PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERORIENTASI LESSON STUDY DENGAN MEDIA EXE LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh:
JUMI HANDAYANI NIM: 8146141011
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Jumi Handayani: Pengaruh Problem Based Learning (PBL) berorientasi Lesson Study dengan media eXe Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Laju Reaksi. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Kimia, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan pengaruh model PBL berorientasi Lesson Study dengan media eXe learning dan model DI terhadap hasil belajar siswa; 2) perbedaan pengaruh tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah siswa yang dibelajarkan dengan model PBL berorientasi Lesson Study dengan media eXe learning dan model DI terhadap hasil belajar siswa; 3) interaksi antara kedua model dengan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa; dan 4) hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di SMAN Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah dua sekolah di SMAN Medan masing-masing sebanyak 2 kelas. Instrumen penelitian berupa tes objektif hasil belajar yang valid dan reliable, tes kemampuan berpikir kritis dan lembar observasi Lesson Study. Teknik analisis yang digunakan teknik Two Way Anova dan uji Correlation pada program SPSS 21. Hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) terdapat perbedaan pengaruh model PBL berorientasi Lesson Study dengan media eXe learning dan model DI terhadap hasil belajar siswa (p = 0,000 < 0,05); 2) terdapat perbedaan pengaruh tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah siswa yang dibelajarkan dengan model PBL berorientasi Lesson Study dengan media eXe learning dan model DI terhadap hasil belajar siswa (p = 0,000 < 0,05); 3) terdapat interaksi antara kedua model dengan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa (p = 0,002 < 0,05); dan 4) terdapat hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar siswa (p = 0,000 < 0,05).
ABSTRACT
Jumi Handayani: The effects of Problem Based Learning (PBL) oriented Lesson Study with media eXe Learning on Critical Thinking Skills and Outcomes for Students on rate reaction material. Thesis. Medan : Study Program of Chemistry, Graduate University of Medan, 2016.
The purpose of this research are: 1) differences in the effect of the model PBL oriented Lesson Study with media eXe learning and model of DI on student learning outcomes; 2) differences in the effect of the level of critical thinking skills of high and low students that learned with the model of PBL oriented Lesson Study with media eXe learning and model of DI on student learning outcomes; 3) the interaction between the two models with the ability to think critically about student learning outcomes; and 4) the relationship between critical thinking skills with student learning outcomes. The study population was all high school students of class XI IPA in SMAN Medan of the 2015/2016 academic year. The sampling technique is purposive sampling. This sample is two schools in SMAN Medan each consisting of 2 classes. The research instruments in the form of objective test results to learn that valid and reliable, critical thinking skills test and observation sheet Lesson Study. Technique of analysis used two Way Anova and correlation test in SPSS 21. The results of the study concluded that: 1) there are differences in the influence of the model PBL oriented Lesson Study with media eXe learning and model of DI on student learning outcomes (p = 0,000 < 0,05); 2) there are differences in the influence of the critical thinking skills of high and low students that learned with the model of PBL oriented Lesson Study with media eXe learning and model of DI on student learning outcomes (p = 0,000 < 0,05); 3) There is interaction between the two models with the ability to think critically about student learning outcomes (p = 0,002 < 0,05); and 4) there is a relationship between critical thinking skills with student learning outcomes (p = 0,000 < 0,05).
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
tesis ini dengan baik sesuai waktu yang direncanakan. Tesis ini berjudul:
“Pengaruh Problem Based Learning (PBL) berorientasi Lesson Study dengan Media eXe Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Laju Reaksi” disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam yakni Rasulullah Muhammad
SAW, semoga mendapat syafaat dari beliau di Yaumil Masyar kelak, Amin.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan
kerendahan hati mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan
terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Retno Dwi
Suyanti, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si
sebagai Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan
pemikiran dalam memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran kepada penulis.
Teristimewa juga penulis ucapkan terimakasih tak terhingga kepada Ayahanda
Jenal dan Ibunda Darmini, S.Pd terima kasih atas kasih sayang yang kalian
berikan, dukungan, serta pengorbanan baik moril maupun materil yang tak
terhitung nilainya dan tak dapat dibalas dengan apapun juga.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana Unimed,
Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Wakil Direktur Unimed, Bapak Prof. Dr.
Ramlan Silaban, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia sekaligus
selaku dosen narasumber, Bapak Dr. Mahmud, M.Sc selaku Sekretaris Program
Studi Pendidikan Kimia sekaligus selaku dosen narasumber dan notulen, Bapak
Eddiyanto, Ph.D selaku Dosen Narasumber, Bapak dan Ibu Dosen Program Studi
penulis., Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si selaku validator instrumen soal, Ibu
Desi Yulian, S.Pd selaku Tata Usaha Program Studi Pendidikan Kimia yang telah
memberikan informasi dan membantu administrasi kepada penulis, Bapak Drs.
Sutrisno, M.Pd kepala sekolah SMAN 2 Medan, Bapak Drs. Sahlan Daulay, M.Pd
kepala sekolah SMAN 3 Medan dan Ibu Dra. Siti Zulfah, M.Hum Wakasek Bid.
Humas, Ibu guru SMAN 2 Medan Ibu Grace E. Sinaga, M.Pd; Bapak dan Ibu
guru SMAN 3 Medan (Bpk Drs. Arbain, M.Pd, M.Si dan Ibu Zuraida Hidayani
Pasaribu, S.Pd), Abangku tersayang Mas Kurniawan, Kakakku Lusiana,
Adik-adikku tersayang Jumanto Tri Cahyono, Nia Amelia, Hesty, keluarga besarku dan
orang terspesialku Armanda Sativa Graha yang selalu memberikan motivasi
kepada penulis.
Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan pendidikan kimia pascasarjana Unimed angkatan XXV, Adventinis,
Ana, Ardiansyah, Dedel, Ester, Fatma, Fitri, Hendra, Heppy, Kartini, Lisa, Lia,
Putri, Raja, Risa, Riska, Silvia. Sahabat tersayang iin, heppy, fathma, kak ria,
acha, dedel, yayan, hendra, heru, ranti, roma, fitri, lili dan kak rahmi yang telah
memberikan doa dan bantuan sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik,
dan juga semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini yang tak bisa
disebut satu persatu, terima kasih semuanya. Semoga Allah SWT memberi
balasan yang setimpal atas bantuan dan dukungan yang diberikan.
Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini masih jauh dari kesempurnaan
baik segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata
penulis berharap semoga tesis ini member manfaat khususnya bagi mahasiswa di
lingkungan Program Studi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana UNIMED dan
memperkaya khasanah ilmu pendidikan pada umumnya.
Medan, Maret 2016 Penulis
DAFTAR ISI
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN 10
2.1. Kerangka Teoritis 10
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran 10
2.1.2. Kemampuan Berpikir Kritis (Critical Thinking) 11
2.1.3. Hasil Belajar 16
2.1.4. Model Problem Based Learning (PBL) 17
2.1.5. Lesson Study 21
2.1.6. Model Problem Based Learning (PBL) berorientasi Lesson Study 23
2.1.7. Media Pembelajaran 24
2.1.8. Media Komputer dalam Pembelajaran Kimia 26
2.1.9. Media Pembelajaran eXe Learning 26
2.1.10. Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) 27
2.1.11. Laju Reaksi 30
2.1.12. Hasil Penelitian yang Relevan 33
2.2. Kerangka Berpikir 35
2.3. Hipotesis 37
BAB III METODE PENELITIAN 38
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38
3.2. Populasi dan Sampel 38
3.7. Uji Coba Instrumen Penelitian 44
3.7.2. Reliabilitas Tes 44
3.7.3. Tingkat Kesukaran Soal 45
3.7.4. Daya Pembeda Tes 45
3.8. Teknik Analisa Data 46
3.8.1. Menghitung Tingkat Pemahaman Konsep (Hasil Belajar) 46
3.8.2. Uji Normalitas 46
3.8.3. Uji Homogenitas Data 46
3.8.4. Uji Hipotesis 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 48
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 48
4.2. Model Problem Based Learning (PBL) Berorientasi Lesson Study 48
4.3. Analisis Data Instrumen 52
4.3.1. Validitas Butir Tes 52
4.3.2. Reliabilitas Tes 53
4.3.3. Tingkat Kesukaran Soal 53
4.3.4. Daya Pembeda Tes 53
4.4. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa 53
4.4.1. Hasil Belajar Kimia Berdasarkan Model Pembelajaran 54 4.4.2. Hasil Belajar Kimia Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 55
4.5. Uji Persyaratan Perlakuan Penelitian 56
4.5.1. Uji Normalitas Data 56
4.5.2. Uji Homogenitas Data 57
4.5.3. Uji Hipotesis 58
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian 66
4.6.1. Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
Siswa 66
4.6.2. Perbedaan Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis terhadap Hasil
Belajar Siswa 68
4.6.3. Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kemampuan Berpikir
Kritis terhadap Hasil Belajar Siswa 70
4.6.4. Hubungan antara Kemampuan Berpikir Kritis dengan Hasil Belajar
Siswa 71
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 72
5.1. Simpulan 72
5.2. Saran 73
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Sintaks Problem Based Learning (PBL)
Tabel 2.2 Fase model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) Tabel 3.1. Rancangan penelitian penerapan model PBL berorientasi
Lesson study dengan media eXe Learning dan Direct Instruction (DI)
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen berpikir kritis Tabel 3.3. Kisi-kisi instrumen tes
Tabel 4.1. Deskripsi data pretes siswa berdasarkan model pembelajaran pada kelas eksperimen (menggunakan model PBL berorientasi lesson study) dan kelas kontrol (menggunakan model DI).
Tabel 4.2. Deskripsi data posttest siswa berdasarkan model pembelajaran pada kelas eksperimen (menggunakan model PBL berorientasi lesson study) dan kelas kontrol (menggunakan model DI)
Tabel 4.3. Deskripsi data N-gain siswa berdasarkan model pembelajaran pada kelas eksperimen (menggunakan model PBL berorientasi lesson study) dan kelas kontrol (menggunakan model DI)
Tabel 4.4. Deskripsi data kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen (menggunakan model PBL berorientasi lesson study) dan kelas kontrol (menggunakan model DI)
Tabel 4.5. Hasil uji normalitas data kelas eksperimen dan kelas kontrol
Tabel 4.6. Hasil uji homogenitas data kedua kelompok sampel Tabel 4.7. Ringkasan hasil uji analisis varian (ANAVA) dua jalur Tabel 4.8. Hasil uji korelasi antara berpikir kritis dengan hasil belajar
siswa
Tabel 4.9. Ringkasan hasil uji regresi kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa
Tabel 4.10. Hasil rata-rata N-gain berdasarkan hasil evaluasi belajar (model PBL berorientasi lesson study dengan media eXe learning model DI) pada pengajaran kimia.
Tabel 4.11. Hasil rata-rata N-gain berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kritis (tinggi dan rendah) pada pengajaran kimi Tabel 4.12. Hasil rata-rata N-gain berdasarkan tingkat kemampuan
berpikir kritis yang dibelajarkan dengan model PBL berorientasi lesson study dan model DI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Hasil belajar Problem Based Learning (PBL)
Gambar 3.1. Prosedur dan tahap pelaksanaan penelitian penerapan model Problem Based Learning (PBL) berorientasi lesson study dengan media eXe Learning
Gambar 4.1. Grafik hasil observasi terhadap aspek kegiatan pembelajaran lesson study di SMAN 2 Medan
Gambar 4.2. Grafik hasil observasi terhadap aspek kegiatan pembelajaran lesson study di SMAN 3 Medan
Gambar 4.3. Grafik rata-rata N-gain yang dibelajarkan dengan model PBL berorientasi lesson study dan model DI Gambar 4.4. Grafik rata-rata N-gain berdasarkan tingkat
kemampuan berpikir kritis siswa
Gambar 4.5. Grafik interaksi antara model pembelajaran (PBL berorientasi lesson study dan DI) dengan kemampuan berpikir kritis (tinggi dan rendah) terhadap hasil belajar (N-gain) siswa
18
41
50
51
61
63
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 3. Kisi-Kisi Soal Berpikir Kritis
Lampiran 4. Lembar Penilaian Kompetensi Keterampilan
Lampiran 5. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Lesson Study
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lampiran 7. Kisi-Kisi Soal pretest-posttest
Lampiran 8. Rekapitulasi Data Siswa Kelas Eksperimen (Model PBL Berorientasi Lesson Study dengan Media eXe Learning)
Lampiran 9. Rekapitulasi Data Siswa Kelas Kontrol (Model Direct Instruction
Lampiran 10. Tabulasi Data Hasil Observasi Lesson Study dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas
Lampiran 11. Uji Normalitas Data Penelitian Menggunakan Program SPSS 21.0 for Windows (Uji Kolmogorov-Smirnov) Lampiran 12. Uji Homogenitas Data Menggunakan Program SPSS
21.0 for Windows (Uji Levene Statistic dengan Sig. > 0,05 Data Homogen)
Lampiran 13. Uji Hipotesis Data Menggunakan Program SPSS 21.0 for Windows (Teknik ANAVA Dua Jalur dengan GLM Univariate)
Lampiran 14. Uji Hipotesis Data Menggunakan Program SPSS 21.0 for Windows (Uji Correlation dan Uji Regression Linier)
Lampiran 15. Tabulasi Data untuk Uji Coba Validitas Butir Tes Hasil Belajar
Lampiran 16. Tabulasi Data untuk Uji Coba Reliabilitas Butir Tes Hasil Belajar yang Valid
Lampiran 17. Tabulasi Data untuk Uji Coba Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Butir Tes Hasil Belajar siswa yang Valid
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sampai saat ini pendidikan masih belum lepas dari berbagai permasalahan.
Salah satu masalah yang dihadapi di dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran (Sanjaya, 2008). Dalam proses pembelajaran siswa
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Padahal, untuk
menghadapi setiap masalah dengan baik setiap orang membutuhkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Salah satu bentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi
adalah kemampuan berpikir kritis (Wulandari, 2015).
Selama ini, kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan sistematis tidak
dikembangkan karena masih dominannya pendekatan pengajaran konvensional
dan kurang variatifnya metode pembelajaran active learning. Akibatnya
pembelajaran hanya sebagai penyampaian informasi (siswa sebagai pendengar
dan pencatat). Kurang variatifnya metode pembelajaran active learning menyebabkan kemampuan berpikir kritis siswa rendah dan belum terkembangkan
karena minimnya aktivitas bertanya, menjawab, menanggapi dan mengemukakan
pendapat, menalar, tidak terbiasa menyelesaikan suatu masalah dengan baik,
sehingga dalam mengambil suatu kesimpulan secara induksi dan deduksi masih
sangat kurang dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini menyebabkan hasil
belajar siswa rendah. Padahal sebenarnya belajar bukan hanya proses menghafal
dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang
diperolehnya bermakna (Sanjaya, 2008).
Kebiasaan belajar dengan cara menghafal akan menyebabkan kemampuan
berpikir sebatas lower order thinking (Holbrook, 2005). Sesuai dengan kurikulum
2013, pembelajaran ditekankan dengan pendekatan scientific. Standar kompetensi
lulusan pada domain keterampilan diperoleh dari aktivitas mengamati, menanya,
mengumpulkan data, mengasosiasi, mengkomunikasikan dan mencipta
2
Candy (dalam Philips & Bond, 2004; Redhana dan Liliasari, 2008)
berpendapat, bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu tujuan yang
paling penting dalam segala tingkat pendidikan. Lubezky, dkk, (2004)
menjelaskan paradigma pembelajaran sudah seharusnya bergeser dari
pembelajaran konvensional yang menekankan pada keterampilan berpikir tingkat
rendah ke arah pembelajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi, terutama
keterampilan berpikir kritis.
Pendidikan IPA khususnya kimia diharapkan dapat melatih kemampuan
berpikir kritis siswa melalui kegiatan pembelajaran dan menuntut siswa untuk
dapat mengaplikasikan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari, maka
dalam pembelajaran kimia di sekolah menuntut siswa untuk berpikir kritis. Hove
(2011) mengatakan bahwa dengan melatih keterampilan berpikir kritis pada
pembelajaran di kelas dapat meningkatkan kemampuan akademiknya. Berpikir
kritis dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman materi yang
dipelajari. Selain itu, konsep yang diperoleh akan lebih lama tersimpan dalam
memori karena siswa terlibat aktif dalam pembelajaran untuk menemukan konsep
secara mandiri (Depdiknas, 2009).
Materi kimia dan keterampilan berpikir kritis merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan, karena materi kimia dipahami melalui berpikir kritis dan
begitu juga sebaliknya berpikir kritis dilatih melalui belajar kimia (Rahma, 2012).
Namun kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran kimia di sekolah cenderung
kurang memperhatikan keterampilan berpikir kritis. Ilmu kimia mengandung
konsep yang bersifat kompleks. Salah satu materi yang bersifat kompleks adalah
materi laju reaksi, merupakan gabungan dari pengetahuan abstrak yang berupa
persamaan laju reaksi, orde reaksi yang memerlukan latihan hitungan,
faktor-faktor yang mempengaruhri laju reaksi, dan teori tumbukan. Namun secara
konkrit contoh peristiwanya sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
misalnya besi berkarat, kertas terbakar, bom meledak dan lain lain. Kompleksitas
materi laju reaksi menuntut peserta didik untuk benar-benar memahami konsep
dengan cara memahami, penyelesaian masalah, latihan soal, maupun berdiskusi.
3
daya ingat yang tinggi serta mampu berpikir kritis agar dapat menerapkannya
dalam menyelesaikan permasalahan yang ada didalamnya.
Agar pembelajaran di kelas menjadi efektif dan siswa terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran, dapat melatih kemampuan berpikir kritis serta
meningkatkan hasil belajar siswa, maka guru perlu memilih dan menerapkan
strategi pembelajaran ideal yang mampu mengarahkan dan menuntut siswa untuk
membentuk sendiri pengetahuannya. Di antara banyak model pembelajaran yang
ada, model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) yang
memiliki dasar filosofi konstruktivisme, mampu mendorong siswa untuk
membangun pengetahuannya sendiri dan melatih kemampuan berpikir kritis,
kreatif dan inovatif. Keefektifan model PBL adalah peserta didik lebih aktif dalam
berpikir dan memahami materi secara berkelompok dengan melakukan investigasi
dan inkuiri terhadap permasalahan yang nyata di sekitarnya sehingga mereka
mendapat kesan yang mendalam dan lebih bermakna. Menurut Tan (2004),
Problem Based Learning (PBL) memungkinkan untuk merubah situasi belajar yang pada umumnya berpusat pada guru menjadi situasi belajar yang berpusat
pada siswa. Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk membangun
pengetahuannya sendiri dengan konsep dan ide-ide yang dikembangkan dari
pengetahuan yang ada sebelumnya.
Berlatar belakang pada masalah yang ada, peneliti memandang perlu untuk
mengatasi permasalahan belajar siswa di kelas dan mengatasi kelemahan
pembelajaran konvensional yang kurang memberi tekanan pada pasca pelatihan.
Siswa perlu dilatih aktif dimana siswa bebas mengemukakan pendapat, saran dan
pertanyaan baik kepada guru maupun sesama siswa. Oleh karena itu lesson study
merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan pada
prinsip-prinsip kolegalitas oleh sekelompok guru untuk membangun sebuah komunitas
belajar yang dipandang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
kelas. Lesson study bukan merupakan suatu strategi ataupun metode pembelajaran, tetapi kegiatan lesson study dapat menerapkan berbagai strategi
4
permasalahan yang dihadapi guru (dosen) pada setiap proses pembelajaran.
Rusman (2011).
Untuk memenuhi harapan di atas, diperlukan suatu inovasi pembelajaran
yang mendorong pergeseran pembelajaran dari pembelajaran konvensional kepada
pembelajaran mandiri dan terstruktur yang dapat meningkatkan penguasaan siswa
di dalam konsep ilmu dan sekaligus membuat kesan pembelajaran semakin lama
diingat oleh siswa (Montelongo dan Harter, 2010). Adaptasi teknologi baru
terhadap kebutuhan pembelajaran bidang sain menjadi salah satu sasaran inovasi
pembelajaran. Melalui inovasi pembelajaran yang ada dikembangkan dan
ditingkatkan untuk melahirkan pembelajaran baru yang menarik (Levine, 2009).
Salah satu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia
pendidikan adalah penggunaan media pembelajaran berbasis komputer. Media
pembelajaran mempermudah pembelajaran di dalam kelas sehingga
konsep-konsep kimia lebih mudah diapahami oleh para siswa. Aplikasi seperti
Macromedia Flash, Powerpoint, dan Chemsketch telah memberikan kemudahan untuk menguraikan konsep dan contoh dalam pembelajaran kimia (Toplis, 2008).
Aplikasi lain yang dirancang untuk memberikan tampilan yang menarik dan
kemudahan dalam penggunaannya adalah eXe learning. Dengan aplikasi ini, guru
dengan mudah merancang bahan pembelajaran dengan memasukkan gambar, teks,
video dan soal-soal dengan bentuk dan disain yang interaktif dan menarik.
Sejalan dengan masalah di atas, diperlukan cara pembelajaran terpadu
yaitu dengan mengintegrasikan keterampilan kimia sebagai proses, penggunaan
media pembelajaran inovatif dan dapat mengaplikasikan kimia dalam kehidupan
sehari-hari dan mengembangkan berpikir kritis siswa. Melalui model Problem
Based Learning (PBL) berorientasi lesson study menumbuhkan kesadaran berinteraksi sosial dan mewujudkan pembelajaran bermakna peserta didik.
Melalui media pembelajaran dalam proses belajar dapat membantu siswa
memahami materi pelajaran dan membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar siswa.
Hasil penelitian Zebua (2010), penggunaan model pembelajaran berbasis
5
siswa tanpa menggunakan media eXe Learning dapat meningkatkan hasil belajar
kimia siswa dengan rata-rata gain sebesar 0,58 dan mempengaruhi aktifitas siswa
secara signifikan sebesar 57,4%. Elvinawati, dkk (2012), menjelaskan bahwa dari
observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran diperoleh bahwa aktivitas
belajar mahasiswa berada pada kategori baik. Selain itu juga diketahui bahwa
penerapan lesson study juga membantu dalam pembangunan karakter mahasiswa.
Nilai-nilai seperti rasa percaya diri, bertanggung jawab, sportif, terbuka,
bersemangat, kerjasama dan menghargai dapat ditumbuhkembangkan dengan
baik. Dari hasil tes diperoleh nilai rata-rata sebesar 72,65 dan ketuntasan belajar
klasikal 59,375%.
Hasil penelitian Nuryanto, dkk (2015), dalam pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dilengkapi macromedia flash dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa. Hasil yang diperoleh dari
kemampuan berpikir kritis prasiklus sebesar 29,73% meningkat menjadi 72,97%
pada siklus I dan 89,19% pada siklus II. Selain itu, dilihat dari prestasi belajar
yaitu berdasarkan aspek kognitif pada siklus I sebesar 54,05% meningkat menjadi
78,38% pada siklus II. Prestasi belajar aspek afektif pada siklus I sebesar 83,78%
dan meningkat menjadi 91,89% pada siklus II. Sedangkan aspek psikomotor yang
hanya dilakukan pada siklus I ketuntasannya sebesar 100%. Ilaah (2015)
menunjukkan hampir semua siswa memiliki kriteria keterampilan berpikir kritis
tinggi. Hal ini dibuktikan sebanyak 94,87% siswa memiliki keterampilan
mengajukan pertanyaan, menganalisis asumsi, dan menguji fakta dengan kriteria
tinggi serta 100% siswa memiliki keterampilan mempertimbangkan interpretasi
dengan kriteria tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu dilakukan suatu
6
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang berlangsung dengan metode konvensional sehingga
berjalan dengan monoton dan masih berpusat pada guru yang
menyebabkan hasil belajar belum maksimal.
2. Tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi terutama berpikir kritis
belum terkembangkan
3. Pemanfaatan media pembelajaran yang masih kurang digunakan dalam
proses pembelajaran.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang teridentifikasi, penelitian ini dibatasi pada
upaya penerapan model Problem Based Learning (PBL) berorientasi lesson study
dengan media eXe Learning terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
siswa pada materi laju reaksi.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang diteliti
adalah:
1. Apakah ada perbedaan pengaruh model Problem Based Learning (PBL)
berorientasi Lesson Study dengan media eXe Learning dan model
Direct Instruction (DI) terhadap hasil belajar siswa?
2. Apakah ada perbedaan pengaruh tingkat kemampuan berpikir kritis
tinggi dan rendah siswa yang dibelajarkan dengan model Problem
Based Learning (PBL) berorientasi Lesson Study dengan media eXe Learning dan model Direct Instruction (DI) terhadap hasil belajar siswa?
3. Apakah ada interaksi antara kedua model dengan kemampuan berpikir
kritis terhadap hasil belajar siswa?
4. Apakah ada hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil
7
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan
rumusan masalah adalah untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh model Problem Based Learning (PBL) berorientasi Lesson Study dengan media eXe Learning dan model
Direct Instruction (DI) terhadap hasil belajar siswa
2. Perbedaan pengaruh tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan
rendah siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based
Learning (PBL) berorientasi Lesson Study dengan media eXe Learning dan model Direct Instruction (DI) terhadap hasil belajar siswa
3. Interaksi antara kedua model dengan kemampuan berpikir kritis
terhadap hasil belajar siswa.
4. Hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar
siswa
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai informasi tentang pengaruh model Problem Based Learning
(PBL) berorientasi Lesson Study dengan media eXe Learning terhadap
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.
2. Memberikan penjelasan ilmiah bahwa model pembelajaran akan
mempengaruhi kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa, sehingga
pendidik memperhatikan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
untuk medapatkan hasil belajar yang baik.
3. Memberikan penjelasan ilmiah bahwa model Problem Based Learning
(PBL) berorientasi Lesson Study dengan media eXe Learning dapat
memberikan konstribusi kemampuan berpikir kritis terhadap hasil
8
4. Sebagai penambah masukan pengetahuan bagi pendidik berhubungan
dengan model pembelajaran yang inovatif dan pengaruhnya terhadap
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.
1.7. Definisi Operasional
Untuk menghindari dari penyimpangan dari tujuan yang diharapkan dan
menghindari penafsiran yang berbeda, maka definisi operasional dalam penelitian
ini adalah:
1. Model Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran
yang berpusat pada siswa dengan terlebih dahulu menyampaikan
permasalahan. Siswa akan dikelompokkan untuk berdiskusi dalam
memecahkan masalah yang diberikan. Kemudian hasil diskusi akan
dipresentasikan di depan kelas (Santyasa, 2008).
2. Lesson study adalah yang dikombinasikan pada model Problem Based Learning (PBL) untuk membina profesi atau kompetensi guru melalui pengkajian pembelajaran kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan
prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun
komunitas belajar (Hendayana, dkk., 2006).
3. eXe learning adalah suatu media pembelajaran berbasis komputer yang dirancang untuk membuat dan menyajikan bahan ajar tanpa
harus menguasai HTML. Dalam penelitian ini bahan ajar laju reaksi
disusun secara hirarki dan disajikan dengan bantuan eXe learning
yang ditampilkan dalam kelas eksperimen degan bantuan projector
(Jim, 2013).
4. Berpikir kritis adalah proses berpikir tingkat tinggi, dimana pada
penelitian ini untuk mengetahui kemampuan siswa yang berpikir kritis
tinggi dan berpikir kritis rendah pada materi laju reaksi yang
dihasilkan dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, penalaran atau
komunikasi sebagai suatu penuntun menuju kepercayaan dan aksi.
9
5. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005). Pemahaman
konsep atau hasil belajar siswa dihitung menggunakan rumus g factor
(gain score normalized).
6. Direct Instruction adalah model pembelajaran yang digunakan dalam kelas kontrol, dilakukan guru secara langsung dalam mengajarkan
keterampilan dasar dan didemonstrasikan langsung kepada siswa
74
DAFTAR PUSTAKA
Angelo, T. A & Cross, P., (1995), Classroom Assessment Techniques: A Handbook for College Teachers, 2nd edition.
Arends, R.L., (2008), Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar Buku 2, Terjemahan Soetjipto, P.H dan Soejipt, S.M., Pustaka Belajar, Yogyakarta Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Asta, I, K,R., Agung, A, A,G., dan Widiana, I,W., (2015), Pengaruh Pendekatan
Saintifik dan Kemampuan Berpikir Kritis terhadap Hasil Belajar IPA, e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1).
Bailin, S., (1999), Conceptualizing critical thinking, Journal curriculum studies,
(Online), 31(3): 285--302,
(http://www.ubc.ca/okanagan/ctl/__shared/assets/ct-conceptualize597.pdf. diakses 5 Agustus 2015).
Barret, T., (2005), Understanding Problem Based Learning, (online), Tersedia: http://, diakses 5 Agustus 2015).
Bayrak, B, K., dan Bayram, H., (2010), The effect of computer aided teaching
method on the students’ academic achievement in the science and
technology course, Procedia Social and Behavioral Science, 9: 235-238. Copriady, J., (2014), Penerapan SPBM yang diintegrasikan dengan Program Exe
Learning terhadap Motivasi Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Kimia Dasar, Jurnal Pendidikan Kimia, 5(2): 100
Costa, A.L., (1985), Goal for a Critical thingking Curriculum. Dalam Costa, A.L., (ed) Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thingking, ASDC, Virginia, Alexandria
Churches, A., (2008), Bloom’s Digital Taxonomi (Online), (http://edorigami.wikispaces.com, diakses 28 Agustus 2015)
Depdiknas, (2009), Panduan Teknis Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking. Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Jakarta
Depdiknas, (2013), Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Badan Standar Nasional Pendidikan 3, Jakarta
Dick, W and Carey L., (2005), The Systematic Design of instruction, (2nd Ed), Scott, Foresman, London
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajara, Rineka Cipta, Jakarta Djamarah, B.Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Elvinawati, Sumpomo., dan Hermansyah, A., (2012), Lesson Study pada Mata Kuliah Kimia Sekolah I sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Pembangunan Karakter (Character Building), Jurnal Exacta, X(2): 156-159.
75
Facione, P. A., (2006), Critical Thinking : What it is and Why it Counts. California: The California Academic Press.
Fadliana, H.N., Redjeki, T., dan Nurhayati, N.D., (2013), Studi Kompetensi Penggunaan Metode PBL dilengkapi Macromedia Flash dan LKS terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari Motivasi Siswa pada Materi Asam, Basa dan Garam Kelas VII SMP N 1 Jaten Karanganyar TP 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia, 2(3): 163
Fathan, F., Liliasari, dan Ijang, R., (2013), Pembelajaran Kesetimbangan Kimia dengan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia, 1(1): 76-83.
Filsaime, D.K., (2008), Menguak Rahasia Berpikir Kritis & Kreatif, Prestasi Pustakarya, Jakarta.
Fisher, A., (2009), Berpikir Kritis, Terjemahan Benyamin Hadinata, Erlangga, Jakarta
Garratt, J., Overton, T., Tomlinson, J., & Clow, D., (2000), Critical thinking exercises for chemists, Active learning in higher education, 1(2): 152-167.
Hake, R., (1998), Interactive engagement Versus Traditional Methods: A Six Thousand student survey of Mechanics Test Data for Instroductory Physics Courses, American Journal of Physics, 66(1): 64-74
Halpern, D.F., (1999), Teaching for critical thinking: Helping college students develop the skills and dispositions of a critical thinker, New directions for teaching and learning, 80: 69-74.
Hamalik, O., (1994), Media Pendidikan, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Handayani, S., (2009), Efektifitas Penerapan Model PBL dan CTL Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar dan Respon Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Malang, Jurnal Pendidikan Ekonomi, 4(1):49.
Hendayana, S., dkk., (2006), Lesson Study: suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidikan (Pengalaman IMSTEP-JICA), UPI Press, Bandung.
Herawati, dkk., (2009), Lesson Study berbasis Sekolah, Banyumedia Publishing, Malang.
Holbrook, (2005), Making Chemistry Teaching Relevant, Journal Chemical Education International (online), 6(1), (http://www.iupac.org/publications/cei. diakses tanggal 5 Agustus 2015). Hove, G., (2011), Developing Critical Thinking Skills in the High School English
Classroom, Thesis, tidak diterbitkan, (online), (http://www2.uwstout.edu/content/lib/thesis/2011/2011hoveg.pdf, diakses 5 Agustus 2015).
Ibrahim, M., (2000), Pembelajaran Kooperatif, University Press, Surabaya. Ilaah, Y.F., dan Bertha, Y., (2015), Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA
76
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri, UNESA Journal of Chemical Education , 1(1): 78-83
Jim, (2013), eXe Learning, http://exelearning.org/html, diakses 7 Agustus 2015. Juwairiah., (2011), Propesionalisme Guru melalui Lesson Study, Hemenang,
Sumut, hal, 3-5.
Kadir, M.A.A., (2007), Critical thinking: A family resemblance in conceptions, Jurnal of Educatation and Human Development, 1(2)
Kardi, S dan Moh. Nur, (2000), Pengajaran Lngsung, Unesa-University Press, Surabaya
Kemp, J.E., (1994), Proses Perancangan Pengajaran, Terjemahan oleh Asril Marjohan, Judul Asli The Instructional Design Process, Penerbit ITB, Bandung
Killey, M., (2005), Problem Based Learning, Centre for Learning and Professional Development, University of Adelaide, Australia.
Levine, R, C., (2009), The Public Poster Session, Teaching Sociology.
Lewis, C.C., (2002), Lesson Study: A Handbook of Teacher-Led Intructional Change, Philadelphia, PA: Research for Bette School,Inc.
Liliasari, (2009), Berpikir Krtis dalam Pembelajaran Kimia Menuju Profesionalitas Guru, (Online) http://file.upi.edu/ai.php, diakses 7 Agustus 2015.
Liliasari, dan Redhana, W.I., (2008), Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kritis pada Topik Laju Reaksi untuk Siswa SMA, Forum Pendidikan 27(2): 103-112
Lubezky, A., Dori, Y. J., & Zoller, U., (2004), HOCS-promoting assessment of
students’ performance on environment-related undergraduate chemistry, Chemistry education research and practice, 5(2): 175-184.
Makhrus, M., (2007), Pengembangan Kompetensi Merancang dan Melakukan Eksperimen bagi Siswa Kelas X dengan Model Pengajaran Langsung pada Pokok Bahasan Hukum-hukum Newton tentang Gerak di MA Mu’allimat NW Pancor, Laporan Penelitian Dosen Muda, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
Mellyzar dan Silaban, R., (2013), Efektifittas Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil bElajar dan Kreativitas Siswa pada Pelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan Kimia, 5(2): 91-96.
Montelongo, J.A., and Hertander, R.J., (2010), Using Technology to Support Expository Reading and Writing in Science Classes, Science Activities, 47: 89-102
Moon, J., (2008), Critical Thinking An ekploration of theory and practice, Routledge, New York
Moore, T, D., (2007), Critical Thingking and Intelligence Analysis, National Defense Intelligence College, Washington.
Munir, (2008), Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Alfabeta, Bandung.
Nurohman, A., (2014), Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pemecahan Masalah Fisika Menggunakan Model Think Talk Write
77
Berbasis Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir, Radiasi–Pendidikan Fisika, 5(1): 15-19.
Nuryanto, Budi, U., dan Agung, N., (2015), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi Macromedia Flash untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI Siswa SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 4(4): 87-94.
Phillips, V. & Bond, C., (2004), Undergraduates’ experiences of critical thinking, Higher education research & development, 23(3): 277-294. Rahma, A.N., (2012), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri
Berpendekatan SETS Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Empati Siswa terhadap Lingkungan, Journal of Educational Research and Evaluation, 1(2): 78-83.
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sadia, I.W., (2008), Model Pembelajaran yang Efektif untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis (Suatu Persepsi Guru), Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 18(2): 219-237, Undiksha.
Sani, A,R., (2013), Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Santyasa, I.W., (2008), Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kooperatif, Makalah disampaikan dalam Pelatihan Pembelajaran dan Assesmen Inovatif bagi Guru-guru Sekolah Menengah Kecamatan Nusa Penida,Bali, 22-24 Agustus
Santrok, J.W., (2007), Psikologi pendidikan edisi ke 2, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta
Shim, W.J & Kelley, W., (2012), The Impact of Faculty Teaching Practices on the Development of Students’ Critical Thinking Skills, International Journal of Teaching and Learning in Higher Education 2012, (Online), 24(1): 16—30, (http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ977179.pdf, diakses 3 Agustus 2015).
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta
Sofiyah, (2010), Pengaruh Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Soraya, H., (2014), Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Kolaboratif untuk Pengajaran Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 2, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan
Sudjana, (2005), Metode Statistik, Tarsito, Bandung
Sudjana, N., (2006), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cetakan kesebelas), PT Remaja Rosdakarya, Bandung
78
Suryadi, D., (2007), Pengalaman IMSTEP dan SISTTEMS dalam Implementasi Lesson Study (UPI), Yogyakarta
Suyanti, R.D., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Mas Media Buana
Pustaka,Sidoarjo
Syah, M., (2005), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, RemajaRosdakarya, Bandung.
Tan, O.S., (2004),Student’s Experience In Problem Based Learning: Three Blind
Mice Episode or Educational Innovation?, Innovations In Education and Teaching International, 41: 169-184
Tawil, M., dan Liliasari, (2013), Berpikir Kompleks, Badan Penerbit UNM, Makasar
Toplis, R., (2008), Probing Student Teachers’ Subject Content Knowledge in
Chemistry: Case Studies Using Dynamic Computer Models, Chemistry Education Research and Practice, 9: 11-17.
Tsui, L., (2002), Fostering Critical Thinking through Effective Pedagogy: Evidence from Four Institutional Case Studies, The Journal of Higher Education, 73(6): 740-763
Walker, P & Finney, N., (1999), Skill Development and Critical Thinking in Higher Education, Higher Education Research & Development Unit, University College, London WC1E 6BT, UK
Wulandari, L., Susanti, E., dan Martini, S.K., (2015), Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Learning and Teaching (CTL) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Sistem Koloid, Jurnal Pendidikan Kimia, 4 : 144-150