PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PT. BANK DANAMON INDONESIA TBK CABANG PONDOK
INDAH JAKARTA SELATAN Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: KASNAWATI NIM: 106081002439
JURUSAN MANAJEMEN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PT. BANK DANAMON INDONESIA TBK CABANG PONDOK
INDAH JAKARTA SELATAN
Skrispi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
KASNAWATI NIM: 106081002439
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Herni Ali HT, SE., MM
NIP. 196902032001121003 NIP. -
JURUSAN MANAJEMEN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Hari ini, Selasa Tanggal Dua Puluh Tiga November Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Uji Komprehensif atas nama Kasnawati, NIM: 106081002439, dengan judul skripsi “PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PT. BANK DANAMON INDONESIA TBK CABANG PONDOK INDAH JAKARTA SELATAN”. Memperhatikan penampilan mahasiswi tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 November 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Herni Ali HT, SE., MM Cut Erika Ananda F, SE., MBA
Ketua Sekretaris
Hari ini, Senin Tanggal Dua Puluh Maret Tahun Dua Ribu Sebelas telah dilakukan Uji Skripsi atas nama Kasnawati, NIM: 106081002439, dengan judul skripsi “PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PT. BANK DANAMON INDONESIA TBK CABANG PONDOK INDAH JAKARTA SELATAN”. Memperhatikan penampilan mahasiswi tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Maret 2011
Tim Penguji Skripsi
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Herni Ali HT, SE., MM
Pembimbing I Pembimbing II
Indoyama Nasaruddin, SE., MAB Suhendra, S. Ag., MM Penguji I Penguji II
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Kasnawati
2. Tempat Tanggal Lahir : Malulu, 28 Oktober 1986
3. Alamat : Cipulir, V No. 5 Kebayoran Lama Jakarta
Selatan
4. Nomor Telepon : 081385418962
5. Status : Belum menikah
6. Agama : Islam
7. Kewarganegaraan : Indonesia
8. Alaamat Email : Kasnaaa@gmail.com
B. Data Pendidikan Formal
1.1992 - 1998 : SD Negeri 1 Tinabogan
2.1999 - 2002 : SLTP Negeri 1 Dondo
3.2002 - 2005 : SMK Negeri 1 Tolitoli
4.2006 - 2011 : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen
Perbankan Universitas Islam Negeri Syarif
ABSTRACK
This study aims to analyze the effect of the application of balanced scorecard on performance management. Data obtained in the form of primary data from the PT. Bank Danamon Indonesia Tbk Branch Pondok Indah, South Jakarta. As for which a sample of this study were 60 respondents. The statistical method used is multiple linear regression. Sampling method used was convenience sampling. Test the quality of data used in this study using a test of validity, reliability testing, and distribution frequency questionnaire statement. As for testing the hypothesis in this study using the F test, t test, and test the coefficient of determination. The results of this study showed that the variables financial perspective, customer perspective, internal business process perspective and a positive influence, while the most dominant influences that can affect the performance of management is learning and growth perspective. The test results determination coefficient of 24.6% while the remaining 75.4% influenced by other variables that are not known.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penerapan balanced scorecard terhadap kinerja manajemen. Data yang diperoleh berupa data primer dari PT. Bank Danamon Indonesia Tbk Cabang Pondok Indah Jakart Selatan. Adapun yang menjadi sampel penelitian ini sebanyak 60 responden. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah convenience sampling. Uji kualitas data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, dan distribusi frekuensi pernyataan kuesioner. Sedangkan untuk pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji F, uji t, dan uji koefisien determinasi. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel perspektif keuangan, perspektif pelanggan, dan perspektif proses bisnis internal berpengaruh positif, adapun pengaruh yang paling dominan yang dapat mempengaruhi kinerja manajemen adalah perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Hasil uji koefisien determinasi sebesar 24.6% sedangkan sisanya 75.4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, Teriring shalawat serta salam kepada junjungan mulia Nabi Muhammad SAW, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja Manajemen PT. Bank Danamon TBK Cabang Pondok Indah Jakarta Selatan”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, Saya menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan dan pengarahan. Saya tidak lupa menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam penyusunan skripsi saya ini, Kepada:
2. Untuk keluarga, Dr. Anas Spm, Dr. Ernawati, Erni Kusumawati SE, Alfi Syaher ST, Robiatul Al Adawiyah SE, Habibie LC, Raya Kurnia Akbar S.kom, yang selalu memberikan Support, Keceriaan dan keusilan kalian yang membuat semangat cinta terima kasih.
3. Untuk keponakanku Fahrul, Alya, Farhan, Alif yang Selalu Bikin Semangat dan Bahagia, Cinta sayang Kalian.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM., selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan masukan, semangat, dan bimbingan dengan kesabaran.
6. Bapak Herni Ali HT, SE, MM, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan skripsi saya dengan sabar dan penuh keikhlasan. Serta Memberikan Pelajaran Hidup yang sangat berharga, Terima Kasih.
7. Seluruh dosen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya jurusan Manajemen yang memiliki peran yang sangat besar bagi saya dalam proses perkuliahan.
8. Seluruh staf akademik Fakultas Ekonomi Dan Bisnis yang telah bekerja dengan baik melayani para mahasiswa, semoga amalnya diterima Allah SWT.
9. Rihlah, Nurhazanah, istirahminigsih, Fatimah, yang sudah membantu dan memberi semangat kepada penulis.
10. Kawan-kawanku di Perbankan A dan perbankan B angkatan 2006 yang telah memberikan semangat dan Motivasi sehingga tersusunnya skripsi ini.
Saya menyadari sekali bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf dan berharap skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua. Dan saya berharap skripsi yang saya susun ini menjadi suatu karya yang baik serta menjadi suatu persembahan terbaik bagi para dosen-dosen dan teman-teman yang berada di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.
Demikianlah kata pengantar dari saya dan sebagai suatu introspeksi diri, saya mohon maaf atas kekurangan dan kesalahannya. Dan kekurangan hanya terdapat pada diri saya, karena kebenaran sejati hanya milik Allah SWT saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, 23 Maret 2011
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……….. i
ABSTRACK ……… ii
ABSTRAK ………. iii
KATA PENGANTAR ………... iv
DAFTAR ISI ……….. vii
DAFTAR TABEL ……….. x
DAFTAR GAMBAR ………. xi
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1
B. Perumusan Masalah ………. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 7
1. Tujuan Penelitian ………... 7
2. Manfaat Penelitian ………. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kinerja dan Pengukuran Kinerja ………. 9
B. Pengukuran Kinerja Organisasi dengan Balanced Scorecard .. 11
1. Perspektif Finansial ……….... 14
2. Perspektif Pelanggan ……….. 18
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ……….. 21
C. Konsep Kinerja ………... 22
1. Pengertian Kinerja ……… 22
2. Tujuan Program Manajemen Kinerja ………... 23
3. Unsur-Unsur Pengukuran Kinerja ……… 24
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja .. 25
5. Penilai Kinerja ………... 27
D. Penelitian Terdahulu ……… 30
E. Keterkaitan Antar Variabel ……….. 33
F. Kerangka Pemikiran ………. 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ……… 38
B. Metode Penentuan Sampel ………... 38
C. Metode Pengumpulan Data ……….. 39
D. Metode Analisis ………... 39
1. Uji Validitas ………... 39
2. Uji Reliabilitas ………... 40
3. Uji Model Regresi ……….. 40
4. Uji Hipotesis ………... 42
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ……… 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sejarah PT. Bank Danamon Indonesia Tbk ………. 48
2. Tata Nilai Perusahaan ……….... 50
3. Strategi Utama PT. Bank Danamon Indonesia Tbk ……... 51
4. Produk dan Layanan ……….. 51
5. Produk Simpanan dan Jasa-Jasa Bank Lainnya …………. 52
B. Karakteristik Profil Responden ……… 53
1. Deskripsi Data ……… 53
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 54
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan …. 54 4. Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ……… 55
C. Hasil dan Pembahasan ……….. 56
1. Hasil Uji Validitas ……….. 56
2. Hasil Uji Reliabilitas ……….. 57
3. Hasil Uji Multikolinearitas ………. 59
4. Hasil Uji Heteroskedastisitas ……….. 60
5. Hasil Uji Normalitas ……… 61
6. Hasil Uji Hipotesis ……….. 61
a. Hasil Uji F ………. 62
b. Hasil Uji t ……….. 63
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi ………... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 69
B. Saran ……….. 70
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu 30
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian 45
4.1 Data Sampel Penelitian 53
4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 54
4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan 54
4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir 55
4.5 Hasil Uji Validitas 56
4.6 Hasil Uji Reliabilitas Perspektif Keuangan (X1) 57
4.7 Hasil Uji Reliabilitas Perspektif Pelanggan (X2) 58
4.8 Hasil Uji Reliabilitas Perspektif Proses Bisnis Internal (X3) 58
4.9 Hasil Uji Reliabilitas Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan (X4) 58
4.10 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Manajemen (Y) 59
4.11 Hasil Uji Multikolinearitas 59
4.12 Hasil Uji F 62
4.13 Hasil Uji t 63
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Pemetaan Strategi (Strategy Map) 13
2.2 Kerangka Pemikiran 37
4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas 60
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Surat Kesediaan Responden 73
2 Identitas Responden 74
3 Jawaban Responden 80
4 Distribusi Frekuensi Pernyataan Jenis Kelamin 93 5 Distribusi Frekuensi Pernyataan Jenjang Pendidikan 94
6 Distribusi Frekuensi Pernyataan Posisi Terakhir 95
7 Distribusi Frekuensi Pernyataan Perspektif Keuangan (X1) 96
8 Validitas dan Reliabilitas Pernyataan Perspektif
Keuangan (X1) 99
9 Distribusi Frekuensi Pernyataan Perspektif Pelanggan (X2) 100
10 Validitas dan Reliabilitas Pernyataan Perspektif
Pelanggan (X2) 102
11 Distribusi Frekuensi Pernyataan Perspektif Proses
Bisnis Internal (X3) 103
12 Validitas dan Reliabilitas Pernyataan Perspektif
Proses Bisnis Internal (X3) 106
13 Distribusi Frekuensi Pernyataan Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan (X4) 107
14 Validitas dan Reliabilitas Pernyataan Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan (X4) 110
15 Distribusi Frekuensi Pernyataan Kinerja Manajemen (Y) 111
16 Validitas dan Reliabilitas Pernyataan Kinerja
Manajemen (Y) 114
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi seperti sekarang, pertumbuhan dan perkembangan
sebuah organisasi, baik itu organisasi bisnis maupun pemerintah terus
bergerak cepat, pesat, dan penuh persaingan khususnya bagi organisasi bisnis.
Perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan
perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan
sumber daya manusia, dan hubungan antara organisasi perbankan dengan
pelanggan (Lestari, 2007: 1).
Penekanan-penekanan pada kualitas produk dan jasa, kualitas biaya atau
harga, kualitas pelayanan, kualitas penyerahan tepat waktu, kualitas estetika
dan bentuk-bentuk kualitas lain yang terus berkembang guna memberikan
kepuasan terus menerus kepada pelanggan agar tercipta pelanggan yang loyal
(Srimindarti, 2008: 35). Karenanya dibutuhkan suatu sistem pengukuran
kinerja yang komprehensif dalam mengukur kinerja organisasi agar dapat
mengikuti perkembangan pasar. Kebanyakan metode pengukuran kinerja
yang ada saat ini hanya menggunakan laporan keuangan dalam menilai
kinerja sebuah organisasi, yang merupakan cara tradisional yang hanya
mengandalkan pada ukuran-ukuran keuangan, saat ini dinilai tidak cukup dan
faktanya dapat menimbulkan disfungsional karena beberapa alasan. Pertama,
jangka panjang perusahaan. Kedua, manajer unit bisnis mungkin tidak
mengambil tindakan yang berguna untuk jangka panjang, guna memperoleh
laba jangka pendek. Ketiga, hanya menggunakan laba jangka pendek sebagai
satu-satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi antara manajer unit bisnis
dengan manajer senior. Keempat, pengendalian keuangan yang ketat dapat
memotivasi manajer untuk memanipulasi data (www.jurnalskripsi.com,
diakses tanggal 25 November 2010 pada pukul 22.24 WIB).
Dengan demikian pengukuran kinerja yang tidak hanya berpedoman pada
ukuran keuangan sangat dibutuhkan oleh organisasi untuk dapat bersaing di
era pasar global. Karena pengukuran kinerja tradisional yang menggunakan
ukuran keuangan tidak mampu memberikan gambaran riil mengenai keadaan
sebuah organisasi karena tidak memperhatikan hal-hal lain di luar sisi
keuangan, misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting bagi
perusahaan dan karyawan, dan merupakan salah satu roda penggerak bagi
kegiatan perusahaan (Kaplan dan Norton, 2000: 9).
Untuk itu diperkenalkanlah pengukuran kinerja yang tidak hanya
mengacu pada ukuran keuangan. Salah satu yang dikembangkan adalah
pengukuran kinerja organisasi dan perusahaan dengan menggunakan metode
Balanced Scorecard. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan
Norton pada tahun 1992. Metode Balanced Scorecard memiliki perspektif
keuangan dan perspektif non-keuangan, pengukuran kinerja dengan metode
ini tidak hanya melihat ke dalam organisasi saja tetapi melihat ke luar dari sisi
organisasi. Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strategi perusahaan
ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja
bagi pengukuran dan sistem manajemen stratejik. Selain tetap penekanan
pada pencapaian tujuan finansial, Balanced Scorecard juga memuat faktor
pendorong kinerja tercapainya tujuan finansial tersebut
(www.jurnalskripsi.com, diakses tanggal 25 November 2010 pada pukul
22.24 WIB).
Keseimbangan dalam pengukuran kinerja dengan metode Balanced
Scorecard bermakna apabila sebuah organisasi atau perusahaan menggunakan
metode pengukuran ini, maka ukuran kinerja finansial dan non finansial tidak
hanya digunakan sebagai umpan balik teknis dan pengendalian berbagai
operasi jangka pendek. Tujuan dan ukuran kinerja dalam Balanced Scorecard
lebih dari sekedar sekumpulan ukuran kinerja finansial dan non finansial
khusus, karena semua tujuan dan ukuran ini diturunkan dari suatu proses atas
ke bawah yang digerakkan oleh misi dan strategi unit bisnis. Agar diperoleh
pengukuran kinerja yang menyatakan adanya keseimbangan antara berbagai
ukuran eksternal para pemegang saham dan pelanggan dengan berbagai
ukuran internal proses bisnis penting serta pertumbuhan dan pembelajaran.
Keseimbangan juga dinyatakan antara semua ukuran hasil apa yang dicapai
oleh perusahaan pada masa lalu dengan semua ukuran faktor pendorong
kinerja masa depan perusahaan.
Metode Balanced Scorecard dipilih dalam penelitian ini untuk mengukur
perspektif keuangan dalam pengukuran kinerja tradisional dengan
aspek-aspek di luar keuangan yang juga sangat penting bagi perkembangan
organisasi. Dalam metode Balanced Scorecard unit bisnis diukur dari empat
perspektif, yaitu: Pertama, perspektif keuangan (contoh: margin laba, ROI
(Return of Invesment), arus kas). Kedua, perspektif pelanggan (contoh:
pangsa pasar, indeks kepuasan pelanggan). Ketiga, perspektif bisnis internal
(contoh: retensi karyawan, pengurangan waktu siklus. Keempat, perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran (contoh: penjualan dari produk baru)
(www.jurnalskripsi.com, diakses tanggal 25 November 2010 pada pukul
22.24 WIB).
PT. Bank Danamon Indonesia Tbk merupakan bank swasta nasional yang
didirikan pada tahun 1956 dengan nama PT. Bank Kopra Indonesia.
Kemudian pada tahun 1976 namanya menjadi Bank Danamon Indonesia
hingga kini. Bank Danamon menjadi bank devisa swasta pertama di Indonesia
tahun 1976 dan Perseroan Terbuka pada tahun 1989. Bank Danamon berhasil
memulihkan kepercayaan nasabah dan bangkit dari keterpurukan akibat krisis
moneter tahun 1997 melalui proses rekapitalisasi dan merger perbankan
BPPN. Kemudian secara berkelanjutan sampai dengan tahun 2003, Bank
Danamon terus berupaya melakukan restrukturisasi luas mencakup
manajemen, manusia, organisasi, sistem, nilai perilaku serta identitas
perusahaan sebagai pondasi agar menjadi bank yang sehat, kuat dan efisien
untuk meraih pertumbuhan yang lebih baik (www.danamon.co.id, diakses
Sebagai salah satu bank swasta nasional, Bank Danamon tunduk pada
hukum, peraturan dan kebijakan lainnya yang berlaku di Indonesia dan
sampai saat ini manajemen Bank Danamon terus menjalani perubahan
transformasional yang dirancang untuk dijadikannya sebagai bank nasional
terkemuka dan pelaku regional unggulan. Oleh karena itu terus dilakukan
perbaikan berkelanjutan di berbagai bidang, terutama untuk menjawab
tantangan-tantangan yang dihadapi perusahaan.
Mengingat lingkungan persaingan bisnis yang sangat ketat, maka
ditengah kompleksitas kegiatan usaha yang dijalankan Bank Danamon
pastinya membutuhkan sistem pengukuran kinerja yang dapat memberi sudut
pandang terhadap bisnis secara komprehensif dan memungkinkan untuk
fokus pada critical area agar bisa tetap eksis dan bahkan unggul dalam
persaingan.
Saat ini sistem pengukuran kinerja Bank Danamon ada yang bersifat
finansial maupun non finansial, namun terlihat adanya ketidakseimbangan
dan kesan bias terhadap nilai perusahaan sesungguhnya karena Bank
Danamon masih memandang pengukuran finansial dan non finansial sebagai
dua hal penting yang tidak mempunyai keterkaitan (Lestari, 2007: 10).
Bank Danamon mengandalkan pengukuran kinerja bersifat finansial yang
bersumber dari laporan keuangan, dan tidak terintegrasi dengan pengukuran
kinerja lain yang bersifat non finansial, sehingga data tersebut hanya
menunjukkan efisiensi dan tidak dapat menunjukkan kemampuan perusahaan
secara keseluruhan terhadap valid atau tidaknya strategi yang dipilih untuk
kondisi saat ini, disamping harus dapat menerjemahkan strategi utama ke
dalam terminologi operasional, mengkomunikasikannya dan menjadikannya
tugas keseharian bagi seluruh internal perusahaan agar tercapai misi dan visi
perusahaan (Lestari, 2007: 11).
Oleh karena itu, peneliti termotivasi melakukan penelitian ini karena
cukup penting untuk mengetahui penerapan Balanced Scorecard yang telah
diterapkan oleh perusahaan dalam mengukur kinerja manajemen. Selain itu
juga. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja Manajemen Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk Cabang Pondok Indah Jakarta Selatan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berpengaruh
terhadap kinerja manajemen PT. Bank Danamon Indonesia Tbk Cabang
Pondok Indah Jakarta Selatan?
2. Variabel independen (perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan
manajemen PT. Bank Danamon Indonesia Tbk Cabang Pondok Indah
Jakarta Selatan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang:
a. Untuk menganalisa pengaruh perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, pespektif proses bisnis internal, dan pespektif pembelajaran
dan pertumbuhan terhadap kinerja manajemen PT. Bank Danamon
Indonesia Tbk Cabang Pondok Indah Jakarta Selatan.
b. Untuk menganalisa variabel independen (perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, pespektif proses bisnis internal, dan pespektif
pembelajaran dan pertumbuhan) manakah yang berpengaruh terhadap
kinerja manajemen PT. Bank Danamon Indonesia Tbk Cabang Pondok
Indah Jakarta Selatan.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
pihak-pihak yang membutuhkannya yaitu pihak-pihak intern seperti komisaris, direksi,
manajemen dan karyawan PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, dan pihak
ekstern seperti investor, pemerintah dan masyarakat umum. Manfaat untuk
pihak intern diantaranya adalah:
a. Sebagai alternatif pengukuran kinerja yang lebih komprehensif dalam
b. Menambah wawasan bagi manajemen mengenai pentingnya
faktor-faktor non finansial yang mempengaruhi kinerja manajemen PT. Bank
Danamon Indonesia Tbk.
c. Hasil pengukuran dapat dijadikan sebagai pertimbangan-pertimbangan
dalam menentukan suatu kebijakan dan strategi PT. Bank Danamon
Indonesia Tbk.
d. Sebagai alat pembanding dan pengukur keberhasilan kinerja
manajemen dalam mencapai misi dan visi PT. Bank Danamon
Indonesia Tbk.
Adapun manfaat bagi pihak ekstern PT. Bank Danamon Indonesia
Tbk adalah sebagai berikut:
a. Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai kinerja manajemen
PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, sehingga dapat menimbulkan
kepercayaan terhadap perusahaan.
b. Sebagai alat pertimbangan bagi investor yang ingin menginvestasikan
modalnya di PT. Bank Danamon Indonesia Tbk.
c. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan dan
bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang mengadakan penelitian
yang menyangkut kepada evaluasi kinerja manajemen perusahaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kinerja Dan Pengukuran Kinerja
Kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan
tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan
untuk pekerjaan itu (Rivai, 2005:17). Kinerja menurut Mangkunegara
(2000: 67) adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan suatu istilah secara
umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas
dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah
standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar
efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan
semacamnya. Sedangkan penilaian kinerja sebagai suatu proses komunikasi,
berarti penilai berusaha memberikan informasi kepada organisasi tentang
kinerja karyawan. Dengan demikian kinerja merupakan prestasi yang dicapai
pegawai berdasarkan kualitas dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan yang berpedoman pada standar dan kriteria
yang ditetapkan.
Menurut Gaspersz (2003: 6-7) dalam menjalankan kegiatan organisasi
memiliki berbagai rumusan sasaran dan tujuan. Untuk mengetahui apakah
suatu pengukuran yang didefinisikan sebagai suatu cara memantau dan
menelusuri kemajuan tujuan-tujuan strategis perusahaan. Pengukuran dapat
berupa indikator yang memimpin kinerja atau hasil akhir yang merupakan
indikator kinerja kunci dan suatu tingkat kinerja yang diharapkan atau
peningkatan yang diperlukan di masa mendatang ditetapkan dengan
menggunakan target.
Menurut Mulyadi dan Setiawan (1999: 353), pengukuran kinerja adalah
penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian
organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran. Standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian pengukuran kinerja merupakan
suatu cara penentuan pemantauan dan penelurusan secara periodik kemajuan
tujuan-tujuan dan efektivitas operasional organisasi berdasarkan sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah
ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang
ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang
diharapkan. Pengukuran hanya berkepentingan untuk mengukur apa yang
penting dan relevan. Untuk itu, perlu jelas apa yang dikatakan penting dan
B. Pengukuran Kinerja Organisasi dengan Balanced Scorecard
Berkaitan dengan pengukuran kinerja, pemilihan metode pengukuran
kinerja yang tepat dan berkaitan langsung dengan tujuan-tujuan strategis
dalam organisasi menjadi sangat penting dan menentukan. Salah satu metode
pengukuran kinerja yang mampu mengukur kinerja secara komprehensif
adalah metode Balanced Scorecard. Balanced Scorecard merupakan suatu
metode penilaian kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat
perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal, dan proses pembelajaran dan pertumbuhan.
Hansen dan Mowen (2003: 404) mendefinisikan Balanced Scorecard sebagai:
“….a strategic management system that tempranslate an organization’s mission and strategy into operational objectives and performance measures for four different perspectives, the customer perspective, the internal business process perspectives, and learning and growth perspectives”.
Sementara Tunggal (2000: 2), mendefinisikan Balanced Scorecard
sebagai sekelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal dari
strategi perusahaan dan mendukung strategi perusahaan di seluruh organisasi.
Menurut Wibowo (2007: 339), Balanced Scorecard merupakan serangkaian
ukuran yang memberi manajer puncak pandangan bisnis yang cepat tetapi
komprehensif.
Pada dasarnya Balanced Scorecard merupakan suatu sistem pengukuran
kinerja manajemen atau sistem manajemen strategis, yang diturunkan dari visi
dan strategi dan merefleksikan aspek-aspek terpenting dalam suatu bisnis
dijabarkan dalam tujuan dan sasaran. Visi merupakan deskripsi ringkas
tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi. Tujuannya adalah untuk
mengkomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan organisasi kepada seluruh:
stakeholder, pegawai, kelompok aliansi, dan konsumen. Karenanya
pernyataan visi harus menggambarkan masa depan yang diinginkan oleh
organisasi yang menerangkan kondisi dan kualitas organisasi tersebut.
Menurut Gaspersz (2003: 8), mendefinisikan strategi sebagai suatu
pernyataan tentang apa yang harus dilakukan oleh organisasi untuk bertindak
dari satu titik referensi ke titik referensi yang lain. Sedangkan menurut
Tunggal (2000: 20), strategi merupakan sekumpulan tindakan terintegrasi
yang konsisten dengan visi jangka panjang organisasi yang memberikan nilai
kepada pelanggan dengan suatu struktur biaya yang memungkinkan
pencapaian keunggulan hasil yang berkelanjutan. Tujuan ini menjadi salah
satu landasan bagi perumusan strategi untuk mewujudkannya.
Menurut Kaplan dan Norton (2000: 20), mendefinisikan strategi sebagai:
“…choosing the market and customer segment the business unit intends to serve, identifying the critical internal and business processes that the unit must excel at to deliver the value propositions to customers in the targeted market segments, and selecting the individual and organizational capabilities required for the internal, customer, and financial objectives”.
Untuk membangun sebuah Balanced Scorecard, diperlukan tahapan
dalam penerjemahan strategi. Menurut Hansen dan mowen (2003: 405),
“strategy translation means specifying objectives, targets, and initiatives for
Gambar 2.1
Pemetaan Strategi (Strategy Map)
Sumber: Kaplan dan Norton, 2000. Balanced Scorecard: Menetapkan Strategi Menjadi Aksi, Jakarta: Erlangga, hal. 239.
Gambar di atas terlihat bahwa keempat perspektif ini dapat dilihat
sebagai hubungan sebab akibat. Dimana sasaran strategis keuangan dapat
dicapai jika sasaran strategis pelanggan telah tercapai. Dan sasaran strategis
pelanggan dapat tercapai apabila sasaran dalam proses bisnis internal serta
sasaran pertumbuhan dan pembelajaran tercapai.
Untuk itu langkah yang harus dilakukan dalam membangun sebuah
Balanced Scorecard adalah (1) mengumpulkan dokumen internal mengenai
[image:29.612.150.538.52.462.2]dasar sebagai penentuan tujuan-tujuan strategis, (2) mengidentifikasikan
ukuran-ukuran yang relevan untuk mengukur pencapaian organisasi terhadap
tujuan-tujuan strategis yang telah teridentifikasi sebelumnya, dimana
ukuran-ukuran ini dapat berupa indikator kinerja kunci bagi sebuah organisasi untuk
kemudian dibandingkan antara hasil yang dicapai dengan target, standar, atau
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, (3) menentukan target untuk setiap
ukuran yang teridentifikasi kemudian menspesifikasikan inisiatif yang
memungkinkan target-target tersebut dapat tercapai.
Dalam membangun sebuah Balanced Scorecard, terlebih dulu harus
mempelajari tujuan unit bisnis, tema korporasi, dan keterkaitan unit bisnis
yang satu dengan yang lain dalam suatu korporasi. Kaplan dan Norton (2000:
241), mengatakan bahwa hal ini diperlukan agar tidak terdapat
pengembangan tujuan dan ukuran yang hanya meningkatkan kinerja satu unit
organisasi, tetapi mengorbankan unit bisnis lain atau perusahaan secara
keseluruhan.
Selanjutnya akan dijelaskan empat perspektif dalam metode Balanced
Scorecard dan penerapan yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Perspektif Finansial
Tolak ukur finansial adalah penting, akan tetapi tidak cukup
mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai (value) bagi organisasi.
Balanced Scorecard dalam implementasi sistemnya berusaha mencari
suatu keseimbangan dari tolak ukur kinerja, baik finansial maupun non
(Tunggal, 2002: 18). Sasaran-sasaran perspektif keuangan dibedakan pada
masing-masing tahap dalam siklus bisnis yang oleh Kaplan dan Norton
(2000: 42-43) dibedakan menjadi tiga tahap:
a. Perkembangan (Growth)
Berkembang merupakan tahap pertama dan tahap awal dari siklus
kehidupan bisnis. Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki tingkat
pertumbuhan yang berpotensi untuk berkembang. Untuk menciptakan
potensi ini, seorang manajer harus terikat komitmen untuk:
1. Mengembangkan suatu produk atau jasa baru.
2. Membangun dan mengembangkan fasilitas produksi.
3. Menambah kemampuan operasi.
4. Mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi
yang akan mendukung hubungan global, serta
5. Mengasuh dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan.
Perusahaan dalam beroperasi dengan cash flow negatif dan tingkat
pengembalian atas modal yang rendah. Investasi yang ditanam untuk
kepentingan masa depan sangat memungkinkan memakai biaya yang
lebih besar dibandingkan dengan jumlah dana yang mampu dihasilkan
dari basis operasi yang ada, dengan produk dan jasa dan konsumen
yang masih terbatas. Sasaran keuangan untuk growth stage menekankan
pada persentase tingkat pertumbuhan pendapatan dan pertumbuhan
penjualan di berbagai pasar sasaran, kelompok pelanggan, serta
b. Bertahan (Sustain Stage)
Sebagian besar unit bisnis dalam sebuah perusahaan mungkin berada
pada tahap bertahan, situasi dimana unit bisnis masih memiliiki daya tarik
bagi penanaman investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu
menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. Unit bisnis ini
diharapkan mampu mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki dan
secara bertahap tumbuh tahun demi tahun. Proyek investasi akan lebih
diarahkan untuk mengatasi berbagai kemacetan, perluasan kapasitas, dan
peningkatan aktivitas perbaikan yang berkelanjutan, dibandingkan
investasi yang memberikan pengembalian modal dan pertumbuhan jangka
panjang seperti yang dilakukan pada tahap pertumbuhan. Kebanyakan unit
bisnis ditahap ini akan menetapkan tujuan finansial yang terkait dengan
profitabilitas. Tujuan seperti ini dapat dinyatakan dengan memakai ukuran
yang terkait dengan laba akuntansi seperti laba operasi dan marjin kotor.
c. Panen (Harvest)
Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap
dimana perusahaan melakukan panen (harvest) terhadap investasi pada
dua tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih
jauh kecuali hanya untuk memelihara dan perbaikan fasilitas, tidak untuk
melakukan ekspansi atau membangun suatu kemampuan baru. Tujuan
utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas yang masuk ke
yang mampu dikembalikan dari investasi dimasa lalu dan penghematan
sebagai kebutuhan modal kerja.
Perspektif finansial dalam penelitian ini adalah mengenai penilaian
kinerja finansial yang dihasilkan oleh manajemen untuk mengetahui
tingkat kesehatan bank, karena dalam manajemen Balanced Scorecard
penilaian kinerja finansial menjadi penting karena keberlangsungan bisnis
suatu perusahaan sangat tergantung pada posisi dan kekuatan finansial.
Berkaitan dengan hal ini rasio finansial yang digunakan dalam penelitian
adalah berdasarkan pedoman perhitungan rasio keuangan untuk bank
dalam penilaian tingkat kesehatan bank, yang meliputi rasio permodalan
yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio) atau rasio kewajiban penyediaan
modal minimum dan rasio aktiva produktif yaitu NPL (Non Performing
Loan) atau rasio kredit bermasalah terhadap total kredit, yang dalam
ketentuan umum penilaian tingkat kesehatan bank memiliki bobot
penilaian masing-masing sebesar 30% dan 25 %, lebih besar dibandingkan
dengan rasio rentabilitas, rasio likuiditas, dan rasio kepatuhan yang
seluruh bobot penilaiannya berjumlah 45% (www.bi.go.id, diakses tanggal
28 Desember 2010 pukul 14.41 WIB).
Rasio permodalan CAR bertujuan untuk mengukur kemampuan bank
dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian.
Perhitungan modal dan aktiva tertimbang menurut risiko dilakukan
berdasarkan ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum yang
bank dapat dikatakan sehat apabila memiliki persentase CAR minimal
sebesar 8% dan dibawah nilai tersebut bank tersebut dikatakan tidak sehat
(www.bi.go.id, diakses tanggal 28 Desember 2010 pukul 14.41 WIB).
Selanjutnya tujuan dari penggunaan rasio kualitas aset dalam
penilaian kesehatan bank adalah karena dengan rasio ini dapat terlihat
kualitas penanaman aktiva serta porsi penyesihan untuk menutupi kerugian
bank akibat penghapusan aktiva produktif. Dalam perbankan yang
dimaksud aktiva produktif adalah penanaman dana bank dalam bentuk
kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, komitmen
dan kontijensi pada rekening administratif. Penilaian kualitas aktiva
produktif berdasarkan pada: prospek usaha, kondisi keuangan, dan
kemampuan membayar. Dalam penelitian ini rasio dalam kualitas aset
yang digunakan adalah rasio NPL (Non Performing Loan) yang
merupakan jumlah jumlah baku debet kredit non performing dengan
kolektibilitas kurang lancar, dirugikan, dan macet. Dimana NPL yang
diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah maksimal 5%.
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan memiliki fokus pada bagaimana
organisasi/perusahaan melakukan identifikasi pelanggan dan mengetahui
segmen pasar yang melingkupinya. Tolak ukur kepuasan pelanggan
menunjukkan apakah perusahaan mampu memenuhi harapan pelanggan
atau tidak. Oleh karenanya kepuasan pelanggan merupakan salah satu
lalu seringkali perusahaan mengkonsentrasikan diri pada kemampuan
internal dan kurang memperhatikan kebutuhan konsumen. Saat ini strategi
perusahaan telah menggeser fokusnya yaitu dari internal ke eksternal. Jika
suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang besar dalam
jangka panjang, maka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk
atau jasa yang bernilai dari biaya perolehannya. Suatu produk akan
semakin bernilai apabila kinerjanya semakin mendekati atau bahkan
melebihi dari apa yang diharapkan dan persepsikan konsumen (Julianto,
2000: 34-35).
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Pada pendekatan Balanced Scorecard, tuntutan kinerja proses
internal dipengaruhi oleh harapan pihak eksternal tertentu. Perspektif
proses bisnis internal, organisasi perlu mengidentifikasikan berbagai
proses penting yang harus dikuasai dengan baik agar dapat memenuhi
harapan stakeholder. Dalam proses bisnis internal, organisasi harus
mengidentifikasi proses internal penting mana yang mengharuskan
perusahaan menjalankannya dengan baik karena proses internal tersebut
mempunyai value yang diinginkan pelanggan, sehingga dapat menarik dan
mempertahankan pelanggan dan dapat memberikan pengembalian yang
Menurut Putri (2008: 26), tahapan Balanced Scorecard dalam proses
bisnis internal meliputi:
a. Inovasi
Inovasi dalam tahapan proses bisnis internal dilakukan perusahaan
dengan mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan pelanggan serta
merumuskan cara untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut.
Dalam tahap inovasi ini tolak ukur yang digunakan adalah jumlah
produk-produk baru yang dikembangkan, lama waktu yang dibutuhkan
untuk mengembangkan suatu produk secara relatif jika dibandingkan
perusahaan pesaing, besarnya biaya, banyaknya produk baru yang
berhasil dikembangkan.
b. Proses Operasi
Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya
secara nyata untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Tolak ukur yang
digunakan antara lain tingkat kerusakan produk pra penjualan,
banyaknya bahan baku terbuang percuma, frekuensi pengerjaan ulang
produk sebagai akibat terjadinya kerusakan, banyaknya permintaan para
pelanggan yang tidak dapat dipenuhi, penyimpangan biaya produksi
aktual terhadap biaya anggaran produksi serta tingkat efisiensi per
c. Layanan Purna Jual
Aktivitas layanan purna jual berupaya memberikan manfaat
tambahan kepada pelanggan yang telah membeli dan menggunakan
berbagai produk layanan. Tolak ukur yang digunakan yaitu jangka
waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pemeliharaan
produk, perbaikan kerusakan atau penggantian suku cadang dari
pelanggan (response time), banyaknya pelanggan yang dapat dilayani
hanya dengan satu kali permintaan, dan perbaikan pembayaran.
4. Perspektif Pembelajaran Dan Pertumbuhan
Perspektif keempat dalam Balanced Scorecard dimaksudkan dengan
tujuan untuk mendorong organisasi agar tubuh menjadi organisasi belajar
sehingga dapat mendorong pertumbuhannya. Tujuan dari perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur untuk
mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya. Infrastruktur tersebut
merupakan hasil investasi perusahaan yang bersifat discretionary cost
(manfaat dan hasilnya tidak bisa dirasakan langsung).
Menurut Kaplan dan Norton (2000: 110), terdapat tiga perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu:
a. Kemampuan pekerja (employee capabilities), akan diukur dengan:
1. Tingkat kepuasan pegawai.
2. Tingkat perputaran (turn over) pegawai.
b. Kemampuan sistem informasi (information system capabilities), yang
akan diukur dengan:
1. Tingkat ketersediaan informasi.
2. Tingkat ketepatan/keakuratan informasi.
3. Kecepatan/jangka waktu memperoleh informasi.
c. Motivasi, pemberdayaan dan keserasian individu perusahaan
(motivation, empowerment, and alignment), yang akan diukur dengan:
1. Pemahaman pegawai tentang visi dan misi perusahaan.
2. Adanya kebebasan pegawai menyampaikan saran.
3. Banyaknya saran perpegawai.
4. Jumlah saran yang diimplementasikan.
C. Konsep Kinerja 1. Pengertian Kinerja
Berikut adalah beberapa pendapat para ahli tentang kinerja
diantaranya adalah:
a. Menurut Soeprihantono (2003: 42), kinerja atau prestasi kerja adalah
hasil kerja seseorang atau kelompok selama periode tertentu
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar,
target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
disepakati bersama.
b. Menurut Ruky (2002: 31), kinerja adalah sebuah penilaian sistematis
atas individu karyawan mengenai prestasi kerjanya dan potensinya
c. Menurut Suyadi (2003: 27), kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
2. Tujuan Program Manajemen Kinerja
Menurut Ruky (2002: 32), ada sejumlah tujuan yang biasanya dicapai
oleh organisasi dengan menerapkan sebuah sistem manajemen kinerja,
yaitu:
a. Meningkatkan prestasi kerja karyawan, baik secara individu maupun
sebagai kelompok, sampai setinggi-tingginya dengan memberikan
kesempatan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri
dalam kerangka pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan bersama
atasan masing-masing menetapkan sasaran kerja dan standar prestasi
yang harus dicapai dan meneliti serta menilai hasil-hasil yang
sebenarnya dicapai akhir kurun waktu yang ditetapkan.
b. Peningkatan yang terjadi pada prestasi karyawan secara perorangan pada
gilirannya akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara
keseluruhan, yang direfleksikan dalam kenaikan produktivitas.
c. Merangsang minat dan pengembangan pribadi dengan tujuan untuk
meningkatkan hasil karya dan prestasi pribadi serta potensi laten
karyawan dengan cara memberikan umpan baik pada mereka tentang
d. Membantu organisasi menyusun program pengembangan dan pelatihan
karyawan yang lebih tepat guna. Pada gilirannya usaha ini akan
membantu perusahaan untuk mempunyai pasokan tenaga yang cakap dan
terampil yang cukup untuk pengembangan perusahaan di masa depan.
e. Menyediakan alat/sarana untuk membandingkan prestasi kerja pegawai
dengan tingkat gajinya atau imbalannya sebagai bagian dari kebijakan
dan sistem imbalan yang baik.
f. Memberikan kesempatan pegawai untuk mengeluarkan perasaannya
tentang pekerjaan atau hal yang ada kaitannya. Dengan demikian jalur
komunikasi dan dialog akan terbuka dan dengan demikian diharapkan
bahwa proses penilaian prestasi kerja akan mengeratkan hubungan antara
atasan dengan bawahan.
3. Unsur-unsur Pengukuran Kinerja
Perkembangan dan kemajuan ilmu manajemen dan khususnya sumber
daya manusia terjadi akibat evolusi dalam berbagai konsep dan teknik
yang digunakan manajemen. Salah satu teknik dalam bidang sumber daya
manusia yang juga mengalami evolusi adalah dalam pendekatan terhadap
cara penilaian prestasi karyawan.
Pendekatan-pendekatan tersebut dijelaskan oleh Ruky (2002: 35),
sebagai berikut:
a. Kinerja berorientasi pada input. Cara ini merupakan cara tradisional
yang menekankan pada pengukuran atau penilaian ciri-ciri kepribadian
dijadikan objek pengukuran adalah kejujuran, ketaatan, disiplin,
loyalitas, kreativitas, adaptasi, komitmen, sopan santun dan lain-lain.
b. Kinerja yang berorientasi pada proses. Melalui cara ini, kinerja atau
prestasi karyawan yang diukur dengan cara menilai sikap dan perilaku
seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
dengan kata lain penilaian masih tetap tidak difokuskan langsung pada
kuantitas dan kualitas hasil yang dicapainya, yang diteliti adalah
meneliti bagaimana tugas-tugas dilakukan dan membandingkan
perilaku dan sikap yang diperlihatkan dengan standar yang telah
ditetapkan untuk setiap tugas yang telah dibebankan padanya.
c. Kinerja yang berorientasi pada output. Sistem ini biasa juga disebut
sistem manajemen kinerja yang berbasiskan pencapaian sasaran kerja
individu. Sistem ini memfokuskan pada hasil yang diperoleh atau
dicapai oleh karyawan. Sistem ini berbasis pada metode manajemen
kinerja berbasiskan pada konsep manajemen berdasarkan sasaran.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja
Menurut Mangkunegara (2005: 54), kinerja dipengaruhi oleh tiga
faktor, yaitu:
a. Faktor individual yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar
belakang, dan demografi.
b. Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian,
c. Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,
penghargaan, struktur, dan job design.
Faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal (disposisional), yaitu faktor yang dihubungkan
dengan sifat-sifat seseorang. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti
perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau
pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Faktor-faktor internal dan
eksternal ini merupakan jenis-jenis atribusi yang mempengaruhi kinerja
seseorang.
Masih menurut pendapat dari Mangkunegara (2005: 55), faktor
penentu prestasi kerja individu dalam organisasi adalah faktor individu
dan faktor lingkungan.
1. Faktor Individu
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang
memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisiknya.
Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu untuk
mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara
optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari
dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu
dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang
memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif,
hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang
berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai.
5. Penilai Kinerja
Untuk mendapatkan informasi atas kinerja pegawai, maka ada
beberapa pihak baik itu perorangan ataupun kelompok yang biasanya
melakukan penilaian atas kinerja pegawai. Menurut Robbins
(2001: 231), ada lima pihak yang dapat melakukan penilaian kinerja
karyawan, yaitu:
a. Atasan langsung
Semua evaluasi kinerja pada tingkat bawah dan menengah dari
organisasi dijalankan oleh atasan langsung karyawan itu karena atasan
langsung yang memberikan pekerjaan dan paling tahu kinerja
karyawannya.
b. Rekan sekerja
Penilaian kinerja yang dilakukan oleh rekan sekerja dilaksanakan
dengan pertimbangan. Pertama, rekan sekerja dekat dengan tindakan.
Interaksi sehari-hari memberikan kepada karyawan pandangan
menyeluruh terhadap kinerja seseorang karyawan dalam pekerjaan.
Kedua, dengan menggunakan rekan sekerja sebagai penilaian
c. Evaluasi diri
Evaluasi ini cenderung mengurangi kedefensifan para karyawan
mengenai proses penilaian, dan evaluasi ini merupakan sarana yang
unggul untuk merangsang pembahasan kinerja karyawan dan atasan
karyawan.
d. Bawahan langsung
Penilaian kinerja karyawan oleh bawahan langsung dapat memberikan
informasi yang tepat dan rinci mengenai perilaku seorang atasan
karena lazimnya penilai mempunyai kontak yang sering dengan yang
dinilai.
e. Pendekatan menyeluruh
Penilaian kinerja karyawan dilakukan oleh atasan, pelanggan, rekan
sekerja, dan bawahan. Penilaian kinerja ini cocok di dalam organisasi
yang memperkenalkan tim.
Dimensi yang dipergunakan di dalam melakukan penilaian kinerja
karyawan menurut Lubis (2008: 23), sebagai berikut:
a. Pengetahuan atas pekerjaan, kejelasan pengetahuan atas tanggung
jawab pekerjaan yang menjadi tugas karyawan.
b. Perencanaan dan organisasi, kemampuan membuat rencana pekerjaan
meliputi jadwal dan urutan pekerjaan, sehingga tercapai efisiensi dan
efektivitas.
d. Produktivitas, jumlah pekerjaan yang dihasilkan dibandingkan dengan
waktu yang digunakan.
e. Pengetahuan teknis, dasar teknis dan kepraktisan sehingga
pekerjaannya mendekati standar kinerja.
f. Judgement, kebijakan naluriah dan kemampuan menyimpulkan tugas
sehingga tujuan organisasi tercapai.
g. Komunikasi, kemampuan berhubungan secara lisan dengan orang
lain.
h. Kerjasama, kemampuan bekerja sama dengan orang lain dan sikap
yang konstruktif dalam tim.
i. Kehadiran dalam rapat, kemampuan dan keikutsertaan (partisipasi)
dalam rapat berupa pendapat atau ide.
j. Manajemen proyek, kemampuan mengelola proyek, baik membina
tim, membuat jadwal kerja, anggaran dan meciptakan hubungan baik
antar karyawan.
k. Kepemimpinan, kemampuan mengarahkan dan membimbing
bawahan, sehingga tercipta efisiensi dan efektivitas.
l. Kemampuan memperbaiki diri sendiri, kemampuan memperbaiki diri
dengan studi lanjutan atau kursus-kursus.
Berdasarkan teori tentang kinerja tersebut, maka dalam penelitian
ini dimensi kinerja yang akan dipakai adalah dimensi kuantitas kerja,
kualitas kerja, kerja sama, pemahaman terhadap tugas, inisiatif, disiplin,
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh penerapan Balanced Scorecard terhadap
kinerja manajemen telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta kontribusi
tambahan bagi PT. Bank Danamon Indonesia Tbk untuk meningkatkan
kinerjanya. Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai
penerapan Balanced Scorecard terhadap kinerja manajemen.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti
(tahun) Judul Penelitian
Variabel yang diteliti
Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian 1. Dedi
Kusmayadi (2009)
Pengukuran kinerja dengan balanced
scorecard: kajian teoritis dan empiris
1. Perspektif keuangan 2. Perspektif pelanggan 3. Perspektif proses bisnis intern 4. Perspektif proses belajar dan pertumbuhan Kajian teoritis dan empiris Balanced scorecard adalah salah satu sistem pengukuran kinerja strategis pengukuran kinerja keuangan (financial performance measurement) dan kinerja non keuangan (non
financial performance
measurement). Dalam
Tabel 2.1. (Lanjutan)
No Peneliti
(tahun) Judul Penelitian
Variabel yang diteliti
Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian 2. Yudi
Hardiyanto, Achmad Holil Noor Ali dan Her
Arsa Pambudi (2005) Perancangan dan pembuatan sistem informasi pengukuran kinerja pemasaran dengan metode balanced scorecard studi kasus PT. Semen Gresik 1. Perspektif keuangan 2. Perspektif pelanggan 3. Perspektif proses bisnis intern 4. Perspektif proses belajar dan pertumbuhan Analisis data menggunakan metode kualitatif
Tugas akhir ini menghasilkan aplikasi untuk menganalisa data perusahaan sehingga dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Fungsi utama sistem ini pada proses data secara dinamis dengan filter dan pengelompokan, serta perbandingan hasil realisasi kinerja dengan target perusahaan. Fungsi analisa pengukuran kinerja tersebut dimulai dengan penetapan target kinerja dan fungsi masukan data-data pemasaran. 3. Isniar
Budiarti (2004)
Balanced
scorecard sebagai alat ukur kinerja dan alat pengendalian sistem manajemen strategis 1. Perspektif keuangan 2. Perspektif pelanggan 3. Perspektif proses bisnis intern 4. Perspektif proses belajar dan pertumbuhan Analisis data menggunakan metode kualitatif Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen yang menjabarkan visi dan strategi suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukut. Tujuan dan tolak ukur
dikembangkan untuk setiap perspektif keuangan, pelanggan, proses usaha intern serta pembelajaran dan pertumbuhan.
[image:47.612.63.548.57.690.2]Tabel 2.1. (Lanjutan)
No Peneliti
(tahun) Judul Penelitian
Variabel yang diteliti
Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian tergantung dari strategi yang telah ditetapkan perusahaan
sebelumnya. Oleh karena itu balanced scorecard selain dapat digunakan sebagai alat pengukur kinerja, juga dapat digunakan sebagai alat untuk menilai apakah strategi yang dilakukan
perusahaan sudah tepat, dan juga untuk
mengawasi apakah strategi perusahaan telah dijalankan. 4. Syafrizal
[image:48.612.61.554.56.648.2]E. Keterkaitan Antar Variabel
1. Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal dan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan terhadap Kinerja Manajemen
Penelitian yang telah dilakukan oleh Budiarti (2004), mengenai
Balanced Scorecard sebagai alat ukur kinerja dan alat pengendalian sistem
manajemen strategis, hasil penelitian menunjukkan bahwa Balanced
Scorecard merupakan suatu sistem manajemen yang menjabarkan visi dan
strategi suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur.
Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk setiap perspektif keuangan,
pelanggan, proses usaha intern serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Pengukuran untuk keempat perspektif ini tergantung dari strategi yang
telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Oleh karena itu Balanced Score
card selain dapat digunakan sebagai alat pengukur kinerja, juga dapat
digunakan sebagai alat untuk menilai apakah strategi yang dilakukan
perusahaan sudah tepat, dan juga untuk mengawasi apakah strategi
perusahaan telah dijalankan.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mendorong
peneliti untuk menguji kembali apakah variabel perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan berpengaruh terhadap kinerja manajemen.
Ha1 : Perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajemen.
2. Perspektif Keuangan terhadap Kinerja Manajemen
Penelitian yang telah dilakukan oleh Helmi (2004), mengenai
Balanced Scorecard: pengukuran kinerja organisasi, hasil penelitian
menunjukkan bahwa Pengukuran kinerja suatu perusahaan adalah sangat
penting bagi manajer, guna mengevaluasi perencanaan masa depan.
Aplikasi Balanced Scorecard dimulai dari akarnya yaitu pembelajaran dan
pertumbuhan, yang memberikan kontribusi pada internal bisnis, sehingga
pelanggan menjadi puas dan pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan
keuntungan yang tercermin dalam performasi keuangan.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mendorong
peneliti untuk menguji kembali apakah variabel perspektif keuangan
berpengaruh terhadap kinerja manajemen. Dengan demikian maka
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha2 : Perspektif keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja manajemen.
3. Perspektif Pelanggan terhadap Kinerja Manajemen
Penelitian yang telah dilakukan oleh Hardiyanto, dkk., (2005),
mengenai perancangan dan pembuatan sistem informasi pengukuran
kinerja pemasaran dengan metode Balanced Scorecard studi kasus PT.
menghasilkan aplikasi untuk menganalisa data perusahaan sehingga dapat
digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Fungsi utama sistem ini
pada proses data secara dinamis dengan filter dan pengelompokan, serta
perbandingan hasil realisasi kinerja dengan target perusahaan. Fungsi
analisa pengukuran kinerja tersebut dimulai dengan penetapan target
kinerja dan fungsi data-data pemasaran.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mendorong
peneliti untuk menguji kembali apakah variabel perspektif pelanggan
berpengaruh terhadap kinerja manajemen. Dengan demikian maka
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha3 : Perspektif pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja manajemen.
4. Perspektif Proses Bisnis Internal terhadap Kinerja Manajemen
Penelitian yang telah dilakukan oleh Budiarti (2004), mengenai
Balanced Scorecard sebagai alat ukur kinerja dan alat pengendalian sistem
manajemen strategis, hasil penelitian menunjukkan bahwa Balanced
Scorecard merupakan suatu sistem manajemen yang menjabarkan visi dan
strategi suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur.
Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk setiap perspektif keuangan,
pelanggan, proses usah intern serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Pengukuran untuk keempat perspektif ini tergantung dari strategi yang
telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Oleh karena itu Balanced
dapat digunakan sebagai alat untuk menilai apakah strategi yang dilakukan
perusahaan sudah tepat, dan juga untuk mengawasi apakah strategi
perusahaan telah dijalankan.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mendorong
peneliti untuk menguji kembali apakah variabel perspektif proses bisnis
internal berpengaruh terhadap kinerja manajemen. Dengan demikian maka
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha4 : Perspektif proses bisnis internal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja manajemen.
5. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan terhadap Kinerja Manajemen
Penelitian yang telah dilakukan oleh Kusmayadi (2009), mengenai
pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard: kajian teoritis dan
empiris, hasil penelitian menunjukkan bahwa Balanced Scorecard adalah
salah satu sistem pengukuran kinerja strategis pengukuran kinerja
keuangan dan kinerja non keuangan. Dalam perkembangannya Balanced
Scorecard lahir menjadi suatu alat pengukuran kinerja strategis, yang
sampai saat ini teruji selain mampu memberikan informasi kinerja yang
lebih baik juga merupakan salah satu alat implementasi strategi untuk
memicu pencapaian kinerja yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mendorong
dan pertumbuhan berpengaruh terhadap kinerja manajemen. Dengan
demikian maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha5 : Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja manajemen.
F. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tujuan penelitian di atas mengenai pengaruh penerapan
Balanced Scorecard terhadap kinerja manajemen, maka dibuat kerangka
[image:53.612.142.533.161.701.2]pemikiran penelitian sebagai berikut:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dimana peneliti
terlibat langsung dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis seberapa besar pengaruh Balanced Scorecard terhadap kinerja
kinerja manajemen. Populasi penelitian ini adalah para karyawan dan nasabah
PT. Bank Danamon Indonesia Tbk yang berlokasi di Jl. Metro Duta UA No. 5
Plaza 1 Pondok Indah Jakarta Selatan 12310.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya
prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampling
yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur,
dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007: 30). Metode convenience sampling
digunakan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan
cepat dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Responden
yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan dan nasabah PT. Bank
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu
penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder
(Indriantoro dan Supomo, 2002: 150). Peneliti memperoleh data yang
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal,
skripsi, tesis, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan kinerja
manajemen perusahaan.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti
memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada
penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah karyawan dan
nasabah pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. Pengumpulan data
kuesioner dilakukan dengan teknik personally administered
questionnaires, yaitu kuesioner disampaikan dan dikumpulkan langsung
oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2002: 154).
D. Metode Analisis 1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item yang
ada di dalam kuesioner mampu mengukur peubah yang didapatkan dalam
tidaknya suatu kuesioner dilihat jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut
mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji validitas ini dapat dil