• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Radio Terhadap Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM Terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Radio Terhadap Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM Terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU)"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH RADIO TERHADAP SIKAP MAHASISWA

(Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM

Terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Diajukan Oleh:

YESSI OKTAVIANA

080922025

PROGRAM EKSTENSI DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Pengaruh Radio Terhadap Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM Terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU). (Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap bermusik mahasiswa Fakultas Sastra USU. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori S-O-R).

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Sejauhmana pengaruh program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap bermusik mahasiswa Fakultas Sastra USU”.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Sastra USU program S1 dari stambuk 2006 hingga 2009 dari empat Departemen, dengan jumlah populasi sebesar 752 orang. Dari data populasi ini, kemudian diambil sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan pesisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, sehingga diperoleh sampel sebanyak 88 orang. Untuk

menentukan jumlah sampel disetiap Departemen, maka digunakan teknik Proportional Stratified Sampling dan menggunakan teknik pemilihan sampel Purposive Sampling.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan diantara dua variabel atau lebih, atau hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, serta sumber yang relevan dan mendukung, dan melakukan penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kue sioner. Data yang diperoleh dari hasil

penelitian dianalisis dengan bentuk analisa tabel tunggal dan uji hipotesis melalui rumus korelasi rank-order (Spearman’s Rho Rank-Order Correlations) dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and System Solution) versi 16.0.

Dari uji hipotesis, maka diperoleh hasil rs adalah 0.461. Berdasarkan skala

Guilford. Hal ini menunjukkan hubungan kedua variabel cukup berarti. Maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa.

Melihat hubungan cukup berarti antara program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap bermusik mahasiswa, ini berarti bahwa program acara Akustar cukup berpengaruh dalam menumbuhkan keinginan dan sikap bermusik

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang

telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada peneliti, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Radio Terhadap

Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Akustar di

Radio Star FM Terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra

USU)”.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga ku persembahkan kepada orang

tua ku tercinta, Ayahanda H. Chairizal dan Ibunda Hj. Yulidar, yang selalu dan

akan selalu menjadi orang terpenting dalam hidup penulis, atas semua cinta, kasih

sayang, do’a, nasehat dan motivasinya. Juga kepada kakak-kakak ku Selfitrida

A.Yani,MS, Zulfrida, S.KM, Chairian, S.Pd, atas segala dukungan, bantuan dan

motivasinya, juga kepada abang-abang ku bang Dayat, dan bang Arsal atas

bantuan dan dukungannya, serta ponakan-ponakan ku tersayang atas tawanya

setiap hari.

Tidak lupa pula pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sekaligus Dosen

pembimbing yang banyak memberikan bimbingan, masukan, dan

(4)

baru yang diberikan kepada peneliti, semua itu sangat berarti bagi

peneliti.

3. Bapak Humaizi, MA selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, MA selaku Dosen Wali

5. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, khususnya para Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, terima

kasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan

6. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, Msi, Kak Cut dan Kak Maya dan Kak Ros

yang selalu ada di Departemen yang membatu peneliti dalam urusan

administrasi.

7. Kepada teman-teman seperjuangan, Isma, Lucy, Una, Indah, Wardah,

Fitri, Vina, bang Ezwar, atas waktu, dukungan dan bantuan dalam

pengerjaan skripsi ini dan untuk teman-teman Ekstensi stambuk 2008.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun

dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi yang membacanya.

Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah

diberikan semua pihak.

Medan, Juni 2010

Peneliti

(5)

DAFTAR ISI

ABTRAKSI... ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ...1

I.2. Perumusan Masalah ... 6

I.3. Pembatasan Masalah ... 6

I.4. Tujuan Penelitian ... 6

I.5. Manfaat Penelitian ... 7

I.6. Kerangka Teori ... 7

I.6.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 8

I.6.2. Teori S-O-R ... 9

I.6.3. Radio ... 11

I.6.4. Komunikator ... 12

I.6.5. Efek Komunikasi Massa ... 14

I.6.6. Sikap ... 15

I.7. Kerangka Konsep ... 16

I.8 . Model Teoritis ... 17

I.9. Operasional Variabel ... 18

I.10. Defenisi Operasional Variabel ... 19

(6)

BAB II : URAIAN TEORITIS ... 24

BAB III : METODELOGI PENELITIAN ... 50

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 50

III.1.1. Sejarah Radio Star FM ... 50

III.4. Teknik Penarikan Sampel... 63

(7)

III.6. Teknik Analisis Data... 65

III.6.1. Analisis Tabel Tunggal ... 65

III.6.2. Uji Hipotesis ... 66

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 68

IV.1. Pengantar ... 68

IV.2. Teknik Pengolahan Data ... 69

IV.3. Analisis Tabel Tunggal ... 70

IV.3.1. Analisa Data Karakteristik Responden ... 70

IV.3.2. Program Acara Akustar di Radio Star FM ... 73

IV.3.3. Sikap Bermusik ... 89

IV.3.4. Sikap/Penilaian Terhadap Stasiun Radio ... 96

IV.4. Uji Hipotesa ... 102

IV.5. Pembahasan ... 104

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 106

V.1. Kesimpulan ... 108

V.2. Saran... 111

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Operasional variabel ... 18

Tabel 2 Populasi Mahasiswa Fakultas Sastra USU ... 61

Tabel 3 Populasi Mahasiswa Tiap Departemen ... 64

Tabel 4 Jumlah Populasi / Departemen Responden ... 71

Tabel 5 Angkatan Responden ... 72

Tabel 6 Jenis Kelamin Responden ... 73

Tabel 7 Mendengar Program Acara Akustar ... 74

Tabel 8 Intensitas Mendengar ... 75

Tabel 9 Frekuensi Mendengar ... 76

Tabel 10 Penyiar Komunikatif Dalam Membawakan Program Acara Akustar ... 77

Tabel 11 Penyiar Berinteraksi Dengan Pendenngar ... 78

Tabel 12 Penyiar Menarik Dalam Membawakan Program Acara Akustar ... 79

Tabel 13 Keahlian Penyiar Dalam Membawakan Program Acara Akustar ... 80

Tabel 14 Lagu Ciptaan Anak Muda Medan ... 81

Tabel 15 Kesesuaian Makna Pesan ... 82

Tabel 16 Pemahaman Terhadap Bahasa yang Dipergunakan Penyiar ... 83

Tabel 17 Kemampuan Dalam Menangkap dan Mengerti Makna Pesan ... 84

Tabel 18 Kepercayaan Terhadap Isi Materi ... 85

Tabel 19 Ketetapan (Consistency) Terhadap Makna Pesan ... 86

Tabel 20 Waktu/Jadwal Program Acara Akustar ... 87

(9)

Tabel 22 Perhatian Terhadap Program Acara Akustar ... 89

Tabel 23 Senang Dengan Adanya Program Acara Akustar ... 90

Tabel 24 Suka Dengan Adanya Program Acara Akustar ... 91

Tabel 25 Puas Dengan Pesan Atau Informasi ... 92

Tabel 26 Program Acara Dapat Menambah Pengetahuan ... 93

Tabel 27 Program Acara Efektif Mempengaruhi Sikap... 94

Tabel 28 Penilaian Terhadap Program Acara... 95

Tabel 29 Sikap Terhadap Stasiun Radio KISS FM ... 96

Tabel 30 Sikap Terhadap Stasiun Radio STAR FM ... 97

Tabel 31 Sikap Terhadap Stasiun Radio MOST FM ... 98

Tabel 32 Sikap Terhadap Stasiun Radio VISI FM ... 99

Tabel 33 Sikap Terhadap Stasiun Radio SMART FM ... 100

Tabel 34 Sikap Terhadap Stasiun Radio MIX FM ... 101

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teori S-O-R... 10

Gambar Model Teoritis ... 17

Gambar Model Wilbur Schramm (1) ... 46

Gambar Model Wilbur Schramm (2) ... 47

Gambar Model Wilbur Schramm (3) ... 48

(11)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Pengaruh Radio Terhadap Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM Terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU). (Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap bermusik mahasiswa Fakultas Sastra USU. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori S-O-R).

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Sejauhmana pengaruh program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap bermusik mahasiswa Fakultas Sastra USU”.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Sastra USU program S1 dari stambuk 2006 hingga 2009 dari empat Departemen, dengan jumlah populasi sebesar 752 orang. Dari data populasi ini, kemudian diambil sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan pesisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, sehingga diperoleh sampel sebanyak 88 orang. Untuk

menentukan jumlah sampel disetiap Departemen, maka digunakan teknik Proportional Stratified Sampling dan menggunakan teknik pemilihan sampel Purposive Sampling.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan diantara dua variabel atau lebih, atau hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, serta sumber yang relevan dan mendukung, dan melakukan penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kue sioner. Data yang diperoleh dari hasil

penelitian dianalisis dengan bentuk analisa tabel tunggal dan uji hipotesis melalui rumus korelasi rank-order (Spearman’s Rho Rank-Order Correlations) dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and System Solution) versi 16.0.

Dari uji hipotesis, maka diperoleh hasil rs adalah 0.461. Berdasarkan skala

Guilford. Hal ini menunjukkan hubungan kedua variabel cukup berarti. Maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa.

Melihat hubungan cukup berarti antara program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap bermusik mahasiswa, ini berarti bahwa program acara Akustar cukup berpengaruh dalam menumbuhkan keinginan dan sikap bermusik

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah memungkinkan

orang di seluruh dunia untuk dapat saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan

karena adanya berbagai media (channel) yang dapat digunakan sebagai sarana

penyampaian pesan. Media penyiaran, yaitu radio merupakan salah satu bentuk

media massa yang efisien dalam mencapai audiensnya dalam jumlah yang sangat

banyak. Karenanya media penyiaran memegang peranan yang sangat penting

dalam ilmu komunikasi pada umumnya dan khususnya ilmu komunikasi massa.

Radio merupakan media elektronik tertua dan sangat luwes. Peran radio sebagai

media massa semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam

mempengaruhi masyarakat.

Sebagai salah satu media elektronik, radio mempunyai sifat-sifat khas yang

dapat dijadikan sebagai kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan pesan

atau informasi kepada masyarakat. Salah satu sifat khas radio yaitu bersifat

langsung, dimana pendengar dapat mendengarkan informasi secara langsung pada

saat peristiwa terjadi. Banyaknya pesawat radio yang berukuran kecil dengan

kemampuan daya tangkap yang tinggi, serta harganya yang relatif murah, orang

(13)

Radio sebagai media massa terus mengalami perkembangan yang sangat

pesat. Sejak dari zaman Belanda, zaman Jepang, zaman Kemerdekaan dan zaman

Orde Baru. Radio memiliki daya tarik yang kuat. Daya tarik ini ialah disebabkan

sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada pada radio, yaitu musik,

kata-kata dan efek suara. Pesawat radio yang kecil dan relatif murah itu dapat

memberikan hiburan, penerangan dan pendidikan. Tulang punggung radio siaran

adalah musik. Orang mendengarkan radio terutama untuk mendengarkan musik,

karena musik merupakan hiburan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2002 tentang

penyiaran, (Pasal 1) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penyiaran radio

adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi

dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan

berkesinambungan.

Lembaga penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga

penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas

maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi

dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Lembaga penyiaran dalam menjalankan fungsi penyiaran diatur oleh

Undang-Undang No.32 tahun 2002. Dikatakan bahwa lembaga penyiaran

merupakan media komunikasi massa yang mempunyai peran penting dalam

kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi, memiliki kebebasan dan

(14)

pendidikan, hiburan, serta kontrol dan perekat sosial (Himpunan Peraturan

Perundang-Undangan Tentang Telekomunikasi. Dihimpun oleh: Dr. Sentosa

Sembiring, 2008:5).

Dalam pasal 5, Undang-Undang No 32 tahun 2002, disebutkan bahwa

penyiaran diarahkan untuk : (a.) menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, (b.) menjaga dan

meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri bangsa, (c).

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, (d). menjaga dan mempererat

persatuann dan kesatuan bangsa, (e). meningkatkan kesadaran ketaatan hukum

dan disiplin nasional, (f). menyalurkan pendapat umum serta mendorong peran

aktif masyarakat dalam pembangunan nasional dan daerah serta melestarikan

lingkungan hidup, (g). mencegah monopoli kepemilikan dan mendukung

persaingan yang sehat di bidang penyiaran, (h). mendorong peningkatan

kemampuan perekonomian rakyat, mewujudkan pemerataan, memperkuat daya

saing bangsa dalam era globalisasi, (i). memberikan informasi yang benar,

seimbang dan bertanggug jawab, (j). memajukan kebudayaan nasional

(Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Telekomunikasi. Dihimpun

oleh: Dr. Sentosa Sembiring, 2008:5).

Dengan adanya UU No.32 Tahun 2002 tersebut berdampak terhadap

tumbuh suburnya radio penyiaran di Indonesia, khususnya di kota Medan. Di

Medan terdapat beberapa stasiun radio dengan berbagai macam program acara,

baik itu program acara musik, lagu-lagu yang sedang hits, berita lokal maupun

(15)

program acara yang cukup bervariasi adalah radio Star FM, yang mengkhususkan

program siaran radio bagi remaja dan kawula muda.

Radio Star FM dibawah naungan PT. Anugerah Pranada Muda adalah suatu

badan usaha swasta yang berbentuk perseroan yang bergerak dalam bisnis radio

untuk pelayanan jasa hiburan dan periklanan, dimana PT. Anugerah Pradana

Muda (Radio Star FM) merupakan salah satu unit perusahaan dari KISS FM

Group yang telah berdiri sejak tahun 1968 yang dulu dikenal dengan “Radio Echo

Lima 41”.

Salah satu program acara di radio Star FM yang dirancang khusus untuk

remaja dan kawula muda, yaitu program acara Akustar. Akustar merupakan

singkatan dari Akustik di Star FM, dimana program acara Akustar adalah sebuah

acara khusus (special program) di radio Star FM yang menyajikan atau

memperdengarkan lagu-lagu hasil karya anak muda Medan (indie band). Pada

program acara Akustar ini memberikan kesempatan kepada anak muda Medan

yang memiliki lagu ciptaan sendiri dan sudah direkam dalam bentuk CD Audio

untuk diperdengarkan atau dipromosikan secara langsung, sehingga anak muda

kota Medan dapat memberikan karyanya baik dalam bentuk band, solois, rapper

dan sebagainya.

Dalam program acara Akustar ini mereka yang lagunya layak untuk

diperdengarkan dan melalui tahap seleksi oleh produser acara akan di undang

untuk akustikan secara langsung di Star FM. Kemudian disini mereka selain bisa

menunjukkan kemampuannya ketika diundang, mereka juga bisa mempromosikan

(16)

lagu hasil karya mereka diperdengarkan dan mendapatkan respon yang banyak

atau banyak sekali pendengar yang meminta lagu tersebut (request) untuk diputar

pada jam-jam siaran daily, maka lagu dari band/solois/rapper dan sebagainya

tersebut akan masuk ke chart lagu yang disebut “Stargalaksi”. Banyaknya lagu

yang masuk per minggu sebanyak 10 lagu dan setelah di seleksi maksimal

menjadi 5 lagu. Disamping itu juga, pendengar dapat memberikan respon terhadap

lagu-lagu tersebut melalui via SMS maupun via telepon.

Kemampuan bermusik remaja dan kawula muda dapat disalurkan melalui

program acara Akustar. Dan dengan adanya program acara ini dapat

menumbuhkan keinginan remaja dan kawula muda dalam bermusik dan

menciptakan lagu dengan berbagai aliran musik yang banyak digemari anak

muda. Disini peneliti tertarik menjadikan mahasiswa Fakultas Sastra USU sebagai

responden, dimana masih dikategorikan sebagai remaja dan kawula muda yang

suka bermusik. Disamping itu mahasiswa Fakultas Sastra sering mengadakan

pagelaran musik di Fakultas Sastra sebagai wadah dalam menyalurkan bakat

bermusik mereka.

Dari uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti sejauhmana

pengaruh program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap bermusik

(17)

I.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti

“Sejauhmana pengaruh program acara Akustar di radio Star FM terhadap sikap

bermusik mahasiswa Fakultas Sastra USU?”.

I.3. PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat

mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti.

Adapun pembatasan masalah tersebut adalah :

a. Penelitian ini terbatas pada program acara Akustar di Radio Star FM

b. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh program acara

Akustar di Radio Star FM terhadap sikap bermusik mahasiswa

Fakultas Sastra USU.

c. Objek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Sastra USU program S-1

Jurusan Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Inggris, Jurusan Sastra Jepang

dan Jurusan Etnomusikologi yang masih aktif kuliah.

d. Penelitian dilakukan pada bulan April 2010.

I.4. TUJUAN PENELITIAN

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pola program acara Akustar di radio Star FM.

b. Untuk mengetahui pola mendengar mahasiswa Fakultas Sasra USU

(18)

c. Untuk mengetahui pengaruh program acara Akustar di radio Star FM

terhadap sikap bermusik mahasiswa Fakultas Sastra USU.

I.5. MANFAAT PENELITIAN

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara akademik, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU,

khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya

khasanah penelitian dan sumber bacaan.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan wawasan peneliti terhadap penelitian.

c. Secara praktis, penelitian ini dapat menambah pemahaman mengenai

saluran komunikasi melalui media massa, khususnya radio.

I.6. KERANGKA TEORI

Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena

sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah

himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan

pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel,

untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2008:43).

Dalam penelitian ilmiah, teori berperan sebagai landasan berpikir untuk

mendukung pemecahan permasalahan dengan jelas dan sistematis. Hal ini sesuai

dengan pengertian teori itu sendiri, yaitu serangkaian asumsi, konsep, konstruk,

definisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis

(19)

Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan diantaranya adalah:

Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori S-O-R, Radio, Efek Komunikasi Massa

Komunikator, Pesan, dan Sikap.

I.6.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message),

orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator),

sedangkan orang yang menerima pernyataan disebut komunikan (communicate).

Oleh karena itu komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator

kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek,

pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambang (symbol).

Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa

(Effendy, 2006:28).

Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap

komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima

informasi (audience). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang

memiliki bahan informasi (pemberitaan) untuk disebarkan kepada masyarakat

luas. Saluran adalah media yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh

sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka

maupun media massa yang digunakan untuk khlayak umum. Sedangkan audience

adalah per orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi

(20)

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang

menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik

(radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan

yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat,

anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaian secara cepat,

serentak dan selintas (khusunya media elektronik) (Mulyana, 2000:75).

Komunikasi massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui

sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan

penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan, pendengaran), dan

biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera (Mulyana, 2000:71).

I.6.2. Teori S-O-R

Dari uraian-uraian di atas maka teori yang mendekati permasalahan

penelitian ini adalah Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Teori ini

mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti mengenai suatu

analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang

spesifik dan didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi

yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy efek yang ditimbulkan sesuai

dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap

stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan kesesuian antara

pesan dan reaksi komunikan (Effendy,2007:254).

Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang

(21)

demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatau ikatan yang

erat antar pesan-pesan media dan reaksi audiens.

Berdasarkan uraian di atas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini

digambarkan sebagai berikut:

Gambar: Teori S-O-R

Bagan tersebut menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada

proses yang terjadi pada individu. Stimulus ataupun pesan yang disampaikan

kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan terus

berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah

pengertian. Kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan ke proses

berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah

kesediaan untuk mengubah sikap.

Organism

• Perhatian • Pengertian • Penerimaan

Stimulus

Response

(22)

Dikaitkan dengan program acara Akustar di Radio Star FM terhadap sikap

bermusik, Gambar di atas menunjukkan bahwa:

a. Pesan (Stimulus), stimulus atau pesan yang dimaksud disini adalah

program acara Akustar di Radio Star FM.

b. Komunikan (Organism), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah

Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

c. Efek (Response), berupa perubahan sikap yang melalui tahap-tahap:

− Pengetahuan bermusik mahasiswa Fakultas Sastra USU bertambah

setelah mendengarkan program acara Akustar di Radio Star FM. − Timbulnya perasaan suka ataupun minat yang mendorong komunikan

untuk mendengarkan program acara Akustar di Radio Star FM.

− Tindakan komunikan yang diwujudkan dengan mendengarkan

program acara Akustar di radio Star FM.

Yang dimaksud dengan perubahan sikap yang berhubungan pada

penelitian ini adalah perubahan sikap/respon komunikan yang diwujudkan dengan

tindakan bermusik.

I.6.3. Radio

Berkembangnya radio sebagai sarana komunikasi massa memberikan

dampak dan isu sosial, politik, budaya dan ekonomi dalam sejarah komunikasi.

Pemanfaatan frekuensi radio semakin lama semakin bertambah. Banyak pihak

(23)

sarana komunikasi radio ini. Keunggulan yang dapat ditawarkan oleh penggunaan

radio adalah frekuensinya yang dapat mengakomodasi jarak jauh, penggunaan

suara yang jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan media cetak yang

menggunakan bahan dasar kertas. Radio sifatnya auditif (hanya dapat di dengar).

Radio sebagai salah satu bukti nyata dari perkembangan teknologi

komunikasi yang juga sudah menunjukkan perannya dalam kehidupan. Radio

merupakan salah satu media komunikasi massa. Semua media massa umumnya

mempunyai fungsi sama. Sebagai alat memberikan informasi (informatif), sebagai

alat mendidik (fungsi edukatif), dan sebagai alat menghibur (entertainment)

(Munthe, 1996:11).

Frekuensi radio yang dapat ditangkap oleh orang banyak akan jauh lebih

mempermudah penerimaan pesan. Salah satu keunggulan radio yaitu

menggunakan indera pendengaran yang mungkin lebih efektif dalam

penyampaian pesan.

I.6.4. Komunikator

Dalam komunikasi peranan komunikator sangat penting. Komunikasi

haruslah luwes sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera

mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu

pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu-waktu, lebih-lebih

jika komunikasi dilangsungkan melalui media massa. Faktor-faktor yang

berpengaruh bisa terdapat pada komponen media atau komponen komunikan

(24)

Dalam proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila ia

berhasil menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan

bagi komunikan.

Kepercayaan komunikan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian

komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia dipercaya.

Seorang ahli hukum akan mendapat kepercayaan apabila ia berbicara mengenai

masalah hukum. Demikian pula seorang dokter akan memperoleh kepercayaan

kalau ia membahas masalah kesehatan.

Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang

disampaikan kepada komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan

empiris. Jadi seorang komunikator menjadi source of credibility disebabkan

adanya ethos pada dirinya yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles, dan yang

hingga kini tetap dijadikan pedoman yaitu good sense, good moral character dan

good will, yang oleh para cendikiawan modern diterjemahkan menjadi itikad baik

(good intentions), dan dapat dipercaya (thrustworthiness) dan kecakapan atau

kemampkuan (competence or expertness). Berdasarkan hal itu komunikator yang

ber-ethos menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad baik, dapat dipercaya

(25)

I.6.5. Efek Komunikasi Massa

Efek komunikasi massa ini pada dasarnya memberikan penjelasan dimana

terdapat efek tertentu akibat dari pesan yang disampaikan oleh media kepada

komunikannya (http://digilib.petra.ac.id)

Setiap aktivitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek baik

terhadap individu maupun masyarakat, dan bertalian dengan pengetahuan, sikap

dan perilaku. Bukan saja pada seseorang, melainkan juga pada orang banyak atau

masyarakat. Efek suatu komunikasi massa adalah berupa realitas kemasyarakatan

yang pada dasarnya dimulai dari individu-individu yang jumlahnya tak terbatas.

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul

pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada

khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek dapat diklasifikasikan

menjadi tiga kategori yaitu:

1. Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga

khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti yang

tadinya bingung menjadi merasa jelas.

2. Efek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat

kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film

bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak.

3. Efek konatif yaitu berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang

cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak

(26)

oleh efek kognitif dan afektif. Dengan kata lain timbulnya efek konatif

setelah muncul efek kognitif dan efek afektif (Effendy, 2007:318).

I.6.6. Sikap

Menurut Sherif dan Sherif (1956:489) dalam Rakhmat (2005:39), Sikap

adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang paling banyak

didefinisikan. Ada yang menganggap sikap hanyalah sejenis motif sosiogenis

yang diperoleh melalui proses belajar. Sedangkan menurut Allport (1924) melihat

sikap sebagai kesiapan saraf (neural settings) sebelum memberikan respons.

Sikap adalah perasaan seseorang tentang objek, aktivitas, peristiwa dan

orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang mempresentasikan suka atau tidak

sukanya (positif, negatif atau netral) seseorang pada sesuatu

(www.wikipedia.org).

Sikap merupakan salah satu faktor personal yang berasal dari diri manusia

itu sendiri, yang mempengaruhi manusia itu dalam berperilaku ataupun bertindak.

Di dalam komunikasi massa sikap merupakan efek afektif dari komunikasi massa

yang merupakan kecenderungan yang timbul dari seorang komunikan untuk

(27)

I.7. Kerangka Konsep

Dalam menyusun kerangka konsep dipelukan hasil pemikiran rasional

yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan

dicapai (Nawawi, 2001:40).

Konsep yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat

perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 2006:33).

Jadi kerangka konsep adalah landasan berfikir yang menjelaskan makna

dan maksud dari teori yang dipakai atau menjelaskan kata-kata yang mungkin

masih abstrak pengertiannya di dalam teori tersebut. Agar konsep-konsep dapat

diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya

menjadi variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Variabel bebas (X)

Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau

mempengaruhi munculnya gejala, faktor atau unsur yang lain

(Nawawi, 2001:56). Dalam penelitian ini yang ditetapkan menjadi

variabel bebas yaitu program acara Akustar di Radio Star FM.

2. Variabel terikat (Y)

Sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul

dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas (Nawawi, 2001:57).

Dalam penelitian ini yang ditetapkan menjadi variabel terikat yaitu

(28)

3. Variabel antara (Z)

Adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol akan tetapi dapat

diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi,

2001:58). Variabel yang berada diantara variabel bebas dan terikat,

berfungsi sebgai penguat atau pelemah hubungan antar variabel bebas

dan terikat tersebut. Dalam penelitian ini yang ditetapkan menjadi

variabel antara yaitu Karakteristik Responden.

I.8. Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan

dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

Gambar: Model Teoritis

Variabel Bebas (X)

Program Acara Akustar

Variabel Terikat (Y)

Sikap Bermusik

Variabel Antara (Z)

(29)

I.9. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, mak dapat dibuat

operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam

penelitian, yakni sebagai berikut:

Tabel 1

Operasional Variabel

No. Variabel Teoritis Variabel Operasional

1. Variabel Bebas (X)

Program acara Akustar di

Radio Star FM (104,6 MHz)

1. Penyiar

• Credibility (Kredibilitas)

- Pembicaraan

- Keahlian

• Attractiveness (Daya Tarik)

2. Pesan yang disampaikan • Faktor Bentuk

- Penggunaan Bahasa/Kata-kata

- Kejelasan Isi Pesan

- Komunikatif • Faktor Isi

- Credibility

- Context

(30)

I.10. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara untuk mengukur variabel. Dengan kata lain definisi operasional

adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel. - Clearity

- Continuity

- Channel

- Capability

3.Waktu Penyiaran

4. Lagu Ciptaan Band-band Lokal

2. Variabel Terikat (Y)

Sikap Bermusik Mahasiswa

Fakultas Sastra USU

Komponen Sikap

1. Komponen Kognitif • Pengetahuan

2. Komponen Afektif • Perhatian

• Senang • Puas

3. Karakteristik Responden 1. Jurusan/Departemen

2. Stambuk/Angkatan

(31)

Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti

lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006:46).

Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM)

Penyiar, yaitu seseorang yang membawakan suatu program acara, dimana si

pembawa acara tersebut mempunyai ciri khas, nilai jual, dan interest. Berupa:

a. Credibility (Kredibilitas), yaitu kemampuan yang dimiliki oleh pembawa

acara.

• Pembicaraan, yaitu gaya berbicara dari penyiar radio

• Keahlian, yaitu keahlian yang dimiliki oleh penyiar dalam

membawakan program acara Akustar di Radio Star FM.

b. Attractiveness (daya tarik), yaitu daya tarik yang dimiliki oleh penyiar

radio Star FM

Pesan yang disampaikan, berupa:

a. Faktor bentuk, yaitu:

• Penggunaan bahasa/ kata-kata, yaitu kata-kata atau bahasa yang

dipergunakan penyiar radio saat membawakan program acara Akustar.

Apakah sudah jelas dan mudah dipahami.

• Kejelasan isi pesan, yaitu isi pesan berupa lagu ciptaan band-band

lokal yang disampaikan agar jelas dan dipahami komunikan.

• Komunikatif, yaitu kata-kata yang disampaikan dapat dipahami

(32)

b. Faktor isi, yaitu:

• Credibility, yaitu memulai komunikasi dengan membangun

kepercayaan.

• Context, yaitu komunikasi harus sesuai dengan kehidupan/ keadaan

sosial.

• Content, yaitu pesan harus mempunyai arti/ bermanfaat.

• Clearity, yaitu pesan disusun dalam bahasa yang sederhana.

• Continuity dan Consistency, yaitu proses komunikasi adalah proses

yang tidak pernah berakhir dan harus ada pengulangan.

• Channel, yaitu media yang digunakan sebagai saluran untuk

menyampaikan isi pesan.

• Capability, yaitu kemampuan khalayak dalam mencerna isi pesan.

Waktu penyiaran, yaitu waktu program acara Akustar di siarkan di Radio Star

FM.

Lagu ciptaan band-band lokal, yaitu lagu yang diciptakan band-band lokal

yang akan disiarkan di program acara Akustar di radio Star FM.

2. Variabel Terikat (Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU)

a. Komponen kognitif, yaitu komponen yang berhubungan dengan apa

yang diketahui oleh manusia dan berhubungan dengan kepercayaan,

pengetahuan dan pemahaman.

• Pengetahuan, yaitu komunikan mengetahui lagu-lagu ciptaan

(33)

b. Komponen Afektif, yaitu komponen pembentukan dan perubahan sikap

pada khalayak setelah mengenal aspek kognitif dan komponen ini

menyangkut kehidupan emosional seseorang yang dapat diamati langsung. • Perhatian, yaitu menaruh perhatian terhadap program acara

Akustar dengan mendengarkannya.

• Senang , yaitu perasaan gembira setelah mendengarkan program

acara Akustar di Radio Star FM.

• Puas, yaitu kepuasan yang diterima mahasiswa setelah

mendengarkan program acara Akustar di Radio Star FM.

3. Karakteristik Responden

a. Departemen, yaitu departemen yang diambil responden.

b. Stambuk/Angkatan, yaitu tahun masuk responden.

(34)

I.11. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah

diteliti. (Suyanto dan Sutinah, 2005:43)

Berdasarkan masalah yang telah penulis kemukakan sebelumnya, maka

hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara Pengaruh Program Acara Akustar di

Radio Star FM terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU

Ha: Terdapat hubungan antara Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star

(35)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

II.1.1. Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari

kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.

Sama di sini maksudnya adalah sama makna.

Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan

politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan

tahun yang sebelum Masehi. Akan tetapi, studi Aristoteles hanya berkisar pada

retorika dalam lingkungan kecil. Pada pertengahan abad ke-20 ketika dunia

dirasakan semakin kecil akibat revolusi industri dan revolusi teknologi elektronik,

setelah ditemukan kapal api, pesawat terbang, listrik, telepon, surat kabar, film,

radio, televisi, dan sebagainya maka para cendekiawan pada abad sekarang

menyadari pentingnya komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge)

menjadi ilmu (science).

Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap

komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima

informasi (audience). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang

(36)

luas. Saluran adalah media yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh

sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka

maupun media massa yang digunakan untuk khlayak umum. Sedangkan audience

adalah per orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi

atau yang meneriam informasi (Bungin, 2006:57-58).

Menurut Carl I. Hovland, ilmu konunikasi adalah upaya yang sistematis

untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta

pembentukan pendapat dan sikap.

Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Fuction of

Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk

menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan Who Says What In Which

Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur

yaitu:

- Komunikator (communicator, source, sender)

- Pesan (Message)

- Media (Channel, media)

- Komunikan (Communicant, communicate, receiver, recipient)

- Efek (Effect, impact, influence)

Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

(37)

Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Yang

dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakana bahasa sebagai alat penyalurnya.

Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message),

orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator),

sedangkan orang yang menerima pernyataan disebut komunikan (communicate).

Oleh karena itu komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator

kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek,

pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambang (symbol).

Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa

(Effendy, 2006:28).

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran

atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari

benaknya.

II.1.1.1. Proses Komunikasi

1. Proses Komunikasi secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan

atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi

(38)

“menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi

adalah bahas, karena bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang

kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini. Komunikasi

berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh

komunikan

Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi, dalam karyanya

“Communication Research in the United States”, menyatakan bahwa komunikasi

akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan

kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian

(collection of experiences and meanings) yang pernah diperoleh komunikan.

Menurut Schramm, bidang pengalaman (field of experience) merupakan

faktor yang penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator

sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung

lancar. Sebaliknya, bila pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman

komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.

2. Proses Komunikasi secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media

kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan

(39)

radio, televisi, film dan sebagainya adalah media kedua yang sering digunakan

dalam komunikasi.

Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses

komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Surat

kabar, radio, atau televisi merupakan media yang efisien dalam mencapai

komunikan dalam jumlah yang amat banyak.

Umpan balik dalam komunikasi bermedia, terutama media massa,

biasanya dinamakan umpan balik tertunda (delayed feedback), karena sampainya

tanggapan atau reaksi khalayak kepada komunikator memerlukan tenggang waktu.

Bagaimana pun dalam proses komunikasi bermedia, misalnya dengan surat,

poster, spanduk, radio, televisi, atau film, umpan balik akan terjadi. Dengan kata

lain, komunikator mengetahui tanggapan komunikan – jika komunikasinya sendiri

selesai secara tuntas (Effendy, 2006:11).

II.1.2. Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang

menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik

(radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan

yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat,

anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaian secara cepat,

(40)

II.1.2.1. Ciri-ciri Komunikasi Massa

Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk

melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami ciri-ciri komunikasi massa,

yaitu:

a. Komunikasi massa berlangsung satu arah

b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga

c. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

d. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

e. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen

(Effendy, 2006:20)

II.1.2.2. Fungsi Komunikasi Massa

Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi. Sementara

itu, Karlinah, dalam Karlinah, dkk. (1999) mengemukakan fungsi komunikasi

secara umum adalah:

a. Fungsi Informasi

Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah

penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai

informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan

sesuai dengan kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia sosial

akan selalu merasa haus informasi tentang segala sesuatu yang terjadi

(41)

b. Fungsi Pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass

education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang

sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media

massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang

berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya

melalui drama, cerita, diskusi dan artikel.

c. Fungsi Memengaruhi

Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada

tajuk/editorial, feature, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat

terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat

kabar.

d. Fungsi Proses Pengembangan Mental

Untuk mengembangkan wawasan, kita membutuhkan berkomunikasi

dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah

pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal tersebut

diperoleh dari pengalaman pribadinya dan dari orang lain. Pengalaman

dapat membantu manusia untuk memahami betapa besar

ketergantungan manusia kepada komunikasi, karena komunikasi dapat

membantu manusia dalam perkembangan mentalnya.

e. Fungsi Adaptasi Lingkungan

Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya

untuk dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia

(42)

komunikator dan penerimaan pesan oleh komunikan dapat membantu

kita dalam berhubungan dengan orang lain, saling menyesuaikan diri,

sehingga menimbulkan kesamaan diantara komunikator dan

komunikan.

f. Fungsi Memanipulasi Lingkungan

Manipulasi di sini bukanlah diartikan sebagai sesuatu yang negatif.

Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk memengaruhi.

Setiap orang berusaha untuk saling memengaruhi dunia dan

orang-orang yang berada disekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi

digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan

(Ardianto, 2004:19).

II.2. Teori S-O-R

Dari uraian-uraian di atas maka teori yang mendekati permasalahan

penelitian ini adalah Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Teori ini

mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti mengenai suatu

analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang

spesifik dan didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi

yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy efek yang ditimbulkan sesuai

dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap

stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan kesesuian antara

pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2007:254).

(43)

demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatau ikatan yang

erat antar pesan-pesan media dan reaksi audiens.

Berdasarkan uraian di atas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini

digambarkan sebagai berikut:

Gambar: Teori S-O-R

Bagan diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada

proses yang terjadi pada individu. Stimulus ataupun pesan yang disampaikan

kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan terus

berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah

pengertian. Kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan ke proses

berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah

kesediaan untuk mengubah sikap.

Stimulus

Response

(Perubahan sikap)

Organism

(44)

II.3. Radio

Radio adalah alat untuk menyampaikan pernyataan umum (information)

yang auditif melalui gelombang elektromagnetis / gelombang listrik frekuensi

tinggi dan bekerja atas dasar prinsip getaran udara

(http://www.google.co.uk/advanced_search).

Radio adalah nama untuk lapangan teknik arus listrik lemah yang

memperhatikan transmisi (penyiaran) berita-berita dan lain-lain dengan tidak

menggunakan kawat penghantar yakni tanpa menggunakan hubungan yang

menghantarkan listrik atau stasiun pemancar dan stasiun penerima (Ensiklopedia

Indonesia).

Berkembangnya radio sebagai sarana komunikasi massa memberikan

dampak dan isu sosial, politik, budaya dan ekonomi dalam sejarah komunikasi.

Pemanfaatan frekuensi radio semakin lama semakin bertambah. Banyak pihak

yang menyadari manfaat dan keuntungan yang didapat dalam mendayagunakan

sarana komunikasi radio ini. Keunggulan yang dapat ditawarkan oleh penggunaan

radio adalah frekuensinya yang dapat mengakomodasi jarak jauh, penggunaan

suara yang jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan media cetak yang

menggunakan bahan dasar kertas. Radio sifatnya auditif (hanya dapat di dengar).

Radio sebagai salah satu bukti nyata dari perkembangan teknologi

komunikasi yang juga sudah menunjukkan perannya dalam kehidupan. Radio

merupakan salah satu media komunikasi massa. Semua media massa umumnya

(45)

alat mendidik (fungsi edukatif), dan sebagai alat menghibur (entertainment)

(Munthe, 1996:11).

II.3.1. Radio Siaran di Indonesia

Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan

Belanda, penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan dan zaman orde baru.

1. Zaman Belanda

Radio siaran yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands

Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase radio siaran Vereniging (BRV) di

Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni

1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta.

Setelah BRV berdiri, secara serempak berdiri pula badan-badan radio

siaran lainnya di kota Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan

yang terbesar dan terlengkap adalah NIROM (Nederlandsch Indische

Radio Omroep Mij) di Jakarta, Bandung dan Medan, karena mendapat

bantuan dari pemerintah Hindia Belanda.

2. Zaman Jepang

Ketika Belanda menyerah pada Jepang tanggal 8 Maret 1942, sebagai

konsekuensinya, radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta

dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri

Kyoku, merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta, serta

mempunyai cabang-cabang yang dinamakan Hoso Kyoku di Bandung,

(46)

Rakyat Indonesia pada masa ini hanya boleh mendengarkan siaran dari

Hoso Kyoku saja.

3. Zaman Kemerdekaan

Ketika Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan

Indonesia tidak dapat disiarkan langsung melalui radio siaran karena radio

siaran masih dikuasai Jepang. Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

baru dapat disiarkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris pukul 19.00 WIB

namun hanya dapat didengar oleh penduduk sekitar Jakarta. Pada tanggal

18 Agustus 1945 naskah bersejarah itu dapat dikumandangkan ke luar

batas tanah air, dibuat pemancar gelap dan berhasil berkumandang di

udara radio siaran dengan stasiun call “Radio Indonesia Merdeka”.

4. Zaman Orde Baru

Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di

Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi

radio siaran ditingkatkan. Selain berfungsi sebagai media informasi dan

hiburan, pada masa orde baru, radio siaran melalui RRI menyajikan acara

pendidikan dan persuasi (Effendy, 2007:156-166).

II.3.2. Radio Sebagai Media Massa

Radio mendapat julukan sebagai Kekuasaan Kelima atau “the fifth estate”,

setelah pers (baca surat kabar) dianggap sebagai Kekuasaan Keempat atau “the

fourth estate” disebabkan karena daya kekuatan dalam mempengaruhi khalayak.

(47)

1. Daya Langsung

Untuk mencapai sasarannya, yakni pendengar, sesuatu hal atau program

yang disampaikan tidak mengalami proses yang kompleks. Peristiwa

penting yang memerlukan pemberitaan kepada masyarakat secara cepat,

dapat dilakukan melaui media massa.

2. Daya Tembus

Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Selain waktu, ruang pun

bagi radio siaran tidak merupakan masalah. Bagaimanapun jauhnya

sasaran yang dituju, dengan radio dapat dicapai.

3. Daya Tarik

Ini disebabkan sifat radio yang hidup berkat tiga unsur yang ada pada

radio, seperti musik, kata-kata, dan efek suara (sound effect). Musik adalah

tulang punggung dari radio siaran. Mendengarkan musik merupakan

hiburan yang relatif lebih murah daripada membeli kaset ataupun

menonton pertunjukan langsung. Unsur kata-kata yang mempunyai “style”

tertentu dalam penggarapannya menjadikan radio mampu menjalin

keakraban dengan pendengar. Dan efek suara menjadi daya tarik, dapat

memberi gambaran-gambaran sesuatu untuk menyentuh emosi pendengar

radio (Ardianto, 2004:120).

Saat ini musik merupakan perangkat yang mendominasi dunia hiburan.

Hampir tidak dapat ditemui sebuah hiburan tanpa mengabaikan peran musik,

sebaliknya musik menjadi sebuah bangunan hiburan yang besar dan paling

(48)

Keuntungan radio siaran adalah sifatnya yang santai. Orang bisa

menikmati acara siaran radio sambil makan, sambil bekerja bahkan sambil

mengemudikan mobil. Tidak demikian halnya dengan media massa yang lain.

Dibalik keuntungannya radio juga memiliki kelemahan, yakni mengandalkan

suara, sekejap dan tidak bisa mendemonstrasikan karena layarnya terletak pada

imajinasi pendengar itu sendiri.

Kini, stasiun radio swasta yang telah mengudara semakin banyak.

Berbagai macam cara dilakukan oleh masing-masing stasiun radio dalam rangka

meraih jumlah pendengar sebanyak-banyaknya. Salah satunya adalah

pertumbuhan radio swasta yang menjurus kepada spesialisasi kelompok khalayak

tertentu. Ada radio yang khusus memformatkan diri menjadi radio anak muda, ada

radio yang mengkhususkan diri bagi kelompok masyarakat hedonis (kaum

pekerja, eksekutif), ada juga radio yang mengkhususkan diri bagi khalayak

dengan jenis kelamin tertentu (female radio). Tidak hanya pola format penyajian

radionya saja, namun ada juga radio yang khusus melantunkan musik tertentu

seperti hanya musik Indonesia atau musik dangdut saja. Kehadiran dan

kemunculan radio swasta ini diharapkan dapat memenuhi keinginan masyarakat

untuk mencapai kepuasan dalam hal hiburan dan informasi. Di Medan, sudah ada

puluhan stasiun radio baik yang bermodulasi AM maupun FM. Saat ini tercatat 69

stasiun yang mengudara pada jalur FM dan 19 stasiun di jalur AM

(49)

 Beberapa keuntungan dari sistem FM adalah:

a. Dapat menghilangkan “interference” (gangguan yang disebabkan oleh

cuaca, bintik-bintik matahari atau alat listrik).

b. Dapat menghilangkan interference yang disebabkan oleh dua stasiun

yang bekerja pada gelombang yang sama.

c. Dapat menyiarkan suara dengan sebaik-baiknya dan dapat ditangkap

oleh pendengar secara sempurna.

Menurut Wahyudi (1996:8), adapaun sifat khas dari radio adalah:

1. Adanya proses pemancaran/transmisi

2. Isi pesan audio dapat didengar sekilas waktu sewaktu ada siaran

3. Tidak dapat diulang

4. Dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang sedang terjadi

5. Dapat menyajikan nara sumber secara langsung

6. Penulisan dibatasi oleh detik, menit dan jam

7. Distribusi melalui pemancar/transmisi

8. Bahasa yang digunakan formal dan nonformal

9. Kalimat sederhana, singkat, padat dan jelas

II.4. Komunikator

Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh

karena itu, komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source atau encoder

(50)

Dalam komunikasi peranan komunikator sangat penting. Komunikasi

haruslah luwes sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera

mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu

pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu-waktu, lebih-lebih

jika komunikasi dilangsungkan melalui media massa. Faktor-faktor yang

berpengaruh bisa terdapat pada komponen media atau komponen komunikan

sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai. Para ahli komunikasi

berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan

pendekatan yang disebut AA Procedure atau from attention to action procedure.

AA Procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat

AIDDA (Khasali, 1995:178). Lengkapnya adalah sebagai berikut:

A = Attention (Perhatian)

I = Interest (Minat)

D = Desire (Hasrat)

D = Decision (Keputusan)

A = Action (Tindakan)

Proses pentahapan komunikasi mengandung maksud bahwa komunikasi

hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hubungan ini

komunikator harus menimbulkan daya tarik. Pada dirinya harus terdapat faktor

daya tarik komunikator (source attractiveness). Seorang komunikator akan

mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah

(51)

bahwa komunikator ikut serta dengannya, dengan kata lain pihak komunikan

merasa adanya kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga dengan

demikian komunikan bersedia untuk taat pada pesan yang dikomunikasikan oleh

komunikator.

Sikap komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini

akan menimbulkan simpati komunikan pada komunikator. Dimulainya

komunikasi dengan membangkitkan perhatian (attention) merupakan awal

kesuksesan komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan,

hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest), yang merupakan

derajat yang lebih tinggi dari perhatian.

Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi

timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan

komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator

belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan

(decision), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan (action) sebagaimana

daharapkan komunikator.

Dalam proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila ia

berhasil menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan

bagi komunikan.

Kepercayaan komunikan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian

komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia dipercaya.

(52)

masalah hukum. Demikian pula seorang dokter akan memperoleh kepercayaan

kalau ia membahas masalah kesehatan.

Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang

disampaikan kepada komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan

empiris. Jadi seorang komunikator menjadi menjadi source of credibility

disebabkan adanya ethos pada dirinya yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles,

dan yang hingga kini tetap dijadikan pedoman yaitu good sense, good moral

character dan good will, yang oleh para cendikiawan modern diterjemahkan

menjadi itikad baik (good intentions), dan dapat dipercaya (thrustworthiness) dan

kecakapan atau kemampkuan (competence or expertness). Berdasarkan hal itu

komunikator yang ber-ethos menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad baik,

dapat dipercaya dan mempunyai kecakapan dan keahlian.

Ditinjau dari komponen komunikator, maka terdapat dua faktor yang

sangat menentukan, yaitu:

1. Kepercayaan kepada Komunikator (Source Credibility)

Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan bisa

tidaknya ia dipercaya. Hasil penelitian yang telah dilakukan beberapa ahli

menunjukkan bahwa kepercayaan yang besar akan meningkatkan daya

perubahan sikap, sedangkan kepercayaan yang rendah akan menyebabkan

berkurangnya daya perubahan yang diharapkan. Kepercayaan kepada

komunikator mencerminkan bahwa pesan yang diterima oleh komunikan

(53)

2. Daya Tarik Komunikator (Source Attractiveness)

Wilbur Schramm mengatakan bahwa apabila kita berkomunikasi, berarti

kita sedang mengusahakan kesamaan makna antara komunikator dengan

komunikan. Seorang komunikator harus mempunyai kemampuan untuk

mengubah sikap komunikan melalui mekanisme daya tarik, artinya

komunikan merasa bahwa komunikator terlibat atau turut serta dengan

mereka.

II.5. Efek Komunikasi Massa

Efek komunikasi massa ini pada dasarnya memberikan penjelasan dimana

terdapat efek tertentu akibat dari pesan yang disampaikan oleh media kepada

komunikannya (http://digilib.petra.ac.id)

Setiap aktifitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek baik

terhadap individu maupun masyarakat, dan bertalian dengan pengetahuan, sikap

dan perilaku. Efek bukan hanya sekedar reaksi penerima terhadap pesan yang

dilontarkan oleh komunikator, melainkan merupakan panduan sejumlah kekuatan

yang bekerja dalam masyarakat. Dimana komunikator hanya dapat menguasai

satu kekuatan saja yaitu pesan-pesan yang dilontarkan. Bentuk konkrit efek dalam

komunikasi adalah terjadinya perubahan pendapat atau sikap atau perilaku

khalayak akibat pesan yang menyentuhnya.

Kajian tentang efek atau pengaruh komunikasi massa sudah muncul sejak

(54)

yang dilakukan untuk mempengaruhi individu maupun massa melalui media pada

masa itu.

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa

timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat

pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek dapat

diklasifikasikan menjadi tiga kategori (Effendy, 2007:318) yaitu:

1. Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran,

sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak

mengerti yang tadinya bingung menjadi merasa jelas.

2. Efek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca

surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi

atau film bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak.

3. Efek konatif yaitu berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang

cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak

langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan

didahului oleh efek kognitif dan afektif. Dengan kata lain timbulnya

efek konatif setelah muncul efek kognitif dan efek afektif.

Efek komunikasi massa perlu menjadi perhatian dalam menyusun strategi

komunikasi. Efek komunikasi massa menjadi indikator atau tolak ukur

keberhasilan komunikasi.

II.6. Sikap

(55)

didefinisikan. Ada yang menganggap sikap hanyalah sejenis motif sosiogenis

yang diperoleh melalui proses belajar. Sedangkan menurut Allport (1924) melihat

sikap sebagai kesiapan saraf (neural settings) sebelum memberikan respons.

Sikap menurut Charles K. Atkin (1981:299-328) yaitu merupakan salah

satu faktor personal yang berasal dari diri manusia itu sendiri, yang

mempengaruhi manusia itu dalam berperilaku ataupun bertindak. Di dalam

komunikasi massa sikap merupakan efek afektif dari komunikasi massa yang

merupakan kecenderungan yang timbul dari seorang komunikan untuk bertindak

atau berperilaku akibat dari terpaan media massa. Dalam penelitian bidang

komunikasi politik, khususnya peranan media massa dalam sosisalisasi politik,

telah berulang kali menunjukkan korelasi yang berarti antara terpaan media

massa denga sikap-sikap politik. Sikap terhadap pemerintah, penolakan pada

otoritas, kesenangan pada pemimpin. Negara, sikap dan politisi erat berkaitan

dengan terpaan televisi, radio, dan surat kabar.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, Rakhmat (2005: 39-40)

menyimpulkan beberapa hal, seperti:

1. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa

dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku,

tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara

tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang,

tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.

2. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar

rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau

(56)

diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang

harus dihindari.

3. Sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok

cenderung dipertahankan dan jarang mengalami pembahan.

4. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai

menyenangkan atau tidak menyenangkan.

5. Sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir, tetapi

merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.

Sikap adalah suatu bangun psikologis. Seperti juga semua wujud

psikologi, sikap adalah hipotesis. Para ilmuan sosial menyelidiki keyakinan dan

perilaku orang dalam usahanya untuk menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai

keadaan mental dan proses mental. Sikap tidak dapat diobservasi atau diukur

secara langsung. Keberadaannya harus ditarik kesimpulan dan hasil-hasilnya

(Mueller, 1992:2).

Aspek pengetahuan yang mempengaruhi sikap adalah aspek pengetahuan

yang berisikan aspek positif atau aspek negatif dari sesuatu hal. Sikap positif atau

sikap negatif, tergantung pada segi positif atau segi negatif dari komponen

pengetahuan. Makin banyak segi positif dari komponen pengetahuan dan makin

penting komponen itu, banyak segi negatifnya maka makin negatif sikap yang

Gambar

Gambar: Teori S-O-R
Gambar 4: Model Wilbur Schramm (2)
Gambar 5: Model Wilbur Schramm (3)
Gambar: Struktur Organisasi PT. Anugerah Pradana Muda (Radio Star FM) Medan
+7

Referensi

Dokumen terkait

telah diperdengarkan kehadapan guru atau kyai. Pelaksanaan Metode Tasmi’ dan Muraja’ah dalam Menghafal Al -.. Qur’an di SD Islam Al -Azhaar Kedungwaru Tulungagung,

Berdasarkan Berita Acara Evaluasi Penawaran Pengawasan Pembangunan Gedung Siaga dan Shelter Kendaraan Kantor SAR Ambon Nomor : BA.06/PL.004-ULP/VI/SAR AMB-2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk karakteristik arus dan tegangan yang dihasilkan dari persamaan diferensial pada rangkaian seri RLC orde satu dan

Jumlah informan sebanyak 15 orang.Teknik analisa data melalui data reduction (reduksi data), data display (penyajian data) dan verifikasi data. Berdasarkan hasil

Dibalik semua proses perubahan fisik yang terjadi sejak awal terbentuknya kampung hingga kini, masyarakat kampung Gedong tetap kukuh pada tradisi mereka dan kehidupan religi

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Media Gambar Kelompok usia 2-

Hasil penelitian yang diperoleh antara lain adalah sebagai berikut: Sistem penerimaan dan pengeluaran kas pada PT PLN (Persero) telah dilaksanakan melalui proses

1) Sarana-prasarana di panti wredha dirancang agar dapat digunakan lansia dengan kursi roda dengan mempertimbangkan daya jangkau lansia tersebut, seperti: rancangan