• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya untuk Pencapaian Adiwiyata pada Sekolah Dasar di Kota Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Upaya untuk Pencapaian Adiwiyata pada Sekolah Dasar di Kota Medan Tahun 2015"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA UNTUK PENCAPAIAN ADIWIYATA

PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN

TAHUN 2015

SKRIPSI

OLEH:

YENNI FARIDA SIREGAR 111000160

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UPAYA UNTUK PENCAPAIAN ADIWIYATA

PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN

TAHUN 2015

Skripsi ini diajukan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:

YENNI FARIDA SIREGAR 111000160

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

ABSTRAK

Adiwiyata merupakan salah satu program Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam mengenai upaya untuk pencapaian adiwiyata pada sekolah dasar di Kota Medan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang, yang terdiri dari 6 orang kepala sekolah dasar, 3 wakil kepala sekolah dasar, dan 1 orang guru sekolah dasar di Kota Medan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 10 sekolah dasar di Kota Medan tersebut telah melakukan berbagai upaya dalam pengelolaan lingkungan untuk memenuhi indikator yang telah ditetapkan dalam program adiwiyata yaitu upaya dalam melaksanakan kebijakan berwawasan lingkungan, upaya dalam pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, upaya dalam kegiatan berbasis partisipatif dan upaya pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Namun, masih ada sekolah yang belum sepenuhnya melakukan upaya tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan kepada kepala sekolah agar mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang telah dicapai melalui program adiwiyata sehingga mampu memenuhi semua standar komponen adiwiyata dan dapat menuju adiwiyata tingkat provinsi, nasional serta mandiri. Selain itu, diharapkan agar pihak sekolah untuk terus bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Medan untuk menciptakan sekolah yang berwawasan lingkungan di Kota Medan.

(5)

ABSTRACT

Adiwiyata is one of the Ministry of Environment programs to encourage the creation of knowledge and awareness of the school community in environmental protection. Within this program, each school community is expected to get involved in school activities towards a healthy environment and avoid negative environmental impacts.

This study is a qualitative research that aims to identify clearly and more deeply on efforts to achieve Adiwiyata in elementary school in Medan. The method of collecting the data is done by in-depth interviews. The informants in this research are 10 persons;they are 6 elementary school principal, 3 deputy heads of elementary schools, and 1 primary school teacherin Medan.

The results showed that 10 primary schools in Medan has made various efforts in environmental management to meet the indicators that have been set out in Adiwiyataprogram namely the efforts to implement environmentally sound policies, efforts in the implementation of environment-based curriculum, efforts in participatory-based activities and efforts management of environmental friendly means of support. However, there are still schools that have not fully carried out such efforts.

Based on the results, principals are expected to maintain and improve the achievements that have been achieved through Adiwiyata program as well as to meet all standard components and to be able to lead the school to provincial, national and independent Adiwiyata. In addition, the school is expected to continue cooperating with theMedan Department of Education to establish environment-based school in Medan.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Upaya untuk Pencapaian Adiwiyata pada Sekolah Dasar di Kota Medan

Tahun 2015” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat.

Selama penyelesaian skripsi mulai dari awal hingga akhir selesainya

skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan, bantuan, kritik dan

saran dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Ir. Evi Naria, M.Kes, selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nurmaini, MKM, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

banyak meluangkan waktu, bimbingan, pengarahan, dan saran untuk

kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak dr. Surya Dharma, MPH, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu, bimbingan, pengarahan, dan saran untuk

kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu dr. Devi Nuraini Santi M.Kes, selaku Dosen Penguji I yang telah banyak

(7)

6. Ibu Ir. Indra Chahaya S, MSi, selaku Dosen Penguji II yang telah banyak

memberikan kritik, saran dan pengarahan untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Jemadi M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

memberikan dukungan, saran dan bimbingan kepada penulis selama

menjalani pendidikan.

8. Seluruh Dosen dan Staf di FKM USU, terutama Departemen Kesehatan

Lingkungan yang telah memberikan ilmu, bimbingan serta dukungan moral

selama penulis mengikuti pendidikan.

9. Bapak Drs. H. Marasutan, M.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota

Medan dan Bapak Abdul Johan, S.Pd selaku Kepala Bidang Program dan

Pengembangan Mutu yang telah memberikan izin kepada penulis dan

membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

10. Seluruh Kepala Sekolah Dasar yang menjadi informan penulis yang telah

membantu penulis dalam melakukan penelitian.

11. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta H. Subuhi

Siregar dan Ibunda tercinta Hj. Lismawati Nasution yang tidak hentinya

memberikan doa, kasih sayang, semangat, serta dukungan kepada penulis

selama ini.

12. Saudara tersayang kakak Titin Syafrida Siregar, AM.Keb, abang dr. Ahmad

Riyadi Siregar, dan adik-adik Arifin Siregar, Indra Kurniawan Siregar dan

Surya Dharma Siregar serta seluruh keluarga besar penulis yang selalu

(8)

13. Muhammad Agus Hanafi Sipahutar yang selalu memberikan do’a, semangat

dan dukungan kepada penulis.

14. Sahabat-sahabat (Yohana P.R Pardede, SKM, Siti Saodah dan Dwi Anggun

Alami) yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

15. Teman-teman Kost Dara Sofyan (Kak Mawaddah, Kak Hanifah, Kak Ranni,

kak Rezka, Kak Sahara, Dwi, Winda, Windi, Mutia) yang telah memberikan

semangat dan dukungan kepada penulis.

16. Teman-teman UKM Bulu Tangkis USU (Sintia, Wahyu, Diny, Ola, Azwar,

Dio, Dinda) yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

17. Teman-teman Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU, terkhusus

kepada teman-teman seperjuangan Kesehatan Lingkungan angkatan 2011.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2015

(9)

DAFTAR ISI

2.3.3 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup di Sekolah ... 9

2.4 Program Adiwiyata (Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata-Kementerian Lingkungan Hidup) ... 12

2.4.1 Sejarah Program Adiwiyata ... 12

2.4.2 Pengertian Adiwiyata ... 14

2.4.3 Tujuan Program Adiwiyata ... 15

2.4.4 Prinsip Program Adiwiyata ... 15

2.4.5 Keuntungan Mengikuti Program Adiwiyata ... 15

2.5 Komponen Program Adiwiyata ... 16

2.5.1 Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan ... 16

(10)

2.5.4 Sarana dan Prasarana Pendukung Ramah Lingkungan ... 18

2.6 Pembinaan Adiwiyata ... 18

2.6.1 Pengertian Pembinaan Adiwiyata ... 18

2.6.2 Tujuan Pembinaan Adiwiyata... 19

2.6.3 Komponen dan Standar Adiwiyata ... 19

2.7 Penilaian Adiwiyata ... 20

2.8 Pemberian Penghargaan Adiwiyata ... 23

2.8.1 Pengertian Penghargaan Adiwiyata ... 23

2.8.2 Tujuan Pemberian penghargaan Adiwiyata ... 24

2.8.3 Jenis dan Bentuk Penghargaan ... 24

2.9 Kerangka Konsep ... 25

3.6 Instrumen dalam Pengambilan Data ... 29

3.7 Teknik Analisis Data ... 29

4.2 Karakteristik Informan... 35

4.3 Hasil Wawancara Upaya untuk Pencapaian Adiwiyata pada Sekolah dasar di kota Medan Tahun 2015 ... 37

4.3.1 Pernyataan Informan dalam Pencapaian Penghargaan Adiwiyata mengenai Kebijakan Berwawasan Lingkungan di Sekolah ... 37

4.3.2 Pernyataan Informan dalam Pencapaian Penghargaan Adiwiyata mengenai Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan di Sekolah... 42

(11)

4.3.4 Pernyataan Informan dalam Pencapaian Penghargaan Adiwiyata mengenai Pengelolaan Sarana Pendukung

Ramah Lingkungan di Sekolah ... 51

BAB V PEMBAHASAN ... 56

5.1 Upaya Kebijakan Berwawasan Lingkungan ... 56

5.2 Upaya Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan ... 58

5.3 Upaya Kegiatan Berbasis partisipatif ... 61

5.4 Upaya Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan ... 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 69

6.1 Kesimpulan ... 69

6.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

DAFTAR LAMPIRAN

Pedoman Wawancara Dokumentasi Penelitian

Surat Izin Penelitian dari FKM USU

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Data Sekolah di Kota Medan ... 31

Tabel 4.2 Daftar Nama-Nama Sekolah Dasar Negeri yang

Menjadi Sekolah Adiwiyata Tingkat Kota Medan ... 31

Tabel 4.3 Daftar Nama-Nama Sekolah Dasar Swasta yang

Menjadi Sekolah Adiwiyata Tingkat Kota Medan ... 33

Tabel 4.4 Daftar Sekolah Dasar yang Menjadi Objek Penelitian

dan Pencapaian Noalai yang Diperoleh dalam Adiwiyata

Kota Medan Tahun 2013 ... 34

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yenni Farida Siregar

Tempat Lahir : Sibolga

Tanggal Lahir : 24 Desember 1993

Suku Bangsa : Batak

Agama : Islam

Nama Ayah : H. Subuhi Siregar

Suku Bangsa Ayah : Batak

Nama Ibu : Hj. Lismawati Nasution

Suku Bangsa Ibu : Batak

Alamat Rumah : Jl. Padang Sidimpuan No. 94 Kalangan, Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah

Pendidikan Formal

1. SD/ Tamat tahun : SDN No. 085114 Kalangan / 1999 – 2005

2. SLTP/ Tamat tahun : SMP N 2 Pandan Nauli Kab. Tapanuli Tengah / 2005-2008

3. SLTA/ Tamat tahun : MA Swasta Darur Rachmad Sibolga / 2008-2011

(15)

ABSTRAK

Adiwiyata merupakan salah satu program Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam mengenai upaya untuk pencapaian adiwiyata pada sekolah dasar di Kota Medan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang, yang terdiri dari 6 orang kepala sekolah dasar, 3 wakil kepala sekolah dasar, dan 1 orang guru sekolah dasar di Kota Medan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 10 sekolah dasar di Kota Medan tersebut telah melakukan berbagai upaya dalam pengelolaan lingkungan untuk memenuhi indikator yang telah ditetapkan dalam program adiwiyata yaitu upaya dalam melaksanakan kebijakan berwawasan lingkungan, upaya dalam pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, upaya dalam kegiatan berbasis partisipatif dan upaya pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Namun, masih ada sekolah yang belum sepenuhnya melakukan upaya tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan kepada kepala sekolah agar mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang telah dicapai melalui program adiwiyata sehingga mampu memenuhi semua standar komponen adiwiyata dan dapat menuju adiwiyata tingkat provinsi, nasional serta mandiri. Selain itu, diharapkan agar pihak sekolah untuk terus bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Medan untuk menciptakan sekolah yang berwawasan lingkungan di Kota Medan.

(16)

ABSTRACT

Adiwiyata is one of the Ministry of Environment programs to encourage the creation of knowledge and awareness of the school community in environmental protection. Within this program, each school community is expected to get involved in school activities towards a healthy environment and avoid negative environmental impacts.

This study is a qualitative research that aims to identify clearly and more deeply on efforts to achieve Adiwiyata in elementary school in Medan. The method of collecting the data is done by in-depth interviews. The informants in this research are 10 persons;they are 6 elementary school principal, 3 deputy heads of elementary schools, and 1 primary school teacherin Medan.

The results showed that 10 primary schools in Medan has made various efforts in environmental management to meet the indicators that have been set out in Adiwiyataprogram namely the efforts to implement environmentally sound policies, efforts in the implementation of environment-based curriculum, efforts in participatory-based activities and efforts management of environmental friendly means of support. However, there are still schools that have not fully carried out such efforts.

Based on the results, principals are expected to maintain and improve the achievements that have been achieved through Adiwiyata program as well as to meet all standard components and to be able to lead the school to provincial, national and independent Adiwiyata. In addition, the school is expected to continue cooperating with theMedan Department of Education to establish environment-based school in Medan.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat

pembelajaran dan penyadaran akan pentingnya lingkungan dapat mewujudkan

rasa tanggung jawab bagi warga sekolah dalam upaya-upaya penyelamatan

lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Penerapan pengajaran yang

berbasis lingkungan merupakan bagian terpenting dari sekolah berwawasan

lingkungan dalam menerapkan nilai-nilai cinta dan peduli lingkungan pada

sekolahnya.

Sekolah berwawasan lingkungan bukan hanya tampilan fisik sekolah yang

hijau atau rindang, tetapi wujud sekolah yang memiliki program dan aktivitas

pendidikan yang mengarah kepada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan

hidup. Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang

peduli dan berwawasan lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di

Indonesia. Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berwawasan lingkungan

maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung terlaksananya

kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah.

Salah satu untuk mewujudkan sekolah peduli dan berwawasan lingkungan

yaitu melalui program Adiwiyata. Program Adiwiyata adalah salah satu program

Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya

pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan

(18)

kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak

lingkungan yang negatif (KNLH, 2010).

Pelaksanaan program Adiwiyata merupakan amanah UU No. 23 Tahun

1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU No. 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, tepatnya pada pasal 65 butir

(2) setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses

informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas

lingkungan hidup yang baik dan sehat (KNLH, 2008). Tindak lanjut dari UU No.

32 Tahun 2009 adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05

Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.

Secara aturan atau dasar hukum pelaksanaan, program Adiwiyata sudah

seharusnya berjalan di semua sekolah. Terdapat empat aspek yang harus menjadi

perhatian sekolah untuk dikelola dengan cermat dan benar apabila

mengembangkan program Adiwiyata antara lain; Kebijakan, Kurikulum,

Kegiatan, dan Sarana Prasarana. Secara terencana pengelolaan aspek-aspek

tersebut harus diarahkan pada indikator yang telah ditetapkan dalam program

Adiwiyata yaitu 1) Kebijakan Sekolah yang Berwawasan Lingkungan, 2)

Kurikulum Berbasis Lingkungan, 3) Kegiatan Berbasis Parisipatif dan 4) Sarana

dan Prasarana Pendukung Ramah Lingkungan (Permen LH, 2013).

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor

05 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata, tujuan

pemberian penghargaan Adiwiyata merupakan sebagai wujud apresiasi atas usaha

(19)

pengeloaan lingkungan dalam proses pembelajaran, sebagai tanda bahwa suatu

sekolah telah melaksanakan 4 (empat) komponen sekolah Adiwiyata dan sebagai

dasar untuk pelaksanaan pembinaan program Adiwiyata yang harus dilaksanakan

oleh pihak Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat. Pelaksanaan Program Adiwiyata

dilakukan secara berjenjang dari tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, tingkat

nasional serta tingkat Adiwiyata mandiri. Sekolah yang telah mencapai kriteria

kabupaten/kota dapat diusulkan ke provinsi dan seterusnya ke nasional. Adiwiyata

mandiri adalah sekolah Adiwiyata nasional yang berhasil membina 10 sekolah

dengan kualifikasi sekolah Adiwiyata kabupaten/kota.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan (2012) bahwa sejak tahun 2006 sampai 2011 yang ikut

berpartisipasi dalam program Adiwiyata baru mencapai 1.351 sekolah dari

251.415 sekolah ( SD, SMP, SMA, SMK) Se-Indonesia, diantaranya yang

mendapat Adiwiyata mandiri : 56 sekolah, Adiwiyata : 113 sekolah, calon

Adiwiyata 103 sekolah, atau total yang mendapat penghargaan Adiwiyata

mencapai 272 sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) Se-Indonesia. Dari keadaan

tersebut, sebarannya sebagian besar di pulau Jawa, Bali dan ibu kota provinsi

lainnya, jumlah/kuantitas masih sedikit, hal ini dikarenakan pedoman Adiwiyata

yang saat ini masih sulit diimplementasikan.

Berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup Kota Medan, sejak tahun

2013 sampai 2014 diketahui total jumlah sekolah Adiwiyata berdasarkan jenjang

(20)

Pada SD sebanyak 45 sekolah, SMP sebanyak 39 sekolah, dan SMA sederajat

sebanyak 27 sekolah.

Program Adiwiyata sudah berjalan pada sekolah-sekolah di Kota Medan,

khususnya pada sekolah dasar. Hal ini dapat dilihat berdasarkan jenjang

pendidikan yang mendapat penghargaan sampai Adiwiyata mandiri hanya sekolah

dasar. Selain itu jumlah sekolah yang sudah mendapatkan Adiwiyata paling

banyak juga diperoleh sekolah dasar, diantaranya Adiwiyata mandiri : 1 sekolah,

Adiwiyata nasional : 3 sekolah, Adiwiyata provinsi : 8 sekolah dan Adiwiyata

kota : 33 Sekolah. Data tersebut menunjukkan bahwa masih ada sekolah yang

belum ikut serta dalam menjalankan program Adiwiyata di Kota Medan, serta

masih kurangnya pengetahuan tentang upaya yang harus dilakukan untuk

melaksanakan program tersebut bagi masyarakat secara umum dan lingkungan

sekolah secara khusus.

Menurut hasil penelitian Rahmah (2014) tentang Implementasi Program

Sekolah Adiwiyata (Studi pada SDN Manukan Kulon III/540 Kota Surabaya)

menyatakan bahwa kebijakan tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup yang dibuat pemerintah melalui pendidikan akan terlaksana dengan baik

dan mencapai penghargaan Adiwiyata. Namun, SDN Manukan Kulon III/540

dalam penerapan program sekolah Adiwiyata mengalami hambatan yang mana

kurang kompak antar guru dalam menjalankan kegiatan pengelolaan dan

perlindungan lingkungan hidup serta adanya tahap renovasi yang merusak

(21)

Hasil penelitian Adam (2014) tentang Implementasi kebijakan kurikulum

pendidikan lingkungan hidup pada program Adiwiyata Mandiri di SDN Dinoyo 2

Malang berjalan sesuai dengan ketentuan kebijakan yang telah dituangkan melalui

Surat Keputusan Kepala Sekolah, sehingga dalam pelaksanaanya terdapat payung

hukum yang kuat dan memberikan komitmen dan konsekuensi bersama untuk

tercapainya sebuah sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai upaya-upaya apa yang dilakukan sekolah untuk dapat

mencapai Adiwiyata, terutama pada sekolah dasar.

1.2 Rumusan Masalah

Pelaksanaan program Adiwiyata sudah seharusnya berjalan di semua

sekolah. Namun, masih ada sekolah yang belum menjalankannya serta masih

kurangnya pengetahuan tentang hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk

melaksanakan program tersebut. Maka, yang menjadi perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana upaya pencapaian Adiwiyata pada sekolah dasar

di Kota Medan tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya apa yang

dilakukan sekolah dasar untuk mencapai penghargaan Adiwiyata di Kota Medan

(22)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui upaya mengenai kebijakan berwawasan lingkungan

yang dilaksanakan oleh sekolah dasar yang mencapai Adiwiyata di Kota

Medan.

2. Untuk mengetahui upaya mengenai pelaksanaan kurikulum berbasis

lingkungan oleh sekolah dasar yang mencapai Adiwiyata di Kota Medan.

3. Untuk mengetahui upaya dalam kegiatan berbasis parisipatif pada sekolah

dasar yang mencapai Adiwiyata di Kota Medan.

4. Untuk mengetahui upaya pengelolaan sarana pendukung ramah

lingkungan yang dilakukan pada sekolah dasar yang mencapai Adiwiyata

di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dilakukan adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah untuk perbaikan kebijakan

dalam mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang telah dicapai

melalui program Adiwiyata.

2. Sebagai bahan masukan bagi sekolah lain yang belum mendapat

Adiwiyata dan ingin menjalankan program Adiwiyata tersebut.

3. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang upaya yang dilakukan

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Upaya Pencapaian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian upaya

adalah untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan

keluar, tindakan yang dilakukan untuk mencapai apa yang diinginkan atau

merupakan sebuah strategi. Pencapaian adalah proses, cara atau perbuatan

mencapai. Jadi, dalam hal ini upaya pencapaian Adiwiyata adalah cara yang

dilakukan untuk dapat mencapai penghargaan Adiwiyata.

2.2 Sekolah Dasar

Sekolah merupakan sebuah lembaga penyelenggara pendidikan formal.

Suwarno (2009) mengemukakan bahwa sekolah adalah lembaga pendidikan yang

secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis,

berencana, sengaja, dan terarah, yang dilakukan oleh pendidik yang profesional,

dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh

peserta didik pada setiap jenjang tertentu, mulai dari TK sampai Pendidikan

Tinggi. Berdasarkan jenjangnya, jalur pendidikan formal terbagi ke dalam tiga

kategori, yaitu pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Sekolah Dasar merupakan

salah satu bentuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar. Bafadal

(2009) menyatakan bahwa sekolah dasar adalah satuan pendidikan yang

(24)

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sekolah dasar

merupakan satuan pendidikan pada tingkat dasar yang secara resmi

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja,

dan terarah, yang dilakukan oleh pendidik yang profesional, dengan program yang

dituangkan ke dalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh peserta didik dalam

jangka waktu enam tahun.

2.3 Lingkungan

2.3.1 Lingkungan Hidup

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolan Lingkungan Hidup menjelaskan Lingkungan hidup

adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,

termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,

kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lain. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan

terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan

mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang

meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan,

dan penegakan hukum.

2.3.2 Lingkungan Sekolah

Menurut Supardi (2003) menyatakan lingkungan adalah jumlah semua

benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita

tempati. Menurut Yusuf (2001) menyatakan sekolah merupakan lembaga

(25)

pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu

mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual,

intelektual, emosional, maupun sosial.

Jadi, lingkungan sekolah adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta

seluruh kondisi yang ada di dalam lembaga pendidikan formal yang secara

sistematis melaksanakan program pendidikan dan membantu siswa

mengembangkan potensinya.

2.3.3 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup di Sekolah

Sekolah merupakan salah satu lembaga formal pendidikan yang berfungsi

untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa, selain itu pemahaman

dan pengenalan mengenai lingkungan dapat diperoleh siswa melalui pendidikan di

sekolah. Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk memelihara lingkungan

sekolah antara lain sebagai berikut:

a. Pengelolaan Sampah di Sekolah

Menurut American Public Health Association yang dikutip oleh Sumantri

(2010) mengatakan bahwa sampah (waste) diartikan sebagai sesuatu yang tidak

digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal

dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Sampah erat kaitannya

dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut akan hidup berbagai

mikroorganisme penyebab penyakit (bacteri pathogen), dan juga binatang

serangga sebagai pemindahan penyebaran penyakit (vector). Oleh sebab itu,

sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu

(26)

Pengelolaan sampah yang baik, bukan saja untuk kepentingan kesehatan

saja, tetapi juga untuk lingkungan. Yang di maksud dengan pengelolaan sampah

disini adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnahan

atau pengelolaan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak menjadi

gangguan kesehatan remaja dan lingkungan sekolah (Notoatmodjo, 2005).

Selain itu, dapat dilakukan pemanfaatan sampah kembali, yaitu

pemanfaatan sampah organik, seperti composting dimana pemusnahan sampah

dengan cara memanfaatkan proses dekomposisi zat organik oleh kuman-kuman

pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos

atau pupuk (Sumantri, 2010). Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya

pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur

ulang. Sedangkan pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual

barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air

minum dalam kemasan.

b. Pengelolaan Halaman Sekolah

Sekolah sebagai tempat belajar perlu memiliki lingkungan yang bersih dan

sehat agar tercipta suasana belajar yang nyaman. Apabila lingkungan sekolah

kotor dan tidak sehat, tentu sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar di

ruangan kelas. Oleh karena itu, harus bersih dari sampah, debu dan bau yang tidak

sedap agar tidak terjadi penyakit. Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat tidak

hanya di dalam kelas tetapi juga di luar kelas seperti di halaman. Halaman sekolah

(27)

Halaman sekolah yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit

sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman bagi semua warga sekolah.

c. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Sekolah

1) Lokasi

Bangunan sekolah harus berada di dalam rencana umum tata ruang

wilayah kebupaten/kota, Tidak terkena pada daerah rawan bencana, bekas tempat

pembungan akhir (TPA) sampah dan bekas lokasi pertambangan, jauh dari

gangguan atau jaringan listrik tegangan tinggi.

2) Kantin/Warung Sekolah

Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minuman dengan air yang

mengalir; Tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/warung sekolah;

Tersedia tempat untuk penyimpanan bahan makan; Tersedia tempat untuk

penyimpanan makan jadi dan siap saji yang tertutup; Tersedia tempat untuk

menyimpan peralatan makan dan minum (Suliha, 2002).

d. Penghijauan Lingkungan Sekolah

Penghijauan adalah kegiatan yang sangat penting dilakukan dalam

menangani lingkungan dan pemanasan global yang sedang terjadi saat ini.

Penghijauan mempunyai berbagai peran dan fungsi. Peran dan fungsi dari

penghijauan diantaranya adalah sebagai paru-paru lingkungan yang sangat

diperlukan makhluk hidup untuk bernafas sebagai pengatur lingkungan.

Pentingnya penghijauan untuk mengurangi peristiwa global worming,

penghijauan sangat penting bagi sekolah, selain menyejukkan udara disekitanya,

(28)

pohon, tetapi juga dengan membersihkan setiap ruangan dan lingkunagan sekitar

sekolah, serta membuang sampah pada tempatnya juga termasuk penghijauan.

Salah satu cara kecil yang dilakukan adalah menyediakan tempat sampah di setiap

ruangan kelas dan lingkungan sekolah.

Program penghijauan di sekolah dapat diterapkan oleh para guru dan para

siswa. Tugas para guru adalah meyakinkan para siswa terhadap dampak positif

dan negatif apabila melakukan penghijauan. Selain itu mengajak anak didiknya

melakukan penghijauan dengan hal-hal yang menarik, misalnya melakukan acara

penanaman seribu bunga disekolah (Kusmaeni, 2014).

Secara keseluruhan, kebersihan dan keasrian sekolah adalah tanggung

jawab bersama dari setiap warga sekolah. Selain guru dan siswa, pemeliharaan

dan perwujudan lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan asri tidak lepas dari

peran orang tua, swasta lembaga swadaya masyarakat mapupun pemerintah.

Kondisi demikian akan melahirkan siswa yang cerdas, bermutu, berwawasan

lingkungan serta mampu menerapkan sikap cinta dan peduli lingkungannya di

lingkungan sekolah maupun masyarakat.

2.4 Program Adiwiyata (Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata

-Kementerian Lingkungan Hidup)

2.4.1 Sejarah Program Adiwiyata

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (2012) mengemukakan bahwa Kebijakan Pendidikan Lingkungan

Hidup (PLH) telah disepakati pada tanggal 19 Februari 2004 oleh 4 (empat)

(29)

Pendidikan Nasional, Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri.

Kebijakan ini sebagai dasar arahan bagi para pemangku kepentingan

(stakeholders) dalam pelaksanaan dan pengembangan pendidikan lingkungan

hidup di Indonesia serta sebagai salah satu solusi dalam upaya meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pelestarian fungsi lingkungan

hidup. Dalam upaya mempercepat pengembangan pendidikan lingkungan hidup

khususnya jalur pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah,

maka pada tanggal 21 Februari 2006 telah dicanangkan Program Adiwiyata,

dengan tujuan mendorong dan membentuk sekolah peduli dan berbudaya

lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian

lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang

maupun yang akan datang.

Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Negara

Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan

kesadaran warga sekolah dalam upaya pelesatarian lingkungan hidup. Dalam

program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah

menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang

negatif (KNLH, 2010).

Pelaksanaan program Adiwiyata merupakan amanah UU No. 23 Tahun

1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU No. 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, tepatnya pada pasal 65 butir

(2) setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses

(30)

lingkungan hidup yang baik dan sehat (KNLH, 2008). Tindak lanjut dari UU No.

32 Tahun 2009 adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05

Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. Secara aturan

atau dasar hukum pelaksanaan, program Adiwiyata sudah seharusnya berjalan di

semua Sekolah (Permen LH, 2013).

2.4.2 Pengertian Adiwiyata

Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik

dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma

serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan

hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan (Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012).

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05

Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata mengatakan

bahwa sekolah adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan

dan program adiwiyata adalah program untuk mewujudkan sekolah yang peduli

dan berbudaya lingkungan.

Program Adiwiyata merupakan penerapan perilaku manusia terhadap alam

untuk melindungi dan melestarikan keberadaan alam agar terjadi keberlanjutan

kehidupan. Keberhasilan program Adiwiyata apabila warga sekolah memiliki

perilaku yang berwawasan lingkungan di manapun berada. Program tersebut

selain untuk pembentukan karakter peduli lingkungan juga sebagai salah satu cara

menghemat anggaran, sebab dalam indikator Adiwiyata tercantum upaya

(31)

2.4.3 Tujuan Program Adiwiyata

Tujuan program adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang

bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan

berkelanjutan (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2012).

2.4.4 Prinsip Program Adiwiyata

Pelaksanaan Program Adiwiyata diletakkan pada prinsip-prinsip dasar

berikut:

a) Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang

meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai

tanggungjawab dan peran.

b) Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan

terus menerus secara komprehensif

c) Edukatif (Permen LH, 2013).

2.4.5 Keuntungan mengikuti Program Adiwiyata

Keuntungan yang diperoleh sekolah dalam mengikuti program Adiwiyata

adalah :

a) Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompetensi dasar dan standar

kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menegah.

b) Meningkatkan efisiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui

penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan

(32)

c) Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar

yang lebih nyaman dan kondusif.

d) Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan

pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah

dan masyarakat sekitar.

e) Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

melalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan

pelestarian fungsi lingkungan di sekolah (Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012).

Menurut Arjuna dan Salmonsius yang dikutip oleh Saragih (2012), ketika

sebuah sekolah sudah mengikuti program Adiwiyata maka sekolah tersebut akan

mendapatkan bantuan dana pendampingan, sesuai dengan kebutuhan yang

diajukan oleh sekolah dan disetujui oleh Kementrian Lingkungan Hidup.

2.5 Komponen Program Adiwiyata

Kementerian Lingkungan Hidup (2011) mengemukakan bahwa terdapat

empat aspek yang harus diperhatikan sekolah untuk dikelola dengan baik dalam

menjalankan Adiwiyata yaitu aspek kebijakan sekolah berwawasan lingkungan,

aspek kurikulum berbasis lingkungan, aspek kegiatan lingkungan berbasis

partisipatif, dan aspek sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan.

2.5.1 Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan

Untuk mewujudkan Sekolah yang berwawasan lingkungan maka

diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakanya kegiatan

(33)

prinsip-prinsip dasar program Adiwiyata yaitu edukatif, partisipatif dan berkelanjutan.

Pengembangan kebijakan sekolah yang diperlukan untuk mewujudkan sekolah

berwawasan lingkungan tersebut adalah visi dan misi sekolah yang berwawasan

lingkungan, kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran Pendidikan

lingkungan hidup, kebijakan peningkatan SDM (tenaga kependidikan dan non

kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup, kebijakan sekolah dalam

upaya penghematan sumberdaya alam, kebijakan sekolah yang mendukung

terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat, serta kebijakan sekolah untuk

pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan

lingkungan hidup.

2.5.2 Kurikulum Berbasis Lingkungan

Penyampaian materi lingkungan hidup kepada siswa dapat dilakukan

melalui kurikulum belajar yang beragam. Pengembangan materi, model

pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan

pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan

persoalan lingkungan sehari-hari. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan

hidup untuk mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan dapat dicapai

dengan melakukan pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran,

penggalian dan pengembangan materi serta persoalan lingkungan hidup yang ada

di masyarakat sekitar, pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan

budaya, serta pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan

(34)

2.5.3 Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

Untuk mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan, warga sekolah

perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain

itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan

berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat

maupun lingkunganya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh warga

sekolah dalam mengembangkan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif adalah

menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler dibidang lingkungan hidup

berbasis partisipatif disekolah, mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang

dilakukan oleh pihak luar, dan membangun kegiatan kemitraan dalam

pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.

2.5.4 Sarana dan Prasarana Pendukung Ramah Lingkungan

Mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu

didukung sarana prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan

hidup. Pengelolaan dan pengembangan sarana tersebut meliputi pengembangan

fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup,

peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar sekolah,

penghematan sumberdaya alam air, listrik dan alat tulis kantor serta peningkatan

kualitas pelayanan makanan sehat dan pengembangan sistem pengelolaan sampah.

2.6 Pembinaan Adiwiyata

2.6.1 Pengertian Pembinaan adiwiyata

Suatu tindakan yang dilakukan oleh organisasi/ lembaga atau pihak

(35)

adiwiyata yang berdampak positif terhadap perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup.

2.6.2 Tujuan Pembinaan Adiwiyata

Pembinaan adiwiyata bertujuan untuk:

1. Meningkatkan kapasitas sekolah untuk mewujudkan Sekolah Adiwiyata

atau sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.

2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia dalam

pengelolaan Program Adiwiyata.

3. Meningkatkan pencapaian kinerja pengelolaan adiwiyata baik di propinsi

maupun di kabupaten/kota termasuk sekolah dan masyarakat sekitarnya.

2.6.3 Komponen dan Standar Adiwiyata

Komponen dan standar adiwiyata meliputi:

1. Kebijakan berwawasan lingkungan, memiliki standar:

a) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

b) Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) memuat program

dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

2. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, memiliki standar:

a) Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran lingkungan hidup.

b) Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan

(36)

3. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif memiliki standar:

a) Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup yang terencana bagi warga sekolah.

b) Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup dengan berbagai pihak, antara lain masyarakat,

pemerintah, swasta, media, dan sekolah lain.

4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan memiliki standar:

a) Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan.

b) Peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah

lingkungan di sekolah (Permen LH, 2013).

2.7 Penilaian Adiwiyata

Setelah dilakukan pembinaan, penyelenggara program (Menteri, menteri

terkait, gubernur atau bupati/walikota) melakukan penilaian untuk mengukur

tingkat pencapaian adiwiyata. Penilaian adiwiyata tersebut berupa checklist yang

berdasarkan indikator atau kriteria program adiwiyata yaitu kebijakan

berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan

lingkungan berbasisi partisipasif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah

lingkungan. Penilaian program adiwiyata dilakukan dengan tahapan, yaitu:

A. Sekolah Adiwiyata kabupaten/Kota

1. Sekolah menyampaikan permohonan penilaian sebagai sekolah adiwiyata

kepada tim penilai kabupaten/kota.

2. Calon sekolah adiwiyata menyampaikan dokumen berdasarkan lembar

(37)

kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan, yang terdiri dari

dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Rencana

Kegiatan dan Aksi Sekolah/Madrasah (RKAS/M).

3. Bagi sekolah yang memenuhi standar administrasi dilakukan verifikasi

dengan menggunakan lembar evaluasi sekolah adiwiyata.

4. Tim penilai adiwiyata kabupaten/kota melakukan verifikasi terkait

pencapaian dari 4 (empat) komponen adiwiyata, yaitu:

a) Kebijakan berwawasan lingkungan;

b) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan;

c) Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif; dan

d) Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

5. Berdasarkan hasil verifikasi, tim penilai adiwiyata kabupaten/kota

menetapkan nilai pencapaian sekolah.

6. Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah adiwiyata

tingkat kabupaten/kota apabila mencapai nilai paling rendah 56 (lima

puluh enam), yaitu 70% (tujuh puluh perseratus) dari total nilai paling

tinggi 80 (delapan puluh).

7. Sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten/kota dapat diusulkan untuk ikut

dalam seleksi penerimaan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat provinsi,

apabila sudah mencapai nilai paling rendah 64 (enam puluh empat) yaitu

80% (delapan puluh perseratus) dari total nilai paling tinggi 80 (delapan

(38)

B. Sekolah Adiwiyata Provinsi

1. Tim penilai adiwiyata provinsi melakukan evaluasi terhadap dokumen

hasil penilaian yang diusulkan oleh kabupaten/kota, dan laporan kegiatan

pembinaan.

2. Calon sekolah adiwiyata tingkat provinsi yang terpilih, dilakukan

verifikasi.

3. Berdasarkan hasil verifikasi, Tim penilai adiwiyata provinsi menetapkan

nilai pencapaian sekolah.

4. Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah adiwiyata

tingkat provinsi apabila mencapai nilai paling rendah 64 (enam puluh

empat), yaitu 80% (delapan puluh perseratus) dari total nilai paling tinggi

80 (delapan puluh).

5. Sekolah adiwiyata tingkat provinsi dapat diusulkan untuk ikut dalam

seleksi penerimaan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat

nasional,apabila sudah mencapai nilai paling rendah 72 (tujuh puluh dua)

yaitu 90% (sembilan puluh perseratus) dari total nilai paling tinggi 80

(delapan puluh).

C. Sekolah Adiwiyata Nasional

1. Tim penilai adiwiyata nasional melakukan evaluasi terhadap dokumen

hasil penilaian yang diusulkan oleh provinsi dan laporan kegiatan

pembinaan.

(39)

3. Berdasarkan hasil verifikasi, Tim penilai adiwiyata nasional menetapkan

nilai pencapaian sekolah.

4. Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah adiwiyata

nasional apabila mencapai nilai paling rendah 72 (tujuh puluh dua), yaitu

90% (sembilan puluh perseratus) dari total nilai paling tinggi 80 (delapan

puluh).

D. Sekolah Adiwiyata Mandiri

1. Tim penilai adiwiyata nasional menetapkan sekolah adiwiyata

nasional yang akan dilakukan verifikasi berdasarkan usulan dari provinsi.

2. Sekolah adiwiyata nasional yang terpilih, dilakukan verifikasi.

3. Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah adiwiyata

mandiri apabila sekolah adiwiyata nasional tersebut telah melakukan

pembinaan terhadap sekolah lain, paling sedikit 10 (sepuluh) sekolah,dan

sekolah yang dibina tersebut telah mendapatkan penghargaana diwiyata

kabupaten/kota.

4. Sekolah adiwiyata mandiri dapat diusulkan untuk ikut dalam seleksi

penerimaan penghargaan tingkat Asean Eco School (Permen LH, 2013).

2.8 Pemberian Penghargaan Adiwiyata

2.8.1 Pengertian Penghargaan Adiwiyata

Penghargaan Adiwiyata merupakan pemberian insentif yang diberikan

kepada sekolah yang telah berhasil memenuhi 4 (empat) komponen program

Adiwiyata. Bentuk insentif yang diberikan dapat berupa piagam, piala dan atau

(40)

2.8.2 Tujuan Pemberian Penghargaan Adiwiyata

a. Sebagai wujud apresiasi atas usaha yang telah dilakukan sekolah dalam

upaya melaksanakan perlindungan dan pengeloaan lingkungan dalam

proses pembelajaran.

b. Sebagai tanda bahwa suatu sekolah telah melaksanakan 4 (empat)

komponen sekolah adiwiyata.

c. Sebagai dasar untuk pelaksanaan pembinaan program adiwiyata yang

harus dilaksanakan oleh pihak kabupaten/kota, propinsi, dan pusat.

2.8.3 Jenis dan Bentuk Penghargaan

a. Sekolah Adiwiyata kabupaten/kota mendapat penghargaan dari

Bupati/Walikota, bentuk penghargaan berupa piagam dan piala.

b. Sekolah Adiwiyata provinsi mendapatkan penghargaan dari Gubernur,

bentuk penghargaan berupa piagam dan piala.

c. Sekolah Adiwiyata nasional mendapatkan penghargaan piagam dari

Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

hanya sekolah Adiwiyata nasional dengan nilai terbaik mendapat piala dari

Menteri Lingkungan hidup.

d. Sekolah Adiwiyata mandiri mendapatkan penghargaan piagam dari

Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

sedangkan piala dari Menteri Lingkungan Hidup, hanya sekolah Adiwiyata

mandiri dengan nilai terbaik, piala penghargaannya diserahkan oleh

(41)

2.9 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka konsep diatas digambarkan interaksi antar variabel

penelitian yaitu kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan, kurikulum

sekolah berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif serta sarana

dan prasarana pendukung ramah lingkungan. Kemudian, variabel yang ingin

dicapai adalah upaya yang dilakukan sekolah untuk pencapaian Adiwiyata terkait

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode

pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan lebih

mendalam tentang upaya yang dilakukan sekolah dasar untuk mencapai

Adiwiyata di Kota Medan. Pendekatan kualitatif menurut Benister et al yang

dikutip oleh Herdiansyah (2012) adalah penelitian yang bertujuan untuk

menangkap dan memberi gambaran terhadap suatu fenomena, sebagai metode

untuk mengeksplorasi fenomena, dan sebagai metode untuk memberikan

penjelasan dari suatu fenomena yang diteliti.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar yang sudah mendapatkan

penghargaan Adiwiyata di Kota Medan. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena

berdasarkan jenjang pendidikan, sekolah yang sudah mendapatkan Adiwiyata

paling banyak diraih oleh jenjang pendidikan sekolah dasar. Selain itu, pada

lokasi tersebut belum pernah dilakukan penelitian yang sama.

3.2.2 Waktu Penelitian

(43)

3.3 Informan Penelitian

Informan penelitian dalam penelitian ini diambil secara purposive

(bertujuan) dengan alasan masing-masing sekolah yang meraih penghargaan

Adiwiyata Kota Medan memiliki nilai pencapaian yang sama yaitu 73 dimana

nilai tersebut diberikan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan sebagai Tim

Penilai Adiwiyata Tingkat Kota Medan. Sehingga, ditentukan 10 kepala sekolah

atau orang yang bertanggung jawab mengenai program Adiwiyata dari Sekolah

Dasar yang telah mendapat penghargaan adiwiyata Kota Medan. Diantaranya

SDN No. 064034, SDN No. 060927, SDN No. 060928, SDN No. 064020, SDN

No. 064956, SDN No. 064969, SD swasta Al Azhar, SD swasta Kemala

Bhayangkari I, SD swasta Islam Terpadu Siti Hajar dan SD swasta Umi Fatimah.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview)

terstruktur yang artinya peneliti melakukan wawancara berdasarkan

pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan kepada informan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari Badan Lingkungan

Hidup kota Medan mengenai pelaksanaan program Adiwiyata di Kota Medan, dan

(44)

3.5 Definisi Operasional

Untuk mempermudah dalam penelitian, maka variabel yang menjadi

sasaran penelitian ini perlu didefinisikan secara operasional, adapun definisi

operasional dari variabel-variabel penelitian di atas adalah sebagai berikut:

1. SD Adiwiyata Tingkat Kota Medan adalah sekolah dasar yang telah

diberikan predikat Sekolah Adiwiyata Tingkat Kota Medan oleh Badan

Lingkungan Hidup Kota Medan.

2. Upaya kebijakan sekolah berwawasan lingkungan adalah segala sesuatu

yang dilakukan sekolah untuk melaksanakan kebijakan sekolah yang

berkaitan dengan lingkungan.

3. Upaya kurikulum sekolah berbasis lingkungan adalah upaya penyampaian

materi pelajaran oleh guru mengenai lingkungan kepada siswa melalui

kurikulum untuk menambah pemahaman siswa tentang lingkungan hidup.

4. Upaya kegiatan lingkungan berbasis partisipatif adalah segala bentuk

kegiatan yang dilakukan oleh warga sekolah dalam menciptakan sekolah

yang peduli lingkungan.

5. Upaya dalam sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan adalah

upaya pengelolaan dan pengembangan sarana dan prasarana di sekolah

untuk mendukung kebersihan sekolah dan pelestarian lingkungan.

6. Upaya yang dilakukan sekolah adalah hal-hal yang dilakukan sekolah

untuk mencapai penghargaan Adiwiyata melalui Kebijakan, Kurikulum,

(45)

3.6 Instrumen dalam Pengambilan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa alat tulis,

buku catatan dan alat perekam.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif, yang mana pada saat

wawancara, peneliti melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai.

Metode analisis data penelitian yang dilakukan dengan merangkum dan memilih

hal-hal yang penting berdasarkan hasil-hasil wawancara yang telah dilakukan.

Uji validitas pada penelitian kualitatif adalah triangulasi. Penelitian ini

menggunakan triangulasi antar sumber yaitu upaya membandingkan suatu

informasi yang diperoleh dari sumber lain di kelompok yang diamati dan

triangulasi antar teori yaitu upaya membandingkan informasi yang didapatkan

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Penelitian dilakukan di Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera

Utara yang merupakan salah satu pusat pemerintahan, pendidikan, kebudayaan

dan perdagangan. Kota Medan secara geografis terletak pada 2º.27’ - 2º47’

Lintang Utara, 98º.35’ - 98º.44’ Bujur Timur, sebelah Utara berbatasan dengan

Selat Malaka dan sebelah Selatan, Barat dan Timur berbatasan dengan Kabupaten

Deli Serdang. Posisi Kota Medan ada di bagian Utara Provinsi Sumatera Utara

dengan topografi miring ke Utara dan berada pada ketinggian tempat 2,5 – 37,5 m

di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 Km² atau 3,6%

dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Secara administratif terdiri dari 21

kecamatan dan 151 kelurahan.

4.1.2 Gambaran Demografis

Jumlah penduduk Kota Medan tahun 2010 berdasarkan data kantor

statistik Kota Medan adalah : 2.121.053 jiwa dengan kepadatan penduduk

rata-rata 8.001/Km². Daerah terpadat penduduknya adalah Kecamatan Medan

Perjuangan yaitu 25.844/Km² dengan luas wilayah 4,09 Km². Sedangkan daerah

yang renggang penduduknya adalah Kecamatan Medan Labuhan yaitu 2.916

(47)

4.1.3 Pendidikan

Tabel 4.1. Data Sekolah di Kota Medan

No Jenjang

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Medan, 2005 - 2013

Daftar Sekolah Dasar yang mendapat penghargaan sekolah Adiwiyata

tingkat Kota Medan pada tahun 2013 sampai 2014 menurut Badan Lingkungan

Hidup Kota Medan terdiri dari 24 SD Negeri dan 9 SD Swasta, dapat dilihat pada

Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2. Daftar Nama-Nama Sekolah Dasar Negeri yang Menjadi Sekolah

Adiwiyata Tingkat Kota Medan

No Nama sekolah Alamat

1 SD Negeri 064020 Jl. PDAM Tirtanadi Kec. Medan Sunggal 2 SD Negeri 064956 Jl. Turi Ujung

Kel. Teladan Timur Kec. Medan Kota

3 SD Negeri 060927 Jl. Brigjend Zein Hamid KM.8 Kec. Medan Johor

4 SD Negeri 060928 Jl. Brigjend Zein Hamid KM.8 Kec. Medan Johor

7 SD Negeri 068004 Jl. Sawit Perumnas Simalingkar Kec. Medan Tuntungan

8 SD Negeri 064977 Jl. Bhayangkara N0. 303A Kel. Indra Kasih

Kec. Medan Tembung

9 SD Negeri 063354 Jl. Klambir V

(48)

10 SD Negeri 064003 Jl. Cimanuk

Kec. Medan Belawan 11 SD Negeri 060910 Kec. Medan Deli

12 SD Negeri 060814 Jl. Rahmadsyah

Kec. Medan Area

13 SD Negeri 065015 Jl. Letjend Jamin Ginting KM.12 Kec. Medan Tuntungan

14 SD Negeri 067245 Jl. Bunga Asoka Gg. Sekolah Kel. Asam, Kec. Medan Sunggal 15 SD Negeri 064021 Jl. Beringin

Kec. Medan Helvetia

16 SD Negeri 066435 Jl. Marelan IX Gg.Pendidikan Kec. Medan Marelan 21 SD Negeri 060868 Jl. Pendidikan

Kec. Medan Timur 22 SD Negeri 060880 Jl. Polonia Gg.B

Kec. Medan Polonia 23 SD Negeri 064989 Jl. Turi Timbang Deli

Kec. Medan Amplas

24 SD Negeri 064995 Jl. Aluminium Komplek Baracuda Kec. Medan Deli

(49)

Tabel 4.3. Daftar Nama-Nama Sekolah Dasar Swasta yang Menjadi Sekolah

Adiwiyata Tingkat Kota Medan

No Nama sekolah Alamat

1 SD Swasta Kemala Bhayangkari I Jl. Misbah No.18 A Kec. Medan Maimun 2 SD Swasta Islam Terpadu Siti

Hajar 8 SD Swasta Al-Fityan Jl. Keluarga Lingk. IX

Kec. Medan Selayang 9 SD Swasta Zahira Jl. Ibrahim Umar No. 19

Kec. Medan Perjuangan Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Medan, 2014 (Data Diolah)

Sesuai dengan judul skripsi ini Upaya untuk Pencapaian Adiwiyata di

Kota Medan Tahun 2015, maka ditetapkan 10 sekolah dari seluruh sekolah Dasar

yang telah mendapat penghargaan Adiwiyata Kota Medan yaitu SD Negeri

064020, SD Negeri 064956,SD Negeri 060927, SD Negeri 060928, SD Negeri

064034, SDNegeri 064969, SD Swasta Kemala Bhayangkari I, SD Swasta Islam

Terpadu Siti Hajar, SD Swasta Al Azhar, dan SD Swasta Ummi Fatimah dengan

alasan masing-masing sekolah tersebut telah meraih penghargaan Adiwiyata Kota

(50)

diberikan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan sebagai Tim Penilai

Adiwiyata.

Tabel 4.4 Daftar Sekolah Dasar yang Menjadi Objek Penelitian dan

Pencapaian Nilai yang Diperoleh dalam Adiwiyata Kota Medan Tahun 2013

No Nama Sekolah Alamat Keterangan

1 SDN No. 064020 Jl. PDAM Tirtanadi

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Medan, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Lingkungan Kota Medan,

masing-masing sekolah tersebut telah meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata

(51)

Kota Medan menunjukkan bahwa 10 sekolah tersebut meraih nilai yang sama

yaitu 73, dimana nilai yang diberikan sesuai ketentuan dari kriteria penilian

Adiwiyata dengan keadaan yang ada di setiap sekolah. Berdasarkan penilaian

Adiwiyata menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata bahwa

penetapan suatu sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah adiwiyata tingkat

kabupaten/kota apabila mencapai nilai paling rendah 56 (lima puluh enam), yaitu

70% (tujuh puluh perseratus) dari total nilai paling tinggi 80 (delapan puluh).

Walaupun nilai yang diperoleh oleh masing-masing sekolah sama akan tetapi

secara keseluruhan setiap sekolah memiliki pencapaian yang berbeda-beda pada

tiap komponen Adiwiyata.

4.2 Karakteristik Informan

Karakteristik dari masing-masing informan pada penelitian ini, dapat

(52)

7 Wakil Kepala Sekolah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah informan dalam penelitian ini

adalah 10 informan, yang terdiri dari 1 informan kepala sekolah SDN No. 064020

yang berusia 50 tahun dengan pendidikan S1, 1 informan kepala sekolah SDN No.

064569 yang berusia 53 tahun dengan pendidikan S1, 1 informan kepala sekolah

SDN No. 060927 yang berusia 55 tahun dengan pendidikan S1, 1 informan kepala

sekolah SDN No. 060928 yang berusia 57 tahun dengan pendidikan S1, 1

informan guru SDN No. 064034 yang berusia 44 tahun dengan pendidikan S1, 1

informan kepala sekolah SDN No. 064969 yang berusia 51 tahun dengan

pendidikan S1, 1 informan Wakil Kepala Sekolah SD Swasta Kemala

Bhayangkari 1 yang berusia 43 tahun dengan pendidikan S1, 1 informan Kepala

sekolah SD Swasta Islam Terpadu Siti Hajar yang berusia 37 tahun dengan

pendidikan S2, 1 informan Wakil Kepala sekolah SD Swasta Al Azhar yang

berusia 27 tahun dengan pendidikan S1, dan 1 informan Wakil Kepala sekolah SD

(53)

4.3 Hasil Wawancara Upaya untuk Pencapaian Adiwiyata pada Sekolah

Dasar di Kota Medan Tahun 2015

4.3.1 Pernyataan Informan dalam Pencapaian Penghargaan Adiwiyata

mengenai Kebijakan Berwawasan Lingkungan di Sekolah

Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan dapat diketahui bahwa

masing-masing sekolah telah melakukan berbagai upaya dalam pencapaian

Adiwiyata terkait dengan kebijakan berwawasan lingkungan diantaranya

membuat visi atau misi sekolah yang mengarah pada sekolah berwawasan

lingkungan dan menyediakan pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang terkait

dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Berikut ini adalah

pernyataan yang disampaikan oleh masing-masing informan:

a) Informan 1

Berdasarkan pernyataan informan 1 mengenai upaya yang dilakukan

sekolah dalam melaksanakan kebijakan berwawasan lingkungan dengan

membuat visi sekolah yang mengarah pada sekolah berwawasan

lingkungan, dimana visi sekolah tersebut adalah “Menciptakan generasi

penerus yang beriman, bertaqwa, berprestasi dan peduli lingkungan”.

Selain itu, pihak sekolah juga mengalokasikan anggaran bagi kegiatan

yang terkait dengan lingkungan hidup sesuai kebijakan sekolah tersebut

seperti penyediaaan peralatan kebersihan dan pembelian bibit tanaman

(54)

b) Informan 2

Berdasarkan pernyataan informan 2 mengenai upaya yang dilakukan

sekolah dalam melaksanakan kebijakan berwawasan lingkungan adalah

visi dan misi sekolah telah memuat tentang lingkungan. Hal ini

ditunjukkan dari visi sekolah yaitu “Mewujudkan sarana belajar yang

memadai dan menyenangkan agar tercapai kegiatan belajar mengajar yang

efektif, efisien dan berbudaya lingkungan” dan salah satu misi sekolah

adalah “Membina dan memupuk generasi penerus bangsa yang mampu

melestarikan lingkungan”. Selain itu, pihak sekolah juga telah

mengalokasikan anggaran untuk kegiatan yang terkait dengan lingkungan

hidup seperti pembuatan kolam ikan dan untuk keperluan tanaman di

sekolah.

c) Informan 3

Berdasarkan pernyataan informan 3, pihak sekolah belum sepenuhnya

melaksanakan upaya dalam kebijakan berwawasan lingkungan. Hal ini

ditunjukkan dengan visi sekolah sebagai berikut “Menjadikan warga

sekolah yang berprestasi dalam ilmu pengetahuan, beriman, bertaqwa,

teladan dalam sikap”. Visi sekolah tersebut belum mengarah pada

lingkungan, begitu pula dengan misi sekolah yang masih umum. Namun,

upaya untuk mengalokasikan anggaran terhadap kegiatan yang berkaitan

dengan lingkungan, pihak sekolah telah menyediakan anggaran untuk

(55)

d) Informan 4

Berdasarkan pernyataan informan 4, pihak sekolah belum sepenuhnya

melaksanakan upaya dalam kebijakan berwawasan lingkungan. Hal ini

ditunjukkan dengan visi sekolah sebagai berikut “Mewujudkan manusia

yang berilmu, beriman, bertaqwa, trampil dan berpikir kritis”. Visi sekolah

tersebut belum mengarah pada lingkungan, begitu pula dengan misinya.

Namun, pihak sekolah telah mengalokasikan anggaran untuk pengadaan

ruang terbuka hijau di sekolah.

e) Informan 5

Berdasarkan pernyataan informan 5 mengenai upaya yang dilakukan

sekolah dalam melaksanakan kebijakan berwawasan lingkungan adalah

dengan membuat salah satu misi sekolah yang mengarah pada lingkungan

yaitu “Menumbuh kembangkan potensi siswa dalam bidang, kesenian,

olah raga, keagamaan, kepedulian sosial dan lingkungan hidup”. Selain itu

pihak sekolah juga telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan

menanam bunga dan pembelian bibit tanaman di sekolah.

f) Informan 6

Berdasarkan pernyataan informan 6, pihak sekolah belum sepenuhnya

melaksanakan upaya dalam kebijakan berwawasan lingkungan. Hal ini

ditunjukkan dengan visi sekolah sebagai berikut “Menjadi sekolah yang

favorit di masyarakan yang unggul dalam prestasi dan IMTAQ” . Namun,

pengalokasian anggaran bagi kegiatan yang terkait dengan lingkungan

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Tabel 4.2.  Daftar Nama-Nama Sekolah Dasar Negeri yang Menjadi Sekolah
Tabel 4.3.  Daftar Nama-Nama Sekolah Dasar Swasta yang Menjadi Sekolah
Tabel 4.4  Daftar Sekolah Dasar yang Menjadi Objek Penelitian dan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dikarenakan letak Indonesia yang rawan akan bencana inilah, mengisyaratkan kepada kita harus selalu untuk bersiap menghadapi gempa. Mengingat dampak yang luar biasa dari gempa bumi

na.i pentingnya masalahnya. Selain itu, langkah terse- bu+ harus mencakup penyusunan ikhtisar mengenai infor.. r^h), ( 2 ) Questionnaire yans disunalcan oleh pewawancara (y£

iiehendakYya- adala'n hukur?... unzhmu can

Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi adab makan dan minum pada siswa kelas VIII

sebuah kumparan kawat yang berputar dalam medan magnet serba sama.. GGL yang diinduksikan di dalam sebuah generator ideal berupa

Mempersiapkan instrumen yang digunakan dalam proses penelitian yang berupa lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar observasi keterampilan guru, dan lembar pengamatan

Gambar 3.7 Desain Perancangan Elektronika 28 Gambar 3.8 Tampilan Awal Software IDE Arduino 29 Gambar 4.1 Tampilan Atas Alat Saat Terbuka 31 Gambar 4.2 Tampilan Dalam Alat 31 Gambar

 Ceiling ekspos pipa AC Cassette LG LTC-186ELE Ex.. Berdasarkan pada keterangan diatas gambar ceiling Studio alternatif 1 mampu menghasilkan bentuk yang unik sesuai