• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI SMA NEGERI 12 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI SMA NEGERI 12 MEDAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

KELAS X PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI SM A NEGER I 12 M EDAN

Oleh:

Idaman Hosea Damanik NIM 4113131027

Program StudiPendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

Pengaruh Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dengan Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa

Kelas X Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di SMA Negeri 12 Medan

IDAMAN HOSEA DAMANIK (NIM 4113131027)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model TGT (Teams Games Tournament) dengan media Peta Konsep lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Konvensional dengan media Peta Konsep. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 8 kelas yang ada. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal yang telah teruji validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, distraktor, serta reliabilitas. Harga r11 yang diperoleh sebesar 0,778 dan

harga rtabel = 0,308. reliabilitas tes secara keseluruhan dapat dikatakan reliabel

dikarenakan rhitung> rtabel. Kelas Eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model Teams Games Tournament dengan menggunakan media Peta Konsep dan kelas Kontrol diberikan perlakuan menggunakan model Konvensional dengan menggunakan media Peta Konsep. Setelah dilakukan pretest dan posttest dan pengolahan data maka

Hitung post-test 3,01 untuk kelas kontrol serta nilai χ 2

Tabel sebesar 11,07. Karena χ2Hitung < χ

2

Tabel maka data berdistribusi normal. Pada uji homogenitas Fhitung

menunjukkan angka yang lebih kecil dari pada Ftabel, yaitu 1,02 ˂ 1,71 untuk nilai pretes,

1,17 ˂ 1,71 untuk nilai postes, dan 1,490 < 1,71 untuk gain sehingga data homogen. Gain hasil belajar di kelas Eksperimen 0,83 (83 %), gain hasil belajar di kelas Kontrol 0,77 (77 %). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis peningkatan hasil belajar siswa diperoleh harga thitung > ttabel α yaitu 3,370 > 1,667 dengan taraf signifikansi (α = 0,05) sehingga Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar menggunakan model Teams Games

Tournament dengan menggunakan media Peta Konsep lebih tinggi dibandingkan dengan

(4)

iv

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat

dan penyertaanNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis

sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan

waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran TGT (Teams Games

Tournament) dengan Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X

Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di SMA Negeri 12 Medan” disusun untuk

memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs.

Bajoka Nainggolan, M.S sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan

banyak ilmu dan saran untuk memperbaiki skripsi ini. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si selaku dosen

pembimbing akademik selama penulis menjalani perkuliahan di Unimed yang

telah banyak membantu penulis untuk menjalani perkuliahan dan banyak

memberikan saran untuk keberlangsungan perkuliahan penulis. Ucapan

terimakasih kepada Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, Bapak Dr. Marham

Sitorus, M.Si, dan Bapak Freddy Tua Musa Panggabean, S.Pd, M.Pd selaku dosen

penguji yang telah memberikan nasihat, saran, komentar dan perbaikan untuk

melengkapi skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada kepala

sekolah Bapak Drs. Jasmen Tampubolon, M.Si dan Ibu Farida, S.Pd selaku guru

di SMA N 12 Medan. Teristimewa lagi penulis sampaikan ucapan terimakasih

kepada kedua orangtua tercinta yang luar biasa, Ibunda Ramlah Nurlela

Pandiangan, terimakasih untuk jerih payahnya selama ini karena telah menjadi

orangtua terbaik yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada

penulis hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Juga penulis ucapkan terima

kasih kepada adikku Reimon Damanik, Frengki Damanik dan Amsal Damanik

yang telah memberikan semangat dan dukungan demi terselesaikannya studi

penulis. Tak lupa juga penulis menyampaikan terima kasih untuk teman terkasih

(5)

v

v

dalam penyelesaian skripsi ini. Buat sahabat saya Agus Muliaman, Kristedi Barus,

Dimas Ridho, Fenny Naibaho, Lenni Manik, Maristella Simarmata dan Domdom

Sitanggang tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih banyak buat dukungan

dan partisipasi yang kalian berikan. Begitu juga dengan teman-teman

seperjuangan kelas Kimia Dik A 2011, terimakasih untuk empat tahun ini untuk

partisipasi, dukungan dan motivasi selama penyelesaian skripsi ini, serta tidak

lupa juga buat teman PPL SMK BM Panca Jaya Galang 2011, atas dukungan yang

diberikan kepada saya dalam penyelesaian skripsi saya.

Penulis telah berupaya melengkapi skripsi ini dengan semaksimal

mungkin, tetapi saya berharap kritik dan saran dari pembaca untuk

menyempurnakan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini dapat berguna dan

memberikan banyak kontribusi untuk pengetahuan pembaca.

Medan, Juli 2015

Penulis

Idaman Hosea Damanik

(6)

vi

Bab II Tinjauan Pustaka 8

2.1. Pengertian Belajar 8

2.2. Hasil Belajar 9

2.3. Model Pembelajaran Kooperatif 10

2.4.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 12

2.4.1 Komponen – komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 15

2.5. Media Peta Konsep 18

2.6. Hidrokarbon 21

2.6.1. Kekhasan atom karbon 21

2.6.2. Pengelompokkan Senyawa Hidrokarbon 23

2.6.3. Tata Nama Senyawa Hidrokarbon 24

2.6.4. Sifat Senyawa Hidrokarbon 30

2.6.5. Isomer 33

(7)

vii

2.7. Hipotesis Penelitian 37

Bab III Metode Penelitian 38

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.2. Populasi dan Sampel 38

3.3. Variabel Penelitian 38

3.4. Instrumen Penelitian 39

3.5. Rancangan Penelitian 39

3.6. Prosedur Penelitian 40

3.7. Teknik Pengumpulan Data 42

3.8. Alat Pengumpul Data 42

3.8.1. Validitas Instrumen 43

3.8.2. Realibilitas Tes 44

3.8.3. Tingkat Kesukaran Soal 45

3.8.4. Daya Pembeda Soal 45

3.9. Teknik Analisis Data 46

3.9.1. Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku 46

3.9.2. Uji Normalitas 46

3.9.3. Uji Homogenitas 47

3.9.4. Uji Hipotesis 48

BAB IV Hasil dan Pmbahasan 49

4.1. Hasil Penelitian 49

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 49

4.1.1.1. Validitas Tes 49

4.1.1.2. Realibilitas Tes 49

4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Tes 50

4.1.1.4. Daya Beda Tes 50

4.1.1.5. Distruktor Tes 50

4.2. Analisa Data Hasil Penelitian 51

4.2.1. Hasil Belajar Siswa 51

4.2.2. Uji Normalitas 52

(8)

viii

4.2.4. Uji Hipotesis 54

4.2.5. Persen Peningkatan Hasil Belajar 55

4.2.6. Distribusi Persentase Peningkatan Hasil Belajar 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 58

5.2. Saran 58

Daftar Pustaka 59

(9)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Pertandingan model TGT 17

Gambar 2.2 Posisi atom C dalam rantai Karbon 22

Gambar 2.3 Pengelompokkan Hidrokarbon 23

Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Penelitian 41

Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Pretes dan Postes 52

Gambar 4.2 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Hasil Belajar Sampel 56

Gambar 4.3 Persentase Gain Kelas Eksperimen I 57

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif 13

Tabel 2.2. Skor Pengembangan Individu 18

Tabel 2.3. Langkah – Langkah dalam membuat peta konsep 20

Tabel 2.4. Rumus Umum Alkana, Alkena dan Alkuna 24

Tabel 2.5. Nama Akhir berdasarkan jenis ikatannya 24

Tabel 2.6. Deret Homolog 25

Tabel 2.7. Tata nama senyawa alkana rantai cincin 27

Tabel 2.8. Sifat Fisika beberapa senyawa alkana 31

Tabel 2.9. Hubungan antara molekul dan titik didih 32

Tabel 2.10. Sifat-sifat senyawa alkena 32

Tabel 2.11. Sifat fisika senyawa alkuna 33

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 40

Tabel 3.2. Interpretasi nilai r 44

Tabel 4.1. Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siswa 51

Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pre-tes, Post-tes dan Gain 53

Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Pre-tes, Post-tes dan Gain 54

Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis 54

Tabel 4.5. Persen Peningkatan Hasil Belajar 55

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus 61

Lampiran 2. RPP 64

Lampiran 3. Peta Konsep 84

Lampiran 4. Instrumen 87

Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen 95

Lampiran 6. Kisi – Kisi Instrumen Soal 96

Lampiran 7. Soal Turnamen 98

Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal Turnamen 104

Lampiran 9. Soal Instrumen setelah Validasi 110

Lampiran 10. Kunci Jawaban Instrumen setelah Validasi 115

Lampiran 11. Tabel Validasi 116

Lampiran 12. Perhitungan Validasi 117

Lampiran 13. Tabel Reabilitas 121

Lampiran 14. Peritungan Reabilitas 122

Lampiran 15. Tabel Tingkat Kesukaran 124

Lampiran 16. Perhitungan Tingkat Kesukaran 125

Lampiran 17. Tabel Daya Beda Soal yang Valid 126

Lampiran 18. Perhitungan Daya Beda 127

Lampiran 19. Tabel Distruktor 128

Lampiran 20. Perhitungan Distruktor 129

Lampiran 21. Perhitungan Rekapitulasi 130

Lampiran 22. Tabulasi Data Nilai Siswa 131

(12)

xi

Lampiran 24. Perhitungan Uji Normalitas 135

Lampiran 25. Perhitungan Uji Homogenitas 141

Lampiran 26. Pengujian Hipotesis 143

Lampiran 27. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 145

Lampiran 28. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 149

Lampiran 29. Tabel Nilai r- PRODUCT MOMENT 150

Lampiran 30. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2 ) 151

Lampiran 31. Tabel Nilai-Nilai dalam Distribusi-t 152

(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa SMA, khususnya jurusan

IPA. Mata pelajaran ini perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu

membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

dipersyaraktakan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta

mengembangkan ilmu dan teknologi. Pada hakekatnya, Ilmu kimia merupakan

pengetahuan yang berdasarkan pada fakta dan produk hasil penelitian yang dilakukan

oleh para ahli. Ilmu kimia tidaklah statis namun berkembang sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Demikian juga dengan dunia pendidikan yang terus mengalami perkembangan

dari tahun ke tahun. Hal ini disertai dengan adanya upaya peningkatan kualitas

pendidikan Indonesia. Diantaranya upaya tersebut adalah memperbaiki kurikulum,

metode pembelajaran, sistem penilaian serta sarana dan prasarana. Perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat mempunyai dampak luas dalam

bidang pendidikan. Dampak – dampak tersebut mendorong adanya pembaharuan

dalam bidang pendidikan diantaranya dengan pembaharuan kurikulum secara

berkesinambungan yaitu Kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984,

kurikulum 1994, kurikulum 2004 ( Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kurikulum

2006 yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) kemudian Kurikulum

2013, Namun seiring adanya kabinet baru di negara ini, kurikulum 2013 tidak

digunakan lagi dan sekarang kurikulum kembali ke kurikulum 2006 yaitu KTSP

walaupun saat ini masih ada sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 (Trianto,

2011).

Prinsip yang digunakan dalam KTSP adalah pembelajaran yang berpusat

pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta

lingkungannya. Pada KTSP ini, guru diberi kesempatan untuk mengembangkan dan

merencanakan kurikulum pendidikan sesuai dengan keadaan dan kondisi daerah

(14)

2

materi pembelajaran yang akan disampaikan dikelas sehingga pembelajaran menjadi

lebih kreatif, interaktif, menarik dan menyenangkan. Penggunaan model dan media

pembelajaran yang kreatif, interaktif dan menarik akan membantu siswa mencapai

tujuan pembelajaran.

Dalam KTSP, Kimia adalah salah satu mata pelajaran yang ada di kurikulum

SMA. Kimia diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak sedikit siswa

yang menganggap kimia sebagai ilmu yang kurang menarik. Hal ini disebabkan

kimia erat hubungannya dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang

membutuhkan penalaran ilmiah sehingga belajar kimia merupakan kegiatan mental

yang membutuhkan penalaran tinggi. Penyebab lain adalah bahwa ilmu kimia

meliputi 3 komponen yaitu makroskopis, mikroskopis dan simbolik (Johnstone,

2000). Sifat kimia yang makroskopis menyangkut fenomena yang dapat diamati

langsung dengan indra sedangkan sifat mikroskopis menggambarkan gejala-gejala

pada tingkat molekuler dan simbolik berkaitan dengan penggunaan

lambang-lambang, rumus kimia dan persamaan reaksi. Selain karena kompleksitas struktur

keilmuan dari ilmu kimia itu sendiri yang menyebabkan kimia sulit ( Gabel, 1999).

Khususnya pada materi kimia mengenai Hidrokarbon. Hidrokarbon adalah

salah satu materi kimia yang diajarkan di SMA kelas X semester genap.

Hidrokarbon memiliki karakteristik materi yang umumnya tidak disukai dan dirasa

sulit oleh para siswa. Karakteristik materi hidrokarbon adalah sebagai berikut : (1)

Materi hidrokarbon berisi fakta – fakta istilah yang jumlahnya banyak dan bervariasi

yang harus dihafalkan siswa, (2) Istilah-istilah dalam materi hidrokarbon umumnya

berupa nama-nama senyawa, sangat asing bagi siswa karena tidak ditemukan dalam

kehidupan sehari – hari, (3) Materi hidrokarbon merupakan materi yang padat

sehingga membutuhkan waktu yang lebih panjang dalam penyampaian materi di

dalam kelas. Karakteristik materi diatas dapat membuat siswa mengalami

kesulitan dalam mempelajari materi hidrokarbon. Hal ini dapat menambah rasa

jenuh pada siswa yang akhirnya timbulnya sikap antipati siswa , sehingga jam

belajar kimia menjadi saat yang membosankan, menjemukan, bahkan

menakutkan. Ini menjadi sutu masalah yang dihadapi siswa sehingga menjadi

(15)

3

dalam bertanya menjadikan siswa pasif didalam proses belajar sehingga proses

belajar mengajar terkesan monoton dan tidak menarik.

Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan salah seorang guru

kimia di SMA Negeri 12 Medan yang akan menjadi tempat penelitian saya yang

mengatakan dari 40 siswa 13,16% ada siswa yang tidak mau bertanya karena takut

salah, 8,56% ada siswa yang menyatakan tidak tahu apa yang mau ditanya, 6,26%

ada siswa yang menyatakan tidak mau bertanya karena khawatir ditertawakan

teman yang lain. Dari survei juga membuktikan bahwa tidak satupun siswa yang

mengatakan tidak mau bertanya karena sudah memahami materi yang diajarkan

secara keseluruhan. Terbukti, siswa yang ingin bertanya sebesar 2,63%

merupakan siswa yang hasil belajarnya baik. Selain itu, proses belajar mengajar

cenderung bersifat pasif sehingga hasil belajar pun tidak maksimal karena

kebanyakan guru kimianya masih menggunakan model pembelajaran

konvensional. Model pembelajaran ini lebih banyak berpusat pada guru

menyebabkan partisipasi siswa dalam belajar kimia rendah yang berdampak pada

hasil belajar yang rendah. Selain itu, guru masih jarang menggunakan media

pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran

Sikap siswa yang pasif saat proses pembelajaran menjadi salah satu faktor

penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar setiap

siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya secara

optimal. Namun, kenyataannya menunjukkan bahwa setiap siswa mempunyai

hasil yang berbeda-beda, tidak semua siswa rajin dan tidak semua mampu

melakukan penyesuaian diri dengan situasi mereka belajar. Ada siswa yang giat

belajar, ada siswa pura-pura belajar, dan ada pula siswa yang tidak mau belajar.

Hal ini sejalan dengan dikemukakan Suyanti (2008), “ Hasil-hasil harian ataupun sumatif siswa untuk pelajaran kimia masih rendah. Salah satu penyebabnya yaitu

sikap siswa yang pasif saat proses pembelajaran berlangsung”.

Terkait dengan hal tersebut, perlu diupayakan suatu bentuk pembelajaran

yang mampu mengaktifkan siswa dan penyajian materi kimia yang lebih menarik

(16)

4

pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan keaktifan siswa, aspek

ketarampilan sosial sekaligus aspek kognitif dan aspek sikap siswa adlah model

pembelajarn kooperatif. Pembelajaran kooperatif ini merujuk pada berbagai

macam metode pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari

materi pelajaran.

Salah satu metode mengajar yang menggunakan prinsip bekerja secara

kelompok adalah metode pembelajaran Teams Games Tournament ( TGT). Pada

pembelajaran Teams Games Tournament ( TGT ), siswa akan berkompetisi dalam

permainan sebagai wakil dari kelompoknya. Suasana belajar yang menyenangkan

dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar. Dalam

model TGT ini terdapat game yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih

menarik. Penggunaan game dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi

dan juga partisipasi siswa dalam semua ketrampilan. Game yang digunakan dalam

penelitian ini adalah destinasi. Permainan destinasi ini dapat memacu siswa untuk

berlomba-lomba dalam mencapai finish sehingga siswa akan belajar lebih giat

agar dapat memenangkan permainan. Pelaksanaan TGT dibagi menjadi lima tahap

pembelajaran yaitu penyajian kelas, belajar tim, permainan, pertandingan dan

penghargaan tim. Belajar sambil bermain tidak selalu berakibat buruk pada

prestasi belajar siswa karena penyajian materi melibatkan siswa aktif dalam

belajar dan bermain bersama kelompoknya sehingga memberikan konstribusi

pada peningkatan hasil belajar. Aktivitas belajar dengan permainan yang

dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT juga memungkinkan siswa

dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan rasa tanggung jawab,

kejujuran , kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar ( Azzahra, Nurul,

2011).

Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa diperlukan juga

media pembelajaran yang inovatif. Secara umum tujuan penggunaan media

pembelajaran adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau

(17)

5

penelitian ini adalah media peta konsep. Media peta konsep adalah ilustrasi grafis

konkret yang mengindikasikan sebagai sebuah konsep tunggal dihubungkan ke

konsep-konsep lain pada kategori yang sama (Martin, 1994). Pembuatan peta

konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tentang

bagaimana ide-ide penting.Materi Hidrokarbon yang memiliki banyak teori sangat

relevan menggunakan media peta konsep untuk mempermudah siswa memahami

konsep-konsep pada materi Hidrokarbon.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan suatu

penelitian dengan judul : “ Pengaruh Model Pembelajaran TGT (Teams Games

Tournament) dengan Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa

Kelas X Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di SMA Negeri 12 Medan.”

1.2 Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang diatas maka ruang lingkupnya adalah Pengaruh

Model Pembelajaran TGT ( Teams Games Tournament) dengan Media Peta

Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Pokok Bahasan Hidrokarbon

di SMA Negeri 12 Medan.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada metode pembelajaran yang diterapkan

oleh guru yang mempengaruhi hasil belajar siswa dan interaksi atau kerja sama

antara sesama siswa meliputi model pembelajaran TGT (Teams Games

Tournament) dengan media peta konsep pada pokok bahasan Hidrokarbon

terhadap siswa kelas X di SMA Negeri 12 Medan.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah ada pengaruh model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)

dengan media peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan

(18)

6

1.5Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

TGT (Teams Games Tournament) dengan media peta konsep terhadap hasil

belajar siswa kelas X pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X di SMA Negeri

12 Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi guru sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

melalui pengajaran dengan model pembelajaran TGT ( Teams Games

Tournament ) dengan media peta konsep.

2. Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar, melatih keterampilan,

bertanggung jawab pada setiap tugasnya, mengembangkan kemampuan

berpikir dan perpendapat positif dan memberikan bekal untuk dapat

bekerja sama dengan orang lain, baik dalam belajar maupun dalam

masyarakat.

3. Bagi peneliti yaitu sebagai bahan masukan dalam melaksanakan tugas

sebagai calon guru pada masa yang akan datang

(19)

7

1.7 Defenisi Operasional

1. Teams Games Tournaments (TGT) adalah salah satu metode dalam

pembelajaran model kooperatif yang mudah diterapkan melibatkan

aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan siswa

sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan serta penguatan.

Teams Games Tournaments ( TGT) merupakan tipe pembelajaran

kooperatif yang menggabungkan kegiatan kelompok dengan kompetensi

kelompok.

2. Peta Konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan sebagai

sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori

yang sama

3. Hasil belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

siswa yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan,

sikap dan kerampilan. Tinggi rendahnya skor belajar menunjukkan tinggi

rendahnya hasil belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah

peningkatan nilai dari pretest ke postest.

4. Pembelajaran Konvensional di SMA Negeri 12 Medan adalah

pembelajaran yang biasa dilakukan yaitu ceramah, diskusi dan

(20)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

diambil kesimpulan yaitu :

1. Peningkatan hasil belajar siswa dengan pembelajaran TGT ( Teams Games

Tournament ) lebih tinggi daripada rata-rata peningkatan hasil belajar siswa

yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.

2.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persentase peningkatan hasil belajar

siswa yang diajar dengan menggunakan model TGT ( Teams Games

Tournament ) dengan media peta konsep sebesar 77 % sedangkan model

pembelajaran konvensional dengan media peta konsep sebesar 65 %.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka penulis menyarankan hal-hal berikut

1. Adanya pengembangan dan tindak lanjut dalam pengembangan inovasi

pembelajaran kimia pada materi-materi kimia lainnya.

2. Bagi guru dan calon guru, menerapkan model pembelajaran TGT ( Teams

Games Tournament ) dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional

dan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, khususnya mata

pelajaran kimia.

3. Perlunya para guru dan calon guru memanfaatkan media pembelajaran

guna meningkatkan kreativitas dalam mendesain pembelajaran seperti

(21)

59

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S., (2009) , Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta

Arends, R.I., (1997), Classroom Instructional and Management, New York,

McGraw Hill Book Companies, Inc.

Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Brady, James E., (1986), Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid Dua, Bina

Rupa Aksara, Tangerang.

Dahar, S., (1989), Langkah-Langkah Menyusun Peta Konsep, Penerbit Rineka

Cipta, Jakarta

Dimyati dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta

Djamarah, S.B., Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi, Rineka

Cipta, Jakarta.

Erman, (2003), Strategi Pembelajaran Kontemporer, UPI, Jakarta

Gabel, (1999), Improving Teaching And Learning Trough Chemistry Education, a

look to the future

Isjoni., (2009), Cooperative Learning, Alfabeta, Bandung.

Ibrahim, M., (2011), Pembelajaran Kooperatif, University Press, Surabaya.

Johnstone, ( 2000), Concept Mapping in Problem Based Leraning, New York

Kardi, (1997), Pengajaran Langsung, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya

Lie, A., (2008), Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta

Martin, (1994), Human Resource Kompetensi Model Tren, Amara Books,

(22)

60

Nur, M., (2008), Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis

dalam Penngajaran, UNESA, Surabaya

Novita Lora, (2014), Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Students

Teams Achievement Division (STAD) dan Teams Games

Tournaments (TGT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada pokok

bahasan Tata Nama Senyawa Kimia Berbasis Power Point, Skripsi,

FMIPA, Unimed, Medan

Slameto, (2010), Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta,

Jakarta

Sardiaman, (2003), Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Silitonga, P.M., (2009), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA,

Unimed, Medan

Slavin, Robert E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan praktek

Terjemahan, Penerbit Nusa Media, Bandung.

Sudjana., (2005), Penelitian Hasil Proses Mengajar, PT Rosdakarya, Bandung.

Sugiharti, G., (2013), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, FMIPA Unimed, Medan

Suyanti, R., (2008), Srategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana,

Jakarta

Purba, Michael, (2006), Kimia untuk SMA Kelas X, Erlangga PT.Glora Aksara

Referensi

Dokumen terkait

ridho- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Kimia

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

BAB II MODEL PEMBELAJARAN Teams Games Tournament (TGT), PENGUASAAN KONSEP, BERPIKIR KRITIS DAN KONSEP SISTEM GERAK MANUSIA .... Model Pembelajaran

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN BERBANTUAN POWER POINT

Teams Games Tournament (TGT) dengan media Chemopoly game memberikan hasil prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik kelas VIII

Teams Games Tournament (TGT) dengan media Chemopoly game memberikan hasil prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Hasil penelitian ini menunjukkan hasil belajar siswa kelas XI Mia SMA Negeri 9 Makassar yang diajar dengan menggunakan Model pembelajaran Teams Games Tournament TGT dengan Media