• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan Faktor Risiko Dalam Terjadinya Persalinan Dengan Tindakan Di RSUP.H.Adam Malik Medan Dan RSUD.Dr.Pirngadi Medan Selama Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Determinan Faktor Risiko Dalam Terjadinya Persalinan Dengan Tindakan Di RSUP.H.Adam Malik Medan Dan RSUD.Dr.Pirngadi Medan Selama Tahun 2012"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN MAGISTER

DETERMINAN FAKTOR RISIKO DALAM TERJADINYA PERSALINAN

DENGAN TINDAKAN DI RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN DAN

RSUD.Dr.PIRNGADI MEDAN SELAMA TAHUN 2012

PENELITIAN INI DI BAWAH BIMBINGAN TIM 5

PEMBIMBING :

Dr. Hotma Partogi Pasaribu,M.Ked(OG), SpOG

Dr.Hayu Lestari Haryono,M.Ked(OG), SpOG

PENGUJI :

1. Prof. dr. Daulat H Sibuea,SpOG .K

2. Dr. Syamsul Arifin Nasution, SpOG.K

PENELITIAN INI DI BAWAH BIMBINGAN TIM 5

DETERMINAN FAKTOR RISIKO DALAM TERJADINYA PERSALINAN

DENGAN TINDAKAN DI RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN DAN

RSUD.Dr.PIRNGADI MEDAN SELAMA TAHUN 2012

TESIS

OLEH :

LIZA MAROSA

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PEMBIMBING :

Dr. Hotma Partogi Pasaribu,M.Ked(OG), SpOG

Dr.Hayu Lestari Haryono,M.Ked(OG), SpOG

PENGUJI :

1. Prof. dr. Daulat H Sibuea,SpOG .K

2. Dr. Syamsul Arifin Nasution, SpOG.K

3. Dr. Letta Sari Lintang, M.Ked(OG),SpOG

Diajukan untuk melengkapi tugas - tugas

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Penelitian ini telah disetujui oleh TIM – 5 :

PEMBIMBING :

dr. Hotma Partogi Pasaribu,MKed(OG), SpOG

……….

Pembimbing I Tgl.

dr. Hayu Lestari Haryono, M. (OG),SpOG

……….

Pembimbing II Tgl.

PENGUJI :

Prof. dr.Daulat H Sibuea, SpOG(K)

Tgl.

………

dr. Syamsul Arifin Nasution , SpOG(K)

……….

Tgl.

dr. Letta Sari Lintang, M. Ked(OG), SpOG

Tgl

.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat karunia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Magister Kedokteran Klinik Obstetri dan Ginekologi . Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang :

“DETERMINAN FAKTOR RISIKO DALAM TERJADINYA PERSALINAN

DENGAN TINDAKAN DI RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN DAN

RSUD.Dr.PRINGADI MEDAN SELAMA TAHUN 2012”

Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran USU Medan.

(5)

SpOG(K), Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan, dr. M. Rhiza Tala, SpOG(K), Sekretaris Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; dan juga Prof. dr. Djaffar Siddik, SpOG(K), Prof. dr. Hamonangan Hutapea, SpOG(K), Prof. DR. dr. M. Thamrin Tanjung, SpOG(K), Prof. dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG(K), Prof. dr. T.M. Hanafiah, SpOG(K), Prof. dr. Budi R. Hadibroto, SpOG(K), dan Prof. dr. Daulat H. Sibuea, SpOG(K), Prof. Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG(K) yang telah bersama-sama berkenan menerima saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

3. dr. Hotma Partogi Pasaribu,MKed(OG),SpOG dan dr. Hayu Lestari Haryono,Mked(OG),SpOG, selaku pembimbing atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melakukan waktu yang sangat berharga untuk membimbing , memeriksa dan melengkapi penulisan tesis ini hingga selesai.

4. Prof.dr. Daulat H Sibuea,SpOG(K), dr. Syamsul Arifin Nasution, SpOG(K), dan dr. Letta Sari Lintang,MKed(OG),SpOG, selaku pembanding, yang penuh dengan kesabaran telah meluangkan waktu yang sangat berharga untuk membimbing, memeriksa, dan melengkapi penulisan tesis ini hingga selesai.

5. Prof. dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG(K), selaku Bapak Angkat saya selama menjalani masa pendidikan, yang telah banyak mengayomi, membimbing dan memberikan nasehat-nasehat yang bermanfaat kepada saya dalam menghadapi masa-masa sulit selama pendidikan.

(6)

yang sedalam-dalamnya karena telah banyak membantu saya selama masa pendidikan

7. dr. Surya Darma yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing saya dalam penyelesaian uji statistik tesis ini.

8. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan, yang secara langsung telah banyak membimbing dan mendidik saya sejak awal hingga akhir pendidikan. Semoga Yang Maha Pengasih membalas budi baik guru – guru saya tersebut.

9. Direktur RSUP. H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

10. Direktur RSUD. dr. Pirngadi Medan dan Wadir Pelayanan RSUD. dr. Pirngadi Medan dr. Rushakim Lubis, SpOG beserta dr. Syamsul Arifin Nasution, Sp.OG(K) sebagai Ketua SMF Obgyn RSUD. dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

11. Ka Rumkit. Tk II. Puteri Hijau KESDAM I/BB Medan dan Ka.SMF Obgyn Rumkit. Tk. II Puteri Hijau KESDAM , dr. M Yazim Yakub, SpOG, dr.Santa Sianipar, SpOG yang telah memberikan kesempatan dan sarana serta bimbingan selama saya bertugas di rumah sakit tersebut.

(7)

13. Direktur RSU. Sundari Medan dan Kepala SMF Obstetri dan Ginekologi RSU. Sundari Medan dr. H.M Haidir, MHA, SpOG ; dr.Ali Akbar Hasibuan, M. Ked(OG), SpOG ; dr. Juni Hardi Tarigan, SpOG ; dan Ibu Bd. Sundari,Am.Keb yang telah memberikan saya kesempatan dan bimbingan selama saya bertugas di rumah sakit tersebut.

14. Direktur dan seluruh staff di bagian dan ginekologi RSUD. Sipirok, Tapanuli Selatan yang telah memberikan kepada saya kesempatan untuk menjalani pendidikan dan segala bantuan moril selama saya bertugas di rumahsakit tesebut.

15. Kepada Almarhumah ibu Hj. Asnawati Hasibuan ; beserta Ibu Hj. Sosmalahayati; Ibu Zubaedah; Ibu Sudarmawan; Ibu Bani; Rahmi,Amd; Vina,Amd; Anggi,Amd; Kak Asih; Kak tuty dan seluruh pegawai lingkungan Departemen Obstetri dan ginekologi RSUP. H .Adam Malik Medan dan RSUD. dr. Pirngadi Medan, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

(8)

Ked(OG), dr. Ali Akhbar Hsb, M. Ked(OG), SpOG; dr.Irwansyah Putra, M .Ked(OG), SpOG; dr.Ismail Usman, M. Ked(OG), SpOG;dr. Janwar sahnanda,M. Ked(OG), SpOG; dr. Aries Misrawani, dr. Arjuna M. Ked(OG), SpOG; dr. Ulfah W M. Ked(OG), SpOG; dr.Hendry Ginting M.Ked(OG),SpOG; dr.Robby Pakpahan; dr. Muhammad Yusuf M.Ked(OG), SpOG; dr. Dany Ariyani M. Ked(OG), SpOG; dr. Meity Elvina M. Ked(OG), SpOG; dr.Fatin Atifa M. Ked(OG), SpOG.

17. Kepada Teman teman seangkatan saya : dr. Pantas Siburian; dr. Morel Sembiring,M.Ked(OG);dr.EkaHandayani, M. Ked(OG); dr.Sridamayana Hrp. ,M. Ked(OG);dr. M. Arief Siregar M. Ked(OG),SpOG; dr. M. Rizky P. Yudha ; dr.Ferdyansah Putra Harahap M. Ked(OG),SpOG; dr. Yudha Sudewo M. Ked(OG),SpOG dan Henry Gunawan, terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya selama pendidikan ini.

18. Kepada Seluruh Junior- junior saya, terima kasih atas segala bantuannya dan kerjasamanya selama ini

19. Teman sejawat asisten ahli dari Departemen lainnya, dokter muda, Bidan, Para Medis, Karyawan dan Karyawati dan Pasien Pasien yang telah ikut membantu dan bekerja sama dengan saya dalam menjalani Program Studi Magister Kedokteran Kinik Obstetri dan Ginekologi .

(9)

H.Abu Bakar Yusuf dan Hj. Nurifah. Dan saya ucapkan terimakasih banyak yang tak terhingga kepada suami saya tercinta Jufri,SE yang telah mendukung sepenuhnya dalam pendidikan saya selama ini, dan kepada kedua anak saya tercinta Keisha Allena Zaviera dan Keiryn Alea Zaviera. Dan saya ucapkan terima kasih juga kepada kedua adik saya dr. Arie Mahriza, Mkes dan dr. Ria Widya Marosa, Saya ucapkan juga kepada adik ipar saya H.Amir Hamzah Nasution ,SE dan keponakan saya Omar El Aswan Nasution.

Akhirnya kepada seluruh keluarga handia tolan yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan banyak bantuan, baik moril maupun materil, Saya ucapkan banyak terima kasih.

Semoga Tuhan Yang Maha Baik senantiasa memberikan berkah-Nya kepada kita semua.

Medan, Januari 2014

(10)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……….…...……….i

Daftar Isi……….….……….vi

Daftar tabel………...………ix

Daftar Singkatan……….…..…..xi

Abstrak………..………..…xii

Abstract………..xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Penelitian 1

1.2. Rumusan Masalah 3

1.3. Tujuan Penelitian 3

1.3.1. Tujuan Umum 3

1.3.2. Tujuan Khusus 4

1.4. Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Batasan Persalinan Abnormal 5

2.2. Indikasi Persalinan Dengan Tindakan 8

2.3. Patofisiologi 9

2.4. Angka Kematian 10

2.5. Mortalitas Dan Morbiditas

2.6. Abnormalitas Persalinan Kala I 2.7. Jenis-Jenis Persalinan

10 10 11 2.8. Persalinan Dengan Tindakan

2.9. Kerangka Teori 2.9.1. Kerangka Konsep

(11)

BAB III METODE PENELITIAN 28

3.1 . Rancangan Penelitian 28

3.2. Waktu dan tempat 28

3.3. Subyek Penelitian 28

3.4.Cara Penelitian 29

3.4.1. Pengumpulan Data 29

3.4.2. Pengolahan Data 29

3.5. Batasan Operasional 3.5.1 Skala Pengukuran Variabel

29 32

3.6. Alur Penelitian 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Ibu

35 35

4.2. Analisis Bivariat 36

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

DAFTAR TABEL

Distribusi factor risiko berdasarkan karakteristik Ibu dibandingkan persalinan normal dengan persalinan dengan tindakan

Indikasi persalinan dengan tindakan

Tabulasi Silang Hubungan Faktor risiko jenis persalinan

36

42

(13)

DAFTAR SINGKATAN

: Angka kematian ibu : World Health Organization : Millenium Devolepment Goals : The United Children’s Fund

: The United Nations Population Fund

: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

:Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

: Antenatal Care : Kurang Energi Kronis : Anemia Gizi Besi : Keluarga Berencana : Audit Maternal Perinatal

: The Tenth Revision of The InternationalClassification of Diseases

: Kehamilan Ektopik Terganggu : Lingkar Lengan Atas

(14)

DETERMINAN FAKTOR RISIKO DALAM TERJADINYA PERSALINAN

DENGAN TINDAKAN DI RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN DAN

RSUD.Dr.PIRNGADI MEDAN SELAMA TAHUN 2012

Marosa L

Departemen Obstetri dan Ginekologi

, Pasaribu HP, Haryono HL

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP. H. Adam Malik

Medan,Januari 2014

Latar Belakang : Morbiditas dan mortalitas ibu dan anak meningkat pada kasus persalinan abnormal. Persalinan abnormal mengindikasikan adanya faktor komplikasi yang terjadi pada saat persalinan. Terjadinya persalinan abnormal berhubungan dengan berbagai faktor risiko yang dimiliki oleh ibu hamil yang disebut sebagai faktor risiko determinan..

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh faktor – faktor risiko yang dimiliki ibu hamil terhadap terjadinya persalinan dengan tindakan di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD.Dr.Pirngadi Medan.

Metode Penelitian: merupakan penelitian analitik retrospektif, dengan melihat rekam medik ibu bersalin di RSUP. H. Adam Malik Medan periode 1 Januari 2012 s/d 31 Desember 2012. Data diolah dengan analisis statistik deskriptif daninferensial. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat,dengan Uji Chi-Square.

Hasil: Didapatkan sebanyak 603 rekam medik ibu dengan persalinan normal dan persalinan dengan tindakan yang lengkap selama 1 tahun di RSUD.H.Adam Malik Medan dan RSUP.Dr.Pirngadi Medan dengan berdasarkan kelompok determinan jauh yaitu tingkat pendidikan dan pekerjaan suami tidak berhubungan bermakna dengan jenis persalinan (p>0,05).Kemudian berdasar dengan determinan jauhmenunjukan bahwa usia ibu,jumlah paritas,jarak kehamilan,tempat tinggal,status rujukan,memiliki hasil p>0,05 yang menunjukan tidak ada hubungan bermakna dengan jenis persalinan seorang ibu.Berdasarkan dari deteminan hasil yaitu adanya komplikasi selama kehamilan,komplikasi selama persalinan dan yang mempunyai penyakit sistemik memiliki hasil p<005 bahwa menunjukan ada hubungan bermakna dengan jenis persalinan ibu.

Simpulan: Faktor yang adanya komplikasi selama kehamilan,komplikasi pada saat persalinan dan yang mempunyai penyakit sistemik menunjukan adanya hubungan bermakna yang mempengaruhi persalinan dengan tindakan ibu hamil selama 1 tahun di RSUD.H.Adam Malik Medan dan RSUP.Dr.Pirngadi Medan.

(15)

Latar Belakang Penelitian

Morbiditas dan mortalitas ibu dan anak meningkat pada kasus persalinan abnormal. Persalinan abnormal mengindikasikan adanya faktor komplikasi yang terjadi pada saat persalinan. Terjadinya persalinan abnormal berhubungan dengan berbagai faktor risiko yang dimiliki oleh ibu hamil yang disebut sebagai faktor risiko determinan. Adapun faktor-faktor risiko determinan tersebut dapat meliputi faktor-faktor risiko obstetrik dan penyakit sistemik sebagai underlying disease.1

Persalinan abnormal dimaksudkan adalah kasus ibu yang melahirkan bukan secara spontan pervaginam, melainkan dengan tindakan ekstraksi vakum, ekstraksi forsepdan seksio sesarea sesuai dengan indikasi.1

Diagnosis adanya hambatan atau berhentinya kemajuan persalinan pada fase aktif lebih mudah ditegakkan dan umumnya disebabkan oleh faktor 3 P yaitu : Power,Passage,Passanger.

Data pada tahun 2009 menunjukkan bahwa persalinan spontan pervaginam di RSUP. H. Adam Malik Medan sebanyak 42,7 % dan di RSUD. Dr. Pirngadi Medan angka kejadian persalinan spontan pervaginam adalah sebesar 37,8% Selain itu, hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 dilaporkan dari seluruh persalinan, sebanyak 64% ibu tidak mengalami komplikasi selama persalinan, persalinan lama sebesar 31%, perdarahan berlebihan sebesar 7%, dan infeksi sebesar 5%. Pada ibu yang melahirkan melalui seksio sesarea lebih cenderung dilaporkan mempunyai komplikasi sebesar 59%. Sebagian besar merupakan persalinan lama (42%). Untuk bayi yang meninggal dalam satu bulan setelah dilahirkan, mengalami proses persalinan dengan komplikasi. Sebanyak 39% dilaporkan karena persalinan lama, perdarahan berlebihan sebanyak 12% dan infeksi sebanyak 10%. (Depkes, 2007)3

.

TUJUAN

Untuk mengetahui pengaruh faktor – faktor risiko yang dimiliki ibu hamil terhadap terjadinya persalinan dengan tindakan di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD.Dr.Pirngadi Medan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif, dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP.H. Adam Malik Medan dan RSUD.Dr.Pirngadi Medan, yang dimulai pada bulan Oktober s/d Desember 2013.

Subjek penelitian adalah ibu yang persalinan dengan tindakan di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD.Dr.Pirngadi Medan. Yang diperoleh dari catatan medik RSUP. H. Adam Malik Medan selama periode 1 Januari 2012 s/d 31 Desember 2012.

(16)

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Ibu

Penelitian menggunakan sampel dari data skunder rekam medik ibu yang melahirkan sebanyak 603 status rekam medik. Gambaran karakteristik ibu yang melahirkan ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Distribusi faktor risiko berdasarkan karakteristik ibu dibandingkan

persalinan normal dengan persalinan dengan tindakan.

FAKTOR RISIKO Persalinan normal Persalinan dgn tindakan

N (%) N (%)

Determinan Jauh

Tingkat Pendidikan

Pendidikan formal < 9 tahun Pendidikan formal > 9 tahun Pekerjaan suami

Jumlah kunjungan ANC < 4 kali Jumlah kunjungan ANC > 4 kali

Tempat Tinggal

FAKTOR RISIKO Persalinan normal Persalinan dgn tindakan

(17)

Karakteristik ibu yang melahirkan berdasarkan determinan jauh berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu yang melakukan persalinan normal umumnya adalah SLTA keatas (79,3%), sedangkan ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan juga umumnya adalah SLTA keatas (81,8%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan para ibu yang melahirkan relatif sudah cukup tinggi. Berdasarkan pekerjaan suami menunjukkan bahwa sebagian besar dengan pekerjaan tidak tetap masing-masing (61,5%) dan tidak bekerja sekitar 33%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ekonomi keluarga berkisar menengah kebawah.

Karakteristik ibu yang melahirkan berdasarkan determinan antara berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa usia ibu yang melakukan persalinan normal sebagian besar adalah pada kelompok usia 20-35 tahun(74,9%), sedangkan ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan juga sebagian besar pada kelompok usia 20-35 tahun (77,4%). Hal ini menunjukkan bahwa kelompok usia para ibu yang melahirkan adalah pada usia yang relatif baik untuk melahirkan dan tidak berisiko tinggi. Berdasarkan paritas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang melakukan persalinan normal dengan paritas 1 dan diatas 3 (62,6%) dan ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan juga sebagian besar dengan paritas 1 dan diatas 3 (60,6%). Ibu yang melakukan persalinan normal lebih banyak yang mempunyai jarak kehamilan >24 bulan, sedangkan pada ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan relatif sama persentase yang mempunyai jarak kehamilan <24 bulan dengan >24 bulan. Hal ini menunjukkan sebagian besar ibu telah melakukan jarak kehamilan yang tidak memberikan risiko tinggi karena berjarak lebih dari 2 tahun. Berdasarkan asal ibu yang melahirkan menunjukkan bahwa sebagian besar berasal dari perkotaan baik pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal (77,1%) maupun pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan (71,2%). Hal ini dapat disebabkan karena lokasi rumah sakit tempat penelitian ini berada di Kota Medan. Umumnya ibu yang melahirkan datang sendiri tanpa melalui rujukan baik pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal (88,8%) maupun pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan (83,5%). Hal ini menunjukkan tingginya pemahaman ibu untuk mencari tempat pelayanan persalinan yang lebih baik dan lengkap fasilitasnya yaitu rumah sakit umum, berdasarkan riwayat penyakit sistemik yang diderita ibu menunjukkan bahwa umumnya para ibu yang melahirkan tidak ada menderita penyakit sistemik baik pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal (96,1%) maupun pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan (89,2%). Hal ini menunjukkan para ibu yang melahirkan dalam kondisi yang relatif sehat.

Berdasarkan karakteristik determinan hasil maka dapat dilihat bahwa pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal umumnya tidak ada mempunyai komplikasi pada masa kehamilan (84,9%), sedangkan pada ibu yang melakukan

(18)

persalinan dengan tindakan relatif berimbang persentase ibu yang mempunyai komplikasi dan tidak ada komplikasi pada masa kehamilan. Bila dilihat dari komplikasi pada persalinan maka umumnya pada ibu yang melakukan persalinan normal tidak ada dijumpai komplikasi (96,6%) sedangkan pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan sedikit lebih rendah yang tidak ada komplikasi pada masa persalinan (78,1%).

Tabel 4.2. Distribusi komplikasi kehamilan pada persalinan normal dan persalinan

(19)

Tabel diatas menjelaskan bahwa distribusi komplikasi kehamilan hanya terjadi sebagian kecil pada ibu dengan persalinan normal yaitu hipertensi gestasional, ketuban pecah dini, oligohidramnion, PEB, PPROM dan preterm labor, masing-masing 1 orang (0,6%). Pada ibu hamil dengan persalinan melalui tindakan didapatkan lebih banyak dengan komplikasi kehamilan yaitu sebanyak 49,8% dan yang terbanyak adalah previus sc 16 orang (2,7%), diikuti panggul sempit dan plasenta previa totalis masing-masing 8 orang (1,9%).

Analisis Bivariat

Untuk menganalisa hubungan faktor risiko dengan jenis penanganan persalinan yang diperoleh oleh ibu maka dilakukan uji statistik dengan Chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil uji statitistik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3. Tabulasi Silang Hubungan Faktor Risiko dengan Jenis Persalinan

FAKTOR RISIKO Persalinan

normal

Pendidikan formal < 9 tahun Pendidikan formal > 9 tahun Pekerjaan suami

Jumlah kunjungan ANC < 4 kali

(20)

Berdasarkan faktor risiko determinan jauh, sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 4.2 didapatkan bahwa tingkat pendidikan ibu yang melahirkan umumnya adalah SLTA keatas baik pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal maupun pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan. Dari uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai p >0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna tingkat pendidikan dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu, hasil ini sesuai dengan penelitian Yuli K. (2006) di RS Dr. Moewardi Surakarta.35 Demikian juga faktor pekerjaan suami ibu yang melahirkan menunjukkan sebagian besar adalah dengan pekerjaan tidak tetap baik pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal maupun pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan. Dari uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai p >0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna pekerjaan suami dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu.

Berdasarkan faktor risiko determinan antara, didapatkan bahwa sebagian besar ibu yang melahirkan pada kelompok usia 20-35 tahun baik pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal maupun pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan. Dari uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai p >0,05 yang

Jumlah kunjungan ANC > 4 kali Tempat Tinggal

Pedesaan Perkotaan

FAKTOR RISIKO Persalinan

normal

Tidak dirujuk (datang sendiri) Riwayat Penyakit Sistemik Ibu

Ada Tidak ada

Determinan Hasil

Komplikasi Pada Masa Kehamilan Ada

Tidak Ada

(21)

menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna usia ibu dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu,sesuai dengan penelitian silvia di RSUD.dr.Adhjidarmo lebak 2010.34 Demikian juga bila dilihat dari faktor paritas, sebagian besar ibu yang melahirkan dengan paritas 1 dan >4 baik pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal maupun pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan. Dari uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai p >0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna paritas ibu dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu,Hasil ini sesuai dengan penelitian Yuli K. (2006) di RS Dr. Moewardi Surakarta yang mendapatkan bahwa multipara paling banyak dijumpai baik pada kasus persalinan tindakan, termasuk seksio sesarea maupun persalinan normal.35 Sama halnya dengan faktor jarak kehamilan, sebagian besar ibu yang melahirkan dengan jarak kehamilan relatif berimbang antara <24 bulan dengan yang 24 bulan lebih baik pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal maupun pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan. Dari uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai p >0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna jarak kehamilan dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu, hasil ini sesuai dengan penelitian Yuli K. (2006) di RS Dr. Moewardi Surakarta.35 Berdasarkan faktor frekuensi ANC maka diperoleh sebagian besar ibu yang melahirkan telah melakukan kunjungan ANC lebih dari 3 kali baik pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal maupun pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan. Dari uji statistik dengan Chi-square

didapatkan nilai p >0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna frekuensi ANC dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu. Berdasarkan faktor tempat tinggal menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang melahirkan berasal dari kota baik pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal maupun pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan. Dari uji statistik dengan Chi-square

didapatkan nilai p >0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna tempat tinggal ibu yang melahirkan dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu. Berdasarkan faktor ada tidaknya rujukan menunjukkan bahwa umumnya ibu yang melahirkan adalah datang sendiri baik pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal maupun pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan. Dari uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai p >0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna faktor rujukan dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu, hasil ini sesuai dengan penelitian Yuli K. (2006) di RS Dr. Moewardi Surakarta.35 Berdasarkan faktor riwayat penyakit sistemik ibu didapatkan bahwa pada ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan lebih banyak yang mempunyai riwayat penyakit sistemik dibandingkan dengan kelompok ibu yang melakukan persalinan normal. Dari uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai p <0,05 yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna riwayat penyakit sistemik ibu dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu. Berdasarkan faktor determinan antara menunjukkan bahwa faktor usia, paritas, jarak kehamilan, frekuensi ANC, tempat tinggal, dan status rujukan tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu apakah persalinan normal atau persalinan dengan tindakan kecuali faktor adanya riwayat penyakit sistemik ibu yang berhubungan secara bermakna dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu yang melahirkan.

(22)

melahirkan dengan tindakan dibandingkan dengan kelompok ibu yang tidak ada komplikasi pada masa kehamilan. Dari uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai p<0,05 yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna adanya komplikasi pada masa kehamilan dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu. Demikian juga berdasarkan faktor risiko adanya komplikasi pada masa persalinan lebih banyak dijumpai pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan dibandingkan dengan kelompok ibu yang melakukan persalinan normal. Dari uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai p <0,05 yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna adanya komplikasi pada masa persalinan dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu. Dengan demikian faktor adanya komplikasi baik pada masa kehamilan atau pada masa persalinan mempunyai hubungan yang bermakna dengan jenis persalinan dengan tindakan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa adanya komplikasi baik pada masa kehamilan maupun masa persalinan akan melemahkan kondisi kesehatan ibu sehingga mempersulit ibu untuk melahirkan secara persalinan normal.

KESIMPULAN

1 Berdasarkan faktor persalinan seperti power, passage & Passanger, meliputi risiko determinan jauh yang meliputi faktor tingkat pendidikan dengan hasil Uji Chi Square P > 0,05 yang menunjukan tidak berhubungan bermakna dengan jenis persalinan pada ibu hamil, begitu juga dengan hasil dari pekerjaan suami tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu yang melahirkan.

2 Berdasarkan faktor passage sangat hubungan bermakna sebagai faktor yang mempengaruhi atau sebagai indikasi persalinan dengan tindakan seperti panggul sempit tetapi faktor determinan antara menunjukkan bahwa faktor usia, paritas, jarak kehamilan, frekuensi ANC, tempat tinggal, dan status rujukan memiliki nilai Uji Chi Square P > 0,05 yang menunjukan tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu apakah persalinan normal atau persalinan dengan tindakan kecuali faktor adanya riwayat penyakit sistemik yang memiliki nilai Uji Chi Square < 0,05 yang menunjukan berhubungan secara bermakna dengan jenis persalinan yang diperoleh ibu yang melahirkan.

3 Pada faktor passenger / janin termasuk berhubungan bermakna sebagai indikasi untuk dilakukan persalinan dengan tindakan, kemudian faktor determinan hasil ternyata sama dengan faktor determinan antara yang menunjukkan bahwa faktor adanya komplikasi baik pada masa kehamilan atau pada masa persalinan mempunyai hubungan yang bermakna dengan jenis persalinan dengan tindakan. 4 Pada faktor penyakit sistemik pada ibu hamil juga mempunyai hubungan yang

(23)

DETERMINAN FAKTOR RISIKO DALAM TERJADINYA PERSALINAN

DENGAN TINDAKAN DI RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN DAN

RSUD.Dr.PIRNGADI MEDAN SELAMA TAHUN 2012

Marosa L

Departemen Obstetri dan Ginekologi

, Pasaribu HP, Haryono HL

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP. H. Adam Malik

Medan,Januari 2014

Latar Belakang : Morbiditas dan mortalitas ibu dan anak meningkat pada kasus persalinan abnormal. Persalinan abnormal mengindikasikan adanya faktor komplikasi yang terjadi pada saat persalinan. Terjadinya persalinan abnormal berhubungan dengan berbagai faktor risiko yang dimiliki oleh ibu hamil yang disebut sebagai faktor risiko determinan..

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh faktor – faktor risiko yang dimiliki ibu hamil terhadap terjadinya persalinan dengan tindakan di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD.Dr.Pirngadi Medan.

Metode Penelitian: merupakan penelitian analitik retrospektif, dengan melihat rekam medik ibu bersalin di RSUP. H. Adam Malik Medan periode 1 Januari 2012 s/d 31 Desember 2012. Data diolah dengan analisis statistik deskriptif daninferensial. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat,dengan Uji Chi-Square.

Hasil: Didapatkan sebanyak 603 rekam medik ibu dengan persalinan normal dan persalinan dengan tindakan yang lengkap selama 1 tahun di RSUD.H.Adam Malik Medan dan RSUP.Dr.Pirngadi Medan dengan berdasarkan kelompok determinan jauh yaitu tingkat pendidikan dan pekerjaan suami tidak berhubungan bermakna dengan jenis persalinan (p>0,05).Kemudian berdasar dengan determinan jauhmenunjukan bahwa usia ibu,jumlah paritas,jarak kehamilan,tempat tinggal,status rujukan,memiliki hasil p>0,05 yang menunjukan tidak ada hubungan bermakna dengan jenis persalinan seorang ibu.Berdasarkan dari deteminan hasil yaitu adanya komplikasi selama kehamilan,komplikasi selama persalinan dan yang mempunyai penyakit sistemik memiliki hasil p<005 bahwa menunjukan ada hubungan bermakna dengan jenis persalinan ibu.

Simpulan: Faktor yang adanya komplikasi selama kehamilan,komplikasi pada saat persalinan dan yang mempunyai penyakit sistemik menunjukan adanya hubungan bermakna yang mempengaruhi persalinan dengan tindakan ibu hamil selama 1 tahun di RSUD.H.Adam Malik Medan dan RSUP.Dr.Pirngadi Medan.

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Morbiditas dan mortalitas ibu dan anak meningkat pada kasus persalinan

abnormal. Persalinan abnormal mengindikasikan adanya faktor komplikasi yang terjadi pada saat persalinan. Terjadinya persalinan abnormal berhubungan dengan berbagai faktor risiko yang dimiliki oleh ibu hamil yang disebut sebagai faktor risiko determinan. Adapun faktor-faktor risiko determinan tersebut dapat meliputi faktor-faktor risiko obstetrik dan penyakit sistemik sebagai underlying disease.1

Persalinan abnormal dimaksudkan adalah kasus ibu yang melahirkan bukan secara spontan pervaginam, melainkan dengan tindakan ekstraksi vakum, ekstraksi forsepdan seksio sesarea sesuai dengan indikasi.1

Diagnosis adanya hambatan atau berhentinya kemajuan persalinan pada fase aktif lebih mudah ditegakkan dan umumnya disebabkan oleh faktor 3 P yaitu : Power,Passage,Passanger.

Pada komponen Power , frekuensi kontraksi uterus mungkin memadai namun intensitas nya tidak memadai. Adanya gangguan hantaran saraf untuk terjadinya kontraksi uterus misalnya adanya jaringan parut pada bekas sectio caesar, miomektomi atau gangguan hantaran saraf lain dapat menyebabkan kontraksi uterus berlangsung secara tidak efektif. Apapun penyebabnya, gangguan Ini akan menyebabkan kelainan kemajuan dilatasi dan pendataran sehingga keadaan ini seringkali disebut sebagai

(25)

Passage ( atau kapasitas panggul ) , kelainan pada kapasitas panggul (kelainan bentuk, luas pelvik ) dapat menyebabkan persalinan abnormal. Baik janin maupun kapasitas panggul dapat menyebabkan persalinan abnormal akibat adanya obstruksi mekanis sehingga seringkali dinamakan dengan Distosia Mekanis. Harus pula diingat bahwa selain tulang panggul , organ sekitar jalan lahir dapat pula menyebabkan hambatan persalinan (soft tissue dystocia akibat vesica urinaria atau rektum yang penuh )

Passanger (janin) , kelainan besar dan bentuk janin serta kelainan letak, presentasi dan posisi janin dapat menyebabkan hambatan kemajuan persalinan.

Semakin meningkatnya angka kejadian seksio sesarea dan ekstraksi vakum, terlepas dari indikasi klinis, kemungkinan juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko sosial yang dimiliki oleh ibu hamil. Data pada tahun 2009 menunjukkan bahwa persalinan spontan pervaginam di RSUP. H. Adam Malik Medan sebanyak 42,7 % dan di RSUD. Dr. Pirngadi Medan angka kejadian persalinan spontan pervaginam adalah sebesar 37,8%.

Di Indonesia, keberhasilan pembangunan bidang kesehatan salah satunya tercermin pada tingkat morbiditas dan mortalitas maternal. Tingkat mortalitas maternal di negara-negara maju berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara berkembang berkisar antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini berkaitan dengan proses persalinan.2

(26)

kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi dibandingkan international. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Survei Demografi dan sosial Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 yang menunjukkan bahwa AKI di Indonesia sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup.3

Sementara target AKI untuk Millenium Development Goal (MDG) tahun 2015 yang ditetapkan World Health Organization (WHO) sebesar 102 per 100.000 Kelahiran hidup.4

Selain itu, hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 dilaporkan dari seluruh persalinan, sebanyak 64% ibu tidak mengalami komplikasi selama persalinan, persalinan lama sebesar 31%, perdarahan berlebihan sebesar 7%, dan infeksi sebesar 5%. Pada ibu yang melahirkan melalui seksio sesarea lebih cenderung dilaporkan mempunyai komplikasi sebesar 59%. Sebagian besar merupakan persalinan lama (42%). Untuk bayi yang meninggal dalam satu bulan setelah dilahirkan, mengalami proses persalinan dengan komplikasi. Sebanyak 39% dilaporkan karena persalinan lama, perdarahan berlebihan sebanyak 12% dan infeksi sebanyak 10%. (Depkes, 2007)3

1.2. Rumusan Masalah

(27)

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh faktor – faktor risiko yang dimiliki ibu hamil terhadap terjadinya persalinan dengan tindakan di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD.Dr.Pirngadi Medan

.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui apakah faktor risiko obstetrik determinan power atau his, mempengaruhi terjadinya persalinan dengan tindakan di RSUP. H. Adam Malik Medan.

2. Untuk mengetahui apakah faktor risiko obstetrik determinan passage atau kapasitas panggul, mempengaruhi terjadinya persalinan dengan tindakan di RSUP. H. Adam Malik Medan

3. Untuk mengetahui apakah faktor risiko obstetrik determinan passanger

(janin), mempengaruhi terjadinya persalinan dengan tindakan di RSUP. H. Adam Malik Medan

4. Untuk mengetahui apakah faktor risiko determinan yang meliputi faktor risiko penyakit sistemik ibu, mempengaruhi terjadinya persalinan dengan tindakan di RSUP. H. Adam Malik Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

(28)

yang dimiliki oleh ibu yang meliputi faktor risiko obstetrik dan faktor risiko penyakit sistemik yang menyertai ibu dalam persalinan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan untuk meningkatkan upaya promotif dalam asuhan antenatal (ANC).

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. BATASAN PERSALINAN ABNORMAL

Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan persalinan abnormal maka harus dipahami terlebih dulu proses persalinan normal. Persalinan normal adalah peristiwa adanya kontraksi uterus yang disertai dengan kemajuan proses dilatasi dan pendataran serviks. 5

Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta dari dalam uterus dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa mengunakan alat pertolongan pada usia kehamilan aterm dengan berat badan bayi 2500 gram atau lebih, dengan lama persalinan kurang dari 24 jam yang dibantu dengan kekuatan kontraksi uterus dan tenaga mengejan.5

Sedangkan menurut WHO, persalinan normal adalah peralinan yang dimulai secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir ), mempunyai resiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu, dan setelah persalinan ibu dan bayi berada dalam kondisi baik.6

Persalinan abnormal ( distosia ) adalah persalinan yang berjalan tidak normal. Seringkali pula disebut sebagai partus lama, partus tak maju , disfungsi persalinan atau disproporsi sepalo pelvik (CPD )7

(30)

umum terjadi bila ada disproporsi antara ukuran bagian terbawah janin dengan jalan lahir. Pada presentasi kepala, distosia adalah indikasi yang paling umum saat ini untuk seksio sesaria primer. CPD (cephalopelvic disproportion) adalah akibat dari panggul sempit, ukuran kepala janin yang besar, atau lebih sering kombinasi dari kedua di atas. Setiap penyempitan diameter panggul yang mengurangi kapasitas pelvis dapat mengakibatkan distosia selama persalinan. Panggul sempit bisa terjadi pada pintu atas panggul, midpelvis, atau pintu bawah panggul, atau umumnya kombinasi dari ketiganya. Karena CPD bisa terjadi pada tingkat pelvic inlet, outlet dan midlet, diagnosisnya bergantung pada pengukuran ketiga hal tersebut yang dikombinasikan dengan evaluasi ukuran kepala janin.1

Panggul sempit sebagai salah satu kendala dalam melahirkan secara normal karena menyebabkan persalinan macet yang insidensinya adalah 1-3% dari persalinan.2,3,4

Apabila persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung sendiri tanpa pengambilan tindakan yang tepat, timbul bahaya pada ibu dan janin. Bahaya pada ibu dapat berupa partus lama yang dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi intrapartum, ruptur uteri mengancam serta resiko terjadinya fistula vesikoservikalis, atau fistula vesikovaginalis, atau fistula rektovaginalis karena tekanan yang lama antara kepala janin dengan tulang panggul. Sedangkan bahaya pada janin dapat berupa meningkatkan kematian perinatal, dan perlukaan pada jaringan di atas tulang kepala janin bahkan bisa menimbulkan fraktur pada os parietalis.5,6

(31)

and Gynecologists (2003), kira-kira 60% seksio sesaria emergensi di Amerika Serikat dihubungkan dengan distosia7. Di Inggris insiden meningkat kurang dari 5% pada tahun 1973 menjadi 10% pada tahun 1986. Di Indonesia, angka seksio sesarea di RSUD. Dr. Pirngadi Medan meningkat dari 20,4% pada tahun 1994 menjadi 34,83% pada tahun 1998. 8,9,10

(32)

Berdasarkan hasil penelitian oleh Friedman, persalinan dibagi menjadi 3 stadium:

1. Persalinan kala I , berawal sejak adanya kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi servik lengkap. Terbagi menjadi 2 fase : fase laten ( dilatasi sampai dengan 3 – 4 cm ) dan fase aktif ( dilatasi servik 4 cm sampai lengkap ). Fase aktif dibagi lagi menjadi 3 subfase yaitu fase akselerasi, fase dilatasi maksimal dan fase deselerasi.

2. Persalinan kala II, sejak dilatasi serviks lengkap sampai bayi lahir 3. Persalinan kala III, kala persalinan plasenta

2.2. INDIKASI PERSALINAN DENGAN TINDAKAN AKIBAT DISTOSIA

INDIKASI NULIPARA MULTIPARA

Fase Laten Memanjang > 20 jam > 14 jam Kala II rata-rata 50 menit 20 menit Kala II memanjang tanpa

(dengan) anestesi epidural

> 2 jam (>3 jam) >1 jam (>2 jam)

Protracted dilation <1.2cm / jam <1.5cm/jam> Protracted descent <1> <2> Arrest of dilation* <2> <2> Arrest of descent* <2> <1> Kala II memanjang > 30 menit >30 menit

(33)

* Secara klinis kriteria kontraksi uterus yang adekuat :

1. Fundal dominan

2. Berlangsung 3 – 4 kali dalam waktu 10 menit 3. Masing-masing his berlangsung sekitar 40 detik 4. Terdapat fase relaksasi yang memadai\

5. Intensitas kontraksi normal ( ~ 200 MVU )

Diagnosis persalinan abnormal ditegakkan bila terdapat penyimpangan dari kurva persalinan yang normal. Perlu diingat bahwa : 7

1. Diagnosis persalinan abnormal yang terjadi pada fase laten sering disebabkan oleh kesalahan dalam menentukan saat inpartu.

2. Dewasa ini terdapat kontroversi mengenai aplikasi kurva persalinan Friedman. Secara umum, persalinan abnormal adalah merupakan akibat dari beberapa faktor berikut :7,8

1. Power ( kontraksi uterus ) ; pada kala I dan II, selain gangguan kontraksi uterus juga dapat disebabkan oleh gangguan kemampuan meneran.

2. Passage ( jalan lahir ) , jalan lahir keras ( tulang panggul ) atau jalan lahir lunak ( organ sekitar jalan lahir )

(34)

2.3. PATOFISIOLOGI

Fase laten memanjang dapat disebabkan akibat over sedasi atau menegakkan diagnosis inpartu terlampau dini dimana masih belum terdapat dilatasi dan pendataran serviks. Diagnosis adanya hambatan atau berhentinya kemajuan persalinan pada fase aktif lebih mudah diotegakkan dan umumnya disebabkan oleh faktor 3 P sebagai berikut: Power , komponen power, frekuensi kontraksi uterus mungkin memadai namun intensitas nya tidak memadai. Adanya gangguan hantaran saraf untuk terjadinya kontraksi uterus misalnya adanya jaringan parut pada bekas sectio caesar, miomektomi atau gangguan hantaran saraf lain dapat menyebabkan kontraksi uterus berlangsung secara tidak efektif. Apapun penyebabnya, gangguan ini akan menyebabkan kelainan kemajuan dilatasi dan pendataran sehingga keadaan ini seringkali disebut sebagai

distosia fungsionalis. , Passage ( atau kapasitas panggul ) , kelainan pada kapasitas panggul (kelainan bentuk, luas pelvik ) dapat menyebabkan persalinan abnormal. Baik janin maupun kapasitas panggul dapat menyebabkan persalinan abnormal akibat adanya obstruksi mekanis sehingga seringkali dinamakan dengan distosia mekanis. Harus pula diingat bahwa selain tulang panggul , organ sekitar jalan lahir dapat pula menyebabkan hambatan persalinan ( soft tissue dystocia akibat vesica urinaria atau rektum yang penuh). Passanger (janin) , kelainan besar dan bentuk janin serta kelainan letak, presentasi dan posisi janin dapat menyebabkan hambatan kemajuan persalinan.

(35)

2.4. ANGKA KEJADIAN

Dari semua persalinan presentasi kepala, 8 – 11% akan mengalami gangguan pada persalinan kala I. Persalinan seksio sesarea atas indikasi distosia adalah sekitar 60%. 7,8,9

2.5. MORTALITAS DAN MORBIDITAS

Morbiditas dan mortalitas ibu dan anak meningkat pada kasus persalinan abnormal. Hal ini lebih merupakan akibat dari hubungan akibat-akibat dibandingkan hubungan sebab-akibat. Meskipun demikian, identifikasi persalinan abnormal dan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat akan menurunkan resiko tersebut. 9

2.6. ABNORMALITAS PERSALINAN KALA I FASE LATEN

Pemanjangan persalinan fase laten jarang sekali terjadi dan umumnya disebabkan oleh kesalahan dalam menegakkan diagnosis inpartu.Diagnosis pemanjangan fase laten ditegakkan bila pada nulipara batas 20 jam atau pada multipara batas 14 jam dilampaui.

Etiologi :

1. Kontraksi uterus hipertonik

(36)

Identifikasi keadaan etiologi pemanjangan fase laten umumnya tidak sulit dan dapat dilakukan dengan melakukan palpasi untuk menentukan kualitas kontraksi uterus. Luaran persalinan untuk ibu dan anak umumnya baik. Adapun penatalaksanaan yang dilakukan sebagai berikut:

• Tergantung pada etiologi

• Pemanjangan fase laten akibat pemberian sedasi atau analgesik yang berlebihan dan terlampau dini akan berakhir setelah efek obat mereda

• Kontraksi uterus hipertonik diatasi dengan istirahat dan diberikan terapi sedatif dan analgetik

• Kontraksi uterus hipotonik diatasi dengan akselerasi persalinan dengan infus oksitosin.

2.7. JENIS-JENIS PERSALINAN

• Persalinan Normal

Persalinan spontan : Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir (pervaginam).

• Persalinan Abnormal

Persalinan buatan : Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar (misalnya ekstraksi vakum dan ekstraksi forsep )

(37)

2.8. PERSALINAN DENGAN TINDAKAN

Persalinan tindakan adalah persalinan yang tidak dapat berjalan normal secara spontan atau tidak berjalan sendiri, oleh karena terdapat indikasi adanya penyulit. Sehingga persalinan dilakukan dengan memberikan tindakan menggunakan alat bantu. Persalinan tindakan dilakukan jika kelahiran spontan diduga berisiko lebih besar pada ibu atau anak daripada tindakannya.

Persalinan tindakan terdiri dari :

1.Persalinan tindakan pervaginam

Apabila persyaratan pervaginam tidak termenuhi. Persalinan tindakan pervaginam meliputi : ekstraksi vakum dan forsep untuk bayi yang masih hidup dan embriotomi untuk bayi yang sudah meninggal.

2.Persalinan tindakan perabdominam

(38)

PERSALINAN DENGAN EKSTRAKSI VAKUM.

Persalinan melalui vagina atau jalan lahir dengan menggunakan bantuan alat ekstraksi vakum, yaitu suatu cup yang dibuat dari baja atau sebuah plastik yang fleksibel lentur.

Persalinan vaginal operatif mengacu pada penerapan baik forceps atau alat vakum untuk membantu ibu dalam mempengaruhi persalinan pervaginam janin. Insiden persalinan pervaginam operatif di Amerika Serikat saat ini diperkirakan sekitar 5%, atau sekitar 1 dari 20 kelahiran,meskipun ada perbedaan geografis yang luas di tingkat persalinan pervaginam operatif di country. Tingkat terendah dari persalinan pervaginam instrumental (? 5%) adalah terlihat di timur laut dan tingkat tertinggi (20% -25%) berada di South. 15

SEJARAH EKSTRAKSI VAKUM

(39)

Eropa dalam bentuk yang bermacam-macam. Bentuk ekstraktor vakum yang bermacam-macam ini ternyata kurang popular dalam pemakaiannya, karena banyak hambatan-hambatan teknik. Akhirnya pada tahun 1952-1956 Tage Malmstrom dari Gothenburg, Swedia menciptakan ekstraktor vakum yang setelah mengalami percobaan-percobaan dan modifikasi dalam bentuknya, sejak tahun 1956 menjadi sangat popular dipakai sampai saat ini.16

BENTUK DAN BAGIAN-BAGIAN EKSTRAKTOR VAKUM

1.Mangkuk(cup)

Bagian yang dipakai untuk membuat kaput subsedeneum artifisialis. Dengan mangkuk inilah kepala diekstraksi. Diameter mangkuk: 3,4,5,6 cm. Pada dinding belakang mangkuk terdapat tonjolan, untuk tanda letak denominator/

2.Botol

Tempat membuat tenaga negative(vakum). Pada tutup botol terdapat manometer, saluran menuju kepompa penghisap, dan saluran menuju ke mangkok yang dilengkapi dengan pentil.

3.Karet penghubung

4.Rantai penghubung antara mangkok dan pemegang 5.Pemegang

(40)

INDIKASI EKSTRAKSI VAKUM Ibu

1.Untuk memperpendek kala II : a. Penyakit jantung kompensata b. Penyakit paru-paru fibrotic c. Hipertensi

2.Waktu

Kala II memanjang

Janin

Gawat janin

KONTRA INDIKASI Ibu

1.Ruptura uteri membakat

2.Pada penyaki-penyaki di mana ibu secara mutlak tidak boleh mengejan misalnya penyakit payah jantung, Pre eklampsia berat.

Janin

1.Letak muka

(41)

SYARAT EKSTRAKSI VAKUM

1.Syarat-syarat ekstraksi vakum sama dengan ekstraksi cunam, hanya disini syarat lebih luas, yaitu :

- Pembukaan lengkap

- Penurunan kepala janin di hodge III +

2.Harus ada kontraksi rahim dan ada tenaga mengejan.16

PERSALINAN PRE ABDOMINAL ATAU SEKSIO SESARIA

(42)

INDIKASI SEKSIO SESARIA

Seksio sesaria dapat dibagi ke dalam kategori elektif, darurat terencana, darurat yang tidak terencana dan kategori peri mortem serta post mortem untuk memudahkan audit. Komplikasi dan mortalitas yang jelas prosedur bedah harus dibedakan dari akibat adanya komplikasi obstetri dan masalah medis ibu.16

Seksio sesaria dilakukan untuk;

1. Mengatasi disproporsi sefalo pelvic dan aktifitas uterud yang abnormal 2. Mempercepat pelahiran untuk keselamatan ibu dan janin

3. Mengurangi trauma janin pada ibu ( misalnya presentasi bokong premature kecil ) dan infeksi janin ( misalnya risiko tertular infeksi herpetic atau HIV )

4. Mengurangi risiko pada ibu ( misalnya gangguan jantung tertentu , lesi intracranial atau keganasan pada serviks ) Memungkinkan ibu untuk menjalankan pilihan sesuai keinginan.16

Determinan Hasil

(43)

Determinan Antara

Status kesehatan ibu

Status kesehatan ibu yang berpengaruh terhadap kejadian kematian ibu meliputi status gizi, anemia, penyakit yang diderita ibu, dan riwayat komplikasi pada kehamilan dan persalinan sebelumnya.30

Status gizi ibu hamil dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap lingkar lenganatas (LILA).Pengukuran LILA bertujuan untuk mendeteksi apakah ibu hamiltermasuk kategori kurang energi kronis (KEK) atau tidak.Ibu dengan status giziburuk memiliki risiko untuk terjadinya perdarahan dan infeksi pada masa nifas.Keadaan kurang gizisebelumdanselama kehamilan memberikan kontribusi terhadaprendahnya kesehatan maternal,masalah dalam persalinan dan masalah pada bayi yangdilahirkan.Berdasarkandata Susenas tahun 2000 dan sensus penduduk tahun 2000,prevalensi ibu yangmenderita KEK (LILA ibu < 23,5 cm) adalah 25%. Risiko KEK pada ibuhamil lebihbanyak ditemukan di pedesaan (40%) daripada di perkotaan (26%) dan lebih banyakdijumpai pada kelompok usia ibu di bawah 20 tahun (68%).

(44)

kehamilan.Anemia defisiensi besi merupakan 95% penyebab anemia selama kehamilan.,27,21,30

Kurang lebih 50% dari seluruh ibu hamil di seluruh dunia menderita anemia.Wanitayang menderita anemia berat akan lebih rentan terhadap infeksi selama kehamilandan persalinan, akan meningkatkan risiko kematian akibat perdarahan dan akanmemiliki risiko terjadinya komplikasi operatif bila dibutuhkan persalinan denganseksio sesaria.27Anemia ibu hamil di Indonesia masih merupakan masalah nasionalkarena anemia mencerminkannilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat danpengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.Dari Studi FollowUp Ibu Hamil, SKRT 2001 ditemukan prevalensi ibu hamil dengan kadar Hb rendah(< 11,0 gram/ dl, WHO 2000) sebesar 40,1% dan diantaranya 0,3% memiliki kadarHb < 7,0 gram/ dl. Anemia lebih banyak ditemukan pada ibu hamil di pedesaan(42%) daripada di perkotaan (38%).Menurut Soejoenoes, anemia memberikan risiko relatif 15,3 kali untuk

(45)

Penyakit jantung merupakan penyebab non obstetrik penting yang menyebabkan kematian maternal, dan terjadi pada 0,4 – 4% kehamilan. Angka kematian maternal bervariasi dari 0,4% pada pasien – pasien dengan klasifikasi

New York HeartAssociation (NYHA) I dan II dan 6,8% atau lebih pada pasien dengan NYHA III danIV. Keadaan ini disebabkan oleh adanya peningkatan beban hemodinamik selama kehamilan dan persalinan, yang akan memperberat gejala dan mempercepat terjadinya komplikasi pada wanita yang sebelumnya telah menderita penyakit jantung.26 Prognosis bagi wanita hamil dengan penyakit jantung tergantung dariberatnya penyakit, usia penderita dan penyulit – penyulit lain yang tidak berasal dari jantung.31

Status reproduksi

Status reproduksi yang berperan penting terhadap kejadian kematian ibu adalah usia ibu hamil, jumlah kelahiran, jarak kehamilan dan status perkawinan ibu.20

a. Terlalu Tua

(46)

tahun bila dibanding wanita yang hamil pada usia 20–24 tahun.Usia kehamilan yang paling aman untuk melahirkan adalah usia 20 – 30 tahun.20,23,26

b. Terlalu Muda

Usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia berisiko untuk hamil dan melahirkan (Kemenkes RI, 1994). Wanita yang melahirkan pada usia 14 tahun mengalami resiko kematian saat melahirkan sebesar 5 sampai 7 kali. Sedangkan wanita yang melahirkan pada usia antara 15 sampai 19 tahunmengalami risiko kematian saat melahirkan sebesar 2 kali lipat.Tingginya tingkat kematian tersebut disebabkan oleh preeklampsi, perdarahan post partum, sepsis, infeksi HIV dan malaria (Nour,2009). Kekurangan akses ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan kehamilan dan persalinan merupakan penyebab yang penting bagi terjadinya kematian maternal di usia muda.Keadaan ini diperburuk oleh kemiskinan dan buta huruf, ketidaksetaraan kedudukan antara pria dan wanita, pernikahan usia muda dan kehamilan yang tidak diinginkan.20,23,26

c. Terlalu Sering

(47)

secara medis maupun secara mental, sedangkan paritas di atas 4 dan usia tua, secara fisik ibu mengalami kemunduran untuk menjalani kehamilan .24,20,21

d. Terlalu Dekat

Jarak antar kehamilan yang kurang dari 2 tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian maternal (Kemenkes RI, 2004).Persalinan dengan interval kurang dari 24 bulan merupakan kelompok resiko tinggi untuk perdarahan postpartum, kesakitan dan kematian ibu (Kemenkes RI, 2004). Penelitian yang dilakukandi tiga rumah sakit di Bangkok memperlihatkan bahwa wanita dengan interval kehamilan kurang dari dua tahun memiliki resikodua setengah kali lebih besar untuk meninggal dibandingkan dengan wanita yang memiliki jarak kehamilan lebih lama 24,20,21

Akses terhadap pelayanan kesehatan

(48)

Perilaku penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan

Perilaku penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan antara lain meliputi perilaku penggunaan alat kontrasepsi. Ibu yang mengikuti program keluarga berencana (KB) akan lebih jarang melahirkan dibandingkan dengan ibu yang tidak mengikuti program Keluarga Berencana. Demikian juga perilaku pemeriksaaan tenatal, ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur akan terdeteksi masalah kesehatan dan komplikasinya.24

Termasuk juga dalam hal ini adalah penolong persalinan, ibu yang ditolong oleh dukun berisiko lebih besar untuk mengalami kematian dan kesakitan dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dibantu oleh tenaga kesehatan, serta tempat persalinan, persalinan yang dilakukan di rumah akan menghambat akses untuk mendapatkan pelayanan rujukan secara cepat apabila sewaktu-waktu dibutuhkan .25,28

Determinan jauh

Meskipun determinan ini tidak secara langsung mempengaruhi kematian maternal, akan tetapi faktor sosio kultural, ekonomi, keagamaan dan faktor– faktor lain juga perlu dipertimbangkan dan di satukan dalam pelaksanaan intervensi penanganan kematian ibu.19.21

(49)

menyebabkan kurangnya pengertian mereka akan bahaya yang dapat menimpa ibu hamil maupun bayinya terutama dalam hal kegawat-daruratan kehamilan dan persalinan. Ibu–ibu terutama di daerah pedesaan dengan pendidikan rendah, tingkat independensinya untuk mengambil keputusanpun rendah dan berdasarkan pada budaya ‘berunding’ yang berakibat pada keterlambatan merujuk. Kemiskinan dapat menjadi sebab rendahnya peran serta masyarakat pada upaya kesehatan.Kematian maternal sering terjadi pada kelompok miskin, tidak berpendidikan, tinggal di tempat terpencil, dan mereka tidak memiliki kemampuan untuk memperjuangkan kehidupannya sendiri (Kemenkes RI,2004).

20.21

KOMPLIKASI KEHAMILAN

PRE-EKLAMPSIA / EKLAMPSIA

(50)

Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi atas pre-eklampsia ringan, pre-pre-eklampsia berat, pre-eklampsia, serta superimposed hipertensi(ibu hamil yang sebelum kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut selama kehamilan). Tanda dan gejala yang terjadi serta tatalaksana yang dilakukan masing-masing penyakit di atas tidak sama. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pembagian di atas.32

PERDARAHAN

Sebab–sebab perdarahan yang berperan penting dalam menyebabkan kematian maternal selama kehamilan adalah perdarahan, baik yang terjadi pada usia kehamilan muda / trimester pertama, yaitu perdarahan karena abortus (termasuk di dalamnyaadalah abortus provokatus karena kehamilan yang tidak diinginkan) dan perdarahan karena kehamilan ektopik terganggu (KET), maupun perdarahan yang terjadi pada kehamilan lanjut akibat perdarahan antepartum.Penyebab perdarahan antepartum pada umumnya adalah plasenta previa dan solusio plasenta.33

ANEMIA DALAM KEHAMILAN

(51)

eritrosit ke dalam sirkulasi ibu paling besar selama trimester kedua. Menjelang akhir kehamilan, ekspansi plasma pada hakikatnya berhenti, sementara masa hemoglobin semakin bertambah.

(52)

2.8.Kerangka Teori

2. sumber daya masyarakat

(53)

2.9. Kerangka Konsep Faktor Risiko Ibu Hamil:

(3) Determinan Hasil

yang meliputi: jenis

(1) Determinan Jauh

yang meliputi:

pendidikan ibu dan

pekerjaan suami

(2) Determinan Antara

yang meliputi: usia ibu,

paritas, tempat tinggal,

status rujukan, jumlah

kunjungan antenatal

care (ANC), jarak

kehamilan dan riwayat

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

3.2 Waktu dan tempat

Penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP.H. Adam Malik Medan dan RSUD.Dr.Pirngadi Medan mulai bulan Oktober s/d Desember 2013.

3.3 Subyek Penelitian

(55)

3.4. Cara Penelitian

3.4.1. Pengumpulan Data

Data sekunder diperoleh dari Catatan Rekam Medis RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD.Dr.Pirngadi Medan sejak 1 Januari 2012 s/d 31 Desember 2012.

3.4.2. Pengolahan Data

Data diolah dengan analisis statistik secara komputerisasi.Analisis data meliputi statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat.

3.5. Perhitungan Jumlah Sampel

Besar sampel diambil dari seluruh data rekam medis dengan kriteria sebagai kasus adalah ibu yang melahirkan dengan tindakan ekstraksi vakum dan seksio sesarea sesuai dengan indikasi dan partus normal sebagai kontrol sejak 1 Januari 2012 s/d 31 Desember 2012.

3.6. Batasan Operasional

Persalinan spontan adalah persalinan pervaginam dengan proses persalinan sepenuhnya menggunakan tenaga ibu untuk melahirkan bayi.

Persalinan abnormal adalah persalinan dengan ekstraksi vakum dan seksio Sesarea

(56)

seksio sesarea.

Ekstraksi vakum adalah persalinan buatan (obstetric vaginal operatif) yang menggunakan alat vakum.

Komplikasi kehamilan adalah komplikasi yang terjadi selama kehamilan terakhir, dapat berupa perdarahan, preeklamsia/ eklamsia, infeksi, ketuban pecah dini.

Komplikasi persalinan adalah komplikasi yang terjadi selama proses persalinan berupa perdarahan, partus lama, infeksi,preeklamsia/ eklamsia, syok, kelainan letak yang terjadi menjelang atau pada saat persalinan.

Usia Ibu adalah usia ibu saat kehamilan terakhir yang diperoleh dari catatan medis. Usia dihitung dalam tahun berdasarkan ulang tahun terakhir. Ibu hamil berisiko tinggi untuk mengalami kematian maternal bila ibu berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami ibu. Ibu hamil berisiko pada paritas ≤ 1 (belum pernah/ baru melahirkan pertama kali) atau paritas lebih dari empat.

Jarak kehamilan adalah rentang waktu antara kehamilan sebelumnya dengan kehamilan terakhir. Ibu hamil berisiko bila jarak kehamilan kurang dari dua tahun.

(57)

TBC, malaria. Ibu hamil berisiko tinggi untuk mengalami kematian maternal bila terdapat riwayat penyakit.

Pemeriksaaan antenatal adalah pemeriksaan yang dilakukan pada ibu selama masa kehamilan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pemeriksaan antenatal disebut baik bila ibu hamil memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali.

Cara persalinan adalah cara ibu melahirkan pada saat persalinan terakhir, yaitu persalinan spontan atau persalinan dengan tindakan(ekstraksi vakum, seksisesaria).

Pelaksanaan rujukan saat terjadi komplikasi adalah pemindahan ibu hamil, bersalin atau nifas ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih lengkap peralatan, dengan tenaga penolong yang lebih ahli. Tempat rujukan adalah rumah sakit dan sebab merujuk karena terdapat masalah medik / komplikasi pada saat kehamilan, proses persalinan atau nifas. Ibu hamil berisiko mengalami kematian maternal bila saat terjadi komplikasi tidak dirujuk.

Pendidikan ibu adalah pendidikan formal terakhir yang pernah dijalani ibu sampai saat persalinan terakhir. Ibu hamil berisiko bila memiliki pendidikan formal kurang dari 9 tahun atau tidak pernah menempuh pendidikan formal sama sekali.

(58)

Wilayah tempat tinggal adalah wilayah dimana ibu berdomisili, dibedakan menjadi daerah pedesaan dan perkotaan/ibukota kabupaten. Ibu hamil berisiko bila bertempat tinggal di daerah pedesaan.

3.6.1 Skala pengukuran Variabel

Determinan Jauh

• Tingkat Pendidikan

Pendidikan formal < 9 tahun Pendidikan formal > 9 tahun

• Pekerjaan suami Pekerjaan tetap Pekerjan tidak tetap Tidak bekerja

Determinan Antara

Usia ibu :

< 20 tahun 20 – 35 tahun >35 tahun Paritas

(59)

Jarak kehamilan

< 24 bulan > 24 bulan Frekuensi ANC

Jumlah kunjungan ANC < 4 kali Jumlah kunjungan ANC > 4 kali

Tempat Tinggal Pedesaan Perkotaan Status rujukan

Dirujuk

Tidak dirujuk (datang sendiri) Riwayat Penyakit Sistemik Ibu

Ada

Tidak ada Determinan Hasil

Komplikasi Pada Masa Kehamilan Ada

Tidak Ada

Komplikasi Pada Masa Persalinan Ada

(60)

3.7. Alur Penelitian

Data Rekam Medik Sejak 1 Januari 2012 s/d 31 Desember 2012

Persalinan normal

Persalinan dengan tindakan

Analisis Data

Faktor Risiko ibu

(1) Determinan Jauh yang meliputi: pendidikan ibu dan pekerjaan suami

(2)Determinan Antara yang meliputi: usia ibu, paritas, tempat tinggal, status

rujukan, jumlah kunjungan antenatal care (ANC), jarak kehamilan, status

rujukan dan riwayat

penyakit ibu

(3) Determinan Hasil yang meliputi:

komplikasi dalam kehamilan,

(61)

3.9. Analisis data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat menampilkan data deskriptif, analisis bivariat menggunakan analisis hubungan antar variabel kategorik berdasarkan faktor-faktor risiko determinan terhadap terjadinya persalinan abnormal di RSUP.H.Adam Malik Medan. Analisis statistik menggunakan uji Chi-square

(62)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Karakteristik Ibu

Penelitian menggunakan sampel dari data skunder rekam medik ibu yang melahirkan sebanyak 603 status rekam medik. Gambaran karakteristik ibu yang melahirkan ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Distribusi faktor risiko berdasarkan karakteristik ibu dibandingkan persalinan normal dengan persalinan dengan tindakan.

FAKTOR RISIKO Persalinan normal Persalinan dgn tindakan

N (%) N (%)

Determinan Jauh

Tingkat Pendidikan

Pendidikan formal < 9 tahun Pendidikan formal > 9 tahun Pekerjaan suami

Jumlah kunjungan ANC < 4 kali Jumlah kunjungan ANC > 4 kali

(63)

Karakteristik ibu yang melahirkan berdasarkan determinan jauh berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu yang melakukan persalinan normal umumnya adalah SLTA keatas (79,3%), sedangkan ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan juga umumnya adalah SLTA keatas (81,8%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan para ibu yang melahirkan relatif sudah cukup tinggi. Berdasarkan pekerjaan suami menunjukkan bahwa sebagian besar dengan pekerjaan tidak tetap masing-masing (61,5%) dan tidak bekerja sekitar 33%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ekonomi keluarga berkisar menengah kebawah.

Karakteristik ibu yang melahirkan berdasarkan determinan antara berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa usia ibu yang melakukan persalinan normal sebagian besar adalah pada kelompok usia 20-35 tahun(74,9%), sedangkan ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan juga sebagian besar pada kelompok usia 20-35 tahun (77,4%). Hal ini menunjukkan bahwa kelompok usia para ibu yang melahirkan adalah pada usia yang relatif baik untuk melahirkan dan tidak berisiko tinggi.

Tidak dirujuk (datang sendiri) Riwayat Penyakit Sistemik Ibu

Ada Tidak ada

172 (96,1%) 378 (89,2%)

FAKTOR RISIKO Persalinan normal Persalinan dgn tindakan

(64)

persalinan normal dengan paritas 1 dan diatas 3 (62,6%) dan ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan juga sebagian besar dengan paritas 1 dan diatas 3 (60,6%). Ibu yang melakukan persalinan normal lebih banyak yang mempunyai jarak kehamilan >24 bulan, sedangkan pada ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan relatif sama persentase yang mempunyai jarak kehamilan <24 bulan dengan >24 bulan. Hal ini menunjukkan sebagian besar ibu telah melakukan jarak kehamilan yang tidak memberikan risiko tinggi karena berjarak lebih dari 2 tahun. Berdasarkan asal ibu yang melahirkan menunjukkan bahwa sebagian besar berasal dari perkotaan baik pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal (77,1%) maupun pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan (71,2%). Hal ini dapat disebabkan karena lokasi rumah sakit tempat penelitian ini berada di Kota Medan. Umumnya ibu yang melahirkan datang sendiri tanpa melalui rujukan baik pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal (88,8%) maupun pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan (83,5%). Hal ini menunjukkan tingginya pemahaman ibu untuk mencari tempat pelayanan persalinan yang lebih baik dan lengkap fasilitasnya yaitu rumah sakit umum, berdasarkan riwayat penyakit sistemik yang diderita ibu menunjukkan bahwa umumnya para ibu yang melahirkan tidak ada menderita penyakit sistemik baik pada kelompok ibu yang melakukan persalinan normal (96,1%) maupun pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan (89,2%). Hal ini menunjukkan para ibu yang melahirkan dalam kondisi yang relatif sehat.

(65)

persalinan dengan tindakan relatif berimbang persentase ibu yang mempunyai komplikasi dan tidak ada komplikasi pada masa kehamilan. Bila dilihat dari komplikasi pada persalinan maka umumnya pada ibu yang melakukan persalinan normal tidak ada dijumpai komplikasi (96,6%) sedangkan pada kelompok ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan sedikit lebih rendah yang tidak ada komplikasi pada masa persalinan (78,1%).

(66)

Ada (tidak dijelaskan) 20 (11,2%) 137 (32,3%) 157 (26%)

Tidak ada 152 (84,9%) 213 (50,2%) 365 (60,5%)

Total 179 (100,0%) 424 (100,0%) 603 (100,0%)

Tabel diatas menjelaskan bahwa distribusi komplikasi kehamilan hanya terjadi sebagian kecil pada ibu dengan persalinan normal yaitu hipertensi gestasional, ketuban pecah dini, oligohidramnion, PEB, PPROM dan preterm labor, masing-masing 1 orang (0,6%). Pada ibu hamil dengan persalinan melalui tindakan didapatkan lebih banyak dengan komplikasi kehamilan yaitu sebanyak 49,8% dan yang terbanyak adalah previus sc 16 orang (2,7%), diikuti panggul sempit dan plasenta previa totalis masing-masing 8 orang (1,9%).

4.2.Analisis Bivariat

Untuk menganalisa hubungan faktor risiko dengan jenis penanganan persalinan yang diperoleh oleh ibu maka dilakukan uji statistik dengan Chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil uji statitistik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3. Tabulasi Silang Hubungan Faktor Risiko dengan Jenis Persalinan

FAKTOR RISIKO Persalinan

normal

Gambar

Tabel 4.1. Distribusi faktor risiko berdasarkan karakteristik ibu dibandingkan
tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu yang melakukan persalinan
Tabel 4.2. Distribusi komplikasi kehamilan pada persalinan normal dan persalinan dengan tindakan
Tabel 4.3. Tabulasi Silang Hubungan Faktor Risiko  dengan Jenis Persalinan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Perangkat Ajar Materi Vegetatif Buatan Pada Tumbuhan Di SMA Negeri 9 Kota Bengkulu Menggunakan 3DS MAX.. Bengkulu, Universitas

Secara tematik, keputusan Mahkamah Konstitusi dapat muncul tanpa adanya kebijakan afirmatif terhadap pe- rempuan karena dunia politik dianggap sebagai dunia laki-laki yang

ditempuh seorang guru adalah; 1) menganalisis Standar Kompetensi, 2) menganalisis Kompetensi Dasar, 3) memilih dan menetapkan materi, dan 4)

Penelitian ini merupakan suatu upaya untuk mengembangkan pembelajaran aktif pada mata pelajaran Al- Qur‟an Hadits materi tentang sikap Tasamuh menggunakan metode

Keahlian sumber daya manusia untuk menguasai sesuatu yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah faktor yang sangat penting yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia tersebut..

Gambaran Nilai Murni (NIM) Siswa Kelas V S D Untuk Setiap Areal yang Terambil Sebagai Kelas Eksperimen dan Sebagai Kelas Kontral...=...30?. Gambaran Siswa Yang Terpilih Untuk

Pendidikan Agama Kristen adalah kegiatan politis bersama para peziarah dalam waktu yang secara sengaja bersama dengan mereka memberi perhatian pada kegiatan Allah

Selanjutnya jika sudut pandang yang dipakai adalah pandangan manusia adalah makhluk yang harus bejuang, maka tasawuf dapa didefnisikan sebagai upaya memperidah diri