• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Cabang Sibolga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Cabang Sibolga"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN

NASIONAL Tbk CABANG SIBOLGA

OLEH

CHATLYN ROGATE SINAGA 110521179

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT BANK TABUNGAN

PENSIUNAN NASIONAL Tbk CABANG SIBOLGA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stres kerja (X1) dan

motivasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT Bank Tabungan Pensiunan

Nasional Tbk Cabang Sibolga.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei eksplanasi. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada karyawan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi yang didapat dari berbagai informasi yang dimiliki PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.

Hasil uji F variabel bebas stres kerja dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat kinerja karyawan pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional. Hasil koefisien determinasi Adjusted R Square sebesar 0,527 berarti hubungan antara variabel stres kerja dan motivasi terhadap kinerja karyawan sebesar 52,7% , sedangkan sisanya sebesar 47,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan uji secara parsial bahwa variabel motivasi yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga.

(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF WORK STRESS AND MOTIVATION EFFECT ON EMPLOYEE PERFOMANCE IN PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN

NASIONAL Tbk SIBOLGA BRANCH

The purpose of this research is to know the effect of work stress(X1) and

motivation (X2) on employee performance (Y) in PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Tbk Sibolga branch.

Type of this research is a quantitative study by using explanation survey methods of explanation. The data used are primary and secondary data. Primary data were collected through questionnaires that distributed to employees of PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Sibolga branch, while the secondary data were obtained from the study documentation from various information that owned by PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Sibolga Branch. The analytical method used is multiple linear regression analysis.

The results of independent variables of the F test (Work Stress and Motivation) are jointly positive and significant effect towards the dependent variable (Employee Performance) in PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Sibolga Branch . The results of determinant coefficient Adjusted R Square is 0,527 which means that the value of 52,7% increases employee performance that can be explained by the variable of work stress and motivation, while the remaining is 47,3% that can be influenced by other variables which are not examined in this research. Based on the partial test that the motivation variable is the most dominant influence on the employee performance in PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Sibolga Branch.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga

penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Stres Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga”, guna memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua

tercinta Ayahanda R. Sinaga dan Ibunda M. Hutauruk yang telah banyak memberikan

dorongan moral dan materi serta kasih sayang, doa, dan perhatian yang tiada terhingga

kepada penulis selama masa kuliah terlebih selama masa penyusunan skripsi ini di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis

juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec.,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Ketua dan

Sekertaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Yulinda, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya

untuk memberikan saran dan pemikiran kepada penulis dengan penuh kesabaran

(5)

5. Ibu Yasmin Chairunisa, SP, M.BA selaku Pembaca Penilai yang telah memberikan

saran dan masukan untuk kesempur naan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Pengajar di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmu

pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Teman – teman mahasiswa Manajemen Ektensi 2011 yang telah banyak memberi

dukungan moril kepada penulis untuk penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada kakak saya Debora Rogate Hutauruk, dan Lidya Rogate Hutauruk, Adinda

Reiner Rogate Sinaga dan Conny Rogate Sinaga.

Medan, Juli 2014

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Stres Kerja ... 9

2.1.1 Pengertian Stres Kerja ... 9

2.1.2 Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja ... 10

2.1.3 Akibat Dari Stres Kerja ... 14

2.1.4 Dampak Stres Kerja Terhadap Perusahaan ... 16

2.1.5 Dampak Stres Kerja Terhadap Karyawan ... 16

2.1.6 Cara Menanggulangi Stres... 17

2.2 Motivasi ... 19

2.2.1 Pengertian Motivasi ... 19

2.2.2 Metode Motivasi ... 20

2.2.3 Alat-Alat Motivasi ... 20

2.2.4 Jenis-Jenis Motivasi... ... 21

2.2.5 Teori Motivasi... ... 22

2.2.6 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Motivasi Pegawai ... 27

2.2.7 Tujuan Motivasi... .... 28

2.3 Kinerja Karyawan ... 28

2.3.1 Pengertian Kinerja... 28

2.3.2 Tujuan Penilaian Kinerja ... 29

2.3.3 Manfaat Penilaian Kinerja ... 30

2.3.4 Indikator Kinerja ... 30

2.3.5 Unsur-Unsur Penilaian Kinerja ... 31

2.4 Penelitian Terdahulu ... 32

2.5 Kerangka Konseptual ... 34

(7)

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

3.3 Batasan Operasional ... 38

3.4 Defenisi Operasional ... 38

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 42

3.6 Populasi dan Sampel ... 42

3.6.1 Populasi ... 42

3.6.2 Sampel ... 43

3.7 Jenis Data ... 43

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 43

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

3.9.1 Uji Validitas ... 44

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 46

3.10 Teknik Analisis Data ... 46

3.10.1 Analisis Deskritif ... 46

3.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 47

3.10.2.1 Uji Asumsi Klasik... 48

3.10.2.2 Pengujian Hipotesis ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 51

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 51

4.1.2 Visi dan Misi ... 53

4.1.3 Jenis Usaha ... 53

4.1.4 Sturktur Organisasi... 54

4.1.5 Uraian Tugas ... 55

4.2 Hasil Penelitian ... 57

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 57

4.2.1.1 Karakteristik Responden ... 57

4.2.1.2 Deskriptif Responden ... 59

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 68

4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 73

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 75

4.2.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 75

4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 77

4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 78

4.3 Pembahasan ... 79

4.3.1 Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan ... 79

4.3.2 Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ... 79

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Data Penyaluran Kredit Tahun 2012-2013 ... 6

3.1 Operasional Variabel ... 41

3.2 Instrumen Skala Likert ... 42

3.3 Uji Validitas ... 45

3.4 Uji Reliabilitas ... 46

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 57

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 58

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 59

4.4 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel Stres Kerja (X1) ... 60

4.5 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Varibel Motivasi (X2) ... 63

4.6 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel Kinerja Karyawan(Y) .. 65

4.7 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 70

4.8 Uji Glejser ... 72

4.9 Uji Multikolinieritas ... 73

4.10 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda ... 74

4.11 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 76

4.12 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 77

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Konsep Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow ... 24

3.1 Kerangka Konseptual ... 37

4.1 Struktur Organisasi ... 54

4.2 Histogram ... 69

4.3 Pendekatan Grafik ... 70

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian... 86

2 Tabulasi Validitas dan Reliabilitas ... 90

3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 91

4 Tabulasi Jawaban Responden ... 93

5 Analisis Deskripsi Jawaban Responden ... 94

6 Uji Asumsi Klasik ... 100

(12)

ABSTRAK

PENGARUH STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT BANK TABUNGAN

PENSIUNAN NASIONAL Tbk CABANG SIBOLGA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stres kerja (X1) dan

motivasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT Bank Tabungan Pensiunan

Nasional Tbk Cabang Sibolga.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei eksplanasi. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada karyawan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi yang didapat dari berbagai informasi yang dimiliki PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.

Hasil uji F variabel bebas stres kerja dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat kinerja karyawan pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional. Hasil koefisien determinasi Adjusted R Square sebesar 0,527 berarti hubungan antara variabel stres kerja dan motivasi terhadap kinerja karyawan sebesar 52,7% , sedangkan sisanya sebesar 47,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan uji secara parsial bahwa variabel motivasi yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga.

(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF WORK STRESS AND MOTIVATION EFFECT ON EMPLOYEE PERFOMANCE IN PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN

NASIONAL Tbk SIBOLGA BRANCH

The purpose of this research is to know the effect of work stress(X1) and

motivation (X2) on employee performance (Y) in PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Tbk Sibolga branch.

Type of this research is a quantitative study by using explanation survey methods of explanation. The data used are primary and secondary data. Primary data were collected through questionnaires that distributed to employees of PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Sibolga branch, while the secondary data were obtained from the study documentation from various information that owned by PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Sibolga Branch. The analytical method used is multiple linear regression analysis.

The results of independent variables of the F test (Work Stress and Motivation) are jointly positive and significant effect towards the dependent variable (Employee Performance) in PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Sibolga Branch . The results of determinant coefficient Adjusted R Square is 0,527 which means that the value of 52,7% increases employee performance that can be explained by the variable of work stress and motivation, while the remaining is 47,3% that can be influenced by other variables which are not examined in this research. Based on the partial test that the motivation variable is the most dominant influence on the employee performance in PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Sibolga Branch.

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam

menjalankan aktivitas perusahaan. Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai

tujuan yang ditetapkan sebelumnya, sangat tergantung pada canggihnya sarana,

prasarana dan didukung oleh kemampuan sumber daya manusia atau karyawannyayang

berkualitas. Karyawan dalam suatu perusahaan merupakan aset terpenting dalam

pencapaian tujuan perusahaan, dimana karyawan mampu menghasilkan kinerja yang

baik dapat memberikan kontribusi besar dalam menjalankan aktivitas suatu perusahaan

dan juga karyawan merupakan perencana dan pengendali semua kegiatan perusahaan.

Kinerja merupakan suatu potensi yang harus dimiliki oleh setiap karyawan untuk

melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada

karyawan. Menurut Mangkunegara (2005:67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai

dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Dengan kinerja yang baik, maka

setiap karyawan dapat menyelesaikan segala beban perusahaan secara efektif dan efisien

sehingga masalah yang terjadi pada perusahaan dapat teratasi dengan baik

Perusahaan yang sedang berkembang biasanya menetapkan target dan standar

yang cukup tinggi dalam peningkatan kinerja karyawannya, dengan tujuan untuk

menunjukkan kemampuan bersaing di tengah persaingan bisnis yang ketat dan dalam

usahanya untuk menjadi perusahaan yang terdepan dibandingkan perusahaan lain.

(15)

bagi karyawan jika dianggap terlalu tinggi dan membebani karyawan, dan justru dapat

menurunkan kinerja karyawannya. Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang

mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang (Hasibuan, 2007 : 204).

Stres menjadi masalah yang penting karena situasi itu dapat mempengaruhi

karyawan sehingga perlu penanganan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Stres

yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang

berinteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan

maupun di luarnya. Stres kerja dengan kata lain pada taraf tertentu akan mampu

meningkatkan kinerja karyawan, namun bila dibiarkan berlarut dapat menurunkan

tingkat kinerja karyawan. Jadi dengan demikian, stres kerja tanpa adanya motivasi akan

berdampak pada penurunan kinerja dan sebaliknya jika stres kerja disertai motivasi maka

semangat kerja yang akan ditunjukkan karyawan sehingga dapat meningkatkan kinerja.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan

adalah dengan cara memberikan motivasi. Pimpinan perlu memberikan motivasi dan

arahan kepada karyawanya agar dapat bekerja dengan baik. Motivasi merupakan suatu

dorongan agar para karyawan dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan

perusahaan. Flippo dalam Hasibuan (2007: 143) menyatakan bahwa motivasi adalah

suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara

berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.

Pemberian motivasi kepada karyawan dapat mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam

meningkatkan kinerja karyawan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Pemberian kompensasi yang layak dan adil, pemberian penghargaan dan

(16)

karyawan dapat bekerja dengan baik dan merasa senang dengan semua tugas yang

diembannya. Setelah karyawan merasa senang dengan pekerjaannya, para karyawan

akan saling menghargai hak dan kewajiban sesama karyawan sehingga terciptalah

suasana kerja yang kondusif. Pada akhirnya karyawan akan bersungguh-sungguh

memberikan kemampuan terbaiknya dalam menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya, dan ini berarti kinerja yang bagus yang akan ditunjukan oleh para

karyawan, karena termotivasi dalam melaksanakan tugasnya dalam perusahaan.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga merupakan Bank

Swasta Nasional yang bergerak dibidang simpanan maupun pinjaman. Target PT Bank

Tabungan Pensiunan Nasional Tbk adalah para pensiunan.

Berdasarkan hasil pra survey kepada 15 orang karyawan di PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga ada beberapa hal yang dianggap dapat

menurunkan motivasi karyawan yaitu kebijakan perusahaan yakni sulitnya promosi

jabatan yang didapat oleh karyawan. Ada beberapa karyawan yang sudah bekerja dalam

waktu lama tetapi tidak dimutasi. Hal ini akan menimbulkan kejenuhan tersendiri bagi

karyawan karena dianggap monoton sehingga akan berdampak pada kinerja karyawan itu

sendiri. Disamping itu hubungan pribadi sesama rekan kerja ataupun terhadap atasan

kurang terjalin dengan baik terbukti dari kurangnya komunikasi yang terjalin didalam

melakukan pekerjaan. Masing-masing karyawan sibuk mengerjakan tugasnya secara

individual sehingga tidak ada kerjasama dalam melakukan pekerjaan. Seharusnya

karyawan didalam perusahaan bekerja secara bersama-sama agar dapat berdiskusi, yang

kemudian akan melahirkan ide-ide baru. Ini disebabkan karyawan merasa bahwa rekan

(17)

Hal lain yang kurang diperhatikan oleh perusahaan dari segi kurangnya

pengakuan yang diberikan pimpinan pada karyawan yang melakukan tugasnya dengan

baik merupakan faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi. Disamping itu

kompensasi yakni pemberian upah pada jam kerja lembur merupakan faktor ekstrinsik

yang mempengaruhi motivasi. Karyawan di perusahaan sering sekali melakukan lembur

hingga melewati jam kerja lembur, tetapi pihak perusahaan tidak memberikan upah

lembur yang menjadi hak dari karyawan. Sehingga minat kerja karyawan menjadi

menurun, mereka menjadi bermalas-malasan dalam melakukan pekerjaannya dimana

berdampak pada kemajuan perusahaan dan karyawan juga mengalami stres kerja.

Stres merupakan situasi ketegangan atau tekanan emosional yang dialami

seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar, hambatan-hambatan, dan

adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi kondisi non fisik

seperti emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang.

Gejala fisiologi yang dialami karyawan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Tbk Cabang Sibolga seperti sakit kepala, letih, dan sakit perut ini disebabkan karena

adanya beban kerja yang diberikan terlalu berlebihan tanpa memperdulikan kemampuan

karyawan. Karyawan juga diharuskan melakukan presentasi di depan pimpinan dan

karyawan lain mengenai target penyaluran kredit yang mereka kerjakan. Selain itu

perusahaan mempekerjakan karyawan diatas jam kerja yang telah ditentukan tanpa

memberikan fasilitas yang memadai. Hal ini membuat karyawan merasa tidak nyaman di

tempat kerja sehingga mengurangi konsentrasi kerja yang berujung pada stres kerja

(18)

Gejala psikologi yang dialami karyawan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Tbk Cabang Sibolga seperti tertekan, murung, dan marah ini disebabkan karena waktu

istirahat yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan tidak sesuai dengan kebutuhan

karyawan. Hal ini mengakibatkan karyawan masih merasa lelah untuk melanjutkan

pekerjaannya namun dituntut oleh jam kerja dari perusahaan untuk menyelesaikan

pekerjaan. Karyawan merasa ini menjadi tekanan dalam menyelesaikan pekerjaannya

sehingga menimbulkan stres.

Gejala perilaku yang dialami karyawan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Tbk Cabang Sibolga seperti, kehilangan selera makan, insomnia, dan menunda pekerjaan

ini disebabkan karena kurang pedulinya pimpinan terhadap kondisi karyawan merupakan

keluhan yang dialami karyawan sehingga hasil kinerja kurang memuaskan. Tekanan

kerja yang diberikan oleh atasan dan kurangnya membangun komunikasi yang baik

antara pemimpin dan karyawan membuat tingkat stres kerja semakin meningkat. Sikap

pimpinan sangat mempengaruhi dalam memotivasi semangat karyawan juga berpengaruh

pada kinerja karyawan.

Perusahaan seharusnya memperhatikan keinginan para karyawan sehingga tidak

menimbulkan keluhan-keluhan karena akan berdampak pada hal-hal yang tidak

diinginkan. Permasalahan tersebut perlu mendapatkan penanganan yang serius agar

kedua belah pihak sama-sama diuntungkan, yaitu pihak perusahaan dan pihak

karyawan. Berikut data target penyaluran kredit PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

(19)

Tabel 1.1

Target Penyaluran Kredit PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga Periode Tahun 2012-2013

Sumber: PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (data diolah)

Tabel 1.1 menunjukkan target dan realisasi pekerjaan penyaluran kredit pada

Bank Tabungan Pensiunan Nasional pada tahun 2012. Dari data tersebut dapat dilihat

bahwa terdapat ketidakstabilan tingkat kinerja yang dicapai oleh PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga target tecapai hanya pada bulan januari, maret,

mei dan oktober. Pada tahun 2013 target tercapai hanya pada bulan januari, april dan

september sedangkan lainnya tidak mencapai target. Hal ini menunjukkan bahwa adanya

indikasi penurunan kinerja karyawan pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

Cabang Sibolga yang disebabkan oleh adanya stres kerja karyawan dan kurangnya

motivasi sehingga berdampak pada kinerja karyawan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT

Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga”.

Tahun 2012 Tahun 2013

Bulan Target (Rp)

Realisasi

(Rp) % Bulan

Target (Rp)

Realisasi

(Rp) %

Januari 413.900.000 695.400.000 168 Januari 378.000.000 385.800.000 102

Februari 469.100.000 382.400.000 82 Februari 393.000.000 288.400.000 73

Maret 441.500.000 612.800.000 139 Maret 378.000.000 107.700.000 28

April 496.700.000 128.000.000 26 April 361.900.000 375.700.000 104

Mei 510.500.000 554.900.000 109 Mei 479.300.000 255.700.000 53

Juni 551.900.000 217.800.000 39 Juni 487.300.000 248.100.000 51

Juli 524.300.000 422.000.000 80 Juli 421.700.000 221.200.000 52

Agustus 496.700.000 67.500.000 14 Agustus 384.600.000 251.900.000 65

September 469.100.000 199.400.000 43 September 365.900.000 603.000.000 165

Oktober 378.900.000 469.000.000 124 Oktober 398.400.000 345.000.000 87

November 380.800.000 375.300.000 99 November 440.400.000 213.000.000 48

(20)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut: ”Apakah stres kerja dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja

karyawan pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres

kerja dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Tabungan Pensiunan

Nasional Tbk Cabang Sibolga.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan informasi tambahan pada PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga dalam menghadapi masalah stres kerja,

motivasi dan kinerja karyawan.

2. Bagi Peneliti

Sebagai sarana aplikasi terhadap ilmu yang diperoleh selama menuntut ilmu

dalam bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai stres kerja,

motivasi dan kinerja karyawan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi yang nantinya akan dapat memberikan perbandingan

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres Kerja

2.1.1 Pengertian Stres Kerja

Menurut Hariandja (2009:303) stres adalah situasi ketegangan/tekanan emosional

yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar,

hambatan-hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi emosi,

pikiran, dan kondisi fisik seseorang.

Menurut Beehr dan Newman dalam Wijono (2010:121) stres kerja adalah suatu

keadaan yang timbul dalam interaksi di antara manusia dengan pekerjaan.

Robbins (2008:368) mengatakan bahwa stres adalah sebuah kondisi dinamis

dimana seorang individu dihadapkan pada suatu peluang, tuntutan, atau sumber daya

yang terkait dengan apa yang dihasratkan individu tersebut dan yang hasilnya dipandang

tidak pasti dan penting.

Menurut Hasibuan (2007:204) stres adalah suatu kondisi ketegangan yang

mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang.

Menurut Baron dan Greenberg dalam Rivai (2009:308) stres adalah reaksi-reaksi

emosional dan psikologis yang terjadi pada situasi dimana tujuan individu mendapat

halangan dan tidak bisa mengatasinya.

Dari beberapa pendapat diatas tentang pengertian stres dapat diambil kesimpulan

bahwa stres kerja adalah ketegangan yang dapat mengacu pada perasaan tidak tenang,

kekhawatiran, dan kegelisahan yang dialami seseorang, yang dapat berakibat pada

(22)

2.1.2 Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja

Menurut Robbins (2008:370) ada tiga kategori potensi pemicu stres yaitu:

a. Faktor Lingkungan

Ketidakpastian lingkungan juga mempengaruhi tingkat stres para karyawan dalam

organisasi. Perubahan dalam siklus bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi. Ketika

ekonomi memburuk, orang merasa cemas terhadap kelangsungan pekerjaan mereka.

Ketidakpastian politik juga merupakan pemicu stres diantara karyawan masyarakat

Amerika, dan ketidakpastian yang sama mempengaruhi karyawan di negara-negara

seperti Haiti atau Venezuela.. Perubahan teknologi merupakan faktor lingkungan yang

dapat menyebabkan stres. Karena inovasi-inovasi baru dapat membuat keterampilan dan

pengalaman seorang karyawan jadi usang dalam waktu singkat, komputer, sistem

robotik, otomatisasi, dan berbagai bentuk inovasi teknologi lain yang serupa merupakan

ancaman bagi banyak orang dan membuat mereka stres.

b. Faktor Organisasi

Tidak sedikit faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres, misalnya:

tekanan untuk menghindari kesalahan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang

sedikit, beban kerja yang berlebihan, atasan yang selalu menuntut dan tidak peka, dan

rekan kerja yang tidak menyenangkan. Faktor-faktor ini dapat dikelompokkan menjadi

tuntutan tugas, peran, dan antar pribadi.

Tuntutan tugas adalah faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang. Tuntutan

tersebut meliputi desain pekerjaan individual, keragaman tugas, kondisi kerja, dan tata

letak fisik pekerjaan. Bekerja di ruangan yang terlalu penuh sesak atau di lokasi yang

(23)

Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan yang diberikan kepada seseorang

sebagai fungsi dari peran tersebut yang dimainkannya dalam organisasi. Beban peran

yang berlebihan dialami ketika karyawan diharapkan melakukan lebih banyak daripada

waktu yang ada.

Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain. Tidak

adanya dukungan dari kolega dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat

menyebabkan stres, terutama diantara para karyawan ynag memiliki kebutuhan sosial

tinggi.

c. Faktor-faktor Pribadi

Faktor-faktor pribadi ini terutama menyangkut masalah keluarga, masalah

ekonomi, pribadi, serta kepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang.

Berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya hubungan, dan kesulitan

masalah disiplin dengan anak-anak adalah beberapa contoh masalah hubungan yang

menciptakan stres bagi karyawan, yang lalu terbawa sampai ke tempat kerja.

Masalah ekonomi karena pola hidup yang lebih besar pasak daripada tiang adalah

kendala pribadi lain yang menciptakan stres bagi karyawan dan mengganggu konsentrasi

kerja.

Menurut Dwiyanti dalam Rivai (2009:310) faktor penyebab stres kerja ada dua,

yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor personal. Faktor lingkungan kerja dapat berupa

kondisi fisik, manajemen kantor maupun hubungan sosial di lingkungan kerja.

Sedangkan faktor personal bisa berupa tipe kepribadian, peristiwa atau pengalaman

pribadi maupun kondisi sosial dan ekonomi keluarga. Secara umum dikelompokkan

(24)

a. Tidak adanya dukungan sosial.

Artinya, stres akan cenderung muncul pada individu yang tidak mendapat

dukungan dari lingkungan sosial mereka. Dukungan sosial di sini bisa berupa

dukungan dari lingkungan pekerjaan maupun lingkungan keluarga.

b. Tidak adanya kesempatan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dikantor.

Hal ini berkaitan dengan hak dan kewenangan seseorang dalam menjalankan

tugas dan pekerjaannya. Banyak orang mengalami stres kerja ketika mereka tidak

dapat memutuskan persoalan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya.

Stres kerja juga bisa terjadi jika seorang karyawan yang tidak dilibatkan dalam

pembuatan keputusan yang menyangkut dirinya.

c. Kondisi lingkungan kerja

Kondisi lingkungan kerja fisik ini bisa berupa suhu yang terlalu panas, terlalu

dingin, terlalu sesak, kurang cahaya, dan semacamnya. Ruangan yang terlalu

panas menyebabkan ketidaknyamanan seseorang dalam menjalankan

pekerjaannya, begitu juga ruangan yang terlalu dingin. Panas tidak hanya dalam

pengertian temperatur udara tetapi juga sirkulasi atau arus udara. Disamping itu,

kebisingan juga memberi andil tidak kecil munculnya stres kerja, sebab beberapa

orang sangat sensitif pada kebisingan dibanding lainnya.

d. Manajemen yang tidak sehat.

Banyak orang yang stres dalam pekerjaan ketika gaya kepemimpinan para

manajernya cenderung neuritis, yakni seorang pemimpin yang sangat sensitif,

tidak percaya orang lain (bawahan), perfeksionis, terlalu mendramatisir suasana

(25)

Situasi kerja atasan selalu mencurigai bawahan, membesarkan peristiwa atau

kejadian yang semestinya sepele dan ancamannya, seseorang akan tidak leluasa

menjalankan pekerjaannya.

e. Tipe kepribadian.

Seseorang dengan kepribadian tipe A cenderung mengalami stress dibandingkan

kepribadian tipe B. Beberapa ciri kepribadian tipe A ini adalah sering merasa

diburu-buru dalam menjalankan pekerjaannya, tidak sabaran, konsentarsi pada

lebih dan satu pekerjaan pada waktu yang sama, cenderung tidak puas terhadap

hidup, cenderung berkompetisi dengan orang lain meskipun dalam situasi atau

peristiwa yang non komperatif. Dengan begitu, bagi pihak perusahaan akan selalu

mengalami dilema ketika mengambil pegawai dengan kepribadian tipe A. Sebab,

disatu sisi akan memperoleh hasil yang bagus dan pekerjaan mereka, namun disisi

lain perusahaan akan mendapatkan pegawai yang mendapat resiko serangan atau

sakit.

f. Peristiwa atau pengalaman pribadi.

Stres kerja sering disebabkan pengalaman pribadi yang menyakitkan, kematian

pasangan, perceraian, sekolah, anak sakit atau gagal sekolah, kehamilan tidak

diinginkan, peristiwa traumatis atau menghadapi masalah (pelanggaran) hukum.

Banyak kasus menunjukkan bahwa tingkat stres paling tinggi terjadi pada

seseorang yang ditinggalkan mati pasangannya, sementara yang paling rendah

disebabkan oleh perpindahan tempat tinggal. Disamping itu, ketidakmampuan

(26)

2.1.3 Akibat Dari Stres Kerja

Menurut Robbins (2008:375) akibat stres dapat dikelompokkan dalam tiga

kategori umum, yaitu:

a. Gejala Fisiologi

Pengaruh awal stres biasanya berupa gejala-gejala fisiologis. Ini terutama

disebabkan oleh kenyataan bahwa topik stres pertama kali diteliti oleh ilmu

kesehatan medis. Hubungan antara stres dan gejala-gejala fisiologis yang khusus

tidak jelas. Secara tradisonal, para peneliti menyimpulkan bahwa ada sedikit, jika

memang ada, hubungan yang konsisten. Hal ini disebabkan oleh kompleksitas

gejala dan sulitnya mengukur gejala-gejala itu secara objektif. Yang lebih

muktahir, beberapa bukti menunujukkan bahwa stres mungkin memiliki efek

fisiologis yang membahayakan seperti: sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan

penyakit jantung.

b. Gejala Psikologi

Stress dapat menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan

dapat menyebabkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan. Ketidakpuasan kerja

adalah efek psikologi paling sederhana dan paling nyata dari stres. Namun stres

juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lainnya. Seperti, ketegangan,

murung, kecemasan, kejengkelan, berkurangnya kepuasaan kerja, kejenuhan, dan

sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan.

c. Gejala Perilaku

Gejala–gejala stres yang berkaitan dengan perilaku seperti perubahan dalam

(27)

selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol,

bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidak teraturan waktu tidur.

2.1.4 Dampak Stres Kerja Terhadap Perusahaan

Schuller (2001:53) mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang

berpengaruh terhadap organisasi atau perusahaan. Secara singkat beberapa dampak

negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa :

1. Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional

kerja

2. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja

3. Menurunkan tingkat produktivitas

4. Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian finansial yang

dialami perusahaan karena tidak imbangnya antara produktivitas dengan biaya

yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya.

2.1.5 Dampak Stres Kerja Terhadap Karyawan

Menurut Gitosudarmo (2000:54) dampak stres kerja dapat menguntungkan atau

merugikan karyawan. Dampak yang menguntungkan diharapkan akan memacu karyawan

untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan bersemangat sebaik-baiknya, namun jika

stres tidak mampu diatasi maka akan menimbulkan dampak yang merugikan karyawan.

Dampak- dampak dari stres kerja meliputi:

a. Faktor fisik seperti meningkatnya tekanan darah, meningkatnya kolesterol dan

penyakit jantung koroner.

b. Faktor psikologi seperti ketidakpuasan kerja, murung, rendahnya kepercayaan dan

(28)

c. Faktor organisasi seperti ketidakhadiran, keterlambatan, rendahnya prestasi kerja

dan sabotase.

2.1.6 Cara Menanggulangi Stres

Stres menjadi sesuatu yang melekat dalam kehidupan manusia dalam perusahaan

dan dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Masalah stres perlu mendapat perhatian dan

pengelolaan dalam usaha mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Penanganan ini jelas

berkaitan dengan usaha memenuhi sasaran perusahaan, sasaran individu, sasaran sosial,

dan sasaran fungsional manajemen sumber daya manusia. Dengan penanganan stres

kerja, setiap pegawai akan mendapatkan kondisi kesehatan mental dan fisik yang baik,

yang dapat mempengaruhi karyawan tersebut dalam melakukan berbagai peran sosialnya,

di rumah sebagai ayah/ibu atau sebagai anggota masyarakat dengan lebih baik.

Menurut Hariandja (2009:309) cara menanggulangi stres, yaitu:

a. Mengelola waktu

Waktu yang dimiliki memang terbatas, sehingga bilamana menghadapi berbagai

tuntutan dapat mengakibatkan stres. Tetapi, bilamana waktu diatur dengan baik,

akan dapat meningkatkan penyelesaian berbagai pekerjaan dengan lebih efektif.

Beberapa prinsip yang dapat dipegang adalah:

1. Membuat daftar mengenai aktivitas yang harus dilakukan.

2. Menentukan prioritas aktivitas berdasarkan kepentingan dan

urgensinya.

(29)

b. Latihan fisik

Melakukan berbagai kegiatan fisik yang menyenangkan seperti jogging, jalan

kaki, naik sepeda, bermain tenis, dan bermain golf. Latihan ini dapat

meningkatkan kesehatan seperti kesehatan jantung, melancarkan peredaran darah,

atau kesehatan fisik secara umum, yang tentu saja akan meningkatkan

kemampuan dalam menghadapi berbagai tantangan.

c. Relaksasi

Sebuah kegiatan menenangkan pikiran untuk mecapai suatu situasi di mana

semua komponen tubuh istirahat dan relaks, yang dapat dilakukan dalam

beberapa menit, (kurang lebih dua puluh menit) setiap hari, yang dilakukan

dengan cara:

1. Duduk santai dengan mata tertutup disebuah tempat yang sepi.

2. Secara perlahan-lahan menyebutkan kata-kata atau kalimat yang

mendamaikan pikiran dan perasaan secara berulang-ulang.

3. Menarik nafas secara santai melalui hidung dan mengeluarkan melalui

mulut.

4. Menghindari pikiran-pikiran yang mengganggu, dengan sikap mental

menerima.

d. Terbuka pada orang lain

Mendiskusikan secara terbuka dengan orang dekat masalah-masalah, ketakutan

yang dihadapi, dan lain-lain.

(30)

Tidak melakukan dua hal dalam waktu yang bersamaan, bersikap tenang, tidak

terburu-buru, dan berfikir sebelum bereaksi.

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Menurut Hasibuan (2007:143) bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak

yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja

efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Arifin dalam Wijono (2010:21) mengatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang

bersumber dari dalam atau dari luar. Ia mempunyai tugas dan arah serta akan terus

terjadi sehingga menghasilkan apa yang individu tersebut hayati. Proses ini terus

berjalan sebagai satu perputaran di dalam perilaku seseorang.

Siagian dalam Manullang (2008:193) menyatakan bahwa motivasi merupakan

keseluruhan proses pemberian motif bekerja para bawahan sedemikian rupa sehingga

mereka mau bekerja dengan iklas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan

ekonomis.

Flippo dalam Hasibuan (2007:143) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu

keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil,

sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.

Berdasarkan defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan

salah satu faktor yang dapat mendorong bawahan agar mau bekerja secara berhasil,

(31)

2.2.2 Metode Motivasi

Menurut Hasibuan (2007:149) ada dua metode motivasi yaitu metode motivasi

langsung dan metode motivasi tidak langsung.

1. Motivasi langsung (direct Motivation)

Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan nonmateriil) yang diberikan

secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan

serta kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan

hari raya, bonus, dan bintang jasa.

2. Motivasi tak Langsung (Indirect Motivation)

Motivasi tak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan

fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas sehingga

para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya, kursi

yang empuk, mesin-mesin yang baik, ruangan kerja yang terang dan nyaman,

suasana pekerjaan yang serasi, serta penempatan yang tepat. Motivasi tidak

langsung besar pengaruhnya untuk merangsang semangat bekerja karyawan

sehingga produktif.

2.2.3 Alat-Alat Motivasi

Hasibuan (2007:149) menyatakan, alat-alat motivasi yang diberikan kepada

bawahan dapat berupa material incentive dan nonmaterial incentive.

1. Material incentive adalah motivasi yang bersifat materiil sebagai imbalan prestasi

yang diberikan oleh karyawan. Yang termasuk material incentive adalah yang

(32)

2. Nonmaterial incentive adalah motivasi (daya perangsang) yang tidak berbentuk

materi. Yang termasuk nonmaterial adalah penempatan yang tepat, pekerjaan

yang terjamin, piagam penghargaan, bintang jasa, perlakuan yang wajar, dan

sejenisnya.

2.2.4 Jenis-jenis Motivasi

Menurut Hasibuan (2007:150) motivasi ada dua jenis motivasi, yaitu:

1. Motivasi Positif (insentif positive)

Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan

memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar.

Dengan motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena

umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja.

2. Motivasi Negatif (insentif negative)

Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka

akan mendapat hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan

dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi

untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.

Dalam praktek, kedua jenis motivasi di atas sering digunakan oleh suatu

perusahaan. Penggunaannya harus tepat dan seimbang supaya dapat meningkatkan

semangat kerja karyawan. Yang menjadi masalah ialah kapan motivasi positif atau

motivasi negatif dapat efektif merangsang gairah kerja karyawan.

(33)

Ada empat teori yang paling popular dan berpengaruh besar dalam praktek

perkembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi.

1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Maslow dalam Hasibuan (2007:153) Hierarki kebutuhan mengikuti teori jamak

yakni seseorang berperilaku/bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi

bermacam-macam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan

seseorang itu berjenjang. Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi,

kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama. Selanjutnya jika

kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan

seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima.

Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow yaitu:

a. Kebutuhan fisik dan biologis (Phisiological Needs)

yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Yang termasuk ke dalam

kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan, udara, dan

sebagainya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan ini merangsang

seseorang berperilaku atau bekerja giat.

b. Kebutuhan akan rasa aman (Safety Needs)

Yaitu kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman dari

ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.

c. Kebutuhan Sosial (Affiliation or Acceptance Needs)

Yaitu kebutuhan sosial, teman, afiliasi, interaksi, dicintai dan mencintai,

(34)

lingkungannya. Pada dasarnya manusia normal tidak akan mau hidup

menyendiri seorang diri ditempat terpencil. Ia selalu membutuhkan

kehidupan berkelompok.

d. Kebutuhan akan penghargaan (Esteem or Status Needs)

Yaitu kebutuhan akan status, pengakuan, apresiasi terhadap dirinya

dan respek/tanggapan yang diberikan oleh pihak lain. Untuk memenuhi

kebutuhan ini, seseorang akan berusaha melakukan pekerjaan atau

kegiatan yang memungkinkan ia mendapatkan penghormatan atau

penghargaan dari orang lain.

e. Aktualisasi Diri (Self Actualization)

Yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan,

keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang

sangat memuaskan atau luar biasa. Kebutuhan ini merupakan realisasi

lengkap potensi seseorang secara penuh. Keinginan seseorang untuk

(35)

Menurut Maslow konsep hierarki digambarkan sebagai berikut:

[image:35.595.137.536.164.316.2]

Sumber: Hasibuan (2007: 156)

Gambar 2.1 Konsep Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow

2. Teori Fredrick Hezberg

Menurut Herzberg dalam Munandar (2001:331), ada beberapa faktor intrinsik dan

ekstrensik yang mempengaruhi seseorang dalam bekerja yaitu:

a. Faktor intrinsik: partisipasi yang dicapai, pengakuan, dunia kerja,

tanggung jawab dan kemajuan

b. Faktor ekstrinsik: hubungan interpersonal antara atasan dan bawahan,

teknik supervisi, kebijakan administratif, kondisi kerja dan kehidupan

pribadi.

3. Teori X dan Y Mc Gregor

Mc Gregor dalam Hasibuan (2007:153) mengemukakan teori X dan Y didasarkan

pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia

penganut teori X (teori tradisional) dan manusia penganut teori Y (teori

demokratik)

T

ingka

t-ti

ngka

t ke

but

uha

n

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri 4. Kebutuhan Penghargaan

(36)

1. Teori X

a. Rata-rata karyawan malas dan tidak suka bekerja

b. Umumnya karyawan tidak berambisi mencapai prestasi yang optimal

dan selalu menghindarkan tanggung jawabnya dengan cara

mengkambinghitamkan orang lain.

c. Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah, dan diawasi dalam

melaksanakan pekerjaannya.

d. Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak mempedulikan

tujuan organisasi.

2. Teori Y

a. Rata-rata karyawan rajin dan menganggap sesungguhnya bekerja sama

wajarnya dengan bermain-main dan beristirahat. Pekerjaan tidak perlu

dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak karyawan tidak betah dan

merasa kesal jika tidak bekerja.

b. Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi

untuk maju dengan mencapai prestasi kerja yang optimal. Mereka

kreatif dan inovatif mengembangkan dirinya untuk memecahkan

persoalan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan pada

pundaknya. Jadi, mereka selalu berusaha mendapatkan metode kerja

yang terbaik.

c. Karyawan selalu berusaha mencapai sasaran organisasi dan

(37)

seharusnya memungkinkan karyawan mewujudkan potensinya sendiri

dengan memberikan sumbangan pada tercapainya sasaran perusahaan.

4. Mc. Clelland’s Achievement Motivation Theory

Mc Clelland’s dalam Hasibuan (2007:153) teori ini berpendapat bahwa karyawan

mempunyai cadangan energi potensial. Hal-hal yang memotivasi seseorang

adalah:

a. Kebutuhan akan Prestasi

Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi

semangat bekerja seseorang. Karena itu, kebutuhan akan prestasi akan

mendorong seseorang untuk mengembangkan kreatifitas dan

mengerahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi

mencapai prestasi kerja yang maksimal.

b. Kebutuhan akan Afiliasi

Kebutuhan akan afiliasi menjadi daya penggerak yang akan memotivasi

semangat bekerja seseorang. Oleh karena itu, kebutuhan akan afiliasi ini

yang merangsang gairah bekerja karyawan karena setiap orang

menginginkan kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di

lingkungan ia tinggal dan bekerja, kebutuhan akan perasaan dihormati

karena setiap manusia merasa dirinya penting, kebutuhan akan perasaan

maju dan tidak gagal dan kebutuhan akan perasaan ikut serta.

c. Kebutuhan akan Kekuasaan

Kebutuhan akan kekuasaan merupakan daya penggerak yang memotivasi

(38)

dan memotivasi gairah kerja karyawan serta mengerahkan semua

kemampuannya demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik.

Ego manusia yang ingin lebih berkuasa dari manusia lainnya akan

menimbulkan persaingan.

2.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Pegawai

Menurut Herzberg dalam Robbins (2008:227) faktor yang mempengaruhi

motivasi kerja pegawai dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu:

1. Faktor-faktor instrinsik

Yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing karyawan.

Faktor-faktor ini meliputi: keberhasilan, pengakuan, penghargaan, dan tanggung jawab.

2. Faktor-faktor ekstrinsik

Yaitu pendorong yang datang dari luar diri seseorang atau karyawan, terutama

dari organisasi tempat bekerja. Faktor-faktor ini meliputi: kebijakan perusahaan,

hubungan antar pribadi, gaji dan kondisi kerja.

2.2.7 Tujuan Motivasi

Menurut Hasibuan (2007:146) tujuan motivasi yaitu:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.

4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.

5. Mengefektifkan pengadaan karyawan

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

(39)

8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.

10.Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

2.3 Kinerja Karyawan 2.3.1 Pengertian Kinerja

Secara garis besar, kinerja dapat dipahami sebagai hasil kerja yang dapat dicapai

oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang

dan tanggung jawab masing-masing, guna mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan

secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika.

Menurut Tika (2006:121) Kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan atau

kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh

berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Menurut Sunarto (2005:149) kinerja adalah dukungan organisasi yang

memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu. Dukungan organisasi meliputi sumber

daya, kepemimpinan, lingkungan kerja, struktur organisasi dan job design.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2005:67) kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja

karyawan selama periode waktu tertentu untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan

organisasi.

2.3.2 Tujuan Penilaian Kinerja

(40)

sebagai berikut :

1. Pertanggungjawaban

Apabila standard dan sasaran digunakan sebagai alat pengukur

pertanggungjawaban, maka dasar untuk pengambilan keputusan kenaikan gaji atau

upah, promosi, penugasan khusus, dan sebagainya adalah kualitas hasil pekerjaan

karyawan yang bersangkutan.

2. Pengembangan

Jika standar dan sasaran digunakan sebagai alat untuk keperluan pengembangan,

hal itu mengacu pada dukungan yang diperlukan karyawan dalam melaksanakan

pekerjaan mereka. Dukungan itu dapat berupa pelatihan, bimbingan, atau bantuan

lainnya.

2.3.3 Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Rivai (2009:195) manfaat penilaian kinerja adalah:

1. Perbaikan untuk kerja

2. Penyesuaian gaji

3. Keputusan untuk penempatan

4. Pelatihan dan pengembangan

5. Perencanaan karir

6. Mengidentifikasikan kelemahan-kelemahan dalam proses penempatan

7. Dapat Mengidentifikasikan adanya kekurangan dalam desain pekerjaan

8. Meningkatkan adanya perlakuan kesempatan yang sama pada pegawai

9. Dapat membantu pegawai mengatasi masalah yang bersifat eksternal

(41)

2.3.4Indikator Kinerja

Menurut Mangkunegara (2005:69) indikator penilaian kinerja ada 4 yaitu:

1. Kuantitas kerja

Merupakan volume kerja yang dihasilkan seseorang atau jumlah aktivitas yang

dapat diselesaikan.

2. Kualitas kerja

Merupakan hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau memenuhi

tujuan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut.

3. Pemanfaatan waktu

Merupakan penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan

perusahaan.

4. Kerjasama

Merupakan kemampuan menangani hubungan kerja dengan rekan kerja.

Berbagai macam jenis pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan, tentunya

membutuhkan kriteria yang jelas, karena masing-masing jenis pekerjaan mempunyai

standar yang berbeda-beda tentang pencapaian hasilnya.

2.3.5 Unsur-unsur Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut Hasibuan (2007:95) kinerja pegawai dapat dikatakan baik atau dapat

dinilai dari beberapa hal yaitu:

1. Kesetiaan

Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan

(42)

2. Prestasi kerja

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas menjadi tolak ukur

kinerja.

3. Kedisiplinan

Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan

melaksanakan intruksi yang diberikan kepadanya menjadi tolak ukur kinerjanya.

4. Kreatifitas

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreatifitas dan mengeluarkan

potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehinggan menjadi lebih

berdaya guna dan berhasil guna.

5. Kerja sama

Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama dengan

karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik.

6. Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan

kepadanya juga menjadi tolak ukur dalam meningkatkan kinerja.

7. Tanggung Jawab

Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karyawan dalam

mempertanggungjawabkan pekerjaan dari hasil kerjanya.

2.4 Penelitian Terdahulu

Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sihombing (2012)

dengan judul “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus Karyawan

(43)

linear berganda. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa uji t menyatakan bahwa

variabel beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel kinerja dan

variabel waktu kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja. Nilai

adjusted R square, dimana stres kerja (konflik kerja, beban kerja, waktu kerja,

karakteristik tugas, dukungan kelompok, pengaruh kepemimpinan) memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Indah Mandiri Sari

Medan.

Nasution (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi Kerja Dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Kawasan Industri Medan”.

Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Dimana hasil

penelitian menunjukkan bahwa uji t menyatakan bahwa variabel yang memiliki pengaruh

positif dan signifikan dalam mempengaruhi kinerja karyawan pada PT Kawasan Industri

Medan (Persero) adalah variabel lingkungan kerja. Hasil koefisien determinan (R²)

menjelaskan bahwa variabel motivasi kerja dan lingkungan kerja memiliki hubungan

yang erat terhadap kinerja karyawan pada PT Kawasan Industri Medan (Persero)

Penelitian yang dilakukan oleh Khairina (2013) dengan judul “Pengaruh

Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Hexindo Adiperkasa Tbk

cabang Medan”. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa uji t menyatakan bahwa variabel motivasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Hexindo Adiperkasa

Tbk cabang Medan. Berdasarkan R Square menjelaskan bahwa motivasi dan kepuasan

kerja memiliki hubungan yang erat terhadap kinerja karyawan PT Hexindo Adiperkasa

(44)

Penelitian yang dilakukan oleh Feri, dkk (2008) dengan judul “Pengaruh Stres

Kerja, Motivasi Kerja, dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Tenaga Kerja Pada

Proyek Mall Yani Golf di Surabaya”. Metode analisis data yang digunakan adalah

regresi linear berganda. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa uji t menyatakan

bahwa variabel stres kerja, motivasi kerja, dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja tenaga kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurhendar (2007) dengan judul “Pengaruh Stres

Kerja Dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Pada CV

Aneka Ilmu Semarang”. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear

berganda. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja dan semangat kerja

mempunyai pengaruh secara signifikan bersama-sama terhadap kinerja karyawan bagian

produksi pada CV Aneka Ilmu Semarang.

2.5 Kerangka Konseptual

Setiap perusahaan pada dasarnya memiliki kebijakan yang berbeda-beda

terhadap sumber daya manusia yang dimilikinya guna mencapai kinerja karyawannya.

Dalam pencapaian yang mempengaruh kinerja karyawan terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi, antara lain adalah stres kerja dan motivasi kerja.

Stres kerja merupakan satu situasi yang mungkin dialami manusia pada

umumnya dan pegawai pada khususnya di dalam sebuah organisasi atau perusahaan.

Stres menjadi masalah yang penting karena situasi itu dapat mempengaruhi karyawan

sehingga perlu penanganan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Stres yang tidak

diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi

(45)

karyawan yang bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala yaitu gejala fisiologi,

gejala psikologi dan gejala perilaku yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerjanya.

Teori yang mendukung menurut Robbins (2008:375) akibat-akibat stres dapat

dikelompokkan sebagai berikut, gejala fisiologi, gejala psikologi dan gejala perilaku.

Gejala fisiologi yang dialami karyawan seperti sakit kepala, lemas, sakit perut

dan gemetar ini disebabkan karena adanya beban kerja yang diberikan terlalu berlebihan.

Selain itu perusahaan mempekerjakan karyawan diatas jam kerja yang telah ditentukan

tanpa memberikan fasilitas yang memadai.

Gejala psikologi yang dialami karyawan seperti ketegangan, murung,

kecemasan, dan marah ini disebabkan karena waktu istirahat yang diberikan oleh

perusahaan kepada karyawan tidak sesuai dengan kebutuhan karyawan. Karyawan

merasa ini menjadi tekanan dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga menimbulkan

stres.

Gejala perilaku yang dialami karyawan seperti bermalas-malasan, kehgelisahan,

kehilangan selera makan, dan menunda pekerjaan ini disebabkan karena kurang

pedulinya pimpinan terhadap kondisi karyawan merupakan keluhan yang dialami

karyawan sehingga hasil kinerja kurang memuaskan. Seorang karyawan dikatakan

memiliki kinerja baik, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai dan jika realisasi hasil

kerja lebih tinggi dari pada yang ditetapkan perusahaan. Kurangnya membangun

komunikasi yang baik antara pemimpin dan karyawan membuat tingkat stres kerja juga

semakin meningkat. Sikap pimpinan sangat mempengaruhi dalam memotivasi semangat

(46)

Motivasi merupakan faktor-faktor pendorong dalam melakukan suatu aktivitas

dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja karyawan. Motivasi

mengarahkan karyawan pada tujuan organisasi agar mau bekerja dan berusaha sehingga

keinginan para karyawan dan tujuan organanisasi dapat tercapai. Oleh karena itu jika

karyawan yang mempunyai motivasi kerja tinggi biasanya mempunyai kinerja yang

tinggi. Teori motivasi yang mengatakan motivasi berpengaruh terhadap kinerja menurut

Robbins (2008:222) motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan

ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan.

Faktor yang mempengaruhi motivasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor

intrinsik dan faktor ekstrinsik. Menurut Herzberg dalam Robbins (2008:227) faktor

intrinsik merupakan dorongan yang timbul dari diri sendiri masing-masing karyawan

seperti keberhasilan, pengakuan dan tanggung jawab. Sedangkan faktor ekstrinsik

merupakan pendorong yang datang dari luar diri karyawan seperti kebijakan perusahaan,

gaji dan hubungan antar karyawan. Dua faktor ini sangat berpengaruh pada kinerja yang

dihasilkan oleh karyawan pada perusahaan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang adalah motivasi, dimana

motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seorang berusaha untuk mencapai

tujuan atau hasil yang diinginkan. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan motivasi kerja

karyawan akan memberikan peningkatan yang sangat berarti bagi kinerja karyawan

dalam melaksanakan pekerjaannya. Teori yang mendukung menurut Mangkunegara

(2005:67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh

seorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang

(47)

Berdasarkan teori yang dikemukakan maka dapat digambarkan kerangka

konseptual sebagai berikut :

[image:47.595.120.518.215.325.2]

Sumber: Robbins (2008:368), Mangkunegara (2005:67) data diolah.

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan penelitian terdahulu serta teori-teori

pendukung, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : “Stres Kerja dan

Motivasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan Terhadap Kinerja Karyawan

Pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga”.

Stres Kerja (X1)

Motivasi (X2)

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

survei eksplanasi. Penelitian survei eksplanasi adalah penelitian survei yang bertujuan

untuk mencari pengaruh variabel stres kerja (X1) dan motivasi (X2) terhadap variabel

kinerja karyawan (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang

Sibolga, jalan Putri Runduk No. 10 Sibolga. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan

Maret 2014 sampai Juni 2014.

3.3 Batasan Operasional

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (Variabel X) terdiri dari stres kerja (X1) dan motivasi

(X2).

b. Variabel Terikat (Variabel Y) terdiri dari kinerja karyawan pada PT

Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Sibolga.

3.4 Definisi Operasional

Defenisi operasional bertujuan untuk melihat keterkaitan antara variabel dari

suatu faktor dengan variabel faktor lainnya. Defenisi operasional merupakan petunjuk

(49)

sebuah penelitian didalam penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian

adalah sebagai berikut :

a. Variabel Independen (bebas) terdiri dari :

1. Stres kerja (X1)

Stres kerja adalah sebuah kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan

pada suatu peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang

dihasratkan individu tersebut dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting

Robbins (2008:375)

Adapun indikator stres kerja antara lain:

a. Gejala Fisiologi

Gejala-gejala stres yang berkaitan dengan fisiologi seperti sakit kepala,

letih, dan sakit perut.

b. Gejala Psikologi

Gejala-gejala stres yang berkaitan dengan psikologi seperti tertekan,

murung, dan marah.

c. Gejala Perilaku

Gejala-gejala stres yang berkaitan dengan perilaku seperti menunda

pekerjaan, kehilangan selera makan, dan insomnia.

2. Motivasi Kerja (X2)

Motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan

(50)

Adapun indikator motivasi antara lain:

a. Intrinsik

Adapun yang termasuk dalam intrinsik meliputi: keberhasilan, pengakuan,

penghargaan, dan tanggung jawab.

b. Ekstrinsik

Adapun yang termasuk dalam ekstrinsik meliputi: kebijakan perusahaan,

hubungan antar pribadi, gaji dan kondisi kerja.

b. Variabel Dependen (terikat) terdiri dari :

1. Kinerja Karyawan (Y)

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2005:69)

Adapun indikator kinerja antara lain:

a. Kuantitas kerja

Merupakan volume kerja yang dihasilkan seseorang atau jumlah aktivitas

yang dapat diselesaikan.

b. Kualitas kerja

Merupakan hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau

memenuhi tujuan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut.

c. Pemanfaatan waktu

Merupakan penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan

perusahaan.

d. Kerjasama

(51)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Sumber: Robbins (2008 : 375), Herzberg dalam Robbins (2008:227), Mangkunegara (2005:69) data diolah

No

Variabel

Definisi Variabel Dimensi Indikator Skala

Pengukuran

1

Stres Kerja (X1)

Stres kerja adalah kondisi dinamis seorang individu yang dihadapkan dengan kesempatan, keterbatasan atau tuntutan sesuai dengan harapan dan hasil yang ingin dicapai dalam kondisi penting dan tidak menentu.

1. Fisiologi a. Sakit kepala

b. Letih

c. Sakit Perut

Likert

2. Psikologi a. Tertekan

b. Murung c. Marah

3. Perilaku a. Menunda pekerjaan

b.Kehilangan selera makan

c. Insomnia

2

Motivasi Kerja

(X2)

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan

kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan

1. Intrinsik

a. Penghargaan b. Keberhasilan c. Pengakuan d. Tanggung jawab

Likert

2. Ekstrinsik

a. Kondisi Kerja b. Kompensasi

c. Hubungan antar pribadi d. Kebijakan perusahan

3

Kinerja

Karyawan

(Y)

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai

dengan tanggungjawab

yang diberikan kepadanya.

1. Kuantitas

Kerja

a. Mencapai hasil kerja sesuai dengan target

b. Penggunaan waktu

Likert

2. Kualitas

Kerja

c. Berhati-hati dalam

melaksanakan pekerjaan

d. Pelaksanaan pekerjaan

secara tepat dan cepat

3. Kerjasama e. Membangun

kerjasama kelompok f. Kemampuan membina hubungan dengan atasan 4. Pemanfaatan Waktu

g. Ketepatan waktu

dalam kehadiran

h. Ketepatan waktu

(52)

3.5Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert, yaitu

skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur pendapat, sikap dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial, dimana di dalam fenomena

sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang disebut sebagai variabel

penelitian yang akan diuji dan setiap jawaban dari pertanyaan pengujian akan diberi skor

atau nilai (Sugiyono, 2009:93).

Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang diuji akan diberikan

skor pada setiap jawaban. Skala Likert menggunakan 5 tingkatan jawaban yang dapat

[image:52.595.187.475.392.531.2]

dilihat dari Tabel 3.2:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu (R) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2007:86)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Arikunto (2006:130) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Bank Tabungan Pensiunan

Nasional Tbk (BTPN) cabang Sibolga yang berjumlah 35 orang.

3.6.2 Sampel

(53)

jenuh atau sensus. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1 Konsep Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

(7)Berdasarakan koefisien determinasi menunjukan bahwa nilai R square sebesar 0.934 yang berarti bahwa 93.4% variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh

Nilai Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil pengujian koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,749 menjelaskan bahwa 74,9% kinerja karyawan mampu dijelaskan oleh variabel

Hasil koefisien determinasi Adjusted R Square sebesar 0,307 berarti 30,7% variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh deskripsi kerja dan disiplin kerja, sedangkan sisanya

Hasil koefisien determinasi Adjusted R Square sebesar 0,674 berarti 67,4% variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh deskripsi kerja, penempatan kerja, dan disiplin

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,818 yang berarti 81,8% variabel prestasi kerja dapat dijelaskan oleh variabel semangat

Nilai Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil pengujian koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,749 menjelaskan bahwa 74,9% kinerja karyawan mampu dijelaskan oleh variabel

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (R2), nilai R Square sebesar 0.848 berarti sebesar 84.8 % kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh motivasi dan kepuasan

Sedangkan koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,445 atau 44,5% yang berarti variabel kepuasan kerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan, insentif