• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Asupan Nutrisi Selama Kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Asupan Nutrisi Selama Kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

Pengetahuan Ibu Hamil tentang

Pentingnya Asupan Nutrisi Selama Kehamilan

di RSUP H. Adam Malik Medan

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

MELVITHA Y. C. SIAHAAN

090100025

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Pengetahuan Ibu Hamil tentang

Pentingnya Asupan Nutrisi Selama Kehamilan

di RSUP H. Adam Malik Medan

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

MELVITHA Y. C. SIAHAAN

090100025

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)
(4)

ABSTRAK

Asupan nutrisi selama kehamilan merupakan salah satu kunci keberhasilan kehamilan. Jika asupan nutrisi selama kehamilan tidak terpenuhi, plasenta akan kekurangan zat makanan sehingga akan mengurangi kemampuannya dalam mensintesis zat – zat yang dibutuhkan oleh janin. Salah satu faktor penting dalam pemenuhan nutrisi ibu hamil adalah pengetahuan ibu hamil tersebut tentang asupan nutrisi. Oleh karena itu, pengetahuan ibu hamil tentang asupan nutrisi sangat diperlukan untuk keberhasilan kehamilan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang asupan nutrisi selama kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 55 orang.

Hasil yang didapatkan pada pengetahuan responden tentang asupan nutrisi selama kehamilan didapatkan 50,9% responden berpengetahuan kurang, 47,3% responden berpengetahuan cukup, dan 1,8% responden berpengetahuan baik. Hasil penelitian sesuai dengan teori dimana pendidikan dan pekerjaan berpengaruh pada pengetahuan.

Hasil yang didapatkan menunjukkan masih banyak ibu hamil yang berpengetahuan rendah. Oleh karena itu, tenaga kesehatan diharapkan dapat member informasi yang jelas kepada ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya.

(5)

ABSTRACT

Intake of nutrients during pregnancy is one of the keys that leads to successful pregnancy. If nutritional intake during pregnancy is not sufficient, it will lead to lack nutrients in placenta and thus will reduce the ability to synthesize substances which needed by the fetus. One important factor in the nutrition during pregnancy is the knowledge about it. Therefore, the knowledge of pregnant women about nutrition is really important for healthy pregnancy.

The purpose of this study was to determine the knowledge of pregnant women regarding nutrition during pregnancy at H. Adam Malik Hospital in Medan. This is a descriptive study with cross-sectional design. The number of samples in this study were 55 people.

The result about knowledge of nutrients during pregnancy shows that 50.9% respondents have low knowledge, 47.3% respondents knowledgeable enough, and 1.8% respondents have good knowledge. The result of this study fit the theory that education and work have influence to knowledge.

From the results obtained in this study, it is known that there are still many women who have low knowledge. Therefore, the health workers are expected to provide clear information to pregnant women who visits the hospital for their prenatal care.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini yang berjudul “Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Asupan Nutrisi Selama Kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan”. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedoteran Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp. PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Sarah Dina, Sp. OG (K) selaku dosen pembimbing penulis, yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.

3. dr. Juliandi Harahap selaku dosen penguji I serta dr. Yetty Machrina, M. Kes selaku dosen penguji II yang telah bersedia menguji, memberikan masukan, dan saran kepada penulis.

4. Bachtiar Siahaan dan Delima Nainggolan selaku orang tua penulis dan Virga Firdaus S., Sintong Valentino S., dan Bellito Carlo Ponti S. selaku saudara kandung penulis yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. Dosen - dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas (IKM / IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 6. Komisi Etik dan Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara yang telah menyetujui pelaksanaan penelitian ini.

(7)

8. Ketua dan seluruh staf di Poliklinik Ibu Hamil Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan atas dukungan, semangat, dan bantuan dalam pengumpulan data penelitian ini.

9. Teman – teman satu bimbingan dengan penulis, Qarina Hasyala Putri dan Tarina Thiagarajan serta teman – teman yang selalu mendukung penuh dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah ini Ria Melati Sari S., Habibah Novitasari L., Indah Juliana H., Nina Kirana H., dan Venny Ria Pratiwi.

10.Pihak lain yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan pendidikan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Demikian ucapan terima kasih ini disampaikan. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak, dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, 6 Desember 2012 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Gambar ... ix

Daftar Tabel ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan ... 4

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan... 5

2.2. Kehamilan 2.2.1. Pengertian Kehamilan ... 6

2.2.2. Tahap-tahap Tumbuh-Kembang Janin ... 6

2.2.3. Perubahan Fisiologis selama Kehamilan yang berhubungan dengan Asupan Nutrisi ... 9

2.3. Gizi Ibu Hamil 2.3.1. Pengertian Gizi ... 12

(9)

2.3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil ... 18

2.3.4. Asupan yang perlu dihindari selama kehamilan ... 19

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 22

3.2. Definisi Operasional ... 22

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ... 24

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian ... 24

4.2.2. Tempat Penelitian ... 24

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi ... 24

4.3.2. Sampel ... 24

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 25

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 27

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 28

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden 5.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 28

5.2.2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 29

5.2.3. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Status Bekerja .. 29

5.2.4. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kehamilan ... 30

5.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan Asupan Nutrisi Selama Kehamilan ... 30

(10)

5.3.2. Deskripsi Karakteristik Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 34 5.3.3. Deskripsi Karakteristik Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan Status Bekerja ... 34 5.3.4. Deskripsi Karakteristik Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan Jumlah Kehamilan ... 35 5.4. Pembahasan ... 35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan... 38 6.2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 40

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Gambar Pertumbuhan dan Perkembangan Janin 8 2.2 Mekanisme Terhambatnya Pertumbuhan Janin pada

Gangguan Gizi Ibu

13

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Tabel Kenaikan Berat Badan Berdasarkan BMI 10 2.2. Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil 17 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner 26 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 28

5.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang

Pendidikan 29

5.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Status

Bekerja 29

5.4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah

Kehamilan 30

5.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Asupan Nutrisi Selama

Kehamilan 30

5.6. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Asupan Nutrisi

Selama Kehamilan 33

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Lampiran 2

Lembar Penjelasan Lembar Persetujuan

Lampiran 3

Kuesioner Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Asupan Nutrisi Selama Kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan

Lampiran 4 Validitas Lampiran 5 Reabilitas

Lampiran 6 Riwayat Hidup Peneliti Lampiran 7 Ethical Clearance

(14)

ABSTRAK

Asupan nutrisi selama kehamilan merupakan salah satu kunci keberhasilan kehamilan. Jika asupan nutrisi selama kehamilan tidak terpenuhi, plasenta akan kekurangan zat makanan sehingga akan mengurangi kemampuannya dalam mensintesis zat – zat yang dibutuhkan oleh janin. Salah satu faktor penting dalam pemenuhan nutrisi ibu hamil adalah pengetahuan ibu hamil tersebut tentang asupan nutrisi. Oleh karena itu, pengetahuan ibu hamil tentang asupan nutrisi sangat diperlukan untuk keberhasilan kehamilan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang asupan nutrisi selama kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 55 orang.

Hasil yang didapatkan pada pengetahuan responden tentang asupan nutrisi selama kehamilan didapatkan 50,9% responden berpengetahuan kurang, 47,3% responden berpengetahuan cukup, dan 1,8% responden berpengetahuan baik. Hasil penelitian sesuai dengan teori dimana pendidikan dan pekerjaan berpengaruh pada pengetahuan.

Hasil yang didapatkan menunjukkan masih banyak ibu hamil yang berpengetahuan rendah. Oleh karena itu, tenaga kesehatan diharapkan dapat member informasi yang jelas kepada ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya.

(15)

ABSTRACT

Intake of nutrients during pregnancy is one of the keys that leads to successful pregnancy. If nutritional intake during pregnancy is not sufficient, it will lead to lack nutrients in placenta and thus will reduce the ability to synthesize substances which needed by the fetus. One important factor in the nutrition during pregnancy is the knowledge about it. Therefore, the knowledge of pregnant women about nutrition is really important for healthy pregnancy.

The purpose of this study was to determine the knowledge of pregnant women regarding nutrition during pregnancy at H. Adam Malik Hospital in Medan. This is a descriptive study with cross-sectional design. The number of samples in this study were 55 people.

The result about knowledge of nutrients during pregnancy shows that 50.9% respondents have low knowledge, 47.3% respondents knowledgeable enough, and 1.8% respondents have good knowledge. The result of this study fit the theory that education and work have influence to knowledge.

From the results obtained in this study, it is known that there are still many women who have low knowledge. Therefore, the health workers are expected to provide clear information to pregnant women who visits the hospital for their prenatal care.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan adalah masa terpenting untuk pertumbuhan janin. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu kehamilan adalah gizi. Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Status gizi pada trimester pertama akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio pada masa perkembangan dan pembentukan organ – organ tubuh (organogenesis). Pada trimester II dan III kebutuhan janin terhadap zat – zat gizi semakin meningkat. Jika tidak terpenuhi, plasenta akan kekurangan zat makanan sehingga akan mengurangi kemampuannya dalam mensintesis zat-zat yang dibutuhkan oleh janin (Pratamawati, 2011).

Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu kemungkinan luaran bayi pada ibu dengan nutrisi yang tidak adekuat. Bayi dengan BBLR tidak jarang diikuti dengan berbagai komplikasi, sehingga dapat berakibat kematian.Frekuensi BBLR di negara maju berkisar antara 3,6 – 10,8%, di negara berkembang berkisar antara 10 – 43%. Rasio antara negara maju dan negara berkembang adalah 1 : 4 (Mochtar, 1998 dalam Rizka A, 2011). Di Indonesia, berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, angka kematian neonatal sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR, yaitu sebanyak 29% (Purwanto, 2009). Di Medan, diperoleh angka kematian bayi dikarenakan BBLR sebanyak 311 jiwa (Dinas Kesehatan Sumatera Utara, 2008 dalam Hidayah, 2011).

(17)

2010). Rendahnya status gizi ibu hamil dapat disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini didapat setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Perilaku yang didasarkan pengetahuan akan bertahan lebih lama dibandingkan yang tidak didasarkan pengetahuan. Pengetahuan dapat memicu kesadaran untuk mengubah perilaku (Notoadmodjo, 2007 dalam Hayati MP, 2012).

Pemenuhan nutrisi ibu hamil tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, sehingga diperlukan pengetahuan dan kesadaran pentingnya nutrisi agar perilaku asupan nutrisi yang adekuat dapat bertahan selama kehamilan.

Penelitian tentang pengetahuan nutrisi sebelumnya pernah dilakukan. Hasil penelitian tentang pengetahuan ibu hamil di berbagai tempat, antara lain : di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan (Sero C, 2008) didapatkan 34,7% responden memiliki pengetahuan rendah, dan di Puskesmas Colomadu II Karanganyar Surakarta (Retnaningsih, 2010) didapatkan 20% responden berpengetahuan rendah.

Dari penelitian sebelumnya, masih banyak ibu hamil yang memiliki pengetahuan rendah tentang nutrisi. Hal ini yang menyebabkan peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang asupan nutrisi di Medan, khususnya di Poliklinik Ibu Hamil Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya asupan nutrisi selama kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP. H. Adam Malik Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

- Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukan dalam penerapan perawatan antenatal, khususnya dalam konsultasi asupan gizi - Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk

meningkatkan wawasan dan pengalaman, serta sebagai penerapan ilmu kedokteran sehubungan status gizi dalam kehamilan.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Defenisi Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Tingkat pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu: 1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang lain tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

(20)

lain. Kemampuan analisis dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Kemapuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dinamakan sintesis. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, seperti dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan masalah yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2003) , pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun dari orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b. Pendidikan

(21)

c Keyakinan

Keyakinan diperoleh secara turun-menurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. d. Fasilitas

Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain.

e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Akan tetapi, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.

f. Kebudayaan

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.2. Kehamilan

2.2.1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan terjadi karena adanya pembuahan atau konsepsi. Hasil konsepsi ini nantinya akan membelah dan bergerak menuju kavum uteri (rahim). Sesampainya di kavum uteri, hasil konsepsi akan menembus endometrium dan masuk ke dalamnya. Masuknya hasil konsepsi ke dalam endometrium ini disebut dengan nidasi. Yang disebut dengan kehamilan adalah bila nidasi telah terjadi. (Wiknjosastro et al, 2005)

2.2.2. Tahap-tahap Tumbuh-Kembang Janin Kehidupan dalam rahim dibagi menjadi tiga tahap: 1. Tahap Implantasi (saat pembuahan - 2 minggu)

(22)

Nidasi pada umumnya terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat fundus uteri (Wiknjosastro et al, 2005).

2. Tahap Embrio (2-8 minggu sesudah pembuahan)

Sesudah 2 minggu, zigot berubah menjadi embrio. Fase embrio ditandai dengan terjadinya diferensiasi sel. Perkembangan janin akan terganggu secara permanen bila pada saat ini terjadi infeksi atau penggunaan obat-obatan tertentu (Almatsier et al, 2011).

Pembelahan sel pada tahap embrio relatif lebih cepat dari periode lainnya, sehingga memerlukan oksigen dan zat gizi yang tinggi. Jika terjadi kekurangan gizi atau terjadi penurunan kadar oksigen pada tahap ini dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan yang permanen (Rosso, 1990 dalam Lubis Z, 2011).

3. Tahap Janin

Tujuh bulan berikutnya merupakan tahap janin. Tiap organ tubuh janin tumbuh menjadi sempurna. Pertumbuhan terjadi dengan pesat dari kurang lebih 6,0 gram pada bulan ketiga menjadi 3,0-3,5 kg pada waktu lahir. Pertumbuhan masing-masing organ terjadi dengan kecepatan berbeda. Agar pembelahan dan jumlah sel suatu organ terpenuhi, seorang ibu harus senantiasa menjaga keadaan gizi dan kesehatannya. (Almatsier et al, 2011)

Pertumbuhan dan perkembangan janin dapat juga dibagi berdasarkan trimester 1. Trimester I (0-12 minggu)

(23)

IUGR (Intrauterine Growth Restriction), namun mungkin menyebabkan efek teratogenik. (Strauss et al, 1998)

2. Trimester II (12-28 minggu)

Pada awal trimester II berat janin kurang lebih mencapai 30 gram. Pada saat ini, lengan, tangan, kaki, jari, dan telinga telah terbentuk. Janin mulai membentuk lekuk-lekuk pada rahang untuk mempersiapkan penempatan gigi. Denyut jantungnya sudah dapat dideteksi dengan stetoskop (Almatsier et al, 2011). Richard dan William melaporkan bahwa pertambahan berat badan yang rendah pada trimester II menunjukkan peningkatan resiko terjadinya IUGR. IUGR adalah faktor resiko lahirnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). (Strauss et al, 1998)

Sumber : http://www.environment.ucla.edu/reportcard/article.asp?parentid=1700

(24)

3. Trimester III (28-40 minggu)

Pada awal trimester III berat janin kurang lebih mencapai 1 kg. Pada masa kehamilan 36-40 minggu, berat bayi biasanya mencapai 2500-3500 gram dengan panjang 45-50 cm (Almatsier et al, 2011). Richard dan William melaporkan bahwa pertambahan berat badan yang rendah pada trimester III juga menunjukkan peningkatan resiko terjadinya IUGR (Strauss et al, 1998).

2.2.3. Perubahan Fisiologis selama Kehamilan yang berhubungan dengan Asupan Nutrisi

1. Metabolisme dalam kehamilan

Angka metabolisme basal (Basal Metabolic Rate) adalah energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi fisiologis normal pada saat istirahat (Kuntarti, 2006). Pada ibu hamil, angka metabolisme basal (AMB) meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada akhir kehamilan (Guyton et al, 1997). Ibu hamil membutuhkan energi yang lebih banyak karena metabolismenya meningkat.

(25)

Tabel 2.1. Tabel kenaikan berat badan berdasarkan BMI Obesitas (BMI>29) 6,0 kg

Hamil kembar 15,9-20,4 kg Triplets/multiplets >22,7 kg

Sumber: Departemen Nutrisi Universitas Sumatera Utara, 2007

2. Volume dan Komposisi Darah

Volume darah ibu sesaat sebelum hamil aterm kira-kira 30% di atas normal. Peningkatan ini terutama terjadi selama akhir kehamilan. Penyebabnya terutama adalah faktor hormonal, karena aldosteron dan esterogen menyebabkan retensi cairan, serta sumsum tulang yang aktif menghasilkan sel-sel darah merah tambahan (Guyton et al, 1997).

(26)

prematur (Scholl et al, 1994). Oleh karena itu, asupan nutrisi yang berkaitan dengan produksi sel darah pada ibu hamil sangat penting.

3. Sistem urinarius

Pada kehamilan terjadi peningkatan penyaringan glomerulus (glomerulus filtration rate) sampai 69%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan sirkulasi darah di ginjal selama kehamilan (Wiknjosastro et al, 2005). Selain itu, peningkatan penyaringan glomerulus ginjal mungkin juga disebabkan karena menurunnya tekanan osmotik. Penurunan tekanan osmotik terjadi karena adanya penurunan albumin serum selama kehamilan (Almatsier et al, 2011). Peningkatan penyaringan glomerulus ini memperberat kerja tubulus ginjal dalam penyerapan nutrisi, sehingga pada kehamilan normal dapat terjadi kehilangan glukosa dan protein dalam urin (Ciliberto et al, 1998). Oleh karena itu, asupan nutrisi pada ibu hamil harus adekuat sehingga tidak terjadi kekurangan energi dan protein.

4. Sistem pencernaan

(27)

2.3. Gizi Ibu Hamil 2.3.1. Pengertian Gizi

Zat gizi adalah bahan kimia yang terdapat dalam bahan pangan dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan energi, membangun, dan memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan. Zat gizi dibagi dalam tiga kelompok menurut fungsinya dalam tubuh, yaitu:

a. Zat energi, berupa karbohidrat, lemak, dan protein b. Zat pembangun, berupa protein, mineral, dan air c. Zat pengatur, berupa protein, mineral, air, dan vitamin

(Almatsier et al, 2011)

Zat gizi juga dapat dibagi dalam zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein (Almatsier et al, 2011). Satu gram karbohidrat atau protein menghasilkan 4,1 kkal energi, sedangkan satu gram lemak menghasilkan 9,3 kkal energi (Kuntarti, 2006). Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII (2004) menganjurkan perbandingan komposisi energi berasal dari karbohidrat, protein, dan lemak secara berurutan adalah 50-60%, 10-20%, dan 20-30%.

Zat gizi mikro terdiri dari vitamin, mineral, dan air. Vitamin dan mineral berperan dalam berbagai reaksi biokimia dalam tubuh. Air berperan sebagai pelarut dan pelumas dalam tubuh, dan sebagai alat transport zat-zat gizi serta sisa-sisa pencernaan dan metabolisme (Almatsier et al, 2011).

2.3.2. Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil

(28)

Gangguan gizi ibu

Penambahan volume darah berkurang

Peningkatan curah jantung (cardiac output) kurang

Aliran darah ke plasenta berkurang

Ukuran plasenta berkurang Aliran zat gizi berkurang

Pertumbuhan janin terhambat

Gambar 2.2. Mekanisme terhambatnya pertumbuhan janin pada gangguan gizi ibu

Hal-hal yang harus dipertimbangkan selama kehamilan antara lain: 1. Energi

Kebutuhan energi pada ibu hamil dipengaruhi oleh angka metabolisme basal (AMB) dan aktivitas fisik. Penambahan energi ini hendaknya dilakukan dengan penambahan makanan padat gizi, seperti makanan dari padi-padian, ikan, telur, susu, dan lain-lain (Almatsier et al, 2011). Godfrey dkk melaporkan bahwa asupan karbohidrat yang berlebihan pada awal kehamilan berhubungan dengan rendahnya berat plasenta dan berat badan kelahiran (Godfrey et al, 1995).

2. Protein

(29)

yang kurang pada akhir kehamilan berhubungan dengan rendahnya berat plasenta dan berat badan kelahiran (Godfrey et al, 1995).

3. Zat gizi yang berkaitan dengan metabolisme energi dan protein

Zat gizi yang dimaksudkan di sini adalah vitamin-vitamin B, yaitu tiamin (B1), riboflavin (B2), niasin (B3), dan piridoksin (B6). Angka

kecukupan gizi untuk vitamin ini dapat dilihat dalam tabel 2.2. Makanan yang kaya akan vitamin ini contohnya daging, kacang-kacangan, serealia, dan lain-lain (Almatsier et al, 2011).

4. Zat gizi berkaitan dengan produksi darah dan pertumbuhan sel

Semua zat gizi berperan dalam proses ini, namun kebutuhan akan asam folat (vitamin B11), kobalamin (vitamin B12), besi, dan seng memerlukan perhatian secara khusus karena memiliki peran penting dalam sintesis DNA, RNA, dan sel-sel baru.

Kebutuhan asam folat meningkat sebanyak 50%. Di samping asupan makanan kaya folat, ibu hamil juga dianjurkan untuk makan suplemen folat. Makanan kaya folat adalah buah, sayuran hijau, dan serealia tumbuk (Almatsier et al, 2011). Mukherjee mengatakan bahwa asupan asam folat mengganggu absorpsi seng, namun dari hasil penelitian Tamura dkk tidak ditemukan efek negatif asupan asam folat (Tamura et al, 1992). Theresa dkk melaporkan kurangnya asupan folat selama kehamilan dapat meningkatkan resiko kurangnya pertambahan berat badan kehamilan, bayi prematur, dan BBLR (Scholl et al, 1996).

(30)

Kebutuhan besi pada ibu hamil meningkat untuk pembentukan darah dan untuk janin sebagai simpanan. Janin memerlukan simpanan besi 4-6 bulan sesudah kelahiran karena selama itu bayi hanya mendapat asupan ASI yang miskin besi. Sumber besi adalah makanan hewani seperti hati, daging, ayan, ikan, dan telur. Makanan nabati juga merupakan sumber besi, namun kuantitasnya lebih rendah, contohnya serealia, kacang-kacangan, dan sayuran hijau. Di Indonesia, banyak wanita yang sebelum hamil sering kekurangan besi. Oleh karena itu, selain asupan makanan kaya besi, boleh ditambah dengan suplemen besi (Almatsier et al, 2011).

Seng dibutuhkan selama kehamilan untuk pembentukan protein dan pengembangan sel. Makanan sumber seng adalah hati, susu, kacang-kacangan, kerang, tiram, dan lain-lain. Pada umumnya ibu hamil tidak membutuhkan suplemen seng. Suplemen seng dianjurkan bagi ibu hamil yang mendapat suplemen besi, karena besi dapat mengganggu absorpsi dan penggunaan seng (Almatsier et al, 2011). Yasmin dan Robert melaporkan ibu hamil yang mengkonsumsi seng mempunyai berat badan bayi lahir yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi seng, namun hal ini tidak berlaku untuk wanita dengan BMI>26 (Neggers et al, 2003).

5. Zat gizi untuk pertumbuhan tulang

(31)

Magnesium secara umum berfungsi dalam menguatkan tulang dan gigi. Magnesium banyak terdapat dalam sayuran hijau, serealia, ikan, telur, dan kacang-kacangan. Kebutuhan vitamin D juga meningkat selama kehamilan. Vitamin D dapat dibentuk di bawah kulit dengan bantuan sinar ultraviolet dari matahari. Pada tabel 2.2 dituliskan bahwa ibu hamil tidak perlu menambah asupan vitamin D selama kehamilan. Hal ini disebabkan karena Indonesia adalah negara tropis, sehingga diperkirakan tidak kekurangan sinar matahari untuk pembentukan vitamin D. Selain itu, susu bubuk pun biasanya difortifikasi dengan vitamin D. (Almatsier et al, 2011). Asupan seng, kalsium, dan magnesium dapat mencegah BBLR, lahir prematur, dan hipertensi (Ramakrishnan et al, 1998).

6. Zat gizi lain

Kebutuhan vitamin A, vitamin C, yodium, selenium, dan mangan meningkat selama kehamilan. Vitamin A berperan dalam penglihatan, sistem imun, dan diferensiasi sel. Sumber vitamin A adalah makanan hewani berupa hati, lemak hewan, susu, mentega, kuning telur, serta makanan nabati dalam bentuk pro vitamin A (karoten) berupa sayuran serta buah-buahan (Almatsier et al, 2011).

Kebutuhan vitamin C meningkat selama kehamilan. Fungsi utama vitamin C dalam tubuh adalah membantu penyerapan zat besi, menjaga kondisi tulang, gigi, dan darah, serta bekerja sama dengan vitamin E dan beta karoten untuk melawan radikal bebas. Sumber vitamin C adalah sayuran hijau dan buah-buahan seperti jeruk, nenas, mangga, dan lain-lain (Almatsier et al, 2011). Kekurangan vitamin C merupakan salah satu faktor resiko kelahiran prematur (Ramakrishnan et al, 1998).

(32)

yang difortifikasi dengan yodium. Selain itu, yodium banyak terdapat pada ikan, udang, kerang, ganggang laut, dan lain-lain (Almatsier et al, 2011). Kekurangan yodium dapat berakibat keguguran, retardasi mental dan kretinisme (Ramakrishnan et al, 1998).

Selenium dalam tubuh bekerja sama dengan enzim glutation peroksidase sebagai antioksidan yang mencegah pembentukan radikal bebas. Selain itu, selenium juga bekerja sama dengan enzim yang merubah hormon tiroid menjadi bentuk aktifnya. Selenium terdapat pada makanan hasil laut, daging, hati, dan lain-lain. Mangan berfungsi sebagai kofaktor enzim dalam metabolisme karbohidrat, metabolisme lipid, membantu sintesis ureum, dan pembetukan jaringan ikat dan tulang. Sumber mangan adalah makanan nabati, seperti kacang-kacangan, sayuran, serealia, dan lain-lain (Almatsier et al, 2011).

Tabel 2.2. Angka kecukupan gizi ibu hamil

(33)

2.3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil 1. Umur

Hamil pada usia yang lebih muda memerlukan energi yang lebih banyak. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 2.3.

2. Gizi ibu sebelum hamil

Gizi ibu sebelum hamil dapat dilihat dari index massa tubuhnya. Pada tabel 2.2 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan kenaikan berat badan yang diharapkan pada index massa tubuh yang berbeda (Path et al, 2004 dalam Sitompul MT, 2012).

3. Jarak hamil

Jarak antara dua kelahiran kurang dari setahun merupakan resiko untuk melahirkan bayi dengan BBLR atau bayi lahir sebelum waktunya. (Almatsier et al, 2011)

4. Status kesehatan ibu hamil

Ibu hamil yang sakit memerlukan perhatian gizi yang lebih dibandingkan ibu hamil yang sehat. Picone dkk melaporkan stres dan kecemasan yang dialami wanita 6 bulan sebelum kehamilan atau saat kehamilan dapat meningkatkan resiko berbagai komplikasi, salah satunya adalah BBLR. Hal ini diduga karena stres dan cemas meningkatkan pelepasan hormon yang merangsang metabolisme, sehingga kebutuhan energi meningkat (Picone et al, 1982). 5. Pengetahuan ibu hamil tentang gizi beserta makanannya

Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan tentang gizi akan lebih

memperhatikan makanannya dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak berpengetahuan gizi. Perilaku sadar gizi ibu hamil juga lebih bertahan lama bila didasari pengetahuan dibandingkan yang tidak (Path et al, 2004 dalam Sitompul MT, 2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ini adalah umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi yang diterima oleh seseorang (Notoadmodjo, 2003)

6. Keadaan sosial ekonomi

(34)

pengetahuan. Pengaruhnya tampak pada lebih besarnya kemungkinan kematian ibu saat melahirkan atau kematian bayi sewaktu dilahirkan, atau bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). (Almatsier et al, 2011)

7. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan dikaitkan dengan kebersihan, kenyamanan dan suhu lingkungan. Suhu lingkungan yang rendah akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang memicu peningkatan metabolisme tubuh, sehingga butuh energi yang lebih besar. Selain itu, dukungan dari orang terdekat dan lingkungan yang nyaman dapat mencegah stres selama kehamilan (Path et al, 2004 dalam Sitompul MT, 2012).

8. Aktivitas

Semakin banyak aktivitas yang dilakukan ibu hamil semakin besar energi yang diperlukan.

9. Kebiasaan dan pandangan wanita

Pada umumnya wanita lebih memberi perhatian khusus kepada kepala keluarga dan anak-anaknya dibandingkan dirinya sendiri. Pandangan ini pada ibu hamil dapat menyebabkan ibu hamil kurang gizi karena kurang memperhatikan gizi dirinya sendiri. Ada juga ibu hamil yang berpendapat bahwa makanan yang dikonsumsinya harus dua kali lipat dibandingkan biasanya karena sedang mengandung. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang lebih besar dibandingkan yang seharusnya (Path et al, 2004 dalam Sitompul MT, 2012).

2.3.4. Asupan yang perlu dihindari selama kehamilan 1. Alkohol

(35)

syndrome (FAS). Mekanismenya mungkin karena alkohol masuk ke dalam plasenta dan menumpul dalam jumlah tinggi dalam janin. Pendapat lain mengatakan peminum alkohol sering tidak mempunyai nafsu makan sehingga kekurangan gizi selama kehamilannya (Almatsier et al, 2011).

2. Merokok

Ibu hamil yang merokok sering menghasilkan janin yang mengalami hambatan pertumbuhan. Resiko BBLR pada ibu hamil yang merokok hampir dua kali lipat daripada ibu hamil yang tidak merokok. Selain itu, pengaruh lainnya dapat berupa lahir prematur dan keguguran (Almatsier et al, 2011). Wanita yang merokok beresiko berat badan sebelum hamil rendah, pertambahan berat badan selama hamil rendah, dan BBLR. Hal ini mungkin karena merokok merangsang simpatis, sehingga meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, metabolisme dan lipolisis, sehingga menyebabkan kebutuhan energi wanita yang merokok lebih besar dari wanita yang tidak merokok. Picone dkk melaporkan bahwa ibu hamil yang merokok dan stres memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya Intrauterine Growth Restriction atau IUGR (Picone et al, 1982).

3. Kafein

Anjuran untuk mengurangi atau tidak mengkonsumsi kafein selama hamil masih merupakan hal yang kontroversial. Penelitian epidemiologis pada ibu hamil yang banyak mengkonsumsi kafein menunjukkan kemungkinan bayi lahir dengan BBLR dan keguguran. Dianjurkan agar ibu hamil membatasi minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, cola, dan minuman ringan lainnya (Almatsier et al, 2011).

4. Junk food dan makanan tinggi kalori lainnya

(36)

5. Makanan mentah atau setengah matang

Makanan seperti ini dapat mengandung bakteri, diantaranya E. coli, salmonella, dan toksoplasma. (Siswosuharjo et al, 2010)

6. Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan dalam kehamilan didasari oleh penggolongan obat berdasarkan FDA, beserta kontraindikasi obat. Penggolongan obat berdasarkan FDA yaitu:

- Kategori A: Penelitian terkontrol menunjukkan tidak ada resiko. Penelitian terkontrol dan memadai pada wanita hamil tidak menunjukkan adanya resiko pada janin

- Kategori B: Tidak ada bukti resiko pada manusia. Penelitian pada hewan menunjukkan adanya resiko tetapi penelitian pada manusia tidak, atau penelitian pada hewan menunjukkan tidak ada resiko tetapi penelitian pada manusia belum memadai.

- Kategori C: Resiko tidak dapat dikesampingkan. Penelitian pada manusia tidak memadai, penelitian pada hewan menunjukkan resiko atau tidak memadai.

- Kategori D: Resiko pada janin terbukti positif

(37)

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional 1. Definisi

- Nutrisi atau gizi adalah bahan kimia yang terdapat dalam bahan pangan dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan energi, membangun, dan memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan.

- Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.

2. Alat ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Terdapat 30 pertanyaan dalam kuesioner.

3. Cara ukur

Dilakukan penilaian terhadap kuesioner, dengan cara: - Jawaban benar diberikan nilai 1

- Jawaban salah diberikan nilai 0

4. Hasil Ukur

- Pengetahuan baik : Apabila responden mendapat skor 76%-100% (jumlah jawaban benar 23-30 pertanyaan)

- Pengetahuan cukup : Apabila responden mendapat skor 60%-75% (jumlah jawaban benar 18-22 pertanyaan)

- Pengetahuan kurang : Apabila responden mendapat skor <60% (jumlah jawaban benar kurang dari 18 pertanyaan)

(Arikunto, 2006)

(38)

5. Skala Ukur

(39)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain cross-sectional.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan September 2012 sampai Oktober 2012.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Ibu Hamil Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan, karena RSUP H. Adam Malik merupakan salah satu rumah sakit rujukan di Medan.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah ibu-ibu hamil yang rawat jalan di Poliklinik Ibu Hamil Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan.

4.3.2. Sampel

Sampel data ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Bersedia menjadi subjek penelitian.

2. Ibu hamil yang rawat jalan RSUP Haji Adam Malik Medan.

(40)

Perhitungan sampel menggunakan data proporsi populasi terbatas dengan rumus (Wahyuni, A.S. 2007) :

n = untuk dua bulan adalah 110

Z21- /2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z), untuk estimasi 95% maka

nilainya adalah 1,96

p = proporsi di populasi dari penelitian sebelumnya, jika belum ada maka digunakan 0,5

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

sehingga,

n = 110. ( 1,96) 0,5.( 1−0,5)

( 110−1) ( 0,1) + ( 1,96) 0,5. ( 1−0,5) = 51,52

n = 51,52 ≈ 55 orang

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh menggunakan data primer yaitu dengan kuesioner yang dijawab oleh responden. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden dan bertanya pada responden apakah kuesioner mau dibacakan atau responden yang mengisi sendiri. Jika terdapat hal yang tidak diketahui responden maka responden dapat bertanya pada peneliti.

(41)

berarti semua pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut mampu mengukur konsep yang kita ukur. Uji validitas ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada satu kelompok subjek yang menyerupai subjek asal penelitian. Pengujian validitas ini dilakukan dengan pearson correlation.

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran 2 kali atau lebih terhadap kondisi yang sama dan menggunakan alat ukur yang sama. Pengujian reabilitas ini dilakukan dengan alpha cronbach reability. Jika nilai alpha lebih besar dari nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel. Hasil uji validitas dan reliabilitas ditampilkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Pertanyaan Pearson Correlation Status Alpha Status

(42)

Pertanyaan Pearson Correlation Status Alpha Status

17 0,544 Valid Reliabel

18 0,459 Valid Reliabel

19 0,530 Valid Reliabel

20 0,457 Valid Reliabel

21 0,457 Valid Reliabel

22 0,642 Valid Reliabel

23 0,582 Valid Reliabel

24 0,550 Valid Reliabel

25 0,596 Valid Reliabel

26 0,609 Valid Reliabel

27 0,605 Valid Reliabel

28 0,687 Valid Reliabel

29 0,451 Valid Reliabel

30 0,538 Valid Reliabel

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

(43)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Ibu Hamil Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan. RSUP H. Adam Malik beralamat di Jalan Bunga Lau no. 17 Medan Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan. RSUP H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No.335/Menkes/SK/VIII/1990. Di samping itu, RSUP H. Adam Malik adalah Rumah Sakit Rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Departemen Ibu Hamil berada di bagian depan dekat pintu masuk tempat pendaftaran pasien dan poliklinik ibu hamil terletak di bagian ujung dekat ruang USG. Kondisi di ruang tunggu cukup bersih dan nyaman, namun terkadang ada pasien yang tidak mendapatkan tempat duduk. Ruang tunggu untuk ruang USG dan poliklinik ibu hamil menyatu dan biasanya lebih banyak pasien yang menunggu untuk ke ruang USG daripada ke poliklinik ibu hamil. Biasanya terdapat 3-4 pasien yang datang ke poliklinik ibu hamil setiap harinya, namun terkadang banyak sampai 8 pasien dan terkadang hanya 1 pasien.

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian terhadap ibu-ibu hamil di poliklinik ibu hamil RSUP H. Adam Malik Medan diperoleh data-data sebagai berikut:

5.2.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur Frekuensi Persentase (%)

<20 2 3,6

20-35 46 83,6

>35 7 12,7

(44)

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden paling banyak berumur antara 20-35 tahun dengan persentase 83,6%, dan responden paling sedikit berumur <20 tahun dengan persentase 3,6%.

5.2.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Jenjang Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SD dan SMP/Sederajat 19 34,5

SMA/Sederajat 26 47,3

D3 dan S1 10 18,2

Total 55 100,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden paling banyak memiliki tingkat pendidikan SMA/Sederajat dengan persentase 47,3%, dan responden paling sedikit memiliki tingkat pendidikan D3 dan S1 dengan persentase 18,2%.

5.2.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Status Bekerja Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Status Bekerja

Status Bekerja Frekuensi Persentase (%)

Tidak 40 72,7

Ya 15 27,3

Total 55 100,0

(45)

5.2.4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kehamilan Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kehamilan

Jumlah Kehamilan Frekuensi Persentase (%)

1 13 23,6

2-3 29 52,7

>3 13 23,6

Total 55 100,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan jumlah kehamilan 2-3 kali merupakan responden terbanyak dengan persentase 52,7%, dan sisanya adalah responden dengan jumlah kehamilan 1 kali dan lebih dari 3 kali masing-masing sebesar 23,6%.

5.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan Asupan Nutrisi Selama Kehamilan Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Asupan Nutrisi Selama Kehamilan No. Pertanyaan Benar Salah Jumlah 5. Kebutuhan energi selama kehamilan

meningkat dan lebih banyak pada hamil tua

23 41,8 32 58,2 55 100,0

6. Asam folat merupakan vitamin 20 36,4 35 63,6 55 100,0 7. Kebutuhan asam folat meningkat

dengan jumlah yang sama sepanjang kehamilan

43 78,2 12 21,8 55 100,0

8. Peran zat besi dalam pembentukan organ janin dan pembentukan darah

(46)

No. Pertanyaan Benar Salah Jumlah N % N % n % 9. Peran vitamin B kompleks dalam

pembentukan energi dan darah

33 60,0 22 40,0 55 100,0

10. Peran kalsium dalam pertumbuhan tulang dan gigi janin dan membantu penyerapan zat besi

13 23,6 42 76,4 55 100,0

15. Peran yodium dalam aktivitas kelenjar gondok

32 58,2 23 41,8 55 100,0

(47)

No. Pertanyaan Benar Salah Jumlah N % N % n % 22. Kebutuhan lemak selama kehamilan

biasanya cukup dengan konsumsi bahan pangan sumber gizi lain yang juga mengandung lemak

10 18,2 45 81,8 55 100,0

23. Saat hamil muda, ibu hamil dianjurkan untuk makan jumlah sedikit namun sering 27. Contoh bahan pangan sumber vitamin

A

25 45,5 30 54,5 55 100,0

28. Contoh bahan pangan sumber vitamin B kompleks

41 74,5 14 25,5 55 100,0

29. Contoh bahan pangan sumber vitamin C

29 52,7 26 47,3 55 100,0

30. Contoh bahan pangan sumber yodium 35 63,6 20 36,4 55 100,0

(48)

Tabel 5.6. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Asupan Nutrisi Selama Kehamilan

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 28 50,9

Cukup 26 47,3

Baik 1 1,8

Total 55 100,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang berpengetahuan baik sangat rendah yaitu 1,8%, sedangkan responden yang berpengetahuan cukup 47,3% dan berpengetahuan kurang 50,9%.

Tingkat pengetahuan responden juga dideskripsikan berdasarkan karakteristik responden, yaitu umur, jenjang pendidikan, status bekerja dan jumlah kehamilan. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:

5.3.1. Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Umur

Tabel 5.7. Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Umur

Umur Kurang Cukup Baik Total

n % n % n % n %

<20 0 0,0 2 100,0 0 0,0 2 100,0 20-35 24 52,2 21 45,6 1 2,2 46 100,0 >35 4 57,1 3 42,9 0 0 7 100,0

(49)

5.3.2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Jenjang Pendidikan Tabel 5.8. Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Jenjang Pendidikan Jenjang Pendidikan Kurang Cukup Baik Total

n % N % n % n %

SD dan SMP /Sederajat 11 57,9 8 42,1 0 0,0 19 100,0 SMA/Sederajat 15 57,7 10 38,5 1 3,8 26 100,0 D3 dan S1 2 20,0 8 80,0 0 0,0 10 100,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada responden mayoritas (SMA/Sederajat) terdapat 57,7% berpengetahuan kurang, 38,5% berpengetahuan cukup, dan 3,8% berpengetahuan baik. Pada responden minoritas (D3 dan S1) terdapat 20% berpengetahuan kurang dan 80% berpengetahuan cukup.

5.3.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Status Bekerja

Tabel 5.9. Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Status Bekerja Status Bekerja Kurang Cukup Baik Total

n % N % n % n %

Tidak 24 60,0 15 37,5 1 2,5 40 100,0 Ya 4 26,7 11 73,3 0 0,0 15 100,0

(50)

5.3.4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Jumlah Kehamilan Tabel 5.10. Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Jumlah Kehamilan Jumlah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada responden mayoritas (kehamilan 2-3 kali) 55,2% berpengetahuan kurang dan 44,8% berpengetahuan cukup. Pada responden dengan jumlah kehamilan 1 kali 38,5% berpengetahuan kurang, 53,8% berpengetahuan cukup, dan 7,7% berpengetahuan baik. Pada responden dengan jumlah kehamilan lebih dari 3 kali 53,8% berpengetahuan kurang dan 46,2% berpengetahuan cukup.

5.4. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang asupan nutrisi selama kehamilan. Pengetahuan itu merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoadmodjo, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tersebut adalah pengalaman, pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan, dan kebudayaan (Notoadmodjo, 2003).

(51)

Pendidikan berpengaruh pada pengetahuan dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin luas pengetahuannya dan semakin baik pula kemampuan menyerap dan memahami pengetahuan yang diperoleh (Suradi, 2008). Pada penelitian ini, kelompok pendidikan dibagi tiga yaitu SMP dan dibawahnya, SMA, dan di atas SMA. Kelompok pertama sampai SMP karena pendidikan minimal di Indonesia saat ini adalah SMP. Dari tabel 5.8. dapat dilihat bahwa responden yang D3 dan S1 80,0% berpengetahuan cukup dan hasil ini lebih baik dibandingkan kelompok pendidikan lainnya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini sesuai dengan teori.

Fasilitas dan penghasilan juga berpengaruh pada pengetahuan. Semakin baik fasilitas dan penghasilan maka semakin banyak pula sumber informasi yang dapat diterima oleh seseorang. Orang yang bekerja umumnya memiliki penghasilan dan fasilitas yang lebih baik dibandingkan orang yang tidak bekerja. Dari tabel 5.9. dapat dilihat bahwa pada responden yang bekerja 26,7% berpengetahuan kurang dan 73,3% berpengetahuan baik. Hasil ini lebih baik jika dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja. Oleh karena itu, hasil penelitian ini sesuari dengan teori.

(52)

Secara keseluruhan, tingkat pengetahuan responden tentang asupan nutrisi yang diperlukan selama kehamilan didapatkan 50,9% responden berpengetahuan kurang, 47,3% responden berpengetahuan cukup, dan hanya 1,8% responden berpengetahuan baik. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Tukka Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012 dan di Puskesmas Colomadu II Karanganyar Surakarta tahun 2010. Hasil dari penelitian di Puskesmas Tukka Tapanuli Tengah tahun 2012 diketahui 14,3% responden berpengetahuan buruk, 76,2% responden berpengetahuan cukup, dan 9,5% responden berpengetahuan baik, dan di Puskesmas Colomadu II Karanganyar Surakarta tahun 2010 didapatkan 20% responden berpengetahuan rendah, 18,2% responden berpengetahuan cukup baik, 61,8% responden berpengetahuan baik. Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan karakteristik responden, kesadaran responden tentang pentingnya asupan nutrisi, dan perbedaan kemudahan mendapatkan informasi tentang gizi selama kehamilan.

(53)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil yang rawat jalan di poliklinik ibu hamil RSUP H. Adam Malik Medan terhadap asupan nutrisi selama kehamilan sebagian besar kurang (50,9%).

2. Jika dilihat dari faktor umur, responden yang berumur di atas 35 tahun tidak menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan responden berumur di bawah 35 tahun.

3. Jika dilihat dari faktor pendidikan, responden yang berpendidikan D3 dan S1 menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan responden yang berpendidikan SMA atau dibawahnya.

4. Jika dilihat dari faktor pekerjaan, responden yang bekerja menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan responden yang tidak bekerja.

5. Jika dilihat dari jumlah kehamilan, responden yang lebih sering hamil tidak menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan responden yang baru pertama kali hamil.

6.2. Saran

Berdasarkan penelitian tentang pentingnya asupan nutrisi selama kehamilan ini, maka saran yang dapat diberikan peneliti adalah:

1. Bagi ibu hamil hendaknya lebih memperhatikan asupan nutrisinya, salah satunya dengan cara mencari informasi seputar asupan nutrisi melalui berbagai media, konseling dengan tenaga kesehatan, mengikuti penyuluhan, dan kegiatan kesehatan lainnya.

(54)

menarik dan informatif, serta fokus untuk diskusi dengan pasien yang mendengarkan.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S, Susirah S, Moesijanti S, 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 159-195

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 148-175

Bappenas, 2010. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia 2010. Available from: http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/10/lap-pemb-milenium-ind-2010.pdf [Accessed 15 Mei 2012]

Ciliberto CF dan Gertie FM, 1998. Physiological Changes Associated with

Pregnancy. Available from:

http://www.nda.ox.ac.uk/wfsa/html/u09/u09_005.htm [Accessed 1 Desember 2012]

Departemen Kesehatan, 2004. Tabel Angka Kecukupan Gizi 2004 bagi Orang Indonesia. Available from: http://gizi.depkes.go.id/download/AKG2004.pdf [Accessed 13 Mei 2012]

Departemen Nutrisi Universitas Sumatera Utara, 2007. Nutrition During

Pregnancy. Available from:

(56)

Godfrey K et al, 1995. Maternal nutrition in early and late pregnancy in relation to placental and fetal growth. Available from: www.bmj.com [Accessed 19 Juni 2012]

Guoyao et al, 2004. Maternal Nutrition and Fetal Development. Available from: jn.nutrition.org [Accessed 19 Juni 2012]

Guyton AC dan John EH, 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 1313-1315

Hayati MP, 2012. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Ibu serta Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Pemberian Makanan pada Balita di Puskesmas Bandar

Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai. Available from:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31327/ [Accessed 12 April 2012]

Hidayah A, 2011. Karakteristik Kematian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSU DR. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009. Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/29904/ [Accessed 12 April 2012]

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, 2009. ISO Indonesia Volume 44. Jakarta: PT ISFI, 585-587

Kuntarti, 2006. Metabolisme. Available from: staff.ui.ac.id/internal/139903001/material/metabolisme.ppt [Accessed 13 Mei 2012]

(57)

Neggers Y dan Robert LG, 2003. Some Thoughts on Body Mass Index,

Micronutrient Intakes and Pregnancy Outcome. Available from:

jn.nutrition.org [Accessed 19 Juni 2012]

Notoadmodjo S, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 121-128

Picone TA et al, 1982. Pregnancy outcome in North American women. I. Effects of diet, cigarette smoking, and psychological stress on maternal weight gain. Available from: www.ajcn.org [Accessed 19 Juni 2012]

Pratamawati L, 2011. Hubungan Ukuran Lingkar Lengan dan Peningkatan Berat Badan Ibu dengan Berat Badan Lahir Bayi di BPS. Ny. Thoiffah Sugeng

Tlogosari Tahun 2011. Available from:

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama-5863-2-babii.pdf [Accessed 12 April 2012]

Purwanto ER, 2009. Masalah BBLR di Indonesia. Available from: http://www.ekarahayu.tk/2009/05/masalah-bblr-di-indonesia.html [Accessed 12 April 2012]

Ramakrishnan U et al, 1998. Micronutrients and pregnancy outcome: A review of the literature. Available from: www.sciencedirect.com [Accessed 19 Juni 2012]

Refsum H, 2001. Folate, vitamin B12 and homocysteine in relation to births

defects and pregnancy outcome. Available from:

(58)

Retnaningsih RAJB, 2010. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Colomadu II

Karanganyar. Available from: http://www.scribd.com/doc/75206391/budi

[Accessed 18 Mei 2012]

Ritz B dan Michelle W, 2008. Air Pollution Impacts on Infants and Children.

Available from:

http://www.environment.ucla.edu/reportcard/article.asp?parentid=1700 [Accessed 13 Mei 2012]

Rizka A, 2011. Hubungan Preeklampsia dengan Berat Bayi Lahir Rendah di

RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009. Available from:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25583/ [Accessed 12 April 2012]

Scholl TO dan Mary LH, 1994. Anemia and iron-deficiency anemia: compilation of data on pregnancy outcome. Available from: www.ajcn.org [Accessed 19 Juni 2012]

Scholl TO et al, 1996. Dietary and serum folate: their influence on the outcome of pregnancy. Available from: www.ajcn.org [Accessed 19 Juni 2012]

Sero C, 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia Gizi pada Ibu

Hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Tahun 2008. Available from:

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1keperawatan09/207314005/ [Accessed 18 Mei 2012]

(59)

Sitompul MT, 2012. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi Semasa Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Tukka Kabupaten Tapanuli. Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31806 [Accessed 13 Mei 2012]

Strauss RS dan William HD, 1998. Low Maternal Weight Gain in the Second or Third Trimester Increases the Risk for Intrauterine Growth Retardation. Available from: jn.nutrition.org [Accessed 19 Juni 2012]

Tamura T et al, 1992. Maternal serum folate and zinc concentrations and their

relationships to pregnancy outcome. Available from: www.ajcn.org

[Accessed 19 Juni 2012]

Wahyuni AS, 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication, 116-117

(60)

LEMBAR PENJELASAN

Saya yang bernama Melvitha Y.C. Siahaan adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Asupan Nutrisi Selama Kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam rangka menyelesaikan proses belajar dan mengajar pada semester ketujuh.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Ibu menjadi responden dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner dengan jujur. Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga Ibu bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Data pribadi dan jawaban yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian ini. Jika Ibu bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani lembar persetujuan.

Atas perhatian dan kesediaan Ibu menjadi responden dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2012 Peneliti,

(61)

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Melvitha Y.C. Siahaan, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Asupan Nutrisi Selama Kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan keluarga saya. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Medan, 2012 Responden,

(62)

KUESIONER A. Data Demografi

Nama : Umur :

Jumlah mengandung : kali Jumlah melahirkan : kali Pendidikan terakhir :

Pekerjaan :

B. Petunjuk Umum Pengisian

1. Saudari diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada. 2. Lingkari jawaban yang menurut saudari tepat

3. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas silahkan bertanya pada peneliti.

C. Pertanyaan

1. Apakah yang dimaksud dengan gizi atau nutrisi? a. Zat yang menimbulkan rasa dalam bahan pangan b. Zat yang menimbulkan warna dalam bahan pangan

c. Zat yang terkandung dalam bahan pangan yang bermanfaat bagi tubuh d. Zat yang terkandung dalam bahan pangan yang dibutuhkan untuk

menghasilkan energi, membangun, dan memelihara tubuh e. Semua zat yang terkandung dalam bahan pangan

2. Asupan nutrisi yang kurang selama kehamilan dapat menyebabkan

a. Bayi dengan berat badan lahir rendah, bisa diikuti dengan pembentukan organ yang tidak sempurna

b. Bayi dengan berat badan lahir lebih

c. Bayi dengan seluruh organ tubuh yang membesar d. Bayi yang jenius

(63)

3. Asupan nutrisi yang berlebihan selama kehamilan dapat menyebabkan

a. Bayi dengan berat badan lahir rendah, bisa diikuti dengan pembentukan organ yang tidak sempurna

b. Bayi dengan berat badan lahir lebih

c. Bayi dengan seluruh organ tubuh yang membesar d. Bayi yang jenius

e. Bayi lahir sehat

4. Yang merupakan sumber utama energi adalah a. Mineral

b. Vitamin c. Protein d. Lemak e. Karbohidrat

5. Kebutuhan energi pada ibu hamil :

a. Meningkat, dengan kebutuhan yang sama sepanjang kehamilan

b. Meningkat, kebutuhan energi hamil tua lebih banyak daripada hamil muda

c. Meningkat selama hamil muda, sama dengan wanita tidak hamil selama hamil tua

d. Sama dengan wanita tidak hamil selama hamil muda, meningkat selama hamil tua

e. Sama dengan wanita tidak hamil

6. Asam folat merupakan : a. Mineral

(64)

7. Kebutuhan asam folat pada ibu hamil :

a. Meningkat, dengan kebutuhan yang sama sepanjang kehamilan

b. Meningkat, kebutuhan energi hamil tua lebih banyak daripada hamil muda

c. Meningkat salama hamil muda, sama dengan wanita tidak hamil selama hamil tua

d. Sama dengan wanita tidak hamil salama hamil muda, meningkat selama hamil tua

e. Sama dengan wanita tidak hamil

8. Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan untuk a. Sebagai antioksidan

b. Pembentukan energi

c. Mencegah susah buang air besar pada ibu hamil d. Pertumbuhan organ janin dan pembentukan darah e. Mencegah bengkak pada ibu hamil

9. Vitamin B kompleks berperan dalam

a. Mencegah susah buang air besar pada ibu hamil

b. Membantu pembentukan energi dan pembentukan darah c. Mencegah bengkak pada ibu hamil

d. Mencegah mual dan muntah selama hamil muda e. Kesehatan mata

10. Kebutuhan kalsium ibu hamil meningkat untuk a. Pertumbuhan rambut pada janin

b. Mencegah perubahan warna gigi c. Pertumbuhan tulang dan gigi

(65)

11.Vitamin yang meningkat kebutuhannya selama kehamilan adalah a. Vitamin E dan K

b. Vitamin A, B, C, dan D c. Asam folat

d. Zat besi dan kalsium e. Yodium

12.Vitamin yang pembentukannya dibantu sinar matahari adalah a. Vitamin A

b. Vitamin B c. Vitamin C d. Vitamin D e. Vitamin E

13.Vitamin A berperan dalam a. Kesehatan mata

b. Pertumbuhan tulang dan gigi c. Pertumbuhan rambut

d. Membantu aktivitas kelenjar gondok e. Mencegah bengkak pada ibu hamil

14.Vitamin C dibutuhkan selama kehamilan terutama untuk a. Mencegah sariawan

b. Sebagai antioksidan dan membantu penyerapan zat besi c. Berperan dalam aktivitas kelenjar gondok

d. Kesehatan mata

(66)

15.Kebutuhan yodium pada ibu hamil berguna dalam: a. Pembentukan energi

b. Sebagai antioksidan dan membantu penyerapan zat besi c. Berperan dalam aktivitas kelenjar gondok

d. Pertumbuhan tulang dan gigi e. Pembentukan darah

16.Makanan sehari-hari ibu hamil hendaknya terdiri dari

a. Makanan pokok (contoh nasi), dan lauk beserta camilan antara jam makan b. Makanan pokok (contoh nasi), lauk, dan sayuran beserta camilan antara

jam makan

c. Makanan pokok (contoh nasi), lauk, sayuran, dan buah-buahan beserta camilan antara jam makan

d. Makanan pokok (contoh nasi), lauk, sayuran, buah-buahan dan ditambah minum susu atau produk olahannya.

e. Makanan pokok (contoh nasi), lauk, sayuran, buah-buahan dan ditambah minum susu atau produk olahannya beserta camilan antara jam makan

17.Contoh camilan diantara waktu makan ibu hamil seperti

a. Bubur kacang hijau, atau olahan buah seperti pisang rebus, bisa disertai dengan minuman seperti air jeruk atau susu

b. Makanan siap saji bisa disertai dengan minuman seperti soft drink c. Makan makanan pokok disertai lauk dan sayuran

d. Permen atau keripik pedas e. Alkohol

18.Di bawah ini makanan yang kaya akan karbohidrat adalah a. Kacang hijau

(67)

19.Bahan pangan yang hanya mengandung karbohidrat adalah a. Jagung

b. Nasi c. Gula d. Daging e. Telur

20.Di bawah ini makanan yang kaya akan protein adalah a. Buah-buahan

b. Daging sapi c. Susu sapi asli d. Ketimun e. Mentega

21.Makanan yang kaya akan lemak adalah a. Udang segar

b. Buah-buahan c. Kerang

d. Kuning telur ayam e. Ikan kakap

22.Golongan makanan kaya lemak dikonsumsi ibu hamil dalam: a. 1 porsi sehari, yaitu saat makan siang

b. 2 porsi sehari, yaitu saat makan siang dan makan malam c. 3 porsi sehari, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam

d. 5 porsi sehari, yaitu saat sarapan, makan siang, makan malam dan camilan e. Konsumsi seperlunya, dengan konsumsi makanan sumber gizi lain yang

Gambar

Tabel Kenaikan Berat Badan Berdasarkan BMI
Gambar 2.1. Pertumbuhan dan perkembangan janin
Tabel 2.1. Tabel kenaikan berat badan berdasarkan BMI
Gambar 2.2. Mekanisme terhambatnya pertumbuhan janin pada gangguan gizi ibu
+7

Referensi

Dokumen terkait

● Dengan bimbingan guru membaca ayat-ayat pilihan yang mengandung hukum bacaan Idgham Bighunnah ● Mengidentifikasi hukum bacaan Idgham Bighunnah dalam ayat-ayat pilihan

STRATEGI INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) UNTUK MENINGKATKAN LOYALITAS ANGGOTA.. BMT AMANAH UMMAH

Pola distribusi penyakit malaria di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo menurut riwayat sakit adalah sebagian besar adalah baru pertama kali menderita sakit malaria sebanyak

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menguasai bahasa Inggris lisan dan tulisan, reseptif Menentukan gambaran umum teks tertulis keilmuan yang mendukung mata

Social Sustainability adalah Pengembangan (dan / atau pertumbuhan) yang kompatibel dengan evolusiharmonis yang melibatkan masyarakat sipil demi menciptakan

Pabrik Pembuatan Metana Cair dari Sampah Organik ini direncanakan berproduksi dengan kapasitas sampah organik 600.000 kg/hari dan beroperasi selama 330 hari

Pembuatan website grup band Madina ini merupakan sebuah aplikasi WWW yang berisi informasi musik, video dan profile mengenai Madina, yang dikemas ke dalam bentuk yang menarik

Dalam suatu permainan sering sekali terjadi kesalahpahaman antara peserta dengan pembaca pertanyaan.Untuk mengatasi hal tersebut penulis mempunyai suatu ide untuk membuat suatu