• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP RESUME PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SDN 2 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP RESUME PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SDN 2 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI

MODEL

COOPERATIVE LEARNING

TIPE

GROUP

RESUME

PADA MATA PELAJARAN IPS

KELAS VA SDN 2 METRO UTARA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

DESI AYUNA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh aktivitas dan hasil belajar siswa yang

masih rendah di kelas VA SDN 2 Metro Utara khususnya pada mata pelajaran IPS.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model

Cooperative Learning

Tipe

Group Resume

.

Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan tiga siklus

dan masing-masing siklus melalui empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi.

Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi

dan tes hasil belajar. Alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan

soal-soal tes kemudian dianalisis dengan data kualitatif dan data kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan persentase aktivitas dan

hasil belajar siswa setiap siklus. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I

sebesar 66,72%, meningkat pada siklus II sebesar 71,25%, dan meningkat lagi pada

siklus III sebesar 79,53%. Peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 4,53%, siklus

II ke siklus III sebesar 8,28%. Begitu pula hasil belajar siswa yang selalu meningkat

dari nilai rata-rata 64,4 pada siklus I, menjadi 69,5 pada siklus II, dan 77 pada siklus

III. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 5,1,

siklus II ke siklus III sebesar 7,5.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat penting dan berguna sekali dalam kehidupan

manusia. Bahkan tidak hanya penting bagi individu sendiri melainkan

sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem

Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1

(ayat 1) dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Ki Hadjar Dewantara (dalam Ikhsan, 2005: 3) menyatakan

pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya

budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak.

Dari uraian tersebut, maka pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan

terencana yang memberikan pengarahan dan bimbingan kepada anak

dalam pertumbuhannya serta mengembangkan potensi anak baik dalam

(3)

Mengingat pentingnya pendidikan tersebut, maka banyak sekali

didirikan sekolah-sekolah, baik sekolah dasar, sekolah menengah, maupun

perguruan tinggi. Tujuan didirikannya sekolah ini diharapkan dapat

meningkatkan sumber daya manusia dengan mengadakan kegiatan belajar

mengajar di sekolah sesuai tahap kemampuan anak. Dalam kegiatan

pembelajaran perlu diukur tingkat keberhasilan dari pembelajaran tersebut.

Suprijono (2011: 13) mengungkapkan bahwa pembelajaran berdasarkan

makna leksikal berarti proses, cara dan perbuatan mempelajari.

Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti dengan guru kelas

VA SDN 2 Metro Utara pada mata pelajaran IPS di semester ganjil tahun

pelajaran 2012/2013 mengenai aktivitas dan hasil belajar siswa yang telah

dicapai masih rendah dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimun

(KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 63. Hal ini dapat dilihat

dari hasil mid semester ganjil mata pelajaran IPS tahun pelajaran

2012/2013 masih banyak yang belum tuntas, dari 20 siswa hanya 6 siswa

atau 30% yang nilainya di atas KKM dan 14 siswa atau 70% belum

mencapai KKM. Sedangkan rendahnya aktivitas belajar siswa dapat dilihat

dari proses pembelajaran, yaitu masih sedikit siswa yang berani

mengungkapkan pendapat atau bertanya dan banyak siswa yang tidak

memperhatikan penjelasan guru.

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPS disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: (1) cara mengajar guru

masih menggunakan metode mengajar yang bersifat konvensional seperti

(4)

membuat siswa merasa bosan dan kurang menarik, (2) pembelajaran

masih berpusat pada guru (teacher centered), sehingga siswa cenderung

ribut, mengganggu teman dan mengobrol yang menyebabkan

pembelajaran tidak kondusif, (3) kurangnya minat dan perhatian siswa

terhadap materi yang disampaikan.

Pembelajaran akan menjadi lebih menarik apabila guru

menyampaikan materi menggunakan metode, model ataupun media dalam

pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk menarik perhatian siswa

sehingga siswa lebih fokus terhadap materi yang diberikan. Salah satu cara

untuk membuat pembelajaran lebih menarik guru dapat menerapkan model

pembelajaran.

Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam

peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk peningkatan kualitas

pembelajaran salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah mengurangi

bahkan jika perlu menghilangkan dominasi sistem penyampaian pelajaran

yang membuat siswa merasa bosan, yaitu dapat menggunakan model

cooperative learning.

Roger, dkk., (dalam Huda, 2011: 29) mengungkapkan pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.

Model cooperative learning ini diharapkan mampu meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini merupakan tantangan yang selalu

(5)

pendidikan. Masalah ini selalu muncul dalam setiap penyampaian materi

pembelajaran, salah satunya pada mata pelajaran IPS.

Sardjiyo, dkk., (2009: 1.27), berpendapat bahwa IPS adalah bidang

studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial

di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu

perpaduan. Sedangkan Djahiri (dalam Sapriya, dkk., 2006: 7) menyatakan

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan

sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainya

kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan dipraktik untuk

dijadikan program pembelajaran pada tingkat persekolahan.

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI sampai SMP/MTS. Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji separangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memuat materi geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial peserta didik disiapkan dan diarahkan agar mampu menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai.

Permasalahan tersebut dapat diatasi salah satunya dengan cara

penggunaan model pembelajaran yang cocok, sehingga dapat menciptakan

suasana pembelajaran yang menyenangkan serta siswa menjadi lebih aktif.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model

cooperative learning tipe group resume.

(6)

Model ini menekankan pada kerja sama siswa dalam kelompok,

maksudnya siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

terdiri dari 3-6 orang, dari masing-masing kelompok diminta untuk

membuat resume dengan pemberian materi yang berbeda. Dengan

penggunaan model pembelajaran group resume akan menjadikan siswa

lebih aktif dan mudah memahami sehingga diharapkan mampu

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini karena dalam membuat resume

siswa telah melalui beberapa proses yaitu mendengar, melihat, menulis

dan mengungkapkan materi yang dipelajari. Dengan demikian, tentunya

siswa akan lebih mudah untuk memahami dan mudah mengingat materi

yang dipelajari.

Silberman (2006: 23) menyatakan kata bijak yang disebut paham

belajar aktif, yaitu: yang saya dengar, saya lupa. Yang saya dengar dan

lihat, saya sedikit ingat. Yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau

diskusikan dengan orang lain, saya mulai paham. Dan yang saya dengar,

lihat, bahas dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan.

Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasi. Terkait pendapat tersebut

tentunya model cooperative learning tipe group resume dapat diterapkan

agar pembelajaran yang diberikan dapat diterima siswa dengan mudah.

Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji lebih

dalam tentang penggunaan model cooperative learning tipe group resume

terkait dengan upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPS kelas VA SDN 2 Metro Utara tahun pelajaran

(7)

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered).

2. Penggunaan model pembelajaran yang kurang.

3. Saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang mengobrol,

mengantuk dan ribut.

4. Aktivitas belajar siswa masih rendah.

5. Hasil belajar siswa rendah.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model

cooperative learning tipe group resume pada mata pelajaran IPS kelas

VA SDN 2 Metro Utara tahun pelajaran 2012/2013?

2. Apakah hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan

model cooperative learning tipe group resume pada mata pelajaran IPS

(8)

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model cooperative

learning tipe group resume pada mata pelajaran IPS kelas VA SDN 2

Metro Utara tahun pelajaran 2012/2013.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model cooperative learning

tipe group resume pada mata pelajaran IPS kelas VA SDN 2 Metro

Utara tahun pelajaran 2012/2013.

E.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi:

1. Siswa

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran

IPS.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

2. Guru

Memberikan pengalaman pada guru untuk menggunakan model

cooperative learning tipe group resume dalam mata pelajaran IPS.

3. Sekolah

Meningkatkan kualitas pendidikan melalui penggunaan model

(9)

4. Penulis

Menambah pengetahuan tentang penerapan model cooperative

learning tipe group resume pada pembelajaran yang akan

(10)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan hal penting yang menjadi kebutuhan bagi

semua orang. Dalyono (2005: 49) mengungkapkan Belajar adalah

suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh,

dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki,

baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh

lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti inteligensi,

bakat, motivasi, minat dan sebagainya. Sedangkan Zahorik (dalam

Komalasari, 2010: 16) mengemukakan bahwa terdapat lima elemen

belajar konstruktivistik, yaitu pengaktifan pengetahuan yang sudah

ada, pemerolehan pengetahuan baru, pemahaman pengetahuan,

mempraktikan pengetahuan dan pengalaman, dan melakukan refleksi.

Sejalan dengan pendapat ahli di atas, Winataputra (2008: 1.4)

menyatakan bahwa belajar merupakan proses mendapatkan

pengetahuan dengan membaca dan menggunakan pengalaman sebagai

pengetahuan yang memandu perilaku pada masa yang akan datang.

Hal ini sejalan dengan teori konstruktivisme yaitu belajar yang lebih

(11)

membangun atau membentuk makna, pengetahuan, konsep dan

gagasan melalui pengalaman.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersungguh-sungguh

sehingga dapat memberikan perubahan kemampuan pada diri

seseorang. Belajar tidak hanya suatu proses yang memberikan

perubahan kemampuan dalam hal pola fikir saja, tetapi juga

kemampuan dalam hal tingkah laku seseorang.

B. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas dalam proses pembelajaran merupakan hal yang perlu

diperhatikan, karena belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik

apabila tidak adanya aktivitas. Abdurrahman (2006: 34) menyatakan

bahwa aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan

jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung keberhasilan

belajar. Sedangkan Kunandar (2010: 277) aktivitas siswa merupakan

keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perbuatan dalam

kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar

mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan seseorang

guna menunjang keberhasilan proses dalam kegiatan belajar dan

memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Aktivitas siswa dalam

kegiatan pembelajaran ini mencakup partisipasi, minat, perhatian dan

(12)

C. Pengertian Hasil Belajar

Tujuan dari kegiatan belajar salah satunya untuk mencapai hasil

belajar dari proses pembelajaran tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2007: 381) hasil

belajar adalah sesuatu yang diadakan oleh adanya usaha belajar. Hasil

belajar sering pula dikatakan sebagai prestasi belajar siswa yaitu hasil

yang diperoleh siswa setelah mengikuti beberapa materi pelajaran

yang telah diberikan oleh guru.

Nasution (dalam Kunandar, 2010: 276) berpendapat bahwa hasil

belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak

hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan

penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Sedangkan

menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) hasil belajar adalah hasil

dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru

tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar,

sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan perolehan nilai dari

proses evaluasi hasil belajar.

Terkait pendapat tersebut penulis menarik kesimpulan bahwa

hasil belajar adalah perubahan pada diri seseorang baik dari

pengetahuan maupun tingkah laku setelah mengikuti kegiatan yang

dilaksanakan

D. Model Pembelajaran

Penggunaan model pembelajaran menjadikan suatu proses belajar

(13)

bahwa model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran

hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang

dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan

implikasinya pada tingkat operasional di kelas.

Joice (dalam Isjoni 2007: 50) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelasnya. Dalam penerapannya pembelajaran ini harus sesuai dengan kebutuhan siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran adalah rancangan yang dibuat untuk menyusun

pembelajaran melalui pendekatan secara menyeluruh untuk mencapai

tujuan dari pelajaran yang dilakukan. Dalam pembelajaran diperlukan

variasi model pembelajaran yang harus digunakan oleh guru agar siswa

tidak merasa bosan dalam proses belajar, salah satunya dengan

menggunakan model cooperative learning.

E. Model Cooperative Learning

Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar

salah satunya yaitu model cooperative learning. Menurut Rusman

(2012: 202) cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran

dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai

enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

(14)

kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cooperative

learning merupakan model pembelajaran yang dalam proses belajarnya

siswa dibagi ke dalam kelompok kecil untuk saling bekerja sama

secara kolaboratif dengan saling bertukar pengetahuan. Dalam model

pembelajaran ini siswa juga dapat saling bertukar pengalaman untuk

menambah wawasan mereka.

F. Model-model Cooperative Learning

Model cooperative learning memiliki beberapa macam atau jenis.

Isjoni (2007: 51) menyatakan, di dalam cooperative learning terdapat

beberapa variasi model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS

diantaranya (1) Student Team Achievment Division (STAD), (2)

Jigsaw, (3) Group Investigation (GI), (4) Rotating Trio Exchange, (5)

Group resume.

Iru, dkk., (2012: 55) menyatakan bahwa terdapat beberapa tipe dalam cooperative learning diantaranya adalah Cooperative Learning Type Student Team Achievement Divisions (STAD), Cooperative Learning Type Numbered Head Together (NHT), Cooperative Learning Type Think Pair Share (TPS), Cooperative Learning Type Jigsaw, Cooperative Learning Type Team Games Tournament (TGT), Cooperative Learning Type Mind Mapping, Cooperative Learning Type Example Non Example, Cooperative Learning Type Think-Talk-Write, Cooperative Learning Type Group Investigation (GI).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

(15)

dapat diterapkan dalam pembelajaran yaitu model cooperative

learning tipe group resume.

G. Cooperative Learning Tipe Group Resume

1. Pengertian Group resume

Model cooperative learning tipe group resume merupakan

salah satu model yang dapat diterapkan di SD. Silberman (2006:

69) berpendapat bahwa group resume merupakan cara menarik

untuk membantu siswa lebih mengenal satu sama lain atau

melakukan semacam pembentukan tim yang anggotanya sudah

saling mengenal.

Wilt (dalam http://wawasan biologi. blogspot. Com) menyatakan bahwa group resume adalah sebuah resume menggambarkan hasil yang telah dicapai oleh individu. Resume ini akan menjadi menarik untuk dilakukan dalam group dengan tujuan membantu siswa menjadi lebih akrab atau melakukan team building (kerjasama kelompok) yang anggotanya saling mengenal sebelumnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa group resume merupakan model pembelajaran di mana pada

prosesnya siswa dibagi ke dalam kelompok. Kelompok tersebut

kemudian saling bekerja sama untuk membuat resume atau

rangkuman dengan masing-masing kelompok sudah saling

mengenal satu sama lain.

2. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning Tipe Group Resume

Model-model pembelajaran selalu memiliki kelebihan dan

(16)

group resume. Adapun kelebihan dan kelemahan dari group resume

adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan Model Cooperative Lerning Tipe Group Resume

Model cooperative learning tipe group resume memiliki

beberapa kelebihan.

Menurut Mahmud (dalam http://mahmud09-kumpulan makalah.blogspot.com) kelebihan model cooperative learning tipe group resume yaitu:

1) Siswa menjadi lebih aktif.

2) Membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran dengan baik.

3) Dalam satu pertemuan dapat mempelajari beberapa sub bahasan.

4) Mengembangkan kemampuan bekerjasama serta partisipasi siswa dalam pembelajaran.

5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan pendapat.

6) Siswa terlatih untuk berani bertanya.

b. Kelemahan Model Cooperative Learning Tipe Group Resume

Model cooperative learning tipe group resume tidak

hanya memiliki kelebihan tetapi juga memiliki kelemahan.

Mahmud (dalam http://mahmud09-kumpulan makalah.blogspot.com) menyatakan kelemahan model cooperative learning tipe group resume adalah:

1) Pada pelaksanaannya membutuhkan waktu yang lebih banyak

2) Dalam pembelajaran guru harus mempersiapkan pembelajaran dengan sungguh-sungguh karena jika guru kurang siap maka proses pembelajaran akan menjadi gaduh.

3) Saat diskusi berlangsung, terkadang didominasi oleh seseorang dalam setiap kelompok.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

cooperative learning tipe group resume juga memiliki

(17)

hal ini guru harus bisa meminimalisir kekurangan tersebut agar

pelaksanaaan pembelajaran dengan menggunakan model

cooperative learning tipe group resume dapat diterapkan

dengan baik.

3. Langkah-langkah Model Cooperative Learning Tipe Group

Resume

Model cooperative learning tipe group resume memiliki

langkah-langkah dalam penerapannya.

Menurut SEO education (http://zona-guru.blogspot.com) langkah-langkah model cooperative learning tipe group resume adalah:

a. Siswa membentuk tiga kelompok, pada setiap kelompok diberikan materi yang berbeda.

b. Siswa duduk dengan Masing-masing kelompok dan menunjuk ketua kelompoknya. Kemudian siswa mempresetasikan hasil resume masing-masing kelompok tersebut.

c. Bagi kelompok lain untuk dapat mendengarkan penyampaian hasil resume kelompok temannya dan menyanggah ataupun bertanya.

d. Setelah diskusi selesai siswa kembali duduk dengan posisi semula.

Sedangkan Suprijono (2011: 119) mengungkapkan, langkah-langkah pembelajaran ini sebagai berikut:

a. Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil. b. Menjelaskan kepada siswa bahwa kelas mereka itu

dipenuhi oleh individu-individu yang penuh bakat dan pengalaman.

c. Menyarankan kepada siswa bahwa salah satu cara untuk dapat mengidentifikasi dan menunjukkan kelebihan yang dimiliki kelas adalah dengan membuat resume kelompok.

d. Membagikan kepada setiap kelompok kertas plano untuk menuliskan hasil resume. Resume harus mencakup informasi yang dapat menarik kelompok secara keseluruhan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis

(18)

resume memiliki beberapa langkah-langkah pembelajaran. Adapun

langkah-langkah pembelajaran yang akan digunakan yaitu:

a. siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-6

siswa.

b. guru memberi motivasi kepada siswa bahwa mereka adalah

kelompok yang hebat.

c. guru membagikan kertas karton.

d. setiap kelompok diminta untuk membuat resume,

masing-masing kelompok diberikan materi yang berbeda, dan

menuliskan resume atau rangkuman tersebut pada kertas karton

yang dibagikan oleh guru.

e. setiap kelompok mencantumkan data untuk mengenalkan

anggota kelompoknya (sebagai identitas kelompok), seperti

nama dan kelas.

f. dari masing-masing kelompok diminta untuk membacakan hasil

resume siswa, kemudian kelompok lain dapat mendengarkan

penyampaian hasil resume kelompok temannya dan

menyanggah ataupun bertanya.

H. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

1. Pengertian IPS

IPS merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia dan

lingkungannya. Sardjiyo, dkk., (2009: 1.27) IPS adalah bidang

studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan

(19)

kehidupan atau satu perpaduan. Sedangkan Djahiri (dalam Sapriya,

dkk., 2006: 7) menyatakan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan

ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari

cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainya kemudian diolah

berdasarkan prinsip pendidikan dan dipraktik untuk dijadikan

program pembelajaran pada tingkat persekolahan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang kegiatan sosial

dan segala aspek yang ada dalam kehidupan masyarakat.

2. Tujuan Pembelajaran IPS

Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang bertujuan

untuk memberikan pengetahuan awal kepada siswa tentang

lingkungannya. Solihatin dan Raharjo (2009: 15) menyatakan

bahwa tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan

memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

mengembangkan diri sesuai bakat, minat, kemampuan dan

lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

”The Social Science Education Frame Work for California School” (dalam Sapriya dkk., 2006: 13) mengemukakan lima tujuan pokok pembelajaran IPS:

a. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian/pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisipliner/komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial.

(20)

c. Membina dan mendorong siswa untuk memahami, menghargai, dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kultural maupun individual.

d. Membina siswa kearah turut mempengaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada dirinya. e. Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan

kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga negara.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa tujuan pembelajaran IPS yaitu, membina siswa

untuk mengenal dan mengembangkan segala kegiatan yang ada

dilingkungannya dan juga kegiatan sosial, serta mampu berinteraksi

dan saling bekerja sama dalam kegiatan bermasyarakat.

3. Pembelajaran IPS SD

Pembelajaran IPS SD merupakan pembelajaran yang

diberikan sebagai pengetahuan awal bagi siswa dalam mempelajari

lingkungan sosial.

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI sampai SMP/MTS. Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji separangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memuat materi geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial peserta didik disiapkan dan diarahkan agar mampu menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai.

(21)

masalah-masalah sosial itu dapat dipahami siswa. Dengan demikian para siswa diharapkan dapat menghadapi dan memecahkan masalah sosial sehari-hari.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPS

SD adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa, fakta, konsep

dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial, yang

dikembangkan untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi dan

memecahkan masalah sosial dalam kehidupannya.

4. Tujuan Pembelajaran IPS SD

Herms (dalam Winataputra, dkk., 2008: 8.9) menyatakan

bahwa tujuan pengembangan IPS di persekolahan adalah sebagai

berikut: (a) IPS untuk memenuhi kebutuhan pribadi individu, (b)

IPS untuk memecahkan berbagai persoalan-persoalan

kemasyarakatan masa kini, (c) IPS membantu dalam memilih karir,

(d) IPS mempersiapkan studi lanjutan.

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi menyatakan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan sebagai berikut:

a. Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal nasional dan global.

Berdasarkan pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa

tujuan pembelajaran IPS di SD adalah untuk mengenalkan siswa

(22)

bermasyarakat, untuk membangun kemampuan dasar dengan

mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam kehidupan

sehari-hari baik keterampilan berfikir maupun bersikap, serta

mempersiapkan siswa agar mampu mengatasi masalah dalam

kehidupan bermasyarakat.

I. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Apabila pada

pembelajaran IPS menggunakan model cooperative learning tipe

group resume dengan langkah-langkah yang tepat maka dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

1.4) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru

di dalam kelas melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Suhardjono (dalam Komalasari, 2010: 271) menyatakan bahwa

penelitian tindakan kelas adalah yang dilakukan oleh guru, bekerjasama

dengan peneliti lainnya (atau dilakukan sendiri oleh guru yang bertindak

sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat dia mengajar dengan

penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik

pembelajaran.

Penggunaan jenis penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

gambaran tentang pembelajaran yang baik di dalam kelas. Dengan

demikian proses belajar dapat berlangsung lebih efisien dan berorientasi

untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS.

Jenis penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah model

(24)

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Model

penelitian yang digunakan pada SDN 2 Metro Utara seperti gambar

dibawah ini:

Gambar 1 siklus penelitian tindakan kelas.

Modifikasi dari Wardani (2007: 2.4).

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan Perencanaan

Dst

Siklus I

Siklus II

(25)

B. Seting Penelitian

1. Tempat

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VA SDN 2

Metro Utara tahun pelajaran 2012/2013.

2. Waktu Penelitian

Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada semester

genap tahun pelajaran 2012/2013 selama empat bulan terhitung bulan

Januari sampai dengan April 2013.

3. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif

partisipasif antara peneliti dengan guru mata pelajaran IPS SDN 2

Metro Utara, yang dijadikan subjek dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah siswa dan guru kelas VA SDN 2 Metro Utara dengan jumlah

siswa 20 orang, terdiri dari 13 laki-laki dan 7 perempuan.

C. Jenis Pengumpulan Data

Jenis pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan teknik non tes dan tes.

1. Teknik non tes yaitu dengan melakukan observasi, yang digunakan

untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama proses

pembelajaran.

2. Teknik tes yaitu untuk mengukur hasil belajar siswa setelah melakukan

(26)

D. Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data, hal

ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid, yang

dapat mendukung keberhasilan dalam penelitian. Pada penelitian ini

peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut:

1. Lembar observasi, instrumen ini dirancang dan digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa

selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS menggunakan

model cooperative learning tipe group resume.

2. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai

penguasaan terhadap materi yang dibelajarkan dengan menggunakan

model cooperative learning tipe Group Resume.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis kualitatif

untuk penilaian aktivitas belajar siswa. Sedangkan hasil belajar siswa

menggunakan teknik analisis kuantitatif. Dengan penjelasan sebagai

berikut:

1. Data Kualitatif

Data kualitatif didapat dari lembar observasi. Data observasi

mengetahui kinerja guru dan kesulitan siswa selama proses

(27)

Resume. Nilai kinerja guru dan aktivitas siswa diperoleh dengan

rumus:

R

N = X 100 SM

Keterangan :

NP = Nilai yang dicapai atau diharapkan

R = Skor mentah yang diperoleh oleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 = Bilangan tetap

(Sumber: Adaptasi Purwanto, 2008: 102).

Tabel 1. Kategori aktivitas siswa per individu berdasarkan perolehan

nilai.

No. Rentang Nilai Kategori

1. N>75 Aktif

2. 50<N<75 Cukup aktif 3. 25<N<50 Kurang aktif

4. N<25 Pasif

(Adaptasi dari poerwanti, 2008: 7.8)

Tabel 2. Kategori kinerja guru mengajar berdasarkan perolehan nilai.

No. Rentang Nilai Kategori

1. N>80 Sangat baik

(28)

Sedangkan untuk menghitung presentase siswa aktif secara

klasikal menggunakan rumus:

∑siswa aktif

P = X 100%

∑siswa

Tabel 3. Kriteria keaktifan kelas dalam satuan persen (%)

No. Siswa aktif (%) Keterangan

1. >80 Sangat aktif

2. 60-75 Aktif

3. 40-59 Cukup aktif

4. 20-30 Kurang aktif

5. <20 Pasif

(Adaptasi dari Aqib, 2009: 41)

2. Data kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data dari hasil belajar (tes) melalui

Model cooperative learning tipe Group Resume pada setiap siklusnya.

a. Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa individual digunakan

rumus:

R

S = X 100 N

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor/item yang dijawab benar

N = Skor maksimum dari tes

100 = Bilangan tetap

(29)

b. Nilai rata- rata hasil belajar siswa menggunakan rumus:

c. Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa klasikal digunakan

rumus:

Jumlah siswa yang tuntas belajar Ketuntasan Klasikal= X 100%

Jumlah seluruh siswa

Keterangan:

Ketuntasan individual : jika siswa mencapai ketuntasan ≥ 75%

Ketuntasan Klasikal : Jika ≥ 60% dari seluruh siswa mencapai

ketuntasan ≥ 75%

Diadopsi dari Purwanto (2008: 102)

Tabel 4. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %

(30)

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan

aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di setiap

siklusnya dari nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 63. Siswa dianggap

tuntas belajar apabila 75% dari jumlah siswa memperoleh nilai

sekurang-kurangnya 63 dan aktivitas belajar siswa dianggap tuntas apabila

meningkat hingga 75% (Depdiknas, 2008: 5).

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Langkah-langkah pembelajaran

1. Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan

perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan materi, dengan

langkah- langkah sebagai berikut:

a. Peneliti membuat Pemetaan, Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model cooperative

learning tipe group resume, dengan materi “Menghargai Jasa

dan Peranan Tokoh dalam Mempersiapkan Kemerdekaan

Indonesia”.

b. Menyiapkan instrumen tes dan nontes. Instrument tes berupa

soal post-test beserta kunci jawabannya. Instrumen nontes

berupa lembar observasi.

2. Pelaksanaan

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana

(31)

merupakan pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS dengan

menggunakan model cooperative learning tipe group resume:

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengondisikan kelas.

2) Guru menyampaikan apersepsi (menghubungkan materi

yang akan dijelaskan dengan kehidupan sehari-hari).

Dengan tujuan sebagai penjajakan kesiapan belajar.

b. Kegiatan Inti

Dalam kegiatan ini guru:

1)melibatkan siswa mencari inforamasi mengenai “Jasa dan

Peranan Tokoh dalam Memproklamasikan Kemerdekaan”.

2)Membagi siswa ke dalam kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 3 siswa.

3)Memberi motivasi kepada siswa bahwa kelompok mereka

adalah kelompok yang hebat.

4)Membagi kertas karton kepada masing-masing kelompok.

5)Meminta siswa membuat resume, dengan menuliskan

resume pada kertas karton. Setiap kelompok mencantumkan

data untuk mengenalkan anggota kelompoknya (sebagai

identitas kelompok), seperti nama dan kelas.

6)Meminta masing-masing kelompok untuk membacakan

hasil resume siswa, kemudian kelompok lain dapat

mendengarkan penyampaian hasil resume kelompok

(32)

7)Memberikan penghargaan kepada kelompok berupa

pemberian nilai pada hasil pekerjaan siswa.

8)Melakukan Tanya jawab apabila ada materi yang kurang

dipahami oleh siswa.

9)Bersama siswa melakukan refleksi.

10)Memberikan post- test individu.

c. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup guru:

1) Menyimpulkan pembelajaran mengenai materi yang telah

disampaikan bersama siswa.

2) Memberikan pekerjaan rumah.

3) Menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

3. Observasi

Peneliti melakukan kegiatan observasi dengan mengamati

aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran

berlangsung. Pada proses pembelajaran aktivitas siswa dan

kinerja guru diamati dengan menggunakan lembar observasi.

4. Refleksi

Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta

dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat kelemahan dan

kelebihan pada proses pembelajaran setelah diterapkannya model

cooperative learning tipe group resume. Hasil pelaksanaan dari

(33)

tindakan kelas. Namun jika hasil kegiatan dari siklus I belum

mencapai indikator keberhasilan, maka akan dilaksanakan siklus

berikutnya, yang kegiatannya sama dengan siklus I namun materi

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di kelas

VA SDN 2 Metro Utara, dapat disimpulkan bahwa:

1. Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VA SDN 2 Metro

Utara dapat ditingkatkan melalui model cooperative learning tipe group

resume. Hal ini sesuai dengan peningkatan persentase rata-rata aktivitas

siswa pada tiap siklus, yaitu 66,72% pada siklus I, menjadi 71,25% pada

siklus II, dan meningkat lagi menjadi 79,53% pada siklus III.

2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VA SDN 2 Metro

Utara dapat ditingkatkan melalui model cooperative learning tipe group

resume. Hal ini sesuai dengan hasil belajar siswa yang selalu meningkat

pada tiap siklus, yaitu 64,4 pada siklus I, meningkat menjadi 69,5 pada

(35)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti

menyarankan bagi:

1. Siswa diharapkan mampu mengikuti berbagai model pembelajaran yang

digunakan oleh guru, sehingga pembelajaran yang diharapkan dapat

tercapai.

2. Guru

a. diharapkan dapat mencoba menggunakan model cooperative learning

tipe group resume pada pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa.

b. Pada saat proses pembelajaran sebaiknya guru memotivasi siswa agar

siswa mampu menggali dan menemukan sendiri pengetahuannya

secara aktif dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Sekolah diharapkan dapat mendukung keberhasilan kegiatan

pembelajaran, baik secara moral dan materi.

4. Mahasiswa khususnya mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(PGSD) diharapkan mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu yang

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2006. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta.

Aqib, Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Balai Pustaka. Jakarta.

Depdiknas. 2008. Pendekatan Kontekstual: Contextual Teaching and Learning (CTL). Ditjen Dikdasmen. Jakarta.

Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Herrhyanto, Nar, dkk. 2009. Struktur Dasar. Universitas Terbuka. Jakarta.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Ikhsan, Fuad. 2005. Dasar-dasar Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Iru, La, dkk. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-model Pembelajaran. Multi Presindo. Kendari.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Bandung.

(37)

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Mahmud. 2012. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group Resume. (http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/09/contoh-laporan-penelitian-tindakan.html) Diakses pada tanggal 15/11/12. 10.20 WIB.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (nomor 22 tahun 2006. BSNP. 2006).

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip- prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajagrafindo Persada. Bandung.

Sapriya, dkk. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI PRESS. Bandung.

Sardjiyo, dkk. 2009. Pendidikan IPS di SD. Universitas Terbuka. Jakarta.

SEO Education. 2010. (http://zona-guru.blogspot.com/2010/10/langkah-langkah-strategi-group-resume.html). Diakses pada tanggal 26/11/12. 09.00 WIB.

Silberman, Melvin. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Nusamedia. Bandung.

Solihatin, dan Raharjo. 2009. Cooperative learning. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative learning dan Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Kencana. Surabaya.

Undang-Undang Sisdiknas (UU RI No. 20 Tahun 2003 PT. Sinar Grafika. Jakarta.). 2008.

(38)

Wardani, I.G.A.K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Wilt, Agung. 2012. Stategi Pembelajaran Aktif.

http://wawasanbiologi.blogspot.com/2012/02/strategi-pembelajaran-aktif.html. Diakses pada tanggal 20/11/2012. 11.30 WIB.

Gambar

Gambar 1 siklus penelitian tindakan kelas.
Tabel 2. Kategori kinerja guru mengajar berdasarkan perolehan nilai.
Tabel 3. Kriteria keaktifan kelas dalam satuan persen (%)
Tabel 4. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Picture To Picture Untuk Meningkatkan Kognisi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui model cooperative learning tipe numbered heads together

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Cooperative Learning tipe NHT pada mata pelajaran matematika kelas V SDN 1 Tempuran dapat meningkatkan

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Students Teams AchievementDivision Untuk Meningkatkan Pembelajaran Konsep Dalam Mata Pelajaran IPS Materi Tokoh Pergerakan

kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata. pelajaran IPS materi sumber daya alam di kelas IV SD

Tujuan peneilitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS di

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan kendala Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray (Ts-Ts) Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas

“Metode Kooperatif Tipe Group Investigasi Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Girimoyo 03 Karangploso”.. Kata Kunci: