PENGARUH RADIO TERHADAP SIKAP MAHASISWA
(Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM
Terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Diajukan Oleh:
YESSI OKTAVIANA
080922025
PROGRAM EKSTENSI DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Pengaruh Radio Terhadap Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM Terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU). (Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap bermusik mahasiswa Fakultas Sastra USU. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori S-O-R).
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Sejauhmana pengaruh program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap bermusik mahasiswa Fakultas Sastra USU”.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Sastra USU program S1 dari stambuk 2006 hingga 2009 dari empat Departemen, dengan jumlah populasi sebesar 752 orang. Dari data populasi ini, kemudian diambil sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan pesisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, sehingga diperoleh sampel sebanyak 88 orang. Untuk
menentukan jumlah sampel disetiap Departemen, maka digunakan teknik Proportional Stratified Sampling dan menggunakan teknik pemilihan sampel Purposive Sampling.
Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan diantara dua variabel atau lebih, atau hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, serta sumber yang relevan dan mendukung, dan melakukan penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kue sioner. Data yang diperoleh dari hasil
penelitian dianalisis dengan bentuk analisa tabel tunggal dan uji hipotesis melalui rumus korelasi rank-order (Spearman’s Rho Rank-Order Correlations) dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and System Solution) versi 16.0.
Dari uji hipotesis, maka diperoleh hasil rs adalah 0.461. Berdasarkan skala
Guilford. Hal ini menunjukkan hubungan kedua variabel cukup berarti. Maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa.
Melihat hubungan cukup berarti antara program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap bermusik mahasiswa, ini berarti bahwa program acara Akustar cukup berpengaruh dalam menumbuhkan keinginan dan sikap bermusik
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada peneliti, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Radio Terhadap
Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Akustar di
Radio Star FM Terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra
USU)”.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga ku persembahkan kepada orang
tua ku tercinta, Ayahanda H. Chairizal dan Ibunda Hj. Yulidar, yang selalu dan
akan selalu menjadi orang terpenting dalam hidup penulis, atas semua cinta, kasih
sayang, do’a, nasehat dan motivasinya. Juga kepada kakak-kakak ku Selfitrida
A.Yani,MS, Zulfrida, S.KM, Chairian, S.Pd, atas segala dukungan, bantuan dan
motivasinya, juga kepada abang-abang ku bang Dayat, dan bang Arsal atas
bantuan dan dukungannya, serta ponakan-ponakan ku tersayang atas tawanya
setiap hari.
Tidak lupa pula pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sekaligus Dosen
pembimbing yang banyak memberikan bimbingan, masukan, dan
baru yang diberikan kepada peneliti, semua itu sangat berarti bagi
peneliti.
3. Bapak Humaizi, MA selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
4. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, MA selaku Dosen Wali
5. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, khususnya para Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, terima
kasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan
6. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, Msi, Kak Cut dan Kak Maya dan Kak Ros
yang selalu ada di Departemen yang membatu peneliti dalam urusan
administrasi.
7. Kepada teman-teman seperjuangan, Isma, Lucy, Una, Indah, Wardah,
Fitri, Vina, bang Ezwar, atas waktu, dukungan dan bantuan dalam
pengerjaan skripsi ini dan untuk teman-teman Ekstensi stambuk 2008.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi yang membacanya.
Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah
diberikan semua pihak.
Medan, Juni 2010
Peneliti
DAFTAR ISI
ABTRAKSI... ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
I.1. Latar Belakang ...1
I.2. Perumusan Masalah ... 6
I.3. Pembatasan Masalah ... 6
I.4. Tujuan Penelitian ... 6
I.5. Manfaat Penelitian ... 7
I.6. Kerangka Teori ... 7
I.6.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 8
I.6.2. Teori S-O-R ... 9
I.6.3. Radio ... 11
I.6.4. Komunikator ... 12
I.6.5. Efek Komunikasi Massa ... 14
I.6.6. Sikap ... 15
I.7. Kerangka Konsep ... 16
I.8 . Model Teoritis ... 17
I.9. Operasional Variabel ... 18
I.10. Defenisi Operasional Variabel ... 19
BAB II : URAIAN TEORITIS ... 24
BAB III : METODELOGI PENELITIAN ... 50
III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 50
III.1.1. Sejarah Radio Star FM ... 50
III.4. Teknik Penarikan Sampel... 63
III.6. Teknik Analisis Data... 65
III.6.1. Analisis Tabel Tunggal ... 65
III.6.2. Uji Hipotesis ... 66
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 68
IV.1. Pengantar ... 68
IV.2. Teknik Pengolahan Data ... 69
IV.3. Analisis Tabel Tunggal ... 70
IV.3.1. Analisa Data Karakteristik Responden ... 70
IV.3.2. Program Acara Akustar di Radio Star FM ... 73
IV.3.3. Sikap Bermusik ... 89
IV.3.4. Sikap/Penilaian Terhadap Stasiun Radio ... 96
IV.4. Uji Hipotesa ... 102
IV.5. Pembahasan ... 104
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 106
V.1. Kesimpulan ... 108
V.2. Saran... 111
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Operasional variabel ... 18
Tabel 2 Populasi Mahasiswa Fakultas Sastra USU ... 61
Tabel 3 Populasi Mahasiswa Tiap Departemen ... 64
Tabel 4 Jumlah Populasi / Departemen Responden ... 71
Tabel 5 Angkatan Responden ... 72
Tabel 6 Jenis Kelamin Responden ... 73
Tabel 7 Mendengar Program Acara Akustar ... 74
Tabel 8 Intensitas Mendengar ... 75
Tabel 9 Frekuensi Mendengar ... 76
Tabel 10 Penyiar Komunikatif Dalam Membawakan Program Acara Akustar ... 77
Tabel 11 Penyiar Berinteraksi Dengan Pendenngar ... 78
Tabel 12 Penyiar Menarik Dalam Membawakan Program Acara Akustar ... 79
Tabel 13 Keahlian Penyiar Dalam Membawakan Program Acara Akustar ... 80
Tabel 14 Lagu Ciptaan Anak Muda Medan ... 81
Tabel 15 Kesesuaian Makna Pesan ... 82
Tabel 16 Pemahaman Terhadap Bahasa yang Dipergunakan Penyiar ... 83
Tabel 17 Kemampuan Dalam Menangkap dan Mengerti Makna Pesan ... 84
Tabel 18 Kepercayaan Terhadap Isi Materi ... 85
Tabel 19 Ketetapan (Consistency) Terhadap Makna Pesan ... 86
Tabel 20 Waktu/Jadwal Program Acara Akustar ... 87
Tabel 22 Perhatian Terhadap Program Acara Akustar ... 89
Tabel 23 Senang Dengan Adanya Program Acara Akustar ... 90
Tabel 24 Suka Dengan Adanya Program Acara Akustar ... 91
Tabel 25 Puas Dengan Pesan Atau Informasi ... 92
Tabel 26 Program Acara Dapat Menambah Pengetahuan ... 93
Tabel 27 Program Acara Efektif Mempengaruhi Sikap... 94
Tabel 28 Penilaian Terhadap Program Acara... 95
Tabel 29 Sikap Terhadap Stasiun Radio KISS FM ... 96
Tabel 30 Sikap Terhadap Stasiun Radio STAR FM ... 97
Tabel 31 Sikap Terhadap Stasiun Radio MOST FM ... 98
Tabel 32 Sikap Terhadap Stasiun Radio VISI FM ... 99
Tabel 33 Sikap Terhadap Stasiun Radio SMART FM ... 100
Tabel 34 Sikap Terhadap Stasiun Radio MIX FM ... 101
DAFTAR GAMBAR
Gambar Teori S-O-R... 10
Gambar Model Teoritis ... 17
Gambar Model Wilbur Schramm (1) ... 46
Gambar Model Wilbur Schramm (2) ... 47
Gambar Model Wilbur Schramm (3) ... 48
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Pengaruh Radio Terhadap Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM Terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU). (Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap bermusik mahasiswa Fakultas Sastra USU. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori S-O-R).
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Sejauhmana pengaruh program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap bermusik mahasiswa Fakultas Sastra USU”.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Sastra USU program S1 dari stambuk 2006 hingga 2009 dari empat Departemen, dengan jumlah populasi sebesar 752 orang. Dari data populasi ini, kemudian diambil sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan pesisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, sehingga diperoleh sampel sebanyak 88 orang. Untuk
menentukan jumlah sampel disetiap Departemen, maka digunakan teknik Proportional Stratified Sampling dan menggunakan teknik pemilihan sampel Purposive Sampling.
Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan diantara dua variabel atau lebih, atau hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, serta sumber yang relevan dan mendukung, dan melakukan penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kue sioner. Data yang diperoleh dari hasil
penelitian dianalisis dengan bentuk analisa tabel tunggal dan uji hipotesis melalui rumus korelasi rank-order (Spearman’s Rho Rank-Order Correlations) dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and System Solution) versi 16.0.
Dari uji hipotesis, maka diperoleh hasil rs adalah 0.461. Berdasarkan skala
Guilford. Hal ini menunjukkan hubungan kedua variabel cukup berarti. Maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa.
Melihat hubungan cukup berarti antara program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap bermusik mahasiswa, ini berarti bahwa program acara Akustar cukup berpengaruh dalam menumbuhkan keinginan dan sikap bermusik
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah memungkinkan
orang di seluruh dunia untuk dapat saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan
karena adanya berbagai media (channel) yang dapat digunakan sebagai sarana
penyampaian pesan. Media penyiaran, yaitu radio merupakan salah satu bentuk
media massa yang efisien dalam mencapai audiensnya dalam jumlah yang sangat
banyak. Karenanya media penyiaran memegang peranan yang sangat penting
dalam ilmu komunikasi pada umumnya dan khususnya ilmu komunikasi massa.
Radio merupakan media elektronik tertua dan sangat luwes. Peran radio sebagai
media massa semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam
mempengaruhi masyarakat.
Sebagai salah satu media elektronik, radio mempunyai sifat-sifat khas yang
dapat dijadikan sebagai kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan pesan
atau informasi kepada masyarakat. Salah satu sifat khas radio yaitu bersifat
langsung, dimana pendengar dapat mendengarkan informasi secara langsung pada
saat peristiwa terjadi. Banyaknya pesawat radio yang berukuran kecil dengan
kemampuan daya tangkap yang tinggi, serta harganya yang relatif murah, orang
Radio sebagai media massa terus mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Sejak dari zaman Belanda, zaman Jepang, zaman Kemerdekaan dan zaman
Orde Baru. Radio memiliki daya tarik yang kuat. Daya tarik ini ialah disebabkan
sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada pada radio, yaitu musik,
kata-kata dan efek suara. Pesawat radio yang kecil dan relatif murah itu dapat
memberikan hiburan, penerangan dan pendidikan. Tulang punggung radio siaran
adalah musik. Orang mendengarkan radio terutama untuk mendengarkan musik,
karena musik merupakan hiburan.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2002 tentang
penyiaran, (Pasal 1) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penyiaran radio
adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi
dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan
berkesinambungan.
Lembaga penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga
penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas
maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi
dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Lembaga penyiaran dalam menjalankan fungsi penyiaran diatur oleh
Undang-Undang No.32 tahun 2002. Dikatakan bahwa lembaga penyiaran
merupakan media komunikasi massa yang mempunyai peran penting dalam
kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi, memiliki kebebasan dan
pendidikan, hiburan, serta kontrol dan perekat sosial (Himpunan Peraturan
Perundang-Undangan Tentang Telekomunikasi. Dihimpun oleh: Dr. Sentosa
Sembiring, 2008:5).
Dalam pasal 5, Undang-Undang No 32 tahun 2002, disebutkan bahwa
penyiaran diarahkan untuk : (a.) menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, (b.) menjaga dan
meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri bangsa, (c).
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, (d). menjaga dan mempererat
persatuann dan kesatuan bangsa, (e). meningkatkan kesadaran ketaatan hukum
dan disiplin nasional, (f). menyalurkan pendapat umum serta mendorong peran
aktif masyarakat dalam pembangunan nasional dan daerah serta melestarikan
lingkungan hidup, (g). mencegah monopoli kepemilikan dan mendukung
persaingan yang sehat di bidang penyiaran, (h). mendorong peningkatan
kemampuan perekonomian rakyat, mewujudkan pemerataan, memperkuat daya
saing bangsa dalam era globalisasi, (i). memberikan informasi yang benar,
seimbang dan bertanggug jawab, (j). memajukan kebudayaan nasional
(Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Telekomunikasi. Dihimpun
oleh: Dr. Sentosa Sembiring, 2008:5).
Dengan adanya UU No.32 Tahun 2002 tersebut berdampak terhadap
tumbuh suburnya radio penyiaran di Indonesia, khususnya di kota Medan. Di
Medan terdapat beberapa stasiun radio dengan berbagai macam program acara,
baik itu program acara musik, lagu-lagu yang sedang hits, berita lokal maupun
program acara yang cukup bervariasi adalah radio Star FM, yang mengkhususkan
program siaran radio bagi remaja dan kawula muda.
Radio Star FM dibawah naungan PT. Anugerah Pranada Muda adalah suatu
badan usaha swasta yang berbentuk perseroan yang bergerak dalam bisnis radio
untuk pelayanan jasa hiburan dan periklanan, dimana PT. Anugerah Pradana
Muda (Radio Star FM) merupakan salah satu unit perusahaan dari KISS FM
Group yang telah berdiri sejak tahun 1968 yang dulu dikenal dengan “Radio Echo
Lima 41”.
Salah satu program acara di radio Star FM yang dirancang khusus untuk
remaja dan kawula muda, yaitu program acara Akustar. Akustar merupakan
singkatan dari Akustik di Star FM, dimana program acara Akustar adalah sebuah
acara khusus (special program) di radio Star FM yang menyajikan atau
memperdengarkan lagu-lagu hasil karya anak muda Medan (indie band). Pada
program acara Akustar ini memberikan kesempatan kepada anak muda Medan
yang memiliki lagu ciptaan sendiri dan sudah direkam dalam bentuk CD Audio
untuk diperdengarkan atau dipromosikan secara langsung, sehingga anak muda
kota Medan dapat memberikan karyanya baik dalam bentuk band, solois, rapper
dan sebagainya.
Dalam program acara Akustar ini mereka yang lagunya layak untuk
diperdengarkan dan melalui tahap seleksi oleh produser acara akan di undang
untuk akustikan secara langsung di Star FM. Kemudian disini mereka selain bisa
menunjukkan kemampuannya ketika diundang, mereka juga bisa mempromosikan
lagu hasil karya mereka diperdengarkan dan mendapatkan respon yang banyak
atau banyak sekali pendengar yang meminta lagu tersebut (request) untuk diputar
pada jam-jam siaran daily, maka lagu dari band/solois/rapper dan sebagainya
tersebut akan masuk ke chart lagu yang disebut “Stargalaksi”. Banyaknya lagu
yang masuk per minggu sebanyak 10 lagu dan setelah di seleksi maksimal
menjadi 5 lagu. Disamping itu juga, pendengar dapat memberikan respon terhadap
lagu-lagu tersebut melalui via SMS maupun via telepon.
Kemampuan bermusik remaja dan kawula muda dapat disalurkan melalui
program acara Akustar. Dan dengan adanya program acara ini dapat
menumbuhkan keinginan remaja dan kawula muda dalam bermusik dan
menciptakan lagu dengan berbagai aliran musik yang banyak digemari anak
muda. Disini peneliti tertarik menjadikan mahasiswa Fakultas Sastra USU sebagai
responden, dimana masih dikategorikan sebagai remaja dan kawula muda yang
suka bermusik. Disamping itu mahasiswa Fakultas Sastra sering mengadakan
pagelaran musik di Fakultas Sastra sebagai wadah dalam menyalurkan bakat
bermusik mereka.
Dari uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti sejauhmana
pengaruh program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap bermusik
I.2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti
“Sejauhmana pengaruh program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap
bermusik mahasiswa Fakultas Sastra USU?”.
I.3. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat
mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti.
Adapun pembatasan masalah tersebut adalah :
a. Penelitian ini terbatas pada program acara Akustar di Radio Star FM
b. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh program acara
Akustar di Radio Star FM terhadap sikap bermusik mahasiswa
Fakultas Sastra USU.
c. Objek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Sastra USU program S-1
Jurusan Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Inggris, Jurusan Sastra Jepang
dan Jurusan Etnomusikologi yang masih aktif kuliah.
d. Penelitian dilakukan pada bulan April 2010.
I.4. TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pola program acara Akustar di radio Star FM.
b. Untuk mengetahui pola mendengar mahasiswa Fakultas Sasra USU
c. Untuk mengetahui pengaruh program acara Akustar di radio Star FM
terhadap sikap bermusik mahasiswa Fakultas Sastra USU.
I.5. MANFAAT PENELITIAN
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara akademik, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU,
khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya
khasanah penelitian dan sumber bacaan.
b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan peneliti terhadap penelitian.
c. Secara praktis, penelitian ini dapat menambah pemahaman mengenai
saluran komunikasi melalui media massa, khususnya radio.
I.6. KERANGKA TEORI
Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena
sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah
himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan
pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel,
untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2008:43).
Dalam penelitian ilmiah, teori berperan sebagai landasan berpikir untuk
mendukung pemecahan permasalahan dengan jelas dan sistematis. Hal ini sesuai
dengan pengertian teori itu sendiri, yaitu serangkaian asumsi, konsep, konstruk,
definisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis
Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan diantaranya adalah:
Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori S-O-R, Radio, Efek Komunikasi Massa
Komunikator, Pesan, dan Sikap.
I.6.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa
Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message),
orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator),
sedangkan orang yang menerima pernyataan disebut komunikan (communicate).
Oleh karena itu komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek,
pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambang (symbol).
Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa
(Effendy, 2006:28).
Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap
komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima
informasi (audience). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang
memiliki bahan informasi (pemberitaan) untuk disebarkan kepada masyarakat
luas. Saluran adalah media yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh
sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka
maupun media massa yang digunakan untuk khlayak umum. Sedangkan audience
adalah per orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik
(radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan
yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat,
anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaian secara cepat,
serentak dan selintas (khusunya media elektronik) (Mulyana, 2000:75).
Komunikasi massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui
sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan
penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan, pendengaran), dan
biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera (Mulyana, 2000:71).
I.6.2. Teori S-O-R
Dari uraian-uraian di atas maka teori yang mendekati permasalahan
penelitian ini adalah Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Teori ini
mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti mengenai suatu
analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang
spesifik dan didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi
yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy efek yang ditimbulkan sesuai
dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap
stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan kesesuian antara
pesan dan reaksi komunikan (Effendy,2007:254).
Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang
demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatau ikatan yang
erat antar pesan-pesan media dan reaksi audiens.
Berdasarkan uraian di atas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini
digambarkan sebagai berikut:
Gambar: Teori S-O-R
Bagan tersebut menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada
proses yang terjadi pada individu. Stimulus ataupun pesan yang disampaikan
kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan terus
berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah
pengertian. Kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan ke proses
berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah
kesediaan untuk mengubah sikap.
Organism
• Perhatian • Pengertian • Penerimaan
Stimulus
Response
Dikaitkan dengan program acara Akustar di Radio Star FM terhadap sikap
bermusik, Gambar di atas menunjukkan bahwa:
a. Pesan (Stimulus), stimulus atau pesan yang dimaksud disini adalah
program acara Akustar di Radio Star FM.
b. Komunikan (Organism), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah
Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
c. Efek (Response), berupa perubahan sikap yang melalui tahap-tahap:
− Pengetahuan bermusik mahasiswa Fakultas Sastra USU bertambah
setelah mendengarkan program acara Akustar di Radio Star FM. − Timbulnya perasaan suka ataupun minat yang mendorong komunikan
untuk mendengarkan program acara Akustar di Radio Star FM.
− Tindakan komunikan yang diwujudkan dengan mendengarkan
program acara Akustar di radio Star FM.
Yang dimaksud dengan perubahan sikap yang berhubungan pada
penelitian ini adalah perubahan sikap/respon komunikan yang diwujudkan dengan
tindakan bermusik.
I.6.3. Radio
Berkembangnya radio sebagai sarana komunikasi massa memberikan
dampak dan isu sosial, politik, budaya dan ekonomi dalam sejarah komunikasi.
Pemanfaatan frekuensi radio semakin lama semakin bertambah. Banyak pihak
sarana komunikasi radio ini. Keunggulan yang dapat ditawarkan oleh penggunaan
radio adalah frekuensinya yang dapat mengakomodasi jarak jauh, penggunaan
suara yang jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan media cetak yang
menggunakan bahan dasar kertas. Radio sifatnya auditif (hanya dapat di dengar).
Radio sebagai salah satu bukti nyata dari perkembangan teknologi
komunikasi yang juga sudah menunjukkan perannya dalam kehidupan. Radio
merupakan salah satu media komunikasi massa. Semua media massa umumnya
mempunyai fungsi sama. Sebagai alat memberikan informasi (informatif), sebagai
alat mendidik (fungsi edukatif), dan sebagai alat menghibur (entertainment)
(Munthe, 1996:11).
Frekuensi radio yang dapat ditangkap oleh orang banyak akan jauh lebih
mempermudah penerimaan pesan. Salah satu keunggulan radio yaitu
menggunakan indera pendengaran yang mungkin lebih efektif dalam
penyampaian pesan.
I.6.4. Komunikator
Dalam komunikasi peranan komunikator sangat penting. Komunikasi
haruslah luwes sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera
mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu
pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu-waktu, lebih-lebih
jika komunikasi dilangsungkan melalui media massa. Faktor-faktor yang
berpengaruh bisa terdapat pada komponen media atau komponen komunikan
Dalam proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila ia
berhasil menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan
bagi komunikan.
Kepercayaan komunikan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian
komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia dipercaya.
Seorang ahli hukum akan mendapat kepercayaan apabila ia berbicara mengenai
masalah hukum. Demikian pula seorang dokter akan memperoleh kepercayaan
kalau ia membahas masalah kesehatan.
Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang
disampaikan kepada komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan
empiris. Jadi seorang komunikator menjadi source of credibility disebabkan
adanya ethos pada dirinya yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles, dan yang
hingga kini tetap dijadikan pedoman yaitu good sense, good moral character dan
good will, yang oleh para cendikiawan modern diterjemahkan menjadi itikad baik
(good intentions), dan dapat dipercaya (thrustworthiness) dan kecakapan atau
kemampkuan (competence or expertness). Berdasarkan hal itu komunikator yang
ber-ethos menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad baik, dapat dipercaya
I.6.5. Efek Komunikasi Massa
Efek komunikasi massa ini pada dasarnya memberikan penjelasan dimana
terdapat efek tertentu akibat dari pesan yang disampaikan oleh media kepada
komunikannya (http://digilib.petra.ac.id)
Setiap aktivitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek baik
terhadap individu maupun masyarakat, dan bertalian dengan pengetahuan, sikap
dan perilaku. Bukan saja pada seseorang, melainkan juga pada orang banyak atau
masyarakat. Efek suatu komunikasi massa adalah berupa realitas kemasyarakatan
yang pada dasarnya dimulai dari individu-individu yang jumlahnya tak terbatas.
Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul
pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada
khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kategori yaitu:
1. Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga
khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti yang
tadinya bingung menjadi merasa jelas.
2. Efek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat
kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film
bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak.
3. Efek konatif yaitu berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang
cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak
oleh efek kognitif dan afektif. Dengan kata lain timbulnya efek konatif
setelah muncul efek kognitif dan efek afektif (Effendy, 2007:318).
I.6.6. Sikap
Menurut Sherif dan Sherif (1956:489) dalam Rakhmat (2005:39), Sikap
adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang paling banyak
didefinisikan. Ada yang menganggap sikap hanyalah sejenis motif sosiogenis
yang diperoleh melalui proses belajar. Sedangkan menurut Allport (1924) melihat
sikap sebagai kesiapan saraf (neural settings) sebelum memberikan respons.
Sikap adalah perasaan seseorang tentang objek, aktivitas, peristiwa dan
orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang mempresentasikan suka atau tidak
sukanya (positif, negatif atau netral) seseorang pada sesuatu
(www.wikipedia.org).
Sikap merupakan salah satu faktor personal yang berasal dari diri manusia
itu sendiri, yang mempengaruhi manusia itu dalam berperilaku ataupun bertindak.
Di dalam komunikasi massa sikap merupakan efek afektif dari komunikasi massa
yang merupakan kecenderungan yang timbul dari seorang komunikan untuk
I.7. Kerangka Konsep
Dalam menyusun kerangka konsep dipelukan hasil pemikiran rasional
yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan
dicapai (Nawawi, 2001:40).
Konsep yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 2006:33).
Jadi kerangka konsep adalah landasan berfikir yang menjelaskan makna
dan maksud dari teori yang dipakai atau menjelaskan kata-kata yang mungkin
masih abstrak pengertiannya di dalam teori tersebut. Agar konsep-konsep dapat
diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya
menjadi variabel.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:
1. Variabel bebas (X)
Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau
mempengaruhi munculnya gejala, faktor atau unsur yang lain
(Nawawi, 2001:56). Dalam penelitian ini yang ditetapkan menjadi
variabel bebas yaitu program acara Akustar di Radio Star FM.
2. Variabel terikat (Y)
Sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul
dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas (Nawawi, 2001:57).
Dalam penelitian ini yang ditetapkan menjadi variabel terikat yaitu
3. Variabel antara (Z)
Adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol akan tetapi dapat
diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi,
2001:58). Variabel yang berada diantara variabel bebas dan terikat,
berfungsi sebgai penguat atau pelemah hubungan antar variabel bebas
dan terikat tersebut. Dalam penelitian ini yang ditetapkan menjadi
variabel antara yaitu Karakteristik Responden.
I.8. Model Teoritis
Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan
dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:
Gambar: Model Teoritis
Variabel Bebas (X)
Program Acara Akustar
Variabel Terikat (Y)
Sikap Bermusik
Variabel Antara (Z)
I.9. Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, mak dapat dibuat
operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam
penelitian, yakni sebagai berikut:
Tabel 1
Operasional Variabel
No. Variabel Teoritis Variabel Operasional
1. Variabel Bebas (X)
Program acara Akustar di
Radio Star FM (104,6 MHz)
1. Penyiar
• Credibility (Kredibilitas)
- Pembicaraan
- Keahlian
• Attractiveness (Daya Tarik)
2. Pesan yang disampaikan • Faktor Bentuk
- Penggunaan Bahasa/Kata-kata
- Kejelasan Isi Pesan
- Komunikatif • Faktor Isi
- Credibility
- Context
I.10. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara untuk mengukur variabel. Dengan kata lain definisi operasional
adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel. - Clearity
- Continuity
- Channel
- Capability
3.Waktu Penyiaran
4. Lagu Ciptaan Band-band Lokal
2. Variabel Terikat (Y)
Sikap Bermusik Mahasiswa
Fakultas Sastra USU
Komponen Sikap
1. Komponen Kognitif • Pengetahuan
2. Komponen Afektif • Perhatian
• Senang • Puas
3. Karakteristik Responden 1. Jurusan/Departemen
2. Stambuk/Angkatan
Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti
lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006:46).
Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas (Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM)
Penyiar, yaitu seseorang yang membawakan suatu program acara, dimana si
pembawa acara tersebut mempunyai ciri khas, nilai jual, dan interest. Berupa:
a. Credibility (Kredibilitas), yaitu kemampuan yang dimiliki oleh pembawa
acara.
• Pembicaraan, yaitu gaya berbicara dari penyiar radio
• Keahlian, yaitu keahlian yang dimiliki oleh penyiar dalam
membawakan program acara Akustar di Radio Star FM.
b. Attractiveness (daya tarik), yaitu daya tarik yang dimiliki oleh penyiar
radio Star FM
Pesan yang disampaikan, berupa:
a. Faktor bentuk, yaitu:
• Penggunaan bahasa/ kata-kata, yaitu kata-kata atau bahasa yang
dipergunakan penyiar radio saat membawakan program acara Akustar.
Apakah sudah jelas dan mudah dipahami.
• Kejelasan isi pesan, yaitu isi pesan berupa lagu ciptaan band-band
lokal yang disampaikan agar jelas dan dipahami komunikan.
• Komunikatif, yaitu kata-kata yang disampaikan dapat dipahami
b. Faktor isi, yaitu:
• Credibility, yaitu memulai komunikasi dengan membangun
kepercayaan.
• Context, yaitu komunikasi harus sesuai dengan kehidupan/ keadaan
sosial.
• Content, yaitu pesan harus mempunyai arti/ bermanfaat.
• Clearity, yaitu pesan disusun dalam bahasa yang sederhana.
• Continuity dan Consistency, yaitu proses komunikasi adalah proses
yang tidak pernah berakhir dan harus ada pengulangan.
• Channel, yaitu media yang digunakan sebagai saluran untuk
menyampaikan isi pesan.
• Capability, yaitu kemampuan khalayak dalam mencerna isi pesan.
Waktu penyiaran, yaitu waktu program acara Akustar di siarkan di Radio Star
FM.
Lagu ciptaan band-band lokal, yaitu lagu yang diciptakan band-band lokal
yang akan disiarkan di program acara Akustar di radio Star FM.
2. Variabel Terikat (Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU)
a. Komponen kognitif, yaitu komponen yang berhubungan dengan apa
yang diketahui oleh manusia dan berhubungan dengan kepercayaan,
pengetahuan dan pemahaman.
• Pengetahuan, yaitu komunikan mengetahui lagu-lagu ciptaan
b. Komponen Afektif, yaitu komponen pembentukan dan perubahan sikap
pada khalayak setelah mengenal aspek kognitif dan komponen ini
menyangkut kehidupan emosional seseorang yang dapat diamati langsung. • Perhatian, yaitu menaruh perhatian terhadap program acara
Akustar dengan mendengarkannya.
• Senang , yaitu perasaan gembira setelah mendengarkan program
acara Akustar di Radio Star FM.
• Puas, yaitu kepuasan yang diterima mahasiswa setelah
mendengarkan program acara Akustar di Radio Star FM.
3. Karakteristik Responden
a. Departemen, yaitu departemen yang diambil responden.
b. Stambuk/Angkatan, yaitu tahun masuk responden.
I.11. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah
diteliti. (Suyanto dan Sutinah, 2005:43)
Berdasarkan masalah yang telah penulis kemukakan sebelumnya, maka
hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat hubungan antara Pengaruh Program Acara Akustar di
Radio Star FM terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU
Ha: Terdapat hubungan antara Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa
II.1.1. Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama di sini maksudnya adalah sama makna.
Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan
politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan
tahun yang sebelum Masehi. Akan tetapi, studi Aristoteles hanya berkisar pada
retorika dalam lingkungan kecil. Pada pertengahan abad ke-20 ketika dunia
dirasakan semakin kecil akibat revolusi industri dan revolusi teknologi elektronik,
setelah ditemukan kapal api, pesawat terbang, listrik, telepon, surat kabar, film,
radio, televisi, dan sebagainya maka para cendekiawan pada abad sekarang
menyadari pentingnya komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge)
menjadi ilmu (science).
Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap
komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima
informasi (audience). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang
luas. Saluran adalah media yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh
sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka
maupun media massa yang digunakan untuk khlayak umum. Sedangkan audience
adalah per orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi
atau yang meneriam informasi (Bungin, 2006:57-58).
Menurut Carl I. Hovland, ilmu konunikasi adalah upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap.
Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Fuction of
Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur
yaitu:
- Komunikator (communicator, source, sender)
- Pesan (Message)
- Media (Channel, media)
- Komunikan (Communicant, communicate, receiver, recipient)
- Efek (Effect, impact, influence)
Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Yang
dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakana bahasa sebagai alat penyalurnya.
Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message),
orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator),
sedangkan orang yang menerima pernyataan disebut komunikan (communicate).
Oleh karena itu komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek,
pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambang (symbol).
Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa
(Effendy, 2006:28).
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).
Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari
benaknya.
II.1.1.1. Proses Komunikasi
1. Proses Komunikasi secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi
“menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi
adalah bahas, karena bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang
kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini. Komunikasi
berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh
komunikan
Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi, dalam karyanya
“Communication Research in the United States”, menyatakan bahwa komunikasi
akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan
kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian
(collection of experiences and meanings) yang pernah diperoleh komunikan.
Menurut Schramm, bidang pengalaman (field of experience) merupakan
faktor yang penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator
sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung
lancar. Sebaliknya, bila pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman
komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.
2. Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan
radio, televisi, film dan sebagainya adalah media kedua yang sering digunakan
dalam komunikasi.
Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses
komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Surat
kabar, radio, atau televisi merupakan media yang efisien dalam mencapai
komunikan dalam jumlah yang amat banyak.
Umpan balik dalam komunikasi bermedia, terutama media massa,
biasanya dinamakan umpan balik tertunda (delayed feedback), karena sampainya
tanggapan atau reaksi khalayak kepada komunikator memerlukan tenggang waktu.
Bagaimana pun dalam proses komunikasi bermedia, misalnya dengan surat,
poster, spanduk, radio, televisi, atau film, umpan balik akan terjadi. Dengan kata
lain, komunikator mengetahui tanggapan komunikan – jika komunikasinya sendiri
selesai secara tuntas (Effendy, 2006:11).
II.1.2. Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik
(radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan
yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat,
anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaian secara cepat,
II.1.2.1. Ciri-ciri Komunikasi Massa
Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk
melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami ciri-ciri komunikasi massa,
yaitu:
a. Komunikasi massa berlangsung satu arah
b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga
c. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
d. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
e. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
(Effendy, 2006:20)
II.1.2.2. Fungsi Komunikasi Massa
Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi. Sementara
itu, Karlinah, dalam Karlinah, dkk. (1999) mengemukakan fungsi komunikasi
secara umum adalah:
a. Fungsi Informasi
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah
penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai
informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan
sesuai dengan kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia sosial
akan selalu merasa haus informasi tentang segala sesuatu yang terjadi
b. Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass
education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang
sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media
massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang
berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya
melalui drama, cerita, diskusi dan artikel.
c. Fungsi Memengaruhi
Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada
tajuk/editorial, feature, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat
terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat
kabar.
d. Fungsi Proses Pengembangan Mental
Untuk mengembangkan wawasan, kita membutuhkan berkomunikasi
dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah
pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal tersebut
diperoleh dari pengalaman pribadinya dan dari orang lain. Pengalaman
dapat membantu manusia untuk memahami betapa besar
ketergantungan manusia kepada komunikasi, karena komunikasi dapat
membantu manusia dalam perkembangan mentalnya.
e. Fungsi Adaptasi Lingkungan
Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya
untuk dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia
komunikator dan penerimaan pesan oleh komunikan dapat membantu
kita dalam berhubungan dengan orang lain, saling menyesuaikan diri,
sehingga menimbulkan kesamaan diantara komunikator dan
komunikan.
f. Fungsi Memanipulasi Lingkungan
Manipulasi di sini bukanlah diartikan sebagai sesuatu yang negatif.
Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk memengaruhi.
Setiap orang berusaha untuk saling memengaruhi dunia dan
orang-orang yang berada disekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi
digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan
(Ardianto, 2004:19).
II.2. Teori S-O-R
Dari uraian-uraian di atas maka teori yang mendekati permasalahan
penelitian ini adalah Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Teori ini
mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti mengenai suatu
analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang
spesifik dan didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi
yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy efek yang ditimbulkan sesuai
dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap
stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan kesesuian antara
pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2007:254).
demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatau ikatan yang
erat antar pesan-pesan media dan reaksi audiens.
Berdasarkan uraian di atas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini
digambarkan sebagai berikut:
Gambar: Teori S-O-R
Bagan diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada
proses yang terjadi pada individu. Stimulus ataupun pesan yang disampaikan
kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan terus
berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah
pengertian. Kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan ke proses
berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah
kesediaan untuk mengubah sikap.
Stimulus
Response
(Perubahan sikap)
Organism
II.3. Radio
Radio adalah alat untuk menyampaikan pernyataan umum (information)
yang auditif melalui gelombang elektromagnetis / gelombang listrik frekuensi
tinggi dan bekerja atas dasar prinsip getaran udara
(http://www.google.co.uk/advanced_search).
Radio adalah nama untuk lapangan teknik arus listrik lemah yang
memperhatikan transmisi (penyiaran) berita-berita dan lain-lain dengan tidak
menggunakan kawat penghantar yakni tanpa menggunakan hubungan yang
menghantarkan listrik atau stasiun pemancar dan stasiun penerima (Ensiklopedia
Indonesia).
Berkembangnya radio sebagai sarana komunikasi massa memberikan
dampak dan isu sosial, politik, budaya dan ekonomi dalam sejarah komunikasi.
Pemanfaatan frekuensi radio semakin lama semakin bertambah. Banyak pihak
yang menyadari manfaat dan keuntungan yang didapat dalam mendayagunakan
sarana komunikasi radio ini. Keunggulan yang dapat ditawarkan oleh penggunaan
radio adalah frekuensinya yang dapat mengakomodasi jarak jauh, penggunaan
suara yang jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan media cetak yang
menggunakan bahan dasar kertas. Radio sifatnya auditif (hanya dapat di dengar).
Radio sebagai salah satu bukti nyata dari perkembangan teknologi
komunikasi yang juga sudah menunjukkan perannya dalam kehidupan. Radio
merupakan salah satu media komunikasi massa. Semua media massa umumnya
alat mendidik (fungsi edukatif), dan sebagai alat menghibur (entertainment)
(Munthe, 1996:11).
II.3.1. Radio Siaran di Indonesia
Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan
Belanda, penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan dan zaman orde baru.
1. Zaman Belanda
Radio siaran yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands
Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase radio siaran Vereniging (BRV) di
Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni
1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta.
Setelah BRV berdiri, secara serempak berdiri pula badan-badan radio
siaran lainnya di kota Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan
yang terbesar dan terlengkap adalah NIROM (Nederlandsch Indische
Radio Omroep Mij) di Jakarta, Bandung dan Medan, karena mendapat
bantuan dari pemerintah Hindia Belanda.
2. Zaman Jepang
Ketika Belanda menyerah pada Jepang tanggal 8 Maret 1942, sebagai
konsekuensinya, radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta
dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri
Kyoku, merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta, serta
mempunyai cabang-cabang yang dinamakan Hoso Kyoku di Bandung,
Rakyat Indonesia pada masa ini hanya boleh mendengarkan siaran dari
Hoso Kyoku saja.
3. Zaman Kemerdekaan
Ketika Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia tidak dapat disiarkan langsung melalui radio siaran karena radio
siaran masih dikuasai Jepang. Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
baru dapat disiarkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris pukul 19.00 WIB
namun hanya dapat didengar oleh penduduk sekitar Jakarta. Pada tanggal
18 Agustus 1945 naskah bersejarah itu dapat dikumandangkan ke luar
batas tanah air, dibuat pemancar gelap dan berhasil berkumandang di
udara radio siaran dengan stasiun call “Radio Indonesia Merdeka”.
4. Zaman Orde Baru
Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di
Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi
radio siaran ditingkatkan. Selain berfungsi sebagai media informasi dan
hiburan, pada masa orde baru, radio siaran melalui RRI menyajikan acara
pendidikan dan persuasi (Effendy, 2007:156-166).
II.3.2. Radio Sebagai Media Massa
Radio mendapat julukan sebagai Kekuasaan Kelima atau “the fifth estate”,
setelah pers (baca surat kabar) dianggap sebagai Kekuasaan Keempat atau “the
fourth estate” disebabkan karena daya kekuatan dalam mempengaruhi khalayak.
1. Daya Langsung
Untuk mencapai sasarannya, yakni pendengar, sesuatu hal atau program
yang disampaikan tidak mengalami proses yang kompleks. Peristiwa
penting yang memerlukan pemberitaan kepada masyarakat secara cepat,
dapat dilakukan melaui media massa.
2. Daya Tembus
Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Selain waktu, ruang pun
bagi radio siaran tidak merupakan masalah. Bagaimanapun jauhnya
sasaran yang dituju, dengan radio dapat dicapai.
3. Daya Tarik
Ini disebabkan sifat radio yang hidup berkat tiga unsur yang ada pada
radio, seperti musik, kata-kata, dan efek suara (sound effect). Musik adalah
tulang punggung dari radio siaran. Mendengarkan musik merupakan
hiburan yang relatif lebih murah daripada membeli kaset ataupun
menonton pertunjukan langsung. Unsur kata-kata yang mempunyai “style”
tertentu dalam penggarapannya menjadikan radio mampu menjalin
keakraban dengan pendengar. Dan efek suara menjadi daya tarik, dapat
memberi gambaran-gambaran sesuatu untuk menyentuh emosi pendengar
radio (Ardianto, 2004:120).
Saat ini musik merupakan perangkat yang mendominasi dunia hiburan.
Hampir tidak dapat ditemui sebuah hiburan tanpa mengabaikan peran musik,
sebaliknya musik menjadi sebuah bangunan hiburan yang besar dan paling
Keuntungan radio siaran adalah sifatnya yang santai. Orang bisa
menikmati acara siaran radio sambil makan, sambil bekerja bahkan sambil
mengemudikan mobil. Tidak demikian halnya dengan media massa yang lain.
Dibalik keuntungannya radio juga memiliki kelemahan, yakni mengandalkan
suara, sekejap dan tidak bisa mendemonstrasikan karena layarnya terletak pada
imajinasi pendengar itu sendiri.
Kini, stasiun radio swasta yang telah mengudara semakin banyak.
Berbagai macam cara dilakukan oleh masing-masing stasiun radio dalam rangka
meraih jumlah pendengar sebanyak-banyaknya. Salah satunya adalah
pertumbuhan radio swasta yang menjurus kepada spesialisasi kelompok khalayak
tertentu. Ada radio yang khusus memformatkan diri menjadi radio anak muda, ada
radio yang mengkhususkan diri bagi kelompok masyarakat hedonis (kaum
pekerja, eksekutif), ada juga radio yang mengkhususkan diri bagi khalayak
dengan jenis kelamin tertentu (female radio). Tidak hanya pola format penyajian
radionya saja, namun ada juga radio yang khusus melantunkan musik tertentu
seperti hanya musik Indonesia atau musik dangdut saja. Kehadiran dan
kemunculan radio swasta ini diharapkan dapat memenuhi keinginan masyarakat
untuk mencapai kepuasan dalam hal hiburan dan informasi. Di Medan, sudah ada
puluhan stasiun radio baik yang bermodulasi AM maupun FM. Saat ini tercatat 69
stasiun yang mengudara pada jalur FM dan 19 stasiun di jalur AM
Beberapa keuntungan dari sistem FM adalah:
a. Dapat menghilangkan “interference” (gangguan yang disebabkan oleh
cuaca, bintik-bintik matahari atau alat listrik).
b. Dapat menghilangkan interference yang disebabkan oleh dua stasiun
yang bekerja pada gelombang yang sama.
c. Dapat menyiarkan suara dengan sebaik-baiknya dan dapat ditangkap
oleh pendengar secara sempurna.
Menurut Wahyudi (1996:8), adapaun sifat khas dari radio adalah:
1. Adanya proses pemancaran/transmisi
2. Isi pesan audio dapat didengar sekilas waktu sewaktu ada siaran
3. Tidak dapat diulang
4. Dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang sedang terjadi
5. Dapat menyajikan nara sumber secara langsung
6. Penulisan dibatasi oleh detik, menit dan jam
7. Distribusi melalui pemancar/transmisi
8. Bahasa yang digunakan formal dan nonformal
9. Kalimat sederhana, singkat, padat dan jelas
II.4. Komunikator
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh
karena itu, komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source atau encoder
Dalam komunikasi peranan komunikator sangat penting. Komunikasi
haruslah luwes sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera
mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu
pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu-waktu, lebih-lebih
jika komunikasi dilangsungkan melalui media massa. Faktor-faktor yang
berpengaruh bisa terdapat pada komponen media atau komponen komunikan
sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai. Para ahli komunikasi
berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan
pendekatan yang disebut AA Procedure atau from attention to action procedure.
AA Procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat
AIDDA (Khasali, 1995:178). Lengkapnya adalah sebagai berikut:
A = Attention (Perhatian)
I = Interest (Minat)
D = Desire (Hasrat)
D = Decision (Keputusan)
A = Action (Tindakan)
Proses pentahapan komunikasi mengandung maksud bahwa komunikasi
hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hubungan ini
komunikator harus menimbulkan daya tarik. Pada dirinya harus terdapat faktor
daya tarik komunikator (source attractiveness). Seorang komunikator akan
mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah
bahwa komunikator ikut serta dengannya, dengan kata lain pihak komunikan
merasa adanya kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga dengan
demikian komunikan bersedia untuk taat pada pesan yang dikomunikasikan oleh
komunikator.
Sikap komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini
akan menimbulkan simpati komunikan pada komunikator. Dimulainya
komunikasi dengan membangkitkan perhatian (attention) merupakan awal
kesuksesan komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan,
hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest), yang merupakan
derajat yang lebih tinggi dari perhatian.
Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi
timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan
komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator
belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan
(decision), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan (action) sebagaimana
daharapkan komunikator.
Dalam proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila ia
berhasil menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan
bagi komunikan.
Kepercayaan komunikan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian
komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia dipercaya.
masalah hukum. Demikian pula seorang dokter akan memperoleh kepercayaan
kalau ia membahas masalah kesehatan.
Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang
disampaikan kepada komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan
empiris. Jadi seorang komunikator menjadi menjadi source of credibility
disebabkan adanya ethos pada dirinya yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles,
dan yang hingga kini tetap dijadikan pedoman yaitu good sense, good moral
character dan good will, yang oleh para cendikiawan modern diterjemahkan
menjadi itikad baik (good intentions), dan dapat dipercaya (thrustworthiness) dan
kecakapan atau kemampkuan (competence or expertness). Berdasarkan hal itu
komunikator yang ber-ethos menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad baik,
dapat dipercaya dan mempunyai kecakapan dan keahlian.
Ditinjau dari komponen komunikator, maka terdapat dua faktor yang
sangat menentukan, yaitu:
1. Kepercayaan kepada Komunikator (Source Credibility)
Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan bisa
tidaknya ia dipercaya. Hasil penelitian yang telah dilakukan beberapa ahli
menunjukkan bahwa kepercayaan yang besar akan meningkatkan daya
perubahan sikap, sedangkan kepercayaan yang rendah akan menyebabkan
berkurangnya daya perubahan yang diharapkan. Kepercayaan kepada
komunikator mencerminkan bahwa pesan yang diterima oleh komunikan
2. Daya Tarik Komunikator (Source Attractiveness)
Wilbur Schramm mengatakan bahwa apabila kita berkomunikasi, berarti
kita sedang mengusahakan kesamaan makna antara komunikator dengan
komunikan. Seorang komunikator harus mempunyai kemampuan untuk
mengubah sikap komunikan melalui mekanisme daya tarik, artinya
komunikan merasa bahwa komunikator terlibat atau turut serta dengan
mereka.
II.5. Efek Komunikasi Massa
Efek komunikasi massa ini pada dasarnya memberikan penjelasan dimana
terdapat efek tertentu akibat dari pesan yang disampaikan oleh media kepada
komunikannya (http://digilib.petra.ac.id)
Setiap aktifitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek baik
terhadap individu maupun masyarakat, dan bertalian dengan pengetahuan, sikap
dan perilaku. Efek bukan hanya sekedar reaksi penerima terhadap pesan yang
dilontarkan oleh komunikator, melainkan merupakan panduan sejumlah kekuatan
yang bekerja dalam masyarakat. Dimana komunikator hanya dapat menguasai
satu kekuatan saja yaitu pesan-pesan yang dilontarkan. Bentuk konkrit efek dalam
komunikasi adalah terjadinya perubahan pendapat atau sikap atau perilaku
khalayak akibat pesan yang menyentuhnya.
Kajian tentang efek atau pengaruh komunikasi massa sudah muncul sejak
yang dilakukan untuk mempengaruhi individu maupun massa melalui media pada
masa itu.
Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa
timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat
pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kategori (Effendy, 2007:318) yaitu:
1. Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran,
sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak
mengerti yang tadinya bingung menjadi merasa jelas.
2. Efek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca
surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi
atau film bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak.
3. Efek konatif yaitu berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang
cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak
langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan
didahului oleh efek kognitif dan afektif. Dengan kata lain timbulnya
efek konatif setelah muncul efek kognitif dan efek afektif.
Efek komunikasi massa perlu menjadi perhatian dalam menyusun strategi
komunikasi. Efek komunikasi massa menjadi indikator atau tolak ukur
keberhasilan komunikasi.
II.6. Sikap
didefinisikan. Ada yang menganggap sikap hanyalah sejenis motif sosiogenis
yang diperoleh melalui proses belajar. Sedangkan menurut Allport (1924) melihat
sikap sebagai kesiapan saraf (neural settings) sebelum memberikan respons.
Sikap menurut Charles K. Atkin (1981:299-328) yaitu merupakan salah
satu faktor personal yang berasal dari diri manusia itu sendiri, yang
mempengaruhi manusia itu dalam berperilaku ataupun bertindak. Di dalam
komunikasi massa sikap merupakan efek afektif dari komunikasi massa yang
merupakan kecenderungan yang timbul dari seorang komunikan untuk bertindak
atau berperilaku akibat dari terpaan media massa. Dalam penelitian bidang
komunikasi politik, khususnya peranan media massa dalam sosisalisasi politik,
telah berulang kali menunjukkan korelasi yang berarti antara terpaan media
massa denga sikap-sikap politik. Sikap terhadap pemerintah, penolakan pada
otoritas, kesenangan pada pemimpin. Negara, sikap dan politisi erat berkaitan
dengan terpaan televisi, radio, dan surat kabar.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, Rakhmat (2005: 39-40)
menyimpulkan beberapa hal, seperti:
1. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku,
tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara
tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang,
tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.
2. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar
rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau
diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang
harus dihindari.
3. Sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok
cenderung dipertahankan dan jarang mengalami pembahan.
4. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai
menyenangkan atau tidak menyenangkan.
5. Sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir, tetapi
merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.
Sikap adalah suatu bangun psikologis. Seperti juga semua wujud
psikologi, sikap adalah hipotesis. Para ilmuan sosial menyelidiki keyakinan dan
perilaku orang dalam usahanya untuk menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai
keadaan mental dan proses mental. Sikap tidak dapat diobservasi atau diukur
secara langsung. Keberadaannya harus ditarik kesimpulan dan hasil-hasilnya
(Mueller, 1992:2).
Aspek pengetahuan yang mempengaruhi sikap adalah aspek pengetahuan
yang berisikan aspek positif atau aspek negatif dari sesuatu hal. Sikap positif atau
sikap negatif, tergantung pada segi positif atau segi negatif dari komponen
pengetahuan. Makin banyak segi positif dari komponen pengetahuan dan makin
penting komponen itu, banyak segi negatifnya maka makin negatif sikap yang