• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi, Disiplin, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Motivasi, Disiplin, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN, DAN KEPUASAN

KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN

PRODUKSI CV. CAHAYA MANDIRI GARMEN

UNGARAN

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Ayun Martinasari

NIM 7350406560

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan ke Sidang Panitia Ujian

Skripsi pada :

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs.Syamsu Hadi, M.Si Dra. Nanik Suryani, M. Pd

NIP. 195212121978031002 NIP. 195604211985032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

Drs. Sugiharto, M.Si NIP 19570620198303102

(3)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan didepan sidang Panitia Ujian Skripsi Program Studi

Manajemen Sumber Daya Manusia Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Negeri Semarang, pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji Skripsi

Idie Widigdo, SE. MM NIP. 197104262001121001

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs.Syamsu Hadi, M.Si Dra. Nanik Suryani, M. Pd

NIP. 195212121978031002 NIP. 195604211985032001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. S. Martono, M.Si. NIP. 196603081989011001

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah

hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi dengan

ketentuan yang berlaku.

Semarang, Mei 2011

Ayun Martinasari

NIM 7350406560

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Nilai dari seseorang itu ditentukan dari

keberaniannya dalam memikul tanggung jawab,

dan mencintai pekerjaannya.

(Khahlil Gibran)

PERSEMBAHAN:

Atas rahmat dan ridho Allah S.W.T, Sripsi ini

kupersembahkan untuk:

1. Ayahku Murjiono dan Alm. Ibuku Siti

Komariah tercinta, terima kasih untuk do’a,

kasih sayang, dukungan dan perhatian dalam

menempuh studi.

2. Guruku dan Dosenku.

3. Almamaterku.

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan

karunia-Nya, serta kemudahan dan kelapangan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepuasan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Bagian Produksi CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran”. Maka

dalam kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis akan menyampaikan rasa terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang,

yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi strata satu di

Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang,

yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada seluruh mahasiswa

Fakultas Ekonomi di dalam menempuh studi serta telah mengesahkan skripsi ini.

3. Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas

Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin observasi dan penelitian.

4. Drs. Syamsu Hadi, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Pimpinan CV. Cahaya mandiri Garment Ungaran beserta staff yang telah

membantu dalam proses penelitian.

(7)

7. Kakakku Udin Yuliyanto dan Adikku Tri Mia Sulistyowati, terima kasih untuk

do’a dan dukungannya.

8. Semua keluarga dan saudara yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan dan motivasi.

9. Teman-teman manajemen angkatan 2006 yang senantiasa memberi motivasi dan

bantuannya.

10. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa skripsi ini belum

sempurna. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Semarang, Mei 2011

Penulis

(8)

SARI

Ayun Martinasari, 2011, “Pengaruh Motivasi, Disiplin, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran”. Skripsi. Jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Syamsu Hadi, M.Si. Pembimbing II. Dra. Nanik Suryani,M.Pd.

Kata Kunci: Motivasi, Disiplin, Kepuasan Kerja, Kinerja.

CV. Cahaya Mandiri Garment Ungaran adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi pakaian. Perusahaan mengalami masalah dalam menyelesaiakan target yang telah ditetapkan. Salah satu penyebabnya adalah tingkat kedisiplinan karyawan yang masih kurang, yaitu masih tingginya tingkat absensi. Padahal karyawan memiliki motivasi yang tinggi dan rendahnya turn over. Untuk itu masih perlu dikaji lagi adakah pengaruh motivasi, disiplin, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan baik secara partial maupun simultan.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran yang berjumlah 153 orang. Sampel ditentukan dengan teknik Proportional Random Sampling, dengan responden sebanyak 60 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini motivasi, disiplin, dan kepuasan kerja dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat. Metode analisis yang digunakan adalah uji instrumen, analisis deskriptif persentase, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, koefisien determinasi, dan pengujian hipotesis menggunakanSPSS 16 for Windows.

Hasil penelitian dari perhitungan deskriptif persentase menunjukkan variabel motivasi sebesar 75,31%, variabel disiplin sebesar 76,06%, variable kepuasan kerja sebesar 71,61% dan variabel kinerja karyawan sebesar 77,13% termasuk kategori tinggi. Persamaan regresi berganda Y = 7,275 + 0,165X1+ 0,172X2+ 0,210X3. Hasil uji F menunjukkan F hitung sebesar 30,433 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil uji parsial (uji t) dari masing-masing variabel motivasi, disiplin, dan kepuasan kerja adalah sebesar 2,039; 2,090, dan 2,480. Koefisien determinasi sebesar 0,599; berarti secara simultan pengaruh motivasi, disiplin dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 59,9%, sedangkan sisanya 40,1% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

Kesimpulan penelitian ada pengaruh signifikan motivasi, disiplin dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan secara parsial sebesar 6,92%; 7,24% dan 9,92%. Sedagkan secara simultan sebesar 59,9%. Saran yang dapat diberikan adalah perusahaan harus melakukan pengawasan rutin dalam setiap proses produksi agar karyawan lebih disiplin meminimalkan kesalahan yang kemungkinan terjadi. Selain itu perusahaan harus mampu menempatkan karyawan sesuai dengan keahlian dengan cara menyeleksi karyawan dan menempatkannya pada bagian yang sesuai dengan keahliannya dan mengadakan pelatihan secara berkala kepada karyawan yang belum menguasai bidang pekerjaannya.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

PENGESAHAN KELULUSAN………... iii

PERNYATAAN………. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……… V PRAKATA………. vi

SARI………... viii

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR TABEL………. xii

DAFTAR GAMBAR………. xv

DAFTAR LAMPIRAN………. xvi

BAB I PENDAHULUAN………... 1

1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Rumusan Masalah ……….... 11

1.3. Tujuan Penelitian ………... 12

1.4. Manfaat Penelitian ……….... 13

BAB II LANDASAN TEORI………... 14

2.1. Kinerja Karyawan ……… 14

2.1.1. Pengertian Kinerja ………... 14

2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ………... 16

2.1.3. Unsur-unsur yang Dinilai ……… 17

2.1.4. Tujuan Penilaian Kinerja ………. 21

2.2. Motivasi ……… 23

2.2.1. Pengertian Motivasi ………. 23

(10)

2.2.2.Pendekatan-PendekatanTeori Motivasi ……… 24

2.2.3. Jenis-jenis Motivasi ………..…………... 27

2.2.4. Faktor-Faktor Motivasi…… ..………...….….. 28

2.2.5. Tujuan Motivasi ………... 28

2.3. Disiplin……….………...………...….. 29

2.3.1. Pengertian Disiplin Kerja..……….……….. 29

2.3.2. Jenis-Jenis Disiplin Kerja..……….…….. 31

2.3.3. Prinsip-Prinsip Disiplin Kerja………..……….... 32

2.3.4. Pentingnya Kedisiplinan ………. 37

2.4.Kepuasan ...………... 39

2.4.1 Pengertian Kepuasan Kerja……….…….… 39

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja…..…. 40

2.4.3 Teori-Teori tentang Kepuasan Kerja ………... 41

2.4.4 Indikator KepuasanKerja……….….... 45

2.5 Penelitian Terdahulu 46 2.6 Kerangka Berpikir .…………...………... 47

2.7 Hipotesis ………... 51

BAB III METODE PENELITIAN……….. 52

3.1. Populasi dan Sampel………..……… 52

3.2. Variabel Penelitian………..…….. 3 3. Metode Pengumpulan Data ... 54 56 3.4.Validitas dan Realibilitas………... 58

3.4.1. Validitas……….. 58

3.4.2 Reliabilitas………. 64

3.5 Metode Analisis Data………... 66

3.5.1 Uji Asumsi Klasik….………. 66

(11)

3.5.2 Analisis Deskriptif Persentase………... 67

3.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda……….. 68

3.5.4 Uji Hipotesis ……….. 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 71

4.1. Hasil Penelitian……….. 71

4.1.1 Hasil Analisis Data ……….. 71

4.1.1.1 Analisis Deskriptif Persentase ………... 71

4.1.1.2 Uji Asumsi Klasik ………. 104

4.1.1.2.1 Uji Normalitas ……….. 104

4.1.1.2.2 Uji Multikolinieritas ……….. 107

4.1.1.2.3 Uji Heterokedastisitas ……… 108

4.1.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda ……….. 109

4.1.1.4 Uji Hipotesis ……….. 111

4.1.1.4.1 Uji Parsial (Uji t) ……… 111

4.1.1.4.2 Uji Simultan (Uji F)………... 112

4.1.1.5 Koefisien Determinasi ………... 113

4.1.1.5.1 Uji Simultan ………... 113

4.1.1.5.2 Uji Parsial ………..…… 114

4.2. Pembahasan ……….. 115

BAB V PENUTUP……… 123

5.1. Simpulan……….. 123

5.2. Saran ……… 124

DAFTAR PUSTAKA……… 125

LAMPIRAN………... 128

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Data Jumlah Karyawan Bagian Produksi CV. Cahaya Mandiri

Garmen Tahun 2010... 7

Tabel 1.2 Data Produksi CV. Cahaya Mandiri Garmen Tahun 2010……… 8

Tabel 1.3 Data Absensi Karyawan CV. Cahaya Mandiri Garmen Tahun 2010 10 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 47 Tabel 3.1. Jumlah Karyawan Bagian Produksi CV. Cahaya Mandiri Garmen Tahun 2010 52 Tabel 3.2. Jumlah Sampel……… 54

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Motivasi………. 60

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Disiplin……… 61

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepuasan Kerja……….. 62

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Karyawan...…... 62

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Uji Coba Reliabilitas Instrumen……… 63

Tabel 3.8. Kriteria Interval……….. 68

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Motivasi………... 71

Tabel 4.2 Persentase Skor Motivasi……….. 72

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Gaji ….……….. 73

Tabel 4.4 Persentase Skor Gaji………. 74

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kondisi Kerja……….. 74

Tabel 4.6. Persentase SkorKondisi Kerja ………. 75

(13)

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Kebijakan Perusahaan..……….. 76

Tabel 4.8. Persentase Skor Kebijakan Perusahaan ……… …….. 77

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Tanggung Jawab..……… …….……… 77

Tabel 4.10Persentase Skor Tanggung Jawab ……… 78

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Penghargaan Prestasi………... 78

Tabel 4.12 Persentase Skor Penghargaan Prestasi……….……… 79

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan..……….………… 80

Tabel4.14 Persentase Skor Jenis Pekerjaan ………... 81

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Disiplin……… 81

Tabel 4.16 Persentase Skor Disiplin……….…………. 82

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Teladan Pimpinan...… ……….. 83

Tabel 4.18 Persentase Skor Teladan Pimpinan……….. 83

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Balas Jasa………...……… 84

Tabel 4.20 Persentase Skor Balas Jasa……….. 85

Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Keadilan .………...……….. 85

Tabel 4.22 Persentase Skor Keadilan ……… 86

Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Waskat.………... 87

Tabel 4.24 Persentase Skor Waskat.………...………... 87

Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Sanksi hukuman ..……… 88

Tabel 4.26 Persentase Skor Sanksi hukuman..……… ………….. 89

Tabel 4.27 Distribusi Frekuensi Kepuaan Kerja ……….. 89

Tabel 4.28 Persentase Skor Kepuaan Kerja ………. 90

Tabel 4.29 Distribusi Frekuensi Balas Jasayang Adil dan Layak..………….. 91

Tabel 4.30 Persentase Skor Balas Jasa yang Adil dan Layak..………. 91

Tabel 4.31 Distribusi Frekuensi Penempatan yang Sesuai dengan Keahlian… 92 Tabel 4.32 Persentase Skor Penempatan yang Sesuai denganKeahlian…….. 93

(14)

Tabel 4.33 Distribusi Frekuensi Suasana dan Lingkungan yang Tepat……… 94

Tabel 4.34 Persentase Skor Suasana dan Lingkungan yang Tepat………….. 94

Tabel 4.35 Distribusi Frekuensi Peralatan yang Menunjang………. 95

Tabel 4.36 PersentaseSkor Peralatan yang Menunjang……...………. 96

Tabel 4.37 Distribusi Frekuensi Sikap Pimpinan dalam Kepemimpinan…….. 96

Tabel 4.38 Persentase Skor Sikap Pimpinan dalam Kepemimpinan…...…….. 97

Tabel 4.39 Distribusi Frekuensi Kinerja Karyawan……...……… 98

Tabel 4.40 Persentase Skor Kinerja Karyawan………. 98

Tabel 4.41 Distribusi Frekuensi Kualitas Kerja…………...……….. 99

Tabel 4.42 Persentase Skor Kualitas Kerja ………...……… 100

Tabel 4.43 Distribusi Frekuensi KuantitasKerja………... 101

Tabel 4.44 Persentase Skor Kuantitas Kerja…..……… 101

Tabel 4.45 Distribusi Frekuensi Kreatifitas Kerja……….……… 102

Tabel 4.46 Persentase Skor Kreatifitas Kerja……….……….. 103

Tabel 4.47 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kerja…….……… 103

Tabel 4.48 Persentase Skor Pengetahuan Kerja…….………...…… 104

Tabel 4.49 Hasil Uji Normalitas ……… 105

Tabel 4.50 Uji Multikolinearitas ……… 107

Tabel 4.51 Analisis Regresi Linier Berganda……… 108

Tabel 4.52 Uji Statistik t ……… 111

Tabel 4.53 Uji Statistik F ………... 113

Tabel 4.54 Koefisien Determinasi ………. 114

Tabel 4.55 Koefisien Variabel Bebas ……….… 115

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1.Konsep Hierarki Kebutuhan Motivasi A. H. Maslow…..…………. 25

Gambar 2.2. Kerangka Berpikir ……… 50

Gambar 4.1. Grafik Normalitas ………..………..106

Gambar 4.2. Normal P-PPlot... ………106

Gambar 4.3.Scatterplot………108

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian...128

Lampiran 2. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Angket...135

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ...139

Lampiran 4. Tabulasi Data Hasil Penelitian ...143

Lampiran 5. Deskripsi Presentatif………... 146 Lampiran 6. Hasil Regresi ...157

Lampiran 7. Uji Asumsi Klasik ...158

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian……….160

Lampiran 9. Surat Balasan………...161

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat, sehingga

perusahaan di dalam mengelola usaha diharapkan mampu menggunakan sumber

daya manusia dengan baik dan benar. Sumber daya manusia merupakan bagian

yang cukup penting dalam pencapaian tujuan organisasi baik itu perusahaan besar

maupun kecil, bahkan suatu perusahaan yang memiliki peralatan modern dengan

teknologi tinggi. Sumber daya manusia merupakan salah satu motor penggerak

utama bagi setiap operasi perusahaan, sehingga upaya dalam pengembangan

SDM tersebut merupakan strategi yang utama untuk menegakkan kompetisi

global (Gibson, 1996 : 32).

Mengingat semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dewasa ini,

menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi dengan perusahaan

lain. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan dalam

persaingan yang ketat adalah memperhatikan peranan sumber manusia daya

dalam perusahaan kerena sumber daya manusia merupakan penggerak utama

seluruh kegiatan atau aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya, baik untuk

memperoleh keuntungan maupun untuk mempertahankan kelangsungan hidup

(18)

perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mempertahankan

eksistensi perusahaan dimulai dari manusia itu sendiri dalam mempertahankan

perusahaan dalam meningkatkan afektivitas dan efisiensi secara maksimal.

Dengan kata lain kinerja organisasi atau perusahaan sangat dipengaruhi dan

bahkan tergantung pada kualitas dan kemampuan kompetitif sumber daya

manusia yang dimilikinya.

Menurut Mangkunegara (2000 : 67), kinerja adalah sepadan dengan

prestasi kerja (actual performance) , yang merupakan hasil secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Dari definisi tersebut

mengandung pengertian bahwa melalui kinerja tingkat pencapaian hasil dapat

diukur dan diketahui.

Manajemen sumber daya manusia merupakan sarana untuk

meningkatkan kualitas manusia yaitu dengan memperbaiki sumber daya manusia

itu sendiri. Dengan begitu maka akan terjadi peningkatan pula pada kinerja dan

daya hasil perusahaan. Dalam meningkatkan kinerja karyawan diperlukan analisis

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan memperhatikan kebutuhan

dari para karyawan.

Wexley dan Yukl ( 2000 : 97 ) mengidentifikasi faktor – faktor yang

mempengaruhi kinerja antara lain adalah disiplin kerja dan motivasi. Disiplin

kerja diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang bagus, dengan disiplin pegawai

(19)

dihasilkan menjadi lebih bagus. Motivasi juga berpengaruh terhadap kinerja

pegawai, dengan motivasi pegawai akan terdorong untuk melaksanakan pekerjaan

sebaik mungkin. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi

seorang pegawai maka semakin tinggi pula kinerja pegawai.

Menurut Robbins (1996:218) tingkat kinerja pegawai sangat tergantung

pada dua faktor yaitu kemampuan pegawai itu sendiri, seperti tingkat pendidikan,

pengetahuan, pengalaman, di mana dengan tingkat kemampuan yang semakin

tinggi akan mempunyai kinerja semakin tinggi pula. Faktor lain adalah motivasi

kerja pegawai yaitu dorongan dari dalam pegawai untuk melakukan suatu

pekerjaan. Dengan motivasi kerja yang tinggi akan mempunyai kinerja tinggi dan

sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua faktor yaitu motivasi dan

kemampuan mempunyai hubungan yang positif.

Motivasi adalah pemberian kegairahan bekerja kepada pegawai. Dengan

pemberian motivasi dimaksudkan memberikan daya perangsang kepada pegawai

yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan

upayanya. Motivasi memberikan sumbangan yang signifikan dalam peningkatan

kualitas pelayanan. Seperti teori Maslow tentang motivasi yang seperti kerucut,

manusia akan termotivasi apabila kebutuhan yang menjadi sasaran hidup

terpenuhi dengan baik mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan

aktualisasi diri. Semakin kebutuhannya terpenuhi maka akan semakin besar

(20)

Disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yang

berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Dalam kaitannya

dengan pekerjaan, pengertian disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku

yang menunjukkan ketaatan karyawan terhadap peraturan oganisasi. Fathoni

(2006 : 172) berpendapat bahwa kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan

datang dan pulang tepat waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan

baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku.

Disiplin di tempat kerja tidak semata-mata patuh dan taat terhadap

sesuatu yang kasat mata, seperti penggunaan seragam kerja, datang dan pulang

sesuai jam kerja; tetapi juga patuh dan taat terhadap sesuatu yang tidak kasat mata

yaitu melibatkan komitmen dengan perusahaan. Jika dikaitkan dengan tujuan

perusahaan, maka disiplin kerja pada dasarnya merupakan upaya untuk

menyesuaikan diri dengan aturan perusahaan sehingga tercapai tujuan perusahaan.

Hal ini berarti, terpenuhinya standar ukuran prestasi. Semakin disiplin suatu

karyawan maka semakin tinggi pula kinerja yang dicapai, begitu pula sebaliknya.

Dengan kata lain, disiplin merupakan sarana untuk mencapai tujuan perusahaan.

Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan

mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja pegawai akan mendorong pegawai

mencapai kinerja yang tinggi, hal itu akan terlihat pada hasil kerja. Menurut

Siagian (1995:126), kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang terhadap

(21)

memiliki rasa puas terhadap pekerjaannya akan mempunyai sikap yang positif

terhadap organisasi di mana ia bekerja..

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi,

disiplin kerja dan kepuasan kerja karyawan sangat berpengaruh besar terhadap

kinerja karyawan yang tentunya akan berimbas pada kinerja perusahaan. Semakin

besar tingkat motivasi, disiplin kerja dan kepuasan dari karyawan maka semakin

besar pula kinerja yang akan dicapai oleh perusahaan, begitu pula sebaliknya.

CV. Cahaya Mandiri Garmen adalah perusahaan yang bergerak di

bidang produksi pakaian. Di tengah-tengah persaingan yang ketat, perusahaan ini

mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan garmen di Ungaran yang

notabennya merupakan perusahaan besar. CV. Cahaya Mandiri Garmen telah

bekerjasama memasarkan produknya dengan PT. Samudera Perkasa yng

merupakan distributor Matahari. Selain itu perusahaan juga mengekspor

produknya ke Amerika dan Singapura.

Pada observasi awal melalui wawancara dengan pemilik dan pimpinan

CV. Cahaya Mandiri Garmen, karyawan memiliki motivasi kerja yang tinggi. Hal

itu ditunjukkan dengan banyaknya karyawan yang tetap melanjutkan untuk

bekerja di sana setelah masa pelatihan tiga bulan yang dilakukan oleh perusahaan

dalam rangka pencarian tenaga kerja di awal pendirian perusahaan. Terbukti

dengan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan adalah sebanyak 73 orang dan

yang memutuskan untuk melanjutkan status dari peserta latihan menjadi

(22)

melakukan perekrutan karyawan secara bertahap hingga Desember 2010

karyawan berjumlah 153 orang.

Perusahaan telah mengimbangi motivasi kerja para karyawan dengan

melakukan berbagai upaya untuk memompa kinerja karyawan agar semakin

meningkat yaitu dengan cara memberikan gaji yang setara dengan UMR

setempat, upah lembur yang sesuai, pemberian tunjangan di luar gaji, dan

menyediakan fasilitas-fasilitas fisik seperti tempat parkir, mushola dan lain-lain.

Hal itu ditujukan untuk memotivasi karyawan agar memberikan timbal balik yang

positif kepada perusahaan yaitu peningkatan kinerja perusahaan.

Selain adanya motivasi yang tinggi dari karyawan, dapat dilihat bahwa

kepuasan yang dirasakan oleh karyawan tergolong tinggi. Terbukti dengan hasil

wawancara secara langsung terhadap sejumlah karyawan yang bekerja

menyatakan bahwa mereka puas bekerja di perusahaan tersebut karena adanya

gaji yang sesuai UMR, rekan kerja yang saling membantu, fasilitas yang tersedia

dan sebagainya. Pernyataan itu juga didukung oleh pimpinan perusahaan yang

menyebutkan bahwa rendahnya turn over dalam perusahaan dapat

mengindikasikan bahwa karyawan telah puas terhadap pekerjaan dan perusahaan

tempat mereka bekerja. Berikut adalah data jumlah karyawan bagian produksi

selama tahun 2010. Dapat dilihat bahwa jumlah karyawan mengalami kenaikan

kecuali pada bulan Agustus 2010 di mana jumlah karyawan berkurang 9 orang

dari 162 orang menjadi 153 orang. Rendahnya tingkat karyawan yang keluar

(23)

Tabel 1.1 Data Jumlah Karyawan Bagian Produksi CV. Cahaya Mandiri Garmen Tahun 2010

Juml. kary Bagian

Februari 25 36 25 27 32 145

Maret 25 36 25 27 32 145

September 31 36 26 28 32 153

Oktober 31 36 26 28 32 153

November 31 36 26 28 32 153

Desember 31 36 26 28 32 153

Sumber: CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran, 2011.

Namun realitasnya, berbagai fasilitas yang telah diberikan oleh

perusahaan untuk memotivator karyawan dan tingginya kepuasan yang dirasakan

oleh karyawan tidak berjalan sesuai dengan harapan perusahaan. CV. Cahaya

Mandiri Garmen mengalami fluktuasi tingkat produksi. Hal itu dapat dilihat dari

jumlah order yang mengalami fluktuasi dan produksi yang selalu kurang dari

(24)

Tabel 1.2 Data Produksi CV. Cahaya Mandiri Garmen Tahun 2010

Januari 19.875 19.670 205 98,97 %

Februari 22.116 21.986 130 99,4 %

Maret 20.250 20.054 196 99 %

April 30.318 30.139 179 99,4 %

Mei 20.301 19.987 314 98,5 %

Juni 26.622 26.436 186 99,3 %

Juli 28.752 28.539 213 99,3 %

Agustus 25.695 25.467 228 99,1 %

September 21.451 21.292 159 99,2 %

Oktober 30.315 29.990 325 99 %

November 28.854 28.726 128 99,6 %

Desember 28.482 28.322 160 99,4 %

Sumber: CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran, 2011.

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa order yang diterima

perusahaan mengalami fluktuasi yakni pada bulan Januari 2010 perusahaan

mendapat order sebanyak 19.875 potong pakaian dan mengalami peningkatan

pada bulan Februari 2010 yaitu order sebanyak 22.116 potong pakaian, tetapi

mengalami penurunan pada bulan Maret 2010 karena hanya mendapatkan order

sebanyak 20.250 potong pakaian. Keadaan seperti itu tentunya sangat

(25)

mengakui bahwa pada bulan Mei 2010 perusahaan telah mengalami kerugian

yang sangat besar karena penurunan order yang sangat drastis yaitu dari 30.318

pakaian pada bulan April 2010 menjadi 20.301 pakaian pada bulan Mei 2010. Hal

itu dikarenakan adanya keterlambatan pengiriman dan meyebabkan persediaan

pakaian dari distributor pada bulan April 2010 masih banyak, sehingga distributor

mengurangi pemesanan pada bulan Mei 2010. Selain penurunan order yang

dialami perusahaan di beberapa bulan dalam satu tahun terakhir, diakui pula

bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi jumlah order sesuai dengan yang

ditargetkan. Misalnya pada bulan Januari 2010, perusahaan hanya mampu

menyelesaikan order sebesar 98,97 % dari seluruhorder yang ada. Hal itu tentu

bertentangan dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan yaitu menyelesaikan

seluruhorderyang ada.

Berdasarkan hasil wawancara awal dengan Kepala Produksi CV. Cahaya

Mandiri Garmen, turunnya jumlah order dan tidak tercapainya target perusahaan

disebabkan oleh masih rendahnya disiplin karyawan terutama absensi yang

melebihi standar yang telah ditetapkan. Perusahaan telah menetapkan standar

persentase ketidakhadiran karyawan sebesar 5 %. Apabila ketidakhadiran lebih

dari 5 % maka dapat dikatakan bahwa tingkat kedisiplinan karyawan rendah.

Berdasarkan data yang ada, dapat disimpulkan bahwa tingkat absensi dan

keterlambatan di CV. Cahaya Mandiri Garmen tiap bulannya masih melebihi

(26)

menyebabkan terganggunya proses produksi dan perusahaan tidak mampu

mencapai target produksi yang telah ditetapkan.

Tabel 1.3. Data Absensi Karyawan CV. Cahaya Mandiri Garmen Tahun 2010

Bulan Absen Jumlah

Hari Kerja

Jumlah

Karyawan

%

Ketidakhadiran

Januari 150 25 130 4,6 %

Februari 144 23 145 4,3 %

Maret 223 26 145 5,9 %

April 213 25 149 5,7 %

Mei 261 24 149 7,3 %

Juni 210 26 149 5,4 %

Juli 206 27 162 4,7 %

Agustus 219 23 153 6,2 %

September 137 19 153 4,7 %

Oktober 216 26 153 5,4 %

November 196 25 153 5,1 %

Desember 174 25 153 4,6 %

Sumber: CV. Cahaya Mandiri Garmen, 2011.

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat absensi dan

keterlambatan di CV. Cahaya Mandiri Garmen melebihi target maksimal yang

distandartkan oleh perusahaan sebesar 5 % yaitu pada bulan Maret 2010, April

(27)

Hal itu menyebabkan terganggunya proses produksi dan perusahaan tidak mampu

mencapai target produksi yang telah ditetapkan.

Tingginya motivasi dan kepuasan karyawan ternyata tidak mampu

meningkatkan kinerja karyawan. Target yang telah ditetapkan oleh perusahaan

justru tidak tercapai. Padahal dalam penelitian yang dilakukan oleh Hernowo

Narmodo dan M. Farid Wajdi menyebutkan bahwa motivasi dan disiplin memiliki

hubungan positif secara parsial dan simultan terhadap kinerja. Selain itu

penelitian yang dilakukan oleh Muhaimin juga menyebutkan bahwa ada pengaruh

positif antara kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pada PT.

Primarindo Asia Infrastruktur Tbk Bandung. Hal itu jelas bertentangan dengan

kondisi di CV. Cahaya Mandiri Garmen dan untuk itu perlu dikaji lagi adakah

pengaruh motivasi, disiplin dan kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja

karyawan di CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran. Dengan itu penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul : ”Pengaruh Motivasi, Disiplin dan

Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi pada CV. Cahaya

Mandiri GarmenUngaran.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh positif motivasi terhadap kinerja karyawan bagian produksi

(28)

2. Adakah pengaruh positif disiplin kerja terhadap kinerja karyawan bagian

produksi pada CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran?

3. Adakah pengaruh positif kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan bagian

produksi pada CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran?

4. Adakah pengaruh positif motivasi, disiplin dan kepuasan kerja secara simultan

terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada CV. Cahaya Mandiri

Garmen Ungaran?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis adakah pengaruh motivasi terhadap

kinerja karyawan bagian produksi pada CV. Cahaya Mandiri Garmen

Ungaran.

2. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis adakah pengaruh disiplin terhadap

kinerja karyawan bagian produksi pada CV. Cahaya Mandiri Garmen

Ungaran.

3. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis adakah pengaruh kepuasan kerja

terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada CV. Cahaya Mandiri

Garmen Ungaran.

4. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis adakah pengaruh motivasi, disiplin

dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada CV.

(29)

1.4 Manfaat Penelitian

Hal penting dari sebuah penelitian adalah manfaat yang dapat dirasakan

atau diterapkan setelah terungkap hasil penelitiaan. Adapun manfaat yang

diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Dari segi ilmiah penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah

ilmu pengetahuaan tentang pengaruh motivasi, disiplin dan kepuasan kerja

terhadap kinerja karyawan sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan di

bidang penelitian yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi CV. Cahaya Mandiri Garmen Ungaran

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil

kebijaksanaan tentang peningkatan kinerja karyawan.

b. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang penerapan teori

motivasi, disiplin, kepuasan kerja dan kinerja dalam sebuah perusahaan.

c. Bagi Pihak Lain

Dapat dijadikan sebagai referensi dan acuan bagi pihak-pihak yang ingin

(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kinerja Karyawan 2.1.1 Pengertian Kinerja

Kerja menurut Hasibuan (2001:160) adalah pengorbanan jasa jasmani

dan pikiran untuk menghasilkan barang atau jasa dengan memperoleh

imbalan prestasi tertentu. Sedangkan Kinerja menurut Hasibuan (2002:160)

adalah merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan kesempatan.

Mangkunegara (2004:67) memberikan pengertian tentang kinerja yaitu hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Menurut Perwirasentono (1999:2) kinerja atauperformance

adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang

dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tangung jawab

masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral

maupun etika.

(31)

Menurut Vroom dalam As’ad (2000:50) kinerja adalah tingkat sejauh

mana keberhasilan seseorang di dalam melakukan tugas pekerjaannya.

Sehingga kegiatan yang lazim dinilai dalam suatu organisasi adalah kinerja

pegawai, yakni bagaimana ia melakukan segala sesuatu yang berhubungan

dengan suatu pekerjaan, jabatan atau peran dalam organisasi.

Karakteristik orang berkinerja tinggi oleh Mc. Clelland

(Mangkunegara, 2009:13) :

2. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi,

3. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi,

4. Memiliki tujuan yang realistis,

5. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

merealisasikan tujuan tersebut,

6. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang

dilaksanakan,

7. Mencari peluang untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

Sedangkan karakteristik orang yang berkinerja rendah oleh Mc.

Clelland (Mangkunegara, 2009:13) yaitu:

1. Bersikap apatis,

2. Kurang memiliki tanggung jawab pribadi,

3. Ragu-ragu dalam pengambilan keputusan,

(32)

5. Tidak memiliki rencana program yang realistik serta lemah dalam

pelaksanaannya.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja pegawai dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal

dari dalam diri maupun yang berasal dari luar diri. Diantaranya kemampuan

dan disiplin pegawai, kelengkapan fasilitas atau peralatan kerja, hubungan

dan suasana kerja, serta faktor lainnya.

Menurut Tiffin dan Mc. Cormick (dalam As’ad,2003:40) menyatakan

ada 2 (dua) macam faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, yaitu:

1. Faktor Individual

Yaitu faktor-faktor yang meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat

fisik, keinginan atau motivasinya, umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, latar belakang budaya dan variabel-variabel personal lainnya.

2. Faktor Situasional

a. Faktor sosial dan organisasi, meliputi: kebijaksanaan organisasi, jenis

latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.

b. Faktor fisik dan pekerjaan, meliputi: metode kerja, desain dan kondisi

(33)

Tsui et al (1997) dalam Fuad Mas’ud (2004) melakukan penilaian

terhadap kinerja sumber daya manusia berdasarkan perilaku yang spesifik

(judgement performance evaluation) dengan menggunakan sebelas kriteria

yaitu (1) kuantitas kerja karyawan, (2) kualitas kerja karyawan, (3) efisiensi

karyawan, (4) standar kualitas karyawan, (5) usaha karyawan, (6) standar

profesional karyawan, (7) kemampuan karyawan terhadap pekerjaan inti, (8)

kemampuan karyawan menggunakan akal sehat, (9) ketepatan karyawan,

(10) pengetahuan karyawan, dan (11) kreativitas karyawan.

2.1.3Unsur-Unsur Yang Dinilai

Tanggung jawab pencapaian karier dan peningkatan prestasi kerja

merupakan tanggung jawab individu, namun alangkah bijaksana mana kala

perusahaan memberi gambaran dan arahan melalui penilaian prestasi kerja.

Penilaian adalah suatu proses mengestimasi atau menetapkan nilai,

penampilan, kualitas atau status dari beberapa objek, orang atau benda

(Andrew F. Sikula yang dikutip Hasibuan, 2001:160). Penilaian adalah

sebuah mekanisme yang lain untuk mengendalikan orang. Penilaian prestasi

adalah sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa orang-orang pada tiap

tingkatan mengerjakan tugas dan menurut cara yang diinginkan oleh para

majikan mereka. Menurut Handoko (2001:135) penilaian prestasi kerja

adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai

(34)

kerja nyata dengan standat baik kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan

setiap individu karyawan (Hasibuan, 2001:159)

Tujuan utama sistem penilaian kinerja menurut Simamora (2004:343)

adalah untuk menghasilkan informasi yang akurat dan sahih tentang

perilaku dan kinerja anggota organisasi.

Adapun tujuan khususnya adalah:

1. Evaluasi

a. Penilaian kinerja dan tela’ah gaji,

b. Penilaian kinerja dan kesempatan promosi.

2. Pengembangan

a. Mengukuhkan dan menunjang kinerja,

b. Meningkatkan kinerja,

c. Menentukan tujuan progresi karier,

d. Menentukan kebutuhan pelatihan.

Manfaat penilaian prestasi kerja dalam suatu organisasi menurut

Handoko (2001:135-137) adalah:

1. Peningkatan prestasi kerja,

2. Kesempatan kerja yang adil,

3. Kebutuhan pelatihan pengembangan,

4. Penyesuaian promosi dan demosi,

(35)

6. Penyimpangan proses rekruitmen dan seleksi.

Metode penilaian kinerja menurut Hariandja (2005:204) secara garis

besar dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu:

1. Metode penilaian yang berorientasi pada masa lalu, diartikan sebagai

penilaian perilaku kerja yang dilakukan pada masa lalu sebelum penilaian

dilakukan.

a. Rating Scale adalah penilaian yang didasarkan pada suatu skala, dari

sangat memuaskan, cukup, sampai kurang memuaskan, pada

standar-standar unjuk kerja seperti inisiatif, tanggung jawab dll.

b. Checklist adalah penilaian yang didasarkan pada standar unjuk kerja

yang sudah dideskripsikan terlebih dahulu, kemudian penilai

memeriksa apakah pegawai sudah memenuhinya atau melakukannya.

c. Critical insident technique adalah penilaian yang didasarkan pada

perilaku khusus yang dilakukan di tempat kerja, baik perilaku yang

baik maupun perilaku yang kurang baik.

d. Skala penilaian berjangkarkan perilaku adalah penialaian yang

dilakukan dengan menspesifikasi unjuk kerja dalam dimensi-dimensi

tertentu, misalnya dosen dimensinya memberi pengajaran, penelitian.

e. Observasi dan tes unjuk kerja adalah penilaian yang dilakukan melalui

(36)

f. Metode perbandingan kelompok adalah membandingkan pegawai

rekan kerjanya yang dilakukan oleh atasan.

2. Metode penilaian yang berorientasi pada masa depan, diartikan sebagai

penilaian akan potensi seorang pegawai untuk melakukan pekerjaan pada

masa yang akan datang.

a. Penilaian diri sendiri adalah penilaian pegawai untuk diri sendiri

dengan harapan pegawai tersebut dapat mengidentifikasi aspek-aspek

perilaku kerja yang perlu diperbaiki pada masa yang akan datang.

b. Management by objective adalah sebuah program manajemen yang

melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan untuk menentukan

sasaran-sasaran yang ingin dicapainya.

c. Penilaian secara psikologis adalah proses yang dilakukan oleh para

psikologis untuk mengetahui potensi seseorang yang berkaiatan

dengan pelaksanaan pekerjaan.

d. Assessment centre adalah pusat penilaian yang dilakukan melalui

serangkaian teknik penilaian dan dilakukan oleh sejumlah penialai

untuk mengetahui potensi seseorang dalam melakukan tanggung

jawab yang lebih besar.

Berbagai bias penilaian yang paling umum terjadi menurut Handoko

(2001:140-141) antara lain:

(37)

Penyimpangan yang terjadi karena pendapat pribadi penilai

mempengaruhi penilaian unjuk kerja. Biasanya dipengaruhi ciri pegawai

yang disukai atau tidak disukai, cantik atau tidak.

2. Kesalahan kecenderungan terpusat

Penilai tidak suka memberikan penilaian yang jelek atau baik kepada

pegawai karena cenderung menilai secara rata-rata.

3. Bias terlalu lunak dan terlalu keras

Penilaian yang terlalu lunak cenderung memberikan nilai terlalu tinggi

atau terlalu keras mengakibatkan penilai memberikan nilai terlalu rendah

sehingga tidak mencerminkan pelaksanaan unjuk kerja yang

sesungguhnya.

4. Prasangka pribadi

Penilaian dipengaruhi oleh prasangka-prasangka yang tidak baik terhadap

suatu kelompok masyarakat, misanya suku.

5. Pengaruh kesan terakhir

Penilaian mendasar pada perilaku-perilaku kerja yang paling akhir

dilakukan karyawan.

Cara mengatasi hambatan penilaian kinerja menurut Hariandja

(2002:204) adalah:

(38)

2. Melibatkan penilai dalam penentuan formulir penilaian,

3. Menekankan kepada manajer akan pentingnya penilaian untuk kerja,

4. Memberikan penghargaan kepada manajer penilai.

2.1.4 Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Soeprihanto (1998:83), tujuan dilakukannya penilaian kinerja

pegawai adalah:

a. Mengetahui keadaan ketrampilan dan kemampuan setiap karyawan

secara rutin,

b. Meningkatkan prestasi karyawan sampai setinggi-tingginya dengan

memberikan kesempatan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan

aktualisasi diri dalam mencapai tujuan organisasi,

c. Peningkatan yang terjadi pada prestasi karyawan secara perseorangan

pada gilirannya akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara

keseluruhan,

d. Membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan

dan pelatihan karyawan yang lebih tepat guna,

e. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan

meningkatkan hasil karya dan prestasi pribadi serta potensi lain karyawan

dengan cara memberikan umpan balik kepada mereka tentang prestasi

(39)

f. Mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara atasan

dan bawahan,

g. Menjadikan alat atau darana untuk membandingkan prestasi kerja

pegawai dengan tingkat gaji atau imbalan sebagai dari kebijakan dan

sistem imbalan yang baik,

h. Memberikan kesempatan pada pegawai untuk mengeluarkan perasaannya

tentang pekerjaan atau hal-hal yang ada kaitannya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan

waktu.

Adapun indikator-indikator kinerja yang akan digunakan dalam

penelitian ini mengambil pendapat dari Tsuiet aldalam Fuad Mas’ud yaitu

kualitas kerja, kuantitas kerja, kreativitas kerja, dan pengetahuan kerja.

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau

menggerakkan. Motivasi dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber

(40)

bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau

bekerja sama secara produktif dan mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Motivasi sangat penting karena motivasi adalah hal yang

menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau

bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Memotivasi

karyawan itu sangat sulit, Menurut Hasibuan (2009:141) diantaranya karena

hal-hal berikut:

a. Apakah yang mendorong seseorang bergairah bekerja?

b. Mengapa ada orang yang bekerja keras untuk mencapai prestasi kerja

yang tinggi, sedangkan orang lain walaupun dia mampu, cakap, dan

terampil namun prestasi kerjanya rendah?

c. Alat motivasi apa yang harus diberikan supaya karyawan bersedia

bekerja keras?

Untuk memotivasai karyawan, manajer harus mengetahiu motif dan

motivasi yang diinginkan karyawan. Orang mau bekerja keras karena untuk

dapat memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang disadari maupun yang

tidak disadari, berbentuk materi atau nonmateri, kebutuhan fisik maupun

rohani.

Motivasi menurut Edwin B. Flippo dalam Hasibuan (2009:143) adalah

suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau

bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan

(41)

(dalam Hasibuan, 2009:144) motivasi secara umum didefinisikan sebagai

inisiani dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya

merupakan pelajaran tingkah laku.

2.2.2 Pendekatan-Pendekatan Teori Motivasi

Menurut Hasibuan (2001:152), pengelompokkan/ klasifikasi teori-teori

motivasi ada tiga kelompok yaitu:

a. Teori Kepuasan Proses (Process Theory) yang memfokuskan pada

apanyamotivasi.

b. Teori Motivasi Proses (Motivation Theory) yang memusatkan pada

bagaimananyamotivasi.

c. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) yang menitikberatkan pada

cara dimana perilaku dipelajari.

Gambaran teori Hierarkhi Kebutuhan Maslow (Hasibuan, 2001:156)

atas dasar sebagai berikut:

a. Manusia adalah mahluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu menginginkan

lebih banyak. Keinginan ini terus-menerus dan hanya akan berhenti bila

akhir hayatnya tiba,

b. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi

pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi

(42)

c. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang/hierarkhi, yakni dimulai

dari tingkat kebutuhan yang terendah physiological, safety and security,

affiliation or acceptance, esteem or statusdan terakhirself actualization.

Gambar 2.1 Konsep Hierarki Kebutuhan Menurut A.H. Maslow

5. Self Actualization

4. Esteem or Status

3. Affiliation or Acceptance

2. Safety and Security

1. Physicological

Pemuas Kebutuhan-kebutuhan

Sumber : Manajemen SDM, Malayu S.P. Hasibuan, 2001

Abraham Maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia

adalah berawal dari kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, kemudian

kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk merasa memiliki, kebutuhan akan

harga diri, dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.

Selain teori kebutuhan Maslow, teori ini kemudian dikembangkan oleh

Frederick Herzberg yang terkenal dengan “Teori Motivasi Kerja Dua

Faktor” yang membicarakan 2 (dua) golongan utama kebutuhan menutup

(43)

yang dapat mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang (Hasibuan,

2009:157), yaitu :

- Faktor-faktor yang akan mencegah ketidakpuasan (faktor higine), yang

terdiri dari gaji, kondisi kerja, kebijakan perusahaan, penyeliaan

kelompok kerja.

- Faktor-faktor yang memberikan kepuasan (motivator factor) yang terdiri

dari kemajuan, perkembangan, tanggung jawab, penghargaan, prestasi,

pekerjaan itu sendiri.

Menurut Frederick Herzberg, mencegah atau mengurangi

ketidakpuasan dalam keadaan pekerjaan tidak sama dengan memberikan

kepuasan positif. Keduanya itu segi-segi motivasi kerja yang berbeda secara

kualitatif. Motivasi bisa diberikan jika digunakan motivator yang berfungsi.

Menurut hasil penelitian Frederick Herzberg ada tiga hal penting yang

harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan (Hasibuan, 2009:158),

antara lain sebagai berikut:

1. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang

yang mencakup perasaan berprestasi,bertanggung jawab, kemajuan, dapat

menukmati pekerjaan itu sendiri, dan adanya pengakuan atas semuanya.

2. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang

bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan,

(44)

3. Karyawan akan kecewa apabila peluang untuk berprestasi terbatas.

Mereka akan menjadi sensitife pada lingkungannya serta mulai

mencari-cari kesalahan.

2.2.3 Jenis-Jenis Motivasi

Ada dua jenis motivasi menurut Hasibuan (2009:150), yaitu motivasi

posotif(insentife positif)dan motivasi negative(intensife negative).

a. Motivasi Positif(Intensif Posifif)

Manajer merangsang atau memotivasi bawahan dengan memberikan

hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar.

b. Motivasi Negatif(Insentif Negatif)

Manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan

mendapat hukuman. Denagn motivasi semacam ini, semangat kerja para

karyawan akan meningkat karena mereka takut mendapat hukuman,

namun hanya dalam jangka pendek saja karena untuk jangka panjang

akan berakibat kurang baik.

2.2.4 Faktor-Faktor Motivasi

Gouzaly (2000 : 257) dalam bukunya, “Manajemen Sumber Daya

Manusia” mengelompokkan faktor-faktor motivasi kedalam dua kelompok

yaitu:

a. Faktor eksternal (karakteristik organisasi) yaitu : lingkungan kerja yang

menyenangkan, tingkat kompensasi, supervisi yang baik, adanya

(45)

b. Faktor internal (karakteristik pribadi) yaitu: tingkat kematangan pribadi,

tingkat pendidikan, keinginan dan harapan pribadi, kebutuhan, kelelahan

dan kebosanan.

2.2.5 Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi menurut Hasibuan (2009:146) antara lain sebagai

berikut:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan,

2. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan,

3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan,

4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan,

5. Mengefektifkan pengadaan karyawan,

6. Meciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik,

7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, partisipasi karyawan,

8. Meningkatkantingkat kesejahteraan karyawan,

9. Mempertinggi tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya,

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Berdasarkan uaraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang

agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan integrasi dengan segala

daya upayanya untuk mencapai kepuasan dan tujuan perusahaan.

Adapun indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

(46)

dikenal dengan “Teori Motivasi Kerja Dua Faktor”, yaitu gaji, kondisi kerja,

kebijakan perusahaan, tanggung jawab, penghargaan prestasi dan pekerjaan

itu sendiri.

2.3 Disiplin

2.3.1 Pengertian Disiplin Kerja

Secara etimologi, disiplin berasal dari bahasa latin”disipel”yang

berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut

mengalami perubahan menjadi”disipline”yang artinya kepatuhan atau

yang menyangkut tata tertib. Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana

orang-orang yang tergabung dalam organisasi tersebut tunduk terhadap

peraturan yang telah disepakati dengan rasa senang (The Liang Gie,

2007:43).

Kedisiplinan lebih tepat diartikan sebagai suatu tingkah laku dan

perbuatan yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik tertulis mapun

tidak tertulis. Dalam prakteknya sulit untuk mengusahakan seluruh

peraturan ditaati untuk setiap pegawai. Dengan adanya kedisiplinan

diharapkan pekerjaan akan dilakukan secafra aefektif dan efisien.

Disiplin kerja adalah bentuk pelatihan yang menjalankan

peraturan-peraturan organisasional (Robert L.Malthis dan John Jackson, 2006:511).

(47)

yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku seseorang, kelompok

masyarakat berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan dan norma yang

berlaku dalam masyarakat.

Menurut Hasibuan (2001:193) disiplin kerja merupakan kesadaran dan

kesediaan seseorang untuk menaati semua peraturan perusahaan dan

norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin dapat pula diartikan sebagai kesadarn

diri sendiri untuk menaati nilai, norma dan aturan yang berlaku dalam

lingkungannya.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa

disiplin kerja merupakan sikap ketaatan dan kesetian seseorang atau

sekelompok orang terhadap peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis

yang tercermin dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan pada suatu

organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.

2.3.2 Jenis-Jenis Disiplin Kerja

Disiplin mendorong seseorang untuk senantiasa berperilaku sesuai

dengan peraturan yang ada. Pada dasarnya manajemen menerapkan jenis

disiplin yang sesuai dengan lingkungan kerja. Penerapan jenis pendisiplinan

kerja tidak lepas dari pendapat para ahli. Menurut Handoko (1998:208)

jenis-jenis disiplin kerja adalah sebagai berikut :

(48)

Disiplin preventip merupakan kegiatan pendisiplinan yang

dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuiti berbagai

standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah. Tujuannnya

adalah untuk mendorong disiplin diri diantara para karyawan. Dengan

cara ini para karyawan menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata

dipaksa manajemen. Manajemen harus bertanggung jawab dan mampu

menciptakan kondisi disiplin preventip dengan berbagai standar dari

perusahaan yang ingin dicapai, dan karyawan harus mampu memahami

dan mnengetahui alasan penerapan disiplin tersebut. Dengan demikian

para karyawan akan mengetahui segala peraturan dalam peruasahaan

yang bersangkutan.

2. Disiplin korektif

Disiplin korektif merupakan kegiatan disiplin yang diambil untuk

menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk

menghindari pelanggaran-pelanggaran yang lebih lanjut. Kegiatan

korektif sering berupa bentuk hukuman dan disebut tindakan

pendisiplinan. Sebagai contoh, tindakan pendisiplinan berupa peringatan

atau skorsing. Dengan adanya hukuman yang ditetapkan oleh perusahaan

karyawan tidak akan berperilaku yang menyimpang karena hukuman

akan dikenakan pada mereka yang melanggar. Sasaran-sasaran tindakan

pendisiplinan hendaknya positif, bersifat mendidik dan mengkoreksi,

(49)

3. Disiplin progresif

Disiplin progresif merupakan suatu kebijaksanaan pemberian

hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang

berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada karyawan

untuk mengambil tindakan korektip sebelum hukuman-hukuman yang

lebih serius dilaksanakan. Disiplin progresif membantu karyawan untuk

memperbaiki kesalahannya dan tidak akan mengulangi kesalahan yang

sama apalagi kesalahan yang cukup fatal. Contoh dari tindakan disiplin

progresif antara lain : teguran secara lisan oleh atasan, teguran tertulis,

skorsing dari pekerjaan selama beberapa hari, diturunkan pangkatnya,

bahkan hingga dipecat.

2.3.3 Prinsip-Prinsip Disiplin Kerja

Untuk dapat menjaga agar disiplin tetap terpelihara, maka organisasi

atau perusahaan perlu mengkondisikan karyawannya agar bersikap disiplin,

maka Handoko (1990:131) mengemukakan prinsip pendisiplinan sebagai

berikut:

1. Pendisiplinan dilakukan secara pribadi

Pendisiplinan ini dilakukan dengan menghindari menegur didepan

orang banyak, karena bila hal tersebut dilakukan akan menyebabkan

pegawai tersebut akan malu dan tidak menutup kemungkinan pegawai

tersebut sakit hati.

(50)

Selain menunjukkan kesalahan yang dilakukan pegawai, hendaknya

pimpinan memberi petunjuk penyelesaiannya sehingga pegawai tidak

akan bingung dalam menghadapi kesalahan yang dilakukan.

3. Keadilan dalam pendisiplinan

Dalam melakukan tindakan pendisiplinan, hendaknya dilakukan

secara adil tanpa pilih kasih serta tidak membeda-bedakan antar pegawai.

4. Pendisiplinan yang dilakukan pada waktu pegawai tidak absen

Pimpinan hendaknya melakukan pendisiplinan ketika pegawai yang

melakukan kesalahan hadir, sehingga secara pribadi pegawai tersebut

mengetahui kesalahannya.

5. Setelah pendisiplinan hendaknya bersikap wajar.

Hal itu dilakukan agar proses kerja dapat berjalan lancar seperti

biasa dan tidak kaku dalam bersikap.

Menurut Soejono (1986:67) disiplin kerja dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang juga menjadi indikator dari disiplin kerja yaitu :

a. Ketepatan waktu

Yaitu pegawai datang tepat waktu, tertib dan teratur, mematuhi

peraturan jam masuk, pulang kerja dan istirahat. Dengan datang ke kantor

tepat waktu serta tertib dan teratur maka disiplin kerja dapat dikatakan

baik.

(51)

Yaitu sikap hati-hati dalam menggunakan perlengkapan atau

peralatan kantor dapat menunjukkan seseorang memiliki disiplin kerja

yang baik, sehingga peralatan kantor dapat terhindar dari kerusakan yang

mengakibatkan kerugian.

c. Tanggung jawab yang tinggi

Tanggung jawab sangat berpengaruh terhadap disiplin kerja, dengan

besarnya rasa tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaannya dan

berupaya untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya

menunjukkan disiplin pegawai tinggi.

d. Ketaatan terhadap aturan kantor

Peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dibuat agar

tujuan suatu organisasi dapat dicapai dengan baik, untuk itu dibutuhkan

sikap yang taat dari para pegawai terhadap komitmen yang telah

ditetapkan. Ketaatan disini berarti sikap taat dan patuh dalam

mengenakan seragam atau dalam melaksanakan komitmen,peraturan dan

tata tertib yang telah disetujui bersama.

Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat

kedisiplinan karyawan suatu organisasi. Hasibuan (2009:194) menyebutkan

bahwa indikator-indikator yang mempengaruhi kedisiplinan pegawai adalah:

(52)

Tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai

dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan, agar dia bekerja

sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

2. Teladan pimpinan

Pimpinan akan dijadikan teladan oleh bawahannya, termasuk dalam

hal kedisiplinan. Pimpinan yang tingkat kedisiplinannya tinggi akan

berpengaruh positif terhadap kedisiplinan karyawan dalam melaksanakan

pekerjaan mereka.

3. Balas jasa

Balas jasa mempengaruhi kepuasan dan kecintaan karyawan

terhadap pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan terhadap pekerjaannya

semakin baik,maka kedisiplinannya pun akan semakin baik pula.

4. Keadilan

Keadilanyang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas

jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya

kedisiplinan karyawan yang baik.

5. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan efektif

(53)

memelihara kedisiplinan meningkatkan prestasi kerja serta menciptakan

sistem internal kontrol yang terbaik dalam mendukung terwujudnya

tujuan perusahaan.

6. Sanksi hukuman

Dengan adanya sanksi hukuman maka akan memberikan kesan

enggan melakukan indisipliner bagi para karyawan, karena mereka tidak

mau menanggung resiko.

7. Ketegasan

Pimpinan yang berani bertindak tegas dalam memberikan hukuman

atas tindakan indisipliner karyawan akan disegani dan diakui

kepemimpinannya oleh karyawan. Dengan begitu pimpinan akan dapat

memelihara kedisiplinan karyawan dalam suatu perusahaan.

8. Hubungan kemanusiaan

Hubungan manusia yang serasi dan mengikat, vertikal maupun

horizonyal di antara semua karyawannya akan mewujudkan lingkungan

dan suasana kerja yan nyaman sehingga akan memotivasi kedisiplinan

yang baik bagi karyawan.

2.3.4 Pentingnya Kedisiplinan Dalam Meningkatkan Kinerja

Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi, karena tanpa

dukungan disiplin pegawai yang baik, maka sulit bagi organisasi

mewujudkan tujuannya. Oleh karena itu kedisiplinan disebut sebagai kunci

(54)

Keberadaan disiplin kerja sangat diperlukan dalam suatu organisasi, karena

dengan suasana disiplinlah organisasi dapat melaksanakan program-program

kerjanya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Pegawai yang disiplin dan tertib menaati semua peraturan dan

norma-norma yang berlaku dalam organisasi akan meningkatkan efisiensi,

efektivitas dan produktivitas atau kinerja. Sedangkan organisasi yang

mempunyai pegawai yang tidak disiplin akan sulit melaksanakan

program-programnya untuk meningkatkan kinerja, dan akan mustahil untuk

merealisasikan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Syadam (1996:287) melemahnya disiplin kerja pegawai akan

terlihat pada suasana kerja sebagai berikut :

1. Tingginya angka kemangkiran (absensi) pegawai.

2. Sering terlambatnya pegawai masuk kantor atau pulang lebih cepat dari

jam yang sudah ditentukan.

3. Menurunnya semangat kerja dan gairah kerja.

4. Berkembangnya rasa tidak puas, rasa saling curiga dan saling melempar

tanggung jawab.

5. Penyelesaian kerja yang lambat, karena pegawai lebih senang mengobrol

daripada bekerja.

6. Tidak terlaksananya WASKAT (pengawasan melekat dari atasan) yang

(55)

7. Terjadinya konflik (pertentangan) antar pegawai dan pemimpin

organisasi.

Untuk mengatasi melemahnya disiplin kerja pegawai, maka perlu

dilaksanakan pembinaan disiplin kerja terhadap pegawai dengan tujuan

antara lain:

1. Agar pegawai menaati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan

maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku, baik yang

tertulis maupun yang tidak tertulis serta melaksanakan perintah

manajemen.

2. Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu

memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang

berkepentingan dengan organisasi yang sesuai dengan bidang pekerjaan

yang diberikan kepadanya.

3. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana organisasi

dengan sebaik-baiknya.

4. Dapat betindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku

dalam organisasi.

5. Pegawai mampu menghasilkan kinerja yang tinggi sesuai engan harapan

organsisasi baik adlam jangka pendek maupun jangka panjang

(Sastrohadiwiryo, 2003:292).

Jadi, kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati

(56)

dikatakan bahwa kedisiplinan adalah salah satu kunci terwujudnya tujuan

perusahaan, dengan disiplin yang baik berarti karyawan sadar dan bersedia

mengerjakan semua tugasnya dengan baik.

Adapun yang menjadi indikator dalam penelitian ini yaitu

menggunakan pendapat dari Hasibuan (2009:194), yaitu teladan pimpinan,

balas jasa, keadilan, waskat, dan sanksi hukuman.

2.4 Kepuasan

2.4.1 Pengertian Kepuasan Kerja

Lock dalam Sopiah (2008:170) mengemukakan : “Job satisfaction is a

pleasurable or positive emotional state resulting from theappraisal of one’s

job or job experience.” (Kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan

emosional yang bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari

penilaian terhadap suatu pekerjaan atau pengalaman kerja).

Porter dalam Sopiah (2008:170) menambahkan, “Job satisfaction is

difference between how much of something there should be and how much

there is now.” (Kepuasan kerja adalah perbedaan antara seberapa banyak

sesuatu yang seharusnya diterima dengan seberapa banyak sesuatu yang

sebenarnya dia terima).

Kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang karyawan terhadap

(57)

adanya kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dengan imbalan

yang disediakan oleh pekerjaan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Kepuasan kerja merupakan suatu tanggapan emosional seseorang

terhadap situasi dan kondisi kerja.

2. Tanggapan emosional bisa berupa perasaan puas (positif) atau tidak puas

(negatif). Bila secara puas berarti kepuasan kerja tercapai dan sebaliknya

bila tidak mka berarti karyawan tidak puas.

3. Kepuasan kerja dirasakan karyawan setelah karyawan tersebut

membandingkan antara apa yang dia harapkan akan dia peroleh ari hasil

kerjanya dengan apa yang sebenarnya dia peroleh dari hasil kerjanya.

4. Kepuasan kerja mencerminkan beberapa sikap yang berhubungan

Luthans dalam Sopiah (2008:1995).

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor yang

ada pada diri pegawai dan faktor pekerjaannya.

1. Faktor pegawai

Faktor pegawai meliputi kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur,

jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja,

kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja.

Gambar

Gambar 2.1 Konsep Hierarki Kebutuhan Menurut A.H. Maslow
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Jumlah Karyawan Bagian Produksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil koefisien determinasi Adjusted R Square sebesar 0,527 berarti hubungan antara variabel stres kerja dan motivasi terhadap kinerja karyawan sebesar 52,7% , sedangkan

Selanjutnya nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,767 yang memiliki arti bahwa budaya organisasi dan disiplin kerja secara simultan mempengaruhi kinerja

Hasil koefisien determinasi Adjusted R Square sebesar 0,674 berarti 67,4% variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh deskripsi kerja, penempatan kerja, dan disiplin

Dari hasil koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R Square (R 2 ) sebesar 0,293 hal ini berarti 40,6% variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel disiplin

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (R2), nilai R Square sebesar 0.848 berarti sebesar 84.8 % kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh motivasi dan kepuasan

Nilai koefisien regensi Disiplin Kerja 2 menunjukan nilai sebesar 0,471 yang berarti bahwa Disiplin Kerja memiliki pengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan Y, apabila variabel

Uji Koefisien Determinasi Uji Koefisien Determinasi pengaruh motivasi dan disiplin kerja secara simultan terhadap kinerja Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi, dapat diketahui

Koefesien determinasi R2 sebesar 65 % , yang artinya kinerja karyawan dipengaruhi oleh motivasi dan disiplin kerja sebesar 65% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak