PENGARUH KETERSEDIAAN SARANA LAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN
(Studi Kasus Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Padangsidimpuan)
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi
Oleh : ZURAIDAH
080723016
DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Zuraidah. 2010. Pengaruh Ketersediaan Sarana Layanan Terhadap Kepuasan pengguna Perpustakaan (Studi Kasus Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Padangsidimpuan). Medan : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Padangsidimpuan, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketersediaan sarana layanan terhadap kepuasan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan STAIN Padangsidimpuan. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan, peneliti, penulis.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Strata-1 dan Strata-2 yang berjumlah 3.755 orang yang terdaftar sebagai anggota. Penentuan sampel dengan menggunakan Tabel Krejcie, dengan penempatan 10 % maka diperoleh sampel sebanyak 254 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, kuesioner, dan studi kepustakaan. Pengukran variabel yang digunakan adalah skala Likert. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besarnya persentase jawaban dari responden.
Untuk mengetahui pengaruh ketersediaan sarana layanan terhadap kepuasan pengguna perpustakaan dilakukan analisis regresi linear sederhana, serta menggunakan program SPSS versi 12.0 Untuk menguji hipotesis dilakukan Uji-t dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).
KATA PENGANTAR
Dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati serta sujud syukur pada Allah SWT atas segala keberkatan, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skiripsi yang berjudul “Pengaruh Ketersediaan Sarana Layanan Terhadap Kepuasan Pengguna (Studi Kasus pada Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Padangsidimpuan”.
Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dukungan ayahanda Ahmad Jumari, ibunda tercinta Hj. Sahroni Harahap, Uwak Hj. Nur’aini Harahap yang telah banyak berkorban, membesarkan, mendidik dan memenuhi kebutuhan penulis. Do’a, dukungan, kasih sayang dan motivasi sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik itu susunan kata demi kata maupun isinya. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat meningkatkan kemampuan menulis dimasa yang akan datang. Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terimasih kepada:
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Jonner Hasugian, M.Si, selaku Ketua Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi
3. Bapak Drs Belling Siregar, SS, M.Lib, selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, waktu tenaga dan pikiran yang bermanfat dalam penulisan skiripsi ini
4. pembinging II yang telah banyak memberikan masukan kapada penulis.
5. Seluruh staf pengajar Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang bermafaat bagi penulis.
6. Pihak Perpustakaan STAIN Padangsdimpuan, Bapak Harmi Yusri S.Ag, S.S selaku kepala Unit Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan, yang telah memberikan izin untuk penelitian ini, dan terutama kapada kakak Samiatun S.Pd, dan pak Wahyu S.E atas bantuan dan kerjasamanya.
Din Lutfi, Nazifah Nuha, Makhruz Imam Arkan yang telah memberikan suport, motivasi kepada penulis agar senantiasa optimis sehingga skripsi ini dapar diselesaikan oleh penulis.
8. Buat tim hore-hore (Siska, Fitri, kak Misdar, Tri, Friska, kak Dewi, Windi, Pany, Anti) terimakasih atas cinta kasih sayang yang telah dibina selama ini. You are my best friend.
9. Teman-teman Ektensi Stambuk 08 (Kak Sri, dedi, suhaimi, kocik).
10. Buat adek-adek kosku jln Turi no 33. terutama Imah yang telah memberikan pinjaman printer gratis selama penyusunan skripsi ini, Rini Hayati yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi bagi penulis, kiki, desi.
DAFTAR ISI
2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6
2.1.2.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi... 6
2.1.2.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6
2.1.3 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi...8
2.2. Layanan Perpustakaan ... 8
2.2.1.Sistem Layanan Perpustakaan... 10
2.2.1.1. Sistem Layanan Terbuka... 10
2.3. Sarana Layanan Perpustakaan... 18
2.3.1 Koleksi Perpustakaan... 19
2.3.1.1 Buku Teks... 20
2.3.1.2 Koleksi Referensi... 21
2.3.1.3 Koleksi Audio Visual... 23
2.3.1.4 Koleksi Terbitan Berseri...24
2.4. Sarana Penelusuran (Katalog)... 26
2.5. Ruang Perpustakaan... 28
2.6. Perabotan dan Perlengkapan Perpustakaan... 31
2.8. Kepuasan Pengguna ... 35
2.8.1 Pengertian Kapuasan Pengguna ... 35
2.8.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pengguna ... 35
2.8.3 Frekuensi Kunjungan Perpustakaan... 37
2.8.4 Metode Pengukuran Kepuasan Pengguna... 37
2.9. Pustakawan ... 39
2.9.1 Pengertian Pustakawan ... 39
2.9.2 Peranan dan Tugas Pustakawan ... 40
BAB III METODE PENELITIAN ... 43
3.1. Metode Penelitian ... 43
3.2. Lokasi Penelitian... 43
3.3. Populasi dan Sampel ... 43
3.3.1 Populasi... 43
3.3.2 Sampel... 43
3.4. Teknik Pengumpulan Data... 45
3.5. Jenis dan Sumber Data... 45
3.6. Instrumen Penelitian ... 45
3.6.1. Kuesioner ... 46
3.6.2. Kisi-kisi Kuesioner ... 46
3.7. Definisi Operasional Variabel... 46
3.8. Skala Pengukuran Variabel... 47
3.9. Uji Validitas Instrumen dan Realibilitas... 47
3.9.1. Uji Validitas Instrumen... 47
3.9.2. Uji Realibilitas Instrumen ... 48
3.10. Analisis Data... . 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 51
4.1.1. Uji Validitas... 51
4.1.2. Uji Reliabilitas ... 53
4.2. Karakteristik Responden ... 53
4.2.1 Gambaran Responeden... 54
4.2.2. Frekuensi Pemafataan Perpustakaan... 54
4.3. Analisis Deskriftif ... 55
4.3.1.Tanggapan responden terhadap variabel bebas (X)...55
4.3.1.1.Koleksi ... 56
4.3.1.2. Sarana Penelusuran ... 58
4.3.1.3 Ruang Perpustakaan... 59
4.3.1.4 Perabotan dan Perlengkapan ... 61
4.3.2. Persepsi Responden Terhadap Variabel terikat (Y) ... 62
4.3.2.1.Sistem Layanan ... 62
4.3.2.2 Frekuensi pemanfaatan ... 64
4.3.2.3 Layanan Pengguna ... 65
4.3. Analisis Statistik ... 68
4.4.1.Uji Validitas... 68
4.4.2. Uji Reliabilitas ... 70
4.4.3. Metode Regresi Linier Sederhana... 70
4.4.4. Uji Pengaruh Secara Parsial (Uji-t) ... 71
4.4.5.Identifiksi Determinan (R2) ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73
5.1. Kesimpulan ... 73
5.2. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA... 75
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Jumlah Koleksi Perpustakaan STAIN Padangsdimpuan ... 2
Tabel 3.1. : Sampel Penelitian pada Stratum...44
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Kuesioner ... 46
Tabel 4.1 : Uji Validitas Ketersediaan Sarana Layanan (X) dan Variabel Kepuasan Pengguna (Y)...52
Tabel 4.2 : Uji Reliabilitas Kuesioner... 53
Tabel 4.3 : Gambaran Responden ... 54
Tabel 4.4 : Frekuensi Pemanfaatan Perpustakaan dalam Seminggu... 55
Tabel 4.5 : Tanggapan Responden Terhadap Koleksi ... 56
Tabel 4.9 : Tanggapan Responden Terhadap Sarana Penelusuran ... 58
Tabel 4.11 : Tanggapan Responden Terhadap Ruang Perpustakaan. ... 60
Tabel 4.14 : Tanggapan Responden Terhadap Perabotan dan Perlengkapan ... 61
Tabel 4.15 : Tanggapan Responden Terhadap Sistem Layanan ... 62
Tabel 4.18 : Tanggapan Responden Terhadap Frekuensi Pemanfaatan .. 64
Tabel 4.20 : Tanggapan Responden Terhadap Layanan Pengguna ... 65
Tabel 4.23 : Tanggapan Responeden Terhadap Emosional Pustakawan.. 67
Tabel 4.25 : Uji Validitas Kuesioner Variabel X dan Varibel Y ... 69
Tabel 4.26 : Uji Reliabilitas Kuesioner... 70
Tabel 4.27 : Analisis Regresi Linier Sederhana... 70
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Gambaran Umum
Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan ... 79 Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian ... 89 Lampiran 3 : Distribusi Skor Jawaban Uji Coba Kuesioner
Variabel (X) dan Variabel (Y) ... 93 Lampiran 4 : Distribusi Skor Jawaban Kuesioner Variabel (X) dan
ABSTRAK
Zuraidah. 2010. Pengaruh Ketersediaan Sarana Layanan Terhadap Kepuasan pengguna Perpustakaan (Studi Kasus Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Padangsidimpuan). Medan : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Padangsidimpuan, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketersediaan sarana layanan terhadap kepuasan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan STAIN Padangsidimpuan. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan, peneliti, penulis.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Strata-1 dan Strata-2 yang berjumlah 3.755 orang yang terdaftar sebagai anggota. Penentuan sampel dengan menggunakan Tabel Krejcie, dengan penempatan 10 % maka diperoleh sampel sebanyak 254 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, kuesioner, dan studi kepustakaan. Pengukran variabel yang digunakan adalah skala Likert. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besarnya persentase jawaban dari responden.
Untuk mengetahui pengaruh ketersediaan sarana layanan terhadap kepuasan pengguna perpustakaan dilakukan analisis regresi linear sederhana, serta menggunakan program SPSS versi 12.0 Untuk menguji hipotesis dilakukan Uji-t dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Perpustakaan juga merupakan salah satu bagian dan kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan penelitian yang pada umumnya bertujuan memberikan pelayanan informasi yang dibutuhkan pengguna perpustakaan, serta untuk mendukung, memperlancar dan mempertinggi kualitas pelaksanaan kegiatan perguruan tinggi melalui layanan dan fasilitas yang disediakan. Perpustakaan berfungsi sebagai salah satu faktor yang mempercepat akselerasi transfer ilmu pengetahuan, oleh karenanya perpustakaan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Selain itu perpustakaan berfungsi sebagai sumber informasi, dan merupakan penunjang yang penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau referensi.
Melihat fungsi perpustakan yang sedemikian “penting” maka layaklah diperhatikan oleh pustakawan atau pun pengguna perpustakaan bahwa perpustakaan semestinya mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan berbagai aspek lainnya. Perkembangan suatu perpustakaan dapat dilihat dari pelayanannya, karena keberhasilan pelayanan dapat memberi kepuasan kepada pengguna yang merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh perpustakaan.
Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Padangsidimpuan didirikan untuk memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa, staf pengajaran, dan pegawai. Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan memiliki peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan informasi civitas akademika.
Berdasarkan laporan tahunan 2009 perpustakaan STAIN Padangsidimpuan memiliki koleksi sebanyak 9.766 judul dan 45.617 eksemplar, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1.1.Jumlah Koleksi Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan
No Jenis Koleksi Judul Eksemplar
1 Buku teks 6.670 31.413
2 Tesis 63 296
3 Skripsi 1.905 10.682
4 Makalah/Diktat 803 1.928
5 Laporan penelitian 148 310
6 Terbitan berseri 175 988
7 Koran yang dilanggan 2 -
Jumlah 9.766 45.671
Sumber: Data statistik buku Desember 2009 Perpustakaan STAIN Padangsidmpuan
Jumlah pengguna yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan adalah 3.755 orang. Sarana penelusuran hanya melalui katalog manual yang disusun berdasarkan abjad pengarang dan judul. Adapun rata-rata jumlah pengunjung setiap hari adalah 345 orang dan jumlah buku yang dipakai 500 eksemplar setiap hari. Perabotan meja baca 64 buah dan kursi baca sebanyak 130 buah. Dengan 6 (enam) program studi ditambah 1 (satu) program studi Pasca Sarjana. Layanan yang disediakan perpustakaan STAIN Padangsidimpuan antara lain:
1. Layanan sirkulasi 2. Layanan referensi 3. Layanan terbitan berseri 4. Layanan internet
5. Layanan pendidikan pengguna
dilihat dari perbandingan antara koleksi buku dengan pengguna adalah 9.766 judul: 3.755 orang. Ditambah lagi dengan program pasca sarjana yang tentu kesemuanya itu memerlukan sarana penunjang untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan.
Berdasarkan latar belakang dan penjelasan di atas, penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh ketersediaan sarana layanan yang diberikan oleh perpustakaan dalam memenuhi kepuasan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan pada STAIN Padangsidimpuan, maka penulis menetapkan judul penelitian ini adalah ”PENGARUH KETERSEDIAAN SARANA LAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN (Studi Kasus Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Padangsidimpuan) ”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah ”Apakah terdapat pengaruh ketersediaan sarana layanan yang disediakan oleh perpustakaan terhadap kepuasan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan STAIN Padangsidimpuan.
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketersediaan sarana layanan terhadap kepuasan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan STAIN Padangsidimpuan.
1.4Manfaat Penelitian
1. Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan, untuk dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terutama berkaitan dengan penyediaan layanan perpustakaan.
2. Peneliti, agar dapat menjadi acuan dalam melakukan penelitian lanjutan mengenai topik yang sama.
1.5Hipotesis Penelitian
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unit pelaksanaan teknis dan
perangkat kelengkapan pusat dalam melaksanakan kegiatan dibidang pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilihat bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan pusat belajar di lingkungan
pendidikan tinggi. Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis kemukakan beberapa
defenisi mengenai perpustakaan perguruan tinggi.
Menurut Syahrial-Pamuntjak (2000: 5), ”perpustakaan perguruan tinggi ialah
perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi,
perpustakaan akademik, perpustakaan sekolah tinggi”.
Sedangkan dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004:
3), ”perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang
bersama-sama unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan
tercapainya visi dan misi perguruan tingginya”.
Selanjutnya dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman
(1994: 3) dinyatakan bahwa:
Perpusatkaan perguruan tinggi adalah suatu unit pelaksana teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lainnya, turut melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi dengan cara memilih, menyimpan, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi
adalah perpustakaan akademik yang berada di lembaga pendidikan tinggi yang turut
membantu perguruan tinggi dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi yaitu
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pelayanan yang diberikan
diutamakan kepada mahasiswa, staf pengajar, peneliti dan karyawan perguruan tinggi
yang bersangkutan yang lazim disebut dengan sivitas akademika dengan tujuan
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
2.1.2.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Tujuan perpusatakaan perguruan tinggi tidak terlepas dari tujuan perguruan
tinggi penaungnya. Dengan kata lain tujuan perpustakaan perguruan tinggi harus sesuai
dengan tujuan lembaga yang menyelenggarakannya. Dalam Buku Pedoman Umum
Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999 : 4) ”tujuan perpustakaan
perguruan tinggi diselenggarakan adalah untuk menunjang pelakasanaan program
perguruan tinggi sesuai dengan Tri Dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”.
Sedangkan menurut Sulitiyo-Basuki (1991 : 52) secara umum tujuan
perpustakaan perguruan tinggi adalah :
a. Memenuhui keperluan masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi. b. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referensi) pada semua tingkat
akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar.
c. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan.
d. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. e. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas lingkungan
perguruan tinggi tetapi jasa lembaga industri lokal.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan
perguruan tinggi adalah memberikan pelayanan informasi dan bahan lainnya untuk
mendukung pelaksanaan program perguruan tinggi sesuai dengan Tri Dharma
perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
2.1.2.2. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Kekhasan perpustakaan perguruan tinggi terletak pada fungsi dan perannya
yang dipengaruhi oleh lingkungan eksternalnya seperti jenis organisasi induknya.
Fungsi dan peran juga berbeda tergantung pada tingkat manajemen dimana setiap
tingkat merefleksikan tanggung-jawab manajerial yang sesuai dengan masing-masing
Ada beberapa fungsi perpustakaan perguruan tinggi, sebagaimana diuraikan
dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004 : 3-4) yakni :
Fungsi perpustakaan perguruan tinggi:
1) Fungsi Edukasi
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademik, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
2) Fungsi Informasi
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.
3) Fungsi Riset
Perpustakaan merupakan fungsi bahan-bahan dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.
4) Fungsi Rekreasi
Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.
5) Fungsi Publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik.
6) Fungsi Deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tinggi.
7) Fungsi Interpretasi
Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan adalah sebagai
sarana kelengkapan pusat suatu perguruan tinggi serta meningkatkan kualitas
pendidikan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana
perpustakaan tersebut bernaung. Oleh karena itu perpustakaan perguruan tinggi sangat
berguna sekali bagi para mahasiswa, dosen, maupun peneliti dalam mengembangkan
2.1.3 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan
dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat pustaka serta
mendayagunakannya baik bagi civitas akademika dan masyarakat luar kampus.
Menurut Sutarno (2006 : 53-54), ”tugas pokok perpustakaan adalah
menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan semua
koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat
pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.
Sedangkan dalam buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan
Tinggi (1999 : 5) dinyatakan bahwa:
Tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat pustaka serta mendayagunakan baik bagi civitas akademika maupun masyarakat diluar kampus. Tugas perpustakaan perguruan tinggi dirinci ke dalam empat jenis tugas sebagai berikut:
1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pengajran.
2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studinya.
3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan dilingkungan perguruan tinggi induknya dan menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi para peneliti.
4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik berupa tercetak maupun tidak tercetak.
Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas perpustakaan perguruan
tinggi adalah menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara/merawat dan
mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka baik bagi civitas akademika maupun
masyarakat diluar kampus.
2.2. Layanan Perpustakaan
Adapun yang dimaksud dengan pelayanan perpustakaan adalah pemberian
layanan kepada masyarakat yang mempunyai kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan
akan informasi dengan mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan serta
Pada dasarnya perpustakaan yang baik dapat diukur dari keberhasilannya dalam
menyajikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat pemakainya. Lengkapnya
fasilitas yang ada, besarnya dana yang disediakan dan banyaknya tenaga pustakawan
tidak berarti apa-apa, bila perpustakaan tersebut tidak mampu menyediakan pelayanan
yang berkualitas.
Layanan perpustakaan bertujuan memberikan layanan bahan pustaka dan
informasi kepada pengguna perpustakaan untuk keperluan pendidikan, penerangan,
ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta pengembangan kebudayaan. Menurut Darmono
(2001 : 134) ”Layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang
dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta
informasi yang dibutuhkannya”.
Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004 : 71)
dinyatakan bahwa:
Layanan perpustakaan adalah pemberian informasi dan fasilitas kepada pengguna melalui layanan perpustakaan. Pengguna dapat memperoleh hal-hal berikut:
1. Informasi yang dibutuhkan secara optimal dari berbagai media. 2. Manfaat berbagai alat bantu penelusuran yang tersedia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, kegiatan dari pelayanan
perpustakaan adalah menjelaskan, mengarahkan, dan membantu pengguna
perpustakaan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkannya secara optimal.
Pada umumnya perpustakaan yang baik akan selalu berusaha memberikan
pelayanan yang memuaskan bagi pengguna. Layanan yang baik adalah yang dapat
memberikan rasa senang dan puas kepada pengguna untuk itu perlu pembinaan layanan
bagi setiap perpustakaan. Menurut Sutarno (2006 : 90-91) bentuk riil layanan
perpustakaan itu antara lain:
1. Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan/ yang dikehendaki masyarakat pemakai.
2. Berorientasi kepada pemakai.
3. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran. 4. Berjalan mudah dan sederhana
5. Murah dan ekonomis
6. Menarik dan menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpati 7. Bervariatif
10. Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan, tetapi tidak bersifat menggurui.
11. Mengembangkan hal-hal yang baru/ inovatif.
12. Mampu berkopentensi dengan layanan di bidang lain
13. Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai dan bersifat mandiri.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan layanan perpustakaan
sebagai layanan prima yaitu cepat, tepat, mudah, sederhana, dan murah serta dapat
memuaskan pemakai.
Ada dua sistem layanan perpustakaan yaitu layanan terbuka (Open Accsess)
dan layanan tertutup (Close Accsess). Kedua sistem pelayanan tersebut erat
hubungannya dengan bagaimana cara perpustakaan memberikan kesempatan kepada
pengguna untuk menemukan dan memanfaatkan informasi yang dimiliki perpustakaan
tersebut.
2.2.1.Sistem Layanan Perpustakaan
Agar pengguna jasa perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan
maka perlu ditentukan sistem layanan sirkulasi. Pelayanan sirkulasi dapat dilaksankan
dengan dua sistem layanan yaitu pelayanan sirkulasi dengan sistem terbuka dan sistem
tertutup
2.2.1.1 Sistem Layanan Terbuka
Sistem layanan ini memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari
bahan pustaka yang dibutuhkannya. Pengguna diijinkan masuk ke ruang koleksi
perpustakaan, memilih, dan mengambil bahan pustaka yang dibuthkan. Pengguna
perpustakaan bebas membaca di tempat, kalau merasa tertarik dapat meminjamnya
dibagian layanan perpustakaan. Dengan sistem ini pengguna perpustakaan dapat
melihat langsung koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Menurut Darmono (2001 : 139) bahwa ”sistem terbuka adalah sistem yang
memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan
mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan”.
Sedangkan sistem layanan terbuka menurut Lasa (1994: 5) adalah ”suatu
layanan yang memungkinkan pengguna untuk masuk ke ruang koleksi untuk memilih,
Kedua pendapat di atas menyatakan bahwa sistem layanan terbuka adalah suatu
sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri koleksi
yang dibutuhkan.
Ada beberapa keunggulan yang dapat diambil apabila perpustakaan
menggunakan sistem layanan terbuka, antara lain:
1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi.
2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.
3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan.
4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambil bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberikan tanggung jawab dibagian lain (Darmono, 2001 : 140)
Selain keunggulan tersebut di atas sistem layanan terbuka ini juga mempunyai
beberapa kelemahan yaitu:
1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau balau karena ketikan mereka melakukan browsing. Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat. 2. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan
dengan sistem yang bersifat tertutup.
3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa.
4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berabagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka. (Darmono, 2001: 140)
Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa sistem layanan terbuka
merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari,
memilih, dan mengambil sendiri koleksi yang dikehendaki dari jajaran koleksi, untuk
itu pengguna harus mengenal sistem pengelompokan buku yang dipakai oleh
perpustakaan itu. Tanpa mengerti sistem ini mereka akan sulit menemukan bahan
pustaka yang akan dicari. Sistem layanan terbuka juga membutuhkan keamanan yang
2.2.1.2 Sistem Layanan Tertutup
Selain sistem layanan terbuka juga tedapat sistem layanan tertutup yang
dilakasnakan oleh perpustakaan. Pada sistem ini perpustakaan tertutup bagi pembaca,
dalam arti pengguna tidak boleh langsung mengambil buku di rak. Petugas akan
mengambilkan bahan pustaka untuk pengguna. Koleksi yang ingin dipinjam dapat
dipilih melalui daftar/katalog yang tersedia.
Menurut Soeatminah (1992 : 131) bahwa:
Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi, tetapi pengunjung boleh memilih pustaka yang ingin dipinjam melalui katalog perpustakaan dan setalah ditemukan sandi bukunya, dapat diminta pada petugas untuk mengambilnya.
Sedangkan Lasa (1994 : 5) menyatakan bahwa:
Sistem layanan tertutup adalah suatu layanan yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri akan koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam melalui daftar/katalog yang tersedia, koleksinya akan diambil oleh petugas.
Pendapat di atas dinyatakan bahwa sistem layanan tertutup adalah sistem
layanan yang tidak memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri
informasi yang dibutuhkan pada ruang koleksi. Koleksi yang dibutuhkan harus dicari
melalui katalog, kemudian pengguna mencatat data buku yang dibutuhkan dan
diberikan kepada petugas layanan untuk diambil dari jajaran koleksi.
Ada beberapa keuntungan sistem layanan tertutup, antara lain:
1. Daya tampung koleksi lebih banyak, karena jajaran rak satu dengan yang lain lebih dekat.
2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak.
3. Kerusakan dan kehilangan koleksi lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem layanan terbuka.
4. Tidak memerlukan meja baca (Lasa, 1995: 4)
Selain keuntungan di atas sistem layanan ini mempunyai beberapa kelemahan,
antara lain:
1. Banyak energi yang tersedia di bagian sirkulasi
2. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar/dipinjam
3. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan misalnya salah pengertian antara petugas dan peminjam
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan tertutup
merupakan sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengguna mencari dan
mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan dari jajaran koleksi, melainkan harus
melalui bantuan petugas perpustakaan, setelah pengguna memilih bahan pustaka yang
diperlukan melalui katalog dahulu.
2.2.2 Jenis Layanan 2.2.2.1 Layanan Sirkulasi
Layanan sirukulasi adalah layanan peminjaman koleksi yang diberikan untuk
pengguna yang berhubungan dengan pemanfaatan koleksi perpustakaan. Pusat Layanan
Pustaka (2008 : 5) menyatakan bahwa, ”sirkulasi merupakan pelayanan yang
menyangkut peredaran bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan”.
Sedangkan Sutarno (2006 : 93) mengemukakan bahwa, ”layanan sirkulasi
adalah kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman,
dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasinya”.
Kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa layanan sirkulasi merupakan
kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan berupa
peminjaman, pengembalian, serta penyelesaian administrasi bahan pustaka yang
dimiliki oleh perpustakaan.
Penyelenggaraan layanan sirkulasi bertujuan untuk :
1. Supaya mereka mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin.
2. Mudah diketahui siapa meminjam koleksi tertentu, dimana alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan peminat lain akan segera dapat diketahui alamat peminjam/dinantikan pada waktu pengembalian.
3. Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas dengan demikian kemana bahan pustaka akan terjaga.
4. Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi
5. Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui (Lasa, 1994 : 1-2)
Berdasarkan tujuan layanan sirkulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pekerjaan layanan sirkulasi harus dilakukan dengan cepat dan tepat dan prosedur
layanan yang mudah dan sederhana sehingga kemanan bahan pustaka, serta
Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka layanan sirkulasi harus melaksanakan
tugas sebagaimana dinyatakan oleh Sulistiyo-Basuki (1993 : 257-259) yaitu :
1. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan
2. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan, dan pengunduran diri anggota perpustakaan
3. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman
4. Menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan
5. Mengeluarkan surat peringatan bagi peminjam buku, khusunya buku hilang atau rusak
6. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman 7. Membuat statistik peminjaman
8. Peminjaman antar perpustakaan
9. Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel, dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan
10. Tugas lainnya terutama yang berhubungan dengan peminjaman.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan sirkulasi memiliki tugas
melakukan pendafaran anggota, peminjaman, perpanjangan waktu pinjam dan
pengembalian buku, menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan, membuat
statistik peminjaman serta tugas layanan terutama yang berkaitan dengan peminjaman.
2.2.2.2 Layanan Referensi
Layanan referensi merupakan kegiatan pelayanan informasi yang biasa
dilakukan di perpustakaan. Pelayanan referensi merupakan suatu kegiatan yang
membantu pengguna untuk menemukan informasi yang dibutuhkannya.
P. Sumardji (1992 : 11), menyatakan bahwa pelayanan referensi adalah:
1. Salah satu kegiatan pokok yang dilakukan di perpustakaan yang khusus menyajikan koleksi referensi kepada para pemakai perpustakaan.
2. Suatu kegiatan layanan yang membantu para pemakai/pengunjung perpustakaan menemukan informasi dengan cara:
a. Menerima pertanyaan-pertanyaan dari para pemakai perpustakaan dan kemudian menjawab dengan menggunakan koleksi referensi.
b. Memberikan bimbingan untuk menemukan koleksi referensi yang diperlukan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai c. Memberikan bimbingan kepada pemakai perpustakaan bagaimana
menggunakan setiap bahan pustaka koleksi referensi.
Sedangkan menurut Darmono (2001 : 141) layanan referensi adalah
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa layanan referensi
merupakan kegiatan layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk memperoleh dan
membantu pengguna dalam menemukan informasi dengan cara menjawab pertanyaan
dengan menggunakan koleksi referensi seperti ensiklopedi, kamus, almanac, direktori,
buku tahunan, dan sebagainya. Koleksi tersebut tidak boleh dipinjam tetapi hanya
boleh baca ditempat. Serta pelayanan referensi memberikan bimbingan untuk
menggunakan dan menemukan koleksi referensi.
Menurut Lasa (1994 : 34) tujuan pelayanan referensi adalah sebagai berikut :
1. Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar memanfaatkan semaksimal mungkin akan koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan. Mereka diharapkan mampu mandiri dalam menggunakan sumber-sumber tersebut.
2. Memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu.
3. Memberi pengarahan kepada pengguna untuk memperluas wawasan mereka dalam suatu topik, subjek, karena penjelasan suatu masalah diberikan beberapa sumber dengan gaya yang berbeda.
4. Mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam pengembangan ilmu penegtahuan
5. Tercapainya efesiensi tenaga, biaya dan waktu.
Sedangkan fungsi layanan referensi menurut Sumardji (1992 : 12) yaitu:
1. Informasi
Memberikan jawabaan atas pertanyaan-pertanyaan tentang informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai perpustakaan
2. Bimbingan kepada para pemakai perpustakaan untuk mencari bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang tepat, dan bagaimana pula cara mengunakannya untuk mencari informasi yang dikehendaki
3. Pemilihan/Penilaian
Memberikan petunjuk/pengertian tentang bagaimana cara memilih/menilai bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang bermutu dan berbobot ilmiah agar diperoleh sumber informasi yang berdaya guna maksimal.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas tujuan dan fungsi pelayanan
referensi memberikan bimbingan kepada pengguna tentang bagaimana cara
menemukan serta cara menggunakan setiap bahan pustaka koleksi referensi.
Menurut Sumardji (1992 : 69) bentuk bimbingan yang diberikan pada layanan
referensi adalah sebagai berikut:
2) Bimbingan tak langsung, yang diberikan kepada siapa pun melalui media tertentu, seperti misalnya dengan menerbitkan buku informasi/petunjuk, buku pegangan, dan terbitan-terbitan lainnya
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk bimbingan langsung
maupun tidak langsung merupakan kegiatan yang penting dalam pemanfaatan layanan
referensi agar pengguna dapat dengan mudah menemukan informasi yang
dibutuhkannya.
2.2.2.3Layanan Terbitan Berseri
Salah satu jenis layanan yang dapat mendukung terselenggaranya kegiatan yang
ada di perpustakaan adalah pelayanan terbitan berseri. Dalam buku Pedoman Umum
Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999 : 40), ” Pelayanan terbitan
berseri adalah kegiatan melayankan terbitan berseri kepada pengguna perpusatakaan.
Misalnya jurnal, surat kabar, majalah dan terbitan lain yang mempunyai kala terbit
tertentu”.
Sedangkan menurut Yusuf (1995 : 58), layanan terbitan berseri adalah bentuk
publikasi yang pada umumnya memuat berbagai tulisan atau artikel, baik publikasi
umum maupun khusus, dari beberapa pengarang yang dianggap penting, dengan waktu
terbit teratur dalam jangka waktu yang tidak ditentukan”.
Pelayanan terbitan berseri selalu memberikan informasi yang mutakhir dalam
setiap kali terbit. Terbitan ini juga merupakan sarana yang efektif dalam pengembangan
ilmu pengetahuan. Menurut Saleh (1996 : 26) terbitan berseri mempunyai peran sebagai
berikut
1. Memberi ruang untuk menampung ide, gagasan, pengalaman seseorang 2. Menjadi media untuk menyampaikan hasil-hasil penemuan terbaru dalam
bidang tertentu
3. Sumber untuk memperluas wawasan seseorang 4. Sumber untuk mengetahui keahlian seseorang
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa terbitan berseri adalah salah
satu jenis koleksi yang dibutuhkan di perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan
2.2.2.4. Layanan Audio Visual
Dari berbagai jenis layanan perpustakaan yang telah diuraikan sebelumnya
layanan audio visual juga dapat digunakan untuk membantu pengguna perpustakaan.
Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004 : 90) dinyatakan
bahwa, ”pelayanan audivisual adalah kegiatan meminjam bahan pustaka audio visual
kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam
perpustakaan”.
Adapun tujuan dari layanan audiovisual dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi:
Buku Pedoman (2004 : 90) adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan rekreasi.
2. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan
3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan
4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka audiovisual disamping bahan bacaan.
Sedangkan bahan perpustakaan multi media dan perlengkapannya dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:
1. Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya menampilkan citra, misalnya slaid, beningan (trancparancy) dan bahan pustaka renik. 2. Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya mengeluarkan
bunyi, misalnya kaset audio, piringan hitam, cakram optic.
3. Bahan perpusatakaan yang melalui perlengkapannya menampilkan citra diserta bunyi, misalnya kaset atai cakram video melalui mesin video, film suara melalui proyektor film (Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, 2004 : 90)
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan audiovisual adalah
salah satu layanan yang dapat memberikan motivasi kepada pengguna untuk
menggunakan layanan yang ada di perpustakaan. Layanan audiovisual juga terdiri dari
berbagai macam bahan yang dapat dipakai pengguna perpustakaan sesuai dengan
2.2.2.5. Layanan Pendidikan Pengguna
Layanan pendidikan pengguna merupakan bentuk layanan yang memberikan
bimbingan pengenalan perpustakaan secara umum kepada sivitas akademika untuk
dapat memanfaatkan perpustakaan secara optimal dengan mengetahui peraturan dan
tata tertib perpustakaan, pencarian dan penyimpanan bahan pustaka, serta pengenalan
staf perpustakaan dan tugas utama mereka.
Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004 : 95)
“pendidikan pengguna adalah kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada
pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan
perpustakaan dengan efektif dan efesien”.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan pengguna
merupakan kegiatan terpenting untuk dapat mempermudah pemanfaatan layanan
perpustakaan baik bagi pengguna dan calon pengguna perpustakaan.
Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004 : 95)
pendidikan pengguna bertujuan untuk:
1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri
2. Memberikan pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu
3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan perpustakaan 4. Mempromosikan layanan perpustakaan
5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya pendidikan
pengguna adalah untuk meningkatakan keterampilan pengguna dalam memanfaatkan
layanan tersebut dengan sebaik-baiknya.
2.3. Sarana Layanan Perpustakaan
Perpustakaan sebagai salah satu sarana pendukung dalam proses belajar
mengajar yang dibutuhkan oleh pengguna untuk memperoleh informasi harus
menyediakan sarana yang memadai. Menurut Sutarno (2006 : 218) ”sarana dan
prasarana perpustakaan adalah: semua benda, barang dan inventaris yang menjadi
milik perpustakaan dan dipergunakan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan
perpustakaan”. Sedangkan dalam Kamus Ilmiah Populer (1994 : 172) ”sarana adalah
alat; piranti”. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sarana adalah
perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Adapun yang termasuk sarana
layanan perpusatakaan diantaranya adalah sebagai berikut yaitu koleksi perpustakaan
mencakup semua bahan pustaka baik buku teks, koleksi referensi, maupun koleksi
terbitan berseri, katalog sebagai sarana penelusuran, ruang baca beserta perabotannya.
2.3.1 Koleksi Perpustakaan
Salah satu unsur pendirian perpustakaan adalah koleksi. Koleksi perpustakaan
merupakan unsur pokok yang harus dimiliki oleh setiap perpustakaan untuk digunakan
oleh pengguna yang ingin memperoleh informasi yang dibutuhkannya. Sebagaimana
yang tercantum dalam UU No 43 tahun 2007 pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa,
”Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak,
dan/atau karya rekam dalam bentuk berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan,
yang dihimpun, diolah dan dilayankan”.
Sedangkan menurut Siregar (1998 : 2) yang dimaksud dengan ”koleksi
perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan
untuk disajikan kepada pengguna, guna memenuhi kebutuhan pengguna akan
informasi”.
Dari kedua pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa koleksi
perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang terkumpul dalam perpustakaan dan
harus berguna untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna.
Pada perguruan tinggi, mahasiswa pada umumnya mencari informasi yang
dibutuhkan ke perpustakaan. Oleh karena itu perpustakaan perguruan tinggi harus
dikelola dengan baik, agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan baik pula.
Dengan pengelolaan yang baik dan koleksi yang memadai maka perpustakaan akan
dikunjungi oleh pengguna, sehingga perpustakaan sudah bekerja secara optimal dalam
memenuhi kebutuhan pengguna.
Koleksi yang dimiliki perpustakaan sudah berkembang, bukan hanya sebatas
buku yang tercetak seperti yang dikemukakan oleh Rompas (1985 : 10) bahwa:
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan terdiri atas
bermacam-macam jenis mulai dari yang tercetak sampai yang terekam. Akan tetapi
pada saat sekarang ini masih banyak perpustakaan yang hanya menyimpan bahan
pustaka buku dan yang tercetak saja. Dan koleksi yang paling sering dimanfaatkan oleh
pengguna adalah bahan pustaka tercetak yaitu buku.
Koleksi perpustakaan sebagai sarana penyebar informasi tentu saja memiliki
beberapa fungsi yang sama halnya dengan perpustakaan. Dalam buku Pedoman Umum
Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979 : 34-35) disebutkan bahwa fungsi koleksi
perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi pendidikan
Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan.
2. Fungsi penelitian
Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.
3. Fungsi referensi
Fungsi ini melengkapi kedua fungsi diatas dengan meyediakan bahan-bahan referensi diberbagai bidang dan alat-alat bibliografiis yang diperlukan untuk penelusuran informasi.
4. Fungsi Umum
Perpustakaan perguruan tinggi yang menetapkan pustaka informasi bagi masyarakat disekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain.
Dari uraian di atas maka fungsi koleksi dapat disimpulkan bahwa koleksi
perpustakaan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan civitas akademika dan untuk
menunjang pelaksanaan pendidikan dan penelitian serta sebagai referensi dalam
melakukan penelusuran informasi.
2.3.1.1 Buku Teks
Buku teks merupakan jenis koleksi yang selalu tersedia pada setiap
perpustakaan. Jenis koleksi ini membahas tentang bidang ilmu tertentu yang ditulis
dengan tujuan untuk memudahkan pencapaian proses belajar mengajar antara
mahasiswa dan dosen.
Informasi yang terkandung dalam buku teks hanya mencakup bahan-bahan yang
ada sangkut-pautnya dengan mata kuliah. Oleh karena itu pembahasan suatu topik mata
demikian, dapat memudahkan baik bagi dosen maupun mahasiswa dalam melaksanakan
proses belajar dan mengajar. Dalam buku Ensiklopedi Nasional Indonesia (1989 : 517)
pengertian buku adalah :
Kumpulan lembaran kertas empat persegi panjang yang satu sisinya dijilid bersama-sama: bagian depan dan belakang lembar-lembar kertas ini dilindungi oleh sampul yang terbuat dari bahan yang lebih tahan (terhadap gesekan, kelembapan).
Menurut jenis isinya buku dapat dibagi dalam dua golongan yakni:
1. Buku fiksi
Buku fiksi merupakan buku yang berisi cerita rekanan atau tidak
berdasarkan kenyataan. Buku fiksi pada umumnya menceritakan tentang
cerita-cerita legenda atau dongeng semata yang sifatnya menghibur.
2. Buku non-fiksi
Buku non fiksi merupakan buku yang ditulis berdasarkan kejadian nyata,
fakta atau hukum alam, misalnya buku tentang ilmu pengetahuan dan
tekonologi, agam olah raga, musik, bahasa, sejarah dan sebagainya. Buku
non fiksi haruslah mempunyai sisi dan cara menjelaskan misalnya secara
terang dan nyata. Buku non fiksi ini juga hendaknya mudah dipahami oleh
seluruh kalangan pembaca.
2.3.1.2 Koleksi Referensi
Jenis koleksi ini disebut juga koleksi rujukan, koleksi acuan, bahkan ada juga
yang menyebutnya sebagai kelompok koleksi panduan. Namun apapun namanya,
koleksi referensi adalah koleksi yang isi maupun penyajiannya bertujuan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat khusus.
Menurut Sumardji (1992 : 28) Koleksi referensi adalah :
Kumpulan atau kelompok koleksi pustaka yang terdiri dari bahan-bahan pustaka berisi karya-karya yang bersifat memberitahu/menunjukkan (informatif/referensial) mengenai informasi-informasi tertentu, yang disusun secara sistematis yang digunakan sebagai alat petunjuk atau konsultasi.
Sedangkan menurut Soeatminah (1992 : 25) ”buku referensi adalah buku yang
isinya disusun dan diolah secara tertentu (misalnya menurut abjad), biasanya dipakai
sebagai tempat bertanya atau mencari informasi, tidak untuk dibaca serta keseluruhan
Kedua defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi referensi adalah koleksi
yang informasinya bersifat khusus sehingga mampu menjawab atau setidaknya
menunjukkan jawaban secara spesifik yang langsung kepada pembacanya. Koleksi ini
tidak untuk dipinjamkan bagi pengguna tetapi hanya boleh dibaca diruang referensi
saja.
Menurut Yusup (1995 : 31-56) jenis bahan pustaka yang dijadikan koleksi
referensi adalah : 13. Laporan hasil penelitian
14. Sumber-sumber informasi geografi, biografi dan petunjuk perjalanan
Sedangkan menurut Sumardji (1992 : 28-58) bahwa setiap bahan pustaka
koleksi referensi dapat dibedakan beradasarkan sifat maupun macam dan isi informasi
yaitu :
1. Menurut sifat informasi, koleksi referensi terdiri dari:
a. Koleksi referensi umum, yaitu koleksi referensi yang bersifat umum, ruang lingkupnya tidak terbatas hanya mengenai subyek-subyek informasi tertentu atau batas lain yang dapat memberikan kekhususan/spesifikasi informasi.
b. Koleksi referensi khusus, yaitu koleksi referensi yang berisi informasi khusus mengenai subyek informasi atau pokok bahasan bidang pengetahuan tertentu
2. Menurut macam dan isi informasi, koleksi referensi terdiri dari :
a. Almanak, yaitu suatu buku acuan yang berisi informasi mengenai daftar hari, minggu bulan peristiwa dan hari penting dalam setahun b. Buku pegangan yaitu buku acuan yang berisi ikhtisar pokok bahasan
atau subyek tertentu mengenai suatu ilmu pengetahuan serta informasi atau petunjuk praktis mengenai suatu jenis pekerajaan/kegiatan cara kerja suatu alat/piranti tertentu.
c. Buku tahunan, yaitu buka yang terbit setiap tahun, berisi informasi, statistik (data yang berupa angka-angka), atau ikhtisar tentang kejadian-kejadian yang telah terlaksana dalam satu tahun sebelumnya baik yang bersifat umum atau khusus, yang bersangkutan dengan sejarah/perkembangan suatu lembaga/badan/organisasi nasional maupun internasional dan bahkan bersangkutan dengan ilmu pengetahuan.
e. Ensiklopedia, merupakan buku atau sejumlah buku acuan karya universal yang menghimpun uraian tentang berbagi cabang bidang ilmu pengatahuan atau ilmu pengetahuan tertentu dalam artikel-artikel yang terpisah dan disusun secara alfabetis dan dikarang oleh ribuan pakar-pakar dari berbagai cabang ilmu pengetahuan.
f. Kamus, merupakan buku acuan yang berisi daftar kata-kata dengan artinya masing-masing yang disusun secara sistematis.
g. Sumber biogarfi, berisi acuan tentang infosmasi mengenai nama, tanggal lahir (sampai kematian), kualifikasi, kedudukan, kegiatan, hobi, alamat dan riwayat hidup lainnya data orang-orang terkenal yang disusun secara sistematis
h. Sumber geografi, merupakan sumber informasi geografis dalam bentuk acuan atau karya penyajian informasi yang berupa kamus ilmu bumi, buku petunjuk atau pemandu wisata, atlas, peta/map, globe.
i. Bibliografi, merupakan buku acuan yang berisi daftar buku dan/atau bahan pustaka lainnya yang disusun secara sistematis.
j. Indeks dan abstrak. Indeks merupakan daftar kata atau istilah yang biasanya terdapat pada bagian akhir dari suatu buku tersusun secara alfabetis, yang memberikan informasi mengenai halaman dimana terdapat masing-masing kata dan juga sebagai buku acuan yang berisi daftar karya tulis yang yang disusun secara sistematis.
k. Abstrak yaitu perluasan dari indeks yang berisi ringkasan isi (sari karangan) dari karya tulis yang diindeks, yang sering terbatas pada subyek tertentu.
l. Lain-lain seperti penerbitan pemerintah pusat, penerbitan pemerintah daerah, karya-karya ilmiah/penelitian, kliping atau guntingan dari berbagai bidang berita/infosrmasi tertentu dari pemerintah, dan dapat juga brosur-brosur, pamflet, pres release, dan lain-lain.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis koleksi referensi yaitu
semua bahan pustaka yang berfungsi sebagai alat konsultasi dan juga merupakan alat
untuk menelusuri informasi sekaligus sebagai sumber informasi.
2.3.1.3 Koleksi Audio Visual
Salah satu jenis koleksi yang dapat mendukung sarana layanan perpustakaan
adalah koleksi audiovisual. Jenis koleksi ini merupakan koleksi bukan hasil cetak
melainkan hasil teknologi elektronik. Koleksi ini sering juga disebut dengan koleksi
media elektronik atau koleksi pandang dengar.
Menurut Yusup (1995 : 64), ”yang dimaksud dengan koleksi media pandang
dengar yaitu segala bahan perpustakaan yang cara memanfaatkannya menggunakan
Koleksi audiovisual bukan hanya saja berupa koleksi yang penggunaanya
dengan cara pandang saja seperti: mikrofis dan mikrorider, komputer dan overhead
projector/transparancy, tetapi ada juga yang penggunaannya dengan cara dengar saja
seperti radio dan audio, biasanya jenis koleksi ini dilakukan oleh laboratorium bahasa.
Sedangkan yang menggabungkan kedua unsur tersebut yaitu unsur dengar unsur
pandang seperti video, televisi dan film.
Adapun informasi yang terkandung dalam koleksi audiovisual ini
bermacam-macam, tergantung pada kehendak orang yang mengisi, merekam, atau juga
memprogramnya. Kehadiran koleksi audiovisual ini sangat berarti bagi perpustakaan
karena dapat membantu dalam pencapaian tujuan pendidikan. Sebagaimana pendapat
Dwyer dalam buku Yusup (1995 : 64) yang menunjukan bahwa adanya keunggulan
jika jenis koleksi ini digunakan untuk melaksanakan kegiatan instruktional menurut
orang belajar yaitu:
1% melalui rasa
1,5% melalui sentuhan
3,5 % melalui penciuman
115 melalui pendengaraan dan
83 % melalui penglihatan.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa persentase perbandingan
antar daya serap seseorang mengingat dan belajar melalui media, yang paling besar
proporsinya adalah apabila unsur dengar digabungkan dengan unsur pandang
digabungkan menjadi satu media. Dari sinilah media jenis koleksi ini masih
mempunyai keunggulan tertentu dalam merebut proporsil hasil belajar seseorang
dengan daya ingat.
2.3.1.4 Koleksi Terbitan Berseri
Koleksi terbitan berseri merupakan salah satu publikasi yang menyampaikan
kabar, berita keilmuan, kejadian penting dalam bidang ekonomi, politik dan hal-hal
lain yang menarik masyarakat. Koleksi sangat berguna bagi ilmu yang bergerak di
bidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Koleksi ini
terbit dengan kala, waktu tertentu dengan jangka waktu tetap maupun tidak tetap,
yang disebar luaskan kepada kalangan tertentu maupun kepada masyarakat pada
Encyclopedia Amaricana: international Edition. 1979. 21 halaman: 591 dalam
buku Lasa (1994 : 13) menyebutkan pengertian tentang periodical adalah:
terbitan, publikasi berseri dan berkelanjutan kecuali surat kabar. Terbit teratur dalam waktu yang berselang-seling, mungkin sekali terbit dengan kala/frekuensi tengah mingguan (seminggu dua kali) atau dapat juga terbit tiap semester/ tengah tahunan (setahun dua kali)
Kita dapat mengenali terbitan berseri dengan ciri khas/karakteristik terbitan ini
seperti:
1. Dalam satu kali terbit membuat beberapa karangan yang ditulis oleh beberapa orang dengan topik yang berbeda dan dengan gaya bahasa yang berlainan.
2. Artikel, tulisan maupun karangan pada umumnya tidak terlalu panjang sebagaimana pada teks. Dengan membaca karangan pendek itu seseorang dapat menangkap ide pokok yang dikemukakan oleh penulis.
3. Menyampaikan berita, peristiwa, penemuan atau sesuatu yang dianggap menarik perhatian masyarakat pada umumnya.
4. Dikelola oleh orang, yang kemudian membentuk perkumpulan, organisasi maupun susunan redaksi. Redaksi inilah yang mengelola dan bertanggung jawab atas terbitan ini dengan tugas-tugas yang antar lain:
a. Mempersiapkan nasakah yang berupa artikel, pemberitahuan, pengumuman, iklan dan lain-lainnya.
b. Mengoreksi naskah dan menentukan apakah tulisan itu layak dimuat atau tidak
c. Bertanggung jawab atas tulisan, artikel yang dimuat itu. d. Bertanggung jawab atas penerbitannya
Ada beaya atau tidak, ada naskah atau tidak, redaksi yang mengusahakan itu semua.
5. Merupakan bentuk arsip ilmiah yang telah diketahui oleh masyarakat umum. Tulisan-tulisan yang dimuat dalam majalah, surat kabar telah diketahui oleh banyak orang atau masyarakat awam.
6. Terbit terus menerus dengan memiliki kala waktu frekuensi terbit tertentu. Berbeda dengan buku teks yang terbitannya tidak dapat dipastikan.
7. Memiliki sistem kontrol internasional
Ciri ini dapat kita amati pada pencantuman nomor ISSN (International Serial Standar Number) pada setiap judul majalah atau terbitan berseri lainnya. (Lasa, 1994 : 17-20)
Dari jenis koleksi perpustakaan yang telah disebutkan di atas pada umumnya
disediakan oleh perpustakaan. Untuk menyediakan koleksi teresbut, perpustakaan
perlu memahami tentang kebijakan untuk menentukan besarnya koleksi pada setiap
perpustakaan. Besarnya koleksi perpustakaan perguruan tinggi tergantung pada
Adapun persyaratan minimal koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah
sebagai berikut :
1. Program diploma dan S1
a. 1(satu) judul pustaka untuk setiap mata kuliah dasar keahlian (MKDK) b. 2 (dua) judul pustaka untuk setiap mata kuliah keahlian (MKK)
c. Melanggan sekurang-kurangnya 1 (satu) judul jurnal ilmiah untuk setiap program studi.
d. Jumlah pustaka sekurang-kurangnya 10% dari jumlah mahasiswa dengan memperhatikan komposisi subyek pustaka.
2. Program Pasca Sarjana
a. Memiliki 500 judul pustaka per program studi
b. Melanggan 2 (dua) jurnal ilmiah untuk setiap progaram studi (Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi, 1999 : 20)
Sedangkan menurut Keputusan Menteri Depdikbud No. 0686/U/1991 dalam
Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (1994 : 35) menyatakan bahwa:
1. Buku ajar wajib untuk mata kuliah umum (MKU) = jumlah MKU x 1 judul
2. Buku ajar wajib mata kuliah keahlian (MKDK) = jumlah MKDK x 1 judul 3. Buku ajar wajib untuk mata kuliah keahlian (MKK) atau mata kuliah
bidang studi (MKBS) = jumlah MKK/MKBS x 2 judul
4. Buku ajaran anjuran dan pengayaan untuk MKU, MKDK, MKK/MKBS = jumlah (1,2,3) x 5 judul
Dari kedua pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa jumlah koleksi untuk
mata kuliah dasar keahlian (MKDK) minimal 1 judul bahan pustaka untuk setiap mata
kuliah dan minimal 2 judul bahan pustaka untuk mata kuliah keahlian dan (MKK)
Namun pada buku Pedoman Perpustakaan tidak disebutkan bahwa perpustakaan
harus memiliki minimal 1 (satu) judul jurnal ilmiah untuk setiap program studi.
2.4. Sarana Penelusuran (katalog)
Salah satu sarana penelusuran yang ada di perpustakaan adalah katalog
perpustakaan. Katalog merupakan daftar buku-buku atau bahan pustaka yang dimiliki
oleh suatu perpustakaan dan merupakan alat bagi pengguna untuk menelusuri bahan
pustaka yang dimiliki perpustakaan tersebut. Dengan demikian katalog perpustakaan
harus dapat memberi jawaban mengenai ada tidaknya suatu buku/bahan pustaka
Menurut Soeatminah (1992 : 96) katalog adalah ”daftar pustaka (buku dan non
buku) milik suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis sehingga digunakan
untuk mencari dan menemukan lokasi pustaka dengan mudah dan cepat”.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa katalog perpustakaan
memegang peranan penting dalam penelusuran bahan atau informasi yang dimiliki
perpustakaan, karena katalog merupakan wakil buku mulai yang memuat keterangan
bibliografis tentang sebuah buku mulai dari nama pengarang, judul buku, edisi,
tempat terbit, penerbit dan kota terbit, deskripsi fisik, catatan dan nomor standar
(ISBN) yang membedakan suatu karya dengan karya lainnya.
Dengan adanya data tersebut, maka pengguna perpustakaan akan merasa lebih
mudah dalam mengenali bahan pustaka apa saja yang dimiliki perpustakaan atau
sebagai petunjuk yang dapat membantu pengguna untuk menemukan dan memilih
bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhannya secara cepat dan tepat. Sarana
penelusuran katalog dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Penelusuran katalog manual
Katalog manual merupakan katalog tradisional yang menggunakan lembar
lepas atau berbentuk buku. Bentuk katalog perpustakaan yang dipergunakan
perpustakaan mulai dari awal adanya katalog sampai sekarang mengalami
perkembangan terutama bentuk fisiknya.
Katalog perpustakaan yang ada saat ini terdiri dari berbagai bentuk fisik antara lain, katalog berbentuk buku (book catalog), katalog berkas (sheaf catalog), katalog berbentuk kartu (card catalog), katalog berbentuk indeks kasat mata (visible index), kartu puched, mikrofilm, pita magnetis, komputer dan compact disk read only memory (CD-ROM). (Sulistiyo-Basuki, 2003 : 318-319)
2. Penelusuan katalog online
Katalog online yang juga sering disebut dengan OPAC (Online Public Acces
Catalog). Menurut Corbin dalam Hasugian (2001 : 5) ”OPAC adalah suatu katalog
yang berisikan cantuman bibliografi dari koleksi satu atau beberapa perpustakaan,
disimpan pada magnetic disk atau media rekam lainnya, dan dibuat secara online
kapada pengguna”.
Sedangkan menurut Tedd dalam Hasugian (2001 : 5) menyatakan bahwa:
dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari sedang tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam.
Kedua pendapat di atas, tidak ada perbedaan yang mendasar dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa OPAC dapat diartikan sebagai sarana penyimpanan, sarana
penelusuran informasi secara online, dan sebagai sarana untuk dapat memeriksa status
dari suatu bahan pustaka.
Adapun tujuan katalog menurut Cutter, yang dikemukakan Sulistiyo-Basuki
(1993 : 316) adalah:
1. Memungkinkan seorang menemukan sebuah bahan pustaka yang diketahui berdarsarkan :
a. Pengarangnya b. judulnya, atau c. subjeknya.
2. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan d. oleh pengarang tertentu
e. berdasarkan subjek tertentu, atau f. dalam jenis literatur tertentu 3. Membantu dalam pemilihan buku
g. berdasarkan edisinya, atau
h. berdasarkan karakternya (satra atau topik).
Dari uraian di atas jelas bahwa pembuatan katalog bertujuan untuk
memudahkan pengguna untuk mencari bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan.
Fungsi katalog adalah sebagai bahan penunjuk atau rujukan bagi pemakai
perpustakaan terhadap koleksi yang dibutuhkan, apakah koleksi itu ada, dimana
tempatnya dan apa jenisnya. Menurut Somadikarta (1979 : 4) ”katalog berfungsi
sebagai sarana untuk menemukan kembali buku yang terdapat dalam koleksi
perpustakaan”. Sedangkan menurut Wynar (1982: 32) menyimpulkan bahwa: ”The
modren catalog causing it to be a finding list for some pupose an assembing devices
for other”. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa dalam catalog modern terkandung
dua fungsi yaitu, sebagai alat pencarian (finding list) dan sebagai alat pengumpul
(assembling devices).
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa katalog
merupakan alat menemukan kembali suatu karya yang dimiliki perpustakaan.
Ruangan untuk sebuah perpustakaan mutlak perlu ada. Sebab perpustakaan
tidak mungkin digabungkan dengan unit-unit kerja lain di dalam satu ruangan.
Penempatan ruangan tersendiri, harus di desain dan ditata sedemikian rupa agar dapat
memenuhi persyaratan yang diperlukan. Perpustakaan yang dibangun pada tempat
tersendiri yang secara konseptual dibangun untuk perpustakaan diharapakan mampu
memberikan layanan dan suasana kerja yang memadai.
Begitu penting peranan ruangan itu dimana bahan-bahan pustaka
dikumpulkan, diatur dan disajikan kepada pemakai. Keadaan ruang perpustakaan
merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil tidaknya
penyelenggaraan perpustakaan. Hal ini dimaksudkan bagian-bagian dari ruang
perpustakaan itu bagaimana pembagiannya, perbandingan luas satu dengan upaya
lainnya, letaknya, kondisinya dan sebagainya. Pembagian ataupun penataan ruangan
harus disesuaikan juga dengan sifat kegiatan, sistem kegiatan, kapasitas pengguna dan
sifatnya, fasilitas ruangan, faktor keamanan dan kenyamanan, selain itu bebrapa unsur
yang harus diperhatikan dalam merencanakan ruang perpustakan perguruan tinggi
agar berfungsi dengan baik adalah alokasi luas lantai pembagian ruang menurut
fungsi, tata ruang, struktur dan utilitas (manfaat), ergonomi (ruangan atau
penyeresaian ruang, pengaman ruang-ruang perpustakaan serta rambu-rambu).
Siregar (2009 : 3) menyatakan bahwa dalam pembangunan gedung atau
ruangan untuk sebuah perpustakaan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :
1. Perkembangan masa mendatang 2. Pengembangan 10 tahun
3. Jumlah pengunjug 4. Penggunaan komputer 5. Audiovisual
6. Rencana badan induknya
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk merencanakan
pembangunan gedung atau ruangan perpustakaan hendaknya bersifat luwes (fleksibel)
artinya mampu menyesuaikan tata letak ruangan, perabotan serta perlengkapan
perpustakaan tanpa perubahan struktur gedung.
Adapun ruangan yang harus dimiliki oleh setiap perpustakaan adalah:
1. Ruang koleksi
dari suatu ruangan atau beberapa ruang, misalnya ruang koleksi buku, ruang koleksi majalah, ruang koleksi referensi, ruang koleksi audivisual. 2. Ruang baca
Ruang baca adalah ruang yang digunakan untuk membaca bahan pustaka, luas ruangan ini tergantung pada jumlah bahan pustaka pembaca/pamakai jasa perpustakaan.
3. Ruang pelayanan
Ruang pelayanan adalah tempat peminjaman dan pengembalian buku, meminta keterangan kepada petugas, menitipkan barang atau tas, mencari informasi dan buku yang diperlukan melalui katalog.
4. Ruang kerja teknis administrasi
Ruang kerja teknis administrasi adalah ruang yang digunakan untuk melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Pemerosesan bahan pustaka mulai dari pengadaan sampe bahan pustaka tersebut siap untuk disajikan kepada pemakai.
b. Ruang khusus adalah ruang yang terdiri dari kamar kecil, ruang diskusi/ pertemuan.
c. Ruang untuk memperbaiki bahan pustaka yang rusa. (Pedoman Umum Perlengkapan Perpustakaan Umum, 1992 : 5)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan harus
memiliki ruangan minimal seperti ruang koleksi, ruang baca, ruang pengolahan, ruang
pelayanan dan ruang kerja teknis administrasi yang merupakan kebutuhan setiap hari.
Adapun jenis dan besarnya ruangan yang diperlukan bagi perpustakaan
perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut :
1. Ruang koleksi/ ruang baca
Ruang koleksi dan ruang baca menjadi satu. Besarnya ruangan untuk koleksi buku dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah eks buku x 1 m² Luas ruangan = ———————
400
Bila akan merencanakan gedung perpustakaan yang baru, maka besarnya koleksi disini adalah koleksi ditambah 50%. Untuk ruang baca diperhitungkan harus dapat menampung 10% dari jumlah pengajar, murid dan pegawai yang ada di sekolah tersebut. Ruang baca ini terdiri dari : a. Ruang baca yang dilengkapi dengan meja dan kursi luasnya adalah 2/3
x 10 % x jumlah pemakai x 1,90 m²
b. Ruang belajar yang dilengkapi dengan meja belajar (studi currel). Luasnya adalah 1/3 x 10 % x jumlah pemakai x 2 m²
2. Ruang referensi