• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Komunikasi dan Motivasi terhadap Peningkatan Kinerja bagian Hukum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Sei Batanghari Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Komunikasi dan Motivasi terhadap Peningkatan Kinerja bagian Hukum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Sei Batanghari Medan"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PERANAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN KINERJA BAGIAN HUKUM

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) SEI BATANGHARI

MEDAN

OLEH :

RIZKI DINI NAJMI 112103001

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

NIM : 112103001

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

JUDUL : PERANAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI

TERHADAP PENINGKATAN KINERJA BAGIAN HUKUM PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) SEI BATANGHARI MEDAN

Tanggal : Juli 2014 KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

NIP. 19741012 200003 2 003

(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM)

Tanggal : Juli 2014 DEKAN

NIP. 19560407 198002 1 001

(3)

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : RIZKI DINI NAJMI

NIM : 112103001

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

JUDUL : PERANAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI

TERHADAP PENINGKATAN KINERJA BAGIAN HUKUM PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) SEI BATANGHARI MEDAN

Medan, Juli 2014

Menyetujui

Pembimbing

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan hidayah dan kemudahan-Nya, serta shalawat dan salam kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa umat-Nya dari alam yang penuh

kegelapan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Alhamdulillah, penulis telah dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan

judul “Peranan Komunikasi dan Motivasi terhadap Peningkatan Kinerja bagian

Hukum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Sei Batanghari Medan” yang

merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi

Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penulis banyak mendapat arahan,

bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM. & H, M.Sc. (CTM), Sp.A(K),

Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA, Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM, Selaku Ketua Program

(5)

ii

4. Ibu Magdalena. L.L Sibarani, SE, M.Si, Selaku Sekretaris Program Studi

Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas

Sumatera Utara.

5. Ibu Beby Kendida Hasibuan, SE, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing penulis

dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

6. Seluruh Pegawai dan Staf, yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Pegawai dan Staf, yang berada di bagian Hukum PT. Perkebunan

Nusantara III (Persero).

8. Teristimewa untuk orang tua tercinta Ayahanda Nasrul H dan Ibunda

Ismanidar, dimana berkat do’a, kasih sayang, kesabaran, dan keikhlasan hati

membesarkan, mendidik, dan selalu memberikan dorongan semangatnya serta

pengorbanan yang tidak akan dapat penulis balas dengan apapun dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Untuk abang tercinta Ridho, dan Yudha, Serta kakak tercinta Tika, dan Fani,

yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10. Untuk teman-teman kuliah Irma, Grace, Mahalia, Julita, Gita, Seftika, Suci,

Suli, Lita, serta seluruh teman-teman khususnya Stambuk 2011 yang telah

memberikan semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

11. Untuk teman-teman magang Monic, Retno, Rika, dan Vie, yang telah

(6)

12. Dan terima kasih banyak secara umum penulis ucapkan kepada seluruhnya

yang turut membantu, memotivasi, mendukung serta mendoakan penulis,

sehingga tidak dapat penulis tuliskan satu per satu namanya.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, hal

ini dikarenakan keterbatasan waktu, kemampuan dan pengalaman yang penulis

miliki dalam penyajiannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran

dan kritik yang membangun guna penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Semoga

amal perbuatan yang baik tersebut mendapat imbalan yang baik pula dari Allah

SWT.

Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama

penulis, Amin.

Medan, Juli 2014

Penulis

(7)

iv DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………... DAFTAR ISI ……….... DAFTAR TABEL ………..…. DAFTAR GAMBAR ………..…. BAB I PENDAHULUAN ………..…

A. Latar Belakang Masalah ………..……...…... B. Perumusan Masalah ………...……....…. C. Tujuan Penelitian ………..……….. D. Manfaat Penelitian ………..……… E. Sistematika Penelitian ………..…... F. Sistematika Pembahasan ………..…...

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ………

A. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara III ….……... B. Struktur Organisasi ……….

C. Job Description ………..……...

D. Jaringan Kegiatan ………

E. Kinerja Kegiatan Terkini ……… F. Rencana Kegiatan ………...

BAB III PEMBAHASAN ………

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………. B. Pengertian Komunikasi ………...… C. Unsur-Unsur Komunikasi ………..…. D. Aliran Komunikasi ……...………... E. Pengertian Motivasi ……….... F. Pandangan Sistem Motivasi ……… G. Proses Motivasi ………... H. Pengertian Kinerja …………... I. Metode Penelitian ………... J. Paradigma Penelitian ………... K. Populasi dan Sampel ………... L. Jenis dan Sumber Data ……… M. Metode Pengumpulan Data ………. N. Metode Analisis Data ……….. O. Skala PengukuranVariabel ………. P. Hasil Penelitian ………...

(8)

AB IV KESIMPULAN DAN SARAN ………

A. Kesimpulan ……….

B. Saran ………

DAFTAR PUSTAKA ……….… LAMPIRAN

54

54 54

(9)

vi DAFTAR TABEL No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Judul

Tabel 1.1 Sistematika Penelitian ………... Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………. Tabel 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …. Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja …. Tabel 3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ………… Tabel 3.5 Case Processing Summary Komunikasi……….….. Tabel 3.6 Komunikasi terhadap Kinerja Count ……… Tabel 3.7 Komunikasi terhadap Kinerja Chi-Square Tests ……….. Tabel 3.8 Case Processing Summary Motivasi ……… Tabel 3.9 Motivasi terhadap Kinerja Count ………. Tabel 3.10 Motivasi terhadap Kinerja Chi-Square Test ……….

(10)

DAFTAR GAMBAR

No.

1. 2.

Judul

Gambar 2.1 Struktur Organisasi bagian Hukum ……….. Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ………

Halaman

(11)

Kinerja yang tinggi dapat diciptakan melalui peningkatan kerja yang optimal dan mampu mendayagunakan potensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh setiap karyawan guna mencapai tujuan organisasi, sehingga akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan

organisasi. Selain itu, organisasi perlu memperhatikan berbagai faktor yang dapat

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kinerja yang tinggi dapat diciptakan melalui peningkatan kerja yang

optimal dan mampu mendayagunakan potensi sumber daya manusia yang dimiliki

oleh setiap karyawan guna mencapai tujuan organisasi, sehingga akan

memberikan kontribusi positif bagi perkembangan organisasi. Selain itu,

organisasi perlu memperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi

komunikasi dan motivasi karyawan, dalam hai ini diperlukan adanya peran

organisasi dalam meningkatkan komunikasi dan motivasi karyawan.

Komunikasi adalah faktor yang paling mendorong suksesnya organisasi

karena hampir semua kegiatan organisasi menggunakan komunikasi. Tujuan

komunikasi dalam suatu organisasi adalah untuk mencapai kesejahteraan

organisasi dengan cara menyusun rencana untuk mencapai tujuan organisasi,

mengarahkan dan memotivasi karyawan. Menurut Koontz, O’Donnel dan

Weihrich dalam Kadarman,et.al., (2001:148) komunikasi adalah penyampaian

informasi dari pengirim kepada penerima dan informasi itu dapat dipahami oleh si

penerima.

Dalam suatu organisasi penting melakukan komunikasi. Menurut Bangun,

(2008:157) kesalahan dalam penyampaian pesan dapat mengakibatkan kesalahan

dalam melaksanakan pekerjaan sehingga tidak tercapai tujuan yang ingin dicapai.

Oleh karena itu, penting sekali kualitas komunikasi ditingkatkan agar kesalahan

(13)

2

2

Salah satu tujuan komunikasi yaitu memotivasi karyawan, sehingga

motivasi juga merupakan faktor yang mendorong suksesnya organisasi. Motivasi

pada suatu organisasi bertujuan untuk mendorong semangat kerja para karyawan

agar mau bekerja keras dengan cara menyalurkan semua bakat, baik kemampuan

maupun keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing karyawan untuk

mewujudkan tujuan organisasi. Menurut Supardi dan Anwar, (2002:47) motivasi

adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu

untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat penting bagi

tinggi-rendahnya produktivitas perusahaan. Tanpa adanya motivasi dari para karyawan

atau pekerja untuk bekerja sama bagi kepentingan perusahaan maka tujuan yang

telah ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya apabila terdapat motivasi yang

besar dari para karyawan maka hal tersebut merupakan suatu jaminan atas

keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. (Gitosudarmo dan Mulyono,

2001:175).

Dengan adanya komunikasi dan motivasi yang efektif dan efisien pada

suatu organisasi, maka kinerja karyawan akan meningkat sehingga tujuan

organisasi juga akan tercapai. Begitu pula pada PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) bagian Hukum menggunakan komunikasi dan motivasi yang bagus

tetapi belum ideal, karena masih terjadi perbedaan pemahaman antarkaryawan,

adanya pedagang yang masuk ke ruangan untuk menawarkan produk, kurangnya

fasilitas yang disediakan. Sehingga mengakibatkan kinerja karyawan kurang

(14)

Dalam kaitannya dengan kinerja karyawan, hal tersebut tentunya harus

dibenahi agar pimpinan dan karyawan pada bagian Hukum PT. Perkebunan

Nusantara III (Persero) dapat menghasilkan kinerja yang optimal. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui bagaimana komunikasi dan motivasi yang diterapkan

untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam suatu organisasi. Penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi organisasi dalam menerapkan

komunikasi dan motivasi karyawan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diajukan sebuah

penelitian dengan judul “Peranan Komunikasi dan Motivasi terhadap Peningkatan

Kinerja bagian Hukum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Sei Batanghari

Medan” dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah peranan

komunikasi dan motivasi terhadap peningkatan kinerja pada bagian Hukum PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) Sei Batanghari Medan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan komunikasi

dan motivasi terhadap peningkatan kinerja karyawan pada bagian Hukum PT.

(15)

4

4 D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan penulis tentang komunikasi dan motivasi

terhadap peningkatan kinerja karyawan sehingga memperkaya wawasan

ilmiah.

2. Bagi Organisasi

Dapat menjadi pertimbangan bagi organisasi yang menghadapi masalah

serupa.

3. Bagi Pihak Lain

Dapat menjadi tambahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian yang dilakukan di bagian Hukum PT. Perkebunan

Nusantara III (Persero) pada Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Tabel 1.1

Table 1.1 Sistematika Penelitian

No. Kegiatan Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Konsultasi 2 Pengumpulan

Data/MAGANG 3 Penulisan

Laporan

Sumber : Penulis, (2014)

Dalam kegiatan pengumpulan data, dilakukan magang selama 5 minggu

mulai tanggal 24 Februari sampai dengan 28 Maret 2014 di bagian Hukum PT.

(16)

F. Sistematika Pembahasan

Penulisan ini disajikan dalam beberapa bab dengan sistematika

pembahasan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini, berisi tentang uraian singkat mengenai latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penelitian,

dan sistematika pembahasan.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Dalam bab ini, berisi tentang sejarah singkat PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan, struktur organisasi, job description,

jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, dan rencana kegiatan.

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini, berisi tentang tempat dan waktu penelitian, serta peranan

komunikasi dan motivasi terhadap peningkatan kinerja karyawan pada bagian

Hukum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Sei Batanghari Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini, berisi tentang kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian yang

dilakukan pada bagian Hukum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Sei

Batanghari Medan, dan saran pada bagian Hukum PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) Sei Batanghari Medan, serta daftar pustaka yang mencantumkan semua

(17)

6 BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), selanjutnya disebut PTPN III atau

perusahaan, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak

dalam bidang usaha Agro Bisnis dan Agro Industri Kelapa Sawit dan Karet.

PTPN III merupakan hasil peleburan dari PT. Perkebunan III, IV, dan V sesuai

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari

1996.

Perusahaan didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 dengan dasar hukum

pendirian merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 tahun 1996. Hingga saat

ini, Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,

terakhir dengan Akta No. 7 tanggal 15 Oktober 2012 dari Nanda Fauz Iwan, SH,

MKn. Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem

Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia No. AHU-54923.AH.01.02 tahun 2012 tanggal 24 Oktober

2012.

Visi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan

melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.

Misi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara

(18)

2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

3. Memberlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya

secara optimal.

4. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi

para investor.

5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan

komunitas.

7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

Tujuan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan

Perusahaan adalah melakukan usaha di bidang agrobisnis dan agroindustri, serta

optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perusahaan untuk menghasilkan barang

dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat.

B. Struktur Organisasi

Dengan adanya struktur organisasi, maka pembagian tugas dalam

perusahaan dapat disesuaikan dengan struktur yang ada. Fungsi struktur organisasi

adalah untuk menentukan aktivitas-aktivitas dan memberikan wewenang kepada

masing-masing bagian untuk melaksanakan tugasnya dan melaksanakan tanggung

jawab terhadap masing-masing perusahaan.

Struktur organisasi dapat mencegah terjadinya penyimpangan yang akan

terjadi di dalam menyelesaika tugas dan tanggung jawab. Melalui struktur

(19)

8

8

Sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat terwujud melalui kerja sama dengan

koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Struktur

organisasi bagian Hukum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dapat dilihat

pada Gambar 2.1

Struktur Organisasi bagian Hukum

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) bagian Hukum (2013) Gambar 2.1 Struktur Organisasi bagian Hukum

Kepala Bagian : Marisi Butar-Butar

Kepala Urusan Hukum : Fahri Hidayat, SH., SpN

Kepala Urusan Pertanahan : Elvin Ginting, S. Sos

Kepala Urusan Keamanan : Drs. Agus Sidauruk

(20)

Staf Urusan Kepatuhan : Hendra Kusuma, SH

Staf Urusan Perizinan : Wawan Fahrizal Lubis, SH

Staf Urusan Lingkungan : Imanual K.C. Hakim, SH

Staf Urusan Pertanahan : Khairul Anwar, SH

Staf Urusan Keamanan : Junaidi Sunardi

C. Job Description

Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit pada bagian Hukum PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang terdiri dari :

1. Kepala Bagian Hukum

a. Mengawasi dan memastikan legalisasi terhadap surat perjanjian telah

terlaksana sesuai dengan prosedur dan peraturan hukum yang berlaku.

b. Mengawasi dan memastikan inventarisasi peraturan perundang-undangan

telah terlaksana dengan baik.

c. Mengawasi dan memastikan terpenuhinya kebutuhan bantuan hukum

untuk kepentingan perusahaan.

d. Mengawasi dan memastikan tepat waktunya pengurusan perizinan di

tingkat perusahaan.

e. Berupaya menumbuhkan kesadaran hukum melalui dilakukannya

sosialisasi kepada seluruh Karyawan Pimpinan di

Bagian/DM/Kebun/Unit.

f. Membantu pelaksanaan kajian rencana jangka panjang perusahaan dari

(21)

10

10

g. Mendampingi konsultan hukum dalam melaksanakan aktivitasnya di

perusahaan.

h. Menjamin terlaksananya program Transformasi Bisnis di PTPN-III.

i. Menjamin SMPN3 dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh seluruh

jajarannya.

j. Menjamin bahwa seluruh kegiatan sudah menerapkan Manajemen

Risiko.

k. Melaksanakan tugas sesuai IK, SI, SE, dan PKB.

l. Melaksanakan dan mematuhi GCG Code of Conduct di semua lini.

2. Kepala Urusan Hukum Perusahaan dan Perizinan

a. Memonitor hasil inventarisasi permasalahan hukum yang sedang

dihadapi Perusahaan baik di tingkat Kepolisian, Kejaksaan, maupun

Pengadilan.

b. Mengkoordinir dan memantau pendampingan Hukum kepada karyawan

PT. Perkebunan Nusantara III yang sedang dalam proses Hukum di

Kepolisian, Kejaksaan, maupun Pengadilan.

c. Mengevaluasi pemeriksaan legalisasi surat perjanjian sehingga sesuai

dengan prosedur dan peraturan hukum yang berlaku.

d. Memeriksa kompilasi dan inventarisasi peraturan perundang-undangan

yang berkaitan dengan seluruh aspek kegiatan operasional perusahaan.

e. Mengevaluasi tugas-tugas rutin dalam hal penilaian aspek hukum proses

(22)

f. Mengkoordinir dan menganalisa saran-saran atau kajian atas rencana

jangka panjang perusahaan ditinjau dari aspek hukum dan

perundang-undangan.

g. Memeriksa data yang terkait dengan perizinan dari Bagian, Distrik

Manajer dan Kebun/Unit.

h. Memeriksa pengajuan permohonan izin prinsip dan taksasi biaya

perpanjangan perizinan ke Direksi.

i. Memantau dan mengawasi pengurusan perizinan di Pemerintah Kota

Medan, Tingkat Propinsi dan Tingkat Pusat.

j. Memantau dan mengawasi seluruh kegiatan yang terkait dengan

Pengelolaan Lingkungan Hidup agar sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

k. Melakukan evaluasi terhadap Pemenuhan Kepatuhan

Perundang-Undangan yang terkait dengan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

l. Memantau dan mengawasi pelaksanaan identifikasi awal / tinjauan

lapangan terhadap setiap permasalahan hukum baik yang disampaikan

maupun yang diketahui dari berita di surat kabar.

m. Memantau pemberian bantuan / pendampingan hukum yang dilakukan

Staf Urusan Hukum terhadap masalah Lingkungan Hidup sebelum

adanya Proses Penyelidikan (Polri, Kejaksaan, PPNS).

n. Menjamin terlaksananya program Transformasi Bisnis di PTPN-III.

o. Menjamin SMPN3 dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh seluruh

(23)

12

12

p. Menjamin bahwa seluruh kegiatan sudah menerapkan Manajemen

Risiko.

q. Melaksanakan tugas sesuai IK, SI, SE, dan PKB.

r. Melaksanakan dan mematuhi GCG Code of Conduct di semua lini.

3. Kepala Urusan Pertanahan

a. Mengkoordinir dan mengelola Administrasi dan Dokumentasi surat-surat

masalah pertanahan secara Up to Date dan berkesinambungan.

b. Mengkoordinir pelaksanaan pengadaan tanah dan penerbitan hak-hak

atas tanah.

c. Melakukan pengawasan terhadap penanganan permasalahan pertanahan

dengan Instansi terkait maupun pihak ketiga lainnya.

d. Memantau dan melakukan pengawasan terhadap proses penerbitan

Sertifikat HGU dan HGB sebagai asset milik Perusahaan.

e. Memeriksa susunan pedoman RKAP, RJP, Laporan Bulanan, Triwulan,

Semester dan Tahunan bidang pertanahan yang dibuat staf urusan.

f. Memeriksa rencana program kerja di bidang Pertanahan dan Rencana

Strategi (Renstra) untuk penanganan masalah pertanahan.

g. Melakukan Evaluasi terhadap Analisa pelaksanaan peraturan di bidang

Pertanahan serta melakukan urusan Dokumentasi dalam rangka tertib

Administrasi di bidang Agraria.

h. Koordinasi dengan Bagian yang terkait baik secara internal maupun

eksternal dalam menangani perkara-perkara pertanahan di dalam dan di

(24)

i. Memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Bagian dalam

langkah pelepasan Asset Perusahaan kepada Pemerintah maupun pihak

ketiga lainnya sesuai prosedur yang berlaku.

j. Memantau persiapan penerbitan surat-surat Edaran, Instruksi dan

ketentuan-ketentuan perusahaan yang berhubunhan dengan Pertanahan.

k. Menjamin terlaksananya program Transformasi Bisnis di PTPN-III.

l. Menjamin SMPN3 dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh seluruh

jajarannya.

m. Menjamin bahwa seluruh kegiatan sudah menerapkan Manajemen

Risiko.

n. Melaksanakan tugas sesuai IK, SI, SE, dan PKB.

o. Melaksanakan dan mematuhi GCG Code of Conduct di semua lini.

4. Kepala Urusan Keamanan

a. Mengevaluasi pelaksanaan kebijakan sistem keamanan di Kebun/Unit

maupun Kantor Direksi.

b. Mengevaluasi program pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya

manusia dalam bidang keamanan secara bertahap dan berkelanjutan.

c. Mengevaluasi biaya keamanan internal dan eksternal Kantor Direksi,

Distrik, Kebun/Unit.

d. Memeriksa draf RKAP urusan keamanan yang dibuat staf urusan

(25)

14

14

e. Mengevaluasi tindak lanjut laporan permasalahan yang ada di

Kebun/Unit yang berkaitan dengan pengamanan dengan berkordinasi

dengan pihak Polri dan TNI setempat.

f. Mengevaluasi laporan bulanan yang mencakup kerugian akibat

pencurian, biaya keamanan dan korban tindak kekerasan.

g. Mengevaluasi tindak lanjut kebutuhan dan jumlah tenaga pengamanan di

Kantor Direksi, Distrik, Kebun/Unit.

h. Menjamin terciptanya hubungan dan kerja sama yang baik serta

berkordinasi dengan perwira keamanan, aparat keamanan, masyarakat

dan instansi terkait lainnya yang berhubungan dengan keamanan.

i. Mengevaluasi kebijakan-kebijakan sebagai usaha peningkatan situasi

keamanan dan ketertiban perusahaan dalam jangka pendek maupun

panjang.

j. Menjamin terlaksananya program Transformasi Bisnis di PTPN-III.

k. Menjamin SMPN3 dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh seluruh

jajarannya.

l. Menjamin bahwa seluruh kegiatan sudah menerapkan Manajemen

Risiko.

m. Melaksanakan tugas sesuai IK, SI, SE, dan PKB.

n. Melaksanakan dan mematuhi GCG Code of Conduct di semua lini.

5. Staf Urusan Hukum

a. Melakukan inventarisasi permasalahan hukum yang sedang dihadapi

(26)

b. Melakukan pendampingan Hukum kepada karyawan PT. Perkebunan

Nusantara III yang sedang dalam proses Hukum di Kepolisian,

Kejaksaan, maupun Pengadilan.

c. Memberikan pendapat Hukum Due Diligencedan Legal Opinian atas

Permasalahan Hukum yang terjadi di perusahaan.

d. Melaksanakan tugas-tugas rutin di bidang Hukum dan membantu

pelaksanaan kajian posisi Perusahaan saat ini dan akan datang.

e. Menjamin terlaksananya program Transformasi Bisnis di PTPN-III.

f. Menjamin SMPN3 dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh seluruh

jajarannya.

g. Menjamin bahwa seluruh kegiatan sudah menerapkan Manajemen

Risiko.

h. Melaksanakan tugas sesuai IK, SI, SE dan PKB.

i. Melaksanakan dan mematuhi GCG dan Code of Conduct di semua lini.

6. Staf Urusan Kepatuhan

a. Melakukan pemeriksaan terhadap legalisasi surat perjanjian sehingga

terlaksana sesuai dengan prosedur dan peraturan hukum yang berlaku.

b. Melakukan kompilasi dan inventarisasi peraturan perundang-undangan.

c. Melaksanakan tugas-tugas rutin dalam hal penilaian aspek hukum proses

pelelangan.

d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi sistem manajemen PTPN III.

(27)

16

16

f. Mendampingi konsultan hukum dalam melaksanakan aktivitas

perusahaan.

g. Membantu pelaksanaan kajian posisi perusahaan pada masa kini dan

masa yang akan datang.

h. Menjamin terlaksananya program Transformasi Bisnis di PTPN-III.

i. Menjamin SMPN3 dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh seluruh

jajarannya.

j. Menjamin bahwa seluruh kegiatan sudah menerapkan Manajemen

Risiko.

k. Melaksanakan tugas sesuai IK, SI, SE dan PKB.

l. Melaksanakan dan mematuhi GCG dan Code of Conduct di semua lini.

7. Staf Urusan Perizinan

a. Mengumpulkan data yang terkait dengan perizinan dari Bagian, Distrik

Manager dan Kebun/Unit.

b. Melakukan pengajuan permohonan izin prinsip dan taksasi biaya

perpanjangan izin ke Direksi.

c. Melakukan pengurusan perizinan di Pemerintah Kota Medan, Tingkat

Propinsi dan Tingkat Pusat.

d. Mengkompilasi Peraturan Daerah yang sesuai dengan kegiatan usaha

perusahaan.

e. Menjamin terlaksananya program Transformasi Bisnis di PTPN-III.

f. Menjamin SMPN3 dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh seluruh

(28)

g. Menjamin bahwa seluruh kegiatan sudah menerapkan Manajemen

Risiko.

h. Melaksanakan tugas sesuai IK, SI, SE dan PKB.

i. Melaksanakan dan mematuhi GCG dan Code of Conduct di semua lini.

8. Staf Urusan Lingkungan

a. Melakukan inventarisasi terhadap peraturan perundang-undangan

yang mengatur tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

b. Melakukan monitoring terhadap proses kegiatan yang terkait dengan

Pengelolaan Lingkungan Hidup agar sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

c. Membuat laporan terhadap hasil monitoring dan laporan hasil evaluasi

yang dilakukan.

d. Melakukan evaluasi terhadap Pemenuhan Kepatuhan

Perundangan-Undangan yang terkait dengan Pengelolaan Lingkungan

Hidup.

e. Melakukan peninjauan lapangan dalam rangka identifikasi awal

terhadap setiap permasalahan hukum baik yang disampaikan maupun

yang diketahui dari berita di surat kabar.

f. Memberikan pendapat hukum yang terkait dengan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

g. Melakukan bantuan / pendampingan hukum terhadap masalah

Lingkungan Hidup sebelum adanya Proses Penyelidikan (Polri,

(29)

18

18

h. Melakukan sosialisasi Peraturan yang mengatur tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

i. Menjamin terlaksananya program Transformasi Bisnis di PTPN-III.

j. Menjamin SMPN3 dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh seluruh

jajarannya.

k. Menjamin bahwa seluruh kegiatan sudah menerapkan Manajemen

Risiko.

l. Melaksanakan tugas sesuai IK, SI, SE dan PKB.

m. Melaksanakan dan mematuhi GCG dan Code of Conduct di semua lini.

9. Staf Urusan Pertanahan

a. Mengelola Administrasi dan Dokumentasi surat-surat masalah

pertanahan secara Up to Date dan berkesinambungan Urusan

Pertanahan.

b. Mengurus pengadaan tanah dan penerbitan hak-hak atas tanah.

c. Mengurus penanganan permasalahan pertanahan dengan Instansi terkait

maupun pihak ketiga lainnya.

d. Mengurus dan bertanggung jawab dalam proses penerbitan Sertifikat

HGU dan HGB sebagai asset milik Perusahaan.

e. Menyusun dan membuat pedoman RKAP, RJP, Laporan Bulanan,

Triwulan, Semester dan Tahunan.

f. Menghimpun dan mengelola data serta menyusun rencana program kerja

(30)

g. Menghimpun peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan

bidang Pertanahan.

h. Melakukan Analisa terhadap pelaksanaan peraturan di bidang Pertanahan

serta melakukan urusan Dokumentasi dalam rangka tertib Administrasi

di bidang Agraria.

i. Menciptakan suatu Rencana Strategi (Renstra) untuk penanganan

masalah pertanahan.

j. Melakukan koordinasi dengan Instansi terkait maupun Pihak Ketiga

lainnya dalam menempuh proses penyelesaian masalah-masalah

penggarapan tanah.

k. Bersama-sama dengan Bagian yang terkait baik secara internal maupun

eksternal dalam menangani perkara-perkara pertanahan di dalam dan di

luar peradilan.

l. Memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Urusan

dan mengurus pelepasan Asset Perusahaan kepada Pemerintah maupun

pihak ketiga lainnya sesuai prosedur yang berlaku.

m. Mempersiapkan penerbitan surat-surat Edaran, Instruksi dan ketentuan-

ketentuan perusahaan yang berhubungan dengan Pertanahan.

n. Menjamin terlaksananya program Transformasi Bisnis di PTPN-III.

o. Menjamin SMPN3 dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh seluruh

jajarannya.

p. Menjamin bahwa seluruh kegiatan sudah menerapkan Manajemen

(31)

20

20

q. Melaksanakan tugas sesuai IK, SI, SE dan PKB.

r. Melaksanakan dan mematuhi GCG dan Code of Conduct di semua lini.

10. Staf Urusan Keamanan

a. Membuat draf RKAP urusan keamanan untuk ditetapkan sebagai RKAP

perusahaan.

b. Menindaklanjuti laporan permasalahan yang ada di Kebun/Unit

yang berkaitan dengan pengamanan serta berkordinasi dengan pihak

Polri dan TNI setempat.

c. Membuat laporan bulanan yang mencakup kerugian akibat pencurian,

biaya kemanan dan korban tindak kekerasan.

d. Menindaklanjuti kebutuhan dan jumlah pengamanan di Kantor Direksi,

Distrik, Kebun/Unit.

e. Menciptakan hubungan dan kerja sama yang baik serta berkordinasi

dengan aparat keamanan, masyarakat dan instansi terkait lainnya yang

berhubungan dengan keamanan.

f. Melaksanakan usaha-usaha untuk meningkatkan situasi keamanan dan

ketertiban dalam jangka pendek maupun panjang berdasarkan dengan

kebijakan yang ditetapkan perusahaan.

g. Melaksanakan Pembinaan personil pengamanan dan admi pengamanan.

h. Melakukan koordinasi dengan personil keamanan internal dan eksternal

perusahaan.

i. Memantau pelaksanaan tugas-tugas karyawan dilingkup urusan

(32)

j. Menjamin terlaksananya program Transformasi Bisnis di PTPN-III.

k. Menjamin SMPN3 dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh seluruh

jajarannya.

l. Menjamin bahwa seluruh kegiatan sudah menerapkan Manajemen

Risiko.

m. Melaksanakan tugas sesuai IK, SI, SE dan PKB.

n. Melaksanakan dan mematuhi GCG dan Code of Conduct di semua lini.

D. Jaringan Kegiatan

PTPN III adalah salah satu dari 14 BUMN Perkebunan yang bergerak

dalam bidang perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan.

Perusahaan memiliki 11 (sebelas) pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah

sebesar 555 ton tandan buah segar per jam dan 8 (delapan) pabrik karet dengan

kapasitas olah sebesar 200 ton karet kering per hari. Produk utamanya antara lain

Minyak Kelapa Sawit (CPO), Inti Kelapa Sawit (Kernel) dan Karet. Kegiatan

perusahaan antara lain mencakup budi daya dan pengolahan tanaman kelapa sawit

dan karet.

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Selain kegiatan usaha Agro Industri dan Agro Bisnis Kelapa Sawit serta

Karet, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) juga melakukan kegiatan-kegiatan

yang lain, seperti bakti sosial donor darah SPBUN, 50 karyawan berangkat

umroh ke tanah suci, meresmikan pengerasan jalan Dua Nagori, yaitu Nagori

(33)

22

22 F. Rencana Kegiatan

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) juga mengupayakan

kegiatan-kegiatan lain seperti pengusahaan budi daya tanaman meliputi pembukaan dan

pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman serta pemeliharaan dan pemungutan

hasil tanaman, proses produksi hasil tanaman menjadi barang setengah jadi atau

barang jadi serta produk turunannya, menyelenggarakan kegiatan perdagangan

serta pemasaran berbagai hasil produksi serta pengembangan usaha bidang

(34)

BAB III PEMBAHASAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bagian Hukum PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan. Dalam kegiatan pengumpulan data,

dilakukan magang selama 5 minggu mulai tanggal 24 Februari sampai dengan 28

Maret 2014 di bagian Hukum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

Konsultasi kepada dosen mengenai Tugas Akhir dilakukan selama 6

minggu yaitu dari minggu ketiga pada Bulan April hingga minggu keempat Bulan

Mei. Pengumpulan data sekaligus magang pada PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) dilakukan pada minggu keempat Bulan Februari hingga minggu

keempat Bulan Maret. Dan penulisan laporan Tugas Akhir dilakukan pada minggu

pertama pada Bulan Mei hingga minggu keempat Bulan Mei.

B. Pengertian Komunikasi

Menurut Webster dalam Thoha, (2007:170-171) istilah komunikasi berasal

dari istilah Latin Communicare, bentuk past participle dari communicatio dan

communicatus yang artinya suatu alat untuk berkomunikasi terutama suatu sistem

penyampaian dan penerimaan berita, seperti misalnya telepon, telegraf, radio, dan

lain sebagainya. Selain itu, komunikasi adalah suatu proses penyampaian, atau

pemberitahuan dan penerimaan suatu keterangan, tanda atau kabar lewat

pembicaraan, gerakan, tulisan, dan lain-lainnya. Komunikasi adalah proses

(35)

24

24

Menurut Bangun (2008:153-154) komunikasi tertulis (written

communication) merupakan salah satu bentuk penyampaian pesan melalui

berbagai bentuk surat, memo, laporan berkala organisasi, pengumuman di buletin,

dan alat lain yang digunakan untuk mengirimkannya melalui kata-kata atau

simbol tertulis. Komunikasi lisan (oral communication) adalah bentuk komunikasi

dalam penyampaian pesan dilakukan secara lisan.Komunikasi nonverbal adalah

komunikasi yang dilakukan dalam menyampaikan pesan dapat dilakukan dengan

menggunakan isyarat-isyarat tertentu yang dapat dipahami oleh penerima pesan.

Menurut Gitosudarmo dan Mulyono (2001:196) keberhasilan di dalam

berkomunikasi ini merupakan faktor penentu bagi keberhasilan organisasi dalam

mencapai tujuannya. Dengan komunikasi yang baik maka bawahan akan dapat

menangkap dengan baik pula apa yang ditugaskan kepadanya, sehingga hal ini

merupakan titik pangkal dari keberhasilannya untuk menyelesaikan

tugas-tugasnya, sebaliknya ketidakberhasilan dalam mengkomunikasikan suatu hal

kepada bawahan (anggota kelompok) maka akan merupakan awal kegagalan dari

penyelesaian tugas-tugas bawahan tersebut.

C. Unsur-Unsur Komunikasi

Menurut Gitosudarmo dan Mulyono (2001:199-202) unsur-unsur

komunikasi antara lain; komunikator atau pengirim, pesan (message), perumusan

ide atau konsep (encoding), media atau perantara, penangkapan pesan (decoding),

penerima pesan / sandi (komunikan), noise atau gangguan komunikasi, umpan

(36)

1. Komunikator atau pengirim

Komunikator adalah orang atau pihak yang melakukan komunikasi dan

memberikan pesan-pesan ataupun berita serta perintah-perintah kepada orang

lain atau pihak lain.

2. Pesan (message)

Pesan adalah suatu yang akan disampaikan oleh komunikator kepada orang

lain atau komunikan.

3. Perumusan ide atau konsep (encoding)

Ide atau konsep yang akan disampaikan kepada orang lain (komunikan),

haruslah dirumuskan terlebih dahulu agar dapat ditangkap oleh komunikan

dengan baik.

4. Media atau perantara

Media atau perantara adalah sarana yang digunakan dalam penyampaian

pesan.

5. Penangkapan pesan (decoding)

Penangkapan pesan merupakan proses untuk menerima pesan yang

dikirimkan.

6. Penerima pesan / sandi (komunikan)

Komunikan adalah orang atau pihak yang menerima pesan atau message yang

(37)

26

26

7. Noise atau gangguan komunikasi

Dalam pelaksanaan komunikasi akan selalu mengalami hal-hal yang dapat

mengganggu berlangsungnya proses komunikasi tersebut. Noise bisa terjadi

pada tahap encoding, decoding, ataupun pada media yang dipergunakan.

8. Umpan balik (feed back)

Umpan balik merupakan arus balik dari komunikasi yaitu yang berupa

komunikasi dari komunikan kepada komunikator atas tanggapan yang

diterima oleh komunikan terhadap ide atau pesan yang telah ditangkapnya.

Agar kinerja pada bagian Hukum PT. Perkebunan Nusantara III dapat

meningkat, maka komunikasi yang dilakukan harus menghasilkan umpan balik

yang efektif. Umpan balik yang efektif dapat berupa kepercayaan, petunjuk yang

rinci, memperlancar pekerjaan, kesamaan pemahaman, dan tepat waktu.

D. Aliran Komunikasi

Menurut Gitosudarmo dan Mulyono (2001:209-210) ada lima aliran

komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu ke bawah, ke atas, horizontal, diagonal,

dan melingkar. Kelima aliran komunikasi ini mempunyai aliran yang

berbeda-beda.

1. Komunikasi ke bawah (downward communication)

Merupakan komunikasi yang mengalir dari seseorang / individu dari tingkat

atas kepada individu di hierarki tingkat bawah dalam sebuah organisasi.

Bentuk komunikasi ke bawah yang paling sering muncul: intruksi kerja,

memo resmi, buku pedoman, surat tugas dan sebagainya. Bawahan / individu

(38)

2. Komunikasi ke atas (upward communication)

Merupakan komunikasi yang mengalir dari seseorang / individu dari tingkat

bawah ke tingkat atas dalam sebuah organisasi. Komunikasi yang biasa

digunakan seperti penggunaan kotak saran, pertemuan kelompok, dan

prosedur keluhan.

3. Komunikasi horizontal (horizontal communication)

Merupakan komunikasi yang mengalir dari seseorang / individu ke individu

lain yang setingkat / selevel hierarki jabatannya, seperti misal kepada

departemen pemasaran berkomunikasi dengan kepala departemen produksi.

4. Komunikasi diagonal (diagonal communication)

Komunikasi model ini jarang digunakan dalam organisasi karena model

komunikasi ini menggunakan saluran lain, hal ini dipakai apabila tidak

berfungsinya atau tidak mampunya saluran komunikasi yang ada. Sebagai

misal, pengawas keuangan pada perusahaan, maka salah satu tugasnya

mungkin mengharuskan anak buah bagian keuangan menyampaikan laporan

khusus secara langsung kepada pengawas keuangan itu.

5. Komunikasi melingkar (circular communication)

Merupakan komunikasi yang mengalir di seluruh aliran komunikasi yang ada.

Jalur komunikasi ini menggunakan jalur komunikasi ke bawah, komunikasi

ke atas, komunikasi menyamping / horizontal, dan komunikasi diagonal.

Berdasarkan aliran komunikasi di atas, maka dapat diambil kesimpulan

(39)

28

28

bagian Hukum adalah aliran komunikasi ke bawah, aliran komunikasi ke atas, dan

aliran komunikasi menyamping.

Aliran komunikasi ke bawah pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

bagian Hukum, yaitu aliran komunikasi yang diterapkan atasan terhadap

bawahannya yang meliputi :

1. Memberikan panutan yang baik dalam tindakan dan komunikasi.

2. Membangun komunikasi yang terbuka dan konstruktif dengan bawahannya.

3. Dalam mengambil kebijakan selalu berusaha melaksanakan koordinasi dan

hubungan kerjasama (teamwork) yang harmonis.

4. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan diri.

5. Mematuhi dan menghormati kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian

Kerja Bersama (PKB).

6. Patuh dan konsekuen terhadap hukum dan kebijakan (policy) yang sudah

ditetapkan.

7. Menilai kinerja bawahan secara objektif berdasarkan kriteria yang jelas.

8. Tidak memanfaatkan posisi atau jabatan untuk kepentingan pribadi,

kelompok, atau pihak lain.

Aliran komunikasi ke atas pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

bagian Hukum, yaitu aliran komunikasi yang dilakukan bawahan terhadap

atasannya yang meliputi :

1. Bersikap hormat dan santun kepada atasan dan loyal kepada perusahaan

(40)

2. Selalu kreatif dan berani mengambil inisiatif, memberikan dukungan,

terutama dalam menghadapi permasalahan yang timbul.

3. Berkomunikasi dengan atasan secara jujur, terbuka, dan beretika.

4. Patuh dan konsekuen terhadap hukum, kebijakan (policy), dan Standard

Operating Procedur (SOP) / Instruksi Kerja yang sudah ditetapkan.

5. Mematuhi dan menghormati tugas dan petunjuk atasan yang tidak

bertentangan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

6. Mematuhi dan menghormati kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian

Kerja Bersama (PKB).

Aliran komunikasi menyamping pada PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) bagian Hukum, yaitu aliran komunikasi yang dilakukan antar individu

yang selevel yang meliputi :

1. Tidak melakukan penekanan atau intimidasi terhadap sesama rekan kerja,

atasan atau bawahannya untuk kepentingan tertentu, baik pribadi atau

kepentingan pihak lain.

2. Tidak melakukan tindakan ataupun ucapan yang di dalamnya mengandung

unsur-unsur pelecehan terhadap suku, agama, ras, adat istiadat, dan hal-hal

lain yang bertentangan dengan norma-norma kesopanan dan kesusilaan

seperti penggunaan kata-kata kasar, merendahkan, dan tidak senonoh

terhadap sesama karyawan.

3. Memiliki sikap terbuka dan saling menghargai terhadap kemungkinan adanya

perbedaan pendapat (dissenting opinion) di dalam merumuskan suatu

(41)

30

30 E. Pengertian Motivasi

Menurut Bangun (2008:115) motivasi berasal dari kata motif (motive),

yang berarti dorongan. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang

mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan / kegiatan,

yang berlangsung secara sadar.

Siagian dalam Bangun, (2008:115) yang dimaksud dengan motivasi adalah

daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela

untuk mengarahkan kemampuan, dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga

dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung

jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan

berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Menurut Anoraga (2007:222) suatu motivasi individu dapat timbul dari

dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dapat timbul dari luar individu

(motivasi ekstrinsik). Dan keduanya mempunyai pengaruh terhadap perilaku dan

(42)

Teori Kepuasan

Teori ini menitikberatkan pada faktor-faktor dalam diri orang, yang

menggerakkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilaku. Yang

termasuk dalam kelompok teori ini adalah :

1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Dalam Anoraga (2007:222-223) Abraham Maslow penyusun teori ini,

menghipotesiskan bahwa dalam diri setiap manusia terdapat lima tingkatan

kebutuhan yaitu :

a. Kebutuhan fisiologis, termasuk lapar, haus, tempat berteduh, dan

kebutuhan badaniah lainnya.

b. Kebutuhan akan rasa aman, termasuk keamanan dan perlindungan

terhadap gangguan fisik serta emosional.

c. Kebutuhan sosial, termasuk kasih sayang, penerimaan oleh masyarakat,

keanggotaan kelompok, dan kesetiakawanan.

d. Kebutuhan penghargaan, termasuk harga diri, kemandirian, keberhasilan,

status, pengakuan, dan perhatian.

e. Kebutuhan akan aktualisasi diri, termasuk kemampuan berkembang,

kemampuan mencapai sesuatu, dan kemampuan mencukupi diri sendiri.

2. Teori Dua Faktor Herzberg

Dalam Tampubolon (2008:90-91) Herzberg mengembangkan teori Dua

Faktor tentang motivasi, di mana faktor yang membuat orang merasa puas

dan yang membuat tidak puas, yang juga dikenal sebagai teori higieni

(43)

32

32

Penelitian Herzberg melahirkan dua kesimpulan mengenai teori tersebut.

Pertama; ada serangkaian kondisi ekstrinsik, di mana keadaan pekerjaan dan

hygienic yang menyebabkan rasa tidak puas di antara para karyawan apabila

kondisi ini tidak ada maka hal ini tidak perlu memotivasi karyawan.

Sebaliknya, keadaan ini dapat membentuk kepuasan bagi karyawan.

Faktor-faktor itu meliputi :

a. Upah

b. Keamanan kerja

c. Kondisi kerja

d. Status

e. Prosedur perusahaan

f. Mutu dari supervisi teknis

g. Mutu dari hubungan interpersonal di antara teman sejawat, dengan atasan

dan dengan bawahan

Kedua; serangkaian kondisi intrinsik. Kepuasan pekerjaan yang apabila

terdapat dalam pekerjaan maka akan menggerakkan tingkat motivasi yang

kuat, yang dapat menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. Jika kondisi ini

tidak ada, maka tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan, yang

dinamakan pemuas atau motivator yang meliputi, antara lain :

a. Prestasi (achievement)

b. Pengakuan (recognition)

c. Tanggung jawab (responsibility)

(44)

e. Pekerjaan itu sendiri (the work it self)

f. Kemungkinan berkembang (the possibility of growth)

3. Teori ERG Alderfer

Dalam Anoraga (2007:223-224) menurut teori ini ada 3 (tiga) kebutuhan

pokok manusia yaitu: ERG (Existence, Relationees Needs, dan Growth

Needs).

Teori kebutuhan ERG mempunyai asumsi sebagai berikut :

a. Apabila kebutuhan keberadaan kurang terpenuhi, individu terdorong

untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

b. Apabila kebutuhan berhubungan dengan orang lain kurang terpenuhi

maka individu terdorong untuk memenuhi kebutuhan keberadaan.

c. Apabila kebutuhan akan pertumbuhan kurang terpenuhi maka makin

besar hasrat untuk memenuhi kebutuhan akan pertumbuhan tersebut.

4. Teori Kebutuhan McClelland

Dalam Bangun (2008:124-125) David McClelland telah memberikan

kontribusi bagi pemahaman motivasi dengan mengidentifikasi tiga macam

kebutuhan. Menurut McClelland mengklasifikasikan kebutuhan akan prestasi,

berkuasa, dan berafiliasi. Oleh sebab itu motivasi juga dibagi menjadi tiga,

yaitu motivasi berprestasi (need for achievement/nAch), motivasi berkuasa

(45)

34

34

a. Motivasi berprestasi

Motivasi berprestasi tercermin pada orientasinya pada dalam mencapai

tujuan organisasi. Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi, akan

menyukai pekerjaan yang menantang.

b. Motivasi berkuasa

Orang-orang seperti ini mempunyai hasrat untuk mempengaruhi dan

mengendalikan orang lain dalam organisasi dalam mencapai tujuannya.

c. Motivasi berafiliasi

Orang yang memiliki kebutuhan tinggi untuk berafiliasi biasanya senang

kasih sayang dan cenderung menghindari kekecewaan karena ditolak oleh

suatu kelompok sosial.

Teori Proses Motivasi

Menurut Tampubolon (2008:93) teori-teori proses motivasi antara lain,

Teori X dan Y dari McGregor, Teori Penentuan Sasaran (Goal Setting Theory),

Teori Keadilan (Equity Theory), dan Teori Pengharapan (Expectation Theory).

1. Teori X dan Y

Dalam Bangun (2008:123) teori X dan Y pertama sekali dikemukakan oleh

Douglas McGregor. Dalam teori ini akan dikemukakan dua pandangan

berbeda mengenai manusia, pada dasarnya yang satu adalah negatif yang

ditandai dengan teori X, dan yang lainnya adalah bersifat positif yang

(46)

Menurut teori X, ada empat asumsi yang dipegang manajer adalah sebagai

berikut :

a. Karyawan tidak menyukai kerja, dan bilamana dimungkinkan, akan

mencoba menghindarinya.

b. Karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka harus dipaksa, diawasi,

atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.

c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari pengarahan

formal bilamana dimungkinkan.

d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan di atas semua faktor lain yang

dikaitkan dengan kerja dan akan menunjukkan sedikit saja ambisi.

Berbeda dengan pandangan negatif mengenai sifat manusia, McGregor

menjadikan empat pandangan positif yang disebut teori Y :

a. Karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama

dengan istirahat atau bermain.

b. Orang-orang akan melakukan pengarahan diri dan pengawasan diri jika

mereka komit pada sasaran.

c. Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima, bahkan tanggung jawab.

d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

2. Teori penentuan sasaran

Dalam Solihin (2010:159-160) teori ini menjelaskan bahwa untuk

menstimulasi motivasi dan kinerja yang tinggi, maka tujuan yang ditetapkan

(47)

36

36

dimaksud dengan tujuan spesifik adalah tujuan yang jelas bahkan sebaiknya

dinyatakan secara kuantitatif untuk memudahkan evaluasi.

Tujuan yang sulit akan memaksa sumber daya manusia perusahaan untuk

lebih banyak memberikan input bagi organisasi agar mereka dapat

memperoleh hasil yang diinginkan.

3. Teori keadilan

Dalam Anoraga (2007:225-226) menurut teori ini perilaku individu

dipengaruhi oleh rasa keadilan dan ketidakadilan. Dalam menilai keadilan

tersebut individu akan memperhatikan faktor :

a. Input, yaitu sesuatu yang diserahkan individu dalam menyelenggarakan

tugas pekerjaannya, misalnya: pengetahuan, kecerdasan, keterampilan,

dan pengalaman.

b. Outcome, yaitu sesuatu yang diterima dari perusahaan sebagai imbalan

atas tugas yang diterima dari perusahaan sebagai tugas perumahan,

kesehatan, kondisi kerja.

c. Comparison person, yaitu kepada siapa karyawan membandingkan antara

input dan outcome.

4. Teori pengharapan

Dalam Bangun (2008:125-126) teori pengharapan pertama sekali

dikemukakan oleh Victor Vroom yang mengatakan bahwa motivasi seseorang

mengarah pada suatu tindakan yang bergantung pada kekuatan pengharapan

bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh hasil tertentu dan tergantung pada

(48)

Teori pengharapan mempunyai tiga komponen utama, antara lain :

a. Harapan hasil prestasi, yaitu suatu kesempatan yang diperkirakan terjadi

atas perilaku. Harapan ini akan berpengaruh pada keputusan mereka

tentang cara bertingkah laku.

b. Valensi, merupakan nilai positif atau negatif dari hasil perilaku tertentu.

Valensi merupakan prefensi pribadi individu.

c. Harapan prestasi usaha, yaitu harapan seseorang mengenai seberapa sulit

melaksanakan tugas dan berhasil dalam mempengaruhi keputusan tentang

tingkah laku.

Berdasarkan teori di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa teori motivasi

yang terkait pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) bagian Hukum adalah

teori dua faktor Herzberg, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor

intrinsik yang diterapkan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) pada bagian

Hukum seperti tanggung jawab, pengakuan, dan prestasi. Sedangkan faktor

ekstrinsik seperti gaji, tunjangan beras, tunjangan jabatan, tunjangan khusus,

tunjangan kompensasi, santunan dan bantuan sosial, biaya pelaksanaan tugas,

bonus, perawatan kesehatan dan pengobatan, keselamatan dan kesehatan kerja

(K3), jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga kerja, pembinaan keahlian dan

(49)

38

38

Faktor intrinsik yang diterapkan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

pada bagian Hukumyaitu :

1. Tanggung jawab

Setiap pekerjaan yang diberikan pimpinan kepada karyawan harus mampu

dikerjakan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan prosedur yang ada,

maka timbul rasa tanggung jawab para karyawan terhadap pekerjaannya

masing-masing.

2. Pengakuan

Karena pimpinan puas dengan kinerja karyawannya maka karyawan tersebut

merasa diakui tenaga dan pikirannya dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

3. Prestasi

Karena kinerja yang dihasilkan karyawan bagus, maka pimpinan akan

menghargai karyawan yang mampu bekerja dengan baik, sehingga karyawan

tersebut merasa berprestasi terhadap pekerjaannya.

Faktor ekstrinsik yang diterapkan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

pada bagian Hukum yaitu :

1. Gaji

a. Kepada karyawan diberikan gaji pokok menurut golongan sesuai dengan

skala gaji sebagaimana diatur dalam Peraturan Perusahaan.

b. Bagi karyawan dengan golongan terendah (Golongan IA/0) mengacu pada

sekurang-kurangnya 75% dari Upah Minimum Propinsi.

c. Kepada karyawan disamping gaji pokok, diberikan Tunjangan Tetap

(50)

d. Besarnya gaji untuk golongan terendah akan disesuaikan sejalan dengan

Penetapan Upah Minimum Propinsi.

2. Tunjangan beras

Di samping gaji karyawan diberikan, tunjangan beras yang besarnya

ditetapkan olah Perusahaan dengan perhitungan sebagai berikut :

a. Karyawan diberikan sebesar : 15 kg.

b. Istri / suami tidak bekerja : 9 kg.

c. Tiap anak (maksimal 3 orang) : 7,5 kg.

3. Tunjangan jabatan

Karyawan yang menduduki strata IV sampai dengan VII karena fungsi dan

statusnya kepadanya diberikan Tunjangan Jabatan.

4. Tunjangan khusus

Karyawan yang dalam tugasnya tidak terlibat langsung dalam kegiatan

produksi diberikan tunjangan khusus.

5. Tunjangan kompensasi

a. Bagi karyawan yang golongan dalam strata telah maksimum dapat

diberikan tambahan tunjangan.

b. Karyawan yang ditugaskan di areal pengembangan diberikan biaya

(51)

40

40

6. Santunan dan bantuan sosial

a. 1. Sewa rumah

Kepada karyawan yang tidak mendapat fasilitas perumahan dari

Perusahaan diberikan bantuan sewa rumah yang besarnya :

a. 50% dari gaji pokok (untuk karyawan Kantor Direksi).

b. 35% dari gaji pokok (untuk karyawan kebun/unit).

2. Air

15% dari sewa rumah (untuk semua karyawan).

3. Transport

35% dari gaji pokok (untuk karyawan Kantor Direksi).

4. Listrik

27% dari gaji pokok (untuk semua karyawan).

b. Santunan sosial diberikan kepada seluruh karyawan Masa Kerja Golongan

(MKG).

c. Karyawan suami istri yang bekerja, santunannya diberikan semua kecuali

sewa rumah diberikan kepada salah seorang yang golongannya lebih

tinggi.

d. 1. Bantuan perpanjangan SIM.

2. Sepeda motor karyawan tertentu untuk kendaraan dinas.

3. Bantuan bahan bakar dan pemeliharaan kendaraan dinas.

4. Pakaian dinas bagi karyawan 2 kali dalam 1 tahun.

5. Bantuan Anak Sekolah (BAS).

(52)

7. Perawatan kesehatan dan pengobatan

a. Kunjungan dokter.

b. Obat-obatan.

c. Tenaga medis.

8. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

a. Perlengkapan keselamatan kerja.

b. Pencegahan dan keselamatan kerja.

c. Makanan ekstra (extra vooding).

9. Jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga kerja

a. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).

b. Bantuan kematian.

c. Pembinaan rohani dan jasmani.

1. Keagamaan.

2. Bantuan olahraga dan hiburan di kebun/unit.

d. Keluarga berencana.

e. Tunjangan hari raya keagamaan.

f. Penghargaan masa pengabdian.

g. Santunan hari tua.

h. Program pensiun.

10. Pembinaan keahlian dan keterampilan

Pembinaan keahlian dan keterampilan seperti pelatihan dan pengembangan,

(53)

42

42

11. Pembebasan dari kewajiban untuk bekerja

Pembebasan dari kewajiban untuk bekerja meliputi hari libur / istirahat

mingguan, hari libur resmi, cuti tahunan, cuti panjang, cuti melahirkan, cuti

haid, dan izin meninggalkan pekerjaan dengan menerima gaji.

F. Pandangan Sistem Motivasi

Menurut Gitosudarmo dan Mulyono (2001:190) pandangan sistem

motivasi adalah seluruh unsur rangkaian atau sistem, kekuatan yang berkaitan

dengan para karyawan harus dipertimbangkan secara memadai sebelum diberikan

motivasi untuk memperbaiki perilaku karyawan.

Pandangan sistem motivasi terdiri dari tiga perangkat variabel yang

mempengaruhi motivasi dalam organisasi, yaitu :

1. Karakteristik individu

Menurut Kadarman, et.al. (2001:142) karakteristik individu adalah minat

(interest), sikap (attitude), dan kebutuhan (need) yang dibawa oleh seseorang

ke dalam situasi kerja.

2. Karakteristik pekerjaan

Menurut Kadarman, et.al. (2001:142) karakteristik pekerjaan adalah ciri-ciri

(attributes) dari tugas-tugas pegawai termasuk di dalamnya tanggung jawab,

ragam tugas, dan sejauh mana pekerjaan itu sendiri memberi kepuasan.

3. Karakteristik situasi kerja

Menurut Gitosudarmo dan Mulyono (2001:191) karakteristik situasi kerja

merupakan variabel-variabel suatu kondisi kerja yang akan mempengaruhi

(54)

Beberapa faktor yang dapat menimbulkan karakteristik situasi kerja antara

lain adalah peraturan personalia, pengaturan imbalan dan kultur organisasi,

kebijakan upah, kebijakan tunjangan karyawan seperti tunjangan hari tua,

cuti, pensiun dan sebagainya.

G. Proses Motivasi

Menurut Sunarto (2005:10-11) motivasi dimulai seseorang secara sadar

mengakui sebuah kebutuhan yang tidak terpuaskan. Kebutuhan menciptakan

sebuah tujuan dan tindakan yang diharapkan akan dapat menjadi sarana untuk

mencapai tujuan. Apabila tujuan tercapai, maka kebutuhan akan terpuaskan,

sehingga tindakan yang sama akan cenderung diulang apabila kebutuhan serupa

muncul.

1. Kebutuhan

Karyawan termotivasi oleh kebutuhan yang belum terpuaskan. Sejumlah

klasifikasi kebutuhan tertentu telah dihasilkan sebagai berikut :

a. Kebutuhan eksistensi

Kebutuhan untuk terus hidup dan memuaskan tuntutan fisik (makanan,

minuman, tempat perlindungan).

b. Sosial

Kebutuhan hubungan pertemanan dengan orang lain.

c. Pencapaian

Kebutuhan untuk merasakan adanya prestasi atas apa yang telah

(55)

44

44

d. Pengakuan

Kebutuhan untuk diakui atas apa yang telah dicapai.

e. Pertumbuhan

Kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas dan potensi seseorang dan

menjadi yakin akan kapabilitas untuk menjadi sesuatu.

f. Kekuasaan

Kebutuhan untuk mempengaruhi orang lain.

2. Tujuan dan harapan

a. Tujuan

Seseorang memiliki motivasi dan kinerja lebih tinggi apabila memiliki

tujuan yang jelas. Penetapan tujuan harus ditetapkan berdasarkan

persetujuan, dan pencapaiannya harus diikuti dengan pemberian petunjuk

dan nasihat. Umpan balik yang memasukkan pengakuan atas prestasi

sangat penting untuk mempertahankan motivasi.

b. Harapan

Kekuatan motivasi bergantung pada tingkat keyakinan karyawan bahwa

usaha-usaha akan menghasilkan imbalan yang layak, yang bisa

memuaskan kebutuhan. Kekuatan harapan didasarkan pada pengalaman

masa lalu.

Dengan adanya motivasi yang diterapkan pada PT. Perkebunan Nusantara

III (Persero) bagian Hukum, maka motivasi tersebut dapat meningkatkan kinerja

karyawannya sehingga tujuan perusahaan dapar tercapai. Maka motivasi yang

(56)

bagian Hukum adalah gaji, lingkungan yang nyaman, penghargaan, lingkungan

yang menyenangkan, dan adil.

H. Pengertian Kinerja

Menurut Arsyad (2003:83) manajemen kinerja membicarakan tentang

bagaimana peran evaluasi serta kontrol dan penilaian dalam mengelola suatu

kinerja yang erat hubungannya dengan pemberian apresiasi dan perhatian terhadap

imbalan baik moral maupun material. Penilaian, perhatian, dan evaluasi yang

terancang dengan baik dalam kaitannya dengan kinerja dalam mengelola suatu

organisasi atau institusi akan menjamin timbulnya perasaan aman dan adil di

kalangan pegawai atau karyawan.

Menurut Buhler (2007:206) umpan balik adalah komponen kunci dari

pengelolaan kinerja karyawan. Motivasi karyawan harus terus-menerus diberi

umpan balik. Informasi ini menunjukkan kepada mereka tentang kemajuan yang

mereka lakukan dalam mencapai tujuan-tujuan mereka.

Agar dapat mewujudkan tujuan pada bagian Hukum PT. Perkebunan

Nusantara III (Persero), maka kinerjanya juga harus meningkat. Faktor-faktor

yang mempengaruhi kinerja karyawan bagian Hukum PT. Perkebunan Nusantara

III (Persero) adalah percaya diri, pengetahuan, dukungan, teknologi, serta fasilitas

yang disediakan.

I. MetodePenelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2008:2).

(57)

46

46

mengklarifikasikannya selanjutnya menginterprestasikannya secara objektif

sehingga diperoleh informasi dan gambaran sebenarnya mengenai topik yang akan

dibahas.

J. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan

hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis

dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang

digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik

analisis statistik yang akan digunakan. (Sugiyono, 2008:63).

Paradigma Penelitian

[image:57.595.169.486.395.535.2]

Sumber : (Sugiyono, 2008:230) Gambar 3.1 Paradigma Penelitian K. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2008:115). Populasi

dalam penelitian ini adalah karyawan bagian Hukum PT. Perkebunan Nusantara

III (Persero).

Komunikasi (X1)

Motivasi (X2)

(58)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. (Sugiyono, 2008:116). Sampel dalam penelitian ini adalah

karyawan bagian Hukum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sebanyak 20

karyawan.

L. Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari responden. Data

ini meliputi jawaban atas pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner yang

diajukan kepada responden. Data sekunder adalah data yang dihasilkan dari pihak

lain, pada penelitian ini data sekunder diperoleh dengan cara studi pustaka dan

data diperoleh dari karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) bagian

Hukum. Sumber data dalam penelitian ini adalah semua karyawan bagian Hukum

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

M. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2008:199).

N. Metode Analisis Data

Berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian dapat dikelompokkan

menjadi metode penelitian eksperimen, survey dan naturalistik. (Sugiyono,

2008:8). Penelitian ini menggunakan metode survey, jenis penelitian kuantitatif

(59)

48

48

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaiman adanyaa tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi. (Sugiyono, 2008:206). Statistik deskriptif yang

digunakan adalah dengan metode crosstab program SPSS 18.00 for windows.

O. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah skala

likert. Menurut Sugiyono (2008:132) skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala likert.

Skala likert yang digunakan pada penelitian ini berupa :

Sangat Setuju Sekali (SSS) : diberi skor 5

Sangat Setuju (SS) : diberi skor 4

Setuju (S) : diberi skor 3

Kurang Setuju (KS) : diberi skor 2

Tidak Setuju (TS) : diberi skor 1

P. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini antara lain usia, jenis

(60)
[image:60.595.166.517.146.250.2]

a. Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 3.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuensi Persentase

1 26-35 tahun 9 45%

2 36-45 tahun 2 10%

3 ≥ 46 tahun 9 45%

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil pengolahan data primer, (2014)

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa responden berusia 26-35 tahun

berjumlah 9 responden (45%), responden berusia 36-45 tahun

berjumlah 2 responden (10%), dan responden berusia ≥ 46 tahun

berjumlah 9 responden (45%). Dari data tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa responden yang paling banyak adalah berusia

26-35 tahun dan ≥ 46 tahun yaitu berjumlah 9 responden (45%).

[image:60.595.164.518.471.559.2]

b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 3.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Perempuan 3 15%

2 Laki-laki 17 85%

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil pengolahan data primer, (2014)

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin

perempuan berjumlah 3 responden (15%), dan responden berjenis

kelamin laki-laki berjumlah 17 respond

Gambar

Table 1.1 Sistematika Penelitian
Gambar 2.1 Struktur Organisasi bagian Hukum
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
+4

Referensi

Dokumen terkait

12.00 WIB, Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara Tahun Anggaran 2012 telah mengadakan Rapat Pemberian

bahwa tidak ada perbedaan pengaruh circuit training dan high intensity interval training ( HIIT ) untuk peningkatan VO 2 Max pada pemain sepak bola. Berdasarkan

Namun masih banyak masyarakat yang belum mengerti bahakan tidak tahu mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit. Tujuan : untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien

Nomor surat dan kode surat yang dibatasi garis miring ditulis rapat tanpa spasi dan tidak diakhiri tanda titik atau..

Figure 7: The initial terrain points (black crosses) detected from the Gaussian decomposition method (performed over the whole waveform) and the new terrain points (blue

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta

Alat Penukar Kalor berfungsi untuk mengubah temperatur dan fasa suatu jenis fluida dengan memanfaatkan proses perpindahan panas dari fluida bersuhu tinggi menuju

Sahabat MQ/ Anggota Tim Independen Kasus Bank Century yang dibentuk PDI Perjuangan/ Gayus Lumbuun dan Eva Kusuma Sundari mengatakan/ Pengambil kebijakan atas