ORIENTASI DOMISILI MASYARAKAT DI DESA TERPENCIL
(Studi Deskriptif di Desa Negeri Gugung Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli serdang)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Dalam Bidang Sosiologi
OLEH DESTI ARIANI
070901006
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Penulisan skripsi yang berjudul “Orientasi Domisili Masyarakat di Desa Terpencil” studi deskriptif di desa Negeri Gugung kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang, dilatar belakangi dari masih banyak kelompok masyarkat yang masih bertahan untuk tinggal di desa terpencil dengan keadaan sarana dan prasarana yang masih sangat terbatas dan akses untuk keluar masuk ke Desa tersebut masih sangat sulit sehingga kehidupan masyarakat di desa terpencil tersebut dapat di katakan tidak layak.
Metode yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan metode observasi, menganalisis data, dan dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan yang terdiri dari informan kunci dan informan biasa serta studi kepustakaan. Adapun yang menjadi unit analisis adalah masyarakat desa Negeri Gugung.dan yang menjadi informan adalah masyarakat yang berdomisili di desa Negeri Gugung, baik pendatang maupun masyarakat asli desa tersebut. Interpretasi dilakukan dengan menggunakan catatan dari setiap kali turun kelapangan. Penelitian ini mengacu pada teori pilihan rasional yang menjelaskan bahwa tindakan perseorangan terhadap suatu tujuan dan tujuan itu ditentukan oleh nilai atau pilihan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat
dan serta karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Orientasi
Domisili Masyarakat di Desa Terpencil”di desa Negeri Gugung, kecamatan
Sibolangit, Kabupaten deli Serdang. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna
memperoleh gelar sarjana dari Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dari semua pihak, maka skripsi ini
tidak dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu, baik dari penulisan proposal saat penelitian dan sampai selesainya skripsi
ini oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yang telah merawat, mendidik, dan membesarkan
ananda dengan segenap cinta dan doa serta kasih sayang yang teramat besar
dan tulus, beserta dukungan semangat dan motifasinya yang tiada bosannya
diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini. Demikian juga buat kakak dan
adik-adik yang juga selalu memberikan semangat serta dukungan.
2. Bapak Prof. DR. Badaruddin M.SI, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
3. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.si selaku Ketua Departemen Sosiologi. Beliau
yang telah memberikan pengajaran yang sangat berarti selama saya menjadi
mahasiswa.
4. Bapak Drs. Sismudjito, M.si sebagai dosen Pembimbing penulis, yang telah
membimbing penulis semenjak awal pembuatan skripsi sampai pada
penyelesaian skripsi ini. Dengan begitu banyaknya kesibukan, beliau masih
bersedia meluangkan waktu kepada penulis untuk memberikan masukan
berupa nasehat serta materi yang sangat berguna bagi penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. T. Ilham Saladin, M.sp selaku Seketaris Departemen Sosiologi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Seluruh dosen pengajar Departemen Sosiologi yang telah membimbing saya
selama menjadi mahasiswa.
7. Seluruh pegawai departemen dan pendidikan yang telah membantu dan
mendukung proses penyelesaian studi dalam urusan administrasi baik di
departemen maupun di pendidikan.
8. Kepala Desa dan seluruh masyarakat desa Negeri Gugung yang telah bersedia
memberikan informasi dan menyediakan tempat tinggal selama penulis berada
di dasa.
9. Seluruh teman-teman mahasiswa departemen Sosiologi khususnya stambuk
2007 yang namanya tidak bisa di sebut satu persatu.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Manfaat Teoritis ... 5
1.4.2 Manfaat Praktis ... 5
1.5 Definisi Konsep ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Orientasi ... 8
2.1.1 Tindakan Sosial dan Orientasi Subjektif ... 8
2.2 PengertianDomisili ... 9
2.2.1Jenis-jenis Domisili ... 10
2. 3Pengertian Desa ... 11
2.3.1 Unsur Desa ... 12
2.4 Desa di Indonesia ... 15
2.5 Masyarakat Pedesaan ... 16
2.5.1 Tipologi Masyarakat Pedesaan ... 16
2.5.2 Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan ... 20
2.6 Desa Terpencil ... 23
2.6.1 Kategori Desa Terpencil ... 23
2.7 Teori Pilihan Rasional ... 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Lokasi Penelitian ... 28
3.3 Unit Analisis dan Informan ... 28
3.3.1 Unit Analisis ... 28
3.3.2 Informan ... 28
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 28
3.4.1 Data Primer ... 29
3.4.2 Data Skunder ... 30
3.5 Interpretasi Data ... 30
BAB VI TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 32
4.1.1 SejarahDesa Negeri Gugung ... 32
4.1.2 Lokasi Penelitian dan Keadaan Alam ... 33
4.1.4 Mata Pencaharian Penduduk ... 35
4.1.5Pola Pemukiman ... 37
4.1.6 Sarana dan Prasarana ... 38
4.1.6.1 Sarana Pendidikan ... 38
4.1.6.2 Sarana Kesehatan ... 39
4.1.6.3 Sarana Ibadah ... 40
4.1.6.4 Sarana Transportasi dan Komunikasi... 41
4.1.6.5 Sarana Rekreasi dan Hiburan ... 43
4.1.6.6 Sarana Olahraga ... 44
4.1.6.7 Sarana Umum Lainnya ... 45
4.1.7 Latar Belakang Sosial Budaya ... 46
4.1.7.1 Bahasa ... 46
4.1.7.2 Adat Istiadat ... 46
4.1.7.3 Religi ... 47
4.1.7.4 Sistem kekerabatan... 48
4.1.8 Bidang Pemerintahan ... 49
4.2 Profil Informan ... 51
4.2.1 Bulang Barus ... 51
4.2.2 Kusmas Bangun ... 52
4.2.3 Husni Tarigan ... 52
4.2.4 Dewi Sembiring ... 53
4.2.5 B. Barus ... 54
4.2.7 Jhonson Ginting ... 56
4.2.8 Erni Barus ... 57
4.2.9 B. Surbakti ... 57
4.2.10 G. Barus ... 59
4.3Orientasi Terhadap Nilai Sosial Masyarakat ... 60
4.4 Orientasi Ekonomi ... 63
4.5 Faktor Sumberdaya Alam ... 65
4.6 Faktor Sumber Daya Manusia ... 67
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 70
5.2. Saran ... 71
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan Jenis kelamin ... 34
Tabel 2 Jumlah penduduk berdasarkan usia ... 35
DAFTAR BAGAN
ABSTRAK
Penulisan skripsi yang berjudul “Orientasi Domisili Masyarakat di Desa Terpencil” studi deskriptif di desa Negeri Gugung kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang, dilatar belakangi dari masih banyak kelompok masyarkat yang masih bertahan untuk tinggal di desa terpencil dengan keadaan sarana dan prasarana yang masih sangat terbatas dan akses untuk keluar masuk ke Desa tersebut masih sangat sulit sehingga kehidupan masyarakat di desa terpencil tersebut dapat di katakan tidak layak.
Metode yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan metode observasi, menganalisis data, dan dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan yang terdiri dari informan kunci dan informan biasa serta studi kepustakaan. Adapun yang menjadi unit analisis adalah masyarakat desa Negeri Gugung.dan yang menjadi informan adalah masyarakat yang berdomisili di desa Negeri Gugung, baik pendatang maupun masyarakat asli desa tersebut. Interpretasi dilakukan dengan menggunakan catatan dari setiap kali turun kelapangan. Penelitian ini mengacu pada teori pilihan rasional yang menjelaskan bahwa tindakan perseorangan terhadap suatu tujuan dan tujuan itu ditentukan oleh nilai atau pilihan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Desa dalam pengertian secara umum adalah sebagai suatu gejala yang bersifat
universal, terdapat dimanapun didunia ini. Sebagai suatu komunitas kecil, yang
terikat pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal (secara menetap) maupun
bagi pemenuhan kebutuhannya, dan terutama yang tergantung kepada pertanian,
desa-desa dimanapun cenderung memiliki karakteristik-karakteristik tertentu yang
sama. (Rahadjo, 1999:28).
Desa, dalam definisi lainnya, adalah suatu tempat atau daerah di mana
penduduk berkumpul dan hidup bersama, menggunakan lingkungan setempat, untuk
mempertahankan, melangsungkan dan mengembangkan kehidupan mereka.Desa
adalah pola permukiman yang bersifat dinamis, di mana para penghuninya senantiasa
melakukan adaptasi spasial dan ekologis sederap kegiatannya bersifat
agraris.
WIB).
Isilah desa semula hanya dikenal di Jawa, Madura dan Bali.desa dan dusun
berasal dari bahasa Sanskrit yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran.
Dusun dipakai di daerah Sumatera Selatan dan juga Batak.Ciri utama yang terlekat
pada desa adalah fungsinya sebagai tempat tinggal (menetap) dari suatu kelompok
warganya terhadap suatu wilayah tertentu. Keterikatan terhadap wilayah ini di
samping terutama untuk tempat tinggal, juga untuk menyangga kehidupan mereka.
(Rahadjo, 1999:40,48 ).
Desa memiliki seting geografis dan sumber daya manusia yang
berbeda-beda.Ada desa yang dikarunia alam yang kaya, namun semangat membangun,
ketrampilan dan pengetahuan masyarakatnya serba kurang, sehingga tidak maju.Ada
pula desa yang sumber daya alamnya terbatas, tetapi ekonominya maju, berkat
kemampuan penduduknya mengatasi berbagai hambatan alam.
Dari letak alaminya desa-desa di Indonesia secara garis besar dapat
dikategorikan sebagai desa pantai, desa dataran rendah, desa pegunungan dan desa
pedalaman atau terpencil. Desa pedalaman atau terpencil merupakan salah satu
kategori desa yang masih banyak terdapat di Indonesia .Dikatakan desa terpencil
karena secara geografis letaknya jauh di pedalaman yang reratif sangat sulit di
jangkau oleh jaringan komunikasi maupun transportasi, memiliki sumber daya
manusia yang pada umumnya mempunyai tingkat pendidikan rendah dan mempunyai
keahlian dan keterampilan yang terbatas. Seperti di Sumatera Utara, sekitar 57% atau
sebanyak 2.938 desa dari total 5.123 desa di Sumatera Utara masuk alam kategori
desa tertinggal. Dari jumlah tersebut 261 diantaranya berada di daerah-daerah
terpencil.(http://www.antarasumut.com, diakses 23 September 2011, pukul 16:00
WIB).
Desa Negeri Gugung adalah salah satu desa yang terdapat di provinsi
Sumatera Utara, berada di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Desa
dilihat dari letak Georafis desa yang terletak di dataran tinggi di wilayah pegunungan.
Masyarakat desa ini mayoritas bermata pencaharian sebagai petani Karet (Hevea
braziliensis ) Kakao (Theobroma cacao) Jahe (Zingiber officinale) dan Kopi
(Coffea)yang ditanam di areal perbukitan dan di kaki gunung. Masyarakat desa
Negeri Gugung mayoritas didomisili oleh masyarakat Etnis Karo.Desa Negeri
Gugung masih tergolong dalam tingkatan desa swadaya (terbelakang) yaitu desa yang
belum mampu berdiri dalam penyelenggaraan urusan rumah tangganya sendiri, dan
urusan administrasi belum terselenggara dengan baik.
Sarana dan prasarana yang ada pada desa ini masih sangat minim, dibuktikan
dengan tidak adanya sarana pendidikan, seperti sekolah, baik pada tingkat dasar,
menengah maupun tingkat atas. Masyarakat yang tinggal di desa ini yang ingin
menempuh dunia pendidikan terpaksa harus pindah untuk sementara waktu tinggal
bersama saudaranya yang berada diluar daerah atau diluar desa Negeri Gugung.
Sarana kesehatan juga sangat terbatas, ditandai dengan adanya sebuah balai
kesehatan yang sangat jarang difungsikan.Begitu juga dengan sarana transportasi.
Kondisi jalan yang sebagian besar belum beraspal dan menanjak menyebabkan akses
untuk masuk dan keluar dari desa tersebut sangat sulit, sehingga angkutan umum
yang tersedia hanya ada satu kali dalam seminggu. Dari keterbatasan sarana dan
prasarana tersebut masyarakat desa ini masih sangat tertinggal dari kemajuan
teknologi, informasi dan komunikasi.Dari gambaran diatas jelas terlihat bahwa
masyarakat yang berdomisili di desa terpencil masih jauh dari kehidupan layak
dipaparkan diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut lagi mengenai faktor-faktor yang mendorong masyarakat untuk tinggal di desa
terpencil. Karena sebagaimana yang kita ketahui, masyarakat pada umumnya
berbondong-bondong untuk bermigrasi ke kota karena kehidupan disana lebih
menjajikan seperti mendapat pekerjaan yang lebih baik, memperoleh pendidikan yang
lebih baik dan memperoleh fasilitas kemasyarakatan lainnya yang lebih baik.
Makadari itu penulis mengangkat judul orientasi domisili masyarakat di desa
terpencil untuk melihat faktor-faktor yang membuat masyarakat berdomisili di desa
Negeri Gugung Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang yang merupakan
salah satu desa terpencil di Sumatera Utara.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah faktor-faktor pendorong orientasi masyarakat berdomisili di desa Negeri Gugung”.
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumukan diatas, maka yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah ”untuk mengetahui faktor-faktor orientasi
domisili masyrakat di desa terpencil Negeri Gugung”
1.4. Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
peneliti dan juga kepada pembaca mengenai masyarakat di desa terpencil, sehingga
dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori ilmu sosial khususnya di
bidang sosiologi pedesaan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan membantu memberikan masukan, data dan
informasi yang berguna bagi semua kalangan terutama mereka yang secara serius
mengamati masyarakat di desa terpencil serta memberikan masukan bagi masyarakat
desa khususnya di tempat penelitian ini dilakukan.
1.5 Definisi Konsep
Dalam sebuah penelitian, definisi konsep sangat diperlukan untuk
memfokuskan penelitian sehingga memudahkan penelitian. Konsep adalah definisi
abstraksi mengenai gejala suatu realita ataupun suatu pengertian yang nantinya akan
menjelaskan suatu gejala (Maleong, 1997:67). Adapun konsep yang digunakan sesuai
dengan konteks penelitian ini adalah:
1. Orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap, arah, tempat dan sebagainya yang tepat dan benar atau pandangan yang
2. Domisili adalah tempat bermukimnya suatu masyarakat dalam jangka waktu yang lama dan bersifat menetap.
3. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata
dalam bahasa arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling
tergantung satu sama lain). Umumnya istilah masyarakat digunakan
untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu
komunitas yang teratur.
4. Masyarakat desa adalah perkumpulan hidup permanen pada suatu tempat, kampung dengan sifat yang khas yaitu; kekeluargaan,
adanya kolektivitas dalam pembagian tanah dalam pengerjaanya
serta ada kesatuan ekonomis yang memenuhi kebutuhan sendiri.
5. Desa terpencil adalah kawasan pedesaan yang terisolasi dari pusat pertumbuhan daerah atau lainnya akibat tidak memiliki atau
kekurangan sarana (infrastruktur) perhubungan, sehingga
menghambat pertumbuhan kawasan.
6. Gemeinschaftyaitu teori yang menjelaskan tentang bentuk kehidupan bersama dalam suatu wilayah tertentu, dimana
yang kekal, dan banyak dijumpai pada kehidupan bersama dalam
keluarga, kelompok kekerabatan dan masyarakat yang hidup
BAB II
KAJIAN PUSTAKA 2.1Pengertian Orientasi
Orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap, arah, tempat dan
sebagainya yang tepat dan benar atau pandangan yang mendasari pikiran, perhatian
atau kecenderungan.
2.1.1 Tindakan Sosial dan Orientasi Subjektif
Teori Fungsionalisme Struktural yang dibangun Talcott Parsons dan
dipengaruhi oleh para Sosiolog Eropa menyebabkan teorinya itu bersifat empiris,
positivistis dan ideal. Pandangannya tentang tindakan manusia itu bersifat
voluntaristik, artinya karena tindakan itu didasarkan pada dorongan kemauan, dengan
mengindahkan nilai, ide dan norma yang disepakati. Tindakan individu manusia
memiliki kebebasan untuk memilih sarana (alat) dan tujuan yang akan dicapai itu
dipengaruhi oleh lingkungan atau kondisi-kondisi, dan apa yang dipilih tersebut
dikendalikan oleh nilai dan norma.
Prinsip-prinsip
manusia itu diarahkan pada tujuan.Di samping itu, tindakan itu terjadi pada suatu
kondisi yang unsurnya sudah pasti, sedang unsur-unsur lainnya digunakan sebagai
alat untuk mencapai tujuan.Selain itu, secara normatif tindakan tersebut diatur
bahwa tindakan itu dipandang sebagai kenyataan sosial yang terkecil dan mendasar,
yang unsur-unsurnya berupa alat, tujuan, situasi, dan norma.
Dengan demikian, dalam tindakan tersebut dapat digambarkan yaitu individu
sebagai pelaku dengan alat yang ada akan mencapai tujuan dengan berbagai macam
cara, yang juga individu itu dipengaruhi oleh kondisi yang dapat membantu dalam
memilih tujuan yang akan dicapai, dengan bimbingan nilai dan ide serta norma. Perlu
diketahui bahwa selain hal-hal tersebut di atas, tindakan individu manusia itu juga
ditentukan oleh orientasi subjektifnya, yaitu berupa orientasi motivasional dan
orientasi nilai.Perlu diketahui pula bahwa tindakan individu tersebut dalam
realisasinya dapat berbagai macam karena adanya unsur-unsur sebagaimana
dikemukakan di atas.
2012)
2.2Pengertian Domisili
Domisili adalah terjemahan dari domicile atau woonplaats yang artinya
tempat tinggal. Menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan domisili atau tempat
kediaman itu adalah tempat di mana seseorang dianggap hadir mengenai hal
melakukan hak-haknya dan memenuhi kewajibannya juga meskipun kenyataannya
dia tidak di situ. Menurut kitab Undang-Undang Hukum Perdata tempat kediaman itu
seringkali ialah rumahnya, kadang-kadang kotanya. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa setiap orang dianggap selalu mempunyai tempat tinggal di mana
Kadang-kadang menetapkan tempat kediaman seseorang itu sulit, karena selalu
berpindah-pindah (banyak rumahnya).
Menurut Pasal 77, Pasal 1393; 2 KUHPerdata tempat tinggal itu adalah
tempat tinggal dimana sesuatu perbuatan hukum harus dilakukan. Bagi orang yang
tidak mempunyai tempat kediaman tertentu, maka tempat tinggal dianggap di mana ia
sungguh-sungguh berada.
2.2.1 Jenis-Jenis Domisili
a. Tempat tinggal sesungguhnya yaitu tenpat yang berhubungan dengan hak-hak
melakukan wewenang seumumnya. Tempat tinggal sesungguhnya dibedakan
antara:Tempat tinggal sukarela/bebas yang tidak terikat/tergantung
hubungannya dengan orang lain.Tempat tinggal yang wajib/tidak bebas yaitu
yang ditentukan oleh hubungan yang ada antaraseseorang dengan orang lain.
Misalnya: tempat tinggal suami istri, tempat tinggal anak yang belum dewasa
di rumah orang tuanya, orang di bawah pengampuan di tempat curatornya.
b. Tempat tinggal yang dipilih, yaitu tempat tinggal yang berhubungan dengan
hal-hal melakukan perbuatan hokum tertentu saja. Tempat tinggal yang dipilih
ini untuk memudahkan pihak lain atau untuk kepentingan pihak yang memilih
tempat tinggal tersebut.
2.3 Pengertian Desa
Desa atau udik, menurut definisi universaladalah sebuah pemusatan
permukiman di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian
wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala
Desa.
Pengertian desa menurut para ahli:
a. R.Bintarto (1977). Desa adalah merupakan perwujudan geografis yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural
setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.
b. Sutarjo Kartohadikusumo (1965). Desa merupakan kesatuan hukum
tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan
rumahtangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah di bawah
camat.
c. William Ogburn dan MF Nimkoff. Desa adalah kesatuan organisasi
kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.
d. S.D. Misra. Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan
daerah pertanian dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara 50 –
e. Paul H Landis. Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya
kurang dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri sebagai berikut : Mempunyai
pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa Ada
pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan Cara
berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam,
sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Pengertian desa dalam penelitian ini adalah, sebuah wilayah yang di tempati
oleh sejumlah masyarakat dan dijadikan sebagai tempat tinggal yang di dalamnya
terdapat pemerintahan desa serta bentuk kehidupan sosialnya yang khas dan mata
pecahariannya yang masih bergantung pada alam sekitar tempat tinggal mereka.
2.3.2 Unsur Desa
1. Daerah atau wilayah.
Daerah meliputi lokasi, luas, batas-batas wilayah, keadaan tanah, dan pola
penggunaannya.Setiap desa memiliki potensi, berupa sumber daya alam dan
sumber daya manusia. Sumber daya manusia harus mampu mengolah dan
memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di desa sehingga desa tersebut
akan berkembang lebih pesat. Demikian pula dengan letak atau lokasi desa,
faktor tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan desa.
tersebut akan mengalami perkembangan yang lebih pesat dibandingkan
dengan desa yang letaknya terpencil dan keadaan topografinya kurang baik.
2. Penduduk
Pembahasan permasalahan penduduk meliputi kuantitas dan kualitas
penduduk desa.Kuantitas penduduk meliputi jumlah, pertumbuhan, kepadatan,
penyebaran, dan mobilitas.Kualitas penduduk meliputi tingkat pendidikan,
kesehatan, mata pencaharian, dan tingkat kesejahteraan atau kemakmuran
penduduk. Jika suatu desa memiliki kualitas penduduk atau sumber daya
manusia yang tinggi, desa tersebut akan berkembang lebih pesat dari desa
lainnya.
3. Tata Kelakuan.
Tata kelakuan meliputi pola tata pergaulan dan ikatan pergaulan
masyarakat desa atau seluk-beluk mengenai masyarakat desa (rural society).
Pola kehidupan masyarakat desa yang guyub dan homogen serta memiliki
ikatan tradisi dan gotong royong yang kuat merupakan potensi bagi
kelangsungan dan pembangunan kehidupan desa..
Ketiga unsur desa tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.Unsur daerah, penduduk, dan tata kehidupan merupakan suatu kesatuan
hidup atau disebut living unit.Daerah menyediakan sumber daya alam (potensi fisik)
untuk mempertahankan kehidupan.Tata kehidupan memberikan jaminan
ketenteraman dan keserasian hidup bersama di desa.
31juni 2012)
2.3.3 Potensi desa
a. Potensi Fisik
1. Manusia ,Manusia sebagai potensi sumber tenaga kerja di desa.
Manusia memiliki kemampuan untuk mengolah apa yang tersedia di
alam untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Air. Di pedesaan, air yang tersedia di alam digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan dimanfaatkan untik irigasi
lahan pertanian dan perikanan.
3. Iklim dan Angin. Iklim dan angin mempunyai peranan penting bagi
desa agraris, karena dapat dimanfaatkan sebagai penggerak kincir
angin untuk pengairan. Iklim berpengaruh terhadap pola bercocok
tanam untuk penyediaan bahan pangan.
4. Tanah. Tanah berfungsi sebagai sumber potensi yang sangat penting di
pedesaan karena digunakan sebagai media tumbuhnya tanaman
pertanian. Selain itu di dalam tanah juga tersimpan sumber mineral
b. Potensi Non fisik
1. Aparatur Desa, sebagai sumber kelancaran jalannya pemerintahan
2. Lembaga sosial serta lembaga pendidikan sebagai potensi positif bagi
pembangunan desa
3. Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong royong sebagai
kekuatan untuk berproduksi dan pelaksanaan pembangunan,
2.1.4 Desa di Indonesia
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, disebut
bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari
perangkat daerah kabupaten/kota, dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat
daerah. Berbeda dengan Kelurahan, Desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih
luas. Namun dalam perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi
kelurahan.
Kewenangan desa adalah:
1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal
2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan
pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan
masyarakat.
3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
4. Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa
2.4 Masyarakat Pedesaan
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian masyarakat pedesaan, antara lain
ada yang berpendapat bahwa masyarakat pedesaan adalah suatu masyarakat yang
bersifat homogen, tertib dan tentram dalam kehidupan sosialnya, menerima keadaan
hidup tanpa ada perselisihan serta menolak segala bentuk pembaharuan, meskipun
dalam kenyataannya anggapan-anggapan tersebut tidak selalu benar. Ada pula yang
menyatakan bahwa masyarakat pedesaan yang beragam tersebut bermula tumbuh
sebagai kelompok-kelompok sosial yang hidup dari perburuan dan pengumpulan
makanan. Mereka berburu binatang liar serta mengumpulkan biji-bijian, akar-akaran
maupun buah-buahan yang dapat diperoleh disekitarnya dengan hanya menggunakan
peralatan dan teknologi yang sederhana dengan pembagian kerja yang bertumpu pada
jenis kelamin, dimana pada umumnya laki-laki yang berburu binatang karena
dianggap lebih cekatan dan perempuan bekerja mengumpulkan biji-bijian dan
makanan dari tanaman liar disekitar tempat tinggal ( Darsono, 2005 : 41, 42)
Tipologi masyarakat pedesaan dapat diketahui dengan memperhatikan ciri-ciri
dari aktivitas yang dijalankan masyarakat sehari-hari, terutama aktivitas ekonomi
sebagai upaya untuk pemenuhan hidup rumah tangga mereka. Berdasakan ciri-ciri
dari aktivitas kehidupan ekonomi, maka masyarakat desa dibagi menjadi beberapa
tipe masyarakat
(Darsono, 2005 :44)
1. Tipologi masyarakat desa berdasarkan aktivitas dalam pencaharian kebutuhan
pokok adalah sebagai berikut :
a. Tipe masyarakat desa pertanian, tipe ini dicirikan pada sebagian besar
masyarakat yang tinggal di desa memiliki sumber mata pencaharian pokok
di bidang pertanian, baik sebagai petani, penggarap maupun buruh tani.
b. Tipe masyarakat desa nelayan atau desa pantai, tipe masyarakat ini ditandai
dengan sebagian besar masyarakat memiliki mata pencaharian hidup
sebagai penangkap ikan di laut dan budidaya ikan atau tambak.
c. Tipe masyarakat desa industri, tipe masyarakat ini ditandai dengan sebagian
besar masyarakatnya mempunyai mata pencaharian hidup di bidang
industri.
1. Tipelogi masyarakat berdasarkan pada pola pemukiman adalah sebagai berikut :
a. Tipe masyarakat desa dengan pola pemukiman tersebar, tipe masyarakat
desa ini mencirikan adanya rumah bangunan tempat tinggal yang tersebar
secara berjauhan satu sama lain. Biasanya rumah tersebut dibangun di atas
dapat melakukan kegiatan usaha tani dan usaha ternaknya yang berdekatan
dengan rumah tempat tinggal
b. Tipe masyarakat desa dengan tempat pemukiman yang terkumpul, tipe
pemukiman dicirikan dengan adanya bangunan-bangunan rumah tinggal
yang berkumpul dan berjajar disepanjang jalan desa, baik berupa jalan
sungai maupun jalan darat. Pada tipe masyarakat desa seperti ini, rumah
tempat tinggal dibangun atas tanah yang luas, di belakang bangunan rumah
tinggal terdapat sebidang tanah yang diusahakan sebagai sumber mata
pencaharian.
c. Tipe masyarakat desa dengan pemukiman melingkar, tipe masyarakat ini
dicirikan dengan rumah tinggal penduduk berada di tepi jalan yang
melingkar, sehingga desa ini terlihat seperti sebuah lingkaran pemukiman.
Pada tipe ini bangunan rumah terletak di depan, sedangkan tanah
pertaniannya berada dibelakang rumah tempat tinggal.
2. Tipologi Desa menurut perkembangan masyarakat adalah sebagai berikut:
a. tipe masyarakat tradisional atau Pra Desa: tipe desa semacam ini banyak
dijumpai pada masyarakat terasing dengan pola kehidupan tradisional
sederhana. Dalam memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat ini masih
sangat tergantung dari pemberian alam sekitarnya, masi terdapat juga
pembagian kerja antar mereka yang berdasarkan pada jenis kelamin, yaitu
ada jenis pekerjaan yang diperuntukkan bagi wanita dan ada jenis
b. Tipe desa swadaya, desa semacam ini memiliki kondisi yang relativ statis
dan bersifat tradisional. Masyarakat sudah menggantungkan pada tingkat
keterampilan dan kemampuan dari seorang pemimpin. Kehidupan
masyarakat masih tergantung pada alam yang belum diolah atau
dimanfaatkan dengan baik, sehingga dalam pengelolaan bergantung pada
keterampilan berteknologi. Struktur masyarakat bersifat vertikal statis
serta kedudukan seseorang dinilai dari keturunan dari luasnya kepemilikan
lahan.
c. Tipe desa swakarya (desa peralihan), tipe desa ini tampak sudah mulai ada
sentuhan-sentuhan oleh agen pembaharu dari luar desa, sudah mulai ada
pembaharuan. Kehidupan masyarakat sudah tidak tergantung pada alam
tetapi mulai menggali sumber kehidupan yang lain, seperti berdagang,
memanfaatkan keterampilan dan lainnya. Struktur pada masyarakat
bersifat vertikal dinamis. Status dan kedudukan sosial sesorang dalam
masyarakat tidak lagi diukur berdasarkan keturunan dan luasnya
kepemilikan lahan, namun berdaarkan keterampilan dan keahlian yang
dimiliki.
d. Desa swasembada, tipe desa ini ditandai dengan kehidupan masyarakatnya
yang sudah dinamis, maju, mengenal mekanisasi pertanian dan
menggunakan teknologi ilmiah dalam mengelola lahan usahanya. Struktur
sosial vertikal dan dinamis, status dan kedudukan individu dinilai dari
e. Desa Pancasila, desa ini merupakan desa tipe ideal yang diidamkan
masyarakat, yaitu terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur.
2.4.2 Ciri-ciri dan Karakteristik Masyarakat Pedesaan.
1. Letaknya relatif jauh dari kota dan bersifat rural
2. Lingkungan alam masih besar peranan dan pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat pedesaan
3. Mata pencaharian bercorak agraris dan relatif homogen (bertani, beternak,
nelayan, dll)
4. Corak kehidupan sosialnya bersifat gemain schaft (paguyuban dan memiliki community sentiment yang kuat)
5. Keadaan penduduk (asal-usul), tingkat ekonomi, pendidikan dan
kebudayaannya relatif homogen.
6. Interaksi sosial antar warga desa lebih intim dan langgeng serta bersifat
familistik
7. Memiliki keterikatan yang kuat terhadap tanah kelahirannya dan tradisi-tradisi
8. Masyarakat desa sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip kebersamaan /
gotong royong kekeluargaan, solidaritas, musyawarah, kerukunan dan
kterlibatan social.
9. Jumlah warganya relatif kecil dengan penguasaan IPTEK relatif rendah,
sehingga produksi barang dan jasa relatif juga rendah
10.Pembagian kerja dan spesialisasi belum banyak dikenal, sehingga deferensiasi
sosial masih sedikit
11.Kehidupan sosial budayanya bersifat statis, dan monoton dengan tingkat
perkembangan yang lamban.
12.Masyarakatnya kurang terbuka, kurang kritis, pasrah terhadap nasib, dan sulit
menerima unsur-unsur baru
13.Memiliki sistem nilai budaya (aturan moral) yang mengikat dan dipedomi
warganya dalam melakukan interaksi sosial. Aturan itu umumnya tidak
tertulis
14.Penduduk desa bersifat konservatif, tetapi sangat loyal kepada pemimpinnya
dan menjunjung tinggi tata nilai dan norma-norma ang berlaku.
Menurut Roucek dan Warrren (Rahadjo, 1999:40 ). masyarakat desa memiliki
karakteristik berikut ini:
1. Besarnya peranan kelompok primer
2. Faktor geografik yang menentukan sebagai dasar pembentukan
kelompok/asosiasi
4. Homogen
5. Mobilitas sosial rendah
6. Keluarga lebih ditekankan fungsinya sebagai unit ekonomi
7. Populasi anak dalam proporsi yang lebih besar
Kekhususan ciri-ciri desa di indonesia tidak hanya telihat dalam perbandingan
antara desa-desa di indonesia sendiri. Dengan kata lain , desa-desa yang ada di
indonesia sangatlah beragam, seiring dengan kebhinekaan Indonesia, sehingga sangat
sulit untuk membuat suatu generalisasi karakteristik desa di Indonesia yang khas dan
membedakannya dengan desa-desa dari negara lain.
Seorang ahli sosiologi Ferdinand Tonnies telah memperkenalkan Teori
Gemeinschaft dan teori Gesellchaft. Teori Gemeinschaft yaitu teori yang menjelaskan
tentang bentuk kehidupan bersama dalam suatu wilayah tertentu, dimana
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni bersifat alamiah yang kekal, dan
banyak dijumpai pada kehidupan bersama dalam keluarga, kelompok kekerabatan
dan masyarakat yang hidup dipedesaan. Sedangkan teori Gesellschaft adalah teori
yang menjelaskan tentang kehidupan bersama yang ditandai dengan adanya ikatan
lahir yang bersifat pokok dan biasanya mempunyai jangka waktu yang pendek,
bersifat sebagai suatu bentuk dalam fikiran dan strukturnya bersifat mekanis,
contohnya dalam organisasi pedagang, organisasi suatu pabrik industri dan
merupakan kelompok masyarakat yang tinggal diperkotaan. (Darsono, 2005:49).
Tonnies menggunakan istilah Gemeinschaf atau “komunitas intim” untuk
menggabarkan kehidupan di pedesaan. Tipa masyarakat dimana tiap anggota
Gemeinschaft. Jenis pertama yaitu Gemeinshcaft by blood, mengacu pada
ikatan-ikatan kekerabatan . Gemeinschaft of place pada dasarnya merupakan ikatan yang
berlandaskan kedekatan letak tempat tinggal serta tempat bekerja yang mendorong
orang untuk berhubungan secara intim satu dengan yang lain, dan mengacu pada
kehidupan bersama di daerah pedesaan. Jenis ketiga, Gemeinschaft of mind, mengacu
pada hubungan persahabatan, yang disebabkan karena persamaan keahlian atau
pekerjaan serta pandangan yang mendorong orang untuk saling berhubungan secara
teratur( Kamanto, 1993: 91).
2.5 Desa terpencil
Desa terpencil adalah persekutuan hidup permanen pada suatu tempat,
kampung dengan sifat yang khas yaitu; kekeluargaan, adanya kolektivitas dalam
pembagian tanah dan pengerjaannya serta ada kesatuan ekonomis yang memenuhi
kebutuhan sendiri.
2.5.1 Kategoti daerah terpencil
Faktor Penyebab Suatu daerah dikategorikan sebagai daerah terpencil dan
tertinggal antara lain :
Geografis.Umumnya secara geografis daerah terpencil relatif sulit dijangkau karena
letaknya yang jauh di pedalaman, perbukitan/pegunungan, kepulauan, pesisir, dan
pulau-pulau terpencil atau karena faktor geomorfologis lainnya sehingga sulit
dijangkau oleh jaringan baik transportasi maupun media komunikasi.
Sumberdaya Alam.Beberapa daerah terpencil tidak memiliki potensi sumberdaya
sekitarnya merupakan daerah yang dilindungi atau tidak dapat dieksploitasi, dan
daerah tertinggal akibat pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan.
Sumberdaya Manusia. Pada umumnya masyarakat di daerah terpencil mempunyai
tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang relatif rendah serta
kelembagaan adat yang belum berkembang.
Prasarana dan Sarana.Keterbatasan prasarana dan sarana komunikasi, transportasi,
air bersih, irigasi, kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya yang menyebabkan
masyarakat di daerah terpencil tersebut mengalami kesulitan untuk melakukan
aktivitas ekonomi dan sosial.
2.6 Teori Pilihan Rasional
Teori pilihan rasional umumnya berada dipinggiran aliran utama sosiologi
tahun 1989 dengan tokoh yang cukup berpengaruh adalah Coleman.Teori pilihan
rasional oleh James S. Coleman adalah tindakan perseorangan kepada sesuatu tujuan
dan tujuan itu (juga tindakan) ditentukan oleh nilai atau pilihan.Teori pilihan rasional
memusatkan perhatian pada aktor dimana aktor dipandang sebagai manusia yang
mempunyai tujuan atau mempunyai maksud artinya aktor mempunyai tujuan dan
tindakan tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut, actorpun dipandang
mempunyai pilihan atau nilai serta keperluan. Teori pilihan rasional tidak
menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor,
yang penting adalah pernyataan bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tindakan
yang sesuai dengan pilihan aktor.
Teori pilihan rasional Coleman tampak jelas dalam gagasan dasarnya bahwa
nilai atau pilihan, tetapi selain Coleman menyatakan bahwa untuk maksud yang
sangat teoritis, ia memerlukan konsep yang lebih tepat mengenai aktor rasional yang
berasal dari ilmu ekonomi dimana memilih tindakan yang dapat dimaksimalkan
kegunaan atau yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka (Ritzer,
2004:394).
Ada dua unsur utama dari teori Coleman, yakni aktor dan sumber daya adalah
sesuatu yang menarik perhatian dan yang dapat dikontrol oleh aktor. Coleman
mengakui bahwa dalam kehidupan nyata orang tak selalu berprilaku rasional, namun
ia merasa bahwa hal ini hampir tak berpengaruh pada teorinya. Pemusatan perhatian
pada tindakan rasioanal inndividu dilanjutkan dengan memusatkan perhatian pada
masalah hubungan mikro-makro atau bagaimana cara gabungan tindakan individu
menimbulkan perilaku sistem sosial.
Inti dari penjelasan teori pilihan rasional adalah bahwa pilihan. Keyakinan,
dan tindakan memiliki hubungan satu sama lain. Sebuah tindakan akan dikatakan
rasional bila tindakan tersebut dapat dibuktikan sebagai tindakan yang paling dapat
memuaskan pilihan sipelaku sesuai dengan keyakinan yang ia miliki dan dibuktikan
secara ex post ( yaitu ketika dibandingkan dengan hasil nyatanya) biarpun secara ex
ente ( sebelum dampaknya diketahui, keputusannya sudah rasional). Keyakinan akan
dikatakan bila sesuai dengan bukti-bukti yang ada. Untuk membuktikan bahwa
sebuah tindakan adalah rasional, kita harus menunjukkan sebuah deret dimana
tindakan tersebut dipandang sebagai terberi (given) tapi segala sesuatu yang harus
tindakan tertentu)
2011, 20:11 WIB)
Dalam membuat pilihan, individu diawali dengan adanya keinginan terhadap
sesuatu dan keyakinan terhadap tujuan-tujuan tertentu yang disusun dalam suatu
keyakinan. Keyakinan-keyakinan inilah yang pada akhirnya akan menciptakan
pilihan rasional para individu.Keyakinan masyarakat untuk berdomisili di desa
terpencil merupakan pilihan dari setiap individu pada masyarakat. Seperti pada
masyarakat desa Negeri Gugung, mereka mempunyai orientasi masing-masing yang
menjadi alasan untuk berdomisili di desa tersebut seperti menggarap lahan yang
kosong, memanfaatkan hasil sumber daya alam yang terdapat disekitar tempat tingal
dan alasan lainnya seperti mempertahankan hubungan kekerabatan maupun
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala
yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Didalam penelitian deskriptif tidak diperlukan administratif dan pengontrolan
terhadap perlakuan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk pengujian
hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu gejala atau
keadaan (Arikunto, 2009:234).
Pendekatan kualitatif diartikan sebagai pendekatan yang dapat menghasilkan
data kualitatif yang diungkapkan dalam bentuk kalimat dan uraian-uraian, bahkan
dapat berupa cerita pendek.Substansi dari data kualitatif adalah makna dari setiap
data yang dapat diungkapkan.Makna dalam setiap data tersebar mulai dari yang
konkrit sampai dengan yang abstrak.Makna yang konkrit berkaitan dengan sikap dan
perilaku serta tindakan individu dan kelompok. Sedangkan makna yang abstrak
berkaitan dengan nilai kelompok masyarakat maupun nilai sistem dunia (Bungin,
2008:103). Dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif dimaksudkan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan tentang orietasi domisili masyarakat pada
desa terpencil.
Penelitian dilakukan di Desa Negeri Gugung Kecamatan Sibolangit
Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.
3.3 Unit Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis
Unit analisis yang dimaksudkan dalam suatu penelitian adalah satuan tertentu
yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian ini adalah Masyarakat Desa Negeri
Gugung.
3.3.2 Informan
Informan adalah orang-orang yang masuk dalam karakteristik unit analisis dan
dipilih menjadi sumber data yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
peneliti (Arikunto, 2006:145)
Berdasarkan penjelasan diatas maka yang menjadi informan kunci dalam
penelitan ini adalah : masyarakat Desa Negeri Gugung yang dianggap mengetahui
dan paham akan permasalahan. Selain itu, untuk memperkaya data yang akan diolah,
maka peneliti juga mengambil informan biasa atau partisipan yaitu Kepala Desa
Negeri Gugung, ketua Badan Perwakilan Desa (BPD), dan Tokoh-tokoh Masyarakat.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan atau
mengumpulkan informasi yang dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan
penelitian yang bersangkutan secara objektif. Dalam hal ini, teknik pengumpulan
3.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber data atau sumber pertama
dilapangan. Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengadakan studi lapangan yaitu:
a. Metode observasi, observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian. Data penelitian
tersebut dapat dapat diamati oleh peneliti. Observasi adalah kemampuan
seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil karja panca indra
mata serta dibantu dengan panca indra yang lainnya (Bungin, 2007: 115).
b. Metode wawancara, metode wawancara biasa disebut juga metode interview.
Salah satu metode wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah
wawancara mendalam. Wawancara mendalam merupakan suatu cara
mengumpulkan data atau informasi dangan cara langsung bertatap muka
dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap dengan
topik yang diteliti. Wawancara dilakukan dengan cara berulang-ulang untuk
mendapatkan informasi yang akurat dengan menggunakan bantuan alat
perekam dan pedoman wawancara.
c. Wawancara mendalam (deept interview), proses percakapan dengan maksud
untuk mengkonsrtuksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
motivasi, perasaan dan sebagainya yang di lakukan oleh dua pihak yaitu
pewawancara dan yang diwawancarai. Sedangkan wawancara
mendalammerupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan
gambaran lengkap tentang topik yang diteliti (Bungin,2001:110). Disini
peneliti akanberusaha untuk menggali informasi yang sebanyak-banyaknya
dari informan dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide)
dan dalam proses wawancara tersebut peneliti akan menggunakan catatan
lapangan untuk mencatat data-data yang nantinya diperoleh.
3.4.2 Data Sekunder
Data skunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
skunder yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari beberapa
literature diantaranya adalah buku-buku referensi, dokumen, majalah, jurnal ataupun
internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.Oleh karena itu, sumber
data skunder diharapkan dapat berperan membantu, mengungkapkan data yang
diharapkan, membantu memberi keterangan sebagai pelengkap dan bahan
pembanding (Bungin, 2001:129).
3.5 Interpretasi Data
Analisa data adalah mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola
kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dianalisis
selanjutnya (Maleong, 2006:103).Analisa data ditandai dengan pengolahan dan
penafsiran data yang diperoleh dari setiap informasi baik secara pengamatan,
wawancara ataupaun catatan-catatan lapangan, dipelajari dan ditelaah.Kemudian
tahap selanjutnya adalah mereduksi data melalui pembuatan abstraksi yang
merupakan usaha membuat rangkuman inti.Langkah selanjutnya adalah menyusun
data-data dalam satuan-satuan.Satuan-satuan ini kemudian dikategorikan. Berbagai
secara kualitatif, yaitu proses pengolahan data dimulai dari tahap mengedit data
sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti kemudian diolah secara deskriptif
BAB IV
HASIL DAN INTERPRETASI DATA
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Desa Negeri Gugung
Desa Negeri Gugung berdiri sekitar tahun 1922. Negeri Gugung sendiri
mempunyai arti yaitu “ atas”. Asal mula nama desa Negeri Gugung adalah berawal
dari adanya desa Negeri Suah yang artinya “bawah” dan letak desa Negeri Gugung
berada di atas desa Negeri Suah. Negeri Gugung merupakan desa yang letaknya
paling ujung dan mendekati kaki gunung “Takur-takur”.Penduduk awal di desa
Negeri Gugung adalah marga Barus.Itu sebabnya masyarakat Negeri Gugung
dominan bermarga Barus.Dulu desa ini adalah tempat persembunyian gerombolan
(perampok).Pada tahun 1957 para gerombolan banyak yang di tangkap oleh Letnan
Jamin Ginting dan mengakibatkan efek jera bagi para gerombolan sehingga mereka
memutuskan untuk bertani dan menggarap sawah untuk kebutuhan sehari-hari
mereka.Seiring berjalannya waktu banyak masyarakat datang tetapi masih dari etnis
Karo.Mereka pindah karena lahan subur dan masih banyak tersedia.Sehingga sampai
sekarang sudah ada 76 kk yang tinggal di desa Negeri Gugung.bukti dari penduduk
awal marga barus adalah dengan terdapatnya sebuah kuburan sebagai simbolik
4.1.2 Lokasi dan Keadaan Alam
Desa Negeri Gugung terletak di Kecamatan Sibolangit kabupaten Deli
Serdang dengan luas wilayah 350 Ha.Tipe wilayah di desa Negeri Gugung adalah
dataran tinggi dimana desa Negeri Gugung beriklim tropis.
Adapun batas-batas wilayah desa Negeri Gugung adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Cinta Rakyat
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Tanjung Barus ( Kab. Karo)
Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Bukum
Sebelah Timur berbatasan dengan : STM Hulu
Jarak desa ini dengan kantor kecamatan adalah 19 Km yang dapat di tempuh
menggunakan sepeda motor dan kendaraan roda empat. Dari Medan menuju desa ini,
sarana transportasi umum yang digunakan adalah bus-bus yang menuju tanah Karo
seperti Borneo, Sumatera Transport, Murni dan Sinabung Jaya yang dikenakan
ongkos Rp. 8.000 sampai di Bandar Baru tepatnya di simpang Bukum. Dari simpang
Bukum menuju desa Negeri Gugung jarak tempuhnya adalah 18 Km setelah melewati
desa Bandar baru, Sekeben, Martelu, Tangkuhan, Suka maju dan Cinta rakyat atau
Basukum. Untuk menuju desa tersebut tidak ada angkutan umum beroda empat,
angkutan umum beroda empat hanya sampai di desa Cinta Rakyat atau Basukum saja.
Selain angkutan umum beroda empat, terdapat juga ojek sepeda motor yang
4.1.3 Keadaan Penduduk
Penduduk yang menempati desa Negeri Gugung berdasarkan data pada bulan
Februari tahun 2012 yang diperoleh dari Kepala Desa berjumlah 305 jiwa yang
terdiri atas 148 orang laki-laki dan 157 orang perempuan, dengan jumlah kepala
keluarga sebanyak 72 kepala keluarga. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dari pada jumlah penduduk laki-laki. Untuk lebih jelas, komposisi penduduk
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
NO JENIS KELAMIN JUMLAH
1. Laki-laki 148 jiwa
2. Perempuan 157 jiwa
Jumlah 305 Jiwa
Sumber: Laporan Kependudukan Desa Negeri Gugung, 2012
Dari 305 jiwa jumlah penduduk, yang terdiri dari 148 jiwa laki-laki dan 157
jiwa perempuan, yang termasuk dalam kategori balita adalah berjumlah 11 jiwa,
anak-anak 57 jiwa, remaja 35 jiwa, dewasa 173 jiwa dan manula berjumlah 29 jiwa.
Untuk lebih jelas melihat komposisi penduduk berdasarkan kategori usia, dapat
Tabel 2.Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
NO KATEGORI USIA JUMLAH 1. Balita (3-5tahun) 11 Jiwa
2. Anak-anak (6-12 tahun) 57 Jiwa
3. Remaja (13-16 tahun) 35 Jiwa
4. Dewasa (12-21 tahun) 173 Jiwa
5. Manula ( 60- 90 tahun) 29 Jiwa
Jumlah 305 Jiwa
Sumber: Laporan Kependudukan Desa Negeri Gugung, 2012
Berdasarkan etnis, mayoritas masyarakat Desa Negeri Gugung ini berasal dari
etnis Karo, selebihnya adalah etnis jawa dan batak toba. Dari segi agama, hampir
seluruhnya masyarakat desa ini memeluk agama Kristen Katolik hanya satu orang
saja yang memeluk agama Kristen Protestan. Namun demikian, tidak terjadi
diskriminasi pada yang memeluk agama minoritas seperti Kristen
Protestan.Hubungan yang terjadi antar umat beragama terjalin dengan baik.
4.1.4 Mata Pencaharian Penduduk Desa Negeri Gugung
Masyarakat desa Negeri Gugung, mayoritas bermata pencaharian sebagai
petani.Warga desa ini pada umumnya mempunyai lahan sendiri dan selebihnya ada
juga yang hanya mengelola lahan milik sanak saudaranya.Hasil pertanian merupakan
sumber penghidupan pokok bagi masyarakat desa Negeri Gugung.Hampir seluruh
berladang, berkebun dan menggarap sawah. Hasil pertanian dominan dari penduduk
desa Negeri Gugung terdiri dari tanaman keras dan tanaman muda seperti Karet
(Hevea braziliensis ) Kakao (Theobroma cacao) dan Jahe (Zingiber officinale), selain
itu juga terdapat tanaman Kecombrang (Etlingera elatior) Langsat
(L.domesticum var. domesticum), Manggis (Garcinia mangostana), Jengkol
Gambar 1. Tanaman dominan desa Negeri Gugung.
Hasil pertanian masyarakat desa Negeri Gugung biasanya dijual kepada
agen-agen yang datang ke desa tersebut.Sangat jarang sekali mereka sendiri yang
menjualnya ke pasar. Hal ini dikarenakan sarana transportasi yang tidak memadai dan
harus menempuh jalan dengan medan yang sulit sehingga menimbulkan resiko yang
tinggi.
Masyarakat desa Negeri Gugung melakukan aktifitasnya di ladang pada pagi
hari sekitar pukul 07.00 WIB hingga sore hari sekitar pukul 18.00 WIB, Namun
demikian ada juga yang memilih untuk menginap di ladang jika mereka merasa
sangat lelah dan harus menyelesaikan pekerjaan sampai pada malam hari. Mereka
mempunyai pondok pada masing-masing ladangnya yang biasa mereka sebut sebagai
gubuk.Gubuk yang terdapat pada ladang mereka difungsikan sebagai tempat untuk
beristirahat dan memasak.Untuk kebutuhan makan sehari-hari yang berupa sayuran,
cabai, tomat dan bumbu lainnya mereka menanamnya sendiri diladang.Untuk makan
pada siang hari mereka tidak membawa bekal dari rumah melainkan langsung
memasak diladang.
4.1.5 Pola Pemukiman
Pola pemukiman di desa Negeri Gugung adalah pola pemukiman dengan tipe
melingkar. Rumah-rumah penduduk di desa ini berada di tepi jalan yang melingkar,
sehingga desa ini terlihat seperti sebuah lingkaran pemukiman. Selain itu,
yang berada di atas bukit dan ada juga yang berada dibawah. Pemukiman penduduk
di desa ini sama seperti pola pemukiman penduduk pada daerah dataran tinggi dan
terpencil pada umumnya, dimana Permukiman penduduk memusat dan mendekati
sumber-sumber penghidupan mereka, seperti mengitari pegunungan dan mendekati
sumber air. Dengan pola pemukiman dengan tipe melingkar ini, membantu
masyarakat desa Negeri Gugung untuk saling berkomunikasi dan berinteraksi dengan
mudah.
Gambar 2. Pemukiman di desa Negeri Gugung
4.1.6 Sarana dan Prasarana
4.1.6.1 Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam setiap
lapisan masyarakat agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang dapat
diandalkan. Pada masyarakat desa Negeri Gugung tidak terdapat satupun sarana
maupun informal.Dengan tidak terdapatnya sarana pendidikan di desa Negeri Gugung
ini, bukan berarti masyarakat di desa ini tidak mengenal dunia pendidikan. Anak-anak
yang ingin menempuh pendidikan pada tingkat SD, terpaksa bersekolah di desa
sebelah tepatnya di desa Cinta Rakyat atau yang sering mereka sebut desa Basukum.
Setiap hari mereka harus menempuh perjalanan dengan jarak 3 KM yang di tempuh
dengan berjalan kaki, tidak ada angkutan khusus yang bisa mengantar dan menjemput
mereka.Namun jika beruntung pada saat pulang sekolah terkadang ada angkutan yang
mau menumpangi mereka sampai ke Negeri Gugung. Sedangkan untuk tingkat
sekolah SMP dan SMA bukan terletak di desa Cinta Rakyat, melainkan berada di
Bandar Baru. Mereka yang ingin melanjutkan sekolah di tingkat SMP dan SMA tidak
lagi tinggal di desa Negeri Gugung dikarenakan jarak yang sangat jauh ditambah lagi
dengan kondisi jalan yang rusak.Mereka yang melanjutkan sekolah memilih untuk
tinggal bersama sanak saudara mereka yang berada di desa Bandar Baru dan ada juga
yang memilih untuk Kost.
4.1.6.2 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di desa Negeri Gugung hanya berupa Puskesmas
pembantu.Namun bangunan tersebut sangat tidak terurus dan jarang difungsikan
karena tidak terdapat ahli kesehatan di desa ini.Ahli kesehatan berupa Bidan desa
datang kedesa ini hanya satu kali dalam seminggu.Bidan desa tersebut berasal dari
desa Bandar Baru.Jika Bidan tersebut datang, dia biasanya mengunjungi
rumah-rumah warga untuk mengobati jika ada yang sakit dan mengadakan Posyandu bagi
ahli kesehatan, jika ada warga yang menderita sakit, mereka menggunakan
obat-obatan atau ramuan alami yang biasanya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pengetahuan
mereka tentang pengobatan secara alamai terjadi secara turun temurun dan sudah
sejak lama.
Gambar 3. Puskesmas Pembantu Desa Negeri Gugung
4.1.6.3 Sarana Ibadah
Di desa Negeri Gugung, hanya terdapat satu buah sarana ibadah untuk warga
desa yang memeluk agama Kristen Katolik, yaitu sebuah gereja Katolik yang
bernama Shanto Josep. Gereja ini terletak di atas bukit yang tidak terlalu tinggi tepat
di depan Puskesmas pembantu. Bangunan gereja Shanto Josep merupakan bangunan
yang paling besar yang terdapat di desa Negeri Gugung. Gereja ini mempunyai
seorang Pastor yang bernama Marcel Damanik. Pastor Marcel Damanik ini bukan
warga desa Negeri Gugung melainkan warga desa Bandar Baru yang datang ke desa
Negeri Gugung hanya satu bulan sekali yaitu pada minggu keempat untuk memimpin
kebaktian yang dilakukan pada hari minggu. Selama Pastor tidak ada, pada setiap
Darius Sembiring yang merupakan warga desa Negeri Gugung. Tidak terdapat
Musholla, Mesjid, maupun Gereja Kristen Protestan karena di desa ini, mayoritas
masyarakatnya adalah beragama Kristen Katolik.
Gambar 5. Gereja Santho Josep Desa Negeri Gugung.
4.1.6.4 Sarana Transportasi dan Komunikasi
Untuk menuju ke dasa ini tersedia angkutan umum berupa ojek sepeda motor
dan mobil angkutan. Akan tetapi, mobil angkutan yang ada hanya satu kali dalam
seminggu, yaitu pada hari senin saja. Sedangkan pada hari lain mobil angkutan hanya
sampai pada desa Cinta Rakyat atau Basukum. Untuk menaiki mobil angkutan ini
masyarakat dikenakan ongkos sebesar Rp. 12.000. Jika angkutan umum yang berupa
mobil angkutan hanya ada satu kali dalam seminggu, angkutan umum yang berupa
ojek sepeda motor tidak demikian, masyarakat bisa menumpangi ojek sepeda motor
setiap hari dengan ongkos yang cukup mahal yaitu Rp. 25.000. angkutan umum yang
berupa ojek sepeda motor dan mobil angkutan ini berpangkal di desa Bandar Baru,
Negeri Gugung juga memiliki kendaraan pribadi yang berupa sepeda motor dan
mobil pickup.Jarak antara simpang Bukum menuju desa Negeri Gugung adalah 18
Km dengan melewati jalan dengan kondisi yang rusak dan belum seluruhnya
beraspal. Jalan yang dilewati juga menanjak dan banyak tikungan berbahaya, akan
tetapi dengan kondisi yang demikian, tidak terdapat rambu-rambu serta pengaman
seperti pembatas pada pada tepi jalan yang disebelahnya terdapat jurang yang cukup
curam, sehingga resiko terjadinya kecelakaan sangat tinggi.
Sarana komunikasi yang ada di desa ini terdiri dari telepon genggam, radio,
televisi dan surat kabar. Di sebagian rumah warga yang mempunyai televisi, mereka
biasanya menonton pada malam hari saja di waktu istirahat sepulang mereka dari
ladang.karena listrik yang tersedia hanya mulai menyala pada pukul 17.00 WIB
sampai pada pukul 08.00 WIB. Untuk berkomunikasi menggunakan telepon genggam
masih sangat sulit dikarenakan oleh keterbatasan jaringan.Di desa ini jaringan untuk
telepon genggam hanya ada pada beberapa titik tertentu dan hanya beberapa provider
tertentu saja yang menyediakan jaringan seperti provider INDOSAT dan XL.Namun
untuk sarana komunikasi seperti radio tidak begitu sulit, banyak warga yang
menggunakan aplikasi telepon genggam mereka sebagai alat untuk mendengarkan
radio. Sedangkan untuk memperoleh surat kabar, biasanya warga menitip pada warga
lain yang lain yang ingin pergi atau membelinya sendiri di desa terdekat yang
4.1.6.5 Sarana Rekreasi dan Hiburan
Di Desa Negeri Gugung terdapat sungai yang dikenal dengan nama sungai
dua rasa. Sungai ini memiliki mata air panas dan dingin. Sungai ini merupakan
tempat wisata alam yang tidak begitu dikenal masyarakat luar, masyarakat luar yang
datang berkunjung ketempat ini tidak dikenakan biaya apapun oleh masyarakat desa
Negeri Gugung.
Gambar 6.Mata air panas dan aliran sungai dua rasa desa Negeri Gugung.
Selain air terjun dua rasa, terdapat juga Deleng (Gunung) Takur-takur yang
menjadi daya tarik masyarakat luar khususnya para kelompok pecinta alam baik dari
kalangan mahasiswa maupun dari kalangan umum, untuk mencapai pilar yang
terdapat di puncak gunung tersebut. Untuk warga desa Negeri Gugung ini sendiri,
mereka sangat jarang mendaki gunung atau deleng Takur-takur tersebut dengan
tempat pemandian alam seperti air terjun dua rasa dijadikan mereka sebagai tempat
untuk merelaksasikan tubuh atau melepas penat setelah letih bekerja.
Gambar 7.Perjalanan menuju puncak takur-takur.
4.1.6.6 Sarana Olahraga
Sarana olahraga merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan oleh setiap
masyarakat agar dapat mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang
dimiliki.Selain untuk mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang dimiliki,
olahraga juga mampu mempengaruhi kemampuan sosial seseorang dalam berinteraksi
dengan masyarakat disekitar tempat tinggal mereka.Di Negeri Gugung ini tidak
terdapat sarana olahraga apapun seperti lapangan voli, lapangan sepak bola dan lain
sebagainya.Masyarakat yang ingin berolah raga seperti bermain bola voli, bermain
bola kaki, dan lain sebagainya, mereka biasanya menggunakan halaman gereja
4.1.6.7 Sarana umum lainnya
Sarana umum lainnya yang terdapat di desa Negeri Gugung ini adalah sarana
kamar mandi umum dan balai desa yang berfungsi juga sebagai jambur.Terdapat dua
lokasi kamar mandi umum yang mana pada satu lokasinya terdiri dari kamar mandi
untuk laki-laki dan untuk perempuan yang berada bersebelahan.Kamar mandi ini
tidak digunakan hanya untuk mandi saja, melainkan untuk mencuci pakaian, mencuci
piring serta buang hajat.Masyarakat desa Negeri Gugung sangat bergantung pada
kamar mandi umum ini, dikarenakan kebanyakan rumah mereka tidak memiliki
kamar mandi. Sumber air yang terdapat di kamar mandi ini berasal dari sungai yang
dikeluarkan melalui lima pancuran. Dua pancuran untuk kamar mandi laki-laki, dua
pancuran lagi untuk kamar mandi perempuan dan satu pancuran lagi berada diluar
kamar mandi yang biasa digunakan untuk mencuci piring. Di waktu pagi hari dan
menjelang malam adalah waktu dimana masyarakat desa Negeri Gugung banyak
yang menggunakan kamar mandi umum tersebut. Meskipun harus mengantri mereka
tidak mengeluh, karena di waktu seperti itu mereka dapat saling bertukar cerita,
saling bercengkrama sehingga interaksi yang terjadi dapat lebih dekat.
Setelah kamar mandi, sarana umum lainnya yang terdapat di desa Negeri
Gugung adalah balai desa.Balai desa merupakan sebuah tempat yang sangat berfungsi
dan bermanfaat bagi masyarakat desa Negeri Gugung.Selain digunakan untuk
keperluan kegiatan program-program yang dibuat oleh pemerintahan desa, balai desa
ini juga dapat digunakan sebagai jambur, Yang berfungsi untuk acara-acara adat
merupakan tempat pedagang berjualan pada saat hari pekan dan tempat para pendaki
bermalam pada saat melakukan pendakian menuju gunung takur-takur.
4.1.7 Latar Belakang Sosial Budaya
4.1.7.1 Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh mayarakat desa ini dalam kehidupan sehari-hari
adalah bahasa Karo.Bahasa Karo digunakan masyarakat desa Negeri Gugung dalam
pergaulan sehari-hari untuk berkomunikasi, baik itu orang tua, dewasa dan
anak-anak.mereka juga dapat menggunakan bahasa Indonesia jika ada orang pendatang
yang tidak mengerti bahasa Karo. Namun ada juga sebagian warga yang hanya bisa
berkomunikasi menggunakan bahasa Karo saja, biasanya warga tersebut adalah
warga yang telah berusia lanjut.
4.1.7.2 Adat Istiadat
Masyarakat Negeri Gugung mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini
terpelihara dengan baik. Adat istiadat yang digunakan di desa ini sama seperti adat
istiadat yang terdapat pada etnis Karo pada umumnya seperti pada saat acara
pernikahan, kematian, pesta tahunan dan lain sebagainya. Adat istiadat yang terdapat
di desa ini dapat menjadikan hubungan yang terjadi pada setiap anggota masyarakat
terjalin dengan baik seperti solidaritas yang semakin erat dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, adat istiadat yang terdapat di desa negeri Gugung, dapat berfungsi
4.1.7.3 Religi
Walaupun di desa Negeri Gugung sudah menganut agama modern seperti
agama Katolik, namun masyarakat desa masih mempunyai keyakinan terhadap
kekuatan ghaib seperti kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang. Di desa Negeri
Gugung terdapat sebuah kuburan. Diakui masyarakat setempat bahwa kuburan
tersebut didirikan untuk menghormati orang yang pertama kali mendirikan desa
tersebut yaitu bermarga Barus. Sebenarnya di dalam kuburan tersebut bukanlah jasad
marga Barus yang merupakan pendiri desa Negeri Gugung melainkan seekor anjing
merah.Jasad pendiri desa sampai sekarang belum diketahui, maka ada sekelompok
dari etnis Pak-pak yang dinamakan si pitu erdalan yang diakui dukun besar
melakukan upacara tersebut guna menghormati arwah nenek moyang.Sampai
sekarang masyarakat setempat sangat menghormati keburan tersebut dan mengakui
semenjak ada kuburan tersebut desa selalu aman. Setiap ada orang berniat jahat
tibanya di kampung tersebut akan berubah pikiran. Masyarakat menyebutnya penjaga
kuta atau penjaga kampung.
Selain mengakui arwah nenek moyang, masyarakat setempat juga mengakui
kekuatan gaib pada suatu tempat.Misalkan saja, jika kita ingin ketempat tersebut
harus bersikap sopan dan tidak boleh berbicara sembarangan. Apabila kita melanggar
ketentuan tersebut diyakini akan mendapat musibah. Masyarakat juga percaya akan
kekuatan supranatural atau gaib yang dapat menyebuhkan dan melindungi dari
meyakini seorang dukun.Bahkan masyarakat setempat mengakui dukun yang ada di
desa tersebut diakui kehebatannya sampai keluar daerah.
Gambar 8.Kuburan penjaga kampung.
4.1.7.4 Seni
Karena desa Negeri Gugung berada di tanah Karo dan mayoritas
masyarakatnya berasal dari etnis karo, kesenian yang terdapat di desa ini adalah
kesenian dari etnis karo, hal ini dapat dilihat pada saat pelaksanaan pesta adat istiadat
Karo seperti pernikahan, kematian, pesta tahunan dan guro-guro aron.Dalam setiap
pesta adat terdapat unsur musik, tarian, lagu, dan pakaian adat Karo.
4.1.7.5 Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan pada masyarakat desa Negeri Gugung adalah sistem
kekerabatan yang terdapat pada etnis karo pada umumnya.Seperti yang
diidentifikasikan melalui merga, bebere, binuang, soler, kampah dan kempu
(Klen).Alur utamanya adalah patrilinear. Marga adalah garis keturunan dari ayah,
bebere warisan garis dari leluhur ibu, binuang adalah warisan garis keturunan dari