PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
DAN KREATIF MAHASISWA BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh : IKHSAN NIM: 8116174005
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Ikhsan. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Mahasiswa Biologi Universitas Negeri Medan Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED, September 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) pengaruh kombinasi model
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Mindmap terhadap kemampuan berpikir kritis, (2) pengaruh kombinasi model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Mindmap terhadap
kemampuan berpikir kreatif ,(3) pengaruh motivasi terhadap kemampuan berpikir kritis, (4) pengaruh motivasi terhadap kemampuan berpikir kreatif, (5) bagaimana interaksi antara kombinasi model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Mindmap dengan motivasi terhadap kemampuan berpikir kritis serta (6) bagaimana interaksi antara kombinasi model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Mindmap dengan motivasi terhadap kemampuan berpikir kreatif. Jenis Penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan jumlah sampel 96 mahasiswa dari 134 mahasiswa pendidikan biologi reguler Jurusan Biologi UNIMED tahun akademik 2014. Data kemampuan berpikir kritis diambil menggunakan tes kemampuan berpikir kritis yang diadapatasi dari Watson Glaser Critical Thinking Apraisal (WGCTA) sebanyak 20 item, data kemampuan berpikir kreatif diambil dengan Torrance Creative Thinking Test (TCTT), dan data motivasi diambil menggunakan angket motivasi sebanyak 40 item. Teknik analisis data dan uji hipotesis dilakukan dengan ANOVA Dua jalur pada taraf signifikansi 0,05 dengan bantuan program SPSS 19.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan kombinasi model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Mindmap terhadap kemampuan berpikir kritis, (2) kombinasi model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Mindmap berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif, (3) terdapat pengaruh yang signifikan pada pengaruh motivasi terhadap kemampuan berpikir kritis, (4) motivasi berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif (5) terdapat interaksi yang signifikan antara kombinasi model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Mindmap dengan motivasi terhadap kemampuan berpikir kritis. serta (6) terdapat interaksi yang signifikan antara kombinasi model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Mindmap dengan motivasi terhadap kemampuan berpikir kreatif.
ii Abstract
Ikhsan. The Effects of Learning Model and Motivation Towards Biology Student`s Critical and Creative Thinking Skills of Universitas Negeri Medan, Universitas Negeri Medan. Thesys. Medan: Postgraduate program UNIMED, september 2015.
This study aims to find out, (1) the effect of the combination of PBL learning model and mindmap on critical thinking skills, (2) the effect of the combination of PBL learning model and mindmap on the ability of creative thinking, (3) the effect of motivation on critical thinking skills, (4) the effect of motivation on the ability to think creatively, (5) how the interaction between a combination of PBL learning model and mindmap with motivation toward critical thinking skills. and (6) how the interaction between a combination of PBL learning model and MindMap with the motivation of the ability to think creatively. This is a quasi-experimental study with a sample of 96 students from 134 regular education students majoring in biology UNIMED academic year 2014. Data of critical thinking skills were taken with 20 items test adapted from Watson Glaser Critical Thinking Apraisal (WGCTA), Torrance Creative Thinking Test (TCTT) were used to take creative thinking abilities, and the data of motivation were taken using a 40 items motivation questionnaire. Techniques of data analysis and hypothesis testing performed by Two-way ANOVA at a significance level of 0.05 with SPSS 19.0 for windows. The results showed that (1) there is a significant influence of combination of PBL learning model and mindmap on critical thinking skills, (2) a combination of PBL learning model and MindMap significant effect on the ability to think creatively, (3) there is a significant influence on the effect of motivation on critical thinking skills, (4) motivation to have a significant effect on the ability to think creatively, (5) there is a significant interaction between the combination of the learning model PBL and mindmap with motivation toward critical thinking skills. and (6) there was a significant interaction between the combination of PBL learning model and MindMap with the motivation of the ability to think creatively.
iii
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberi rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tesis yang berjudul “Pengaruh Motivasi Dan Mindmap Dalam
Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan
Kreatif Mahasiswa Biologi Universitas Negeri Medan Pada Materi Taksonomi
Tumbuhan Rendah”. Shalawat dan salam dipersembahkan keharibaan Nabi
Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan
kerendahan hati mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terimakasih
secara khusus penulis sampaikan kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. H. Abdul
Muin Sibuea, M.Pd, selaku Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
yang terhormat Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D, dan Bapak Prof. Dr. Muhammad
Badiran, M.Pd selaku Dosen Pembimbing, yang terhormat Bapak Prof. Dr. rer.nat.
Binari Manurung, M.Si, Bapak Dr. H. Hasruddin, M.Pd dan Ibu Dr. Fauziyah
Harahap, M.Si selaku Nara Sumber, dan yang terhormat Bapak Drs. H. Tri
Harsono, M.Si dan Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si. selaku validator instrumen
penelitian yang telah banyak memberikan saran, bimbingan dan motivasi kepada
penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini.
Secara khusus penulis juga mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada orangtua tercinta Ayahanda Heri Purnomo dan Ibunda Biyuti, abangda
iv
tercinta abangda Ichan Fahmi ST., abangda Mhd Faisal, M.Pd., Mhd. Iqbal H.
Tambunan S.Pd., Erwin Hidayat Syahputra, S.Pd, Mhd. Hasyim A. Berutu, M.Pd.,
Yusran Effendi Ritonga, S.Pd, Iskandar Dinata Ginting, S.Pd, Deby Ryan
Muthiah, Fitriatul A. Sirait, seluruh keluarga BIOTA UNIMED serta
saudara-saudara yang terkasih yang selalu mendoakan penulis sehingga dapat
menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan dengan memperoleh gelar
Magister Pendidikan.
Kiranya seluruh perhatian, kebaikan dan bantuan yang telah diberikan
pada penulis mendapat balasan rahmat, hidayah dan limpahan rezeki di dunia dan
akhirat. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari
segi isi maupun tata bahasa, karena itu penulis sangat berterimakasih untuk setiap
kritik dan saran yang diberikan demi kesempurnaan tesis ini. Kiranya isi tesis ini
dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah berpikir bagi pembaca dan secara
khusus bagi dunia pendidikan.
Medan, 1 September 2015 Penulis
v
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 12
2.1 Kerangka Teoritis ... 12
2.1.1 Hakikat Berpikir... 12
2.1.2 Konsep Kemampuan Berpikir Kritis ... 12
2.1.3 Kemampuan Berpikir Kreatif ... 19
2.1.4 Motivasi ... 21
2.1.5 Problem Based Learning ... 24
2.1.6 Mind Map... 31
2.2 Penelitian yang Relevan ... 34
2.3 Kerangka Konseptual ... 35
2.4 Hipotesis Penelitian ... 37
2.4.1 Hipotesis Verbal ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian... 40
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 40
3.3 Variabel Peneltian ... 41
3.3.1 Variabel Bebas ... 41
3.3.2 Variabel Moderator ... 42
3.3.3 Variabel Terikat ... 42
3.4 Jenis dan Desain Penelitian ... 42
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 44
3.5.1 Pengumpulan Data Kemampuan Berpikir Kritis ... 44
3.5.2 Pengumpulan Data Kemampuan Berpikir Kreatif ... 45
3.5.3 Angket Motivasi Belajar ... 45
3.6 Prosedur Penelitian ... 47
3.7 Teknik Analisis Data ... 48
3.7.1 Deskripsi Data ... 48
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50
4.1 Hasil Penelitian ... 50
4.1.1 Deskirpsi Hasil Penelitian ... 50
4.1.2 Uji Persyaratan Statistik ... 53
4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 54
4.2 Pembahasan... 58
4.3 Keterbatasan Penelitian ... 67
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 69
5.1 Simpulan ... 69
5.2 Implikasi ... 70
5.3 Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA... 74
vi Daftar tabel
Halaman
Tabel 2.1 Unsur-Unsur Kemampuan Berpikir Kritis ... 13
Tabel 2.2 Tahapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 27
Tabel 3.1 Populasi Mahasiswa Jurusan Biologi UNIMED angkatan 2014... 40
Tabel 3.2 Desain Penelitian ... 42
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Berpikir Kritis Watson-Glatser ... 43
Tabel 3.4 Indikator Penghitungan Kemampuan Berpikir Kreatif ... 44
Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Skor Motivasi Belajar Mahasiswa ... 45
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ... 45
Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Mahasiswa ... 52
Tabel 4.2 Hasil Uji Hipotesis pengaruh Media Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Pencapaian Kemampuan Berpikir Kritis ... 53
vii
Daftar gambar
Halaman Gambar 3.1 Skema Desain Penelitian ... 46 Gambar 4.1 Diagram Pencapaian Kemampuan Berpikir Kritis ... 49 Gambar 4.2 Diagram Pencapaian Kemampuan Berpikir Kreatif ... 50 Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis
Mahasiswa Biologi ... 56 Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kreatif
Mahasiswa Biologi Dengan Kombinasi Model Dan Tanpa Kombinasi Model ... 57 Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis
Mahasiswa Biologi Dengan motivasi tinggi Dan Motivasi rendah ... 58 Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kreatif
Mahasiswa Biologi Dengan motivasi tinggi Dan Motivasi rendah ... 60 Gambar 4.7 Diagram Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis
Mahasiswa Biologi Dengan Kombinasi Model Dan Tanpa Kombinasi Serta Motivasi Tinggi Dan Motivasi Rendah ... 61 Gambar 4.8 Diagram Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis
viii
Daftar lampiran
Halaman
Lampiran 1 Silabus Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah ... 72
Lampiran 2 SAP Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah ... 78
Lampiran 3 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ... 90
Lampiran 4 Kunci Jawaban Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis... 94
Lampiran 5 Torrance Test Of Creative Thinking ... 95
Lampiran 6 Angket Motivasi Belajar ... 98
Lampiran 7 Nilai Kemampuan Berpikir dan Motivasi Mahasiswa ... 100
Lampiran 8 Rata-Rata dan Standar Deviasi Kemampuan Berpikir ... 103
Lampiran 9 Uji Normalita Data Kemampuan Berpikir ... 104
Lampiran 10 Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir ... 106
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan akan terjadi secara berkesinambungan sesuai dengan
perubahan peradaban. Perubahan yang terjadi harus disesuaikan dengan manusia
sebagai pelaku peradaban tersebut. Cara terbaik dalam mengatasi masalah perubahan
tersebut adalah dengan cara menjadikan pribadi-pribadi yang mampu belajar mandiri.
Dengan kemampuan tersebut, diharapkan manusia mampu menyesuaikan diri dan
mampu mencari informasi yang baik dan terpercaya dalam usaha penyesuaiannya
terhadap perkembangan.
Agar dapat melakukan belajar mandiri, dibutuhkan kemampuan berpikir kritis
dan kreatif sebagai kesatuan dalam proses berpikir tingkat tinggi. Kemampuan
berpikir tingkat tinggi mampu menemukan kekurangan dalam diri yang perlu
disempurnakan dengan belajar mandiri sehingga perubahan yang terjadi dapat diikuti.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif juga dapat menilai apakah perubahan harus
diikuti atau tidak yang dinilai berdasarkan keuntungan dan kerugian yang diperoleh
dari perubahan bagi dirinya.
Kemampuan berpikir kritis sebagai modal untuk melakukan belajar mandiri
menjadi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran. Lasmawan dalam Anggareni
(2013) mengidentifikasi beberapa permasalahan pendidikan saat ini yaitu (1)
pendidikan lebih menekankan perkembangan aspek kognitif dengan orientasi
penguasaan ilmu pengetahuan yang sebanyak-banyaknya dan mengabaikan
2
perkembangan keterampilan proses, kemampuan berpikir kritis, dan kreatif, (3)
pendidikan kurang memberikan pengalaman yang nyata melalui pendekatan
kurikulum dan pembelajaran terpadu.
Dalam pembelajaran biologi sangat dibutuhkan suatu kegiatan yang
melibatkan siswa dalam memecahkan suatu masalah, karena tidak semua materi
pelajaran yang disajikan oleh guru dapat dimengerti siswa jika hanya
disampaikan melalui ceramah. Oleh karena itu, agar siswa dapat mempelajari
dan memahami materi pelajaran biologi diperlukan strategi atau pendekatan
pembelajaran yang tepat dan mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam
memecahkan masalah. Pendekatan pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar
dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki
anak didik akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Dengan adanya gairah belajar, anak didik
tidak akan sukar mencapai tujuan pembelajaran, karena bukan guru yang
memaksakan anak didik untuk mencapai tujuan tetapi anak didiklah dengan
sadar untuk mencapai tujuan (Djamarah dan Zain, 2002)
Jadi dengan kata lain, salah satu permasalahan terletak pada proses
pembelajaran yang kurang menstimulasi anak untuk mengembangkan kemampuan
berpikir. Proses pembelajaran lebih diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghapal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari,
akibatnya, ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi
3
Santrock (2010) mengeluhkan bahwa hanya sedikit sekali sekolah yang
benar-benar mengajar murid untuk berpikir kritis. Menurut mereka, sekolah terlalu
menghabiskan waktu untuk mengajar anak memberi satu jawaban yang benar
secara imitative (cenderung sesuai dengan bahasa buku). Kebanyakan sekolah tidak
mendorong para murid untuk memperluas pemikiran mereka dengan menciptakan
ide baru dan memikirkan ulang kesimpulan yang sudah ada. Guru lebih sering
menyuruh murid membaca, mendefinisikan, mendeskripsikan, menyatakan dan
mendaftar daripada menganalis, menyimpulkan, mengaitkan, mensintesiskan,
mengkritik, menciptakan, mengevaluasi serta memikirkan ulang.
Untuk mengatasi pembelajaran yang tidak merangsang kemampuan berpikir
kritis dan kreatif, dibutuhkan guru-guru dengan kreatifitas serta kemampuan berpikir
kritis yang baik sehingga mampu membuat kelas yang merangsang peningkatan
kemampuan berpikir. Sebagai perguruan tinggi penghasil guru terbesar di Sumatera,
Universitas Negeri Medan bertanggung jawab untuk menghasilkan guru dengan
kemampuan berpikir kritis yang baik sehingga mampu mengubah arah pembelajaran
untuk merangsang kemampuan berpikir. Namun melihat kondisi guru yang ada saat
ini, disinyalir lingkungan belajar universitas pendidikan tidak merangsang
perkembangan kemampuan berpikir.
Setelah dilakukan observasi langsung di Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, Permasalahan yang dihadapi
dalam perkuliahan khususnya pada mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tingkat
Rendah adalah Pembelajaran Taksonomi yang berlangsung masih bersifat taksonomi
4
lebih cenderung membahas pembagian dan pengelompokan sedangkan alasan
mengapa kelompok tersebut terbentuk kurang diperhatikan. Pembelajaran taksonomi
alpha cenderung hanya menghafal dan akan membuat pembelajaran terasa
membosankan. Selain itu kebanyakan tanaman rendah yang mereka hafal jarang
ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga mahasiswa hanya membayangkan dan
menghafalnya.
Selain masalah kontekstualitas Pembelajaran taksonomi alpha, pembelajaran
taksonomi jenis ini juga tidak mengaitkan kegunaan taksonomi tumbuhan rendah
dalam kehidupan sehari-hari sehingga menurunkan motivasi mahasiswa untuk
mempelajarinya. Mahasiswa tidak mengetahui alasan yang tepat sehingga mereka
harus mempelajarinya dimana pada akhirnya mahasiswa hanya menjalani kewajiban
melaksanakan mata kuliah seperti tugas dsb. Pembelajaran dengan model seperti ini
hanya akan menurunkan motivasi mahasiswa dan cenderung mengurangi efektifitas
pembelajaran taksonomi tumbuhan rendah dan mengurangi keberhasilan pencapaian
tujuan belajar.
Dosen biologi jarang menggunakan model yang mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran taksonomi. Dosen sering menggunakan
metode penugasan serta pembuatan makalah dalam pembelajaran. Pada mata kuliah
taksonomi tumbuhan rendah, metode penugasan dan presentasi merupakan metode
yang paling umum digunakan.
Dalam pembelajaran taksonomi tumbuhan tingkat rendah, Mahasiswa jarang
dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran. Maksud tidak dilibatkan disini
5
yang mereka lakukan juga cenderung mengadopsi informasi dari buku dan internet
tanpa dilalui dengan analisa dan pembahasan. Mahasiswa hanya menjadi perantara
pergerakan informasi tanpa dilibatkan opini dan kemampuan berpikir mereka
terhadap informasi tersebut.
Untuk mengatasi masalah diatas, maka dibutuhkan model pembelajaran yang
lebih melibatkan kemampuan berpikir daripada hanya penguasaan konten (Content
mastery). Banyak penelitian menyatakan bahwa Model Problem Based Learning
mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada mahasiswa Perguruan Tinggi
(Masek 2011).
Semerci (2006) selaku peneliti pengaruh PBL terhadap perkembangan
kemampuan berpikir kritis siswa pendidikan profesi berkesimpulan bahwa
kemampuan berpikir kritis peserta belajar mengalami peningkatan setelah perlakuan
PBL diberikan. Kemampuan berpikir kritis diukur berdasarkan kemampuan siswa
untuk focus dan menjelaskan solusi, menganalisis, kepahamanan, serta berpendapat
dengan penilaian dan asumsi sendiri. Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini
diukur menggunakan kuesioner pengembangan diri.
Penelitian Sendaq dan Odabas (2009) mengenai perbandingan PBL terhadap
model tradisional membuktikan; PBL mampu meningkatkan kemampuan berpikir
kritis yang lebih besar dibandingkan dengan model tradisional. Kemampuan berpikir
kritis dalam penelitian ini diukur menggunanakan Watson-Glaser Critical Thinking
Appraisal (WGCTA) yang didasar oleh kemampuan menarik kesimpulan, penerimaan
6
Selain berpikir kritis, PBL juga mampu meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif akibat pembelajaran yang merangsang menimbulkan solusi pemecahan
masalah. Tan (2000), membuktikan bahwa Problem Based Learning berpengaruh
signifikan (14,87, p < 0,05) terhadap perkembangan berpikir kreatif siswa.
Puspitasari (2012) mengaplikasikan PBL dalam pembelajaran biologi di SMAN 2
surakarta dan terbukti mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Dalam usaha peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mahasiswa
maka PBL dapat digunakan sebagai salah satu pilihan model pembelajaran. Problem
Based Learning (PBL) merupakan instructional model yang mengacu pada
pemecahan masalah yang dirancang sesuai dengan materi serta berkenaan dengan
kehidupan sehari-hari. Kebiasaan memecahkan masalah akan membuat mahasiswa
atau siswa lebih kritis dalam mengidentifikasi masalah sehingga lebih mudah dalam
mencari jalan keluarnya.
Problem Based Learning (PBL) juga menuntut mahasiswa mampu
menemukan cara alternatif dalam pemecahan masalah sehingga ikut melatih
kreativitas mahasiswa. Dengan sering memecahkan masalah, mahasiswa akan lebih
terlatih dalam membangun konsep untuk memecahkan masalah dengan cara yang
efisien.
Selain PBL, dalam rangka membangun kemampuan berpikir kreatif,
penggunaan metode lain juga dibutuhkan sebagai usaha peningkatan pasangan dari
berpikir kritis yaitu berpikir kreatif. Zampetakis (2007) mengatakan bahwa mind map
mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif hingga mencapai 59,57%. Selain
7
meningkatkan kemampuan untuk membuat, menggambarkan dan mengorganisasikan
ide dimana ketiga hal tersebut adalah kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Metode
Mind Map sebagai media presentasi atau menyajikan ide merupakan salah satu cara
agar kemampuan kreatif dapat dirangsang dan meningkat akibat adanya proses
merancang bentuk dan warna serta kompleksitas bentuk.
Motivasi merupakan unsur penting Dalam usaha peningkatan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif. Keinginan untuk menemukan masalah dan
memecahkannya adalah hal penting. Tanpa motivasi, pembelajaran yang optimum
akan sulit dicapai. Hamdu menyatakan (2011) bahwa motivasi belajar berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa sebesar 48,1 %. Keinginan untuk berprestasi dan
motivasi belajar merupakan hal pokok dalam optimalisasi pembelajaran yang
berorientasi pengembangan berpikir kritis dan kreatif .
Peneliti merasa tertarik untuk mengkaji pengaruh motivasi dan model pbl
yang dikombinasikan dengan mindmap sebagai usaha peningkatan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif mahasiswa calon guru lulusan UNIMED pada pembelajaran
taksonomi tumbuhan tingkat rendah dalam rangka pembangunan pembelajaran kritis
di sekolah.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Pendidikan saat ini masih tidak mampu meningkatkan kemampuan berpikir
peserta didik karena ketidakmampuan guru untuk melaksanakan pendidikan
8
2. Universitas pendidikan di Indonesia belum mengoptimalkan pengembangan
kemampuan berpikir kritis sehingga tidak mampu menghasilkan guru yang
mampu berpikir kritis.
3. Dosen biologi jarang menggunakan model yang mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran taksonomi.
4. Mahasiswa jarang dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran.
5. Pembelajaran Taksonomi yang berlangsung di Jurusan Biologi masih bersifat
taksonomi menghafal (taksonomi alpha).
6. Pembelajaran taksonomi alpha tidak mengaitkan kegunaan taksonomi
tumbuhan rendah dalam kehidupan sehari-hari sehingga menurunkan motivasi
mahasiswa untuk mempelajarinya
7. Dibutuhkan model pembelajaran yang meningkatkan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif sekaligus meningkatkan motivasi mahasiswa dalam
melaksanakan pembelajaran.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini adalah “Pengaruh Model pembelajaran
Berbasis masalah dengan MindMap dan Motivasi terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis dan Kemampuan Berpikir Kreatif pada Mahasiswa Jurusan Biologi Tahun
Akademik 2014 -2015 pada mata kuliah taksonomi tumbuhan tingkat rendah.
Mengingat luasnya lingkup penelitian ini maka penelitian ini dibatasi
pada: Model intruksi PBL menurut Masek, media mindmap sebagai alat evaluasi,
9
berpikir kritis menurut teori John Dewey dan Edward glaser serta teori kemampuan
berpikir kreatif menurut Paul Torrance. Sedangkan subjek penelitian dibatasi pada
Mahasiswa almamater 2014 Pendidikan Biologi pada mata kuliah taksonomi
Tumbuhan Tingkat Rendah.
1.4 Rumusan Masalah
a. Apakah terdapat pengaruh mindmap dalam model Pembelajaran Berbasis
Masalah terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa Jurusan Biologi
Universitas Negeri Medan ?
b. Apakah terdapat pengaruh mindmap dalam model Pembelajaran Berbasis
Masalah terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa Jurusan Biologi
Universitas Negeri Medan ?
c. Apakah terdapat pengaruh motivasi terhadap kemampuan berpikir kritis
mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan ?
d. Apakah terdapat pengaruh motivasi terhadap kemampuan berpikir kreatif
mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan?
e. Apakah terdapat interaksi antara mindmap dalam model Pembelajaran
Berbasis Masalah dan motivasi terhadap kemampuan berpikir kritis
mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan?
f. Apakah terdapat interaksi antara mindmap dalam model Pembelajaran
Berbasis Masalah dan motivasi terhadap kemampuan berpikir kreatif
10
1.5 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh mindmap dalam model Pembelajaran Berbasis
Masalah terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa Jurusan Biologi
Universitas Negeri Medan ?
b. Untuk mengetahui pengaruh mindmap dalam model Pembelajaran Berbasis
Masalah terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa Jurusan Biologi
Universitas Negeri Medan ?
c. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kemampuan berpikir kritis
mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan ?
d. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kemampuan berpikir kreatif
mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan?
e. Untuk mengetahui interaksi antara mindmap dalam model Pembelajaran
Berbasis Masalah dan motivasi terhadap kemampuan berpikir kritis
mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan?
f. Untuk mengetahui interaksi antara mindmap dalam model Pembelajaran
Berbasis Masalah dan motivasi terhadap kemampuan berpikir kreatif
mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut: (1)
manfaat teoritis yaitu: (a) sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan
pendidikan dan pengajaran dalam rangka meningkatkan mutu tenaga pengajar dan
11
pendidikan dan pengajaran di masa yang akan datang, (b) sebagai bahan
pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan atau sebagai pijakan bagi
peneliti pendidikan yang relevan di masa yang akan datang, dan (c) memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif. (2) manfaat praktis yaitu: (a) sebagai umpan balik bagi
tenaga pengajar dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
peserta didik melalui pemilihan kombinasi model yang tepat, (b) sebagai bahan
pertimbangan bagi tenaga pengajar untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran
biologi, khususnya pada tingkat perkuliahan, dan (c) sebagai bahan referensi yang
dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh PBL, Mind Map
74 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kombinasi model belajar PBL dan Mindmap terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan
2. Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan
3. Terdapat pengaruh yang signifikan Kombinasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Mindmap dengan motivasi terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan 4. Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi terhadap kemampuan berpikir
kreatif mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan
5. Terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan motivasi terhadap pencapaian kemampuan berpikir kritis mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan
75 5.2Implikasi
Untuk pengembangan kemampuan berpikir kritis, Penggunaan PBL mandiri tanpa kombinasi apapun bisa dilakukan jika faktor motivasi di abaikan. Model Pembelajaran Berbasis Masalah didesain untuk merangsang kemampuan berpikir kritis dalam kegiatan belajar karena pengolahan informasi terjadi mayoritas pada siswa. siswa dituntut mampu merumuskan masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana dan memperkirakan apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu PBL juga menuntut siswa mampu menilai sebuah gagasan sebagai solusi apakah baik dan efesien atau sebaliknya. Jadi dengan kata lain PBL akan membuat mahasiswa mengalami perkembangan kemampuan kritis.
Sama halnya dengan kemampuan berpikir kritis, PBL juga didesain untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif karena mahasiswa diharuskan menciptakan solusi yang efesien meskipun melalui cara yang tidak pernah dipikirkan. Dengan kata lain PBL juga mampu merangsang perkembangan kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang melakukan model pembelajaran tersebut.
76
Disinilah fungsi kombinasi model pembalajaran lain dibutuhkan salah satunya adalah model pembalajaran Mind Mapping.
Model Mindmap sebenarnya hampir sama dengan PBL jika digunakan sesuai jenis tertentu. Mindmap sebagai alat evaluasi atau menjadi tugas mahasiswa untuk membuatnya maka akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mahasiswa. Dalam pengembangan kemampuan kritis mahasiswa, mindmap merangsang kemampuan kritis dengan cara mengharuskan peserta didik mengelompokkan sesuatu berdasarkan suatu ciri atau kesamaan berdasarkan analisis dan pengamatan. Kegiatan ini hampir sama dengan kegiatan merumuskan masalah pada model Pembelajaran Berbasis Masalah sehingga antara PBL dan Mindmap memiliki kesamaan dalam rangka peningkatan kemampuan berpikir kritis. Begitu juga dengan berpikir kreatif, namun fungsi PBL dan Mindmap tidak terlalu sama. Perkembangan berpikir kreatif melalui model PBL terjadi akibat kebiasaan peserta didik menghasilkan ide baru dalam menyelesaikan masalah sedangkan Model Mindmap akan merangsang kemampuan berpikir kreatif melalui kebiasaan menghasilkan originalitas struktur mindmap baik bentuk, desain, maupun urutan warna.
77
Kombinasi Mindmap dengan PBL akan mengatasi masalah PBL dengan motivasi yang rendah karena mindmap akan mampu meningkatkan motivasi sehingga keefektivitasan PBL juga semakin baik. Jadi dengan kata lain, dalam usaha peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mahasiswa dengan motivasi yang relatif rendah maka penggunaan kombinasi PBL dengan Mindmap adalah salah satu pilihan yang tepat.
Berdasarkan hasil penelitian ini, kemungkinan pembelajaran berbasis masalah juga dapat dikombinasikan dengan metode lain yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tingkat tinggi dalam rangka meningkatkan efektifitasnya atau dikombinasikan dengan metode, strategi atau pendekatan lain dalam rangka melengkapi hasil belajar yang tidak diperoleh jika pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan tanpa kombinasi. Hal ini akan melengkapi dan meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan serta peningkatan hasil belajar yang ada di tingkat universitas secara khusus dan di seluruh tingkatan pendidikan secara umum.
5.3Saran
Berdasarkan simpulan, maka sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan maka disarankan
1. Untuk peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mahasiswa khususnya Jurusan Biologi, penggunaan model PBL adalah pilihan yang baik.
78
motivasi yang tidak baik, maka dibutuhkan penggunaan kombinasi model yang lain misalnya Mindmap untuk tulisan ini.
3. Penggunaan PBL baik dikombinasikan dengan Mindmap atau tidak dikombinasikan dapat digunakan untuk topik salah satunya adalah taksonomi tumbuhan tingkat rendah.
4. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian tentang kemampuan berpikir kritis dan kreatif sebaiknya perlu identifikasi lebih lanjut tentang domain berpikir kritis dan kreatif yang terpengaruh oleh penggunaan PBL dan Mindmap.
79
Daftar Pustaka
Al-Jarf, R. (2009). Enhancing freshman students writing skills with a mind
mapping software paper presented at the 5th international scientific
coference, elearning and software for education , Bucharest, april 2009.
Angelo, T.A. & Cross, P. (1995). Classroom Assessment Techniques: A Handbook
for College Teachers, 2nd edition.
Anggareni, N. W. (2013). Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep IPA Siswa SMP :e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha(3).
Benjamin. R. Klein, S. & Steedle,J.(2013). The Case for Critical-Thinking Skills
and Performance Assessment :Council for Aid to Education.
Beyer, Barry K. (1985). Critical Thinking. Bloomington :Phi Delta Kappa.
Brophy, J. (2004). Motivating Student To Learn Second Edition. New Jersey:
Lawrence Elbraum Associates, publishers.
Chance, P. (1986). Thinking in the classroom: A survey of programs. New York:
Teachers College, Columbia University.
Darusman. Rijal. (2014), Penerapan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SMP.
INFINITY Jurnal ilmiah program studi matematika STKIP Siliwangi
Bandung, Vol 3, No.2, September.
Ennis, Robert H. (1992). A Concept of Critical Thinking. Harvard Educational
Review, Vol 32(1), 81-111.
Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis : Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga
Goodnough. K, Robin . W, (2002). Student and Teacher Perceptions of Mind
Mapping: A Middle School Case Study: the Annual Meeting of
American Educational Research Association: new Orleans
Halonen, J. S. (1995). Demystifying critical thinking. Teaching of Psychology, 22
(1), 75–81
Hamdu, G. Lisa, A. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi
Belajar Ipa Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 12
No. 1, April 2011
Hossoubah, Z. (2007). Develoving Creative and Critical Thinking Skills
80
Hwang, Gwo-Jen. Chih-Hsiang Wu, Iwen Huang, Fan-Ray Kuo.(2012) A Mind
Map-oriented Mobile Learning Approach to Promoting Creative
Thinking Ability of Students in a Business Course.Wireless, Mobile and
Ubiquitous Technology in Education (WMUTE), IEEE Seventh International Conference: Takamatsu
Iwaoka, W.T. Y. Li and W.Y. Rhee, (2010) Measuring gains in critical thinking in Food Science and Human Nutrition course: The Cornell Critical Thinking Test, problem based learning activities, and student journal
entries, Journal of Food Science Education, vol.9, p-68-75.
Kim, K.H. (2006). Can We Trust Creativity Test? A Review of the Torrance Test
of Creativity Thinking (TTCT). Creative Research Journal. Vol 18(1),
3-14.
Lai, Emily. R. (2011). Motivation:A literature review. Research report. Pearson
Masek, A. Yamin, S. (2011). International Review of Social Sciences and Humanities: The Effect of Problem Based Learning on Critical Thinking
Ability. A Theoretical and Empirical Review. Vol.2, No.1 (2011), pp.
215-221
Maulana. 2008. Pendekatan Metakognitif Sebagai Alternatif Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD. Jurnal pendidikan dasar. No. 10.
Muller. Alan, Mary Johnson & Diane Bligh. (2002). Joining mindmap and care planning to enhance student critical thinking and aachieve holistic nursing care. Nursing diagnostic, vol 13, no 1, p.24
Mustaji. (2012). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam
Pembelajaran. Tersedia online:
http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran diakses
tanggal 23-12-2012.
Mustami, M. K. (2007). Lentera Pendidikan: Pengaruh Model Pembelajaran
Synectics yang Dipadu Mind Maps Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Sikap Kreatif dan Penguasaan Materi Biologi. Edisi X, Nomor2, desember (173-184).
Mulyati, A. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan
Pendidikan Kimia UPI.
Nasution, H. A., (2014). Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Inkuiri Terhadap Hasil Belajar IPA Biologi Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Swasta PTPN IV Gunung Bayu Kabupaten Simalungun. Medan :
81
O.S. Tan, S. Chye and C.T. Teo, Problem based learning and creativity: A review of the literature. In Problem based learning and creativity. Tan, O.S., Engage Learning, 2009
Paul, Richard. (1993). Critical Thinking: How to Prepare Students for a
RapidlyChanging World. Foundation for Critical Thinking.
Paykoc.F, Bunyamin. M, Pinar O.K., B. Ozgur, Olga. P dan Hamide Yildirim. (2004). What are the Major Curriculum Issues?: The Use of
MindMapping as a Brainstorming Exercise: First Int. Conference on
Concept Mapping: Spain
Pintrich, P.R. (2003). Motivation and Classroom Learning. New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc.
Polsen, Keith. 2004. How Do Pupils and Teachers View the Use of Mind
Mapping in Learning & Teaching. G.T.C Scotland Teacher Researcher
Programme
Puspitasari, L. (2012). Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa mata pelajaran biologi kelas X SMAN 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Riduwan, (2006), Kontribusi Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Dosen, Studi pada Universitas Jendral Achmad Yani Kota Cimahi, Tesis pada PPS UPI, Bandung. (Tidak Dipublikasikan)
Saleh, A. (2008), Kreatif Mengajar dengan Mind Map. Bandung: Tinta Emas
Publishing.
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorentasi Standart Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Pranada Media Grup.
Santrock, W John. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sardiman. A M. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :Penerbit Rajawali Pers.
Semerci. N, (2006) Effect of problem based learning on the critical thinking
of students in the intellectual and ethical development unit, Social
Behavior and Persl., p. 1127-1136
Sendaq. S, H.F. Odabas, (2009), Effect of problem based learning course on
content knowledge acquisition and critical thinking skills, Comp. and
82
Tan, O.S., (2000), Thinking Skills, Creativity And Problem-Based Learning,
Singapore: Temasek Polytechnic
Tsui, L. (2002). Fostering Critical Thinking through Effective Pedagogy:
Evidence from Four Institutional Case Studies. The Journal of Higher Education, 73(6):740-763.
Walker, Paul & Finney, Nicholas. (1999). Skill Development and Critical Thinking
in Higher Education. Higher Education Research & Development Unit, University College, London WC1E 6BT, UK
Windura. S. 2008. Mind Map Langkah Demi Langkah. Jakarta: PT.Elex Media
Komputindo
Zampetakis, L.A., Tsironis, L. (2007). Creativity development in engineering
education n: the case of mind mapping. Journal of Management
development. Vol. 26 No.4,