• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA SWASTA DARUSSALAM MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA SWASTA DARUSSALAM MEDAN."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

SISWA KELAS X SMA SWASTA DARUSSALAM MEDAN

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

NEZLIA SARI HARAHAP

NIM: 8126121030

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRACT

NEZLIA SARI HARAHAP. 8126121030. The Effect Of Instructional Strategy and The ability Of Creative Thinking on the Students Achievement in Biology Of X Class of SMA Swasta Darussalam Medan. Thesis. Educational Technology

Study Program, Post-Graduate School of State University of Medan, 2015.

The objective of this research were to find out: (1) the difference of the student achievement in biology that taught with Problem Based Learning strategy that taught with Ekspository learning strategy; (2) the difference of the student achievement in biology who have high creative thinking and low creative thinking and; and (3) interaction between instructional design and the ability of creative thinking on students achievement in biology. The population of this research is all student of X classes of SMA Swasta Darussalam Medan which have 102 students. These sample were taken by Random sampling Method accounted for 68 students. Sample taken consisted of two groups, one group conducted by using problem Based Learning Strategy and another group performed Ekspository Learning Strategy. Data collection instrument used the measure the achievement was test multiple choice with 36 item test with reliability 0.900. The ability of creative thinking test performed to classify students who had skill of high creative thinking and low creative thinking. The research method used was a quasi experiment with 2 x 2 factorial design. Statistical test conducted were descriptive statistic to present the data and proceed with inferential statictics using ANOVA two way with significant level α = 0.05 which was followed by Scheffe test. Previous analysis of the test in the form of test of normality and homogeneity test. The result showed: (1) the student achievement in biology that taught by Problem Based Learning Strategy ( ̅= 28.73) is higher than the student achievement in biology that taught by Ekspository Learning Strategy ( ̅= 25.38), with Fcount = 10.82 > Ftabel = 2.51, (2) the student achievement in biology with high

creative thinking ( ̅= 28.18) higher than low creative thinking ( ̅= 26.75) with Fcount = 2.88 > Ftabel = 2.51, and (3) Be found interaction between instructional

strategy and the ability of creative thinking on the students achievement in the biology with Fcount = 14,90 > Ftabel = 2.51. This hypothesis suggests that a more

appropriate Problem Based Learning strategy than Ekspository learning strategy to improve students learning outcomes, and students who have a skill of high creative thinking will get better result than students who have skills of low thinking.

(6)

ABSTRAK

NEZLIA SARI HARAHAP. 8126121030. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Swasta Darussalam Medan. Tesis. Prodi Teknologi Pendidikan, Program

Pasca Sarjana, Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan strategi Problem Based Learning dan

yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Ekspository; (2) Perbedaan hasil

belajar biologi siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi dengan hasil belajar biologi siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah; and (3) Pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mempengaruhi hasil belajar biologi siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Darussalam Medan yang berjumlah 102 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik kelompok secara acak (cluster random sampling) berjumlah 68 siswa. Sampel

yang diambil terdiri dari dua kelompok yaitu, satu kelompok kelas dilakukan dengan strategi Problem Based Learning dan satu kelompok lagi dilakukan

dengan strategi pembelajaran Ekspository. Instrumen pengumpulan data

digunakan tes hasil belajar berbentuk pilihan berganda sebanyak 36 butir soal dan memiliki reliabilitas 0,900. Tes kemampuan berpikir kreatif dilakukan untuk mengelompokkan siswa yang mempunyai tingkat berpikir tinggi dan rendah. Metode penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimen dengan desain penelitian faktorial 2 x 2. Uji statistik yang dilakukan adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan dilanjutkan dengan statistik inferensial dengan menggunakan ANAVA dua jalur dengan taraf signifikan α = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji scheffe. Sebelumnya dilakukan uji analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan strategi Problem Based Learning ( ̅= 28,73) lebih tinggi daripada hasil belajar biologi siswa yang

diajarkan dengan strategi pembelajaran Ekspository ( ̅ = 25,38), dengan Fhitung =

10,82 > Ftabel = 2,51; (2) Hasil belajar biologi yang memiliki kemampuan berpikir

kreatif tinggi ( ̅= 28,18) lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah ( ̅= 26,75) dengan Fhitung = 2,88 > Ftabel = 2,51; dan

(3) Terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar biologi dengan Fhitung = 14,90 > Ftabel = 2,51.

Hipotesis ini menunjukkan bahwa strategi Problem Based Learning lebih tepat

dari pada strategi pembelajaran Ekspository dalam mempengaruhi hasil belajar

biologi siswa, dan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi akan memperoleh hasil belajar biologi yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul

Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Kreatif

Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Swasta Darussalam Medan”.

Tesis ini membahas tentang hasil belajar Biologi dan kemampuan berpikir

kreatif siswa yang diajarkan dengan strategi Problem Based Learning dan strategi

Ekspository serta kemampuan berpikir kreatif tinggi dan berpikir kreatif rendah.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd selaku Dosen

Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Badiran, M.Pd selaku Dosen

Pembimbing II yang telah bersungguh-sungguh membimbing penulis dalam

menyelesaikan Tesis ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr.H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur

Pascasarjana, dan Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Asisten

Direktur 1, Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Ketua Program

Studi Teknologi Pendidikan dan Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd selaku

Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan serta Staf/Pegawai

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Ibunda Prof. Dr. Asih Menanti,

(8)

memberikan kritik, saran dan masukan pada Tesis ini, serta para Dosen

yang telah mengajar di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Amril M. Jamil, S.H selaku Kepala Sekolah SMA Swasta

Darussalam beserta para sahabat guru di mana penulis mengajar yang telah

memberikan izin dan membantu dalam pelaksanaan penelitian Tesis.

4. Teristimewa kepada Ayahanda H. Sabungan Harahap (alm) dan Ibunda

Hj. Syamsinar Rakhmi, abangnda Donny Parlaungan Harahap, S.E dan

adik-adik Lely Savira Harahap, A.Md., S.S., Emmy Sahara Harahap. S.IP

dan Nelly Emalia Harahap, S.T., M.Sc serta keponakan tersayang

Mhd. Alkarni Harahap, Bahana Putra Harahap dan Aunillah Dinda

Syalsabella yang dengan curahan doa dan sayang tiada henti memberikan

semangat selama penulis mengikuti pendidikan sampai selesai.

5. Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada para sahabat khususnya

kelas A-1 stambuk 2012 yang telah bersama menuntut ilmu di Prodi

Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih terdapat kekurangan dan

ketidaksempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan

diperhatikan sebagai bahan masukan demi kesempurnaan Tesis ini.

Akhirnya penulis berharap Tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan di masa sekarang dan yang akan datang.

Medan, Juni 2015

Penulis,

Nezlia Sari Harahap

(9)

DAFTAR ISI

BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 14

(10)

G. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 71

H. Teknik Analisis Data ... 76

BAB IV. HASIL PENELITIAN 78 A.Deskripsi data 78 1. Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan dengan Strategi Problem Based Learning ... 78

2. Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Ekspository ... 79

3. Hasil Belajar Biologi Yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ... 81

4. Hasil Belajar Biologi Yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ... 83

5. Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Problem Based Learning Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ... 84

6. Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Problem Based Learning Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ... 86

7. Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Ekspository Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ... 88

8. Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Ekspository Berdasarkan Kemampuan

1. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Problem Based Learning Dan Yang Dibelajarkan Strategi Pembelajaran Ekspository ... 98

2. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Mempunyai Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi dan Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ... 98

(11)

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 102

1. Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan Dengan siswa yang dibelajarkan strategi pembelajaran Ekspository ... 102

2. Hasil belajar Biologi siswa yang memiliki kemampuan Berpikir kreatif tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah 105 3. Pengaruh Interaksi antara strategi pembelajaran dan Kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar Biologi ... 108

E. Keterbatasan Penelitian ... 113

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 115

A. Simpulan ... 115

B. Implikasi ... 115

C. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Daftar Nilai Rata-Rata Kelas Mata Pelajaran Biologi ... 4

Tabel 2.1. Tahapan -Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 32

Tabel 2.2. Perbedaan Strategi PBL Dan Strategi Ekspository ... 49

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Desain Faktorial 2x2 ... 59

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Instrumen Hasil Belajar Biologi Siswa ... 66

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif ... 70

Tabel 4.1. Hasil Belajar Biologi Dengan Strategi PBL ... 78

Tabel 4.2. Hasil Belajar Biologi Dengan Strategi Ekspository ... 80

Tabel 4.3. Hasil Belajar Biologi Dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ... 82

Tabel 4.4. Hasil Belajar Biologi Dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ... 83

Tabel 4.5. Hasil Belajar Biologi Dengan Strategi PBL Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ... 85

Tabel 4.6. Hasil Belajar Biologi Dengan Strategi PBL Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ... 87

Tabel 4.7. Hasil Belajar Biologi Dengan Strategi Ekspository Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ... 88

Tabel 4.8. Hasil Belajar Biologi Dengan Strategi Ekspository Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ... 90

Tabel 4.9. Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Problem Based Learning Dan Strategi Ekspository ... 92

Tabel 4.10.Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ... 92

Tabel 4.11.Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Problem Based Learning Dan Strategi Pembelajaran Ekspository Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi Dan Rendah ... 93

Tabel 4.12.Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Strategi PBL Dan Strategi Ekspository ... 94

Tabel 4.13.Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi Dan Rendah... 95

Tabel 4.14.Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Kreatif ... 96

Tabel 4.15.Data Hasil Belajar Biologi ... 97

Tabel 4.16.Rangkuman Anava Faktorial 2 X 2 ... 97

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1. Histogram Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan

Dengan Strategi Problem Based Learning ... 79 Gambar 4.2. Histogram Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan

Dengan Strategi Ekspository ... 81 Gambar 4.3. Histogram Hasil Belajar Biologi Yang Memiliki

Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ... 82 Gambar 4.4. Histogram Hasil Belajar Biologi Yang Memiliki

Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ... 84 Gambar 4.5. Histogram Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan

Dengan Strategi PBL Berdasarkan Kemampuan

Berpikir Kreatif Tinggi ... 86 Gambar 4.6. Histogram Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan

Dengan Strategi PBL Berdasarkan Kemampuan

Berpikir Kreatif Rendah ... 87 Gambar 4.7. Histogram Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan

Dengan Strategi Pembelajaran Ekspository

Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ... 89 Gambar 4.8. Histogram Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan

Dengan Strategi Kemampuan Ekspository

Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ... 91 Gambar 4.9. Interaksi Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran ... 123

Lampiran 2. RPP Problem Based Learning ... 127

Lampiran 3. RPP Ekspository ... 141

Lampiran 4. Soal Tes Hasil Belajar Biologi ... 153

Lampiran 5. Perhitungan Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 160

Lampiran 6. Instrumen Variabel Moderator ... 171

Lampiran 7. Perhitungan Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 179

Lampiran 8. Perhitungan Distribusi Frekuensi dan Statistika Dasar ... 183

Lampiran 9. Uji Normalitas Data ... 201

Lampiran 10. Uji Homogenitas ... 210

Lampiran 11. Uji Lanjut Dengan Uji Scheffe ... 217

Lampiran 12. Foto Dokumentasi Kegiatan Penelitian ... 221

Lampiran 13. Surat Keputusan Pembimbing Tesis Program Studi Teknologi Pendidikan ... 224

Lampiran 14. Undangan Seminar Proposal Tesis ... 225

Lampiran 15. Surat Keterangan Validitas Tes Hasil Belajar dan Instrumen Penelitian ... 226

Lampiran 16. Surat Izin Melakukan Uji Coba Tes Hasil Belajar dan Instrumen Penelitian ... 228

Lampiran 17. Surat Izin Melakukan Penelitian Lapangan dari Pascasarjana Unimed ... 229

Lampiran 18. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 231

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas

yang memiliki pemikiran kreatif dalam menjawab segala tantangan dan

permasalahan yang ada. Pendidikan sebagai salah satu sistem yang menjawab

tuntutan ini juga mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman.

Perubahan ini terkait dengan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam

kelas. Proses pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi dan kreativitas

peserta didik diperlukan dalam era yang terus berkembang saat ini.

Pembelajaran sains sebagai bagian dari proses pendidikan memiliki peran

besar dalam upaya pengembangan individu di era global. Tuntutan pembelajaran

sains pada era global menurut National Science Teachers Association (2006) yaitu

untuk menyiapkan peserta didik dengan berbagai keterampilan dan kecakapan

seperti berpikir kreatif, inovatif, kritis, pemecahan masalah, komunikasi,

kolaborasi, ICT Literacy dan kepemimpinan. Pembelajaran sains juga harus

mempersiapkan peserta didik yang berkualitas yaitu peserta didik yang sadar sains

(scientific literacy), memiliki nilai, sikap dan keterampilan berpikir tingkat tinggi

(higher order thinking skills) sehingga akan muncul sumber daya manusia yang

dapat berpikir kritis, berpikir kreatif, membuat keputusan, dan memecahkan

masalah (Liliasari, 2011).

Pendidikan saat ini dihadapkan pada tuntutan dan tujuan yang semakin

(16)

mencapai kemampuan optimalnya. Siswa hanya mengetahui fakta namun kurang

mampu memanfaatkannya secara efektif dan sementara itu perkembangan

teknologi menuntut setiap lulusannya dapat memperlihatkan keunggulan yang

efektif serta mampu beradaptasi dengan perubahan.

Kegiatan pembelajaran selalu diiringi dengan perkembangan sains dan

teknologi yang sangat pesat, hal ini tidak memungkinkan bagi siswa mempelajari

semua fakta dan konsep-konsep sains yang terus melaju dengan cepat, oleh karena

itu pendidik diharapkan mampu menghantar dan memilih konsep-konsep materi

pelajaran yang baik yang terdapat dalam silabus, melatih siswa untuk berpikir,

menganalisis dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Melalui kegiatan

tersebut siswa memiliki kepekaan untuk menanggapi berbagai isu yang

berkembang di masyarakat khususnya yang berkaitan dengan konsep materi yang

akan diterima pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Untuk materi pelajaran di sekolah, siswa diberikan berbagai materi

pelajaran pokok dan materi pelajaran tambahan yang harus dikuasai siswa sesuai

dengan tujuan yang ditetapkan. Salah satu materi pokok yang disampaikan di

jenjang pendidikan sekolah menengah atas adalah mata pelajaran Biologi.

Biologi merupakan perluasan dari Ilmu Pengetahuan Alam pada saat belajar di SD

dan SMP. Pada intinya pelajaran ini menanamkan konsep-konsep tentang

makhluk hidup dan alam sekitarnya. Biologi sebagai bagian dari IPA

menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep proses sains.

Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir

analisis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan

(17)

bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya (Pusat

Kurikulum, 2001). Standar kompetensi dari mata pelajaran Biologi bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, dan

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Nurhadi,2004).

Setelah mempelajari Biologi siswa diharapkan dapat menerapkan konsep

dan prinsip Biologi untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari

melalui metode ilmiah, meningkatkan kelestarian lingkungan serta meningkatkan

kesadaran atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta. Namun sangat

disayangkan, standar kompetensi yang diharapkan dapat diperoleh siswa setelah

mempelajari mata pelajaran Biologi belum dapat tercapai secara optimal. Hasil

belajar Biologi siswa belum memuaskan.

Sebagai hasil survey awal yang telah dilakukan di SMA Darussalam

Medan, pengajaran untuk bidang studi Biologi disesuaikan dengan kurikulum

yang berlaku, baik tujuan maupun struktur materi, pengajaran Biologi hanya

terbatas pada fakta, konsep dan teori saja. Bidang studi Biologi sebagai salah satu

cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), harus memiliki komponen produk, proses

dan sikap, sehingga arti pembelajaran Biologi adalah pemberian kesempatan

sebesar-besarnya kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar. Berarti

siswa harus diarahkan agar dapat berinteraksi secara langsung dengan lingkungan

belajarnya dengan memberi kesempatan kepada siswa membangun

pengetahuannya sendiri baik secara individual maupun secara bekerja sama

dengan teman dalam kelompok belajar melalui kegiatan nyata dengan

bimbingan guru. Berikut data hasil belajar Biologi dari tahun 2009-2012 seperti

(18)

Tabel 1.1 Daftar Nilai Rata-Rata Kelas Mata Pelajaran Biologi Kelas X T.P 2009-2010 s/d 2011-2012 SMA Darussalam Medan

Kelas Semester Tahun Pelajaran

2009-2010 2010-2011 2011-2012

belum optimal sebagaimana yang diharapkan. Kurang optimalnya hasil belajar

siswa dalam mata pelajaran Biologi tentu dipengaruhi oleh banyak variabel.

Namun secara garis besarnya variabel tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua

bagian yaitu faktor eksternal dan internal. Secara keseluruhan yang termasuk

faktor eksternal adalah bahan ajar, strategi mengajar, media pendidikan dan situasi

lingkungan. Sedangkan faktor internal meliputi kesehatan dan kesempurnaan

badan, motivasi, kemampuan berpikir, intelegensi, sikap, perasaan dan emosi.

Berdasarkan hal tersebut salah satu diantaranya yang merupakan faktor eksternal

adalah strategi pembelajaran oleh guru dan faktor internal salah satunya adalah

kemampuan berpikir siswa.

Berkaitan dengan itu, maka dalam rangka upaya peningkatan mutu

pembelajaran atau hasil belajar Biologi, maka perlu dilakukan dengan penggunaan

strategi pembelajaran yang sesuai. Penggunaan strategi yang sesuai dengan

materi pelajaran yang disajikan akan dapat membantu siswa yang belum

(19)

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran juga akan mengalami perubahan,

pola pikir siswa akan lebih baik dalam memecahkan masalah serta menyimpulkan

hasil dari pemecahan masalah, sehingga strategi pembelajaran yang digunakan

akan memberikan kemudahan dan sekaligus menumbuhkan kemampuan berpikir

kreatif siswa.

Kemampuan berpikir kreatif sangat penting untuk dikembangkan melalui

pembelajaran sains khususnya Biologi sebagai bekal peserta didik untuk

menghadapi tantangan dan rintangan di masa mendatang. Untuk memperoleh

hasil belajar yang baik bagi siswa bukan saja strategi pembelajaran yang berperan

penting, tetapi juga berpikir kreatif dalam kegiatan pembelajaran juga sangatlah

penting. Tujuan pembelajaran akan dapat tercapai lebih efektif apabila siswa

memiliki daya berpikir kreatif yang memadai. Di masa mendatang siswa dapat

menghasilkan banyak ide dan gagasan dalam memperlakukan alam dan

lingkungannya dengan lebih baik lagi. Dapat menghasilkan banyak produk

olahan dari manfaat alam yang telah mereka pelajari sebelumnya dari bangku

sekolah sehingga mereka mampu bersaing dan berkompetisi di masa depan.

Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu modal dasar yang harus

dimiliki oleh peserta didik untuk menghadapi persaingan di era global. Pentingnya

kemampuan berpikir kreatif untuk dikembangkan juga tercermin pada tujuan

pendidikan nasional UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

(20)

Berpikir kreatif dapat didefinisikan sebagai kemampuan berpikir untuk

menemukan atau menghasilkan atau mengembangkan gagasan atau hasil yang asli

(orisinal), estetis, konstruktif yang berhubungan dengan pandangan, konsep, yang

penekanannya ada pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam

menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskannya

dengan perspektif asli pemikir. Berpikir kreatif adalah aktivitas berpikir untuk

menghasilkan sesuatu yang kreatif dan orisinal. Aktivitas berpikir kreatif

memungkinkan lebih dari satu jawaban untuk menjawab berbagai permasalahan.

Kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran perlu

dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan menghadapi era

globalisasi. Kemampuan berpikir kreatif membentuk peserta didik yang mampu

mengungkapkan dan mengelaborasi gagasan orisinal untuk pemecahan masalah.

Kemampuan berpikir kreatif yang dikembangkan dalam pembelajaran meliputi

aspek keterampilan berpikir lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes

(flexibility), keterampilan berpikir orisinal (originality), dan keterampilan

memerinci (elaboration) (Hawadi, dkk, 2001).

Kemampuan berpikir kreatif akan memunculkan kreativitas sebagai

hasilnya. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu

yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan

apa yang telah ada sebelumnya (Ambarjaya, 2008). Kreativitas diartikan sebagai

kemampuan yang dirancang untuk menstimulasikan imajinasi berdasarkan data

dan informasi yang tersedia, untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan

menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang

(21)

menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas sangat penting

dikembangkan khususnya bagi peserta didik untuk menghadapi persaingan di era

global. Oleh karena itu, lingkungan pembelajaran yang mengakomodasi proses

berpikir kreatif siswa perlu dikembangkan sehingga dapat menciptakan kreativitas

khususnya dalam pembelajaran Biologi. Siswa mempunyai banyak ide dan

gagasan dalam mengembangkan produk-produk yang berkaitan dengan Biologi.

Misalkan saja setelah mereka mempelajari tentang Kingdom Fungi, para siswa

dapat membuat dan mengolah panganan makanan yang beragam yang dihasilkan

dari produk jamur dan olahannya.

Pembelajaran Biologi hendaknya diterapkan sesuai dengan hakikat Biologi

sebagai sains meliputi minds on (kognitif), hearts on (afektif) dan hands on

(psikomotor). Namun penerapan pembelajaran Biologi sesuai hakikatnya sebagai

sains belum dapat sepenuhnya diterapkan di Indonesia. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa negara-negara Asia Tenggara masih banyak yang

menggunakan paradigma teacher-centered dengan menggunakan pendekatan

ceramah deduktif dan masih jarang yang menerapkan paradigma

students-centered atau berorientasi pada proses (process-oriented approach)

(Rustaman, 2011).

Sebagian besar siswa menganggap pelajaran Biologi sebagai pelajaran

hafalan, sehingga dalam pembelajaran di kelas siswa cenderung mencatat dan

mendengarkan penjelasan dari guru. Pemilihan model atau strategi pembelajaran

berpengaruh terhadap aktivitas siswa di dalam kelas. Aktivitas siswa yang hanya

mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru kurang mengembangkan

(22)

berpikir kreatif. Kemampuan berpikir sangat penting untuk dikembangkan dalam

kegiatan pembelajaran karena untuk membekali siswa dalam mengatasi masalah

di tengah persaingan era globalisasi seperti sekarang ini.

Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif adalah pembelajaran yang memberikan ruang kepada

siswa untuk bisa menemukan dan membangun konsep sendiri dan dapat

mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Strategi pembelajaran yang dapat

diterapkan antara lain adalah Problem Based Learning (PBL). Strategi Problem

Based Learning merupakan kolaborasi antara problem solving dan penemuan

konsep secara mandiri. Strategi pembelajaran ini menghadapkan siswa pada

permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan

kata lain siswa belajar melalui permasalahan. Strategi ini dirasakan tepat karena

kemampuan berpikir kreatif akan muncul apabila didukung oleh suasana

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered), sehingga siswa bebas

mengemukakan gagasan-gagasan yang timbul dari dalam dirinya serta lingkungan

belajar yang mendukung peran aktif siswa pada pembelajaran tersebut.

Tahap-tahap PBL sangat mendukung untuk pencapaian kemampuan berpikir kreatif

siswa karena fase-fase dalam sintak PBL mengakomodasi siswa dalam

mengembangkan proses berpikir kreatif meliputi fluency, flexibility, originality

dan elaboration serta telah teruji di banyak negara, karena menurut Tan (2009)

program pendidikan yang kreatif dalam pemecahan masalah sebagai orientasinya

akan menstimulasi kemampuan berpikir kreatif siswa.

Prinsip Problem Based Learning ditekankan pada peningkatan dan

(23)

nyata, mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan

memecahkan masalah, meningkatkan keaktifan belajar siswa, mengembangkan

keterampilan membuat keputusan, menggali informasi, meningkatkan percaya

diri, tanggung jawab, kerjasama dan komunikasi. Menurut Tan (2009), proses

PBL sangat menunjang pembangunan keterampilan dalam mengatur diri sendiri

(self directed), kolaboratif, keterampilan berpikir tingkat tinggi yang di dalamnya

termasuk berpikir kreatif, cakap menggali informasi yang semuanya diperlukan

dunia kerja.

Strategi pembelajaran Ekspository merupakan bentuk dari pendekatan

pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).

Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat

dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara

terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai

siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik

(academic achievement) siswa. Tidak ada satu strategi pembelajaran yang

dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain. Baik

tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi

tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Melihat pentingnya penggunaan strategi pada setiap proses pembelajaran,

maka peneliti mencoba untuk mengkaji keefektifan penggunaan strategi Problem

Based Learning dan strategi pembelajaran Ekspository dari materi yang akan

disajikan kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Secara operasional

penelitian ini akan mengkaji pengaruh pembelajaran dengan menggunakan

(24)

kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar siswa untuk memecahkan

masalah dalam proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Biologi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut: (1) apakah penerapan

strategi pembelajaran yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda

terhadap hasil belajar Biologi?, (2) strategi pembelajaran yang bagaimanakah

yang paling efektif dan efisien dalam mengajarkan mata pelajaran Biologi?,

(3) apakah strategi pembelajaran yang diberikan selama ini kurang menarik minat

siswa?, (4) apakah karakteristik siswa mempengaruhi hasil belajar?, (5) strategi

pembelajaran manakah yang cocok/sesuai dengan karakteristik berpikir kreatif

siswa yang berbeda?, (6) strategi pembelajaran manakah yang memberikan hasil

belajar yang lebih tinggi dalam mata pelajaran Biologi?, (7) apakah perbedaan

kemampuan berpikir kreatif siswa dapat mempengaruhi hasil belajar siswa?,

(8) kemampuan kreatif yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa?, dan (9) apakah terjadi interaksi antara strategi pembelajaran dengan

kreativitas siswa dalam mempengaruhi hasil belajar Biologi siswa?

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, agar penelitian ini

terarah dan lebih jelas, maka penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup lokasi

penelitian, strategi pembelajaran, karakteristik siswa dan hasil belajar siswa.

Berkaitan dengan lokasi penelitian, maka penelitian ini dilakukan di SMA

(25)

Based Learning dan strategi Ekspository. Karakteristik belajar siswa dibatasi

pada kemampuan berpikir kreatif yang dipilah atas kemampuan berpikir kreatif

tinggi dan rendah. Sedangkan hasil belajar siswa dibatasi pada mata pelajaran

Biologi dengan materi Kingdom Fungi dan Kingdom Plantae pada ranah kognitif

yang diperoleh melalui tes hasil belajar pada aspek pengetahuan (C1), pemahaman

(C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). Serta siswa

dalam penelitian ini dibatasi pada siswa kelas X SMA Darussalam Medan

semester genap pada tahun pelajaran 2014/2015.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Apakah hasil belajar Biologi siswa yang diajarkan dengan strategi Problem

Based Learning (PBL) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Biologi

siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Ekspository?

2. Apakah hasil belajar Biologi siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif

tinggi lebih tinggi dari hasil belajar Biologi siswa yang memiliki kemampuan

berpikir kreatif rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan

berpikir kreatif dalam mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran

(26)

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui:

1. Hasil belajar Biologi siswa yang diajarkan dengan strategi Problem Based

Learning (PBL) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Biologi siswa

yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Ekspository

2. Hasil belajar Biologi siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi

lebih tinggi dari hasil belajar Biologi siswa yang memiliki kemampuan

berpikir kreatif rendah.

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif dalam

mempengaruhi hasil belajar Biologi siswa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

secara teoretis dan praktis.

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat: (1) memperkaya

pengetahuan bidang pendidikan, khususnya tentang strategi Problem Based

Learning dan kemampuan berpikir kreatif serta hubungannya dengan hasil belajar

Biologi, (2) menjadi acuan bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan strategi

pembelajaran.

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat: (1) sebagai bahan pertimbangan

dan alternatif bagi guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan, (2) sebagai

acuan bagi guru dalam mengembangkan desain pembelajaran, dan (3)

memberikan sumbangan pemikiran terhadap peningkatan hasil belajar siswa

(27)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar Biologi yang dibelajarkan dengan strategi Problem Based

Learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Biologi yang

dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Ekspository.

2. Hasil belajar Biologi siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif

tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan

berpikir kreatif rendah.

3. Terdapat interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran dan

kemampuan berpikir kreatif dalam mempengaruhi hasil belajar Biologi

siswa. Dari pengujian selanjutnya ternyata siswa yang memiliki

kemampuan berpikir kreatif tinggi memperoleh hasil belajar Biologi lebih

tinggi pada saat dibelajarkan dengan menggunakan strategi Problem Based

Learning daripada strategi Ekspository, sedangkan siswa yang memiliki

kemampuan berpikir kreatif rendah lebih tinggi hasil belajar Biologinya

pada saat dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran

Ekspository daripada strategi Problem Based Learning.

B. Implikasi

Beberapa hal penting sebagaimana tersimpul dalam penelitian ini adalah:

(28)

terhadap hasil belajar siswa dalam bidang studi Biologi. Hal ini memberikan

penjelasan dan penegasan bahwa strategi pembelajaran merupakan salah satu

faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar Biologi. Ini

dapat dipahami karena melalui penerapan strategi pembelajaran yang tepat dapat

meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya

dapat menggiring keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri.

Dengan demikian konsekuensinya apabila strateginya kurang tepat dalam

pembelajaran, maka tentu akan berakibat berkurangnya partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran.

Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar

Biologi yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Problem

Based Learning lebih tinggi dari pada strategi pembelajaran Ekspository. Hal ini

menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Problem Based Learning lebih efektif

untuk meningkatkan hasil belajar Biologi, karena dalam pembelajaran Problem

Based Learning menuntut siswa untuk dapat menemukan dan memecahkan

masalah melalui ide-ide yang dimilikinya selama di lapangan, serta menjadikan

siswa lebih kreatif untuk mencari informasi dari berbagai sumber dalam

menyelesaikan permasalahan di dalam kegiatan belajar. Dengan demikian para

guru SMA Swasta Darussalam Medan selayaknya mempunyai pengetahuan dan

pemahaman serta wawasan yang luas dalam memilih strategi pembelajaran yang

digunakan di kelas, khususnya strategi pembelajaran yang diterapkan pada mata

pelajaran Biologi. Dengan memiliki pengetahuan dan wawasan, guru mampu

merancang suatu desain pembelajaran Biologi yang lebih menarik, kreatif dan

(29)

Kedua, hasil yang menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa

berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi. Siswa dengan kemampuan berpikir

kreatif tinggi secara rata-rata memiliki hasil belajar Biologi yang lebih tinggi atau

unggul dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif

yang rendah. Pernyataan ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa

kemampuan berpikir kreatif tinggi memberikan pengaruh dalam meningkatkan

hasil belajar Biologi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif

tinggi akan mampu untuk menciptakan dan mengidentifikasikan

alternatif-alternatif pemecahan masalah, lancar dalam mengemukakan gagasannya sehingga

siswa lebih mudah menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi antara strategi

pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar Biologi.

Interaksi tersebut terindikasi dari siswa dengan kemampuan berpikir kreatif tinggi

yang dibelajarkan dengan strategi Problem Based Learning secara rata-rata

mempunyai hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan

strategi pembelajaran Ekspository, dan bagi siswa dengan kemampuan berpikir

rendah yang dibelajarkan dengan strategi Problem Based Learning juga

mempunyai hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan

strategi pembelajaran Ekspository.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil

belajar Biologi dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru

dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Dalam hal ini antara guru dan siswa

mempunyai peran yang sama dan berarti dalam meningkatkan hasil belajar

(30)

maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu strategi pembelajaran dan

kemampuan berpikir kreatif harus diperhatikan.

Konsekuensi logis interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan

berpikir kreatif berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat

memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik strategi pembelajaran di kelas

karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar,

sedangkan untuk siswa agar selalu berupaya mengembangkan kemampuan

berpikir kreatifnya dengan membuka cakrawala berpikir seluas-luasnya,

menghasilkan ide sebanyak mungkin dan mengeksplor kegiatan-kegiatan kreatif

dengan menciptakan dan menghasilkan berbagai produk olahan (karya kreatif)

yang dapat meningkatkan wawasan dalam berpikir dan bertindak secara kreatif.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas,

maka disarankan beberapa hal, yaitu:

1. Mengingat materi Biologi merupakan materi yang mengutamakan

kemampuan siswa untuk mengamati, mendeskripsikan dan menganalisa

gejala dan fenomena kehidupan makhluk hidup pada berbagai tingkat

organisasi kehidupan dan interaksinya dengan lingkungan, maka

disarankan kepada guru untuk menggunakan strategi pembelajaran

Problem Based Learning agar hasil belajar Biologi lebih baik dari

sebelumnya.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar Biologi siswa yang memiliki

(31)

digunakan dalam strategi pembelajaran adalah dengan menggunakan

strategi Problem Based Learning.

3. Menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

siswa dan karakteristik materi pelajaran yang memberikan pengaruh pada

hasil belajar untuk itu disarankan kepada Kepala Sekolah untuk

memberikan berbagai jenis pelatihan kepada para guru dalam upaya

meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran.

4. Mengingat populasi dan sampel penelitian tergolong kecil, untuk itu

disarankan kepada peneliti lain menggunakan populasi dan sampel yang

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. H. A & Supriyono.W. (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Rieneka Cipta.

Ambarjaya. (2008). Model-Model Pembelajaran Kreatif. Bandung: Tinta Emas Publishing.

Amir, MT. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Perdana.

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arends, R. (2008). Learning To Teach. Yokyakarta: Pustaka Belajar.

Armaini, M. (2011). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar IPA SMPN 5 Tanjung Balai. Thesis. Program Pasca Sarjana.

Costa. (1985). Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.

Dahlan. (1990). Model-Model Mengajar. Cetakan Kedua. Bandung: Diponegoro.

Danim. (2007). Dasar-Dasar Komunikasi. Jakarta: Rieneka Cipta.

David, dkk. (2009). Methods for Teaching: Promoting Student Learning in K-12 Classroom. USA: New Jersey.

Davis, Gary A. (1992). Creativity is Forever. United States of America: Kendall Hunt Publishing Company.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Lampiran Kompetensi Dasar SMA Jakarta: Badan Standart Nasional Pendidikan.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Metode Pelatihan Berintegrasi dan Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

(33)

Dimyati & Mujiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamid, A. (2009). Teori Belajar Mengajar. Jakarta: PPS Unimed.

Hawadi,R.A., Wihardjo,R.S.D.,Wiyono.M. (2001). Kreativitas. Jakarta: Grasindo.

Herlina. (2007). Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. http/iclb4.wikispaces.com/file/view/554004.pdf.

Liliasari. (2001). Model Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Calon Guru Sebagai Kecenderungan Baru Pada Era Globalisasi. Jurnal Pengajaran MIPA 2 (1). Juni 2001.

Liliasari. (2011). Pengembangan Model Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Strategi Kognitif Calon guru dalam Menerapkan berpikir tingkat tinggi. Bandung: WordPress.

Mardianto. (2009). Psikologi Pendidikan Landasan Bagi Pengembangan Strategi Pembelajaran. Bandung: Cita Pustaka Media Perintis.

Muhibbin Syah (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Munandar, S.C.U. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Widarsana.

Nasution. (2003). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Novak, Joseph D. And D. Bob Gowin. (1984). “Learning How to Learn”. Cambridge: Cambridge University Press.

Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004. (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Grasindo.

Pardede,O.B. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran dan Berpikir Kreatif Siswa Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 30 Medan. Thesis. Program Pasca Sarjana.

Rustaman. N. (2011). Materi dan Pembelajaran IPA. Jakarta: Universitas Terbuka.

(34)

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santyasa, I. Wayan. (2005). Model-Model Pembelajaran Inovatif Jurusan Pendidikan Fisika. (Online). (diakses tanggal 15 Mei 2014).

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Renika Cipta.

Suciawati, H. (2014). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa kelas X SMA Al-Ulum Medan TP.2013/2014. Thesis. Program Pasca Sarjana.

Sudjana, N. (2001). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tan,O.S. (2009). Problem Based Learning and Creativity. Singapore: Cengange Learning. Dalam jurnal Laksmi, dkk. PBL Model Toward Students Creativity Thinking Skill. Bioedukasi. Volume 5 nomor 2. Hal 61-72.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Gambar

Gambar 4.1.    Histogram Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan   Gambar 4.2.    Histogram Hasil Belajar Biologi Yang Dibelajarkan
Tabel 1.1  Daftar Nilai Rata-Rata Kelas Mata Pelajaran Biologi  Kelas X T.P 2009-2010 s/d 2011-2012 SMA Darussalam Medan

Referensi

Dokumen terkait

siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah 73, 76. Perhitungan Anava yang terdapat pada Tabel 20 diperoleb nilai Fhitung = 225,041 dan Ftabel = 3,97,

Terdapat pengaruh yang signifikan Kombinasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Mindmap dengan motivasi terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa Jurusan

Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kemampuan Berpikir Kreatif siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum

Perhitungan uji lanjut dengan uji Scheffe menunjukkan hasil belajar menulis naskah drama siswa yang memiliki Kemampuan berpikir kreatif tinggi lebih tinggi bila diajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran terhadap: (1) hasil belajar, (2) kemampuan berpikir kritis, dan (3) retensi siswa pada

mengetahui pengaruh pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan berpikir kreatif terhadap hasil belajar biologi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas Kabupaten

Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan berpikir kreatif siswa mata pelajaran Biologi kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.. Fakultas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode mind map terhadap hasil belajar matematika, terdapat pengaruh kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap