• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kematian Maternal Dan Nyaris Mati Maternal Di RSUD. Dr. Pirngadi Medan 1 Januari2007 - 31 Desember 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kematian Maternal Dan Nyaris Mati Maternal Di RSUD. Dr. Pirngadi Medan 1 Januari2007 - 31 Desember 2007"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Hasil Penelitian

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

KEMATIAN MATERNAL DAN NYARIS MATI MATERNAL

DI RSUD.Dr.PIRNGADI MEDAN

1 JANUARI 2007 – 31 DESEMBER 2007

Oleh :

JHON NAPOLEON TAMBUNAN

Pembimbing :

1. Dr. RUSLI P BARUS, SpOG(K)

2. Dr. CHRISTOFFEL L. TOBING, SpOG(K)

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

RSUP H. ADAM MALIK – RSUD. Dr. PIRNGADI MEDAN

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Penelitian ini telah disetujui oleh Tim-5

Pembimbing :

Dr. Rusli P Barus, SpOG(K) …... Pembimbing I Tgl...Juni 2008

Dr. Christoffel L Tobing,SpOG(K) ... Pembimbing II Tgl...Juni 2008

Penyanggah :

Dr. Makmur Sitepu, SpOG ... Sub. Bagian Fetomaternal Tgl...Juni 2008

Dr. Ichwanul Adenin, SpOG(K) ... Sub. Bagian Fertilitas Tgl...Juni 2008 Endokrinologi dan Reproduksi

(3)

ABSTRAK

Tujuan : untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

kematian maternal dan nyaris mati maternal yang terjadi di fasilitas Rumah Sakit Dr.Pirngadi Medan selama satu tahun.

Rancangan Penelitian : Penelitian ini dilakukan secara cross sectional di

fasilitas Rumah Sakit Dr.Pirngadi Medan sebagai rumah sakit rujukan, dengan menggunakan formulir WHO yang dimodifikasi menurut kebutuhan di Indonesia. Data yang diperoleh dicatat di formulir penelitian dan dianalisa secara statistik dengan uji Chi-square dan Fischer’s Exact Test dengan menggunakan perangkat SPSS (Statistic Package for Social Science) versi 15.

Hasil Penelitian : Pada penelitian ini diperoleh jumlah sampel sebanyak 162

(4)

mati yang terbanyak adalah plasenta previa yaitu 30 orang (51,7%). Diagnosa akhir pada kasus kematian maternal pada penelitian ini adalah gagal nafas yaitu 6 orang (75%).

Kesimpulan : Tingginya angka nyaris mati maternal dan kematian maternal di

rumah sakit disebabkan beberapa faktor yaitu:

a. Kasus yang meninggal di rumah sakit keseluruhannya adalah para ibu yang masuk ke ruang IGD dalam keadaan morbiditas berat dalam proses persalinan maupun post partum.

b. Pada kasus perdarahan pada umumnya terjadi bukan di rumah sakit kemudian dibawa ke RSPM dalam keadaan morbiditas berat sampai menyebabkan kematian

c. Pada kasus preeklampsi dan eklampsi juga dijumpai kelalaian petugas dalm follow up pemantauan TD, lama pantau TD dan lama pantau urin yang mana kita ketahui hal ini sangat berpengaruh terhadap optimalisasi dan penyembuhan pada kasus preeklampsi / eklampsi.

d. Pada kasus infeksi post partum tidak dijumpai kasus mati hal ini mungkin disebabkan sudah tersedianya obat antibiotik yang baik di RSPM.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat Ridha dan Karunia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh keahlian dalam bidang Obstetri dan Ginekologi. Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang :

“ Faktor–faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kematian Maternal

dan Nyaris Mati Maternal Di RSUD Dr. Pirngadi Medan 1 Januari 2007

- 31 Desember 2007”

Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran USU Medan.

(6)

Ginekologi pada saat saya diterima untuk mengikuti pendidikan spesialis di Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan, Prof. Dr. Hamonangan Hutapea, SpOG(K), Prof. DR. dr. M. Thamrin Tanjung, SpOG (K), Prof. Dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG (K), Prof. Dr. T.M. Hanafiah, SpOG (K), Prof. Dr. Budi R. Hadibroto, SpOG (K), dan Prof. Dr. Daulat H. Sibuea, SpOG (K), yang telah bersama-sama berkenan menerima saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

3. Dr. Rusli P Barus, SpOG (K) dan Dr. Christoffel L Tobing, SpOG (K) selaku pembimbing utama, bersama Dr. Makmur Sitepu, SpOG, Dr. Ichwanul Adenin, SpOG (K), dan Dr. Deri Edianto, SpOG (K) selaku penyanggah dan nara sumber yang penuh dengan kesabaran telah meluangkan waktu yang sangat berharga untuk membimbing, memeriksa, dan melengkapi penulisan tesis ini hingga selesai.

4. Dr. Christoffel L Tobing, SpOG (K), selaku pembimbing refarat mini fetomaternal saya yang berjudul ”PERANAN USG DALAM MENDETEKSI

ANOMALI SUSUNAN SARAF PUSAT PADA KEHAMILAN”. Kepada dr.

Yostoto B Kaban, SpOG selaku pembimbing refarat mini Fertilitas Endokrinologi dan Reproduksi saya yang berjudul ”GINEKOLOGI SOSIAL” dan kepada Dr. Deri Edianto, SpOG (K) selaku pembimbing refarat mini Onkologi saya yang berjudul ”TERAPI FOTODINAMIK”.

5. Prof. dr. M. Fauzie Sahil, SpOG (K); selaku Bapak Angkat saya selama menjalani masa pendidikan, yang telah banyak mengayomi, membimbing dan memberikan nasehat-nasehat yang bermanfaat kepada saya dalam menghadapi masa-masa sulit selama pendidikan.

(7)

6. Dr. Abd Jalil Amri Arma, M.Kes yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing saya dalam penyelesaian uji statistik tesis ini.

7. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan, yang secara langsung telah banyak membimbing dan mendidik saya sejak awal hingga akhir pendidikan.

8. Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan RI, Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, atas ijin yang telah diberikan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di FK-USU Medan.

9. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

10. Direktur RSU Dr. Pirngadi Medan dan Kepala SMF Obstetri dan Ginekologi RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana untuk bekerja selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

11. Direktur RS. PTPN II Tembakau Deli, Dr. Sofian Abdul Ilah, SpOG, dan Dr. Nazaruddin Jaffar, SpOG(K) beserta staf yang telah memberikan kesempatan dan sarana untuk bekerja selama bertugas di Rumah Sakit tersebut.

(8)

13. Kepala Bagian Anastesiologi dan Reanimasi FK USU Medan beserta staf, atas kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama saya bertugas di bagian tersebut.

14. Kepala Departemen Patologi Anatomi FK-USU beserta staf, atas kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama saya bertugas di Departemen tersebut.

15. Dr. Hayu Lestari Haryono, SpOG, Dr. Nismah Sri Hanum, Dr. Rachma Bachtiar, Dr. David Leo Ginting, Dr. T.R.Iqbal, Dr. Juni Hardi Tarigan, Dr. Abdul Hadi, Dr. Renardi Reza, menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan selama ini.

16. Dr. Sukhbir Singh, Dr. Muara P.Lubis, Dr. Simon Saing, Dr. Mulda F.S., Dr. P. Gotlieb S, Dr. T.M.Rizki, Dr. Tomy, menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan selama ini serta kebersamaan kita selama pendidikan.

17. Dr. Hj. Desi Susilawaty, Dr. Dwi Faradina, Dr. Yusmardi, Dr. Ari Abdurrahman Lubis, Dr. Zillyadien, Dr. Jeffry Abdillah, Dr. Boy R P Siregar, Dr. Firman Alamsyah, Dr. Alfian Junaidi, saya menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan selama ini.

18. Seluruh teman sejawat PPDS yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan, dorongan semangat dan doa yang telah diberikan selama ini.

(9)

Pirngadi Medan yang daripadanya saya banyak memperoleh pengetahuan baru, terima kasih atas kerja sama dan saling pengertian yang diberikan kepada saya sehingga dapat sampai pada akhir program pendidikan ini.

Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan kepada Ayahanda Suka Tambunan dan Ibunda Maslen br Siagian, yang telah membesarkan, membimbing, mendoakan, serta mendidik saya dengan penuh kasih sayang dari sejak kecil hingga kini, memberi contoh yang baik dalam menjalani hidup serta memberikan motivasi selama mengikuti pendidikan ini.

Kepada yang saya hormati Bapak Mertua saya, Dr. Amiruddin Siregar, SpOG (K) dan Ibu Mertua saya Darudini Soetrisno yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan semangat serta doa kepada saya dalam mengikuti pendidikan, saya ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Buat Istriku yang tercinta dan kukasihi, Dr. Hasdiani Trisna Handari, tiada kata yang terindah dapat saya ucapkan selain rasa syukur kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah memberikan saya seorang istri yang baik dan penuh pengertian. Terima kasih atas kesabaran, dorongan semangat, pengorbanan dan doa yang diberikan kepada saya hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.

(10)

Kepada seluruh keluarga besar uda dan tulang, kakak kandung, dan adik kandung tercinta, saudara-saudara ipar serta seluruh keponakan yang saya sayangi, terima kasih atas doa dan dukungan yang telah diberikan.

Akhirnya kepada seluruh keluarga handai tolan yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, saya ucapkan banyak terima kasih.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah-Nya kepada kita semua.

Amin Ya Rabbal ’Alamin.

Medan, Juli 2008

(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..………. i

DAFTAR ISI………... vii

DAFTAR DIAGRAM DAN SKEMA ………..… ix

DAFTAR TABEL……….. x

DAFTAR SINGKATAN……… xi

DAFTAR LAMPIRAN………...xiii

ABSTRAK………... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LA TAR BELAKANG………. 1

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH……….……. 7

1.3. TUJUAN PENELITIAN…………..………... 8

1.4. MANFAAT PENELITIAN………... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KE MATIAN MATERNAL……….……... 9

B. NY ARIS MATI MATERNAL………...……… 26

B.1. Defenisi berdasarkan manajemen (penatalaksanaan)……… 28

B.2. Defenisi berdasarkan tanda-tanda dan gejala klinik………... 30

(12)

C. KA

JIAN KEMATIAN MATERNAL DI FASILITAS KESEHATAN………. 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. TE

MPAT DAN WAKTU………. 36

B. PO

PULASI PENELITIAN……….. 36

C. BE

SAR SAMPEL……… 36

D. RA

NCANGAN PENELITIAN………. 36

E. KE

RANGKA OPERASIONAL PENELITIAN...………... 37

F. KE

RANGKA KONSEP PENELITIAN………... 38

G. BA

TASAN OPERASIONAL………... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KE SIMPULAN……… 65 B. SA

RAN……… 67

(13)

DAFTAR DIAGRAM DAN SKEMA

Diagram II.1. Tingkat kematian ibu pada berbagi wilayah didunia

tahun 2005……….……… 12

Diagram II.2. Penyebab Kematian Ibu…..….……….. 15

Skema II.1 Kemungkinan Kematian Ibu dalam Persalinan……… 17

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Defenisi Kematian Maternal………. 11

Tabel IV.1. Karakteristik Perbandingan responden berdasarkan umur,

pendidikan, dan pekerjaan pada kasus nyaris mati dengan

kasus mati...………..…… 42

Tabel IV.2. Karakteristik perbandingan responden berdasarkan paritas dan

riwayat ANC pada kasus nyaris mati dan kasus

mati……… 44

Tabel IV.3. Karakteristik perbandingan sumber dana responden pada

kasus nyaris mati dan kasus mati……….……... 45

Tabel IV.4. Karakteristik perbandingan proses rujukan responden antara

kasus mati dan nyaris mati……….… 47

Tabel IV.5. Karakteristik perbandingan responden sehubungan dengan

perdarahan pada kasus nyaris mati dan mati………..…….. 52

Tabel IV.6. Karakteristik perbandingan responden sehubungan dengan

preeklampsi berat/eklampsia pada kasus nyaris mati dan kasus

mati……… 56

Tabel IV.7. Karakteristik perbandingan responden sehubungan dengan

infeksi post-partum pada kasus nyaris mati dan

mati……….………... 59

Tabel IV.8. Kasus Kematian Maternal Dihubungkan Menurut Umur dan

Paritas………... 60

Tabel IV.9. Penyebab kasus perdarahan pada kasus nyaris

(15)
(16)

DAFTAR SINGKATAN

AB = Antibiotik

AIDS = Acquired Immuno Deficiency Snydrome

AKI = Angka Kematian Ibu

ANC = Antenatal Care

ASKES = Asuransi Kesehatan

ASKESKIN = Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin

DIC = Disseminated Intravascular Coagulopathy

GMG = Grande Multi Gravida

HDK = Hipertensi Dalam Kehamilan

HIV = Human Immunodeficiency Virus

HELLP = Hemolisis Elevated Liver Enzym Low Platelet

ICD = International Statistical Classification of Disease

ICU = Intensive Care Unit

IGD = Instalasi Gawat Darurat

IRT = Ibu Rumah Tangga

KH = Kelahiran Hidup

MMR = Maternal Mortality Rate

MG = Multi Gravida

(17)

PEB = Preeklampsia Berat

PRT = Pembantu Rumah Tangga

RSCM = Rumah Sakit Cipta Mangunkusumo

RSPM = Rumah Sakit Pirngadi Medan RSU = Rumah Sakit Umum

RSUD = Rumah Sakit Umum Daerah RSUP = Rumah Sakit Umum Pusat

SD = Sekolah Dasar

SLTP = Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

SLTA = Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

SMA = Sekolah Menengah Atas

SDKI = Survei Demografi Kesehatan Indonesia

SMI = Save Motherhood Inisiative

SKRT = Survei Kesehatan Rumah Tangga

SG = Sekundi Gravida

TBC = Tuberkulosis

TD = Tekanan Darah

TPT = Tempat

VK = Verlos Kamar

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I LEMBAR PERSETUJUAN KOMITE ETIK TENTANG

PELAKSANAAN PENELITIAN BIDANG KESEHATAN……… 73

Lampiran II LEMBAR INFORMASI PASIEN……… 74

Lampiran III LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

SETELAH PENJELASAN SECARA LISAN……… 77

Lampiran IV KUESIONER NYARIS MATI MATERNAL DAN KEMATIAN

MATERNAL……….. 78

Lampiran V TABEL INDUK………. 89

(19)
(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Di seluruh dunia hampir 600.000 wanita usia 15 - 49 tahun meninggal setiap

tahunnya akibat komplikasi dari kehamilan dan persalinan, hal ini menjadi

masalah, khususnya di negara-negara berkembang. Dengan mengetahui faktor

– faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian maternal dan nyaris mati

maternal yang berbeda disetiap daerah atau di fasilitas kesehatan maka

kematian maternal ini dapat dicegah.1

Kematian maternal bukan hanya kejadian yang tragis, tetapi juga menjadi

sebuah gambaran atas kualitas pelayanan obstetrik di sebuah negara. Menurut

European Concerted Action pada penelitiannya Avoidable Death’s dengan

membandingkan kematian maternal antar negara di dapati bahwa kematian

maternal tergantung dari prevalensi penyakit yang di derita ibu yang bervariasi

antara satu negara dengan negara lain. Hal ini di sebabkan oleh perbedaan dari

kepedulian pemeriksaan kehamilan dan dipengaruhi oleh faktor demografi,

sosioekonomi, dan faktor budaya.2

Sekitar 25 – 50 % kematian perempuan usia reproduksi disebabkan kehamilan

dan kematian saat melahirkan, sehingga menjadi faktor utama mortalitas

(21)

WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan di seluruh dunia,

Dari jumlah ini 20 juta perempuan mengalami kesakitan sebagai akibat

kehamilan, sekitar 8 juta mengalami komplikasi yang mengancam jiwa , tahun

1995 lebih dari 500.000 terjadi kematian maternal, dari jumlah ini sekitar

240.000 hampir 50% terjadi di negara-negara Asia Selatan dan Tenggara,

termasuk Indonesia.3,4,5,6

Menurut SDKI 2002/03 pada periode 1998-2002 angka kematian ibu

diperkirakan 307 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di SUMATERA

UTARA Menurut Chandra 2008 Angka kematian ibu 315 per 100.000 kelahiran

hidup, terjadi penurunan jika dibandingkan angka kematian ibu menurut SDKI

1994 sebesar 390 per 100.000, namun penurunan ini sangat lamban. Pada

Tahun 1987 sewaktu upaya safe motherhood baru dimulai angka kematian

maternal diindonesia diperkirakan 450 per 100.000.3,4,5,6,7

Menurut penelitian Agustina periode 1 Januari 1999 – 31 Desember 2003 di

RSUD Dr.Pirngadi Medan, terdapat 7071 persalinan dengan kelahiran hidup

6689 dan 50 kematian maternal.54

Menurut penelitian Arika periode 1 Februari 2006 – 30 Juli 2006, dari 94 kasus

didapati 86 kasus nyaris mati dan 8 kasus kematian maternal dan penyebab

(22)

Di Amerika Serikat kematian maternal 1 per 12.000 kelahiran hidup, sedangkan

di Inggris jauh lebih rendah lagi.8

Di Eropa Barat dan Utara rasio kematian maternal sekitar 10 per 100.000

kelahiran. Sedang di Afrika mencapai 1.000 dari 100.000 kelahiran, Angka ini

paling tinggi di Afrika Utara dan Selatan.19

Sedangkan di Asia Selatan kematian maternal sangat tinggi walaupun tidak

setinggi di Afrika. Tingginya angka kematian maternal di wilayah Asia tidak

berbeda jauh antara tiap Negara. Sebagai contoh perbedaan antara Hongkong,

Singapura dan Jepang hanya 7,10,18 per 100.000 kelahiran hidup namun di

China lebih banyak yaitu 95 kematian 100.000 kelahiran hidup.9

Sebelum mengidentifikasi Kematian Maternal, sebaiknya dipahami dulu Defenisi

Kematian Maternal seperti yang tercantum dalam revisi sembilan dan sepuluh,

International Statistical Classification of Disease and Related Health Problems

(ICD), kematian maternal didefinisikan sebagai berikut:

“Kematian wanita yang terjadi selama masa kehamilan atau dalam 42 hari

setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan,

oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperberat oleh

kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau

(23)

Dari definisi diatas ketika ibu meninggal, pada saat itu mungkin ia sedang:11 • Hamil dan kemudian meninggal sebelum melahirkan.

• Melahirkan seorang bayi hidup atau lahir mati.

• Mengalami abortus spontan, buatan atau hamil ektopik.

Rendahnya angka kematian di negara industri atau negara maju memicu

mereka untuk mengembangkan dokumentasi kejadian nyaris mati dengan baik,

hal ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan kesehatan di Rumah

Sakit terutama di bagian kebidanan dan penyakit kandungan, atau di tingkat

regional.12,13,14

Di negara berkembang nyaris mati dipandang sebagai metode pengukuran

luaran misalnya evaluasi program keselamatan ibu ditingkat masyarakat, dengan

hipotesa bahwa perempuan yang nyaris mati mampu mengingat dengan baik

kejadian yang dialaminya. Hal ini telah telah diuji coba di 4 negara Afrika di

Benin, Ghana , Pantai gading dan Maroko dilakukan penelitian metode evaluasi

program kesehatan di tingkat masyarakat.12,13,14

Penelitian lain mengungkapkan bahwa kasus nyaris mati sangat potensial untuk

dipakai dalam memulai audit dan pengkajian kualitas asuhan di negara-negara

(24)

Keadaan sehat atau sakit selama kehamilan merupakan bagian dari rangkaian

antara kedua ujung yang ekstrim yaitu normal dan kematian. Pada rangkaian ini,

kehamilan mungkin tanpa komplikasi, disertai komplikasi (morbiditas), komplikasi

berat (morbiditas berat) atau terancamnya keselamatan jiwa. Perempuan yang

terancam keselamatan jiwanya, mungkin akan sembuh, mengalami kecacatan

temporer atau menetap atau meninggal dunia. 12,13,16,17

Defenisi nyaris mati berbeda – beda disetiap negara dan tidak ada yang bisa

dipakai secara universal. Di Benin definisi nyaris mati adalah komplikasi

obstetrik yang berat dan mengancam keselamatan jiwa yang memerlukan

intervensi medik segera untuk mencegah kematian yang sudah diambang

pintu. Pengertian tentang pertolongan medik segera, ditekankan dalam definisi

ini karena hal tersebut terfokus pada kondisi akut yang dapat mengancam

keselamatan jiwa ibu.15

Di Afrika Barat menggunakan istilah berikut untuk pengkajian kasus: “Setiap

wanita yang selamat (baik secara kebetulan atau sebagai hasil upaya

asuhan kesehatan yang diterimanya) dari kondisi yang secara mendadak

dapat mengancam keselamatan jiwa ibu hamil atau baru melahirkan hingga

(25)

Di Afrika Selatan definisi nyaris mati sebagai berikut: “perempuan dengan

kondisi yang sangat parah sehingga dipastikan akan meninggal dan hanya

terselamatkan oleh nasib baik atau adanya asuhan yang adekuat”.16,18

The Save Motherhood Inisiative (SMI) diluncurkan pada tahun 1987 oleh agensi -

agensi dan pemerintahan internasional seperti UNDP,UNICEF,UNFPA,Bank

Dunia, WHO dan IPPF.20 Setelah sepuluh tahun SMI diluncurkan kematian ibu

masih menjadi masalah yang sulit diatasi. Penyebab langsung kematian ibu

seperti eklampsi, dan penyebab tidak langsung disebabkan oleh penyakit yang

berkembang selama ibu hamil.21

Tidak seperti kematian maternal, mendefinisikan komplikasi berat obstetrik yang

dapat mengancam jiwa, tidak dapat segera dibuat dan upaya untuk membuat

definisi lokal, memerlukan kerjasama dan dukungan dari mereka yang terlibat

dalam proses pengkajian tersebut.12,21

Pada beberapa referensi disebutkan salah satu atau kombinasi dari tiga jenis

pendekatan dapat digunakan untuk pengkajian dan membuat definisi komplikasi

obstetrik yang dapat mengancam kehidupan atau kejadian nyaris mati.

Pendekatan dan definisi tersebut didasarkan pada (a) manajemen, (b) gejala

dan tanda-tanda klinik, dan (c) sistem organ. Tetapi yang paling utama adalah

(26)

Kriteria nyaris mati didasarkan pada frekuensi, sumberdaya di setiap negara,

dan kualitas rekam medik. Definisi dari masing-masing negara disempurnakan

melalui lokakarya internasional. Dicapai konsensus untuk gambaran klinik

utama 5 komplikasi pada kejadian nyaris mati: hipertensi dalam kehamilan,

perdarahan, infeksi, distosia dan anemia.22

2. IDENTIFIKASI MASALAH

Kematian maternal adalah Kematian wanita yang terjadi selama masa

kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa

melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh setiap penyebab yang

berhubungan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya

tetapi bukan oleh kecelakaan atau insidental (faktor kebetulan). Kriteria

nyaris mati didasarkan pada frekuensi, sumber daya di setiap negara, dan

kualitas rekam medik. Definisi dari masing-masing negara disempurnakan

melalui lokakarya internasional. Dicapai konsensus untuk gambaran klinik

utama 5 komplikasi pada kejadian nyaris mati: hipertensi dalam kehamilan,

perdarahan, infeksi, distosia dan anemia. Pada penelitian ini terfokus pada

perdarahan, preeklampsi dan eklampsi serta infeksi untuk mendapat

gambaran yang sebenarnya tentang penyebab kematian maternal dan nyaris

mati, diperlukan data lengkap dari wanita - wanita tersebut. Karena informasi

dan data yang minim tentang kematian maternal dan nyaris mati mengakibatkan

(27)

3.TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian

maternal dan nyaris mati maternal yang terjadi di fasilitas Rumah Sakit

Dr.Pirngadi Medan selama satu tahun.

4.MANFAAT PENELITIAN

Memberikan Informasi mengapa kematian maternal dan nyaris mati dapat terjadi

dan faktor – faktor apa saja yang mempengaruhinya, sehingga strategi untuk

pencegahan dapat dibuat seperti: memperbaiki kerja profesional, memperbaiki

sistem pelatihan dan memperbaiki sumber daya manusia.

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEMATIAN MATERNAL

Mortalitas ialah kematian, catatan kematian di suatu daerah menunjukkan

adanya sejumlah orang meninggal di daerah tersebut. Pengukuran kasus

kematian dapat menggambarkan kualitas pelayanan di suatu institusi pelayanan

kesehatan atau gambaran tentang derajat kesehatan masyarakat di suatu

wilayah tertentu. Angka kematian adalah proporsi orang yang meninggal

terhadap jumlah populasi dalam wilayah tertentu.7,23,24,25

International Statistical Classification of Disease and Related Health Problems

(ICD), kematian maternal didefinisikan sebagai berikut:

Kematian wanita yang terjadi selama masa kehamilan atau dalam 42 hari

setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan,

oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperberat oleh

kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau

insidental (faktor kebetulan).

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ketika ibu meninggal, pada

saat itu mungkin ia sedang:7

• hamil dan kemudian meninggal sebelum melahirkan, atau

(29)

Penyebab akhir kematian perlu diketahui karena berkaitan dengan ketepatan

dan kecepatan diagnosis, sehingga penatalaksanaan penyebab utama kematian

perlu di pelajari secara intensif agar tidak terjadi komplikasi fatal, sehingga

penyebab akhir kematian dapat diatasi.11,24

Angka Kematian Maternal atau Ibu (AKI) didefinisikan sebagai jumlah wanita

yang meninggal mulai dari saat hamil hingga 6 minggu setelah persalinan per

100.000 persalinan. Angka tersebut dihitung sebagai berikut:7,26

Angka kematian maternal : Total jumlah kematian maternal x 100.000

Total jumlah persalinan

Indeks kematian maternal

Indeks kematian maternal : Jumlah kematian maternal

Jumlah kematian maternal dan nyaris meninggal

Indeks kematian maternal mencerminkan ukuran standar pelayanan bagi pasien

wanita yang menderita komplikasi serius.

Dengan manajemen yang baik, wanita yang menderita sakit berat hanya akan

mengalami “nyaris mati” dan tidak sampai meninggal. Nilai indeks kematian

maternal yang rendah menunjukkan tingginya standar pelayanan, sementara

(30)

1. Definisi kematian maternal7

Kematian maternala Kematian wanita yang terjadi selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/insidental.

Langsunga Kematian yang disebabkan oleh komplikasi obstetri dalam periode kehamilan, persalinan maupun nifas, akibat penanganan, kelalaian atau pengobatan yang tidak tepat, atau kaitan dari semua yang tersebut diatas.

Tak langsunga Kematian yang diakibatkan oleh penyakit yang telah diderita ibu, atau penyakit yang timbul selama kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung obstetrik, tapi penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik kehamilan.

Lanjutb Kematian yang terjadi dalam periode 43 hari hingga 1 tahun setelah terjadinya aborsi, keguguran maupun persalinan. Hal itu dapat disebabkan oleh penyebab langsung maupun tak langsung.

Kematian yang terkait langsung dengan kehamilanb

Kematian yang terjadi selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah terminasi kehamilan tanpa melihat apa penyebab kematian.

Kebetulan (Fortuitous)c atau insidental

Kematian yang disebabkan oleh kondisi yang tidak ada kaitannya dengan kehamilan tetapi terjadi pada saat hamil atau nifas.

a ICD 9 b ICD 10

(31)

Negara Maju Asia

Afrika

Amerika Latin Jumlah Kematian

15.000

Maternal Mortality Rate 130

Total Fertility Rate 3,1

Jumlah Kematian 241.000 Maternal Mortality Rate 330 Total Fertility Rate 2.9 Jumlah Kematian 960

Maternal Mortality Rate 9 Total Fertility Rate 1,6

Jumlah Kematian 276.000 Maternal Mortality Ratio 820 Total Fertility Rate 5,8

Diagram 1: tingkat kematian ibu pada berbagi wilayah didunia tahun 200555

AKI di negara industri atau daerah yang maju biasanya sekitar 10 per 100.000

persalinan. Oleh sebab itu, bukan suatu hal yang umum di negara/daerah

tersebut apabila seorang perempuan meninggal selama masa kehamilan atau

nifas. 24,26

AKI di negara miskin biasanya lebih tinggi yaitu diatas 50 per 100.000

persalinan. AKI tersebut sangat bervariasi diantara negara-negara tersebut. Di

masyarakat yang sangat terkebelakang, angka kematian akan sangat tinggi dan

(32)

Tingginya AKI di negara-negara miskin disebabkan oleh kurangnya

pengetahuan tentang penanganan wanita hamil yang mengalami masalah

kesehatan sehingga wanita-wanita tersebut tidak menerima asuhan kesehatan

yang memadai dan sebagian besar hal ini terjadi negara berkembang.11,13,14,25

Perkembangan AKI di Indonesia:1,3 • SKRT 1986: 450 per 100.000 KH

• SKRT 1992 : 421 per 100.000, KH, 3-6 kali lebih tinggi dari negara

ASEAN dan 50 kali AKI negara maju. • SDKI 1994 : 390 per 100.000 KH

• SKRT 1995 : 373 per 100.000 KH • SKRT 1997 : 334 per 100.000 KH

• SKRT 2003 : 307 per 100.000 KH

Target Nasional : 125 per 100,000 KH pada 2010

Pada tahun 2000 AKI dinegara ASEAN adalah :1 • Singapura : 6 Per 100.000 KH

• Brunai : 0 Per 100.000 KH

• Malaysia : 39 Per 100.000 KH • Thailand : 44 Per 100.000 KH

(33)

Mengetahui penyebab akhir suatu kematian, akan membantu untuk mengenali

fasilitas dan sumber daya yang perlu ditingkatkan, disamping membantu

mencegah kematian maupun meningkatkan penanganan kondisi yang dapat

menjadi penyebab akhir terjadinya suatu kematian.7,11,25

Penyebab utama terjadinya kematian maternal dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:1,3,5,6,25

1. Langsung

Penyebab langsung kematian biasanya akibat terjadinya komplikasi

obstetrik atau penyakit kronik yang menjadi lebih berat selama masa

kehamilan sehingga berakhir dengan kematian.

2. Tidak langsung

Penyebab tidak langsung kematian biasanya akibat penyakit yang telah

ada sebelum kehamilan, atau penyakit yang timbul selama kehamilan

namun bukan disebabkan oleh penyebab obstetrik langsung melainkan

diperburuk oleh efek fisiologi kehamilan. Penyebab kematian tidak

langsung terbanyak adalah infeksi, penyakit jantung, penyalah gunaan

obat-obatan, anemia dan diabetes. 27

(34)

Perdarahan 24.8%

I nfeksi 14.9%

Eklampsia 12.9% Part us macet

6.9% Aborsi t idak aman

12.9% Penyebab langsung

lain 7.9%

Penyebab t idak langsung lain

19.8%

Diagram 2: penyebab kematian ibu56

Untuk negara dengan prevalensi HIV/AIDS yang tinggi semua penyebab

langsung dan tak langsung terjadinya kematian ibu ini digabungkan. Urutan

penyebab kematian utama berdasarkan frekuensi kejadian adalah:6,11,24,26.

1. Infeksi yang bukan kehamilan

2. Perdarahan obstetrik, termasuk antepartum dan pascapersalinan.

3. Infeksi dalam kehamilan, terutama abortus septik dan sepsis puerperalis

4. Penyakit yang disebabkan bukan karena kehamilan (penyakit kronik atau

(35)

Pada tahun 1999, Kelima faktor diatas merupakan penyebab 85% terjadinya

kematian ibu di Afrika Selatan dan penyebab tunggal kematian maternal yang

paling umum di Afrika Selatan adalah AIDS.

Berdasarkan jenjang fasilitas pelayanan, penyebab kematian yang paling umum

adalah:3,5,6,11,24,26,28

1. Perdarahan obstetrik, khususnya perdarahan pasca persalinan, adalah

penyebab uatama kematian maternal di rumah sakit tingkat I (yaitu rumah

sakit kecil yang memiliki dokter umum namun tidak memiliki dokter spesialis

kebidanan yang bekerja penuh) atau di klinik-klinik yang tidak memiliki

dokter.29

2. Infeksi yang bukan disebabkan oleh kehamilan (terutama malaria, TBC atau

AIDS) merupakan penyebab kematian maternal di rumah sakit tingkat II

(memiliki dokter spesialis yang bekerja purna waktu).

3. Komplikasi hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab utama

kematian maternal di rumah sakit tingkat III (fasilitas kesehatan pusat rujukan

(36)

Skema 1,Kemungkinan Kematian ibu dalam persalinan56

Faktor-faktor penyebab kematian maternal yang dapat dihindarkan, dapat

dikelompokkan kedalam 3 kategori :11,24,25,26

1. Masalah yang berhubungan dengan pasien.

2. Masalah administratif.

3. Masalah yang berhubungan dengan petugas kesehatan.

Di Afrika Selatan, faktor-faktor penyebab kematian maternal yang dapat

dihindarkan akibat masalah yang berhubungan dengan pasien ditemukan pada

(37)

Administratif, dan lebih dari setengah pada masalah petugas kesehatan. Banyak

kasus kematian yang disebabkan oleh lebih dari satu faktor. Oleh sebab itu,

ketiga kategori di atas memang merupakan hal yang umum ditemukan pada

kasus kematian maternal.7,11,24,26,29,30

Dari faktor masyarakat atau pasien, faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya

gangguan kesehatan atau kematian adalah:25,26,29,30,31

1. Kurangnya komunikasi terhadap pasien tentang penyakitnya.

2. Tidak mendapat pelayanan antenatal.

3. Tidak mengenali tanda-tanda bahaya penting seperti sakit kepala yang

serius atau perdarahan pervaginam.

4. Tidak memperoleh pertolongan saat tanda-tanda bahaya muncul.

Masalah pasien paling umum yang berhubungan erat dengan terjadinya

kematian di Afrika Selatan maupun di banyak negara berkembang lainnya

adalah tidak adanya upaya mereka untuk mendapatkan pelayanan antenatal

atau baru berupaya mendapatkan pelayanan antenatal saat usia kehamilan

sudah lanjut dan mempunyai komplikasi.

Faktor-faktor administratif yang berkontribusi terhadap kematian maternal:7,24,25

1. Kurangnya jumlah petugas.

2. Kurang pelatihan klinik yang memadai.

(38)

4. Kurang tepatnya lokasi klinik dan rumah sakit yang baik terhadap

pemukiman masyarakat.

5. Tidak tersedianya unit perawatan intensif bagi pasien yang mengalami

komplikasi/morbiditas berat.

Faktor-faktor administratif adalah termasuk buruknya perencanaan dan supervisi

di bidang asuhan maternal, kurangnya penyediaan dana kesehatan bagi kaum

perempuan dan kurang tersedianya dana secara umum. Di daerah pedesaan,

persalinan sering ditangani oleh anggota keluarga yang tidak terlatih. Disinilah

letak pentingnya persalinan yang dibantu oleh petugas yang terampil dan

terdidik.1,3,5,7,11

Kinerja dan jumlah petugas, juga memberi kontribusi terhadap kematian

maternal karena:7,24

1. Dana tidak tersedia, sehingga persalinan tidak dilihat sebagai suatu prioritas.

2. Tidak tersedianya petugas terampil, disebabkan kurangnya jumlah petugas

yang pernah dilatih, perpindahan petugas dari unit pelayanan milik negara ke

unit pelayanan swasta.

3. Beberapa petugas yang tidak ingin bekerja jauh dari kota, atau di daerah

yang minim transportasi dan beberapa fasilitas umum penting misalnya,

(39)

Bila dikaitkan dengan pelatihan untuk perbaikan kinerja petugas, masalah yang

dihadap adalah:11,24,25

1. Rendahnya pendidikan dan pelatihan dasar tenaga kesehatan.

2. Selama di sekolah kedokteran, tidak mendapat banyak pengetahuan dan

keterampilan untuk asuhan maternal.

3. Tidak mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau mengikuti

kursus (tingkat lanjut) khusus bagi tenaga kesehatan.

4. Dokter spesialis kebidanan, dokter umum atau bidan terlatih tidak mau

tidak memiliki keterampilan untuk mengajarkan pengetahuan dan

keterampilan klinik kepada sejawat-sejawat junior mereka.

5. Petugas kesehatan yang telah mengikuti kursus tingkat lanjut sering

ditempatkan di lokasi / fasilitas yang tidak tepat.

6. Rotasi berkala petugas kesehatan mencegah mereka menjadi ahli atau

sangat pengalaman dalam asuhan maternal

Masalah transportasi dapat berkontribusi pada kematian maternal karena :7,11,24

1. Transportasi sering tidak tersedia saat akan merujuk pasien dari klinik

antenatal ke klinik / rumah sakit rujukan saat terjadi persalinan atau saat

tanda-tanda bahaya mulai terlihat.

2. Buruknya transportasi di daerah pedesaan dan malam hari.

(40)

4. Tidak tersedia atau tertundanya transportasi, disebabkan oleh kurangnya

kendaraan, kurangnya jumlah tenaga, atau karena skala prioritasnya kalah

dengan kasus gawat darurat lainnya.

5. Tidak tersedianya sarana komunikasi untuk mencari transportasi.

6. Sangat sulit menempuh perjalanan ke klinik atau rumah sakit pada daerah

konflik (sangat jarang).

Kurangnya sumberdaya menyebabkan tidak tersedianya fasilitas pelayanan

kesehatan yang baik, hal ini disebabkan oleh:7,24

1. Mahalnya biaya penyediaan klinik/rumah sakit yang terjangkau oleh semua

ibu hamil, khususnya di daerah pegunungan atau di daerah berpenduduk

jarang.

2. Klinik dan rumah sakit sering dibangun di tempat yang jauh dari lokasi

pemukiman masyarakat.

Tidak tersedianya Unit Rawat Intensif karena:7,24,26

1. Peralatannya mahal dan memerlukan pemeliharaan yang dilakukan oleh

petugas yang terampil dengan biaya pemeliharaan yang tinggi. Yang sering

terjadi adalah peralatannya ada tetapi tidak berfungsi baik.

2. Mahalnya biaya pengadaan petugas terlatih dan mengikuti pelatihan lanjutan

(41)

Akibatnya, unit perawatan intensif (ICU) sering tidak tersedia bagi perempuan

dalam keadaan morbiditas berat. Tercatat 66% pasien yang dirawat di ICU

adalah wanita post partum.32

Petugas kesehatan dapat pula menjadi masalah bagi pasien, diantaranya

adalah:7,11,25

1. Kelalaian atau penyediaan pelayanan di bawah standar (mereka tahu apa

yang harus dilakukan namun tidak mampu melakukannya).

2. Honest errors (kesalahan penanganan pasien).

3. Kurangnya pelatihan yang sesuai (tidak tahu harus berbuat apa).

Masalah terbesar yang sering dilakukan para petugas kesehatan termasuk:7,25,30

1. Tidak mampu mengenali masalah klinik dari suatu penyakit.

2. Terlambat atau tidak melakukan rujukan sama sekali.

3. Tidak mengikuti protokol standar.

4. Kurangnya pemantauan yang memadai bagi pasien rawat inap.

Masalah administratif seperti kurangnya jumlah petugas kesehatan dan

melonjaknya jumlah pasien, sering menyebabkan timbulnya masalah baru bagi

(42)

Faktor kelalaian, malas dan kurang perhatian merupakan masalah yang

sangat kompleks yang dipengaruhi oleh sikap seseorang di rumah, tengah

masyarakat, sekolah, perguruan tinggi atau tempat kerja.

Masalah sosial dan lingkungan juga mempengaruhi bagaimana petugas

kesehatan berhubungan dengan pekerjaan dan pasien. 25,30

Honest error merupakan kesalahan yang dibuat dalam penanganan pasien

dimana petugas kesehatan telah melakukan tugas mereka sebaik - baiknya

namun ternyata diagnosa maupun perawatan yang diberikan kurang atau tidak

tepat, dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian maternal. Honest error

sering terjadi akibat melonjaknya jumlah pasien dan kurang memadainya jumlah

petugas kesehatan. Contoh kasus “honest error” misalnya, lupa untuk

memasukkan observasi penting ke dalam partograf atau lupa untuk memberikan

vitamin K pada bayi baru lahir.1,7,25

KLASIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN

PENYEBAB UTAMA KEMATIAN MATERNAL7,11,24,25,26

Klasifikasi umum:

1. Abortus

a. Abortus septik.

b. Cedera uterus.

(43)

3. Perdarahan antepartum

a. Solusio plasenta.

b. Solusio plasenta pada hipertensi dalam kehamilan

c. Plasenta previa.

4. Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK)

a. Hipertensi kronis.

b. Hipertensi disertai proteinuria.

c. Eklampsia.

d. Sindroma HELLP.

e. Ruptura hepatik

5. Infeksi kehamilan

a. Ketuban pecah dini dengan korioamnionitis.

b. Selaput ketuban tak jelas robek tetapi terjadi korioamnionitis.

c. Sepsis puerperalis pascapersalinan normal.

d. Sepsis puerperalis pascaseksio.

6. Infeksi non-kehamilan

a. AIDS.

b. Pneumonia.

c. Tuberkulosis.

d. Endokarditis bakterialis

e. Pyelonefritis.

(44)

7. Penyakit yang sudah diderita sebelum hamil

a. Penyakit jantung (misalnya: penyakit jantung rematik)

b. Penyakit endokrin (misalnya: diabetes)

c. Penyakit sistem syaraf pusat (misalnya: epilepsi)

d. Penyakit otot-rangka (misalnya: kifoskoliosis)

8. Perdarahan postpartum (nifas)

a. Sisa plasenta.

b. Atonia uteri

c. Ruptura uteri

d. Inversio uteri

9. Komplikasi anestesi (anaesthetic complication)

10. Emboli

11. Acute collapse – penyebab tidak diketahui

12. Penyebab non-obstetrik

a. Kecelakaan kendaraan bermotor.

b. Penganiayaan.

c. Bunuh diri.

PENYEBAB AKHIR KEMATIAN MATERNAL

1. Syok hipovolemik

2. Syok septik

3. Gagal napas (respiratory failure).

(45)

5. Gagal ginjal (renal failure).

6. Gagal hati (liver failure).

7. Komplikasi serebral (cerebral complication)

8. Koagulasi intravaskuler diseminata (DIC).

9. Kegagalan multifungsi (multiorgan failure).

B. NYARIS MATI MATERNAL (MORBIDITAS BERAT)

Nyaris mati maternal terjadi saat seorang wanita mengalami komplikasi berat

dan hampir meninggal. Faktor penyebab yang dapat dihindarkan pada kasus

“nyaris mati” ini biasanya sama dengan faktor-faktor yang menyebabkan

kematian maternal. Kenyataanya, terdapat lebih banyak kasus “nyaris mati” dari

pada kematian maternal di fasilitas pelayanan kesehatan.

Sebagaimana halnya dengan audit penyebab kematian maternal yang telah

dilakukan, audit kasus “nyaris mati” juga berguna dalam mengenali faktor -faktor

penyebab yang dapat dihindarkan dan pelayanan dibawah standar.15,32

Defenisi nyaris mati berbeda –beda disetiap negara dan tidak ada yang bisa

dipakai secara universal. Di Benin, definisi nyaris mati adalah komplikasi

obstetrik yang berat dan mengancam keselamatan jiwa yang memerlukan

intervensi medik segera untuk mencegah kematian yang sudah diambang

(46)

ini karena penelitian tersebut terfokus pada kondisi akut yang dapat mengancam

keselamatan jiwa ibu.15

Di Afrika Barat menggunakan istilah berikut untuk pengkajian kasus: “setiap

wanita yang selamat (baik secara kebetulan atau sebagai hasil upaya

asuhan kesehatan yang diterimanya) dari kondisi yang secara mendadak

dapat mengancam keselamatan jiwa ibu hamil atau baru melahirkan

(hingga 6 minggu pascapersalinan)”.32

Di Afrika Selatan definisi nyaris mati sebagai berikut: “perempuan dengan

kondisi yang sangat parah sehingga dipastikan akan meninggal dan hanya

terselamatkan oleh nasib baik atau adanya asuhan yang adekuat”. 16,32

Di Morocco (pada seminar International) : setiap wanita hamil atau baru

melahirkan ataupun abortus dapat diselamatkan akibat penanganan di rumah

sakit yang adekuat.7

Tidak ada batasan yang pasti tentang morbiditas berat atau nyaris mati. Yang

penting adalah bahwa batasan yang dibuat harus sesuai dengan kondisi

setempat dan konsepnya cukup jelas untuk dipakai dalam upaya perbaikan

asuhan maternal.12,13,17

Pada beberapa referensi disebutkan salah satu atau kombinasi dari tiga jenis

(47)

obstetrik yang dapat mengancam kehidupan atau kejadian nyaris mati.

Pendekatan dan definisi tersebut didasarkan pada (a) manajemen, (b) gejala

dan tanda-tanda klinik, dan (c) sistem organ. Masih terdapat banyak

pendekatan yang sesuai untuk proses kajian dan membuat definisi tetapi yang

paling utama adalah pilih salah satu yang paling sesuai dengan kepentingan

setempat.12,17,19

B.1.

Defenisi berdasarkan manajemen (penatalaksanaan)

Keuntungan utama definisi ini ialah kesederhanaannya dan kemudahan untuk

koleksi data karena hanya membutuhkan satu jenis registrasi saja. Selain itu,

definisi ini dapat mencakup kondisi medik non-obstetrik yang dapat berlanjut

hingga mengancam keselamatan jiwa dan berakhir dengan kematian (misalnya

perdarahan otak dan hepatitis). Keterbatasannya adalah unit perawatan intensif

hanya mampu mengidentifikasi bagian tertentu dari kondisi yang mengancam

kehidupan.33,34.

Di Perancis, hampir sebagian besar kematian maternal terjadi di unit perawatan

intensif, sedangkan di Inggris, hanya sepertiga kasus kematian maternal yang

mendapat perawatan intensif. Kriteria untuk masuk di unit perawatan intensif

mempunyai kisaran variasi yang cukup lebar untuk antar negara, rumah sakit

dan klinisi. Kapasitas dan lokasi unit rawat intensif juga akan mempengaruhi

jumlah penderita yang masuk di unit ini. Definisi tentang unit perawatan intensif

(48)

beberapa rumah sakit mungkin saja tidak memiliki unit tersebut. Karena

banyaknya variasi tersebut maka pembandingan antar fasilitas harus diartikan

secara hati-hati.33,34

Kriteria manajemen mempunyai kelemahan yang sama dengan kriteria masuk di

unit perawatan intensif karena indikasi penggunaannya tidak distandarkan dan

berbeda menurut kondisi masing-masing fasilitas,16,32

Salah satu indikator maternal morbiditi adalah perawatan ICU. Kriteria atau

indikator untuk masuk ICU berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan di Kanada

menyebutkan bahwa karakter pasien yang masuk ICU lebih banyak pada wanita

muda, multipara, post partum, dan beberapa penyakit yang sudah diderita

sebelumnya seperti jantung, asma, hipertensi kronik. 5 penyebab utama pasien

masuk ICU adalah :

1. Perdarahan

2. Hipertensi

3. Penyakit jantung

4. Komplikasi pernafasan

5. Infeksi

Perdarahan hampir semuanya disebabkan oleh perdarahan post partum,

termasuk oleh atonia uteri, laserasi, retensio plasenta, dan koagulopati berat.

(49)

HELLP Syndrome. Penyakit jantung misalnya karena kelainan katup,

kardiomiopati, dan anemia. Pada sistem pernafasan disebabkan oleh edema

paru dan asma. Penyebab infeksi terbanyak adalah pielonefritis dan

korioamnionitis.25

Di Nigeria alasan pasien masuk ICU pada pasien obstetri adalah preeklampsi

dan eklampsi dengan komplikasinya edema paru, kejang, pneumonia, dan koma,

yang kedua adalah perdarahan dan disusul dengan sepsis.11

B.2. Defenisi berdasarkan tanda-tanda dan gejala klinik

Definisi berdasarkan tanda-tanda dan gejala klinik dibangun dari diagnosis dan

komplikasi obstetrik dan cenderung akan terfokus pada penyebab utama

kematian maternal, seperti misalnya perdarahan, hipertensi dan sepsis. Cara

pendekatan ini mudah diinterpretasikan oleh klinisi ataupun non-klinisi, terutama

kondisi yang ada merupakan cerminan dari penyebab utama terjadinya

kematian. Di banyak negara berkembang, data tentang diagnosis berbagai

komplikasi, relatif mudah untuk diperoleh.34

Bagaimanapun, membuat definisi berdasarkan tanda-tanda dan gejala berbagai

komplikasi, bukanlah hal yang mudah. Untuk itu, diperlukan konsensus dari para

klinisi tentang kriteria kisaran ringan-beratnya komplikasi, yang mungkin sulit

untuk segera disepakati karena para klinisi lebih percaya referensi dan

(50)

profesional dalam alur membuat diagnosis. Akhirnya, kriteria juga harus disusun

dari ketersediaan informasi untuk ekstraksi dan verifikasi data.23,34

Kerugiannya adalah kurang spesifik dalam mengidentifikasikan kasus nyaris

mati.22

B.3.

Defenisi berdasarkan sistem organ

Cara pendekatan yang menarik untuk definisi nyaris mati adalah dengan sistem

organ. Perempuan dengan kegagalan atau disfungsi organ (misalnya, gagal

ginjal atau dekompensasi kordis) dalam/selama 6 minggu setelah melahirkan,

tampaknya akan meninggal bila tidak mendapat asuhan yang sangat adekuat.

Contoh, perdarahan akan sangat mengancam kehidupan bila berlanjut menjadi

gangguan vaskuler (hipovolemia), ginjal (oliguria) atau hematologi ( gangguan

koagulasi darah). Infeksi dapat mengakibatkan hal yang fatal bila mengganggu

sistem pernapasan (misalnya, edema pulmonum), imunologik atau gangguan

serebral.32

Definisi nyaris mati dijelaskan sebagai keadaan dimana pasien mengalami

gangguan fungsi organ apabila tidak mendapatkan perawatan dapat

menyebabkan kematian.1

Definisi berdasarkan sistem organ lebih mendekati definisi yang sebenarnya dari

komplikasi yang mengancam kehidupan atau nyaris mati karena hanya kondisi

(51)

menyingkirkan beberapa kelemahan cara pendekatan lainnya karena

bagaimanapun, kriteria kegagalan atau disfungsi organ juga tergantung dari

penatalaksanaan (misalnya: penanganan di unit perawatan intensif dan

histerektomi gawat darurat) yang diberikan. Sebagai tambahan, cara diagnosis

menggunakan kegagalan organ tidak membutuhkan teknologi canggih

(misalnya peralatan saturasi oksigen) yang mungkin tidak tersedia di rumah sakit

negara-negara berkembang.32,34

Kehamilan bagian dari rangkaian diantara sehat dan sakit. Sehat dan sakit

selama kehamilan merupakan bagian dari rangkaian antara kedua ujung yang

ekstrim yaitu normal dan kematian. Pada rangkaian ini, kehamilan mungkin

tanpa komplikasi, disertai komplikasi (morbiditas), komplikasi berat (morbiditas

berat) atau terancamnya keselamatan jiwa, perempuan yang terancam

keselamatan jiwanya, mungkin akan sembuh, mengalami kecacatan temporer

atau menetap atau meninggal dunia.

Oleh karena itu, kondisi nyaris mati, dapat saja merupakan 1 diantara 2

kemungkinan luaran dari komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa, yaitu

pulih kembali dan menjadi nyaris mati atau tidak terselamatkan atau menjadi

(52)

Wanita dengan

mengancam jiwa dan penyakit yg berat

Insiden keadaan nyaris mati Maternal Mortality Rate (MMR)

Resiko Kematian Maternal Case Fatality Rates

Insiden maternal

Skema 2. Konsep evaluasi safe motherhood (Filipp I 1995)

Kriteria nyaris mati maternal didasarkan pada frekuensi, sumberdaya di setiap

negara, dan kualitas rekam medik. Definisi dari masing-masing negara

disempurnakan melalui lokakarya internasional. Dicapai konsensus untuk

gambaran klinik utama 5 komplikasi pada kejadian nyaris meninggal: hipertensi

(53)

C. KAJIAN KEMATIAN MATERNAL DI FASILITAS KESEHATAN

Kajian kematian di fasilitas kesehatan adalah analisis tentang investigasi

kualitatif. Hal ini merupakan penelusuran faktor-faktor yang dapat menjelaskan

mengapa kematian terjadi dalam sistem pemeliharaan kesehatan dan institusi

pelayanan. Upaya perbaikan yang harus dilakukan adalah perbaikan asuhan

maternal dan hal ini membutuhkan informasi dari masyarakat.35

Pada umumnya hanya sebagian kecil kematian maternal terjadi di fasilitas

kesehatan, dan hal ini tidak memberikan gambaran menyeluruh dari seluruh

populasi. Perlu disadari ada perbedaan kematian maternal yang terjadi di rumah

dengan yang terjadi di fasilitas kesehatan. Di Nepal, penyebab utama kematian

maternal di rumah sakit adalah eklampsia, sedangkan di masyarakat disekitar

wilayah kerja rumah sakit adalah perdarahan. Secara tak langsung, perbedaan

ini mengungkapkan realita tentang banyaknya ibu yang mengalami perdarahan

hebat sebelum ia memperoleh pertolongan di rumah sakit.36,37

Jenjang dalam melaksanakan kajian kematian maternal:

1. Kajian terhadap setiap kasus kematian maternal di fasilitas

Di sebagian besar sistem kesehatan, telah tersedia cara/praktik terbaik untuk

mengkaji setiap kasus kematian maternal yang terjadi di fasilitas kesehatan

melalui pertemuan kelompok diberbagai disiplin keilmuan. Hal ini bertujuan

untuk mendapatkan proses pembelajaran yang diperoleh dari

(54)

tempat tersebut agar pasien berikutnya memperoleh manfaat dari hasil kajian

tersebut.

Keterlibatan dari semua pihak yang terlibat (obstetrikus, bidan, perawat, ahli

patologi, ahli anestesi) dapat menjamin adanya pengembangan atau

perbaikan protokol tatalaksana secara multi disipliner, membangun

kebersamaan dan klarifikasi area tanggung jawab diantara para

petugas.35,38,39

2. Memasukkan morbiditas berat dalam kajian

Walaupun ada fasilitas dengan sedikit jumlah kasus kematian, bukan berarti

bahwa fasilitas tersebut tidak memerlukan proses pengkajian karena upaya

untuk melakukan perbaikan asuhan atau pelayanan kesehatan tetap harus

dijalankan. Untuk kasus tersebut diatas, proses kajian memerlukan modifikasi

tersendiri sehingga dapat difokuskan pada hal-hal yang mudah diakses tetapi

tetap memberi makna terhadap kualitas pelayanan. Salah satu contoh adalah

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU

Penelitian ini dilakukan di fasilitas Rumah sakit Dr.Pirngadi Medan selama satu

tahun mulai 1 januari 2007 sampai dengan 31 desember 2007.

B. POPULASI PENELITIAN

Populasi Penelitian ini adalah seluruh kematian maternal dan nyaris mati

maternal yang berada di fasilitas Rumah sakit Dr.Pirngadi Medan Sebagai

Rumah sakit Rujukan.

C. BESAR SAMPEL

Jumlah Kematian maternal dan Nyaris mati maternal di Rumah Sakit Dr.Pirngadi

Medan Selama kurun waktu 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2007.

D. RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan secara cross sectional di fasilitas Rumah Sakit

Dr.Pirngadi Medan sebagai rumah sakit rujukan, dengan menggunakan formulir

WHO yang dimodifikasi menurut kebutuhan di Indonesia. Data yang diperoleh

dicatat dalam formulir penelitian dan dianalisa secara statistik dengan uji

Chi-square dan Fischer’s Exact Test dengan menggunakan perangkat SPSS

(56)

E. KERANGKA OPERASIONAL PENELITIAN

5. Evaluasi dan penyempurnaan

4. Rekomendasi

dan tindak lanjut 3. Analisis Temuan 2. Pengumpulan

data dan wawancara 1. Identifikasi

(57)

F. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Karakteristik Individu Umur

Pendidikan Pekerjaan

Karakteristik paritas dan riwayat ANC

Karakteristik sumber dana yang digunakan

Karakteristik proses rujukan

Karakteristik kasus perdarahan

Karakteristik kasus preeklampsi berat dan eklampsi

Karakteristik infeksi post-partum

(58)

G. BATASAN OPERASIONAL

1. Kematian maternal adalah kematian wanita yang terjadi selama masa

kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa

melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh setiap penyebab yang

berhubungan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau

penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau insidental (faktor

kebetulan)

2. Nyaris mati maternal adalah komplikasi obstetrik yang berat dan

mengancam keselamatan jiwa berupa: Perdarahan ,Preeklampsi ataupun

eklampsi dan Infeksi post partum yang memerlukan intervensi medik

segera untuk mencegah kematian yang sudah diambang pintu. • Preeklampsi berat dan Eklampsi

Kriteria : Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih dengan

proteinuria >+2 sejak 20 minggu kehamilan

Atau Tekanan darah diastolik > 90 mmHg dengan proteinuria >+2 dan

dijumpai oligouria (< 30 ml/jam dalam waktu 2 jam), gangguan

penglihatan , nyeri epigastrium, Trombositopenia < 100.000/mm3,

edema paru.

Eklampsi

Kejang sewaktu hamil sejak kehamilan 20 minggu ataupun 10 hari

post partum disertai hipertensi (TD ≥ 170/110), proteinuria ≥ + 2,

(59)

Hellp sindrome

Hemolisis: peningkatan konsentrasi total bilirubin (≥ 20.5 µmol/l),

peningkatan SGOT(≥ 70 U/l) ataupun Peningkatan SGPT (≥ 70 U/L)

dan Trombositopenia (< 100.000/mm3).

Perdarahan

Perdarahan ante, intra dan post partum dengan volume 1000 ml atau

lebih dan tekanan sistolik kurang 90 mmHg serta nadi lebih dari 100

x/i, dengan Hb ≤ 7 gr% atau dengan transfusi > 4 unit darah ataupun

lebih.

Infeksi post partum

Demam sewaktu datang ke rumah sakit atau Instalasi gawat darurat

atau dalam perawatan rumah sakit setelah melahirkan dengan

temperatur (> 380 C), frekuensi nadi > 100 x/i, frekuensi pernafasan >

24 x/i dan jumlah lekosit darah > 17.000/mm3 serta kultur darah dan

swab yang positif.

Sepsis Berat

Gangguan fungsi organ misalnya : gagal ginjal akut , hipoperfusi

misalnya : asidosis laktat, oliguria dan perubahan kesadaran.

(60)

3. Formulir untuk pengumpulan data

Data akan dikumpulkan berdasarkan beberapa formulir yang

dimodifikasi dari dibalik angka menurut WHO sesuai kebutuhan di

Indonesia yaitu:

Formulir kematian maternal dan nyaris mati maternal

Otopsi verbal terhadap kasus–kasus nyaris mati maternal melalui

wawancara langsung pada penderita kepada suami, keluarga atau saudara

terdekat yang mengetahui keadaan pasien, dan kasus kematian maternal

ditujukan kepada suami dan keluarga terdekat pasien yang mengetahui

keadaan pasien mengenai kematian selama periode penelitian, dan dengan

(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian nyaris mati maternal dan

kematian maternal di RSUD Dr Pirngadi medan selama 1 tahun (1 Januari

2007 – 31 Desember 2007) diteliti melalui beberapa aspek karekteristik :

1. Karakteristik Perbandingan responden berdasarkan umur, pendidikan,

dan pekerjaan pada kasus nyaris mati dengan kasus mati.

Nyaris

Dari tabel 1 di atas bahwa umur yang paling banyak kasus nyaris mati

adalah usia di atas 30 tahun 78 orang (50,6%) sedangkan kasus mati

5 orang (62,5%), dari uji statistik dengan uji Chi Square maka di dapatkan

p = 0,453 (p>0,05) tidak ada perbedaan yang bermakna antara kasus

(62)

paling banyak kasus nyaris mati adalah SLTA 60 orang (39,4%),

sedangkan kasus mati di dapati pada tingkat SD 4 orang (50%). Dari uji

statistik dengan uji Chi Square maka didapatkan p = 0,289 (p > 0,0) tidak

ada perbedaan yang bermakna antara kasus nyaris mati dan mati

terhadap tingkat pendidikan, dari pekerjaan IRT kasus nyaris mati

148 orang (96,1%), kasus mati 6 orang (75%). Dari uji statistik uji Chi

Square maka di dapatkan p = 0,001 (p < 0,05) maka terdapat perbedaan

yang bermakna antara kasus nyaris mati dan mati dari jenis pekerjaan

yaitu IRT.

Dapat dijelaskan bahwa para ibu yang datang Ke IGD RS Dr. pirngadi

dalam keadaan morbiditas berat, hal ini dipegaruhi oleh: umur > 30

dengan paritas Grande Multi garavida yang terbanyak kasus mati

sebanyak 4 orang dan Multi Gravida sebanyak 2 orang, dan tingkat

pendidikan SD yang paling banyak pada kasus kematian, sedangkan dari

jenis pekerjaan yang terbanyak adalah IRT.

Hasil penelitian Arika 2006 bahwa kelompok umur > 30 tahun yang

tertinggi kasus nyaris mati dan mati 50 orang (53,2%) dari tingkat

pendidikan 50 orang (53,2%) dari kasus nyaris mati dan mati tingkat

pendidikan SMA, sedangkan pekerjaan IRT yang banyak mengalami

(63)

Menurut Al-Meshari A dkk 1995, kematian maternal berpengaruh

terhadap yang berpendidikan yaitu 23% sedangkan yang tidak bersekolah

77% berpengaruh terhadap kematian maternal di Saudi Arabia.39

Menurut Mc Garthy 1992, kerangka konseptual untuk menganalisa

determinan kematian ibu yang paling jauh adalah pendidikan dan

pekerjaan, sedangkan determinan antara yaitu status kesehatan, status

reproduksi (umur, paritas, status marital), akses terhadap pelayanan

kesehatan, perilaku terhadap pelayanan kesehatan dan yang paling dekat

dengan kesakitan adalah: kehamilan, persalinan dan komplikasinya.(Dikutip

dari Manuaba IBG)

2. Karakteristik perbandingan responden berdasarkan paritas dan riwayat

ANC pada kasus nyaris mati dan kasus mati.

(64)

Dari tabel 2 diatas paritas dengan multigravida yang banyak kasus nyaris

mati 64 orang (41,6%), sedangkan grande multigravida yang banyak pada

kasus mati 4 orang (50%). Dari uji statistik dengan uji Chi Square maka

didapatkan p = 0,05 maka didapatkan perbedaan yang bermakna antara

kasus nyaris mati dan mati dari paritas tertentu, terutama pada grande

multigravida.

Sedangkan riwayat yang tidak pernah ANC kasus nyaris mati 39 orang

(25,3%), sedangkan yang tidak pernah ANC kasus mati 4 orang (50,0%).

Dari uji statistik dengan uji Chi Square maka didapatkan p = 0,045 (p <

0,05) maka didapatkan kasus nyaris mati dan mati dengan riwayat ANC

yang tidak pernah yang paling banyak menyebabkan kasus nyaris mati

maternal dan kematian maternal.

Menurut Al-Meshari dkk 1995 di Saudi Arabia, maternal mortality rate

pada kehamilan kedua sampai ke 6 angkanya hampir sama(10,3 - 11,6)

dengan bertambahnya kehamilan mulai 7 sampai dengan > 10 angka

maternal mortaliti rate akan semakin tinggi yaitu 83,5.39

Menurut Manuaba, melalui strategi pendekatan resiko ibu hamil lanjut

dengan paritas tinggi disertai tekanan darah tinggi mempunyai resiko

tinggi sehingga mungkin mendapatkan kesulitan pada kehamilan dan

(65)

tergambar pada pilar II. Asuhan antenatal bertujuan kalau mungkin

mencegah komplikasi serta memastikan agar setiap komplikasi kehamilan

dapat di deteksi dini dan di tangani secara benar.(Dikutip dari Manuaba IBG)

3. Karakteristik perbandingan sumber dana responden pada kasus nyaris

mati dan kasus mati

Nyaris

Dari tabel 3 diatas berdasarkan sumber dana yang digunakan ASKESKIN

nyaris mati 116 orang (75,3%) yang mati 5 orang (62,5%). Dari uji statistik

dengan uji Chi Square maka didapatkan p = 0,649 (p > 0,05) maka

didapatkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kasus nyaris mati

dan mati terhadap sumber dana. Dapat diambil kesimpulan bahwa

sebagian besar yang datang ke fasilitas rujukan adalah menggunakan

ASKESKIN.

Menurut penelitian Hendry Dedi 2006 di rumah sakit M Djamil Padang

2000 – 2006, gambaran angka kematian ibu, sebagian besar pemegang

(66)

Menurut penelitian Khosal Lenny 1 Januari 2005 – 31 Desember 2006 di

dapatkan 1635 persalinan sebanyak 771 (46,6%) Ibu pemegang kartu

ASKESKIN adalah sebagai kasus sedangkan Persalinan Umum dan

ASKES sebanyak 882 (53,4%) Sebagai Kontrol, terdapat peningkatan

Peserta ASKESKIN yang dilayani di RS Wahidin Sudirohusodo pada

(67)

4. Karakteristik perbandingan proses rujukan responden antara kasus mati dan

(68)

Respon 2a <10 menit >10 menit

8. Pemeriksa 1b Bidan

a. Uji Fischer’s Exact Test b. Uji Chi-Square

* : Signifikan

Dari tabel 4, proses rujukan responden yaitu lama rembukan keluarga

sebelum ke fasilitas kesehatan pada rembukan < 1 jam pada kasus nyaris

mati 82 orang (53,2%) dan kasus mati dengan rembukan > 1 jam 7 orang

(87,5%). Dari uji statistik dengan uji Fischer’s Exact Test maka didapatkan

p = 0,027 (p < 0,05) maka didapatkan perbedaan yang bermakna

antara kasus nyaris mati dan mati pada rembukan < 1 jam dan > 1 jam,

hal ini dipengaruhi oleh keadaan ibu dengan keadaan morbiditas berat

dengan rembukan < 1 jam saja sudah menyebabkan nyaris mati

kemudian apalagi dengan rembukan > 1 jam hal ini akan berpengaruh

(69)

Dari proses rujukan responden pada TPT penanganan di bidan kasus

nyaris mati 68 orang (44,2%) dan kasus mati 7 orang (87,5%). Dari uji

statistik dengan uji Chi Square maka didapatkan p = 0,048 (p < 0,05)

maka didapatkan perbedaan yang bermakna antara kasus nyaris mati

dan mati pada TPT penanganan bidan, klinik dan RS.

Dapat dijelaskan bahwa sebelum sampai ke RS Pirngadi sebahagian

besar pada kasus nyaris mati dan mati sudah ditangani dibidan,

kemungkinan beberapa kasus dijumpai keterlambatan merujuk, sehingga

hasil akhirnya terjadi kematian maternal.

Pada proses rujukan responden dari alat transportasi dengan becak kasus

nyaris mati 97 orang (63%) dan kasus mati 6 orang (75,0%). Dari uji

statistik dengan uji Chi Square maka didapatkan p = 0,788 (p > 0,05)

maka tidak ada perbedaan yang bermakna antara kasus nyaris mati dan

mati dari penggunaan alat transportasi meminjam mobil , taksi dan becak.

Pada proses rujukan responden berdasarkan jarak 1 < 2 km kasus nyaris

mati 105 orang (98,1%) dan jarak > 2 km kasus mati 6 orang (75,0%).

Dari uji statistik dengan uji Fischer’s Exact Test maka didapatkan p =

0,012 (p < 0,05) maka didapatkan perbedaan yang bermakna antara

kasus nyaris mati dan mati berdasarkan jarak 1 di bawah 2 km dan di atas

Gambar

Tabel IV.10.Diagnosa akhir kasus kematian maternal………………………… 61
gambaran klinik utama 5 komplikasi pada kejadian nyaris meninggal: hipertensi

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun perpustakaan bermanfaat sebagai salah satu sumber belajar untuk semua mata pelajaran (termasuk pelajaran sejarah), namun dalam kenyataan ada kecenderungan

Vol. 2, Desember 2017 109 Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencoba menggali lebih dalam tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

Personalisasi reward dalam penelitian ini masih terbatas karena menggunakan Finite State Machine yang perilakunya terbatas, sehingga jika dimainkan berulangkali maka

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang