LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Istilah
Daftar Istilah
Istilah Pengertian
1. Account Payable Period (APP)
2. Account Receivable Period
(ARP)
3. Board Size (ukuran dewan)
4. Cash Conversion Cycle (CCC)
5. Cash Conversion Efficiency
6. Cash Turnover
7. Corporate Cash Ratio
8. Current Ratio
Mengukur periode atau berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untk membayar utangnya kepada pemasok.
Mengukur periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang, semakin pendek periode pengumpulan piutang maka akan semakin baik.
jumlah personel dewan direksi dan komisaris dalam suatu perusahaan
Mengukur kemampuan perusahaan untuk mengubah kas yang dimiliki menjadi barang/inventory untuk dijual atau diubah menjadi kas kembali.
Mengukur efisiensi arus kas bersih dari operasi terhadap penjualan
Menunjukkan kemampuan kas berputar dalam satu periode. Dihitung dengan cara membagi hari dalam satu tahun dengan siklus kas perusahaan.
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menginvestasikan kas yang masuk ke dalam aktiva perusahaan. Rumusnya adalah Cash/(total assets−cash) (Mohsen et.al, 2015).
Istilah Pengertian 9. Debt Ratio atau Debt to Assets
Ratio
10. Debt to Equity Ratio (DER)
11. Family Control
12. Firm Age
13. Firm risk
14.Firm Size
15.Gross Operating Profit (GOP)
16.Inventory Holding Period
(IHP)
17. Inventory turnover
Rasio yang menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang. Rumusnya adalah total hutang dibagi dengan total asset/aktiva.
Rasio yang menunjukkan setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. DER diukur dengan membandingkan total hutang perusahaan dengan total ekuitas.
Kendali keluarga dalam perusahaan yang dilihat dari kepemilikan saham anggota keluarga minimal 10% di perusahaan.
Lamanya perusahaan berdiri dan eksis dalam persaingan bisnis, dihitung dari perusahaan didirikan.
Risiko yang timbul dalam perusahaan, karena adanya ketidakpastian di masa yang akan datang. Firm risk diukur dengan beta. Rasio yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki. Firm size diukur dengan logaritma total asset perusahaan.
Menunjukkan laba kotor dari operasional perusahaan, yang dihitung dengan rumus (penjualan – harga pokok penjualan)/(total asset – asset keuangan).
Menunjukkan berapa lama persediaan barang ditahan atau berapa lama persediaan barang berada di gudang .
Istilah Pengertian 18. Leverage
19. Return on Equity (ROE)
20. Return on Investment (ROI) atau Return on Assets (ROA)
21. Sales Growth
22. Tobin’s Q
23. Working Capital Turnover
Rasio yang digunakan untuk mengukur sejauhmana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.
Rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri, sekaligus menunjukkan tingkat efesiensi penggunaan modal sendiri.
Kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.
Rasio yang menunjukkan keberhasilan perusahaan menjalankan kegiatan operasionalnya, dapat dilihat dari rendah tingginya pejualan perusahaan.
Ukuran yang mencerminkan penilaian pasar terhadap asset perusahaan terhadap nilai buku, dan seringkali digunkan sebagai proxy untuk melihat peluang pertumbuhan pasar di masa mendatang.
Lampiran 2: Data Penjualan, Modal Kerja, Total Hutang, Umur Perusahaan, Family Control dan Laba Bersih Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 (Data Mentah)
Data Penjualan, Modal Kerja, Total Hutang, Umur Perusahaan, Family Control dan Laba Bersih
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014
(dalam Rupiah)
No Kode
Emiten Penjualan Modal Kerja Total Hutang
Umur Perusahaan
(tahun)
Family
Control Laba Bersih
No Kode
Emiten Penjualan Modal Kerja Total Hutang
Umur Perusahaan
(tahun)
Family
Control Laba Bersih
17 MYRX 266,364,733,098 63,749,377,568 861,812,237,324 44 Tidak ada 1,044,743,731 18 PICO 694,332,286,638 181,793,570,144 395,525,304,553 32 Tidak ada 16,153,616,369 19 TBMS 7,586,511,197,480 -398,788,358,480 1,941,189,337,960 38 Tidak ada 53,558,106,160 20 BUDI 2,284,211,000,000 43,409,000,000 1,563,631,000,000 38 Ada 288,499,000,000 21 DPNS 132,775,925,237 161,516,050,803 32,794,800,672 36 Ada 14,519,866,284 22 EKAD 526,573,620,057 169,190,493,997 138,149,558,606 34 Ada 40,756,078,282
23 INCI 4,261,435,256 80,213,691,411 10,872,710,103 33 Ada 11,028,221,012
No Kode
Emiten Penjualan Modal Kerja Total Hutang
Umur Perusahaan
(tahun)
Family
Control Laba Bersih
No Kode
Emiten Penjualan Modal Kerja Total Hutang
Umur Perusahaan
(tahun)
Family
Control Laba Bersih
No Kode
Emiten Penjualan Modal Kerja Total Hutang
Umur Perusahaan
(tahun)
Family
Control Laba Bersih
88 INAF 1,381,436,578,115 18,232,205,054 656,380,082,912 97 Tidak ada 1,164,824,606 89 KAEF 4,521,024,379,759 1,185,619,176,479 1,157,040,676,384 46 Tidak ada 236,531,070,864 90 KLBF 17,368,532,547,558 5,734,885,197,703 2,607,556,689,283 49 Ada 2,129,215,450,082 91 MERK 1,179,182,000,000 465,519,000,000 162,908,000,000 45 Tidak ada 181,472,000,000 92 PYFA 222,302,407,528 30,082,797,570 76,177,686,068 39 Ada 2,657,665,405 93 SIDO 2,197,907,000,000 1,679,007,000,000 186,740,000,000 64 Ada 414,200,000,000 94 SQBB 497,501,571,000 282,373,611,000 90,473,777,000 45 Tidak ada 164,808,009,000 95 TSPC 7,512,115,000,000 2,477,369,000,000 1,545,006,000,000 62 Ada 602,874,000,000 96 MBTO 671,398,849,823 329,937,909,120 165,633,948,162 38 Ada 2,976,713,172 97 MRAT 434,747,000,000 272,427,000,000 114,841,000,000 36 Ada 7,371,000,000 98 TCID 2,308,203,551,971 387,963,460,344 569,730,901,368 46 Tidak ada 174,908,419,101 99 UNVR 34,511,534,000,000 -2,527,662,000,000 9,681,888,000,000 82 Tidak ada 5,738,523,000,000 100 CINT 283,443,541,586 138,153,881,896 73,446,108,893 37 Ada 25,375,295,609 101 KDSI 1,626,232,662,544 149,636,112,203 555,679,416,109 42 Ada 44,489,139,365 102 KICI 102,971,318,497 56,800,434,278 18,065,657,377 41 Tidak ada 4,703,508,241 103 LMPI 513,547,309,970 88,173,068,406 409,761,454,151 43 Ada 1,710,590,575
Lampiran 3 : Data Variabel Penelitian(Sebelum Transformasi)
Data Working Capital Turnover, Debt to Assets Ratio, Return on Investment, Umur Perusahaan, dan Family Control
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014
Lampiran 4 : Data Variabel Penelitian(Sesudah Transformasi)
Data Working Capital Turnover, Debt to Assets Ratio, Return on Investment, Umur Perusahaan, dan Family Control
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014
No Kode
Emiten Ln_WCT Ln_DAR Ln_ROI Ln_Umur
No Kode
Emiten Ln_WCT Ln_DAR Ln_ROI Ln_Umur
No Kode
Emiten Ln_WCT Ln_DAR Ln_ROI Ln_Umur
Lampiran 5 : Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS Tabel Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Profitabilitas 103 ,02 40,18 7,2197 8,24542
Perputaran Modal Kerja 103 -126,82 941,27 24,5729 119,49364
Leverage 103 3,28 286,36 48,1265 35,71850
Umur Perusahaan 103 18 98 40,65 15,260
Valid N (listwise) 103
Tabel Frekuensi Family Control Statistics
Famiy Control
N
Valid 103
Missing 0
Famiy Control
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak ada 60 58,3 58,3 58,3
Ada 43 41,7 41,7 100,0
A. Hasil Uji Asumsi Klasik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 103
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 7,49634719
Most Extreme Differences
Absolute ,151
Positive ,151
Negative -,132
Kolmogorov-Smirnov Z 1,534
Asymp. Sig. (2-tailed) ,018
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 90
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 6,29297127
Most Extreme Differences
Absolute ,159
Positive ,159
Negative -,089
Kolmogorov-Smirnov Z 1,506
Asymp. Sig. (2-tailed) ,021
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 92
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,81913587
Most Extreme Differences
Absolute ,070
Positive ,035
Negative -,070
Kolmogorov-Smirnov Z ,673
Asymp. Sig. (2-tailed) ,756
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
4) Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
a. Dependent Variable: Ln_ROI
5) Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Famiy Control, Ln_WCT, Ln_Umur, Ln_DAR
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea ,10127
Cases < Test Value 46
Cases >= Test Value 46
Total Cases 92
Number of Runs 42
Z -1,048
Asymp. Sig. (2-tailed) ,294
a. Median
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
a. Dependent Variable: ABS_RES
B. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
a. Dependent Variable: Ln_ROI
C. Hasil Pengujian Hipotesis 1) Hasil Uji F
a. Dependent Variable: Ln_ROI
2) Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1,403 1,196 1,173 ,244
Ln_WCT -,116 ,067 -,183 -1,722 ,089
Ln_DAR -,333 ,149 -,237 -2,234 ,028
Ln_Umur ,486 ,294 ,165 1,652 ,102
Famiy Control -,114 ,176 -,064 -,648 ,519
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Brealey, Myers & Marcus, 2008. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Brigham, Eugene F. & Joel F. Houston, 2001. Manajemen Keuangan, terjemahan Dodo Suharto dkk., Buku 1, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
..., 2001. Manajemen Keuangan, Buku 2, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
Djarwanto, 2010. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.
Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua, USU Press, Medan.
Harahap, Sofyan Syafri, 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Cetakan ke-11, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Kencana, Jakarta.
..., 2008. Analisis Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Munawir, H.S, 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan
Ketigabelas, Liberty, Yogyakarta.
Riyanto, Bambang, 2009. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Keenam, BPFE, Yogyakarta.
Rochaety, Ety, Ratih Tresnati, H. Abdul Madjid Latief, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, Edisi Revisi, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Sadalia, Isfenti, 2010. Manajemen Keuangan, USU Press, Medan.
Sartono, R. Agus, 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, Cetakan Keenam, BPFE, Yogyakarta.
Sugiyono, 2012. Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Ke-16, Alfabeta, Bandung.
Syahyunan, 2013. Manajemen Keuangan I, Edisi Revisi, USU Press, Medan. ..., 2004. Manajemen Keuangan I, USU Press, Medan.
Syamsuddin, Lukman, 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam: Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan, Edisi Baru, Cetakan Ke-9, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Van Horne, James C. Dan John M. Wachowicz, Jr, 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Buku 1, Edisi Kedua Belas, Alih Bahasa oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Salemba Empat, Jakarta.
JURNAL:
Gunawan, Liany, 2014. “Pengaruh Family Control, Firm Risk, Size dan Age
Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi”, Business Accounting Review, Vol. 2, No. 1, pp. 41-50. Hariyanto, Lidia dan Juniarti, 2014, “Pengaruh Family Control, Firm Risk, Firm
Size dan Firm Age Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada Sektor Keuangan”, Business Accounting Review, Vol. 2, No. 1, pp. 141-150.
Jip, Linawati dan Juniarti, 2014. “Pengaruh Family Control Terhadap Profitabillitas dan Nilai Perusahaan Pada Sektor Barang dan Konsumsi”,
Business Accounting Review, Vol. 2, No. 1, pp. 160-169.
Kamaliah, Nasrizal Akbar, dan Lexinta Kinanti, 2009. “Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Leverage Keuangan, Ukuran dan Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Wholesale and Retail Trade yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ekonomi, Vol. 17, No. 3, pp. 10-23.
Sidauruk, Lasriani dan Dr. Kornel Munthe, 2014. “Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar Di BEI”, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 14, No. 1.
Tsagem , Muhammad Musa, Norhani Aripin dan Rokiah Ishak, 2015. “Impact of Working Capital Management, Ownership Structure and Board Size on the Profitability of Small and Medium-Sized Entities in Nigeria”, International Journal of Economics and Financial Issues, 5 (Special Issue), pp. 77-83. Warrad, Lina, 2013. “The Impact of Working Capital Turnover on Jordanian
Chemical Industries Profitability”, American Journal of Economics and Business Administration, Vol. 5, Issue 3, pp. 116-119.
Din, Shahab-u-Din, Attiya Yasmin Javid, 2011. “Impact of Family Ownership concentration on the Firm’s Performance: Evidence from Pakistani Capital Market”, Munich Personal RePEc Archive, Paper 37566.
SKRIPSI:
Fatimah, Citra, 2010. Analisis Pengaruh Efektivitas Komponen Modal Kerja, Leverage, dan Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Go Public di Indonesia, Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Halim, Wiliani, 2010. Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Industri Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, Medan.
Julkarnain, 2012. Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjung Pinang.
Putra, Mokhammad Fikri Pramudya Putra Tri, 2011. Pengaruh Pendapatan Usaha dan Beban Pajak Terhadap Prediksi Laba Bersih (Studi Empiris Pada PT HM. Sampoerna Tbk Periode 1999-2010), Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Ilmu Komputer Indonesia, Bandung.
Sari, Afriani Wulan, 2010. Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Leverage, Likuiditas dan Firm Size Terhadap Profitabilitas, Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Internet:
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu
variabel dengan variabel lainnya, dimana variabel-variabel yang digunakan memiliki hubungann sebab-akibat. Jadi rumusan masalah asosiatif kausal dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efisiensi modal kerja,
leverage, umur perusahaan, dan family control terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan data sekunder yang
diperoleh melalui situs website resmi masing-masing
perusahaan.
Waktu pelaksanaan penelitian adalah dari bulan Desember 2015 sampai
dengan Februari 2016.
3.3 Batasan Operasional
Batasan Operasional diperlukan untuk menghindari kesimpangsiuran
Batasan operasional dalam penelitian ini antara lain :
a. Perusahaan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014.
b. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014.
c. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi ke dalam dua bagian
yaitu :
1) Variabel independen (bebas) adalah working capital tornover, Debt to Asset Ratio, umur perusahaan, dan family control.
2) Variabel dependen (terikat) adalah Return on Investment (ROI).
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah cara mendefinisikan,
menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional untuk mengukur variabel penelitian.
Definisi operasional dari masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Ukur
Working Capital Turnover (X1)
Rasio yang menunjukkan kemampuan modal kerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian penjualan perusahaan
Untuk mengukur seberapa besar aktiva dibiayai oleh hutang, atau seberapa besar utang berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva
���������������� ����� ������
Lanjutan Tabel 3.1
Variabel Definisi Indikator Skala
Ukur Umur
Perusahaan (X3)
Alat ukur berapa lama perusahaan berdiri dan eksis dalam persaingan bisnis
Dihitung sejak perusahaan berdiri sampai dengan dilakukan penelitian
Rasio
Family Control (X4)
Untuk menunjukkan ada tidaknya kendali keluarga di dalam perusahaan
Kepemilikan saham keluarga minimal 10%. Angka 1 menunjukkan ada family control, sedangkan angka 0 menunjukkan tidak ada family control.
Nominal
Return on Investment (Y)
Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan
��������� ����� ���
����� ������ X 100%
Rasio
Sumber : Kasmir (2010), Gunawan (2014), Hariyanto (2014), Syamsuddin (2007)
3.5 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014,
yaitu sebanyak 142 perusahaan.
Dari keseluruhan perusahaan manufaktur tersebut, maka populasi yang digunakan
dalam penelitian adalah populasi yang menjadi sasaran dengan kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014.
b. Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited
dengan periode yang berakhir per 31 Desember 2014.
Tabel 3.2
Kriteria Penentuan Data Penelitian
No Kriteria Data Penelitian Jumlah
Perusahaan 1.
2.
3.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014
Perusahaan tersebut tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited dengan periode yang berakhir per 31 Desember 2014
Perusahaan tersebut mengalami kerugian selama periode 2014
142
(9)
(30)
Jumlah akhir data penelitian 103
Sumber:
Dari Tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa data yang memenuhi kriteria tersebut adalah 103 perusahaan. Nama-nama perusahaan yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini :
Tabel 3.3
Nama-Nama Perusahaan yang Diteliti
No Nama Perusahaan Kode Sub Sektor
1
PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk INTP Semen
2 PT Semen Baturaja Persero Tbk SMBR Semen 3 PT Holcim Indonesia Tbk SMCB Semen 4 PT Semen Gresik Tbk SMGR Semen
5 PT Wijaya Karya Beton Tbk WTON Keramik, poselen & kaca 6 PT Asahimas Flat Glass Tbk AMFG Keramik, poselen & kaca 7 PT Arwana Citra Mulia Tbk ARNA Keramik, poselen & kaca
8
PT Keramika Indonesia Asosiasi
Tbk KIAS Keramik, poselen & kaca
9 PT Mulia Industrindo Tbk MLIA Keramik, poselen & kaca 10 PT Surya Toto Indonesia Tbk TOTO Keramik, poselen & kaca 11 PT Alaska Industrindo Tbk ALKA Logam & sejenisnya
12
PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk ALMI Logam & sejenisnya 13 PT Beton Jaya Manunggal Tbk BTON Logam & sejenisnya
14
PT Indal Aluminium Industry
Tbk INAI Logam & sejenisnya
Lanjutan Tabel 3.3
No Nama Perusahaan Kode Sub Sektor
18 PT Pelangi Indah Canindo Tbk PICO Logam & sejenisnya
19
PT Tembaga Mulia Semanan
Tbk TBMS Logam & sejenisnya
20 PT Budi Acid Jaya Tbk BUDI Kimia 21 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS Kimia 22 PT Ekadharma International Tbk EKAD Kimia
23
PT Intan Wijaya International
Tbk INCI Kimia
24 PT Indo Acitama Tbk SRSN Kimia
25
PT Chandra Asri Petrochemical
Tbk TPIA Kimia
26 PT Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC Kimia
27
PT Argha Karya Prima Industry
Tbk AKPI Plastik & Kemasan
28 PT Asiaplast Industres Tbk APLI Plastik & Kemasan 29 PT Berlina Tbk BRNA Plastik & Kemasan
30
PT Champion Pacific Indonesia
Tbk IGAR Plastik & Kemasan
31
PT Indopoly Swakarsa Industry
Tbk IPOL Plastik & Kemasan
32 PT Sekawan Intipratama Tbk SIAP Plastik & Kemasan 33 PT Tunas Alfin Tbk TALF Plastik & Kemasan 34 PT Trias Sentosa Tbk TRST Plastik & Kemasan
35
PT Charoen Pokphand Indonesia
Tbk CPIN Pakan ternak
36
PT Japfa Comfeed Indonesia
Tbk JPFA Pakan ternak
37 PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI Kayu & Pengolahannya
38
PT Tirta Mahakam Resources
Tbk TIRT Kayu & Pengolahannya
39 PT Alkindo Naratama Tbk ALDO Pulp & kertas
40
PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo
Tbk DAJK Pulp & kertas
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
Tbk TKIM Pulp & kertas
Lanjutan Tabel 3.3
No Nama Perusahaan Kode Sub Sektor
50 PT Goodyear Indonesia Tbk GDYR Otomotif & komponen 51 PT Gajah Tunggal Tbk GJTL Otomotif & komponen 52 PT Indospring Tbk INDS Otomotif & komponen 53 PT Multistrada Arah Sarana Tbk MASA Otomotif & komponen 54 PT Nippres Tbk NIPS Otomotif & komponen
55
PT Prima Alloy Steel Universal
Tbk PRAS Otomotif & komponen
56 PT Selamat Sempurna Tbk SMSM Otomotif & komponen 57 PT Centex Tbk CNTX Tekstil & garmen 58 PT Eratex Djaya Tbk ERTX Tekstil & garmen 59 PT Indorama Synthetic Tbk INDR Tekstil & garmen 60 PT Pan Brother Tbk PBRX Tekstil & garmen 61 PT Ricky Putra Globalindo Tbk RICY Tekstil & garmen 62 PT Trisula International Tbk TRIS Tekstil & garmen 63 PT Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT Tekstil & garmen 64 PT Unitex Tbk UNTX Tekstil & garmen 65 PT Sepatu Bata Tbk BATA Alas kaki
66
PT Primarindo Asia
Infrastructure Tbk BIMA Alas kaki 67 PT Jembo Cable Company Tbk JECC Kabel 68 PT KMI Wire and Cable Tbk KBLI Kabel 69 PT Kabelindo Murni Tbk KBLM Kabel
70
PT Supreme Cable
Manufacturing and Commerce
Tbk SCCO Kabel
71
PT Akasha Wira International
Tbk ADES Makanan & minuman
72 PT Tiiga Pilar Sejahtera Tbk AISA Makanan & minuman 73 PT Cahaya Kalbar Tbk CEKA Makanan & minuman 74 PT Delta Djakarta Tbk DLTA Makanan & minuman
75
PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk ICBP Makanan & minuman
76
PT Indofood Sukses Makmur
Tbk INDF Makanan & minuman
77 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI Makanan & minuman 78 PT Mayora Indah Tbk MYOR Makanan & minuman
79
PT Nippon Indosari Corporindo
Tbk ROTI Makanan & minuman
Lanjutan Tabel 3.3
No Nama Perusahaan Kode Sub Sektor
83
PT Ultrajaya Milk Industry and
Trading Company Tbk ULTJ Makanan & minuman 84 PT Gudang Garam Tbk GGRM Rokok
85
PT Hanjaya Mandala Sampoerna
Tbk HMSP Rokok
86 PT Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM Rokok 87 PT Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA Farmasi 88 PT Indofarma Tbk INAF Farmasi
PT Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul Tbk SIDO Farmasi
94
PT Taisho Pharmaceutical
Indonesia Tbk SQBB Farmasi
95 PT Tempo Scan Pacific Tbk TSPC Farmasi
96 PT Martina Berto Tbk MBTO Kosmetik & barang Rumah Tangga 97 PT Mustika Ratu Tbk MRAT Kosmetik & barang Rumah Tangga 98 PT Mandom Indonesia Tbk TCID Kosmetik & barang Rumah Tangga 99 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR Kosmetik & barang Rumah Tangga 100 PT Chitose International Tbk CINT Peralatan Rumah Tangga
101
PT Kedawung Setia Industrial
Tbk KDSI Peralatan Rumah Tangga
102 PT Kedaung Indah Can Tbk KICI Peralatan Rumah Tangga
103
PT Langgeng Makmur Indutri
Tbk LMPI Peralatan Rumah Tangga
Sumber:
3.6 Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung misal dari buku-buku,
jurnal penelitian, skripsi, literatur, atau data dokumentasi/arsip resmi lainnya. Data dalam penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan periode 2014
website resmi masing-masing perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi. Data dikumpulkan dari berbagai sumber yang relevan dengan
penelitian seperti melalui buku-buku, jurnal penelitian, surat kabar, dan data-data yang diperoleh melalui internet.
3.8Metode Analisis Data 3.8.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012:206).
Penggunaan analisis statistik deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kondisi efisiensi modal kerja, leverage, umur perusahaan dan family control terhadap profitabilitas melalui Return on Investment perusahaan yang dikomparasikan secara eksternal, yaitu melibatkan satu perusahaan yang membandingkan dengan kondisi rata-rata seluruh objek perusahaan.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak adalah dengan analisis grafik dan Kolmogorov-Smirnov. 2) Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Multikolinearitas menunjukkan suatu situasi adanya korelasi antar variabel independen, dan variabel bebas yang berkolerasi tersebut disebut tidak
orthogonal. Variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol.
Menurut Ghozali (dalam Fatimah, 2010:40) untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas dapat dilihat dari : - Nilai tolerance (TOL)
- Variance inflation factor (VIF).
multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
3) Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang laimmya. Hal ini sering ditemukan
pada time series. Sedangkan pada data cross-section masalah autokorelasi jarang terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mendeteksi ada
tidaknya autokorelasi adalah menggunakan uji Durbin Watson. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi. Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho : tidak ada autokorelasi
Ha : ada autokorelasi
Kriteria pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi berdasarkan dalam tabel berikut :
Tabel 3.4
Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<DW<d1 Tidak ada autokorelasi positif No decision d1≤DW≤du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-du<DW<4-d1 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-du≤DW≤4-d1 Tidak ada autokorelasi positif atau
negatif
Tidak ditolak du<DW<4-du
4) Uji heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas. Jika varian berbeda maka disebut heteroskedastisitas, dan model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan grafik
Scatterplot dan uji Glejser Test.
3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel independen yaitu, efisiensi modal kerja, leverage, umur perusahaan dan family control terhadap variabel dependen, yaitu profitabilitas (ROI). Data diolah dengan menggunakan software
SPSS 20.0 for windows. Persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ε Keterangan :
Y = profitabilitas (ROI)
b1-b4 = koefisien regresi variabel independen
X1 = Efisiensi modal kerja X2 = Leverage
X4 = Family control
ε = standard error
3.8.4 Pengujian Hipotesis 1) Uji Simultan (Uji-F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikasi dari seluruh variabel
bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Selain itu pengujian ini juga dilakukan untuk mengetahui apakah model penelitian telah dapat diterima atau tidak untuk dilakukan analisis selanjutnya.
Bentuk pengujiannya adalah : H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Artinya secara simultan efisiensi modal kerja, leverage, umur perusahaan, dan family control tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha : Minimal satu bi≠ 0, i = 1,2,3,4
Artinya secara simultan efisiensi modal kerja, leverage, umur perusahaan, dan family control berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kriteria pengambilan keputusan :
2) Uji Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secra
parsial (individual) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Berikut pengujiannya adalah : H0 : bi = 0
Artinya secara parsial (individual) efisiensi modal kerja, leverage, umur perusahaan dan family control tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.
Ha : bi≠ 0
Artinya secara parsial (individual) efisiensi modal kerja, leverage, umur perusahaan dan family control berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Pengujian menggunakan Uji-t dengan tingkat pengujian (Level of Test) pada α
= 5% dan derajad kebebasan (n-k).
Kriteria pengambilan keputusan :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
Tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
1. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.
2. 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.
4. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.
5. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II. 6. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar
Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950).
7. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif.
8. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
9. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).
Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
10.1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan
dibandingkan instrumen Pasar Modal.
11.1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
12.1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat.
13.2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
14.Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES
88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
15.16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
16.13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
17.22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
18.10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan
mulai Januari 1996.
19.1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
20.2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
22.2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
23.2 Maret 2009 : Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG.
Dengan keberadaan Bursa Efek Indonesia (BEI), maka hal tersebut akan memudahkan seluruh pihak maupun organisasi yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi tentang bursa efek yang mereka butuhkan. Misalnya saja,
calon investor akan terbantu untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan yang tepat untuk dilakukan investasi, sedangkan untuk pihak perusahaan, maka
bursa efek akan memudahkan perusahaan untuk mendapatkan dana.
Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial yang sangat luas, Bursa Efek Indonesia (BEI) melibatkan banyak lembaga atau organisasi. Masing-masing
pihak mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda-beda dan saling menunjang kepentingan lainnya. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yaitu :
a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
Merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Memonitor dan mengatur surat pasar dimana sekuritas-sekuritas dapat diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar dan efisien dengan
maksud untuk melindungi kepentingan para pemodal dan masyarakat. 2) Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, clearing settlement dan
lembaga-lembaga penyimpanan reksadana, perusahaan sekuritas dan para
3) Untuk memberikan rekomendasi tentang pasar modal kepada Menteri Keuangan.
Dengan fungsi tersebut diharapkan BAPEPAM lebih bisa melaksanakan fungsi pengawasan karena kegiatan perdagangan efek dan berbagai kegiatan
yang berkaitan dengannya diselenggarakan oleh bursa efek sendiri. b. Perusahaan yang Go Public
Perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran
dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna membelanjai operasi rencana investasi.
c. Perusahaan Efek
Perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk beberapa kegiatan pinjaman emisi efek, perantara perdagangan efek, manajer investasi, atau
penasehat investasi.
d. Self Regulatory Organization (SRO)
Organisasi yang mewakili kewenangan untuk membuat peraturan yangg berhubungan dengan aktivitas usahanya. SRO terdiri dari:
1) Bursa Efek
Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan
tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. 2) Lembaga Kliring dan Penjamin
Suatu lembaga yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjamin
melewati lembaga ini. LKP yang telah memperoleh izin dari BAPEPAM adalah PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (PT KPEI).
3) Lembaga Penyimpan dan Penyelesaian (LPP)
Pihak yang menyelenggarakan kegiatan custodian central (penyimpanan efek) bagi bank kustodian, perusahaan efek dan yang lainnya. LPP yang memperoleh izin usaha oleh BAPEPAM adalah PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT KSEI).
e. Perusahaan Reksadana
Pihak yang kegiatan utamanya melakukan investasi dan reinvestasi dalam
berbagai portofolio saham yang beragam (diversified portfolio). f. Lembaga Penunjang
Meliputi tempat penitipan harta, wali amanat atau penanggung yang
menyediakan jasa. g. Profesi Penunjang
Terdiri dari akuntan publik, notaris, perusahaan penilai (appraisal) dan konsultan hukum.
h. Pemodal (Investor)
4.2 Gambaran Umum Data Penelitian Tabel 4.1
Gambaran Umum Data Penelitian
No Nama Emiten Kode Sub Sektor Tanggal Berdiri Tanggal Listing
1
poselen & kaca 11 Maret 1997 08 April 2014
6 PT Asahimas Flat
Glass Tbk AMFG
Keramik,
poselen & kaca 07 Oktober 1971
08 November 1995
7 PT Arwana Citra
Mulia Tbk ARNA
Keramik,
poselen & kaca 22 Februari 1993 17 Juli 2001
8
PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk
KIAS Keramik, poselen & kaca
28 November
1968 4 November 1994
9 PT Mulia
Industrindo Tbk MLIA
Keramik, poselen & kaca
15 November
1986 17 Januari 1994
10 PT Surya Toto
Indonesia Tbk TOTO
Keramik,
poselen & kaca 11 Juli 1977 30 Oktober 1990
11 PT Alaska
Industrindo Tbk ALKA
Logam &
sejenisnya 21 Februari 1972 12 Juli 1990
12 PT Alumindo Light
Metal Industry Tbk ALMI
Logam &
sejenisnya 26 Juni 1978 02 Januari 1997
13 PT Beton Jaya
Manunggal Tbk BTON
Logam &
sejenisnya 27 Februari 1995 29 Juni 2001
14 PT Indal Aluminium
Industry Tbk INAI
Logam &
sejenisnya 16 Juli 1971
05 Desember 1994
15 PT Lion Metal
Works Tbk LION
Logam &
sejenisnya 16 Agustus 1972 20 Agustus 1993
16 PT Lionmesh Prima
International Tbk MYRX
Logam &
sejenisnya 07 Juli 1971 31 Oktober 1990
Lanjutan Tabel 4.1
No Nama Emiten Kode Sub Sektor Tanggal Berdiri Tanggal Listing
19 PT Tembaga Mulia
Semanan Tbk TBMS
Logam &
sejenisnya 03 Februari 1977 23 Mei 1990
20 PT Budi Acid Jaya
Tbk BUDI Kimia 15 Januari 1979 08 Mei 1995
21 PT Duta Pertiwi
Nusantara Tbk DPNS Kimia 18 Maret 1982 08 Agustus 1990
22 PT Ekadharma
International Tbk EKAD Kimia
20 November
1981 14 Agustus 1990
23 PT Intan Wijaya
International Tbk INCI Kimia 23 April 1982 24 Juli 1990
24 PT Indo Acitama
Tbk SRSN Kimia
07 Desember
1982 11 Januari 1993
25 PT Chandra Asri
Petrochemical Tbk TPIA Kimia
2 November
Prima Industry Tbk AKPI
Plastik &
Kemasan 07 Maret 1980
18 Desember 1992
28 PT Asiaplast
Industres Tbk APLI
Plastik &
Kemasan 05 Agustus 1992 01 Mei 2000
29 PT Berlina Tbk BRNA Plastik &
Kemasan 18 Agustus 1969
06 November
Kemasan 30 Oktober 1975
05 November
Intipratama Tbk SIAP
Plastik &
CPIN Pakan ternak 07 Januari 1972 18 Maret 1991
36 PT Japfa Comfeed
Indonesia Tbk JPFA Pakan ternak 18 Januari 1979 23 Oktober 1989
37 PT Sumalindo
Lestari Jaya Tbk SULI
Kayu &
Lanjutan Tabel 4.1
No Nama Emiten Kode Sub Sektor Tanggal Berdiri Tanggal Listing
38 PT Tirta Mahakam
Resources Tbk TIRT
Kayu &
Pengolahannya 21 April 1981
13 Desember 1999
39 PT Alkindo
Naratama Tbk ALDO Pulp & kertas 31 Januari 1989 12 Juli 2011
40 PT Dwi Aneka Jaya
Tjiwi Kimia Tbk TKIM Pulp & kertas 02 Oktober 1972 03 April 1990
46 PT Grand Kaartech
Tbk KRAH
Mesin & alat
berat 18 Agustus 1990 29 Oktober 2013
47 PT Astra
International Tbk ASII
Otomotif &
komponen 20 Februari 1957 04 April 1990
48 PT Astra Auto Part
komponen 08 Juli 1981
05 September 1990
50 PT Goodyear
Indonesia Tbk GDYR
Otomotif &
komponen 26 Januari 1917
01 Desember 1980
51 PT Gajah Tunggal
Tbk GJTL
Otomotif &
komponen 24 Agustus 1951 08 Mei 1990
52 PT Indospring Tbk INDS Otomotif &
komponen 05 Mei 1978 01 Mei 2000
53 PT Multistrada Arah
Sarana Tbk MASA
Steel Universal Tbk PRAS
Otomotif &
komponen 20 Februari 1984 01 Maret 1990
56 PT Selamat
Sempurna Tbk SMSM
Otomotif &
komponen 19 Januari 1976 13 Agustus 1996
57 PT Centex Tbk CNTX Tekstil &
Synthetic Tbk INDR
Tekstil &
Lanjutan Tabel 4.1
No Nama Emiten Kode Sub Sektor Tanggal Berdiri Tanggal Listing
60 PT Pan Brother Tbk PBRX Tekstil &
garmen 21 Agustus 1980 16 Agustus 1990
61 PT Ricky Putra
Globalindo Tbk RICY
Tekstil & garmen
22 Desember
1987 09 Februari 1998
62 PT Trisula
International Tbk TRIS
Tekstil &
66 PT Primarindo Asia
Infrastructure Tbk BIMA Alas kaki 01 Juli 1988 30 Agustus 1994
67 PT Jembo Cable
Company Tbk JECC Kabel 17 April 1973 01 Oktober 1993
68 PT KMI Wire and
Cable Tbk KBLI Kabel 19 Januari 1972 06 Juli 1992
69 PT Kabelindo Murni
Tbk KBLM Kabel 11 Oktober 1979 01 Juni 1992
70
PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk
SCCO Kabel 09 november
1970 20 Juli 1982
71 PT Akasha Wira
International Tbk ADES
Makanan &
minuman 06 Maret 1985 13 Juni 1994
72 PT Tiiga Pilar
Sejahtera Tbk AISA
Makanan &
minuman 31 Mei 1991 11 Juni 1997
73 PT Cahaya Kalbar
Tbk CEKA
Makanan &
minuman 03 Februari 1968 09 Juli 1996
74 PT Delta Djakarta
Tbk DLTA
Makanan &
minuman 15 Juni 1932 30 Januari 1989
75 PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk ICBP
Makanan & minuman
02 September
1982 07 Oktober 2010
76 PT Indofood Sukses
Makmur Tbk INDF
Makanan &
minuman 14 Agustus 1990 14 Juli 1994
77 PT Multi Bintang
Indonesia Tbk MLBI
Makanan &
minuman 17 Februari 1977 04 Juli 1990
79 PT Nippon Indosari
Corporindo Tbk ROTI
Makanan &
Lanjutan Tabel 4.1
No Nama Emiten Kode Sub Sektor Tanggal Berdiri Tanggal Listing
80 PT Sekar Bumi Tbk SKBM Makanan &
minuman 12 April 1973
28 September
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Laboratoria Tbk DVLA Farmasi 05 Februari 1976
11 November
91 PT Merck Indonesia
Tbk MERK Farmasi 14 Oktober 1970 23 Juli 1981
Lanjutan Tabel 4.1
No Nama Emiten Kode Sub Sektor Tanggal Berdiri Tanggal Listing
98 PT Mandom
Indonesia Tbk TCID
Kosmetik & barang RT
5 November 1969
30 September 1993
99 PT Unilever
Indonesia Tbk UNVR
Kosmetik & barang RT
05 Desember
1933 11 Januari 1982
100 PT Chitose
International Tbk CINT Peralatan RT 15 Juni 1978 17 Juni 2014
101 PT Kedawung Setia
Industrial Tbk KDSI Peralatan RT 09 Januari 1973 29 Juli 1996
102 PT Kedaung Indah
Can Tbk KICI Peralatan RT 11 Januari 1974 28 Oktober 1993
103 PT Langgeng
Makmur Indutri Tbk LMPI Peralatan RT
30 November
4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Statistik Deskriptif
Sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian, yaitu untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh modal kerja, leverage, umur perusahaan, dan family control terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka pada analisis statistik deskriptif ini akan dideskripsikan data yang mendukung variabel penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini
menggunakan Return on Investment, sedangkan variabel independen dalam penelitian adalah working capital turnover untuk mengukur efisiensi modal kerja,
debt to asset ratio untuk mengukur leverage perusahaan, umur perusahaan, serta
family control. Berikut ini disajikan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan :
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Data Penelitian
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Profitabilitas 103 ,02 40,18 7,2197 8,24542
Perputaran Modal Kerja 103 -126,82 941,27 24,5729 119,49364
Leverage 103 3,28 286,36 48,1265 35,71850
Umur Perusahaan 103 18 98 40,65 15,260
Valid N (listwise) 103 Sumber: Output SPSS, diolah Peneliti, 2016
Tabel 4.3
Frekuensi Family Control
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak ada 60 58,3 58,3 58,3
Ada 43 41,7 41,7 100,0
Total 103 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.2, secara umum nilai minimum dari profitabilitas adalah 0,02 yang dicapai oleh PT Hanson International Tbk, sedangkan nilai
maksimum dari profitabilitas yaitu 40,18 yang dicapai oleh PT Unilever Indonesia Tbk. Tiga urutan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi yaitu PT Unilever
Indonesia Tbk, disusul oleh PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk, kemudian urutan tertinggi ketiga adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Sedangkan urutan profitabilitas terendah berturut-turut adalah PT Hanson International, PT
Alumindo Light Metal Industry Tbk, dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk.
Rata-rata profitabilitas yang diperoleh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 2014 sebesar 7,2197 dengan standar deviasinya sebesar 8,24542. Dari 103 perusahaan yang dijadikan subjek penelitian, maka diperoleh 67 perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas di
bawah profitabilitas rata-rata per 2014. Standar deviasi yang lebih besar dari mean menunjukkan sebaran atau kesimpangan variabel data yang besar antara nilai rasio
profitabilitas terendah dengan nilai rasio profitabilitas tertinggi.
Untuk variabel perputaran modal kerja, berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh nilai minimum sebesar -126,82 oleh PT Fajar Surya Wisesa Tbk, sedangkan nilai
maksimum sebesar 941,27 diperoleh PT Eratex Djaya Tbk. Tiga urutan perusahaan yang memiliki rasio perputaran modal kerja tinggi yaitu PT Eratex
Djaya Tbk, PT Toba Pulp Lestari Tbk, dan PT Prima Alloy Steel Universal Tbk. Sedangkan tiga urutan perusahaan yang memiliki rasio perputaran modal kerja terendah yaitu PT Fajar Surya Wisesa Tbk, PT Goodyear Indonesia Tbk, dan PT
Secara keseluruhan, rata-rata perputaran modal kerja selama tahun 2014 adalah sebesar 24,5729 dengan standar deviasi sebesar 119,49364. Dari 103
perusahaan yang dijadikan subjek penelitian, maka diperoleh 88 perusahaan yang memiliki rasio perputaran modal kerja di bawah rata-rata perputaran modal kerja
selama tahun 2014. Sedangkan standar deviasi yang lebih besar dari mean menunjukkan sebaran atau kesimpangan variabel data yang besar antara nilai rasio perputaran modal kerja terendah dengan nilai rasio perputaran modal kerja
tertinggi.
Untuk variabel leverage, nilai minimum dan maksimum dari 103 perusahaan masing-masing sebesar 3,28 dan 286,36, dimana nilai minimum tersebut diperoleh dari PT Sekawan Intipratama Tbk dan nilai maksimum diperoleh dari PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk. Tiga perusahaan yang
memiliki nilai leverage tinggi berturut-turut yaitu PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk, PT Unitex Tbk, dan PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk.
Sedangkan tiga urutan perusahaan dengan nilai leverage terendah adalah PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, dan PT Semen Baturaja Persero Tbk. Dilihat dari nilai leverage PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk, menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki tingkat ketergantungan yang besar atas pendanaan yang berasal dari pihak eksternal dibandingkan
perusahaan-perusahaan manufaktur lain sepanjang tahun 2014.
Rata-rata leverage 103 perusahaan tersebut selama tahun 2014 adalah 48,1265. Dari 103 perusahaan, terdapat 56 perusahaan yang memiliki rasio
2014. Standar deviasi berdasarkan tabel sebesar 35,71850, dan memiliki nilai yang lebih rendah dari mean, yang artinya sebaran atau kesimpangan variabel data
yang kecil antara nilai leverage terendah dengan nilai leverage tertinggi.
Untuk variabel yang diukur dengan umur perusahaan, berdasarkan Tabel
4.2 diketahui bahwa nilai minimum dari data sebesar 18 dan nilai maksimum dari data sebesar 98. Nilai minimum tersebut menunjukkan bahwa umur termuda dari 103 perusahaan manufaktur adalah 18 tahun, dimana umur termuda tersebut
dimiliki oleh 2 perusahaan yaitu PT Wijaya Karya Beton Tbk dan PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk. Begitu juga sebaliknya, nilai maksimum menunjukkan
bahwa dari 103 perusahaan, terdapat satu perusahaan yang memiliki umur paling tua sebanyak 98 tahun, yaitu PT Goodyear Indonesia Tbk. Secara keseluruhan, rata-rata umur perusahaan manufaktur pada tahun 2014 yaitu sebesar 40,65
dengan standar deviasi sebesar 15,260. Standar deviasi yang lebih rendah dari mean menunjukkan sebaran atau kesimpangan variabel data yang kecil antara
umur perusahaan terendah dengan umur perusahaan tertinggi.
Untuk variabel yang diukur dengan family control, dapat dilihat pada Tabel 4.3 yang menunjukkan bahwa dari 103 perusahaan manufaktur yang
dijadikan subjek penelitian terdapat 60 perusahaan atau sebesar 58,3% yang tidak memiliki family control dalam perusahaan dengan tingkat persentase kevalidan sebesar 58,3%. Sisanya sebesar 41,7% menjelaskan bahwa terdapat 43 perusahan yang memiliki family control dalam perusahaannya dengan tingkat kevalidan sebesar 41,7%. Untuk nama-nama perusahaan yang memiliki ataupun tidak
4.3.2 Uji Asumsi Klasik 4.3.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas
penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik yaitu dengan grafik Histogram dan
Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut
tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Selain itu uji normalitas juga dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Beberapa tindakan yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan residual data yang berdistribusi normal adalah sebagai berikut:
1. Melakukan Uji Outlier
Residual data yang diperoleh pada awalnya tidak memenuhi uji normalitas. Oleh karenanya, kemudian peneliti melakukan uji outlier dan mengeluarkan data outlier dari penelitian. Setelah diperoleh data yang tidak mengandung data outlier, tindakan selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan uji normalitas kembali. Hasil uji normalitas sebelum dan sesuadah
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test (Sebelum Uji Outlier)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 103
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 7,49634719
Most Extreme Differences
Absolute ,151
Positive ,151
Negative -,132
Kolmogorov-Smirnov Z 1,534
Asymp. Sig. (2-tailed) ,018
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS, diolah Peneliti, 2016
Dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,534 dengan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah
sebesar 0,018 dan lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data residual tidak berdistribusi normal.
Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test (Sesudah Uji Outlier)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 90
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 6,29297127
Most Extreme Differences
Absolute ,159
Positive ,159
Negative -,089
Kolmogorov-Smirnov Z 1,506
Asymp. Sig. (2-tailed) ,021
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS, diolah Peneliti, 2016
Dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa setelah
dilakukan uji normalitas diperoleh data penelitian sebanyak 90, dengan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian berdasarkan pengujian normalitas setelah dilakukan uji outlier dapat disimpulkan bahwa data residual masih belum berdistribusi normal.
2. Melakukan Transformasi data
Berdasarkan hasil uji normalitas yang sudah dijelaskan sebelumnya dan data juga masih belum berdistribusi normal, maka tindakan yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah melakukan transformasi data ke dalam bentuk
logaritma natural (Ln). Transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural (Ln) menyebabkan data yang bernilai negatif tidak dapat ditransformasi sehingga
menghasilkan missing values. Sehingga setiap data yang terdapat missing values
Berikut ini adalah hasil pengujian dengan grafik histogram dan grafik
Normal P-P Plot serta Kolmogorov-Smirnov Test setelah dilakukan transformasi:
Sumber: Output SPSS, diolah Peneliti, 2016
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram (Setelah Tranformasi)
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa variabel terikat (dependent) yaitu Profitabilitas mempunyai distribusi normal. Dapat dilihat bahwa kurva menyerupai bentuk lonceng yang hampir sempurna dengan kemiringan yang
Sumber: Output SPSS, diolah Peneliti, 2016 Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Normal P-P Plot (Setelah Transformasi)
Pengujian normalitas data menggunakan Normal P-P Plot juga menunjukkan bahwa data tersebut telah berdistribusi dengan normal karena pada Gambar 4.2 tersebut terlihat titik-titik yang tersebar di sepanjang garis diagonal
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test (Setelah Transformasi)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 92
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,81913587
Most Extreme Differences
Absolute ,070
Positive ,035
Negative -,070
Kolmogorov-Smirnov Z ,673
Asymp. Sig. (2-tailed) ,756
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS, diolah Peneliti, 2016
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.6 diperoleh besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,673 dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,756 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data residual telah berdistribusi normal. Karena secara
keseluruhan data telah terdistribusi secara normal, maka dapat dilanjutkan untuk melaksanakan pengujian asumsi klasik lainnya.
4.3.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Akibat dari terjadinya korelasi antar variabel bebas ini adalah koefisien – koefisien regresi menjadi tidak
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1,403 1,196 1,173 ,244
Ln_WCT -,116 ,067 -,183 -1,722 ,089 ,869 1,151
Ln_DAR -,333 ,149 -,237 -2,234 ,028 ,877 1,140
Ln_Umur ,486 ,294 ,165 1,652 ,102 ,984 1,016
Family Control -,114 ,176 -,064 -,648 ,519 ,995 1,005 a. Dependent Variable: Ln_ROI
Sumber: Output SPSS, diolah Peneliti, 2016
Tabel 4.7 menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas, dimana hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai tolerance dari semua variabel bebas lebih besar dari 0,1 (tolerance > 0,1) dan nilai VIF (Variance Inlation Factor) semua variabel bebas kurang dari 10 ( VIF < 10).
4.3.2.3 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
antara kesalahan pengganggu pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional dan/atau time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh akan menjadi tidak akurat, sedangkan
Tabel 4.8
Hasil Uji Durbin Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,380a ,144 ,105 ,83775 1,710
a. Predictors: (Constant), Famiy Control, Ln_WCT, Ln_Umur, Ln_DAR b. Dependent Variable: Ln_ROI
Sumber: Output SPSS, diolah Peneliti, 2016
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil Durbin-Watson (DW) adalah sebesar 1,710 dengan nilai dl=1,566 dan du=1,751. Nilai DW berada pada daerah tanpa keputusan yaitu diantara nilai dl dan du yang artinya terjadi autokorelasi pada
model regresi. Oleh karena itu, pada penelitian ini uji Durbin-Watson tidak dapat digunakan dan akan digunakan uji autokorelasi yang lain.
Menurut Ghozali (2005:96) terdapat beberapa cara untuk mendeteksi
masalah autokorelasi, yaitu: DW Test, LM Test, uji Statistik Q: Box Pierce dan Ljung Box, serta Runs Test. Penelitian ini akhirnya menggunakan uji Runs Test
untuk menguji ada tidaknya autokolerasi, dengan kriteria pengambilan keputusan
Runs Test sebagai berikut :
a. Jika Asymp. Sig pada output runs test lebih besar dari 0,05 maka data tidak mengalami autokorelasi.
b. Jika Asymp. Sig pada output runs test lebih kecil dari 0,05 maka data mengalami autokorelasi.
Tabel 4.9 Hasil Uji Run Test
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea ,10127
Cases < Test Value 46
Cases >= Test Value 46
Total Cases 92
Number of Runs 42
Z -1,048
Asymp. Sig. (2-tailed) ,294
a. Median
Sumber: Output SPSS, diolah Peneliti, 2016
Berdasarkan Tabel 4.9, dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,294 dan lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terjadi gangguan autokorelasi pada data penelitian.
4.3.2.4 Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2005 : 105) “Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain.”
Dengan kata lain, heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki
varian yang konstan. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedasitas dapat dilakukan dengan pengujian melalui Scatterplot yang menggunakan SRESID dan ZPRED dan juga uji Glejser menggunakan software
SPSS.
Berikut ini adalah hasil pengujian dengan grafik Scatterplot dan uji
Sumber: Output SPSS, diolah Peneliti, 2016
Gambar 4.3
Hasil Uji Heterokedastisitas Menggunakan Scatterplot
Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi
tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
Untuk memperjelas ada tidaknya gangguan heterokedastisitas, maka
peneliti juga melakukan uji heterokedastisitas menggunakan uji Glejser dengan kriteria keputusan :
a) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data tidak mengalami gangguan
heterokedastisitas.
Tabel 4.10
Hasil Uji Heterokedastisitas Menggunakan Uji Glejser Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,883 ,724 1,219 ,226
Ln_WCT ,002 ,041 ,004 ,038 ,970
Ln_DAR -,057 ,090 -,071 -,628 ,532
Ln_Umur ,000 ,178 ,000 ,002 ,998
Family Control -,083 ,107 -,083 -,778 ,439
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: Output SPSS, diolah Peneliti, 2016