-masing sebagai co-promotor yang telah meluangkan waktu,tenaga dan pikiran serta dorongan ,sehingga penulis dapat menyelesaikan Disertasi ini.
5. Bapak Prof.Dr.Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE dan Ibu Prof.Dr.Erlina MSi.Ak,dan Ibu Prof. Dr.Hj.Sedarmayanti,M.Pd.APU, sebagai Punguji luar Komisi yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan disertasi ini. 6. Ketua dan Sekretaris Program Doktor (S-3) di Program studi Perencanaan
Wilayah Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan nasehat dan arahan selama penulis menjadi mahasiswa pada program ini.
7. Para dosen Pascasarjana S3 USU yang telah memberikan materi perkuliahan sebagai bekal penulis dalam menyelesaikan disertasi ini,yang terdiri dari :
a. Universitas Sumatera Utara, Prof.Dr.Chairuddin P Lubis DTM & H,Sp.A (K), Prof. Bachtiar Hassan Miraza, Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, Prof. Dr. Ir. Sumono, MS, Dr. Ir. Rahmanta, M.Si, Prof. Dr. Ramli, SE. MS, Prof. Dr. Suwardi, MS, Dr. Polin LR. Pospos, Prof. Dr. Ritha Dalimunthe, SE, M.Si yang memberikan materi kuliah MKPD, serta Bapak/ibu lainnya pengelola di Sekretariat Pascasarjana USU, atas pelayanan yang diberikan dalam masa perkuliahan, seminar, kunjungan lapangan, ujian tertutup sampai ujian terbuka saat ini.
b. Institut Teknologi Bandung Bapak Prof. Dr. Ir. Ibnu Syabri M.Eng. c. Institut Pertanian Bogor,Prof. DR. H. Bomer Pasaribu SE, MS.
d. Rekan-rekan sejawat Angkatan 4 pada Program Doktor (S-3) di Program Studi Perencanaan Wilayah yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, terimakasih atas bantuannya selama ini.
Propinsi Sumatera Utara, Badan Kepegawaian Daerah Propinsi Sumatera Utara, Inspektorat Provsu, Bapak Kepala Badan Diklat Provinsi Sumatera Utara khususnya teman-teman sesama Widyaiswara dan para pejabat maupun staf yang ada di Badan Diklat Propinsi Sumatera Utara, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu namanya dan telah banyak membantu, memberi masukan, informasi dan data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan disertasi ini.
9. Secara khusus terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada suami tercinta H.Ir.Ahmad Sofyan Pane serta anak-anak dan menantu Hj.Deasy Damayanti putri Pane ST.MT, dan suaminya Yudhi Aditya ST.MT, Meirina Yanti Putri Pane ST, dan suaminya Jimmy Julianto ST, Martina Shalati Puteri Pane S.Sos, MSi, Yulianti Azani Puteri Pane SE, Hijrina Roito Lastri Puteri Pene, Muhammad Fahmi, serta cucu tersayang Kalyani, yang selalu memberikan Motivasi dan dukungan kepada penulis dari awal hingga akhir selesainya disertasi ini.
Akhir kata semoga ALLAH SWT membalas amal kebaikan Bapak/Ibu dan saudara sekalian serta semoga tulisan ini dapat berguna dalam memperluas wawasan kita semua.
AMIN YA RABBAL ALAMIN
Medan, Juli 2012 Penulis,
DUMASARI HARAHAP NIM 088105004
RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap : DUMASARI HARAHAP, M.Si
2. Tempat, Tgl Lahir : Rantau Prapat, 11 Januari 1958
3. Jabatan : Widyaiswara Utama
4. Alamat : Jl. Kemuning No. 1 Tj. Rejo Medan
5. Nama
5.1 Suami : Ir. H. Achmad Sofyan Pane
5.2 Anak/Menantu : Hj. Deasy Damayanti Putri Pane, ST, MT/Yudi Aditya Suwarna, ST, MT.
Meirina Yanti Putri Pane, ST/Jimmy Julianto, ST
Martina Shalati Putri Pane, S.Sos
Yulianti Azani Putri Pane, SE
Hijrina Roito Lastri Putri Pane
5.3 Cucu : Khadijah Kaliyani
6. Pendidikan :
(1) SD Negeri Rantau Prapat Tahun 1970
(2) SLTP Negeri Rantau Prapat Tahun 1973
(3) SLTA Negeri Rantau Prapat Tahun 1976
(4) SARJANA Hukum Perdata Univ. Sumatera Utara Tahun 1983
(5) PASCA SARJANA Pemerintahan Univ. Padjajaran Bandung Tahun 1998
7. Pengalaman Tugas :
(1) Staf Biro Hukum Tahun 1985
(3) Kabag pada Biro Hukum Tahun 1989
(4) Kabid Hub. Antar Lembaga Diklat Provsu Tahun 1999
(5) Kabid Perjenjangan dan Umum pada Badan Diklat Provsu Tahun 2002
(6) Sekretaris Badan Diklat Provsu Tahun 2006
(7) Widyaiswara Madya Tahun 2007
(8) Widyaiswara Utama Tahun 2012
8. Pengalaman Pelatihan Dan Kursus :
(1) SEPADA di Badan Diklat Provsu Tahun1990
(2) SEPADYA di Badan Diklat Provsu Tahun 1993
(3) Diklat Kepemimpinan Yang Cerdas di Jakarta Tahun 1994
(4) Diklat Pim Tk. II di LAN Jakarta Tahun 2001
(5) Diklat Bahasa Inggris Level III Intensive di Badiklat Provsu Tahun 2003
(6) TOT Sosialisasi UU No. 32 Thn 2004 di Badiklat DDN Tahun 2004
(7) Diklat MGT Kediklatan (JICA) di Medan Tahun 2005
(8) Diklat Pengemb. Desain Pembelajaran di Badiklat Depdagri Tahun 2006
(9) Diklat MGT of Training (JICA) di Medan Tahun 2006
DAFTAR ISI
ABSTRAK……….. i
KATA PENGANTAR ………. iii
DAFTAR ISI ………... vi
DAFTAR TABEL……… xiii
DAFTAR GAMBAR ……….. xvi
BAB I PENDAHULUAN………. 1
1.1 Latar Belakang……… 1
1.2 Perumusan Masalah……….. 13
1.3 Tujuan Penelitian……….. 14
1.4 Manfaat Penelitian ……… 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 16
2.1 Konsep Kewilayahan……… 16
2.1.1 Teori Perencanaan ………. 18
2.1.2 Teori Dalam Perencanaan (Theory In Planning)…. 27 2.1.3 Konsep dan Ruang Wilayah ………. 33
2.1.4 Teori Pembangunan Daerah ……….. 35
2.1.5 Prinsip Pembangunan Berkelanjutan ……… 38
2.1.6 Proses Perencanaan Wilayah ………. 39
2.2 Hubungan Perencanaan Wilayah Dengan SDM Dan Kualitas Perencanaan ………. 41
2.2.1 Sumber Daya Manusia Dalam Konteks Kewilayahan.. 43
2.2.2 Teori Organisasi……….………. 51
2.2.4 Manajemen Pemerintahan……… ………. 58
2.2.5 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia……….. 66
2.2.6 Aspek-Aspek/Komponen Pemberdayaan SDM ………. 68
2.3 Kinerja Aparatur Pemerintah ……… 70
2.3.1 Pengertian ……….. 70
2.3.2 Pengukuran Kinerja ……….. 71
2.3.3 Kepuasan Kerja………. 72
2.4 Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) ………….. 76
2.4.1 Prinsip/Azas Good Governance ……… 76
2.4.2 Penerapan Good Governance ……… 83
2.4.3 Unsur-unsur Good Governance ……… 86
2.5 Pembangunan Daerah ... 87
2.5.1 Teori Pembangunan Sosial ……….. 88
2.5.2 Indikator Ekonomi ……….. 89
2.5.3 Indikator Sosial ……… 91
2.5.4 Indeks Pembangunan Manusia ……… 92
2.5.5 Pendidikan dan Pelatihan Kpemimpinan ………. 93
2.6. Penelitian Terdahulu ……….. 97
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 104 3.1 Kerangka Konseptual ……….……….. 106
3.2 Hipotesis Penelitian……… 109
BAB IV METODE PENELITIAN ..………. 110
4.1 Desain Penelitian ……….. 110
4.2 Lokasi Penelitian………... 111
4.3 Populasi dan Sampel……….………... 111
4.3.2 Sampel ……… 113
4.4 Sumber Data... 115
4.5 Definisi Operasional……… 121
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ………... 124
4.7 Teknik Analisis Data... 126
4.8 Pengujian Asumsi Klasik ... 129
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS………. 131
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian………. 131
5.1.1 Sejarah Pemerintahan Sumatera Utara ………. 131
5.1.2 Rekapitulasi Jumlah PNS Pemprovsu ……….. 136
5.2 Hasil Kuesioner ………. 137
5.2.1 Data Penelitian ………. 137
5.2.2 Uji Validitas dan Realibilitas ……… 139
5.2.3 Variabel Penelitian ... 141
5.2.3.1 Variabel Penelitian Pemberday. SDM (X1) …. 141 5.2.3.2 Variabel Kualitas Perencanaan (X2) ………….. 150
5.2.3.3 Variabel Kinerja Aparatur (X3) ………. 155
5.2.3.4 Variabel Good Governance (Y1) ……… 159
5.2.3.5 Variabel Pembangun Daerah (Y2)……….. 166
5.3 Analisis Hasil Penelitian ……….. 169
5.3.1 Hasil Analisis Regresi Sederhana Untuk X1 Terhadap Y1 ... 169
5.3.2 Hasil Analisis Korelasi Untuk X1 Dengan X2………….. 170
5.3.3 Hasil Analisis Korelasi Untuk X1 Dengan X3………….. 171
5.3.4 Hasil Analisis Regresi Berganda Untuk X2 Dan X3 Terhadap Y1………. 172
5.3.6 Hasil Analisis Regresi Berganda Untuk X1 X2 Dan X3
Terhadap Y2 ……… 180
5.3.7 Hasil Analisis Regresi Berganda Untuk X1 X2 X3 Dan Y1 Terhadap Y2 ………. 184
BAB VI PEMBAHASAN ……… 190
6.1 Pembahasan ………. 190
6.1.1 Pengaruh Pemberdayaan SDM Aparatur Terhadap Good Governance………. 190
6.1.2 Hubungan Pemberdayaan SDM Aparatur Terhadap Kualitas Perencanaan……… 196
6.1.3 Hubungan Pemberdayaan SDM Aparatur Terhadap Kinerja Aparatur ……….. 200
6.1.4 Pengaruh Kualitas Perencanaan Dan KinerjaAparatur Terhadap Good Governance………. 206
6.1.5 Pengaruh Pemberdayaan SDM Aparatur Pemerintah Kualitas Perencanaan dan Kinerja Aparatur Terhadap Good Governance……….. 210 6.1.6 Pengaruh Pemberdayaan SDM Aparatur Pemerintah Kualitas Perencanaan dan Kinerja Aparatur Terhadap Pembangunan Daerah……… 214
6.1.7 Pengaruh Pemberdayaan SDM Aparatur Pemerintah Kualitas Perencanaan, Kinerja Aparatur dan Good Governance Terhadap Pembangunan Daerah……… 219
6.2 Temuan Dan Pendapat……….. 224
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ……… 228
7.1 Kesimpulan……… 228
7.2 Saran-Saran ……….. 232
DAFTAR PUSTAKA………. 240
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Tabulasi Penelitian Terdahulu………. 98
2. Jumlah PNS, Pejabat Eselon III & II, Alumni Diklat Pim III & II yang duduk dalam jabatan/Tidak Duduk Dalam Jabatan Di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Data Agustus 2009)………. 112
3. Populasi dan Sampel………. 114
4. Pilihan Dan Bobot Jawaban Pernyataan Item... 116
5. Definisi dan Pengukuran Variabel……… 117
6. Dasar pertimbangan Tolerance dan VIP ………. 129
7. Data Jumlah PNS Pemprovsu………... 136
8. Data Responden ……….. 138
9. Uji Validitas ………. 139
10. Uji Realibilitas………. 140
11. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Kemampuan SDM... 142
12. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Penempatan Pegawai ... 143
13. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Kewenangan Yang Jelas... 145
14. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Tanggung Jawab 146 15. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Kepercayaan Terhadap Pegawai... 147
16. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Dukungan kepada Pegawai Yang Bersangkutan... 148
19. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Proses &
Perencanaan... 153
20. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Kualitas & Manajemen………. 155
21. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Kinerja yang Dilakukan... 156
22. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Waktu Pekerjaan 157 23. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Cara Penilaian…. 158 24. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Tempat Bekerja... 159
25. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Akuntabilitas... 160
26. Frekuensi jawaban Responden Terhadap Pengawasan... 160
27. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Daya Tanggap... 161
28. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Profesional... 162
29. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Efektifitas dan Efisiensi... 162
30. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Tranparansi... 163
31. Frekuensi jawaban Responden Terhadap Kesetaraan... 164
32. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Wawasan Ke Depan ... 165
33. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Partisipasi... 165
34. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Penegakan Hukum... 166
35. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Produk Domestik Daerah... 167
36. Frekuensi jawaban Responden Terhadap Pendidikan... 168
37. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Kesehatan... 169
38. Hasil Regresi Pemberdayaan SDM Aparatur Terhadap Good Governance……….. 170
40. Hasil Regresi Pemberdayaan SDM Aparatur Terhadap
Kinerja Aparatur ………. 172
41. Hasil Regresi Kualitas Perencanaan Dan Kinerja Aparatur
Terhadap Good Governance……….. 173
42. Dasar pertimbangan Tolerance dan VIP……… 174 43. Hasil Diagnostic Tolerance dan VIF………. 174
44. Uji Rank Spearman ……….. 175
45. Hasil Regresi Pemberdayaan SDM Aparatur Pemerintah, Kualitas Perencanaan Dan Kinerja Aparatur Terhadap
Good Governance……… 181
46. Hasil Regresi Pemberdayaan SDM Aparatur Pemerintah, Kualitas Perencanaan Dan Kinerja Aparatur Terhadap
Good Governance ………. 177
47. Dasar pertimbangan Tolerance dan VIP ……….. 178 48. Hasil Diagnostic Tolerance dan VIF……… 178
49. Uji Rank Spearman ……….. 179
50. Hasil Regresi Pemberdayaan SDM Aparatur Pemerintah, Kualitas Perencanaan Dan Kinerja Aparatur Terhadap
Pembangunan Daerah ………. 181
51. Dasar pertimbangan Tolerance dan VIP ……….. 182 52. Hasil Diagnostic Tolerance dan VIF ……… 182
53. Uji Rank Spearman ………. 183
54. Hasil Regresi Pemberdayaan SDM Aparatur Pemerintah, Kualitas Perencanaan, Kinerja Aparatur dan Good
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1 Data Kuesioner
2 Uji Validitas dan Reliabilitas 3 Hasil Data Kuesioner
4 Analisis Data
5 Surat Izin Belajar Dari Gubernur
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP GOOD GOVERNANCE DAN PEMBANGUNAN DAERAH
PADA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA
Pemberdayaan sumber daya manusia yang dimaksud pada judul disertasi ini adalah SDM aparatur pemerintah yang mempunyai peran sangat penting mengingat tugas-tugas pemerintah yang makin kompleks dimasa mendatang. Pada umumnya, tuntutan dan harapan masyarakat terhadap sumber daya manusia aparaturnya sangat besar, sebagai Provinsi Sumatera Utara kiranya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat menjadi pilar pelaksanaan otonomi daerah dalam mewujudkan pembangunan daerah, yang berwawasan good governance.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Terhadap Good Governance dan Pembangunan Daerah pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Penelitian akan dilakukan dengan pendekatan eksplanatory kuantitatif yang akan menjelaskan pengaruh dari Pemberdayaan SDM aparatur pemerintah melalui kualitas perencanaan dan kinerja aparatur terhadap Good Governance dan Pembangunan Daerah. Metode analisis menggunakan analisis regresi sederhana dan regresi berganda dengan program SPSS. Besar sampel adalah 78 responden.
Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa variabel pemberdayaan SDM aparatur berpengaruh signifikan terhadap Good Governance, Variabel pemberdayaan SDM aparatur mempunyai hubungan signifikan terhadap kualitas perencanaan, Variabel pemberdayaan SDM Aparatur mempunyai hubungan signifikan negatif terhadap kinerja aparatur. Variabel kualitas perencanaan dan kinerja aparatur tidak berpengaruh signifikan terhadap good governance.. Variabel pemberdayaan SDM aparatur pemerintah, kualitas perencanaan dan kinerja aparatur berpengaruh signifikan terhadap good governance Pemberdayaan SDM aparatur pemerintah, kualitas perencanaan dan kinerja aparatur berpengaruh signifikan terhadap pembangunan daerah dengan. Variabel pemberdayaan SDM aparatur pemerintah, kualitas perencanaan, kinerja aparatur dan good governance berpengaruh signifikan terhadap pembangunan daerah
Kesimpulan pemberdayaan sumber daya manusia berpengaruh terhadap good governance dan pembangunan daerah pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Saran diperlukan peningkatan secara signifikan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap pelaksanaan good governance dan pembangunan daerah pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terutama dalam hal kualitas perencanaan dan kinerja aparatur.
ABSTRACT
ANALYSIS OF EFFECT OF EMPOWERMENT OF HUMAN RESOURCES TO GOOD GOVERNANCE AND DEVELOPMENT IN PROVINCIAL
GOVERNMENT OF NORTHERN SUMATERA
Reform of human resources empowerment known as a very important role tasks during the government of increasingly complex future. In general, the demands and expectations of society for human resources very large, as the provinces in Sumatera Utara North Sumatera province if the government can be a pillar implementation of regional autonomy in the creation of regional development, a visionary Good Governance.
. The research objective was to determine the effect of the Human Resources Empowerment Against the Good Governance and Local Development in the North Sumatera Provincial Government. Research will be conducted by eksplanatory quantitative approach which would explain the influence of government officials through the empowerment of human resources planning and quality performance of the apparatur of the Good Governance and Local Development. The data were then analysed using multiple linier regression and simple regression with the Program SPSS. The sample size was 78 respondents.
The study suggests that the effect of human resource development towards Good Governance Reform significant, Apparatur influence on the quality of human resource development plan is significant, Apparatur significant influence human resource development negatively on the performance of the apparatur. The variable quality of planning and performance of the apparatur no significant effect on Good Governance. Variable empowerment of human resources the government apparatur, the quality of planning and performance of the apparatur have a significant effect on Good Governance. Variable empowerment of human resources the government apparatur, the quality of planning and performance of the apparatur have a significant effect on regional development. Variable empowerment of human resources the government apparatur, the quality of planning, personnel performance and good governance have a significant effect on regional development.
The conclusion of this research is the empowerment of human resources affects the good governance and regional development in the North Sumatra provincial government.
Advice necessary to significantly increase the empowerment of human resources for the implementation of good governance and regional development in the North Sumatra Provincial Government, especially in terms of quality and performance planning apparatur.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Antara lain adalah, menaikkan standar hidup, memperbaiki tingkat
pendidikan, kesehatan dan persamaan hak untuk memiliki kesempatan dalam
memperoleh semua komponen-komponen penting dari hasil pembangunan ekonomi.
Pada hakekatnya, perencanaan merupakan sebuah upaya untuk mengantisipasi
ketidakseimbangan yang terjadi dan bersifat akumulatif. Artinya perubahan yang
terjadi pada sebuah keseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem
sosial yang kemudian akan membawa sistem yang ada menjauhi keseimbangan
semula. Di samping itu perencanaan sendiri memiliki peran dalam proses
pembangunan. Salah satu peran perencanaan adalah sebagai arahan bagi proses
pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai di samping sebagai
tolok ukur keberhasilan proses pembangunan yang dilakukan.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan subyek dan sekaligus obyek
pembangunan, mencakup seluruh siklus kehidupan manusia sejak mulai dalam
kandungan hinggá akhir hidup manusia. Pembangunan SDM dapat dilihat dari tiga
dimensi, yaitu kualitas, kuantitas, dan mobilitas penduduk. Kualitas SDM membaik
yang antara lain ditandai dengan meningkatnya status kesehatan dan taraf pendidikan
Pembangunan Manusia (IPM), masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara
tetangga ASEAN. Rendahnya kualitas SDM Indonesia menyebabkan rendahnya
produktivitas dan daya saing dalam berkompetisi dan merupakan tantangan besar
yang harus dihadapi dalam 20 tahun mendatang.
Kenyataan bahwa sumber daya yang berlimpah tersebut tidak merata berada
di seluruh daerah. Implikasi dari ketidak-merataan keberadaan kedua sumber daya
tersebut adalah belum baiknya tingkat pelayanan infrastruktur wilayah untuk
melayani kebutuhan wilayah dan masyarakat, terutama daerah-daerah terisolir dan
tertinggal.
Terjadinya krisis identitas nasional ditandai dengan semakin memudarnya
nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, keramahtamahan sosial, dan rasa cinta
tanah air yang pernah menjadi kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia.
Demikian pula kebanggaan atas jati diri bangsa seperti penggunaan bahasa Indonesia
secara baik dan benar semakin menurun. Identitas nasional meluntur oleh cepatnya
penyerapan budaya global yang negatif serta kurang pembentukan karakter bangsa.
Pada dunia yang sangat kompetitif sekarang ini setiap negara perlu
mengupayakan terbentuknya wilayah-wilayah yang produktif untuk memungkinkan
tersedianya lapangan kerja yang stabil bagi penduduknya. Sesuai dengan
perkembangan globalisasi dan pertumbuhan cepat perekonomian negara-negara
berkembang, kompetisi antarnegara semakin tajam, dan perusahaan skala dunia
menjadi sangat selektif dalam memilih wilayah-wilayah dimana mereka akan
Setiap daerah perlu memanfaatkan karakteristik wilayah masing-masing
dalam berinteraksi dengan dunia. Agar semakin banyak wilayah menjadi produktif
maka setiap wilayah perlu memiliki identitas yang khas, yang dihargai oleh dunia.
Sasarannya adalah berkembangnya pertukaran yang lebih aktif dalam banyak bidang
termasuk ekonomi, ilmu pengetahuan, budaya, olahraga, dan pariwisata dengan
negara lain. Setiap wilayah perlu menawarkan apa yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat global, dan terutama oleh masyarakat Asia.
Perkembangan pengembangan wilayah ditujukan untuk mengefisienkan
pembangunan berdasarkan evaluasi pelaksanaan pendekatan sebelumnya serta
disesuaikan dengan tuntutan dalam kurun waktu tertentu. Pengembangan wilayah
adalah harmonisasi perkembangan wilayah. Banyak cara dapat diterapkan, mulai dari
konsep pengembangan sektoral, basic needs approach sampai penataan ruang
(pengaturan ruang secara terpadu melalui proses pemanfaatan sumber daya alam
secara sinergi dengan pengembangan sumber daya manusia dan lingkungan hidup
untuk mencapai pembangunan berkelanjutan). Mendorong kerja sama dan interaksi
antara wilayah di Indonesia dengan wilayah-wilayah negara lain merupakan upaya
yang secara khusus perlu disiapkan.
Kondisi pemerintah, di berbagai negara di seluruh dunia, baik di negara
berkembang maupun di negara maju, sejak awal abad ke 20, mengalami kondisi
kritis, yang salah satunya ditandai dengan adanya kesenjangan antara tuntutan
masyarakat di satu sisi yang semakin tinggi, sedangkan di sisi lain, kemampuan
ini tengah berada pada batas kapasitasnya, dimana setiap penambahan beban baru
penyelenggaraan pemerintah, maka akan mengurangi kemampuan dan kapasitas
kinerja pemerintah pada bidang lainnya. Hal ini disebabkan keterbatasan pemerintah
daerah dalam menghadapi perubahan yang begitu cepat.
Fenomena globalisasi merupakan indikasi kuat dalam perubahan lingkungan
strategik. Globalisasi merupakan proses di mana masyarakat dunia menjadi semakin
terhubungkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam hal budaya, ekonomi,
politik, teknologi maupun lingkungan. Dunia saat ini telah menjadi pasar global,
bukan hanya untuk barang dan jasa, tetapi juga antara lain untuk penyediaan
teknologi. Dengan globalisasi perekonomian yang semakin nyata, menunjukkan
bahwa interdepensi berbagai negara dan masyarakat bangsa-bangsa semakin kuat dan
nyata. Semua itu menunjukkan bahwa dalam perjalanan bangsa di era millenium
ketiga dewasa ini, telah terjadi perubahan dalam tingkat kecepatan yang tidak pernah
terpikir sebelumnya.
Dalam bidang ekonomi, yaitu lahirnya perekonomian pasar dalam kondisi
global seperti saat ini, dunia tidak mengenal batas. Globalisasi yang menyentuh
berbagai bidang kehidupan di seluruh wilayah pemerintahan negara, menuntut
reformasi sistem perekonomian dan pemerintahan, termasuk birokrasinya, sehingga
memungkinkan interaksi perekonomian antar daerah dan antar bangsa berlangsung
lebih efisien. Kunci keberhasilan pembangunan perekonomian adalah daya saing; dan
kunci daya saing adalah efisiensi proses pelayanan, serta mutu, ketepatan dan
oleh setiap organisasi dalam era bisnis global, sebagai persaingan di antara
bangsa-bangsa. Daya saing merupakan bagian dari sikap baru globalisasi, dan merupakan
konsekuensi langsung dari kedekatan yang belum pernah terjadi di antara
bangsa-bangsa di pasar global.
Krisis ekonomi di Indonesia terjadi antara lain disebabkan oleh tata cara
penyelenggaraan pemerintah yang tidak dikelola dan diatur dengan baik. Akibatnya
timbul berbagai masalah seperti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang sulit
diberantas, masalah penegakan hukum yang sulit berjalan, monopoli dalam kegiatan
ekonomi, serta kualitas pelayanan kepada masyarakat yang memburuk.
Masalah tersebut menghambat proses pemulihan ekonomi Indonesia, sehingga
jumlah penganggurran semakin meningkat, jumlah penduduk Indonesia semakin
bertambah, tingkat kesehatan menurun, dan bahkan muncul konflik di berbagai
daerah yang mengancam persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia. Oleh
karena itu, good governance perlu segera dilakukan agar permasalahan yang timbul dapat segera dipecahkan dan juga proses pemulihan ekonomi dapat dilaksanakan
dengan baik dan lancar.
Berbagai upaya, berupa strategi dalam bidang manajemen modern telah
dilakukan, antara lain dengan cara melakukan reformasi yang berdimensi
restrukturisasi, revitalisasi, dan refungsionalisasi sampai kepada melahirkan berbagai
konsep tentang reinventing (mewirausahakan) dan banishing bureaucracy (memangkas birokrasi) dengan berbagai kendalanya. Kondisi tersebut menuntut suatu
suatu terminologi dalam fase perkembangan ilmu manajemen, yang disebut dengan
manajemen modern. Suatu instrumen atau alat yang menjadi pilar yang sangat efektif
dan unggul, adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi, dimana akan
menghasilkan penyajian informasi yang lebih cepat, tepat dan akurat.
Salah satu prasyarat yang perlu dikembangkan pada suatu wilayah adalah
komitmen yang tinggi untuk menerapkan nilai-nilai luhur budaya sesuai dengan
peradaban bangsa, mempunyai jiwa cinta tanah air dan pengabdian yang tinggi
terhadap tugas-tugas yang dibebankan, dengan menerapkan prinsip-prinsip “good governance” dalam perjuangan mewujudkan cita-cita dan tujuan negara sebagaimana yang diamanatkan pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam menghadapi berbagai tantangan setiap organisasi, baik di lingkungan
pemerintah, pelaku ekonomi, maupun masyarakat, dapat dan mampu menerapkan
konsep-konsep pemikiran manajemen modern, sehingga dapat mendukung
pelaksanaan Good Governance (kepemerintahan yang baik), yaitu pemerintah yang akuntabel, transparan, penuh dengan keterbukaan, taat hukum, dan mampu
beradaptasi dengan berbagai perubahan.
Pemberdayaan aparatur, merupakan hal penting karena SDM sebagus apapun
belum tentu akan membuat SDM bekerja dengan baik. Kalau habitat di mana mereka
bekerja tidak mendukung pemunculan perilaku yang baik maka akan sirnalah hasil
pengembangan SDM. Oleh karena itu penataan aspek lain seperti struktur organisasi
kompensasi yang mengacu pada kompetensi, bukan pada senioritas perlu
diberlakukan. Beberapa permasalahan yang menjadi fenoma adalah :
1. Mutu penyelenggaraan pelayanan publik masih lemah, banyak terjadi praktek pungli, tidak ada kepastian, dan prosedur berbelit-belit. Dampaknya pada bidang usaha ekonomi mengakibatkan ekonomi biaya tinggi, menghambat investasi, memperlambat arus barang ekspor-impor, kesan bagi masyarakat kurang memuaskan dan citranya buruk. (Kantor Menpan, 2004)
2. Potret SDM aparatur saat ini masih menunjukkan profesionalisme rendah, banyaknya praktek KKN yang melibatkan aparatur, tingkat gaji yang tidak memadai, pelayanan kepada masyarakat yang berbelit-belit, hidup dalam pola patronklien, kurang kreatif dan inovatif, bekerja berdasarkan juklak dan juknis serta mungkin masih banyak potret negatif lainnya yang intinya menunjukkan bahwa aparatur di Indonesia masih lemah.
3. Di era globalisasi saat ini terjadi persaingan antarnegara. Indonesia dalam kancah persaingan global menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke-45 atau terendah dari seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38), dan Thailand (40).
4. Undang-undang no 22 tahun 1999, jo. UU no 32 tahun 2004 yang mengatur tentang pemerintahan daerah, memberikan gambaran bahwa untuk melaksanakan otonomi daerah agar lebih berdaya guna maka perlu aparatur yang berkualitas, karena merekalah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, dengan harapan aparatur daerah yang professional lebih diberdayakan untuk mampu mengemban amanat UUD 1945.
6. Pengembangan pegawai belum berdasarkan pola pembinaan karier, disatu sisi sumber daya manusia merupakan tujuan dari proses pengembangan organisasi agar menjadi sumber daya yang berkualitas.
7. Kenaikan pangkat dan jabatan belum berdasarkan prestasi kerja dan kompetensi, dimana suasana dapat mempengaruhi sehingga kinerja aparatur menjadi tidak produktif dalam bekerja.
8. Sistem kompensasi belum berdasarkan pada prestasi kerja, mengakibatkan kurang termotivasinya pegawai untuk meningkatkan kualitas kerjanya.
9. Sistem remunerasi belum didasarkan pada tingkat kelayakan hidup, termasuk salah satu penyebab belum tercapainya target hasil kerja yang diinginkan, karena masih ada istilah PGPS (Pintar Goblok Penghasilan Sama) .
10. Prinsip-prinsip good governance belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. 11. Sebagai gambaran bahwa jumlah PNS di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009, masih ada yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) terdiri dari 404 orang, SLTP 497 orang, SLTA 6420, dan D3 1653 orang. Dari 12.194 jumlah PNS yang ada di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, yang berpendidikan S1 terdiri dari 3.366 orang, dan S2 728 orang , dan S3 hanya 26 orang.
kepemimpinan, kiranya dapat diberdayakan untuk dapat action dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Dan pada kenyataannya mengikuti Diklat kepemimpinan bukan ukuran kepada seorang aparatur untuk didudukkan pada suatu jabatan.
Dari permasahan diatas yang paling krusial terjadi di pemerintah provinsi Sumatera
Utara adalah :
1. Permasalahan yang berkembang saat ini antara lain masih belum optimalnya
perbaikan kinerja dari para aparatur terutama pada birokrasi pemerintah
provinsi Sumatera Utara, yang kemudian telah menimbulkan pertanyaan bahkan
keragu-raguan terhadap peran dan fungsi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Pegawai Negeri Sipil untuk Sumatera Utara, pembinaan aparatur antara
lain dilaksanakan oleh Badan Diklat Provinsi Sumatera Utara.
2. Tersendatnya realisasi otonomi yang diamanatkan oleh UU No. 32 tahun
2004, disebabkan oleh kemampuan profesional dan etos kerja aparatur di
daerah, sehingga kreativitas untuk mengembangkan daerah sulit dilaksanakan
dan jika hal itu berkelanjutan maka sumber daya manusia yang seyogyanya
menjadi asset utama untuk mengupayakan pertumbuhan daerah akan cenderung
menjadi beban pemerintah.
Pemberdayaan SDM aparatur mempunyai peran yang sangat penting
mengingat tugas-tugas pemerintah yang semakin kompleks pada saat ini dan dimasa
mendatang. Tentu saja SDM yang tidak memiliki keterampilan, pengetahuan,
lain, SDM yang berpotensipun perlu diberdayakan untuk memperoleh hasil-hasil
yang optimal. Salah satu konsep pendekatan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas SDM aparatur adalah melalui Diklat.
Pada umumnya, tuntutan dan harapan masyarakat terhadap sumber daya
manusia aparaturnya sangat besar, sebagai salah satu provinsi yang ada di Sumatera
kiranya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat menjadi pilar penggerak
pelaksanaan otonomi daerah dalam mewujudkan pembangunan daerah, yang
berwawasan Good Governance. Untuk kajian lebih lanjut diketahui bahwa para aparatur di Provinsi Sumatera Utara pada umumnya, berpendidikan formal yang
mumpuni dan telah dibekali dengan pengetahuan, keterampilan dalam pelaksanaan
tugas-tugas pemerintahan terutama dalam mengelola pembangunan daerahnya supaya
mengacu pada pelaksanaan good governance, dimana pemahaman good governance telah diterima dan dirintis melalui Program Pendidikan dan Pelatihan bagi aparatur
pemerintah baik melalui Diklat Teknis, Diklat Fungsional, Diklat Prajabatan dan
Diklat Kepemimpinan.
Pada masa pemerintahan Gubernur Sumatera Utara dijabat oleh bapak Rizal
Nurdin yaitu sekitar tahun 2002 sudah disosialisasikan prinsip-prinsip Good Governance, bahkan dianjurkan supaya dipajang di kantor-kantor instansi pemerintah terutama di unit kerja pemerintah Provinsi Sumatera Utara, tapi dalam
pelaksanaannya masih belum dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan pada
Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata
dan bertanggungjawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk
menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan
kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup, dan
berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Dengan demikian isi dan
jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya. Prinsip
otonomi yang bertanggung jawab adalah otonomi dalam penyelenggaraannya harus
benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada
dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Penyelenggaraan Otonomi Daerah harus pula didasarkan pada semangat dan
prinsip yang dijadikan pedoman dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, yaitu:
a. Penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat.
b. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menekankan hubungan antar susunan pemerintahan serta pemberian hak dan kewajiban otonomi daerah dengan prinsip: demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan daerah.
c. Asas-asas penyelenggaraan pemerintahan seperti desentralisasi, dekosentrasi,
dan tugas pembantuan, diselenggarakan secara proporsional sehingga saling
d. Tujuan pemberian otonomi daerah seperti yang dirumuskan sampai saat ini
yaitu untuk memberdayakan potensi daerah, termasuk masyarakatnya,
mendorong prakarsa dan peran serta masyarakat dalam proses pemerintahan dan
pembangunan. Di samping itu untuk lebih meningkatkan efisiensi, efektivitas,
dan akuntabilitas penyelenggaraan fungsi-fungsi seperti pelayanan,
pengembangan, dan perlindungan terhadap masyarakat dalam ikatan NKRI.
Mewujudkan pembangunan daerah yang berwawasan Good Governance di Pemerintah Sumatera Utara perlu adanya komitmen bersama antara pemerintah
dengan para stakeholdernya. Pemberdayaan sumber daya manusia aparatur pemerintah melalui pemberian kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan bagi aparatur pemerintah, pelaksanaannya diatur pada Peraturan
Pemerintah (PP) No. 14 Tahun 1994 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagaimana telah diubah dengan PP No. 101 Tahun
2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan PNS, dalam Pasal 8 ayat (2) PP No. 101
Tahun 2000 ini disebutkan bahwa pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam jabatan
terdiri dari Diklat Kepemimpinan (Diklatpim), Diklat Fungsional dan Diklat Teknis.
Diklat Kepemimpinan terdiri dari empat tingkatan yaitu Diklatpim VI, Diklatpim III,
Diklatpim II, dan Diklatpim I, sesuai dengan eselonisasi jabatan struktural di
lingkungan pemerintah. Diklatpim ini dirancang dan dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan
Pembinaan pegawai melalui diklat sangat diperlukan untuk menunjang kinerja
Aparatur pemerintah, dan hal itu telah dilakukan dalam berbagai aktivitas bentuk
pelatihan, yang menjadi permasalahan adalah banyak pihak yang meragukan manfaat
serta peran dan fungsi diklat aparatur yang diselenggarakan selama ini, bahkan ada
keluhan dari beberapa pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bahwa
diklat yang telah dirancang berdasarkan kompetensi tersebut masih belum mampu
melakukan perubahan pada organisasi/satuan kerja asal peserta. Artinya secara
asumtif, terdapat suatu mata rantai yang hilang, yang menyebabkan proses
penyelenggaraan diklat PNS yang dilaksanakan selama ini terasa mandul atau kurang
bermanfaat sebab ketika peserta diklat selesai pendidikan dan pelatihan dan kembali
ke instansinya, ternyata tidak dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya antara lain
dalam pelaksanaan good governance. Untuk mewujudkan pembangunan daerah, pelaksanaan good governance masih merupakan wacana atau selogan saja, padahal prinsip-prinsip good governance sudah dipajang di kantor- kantor instansi pemerintah, tetapi pelaksanaannya belum sebagaimana yang diharapkan. Atas dasar
permasalahan diatas maka penulis memilih judul penelitian:
“Analisis Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Terhadap
Good Governance dan Pembangunan Daerah pada Pemerintah Provinsi
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah pemberdayaan SDM berpengaruh terhadap Good Governance di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
2. Apakah pemberdayaan SDM mempunyai hubungan dengan kualitas
perencanaan di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
3. Apakah pemberdayaan SDM mempunyai hubungan dengan kinerja aparatur
pemerintah di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
4. Apakah kualitas perencanaan dan kinerja aparatur berpengaruh terhadap good governance di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
5. Apakah pemberdayaan SDM, kualitas perencanaan dan kinerja aparatur
berpengaruh terhadap good governance di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. 6. Apakah pemberdayaan SDM, kualitas perencanaan, dan kinerja aparatur
berpengaruh terhadap pembangunan daerah di Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara.
7. Apakah pemberdayaan SDM, kualitas perencanaan, kinerja aparatur pemerintah
1.3 Tujuan Penelitian
Bertolak dari permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis:
1. Pengaruh pemberdayaan SDM Aparatur terhadap good governance di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
2. Hubungan pemberdayaan SDM Aparatur dengan kualitas perencanaan di
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
3. Hubungan pemberdayaan SDM Aparatur dengan kinerja aparatur di Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara.
4. Pengaruh kualitas perencanaan dan kinerja aparatur terhadap good governance di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
5. Pengaruh pemberdayaan SDM Aparatur, kualitas perencanaan dan kinerja
aparatur terhadap good governance di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. 6. Pengaruh pemberdayaan SDM Aparatur Pemerintah, kualitas perencanaan, dan
kinerja aparatur terhadap pembangunan daerah di Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara.
7. Pengaruh pemberdayaan SDM Aparatur Pemerintah, kualitas perencanaan,
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai maka diharapkan penelitian ini nantinya akan
memberikan kontribusi kepada:
1. Dari segi pengembangan ilmu, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
kontribusi terhadap khasanah keilmuan khususnya di bidang perencanaan
wilayah dalam pelaksanaan pembangunan daerah guna mewujudkan good governance di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dapat juga menjadi acuan bagi peneliti-peneliti berikutnya khususnya peneliti yang tertarik
pada pengembangan sumber daya manusia terutama sumber daya manusia
aparatur sebagai salah satu unsur perencana dan pelaksana pembangunan daerah
dalam mewujudkan good governance.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Kewilayahan
Ilmu pembangunan wilayah merupakan ilmu yang relatif masih baru.
Budiharsono (2001) menyebutkan bahwa ilmu pembangunan wilayah merupakan
wahana lintas disiplin yang mencakup berbagai teori dan ilmu terapan yaitu: geografi,
ekonomi, sosiologi, matematika, statistika, ilmu politik, perencanaan daerah, ilmu
lingkungan dan sebagainya. Oleh karena itu ilmu pengetahuan wilayah setidaknya
perlu ditopang oleh 6 pilar analisis, yaitu: (1) analisis biogeofisik; (2) analisis
ekonomi; (3) analisis sosiobudaya; (4) analisis kelembagaan; (5) analisis lokasi; (6)
analisis lingkungan.
Rustiadi (2002) menyebutkan bahwa lingkup kajian perencanaan
pengembangan wilayah sangat luas, sebagai bidang kajian yang membentang dari
lingkup ilmu yang bersifat multidisiplin, mencakup bidang-bidang ilmu mengenai
fisik, sosial ekonomi hingga manajemen. Dari sisi proses kajian pembangunan
mencakup hal-hal mengenai: (1) aspek pemahaman, yakni aspek yang menekankan
pada upaya memahami fenomena fisik alamiah hingga sosial ekonomi di dalam dan
antar wilayah, dalam konteks ini pengetahuan mengenai teknik-teknik analisis dan
model-model sistem merupakan alat (tools) penting yang perlu dipahami, untuk mengenal dan mendalami permasalahan-permasalahan maupun potensi-potensi
teknik-teknik desain dan pemetaan hingga perencanaan, dan (3) aspek kebijakan,
mencakup pendekatan-pendekatan evaluasi, perumusan tujuan-tujuan pembangunan
serta proses melaksanakannya, mencakup proses-proses politik, administrasi, dan
manajerial pembangunan.
Secara harfiah, Rustiadi (2002) menyebutkan bahwa regional science dapat dipandang sebagai ilmu yang mempelajari aspek-aspek dan kaidah-kaidah
kewilayahan, dan mencari cara-cara yang efektif dalam mempertimbangkan
aspek-aspek dan kaidah-kaidah tersebut ke dalam proses perencanaan pengembangan
kualitas hidup dan kehidupan manusia. Dalam hal ini regional science tidak didefinisikan sebagai ‘ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan
pembangunan di suatu wilayah’, karena pengertian demikian tidak memberikan
spesifikasi yang jelas terhadap bidang keilmuan regional science. Secara ilustrasi, walaupun kata ‘di suatu wilayah’ itu dihilangkan, kita tetap bisa menangkap suatu
pemahaman bahwa setiap pembangunan pasti dilakukan pada suatu wilayah atau
areal tertentu. Padahal penambahan kata ‘wilayah’ ini dimaksudkan untuk
memberikan kekhasan bahwa regional science adalah bidang ilmu yang berbeda dengan bidang-bidang ilmu perencanaan pembangunan lainnya, yakni dengan adanya
penekanan terhadap pentingnya pertimbangan dimensi kewilayahan.
Selanjutnya Budiharsono (2001) menyebutkan pentingnya ilmu
pembangunan wilayah dalam konteks pembangunan di Indonesia dan wilayah pesisir
1. Indonesia merupakan negara kepulauan, di mana kegiatan-kegiatan
pembangunan saat ini dipusatkan di bagian barat. Konsentrasi demikian
menimbulkan isu pengembangan wilayah ‘outer island’ yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang berdimensi wilayah.
2. Pembangunan masa lalu lebih menitikberatkan pada pembangunan daratan dari
lautan, sehingga pembangunan pesisir relatif tertinggal. Masyarakat pesisir
relatif lebih miskin dari wilayah daratan lainnya. Kondisi ini diperburuk dengan
posisi politik nelayan yang relatif lemah dibanding dengan posisi lainnya.
3. Letak geografis Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh faktor geologis dan
ekologis yang menyebabkan keragaman lingkungan.
4. Keragaman kultural menyebabkan adanya perbedaan persepsi terhadap
pembangunan.
5. Sifat pembangunan politik di Indonesia yang diwarnai oleh kekuatan politik
wilayah.
6. Adanya kebijakan otonomi daerah, yang merupakan antisipasi terhadap
maraknya tuntutan lepasnya beberapa daerah dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Diharapkan pemerintah dapat membangun sesuai kebutuhan
dan kemampuannya sendiri.
7. Pembangunan Indonesia masih bersifat sektoral, sehingga hasil yang dicapai
tidak optimal.
Lawton dan Rose (1995) , menyatakan bahwa perencanaan dapat dilihat
sebagai suatu proses di mana tujuan-tujuan, bukti-bukti faktual dan asumsi-asumsi
diterjemahkan sebagai suatu proses argumen logis kedalam penerapan kebijaksanaan
yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan.
Kartasasmita (1997: 48); Perkembangan Pemikiran dan Prakteknya di
Indonesia menyatakan “Pada dasarnya perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah
proses pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki”. “...and situations as they are and find a way to solve problemes” artinya perencanaan merupakan penerapan intelegensia untuk mengolah fakta-fakta
dan situasi apa adanya dan menemukan suatu cara untuk memecahkan
masalah-masalah.
Miraza (2005), Wilayah adalah kumpulan daerah berhampiran, sebagai satu
kesatuan geografis dalam bentuk dan ukurannya. Wilayah memiliki sumber daya
alam dan sumber daya manusia serta posisi geografis yang dapat diolah dan
dimanfaatkan secara efisiensi dan efektif melalui perencanaan yang komprehensif
dan satu sama lain saling bersentuhan, yang semuanya bermuara pada upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tarigan (2004), definisi perencanaan wilayah adalah mengetahui dan
menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai factor
noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan
untuk mencapai tujuan tersebut, serta menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tersebut.
Perencanaan Wilayah, menurut Miraza (2004), adalah “suatu perencanaan
yang berjangka panjang, bertahap dan tersistematis dengan suatu tujuan yang jelas”.
Tujuan yang jelas ini adalah yang menyangkut pada keselarasan kepentingan
stakeholders, baik masyarakat dari berbagai lapisan, kelompok pengusaha maupun pemerintah sendiri. Perencanaan wilayah menyangkut pada bagaimana pemanfaatan
potensi wilayah, baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia maupun
potensi sumber daya buatan yang harus dilaksanakan secara fully dan efficiently agar pemanfaatan potensi dimaksud benar-benar berdampak pada kesejahteraan
masyarakat secara maksimal.
Disamping itu juga perlu ada pemikiran bagaimana dunia usaha dapat
berkiprah secara ekonomis serta pemerintah mendapatkan manfaat dari semua
keadaan ini bagi kelangsungan kepemerintahan yang baik.
Widodo (2006) perencanaan adalah upaya institusi publik untuk membuat
arah kebijakan pembangunan yang harus dilakukan di sebuah wilayah baik negara
maupun di daerah dengan didasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh
wilayah.
Conyers & Hills (dalam Arsyad 1999), bahwa perencanaan adalah suatu
proses yang berkesinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau
pilihan-pilihan berbagai alternative penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan
Berdasarkan definisi diatas, Arsyad (1999) berpendapat ada empat elemen dasar
perencanaan, yaitu :
1. Merencanakan berarti memilih;
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya;
3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan;
4. Perencanaan berorientasi ke masa depan.
Secara garis besar, ada tiga kelompok model perencanaan, yakni konsistensi,
optimisasi dan simulasi. Model konsistensi terbentuk oleh sederetan persamaan
simultan. Beberapa tujuan pembangunan diupayakan untuk mencapai konsisten
dengan karakteristik utama berorientasi kesisi permintaan. Model optimisasi
menekankan pencapaian optimum dari suatu tujuan akibat kendala-kendala atau
keterbatasan sumber daya. Alat analisis yang populer dalam model optimisasi adalah
pemograman linier (linier programming). Model simulasi berorientasi kesuatu percobaan terhadap sistem ekonomi yang dirumuskan melalui model. Pada
kenyataannya, tidak satupun model yang menyajikan hasil terbaik. Modifikasi dan
penggabungan sering dilakukan disesuaikan dengan kadar dan karakteristik ekonomi.
Sumodiningrat (2004), perencanaan pembangunan wilayah merupakan suatu
upaya merumuskan dan mengimplikasikan kerangka teori ke dalam kebijakan
ekonomi dan program pembangunan yang didalamnya mempertimbangkan aspek
wilayah dengan mengintegrasikan aspek sosial dan lingkungan menuju tercapainya
Pengembangan wilayah merupakan program menyeluruh dan terpadu dari
semua kegiatan dengan memperhitungkan sumberdaya yang ada dan memberikan
kontribusi kepada pembangunan suatu wilayah. Konsep pengembangan wilayah
adalah suatu upaya dalam mewujudkan keterpaduan penggunaan sumberdaya dengan
penyeimbangan dan penyerasian pembangunan antar daerah, antar sector serta antar
pelaku pembangunan dalam mewujudkan tujuan pembangunan daerah (Anwar,
1999).
Berdasarkan defenisi, pendapat dan pandangan para pakar sebagaimana diatas
sintesa pendapat penulis terhadap perencanaan wilayah substansinya lebih mengena
kepada pandangan atau pendapat Miraza (2004) dimana perencanaan wilayah adalah
“suatu perencanaan yang berjangka panjang, bertahap dan tersistematis dengan suatu
tujuan yang jelas”. Tujuan yang jelas ini adalah yang menyangkut pada keselarasan
kepentingan stakeholders, baik masyarakat dari berbagai lapisan, kelompok pengusaha maupun pemerintah sendiri. Perencanaan wilayah menyangkut pada
bagaimana pemanfaatan potensi wilayah, baik potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia maupun potensi sumber daya buatan yang harus dilaksanakan secara
fully dan efficiently agar pemanfaatan potensi dimaksud benar-benar berdampak pada kesejahteraan masyarakat secara maksimal.
Berdasarkan substansi ini nantinya penulis lebih focus pada potensi sumber
daya manusia dan peranannya sesuai dengan kewenangannya dalam mengelola
diperlukan teori-teori yang relepansinya masih berkaitan dalam penelitian nantinya,
antaralain adalah sebagai berikut.
Inti dari teori perencanaan adalah proses perencanaan. Perencana baik
individual maupun kelompok membawa konsep – konsep utama.
Teori perencanaan, Moekijat, (1980) terdiri dari 3 (tiga) teori, yaitu :
1. Theory of Planning yaitu menjelaskan prinsip - prinsip, prosedur dan langkah– langkah normatif yang seharusnya/sebaiknya dijalankan dalam proses
perencanaan untuk menghasilkan outputs dan outcomes yang efektif.
2. Theory in Planning yaitu merupakan teori substantif dari berbagai disiplin ilmu yang relevan dengan bidang perencanaan.
3. Theory for planning yaitu menjelaskan prinsip etika, nilai dan moral yang menjadi pertimbangan bagi perencana didalam menjalankan peranannya.
Untuk pembagian ketiga teori perencanaan tersebut, dapat dijelaskan berikut
ini :
1. Theory of Planning
Theory of Planning yaitu menjelaskan prinsip - prinsip, prosedur dan langkah langkah normatif yang seharusnya/sebaiknya dijalankan dalam proses perencanaan
untuk menghasilkan outputs dan outcomes yang efektif.
Prinsip – prinsip perencanaan :
- Memandang ke masa depan yang tidak berkepastian
- Mengetahui adanya masalah sosial ekonomi yang akut
- Menyadari kebutuhan untuk menyusun langkah dan kebijakan secara kolektif.
Prosedur dan langkah – langkah perencanaan :
a. Menentukan tujuan dan sasaran perencanaan dalam proses politik yang
menyertakan seluruh warga.
b. Mengetahui fakta – fakta tentang kondisi yang ada dan latar belakangnya serta
memperkirakan apa yang bakal terjadi dalam situasi – situasi tertentu.
c. Mengkaji pilihan – pilihan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
dan sasaran dengan mengingatkan potensi dan hambatan yang ada.
d. Menentukan pilihan – pilihan yang terbaik berdasarkan pertimbnagan normatif
maupun teknis didalam konyeks partisipatif.
e. Mengusulkan rangkaian kebijakan dan tindakan yang perlu diambil dalam
pelaksanaan pilihan yang diambil.
f. Melakukan langkah – langkah implementasi melalui tindakan sosialisasi,
penegakan, pemberian insentif dsb serta memantau pelaksanaan secara
sistematik dan teratur.
2. Theory in Planning
Theory in Planning yaitu merupakan teori substantif dari berbagai disiplin ilmu yang relevan dengan bidang perencanaan. Oleh karena itu Theory in Planning
merupakan bagian dari Planning theory yang diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu
yang sesuai dengan bidang perencanaan. Artinya suatu rencana yang diterapkan dapat
berubah sesuai dengan kebutuhan, karena dalam penyusunan suatu rencana dalam