• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Penderita Pneumonia Pada Anak Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Profil Penderita Pneumonia Pada Anak Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2012"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Profil Penderita Pneumonia pada Anak yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Tahun 2012

Oleh:

RIDHO KURNIA INDRA 100100104

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Profil Penderita Pneumonia pada Anak yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Tahun 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran

Oleh:

RIDHO KURNIA INDRA 100100104

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

ABSTRAK

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas baik di negara berkembang maupun negara maju.WHO mengakui bahwa penyakit pernapasan sebagai penyebab penting kematian kedua untuk anak di bawah lima tahun pada tahun 2010. WHO menyatakan bahwa pneumonia adalah salah satu dari tiga penyebab utama kematian bayi baru lahir. Pneumonia didiagnosis pada sekitar 156 juta anak-anak di tahun 2008 (151 juta di negara berkembang dan 5 juta di negara maju) dan menyebabkan 1,4 juta kematian (28-34% dari semua kematian pada mereka yang berusia kurang dari lima tahun

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Penentuan sampel menggunakan total sampling. Data anak penderita pneumonia dikumpulkan dari rekam medis pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012.

).

Penelitian bertujuan untuk mengetahui profil penderita pneumonia pada anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik tahun 2012.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa total anak penderita pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012 sebanyak 25 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60% dari 25 responden adalah laki-laki, 52% anak berada pada rentang umur 0-2 dan 56% anak mempunyai status gizi yang buruk.

(5)

ABSTRACT

Acute respiratory infection (ARI) is a major cause of morbidity and mortality in both developing and developed countries WHO recognized that respiratory disease as the second important cause of death for children under five years old in 2010. WHO stated that pneumonia is one of the three main causes of newborn death. Pneumonia was diagnosed in approximately 156 million children in 2008 (151 million in developing countries and 5 million in the developed world) and causes 1.4 million deaths (28-34 % of all deaths in those aged less than five years).

This is a descriptive retrospective research with a cross sectional approach and the sample withdrawal is done by using total sampling. Patient information was obtained from medical records held at Haji Adam Malik General Hospital, Medan.

The study aims to determine the profile of patients with pneumonia in children admitted to Haji Adam Malik General Hospital in 2012.

Based on the results, the total of children with pneumonia who were admitted to Haji Adam Malik General Hospital in 2012 as many as 25 people. The results showed that 60% of the 25 respondents were male, 52% of children are in the age range of 0-2 years and 56% of children have a poor nutritional status.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat taufiq serta hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu peneliti mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan dan kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

1.

Dalam penyusunan Karya Tulis Imiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan moral maupun moril dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

2.

Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.

Prof. dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K) sebagai dosen pembimbing peneliti dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4.

dr. Syah Mirsya Warli, Sp.U sebagai penguji I dan dr. Djohan, Sp.KK sebagai penguji II.

5.

Papa dr. Indra Janis, MKT dan Mama dr. Ani Ariati, yang telah memberikan dukungan penuh, motivasi baik moril maupun materil.

6.

Tika Rizki Amelia Matondang sebagai teman satu dosen bimbingan peneliti yang selalu membantu dengan sabar dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

7.

Rizky Permata Indra, S.Ked dan Ridha Mutiara Indra, kakak dan adik peneliti yang telah memberikan semangat dan dorongan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

(7)

Semoga segala kebaikan, bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Medan, Januari 2014 Peneliti

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR …... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Definisi pneumonia ... 3

2.2 Definisi ISPA ... 3

2.2.1 Infeksi ... 3

2.2.2 Saluran Pernafasan ... 3

2.2.3 Infeksi Akut ... 3

2.3 Epidemiologi Pneumonia ... 4

2.3.1 Distribusi Pneumonia ... 4

(9)

2.6 Lama Rawatan ...10

2.7 Pencegahan Pneumonia ...11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 13

3.1 Kerangka Konsep ...13

3.2 Definisi Operasional …... 13

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 15

4.1 Jenis Penelitian ... 15

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 15

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 16

4.5 Pengolahan dan Analisis Data ... 16

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 17

5.1 Hasil Penelitian ... 17

5.2 Pembahasan ... 20

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 22

6.1 Kesimpulan ... 22

6.2 Saran …... 22

(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Definisi Operasional Umur, Jenis Kelamin, dan Status Gizi ... 14

2. Distribusi anak penderita pneumonia berdasarkan jenis kelamin.... ...yang dirawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan pada tahun.... ...2012 ... 18

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Persetujuan Komisi Etik ... 26

2. Surat Izin Penelitian ... 27

3. Daftar Riwayat Hidup ... 28

4. Data Induk ... 29

(13)

ABSTRAK

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas baik di negara berkembang maupun negara maju.WHO mengakui bahwa penyakit pernapasan sebagai penyebab penting kematian kedua untuk anak di bawah lima tahun pada tahun 2010. WHO menyatakan bahwa pneumonia adalah salah satu dari tiga penyebab utama kematian bayi baru lahir. Pneumonia didiagnosis pada sekitar 156 juta anak-anak di tahun 2008 (151 juta di negara berkembang dan 5 juta di negara maju) dan menyebabkan 1,4 juta kematian (28-34% dari semua kematian pada mereka yang berusia kurang dari lima tahun

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Penentuan sampel menggunakan total sampling. Data anak penderita pneumonia dikumpulkan dari rekam medis pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012.

).

Penelitian bertujuan untuk mengetahui profil penderita pneumonia pada anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik tahun 2012.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa total anak penderita pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012 sebanyak 25 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60% dari 25 responden adalah laki-laki, 52% anak berada pada rentang umur 0-2 dan 56% anak mempunyai status gizi yang buruk.

(14)

ABSTRACT

Acute respiratory infection (ARI) is a major cause of morbidity and mortality in both developing and developed countries WHO recognized that respiratory disease as the second important cause of death for children under five years old in 2010. WHO stated that pneumonia is one of the three main causes of newborn death. Pneumonia was diagnosed in approximately 156 million children in 2008 (151 million in developing countries and 5 million in the developed world) and causes 1.4 million deaths (28-34 % of all deaths in those aged less than five years).

This is a descriptive retrospective research with a cross sectional approach and the sample withdrawal is done by using total sampling. Patient information was obtained from medical records held at Haji Adam Malik General Hospital, Medan.

The study aims to determine the profile of patients with pneumonia in children admitted to Haji Adam Malik General Hospital in 2012.

Based on the results, the total of children with pneumonia who were admitted to Haji Adam Malik General Hospital in 2012 as many as 25 people. The results showed that 60% of the 25 respondents were male, 52% of children are in the age range of 0-2 years and 56% of children have a poor nutritional status.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

Program pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang berupaya meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia, yang dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan secara cukup bermakna, namun masih terdapat berbagai masalah dan hambatan yang akan memengaruhi pembagunan kesehatan. Masalah kesehatan utama adalah bidang pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan terutama pemberantasan penyakit menular khususnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) (Ditjen PP & PL, 2009).

1.1 Latar Belakang

(16)

kematian anak (18 persen) di seluruh dunia terjadi selama periode neonatal (empat minggu pertama kehidupan). Tingkat kematian di negara maju berada pada tingkat terendah (<1 per 1000

SKRT (1986) menunjukkan bahwa Proportional Mortality Ratio (PMR) bayi akibat ISPA adalah sebesar 21,8% dan PMR balita akibat ISPA adalah sebesar 36%. Hasil SKRT (1992) menunjukkan bahwa PMR bayi akibat ISPA adalah sebesar 25,2% dan PMR balita akibat ISPA adalah sebesar 18,2%. Hasil SKRT (2001) menunjukkan bahwa PMR bayi akibat ISPA adalah sebesar 28% dan PMR balita akibat ISPA adalah sebesar 25%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kejadian ISPA pada bayi dan balita mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahun (Depkes RI, 2005).

) (Boloursaz, 2013).

1.2 Perumusan masalah

Bagaimana profil penderita pneumonia pada anak di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2012?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui profil penderita pneumonia pada anak di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyakit pneumonia pada anak berdasarkan umur dan jenis kelamin.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyakit pneumonia pada anak berdasarkan status gizi.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi RSUP H Adam Malik mengenai profil penderita pneumonia khususnya pada anak.

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronkus yang disebut bronchopneumonia. Gejala penyakit pneumonia ini berupa nafas cepat dan nafas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas nafas cepat adalah frekuensi pernafasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali per menit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun (Depkes R.I, 2006).

2.2 Definisi ISPA

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut yang nama istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut: (WHO, 2002)

2.2.1 Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. 2.2.2. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta

organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan.

(18)

Secara anatomis ISPA digolongkan kedalam dua golongan yaitu Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut (ISPaA) dan Infeksi Saluran Pernafasan bawah Akut (ISPbA). Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut adalah infeksi akut yang menyerang saluran pernafasan atas yaitu batuk, pilek, sinusitis, otitis media (infeksi pada telinga tengah), dan faringitis (infeksi pada tenggorokan). Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut biasa disebut ISPA ringan atau bukan pneumonia.

Sedangkan Infeksi Saluran Pernafasan bawah Akut adalah infeksi yang menyerang saluran pernafasan bawah yang biasa dalam bentuk pneumonia. ISPbA dibagi dalam tiga kelompok yaitu Pneumonia sangat berat, Pneumonia berat, dan Pneumonia.

1. Pneumonia sangat berat : kesulitan bernafas dengan stridor (ngorok), kejang, adanya nafas cepat dan penarikan dinding dada ke dalam, anak mengalami mengi, dan sulit menelan makanan atau minuman.

2. Pneumonia berat : kesulitan bernafas tanpa stridor (ngorok), ada penarikan dinding dada ke dalam, nafas cepat, mengi, dapat menelan makanan atau minuman.

3. Pneumonia : nafas cepat tanpa penarikan dinding dada ke dalam dan dalam keadaan mengi (mengeluarkan bunyi saat menarik nafas).

2.3 Epidemiologi Pneumonia 2.3.1 Distribusi Pneumonia

a. Distribusi Pneumonia Berdasarkan Orang (Person)

Data SKRT tahun 1995 menunjukkan bahwa 20,9% kematian bayi disebabkan oleh pneumonia dan merupakan penyebab kematian nomor dua pada bayi. Sedangkan pada anak balita 21,9% kematiannya disebabkan oleh pneumonia dan merupakan penyebab kematian nomor satu dari semua penyebab kematian pada anak balita (Djaja, S, 1999).

(19)

Hasil SDKI pada tahun 2001 menunjukkan bahwa prevalensi pneumonia paling tinggi terjadi pada anak usia 1-4 tahun yaitu 33,76% dan prevalensi pada anak usia < 1 tahun yaitu sebesar 31% (Jubaidillah, dkk, 2007).

b. Distribusi Pneumonia Berdasarkan Tempat (Place)

Menurut WHO tahun 2005 proporsi kematian balita dan bayi karena pneumonia di dunia adalah sebesar 19% dan 26%.

Angka kematian balita tahun 1995 di Indonesia masih tinggi mencapai 31% dari seluruh kematian penduduk Indonesia, dengan perincian 22,4% di Jawa dan Bali dan 43,5% sampai 55,1% di kawasan Timur Indonesia.

Namun pada hasil SDKI pada tahun 2001 menunjukkan bahwa prevalensi pneumonia di daerah pedesaan sedikit mengalami kenaikan yaitu sebesar 11 per 100 balita dan di daerah perkotaan sebesar 8 per 100 balita.

Hasil SDKI pada tahun 1997 menunjukkan bahwa prevalensi pneumonia di daerah perkotaan dan daerah pedesaan sedikit mengalami penurunan yaitu daerah perkotaan sebesar 8 per 100 balita dan daerah pedesaan sebesar 9 per 100 balita. Menurut SKRT tahun 1995 di daerah Jawa dan Bali angka kematian akibat sistem pernafasan sebesar 32,1% pada bayi dan 38,8% pada balita. Sedangkan di luar Jawa dan Bali kematian akibat sistem pernafasan sebesar 28% pada bayi dan 33,3% pada balita. Data SDKI tahun 1997 di daerah Jawa dan Bali angka prevalensi pneumonia pada balita sebesar 8 per 100 balita. Sedangkan di luar Jawa dan Bali prevalensi pneumonia pada balita sebesar 10 per 100 balita (Jubaidillah, dkk, 2007).

c. Distribusi Pneumonia Berdasarkan Waktu (Time)

(20)

2.3.2 Determinan Pneumonia a. Faktor Host

1. Umur

Tingginya kejadian pneumonia terutama menyerang kelompok usia bayi dan balita.

2. Jenis Kelamin

Faktor usia merupakan salah satu faktor risiko kematian pada balita yang sedang menderita pneumonia. Semakin tua usia balita yang sedang menderita pneumonia maka akan semakin kecil risiko meninggal akibat pneumonia dibandingkan balita yang berusia muda.

Menurut Pedoman Program Pemberantasan Penyakit ISPA untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita (2002), anak laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena ISPA dibandingkan dengan anak perempuan.

3. Status Gizi

Kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi adalah kelompok bayi dan anak balita.

Timbulnya Kekurangan Energi Protein (KEP) tidak hanya karena kurang makan tetapi juga karena penyakit, terutama diare dan ISPA. Anak yang tidak memperoleh makanan cukup dan seimbang, daya tahan tubuhnya (imunitas) dapat melemah. Dalam keadaan demikian, anak mudah diserang penyakit infeksi.

Penyebab langsung timbulnya gizi kurang pada anak adalah makanan tidak seimbang dan penyakit infeksi. Kedua penyebab tersebut saling berpengaruh.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit pneumonia pada anak antara lain adanya kekurangan energi protein. Anak dengan daya tahan tubuh yang terganggu akan menderita pneumonia berulang-ulang atau tidak mampu mengatasi penyakit pneumonia dengan sempurna.

Status gizi pada balita berdasarkan hasil pengukuran anthropometri dengan melihat kriteria yaitu: Berat Badan per Umur (BB/U), Tinggi Badan per Umur (TB/U), Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB).

(21)

dicegah dengan pemberian imunisasi secara efektif.

Penyakit pneumonia lebih mudah menyerang anak yang belum mendapat imunisasi campak dan DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) oleh karena itu untuk menekan tingginya angka kematian karena pneumonia, dapat dilakukan dengan memberikan imunisasi seperti imunisasi DPT dan campak.

Imunisasi yang tidak lengkap merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan insidens ISPA terutama pneumonia.

Imunisasi yang dianjurkan sesuai dengan pemberian imunisasi nasional yaitu BCG (pada usia 0-11 bulan), DPT I-III (pada usia 2-11 bulan), Polio I-IV (pada usia 2-11 bulan), Hepatitis B I-III (pada usia 0-9 bulan), dan Campak (pada usia 9-11 bulan).

b. Faktor agent

Pneumonia umumnya disebabkan oleh bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae dan Staphylococcus aureus. Penyebab pneumonia lainnya adalah virus golongan Metamyxovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Othomyxovirus, dan Herpesvirus.

c. Faktor Lingkungan Sosial 1. Pekerjaan Orang Tua

Penghasilan keluarga adalah pendapatan keluarga dari hasil pekerjaan utama maupun tambahan. Tingkat penghasilan yang rendah menyebabkan orang tua sulit menyediakan fasilitas perumahan yang baik, perawatan kesehatan dan gizi anak yang memadai. Rendahnya kualitas gizi anak menyebabkan daya tahan tubuh berkurang dan mudah terkena penyakit infeksi termasuk penyakit pneumonia.

2. Pendidikan Ibu

(22)

meninggal karena pneumonia sebesar 4,9 kali jika dibandingkan dengan ibu yang mempunyai pengetahuan yang tepat.

d. Faktor Lingkungan Fisik

1. Polusi udara dalam ruangan/rumah

Rumah atau tempat tinggal yang buruk (kurang baik) dapat mendukung terjadinya penularan penyakit dan gangguan kesehatan, diantaranya adalah infeksi saluran nafas.

Insiden pneumonia pada anak kelompok umur kurang dari lima tahun mempunyai hubungan bermakna dengan kedua orang tuanya yang mempunyai kebiasaan merokok. Anak dari perokok aktif yang merokok dalam rumah akan menderita sakit infeksi pernafasan lebih sering dibandingkan dengan anak dari keluarga bukan perokok.

Rumah kecil yang penuh asap, baik yang berasal dari kompor gas, pemakaian kayu sebagai bahan bakar maupun dari asap kendaraan bermotor, dan tidak memiliki sirkulasi udara yang memadai akan mendukung penyebaran virus atau bakteri yang mengakibatkan penyakit infeksi saluran pernafasan yang berat.

2. Kepadatan Hunian

Di daerah perkotaan, kepadatan merupakan salah satu masalah yang dialami penduduk kota. Hal ini disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan penduduk kota dan mahalnya harga tanah di perkotaan. Salah satu kaitan kepadatan hunian dan kesehatan adalah karena rumah yang sempit dan banyak penghuninya, maka penghuni mudah terserang penyakit dan orang yang sakit dapat menularkan penyakit pada anggota keluarga lainnya.

(23)

2.4 Klasifikasi Pneumonia

a. Klasifikasi Pneumonia untuk golongan umur < 2 bulan

i. Pneumonia berat, adanya nafas cepat yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih.

ii. Bukan Pneumonia, batuk pilek biasa.

b. Klasifikasi Pneumonia untuk golongan umur 2 bulan – < 5 tahun

i. Pneumonia berat, adanya nafas sesak atau tarikan dinding dada bagian bawah.

ii. Pneumonia, bila disertai nafas cepat, usia 2 bulan – <1 tahun 50 kali

per menit, untuk usia 1 tahun - <5 tahun 40 kali per menit.

iii. Bukan pneumonia, batuk pilek biasa tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam dan tidak ada nafas cepat.

2.5. Diagnosa Pneumonia

Dalam pelaksanaan program P2 ISPA, penentuan klasifikasi pneumonia berat dan pneumonia adalah sekaligus merupakan penegakan diagnosis, sedangkan penentuan klasifikasi bukan pneumonia tidak dianggap sebagai penegakan diagnosis. Jika keadaan penyakit seorang balita termasuk dalam klasifikasi bukan pneumonia maka diagnosis penyakitnya kemungkinan adalah batuk pilek biasa, faringitis, tonsillitis, otitis atau penyakit ISPA non-pneumonia lainnya.

a. Pemeriksaan Fisik

(24)

adanya batuk atau kesukaran bernafas disertai nafas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam pada anak usia 2 bulan - <5 tahun. Untuk kelompok umur < 2 bulan diagnosis pneumonia berat ditandai dengan adanya nafas cepat, yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit, atau adanya penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.

b. Laboratorium

Pemeriksaan kultur darah seringkali positif terutama pada pneumonia pneumococcus dan merupakan cara yang lebih pasti untuk mengidentifikasi organisme dibandingkan dengan kultur yang potensial terkontaminasi.

c. Radiologis

Gambaran radiologis pada foto toraks PA yang khas ialah terdapat konsolidasi pada lobus, lobulus atau segmen dari satu atau lebih lobus paru. Terlihat patchy infiltrate para parenkim paru dengan gambaran infiltrasi kasar pada beberapa tempat di paru sehingga menyerupai bronchopneumonia. Pada foto toraks mungkin disertai gambaran yang menunjukkan ada cairan di pleura atau fisura interlober.

Pneumonia biasanya menyebabkan suatu daerah persebulungan yang berbatas tegas yang di dalamnya terdapat daerah yang masih terisi udara dan/atau bronkhi yang berisi udara (air bronchogram). Biasanya pneumonia menyebabkan adanya opasitas yang tidak jelas dan tersebar pada beberapa bagian paru.

Hilangnya sebagian volume pada lobus yang sakit (seperti yang ditunjukkan oleh letak fisura, diafragma dan hilus) dan adanya air-bronchogram merupakan petunjuk adanya obstruksi bronkhus proksimal dari konsolidasi (oleh tumor atau benda asing).

2.6 Lama Rawatan

(25)

yang dirawat inap adalah ≤ 12 hari sebesar 95,7% dan > 12 hari sebesar 4,3%. Menurut penelitian Hasibuan (2006) di Rumah Sakit Umum Daerah Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2001-2005 lama rawatan rata-rata penderita pneumonia pada balita adalah 7,27 hari.

2.7 Pencegahan Pneumonia 2.7.1 Pencegahan Primer

Pencegahan primer bertujuan untuk menghilangkan faktor risiko terhadap kejadian pneumonia. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:

a. Memberikan imunisasi campak pada usia 9 bulan dan imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus) sebanyak 3 kali yaitu pada usia 2, 3, dan 4 bulan.

b. Menjaga daya tahan tubuh anak dengan cara memberikan ASI pada bayi neonatal sampai berumur 2 tahun dan makanan yang bergizi pada balita.Di samping itu, zat-zat gizi yang dikonsumsi bayi dan anak-anak juga perlu mendapat perhatian.

c. Mengurangi polusi lingkungan seperti polusi udara dalam ruangan dan polusi di luar ruangan.

d. Mengurangi kepadatan hunian rumah. 2.7.2 Pencegahan Sekunder

Tingkat pencegahan kedua ini merupakan upaya manusia untuk mencegah orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit, menghindari komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan. Pencegahan sekunder meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat sehingga dapat mencegah meluasnya penyakit dan terjadinya komplikasi. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:

a. Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral dan penambahan oksigen.

(26)

c. Bukan Pneumonia : perawatan di rumah saja. Tidak diberikan terapi antibiotik. Bila demam tinggi diberikan parasetamol. Bersihkan hidung pada anak yang mengalami pilek dengan menggunakan lintingan kapas yang diolesi air garam. Jika anak mengalami nyeri tenggorokan, beri penisilin dan dipantau selama 10 hari ke depan.

2.7.3 Pencegahan Tertier

Tujuan utama dari pencegahan tertier adalah mencegah agar tidak munculnya penyakit lain atau kondisi lain yang akan memperburuk kondisi balita, mengurangi kematian serta usaha rehabilitasinya. Pada pencegahan tingkat ini dilakukan upaya untuk mencegah proses penyakit lebih lanjut seperti perawatan dan pengobatan.

Upaya yang dilakukan dapat berupa:

a. Melakukan perawatan yang ekstra pada balita di rumah, beri antibiotik selama 5 hari, anjurkan ibu untuk tetap kontrol bila keadaan anak memburuk.

(27)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penderita pneumonia pada anak yang di rawat inap di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2012. Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

[image:27.595.160.498.308.374.2]

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari perbedaan persepsi dalam menginterpretasi masing-masing variabel penelitian. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Umur Jenis Kelamin

Status Gizi

(28)
[image:28.595.106.517.133.688.2]

Tabel 3.1 Definisi Operasional Umur, Jenis Kelamin, dan Status Gizi Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur Umur adalah

angka yang

tertera dalam

kolom umur di

rekam medis.

Jenis Kelamin

adalah data yang

tertera pada

kolom jenis

kelamin.

Status gizi

adalah hasil dari

Berat Badan per

Umur (BB/U), Tinggi Badan per Umur (TB/U), Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB). Data rekam medis. Data rekam medis Data rekam medis Rekam medis Rekam Medis Rekam Medis

1 - 15 tahun

(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif cross sectional, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoadmojo, 2010). Cross sectional adalah suatu desain penelitian yang pengukurannya hanya dilakukan satu kali (Ghazali et al, 2008).

4.2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan, mulai Agustus sampai Oktober 2013.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah anak yang didiagnosis mengalami pneumonia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012.

4.3.2 Sampel

Untuk mendapatkan jumlah sampel pada penelitian ini digunakan teknik total sampling. Total sampling adalah teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden/sampel. Sampel penelitian ini adalah seluruh anak yang didiagnosis mengalami pneumonia di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2012.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

(30)

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1 Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu :

1. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi dengan melihat kembali rekam medis.

2. Coding

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

3. Entry

Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program komputer (SPSS).

4. Cleaning

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.

5. Saving

Penyimpanan data untuk siap dianalisis. 4.5.2 Analisis Data

(31)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, D.I. Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun di atas tanah seluas ± 10 ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No.17 km.12, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

5.1.2 Karakteristik Individu

Berdasarkan data rekam medis, anak yang mengalami pneumonia yang dirawat inap di RSUP H.Adam Malik pada tahun 2012 berjumlah 25 orang. Karakteristik yang akan dinilai adalah berdasarkan jenis kelamin, umur, dan status gizi.

(32)
[image:32.595.109.513.157.236.2]

Tabel 5.1 Distribusi anak penderita pneumonia berdasarkan jenis kelamin yang dirawat inap di RSUP. H. Adam Malik pada Tahun 2012

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-laki Perempuan 15 10 40 60

Total 25 100

Berdasarkan Tabel 5.1 didapatkan bahwa pneumonia lebih banyak terjadi pada laki-laki yaitu 15 orang (60%), sedangkan perempuan yaitu sebanyak 10 orang (40%).

5.1.4 Distribusi Anak Penderita Pneumonia berdasarkan Umur

Distribusi anak penderita pneumonia berdasarkan umur yang dirawat inap di RSUP. Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012 dijelaskan pada tabel 5.2 berikut

Tabel 5.2 Distribusi anak penderita pneumonia berdasarkan umur yang dirawat inap di RSUP. H. Adam Malik pada Tahun 2012

Umur(tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

0-2 3-5 6-8 9-11 12-14 15-17 13 2 6 1 1 2 52 8 24 4 4 8

Total 25 100

[image:32.595.107.515.445.610.2]
(33)

12-5.1.5 Distribusi Anak Penderita Pneumonia berdasarkan Status Gizi

Distribusi anak penderita pneumonia berdasarkan status gizi yang dirawat inap di RSUP. Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012 dijelaskan pada tabel 5.3 berikut

Tabel 5.3 Distribusi anak penderita pneumonia berdasarkan status gizi yang dirawat inap di RSUP. H. Adam Malik pada Tahun 2012

Status Gizi Frekuensi (n) Persentase (%)

Buruk Kurang Baik

14 8 3

56 32 12

Total 25 100

(34)

5.2 Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP. Haji Adam Malik didapatkan bahwa anak yang paling banyak menderita pneumonia pada tahun 2012 berdasarkan jenis kelamin adalah anak laki-laki sebanyak 15 orang (60%). Tingkat aktivitas bermain anak laki-laki cenderung lebih aktif dan tempat bermain anak laki-laki juga berbeda, hal ini akan meningkatkan kelelahan fisik pada anak laki-laki sehingga memungkinkan kontak dengan agent dari kawan bermain/lingkungan menjadi lebih besar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyami (2004) di Puskesmas Pembantu Krakitan, Klaten dari 40 balita ynag menderita ISPA sebanyak 28 orang (70%) berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebanyak 12 orang (30%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2006) di Rumah Sakit Umum Daerah Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan yang memperoleh proporsi penderita pneumonia pada laki-laki sebesar 55,9%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa distribusi anak yang menderita pneumonia berdasarkan umur yang paling banyak adalah pada kelompok usia 0-2 tahun dengan proporsi 13 orang (52%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dan Indriyani (2010) di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat, dari 245 pasien pneumonia yang berada di ruang rawat inap anak, 119 penderita (48,6%) berumur 0-1 tahun, yang merupakan proporsi tertinggi. Nujannah dkk (2009) juga menemukan dari 144 anak penderita pneumonia, kelompok terbanyak terjadi pada usia 2-11 bulan (58,3%). Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Marbun (2011) di Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan Tahun 2004-2007, dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa proporsi balita pneumonia tertinggi ada pada kelompok umur 2 - 11 bulan (48,6%).

(35)
(36)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Jumlah total anak penderita pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012 adalah 25 orang.

2. Distribusi proporsi anak penderita pneumonia berdasarkan jenis kelamin lebih banyak ditemukan pada laki-laki yaitu 15 orang (60%), sedangkan pada perempuan yaitu sebanyak 10 orang (40%).

3. Kelompok umur anak yang paling banyak menderita pneumonia adalah 0 hingga 2 tahun dengan proporsi 13 orang (52%).

4. Distribusi proporsi anak penderita pneumonia berdasarkan status gizi lebih banyak ditemukan pada kelompok anak dengan status gizi buruk sebanyak 14 orang (56%), dibandingkan status gizi kurang sebanyak 8 orang (32%), dan status gizi baik sebanyak 3 orang (12%).

6.2 Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dilaksanakan peneliti, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan dari peneliti yaitu:

1. Pihak rumah sakit disarankan agar pencatatan status pasien pada rekam medis dilakukan dengan lebih teratur dan lengkap untuk memudahkan peneliti yang akan melakukan penelitian berdasarkan rekam medis.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, T. dkk., 2003, Kecenderungan Penyebab Kematian Bayi Dan Anak Balita Di Indonesia Tahun 1992-2001, Buletin Penelitian Kesehatan. Vol. 31, No. 2.

Alsagaff, H, Mukty, H.A, 2005, Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru, Penerbit

Airlangga University Press, Surabaya.

Anangningsih, E.S., 2004, Hubungan Jumlah Konsumsi Protein Dengan

Timbulnya Penyakit Pneumonia Pada Balita, Thesis UNAIR, Surabaya,

Bolousaz, M. R, 2013. Epidemiology of Lower Respiratory Tract Infections in

Children

http://adln.lib.unair.ac.id.

Departemen Kesehatan R.I.,1999, Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju

Indonesia Sehat 2010., Jakarta.

Depkes Prov. SU., 2007, Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2006,

Dinas Kesehatan Sumatera Utara .

Depkes R.I., 2002, Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran

Pernafasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita Dalam Pelita VI, Dirjen PPM & PLP., Jakarta.

Depkes R.I., 2002, Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran

Pernafasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita, Depkes R.I., Jakarta.

Depkes R.I., 2006. Info Penyakit Menular, Jakarta.

Djaja, S., 1999. Prevalensi Penumonia Dan Demam Pada Bayi Dan Anak Balita, SDKI 1991, 1994, 1997. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol.26, No.4.

Hartoyo, 2009, Tingginya Kasus Pneumonia Di Indonsesia,

Hendrawan, H., 2006. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu

Balita Dalam Pencarian Pengobatan Pada Kasus-Kasus Balita Dengan Gejala Pneumonia Di Kabupaten Serang. Litnagkes, Jakarta.

Heriyana, dkk., 2005, Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Anak

Umur 1 Tahun DiRSUD Labuang Baji Kota Makassar,

(38)

Narendra, M.B, dkk., 2005, Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja, IDAI, Penerbit CV. Sagung Seto, Jakarta.

Notoatmodjo, S., 2007, Kesehatan Mayarakat Ilmu Dan Seni, Penerbit Rineka

Cipta, Jakarta.

Notosiswoyo, M. dkk., 2003, Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu Bayi/Anak Balta Serta Persepsi Masyarakat Dalam Kaitannya Dengan Penyakit

ISPA dan Pneumonia, Buletin Penelitian Kesehatan, Vol.31,

No.2.

Nursalam, dkk., 2002, Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak, Penerbit Salemba

Medika, Jakarta.

Pradomo, J, Christanti, M, 2003, Perokok Pasif Bencana Yang Terlupakan, Buletin Penelitian Kesehatan, Vol.31, No.4.

Said, M., 2006, Pneumonia Penyebab Utama Mortalitas Anak Balita Di

Indonesi

Santoso, P., 2002. Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Wilayah

Kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding Kecamatan

Kenjeran Kota Surabay

Setiawan, M, dkk., 1998, Kadar Antibodi Bayi Yang Mendapat Imunisasi Difteri, Pertusis Dan Tetanus Di RSCM, Puskesmas dan Posyandu, Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 21, No. 2.

Setyowati, T, dkk., 1996. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Bayi Lahir

Berat Badan Rendah. http:

Soekirman, 1999/2000, Ilmu Gizi Dan Aplikasinya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Nasional, Jakarta.

Stark, Jhon. E, dkk, 1990, Manual Ilmu Penyakit Paru, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Supariasa, I.D.N, dkk., 2002, Penilaian Status Gizi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Surjadi, C. dkk., 1996, Kepadatan Pemukiman Dan Kesehatan, Majalah Kesehatan

Perkotaan, Tahun III, No.1.

(39)

Syafitri, M., 2004. Karakteristik Penderita Pneumonia Balita Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 1998-2002, Skripsi FKM.

WHO, 2007. Pneumonia Mortality in 2005

WHO., 2002, Penanganan ISPA Pada Anak Di Rumah Sakit Kecil Negara

(40)
(41)
(42)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ridho Kurnia Indra

Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 1 Juni 1992

Alamat : Jl. Anyelir 1 no.42 Helvetia Medan

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki RiwayatPendidikan :

1. Taman Kanak-Kanak Kurnia1 Medan 1996-1998 2. Sekolah Dasar Swasta Ikal Medan 1998-2004 3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Medan 2004-2007 4. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan 2007-2010 5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2010-sekarang Riwayat Organisasi :

1. Anggota Divisi Kreativitas Kemahasiswaan Panitia Hari Besar Islam (PHBI) FK USU 2012

(43)

Lampiran

DATA INDUK

No Nama Umur Jenis

Kelamin Status Gizi

1 AA 9 tahun Perempuan Kurang

2 AB 11 bulan Laki-laki Buruk

3 AC 7 tahun Laki-laki Baik

4 AD 2 bulan Laki-laki Buruk

5 AE 1 bulan Perempuan Buruk

6 AF 1 tahun Laki-laki Kurang

7 AG 8 tahun Laki-laki Buruk

8 AH 7 tahun Perempuan Buruk

9 AI 1 bulan Perempuan Buruk

10 AJ 6 bulan Perempuan Buruk

11 AK 6 tahun Laki-laki Kurang

12 AL 2 tahun Laki-laki Kurang

13 AM 12 tahun Laki-laki Baik

14 AN 3 tahun Perempuan Buruk

15 AO 6 bulan Laki-laki Buruk

16 AP 15 tahun Perempuan Kurang

17 AQ 7 tahun Laki-laki Kurang

18 AR 4 tahun Laki-laki Kurang

19 AS 2 tahun Laki-laki Buruk

20 AT 8 tahun Perempuan Kurang

21 AU 2 tahun Perempuan Buruk

22 AV 10 bulan Laki-laki Buruk

23 AW 16 tahun Laki-laki Baik

24 AX 7 bulan Laki-laki Buruk

(44)

Lampiran

OUTPUT SPSS

Frequencies

Statistics

JenisKelamin Umur StatusGizi

N Valid 25 25 25

Missing 0 0 0

JenisKelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 15 60.0 60.0 60.0

Perempuan 10 40.0 40.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0-2 13 52.0 52.0 52.0

3-5 2 8.0 8.0 60.0

6-8 6 24.0 24.0 84.0

9-11 1 4.0 4.0 88.0

12-14 1 4.0 4.0 92.0

(45)

StatusGizi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Buruk 14 56.0 56.0 56.0

Kurang 8 32.0 32.0 88.0

Baik 3 12.0 12.0 100.0

Gambar

Gambar 3.1  Kerangka Konsep
Tabel 3.1 Definisi Operasional Umur, Jenis Kelamin, dan Status Gizi
Tabel 5.2 Distribusi anak penderita pneumonia berdasarkan umur yang dirawat inap di RSUP

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah mayoritas baik

penelitian tentang karakterisitik klinis penderita sirosis hati yang dirawat inap. di Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan

melitus yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. ada perbedaanvariasi demografipasien hipertensi yang dirawat

Karakteristik Penderita Stroke Usia Non Produktif Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 201.. Skripsi, Universitas

Stres Keluarga Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke Di Poli Stroke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.. Kuesioner

UMUM PUSAT H.. HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN FAAL GINJAL PADA PASIEN HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN.. KARYA

STATUS HEMODINAMIK PADA PASIEN PASCA BEDAH RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM

Dari hasil penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Efusi Pleura yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.dapat