DI HUTAN AEK-NAULI PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA
Oleh :
Rahmad Husein 4122220010 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Penulis dilahirkan di Mandailing Natal pada tanggal 19 Februari 1994.
Ayah bernama Ardi Batubara dan Ibu bernama Apsoh Siregar, dan merupakan
anak pertama dari satu bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri
Aek Nangali 278, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Aek Nangali, dan lulus pada tahun 2009.
Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di MAN Kase Rao-Rao, dan lulus
pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Biologi
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan (FMIPA UNIMED) dan lulus ujian tanggal 29 Juli 2016. Pada
tahun 2014, penulis menjadi Asisten Laboratorium untuk Mata Kuliah Praktikum
Taksonomi Hewan Rendah, Praktikum Biologi Umum 1 dan 2 dan Praktikum
UJI TANIN PADA JENIS ROTAN-ROTANAN YANG TERDAPAT DI HUTAN AEK-NAULI
PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA
Rahmad Husein (NIM 4122220010)
ABSTRAK
TEST TANNINS IN ROTAN TYPE ROTANAN CONTAINED IN THE FOREST AEK-NAULI
PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN NORTH SUMATRA
Rahmad Husein (ID 4122220010)
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah
dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun skripsi ini yang berjudul “Uji
Tanin Pada Jenis Rotan-Rotanan Yang Terdapat di Hutan Aek-Nauli Parapat
Kab. Simalungun Sumatera Utara”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ribuan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Dr. Hasrudin, M.Pd selaku ketua jurusan Biologi, Ibu Endang Sulistyarini
Gultom, S.Si.,M.Si.,Apt, selaku sekretaris jurusan Biologi, serta Ibu Dr. Melva
Silitonga, MS, selaku Ketua Prodi Biologi. Serta Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si
selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang banyak memberikan bimbingannya dalam
penyusunan skripsi ini, Ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si, Ibu Dra. Meida Nugrahalia,
M.Sc, Bapak Ir Herkules Abdullah, M.S selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah
banyak memberikan saran dan perbaikan dalam penyelesaian skripsi ini, serta
Bapak Prof.Dr.rer.nat Binari Manurung, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Akademik penulis yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan. Serta
Bapak dan Ibu dosen ( Pak Wasis,Pak Safwan,Bu Salwa,Bu Elyda Hafni,Bu
Aryeni) yang selalu memberikan masukan dan penyemangat kepada penulis.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta,
ayah Ardi Batubara dan Ibu Apsoh Siregar yang senantiasa ada dihati serta
pikiran saya dan menjadi motivator hingga skripsi ini dapat terselesaikan, juga
pada Abang Habibullah, Abang Sukri, Bouk Rosidah Batubara, udak Khoiruddin
serta segenap keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan moril dalam
menyelesaikan skripsi ini. Serta kepada bapak dan ibu guru waktu sekolah di Man
Kase Rao-Rao (Ibu Gusti, Ibu Junaida, dan Bapak Amran).
Terima kasih juga buat sahabat-sahabat tercinta ( Jafar, Medina,
kelas Biologi ND A 2012, Terkhusus ( Fretty ,Puput,Siti, Fathimah, yuli, Zebulon,
Delly dan Rafika).
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada adek-adek ( Subhan, Cintami,
Ibnu, Mita, Maya, Mala, Solikin, Arina, Ardiansyah, Ainun, Aliandri, Sahrul,
Risal, Salman, Sapran, Zul, Desi, Putri, Mariana, Enni, Eka, Duma ) yang selalu
mendukung dan selalu menjadi penyemangat bagi penulis. Serta kepada sahabat
seperjuangan dari SD sampai sekarang ( Rosihan Anwar Batubara).
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi, teknik penyajian maupun dari isinya. Oleh karena itu dengan hati terbuka
penulis menerima kritikan dan saran yang membangun untuk kesempurnaan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, terima kasih.
Medan, 05 Maret 2016 Penulis,
DAFTAR ISI
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 11
3.1.1. Tempat Penelitian 11
3.5.1. Prosedur Kerja Di Lapangan 13
3.5.2. Wawancara 13
3.5.3. Prosedur Kerja di Laboratorium 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 18
4.1. Hasil Penelitian 18
4.1.1. Jenis-jenis Rotan-rotanan yang Ditemukan
di Hutan Penelitian Aek Nauli-Parapat 18 4.1.2. Kandungan Senyawa Tanin Pada Jenis Rotan-rotanan 18 4.1.3. Deskripsi Jenis Rotan yang Ditemukan 19
4.1.4. Deskripsi Lokasi Penelitian 22
4.1.5. Cara pemanfaatan dan Manfaat Rotan Sebagai Makanan 23
4.1.6. Pengelolaan Tanin 24
4.2. Pembahasan 25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27
5.1. Kesimpulan 27
5.2. Saran 27
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Rotan Cacing 5
Gambar 2.1. Rotan Lambang 6
Gambar 3.1. Rotan Tohiti 6
Gambar 4.1. Rotan Batang 7
Gambar 5.1. Rotan Noko 7
Gambar 3.4.1.Skema Jalur Pengambilan Sampel Berdasarkan Ketinggian 12
Gambar 3.1.2. Bagan Pemeriksaan Tanin 15
Gambar 4.1. Batang dan Daun Calamus rotang 20
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Nama Jenis Rotan-rotanan Berdasrkan Taksonomi 14
Tabel 3.2. Pengelompokan Jenis Rotan-rotanan 15
Tabel 3.3. Hasil Uji Tanin Pada Rotan 16
Tabel 4.1. Data-Data Ekologi yang Diukur Pada Waktu Penelitian 18 Tabel 4.2. Jenis Rotan-rotanan yang Ditemukan di Lokasi Penelitian 18
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Rotan merupakan hasil hutan yang memiliki nilai ekonomi kedua setelah
kayu. Indonesia merupakan penghasil rotan tersebar dengan memasok sekitar 80
% bahan baku konsumsi dunia (Hartono,1998). Indonesia memiliki sekitar 350
jenis (spesies) rotan. Sepuluh dari tiga belas marga (genus) rotan yang ada di
dunia terdapat di Indonesia.
Potensi rotan yang besar tersebut tidak membuat dunia usaha rotan
berkembang dengan baik di Indonesia. Saat ini dunia usaha rotan Indonesia
menghadapi kondisi yang serius, diindikasikan dengan volume dan nilai ekspor
produk rotan yang terus menurun. Pengusaha mebel dan kerajinan rotan menuduh
penurunan tersebut sebagai akibat dari kekurangan bahan baku. Selain itu, tidak
dapat dipungkiri bahwa produksi rotan mentah menurun terus, karena petani
pemungut rotan kecewa penghasilan dari usaha ini tidak bisa lagi mencukupi
penghidupan mereka. Penggunaan rotan pun dimanfaatkan sebagian masyarakat
di Indonesia salah satunya di Kab Mandailing Natal Sumatera Utara sebagai
makanan tradisional pengganti sayuran karena rotan dianggap dapat
menyembuhakan berbagai penyakit, dengan rasa dari rotan yang khas untuk di
makan. Hasil Skrining fitokimia yang dilakukan oleh Zuhrotun (2007) terhadap
simplisia dan ekstrak batang muda rotan menunjukkan bahwa biji alpukat
mengandung polifenol, flavonoid, triterpenoid, kuinon, saponin, tanin dan
monoterpenoid dan seskuiterpenoid (Rita Y 2006).
Penemuan berbagai senyawa obat dan makanan baru dari bahan alam
semakin memperjelas peran penting metabolit sekunder tanaman sebagai sumber
bahan baku obat dan makanan. Metabolit sekunder adalah senyawa hasil
biogenesis dari metabolit primer. Umumnya dihasilkan oleh tumbuhan tingkat
tinggi, yang bukan merupakan senyawa penentu kelangsungan hidup secara
langsung, tetapi lebih sebagai hasil mekanisme pertahanan diri organisma.
2
antikanker, antibakteri dan antioksidan, antara lain adalah golongan alkaloid,
tanin, golongan polifenol dan turunanya.
Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui
mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan
antioksidan. Tanin merupakan komponen zat organik yang sangat kompleks,
terdiri dari senyawa fenolik yang sukar dipisahkan dan sukar mengkristal,
mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut
(Desmiaty, 2008). Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin terhidrolisis
dan tanin terkondensasi. Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks mulai
dari pengendap protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga dapat berfungsi
sebagai antioksidan biologis (Hagerman, 2002).
Tanaman diduga memproduksi tanin sebagai upaya pertahanan melawan
jamur dan bakteri pathogenik serta melawan pemakannya seperti serangga dan
herbivora. Tanin juga banyak digunakan dalam industri kulit untuk mencegah
pembusukan, terdapat beberapa peneliti berpendapat mengenai mekanisme
antimikroba senyawa tanin. Vargaz (2002) menyebutkan bahwa aktivitas
antimikroba tanin kemungkinan berhubungan dengan penghambatan enzim
antimikroba seperti celulase pektinase dan xylonase selain itu tanin juga dapat
meracuni membran sel. Senyawa tanin dapat menghambat dan membunuh
pertumbuhan bakteri dengan cara bereaksi dengan membran sel, inaktivasi
enzimenzim esensial dan destruksi atau inaktivasi fungsi dan materi genetik.
Tanin berperan sebagai antibakteri karena dapat membentuk komplek dengan
protein dan interaksi hidrofobik, jika terbentuk ikatan hidrogen antara tanin
dengan protein enzim yang terdapat pada bakteri maka kemungkinan akan
terdenaturasi sehingga metabolisme bakteri terganggu, selain itu dengan adanya
tanin (asam tanat) maka akan terjadi penghambatan metabolisme sel, mengganggu
sintesa dinding sel, dan protein dengan mengganggu aktivitas enzim (Winarsi
H,2007).
Rotan yang di manfaatkan masyarakat khusus nya di Mandailing adalah
merupakan bagian batang muda dari rotan tersebut, batang rotan yang muda
3
rasa dari rotan ini adalah rasa sepat dan agak pahit, inilah yang mendasari
masyarakat Mandailing mengkonsumsi Rotan. Pengetahuan masyarakat dari
berbagai etnis tentang pemanfaatan Rotan sebagai makanan tradisional khas Suku
Batak Mandailing.
1.2.Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah hanya dilakukan uji tanin
pada batang muda rotan.
1.3.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kandungan metabolit sekunder (Tanin) pada Jenis
rotan-rotanan yang terdapat di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten
Simalungun Sumatera Utara?
2. Bagaimana cara pemanfaatan rotan sebagai makanan tradisional?
1.4.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder (tanin) pada jenis
rotan-rotanan yang terdapat di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten
Simalungun Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui cara pemanfaatan rotan-rotanan sebagai makanan
tradisional.
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian yaitu :
1. Menambah pengetahuan peneliti tentang jenis rotan-rotanan metabolit
sekunder dan manfaatnya sebagai makanan tradisional, di Hutan Penelitian
4
2. Memberi Informasi kepada masyarakat setempat tentang rotan-rotanan
jenis yang terdapat di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten
Simalungun Sumatera Utara.
3. Memberi informasi kepada pemerintah tentang kandungan senyawa
metabolit sekunder rotan-rotanan yang terdapat di Hutan Penelitian Aek
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Dari Hasil Penelitian inventarisasi yang dilakukan di Hutan penelitian
Aek Nauli Parapat didapat 3 Jenis Rotan-rotanan yang terdiri dari
Calamus rotang, Plectocomia elongata, Calamus caesius.
2. Berdasarkan Pengujian dan analisis kandungan Tanin Rotan-rotanan,
didapat 1 jenis yang positif mengandung Tanin yaitu Plectocomia
elongata dn dua jenis lagi negatif mengandungdung tanin karena tdak
adanya ditandai dengan menghasilkan warna kuning keemasan.
3. Rotan yang di jadikan makanan tradisional di Hutan penelitian Aek
Nauli kab. Simalungun Sumatera Utara tidak dijumpai, mungkin di
daerah tersebut belum di manfaatkan sebagai makanan tradisional
sehingga tidak ada jenis rotan tersebut.
5.2.Saran
1. Perlu kiranya dilakukan penelitian lebih mendalam tentang senyawa
spesifik yang terkandung dalam batang muda Rotan sehingga dapat
bermanfaat sebagai makanan tradisional.
2. Untuk Mahasiswa yang akan melakukan penelitian jenis rotan yang bisa
di manfaatkan sebagai makanan tradisional sebaiknya dilakukan survey
28
DAFTAR PUSTAKA
Carter, F. L., A. M. Carlo and J. B. Stanley. 1978. Termiticidal Components of Wood Extracts : 7-Methyljuglone from Diospyros virginia. Journal Agriculture Food Chemistry.
Departemen Kesehatan. 1997. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Edisi IV. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Fardiaz. 1992. Aktifitas antibakteri Daun Beluntas, Malang : Seminar Nasional PATPI
Desmiaty . 2008. Pengaruh Beberapa Ekstrak Tunggal Bangel dan Gabungan yang Berpotensi Meningkatkan Aktifitas Enzim Lipase Secara In Vitro. Tesis di Terbitkan. Bogor: Jur Kimia IPB
Ganiswarna. 1995. Farmakologi Dan Terapi Edisi IV. Jakarta : Farmakogi Fakultas Kedoktran Universitas Indonesia
Giner. Tannin Chemical Structural The Structur Of Hydrolisable Tannin. (http://www.ansci.cornel.edc.) Diakses 27 Maret 2009.
Hartono. 1998. Minyak Atsiri. Jakarta :Universitas Jakarta.
Hagerman, A.E, M.E. Rice and N.T. Richard, (2005). Mechanisms Of Protein Precipitation For Two Tannins, Pentagalloyl Glucose And Apicatechin16 (4-8) Catechin (Procyanidin). Journal Of Agri.Food Chem.. Vol 46
Harborne, B. J., (1987), Metode Fitokimia: Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Institute Teknologi Bandung Press, Bandung.
Hasairin, A., (2005), Pengetahuan Etnobotani, Bahan Ajar, FMIPA Unimed, Medan (Tidak Dipublikasikan).
Heyne, K., (1987), Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I – IV, Badan Litbang Kehutanan Departemn Kehutanan, Jakarta.
Kalima Titi, (2010), Tingkat Kelimpahan Populasi Spesies Rotan Di Hutan Lindung Batu Kapar, Gorontalo Utara,6(2).167-170
29
Lawrence, G. H. M., (1964), Taxonomy of Vascular Plant. New York: The Macmillan Company. Pp 428.
Mumpuni, M., (2004), Inventarisasi Tumbuhan Obat di Kawasan Hutan Tangkahan TNTL Kabupaten Langkat. Skripsi, USU, Medan. (Tidak Dipublikasikan).
Pandey, B. P. (2003), A Textbox of botany: Angiosperm. First Edition. New Delhi: S. Chand & Company Ltd. Ram Nagar. pp. 351
Poulsen, A. D., (2006), Gingers of Serawak. Kota Kinabalu: Natural History Publication (Borneo).
Damayanti, Ratih,(2012), Atlas Rotan Indonesia, Bogor : Balai Kehutan dan pengembangan
Rismunandar, (1996), Rempah-Rempah: Komoditi Ekspor Indonesia, Sinar Baru Algensindo, Bandung.
Rita, Y. (2006), Kandungan Tanin dan Potensi Anti Streptococcus Mutans Daun The Varietas Assamica pada Berbagai Tahap Pengolahan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Rukmana, R., (2004), Temu-Temuan Apotik Hidup di Pekarangan, Kanisius, Yogyakarta.
Sharma, O. P., (2002), Plant Taxonomy. New Delhi: McGrew Hill Company
Soetarno, (2000), Kandungan Senyawa Bioaktif Dan Tumbuhan dan Cara Analisisnya, Makalah Lokakarya Pemanfaatan Senyawa Metabolisme Sekunder Asal Tumbuhan Sebagai Insektisida, Universitas Bengkulu.
Sudarmadji Slamet, (1984), Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan Dan Pertanian, Liberty ; Yogyakarta
Tellu Tandra,Andi,(2004), Kunci Identifikasi Rotan (Calamus spp) Asal Sulawesi Tengah Berdasarkan Struktur Anatomi batang, 4(2) : 113 – 117.
Tjitrosoepomo, G., (2002), Taksonomi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.