DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curriculum Vitae
Data Pribadi / Personal Details
Nama / Name : Serafinus Kurniawan Oky Wiyanta Alamat / Address : Jl.Rengasdengklok 6 No.12 Antapani
Bandung Kode Post / Postal Code : 401291
Nomor Telepon / Phone : 0881-689-3162/0857-2012-1218
Email : danielserafinus@gmail.com
Jenis Kelamin / Gender : Laki-laki / Male
Tanggal Kelahiran / Date of Birth : Kediri, 11 Oktober 1984 Status Marital / Marital Status : Belum menikah / Single Warga Negara / Nationality : Indonesia
Agama / Religion : Kristen / Christian
Riwayat Pendidikan dan Pelatihan
Educational and Professional Qualification
Jenjang Pendidikan : Education Information
Pendidikan Non Formal / Training – Seminar
1. Seminar Entrepreneur 2012 2. Seminar Audio Visual 2011 3. Magang di PPPPTK IPA Bandung
Kesimpulan / Executive Summary
(Penjelasan singkat mengenai kualifikasi, kemampuan dalam pekerjaan, dan data personal lainnya)
Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.
Laporan Pengantar Tugas Akhir
E-BOOK TOKOH WAYANG PUNOKAWAN SEBAGAI
MEDIA INFORMASI DAN KETELADANAN TOKOH
DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2011-2012
Oleh:
Serafinus Kurniawan Oky Wiyanta 51908259
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
DAFTAR PUSTAKA
Zairofi. A, 2002 (April) Memupuk Jiwa Keteladanan. Tersedia di: Jurnal MQ 30 maret 2008.
Bonneff, Marcel, Komik Indonesia, Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta,2001
Desmita. (2005). Psikologi perkembangan (3 th ed.,pp. 47).Bandung:Rosda Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jilid 17, PT.Cipta Adi Pustaka
Kusrianto, A. Pengantar Desain Komunikasi Visual. 2007. Yogyakarta: Penerbit ANDI
Wayang, Aikon, Edisi 44, Dipublikasi oleh Industri Desain Indonesia,Jakarta, Mei 1996.
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia Edisi 3, Balai Pustaka, 2003.
SUMBER INTERNET:
Anomin. 2010 (20 Januari). Filosofi Semar (Kesimpulan). Tersedia di: http://daydreamer13.wordpress.com/2010/01/20/filosofi-semar-kesimpulan/,
[10/02/2012]
Anonim. 2009 (13 Maret). Kepemimpinan Punokawan: Semar-Gareng-Petruk-Bagong. Tersedia di: http:// www.sabdalangit.wordpress.com, [15/12/2011]
Pulokarto. 2011 (04 Januari) Tentang Punokawan (Semar, Gareng, Petruk, Bagong). Tersedia di: http://www.kaskus.us/tentang punokawan, [10/02/2012]
Shin. 2010 (22 Februari). Filosofi Gareng. Tersedia di:
http://goeinformation.blogspot.com/2010/02/filosofi-gareng.html,
Shin. 2010 (22 Februari). Filosofi Petruk. Tersedia di:
http://goeinformation.blogspot.com/2010/02/filosofi-petruk.html,
[10/02/2012]
Shin. 2010 (22 Februari). Filosofi Bagong. Tersedia di:
http://goeinformation.blogspot.com/2010/02/filosofi-bagong.html,
[10/02/2012]
Usup, Jawa Mas 2009 (Maret) font jawa asli hanacaraka. Tersedia di:
iv 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 3
1.3. Fokus Permasalahan... 4
1.4 Tujuan Perancangan ... 4
BAB II. PENTINGNYA KETELADANAN PEMIMPIN, FIGUR TOKOH PUNOKAWAN, TARGET AUDIENS DAN POTENSI MEDIA 2.1. Pentingnya Keteladanan Pemimpin... 5
2.2. Perkembangan Tokoh Wayang Punokawan di masyarakat Indonesia... 6 2.3. Tokoh Wayang Punokawan sebagai model figur yang dipilih untuk menginformasikan sifat keteladanan Pemimpin untuk generasi muda………. 8 2.4. Target Audiens……… 13
BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan………... 15
3.1.1. Pendekatan Komunikasi... 15
3.1.2. Ilustrasi ………... 16
3.1.3. Strategi Media………... 18
3.2. Strategi Kreatif………... 18
3.2.1. Format Desain………... 19
v
3.2.3. Tipografi……... 20
3.2.4. Warna ... 21
3.2.5. Ilustrasi Karakter ………... 25
3.2.5.1 Studi Karakter………... 25
BAB IV. TEKNIS MEDIA DAN PRODUKSI 4.1. Pra Produksi………... 30
4.2. Strategi Media ... 31
4.2.1. Media Utama……... 31
4.2.2. Cover Depan... 32
4.2.3. Cover Belakang…... 33
4.2.4. Isi Halaman…... 34
4.3. Media Pendukung……….... 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semakin menurunnya tingkat pengetahuan tentang kesenian wayang pada generasi
muda saat ini, menjadi masalah serius. Semakin lama kesenian wayang akan hilang
oleh perkembangan zaman, jika tidak dapat dilestarikan dengan baik. Wayang yang
merupakan warisan asli budaya bangsa Indonesia, merupakan cerminan dari
kehidupan rakyat Indonesia. Dapat diambil contohnya pada cerita pewayangan
Mahabharata yang penuh dengan rasa kesenian, sosial, dan politik. Bahkan tokoh
karakter pada pewayangan Mahabharata juga bisa menjadi panutan bagi rayat
Indonesia, misalkan sifat-sifat yang dimiliki oleh para Pandawa dengan sifat yang
pemberani, jujur, dan bertanggung Jawab.
Punokawan merupakan bagian dari dunia wayang yang hanya ada di Indonesia,
karena di dalam cerita asli pewayangan di India tidak ada tokoh Punokawan.
Sedangkan kesenian wayang sendiri sudah ada sejak sebelum kesenian Hindu masuk
ke Indonesia dan melekat begitu kuat dalam kesenian Jawa. Asal usul kesenian
wayang adalah kesenian yang mula-mula sekali diciptakan oleh raja Jayabaya dari
kerajaan Mamenang/Kediri. Sekitar abad ke 10 raja Jayabaya berusaha menciptakan
gambaran dari roh leluhurnya dan digoreskan di atas daun lontar. Bentuk gambaran
2
Blitar. Cerita Ramayana sangat menarik perhatiannya karena Jayabaya termasuk
penyembah Dewa Wisnu yang setia bahkan oleh masyarakat dianggap sebagai
penjelmaan atau titisan Batara Wisnu. Figur tokoh yang digambarkan untuk pertama
kali adalah Batara Guru atau Sang Hyang Jagadnata yaitu perwujudan dari Dewa
Wisnu. Sejak jaman itulah masyarakat penggemar wayang mengenal silsilah tokoh
wayang, termasuk tokoh dewanya, yang berasal dari Nabi Adam. Silsilah ini terus
berlanjut hingga sampai pada raja-raja di Pulau Jawa (misalnya: Parikesit),
Selanjutnya, mulailah dikenal adanya cerita wayang Pakem dan cerita wayang
Carangan (mengambil lakon di luar pakem). Tidak semua jenis wayang terdapat
tokoh-tokoh Punokawan, Semar, Gareng, Bagong, Petruk. Hanya wayang yang
mengambil cerita dari kisah Mahabarata saja yang terdapat tokoh Punokawan. Seperti
yang diuraikan berikut ini, masing-masing jenis wayang memiliki cerita yang
berbeda.
Seperti halnya pada setiap pertunjukan wayang di Indonesia, terutama di Jawa yang
mengambil cerita Mahabarata, maka akan selalu hadir para tokoh Punokawan
(biasanya dimainkan khusus pada sesi Goro-goro). Para Punokawan ini hadir sebagai
penghibur sekaligus pembawa misi, mereka bisa sangat komunikatif, lepas dari
pakem, bahkan bisa berdialog dengan audience, mereka bisa berbicara masalah
kebajikan, kebaikan atau masalah-masalah yang sedang aktual sesuai masanya.Untuk
itu sangat penting mengapresiasi kembali seni budaya lokal kepada masyarakat
3
terlestarikan hingga nanti. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut
diperlukan sebuah media yang menarik dalam menyampaikan informasi kepada
generasi muda dan dapat menghibur.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
a) Kesenian wayang yang dahulu selalu diminati oleh masyarakat sebagai hiburan
kini mulai tergantikan oleh hiburan lain yang lebih menarik.
b) Keberadaan tokoh lokal dalam cerita pewayangan lebih merupakan ide/gagasan
tanpa acuan tertentu.
c) Terjadinya krisis keteladanan tokoh pada generasi muda saat ini, hal ini terjadi
karena sedikitnya media informasi yang mengangkat tema tentang tokoh - tokoh
teladan pemimpin bagi generasi muda, Generasi muda sekarang akan kehilangan
seorang figur tokoh yang baik untuk diteladani. Dalam hal ini Tokoh wayang
4
1.3 Fokus Permasalahan
Bagaimana menyampaikan informasi tentang tokoh Punokawan kekalangan
masyarakat, khususnya remaja Indonesia sebagai Informasi dan keteladanan Tokoh
melalui sebuah media informasi. Dan pesan yang disampaikan akan terserap dengan
cepat dan mempunyai efektivitas waktu.
1.4 Tujuan Perancangan
Dalam menyusun tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan penjelasan dan
informasi yang berguna di dalam masyarakat, oleh karena itu diperlukan data dan
informasi-informasi yang mendukung sebagai bahan yang kemudian dikaji dan
dituangkan dalam sebuah hasil karya.
Adapun tujuan-tujuan dari perancangan ini adalah:
a. Dapat tersampaikannya informasi tentang sifat-sifat keteladanan pemimpin melalui
figur Tokoh Wayang Punokawan kepada generasi muda. Agar nilai tentang
keteladanan dapat ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Agar masyarakat mengerti dan tahu bahwa adanya Tokoh Wayang Punokawan
adalah asli dari Indonesia dan karya dari Pujangga Indonesia.
c. Untuk melestarikan kesenian Wayang dengan cara penyampaian yang berbeda dan
5
BAB II
PENTINGNYA KETELADANAN PEMIMPIN, FIGUR TOKOH
PUNOKAWAN, TARGET AUDIENS DAN POTENSI MEDIA
2.1. Pentingnya Keteladanan Tokoh
Tak seorang pun lahir ke dunia ini sudah dibekali dengan kepintaran. Semua
makhluk hidup, lahir dalam keadaan lemah, tidak berdaya, dan tidak mengerti apa
- apa. Sebuah proses meniru dan mengikuti selalu terjadi pada diri manusia.
Binatang pun belajar dari induk mereka dengan cara melihat, lantas menirukan.
Seluruh makhluk hidup di dunia selalu belajar dengan cara meniru. ( Zairofi,
2002)
Kenyataan - kenyataan di atas, menjelaskan dengan sangat tegas akan pentingnya
keteladanan dalam hidup. Karena setiap orang punya sifat meniru. Maka pihak -
pihak yang dimungkinkan akan ditiru semestinya selalu tampil sebagai teladan
yang baik. Agar, mereka yang meniru, mendapatkan contoh yang baik untuk
ditiru. Sifat meniru ini, bahkan akan memberi kontribusi yang besar bagi hampir
seluruh kepribadian seseorang. Terdapat dua sisi pelaku keteladanan, figur yang
dijadikan teladan (panutan) dan figur yang meneladani. Figur / tokoh yang mampu
menjadi teladan atau panutan merupakan proses panjang dari pendewasaan
seseorang untuk meningkatkan kualitas diri seseorang secara terus menerus
berkesinambungan melakukan pembenahan / perbaikan menjadi orang yang lebih
6
Berbenah tanpa henti fokus pada tujuan menjadi manusia yang lebih baik dengan
memperhatikan norma yang ada dan kekurangan serta kelebihan sebagai manusia
biasa. Pentingnya dari sebuah keteladanan pemimpin yaitu dapat mengambil
contoh seorang pemimpin yang baik untuk generasi muda akan berdampak positif
dalam berjalannya sebuah tatanan hidup bermasyarakat yang lebih baik. Misalkan
bila ia seorang kepala negara maka bisa dibayangkan seluruh lapisan masyarakat
suatu negara akan menjadikannya figur teladan yang menghiasi setiap segi
kehidupan.
Sebagai contoh, figur teladan yang baik, jujur, berdedikasi tinggi, peduli sosial
maka paling tidak akan menjumpai orang yang meneladaninya hal yang sama
meski dengan persentase yang sedikit berbeda. Tapi jika figur teladan tidak jujur,
suka korupsi, suka melakukan kecurangan dan penyimpangan maka bersiaplah
menjumpai orang - orang serupa dilingkungan anda. Tidak heran bila sering ada
kenakalan dan kecurangan dalam keluarga, koruptor nakal dalam sebuah
perusahaan atau penyimpangan lain dalam sebuah negara karena beberapa figur
pemimpin yang menjadi teladan seringkali melakukan hal yang sama. Seseorang
yang meneladani seorang tokoh akan mencontoh, ataupun meniru apa yang
seorang tokoh itu lakukan.
2.2 Perkembangan Tokoh Wayang Punokawan di masyarakat Indonesia
Berdasarkan sejarah perkembangan wayang, Punokawan atau juga disebut
7
yang menjadi topik bahasan pada penulisan ini berfokus pada wayang purwa
(Jawa).
Menurut Marcel Bonneff, Komik Indonesia (2001), menyebutkan bahwa
kehadiran Punakawan yang tidak dikenal dalam tradisi India, merupakan bukti
peninggalan kepercayaan sebelum masuknya agama Hindu. Mereka tampil
sebagai juru bicara rakyat atau simbol jatidiri Jawa.
Gambar 2.1 Tokoh Wayang Punokawan, Semar,Gareng, Bagong dan Petruk
Sumber :http://kaskus.us/tentang punokawan (22/10/2011)
Punokawan merupakan bagian dari dunia wayang yang hanya ada di Indonesia,
karena di dalam cerita asli pewayangan di India tidak ada tokoh Punokawan.
Sedangkan kesenian wayang sendiri sudah ada sejak sebelum kesenian Hindu
masuk ke Indonesia dan melekat begitu kuat dalam kesenian Jawa.
Tokoh Punokawan yang terdiri atas Semar, Gareng, Petruk dan Bagong dibuat
sedemikian rupa mendekati kondisi masyarakat Jawa yang beraneka ragam,
karakternya mengindikasikan bermacam-macam peran, seperti penasehat para
8
Para tokoh Punokawan juga berfungsi sebagai pamomong (pengasuh) untuk tokoh
wayang lainnya. Pada dasarnya setiap manusia umumnya memerlukan
pamomong, mengingat lemahnya manusia, hidupnya perlu orang lain (makhluk
sosial) yang dapat membantunya mengarahkan atau memberikan saran /
pertimbangan. Pamomong dapat diartikan pula sebagai guru / mursyid terhadap
salik yang dalam upaya pencerahan jati diri. Dari semuanya itu maka dapat
disimpulkan bahwa minat dan pandangan masyarakat yang paling besar pada
tokoh pewayangan adalah terhadap tokoh Punokawan karena kehadirannya yang
paling ditunggu saat ada pertunjukkan wayang dan nilai yang didapat dari teladan
tokoh-tokoh punokawan dapat memberikan contoh baik dalam penerapan
kehidupan sehari-hari.
2.3 Tokoh Wayang Punokawan sebagai model figur yang dipilih untuk
menginformasikan sifat keteladanan tokoh untuk generasi muda
Dalam pewayangan Jawa Semar selalu disertai oleh anak-anaknya, yaitu Gareng,
Petruk, dan Bagong. Namun sesungguhnya ketiganya bukan anak kandung Semar.
Gareng adalah putra seorang pendeta yang mengalami kutukan dan terbebas oleh
Semar. Petruk adalah putra seorang raja bangsa Gandharwa. Sementara Bagong
tercipta dari bayangan Semar berkat sabda sakti Resi Manumanasa.
Semar, nama tokoh ini berasal dari bahasa arab Ismar. Dalam lidah Jawa kata Is-
biasanya dibaca Se-. Contohnya seperti Istambul menjadi Setambul. Ismar berarti
paku. Tokoh ini dijadikan pengokoh (paku) terhadap semua kebenaran yang ada
9
adalah pengokoh/pedoman hidup manusia. Semar dengan demikian juga adalah
simbolisasi dari agama sebagai prinsip hidup setiap umat beragama.
Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya Bebadra = Membangun sarana dari dasar
Naya = Nayaka = Utusan mangrasul
Artinya: Mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi
kesejahteraan manusia
Didalam kebudayaan masyarakat Jawa terdapat beberapa pemahaman terhadap
sesuatu yang bersifat Kosmologi, yakni dimana teori ini adalah pemahaman yang
berkembang didalam masyarakat Jawa sejak dahulu kala dan pemahaman tersebut
memang tidak dimaksudkan untuk dilogikakan
Menurut Javanologi: Semar = Haseming samar-samar (Fenomena harafiah
makna kehidupan Sang Penuntun).
Semar tidak lelaki dan bukan perempuan.
Tangan kanannya ke atas dan tangan kirinya ke belakang. Maknanya:
“Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbol Sang Maha
Tunggal”. Sedang tangan kirinya bermakna “berserah total dan mutlak serta
sekaligus simbol keilmuan yang netral namun simpatik”.
Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel – (karang = gersang;
dempel = keteguhan jiwa).
Rambut semar “kuncung” (jarwadasa/pribahasa Jawa kuno) maknanya hendak mengatakan: “akuning sang kuncung” = sebagai kepribadian pelayan.
Semar sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk
10
Semar berjalan menghadap ke atas maknanya: “dalam perjalanan anak manusia
perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang keatas (sang
Khaliq) yang maha pengasih serta penyayang umat”.
Sumber data:
http://daydreamer13.wordpress.com/2010/01/20/filosofi-semar-kesimpulan/
Nala Gareng, juga diadaptasi dari kata arab Naala Qariin. Dalam pengucapan
lidah Jawa, kata Naala Qariin menjadi Nala Gareng. Kata ini berarti memperoleh
banyak teman, ini sesuai dengan dakwah para aulia sebagai juru dakwah untuk
memperoleh sebanyak-banyaknya teman (umat) agar kembali ke jalan Allah SWT
dengan sikap arif dan harapan yang baik. Menurut sumber data yang diperoleh
didapat kesimpulan tentang kisah gareng yaitu:
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah:
a) Budi dan watak tidak dapat diukur dari penampilan / fisik, tetapi perilaku
nyata.
b) Manusia wajib saling mengingatkan.
c) Tidak boleh suka merampas hak orang lain.
d) Mencintai saudara dengan setulus hati.
e) Kalau bertindak perlu perhitungan dan hati-hati.
Sumber data: http://goeinformation.blogspot.com/2010/02/filosofi-gareng.html
Petruk, diadaptasi dari kata Fatruk. Kata ini merupakan kata pangkal dari sebuah
wejangan (petuah) tasawuf yang berbunyi: Fat-ruk kulla maa siwaillahi, yang
artinya: tinggalkan semua apapun yang selain Allah. Wejangan tersebut kemudian
11
Kanthong Bolong artinya kantong yang berlubang. Maknanya bahwa, setiap
manusia harus menzakatkan hartanya dan menyerahkan jiwa raganya kepada
Allah SWT secara ikhlas, seperti berlubangnya kantong yang tanpa penghalang.
Petruk adalah anak Gandarwa (sebangsa jin), menjadi anak angkat kedua Semar
setelah Gareng. Nama lain Petruk adalah Kanthong Bolong, artinya suka berdema.
Doblajaya, artinya pintar. Diantara saudaranya (Gareng dan Bagong) Petruklah
yang paling pandai dan pintar bicara. Petruk tinggal di Pecuk Pecukilan. Ia
mempunyai satu anak yaitu Bambang Lengkung Kusuma (seorang yang tampan)
istrinya bernama Dewi Undanawati. Sebagai Punokawan Petruk selalu menghibur
tuannya ketika dalam kesusahaan menerima cobaan, mengingatkan ketika lupa,
membela ketika teraniaya. Intinya bisa momong, momot, momor,mursid dan
murakabi.
momong artinya bisa mengasuh.
Momot artinya dapat memuat segala keluhan tuannya, dapat merahasiakan
masalah.
Momor artinya tidak sakit hati ketika dikritik dan tidak mudah bangga kalau
disanjung.
Mursid artinya pintar sebagai abdi, mengetahui kehendak tuannya.
Murakabi artinya bermanfaat bagi sesama.
Makna yang terkandung dalam kisah Petruk adalah:
a) Budi dan watak tidak dapat diukur dari penampilan / fisik, tetapi perilaku
nyata.
b) Bawahan harus setia kepada atasan.
12
d) Tidak boleh merebut hak dan milik orang lain.
e) Semua tindakan harus penuh perhitungan, tidak boleh ceroboh dan
tergesa-gesa.
f) Memiliki watak momong, momot, momor, mursid, dan murakabi.
g) Kalau sudah mulia tidak boleh terlena.
h) Jika melakukan kesalahan harus berani mengakui dan meminta maaf.
Sumber data: http://goeinformation.blogspot.com/2010/02/filosofi-petruk.html
Bagong, berasal dari kata Baghaa yang berarti berontak. Yaitu berontak terhadap kebathilan dan keangkaramurkaan. Si “Bayangan Semar” ini karakternya lancang
dan suka berlagak bodoh. Bagong anak angkat ketiga Semar. Dia adik Gareng dan
Petruk. Diceritakan ketika itu Gareng dan Petruk minta dicarikan teman,
sanghyang Tunggal bersabda :"Ketahuilah bahwa temanmu adalah bayanganmu
sendiri." Seketika itu bayangan berubah menjadi manusia dan selanjutnya diberi
nama Bagong. Bagong berbadan pendek, gemuk seperti semar tetapi mata dan
mulut lebar. Ia memiliki watak banyak bercanda, pintar membuat lelucon, bahkan
terkadang saking lucunya menjadi menjengkelkan. Beradat lancang, tetapi jujur,
dan juga sakti. Kalau menjalankan tugas terkadang tergesa-gesa kurang
perhitungan. Bagong bersuara besar dan kedengaran agak kendor di leher. Ada
yang mengatakan kalau Bagong berasal dari kata Baghoo (bahasa Arab) yang
artinya senang membangkang/ menentang, tidak mudah menurut atau percaya
pada nasihat orang lain. Ini juga menjadi nasihat pada tuannya bahwa manusia
didunia ini mempunyai watak yang bermacam-macam dan perlu diperhatikan dan
13
Inti pendidikan dan budi pekerti:
a) Hidup ini perlu teman dan seorang teladan.
b) Tidak boleh tergesa-gesa dalam bertindak, Perlu diperhitungkan dahulu,
dampak negatif dan positif yang akan timbul akibat dari perbuatan tersebut.
c) Mempelajari berbagai macam watak/ karakter manusia agar bisa hidup
bermasyarakat dengan baik.
d) Kejujuran modal utama dalam bermasyarakat, tanpa itu akan dijauhi orang.
Sumber data: http://goeinformation.blogspot.com/2010/02/filosofi-bagong.html
2.4 Target Audience
Masyarakat yang menjadi target audiens untuk menerima media pemanfaatan
tokoh wayang punokawan dalam kapasitas dan fungsinya dalam pewayangan ini
adalah remaja. Segala bentuk rancangan media pemanfaatan tokoh wayang
punokawan dalam kapasitas dan fungsinya dalam pewayangan ini akan
disesuaikan dengan:
a) Demografi
Usia: Semua Umur
Dikarenakan tidak ada batasan usia, Maka siapapun dapat mengunduhnya.
Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan
Informasi tentang sifat - sifat keteladanan tidak terbatas bagi semua jenis
kelamin, karena hal yang akan disampaikan merupakan contoh yang baik untuk
ditiru.
Tingkat ekonomi: Semua Kalangan
14
b) Psikografis
Mereka yang telah memiliki pemikiran yang logis dan fantasi yang bersifat
realistis. Pada saat ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa -
peristiwa yang konkrit. (Desmita, 2005, 47)
c) Geografis
ditujukan untuk mereka yang bertempat tinggal di kawasan perkotaan.
d) Behaviouristis
Secara behaviouristis target audience adalah generasi muda yang antusias
dengan hal-hal baru. Tertarik terhadap bacaan yang menarik bagi mereka dan
15
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1 Strategi Perancangan
Didalam suatu perancangan diperlukan strategi - strategi yang dapat mendukung
dan memenuhi tujuan dari perancangan tersebut. Dalam perancangan e-Book ini
strategi yang digunakan adalah strategi komunikasi dan strategi kreatif, yang
meliputi hal berikut.
3.1.1 Pendekatan Komunikasi
Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menyampaikan informasi tentang
Tokoh Wayang Punokawan yang dilihat dalam kapasitas dan fungsinya dalam
pewayangan. Adapun tujuan dari pengkomunikasian pesan adalah memberikan
keteladanan tokoh yang baik untuk generasi muda seperti menciptakan tujuan
hidup, belajar melalui teladan tokoh wayang punokawan. Seperti pentingnya ilmu
pengetahuan, berfikir kritis dan tidak gegabah, berani mengambil keputusan dan
tindakan, rasa empati sosial yang tinggi dan lain sebagainya. Gaya visual yang
akan dipakai adalah dengan mengacu dengan gaya visual seperti sekarang ini yang
lebih modern.
a. Tujuan Komunikasi
Dirancangnya e-Book Tokoh Wayang Punokawan bertujuan untuk
menyampaikan Informasi tentang asal usul dari tokoh Punokawan kepada
masyarakat khususnya remaja Indonesia agar mengetahui Tokoh Wayang
16
b. Materi Komunikasi
Materi yang disampaikan dalam buku ini adalah cerita tentang asal usul dari
Tokoh Wayang Punokawan tersebut beserta narasinya dan berusaha
menyampaikan pesan moral yang terkandung didalam cerita ini.
c. Pendekatan Komunikasi Visual
Supaya E-Book Punokawan dapat tersampaikan dengan baik kepada Remaja
Indonesia dilakukan pendekatan komunikasi secara visual, yaitu
mengilustrasikan cerita tentang asal usul dari Tokoh Wayang Punokawan
dengan pendekatan ilustrasi dan di buat dengan lebih menarik dan modern
agar menarik minat pembaca.
d. Pendekatan Komunikasi Verbal
Pada pendekatan komunikasi secara verbal akan digunakan bahasa Indonesia
formal namun sederhana. Dalam dialog juga digunakan cara berkomunikasi
seperti bercerita. Pemilihan bahasa yang digunakan juga sederhana namun
17
3.1.2 Ilustrasi
a) Gaya Ilustrasi
Ilustrasi atau gambar yang digunakan dalam media ini adalah ilustrasi-ilustrasi
dengan gaya ilustrasi kartun. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan suasana
visual ilutrasi seperti nyata, karena dalam e-Book ini berisi pesan tentang
kehidupan tokoh Punokawan.
Gambar 3.1 Contoh gaya gambar ilustrasi media
Sumber : dokumen Pribadi
b)Teknik Penceritaan
Penceritaan dari awal dalam e-Book akan berbentuk gambar dan tulisan, dimana
menceritakan tentang kehidupan tokoh wayang Punokawan dan beberapa kejadian
yang pernah mereka alami di masa itu dan diperankan oleh tokoh wayang
punokawan dengan karakter dan pribadi yang dimiliki masing dan cara menyikapi
masalah yang ada dan e-Book tersebut akan berupa e-Book secara singkat.
Penceritaan dalam e-Book sendiri akan dimulai dari peristiwa dan keadaan sekitar
18
disimpulkan beberapa pesan-pesan tentang apa yang telah terjadi, Agar dimana
nantinya pembaca merasa dibangun dengan membaca e-Book tersebut.
3.1.3 Strategi Media
Menurut Gunarsa (1989) salah satu karakteristik remaja adalah “Mempunyai
banyak fantasi, khayalan, dan bualan”. Untuk mengkomukikasikan atau
menyampaikan sebuah informasi kepada remaja diperlukan sebuah media yang
memberi mereka kebebasan menggambarkan atau mengimajinasikan informasi
yang disampaikan. E-Book merupakan media yang tempat sebagai perantaranya,
karena dengan informasi berupa “text” serta gambar yang “statis”, remaja lebih
dirangsang daya imaginasinya dan seolah diberi ruang yang lebar untuk bebas
menginterpretasikan sendiri gerak, nuansa, detail, dan seterusnya. Disamping itu
e-Book juga merupakan media yang cocok dalam pemanfaatan Tokoh Wayang
Punokawan ini, karena pembaca lebih ias berimajinasi dengan imajinasinya
sendiri.
3.2 Strategi Kreatif
Strategi Kreatif merupakan konsep dan perancangan mengenai bagaimana pesan
atau komunikasi disampaikan ke dalam studi karya berdasarkan seluruh data
yang diperoleh untuk memaksimalkan karya tersebut. Beberapa langkah –
langkah didalam pembuatan karya ditetapkan pada perancangan e-Book tokoh
wayang Punokawan adalah sebagai berikut.
19
Format perancangan E-Book akan berbentuk portrait dan dibuat dengan media
berukuran 515 x 616 Pixel. E-Book dibuka dari kanan ke kiri layaknya buku
kebanyakan pada umumnya. Namun secara keseluruhan ukurannya adalah 900 x
600 pixel berikut panel dan toolbar.
3.2.2 Layout
Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen visual yaitu gambar dan teks
agar menjadi lebih komunikatif sehingga memudahkan pembaca dalam menerima
informasi yang disajikan.
Gambar 3.2 Layout Media buku elektronik
20
3.2.3 Tipografi
Tipografi merupakan hal yang sangat penting dalam penyampaian informasi, baik
sebagai pelengkap suatu komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama. Huruf
mempunyai peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk seni
komunikasi grafis.
a. Tipografi Judul
Untuk judul dari buku sendiri menggunakan font Jawa Palsu karya Mas Usup
Jawa yaitu font yang dibentuk menyerupai huruf jawa. Penggunaan font ini
sendiri dikarenakan aksara jawa adalah aksara yang di gunakan oleh
masyarakat Jawa sejak dahulu dan berkembang didaerah Jawa pada Abad
XIV-XVIII yang pada awalnya digunakan untuk menuliskan Bahasa Jawa
Kuna. Aksara Jawa Kuna merupakan perkembangan dari Aksara Pallawa yang
mencapai taraf modifikasi bentuk khasnya sebagaimana yang digunakan
21
b. Tipografi dalam tulisan dan literatur buku.
Beberapa jenis huruf yang akan digunakan adalah Huruf comic sans ms
digunakan pada isi materi buku. Jenis huruf ini merupakan jenis huruf yang
tingkat keterbacaannya jelas sebagai isi materi.
3.2.4 Warna
Warna dapat digunakan sebagai simbolisme, penggambaran maksud tertentu,
pemberi pusat perhatian dan memberi kesan volume. Mengingat tema buku yang
tidak umum dan muatan sejarah yang terkesan berat, maka digunakan teknik
pewarnaan yang cukup sederhana. Buku ini dikemas dengan sentuhan nuansa
dalam teknik pewarnaan dalam ilustrasi gambar dan pemilihan Tipografi. Hal
tersebut untuk lebih menonjolkan materi tempo dahulu yang dimuat dalam komik.
Warna tersebut adalah nuansa kuning kecoklatan,merah dan merah gelap serta
kuning emas, agar menggambarkan peristiwa - peristiwa masa lalu dan
22
a. Tekstur Kertas model lama
Gambar 3.3Tekstur kertas model lama,
Sumber : Dokumen pribadi
Tekstur kertas lama digunakan sebagai background dalam menempatkan
kata-kata/literatur dalam buku ini. Diambil tekstur tersebut karena tekstur kertas
lama mencerminkan keadaan seperti jaman dahulu yang masih menggunakan
23
b. Oranye
Gambar 3.4 Range warna oranye, Sumber : Dokumen Pribadi
Memiliki karakter yang mirip dengan merah tapi lebih feminim dan bersahabat.
Warna yang melambangkan sosialisasi, penuh harapan dan percaya diri,
membangkitkan semangat, vitalitas dan kreativitas. Dapat menimbulkan
perasaan positif, senang, gembira dan optimis, penuh energi, bisa mengurangi
depresi/perasaan tertekan. Bila berlebihan justru akan merangsang prilaku
hiperaktif. Oranye adalah hasil peleburan merah dan kuning, sehingga efek
yang
dihasilkan masih tetap sama, yaitu kuat dan hangat
Sumber: http://jurusgrafis.com/artikel/psikologi-warna-desain-grafis/ (28/07/12)
c. Merah
Gambar 3.5 Range warna merah, Sumber : Dokumen pribadi
Merah adalah warna yang kuat sekaligus hangat. Biasanya di gunakan untuk
memberikan efek psikologi ‘panas’ , ‘berani’ , ‘marah’ dan ‘berteriak’.
Beberapa studi juga mengindentifikasi merah sebagai warna yang sexy.
24
d. Hitam
Gambar 3.6 Range warna hitam, Sumber : Dokumen Pribadi
Adalah warna yang kuat dan penuh percaya diri, penuh perlindungan,
maskulin, elegan, dramatis, dan misterius. Hitam juga melambangkan duka dan
murung. Tapi, hitam juga punya sisi lain, misalnya saja untuk menyatakan
sesuatu yang abadi, klasik, Hitam adalah warna yang gelap, suram,
menakutkan tetapi elegan.
25
3.2.5 Ilustrasi Karakter
3.2.5.1 Studi Karakter
Dalam membuat karakter Punokawan tersebut mengalami perubahan dari gaya
visual wayang yang 2 dimensi ditransformsikan kedalam bentuk visual karakter 3
dimensi. Sedangkan untuk gaya visual yang digunakan adalah mengacu kedalam
gaya visual komik pada umumnya yaitu komik kartun. Beberapa contoh gambar
yang menjadi referensi adalah Komik Garudayana dan Panji Koming. Hal ini
Menjadi acuan dalam membuat perubahan dalam karakter wayang punokawan
dari 2 dimensi ke dalam gaya visual kartun 3 dimensi, Baik Semar, Gareng,
Petruk, dan Bagong.
26
1. Semar
Semar: Pengasuh para Pandawa, ia juga bernama Hyang Ismaya. Meskipun
berwujud manusia jelek, namun memiliki kesaktian yang sangat tinggi bahkan
melebihi para dewa.
Ciri-Ciri Fisik Semar adalah:
Badan gendut besar. rambut kuncung. Kuping dan Mulut lebar, Muka pucat
dan mata lebar.hidung pesek
Gambar 3.8 Karakter Semar,
27
2. Gareng
Putra Semar yang berarti pujaan atau didapatkan dengan memuja. Nalagareng
adalah seorang yang tidak pandai bicara, apa yang dikatakannya
kadang-kadang serba salah. Tetapi sangat lucu dan menggelikan. Pernah menjadi raja
di Paranggumiwang dan bernama Pandubergola. Diangkat sebagai raja atas
nama Dewi Sumbadra, kesaktiannya hanya bisa dikalahkan oleh Petruk
Ciri-Ciri Fisik Gareng adalah:
Badan Sedikit gemuk dengan kuping dan mata lebar rambut di kuncir dengan 2
belahan ke-atas dan bawah, Muka Pucat berwarna putih dengan mulut
berwarna merah. Hidung besar
Gambar 3.9 Karakter Gareng
Sumber :
28
3. Petruk
Putra Semar yang bermuka manis dengan senyuman yang menarik hati, pandai
berbicara dan juga sangat lucu. Petruk suka menyindir ketidakbenaran dengan
lawakan-lawakannya. Pernah menjadi raja di negeri Ngrancang Kencana
dengan nama Helgeduelbek. Dikisahkan bahwa Petruk pernah melarikan ajimat
Kalimasada dan tidak ada yang dapat mengalahkannya selain Gareng.
Ciri-ciri Fisik Petruk Adalah:
Badan Tinggi dan dengan anggota badan yang serba panjang, Mulai dari
tangan, kaki dan badan juga panjang. Termasuk Hidungnya. Rambut di kuncir
dengan ikatan rambut menghadap keatas. Petruk memiliki Mata sedikit sipit
dan mulut Lebar, Kuping juga panjang.
Gambar 3.10 Karakter Petruk
29
4. Bagong
Bagong berarti bayangan Semar. Ketika diturunkan ke dunia dewa bersabda
pada Semar bahwa bayangannyalah yang akan menjadi temannya. Seketika itu
juga bayangannya berubah wujud menjadi Bagong, yang memiliki sifat
lancang dan berlagak bodoh, tapi sangat lucu.
Ciri-ciri Fisik Bagong adalah:
Badan Gemuk bulat dan pendek, hampir mirip seperti semar dengan mulut dan
kuping yang lebar dan mata bulat besar.hidung pesek dan bulat besar.
Gambar 3.11 Karakter Bagong
28
BAB IV
TEKNIS MEDIA DAN PRODUKSI
4.1 Pra Produksi
Sebelum memasuki pada tahap produksi pada media informasi, tahap yang harus
dilalui dalam pembuatan sebuah perancangan visualnya meliputi :
Sketsa
Pembuatan sketsa dan bentuk seperti apa yang akan dirancang, seperti tampilan visual
pada media informasi misalnya dari segi tipografi, layout, warna, ilustrasi maupun
format desain, secara manual yang kemudian diolah melalui teknis digital. Pengolahan Gambar
Pengolahan gambar meliputi pengolahan teknis gambar ilustrasi yang akan
ditampilkan. Kemudian pengolahan gambar secara keseluruhan meliputi penempatan
headline, dan tagline dalam tampilan gambar informasi. Penyelesaian Akhir
Setelah mendapatkan tampilan visual yang diinginkan, maka mulai dengan proses
29
4.2 Strategi Media
4.2.1 Media Utama
Media utama untuk menyampaikan informasi tokoh wayang Punokawan ini adalah
e-Book yang terdapat Ilustrasi tentang tokoh wayang Punokawan didalam e-Book
tersebut.
Gambar 4.1 Tampilan depan Buku, Sumber : Dokumen Pribadi
Media Utama : Buku elektronik Biografi Punakowan
Ukuran : 900 px x 600 px
Material : Media bergerak /Buku elektronik
30
4.2.2 Cover
Pada cover depan terdapat ilustrasi ke-empat Tokoh Wayang Punokawan yaitu
Semar, Gareng, Gareng, Petruk dengan latar belakang tekstur kertas berwarna coklat
dan latar belakang buku adalah balon blur warna-warni.
Gambar 4.2 Tampilan Cover Depan Buku, Sumber : Dokumen Pribadi
Judul Buku bertulisan “Biografi Punokawan” dengan font jawa Palsu karya Mas
Usup Jawa. Dan terdapat juga tulisan keterangan nama ilustrator. Dan untuk
31
4.2.3 Cover Belakang
Pada Cover belakang terdapat ilustrasi Tokoh Wayang Punokawan Semar dengan
latar belakang balon blur berwarna kuning keemasan.
32
4.2.4 Isi Halaman
Setelah cover buku terdapat halaman 1 yang berisi muka dari Tokoh Wayang
Punokawan Bagong dan pada halaman 2 berisi tentang daftar isi dari buku tersebut.
Gambar 4.4 Tampilan halaman daftar isi Buku, Sumber : Dokumen Pribadi
Pada halaman 3 terdapat kata pengantar yaitu tentang sejarah singkat wayang dan
pada halaman 4 adalah halaman yang menjelaskan tentang kisah tercipta atau lahirnya
33
Gambar 4.5 Tampilan halaman isi 3-4, Sumber : Dokumen Pribadi
Dihalaman ini ditampilkan ilustrasi tentang kisah kelahiran atau asal usul bagaimana
tokoh semar muncul. Yaitu dari seorang kesatria ganteng yang berubah wujud
menjadi jelek / buruk rupa karena serakah ingin menguasai khayangan.maka dia
diusir oleh bapaknya untuk turun kedunia menjadi pemomong kesatria dan Raja-raja.
Maka dia dinamai Semar. Dari asal kata samar – samar. Atau tidak jelas.
34
Gambar 4.6 Tampilan halaman isi 9-10, Sumber : Dokumen Pribadi
Pada halaman 9-10 ini ditampilkan ilustrasi tentang kisah dari punokawan gareng,
Dimana asal-usul munculnya tokoh tersebut adalah saat gareng yang dulu bernama
Bambang Sukadadi sedang bertarung dengan kesatria dari padepokan kembang sore
yang bernama Bambang pecrupanyukilan. Mereka bertarung untuk memperebutkan
siapa yang paling tangguh dan yang paling ganteng diantara mereka berdua, dan
konon pertarungan tersebut tidak ada yg kalah atau menang, Hingga datanglah semar
melerai mereka dan mereka berdua diangkat menjadi anak dengan nama Gareng dan
35
Gambar 4.7 Tampilan halaman isi 16-17, Sumber : Dokumen Pribadi
Pada halaman 16-17 ini ditampilkan ilustrasi tentang kisah dari punokawan petruk,
Dimana asal-usul munculnya tokoh tersebut adalah saat dimana petruk yg dulu
bernama Bambang Pecrupanyukilan sedang bertarung dengan kesatria dari
padepokan Bluluktiba yang bernama Bambang Sukadadi. Mereka bertarung untuk
memperebutkan siapa yang paling tangguh dan yang paling ganteng diantara mereka
berdua, dan konon pertarungan tersebut tidak ada yg kalah atau menang, Hingga
datanglah semar melerai mereka dan mereka berdua diangkat menjadi anak dengan
36
Gambar 4.8 Tampilan halaman isi 22-23, Sumber : Dokumen Pribadi
Untuk halaman 22-23 ini terdapat ilustrasi mengenai asal –usul munculnya
punokawan bagong yaitu, Dimana saat itu semar yang sedang kesepian memuja
bayangannya sendiri untuk dijadikan teman, Maka muncullah dari bayangan tersbut
sesosok yang menyerupai semar dengan badan bulat besar dan gemuk tetapi
rambutnya tidak kuncung melainkan di kuncir biasa, konon tokoh bagong ini
37
Gambar 4.9 Tampilan halaman terakhir Buku, Sumber : Dokumen Pribadi
Dan pada halaman terakhir sebelum halaman cover belakang terdapat halaman daftar
pustaka dan ilustrasi terakhir dari Tokoh Wayang Bagong tampak belakang. Halaman
38
4.3 Media Pendukung
Sebagai pendukung dari E-Book Punokawan ini, media pendukung yang digunakan
antara lain :
a. Facebook Fanpage
Gambar 4.10 Facebook Fanpage, Sumber: Dokumen Pribadi
Media facebook dipakai karena sebagai salah satu media pendistribusian e-Book
tokoh wayang Punokawan tersebut, dimana nantinya file akan diunggah ke facebook
tersebut yang nantinya dapat diunduh oleh pengguna yang bersangkutan. Alamat
39
b. Stiker
Gambar 4.11 media pendukung Stiker, Sumber : Dokumen Pribadi
Stiker dipilih sebagai pendukung karena stiker juga menarik untuk dijadikan salah
satu media pendukung, dapat ditempelkan dimana saja di tablet ataupun laptop juga
menarik untuk dilihat.
Media pendukung : Stiker
Ukuran : 18 x 10 cm
Material : Vinyl ( Stiker plastik )
40
d. Poster
Gambar 4.12 Media pendukung Poster, Sumber : Dokumen Pribadi
Media poster merupakan salah satu media yang sangat bermanfaat untuk menjadi
media pendukung, Dengan poster ini nantinya user dapat mengunduh sendiri di
https://www.facebook.com/biografipunokawan Disana akan dicantumkan beberapa
link unduhan yang nantinya user dapat mengunduh file asli poster tersebut dan bisa
diprint sendiri.
Media pendukung : Poster
Ukuran : A3
Material : Artpaper 260 Gr
41
e. Mug
Gambar 4.13 Media pendukung Gelas mug, Sumber : Dokumen Pribadi
Media pendukung selanjutnya adalah mug tempat minum, menarik untuk dilihat dan
dapat menjadi tempat minum kopi ataupun teh. Dalam mug tersebut terdapat ilustrasi
gambar ke-empat Tokoh Wayang Punokawan dan dicetak dengan teknologi khusus
jadi tidak akan mengelupas walaupun dipakai untuk tempat minum air panas
sekalipun.
Media pendukung : Gelas Mug
Ukuran : diameter 8 cm, Tinggi 9,5 cm
Material : Keramik
42
f. Jam dinding
Gambar 4.14 Media pendukung jam dinding, Sumber : Dokumen Pribadi
Jam dinding berfungsi sebagai media pendukung sejenis merchandise yang dapat dipajang
dimeja kerja ataupun ditempel pada dinding tembok, dalam jam tersebut terdapat ilustrasi
tokoh wayang punakawan bagong.
Media pendukung : Jam dinding
Ukuran : diameter 21 cm luar, dan 13.5 bagian dalam
Material : Plastik
43
g. Wallpaper
Gambar 4.15 Media pendukung wallpaper, Sumber : Dokumen Pribadi
Wallpaper merupakan media pendukung selanjutnya yang berfungsi sebagai
pengganti latar belakang laptop, Komputer, atau tablet yang digunakan.didalam
wallpaper ini terdapat ilustrasi ke-empat Tokoh Wayang Punokawan dengan nama
mereka masing-masing Yaitu Petruk, Semar, Bagong, Gareng .(dari kiri ke kanan)
Media pendukung : Wallpaper