• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI TANIN PADA JENIS ROTAN-ROTANAN YANG TERDAPAT DI HUTAN AEK-NAULI PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI TANIN PADA JENIS ROTAN-ROTANAN YANG TERDAPAT DI HUTAN AEK-NAULI PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

DI HUTAN AEK-NAULI PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

Oleh :

Rahmad Husein 4122220010 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

Penulis dilahirkan di Mandailing Natal pada tanggal 19 Februari 1994.

Ayah bernama Ardi Batubara dan Ibu bernama Apsoh Siregar, dan merupakan

anak pertama dari satu bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri

Aek Nangali 278, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis

melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Aek Nangali, dan lulus pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di MAN Kase Rao-Rao, dan lulus

pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Biologi

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan (FMIPA UNIMED) dan lulus ujian tanggal 29 Juli 2016. Pada

tahun 2014, penulis menjadi Asisten Laboratorium untuk Mata Kuliah Praktikum

Taksonomi Hewan Rendah, Praktikum Biologi Umum 1 dan 2 dan Praktikum

(4)

UJI TANIN PADA JENIS ROTAN-ROTANAN YANG TERDAPAT DI HUTAN AEK-NAULI

PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

Rahmad Husein (NIM 4122220010)

ABSTRAK

(5)

TEST TANNINS IN ROTAN TYPE ROTANAN CONTAINED IN THE FOREST AEK-NAULI

PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN NORTH SUMATRA

Rahmad Husein (ID 4122220010)

ABSTRACT

(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah

dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun skripsi ini yang berjudul “Uji

Tanin Pada Jenis Rotan-Rotanan Yang Terdapat di Hutan Aek-Nauli Parapat

Kab. Simalungun Sumatera Utara”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ribuan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada

Bapak Dr. Hasrudin, M.Pd selaku ketua jurusan Biologi, Ibu Endang Sulistyarini

Gultom, S.Si.,M.Si.,Apt, selaku sekretaris jurusan Biologi, serta Ibu Dr. Melva

Silitonga, MS, selaku Ketua Prodi Biologi. Serta Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si

selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang banyak memberikan bimbingannya dalam

penyusunan skripsi ini, Ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si, Ibu Dra. Meida Nugrahalia,

M.Sc, Bapak Ir Herkules Abdullah, M.S selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah

banyak memberikan saran dan perbaikan dalam penyelesaian skripsi ini, serta

Bapak Prof.Dr.rer.nat Binari Manurung, M.Si selaku Dosen Pembimbing

Akademik penulis yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan. Serta

Bapak dan Ibu dosen ( Pak Wasis,Pak Safwan,Bu Salwa,Bu Elyda Hafni,Bu

Aryeni) yang selalu memberikan masukan dan penyemangat kepada penulis.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta,

ayah Ardi Batubara dan Ibu Apsoh Siregar yang senantiasa ada dihati serta

pikiran saya dan menjadi motivator hingga skripsi ini dapat terselesaikan, juga

pada Abang Habibullah, Abang Sukri, Bouk Rosidah Batubara, udak Khoiruddin

serta segenap keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan moril dalam

menyelesaikan skripsi ini. Serta kepada bapak dan ibu guru waktu sekolah di Man

Kase Rao-Rao (Ibu Gusti, Ibu Junaida, dan Bapak Amran).

Terima kasih juga buat sahabat-sahabat tercinta ( Jafar, Medina,

(8)

kelas Biologi ND A 2012, Terkhusus ( Fretty ,Puput,Siti, Fathimah, yuli, Zebulon,

Delly dan Rafika).

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada adek-adek ( Subhan, Cintami,

Ibnu, Mita, Maya, Mala, Solikin, Arina, Ardiansyah, Ainun, Aliandri, Sahrul,

Risal, Salman, Sapran, Zul, Desi, Putri, Mariana, Enni, Eka, Duma ) yang selalu

mendukung dan selalu menjadi penyemangat bagi penulis. Serta kepada sahabat

seperjuangan dari SD sampai sekarang ( Rosihan Anwar Batubara).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik

materi, teknik penyajian maupun dari isinya. Oleh karena itu dengan hati terbuka

penulis menerima kritikan dan saran yang membangun untuk kesempurnaan.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, terima kasih.

Medan, 05 Maret 2016 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 11

3.1.1. Tempat Penelitian 11

3.5.1. Prosedur Kerja Di Lapangan 13

3.5.2. Wawancara 13

3.5.3. Prosedur Kerja di Laboratorium 14

(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 18

4.1. Hasil Penelitian 18

4.1.1. Jenis-jenis Rotan-rotanan yang Ditemukan

di Hutan Penelitian Aek Nauli-Parapat 18 4.1.2. Kandungan Senyawa Tanin Pada Jenis Rotan-rotanan 18 4.1.3. Deskripsi Jenis Rotan yang Ditemukan 19

4.1.4. Deskripsi Lokasi Penelitian 22

4.1.5. Cara pemanfaatan dan Manfaat Rotan Sebagai Makanan 23

4.1.6. Pengelolaan Tanin 24

4.2. Pembahasan 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27

5.1. Kesimpulan 27

5.2. Saran 27

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Rotan Cacing 5

Gambar 2.1. Rotan Lambang 6

Gambar 3.1. Rotan Tohiti 6

Gambar 4.1. Rotan Batang 7

Gambar 5.1. Rotan Noko 7

Gambar 3.4.1.Skema Jalur Pengambilan Sampel Berdasarkan Ketinggian 12

Gambar 3.1.2. Bagan Pemeriksaan Tanin 15

Gambar 4.1. Batang dan Daun Calamus rotang 20

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Nama Jenis Rotan-rotanan Berdasrkan Taksonomi 14

Tabel 3.2. Pengelompokan Jenis Rotan-rotanan 15

Tabel 3.3. Hasil Uji Tanin Pada Rotan 16

Tabel 4.1. Data-Data Ekologi yang Diukur Pada Waktu Penelitian 18 Tabel 4.2. Jenis Rotan-rotanan yang Ditemukan di Lokasi Penelitian 18

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Rotan merupakan hasil hutan yang memiliki nilai ekonomi kedua setelah

kayu. Indonesia merupakan penghasil rotan tersebar dengan memasok sekitar 80

% bahan baku konsumsi dunia (Hartono,1998). Indonesia memiliki sekitar 350

jenis (spesies) rotan. Sepuluh dari tiga belas marga (genus) rotan yang ada di

dunia terdapat di Indonesia.

Potensi rotan yang besar tersebut tidak membuat dunia usaha rotan

berkembang dengan baik di Indonesia. Saat ini dunia usaha rotan Indonesia

menghadapi kondisi yang serius, diindikasikan dengan volume dan nilai ekspor

produk rotan yang terus menurun. Pengusaha mebel dan kerajinan rotan menuduh

penurunan tersebut sebagai akibat dari kekurangan bahan baku. Selain itu, tidak

dapat dipungkiri bahwa produksi rotan mentah menurun terus, karena petani

pemungut rotan kecewa penghasilan dari usaha ini tidak bisa lagi mencukupi

penghidupan mereka. Penggunaan rotan pun dimanfaatkan sebagian masyarakat

di Indonesia salah satunya di Kab Mandailing Natal Sumatera Utara sebagai

makanan tradisional pengganti sayuran karena rotan dianggap dapat

menyembuhakan berbagai penyakit, dengan rasa dari rotan yang khas untuk di

makan. Hasil Skrining fitokimia yang dilakukan oleh Zuhrotun (2007) terhadap

simplisia dan ekstrak batang muda rotan menunjukkan bahwa biji alpukat

mengandung polifenol, flavonoid, triterpenoid, kuinon, saponin, tanin dan

monoterpenoid dan seskuiterpenoid (Rita Y 2006).

Penemuan berbagai senyawa obat dan makanan baru dari bahan alam

semakin memperjelas peran penting metabolit sekunder tanaman sebagai sumber

bahan baku obat dan makanan. Metabolit sekunder adalah senyawa hasil

biogenesis dari metabolit primer. Umumnya dihasilkan oleh tumbuhan tingkat

tinggi, yang bukan merupakan senyawa penentu kelangsungan hidup secara

langsung, tetapi lebih sebagai hasil mekanisme pertahanan diri organisma.

(15)

2

antikanker, antibakteri dan antioksidan, antara lain adalah golongan alkaloid,

tanin, golongan polifenol dan turunanya.

Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui

mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan

antioksidan. Tanin merupakan komponen zat organik yang sangat kompleks,

terdiri dari senyawa fenolik yang sukar dipisahkan dan sukar mengkristal,

mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut

(Desmiaty, 2008). Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin terhidrolisis

dan tanin terkondensasi. Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks mulai

dari pengendap protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga dapat berfungsi

sebagai antioksidan biologis (Hagerman, 2002).

Tanaman diduga memproduksi tanin sebagai upaya pertahanan melawan

jamur dan bakteri pathogenik serta melawan pemakannya seperti serangga dan

herbivora. Tanin juga banyak digunakan dalam industri kulit untuk mencegah

pembusukan, terdapat beberapa peneliti berpendapat mengenai mekanisme

antimikroba senyawa tanin. Vargaz (2002) menyebutkan bahwa aktivitas

antimikroba tanin kemungkinan berhubungan dengan penghambatan enzim

antimikroba seperti celulase pektinase dan xylonase selain itu tanin juga dapat

meracuni membran sel. Senyawa tanin dapat menghambat dan membunuh

pertumbuhan bakteri dengan cara bereaksi dengan membran sel, inaktivasi

enzimenzim esensial dan destruksi atau inaktivasi fungsi dan materi genetik.

Tanin berperan sebagai antibakteri karena dapat membentuk komplek dengan

protein dan interaksi hidrofobik, jika terbentuk ikatan hidrogen antara tanin

dengan protein enzim yang terdapat pada bakteri maka kemungkinan akan

terdenaturasi sehingga metabolisme bakteri terganggu, selain itu dengan adanya

tanin (asam tanat) maka akan terjadi penghambatan metabolisme sel, mengganggu

sintesa dinding sel, dan protein dengan mengganggu aktivitas enzim (Winarsi

H,2007).

Rotan yang di manfaatkan masyarakat khusus nya di Mandailing adalah

merupakan bagian batang muda dari rotan tersebut, batang rotan yang muda

(16)

3

rasa dari rotan ini adalah rasa sepat dan agak pahit, inilah yang mendasari

masyarakat Mandailing mengkonsumsi Rotan. Pengetahuan masyarakat dari

berbagai etnis tentang pemanfaatan Rotan sebagai makanan tradisional khas Suku

Batak Mandailing.

1.2.Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah hanya dilakukan uji tanin

pada batang muda rotan.

1.3.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kandungan metabolit sekunder (Tanin) pada Jenis

rotan-rotanan yang terdapat di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten

Simalungun Sumatera Utara?

2. Bagaimana cara pemanfaatan rotan sebagai makanan tradisional?

1.4.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder (tanin) pada jenis

rotan-rotanan yang terdapat di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten

Simalungun Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui cara pemanfaatan rotan-rotanan sebagai makanan

tradisional.

1.5.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian yaitu :

1. Menambah pengetahuan peneliti tentang jenis rotan-rotanan metabolit

sekunder dan manfaatnya sebagai makanan tradisional, di Hutan Penelitian

(17)

4

2. Memberi Informasi kepada masyarakat setempat tentang rotan-rotanan

jenis yang terdapat di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten

Simalungun Sumatera Utara.

3. Memberi informasi kepada pemerintah tentang kandungan senyawa

metabolit sekunder rotan-rotanan yang terdapat di Hutan Penelitian Aek

(18)

27

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Dari Hasil Penelitian inventarisasi yang dilakukan di Hutan penelitian

Aek Nauli Parapat didapat 3 Jenis Rotan-rotanan yang terdiri dari

Calamus rotang, Plectocomia elongata, Calamus caesius.

2. Berdasarkan Pengujian dan analisis kandungan Tanin Rotan-rotanan,

didapat 1 jenis yang positif mengandung Tanin yaitu Plectocomia

elongata dn dua jenis lagi negatif mengandungdung tanin karena tdak

adanya ditandai dengan menghasilkan warna kuning keemasan.

3. Rotan yang di jadikan makanan tradisional di Hutan penelitian Aek

Nauli kab. Simalungun Sumatera Utara tidak dijumpai, mungkin di

daerah tersebut belum di manfaatkan sebagai makanan tradisional

sehingga tidak ada jenis rotan tersebut.

5.2.Saran

1. Perlu kiranya dilakukan penelitian lebih mendalam tentang senyawa

spesifik yang terkandung dalam batang muda Rotan sehingga dapat

bermanfaat sebagai makanan tradisional.

2. Untuk Mahasiswa yang akan melakukan penelitian jenis rotan yang bisa

di manfaatkan sebagai makanan tradisional sebaiknya dilakukan survey

(19)

28

DAFTAR PUSTAKA

Carter, F. L., A. M. Carlo and J. B. Stanley. 1978. Termiticidal Components of Wood Extracts : 7-Methyljuglone from Diospyros virginia. Journal Agriculture Food Chemistry.

Departemen Kesehatan. 1997. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Edisi IV. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

Fardiaz. 1992. Aktifitas antibakteri Daun Beluntas, Malang : Seminar Nasional PATPI

Desmiaty . 2008. Pengaruh Beberapa Ekstrak Tunggal Bangel dan Gabungan yang Berpotensi Meningkatkan Aktifitas Enzim Lipase Secara In Vitro. Tesis di Terbitkan. Bogor: Jur Kimia IPB

Ganiswarna. 1995. Farmakologi Dan Terapi Edisi IV. Jakarta : Farmakogi Fakultas Kedoktran Universitas Indonesia

Giner. Tannin Chemical Structural The Structur Of Hydrolisable Tannin. (http://www.ansci.cornel.edc.) Diakses 27 Maret 2009.

Hartono. 1998. Minyak Atsiri. Jakarta :Universitas Jakarta.

Hagerman, A.E, M.E. Rice and N.T. Richard, (2005). Mechanisms Of Protein Precipitation For Two Tannins, Pentagalloyl Glucose And Apicatechin16 (4-8) Catechin (Procyanidin). Journal Of Agri.Food Chem.. Vol 46

Harborne, B. J., (1987), Metode Fitokimia: Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Institute Teknologi Bandung Press, Bandung.

Hasairin, A., (2005), Pengetahuan Etnobotani, Bahan Ajar, FMIPA Unimed, Medan (Tidak Dipublikasikan).

Heyne, K., (1987), Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I – IV, Badan Litbang Kehutanan Departemn Kehutanan, Jakarta.

Kalima Titi, (2010), Tingkat Kelimpahan Populasi Spesies Rotan Di Hutan Lindung Batu Kapar, Gorontalo Utara,6(2).167-170

(20)

29

Lawrence, G. H. M., (1964), Taxonomy of Vascular Plant. New York: The Macmillan Company. Pp 428.

Mumpuni, M., (2004), Inventarisasi Tumbuhan Obat di Kawasan Hutan Tangkahan TNTL Kabupaten Langkat. Skripsi, USU, Medan. (Tidak Dipublikasikan).

Pandey, B. P. (2003), A Textbox of botany: Angiosperm. First Edition. New Delhi: S. Chand & Company Ltd. Ram Nagar. pp. 351

Poulsen, A. D., (2006), Gingers of Serawak. Kota Kinabalu: Natural History Publication (Borneo).

Damayanti, Ratih,(2012), Atlas Rotan Indonesia, Bogor : Balai Kehutan dan pengembangan

Rismunandar, (1996), Rempah-Rempah: Komoditi Ekspor Indonesia, Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Rita, Y. (2006), Kandungan Tanin dan Potensi Anti Streptococcus Mutans Daun The Varietas Assamica pada Berbagai Tahap Pengolahan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor : Bogor.

Rukmana, R., (2004), Temu-Temuan Apotik Hidup di Pekarangan, Kanisius, Yogyakarta.

Sharma, O. P., (2002), Plant Taxonomy. New Delhi: McGrew Hill Company

Soetarno, (2000), Kandungan Senyawa Bioaktif Dan Tumbuhan dan Cara Analisisnya, Makalah Lokakarya Pemanfaatan Senyawa Metabolisme Sekunder Asal Tumbuhan Sebagai Insektisida, Universitas Bengkulu.

Sudarmadji Slamet, (1984), Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan Dan Pertanian, Liberty ; Yogyakarta

Tellu Tandra,Andi,(2004), Kunci Identifikasi Rotan (Calamus spp) Asal Sulawesi Tengah Berdasarkan Struktur Anatomi batang, 4(2) : 113 – 117.

Tjitrosoepomo, G., (2002), Taksonomi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1.1. Rotan Cacing
Tabel 3.1. Nama Jenis Rotan-rotanan Berdasrkan Taksonomi

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian yang dilakukan oleh ali, 2015 tentang modifikasi infant warmer yang dilengkapi dengan phototherapy menjelaskan tentang infant warmer untuk bayi baru

yang memiliki orde konvergensi delapan dengan lima evaluasi fungsi pada setiap iterasi, sehingga berdasarkan Definisi 2.5 diperoleh indeks efisiensi lebih besar

pada saat dilakukan optimasi suatu sistem, jika batasannya tidak terliput dengan baik dalam variabel, maka teknik-teknik optimasi akan mengisi kekosongan tersebut sehingga

Sedangkan pada Gambar 3, menunjukan hasil simulasi model penyebaran virus flu burung pada manusia, dimana pada Gambar 2 diatas dapat dilihat pada hari ke-100 merupakan

Penulis bersyukur dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Peningkatan Kemampuan Bahasa Melalui Metode bermain Peran pada Anak Didik KelompokB Taman Kanak- kanak Pertiwi

Penelitian berjudul ”Efektivitas Metode Transfeksi dalam Penyisipan Gen Red Fluorescent Protein (RFP) pada Zigot dan Embriogenesis Ikan Cupang Alam ( Betta imbellis )” ini

Diyalektiğin içkin panteist görüşüne göre bir tek gerçek öz vardır; o da insanın kendisidir. Ancak eğer insan bilinçli olarak, bilinen insani eylemin özü haline gelirse,

Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.Relay biasanya akan kembali ke posisi