Terimakasih Kepada Yang
Terhormat :
Pembimbing :
Ibu Linna Ismawati,SE.,M.Si
Penguji :
•
Ibu Prof. Dr.Hj.Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si
SKRIPSI
PENGARUH ARUS KAS DAN TINGKAT PENGEMBALIAN AKTIVA
TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE 2006-2010
The Influence of Cash flow and Return On Asset on Stock Return in Automotive
Companies Listed in Indonesia Stock Exchange for 2006-2010
Disusun Oleh :
Cica Cahyati 21208013
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
Latar Belakang Penelitian
Laporan Arus Kas merupakan salah satu sumber informasi yang
juga dapat menjadi perhatian investor. Laporan Arus Kas dinilai
banyak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dan kondisi likuiditas perusahaan di
masa yang akan datang.
Return On Assets
dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat
penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat
menyeluruh. ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.
Jika nilai ROA dan arus kas perusahaan baik akan mendorong
minat para pemodal untuk berinvestasi karena perusahaan dapat
memberikan tingkat pengembalian (return) saham yang diharapkan
oleh para investor. Namun sebaliknya, semakin rendahnya nilai ROA
dan arus kas suatu perusahaan akan memberikan sinyal kepada
investor bahwa kinerja perusahaan buruk, sehingga mengurangi
daya tarik perusahaan dan minat investor, akibatnya
return
saham
Tabel
Rata-rata Arus Kas, ROA dan
Return Saham
Pada
Perusahaan Otomotif
periode 2006-2010
Tahun
Arus Kas
(Rp)
Return On
Asset
(%)
Return
Saham
(%)
2006
722.358
3,854
24,652
2007
913.156
5,544
56,922
2008
1.235.427
4,039
(-33,843)
2009
1.321.592
8,791
80,938
Return Saham
mengalami penurunan terutama
pada tahun 2008 ini diakibatkan karena krisis
keuangan yang menyebabkan beberapa perusahaan
hampir mengalami kebangkrutan dan memutuskan
untuk menutup beberapa cabang perusahaanya
karena mengalami kesulitan likuiditas yaitu sulitnya
membayar hutang dan kewajiban lainnya.
Hal Ini menyebabkan penjualan terus merosot
Identifikasi
Masalah
1. Terjadi penurunan ROA pada perusahaan otomotif
tahun 2008.
2. Terjadi penurunan
Return Saham
yang signifikan
Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan Arus Kas pada perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
2. Bagaimana perkembangan
Return On Asset
(ROA) pada perusahaan
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
3. Bagaimana perkembangan
Return Saham
pada perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
4. Seberapa besar pengaruh Arus Kas terhadap
Return Saham
pada
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2006-2010.
5. Seberapa besar pengaruh
Return On Asset
(ROA) terhadap
Return Saham
pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2006-2010.
6. Seberapa besar pengaruh Arus Kas dan
Return On Asset
(ROA) terhadap
Return Saham
pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui perkembangan Arus Kas pada perusahaan
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2006-2010.
2.
Untuk mengetahui perkembangan
Return On Asset
(ROA) pada
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2006-2010.
3.
Untuk
mengetahui
perkembangan
Return
Saham
pada
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2006-2010.
4.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh Arus Kas terhadap
Return
Saham
pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
5.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Return On Asset
(ROA)
terhadap
Return Saham
pada perusahaan otomotif yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
6.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh Arus Kas dan
Return On
Asset
(ROA) terhadap
Return Saham
pada perusahaan otomotif
KAJIAN PUSTAKA
• Arus
Kas merupakan suatu laporan yang memberikan
informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran
kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan
mengklasifikasikan
transaksi
pada
kegiatan:
operasi,
pembiayaan dan
investasi
.
Sofyan Syafri
Harahap
(2011:257)
•
Return On Asset
merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan .
Lukman
Dendawijaya
(2005:118)
•
“Return
suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari
investasi dengan cara menghitung selisih harga saham
periode berjalan dengan periode sebelumnya
dengan
mengabaikan dividen.
Hubungan Arus Kas dengan
Return Saham
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pradhono dan Yulius
Jogi Christiawan (2004) menunjukkan bahwa Arus Kas khususnya
Arus Kas operasi mempunyai pengaruh terhadap
return
yang
diterima oleh pemegang saham.
Arus Kas operasi ternyata terbukti berpengaruh terhadap
return
, maka bagi investor perlu mempertimbangkan Arus Kas
operasi
perusahaan
dalam
mempertimbangkan
untuk
Hubungan
Return On Asset
(ROA) dengan
Return Saham
Penelitian yang dilakukan Tengkoe Irawan
(2009:91) menyatakan bahwa apabila ROA tinggi
menunjukkan peningkatan pencapaian kemampuan
laba yang berpengaruh terhadap peningkatan
Return
Saham.
Penelitian ini pun sesuai dengan penelitian
sebelumnya
bahwa
meningkatnya
rasio
ROA
menunjukkan laba yang diperoleh perusahaan
dengan menggunakan asset yang ada meningkat dan
Hubungan Arus Kas dan
Return On Asset
(ROA) terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Pradhono
dan
Yulius
Jogi
Christiawan
(2004:162)
menunjukkan bahwa Arus Kas khususnya Arus Kas operasi
dan laba mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
return
yang diterima oleh pemegang saham.
Arus Kas operasi ini menunjukkan hasil operasi yang
Paradigma Penelitian
Arus Kas (X
1)
- Arus kas operasi
- Arus kas investasi
- Arus kas pendanaan
Sofyan harahap
(2011:257)
Return On Asset
(ROA) (X
2
)
- Laba bersih
- Total aktiva
Lukman Dendawijaya
(2005:118)
Return Saham (Y)
Closing price (harga
penutupan saham)
Jogiyanto (2008:109)
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Ukuran
Skala
Arus Kas
(X
1)
Arus kas merupakan suatu
laporan yang memberikan
informasi yang relevan
tentang penerimaan dan
pengeluaran kas suatu
perusahaan pada suatu
periode tertentu dengan
mengklasifikasikan transaksi
pada kegiatan: operasi,
pem
biayaan dan investasi .
Sofyan Syafri Harahap
(2011:257)
- Arus kas operasi (CFO)
- Arus kas investasi (CFI)
- Arus kas pendanaan (CFP)
Return On
Asset
(ROA)
(X
2)
Return On Asset
merupakan rasio yang
digunakan untuk
mengukur kemampuan
perusahaan dalam
memperoleh
keuntungan (laba) secara
keseluruhan .
Lukman Dendawijaya
(2005:118)
•
Laba bersih
•
Total aktiva
ROA
= laba bersih X 100%
Total Aktiva
%
Rasio
Return Saham
(Y)
“Return
suatu saham
adalah hasil yang
diperoleh dari investasi
dengan cara menghitung
selisih harga saham
periode berjalan dengan
periode sebelumnya
dengan mengabaikan
dividen.
Jogiyanto (2008:109)
•
Harga sekarang
•
Harga sebelumnya
%
Rasio
Metodologi Penelitian
Unit Penelitian
Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Objek Penelitian
Arus Kas, Tingkat Pengembalian Aktiva dan Tingkat
Pengembalian Saham.
Metode dan Desain Penelitian
metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif
Sumber Data
Data Sekunder, Pooled Data (Gabungan Cross Sectional dan Time
Series)
Metode Penentuan Data
Populasi : perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode
2006-2010 yaitu sebanyak 19 perusahaan.
Pengambilan sampel
dilakukan secara purposive sampling maka sampel yang dipilih 8
perusahaan (data Cross Section) dan 5 periode laporan keuangan
(data Time Series). Total keseluruhan sampel sebanyak 40 buah
data panel .
Teknik Pengumpulan Data
Studi kepustakaan berupa jurnal, data di ICMD Bursa Efek
Indonesia, textbook dan penelitian terdahulu
Rancangan Analisis
-Uji Asumsi Klasik
-Analisis Regresi Linier Berganda
-Analisis Korelasi Pearson
-Koefisien Determinasi
ANALISIS DESKRIPTIF
Perkembangan Arus Kas pada perusahaan otomotif yang
terdaftar di BEI periode 2006-2010
Tahun
Arus Kas
Perkembangan
Rp
Rp
%
2006
722.358
-
-
2007
913.156
190.798
26,41
2008
1.235.427
322.271
35,29
2009
1.321.592
86.165
6,97
2010
1.070.044
(-251.548)
(-19,03)
Max
1.321.592
Perkembangan Return On Asset pada perusahaan
otomotif yang terdaftar di BEI periode 2006-2010
Tahun
Return On Asset
Perkembangan
%
%
2006
3,854
-
2007
5,544
1,690
2008
4,039
(-1,505)
2009
8,791
4,752
2010
9,952
1,161
Max
9,952
Perkembangan Return Saham pada perusahaan
otomotif yang terdaftar di BEI periode
2006-2010
Tahun
Return Saham
Perkembangan
%
%
2006
24,652
-
2007
56,922
32,270
2008
(-33,843)
(-90,765)
2009
80,938
114,781
2010
243,331
162,393
Max
243,331
ANALISIS VERIFIKATIF
1. Uji Asumsi Klasik.
a. Uji Asumsi Normalitas
b. Uji Asumsi Multikolinieritas
1,119 < 10
(tidak terdapat Multikolinieritas)
Observed Cum Prob
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Expect
ed Cum
Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Unstandardized Residual
Coeffi ci entsa,b
.893 1.119
.893 1.119
Arus. Kas ROA Model
1
Tolerance VI F Collinearity Statistics
Dependent Variable: Return.Saham a.
Weighted Least Squares Regression -Weighted by Var.Return
c
. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
0,548 dan 0,301 >0,05
(tidak terdapat Heteroskedastisitas)
d. Uji Asumsi Autokorelasi
1,933 berada diantara
1,600- 2,400
(tidak terdapat autokorelasi)
Correlati ons .098 .548 40 .168 .301 40 Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed) N
Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Arus. Kas ROA Spearman's rho absolut _error
Model Summaryb,c
.461a .213 .170 34371.84368 1.933
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Est imat e
Durbin-Wat son
Predictors: (Constant ), ROA, Arus. Kas a.
Dependent Variable: Ret urn.Saham b.
2. Analisis Regresi Linear Berganda :
Y = a+ b
1X
1+ b
2X
2Y = 39,543 - 0,00003 X
1+ 24,202 X
23. Analisis Korelasi Pearson
a. Korelasi Parsial Arus Kas terhadap
Return Saham
.
koefisien korelasi antara Arus Kas dengan
Return Saham
sebesar 0,224
dengan arah negatif. Artinya Arus Kas
memiliki hubungan yang lemah/rendah
dengan
Return Saham.
b. Korelasi Parsial
Return On Asset
terhadap
Return Saham
koefisien korelasi antara
Return On Assets
dengan
Return
sebesar 0,458
dengan arah positif. Artinya
Return On Assets
memiliki hubungan yang cukup kuat/cukup
erat dengan
Return Saham.
Coeffici entsa,b
-.058 -.224 .414 .458 Arus. Kas ROA Model 1
Zero-order Part ial Correlations
Dependent Variable: Ret urn.Saham a.
Weighted Least Squares Regression - Weighted by Var. Return
b.
Coeffici entsa,b
-.058 -.224 .414 .458 Arus. Kas ROA Model 1
Zero-order Part ial Correlations
Dependent Variable: Ret urn.Saham a.
Weighted Least Squares Regression - Weighted by Var. Return
c. Korelasi Simultan Arus Kas,
Return On Asset
terhadap
Return Saham
secara simultan kedua variabel bebas
(Arus Kas dan
Return On Assets
)
memiliki hubungan yang cukup kuat/
cukup erat dengan
Return Saham.
nilai korelasi sebesar 0,461 berada pada
interval 0,40 - 0,599.
4. Koefisien Determinasi Berganda
Kd = (r)
2x 100 %
Kd= 21,3%
Model Summaryb,c
.461a .213 .170 34371.84368 1.933
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Est imat e
Durbin-Wat son
Predictors: (Constant ), ROA, Arus. Kas a.
Dependent Variable: Ret urn.Saham b.
Weighted Least Squares Regression - Weight ed by Var.Ret urn c.
Model Summaryb,c
.461a .213 .170 34371.84368 1.933
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Est imat e
Durbin-Wat son
Predictors: (Constant ), ROA, Arus. Kas a.
Dependent Variable: Ret urn.Saham b.
Uji t1
(-1,399) (t
hitung
)
Uji t2
3,138 (t
hitung
)
UJI F
UJI F
5,001 (F
hitung
)
1.
Bila dilihat dari nominalnya rata-rata Arus Kas pada perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia terus mengalami peningkatan hingga tahun
2009. Namun pada tahun 2010 rata-rata Arus Kas pada perusahaan otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami penurunan akibat dari naiknya
harga bahan baku dan biaya produksi.
2.
Secara rata-rata
Return On Asset
pada perusahaan otomotif yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2010 mengalami peningkatan, hanya
pada tahun 2008 sempat mengalami penurunan sebagai akibat dari merosotnya
penjualan pada tahun 2008.
3.
Secara rata-rata
Return Saham
pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode tahun 2006-2010 mengalami peningkatan. Hanya
saja krisis global yang terjadi pada tahun 2008 mengakibatkan krisis kepercayaan
investor sehingga membuat rata-rata
Return Saham
pada perusahaan otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sempat mengalami penurunan.
4. Arus Kas hanya memberikan pengaruh sebesar 5% terhadap
Return Saham
pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dan memang hasil pengujian menunjukkan bahwa
Arus Kas berpengaruh tidak signifikan terhadap
Return Saham
.
Nilai koefisien regresi Arus Kas yang bertanda negatif
mengindikasikan bahwa kenaikan Arus Kas justru menurunkan
Return Saham.
5.
Return On Assets
hanya memberikan pengaruh sebesar 21%
terhadap
Return Saham
pada perusahaan otomotif yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia, namun hasil pengujian membuktikan
bahwa
Return On Assets
berpengaruh signifkan terhadap
Return
Saham
. Nilai koefisien regresi
Return On Assets
yang bertanda
positif mengindikasikan bahwa kenaikan
Return On Assets
mampu
menaikkan
Return Saham
.
6.
Arus Kas dan
Return On Assets
memiliki hubungan yang cukup
kuat/cukup erat dengan
Return Saham
. terlihat dari nilai korelasi
1.
Bagi Perusahaan Otomotif, sebaiknya terus meningkatkan kinerja perusahaannya terutama
yang berkaitan dengan Arus Kas dan
Return On Asset
sehingga dengan kinerja perusahaan
yang baik akan mendorong minat investor untuk menginvestasikan sahamnya pada
perusahaan tersebut. Karena dengan tingginya tingkat pengembalian aktiva maka investor
akan percaya bahwa perusahaan mampu memberikan tingkat pengembalian saham yang
diharapkan para investor .
2.
Bagi para investor, dalam menilai
Return Saham
pada Perusahaan Otomotif yang
Listing
di
BEI hendaknya besarnya
Return On Asset
dijadikan dasar pertimbangan bagi keputusan
investasi karena semakin tinggi tingkat pengembalian aktiva maka mampu memberikan
keuntungan bagi perusahaan . Selain itu, Arus Kas juga perlu diperhatikan, karena pengaruh
Arus Kas perusahaan tidak kalah pentingnya dengan faktor-faktor lain. Investor jangan
hanya melihat kemungkinan tingkat pengembaliannya saja tetapi juga melihat seberapa
besar perusahaan dalam menghasilkan kas untuk menggambarkan kondisi perusahaan di
masa yang akan datang.
3.
Bagi peneliti lain, hendaknya mempertimbangkan keterbatasan yang ada dalam penelitian
ini yaitu dengan memperpanjang periode penelitian dan mengadakan penelitian dengan
obyek penelitian yang berbeda.
Terimakasih
PENGARUH ARUS KAS DAN TINGKAT PENGEMBALIAN
AKTIVA TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM
PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE 2006-2010
The Influence of Cash flow and Return On Asset on Stock Return in
Automotive Companies Listed in Indonesia Stock Exchange
for 2006-2010
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh :
CICA CAHYATI 21208013
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v
ABSTRAK
PENGARUH ARUS KAS DAN TINGKAT PENGEMBALIAN AKTIVA TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM PADA
PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE 2006-2010
Oleh : Cica Cahyati
Pembimbing : Linna Ismawati, SE., M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arus kas, tingkat pengembalian aktiva dan tingkat pengembalian saham, juga untuk mengetahui pengaruh arus kas dan tingkat pengembalian aktiva terhadap tingkat pengembalian saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan otomotif.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan otomotif terdiri dari data tahun 2006-2010. Pengujian statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, analisis korelasi pearson, koefisien determinasi, uji t dan uji F.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan arus kas dan tingkat pengembalian aktiva berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Secara parsial, arus kas berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, sedangkan tingkat pengembalian aktiva berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham.
iv
ABSTRACT
The Influence of Cash flow and Return On Asset on Stock Return in Automotive Companies Listed in Indonesia Stock Exchange
for 2006-2010 By : Cica Cahyati
Guide : Linna Ismawati, SE., M.Si
This research aims to determine the Cash flow, Return On Asset and Stock Return, also to know the ifluence of Cash flow and Return On Asset on Stock Returnto simultaneously and partially in Automotive Companies.
The method used is descriptive method and verifikatif. While the data used are secondary data that is financial statements Automotive Companies Listed in Indonesia Stock Exchange for 2006-2010. Statistical test used is multiple linear regression analysis, the classical assumption test, pearson correlation analysis, coefficient of determination, t test and F test.
The results showed that simultaneous Cash flow and Return On Asset have a significant effect on Stock Return. Partially, Cash flow is not significant on Stock Return, while Return On Asset is significant on Stock Return.
vi
KATA PENGANTAR
Segala Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Arus
Kas dan Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham pada Perusahaan
Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2006-2010.”. Tidak lupa shalawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Besar
Rasulullah Muhammad SAW yang telah berjuang membawa umat manusia kepada fitrah yang benar dan jalan yang lurus.
Skripsi ini sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar strata1 (S1) pada Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada: 1. Ibu Linna Ismawati,SE.,M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Komputer Indonesia, Dosen Wali dan Pembimbing yang telah memberikan banyak arahan serta masukan kepada penulis.
2. Bapak Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Prof.Dr.Hj.Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas
vii
5. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan Staf Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
6. Seluruh staf Bursa Efek Indonesia Bandung yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
7. Ayah, Ibu, kakak dan adik tercinta terimakasih atas segala kasih sayang,
do’a serta dukungan kepada penulis selama ini.
8. Teman-teman Manajemen Keuangan dan Manajemen-I angkatan 2008
terimakasih atas kerjasama dan kebersamaannya selama ini.
9. Sahabat-sahabatku Tika, Eti, Cica, Tini, Sentosa, Eris dan Netty yang telah
memberikan banyak dukungan kepada penulis.
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna serta memperhatikan keterbatasan penguasaan ilmu, segala ketidaktelitian dan
kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu Penulis mengharapkan koreksi, masukan atau saran serta tanggapan dari semua pihak. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sebagai pengalaman dan bagi
pembaca.
Bandung, September 2012 Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6
1.2.1 IdentifikasiMasalah ... 6 1.2.2 RumusanMasalah ... 6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 7 1.3.1 Maksud Penelitian ... 7 1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Kegunaan Penelitian ... 8 1.4.1 Kegunaan Praktis ... 8
ix
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9 1.5.1 Lokasi Penelitian ... 9
1.5.2 Waktu Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ... 11 2.1.1 Arus Kas ... 11
2.1.1.1Pengertian Arus Kas ... 11 2.1.1.2Kegunaan Laporan Arus Kas ... .11
2.1.1.3Klasifikasi Arus Kas (Cash Flows) ... 12 2.1.1.4Penentuan dan Penggolongan Arus Kas: ... 13 2.1.1.5Teknik Analisis arus Kas ... .16
2.1.1.6 Metode Pelaporan Arus Kas (Cash Flows) ... 16 2.1.2 Return On Asset (ROA) ... 20 2.1.2.1 Pengertian ROA ... 20 2.1.2.2 Keunggulan ROA ... 23 2.1.2.3 Kelemahan ROA ... 23
2.1.3 Return Saham ... 24 2.1.3.1Pengertian Return saham ... 24
2.1.3.2Komponen Return Saham ... 25 2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 28 2.2 Kerangka Pemikiran ... 31
x
2.2.2 Hubungan Return On Asset (ROA) dengan Return Saham 34 2.2.3 Hubungan Arus Kas dan Return On Asset (ROA) terhadap
Return Saham. ... 35 2.3 Hipotesis ... 37
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 38 3.2 Metode Penelitian ... 38
3.2.1 Desain Penelitian ... 40 3.2.2 Operasional Variabel Penelitian ... 42
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 44 3.2.3.1 Sumber Data ... 44 3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 45
3.2.3.2.1 Populasi Penelitian ... 45 3.2.3.2.2 Sampel Penelitian ... 46
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 47 3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 48 3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 48
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 62 4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 62 4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 70
xi
4.3.1 Perkembangan Arus Kas pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI periode 2006-2010 ... 70
4.3.2 Perkembangan Return On Asset pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI periode 2006-2010 ... 72
4.3.3 Perkembangan Return Saham pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI periode 2006-2010 ... 74 4.4 Analisis Verifikatif ... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 97
5.2 Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 101
LAMPIRAN LAMPIRAN LAIN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pasar modal adalah suatu pasar yang disiapkan guna memperdagangkan
saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah,2004:4). Pasar modal juga merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan para pemodal
(investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai dengan resiko yang bersedia mereka tanggung dengan tingkat keuntungan yang
diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk selalu memperhatikan kepentingan para
pemilik modal dengan jalan memaksimalkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangannya.
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Karena pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu
2
keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode dan Arus Kas perusahaan dalam periode tertentu (Sofyan Syafri Harahap, 2011:105).
Salah satu kegunaan laporan keuangan adalah menyediakan informasi kinerja keuangan perusahaan terutama profitabilitas yang diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan. Informasi kinerja yang ada dalam perusahaan bermanfaat untuk memprediksi perusahaan dalam menghasilkan Arus Kas dari sumber daya yang ada.
Laporan Arus Kas sebagai komponen penyusun laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang juga dapat menjadi perhatian
investor. Laporan Arus Kas ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan. Laporan Arus Kas ini dinilai banyak memberikan informasi tentang
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan kondisi likuiditas perusahaan di masa yang akan datang (Sofyan Syafri Harahap, 2011:257).
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan, karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan
dimasa yang akan datang.
Angka ratio bisa digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Untuk dapat mengukur atau menentukan hal-hal tersebut diperlukan alat pembanding
3
menjadi anggotanya yang dapat digunakan sebagai alat pembanding dari angka ratio perusahaan, salah satu ratio yang biasa digunakan adalah ROA (Return On Asset).
Analisis Return On Assets dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh. ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat assets tertentu (Mamduh, 2004:42).
Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan. Pada umumnya
investor mengharapkan kentungan yang tinggi dengan resiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi yang memadai.
Konsep ini penting karena tingkat keuntungan yang diharapkan dapat diukur. Rata-rata Return Saham biasanya dihitung dengan mengurangkan harga saham periode tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham sebelumnya (Jogiyanto, 2003:434).
Return Saham sedang mengalami penurunan terutama pada tahun 2008 ini diakibatkan karena krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat dan dunia yang menyebabkan beberapa perusahaan otomotif hampir mengalami
kebangkrutan dan memutuskan untuk menutup beberapa cabang perusahaanya karena mengalami kesulitan likuiditas yaitu sulitnya membayar hutang dan kewajiban lainnya, penjualan otomotif di Amerika Serikat pun turun sampai
4
truk dan SUV yang memakan energi, melemahnya pasar rumah, dan pengetatan kredit.
Pada awalnya, ekonomi Asia dianggap tidak akan terkena dampak krisis di Amerika Serikat karena porsi ekspor negara-negara Asia ke Amerika Serikat
semakin menurun dibandingkan satu dekade lalu. Namun, pada era globalisasi, gerak ekonomi dunia bukan hanya ditentukan oleh sektor riil, tetapi sangat ditentukan oleh aliran modal di pasar keuangan. Jatuhnya valuasi saham di
Amerika Serikat selanjutnya memicu penurunan harga saham di seluruh dunia karena investor khawatir pelemahan ekonomi Amerika akan berdampak pada
pelambatan ekonomi dunia (http://www.kompas.com).
Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2008 mengalami pergeseran dari klain "so good" ke "so bad". Faktornya, terutama karena hempasan
gelombang krisis ekonomi global sekitar bulan September-Oktober lalu.
[image:46.595.108.484.590.725.2]Berikut ini adalah data yang diperoleh dari perusahaan Otomotif yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2010.
Tabel 1. 1
Rata-rata Arus Kas, ROA dan Return Saham Pada Perusahaan Otomotif
periode 2006-2010
Tahun Arus Kas ROA Return Saham
2006 722.358 3,854 24,652
2007 913.156 5,544 56,922
2008 1.235.427 4,039 (-33,843)
2009 1.321.592 8,791 80,938
2010 1.070.044 9,952 243,331
5
Berdasarkan tabel 1.1. di atas dapat dilihat bahwa walaupun Arus Kas selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya tetapi ROA dan Return Saham
sebaliknya mengalami penurunan yang sangat signifikan. ROA yang awalnya 5,544 % turun menjadi 4,039 % dan Return Saham yang awalnya 56,922 % turun menjadi -33,843. Ini disebabkan karena penjualan yang terus merosot sehingga tidak mampu menghasilkan laba (ROA) yang di harapkan perusahaan, selain itu harga bahan baku yang di impor mengalami kenaikan apalagi melihat kondisi
perekonomian Indonesia yang memburuk menyebabkan rupiah merosot dan biaya produksi ikut meningkat.
Penurunan Return Saham yang sangat drastis pada tahun 2008 terjadi karena adanya penurunan harga saham akibat dari adanya krisis keuangan.
penulis memilih perusahaan otomotif sebagai obyek penelitian, karena perusahaan otomotif merupakan perusahaan yang sensitif terhadap perubahan harga saham. Oleh karena itu, penulis ingin menguji kembali pengaruh variabel Arus Kas
dan ROA terhadap Return Saham dengan obyek dan kurun waktu yang berbeda.
Berdasarkan pada pertimbangan diatas maka penelitian ini mengambil
judul yaitu: “Pengaruh Arus Kas dan Return On Asset (ROA) terhadap
6
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan fenomena pada latar belakang penelitian, maka penulis membuat identifikasi masalah sebagai berikut :
1.) Terjadinya penurunan ROA pada tahun 2008.
2.) Return Saham mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2008.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan dalam latar belakang, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.) Bagaimana perkembangan Arus Kas (Cash Flow) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
2.) Bagaimana perkembangan Return On Asset (ROA) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
3.) Bagaimana perkembangan Return Saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
4.) Seberapa besar pengaruh Arus Kas terhadap Return Saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
5.) Seberapa besar pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham
7
6.) Seberapa besar pengaruh Arus Kas dan Return On Asset (ROA) terhadap
Return Saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah agar penulis memperoleh pemahaman
mengenai pengaruh Arus Kas dan Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.) Untuk mengetahui perkembangan Arus Kas (Cash Flow) pada perusahaan
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010. 2.) Untuk mengetahui perkembangan Return On Asset (ROA) pada
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
3.) Untuk mengetahui perkembangan Return Saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
4.) Untuk mengetahui besarnya pengaruh Arus Kas terhadap Return Saham
8
5.) Untuk mengetahui besarnya pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap
Return Saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
6.) Untuk mengetahui besarnya pengaruh Arus Kas dan Return On Asset
(ROA) terhadap Return Saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
1.) Bagi Perusahaan/Emiten
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan Return Saham dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2.) Bagi Investor
Diharapkan informasi yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi sehingga sebelum menanamkan modal atau investasi dapat
9
1.4.2 Kegunaan Akademis
1.) Bagi Perkembangan Ilmu Manajemen
Diharapkan dapat dijadikan sebagai pembanding antara ilmu manajemen keuangan yang diperoleh dibangku kuliah dengan keadaan yang terjadi
dilapangan sehingga dengan adanya pembanding tersebut akan dapat memajukan ilmu manajemen keuangan yang sudah ada untuk diterapkan pada dunia secara nyata.
2.) Bagi Peneliti Lain
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
tambahan referensi bagi para peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis pada masa yang akan datang.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, maka penulis mengadakan penelitian pada Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jl. Veteran No.10 Bandung, tlp (022) 4349 faks (022)
421-4359 email: pipm.bandung@idx-pipm.net.
1.5.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu dimulai sejak bulan Februari
10
Tabel 1. 2
Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Jadwal
Kegiatan
Bulan Februari 2012-Juli 2012
Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pra Survei
a. Persiapan judul
b.Persiapan teori c.Pengajuan judul
penelitian
d. Menentukan tempat penelitian
2. Usulan penelitian
3. Pengumpulan data
4. Pengolahan data
5. Penyusunan laporan
penelitian
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Arus Kas (Cash Flow)
2.1.1.1 Pengertian Arus Kas (Cash Flow)
Pengertian Arus Kas menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:257), yaitu:
“Arus Kas merupakan suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode
tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan: operasi, pembiayaan
dan investasi”.
Menurut Dewi Astuti (2004:23), laporan Arus Kas yaitu: “suatu laporan
yang mengungkapkan informasi mengenai Arus Kas dimasa lampau maupun Arus
Kas yang dianggarkan”.
Menurut Darsono dan Ashari (2005:90), mengemukakan bahwa: “Arus
Kas yaitu suatu laporan yang memuat informasi tentang sumber dan pengguanaan kas perusahaan selama periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun.”
2.1.1.2 Kegunaan Laporan Arus Kas
Dengan melakukan analisis Arus Kas ini, kita dapat mengetahui :
1.) Kemampuan perusahaan meng”generate” kas, merencanakan, mengontrol
12
2.) Kemungkinan keadaan Arus Kas masuk dan keluar, Arus Kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan
datang.
3.) Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.
4.) Kemampuan perusahaan untuk memasukan kas ke perusahaan di masa yang akan datang.
5.) Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
6.) Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
2.1.1.3 Klasifikasi Arus Kas (Cash Flows)
Aliran kas dalam perusahaan mencakup dua sektor, yaitu sebagai berikut : 1.) Aliran Kas Masuk (Cash Inflow)
Di dalam aliran kas masuk terdapat aliran kas yang bersifat Continue dan yang bersifat intermittent.Aliran kas masuk yang bersifat Continue, misalnya aliran kas yang berasal dari hasil penjualan tunai, penerimaan
piutang, dan sebagainya. Sedangkan aliran kas yang bersifat Intermittent
misalnya yang berasal dari penyertaan pemilik perusahaan, penjualan
13
2.) Aliran Kas Keluar (Cash Outflow)
Pada umumnya aliran kas keluar adalah pengeluaran untuk biaya-biaya,
baik biaya-biaya utama (operating), maupun biaya-biaya bukan utama (non operating). Di dalam aliran kas keluar yang terdapat aliran kas yang sifatnya terus-menerus (Continue), misalnya pembelian tunai bahan mentah, pembayaran gaji dan upah karyawan, dan sebagainya. Sedangkan aliran kas keluar yang sifatnya tidak Continue, misalnya pembayaran bunga, pembayaran deviden, pembelian kembali saham perusahaan, aktiva tetap, dan sebagainya.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:258) mengemukakan bahwa dalam penyajiannya Laporan Arus Kas ini memisahkan transaksi Arus Kas dalam tiga kategori yaitu:
1.) Kas yang berasal dari/digunakan untuk kegiatan opersional. 2.) Kas yang berasal dari/digunakan untuk kegiatan investasi.
3.) Kas yang berasal dari/digunakan untuk kegiatan Keuangan atau Pembiayaan.
2.1.1.4 Penentuan dan Penggolongan Arus Kas:
Untuk menentukan mana Arus Kas yang masuk ketiga golongan yaitu Operasi, Investasi dan Pembiayaan, dapat dijelaskan sebagai berikut.
a) Kegiatan Operasional
Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam Laporan Laba/Rugi dikelompokkan dalam golongan ini. Demikian juga
14
a) penerimaan dari langganan; b) penerimaan dari piutang bunga;
c) penerimaan deviden;
d) penerimaan refund dari supplier.
Arus Kas Keluar misalnya berasal dari:
a) kas yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa yang akan dijual;
b) bunga yang dibayar atas utang perusahaan; c) pembayaran pajak penghasilan;
d) pembayaran gaji.
Laporan laba atau rugi yang berasal dari bukan kegiatan operasional seperti penjualan peralatan atau aktiva tetap lainnya tidak termasuk
sebagai kelompok kegiatan operasional. Kas yang diterima dari kegiatan ini dimasukkan sebagai kelompok kegiatan investasi atau keuangan mana
yang dianggap lebih dominan. b) Kegiatan Investasi
Disini dikelompokkan transaksi kas yang berhubungan dengan
perolehan fasilitas investasi dan nonkas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus Kas masuk terjadi jika kas diterima dari hasil atau
pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya misalnya dari hasil penjualan.
Arus Kas yang diterima misalnya dari:
15
b) penjualan surat berharga yang berupa investasi;
c) penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini
merupakan kegiatan investasi);
d) penjualan aktiva lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi
(tidak termasuk persediaan).
Arus Kas keluar dari kegiatan ini misalnya adalah: a) pembayaran untuk mendapatkan aktiva tetap;
b) pembelian investasi jangka panjang; c) pemberian pinjaman pada pihak lain;
d) pembayaran untuk aktiva lain yang digunakan dalam kegiatan produktif seperti hak paten (tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan operasional).
Kegiatan investasi dan keuangan non kas:
Di sini dikategorikan kegiatan investasi dan keuangan yang tidak
menggunakan kas. Misalnya pembelian bangunan dengan mengeluarkan surat utang hipotek. Transaksi ini harus dilaporkan tersendiri di bawah kelompok ini.
c) Kegiatan Pembiayaan/ Pendanaan
Kelompok ini menyangkut bagaimana kegiatan kas diperoleh untuk
membiayai perusahaan termasuk operasinya. Dalam kategori ini, Arus Kas masuk merupakan kegiatan mendapatkan dana untuk kepentingan perusahaan. Arus Kas keluar adalah pembayaran kembali kepada pemilik
16
Contoh Arus Kas masuk misalnya adalah: a) pengeluaran saham;
b) pengeluaran wesel; c) penjualan obligasi;
d) pengeluaran surat hipotek, dan lain-lain. Arus Kas keluar misalnya;
a) pembayaran dividen dan pembagian lainnya yang diberikan kepada
pemilik;
b) pembelian saham pemilik (treasury stock);
c) pembayaran utang pokok dana yang dipinjam (tidak termasuk bunga karena dianggap sebagai kegiatan operasi).
2.1.1.5 Teknik Analisis Arus Kas
Setelah kita menguasai landasan teoritis dari laporan Arus Kas, selanjutnya
kita akan membahas teknik melakukan analisis Arus Kas. Untuk menganalisis laporan Arus Kas dapat kita lihat dari dua keadaan yaitu:
1.) Menganalisis Laporan Arus Kas yang sudah dibuat perusahaan.
2.) Melakukan analisis berdasarkan informasi hanya dari laporan Neraca dan Laba/Rugi. Dengan perkataan lain laporan Arus Kasnya belum ada.
2.1.1.6 Metode Pelaporan Arus Kas
17
1.) Direct method
Dalam metode ini, pelaporan Arus Kas dilakukan dengan cara melaporkan
kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross), tanpa melihat laba/rugi dan dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan.
2.) Indirect method
Dalam Indirect Method penyajiannya dimulai dari laba rugi bersih dan
selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti
penyusutan, naik turun pos aktiva lancar dan utang lancar. Dalam metode ini net income disesuaikan (Reconcile) dengan menghilangkan non cash transaction:
a) Pengaruh transaksi yang masih belum direalisasikan (deferral) dari Arus Kas masuk dan keluar dari transaksi lalu seperti perubahan
jumlah persediaan deferal income, Arus Kas masuk dan keluar yang
“accrued” seperti piutang dan utang.
b) Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan
pembiayaan yang tidak mempengaruhi seperti: Penyusutan, Amortisasi, Laba/Rugi dari Penjualan Aktiva Tetap dan dari operasi
18
Untuk menyusun Laporan Arus Kas diperlukan: 1.) Laporan Laba/Rugi lengkap.
Sebaiknya laporan laba/rugi ini juga menjelaskan berbagai transaksi penting yang diperlukan dalam analisis Arus Kas.
2.) Neraca Perbandingan.
Neraca juga harus “full disclosure”, sehingga informasi perubahan antar tahun dapat kita ketahui. Untuk laporan baru yang belum ada
laporan perbandingan dianggap neraca sebelumnya dianggap nol, sehingga penyusunannya lebih gampang.
3.) Buat kertas kerja yang membandingkan neraca dalam dua periode. Hitung perubahaan naik turunnya antara dua periode itu. Dalam hal ini pergunakan saja rumus debet kredit. Pegangan kita adalah:
a) Penambahan aset dicatat sebelah debet dan dianggap sebagai penggunaan dana kas atau Arus Kas keluar. Sebaliknya
penurunan aset dianggap sebagai penerimaan dana atau Arus Kas masuk.
b) Pertambahan utang dan modal dicatat sebelah kredit dan dianggap
sebagai pertambahan dana atau Arus Kas masuk. Sebaliknya penurunan utang dan modal dianggap sebagai penggunaan dana
atau Arus Kas keluar.
4.) Perubahaan pada nomor 3 diatas adalah perubahan bersih. Dalam mengetahui lebih lanjut arus dana ini, kita harus melakukan analisis
19
jenis transaksi dan kejadian yang mempengaruhi dana kas baik langsung maupun tidak langsung. Analisis ini akan memberikan
penjelasan tentang penyebab terjadinya transaksi dana.
5.) Hasil analisis ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam melakukan
pengelompokan dana. Kemudian disajikan laporan arus dana baik berupa kas atau dana dalam arti modal kerja.
Perbedaan antara analisis Arus Kas dengan analisis arus dana sebenarnya
hanya terletak pada perkiraan yang dianalisis. Dalam analisis Arus Kas maka yang menjadi bahan analisis adalah perkiraan kas. Sedangkan dalam analisis Arus Kas
dana kita harus mendefinisikan pengertian dana. Yang dimaksud dengan dana adalah:
1.) Aktiva tetap.
2.) Modal kerja bersih atau Aktiva lancar dikurangi Utang Lancar. Dari sudut lain laporan Arus Kas ini diharapkan dapat:
a) Memberikan umpann balik dari Arus Kas yang aktual;
b) Membantu mengenal hubungan antara laba akuntansi dengan Arus Kas;
c) Memberikan informasi tentang kualitas laba;
d) Memperbaiki komparabilitinya informasi dari laporan keuangan;
e) Membantu menilai fleksibilitas dan likuiditas;
f) Membantu meramalkan Arus Kas dimasa yang akan datang.
Untuk mudahnya, perubahan pos laba/rugi, aktiva lancar dan hutang lancar
20
modal dikelompokkan sebagai Arus Kas dari pembiayaan dan pos aktiva tetap penyertaan dikelompokkan sebagai Arus Kas dari investasi.
Menurut Darsono dan Ashari (2005:91), terdapat perbedaan utama antara metode langsung (Direct method) dan metode tidak langsung (Indirect method) yaitu pada laporan kegiatan operasinya. Pada metode langsung, Arus Kas operasi disusun berdasarkan kelompok-kelompok utama penerimaan kas operasi (dari pelanggan), dan pembayaran kas operasi (pemasok dan karyawan). Sedangkan
pada kegiatan pendanaan dan investasi, antara metode langsung dan metode tidak langsung relatif sama.
2.1.2 Return On Asset (ROA)
2.1.2.1 Pengertian Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam menganalisa laporan keuangan atas laporan kinerja keuangan perusahaan.
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan
(operating asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha
memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang
21
keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif
disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan
belum mampu untuk menghasilkan laba.
Menurut Hanafi (2000:83) ” Return On Asset adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset
(kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut”.
Menurut Sutrisno (2009:222), mengemukakan bahwa:
“Return On Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.”
Menurut Henry Simamora (2006:529) Return On Asset yaitu “Rasio
imbalan aktiva (ROA) merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas
perusahaan”.
Lukman Dendawijaya (2005:118) menjelaskan bahwa “Return On Asset
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Rasio ini memberikan ukuran
yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan
22
Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Return On Asset
adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. ROA menunjukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya untuk memperoleh pendapatan. Rasio ini merupakan ukuran yang berfaedah jika seseorang ingin
mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah memakai dananya, tanpa memperhatikan besarnya relatif sumber dana tersebut. Rumus untuk menghitung
pengembalian tingkat aktiva / Return On Asset (ROA) sebagai berikut :
Sumber : Lukman Dendawijaya (2005: 118)
ROA dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi aktivanya. Contoh aktiva adalah kas, piutang, perlengkapan, beban dibayar dimuka, bangunan,
peralatan, tanah, dan hak paten. Aktiva disajikan dalam beberapa kelompok, yaitu: a) aktiva lancar,
b) aktiva tetap,
c) aktiva tidak berwujud, d) aktiva lain-lain.
Besarnya Return On Assets dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor, yaitu : 1.) Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi.
ROA=
23
2.) Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualan.
2.1.2.2 Keunggulan ROA (Return On Asset)
Keunggulan ROA diantaranya adalah sebagai berikut:
1.) ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.
2.) ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut. 3.) ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit
organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha.
2.1.2.3 Kelemahan ROA (Return On Asset)
Disamping beberapa keunggulan diatas ROA juga memiliki kelemahan yaitu:
1.) Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek
tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan ecara
keseluruhan.
24
3.) Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan pengguaaan bahan baku yang relatif murah
sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang.
2.1.3 Return Saham
2.1.3.1 Pengertian Return Saham
Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan. Pada umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi dengan resiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan tingkat keuntungan
investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi yang memadai. Konsep ini penting karena tingkat keuntungan yang diharapkan dapat diukur.
Dalam hal ini tingkat keuntungan dihitung berdasarkan selisih antara capital gain
dan capital loss. Rata-rata Return Saham biasanya dihitung dengan mengurangkan harga saham periode tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi
dengan harga saham sebelumnya. Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi meliputi faktor internal perusahaan dan faktor eksternal. Faktor internal
25
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa
return realisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum terjadi namun di harapkan dapat terjadi dimasa mendatang. Return realisasi (Realized Return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan dihitung berdasarkan data hitoris. Return ekspektasi (Expected Return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan
return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
Menurut Jogiyanto (2008:109)“Return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnyadengan mengabaikan dividen.”
Menurut (Wahyudi, 2003) Return Saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya. Return tersebut
memiliki dua komponen yaitu current income dan capital gain.
Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor (pemodal) tidak akan melakukan investasi. Jadi setiap investasi
baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut sebagai return baik langsung maupun tidak
langsung.
2.1.3.2 Komponen Return Saham
26
1.) Current Income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periode seperti pembayaran bunga deposito,
bunga obligasi, dividen dan sebagainya. Disebut sebagai pendapatan lancar, maksudnya adalah keuntungan yang diterima biasanya dalam
bentuk kas atau setara kas, sehingga dapat diuangkan secara cepat, seperti bunga / jasa giro dan dividen tunai. Dan yang setara kas adalah saham bonus atau dividen saham yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk
saham dan dapat dikonversi menjadi uang kas.
2.) Capital Gain, yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dengan harga beli saham dari suatu instrumen investasi. Capital gain sangat tergantung dari harga pasar instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harus diperdagangkan di pasar. Dengan adanya
perdagangan maka akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi yang memberikan capital gain. Besarnya capital gain dilakukan dengan analisis return historis yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan (expected return).
Menurut Jogiyanto (2008:109) menjelaskan bahwa return dapat terbagi menjadi dua, yaitu:
1.) Return Realisasi (realized return)
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi
27
historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi
(expected return) dan risiko di masa mendatang. 2.) Return Ekspektasi (expected return)
Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
Formulasi dari return adalah sebagai berikut:
Sumber : Jogiyanto (2008:109)
Dimana:
t i
R, = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada
periode peristiwa ke-t.
t i
P, = harga sekarang relatif 1
,t i
P = harga sebelumnya
Dapat ditarik kesimpulan bahwa return yang dapat diperoleh atas investasi pada saham biasa terdiri dari dua komponen, yaitu:
1.) Capital gain (loss), merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu.
2.) Yield, merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi.
28
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Dibawah ini tabel penelitian terdahulu yang menggambarkan persamaan
dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya untuk mempermudah penulis dalam membandingkan dengan penelitian yang akan diteliti, dapat dilihat sebagai
[image:70.595.59.558.299.753.2]berikut:
Tabel 2. 1 penelitian terdahulu
No. Peneliti Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Noer Sasongko &
Nila Wulandari
(2006)
Pengaruh Eva dan rasio profitablitas
terhadap harga
saham
Hasil uji t parsial
menunjukkan bahwa
Return On Asset, return on equity, return on sale, basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
Hal ini dibuktikan
dengan hasil uji t yang ditolak pada
taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya ROA, ROE, ROS, BEP, dan EVA tidak
dapat digunakan untuk
menentukan nilai
perusahaan.
Terdapat kesamaan dalam alat analisisnya
yaitu dengan
Analisis linier
berganda
Terdapat perbedaan yaitu pada unit penelitian, dalam penelitian ini yang di teliti
adalah perusahaan
manufaktur sedangkan
penulis menggunakan unit
penelitiannya adalah
perusahaan otomotif.
2. Pradhono dan
Yulius Jogi
Christiawan (2004)
Pengaruh
Economic Value added,
Residual income, Earning dan Arus Kas operasi
terhadap return
yang diterima
oleh pemegang
saham
(Studi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Berdasarkan hasil uji
hipotesis diketahui
bahwa variabel
economic value added dan residual income
tidak mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
return yang diterima oleh
pemegang saham,
sedangkan earnings
dan Arus Kas operasi
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap return yang
diterima
oleh pemegang saham.
Terdapat kesamaan variabel
dependen dan
independen nya yaitu Arus Kas dan return.
Perbedaannya ada pada alat analisisnya penelitian
ini menggunakan alat
analisis regresi linier
sederhana sedangkan
penulis mengunakan alat
analisis regresi linier
29
3. Riza Dwi Lailatul
Qodriyah (2012)
Laba atau Arus
Kas sebagai
parameter kinerja prusahaan brdasarkan siklus hidup perusahaan (Studi Relevansi Nilai)
<