• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas Di Kotamadya Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas Di Kotamadya Medan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

TERJADINYA KECELAKAAN LALU-LINTAS

DI KOTAMADYA MEDAN

TUGAS AKHIR

AGENG WILANDRA

112407057

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TERJADINYA KECELAKAANLALU-LINTAS DI KOTAMADYA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

AGENG WILANDRA 112407057

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas Di Kotamadya Medan

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Ageng Wilandra

Nomor Induk Mahasiswa : 112407057

Program Studi : Diploma (D3) Statistika Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2014

Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing, Ketua,

(4)

PERNYATAAN

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KECELAKAAN LALU-LINTAS

DI KOTAMADYA MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2014

(5)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas Di Kotamadya Medan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Drs. Henry Rani Sitepu, M.Si selaku pembimbing dan selaku Ketua Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’olölö, M.Si dan selaku Sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Bapak Dr. Suwarno Ariswoyo, M.Si yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan Tugas Akhir ini. Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Tulus. M.Si dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak (Sularno) dan Ibu (Windya Murti), dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

(6)

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Daftar Isi iv

Daftar Tabel vi

Daftar Gambar vii

Daftar Lampiran viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Lokasi Penelitian 4

1.7 Tinjauan Pustaka 4

1.8 Meteodologi Penelitian 4

1.9 Sistematika Penulisan 9

BAB 2 LANDASAN TEORI 11

2.1 Pengertian Regresi 11

2.1.1 Regresi Linier Sederhana 12

2,1,2 Analisis Regresi Linier Berganda 13

2.2 Uji Keberartian Regresi 14

2.3 Pengujian Hipotesis 15

2.4 Koefisien Deteminasi 16

2.5 Uji Korelasi 17

2.5.1 Koefisien Korelasi 17

BAB 3 GAMBARAN UMUM 20

3.1 Pengertian Jalan 20

3.2 Klasifikasi Jalan 21

3.3 Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Raya 21

3.4 Jenis dan Bentuk Kecelakaan 22

3.5 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas 24 3.6 Kewajiban yang harus ditaati oleh Pengemudi

(7)

BAB 4 PENGOLAHAN DATA 26

4.1 Data yang Diperoleh 26

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda 27

4.3 Uji Keberartian Regresi 31

4.4 Koefisien Determinasi 35

4.5 Koefisien Korelasi 35

4.5.1 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas

dan Variabel Tak Bebas 35

4.5.2 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas 37

BAB 5 IMPLEMENTASI UMUM 40

5.1 Pengertian Implementasi Umum 40

5.2 Peranan Komputer dalam Statistika 40

5.3 Pengolahan Data dengan SPSS 42

5.4 Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi 44

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 49

6.1 Kesimpulan 49

6.2 Saran 50

Daftar Pustaka 51

(8)

Nomor Tabel

Judul Halaman

4.1 Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Faktor Kecel;akaan

Lalu Lintas di Kotamadya Medan pada Tahun 2009-2013 26 4.2 Nilai-nilai yang diperlukan untuk membentuk koefisien

Persamaan Regresi Linier Berganda 28

(9)

Nomor Gambar

Judul Halaman

5.1 Tampilan mengaktifkan SPSS pada Destkop 42

5.2 Tampilan Jendela Variabel View dengan SPSS 43 5.3 Tampilan Pemasukan Data pada Icon data View 44 5.4 Pilih Analyze, klik Regression dan Pilih Linear 45

5.5 Kotak Dialog Linier Regression 45

5.6 Kotak Dialog Linier Regression: Statistics 46

5.7 Kotak Dialog Linier Regression: Plots 47

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lamp

Judul Halaman

1 Hasil Perhitungan Dari Program SPSS 2 Permohonan Surat Penghantar

3 Surat Permohonan Penelitian Tugas Akhir 4 Surat Riset Pengumpulan Data

5 Kartu Bimbingan Tugas Akhir Mahasiswa

(11)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kotamadya Medan merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara dan merupakan

salah satu kota yang teramai di Indonesia, bahkan yang teramai di Pulau

Sumatera. Hal ini disebabkan karena padatnya pendudukan yang tinggal di

Kotamadya Medan. Perkembangan teknologi telah menyebabkan perkembangan

yang pesat dibidang transportasi, terutama perkembangan kendaraan bermotor.

Tidak kecuali di Kotamadya Medan, perkembangan kendaraan yang beroperasi

disana, baik itu kendaraan roda empat maupun roda dua.

Kecelakaan lalu lintas adalah salah satu faktor pembunuh terbesar di

Indonesia maupun di dunia. Hal ini memerlukan suatu penanganan agar korban

kecelakaan tidak semakin memuncak.Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan korban kecelakaan lalu

lintas di Kotamadya Medan. Berdasarkan Polri tercatat jika kematian akibat

kecelakaan lalu lintas pada setiap tahun bisa mencapai 2.504 jiwa. Adapun setiap

tahun bisa meningkat dan menurunkan kecelakaan lalu lintas. Rata-rata 84 orang

meninggal setiap harinya atau 3-4 orang meninggal setiap jamnya akibat

kecelakaan lalu lintas. Dan ada juga luka berat terhitung rata –rata minimal 34

jiwan dan luka ringan 12 jiwa setiap hari. Namun itulah kecelakaan lalu lintas

banyaknya angka-angka kecelakaan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang harus

(12)

Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat selain sarana tranportasi

lainnya. Sarana ini adalah salah satu bagian yang terpenting dalam menumbuhkan,

menunjang dan mempelancar laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Dengan kata lain perkembangan prasarana angkutan darat ini selaku

tertinggal oleh perkembangan sarana angkutan. Demikian juga dengan peraturan

arus lalu lintasnya dan harus berhati-hati saat pengemudi kendaraan bermotor

dijalan raya. Akhirnya timbul persoalan lalu-lintas yang rumit dan sulit dicari

jalan pemecahannya, misalnya kecelakaan lalu-lintas.

Kecelakaan lalu-lintas tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

faktor kendaraan, faktor pengemudi dan faktor jalan yang dilakukan oleh

pengemudi kendaraan bermotor. Seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut

merupakan permasalahan yang harus diketahui oleh petugas lalu-lintas dan

pemerintah Kotamadya Medan untuk dapat mengambil tindakan dan keputusan di

masa yang akan datang.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan suatu

penelitian untuk menganalisis data faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

kecelakaan lalu-lintas. Maka penulis memilih judul Tugas Akhir “ANALISIS

TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TERJADINYA KECELAKAAN LALU-LINTAS DI KOTAMADYA

(13)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulisan merumuskan masalah

penelitian ini sebagai berikut:

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas di

Kotamadya Medan.

2. Berapa besar nilai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya lalu-lintas di

Kotamadya Medan pada tahun 2009-2013.

1.3 Batasan Masalah

Untuk memberikan penjelasan dan mempermudah penelitian ini agar tidak

menyimpang dari sasaran yang dituju, penulisan memberi batasan masalah yaitu

hanya menganalisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

kecelakaan lalu lintas di Kotamadya Medan dengan menggunakan data sekunder

dari Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Direktorat Lalu-Limtas Daerah

Sumatera Utara.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui berapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

kecelakaan lalu-lintas di Kotamadya Medan.

2. Untuk mengetahui faktor apa yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan lalu-lintas di Kotamadya Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

(14)

1. Sebagai bahan evaluasi kegiatan tentang faktor-faktor yang menpengaruhi

terjadinya kecalakaan lalu-lintas di Kotamadya Medan.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Kotamadya Medan dalam

perencanaan pembangunan jalan dimasa yang akan datang.

3. Sedangkan bagi penulisan penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang telah

didapatkan selama ini dalam perkuliahan.

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian dan riset data dilakukan di Kantor Kepolisian Negara Republik

Indonesia Daerah Suamtera Utara Direktorat Lalu-Lintas yang terletak di Jl. Putri

Hijau No.14 Medan.

1.7. Tinjauan Pustaka

Beberapa buku yang menjadi tinjauan pustaka yang digunakan untuk mewujudkan

tulisan ini dikutip dari Buku Metode Statistika dan Analisis Regresi Terapan yang

merupakan buku panduan untuk menganalisis data yang ada, dan beberapa buku

lainnya sebagai bahan untuk penulisan.

1.8 Meteodologi Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah:

1. Penulisan Kepustakaan

(15)

dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku,referensi dan

bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini, Penulis melakukan dengan

menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diolah/diperoleh

dari Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara

Direktorat Lalu-Lintas.

3. Metode Analisis Data

Data menganalisa menggunakan sebagai berikut:

a. Regresi Linier Berganda

Regresi linier ganda untuk melihat persamaan regresi liniernya dan untuk

mengetahui hubungan setiap antar variabel, dimana hubungan variabel terikat

dengan satu atau lebih variabel bebasnya. Jika terdapat satu variabel bebas

tersebut dengan regresi linier sederhana, sedangkan jika terdapat dua atau lebih

disebut dengan regresi linier berganda.

Langkah-langkah dalam melakukan analisis data adalah

1. Mengelompokan data menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat atau

tidak bebas (Y) .

2. Menenrukan hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)

sehingga didapat regresi Y atas

3. Uji regresi linier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas

(16)

Persamaan Regresi Linier Berganda

Dimana:

Y = Variabel tak bebas

X = Variabel bebas

= Koefisien regresi

Koefisien-koefisien b0 . . . bk dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

∑ n + ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

. . .

∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang disimbolkan dengan bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel bebas (independen) menjelaskan variabel tak

bebas (dependent). Nilai dikatakan baik jika berada diatas 0.5 karena nilai

berkisar antara 0 dan 1. Pada umumnya model regresi linier berganda dapat

dikatakan layak dipakai untuk penelitian, karena sub variabel tak bebas

(dependent) dijelaskan oleh variabel bebas (independen) yang digunakan dalam

(17)

Sehingga rumus umum koefisien deteminasi yaitu :

Untuk koefisien korelasi ganda maka:

Dimana:

(Jumlah Kuadrat Regresi)

∑ ∑ ∑

Harga yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing-

masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variansi yang

dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang

bersifat nyata)

c. Koefisien Korelasi

Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur

kekuatan (keeratan) suatu hubungan antara variabel. Koefisien korelasi biasanya

disimbolkan dengan r.

Koefisien korelasi dapat merumuskan sebagai berikut:

1. Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak bebas Y dengan tiga

variabel bebas yaitu:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

(18)

2. Koefisien korelasi antara Y dengan

∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑

3. Koefisien korelasi antara Y dengan

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } ∑ ∑

4. Koefisien korelasi antara Y dengan

∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑

Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien

korelasi adalah plus (+) atau minus (-) yang menunjukan arah korelasi. Makna

sifat korelasi:

1. Tanda positif (+) pada koefisien korelasi menunjukan hubungan yang

searah (korelasi positif). Artinya jika suatu nilai variabel mengalami kenaikan

maka nilai variabel yang lain juga mengalami kenaikan dan demikian juga

sebaliknya.

2. Tanda negatif (-) pada koefisien korelasi menunjukan hubungan yang

berlawanan arah (korelasi negatif). Artinya jika suatu nilai variabel mengalami

kenaikan maka nilai variabel yang lain juga mengalami penurunan.

Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi

(19)

1). 0,00 sampai dengan 0,19 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah.

2) 0.20 sampai dengna 0,39 berarti korelasi memiliki keeratan lemah.

3) 0,40 sampai dengan 0,59 berarti korelasi memiliki keeratan sedang.

4) 0,60 sampai dengan 0,79 berarti korelsai memiliki keeratan kuat.

5) 0,80 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat .

6) 1 berarti korelsi sempurna.

:1.8 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang diuraikan penulis antara lain:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah,

batasan masalah, manfaat penelitian, lokasi penelitian, tinjauan

pustaka, tujian penelitian, meteodologi peneltian dan sistematika

penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang pengertian regresi, regresi linier

sederhana, regresi linier berganda, uji keberartian regresi,

pengujian hipotesis, koefisien determinasi, uji korelasi, koefisien

korelasi dan uji koefisien regresi linier berganda.

BAB 3 : GAMBARAN UMUM

Bab ini menjelaskan atau menceritakan tentang pendefenisian

kecelakaan lalu lintas.

(20)

Bab ini menguraikan proses pengolahan data pada regresi linier

berganda, analisis korelasi, dan koefisien kecelakaan lalu lintas.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menguraikan proses pengolahan data dengan program

yang akan digunakan yaitu SPSS mulai data input data hingga

hasilnya output yang membantu dalam menyelesaikan

permasalahan dalam penulisan.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri atas kesimpulan dan hasil analisa yang telah

dilakukan serta saran berdasarkan kesimpulan yang diperoleh

yang tentunya bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang

(21)

.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi

Regresi merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ada atau

tidaknya hubungan antar variabel. Dalam analisis regresi suatu persamaan regresi

atau persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungann

variabel-variabel apakah ada hubungan antara dua variabel-variabel atau lebih. Hubungan yang

didapat pada umumnya menyatakan hubungan antara variabel variabel-variabel.

Istilah regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik oleh Sir

Francis Galton pada tahun 1877. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan

dengan studi ketergantungan dari suatu variabel yang disebut variabel tak bebas

(dependent variabel) pada satu atau variabel yang menerangkan dengan tujuan

untuk memperkirakan nilai-nilai dari variabel tak bebas apabila nilai variabel yang

menerangkan sudah diketahui. Variabel yang menerangkan sering disebut variabel

(22)

Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung pada

variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan X. Variabel ini digunakan untuk

menerangkan nilai variabel yang lain. Sedangkan varibel tak bebas adalah variabel

yang nilai-nilainya bergantung pada pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan

dengan Y. Variabel itu merupakan variabel diterangkan nilainya.

Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara beberapa variabel, analisis

regresi dapat dilihat dari dua bentuk yaitu:

1. Analisis Regresi Sederhana

2. Analisis regresi Berganda

2.1.1 Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk menunjukan dua

hubungan matematis dalam bentuk persamaan antara dua variabel yaitu variabel

bebas (X) dan variabel tak bebas (Y). Dalam regresi linier sederhana hanya ada

satu variabel bebas X yang dihubungkan dengan satu variabel tak bebas Y.

Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:

di mana:

Ŷ = variabel tak bebas

X = variabel bebas

ɑ = penduga bagi intercept

(23)

Nilai a dan b dapat diperoleh dengan rumus seperti dibawah ini:

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

2.1.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk memperkiraan nilai variabel tak bebas Y, akan lebih baik apabila ikut

memperhitungkan variabel-variabel bebas lain yang ikut mempengaruhi nilai Y,

dengan demikian dimiliki hubungan antara satu variabel tak bebas Y dengan

beberapa variabel lain yang bebas . Untuk itulah digunakan regresi linier berganda. Dalam pembahasan mengenai regresi sederhana, simbol

yang digunakan untuk variabel bebasnya adalah X dalam regrsi berganda,

persamaan regresinya memiliki lebih dari satu variabel bebas maka perlu

menambah tanda bilangan pada setiap variabel tersebut, dalam hal ini

.

Dalam penelitian ini, digunakan empat variabel yang terdiri dari satu

variabel tak bebas Y dan tiga variabel bebas X yaitu . Maka

persamaan regresi berganda adalah:

Ŷ

Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan empat bentuk yaitu:

∑ ∑ ∑ ∑

(24)

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

2.2 Uji Keberartian Regresi

Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan

terlebih dahulu diperiksa setidak-tidaknya mengenai kelinieran dan

keberartiannya. Pemeriksaan ini ditempuh melalui pengujian hipotesis. Uji

keberartian dilakukan untuk menyakinkan diri apakah regresi yang didapat

berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan

mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari.

Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat (JK) yaitu Jumlah

Kuadrat untuk regresi yang ditulis dan Jumlah Kuadrat untuk sisa (residu) yang ditulis dengan .

Maka secara umum jumlah kuadrat-kuadrat tersebut dapat dihitung dari:

∑ ∑ ∑

Dengan derajat kebebasan dk=k

∑( )

Dengan derajat kebebasan dk=(n-k-1) untuk sampel berukuran n

Dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan:

(25)

Dimana statistik F yang akan mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan

pembilang dan derajat kebebasabn menyebut

2.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu tingkat

signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau confidence interval.

Didasarkan tingkat signifikansi pada umunya orang menggunakan 0.05 atau 5%.

Kisaran tingkat signifikasi mulai dari 0.01 sampai dengan 0.1. yang dimaksud

dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas menggunakan kesalahan tipe I,

yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat

kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95% nilai sampel akan mewakili nilai

populasi dimana sampel berasal. Dalam melakukan uji hipotesis terdapat dua

hipotesis yaitu : H0 dan H1 . H0 bertujuan untuk memberikan usulan

dugaan-dugaan kemungkinan tidak adanya perbedaan antara perkiraan penelitian dengan

keadaan yang sesungguhnya yang diteliti. H1 bertujuan memberikan usulan

dugaan adanya perbedaan perkiraan dengan keadaan sesungguhnya yang diteliti.

Pembentukan suatu hipotesis memerlukan teori-teori maupun hasil

penelitian terlebih dahulu sebagai pendukung pernyataan hipotesis yang

diusulkan. Dalam mebentuk hipotesis ada beberapa hal yang dipertimbangkan:

1. H0 dan H1 yang diusulkan

2. Daerah penerimaan dan penolakan serta teknik arah pengujian (one tailed atau

two tailed)

(26)

4. Menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak hipotesis yang diusulk

Dalam uji keberartian regresi, langkah-langkah yang dibutuhkan untuk

pengujian hipotesis ini antara lain:

1. Ho : βo = = 0

Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel tak bebas.

: βo ≠ ≠ 0

Minimal satu parameter koefisien regresi ≠ 0 terdapat hubungan fungsional

yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas.

2. Pilih taraf α yang diinginkan

3. Hitung statistik dengan menggunakan persamaan.

4. Nilai menggunakan daftar table F dengan taraf signifikansi α

5. Kriteria pengujian ; jika > , maka Ho ditolak dan H1 di terima.

Sebaliknya jika , maka Ho diterima dan H1 ditolak.

2.4 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang disimbolkan dengan bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel tak bebas. Nilai

dikatakan baik jika berada diatas 0,5 karena nilai berkisaran antara 0 dan 1.

Pada umunya model regresi linier berganda dapat dikatakan layak dipakai untuk

penelitian, karena sebagian besar variabel tak bebas dijelaskan oleh variabel bebas

yang digunakan dalm model.

(27)

Harga diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan oleh

masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi

yang dijelaskan penduga hanya disebabkan oleh variabel yang berpengaruh atau

tidak berpengaruh saja.

2.5 Uji Korelasi

Uji korelasi bertujuan untuk mennguji hubungan antara dua variabel yang tidak

menunjukan hubungan fungsional (berhubungan bukan berarti disebabkan). Uji

korelasi tidak membedakan jenis variabel (tidak ada variabel dependent maupun

independent). Keeratan hubungan ini menyatakan dalam bentuk koefisien

korelasi. Uji korelasi terdiri dari Pearson, Spearman, dan Kendall. Jika sampel

data lebih dari 30 (sampel besar) dan kondisi data normal, sebaiknya

menggunakan korelasi Pearson (karena memenuhi asumsi parametrik). Jika

jumlah sampel kurang dari 30 (sampel kecil) dan kondisi data tidak normal maka

sebaiknya menggunakan korelasi Spearman atau Kendall (karena memenuhi

asumsi non parametrik).

2.5.1 Koefisien Korelasi

Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur

kekuatan (keeratan) suatu hubungan antar variabel. Koefisien korelasi biasanya

disimbolkan dengan r.

(28)

1. Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak bebas Y dengan tiga

variabel bebas yaitu:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

2. Koefisien korelasi antara Y dengan

∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑

3. Koefisien korelasi antara Y dengan

∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑

4. Koefisien korelasi antara Y dengan

∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑

Koefisien korelasi memeiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai

koefisien korelsi adalah plus (+) atau minus (-) yang menunjukan arah korelasi.

Makna sifat korelasi:

1. Tanda positif (+) pada koefisien korelasi menunjukan hubungan yang searah

(korelasi positif). Artinya jika suatu nilai variabel mengalami kenaikan maka

nilai variabel yang lain juga mengalami kenaikan dan demikian juga

(29)

2. Tanda negatif (-) pada keofisien korelasi menunjukan hubungan yang

berlawanan arah (korelasi negatif). Artinya jiak suatu nilai variebal

mengalami kenaikan maka nilai variabel yang lain juga mengalami penurunan

dan demikian juga sebaliknya.

Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi

dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1). 0,00 sampai dengan 0,19 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah.

2) 0.20 sampai dengna 0,39 berarti korelasi memiliki keeratan lemah.

3) 0,40 sampai dengan 0,59 berarti korelasi memiliki keeratan sedang.

4) 0,60 sampai dengan 0,79 berarti korelsai memiliki keeratan kuat.

5) 0,80 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat .

6) 1 berarti korelsi sempurna.

Analisis ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan derajat hubungan

antar dua variabel. Derajat hubungan anatar dua variabel disebut korelsi sederhana

sedangkan derajat yang berkaitanj dengan tiga atau lebih variabel disebut sebagai

(30)

BAB 3

GAMBARAN UMUM

3.1 Pengertian Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapan yang diperuntukan bagi

lalu-lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah

permukaan tanah dan air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,

jalan lori dan jalan kabel.

Jalan raya adalah jalur-jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat

oleh manusia dengan bentuk, ukur-ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat

digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang

mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah cepat.

Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya harus

ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan

pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya, sebab tujuan

akhir dari perencanaan geometrik ini adalah menghasilkan infrastruktur yang

aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dam memaksimalkan ratio tingkat

penggunaan biaya juga memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna

(31)

3.2 Klasifikasi Kendaraan

Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina

Marga, yakni perbandingan terhadap satuan kendaraan dalam penumpang.

Penjelasan tentang jenis kendaraan dapat dilihat sebagai berikut:

1. Mobil Penumpang (Passenger Car)

Jenis kendaraan pribadi dengan daya angkut lebih keceil dari 12 orang,

termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

2. Mobil bus (Bus)

Semua jenis kendaraan penumpang yang daya angkutnya lebih besar dari 12

orang termasuk didalamnya Pick Up.

3. Mobil gerobak (Truck Wagon)

Semua jenis truck yang mempunyai roda 4 keatas, termasuk mobil tangki.

4. Sepeda motor (Motor Cycle)

Semua jenis kendaraan bermotor beroda 2, seperti Honda, Yamaha, Suzuki,

Vespa dan lain-lain.

3.3 Kecelakaan Lalu-Lintas di Jalan Raya

Menurut buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1992 tentang

Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan beserta Peraturan Pelaksanaanya PP Nomor 41,

42, 43 dan 44 tahun 1993 (pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

(32)

jalan yang tidak di sangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan yang

sedang bergerak atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban

manusia atau kerugian harta benda.

Di dalam buku tersebut, korban kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi 3

bagian yaitu:

1. Korban Meninggal

Korban meninggal adalah korban yang sudah dipastikan meninggal sebagai

akhir kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 3 hari setelah

kecelakaan tersebut.

2. Korban Luka Berat

Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat

tetap atau dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadinya

kecelakaan.

3. Korban Luka Ringan

Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian

korban meninggal dan korban luka berat.

3.4 Jenis dan Bentuk Kecelakaan

Kecelakaan Lalu-Lintas dapat digolongkan atas 3 jenis menurut akibat dari

kecelakaan terebut yaitu:

(33)

2. Kecelakaan dengan korban luka-luka.

3. Kecelakaan dengan kerugian dan kerusakan kendaraan.

PT. Jasa Marga mengekelompokan jenis tabrakan yang melatar belakangi

terjadinya kecelakaan lalu lintas menjadi:

1. Tabrakan depan – depan

Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana

keduanya saling beradu muka dari arah yang berlawanan, yaitu bagian depan

kendaraan yang satu dengan bagian depan kendaraan lainnya.

2. Tabrakan depan- samping

Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian

depan kendaraan yang satu menabrak bagian samping kendaraan lainnya.

3. Tabrakan samping-samping

Adalah jenis tabrakan dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian

samping kendaraan yang satu menabrak bagian yang lain.

4. Tabrakan depan –belakang

Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian

depan kendaraan yang satu menabrak bagian belakang kendaraan di depannya

dan kendaraan tersebut berada pada aeah yang sama.

(34)

Adalah jenis tabrakan antara kendaraan yang tengah melaju dan pejalan kaki

yang sedang menyebrang jalan.

6. Tabrakan sendiri

Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju mengalami

kecelakaan sendiri atau tunggal.

7. Tabrakan beruntun

Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju menabrak

mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang melibatkan lebih dari dua

kendaraan secara beruntun .

8. Menabrak obyek tetap

Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju menabrak obyek

tetap dijalan.

3.5 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu-Lintas

Faktor-faktor penyebab kecelakaan terdiri dari faktor kendaraan, faktor

pengemudi, dan faktor jalan.

1 Faktor Kendaraan

Kendaraan yang digunakan untuk memenuhi standar kendaraan yang baik,

seperti tanpa rem yang baik, tanpa lampu penerangan, tanpa lampu tangan

(35)

2. Faktor Pengemudi

Pelanggaran atau tindakan yang berbahaya oleh pengemudi, seperti

ugal-ugalan, pengemudi dalam kondisi tidak sadar atau terpengaruh alkohol, karena

penjalan kaki, seperti menyebrang jalan tidak hati-hati

3. Faktor Jalan

Jalan yang dilalui kendaraan kurang baik seperti kurangnya lebar badan jalan

sehingga kendaraan melewati jalur lawan datan jalan licin.

3.6 Kewajiban yang harus ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor

Kewajiban yang harus ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor antara lain:

1. Pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat peristiwa kecelakaan lalu lintas

wajib:

a. Menghentikan kendaraannya

b. Menolong orang yang menjadi korban kecelakaan.

c. Melaporkan kecelakaan tersebut pada Pejabat Polisi Negara Republik

Indonesia terdekat.

2. Apabila pengemudi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada no. 1 oleh

(36)

dimaksudkan pada no. 1 huruf a dan b, kepadanya tetap diwajibkan segera

melaporkan diri kepada Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia terdekat.

3. Pengemudi kendaraan bermotor bertanggung jawab atas kerugian yang diderita

oleh penumpang atau pemilik brang atau pihak ketiga, yang timbul karena

kelalaian atau kesalahan pengemudi dalam mengemudikan kendaraan

bermotor, (dikutip dari Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun

1992 tentang lalu-lintas dan Angkatan Jalan Beserta peraturan pelaksanaannya

(37)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Data yang diperoleh

Data merupakan alat untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu

persoalan. Salah satu kegunaan data adalah untuk memberikan informasi

mengenai gambaran tentang suatu keadaan permasalahan.

Untuk membahas dan memecahkan permasalahan tentang faktor-faktor

yang mepengaruhi kecelakaan lalu lintas, maka penulis mengumpulkan data yang

berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang akan dianalisis dalam

tugas akhir ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari Kantor Kepolisian

Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas

mengenai jumlah kecelakaan lalu lintas di Kotamadya Medan beserta

faktor-faktor yang mempengaruhinya.

[image:37.595.112.536.492.674.2]

Data adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 : Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Faktor Kecelakaan Lalu Lintas di Kotamadya Medan pada Tahun 2009-2013.

NO TAHUN KECELAKAAN

LALU LINTAS

FAKTOR-FAKTOR KECELAKAAN

FAKTOR FAKTOR FAKTOR

KENDARAAN PENGEMUDI JALAN

1 2009 2705 0 1055 11

2 2010 2897 0 1113 39

3 2011 3729 0 1705 72

4 2012 4013 21 1756 55

5 2013 3074 9 1339 43

(38)

Keterangan:

: Kecelakaan Lalu Lintas

: Faktor Kendaraan

: Faktor Pengemudi

: Faktor Jalan

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

Sebelum membentuk persamaan regresi linier berganda maka terlebih dahulu

menghitung koefisien-koefisien regresinya. Koefisien-koefisien regresinya dapat

dicari berdasarkan Tabel 4.1.

Persamaan regresinya adalah:

(39)
[image:39.842.85.812.106.290.2]

Tabel 4.2 Nilai-nilai yang diperlukan untuik membentuk Koefisie Persaman Regresi Linier Berganda.

No Y

1 2705 0 1055 11 0 1113025 121 7317025 0 0 11605 0 2853775 29755

2 2897 0 1113 39 0 1238769 1521 8392609 0 0 43407 0 3224361 112983

3 3729 0 1705 72 0 2907025 5184 13905441 0 0 122760 0 6357945 268488

4 4013 21 1756 55 441 3083536 3025 16104169 36876 1155 96580 84273 7046828 220715

5 3074 9 1339 43 81 1792921 1849 9449476 12051 387 57577 27666 4116086 132182

(40)

Dari tabel tersebut diperoleh harga-harga sebagai berikut:

n = 5 ∑ = 48927

∑ =16418 ∑ = 1542

∑ = 30 ∑ = 331929

∑ = 6968 ∑ = 111939

∑ = 220 ∑ = 23598995

∑ = 522 ∑ = 764123

∑ = 10135276 ∑ = 55168720

∑ = 11700

Rumus-rumus persamaan regresi linier berganda dengan tiga variabel bebas yaitu:

=

Dan diperoleh melalui persamaan-persamaan berikut:

∑ n + ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

Harga-harga yang telah diperoleh disubstitusikan kedalam bentuk persamaan

tersebut maka didapatkan

5 +

1542

(41)

Setelah selesai mensubsitusikan persamaan diatas, maka didapat

koefisien-koefisien regresi linier berganda sebagai berikut:

= 1048,812

= 6,474

= 1,566

= 0,303

(perhitungan dapat dilihat pada output SPSS di Lampiran 1 tabel Coefficients)

Dari koefisien-koefisien yang diperoleh dibentukkan model persamaan

regresi linier berganda:

Ŷ =

Ŷ =

Setelah diperoleh persamaan regresi berganda, langkah selanjutnya adalah

menghitung kesalahan baku. Untuk menghitung kekeliruan baku tafsiran

diperlukan harga-harga Ŷ yang diperoleh dari persamaan regresi di atas untuk tiap

[image:41.595.118.448.531.683.2]

harga dan yang diketahui.

Tabel 4.3 Harga Ŷ untuk menghitung Kekeliruan Tafsiran Baku

N ( ) ( )

1 2705 2704,28 0,725 0,525625

2 2897 2803,59 93,413 8725,989

3 3729 3740,66 -11,658 135,909

4 4013 3951,33 61,673 3803,559

5 3074 3216,98 -142,981 20443,57

16468 33109,55

Maka kekeliruan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus

(42)

∑( Ŷ)

Dengan k = 3, n = 5 dan ( Ŷ) = 33109,55

Sehingga diperoleh:

√ √

Ini berarti rata-rata kecelakaan lalu lintas yang sebenarnya akan

menyimpang dari kecelakaan lalu lintas yang diperkirakan sebesar 181,960

kecelakaan.

4.3 Uji Keberartian Regresi

Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk kesimpulan terlebih

dahulu diperiksa setidak-tidaknya mengenai kelinieran dan keberartiannya.

Perumusan hipotesisnya adalah

H0 Tidak dapat pengaruh fungsional yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel tak bebas..

H1 : Dapat pengaruh fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan

(43)

Dengan kriteria pengujian :

Jika maka Ho ditolak dan H1 di terima

maka Ho di terima dan H1 di tolak

Untuk menguji model regresi yang terbentuk, diperlukan dua macam

jumlah kuadrat (JK) yaitu JK untuk regresi ( ) dan JK untuk residu ( ) yang akan didapatkan setalah mengetahui nilai-nilai antara lain:

̅ ̅

[image:43.595.119.537.423.579.2]

̅ ̅

Tabel 4.4 Nilai dan y diperoleh dari tabel 4.3 berikut:

1 -578,6 -6 -338,6 -33 3471,6 195914 19093,8 334778

2 -386,6 -6 -280,6 -5 2319,6 108480 1933 149459,6

3 445,4 -6 311,4 28 -2672,4 138698 12471,2 198381,2

4 729,4 15 362,4 11 10941 264335 8023,4 532024,4

5 -209,6 3 -54,6 -1 -628,8 11444,2 209,6 43932,16 13431 718870 41731 1258575

di mana:

̅ 6

̅ 1393,6

̅ 44

(44)

Dari tabel berikut diperoleh nilai-nilai berikut:

∑ = 13431

∑ = 718870

∑ = 41731

∑( ̂) = 33109,55

diperoleh dari tabel F dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = n-k-1.

Rumus untuk mencari nilai adalah sebagai berikut:

di mana:

∑ ∑ ∑

Sehingga diperoleh dua macam jumlah kuadrat-kuadrat yakni

sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

= 6,474 (13431) + 1,566 (718870) + 0,303 (41731)

= 86952,294 + 1125750,42 + 12644,493

= 1225347,2

∑( ̂)

(45)

Jadi, dapat dicari dengan:

=

=

=

12,336

Untuk yaitu nilai statistik F jika dilihat dari tabel distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang dan penyebut , dan α = 5% = 0,05 maka 216

Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai

, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti persamaan linier berganda menyatakan

tidak ada pengaruh antara faktor jalan, faktor pengemudi dan faktor kendaraan terhadap

yang terjadinya kecelakaan lalu lintas di Kotamadya Medan.

(perhitungan dapat dilihat pada output SPSS di Lampiran 1 tabel ANOVA).

4.4 Koefisien Determinasi

Dari tabel 4.3 dapat dilihat harga ∑ = 1258575 dan nilai telah dihitung sebelumnya, maka diperoleh nilai koefisien determinasi:

(46)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi diperoleh

sebesar 0,974 yang berarti sekitar 97% kecelakaan lalu lintas dipengaruhi oleh

faktor kendaraan, faktor pengemudi dan faktor jalan sedangkan sisanya sebesar

100% - 97 % = 3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

(Perhitungan dapat dilihat pada output SPSS di Lampiran 1 tabel Model

Summary)

4.5 Koefisien Korelasi

4.5.1 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas dan Variabel Tak Bebas

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas,

maka dari tabel 4.2 dapat dihitung besar koefisien korelasinya yaitu:

1. Koefisien korelasi antara yang mempengaruhi terjadi kecelakaan lalu lintas (Y)

dengan faktor kendaraan ( ).

(47)

=

0,647

2. Koefisien korelsi antara yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas (Y) dengan

faktor pengemudi ( ).

∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑

=

=

=

=

=

=

0,983

3. Koefisien korelasi antara yang menpengaruhi kecelakaan lalu lintas (Y) dengan

faktor jalan ( ).

∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑

=

=

(48)

=

=

=

=

0,828

4.5.2 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas

1. Koefisien korelasi antara faktor kendaraan ( ) dengan faktor pengemudi ( ).

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

=

– √

=

=

=

=

=

0,5907
(49)

2. Koefisien korelasi antara faktor kendaraan ( ) dengan faktor jalan ( ):

∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

=

– √

=

=

=

=

=

0,267

3. Koefisien korelasi antara faktor pengemudi ( ) dengan faktor jalan ( );

(50)

=

=

0,86507

=

0,865

Dari perhitungan koefisien korelasi baik antara variabel bebas terhadap

variabel tak bebas maupun antara sesama variabel bebas diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas dan Variabel Tak Bebas

1. = 0,647 ; variabel berkorelasi kuat terhadap variabel Y

2. = 0,983 ; variabel berkorelasi sangat kuat sekali terhadap variabel Y 3. = 0,828 ; variabel berkorelasi sangat kuat terhadap variabel Y Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas

4. = 0,591 ; variabel berkorelasi kuat terhadap variabel

5. = 0,267 ; variabel berkorelasi lemah terhadap variabel

6. = 0,865 ; variabel berkorelasi sangat kuat terhadap variabel

(51)

BAB 5

IMPLEMENTASI UMUM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah tahapan awal hasil desain tertulis kedalam

programming dengan menggunakan perangkat lunak (Software) sebagai

implementasi ataupun prosedur untuk menyelesaikan desain system, yang mana

dalam hal ini implementasi sistem digunakan untuk menganalisis data-data yang

dianggap mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas di Kotamadya Medan.

Adapun implementasi yang digunkan untuk menganalisa hubungan

ataupun pengaruh terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah SPSS. Dharapkan

dengan menggunakan SPSS ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

dalam hal:

1. Pemahaman elemen dari lembar kerja SPSS

2. Menganalisa data-data lembar kerja

3. Kreasi dan modifikasi grafik

4. Pendayagunaan fasilitas SPSS

5.2 Peranan Komputer dalam Statistika

Komputer memegang peranan yang sangat penting dalam statistika. Komputer

bekerja secara efisien dalam pengolahan data yang mempunyai karakteristik yaitu:

1. Jumlah input yang besar

Jumlah input yang besar akan dapat diolah dikomputer dengan mudah semudah

(52)

bekerja secara efisien pada pengolahan data dengan menggunakan input yang

besar.

2. Diperlukan kecepatan tinggi

Komputer dapat melakukan proses pengolahan jumlah data yang besar dalam

waktu yang singkat. Jumlah data yang besar dan sedikit akan sama cepatnya

diolah oleh komputer, yang membedakannya hanya pada proses pemasukkan

data saja.

3. Diperlukan ketepatan yang tinggi

Komputer yang telah terprogram dengan benar akan melakukan proses

pengolahan yang tepat. Kesalahan informasi yang mungkin dihasilkan hanya

terjadi pada proses pemasukkan data saja.

4. Pengolahan hal yang kompleks

Hubungan antar fenomena yang kompleks akan dapat dipecahkan dengan

menggunakan komputer dalam waktu yang tepat dan cepat.

SPSS sebagai software statistik, pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga

mahasiswa Standford University, yang dioperasikan pada komputer mainframe.

SPSS yang tadinya ditujukan bagi pengolahan data statistik untuk ilmu sosial

(SPSS saat itu adalah singkatan dari Statistical Package for the social sciences),

sekarang diperluas untuk melayani berbagai user, seperti untuk proses produksi

dipabrik, riset ilmu-ilmu sains dan lainnya. Sehingga sekarang kepanjangan SPSS

adalah Statistical Product and services Solutions. Kelebihan program ini adalah

(53)

sederhana sampai yang rumit sekalipun yang jika kita lakukan secara manual akan

memakan waktu yang lebih lama.

5.3 Pengolahan Data dengan SPSS

1. Memulai SPSS pada window yaitu sebagai berikut:

1. Lihat pada layar Destkop

2. Selanjutnya pilih ikon SPSS inc, PASW Statistics 17

[image:53.595.114.513.318.524.2]

Tampilannya adalah sebagai berikut:

Gambar 5.1 Tampilan mengaktfikan SPSS pada Desktop

Maka SPSS siap untuk dipergunakan. Jika ingin membuka file, pilih nama

file yang disimpan dan kilik open. jika akan memulai mendesain variabel dan

akan memasukan data, pilih Cancel.

2. Memasukan data kedalam SPSS

SPSS Data Editor mepunyai 2 tipe lingkungan kerja yaitu: Data View dan

Variabel View. Untuk menyusun definisi variebel, posisi tampilan SPSS Data

(54)

yang berada di bagian kiri bawah atau langsung menekan Ctrl+T. Tampilan

[image:54.595.113.512.139.393.2]

variabel view juga dapat dimunculkan dari view lalu [ilih Variabel.

Gambar 5.2 Tampilan Jendela Variabel View dalam SPSS

Pada tampilan jendela Varibel View terdapat kolom-kolom tersebut:

Name : untuk memasukan nama variabel yang akan di uji.

Type : untuk mendefenisikan tipe apakah bersifat numeric atau string.

Width : untuk menuliskan panjang pendek varaibel

Decimal : untuk menuliskan jumlah decimal dibelakang koma

Label : untuk menuliskan label variabel

Values : untuk menuliskan nilai kuantitatif fari variabel yang skala

pengukurannya ordinal atau nominal bukan scale.

Missing : untuk menuliskan ada tidaknya jawaban kosong

Columns : untuk menuliskan lembar kolom

Align : untuk menuliskan rata kanan, kiri atau tengah penempatan teks

(55)

Measure : untuk menentukan skala pengukuran variabel, misalnya nominal,

ordinal atau scale.

[image:55.595.115.511.194.477.2]

3. Melakukan pemasukkan (entri) data dengan mengkilik pada icon Data View.

Gambar 5.3 Tampilan Pemasukkan Data pada Icon Data View

5.4 Pengolahan Data denagn Persamaan Regresi

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Dari menu utama SPSS, klik menu Analyze, lalu pilih sub menu Regression

(56)
[image:56.595.114.511.84.314.2]

Gambar 5.4 Pilih Analyze, klik Regression dan Pilih Linear

2. Setelah itu akan muncul kotak dialog Liner Regression, pada kotak dialog ini

akan di tampilkan variabel-variabel yang akan di uji. Masukkan variabel tak

bebas Y (jumlah kecelakaan lalu lintas) pada kotak Dependent dan varaibel tak

bebas X (faktor kendaraan, faktor pengemudi dan faktor jalan) pada kotak

Independent seperti gambar berikut:

[image:56.595.113.514.503.745.2]
(57)

3. Klik kotak Statisticpada kotak dialog Linear Regression, kemudian aktifkan

Estimasi, Model fit, Descriptive dan Casewise diagnostics, lalu klik Continue

[image:57.595.115.514.165.396.2]

untuk melanjutkan seperti gambar berikut:

Gambar 5.6 Kotak Dialog Linier Regression : Statistics

4. Selanjutnya klik kotak Plots pada kotak dialog Linear Regression untuk

membuat grafik. Isi kolom Y dengan pilihan SRESID dan kolom X dengan

ZPRED, kamudian pilih Next. Isi kolom Y dengan ZPRED dan kolom X

dengan DEPENDENT. Pada Standardizes Residual Plots, aktifkan Histogram

dan Normal Probability Plot. Lalu klik Continue untuk melanjutkan seperti

(58)
[image:58.595.114.510.83.564.2]

Gambar 5.7 Kotak Dialog Linear Regression : Plots

5. Kemudian klik tombol Options pada kotak dialog Linier Regression sehingga

muncul kotak dialog yang baru. Pada Stepping Method Criteria, aktifkan Use

Probability of F dengan standard error 0,05 oleh karena itu masukan nilai entry

0,05. Aktifkan include in aquation dan Exclude Cases litwise pada Missing

(59)
[image:59.595.114.501.87.325.2]

Gambar 5.8 Kotak Dialog Linier Regression : Options

(60)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa

kesimpulan antara lain:

1. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda diperoleh model

persamaan linier ganda yaitu:

Ŷ =

atau dengan kata lain jumlah kecelakaan lalu lintas = 1048,812 + 6,474 faktor

kendaraan + 1,566 faktor pengemudi + 0,303 faktor jalan.

2. Dengan taraf kepercayaan α = 0,05; derajat kebebasan = 3 dan = n-k-1 = 5-3-1 = 1, diperoleh oleh = 216 dan dari

perhitungan diperoleh = 12,336. Maka (12,336) ≤ (216) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti persamaan linier berganda

menyatakan tidak ada pengaruh antara faktor jalan, faktor pengemudi dan faktor

kendaraan terhadap yang terjadinya kecelakaan lalu lintas di Kotamadya Medan.

3. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi diperoleh

(61)

oleh faktor kendaraan, faktor pengemudi dan faktor jalan sedangkan sisanya

sebesar 100% - 97% = 3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4. Dari perhitungan koefisien korelasi antara masing-masing variabel

dengan variabel Y diperoleh:

1. Hubungan antara jumlah kecelakaan lalu lintas dengan faktor kendaraan

adalah sebesar 0,647

2. Hubungan antara jumlah kecelakaan lalu lintas dengan faktor pengemudi

adalah sebesar 0,983

3. Hubungan antara jumlah kecelakaan lalu lintas dengan faktor jalan adalah

sebesar 0,828

Maka faktor yang paling pengaruh terhadap tingginya kecelakaan lalu

lintas di Kotamadya Medan adalah faktor pengemudi yaitu sebesar 0,983.

6.2 Saran

Dari analisa dari kesimpulan yang telah di dapat, ada beberapa saran yang penulis

dapat berikan, yang mungkin bisa membantu masyarakat maupun pemerintah

dalam mengendalikan mempengaruhi terjadi kecelakaan lalu lintas di Kotamadya

Medan adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak pemerintah Kotamadya Medan seperti pihak Satlantas dan Dinas

(62)

tinggi yang mepengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas agar bisa mengambil

kebijakan untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas tersebut dami keselamatan

masyarakat Kotamadya Medan.

2. Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa di jalan yang tidak

disangka-sangka, maka masyarakat Kotamadya Medan sebaiknya mematuhi

rambu-rambu lalu lintas dan berhati-hati saat mengendarai kendaraan bermotor baik

roda empat maupun roda dua untuk mengurangi terjadinya kecelakaan lalu

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung: Tarsito

Husaini, Purnomo. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara

N.R. Drafer, H.Smith. 1992. Analisis Regresi Terapan Edisi ke-2. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Algifari.2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi Edisi ke 2. Yogyakarta:

BPFE

Iswardono. 2001. Sekelumit Analisis Regresi dan Korelasi Edisi ke-1.

Yogyakarta: BPFE.

Sutarman, Marpongahtun, dkk. 2013. Panduan Tatacara Penulis Tugas Akhir

Edisi ke-2. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Univertas Sumatera Utara.

Kantor Kepolisisam Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara

Direktorat Lalu Lintas. 2013. Anatomi Laka Lantas Polres Medan Laporan

Gambar

Tabel 4.1 : Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Faktor Kecelakaan Lalu
Tabel 4.2 Nilai-nilai yang diperlukan untuik membentuk Koefisie Persaman Regresi Linier Berganda
Tabel 4.3 Harga Ŷ untuk menghitung Kekeliruan Tafsiran Baku
Tabel 4.4 Nilai           dan y diperoleh dari tabel 4.3 berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Instruksi Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 1997 tentang Gerakan Pemahaman Dan PEngamalan Isi Kandungan Al-Qur’an Bagi Umat Islam di propinsi Daerah

[r]

TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH DESA GONDANG.. KODE REK URAIAN

10.00 WIB s.d 12.00 WIB, kami Pokja Pengadaan Barang/Jasa III Satker 450417 LAN Jakarta telah melakukan penjelasan dokumen pengadaan paket Pekerjaan Pemeliharaan.

[r]

eeigemuang Kurikurum t;.il* studi 2014 FMrpA Universitas Negeri yogyakarta. : llm bertugas mempers.iapkan, menyusun

Drawing on some pretty well-established social psychological research on values (Rokeach, 1973), we can say that organisations largely focused on the first reason view diversity as a

Auditing menurut Agoes (2008) dalam Prasongkoputra (2013:29) adalah pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap