TERJADINYA KECELAKAAN LALU-LINTAS
DI KOTAMADYA MEDAN
TUGAS AKHIR
AGENG WILANDRA
112407057
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TERJADINYA KECELAKAANLALU-LINTAS DI KOTAMADYA MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
AGENG WILANDRA 112407057
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas Di Kotamadya Medan
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Ageng Wilandra
Nomor Induk Mahasiswa : 112407057
Program Studi : Diploma (D3) Statistika Departemen : Matematika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Disetujui di Medan, Juli 2014
Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing, Ketua,
PERNYATAAN
ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KECELAKAAN LALU-LINTAS
DI KOTAMADYA MEDAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2014
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas Di Kotamadya Medan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Drs. Henry Rani Sitepu, M.Si selaku pembimbing dan selaku Ketua Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’olölö, M.Si dan selaku Sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Bapak Dr. Suwarno Ariswoyo, M.Si yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan Tugas Akhir ini. Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Tulus. M.Si dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak (Sularno) dan Ibu (Windya Murti), dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel vi
Daftar Gambar vii
Daftar Lampiran viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Lokasi Penelitian 4
1.7 Tinjauan Pustaka 4
1.8 Meteodologi Penelitian 4
1.9 Sistematika Penulisan 9
BAB 2 LANDASAN TEORI 11
2.1 Pengertian Regresi 11
2.1.1 Regresi Linier Sederhana 12
2,1,2 Analisis Regresi Linier Berganda 13
2.2 Uji Keberartian Regresi 14
2.3 Pengujian Hipotesis 15
2.4 Koefisien Deteminasi 16
2.5 Uji Korelasi 17
2.5.1 Koefisien Korelasi 17
BAB 3 GAMBARAN UMUM 20
3.1 Pengertian Jalan 20
3.2 Klasifikasi Jalan 21
3.3 Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Raya 21
3.4 Jenis dan Bentuk Kecelakaan 22
3.5 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas 24 3.6 Kewajiban yang harus ditaati oleh Pengemudi
BAB 4 PENGOLAHAN DATA 26
4.1 Data yang Diperoleh 26
4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda 27
4.3 Uji Keberartian Regresi 31
4.4 Koefisien Determinasi 35
4.5 Koefisien Korelasi 35
4.5.1 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas
dan Variabel Tak Bebas 35
4.5.2 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas 37
BAB 5 IMPLEMENTASI UMUM 40
5.1 Pengertian Implementasi Umum 40
5.2 Peranan Komputer dalam Statistika 40
5.3 Pengolahan Data dengan SPSS 42
5.4 Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi 44
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 49
6.1 Kesimpulan 49
6.2 Saran 50
Daftar Pustaka 51
Nomor Tabel
Judul Halaman
4.1 Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Faktor Kecel;akaan
Lalu Lintas di Kotamadya Medan pada Tahun 2009-2013 26 4.2 Nilai-nilai yang diperlukan untuk membentuk koefisien
Persamaan Regresi Linier Berganda 28
Nomor Gambar
Judul Halaman
5.1 Tampilan mengaktifkan SPSS pada Destkop 42
5.2 Tampilan Jendela Variabel View dengan SPSS 43 5.3 Tampilan Pemasukan Data pada Icon data View 44 5.4 Pilih Analyze, klik Regression dan Pilih Linear 45
5.5 Kotak Dialog Linier Regression 45
5.6 Kotak Dialog Linier Regression: Statistics 46
5.7 Kotak Dialog Linier Regression: Plots 47
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lamp
Judul Halaman
1 Hasil Perhitungan Dari Program SPSS 2 Permohonan Surat Penghantar
3 Surat Permohonan Penelitian Tugas Akhir 4 Surat Riset Pengumpulan Data
5 Kartu Bimbingan Tugas Akhir Mahasiswa
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kotamadya Medan merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara dan merupakan
salah satu kota yang teramai di Indonesia, bahkan yang teramai di Pulau
Sumatera. Hal ini disebabkan karena padatnya pendudukan yang tinggal di
Kotamadya Medan. Perkembangan teknologi telah menyebabkan perkembangan
yang pesat dibidang transportasi, terutama perkembangan kendaraan bermotor.
Tidak kecuali di Kotamadya Medan, perkembangan kendaraan yang beroperasi
disana, baik itu kendaraan roda empat maupun roda dua.
Kecelakaan lalu lintas adalah salah satu faktor pembunuh terbesar di
Indonesia maupun di dunia. Hal ini memerlukan suatu penanganan agar korban
kecelakaan tidak semakin memuncak.Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan korban kecelakaan lalu
lintas di Kotamadya Medan. Berdasarkan Polri tercatat jika kematian akibat
kecelakaan lalu lintas pada setiap tahun bisa mencapai 2.504 jiwa. Adapun setiap
tahun bisa meningkat dan menurunkan kecelakaan lalu lintas. Rata-rata 84 orang
meninggal setiap harinya atau 3-4 orang meninggal setiap jamnya akibat
kecelakaan lalu lintas. Dan ada juga luka berat terhitung rata –rata minimal 34
jiwan dan luka ringan 12 jiwa setiap hari. Namun itulah kecelakaan lalu lintas
banyaknya angka-angka kecelakaan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang harus
Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat selain sarana tranportasi
lainnya. Sarana ini adalah salah satu bagian yang terpenting dalam menumbuhkan,
menunjang dan mempelancar laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Dengan kata lain perkembangan prasarana angkutan darat ini selaku
tertinggal oleh perkembangan sarana angkutan. Demikian juga dengan peraturan
arus lalu lintasnya dan harus berhati-hati saat pengemudi kendaraan bermotor
dijalan raya. Akhirnya timbul persoalan lalu-lintas yang rumit dan sulit dicari
jalan pemecahannya, misalnya kecelakaan lalu-lintas.
Kecelakaan lalu-lintas tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
faktor kendaraan, faktor pengemudi dan faktor jalan yang dilakukan oleh
pengemudi kendaraan bermotor. Seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut
merupakan permasalahan yang harus diketahui oleh petugas lalu-lintas dan
pemerintah Kotamadya Medan untuk dapat mengambil tindakan dan keputusan di
masa yang akan datang.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan suatu
penelitian untuk menganalisis data faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
kecelakaan lalu-lintas. Maka penulis memilih judul Tugas Akhir “ANALISIS
TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TERJADINYA KECELAKAAN LALU-LINTAS DI KOTAMADYA
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulisan merumuskan masalah
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas di
Kotamadya Medan.
2. Berapa besar nilai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya lalu-lintas di
Kotamadya Medan pada tahun 2009-2013.
1.3 Batasan Masalah
Untuk memberikan penjelasan dan mempermudah penelitian ini agar tidak
menyimpang dari sasaran yang dituju, penulisan memberi batasan masalah yaitu
hanya menganalisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
kecelakaan lalu lintas di Kotamadya Medan dengan menggunakan data sekunder
dari Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Direktorat Lalu-Limtas Daerah
Sumatera Utara.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui berapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
kecelakaan lalu-lintas di Kotamadya Medan.
2. Untuk mengetahui faktor apa yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan lalu-lintas di Kotamadya Medan.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan evaluasi kegiatan tentang faktor-faktor yang menpengaruhi
terjadinya kecalakaan lalu-lintas di Kotamadya Medan.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Kotamadya Medan dalam
perencanaan pembangunan jalan dimasa yang akan datang.
3. Sedangkan bagi penulisan penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang telah
didapatkan selama ini dalam perkuliahan.
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian dan riset data dilakukan di Kantor Kepolisian Negara Republik
Indonesia Daerah Suamtera Utara Direktorat Lalu-Lintas yang terletak di Jl. Putri
Hijau No.14 Medan.
1.7. Tinjauan Pustaka
Beberapa buku yang menjadi tinjauan pustaka yang digunakan untuk mewujudkan
tulisan ini dikutip dari Buku Metode Statistika dan Analisis Regresi Terapan yang
merupakan buku panduan untuk menganalisis data yang ada, dan beberapa buku
lainnya sebagai bahan untuk penulisan.
1.8 Meteodologi Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah:
1. Penulisan Kepustakaan
dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku,referensi dan
bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini, Penulis melakukan dengan
menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diolah/diperoleh
dari Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara
Direktorat Lalu-Lintas.
3. Metode Analisis Data
Data menganalisa menggunakan sebagai berikut:
a. Regresi Linier Berganda
Regresi linier ganda untuk melihat persamaan regresi liniernya dan untuk
mengetahui hubungan setiap antar variabel, dimana hubungan variabel terikat
dengan satu atau lebih variabel bebasnya. Jika terdapat satu variabel bebas
tersebut dengan regresi linier sederhana, sedangkan jika terdapat dua atau lebih
disebut dengan regresi linier berganda.
Langkah-langkah dalam melakukan analisis data adalah
1. Mengelompokan data menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat atau
tidak bebas (Y) .
2. Menenrukan hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
sehingga didapat regresi Y atas
3. Uji regresi linier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas
Persamaan Regresi Linier Berganda
Dimana:
Y = Variabel tak bebas
X = Variabel bebas
= Koefisien regresi
Koefisien-koefisien b0 . . . bk dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
∑ n + ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
. . .
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi yang disimbolkan dengan bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel bebas (independen) menjelaskan variabel tak
bebas (dependent). Nilai dikatakan baik jika berada diatas 0.5 karena nilai
berkisar antara 0 dan 1. Pada umumnya model regresi linier berganda dapat
dikatakan layak dipakai untuk penelitian, karena sub variabel tak bebas
(dependent) dijelaskan oleh variabel bebas (independen) yang digunakan dalam
Sehingga rumus umum koefisien deteminasi yaitu :
∑
Untuk koefisien korelasi ganda maka:
√
Dimana:
(Jumlah Kuadrat Regresi)
∑ ∑ ∑
Harga yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing-
masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variansi yang
dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang
bersifat nyata)
c. Koefisien Korelasi
Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur
kekuatan (keeratan) suatu hubungan antara variabel. Koefisien korelasi biasanya
disimbolkan dengan r.
Koefisien korelasi dapat merumuskan sebagai berikut:
1. Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak bebas Y dengan tiga
variabel bebas yaitu:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
2. Koefisien korelasi antara Y dengan
∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑
3. Koefisien korelasi antara Y dengan
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } ∑ ∑
4. Koefisien korelasi antara Y dengan
∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑
Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien
korelasi adalah plus (+) atau minus (-) yang menunjukan arah korelasi. Makna
sifat korelasi:
1. Tanda positif (+) pada koefisien korelasi menunjukan hubungan yang
searah (korelasi positif). Artinya jika suatu nilai variabel mengalami kenaikan
maka nilai variabel yang lain juga mengalami kenaikan dan demikian juga
sebaliknya.
2. Tanda negatif (-) pada koefisien korelasi menunjukan hubungan yang
berlawanan arah (korelasi negatif). Artinya jika suatu nilai variabel mengalami
kenaikan maka nilai variabel yang lain juga mengalami penurunan.
Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi
1). 0,00 sampai dengan 0,19 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah.
2) 0.20 sampai dengna 0,39 berarti korelasi memiliki keeratan lemah.
3) 0,40 sampai dengan 0,59 berarti korelasi memiliki keeratan sedang.
4) 0,60 sampai dengan 0,79 berarti korelsai memiliki keeratan kuat.
5) 0,80 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat .
6) 1 berarti korelsi sempurna.
:1.8 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang diuraikan penulis antara lain:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah,
batasan masalah, manfaat penelitian, lokasi penelitian, tinjauan
pustaka, tujian penelitian, meteodologi peneltian dan sistematika
penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang pengertian regresi, regresi linier
sederhana, regresi linier berganda, uji keberartian regresi,
pengujian hipotesis, koefisien determinasi, uji korelasi, koefisien
korelasi dan uji koefisien regresi linier berganda.
BAB 3 : GAMBARAN UMUM
Bab ini menjelaskan atau menceritakan tentang pendefenisian
kecelakaan lalu lintas.
Bab ini menguraikan proses pengolahan data pada regresi linier
berganda, analisis korelasi, dan koefisien kecelakaan lalu lintas.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menguraikan proses pengolahan data dengan program
yang akan digunakan yaitu SPSS mulai data input data hingga
hasilnya output yang membantu dalam menyelesaikan
permasalahan dalam penulisan.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini terdiri atas kesimpulan dan hasil analisa yang telah
dilakukan serta saran berdasarkan kesimpulan yang diperoleh
yang tentunya bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang
.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Regresi
Regresi merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ada atau
tidaknya hubungan antar variabel. Dalam analisis regresi suatu persamaan regresi
atau persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungann
variabel-variabel apakah ada hubungan antara dua variabel-variabel atau lebih. Hubungan yang
didapat pada umumnya menyatakan hubungan antara variabel variabel-variabel.
Istilah regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik oleh Sir
Francis Galton pada tahun 1877. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan
dengan studi ketergantungan dari suatu variabel yang disebut variabel tak bebas
(dependent variabel) pada satu atau variabel yang menerangkan dengan tujuan
untuk memperkirakan nilai-nilai dari variabel tak bebas apabila nilai variabel yang
menerangkan sudah diketahui. Variabel yang menerangkan sering disebut variabel
Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung pada
variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan X. Variabel ini digunakan untuk
menerangkan nilai variabel yang lain. Sedangkan varibel tak bebas adalah variabel
yang nilai-nilainya bergantung pada pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan
dengan Y. Variabel itu merupakan variabel diterangkan nilainya.
Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara beberapa variabel, analisis
regresi dapat dilihat dari dua bentuk yaitu:
1. Analisis Regresi Sederhana
2. Analisis regresi Berganda
2.1.1 Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk menunjukan dua
hubungan matematis dalam bentuk persamaan antara dua variabel yaitu variabel
bebas (X) dan variabel tak bebas (Y). Dalam regresi linier sederhana hanya ada
satu variabel bebas X yang dihubungkan dengan satu variabel tak bebas Y.
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:
di mana:
Ŷ = variabel tak bebas
X = variabel bebas
ɑ = penduga bagi intercept
Nilai a dan b dapat diperoleh dengan rumus seperti dibawah ini:
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
2.1.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk memperkiraan nilai variabel tak bebas Y, akan lebih baik apabila ikut
memperhitungkan variabel-variabel bebas lain yang ikut mempengaruhi nilai Y,
dengan demikian dimiliki hubungan antara satu variabel tak bebas Y dengan
beberapa variabel lain yang bebas . Untuk itulah digunakan regresi linier berganda. Dalam pembahasan mengenai regresi sederhana, simbol
yang digunakan untuk variabel bebasnya adalah X dalam regrsi berganda,
persamaan regresinya memiliki lebih dari satu variabel bebas maka perlu
menambah tanda bilangan pada setiap variabel tersebut, dalam hal ini
.
Dalam penelitian ini, digunakan empat variabel yang terdiri dari satu
variabel tak bebas Y dan tiga variabel bebas X yaitu . Maka
persamaan regresi berganda adalah:
Ŷ
Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan empat bentuk yaitu:
∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
2.2 Uji Keberartian Regresi
Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan
terlebih dahulu diperiksa setidak-tidaknya mengenai kelinieran dan
keberartiannya. Pemeriksaan ini ditempuh melalui pengujian hipotesis. Uji
keberartian dilakukan untuk menyakinkan diri apakah regresi yang didapat
berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan
mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari.
Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat (JK) yaitu Jumlah
Kuadrat untuk regresi yang ditulis dan Jumlah Kuadrat untuk sisa (residu) yang ditulis dengan .
Maka secara umum jumlah kuadrat-kuadrat tersebut dapat dihitung dari:
∑ ∑ ∑
Dengan derajat kebebasan dk=k
∑( )
Dengan derajat kebebasan dk=(n-k-1) untuk sampel berukuran n
Dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan:
Dimana statistik F yang akan mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan
pembilang dan derajat kebebasabn menyebut
2.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu tingkat
signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau confidence interval.
Didasarkan tingkat signifikansi pada umunya orang menggunakan 0.05 atau 5%.
Kisaran tingkat signifikasi mulai dari 0.01 sampai dengan 0.1. yang dimaksud
dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas menggunakan kesalahan tipe I,
yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat
kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95% nilai sampel akan mewakili nilai
populasi dimana sampel berasal. Dalam melakukan uji hipotesis terdapat dua
hipotesis yaitu : H0 dan H1 . H0 bertujuan untuk memberikan usulan
dugaan-dugaan kemungkinan tidak adanya perbedaan antara perkiraan penelitian dengan
keadaan yang sesungguhnya yang diteliti. H1 bertujuan memberikan usulan
dugaan adanya perbedaan perkiraan dengan keadaan sesungguhnya yang diteliti.
Pembentukan suatu hipotesis memerlukan teori-teori maupun hasil
penelitian terlebih dahulu sebagai pendukung pernyataan hipotesis yang
diusulkan. Dalam mebentuk hipotesis ada beberapa hal yang dipertimbangkan:
1. H0 dan H1 yang diusulkan
2. Daerah penerimaan dan penolakan serta teknik arah pengujian (one tailed atau
two tailed)
4. Menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak hipotesis yang diusulk
Dalam uji keberartian regresi, langkah-langkah yang dibutuhkan untuk
pengujian hipotesis ini antara lain:
1. Ho : βo = = 0
Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas
dengan variabel tak bebas.
: βo ≠ ≠ 0
Minimal satu parameter koefisien regresi ≠ 0 terdapat hubungan fungsional
yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas.
2. Pilih taraf α yang diinginkan
3. Hitung statistik dengan menggunakan persamaan.
4. Nilai menggunakan daftar table F dengan taraf signifikansi α
5. Kriteria pengujian ; jika > , maka Ho ditolak dan H1 di terima.
Sebaliknya jika ≤ , maka Ho diterima dan H1 ditolak.
2.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi yang disimbolkan dengan bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel tak bebas. Nilai
dikatakan baik jika berada diatas 0,5 karena nilai berkisaran antara 0 dan 1.
Pada umunya model regresi linier berganda dapat dikatakan layak dipakai untuk
penelitian, karena sebagian besar variabel tak bebas dijelaskan oleh variabel bebas
yang digunakan dalm model.
∑
Harga diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan oleh
masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi
yang dijelaskan penduga hanya disebabkan oleh variabel yang berpengaruh atau
tidak berpengaruh saja.
2.5 Uji Korelasi
Uji korelasi bertujuan untuk mennguji hubungan antara dua variabel yang tidak
menunjukan hubungan fungsional (berhubungan bukan berarti disebabkan). Uji
korelasi tidak membedakan jenis variabel (tidak ada variabel dependent maupun
independent). Keeratan hubungan ini menyatakan dalam bentuk koefisien
korelasi. Uji korelasi terdiri dari Pearson, Spearman, dan Kendall. Jika sampel
data lebih dari 30 (sampel besar) dan kondisi data normal, sebaiknya
menggunakan korelasi Pearson (karena memenuhi asumsi parametrik). Jika
jumlah sampel kurang dari 30 (sampel kecil) dan kondisi data tidak normal maka
sebaiknya menggunakan korelasi Spearman atau Kendall (karena memenuhi
asumsi non parametrik).
2.5.1 Koefisien Korelasi
Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur
kekuatan (keeratan) suatu hubungan antar variabel. Koefisien korelasi biasanya
disimbolkan dengan r.
1. Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak bebas Y dengan tiga
variabel bebas yaitu:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
2. Koefisien korelasi antara Y dengan
∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑
3. Koefisien korelasi antara Y dengan
∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑
4. Koefisien korelasi antara Y dengan
∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑
Koefisien korelasi memeiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai
koefisien korelsi adalah plus (+) atau minus (-) yang menunjukan arah korelasi.
Makna sifat korelasi:
1. Tanda positif (+) pada koefisien korelasi menunjukan hubungan yang searah
(korelasi positif). Artinya jika suatu nilai variabel mengalami kenaikan maka
nilai variabel yang lain juga mengalami kenaikan dan demikian juga
2. Tanda negatif (-) pada keofisien korelasi menunjukan hubungan yang
berlawanan arah (korelasi negatif). Artinya jiak suatu nilai variebal
mengalami kenaikan maka nilai variabel yang lain juga mengalami penurunan
dan demikian juga sebaliknya.
Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1). 0,00 sampai dengan 0,19 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah.
2) 0.20 sampai dengna 0,39 berarti korelasi memiliki keeratan lemah.
3) 0,40 sampai dengan 0,59 berarti korelasi memiliki keeratan sedang.
4) 0,60 sampai dengan 0,79 berarti korelsai memiliki keeratan kuat.
5) 0,80 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat .
6) 1 berarti korelsi sempurna.
Analisis ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan derajat hubungan
antar dua variabel. Derajat hubungan anatar dua variabel disebut korelsi sederhana
sedangkan derajat yang berkaitanj dengan tiga atau lebih variabel disebut sebagai
BAB 3
GAMBARAN UMUM
3.1 Pengertian Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapan yang diperuntukan bagi
lalu-lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori dan jalan kabel.
Jalan raya adalah jalur-jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat
oleh manusia dengan bentuk, ukur-ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat
digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang
mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah cepat.
Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya harus
ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan
pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya, sebab tujuan
akhir dari perencanaan geometrik ini adalah menghasilkan infrastruktur yang
aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dam memaksimalkan ratio tingkat
penggunaan biaya juga memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna
3.2 Klasifikasi Kendaraan
Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina
Marga, yakni perbandingan terhadap satuan kendaraan dalam penumpang.
Penjelasan tentang jenis kendaraan dapat dilihat sebagai berikut:
1. Mobil Penumpang (Passenger Car)
Jenis kendaraan pribadi dengan daya angkut lebih keceil dari 12 orang,
termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.
2. Mobil bus (Bus)
Semua jenis kendaraan penumpang yang daya angkutnya lebih besar dari 12
orang termasuk didalamnya Pick Up.
3. Mobil gerobak (Truck Wagon)
Semua jenis truck yang mempunyai roda 4 keatas, termasuk mobil tangki.
4. Sepeda motor (Motor Cycle)
Semua jenis kendaraan bermotor beroda 2, seperti Honda, Yamaha, Suzuki,
Vespa dan lain-lain.
3.3 Kecelakaan Lalu-Lintas di Jalan Raya
Menurut buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1992 tentang
Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan beserta Peraturan Pelaksanaanya PP Nomor 41,
42, 43 dan 44 tahun 1993 (pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
jalan yang tidak di sangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan yang
sedang bergerak atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban
manusia atau kerugian harta benda.
Di dalam buku tersebut, korban kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi 3
bagian yaitu:
1. Korban Meninggal
Korban meninggal adalah korban yang sudah dipastikan meninggal sebagai
akhir kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 3 hari setelah
kecelakaan tersebut.
2. Korban Luka Berat
Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat
tetap atau dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadinya
kecelakaan.
3. Korban Luka Ringan
Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian
korban meninggal dan korban luka berat.
3.4 Jenis dan Bentuk Kecelakaan
Kecelakaan Lalu-Lintas dapat digolongkan atas 3 jenis menurut akibat dari
kecelakaan terebut yaitu:
2. Kecelakaan dengan korban luka-luka.
3. Kecelakaan dengan kerugian dan kerusakan kendaraan.
PT. Jasa Marga mengekelompokan jenis tabrakan yang melatar belakangi
terjadinya kecelakaan lalu lintas menjadi:
1. Tabrakan depan – depan
Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana
keduanya saling beradu muka dari arah yang berlawanan, yaitu bagian depan
kendaraan yang satu dengan bagian depan kendaraan lainnya.
2. Tabrakan depan- samping
Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian
depan kendaraan yang satu menabrak bagian samping kendaraan lainnya.
3. Tabrakan samping-samping
Adalah jenis tabrakan dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian
samping kendaraan yang satu menabrak bagian yang lain.
4. Tabrakan depan –belakang
Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian
depan kendaraan yang satu menabrak bagian belakang kendaraan di depannya
dan kendaraan tersebut berada pada aeah yang sama.
Adalah jenis tabrakan antara kendaraan yang tengah melaju dan pejalan kaki
yang sedang menyebrang jalan.
6. Tabrakan sendiri
Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju mengalami
kecelakaan sendiri atau tunggal.
7. Tabrakan beruntun
Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju menabrak
mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang melibatkan lebih dari dua
kendaraan secara beruntun .
8. Menabrak obyek tetap
Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju menabrak obyek
tetap dijalan.
3.5 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu-Lintas
Faktor-faktor penyebab kecelakaan terdiri dari faktor kendaraan, faktor
pengemudi, dan faktor jalan.
1 Faktor Kendaraan
Kendaraan yang digunakan untuk memenuhi standar kendaraan yang baik,
seperti tanpa rem yang baik, tanpa lampu penerangan, tanpa lampu tangan
2. Faktor Pengemudi
Pelanggaran atau tindakan yang berbahaya oleh pengemudi, seperti
ugal-ugalan, pengemudi dalam kondisi tidak sadar atau terpengaruh alkohol, karena
penjalan kaki, seperti menyebrang jalan tidak hati-hati
3. Faktor Jalan
Jalan yang dilalui kendaraan kurang baik seperti kurangnya lebar badan jalan
sehingga kendaraan melewati jalur lawan datan jalan licin.
3.6 Kewajiban yang harus ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor
Kewajiban yang harus ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor antara lain:
1. Pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat peristiwa kecelakaan lalu lintas
wajib:
a. Menghentikan kendaraannya
b. Menolong orang yang menjadi korban kecelakaan.
c. Melaporkan kecelakaan tersebut pada Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia terdekat.
2. Apabila pengemudi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada no. 1 oleh
dimaksudkan pada no. 1 huruf a dan b, kepadanya tetap diwajibkan segera
melaporkan diri kepada Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia terdekat.
3. Pengemudi kendaraan bermotor bertanggung jawab atas kerugian yang diderita
oleh penumpang atau pemilik brang atau pihak ketiga, yang timbul karena
kelalaian atau kesalahan pengemudi dalam mengemudikan kendaraan
bermotor, (dikutip dari Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun
1992 tentang lalu-lintas dan Angkatan Jalan Beserta peraturan pelaksanaannya
BAB 4
PENGOLAHAN DATA
4.1 Data yang diperoleh
Data merupakan alat untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu
persoalan. Salah satu kegunaan data adalah untuk memberikan informasi
mengenai gambaran tentang suatu keadaan permasalahan.
Untuk membahas dan memecahkan permasalahan tentang faktor-faktor
yang mepengaruhi kecelakaan lalu lintas, maka penulis mengumpulkan data yang
berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang akan dianalisis dalam
tugas akhir ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari Kantor Kepolisian
Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas
mengenai jumlah kecelakaan lalu lintas di Kotamadya Medan beserta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
[image:37.595.112.536.492.674.2]Data adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 : Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Faktor Kecelakaan Lalu Lintas di Kotamadya Medan pada Tahun 2009-2013.
NO TAHUN KECELAKAAN
LALU LINTAS
FAKTOR-FAKTOR KECELAKAAN
FAKTOR FAKTOR FAKTOR
KENDARAAN PENGEMUDI JALAN
1 2009 2705 0 1055 11
2 2010 2897 0 1113 39
3 2011 3729 0 1705 72
4 2012 4013 21 1756 55
5 2013 3074 9 1339 43
Keterangan:
: Kecelakaan Lalu Lintas
: Faktor Kendaraan
: Faktor Pengemudi
: Faktor Jalan
4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda
Sebelum membentuk persamaan regresi linier berganda maka terlebih dahulu
menghitung koefisien-koefisien regresinya. Koefisien-koefisien regresinya dapat
dicari berdasarkan Tabel 4.1.
Persamaan regresinya adalah:
Tabel 4.2 Nilai-nilai yang diperlukan untuik membentuk Koefisie Persaman Regresi Linier Berganda.
No Y
1 2705 0 1055 11 0 1113025 121 7317025 0 0 11605 0 2853775 29755
2 2897 0 1113 39 0 1238769 1521 8392609 0 0 43407 0 3224361 112983
3 3729 0 1705 72 0 2907025 5184 13905441 0 0 122760 0 6357945 268488
4 4013 21 1756 55 441 3083536 3025 16104169 36876 1155 96580 84273 7046828 220715
5 3074 9 1339 43 81 1792921 1849 9449476 12051 387 57577 27666 4116086 132182
Dari tabel tersebut diperoleh harga-harga sebagai berikut:
n = 5 ∑ = 48927
∑ =16418 ∑ = 1542
∑ = 30 ∑ = 331929
∑ = 6968 ∑ = 111939
∑ = 220 ∑ = 23598995
∑ = 522 ∑ = 764123
∑ = 10135276 ∑ = 55168720
∑ = 11700
Rumus-rumus persamaan regresi linier berganda dengan tiga variabel bebas yaitu:
=
Dan diperoleh melalui persamaan-persamaan berikut:
∑ n + ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
Harga-harga yang telah diperoleh disubstitusikan kedalam bentuk persamaan
tersebut maka didapatkan
5 +
1542
Setelah selesai mensubsitusikan persamaan diatas, maka didapat
koefisien-koefisien regresi linier berganda sebagai berikut:
= 1048,812
= 6,474
= 1,566
= 0,303
(perhitungan dapat dilihat pada output SPSS di Lampiran 1 tabel Coefficients)
Dari koefisien-koefisien yang diperoleh dibentukkan model persamaan
regresi linier berganda:
Ŷ =
Ŷ =
Setelah diperoleh persamaan regresi berganda, langkah selanjutnya adalah
menghitung kesalahan baku. Untuk menghitung kekeliruan baku tafsiran
diperlukan harga-harga Ŷ yang diperoleh dari persamaan regresi di atas untuk tiap
[image:41.595.118.448.531.683.2]harga dan yang diketahui.
Tabel 4.3 Harga Ŷ untuk menghitung Kekeliruan Tafsiran Baku
N ( ) ( )
1 2705 2704,28 0,725 0,525625
2 2897 2803,59 93,413 8725,989
3 3729 3740,66 -11,658 135,909
4 4013 3951,33 61,673 3803,559
5 3074 3216,98 -142,981 20443,57
⅀ 16468 33109,55
Maka kekeliruan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus
√
∑( Ŷ)Dengan k = 3, n = 5 dan ( Ŷ) = 33109,55
Sehingga diperoleh:
√
√ √
Ini berarti rata-rata kecelakaan lalu lintas yang sebenarnya akan
menyimpang dari kecelakaan lalu lintas yang diperkirakan sebesar 181,960
kecelakaan.
4.3 Uji Keberartian Regresi
Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk kesimpulan terlebih
dahulu diperiksa setidak-tidaknya mengenai kelinieran dan keberartiannya.
Perumusan hipotesisnya adalah
H0 Tidak dapat pengaruh fungsional yang signifikan antara variabel bebas
dengan variabel tak bebas..
H1 : Dapat pengaruh fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan
Dengan kriteria pengujian :
Jika maka Ho ditolak dan H1 di terima
maka Ho di terima dan H1 di tolak
Untuk menguji model regresi yang terbentuk, diperlukan dua macam
jumlah kuadrat (JK) yaitu JK untuk regresi ( ) dan JK untuk residu ( ) yang akan didapatkan setalah mengetahui nilai-nilai antara lain:
̅ ̅
[image:43.595.119.537.423.579.2]̅ ̅
Tabel 4.4 Nilai dan y diperoleh dari tabel 4.3 berikut:
1 -578,6 -6 -338,6 -33 3471,6 195914 19093,8 334778
2 -386,6 -6 -280,6 -5 2319,6 108480 1933 149459,6
3 445,4 -6 311,4 28 -2672,4 138698 12471,2 198381,2
4 729,4 15 362,4 11 10941 264335 8023,4 532024,4
5 -209,6 3 -54,6 -1 -628,8 11444,2 209,6 43932,16 13431 718870 41731 1258575
di mana:
̅ 6
̅ 1393,6
̅ 44
Dari tabel berikut diperoleh nilai-nilai berikut:
∑ = 13431
∑ = 718870
∑ = 41731
∑( ̂) = 33109,55
diperoleh dari tabel F dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = n-k-1.
Rumus untuk mencari nilai adalah sebagai berikut:
⁄
⁄
di mana:
∑ ∑ ∑
Sehingga diperoleh dua macam jumlah kuadrat-kuadrat yakni
sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
= 6,474 (13431) + 1,566 (718870) + 0,303 (41731)
= 86952,294 + 1125750,42 + 12644,493
= 1225347,2
∑( ̂)
Jadi, dapat dicari dengan:
=
=
=
12,336Untuk yaitu nilai statistik F jika dilihat dari tabel distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang dan penyebut , dan α = 5% = 0,05 maka 216
Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai
, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti persamaan linier berganda menyatakan
tidak ada pengaruh antara faktor jalan, faktor pengemudi dan faktor kendaraan terhadap
yang terjadinya kecelakaan lalu lintas di Kotamadya Medan.
(perhitungan dapat dilihat pada output SPSS di Lampiran 1 tabel ANOVA).
4.4 Koefisien Determinasi
Dari tabel 4.3 dapat dilihat harga ∑ = 1258575 dan nilai telah dihitung sebelumnya, maka diperoleh nilai koefisien determinasi:
∑
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi diperoleh
sebesar 0,974 yang berarti sekitar 97% kecelakaan lalu lintas dipengaruhi oleh
faktor kendaraan, faktor pengemudi dan faktor jalan sedangkan sisanya sebesar
100% - 97 % = 3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
(Perhitungan dapat dilihat pada output SPSS di Lampiran 1 tabel Model
Summary)
4.5 Koefisien Korelasi
4.5.1 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas dan Variabel Tak Bebas
Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas,
maka dari tabel 4.2 dapat dihitung besar koefisien korelasinya yaitu:
1. Koefisien korelasi antara yang mempengaruhi terjadi kecelakaan lalu lintas (Y)
dengan faktor kendaraan ( ).
=
0,6472. Koefisien korelsi antara yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas (Y) dengan
faktor pengemudi ( ).
∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑
=
–√
=
√
=
√=
√=
=
0,9833. Koefisien korelasi antara yang menpengaruhi kecelakaan lalu lintas (Y) dengan
faktor jalan ( ).
∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑
=
–√
=
=
√=
√=
=
0,8284.5.2 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas
1. Koefisien korelasi antara faktor kendaraan ( ) dengan faktor pengemudi ( ).
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
=
– √=
√
=
√=
√=
=
0,59072. Koefisien korelasi antara faktor kendaraan ( ) dengan faktor jalan ( ):
∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
=
– √=
√=
√=
√=
=
0,2673. Koefisien korelasi antara faktor pengemudi ( ) dengan faktor jalan ( );
=
=
0,86507=
0,865Dari perhitungan koefisien korelasi baik antara variabel bebas terhadap
variabel tak bebas maupun antara sesama variabel bebas diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas dan Variabel Tak Bebas
1. = 0,647 ; variabel berkorelasi kuat terhadap variabel Y
2. = 0,983 ; variabel berkorelasi sangat kuat sekali terhadap variabel Y 3. = 0,828 ; variabel berkorelasi sangat kuat terhadap variabel Y Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas
4. = 0,591 ; variabel berkorelasi kuat terhadap variabel
5. = 0,267 ; variabel berkorelasi lemah terhadap variabel
6. = 0,865 ; variabel berkorelasi sangat kuat terhadap variabel
BAB 5
IMPLEMENTASI UMUM
5.1 Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah tahapan awal hasil desain tertulis kedalam
programming dengan menggunakan perangkat lunak (Software) sebagai
implementasi ataupun prosedur untuk menyelesaikan desain system, yang mana
dalam hal ini implementasi sistem digunakan untuk menganalisis data-data yang
dianggap mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas di Kotamadya Medan.
Adapun implementasi yang digunkan untuk menganalisa hubungan
ataupun pengaruh terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah SPSS. Dharapkan
dengan menggunakan SPSS ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
dalam hal:
1. Pemahaman elemen dari lembar kerja SPSS
2. Menganalisa data-data lembar kerja
3. Kreasi dan modifikasi grafik
4. Pendayagunaan fasilitas SPSS
5.2 Peranan Komputer dalam Statistika
Komputer memegang peranan yang sangat penting dalam statistika. Komputer
bekerja secara efisien dalam pengolahan data yang mempunyai karakteristik yaitu:
1. Jumlah input yang besar
Jumlah input yang besar akan dapat diolah dikomputer dengan mudah semudah
bekerja secara efisien pada pengolahan data dengan menggunakan input yang
besar.
2. Diperlukan kecepatan tinggi
Komputer dapat melakukan proses pengolahan jumlah data yang besar dalam
waktu yang singkat. Jumlah data yang besar dan sedikit akan sama cepatnya
diolah oleh komputer, yang membedakannya hanya pada proses pemasukkan
data saja.
3. Diperlukan ketepatan yang tinggi
Komputer yang telah terprogram dengan benar akan melakukan proses
pengolahan yang tepat. Kesalahan informasi yang mungkin dihasilkan hanya
terjadi pada proses pemasukkan data saja.
4. Pengolahan hal yang kompleks
Hubungan antar fenomena yang kompleks akan dapat dipecahkan dengan
menggunakan komputer dalam waktu yang tepat dan cepat.
SPSS sebagai software statistik, pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga
mahasiswa Standford University, yang dioperasikan pada komputer mainframe.
SPSS yang tadinya ditujukan bagi pengolahan data statistik untuk ilmu sosial
(SPSS saat itu adalah singkatan dari Statistical Package for the social sciences),
sekarang diperluas untuk melayani berbagai user, seperti untuk proses produksi
dipabrik, riset ilmu-ilmu sains dan lainnya. Sehingga sekarang kepanjangan SPSS
adalah Statistical Product and services Solutions. Kelebihan program ini adalah
sederhana sampai yang rumit sekalipun yang jika kita lakukan secara manual akan
memakan waktu yang lebih lama.
5.3 Pengolahan Data dengan SPSS
1. Memulai SPSS pada window yaitu sebagai berikut:
1. Lihat pada layar Destkop
2. Selanjutnya pilih ikon SPSS inc, PASW Statistics 17
[image:53.595.114.513.318.524.2]Tampilannya adalah sebagai berikut:
Gambar 5.1 Tampilan mengaktfikan SPSS pada Desktop
Maka SPSS siap untuk dipergunakan. Jika ingin membuka file, pilih nama
file yang disimpan dan kilik open. jika akan memulai mendesain variabel dan
akan memasukan data, pilih Cancel.
2. Memasukan data kedalam SPSS
SPSS Data Editor mepunyai 2 tipe lingkungan kerja yaitu: Data View dan
Variabel View. Untuk menyusun definisi variebel, posisi tampilan SPSS Data
yang berada di bagian kiri bawah atau langsung menekan Ctrl+T. Tampilan
[image:54.595.113.512.139.393.2]variabel view juga dapat dimunculkan dari view lalu [ilih Variabel.
Gambar 5.2 Tampilan Jendela Variabel View dalam SPSS
Pada tampilan jendela Varibel View terdapat kolom-kolom tersebut:
Name : untuk memasukan nama variabel yang akan di uji.
Type : untuk mendefenisikan tipe apakah bersifat numeric atau string.
Width : untuk menuliskan panjang pendek varaibel
Decimal : untuk menuliskan jumlah decimal dibelakang koma
Label : untuk menuliskan label variabel
Values : untuk menuliskan nilai kuantitatif fari variabel yang skala
pengukurannya ordinal atau nominal bukan scale.
Missing : untuk menuliskan ada tidaknya jawaban kosong
Columns : untuk menuliskan lembar kolom
Align : untuk menuliskan rata kanan, kiri atau tengah penempatan teks
Measure : untuk menentukan skala pengukuran variabel, misalnya nominal,
ordinal atau scale.
[image:55.595.115.511.194.477.2]3. Melakukan pemasukkan (entri) data dengan mengkilik pada icon Data View.
Gambar 5.3 Tampilan Pemasukkan Data pada Icon Data View
5.4 Pengolahan Data denagn Persamaan Regresi
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Dari menu utama SPSS, klik menu Analyze, lalu pilih sub menu Regression
Gambar 5.4 Pilih Analyze, klik Regression dan Pilih Linear
2. Setelah itu akan muncul kotak dialog Liner Regression, pada kotak dialog ini
akan di tampilkan variabel-variabel yang akan di uji. Masukkan variabel tak
bebas Y (jumlah kecelakaan lalu lintas) pada kotak Dependent dan varaibel tak
bebas X (faktor kendaraan, faktor pengemudi dan faktor jalan) pada kotak
Independent seperti gambar berikut:
[image:56.595.113.514.503.745.2]3. Klik kotak Statisticpada kotak dialog Linear Regression, kemudian aktifkan
Estimasi, Model fit, Descriptive dan Casewise diagnostics, lalu klik Continue
[image:57.595.115.514.165.396.2]untuk melanjutkan seperti gambar berikut:
Gambar 5.6 Kotak Dialog Linier Regression : Statistics
4. Selanjutnya klik kotak Plots pada kotak dialog Linear Regression untuk
membuat grafik. Isi kolom Y dengan pilihan SRESID dan kolom X dengan
ZPRED, kamudian pilih Next. Isi kolom Y dengan ZPRED dan kolom X
dengan DEPENDENT. Pada Standardizes Residual Plots, aktifkan Histogram
dan Normal Probability Plot. Lalu klik Continue untuk melanjutkan seperti
Gambar 5.7 Kotak Dialog Linear Regression : Plots
5. Kemudian klik tombol Options pada kotak dialog Linier Regression sehingga
muncul kotak dialog yang baru. Pada Stepping Method Criteria, aktifkan Use
Probability of F dengan standard error 0,05 oleh karena itu masukan nilai entry
0,05. Aktifkan include in aquation dan Exclude Cases litwise pada Missing
Gambar 5.8 Kotak Dialog Linier Regression : Options
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa
kesimpulan antara lain:
1. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda diperoleh model
persamaan linier ganda yaitu:
Ŷ =
atau dengan kata lain jumlah kecelakaan lalu lintas = 1048,812 + 6,474 faktor
kendaraan + 1,566 faktor pengemudi + 0,303 faktor jalan.
2. Dengan taraf kepercayaan α = 0,05; derajat kebebasan = 3 dan = n-k-1 = 5-3-1 = 1, diperoleh oleh = 216 dan dari
perhitungan diperoleh = 12,336. Maka (12,336) ≤ (216) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti persamaan linier berganda
menyatakan tidak ada pengaruh antara faktor jalan, faktor pengemudi dan faktor
kendaraan terhadap yang terjadinya kecelakaan lalu lintas di Kotamadya Medan.
3. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi diperoleh
oleh faktor kendaraan, faktor pengemudi dan faktor jalan sedangkan sisanya
sebesar 100% - 97% = 3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
4. Dari perhitungan koefisien korelasi antara masing-masing variabel
dengan variabel Y diperoleh:
1. Hubungan antara jumlah kecelakaan lalu lintas dengan faktor kendaraan
adalah sebesar 0,647
2. Hubungan antara jumlah kecelakaan lalu lintas dengan faktor pengemudi
adalah sebesar 0,983
3. Hubungan antara jumlah kecelakaan lalu lintas dengan faktor jalan adalah
sebesar 0,828
Maka faktor yang paling pengaruh terhadap tingginya kecelakaan lalu
lintas di Kotamadya Medan adalah faktor pengemudi yaitu sebesar 0,983.
6.2 Saran
Dari analisa dari kesimpulan yang telah di dapat, ada beberapa saran yang penulis
dapat berikan, yang mungkin bisa membantu masyarakat maupun pemerintah
dalam mengendalikan mempengaruhi terjadi kecelakaan lalu lintas di Kotamadya
Medan adalah sebagai berikut:
1. Bagi pihak pemerintah Kotamadya Medan seperti pihak Satlantas dan Dinas
tinggi yang mepengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas agar bisa mengambil
kebijakan untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas tersebut dami keselamatan
masyarakat Kotamadya Medan.
2. Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa di jalan yang tidak
disangka-sangka, maka masyarakat Kotamadya Medan sebaiknya mematuhi
rambu-rambu lalu lintas dan berhati-hati saat mengendarai kendaraan bermotor baik
roda empat maupun roda dua untuk mengurangi terjadinya kecelakaan lalu
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung: Tarsito
Husaini, Purnomo. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara
N.R. Drafer, H.Smith. 1992. Analisis Regresi Terapan Edisi ke-2. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Algifari.2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi Edisi ke 2. Yogyakarta:
BPFE
Iswardono. 2001. Sekelumit Analisis Regresi dan Korelasi Edisi ke-1.
Yogyakarta: BPFE.
Sutarman, Marpongahtun, dkk. 2013. Panduan Tatacara Penulis Tugas Akhir
Edisi ke-2. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Univertas Sumatera Utara.
Kantor Kepolisisam Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara
Direktorat Lalu Lintas. 2013. Anatomi Laka Lantas Polres Medan Laporan