• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion)"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERSEPSI DAN TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAT

KOTA MEDAN TERHADAP PRODUK-PRODUK

PERBANKAN (

FINANCIAL INCLUSION

)

OLEH

Taufiq Akbar Siregar

110523034

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PERCETAKAN

Nama : Taufiq Akbar Siregar

NIM : 110523034

Departemen : Strata-1 Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan

Judul Skripsi : Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion)

Tanggal, __________ Ketua Program Studi

Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D NIP. 197105032003121003

Tanggal, __________ Ketua Departemen

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN

Nama : Taufiq Akbar Siregar

NIM : 110523034

Departemen : Strata-1 Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan

Judul Skripsi : Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion)

Tanggal, __________ Pembimbing

Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec. NIP. 197304081998021001

Tanggal, __________ Pembaca Penilai

(4)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat

Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion)” adalah

benar hasil dari karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna

menyelesaikan badan akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari masyarakat Kota Medan

atau saya kutip hasil karya orang lain telah mendapat izin dan atau dituliskan

sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2014

Taufiq Akbar Siregar

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota

Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat pemahaman masyarakat

Kota Medan terhadap produk perbankan yang dikeluarkan oleh bank. Produk

perbankan sendiri bersifat simpanan, pinjaman dan jasa keuangan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada

masyarakat di 5 kecamatan Kota Medan, sedangkan data sekunder diperoleh dari

buku, literatur, internet dan media lainnya. Metode analisis yang digunakan adalah

analisis deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.0.

Hasil yang diperoleh menunjukkan tingkat pemahaman masyarakat Kota

Medan terhadap produk-produk perbankan yang dikeluarkan oleh bank adalah

lebih 70% paham akan tetapi untuk masyarakat berpenghasilan rendah masih

memiliki pemahaman yang bervariasi lebih dari 10% masih belum paham.

(6)

ABSTRACT

This study entitles Public Perception and Understanding Levels of Medan

City Against Banking Products (Financial Inclusion). This study aims to identify

and analyze the level of public understanding of Medan on banking products

issued by banks. The Banking products are deposits, loans and financial services.

The data used in this study are primary data and secondary data. Data

was collected by distributing questionnaires to 100 peoples in 5 districts in Medan

city, while the secondary data obtained from books, literatures, the internet and

other media. The analytical method used is descriptive analysis using the

computer program SPSS version 17.0.

The result shows the level of public understanding of Medan on banking

products issued by banks is over 70% but the understanding of low-income people

is just 10% of respondents.

(7)

DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Hipotesa ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

Bab II Uraian Teoritis 2.1. Pengertian Bank ... 7

2.3.1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat ... 15

2.3.2. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat ... 16

2.4. Produk-Produk Perbankan ... 16

2.5. Perilaku Konsumen ... 29

2.6. Pengetahuan Produk ... 31

(8)

Konsumen ... 33

2.9. Financial Inclusion ... 34

2.10. Kerangka Konseptual ... 37

Bab III Metode Penelitian ... 38

3.1. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian ... 38

3.2. Penentuan Populasi dan Sampel ... 38

3.3. Metode Pengambilan Sampel ... 39

3.4. Jenis dan Sumber Data ... 40

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.6. Pengolahan Data ... 41

3.7. Metode Analisis Data ... 42

Bab IV Analisis dan Pembahasan ... 44

4.1. Statistik Deskriptif ... 44

4.1.1. Analisis Karateristik Responden ... 44

4.2. Pembahasan ... 56

4.2.1. Uji Validitas dan Realibilitas ... 56

4.2.1.1. Uji Validitas ... 56

(9)

Perbankan Berbentuk Simpanan dan Investasi ... 71 4.2.2.3. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk

Perbankan Berbentuk Kredit dan Pembiayaan ... 74

4.2.2.4. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk

Perbankan Berbentuk Jasa-Jasa Perbankan ... 76

4.2.2.5. Deskripsi Pemahaman Masyarakat mengenai

Prosedur Permohonan Produk Perbankan ... 79

4.2.2.6. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Terhadap

Hak dan Kewajiban dalam Menggunakan Produk

Perbankan Berupa Simpanan ... ... 82

4.2.2.7. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Terhadap

Hak dan Kewajiban dalam Menggunakan Produk

Perbankan Berupa Kredit ... 84

4.2.2.8. Deskripsi Informasi Produk-Produk Perbankan

yang Memudahkan Pemahaman ... 87

Bab V Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan ... 90

(10)

DAFTAR TABEL

NO TABEL JUDUL HALAMAN

3.1 Sampel Penelitian ... 39 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 44 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 45 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir ... 46 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 48 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapata Per

Bulan ... 49 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Sebagai

Nasabah Bank Negeri/Swasta ... 51 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah

Rekening Yang Dimiliki Oleh Responden ... 52 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama

Responden Menjadi Nasabah ... 54 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Kecamatan ... 55 4.10 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Gambaran Umum

Mengenai Perbankan ... 57 4.11 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Gambaran Umum

Mengenai Perbankan ... 58 4.12 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Simpanan dan Investasi ... 59 4.13 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Simpanan dan Investasi ... 59 4.14 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

(11)

4.15 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Kredit dan Pembiayaan ... 61 4.16 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Jasa-Jasa Perbankan ... 62 4.17 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Jasa-Jasa Perbankan ... 63 4.18 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Mengenai Prosedur Permohonan Produk

Keuangan Perbankan ... 63 4.19 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Mengenai Prosedur Permohonan Produk

Keuangan Perbankan ... 64 4.20 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

Simpanan ... 65 4.21 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

Simpanan ... 65 4.22 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

Kredit dan Pembiayaan ... 66 4.23 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

(12)

4.24 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Informasi yang

Memudahkan Pemahaman Mengenai Perbankan ... 67 4.25 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Informasi yang

Memudahkan Pemahaman Mengenai Perbankan ... 67 4.26 Jawaban Masyarakat Tentang Gambaran Umum

Mengenai Perbankan ... 69 4.27 Jawaban Masyarakat Tentang Gambaran Umum

Mengenai Perbankan Per Kecamatan ... 70 4.28 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Simpanan dan Investasi ... 72 4.29 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Simpanan dan Investasi Per Kecamatan ... 72 4.30 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Kredit dan Pembiayaan ... 74 4.31 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Kredit dan Pembiayaan Per Kecamatan ... 75 4.32 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Jasa-Jasa Keuangan ... 77 4.33 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Jasa-Jasa Keuangan Per Kecamatan ... 78 4.34 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Mengenai Prosedur Permohonan Produk

(13)

4.36 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

Simpanan ... 82 4.37 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

Simpanan Per Kecamatan ... 83 4.38 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

Kredit dan Pembiayaan ... 85 4.39 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

Kredit dan Pembiayaan Per Kecamatan ... 86 4.40 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemberi Informasi

yang Memudahkan Pemahaman Mengenai Perbankan 88 4.41 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemberi Informasi

yang Memudahkan Pemahaman Mengenai Perbankan

(14)

DAFTAR GRAFIK

NO GRAFIK JUDUL HALAMAN

4.1 Grafik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ... 47 4.2 Grafik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Responden ... 48 4.3 Grafik Responden Berdasarkan Pendapatan Per

Bulan ... 50 4.4 Grafik Responden Berdasarkan Jumlah

Rekening Yang Dimiliki Responden ... 52 4.5 Grafik Responden Berdasarkan Lama

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN JUDUL HALAMAN

(16)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota

Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat pemahaman masyarakat

Kota Medan terhadap produk perbankan yang dikeluarkan oleh bank. Produk

perbankan sendiri bersifat simpanan, pinjaman dan jasa keuangan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada

masyarakat di 5 kecamatan Kota Medan, sedangkan data sekunder diperoleh dari

buku, literatur, internet dan media lainnya. Metode analisis yang digunakan adalah

analisis deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.0.

Hasil yang diperoleh menunjukkan tingkat pemahaman masyarakat Kota

Medan terhadap produk-produk perbankan yang dikeluarkan oleh bank adalah

lebih 70% paham akan tetapi untuk masyarakat berpenghasilan rendah masih

memiliki pemahaman yang bervariasi lebih dari 10% masih belum paham.

(17)

ABSTRACT

This study entitles Public Perception and Understanding Levels of Medan

City Against Banking Products (Financial Inclusion). This study aims to identify

and analyze the level of public understanding of Medan on banking products

issued by banks. The Banking products are deposits, loans and financial services.

The data used in this study are primary data and secondary data. Data

was collected by distributing questionnaires to 100 peoples in 5 districts in Medan

city, while the secondary data obtained from books, literatures, the internet and

other media. The analytical method used is descriptive analysis using the

computer program SPSS version 17.0.

The result shows the level of public understanding of Medan on banking

products issued by banks is over 70% but the understanding of low-income people

is just 10% of respondents.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu ekonomi yang semakin luas menimbulkan ekpansi

kegiatan ekonomi di segala lini. Baik itu dalam sektor industri, perdagangan, jasa

dan lain-lain terus mengalami ekstensifikasi dan intensifikasi dalam bidangnya

masing-masing. Hal ini juga tidak terhindar dalam sektor keuangan, dimana sektor

keuangan merupakan sebuah wujud dari pasar uang. Pasar uang sendiri menurut

Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:20) adalah “ suatu tempat pertemuan

abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon

pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui

perantara”.

Secara sederhana dapat disampaikan bahwa pasar uang merupakan

medium untuk menyalurkan dana dari pemilik dana kepada calon yang akan

memakai dana tersebut dimana pemilik dana akan menerima bunga atau bagi hasil

atas pemakaian dana tersebut.

Pasar Uang menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:19)

“mempunyai ciri : jangka waktu dana yang pendek, tidak terikat pada tempat

tertentu, pada umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan tidak

perlu guarantor underwriter”. Pasar uang dan pasar modal sebetulnya merupakan

sarana investasi dan mobilisasi dana.

(19)

lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam

rangka meminjamkan dana atas kelebihan likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi

sebagai sarana pengendali moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka.

SBI (Sertifikat Bank Indonesia) sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar

terbuka digunakan untuk kontraksi moneter. Lembaga-lembaga yang aktif di pasar

uang adalah bank komersial, bank dagang, penyalur uang, dan bank sentral

pemerintah (Pandji Anorga dan Piji Pakarti (2001:19)). Sebagaimana pentingnya

fungsi pasar uang itu maka diperlukan regulasi yang tepat dalam mengendalikan.

Bank sebagaimana disebutkan diatas merupakan salah satu pelaku pasar

uang mempunyai peranan yang vital dalam menjalani peran sebagai pelaku pasar

uang. Dimana bank dapat sebagai pemilik dana dapat pula sebagai pihak yang

memerlukan dana dari pasar uang tersebut.

Dalam rangka mencapai kebijakan moneter yang efektif dan efisien maka

kegiatan perbankan di Indonesia saat ini diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia.

Dimana tugas utama Bank Indonesia yang dituangkan dalam UU No. 23 Tahun

1999 yaitu :

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

3. Mengatur dan mengawasi bank

Sesuai tugas BI diatas, maka BI dapat mengeluarkan kebijakan dalam

rangka mengatur kegiatan perbankan untuk mencapai kestabilan moneter yang

diharapkan dapat mengendalikan jumlah uang yang beredar dan kelancaran sistem

(20)

Berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh BI, Bank Umum dapat

menghimpun dana dari masyarakat melalui produk-produk perbankannya selain

itu juga menyalurkan dana yang dihimpun dari masyarakat melalui produk

keuangan seperti berbagai macam kredit. Selain menghimpun dana masyarakat

bank sendiri memiliki berbagai layanan yang bersifat jasa yang dapat

memperlancar arus sistem pembayaran. Melalui berbagai produk perbankan

tersebut memainkan peran yang vital dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Produk-produk perbankan yang disediakan oleh bank diharapkan telah

dipahami oleh masyarakat. Oleh karena setiap produk perbankan memiliki

keunggulan masing-masing yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat,

maka masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya dengan efektif dan

efisien sesuai dengan tujuannya menempatkan dana tersebut. Disamping itu

masyarakat dapat pula memanfaatkan fasilitas pendanaan yang lebih dikenal

dengan kredit dari bank. Oleh karena keterbatasan dana yang dimiliki masyarakat

dalam memenuhi kebutuhannya baik sebagai bentuk kebutuhan yang produktif

maupun konsumtif.

Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia merupakan

sebuah peluang yang besar untuk bank mengembangkan usahanya dalam bidang

jasa keuangan. Apalagi peran Medan sebagai salah satu pusat ekonomi di Pulau

Sumatera. Sehingga memerlukan jasa keuangan dalam mempermudah transaksi

keuangan dan sistem pembayaran. Dengan jumlah masyarakat kota Medan

(21)

merupakan potensi yang bisa digali oleh bank untuk menghimpun dan

menyalurkan dananya kepada masyarakat kota Medan.

Berdasarkan penelitian Resi Hana Ester Silaban (2009) bahwa

pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap

pertumbuhan dana masyarakat di bank maka perlu dilakukan pengkajian apakah

masyarakat sendiri telah memahami produk-produk perbankan yang mereka

gunakan dan sejauh mana mereka memahami produk-produk lain dari perbankan.

Sebagai salah satu langkah Bank Indonesia dalam melaksanakan tugasnya

yang dituangkan pada UU No.23 Tahun 1999 dimana salah satunya mengatur dan

mengawasi bank maka Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan berupa Program

Financial Inclusion yang dikeluarkan pada Tahun 2010 adapun program tersebut

berisi 23 butir yang meliputi lima aspek, yakni kebijakan penguatan stabililitas

moneter, kebijakan mendorong peran intermediasi perbankan, kebijakan

meningkatkan ketahamam perbankan, penguatan kebijakan makroprudensial, serta

penguatan fungsi pengawasan. Salah satu langkah yang ditegaskan Gubernur BI

pada saat itu yaitu meluncurkan program akses kepada lembaga keuangan yang

bertujuan untuk meniadakan hambatan akses masyarakat dalam memanfaatkan

layanan jasa keuangan, baik yang bersifat harga maupun non harga

Mengacu survei Bank Dunia pada Tahun 2009, sekitar 32% dari

masyarakat Indonesia atau 76 juta penduduk masih dalam kondisi financially

exclude, yaitu belum tersentuh jasa yang paling dasar dari sektor keuangan seperti

bank maka kebijakan BI ini diharapkan memberikan stimulus kepada masyarakat

(22)

masyarakat lebih banyak. Berkaitan dengan itu penulis merasa perlu untuk

melakukan penelitian dengan judul “Persepsi dan tingkat pemahaman

masyarakat kota Medan terhadap produk-produk perbankan (Financial

Inclusion)”.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penyusunan penelitian ini

penulis terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai kajian dasar penelitian yang

akan dilakukan yaitu apakah masyarakat Kota Medan mengetahui dan memahami

produk-produk perbankan yang dikeluarkan oleh Bank.

I.3. Hipotesa

Hipotesa adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek

penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan

perumusan masalah dan teoritis diatas, maka penulis membuat hipotesis bahwa

masyarakat kota Medan mengetahui dan memahami produk-produk perbankan

yang dikeluarkan oleh Bank.

I.4. Manfaat Penelitian

Penelitian dilakukan dengan dikarenakan latar belakang yang ada sehingga

hasil penelitian dapat memberikan manfaat. Penelitian ini diharapkan

menghasilkan manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan pertimbangan dan masukan kepada industri perbankan dalam

(23)

2. Menghimpun informasi sejauh mana masyarakat di Kota Medan

memahami produk-produk perbankan.

3. Membantu dalam memberikan infomasi bagi penelitian selanjutnya.

4. Sebagai sarana menambah wawasan ilmiah dalam menempuh pendidikan

ekonomi pembangunan.

(24)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Pengertian Bank

Definisi atau batasan mengenai bank pada dasarnya tidak berbeda satu

sama lain, letak perbedaan hanya akan terlihat pada tugas dan jenis usaha bank

tersebut. Dibawah ini, akan dikemukakan definisi bank menurut beberapa ahli.

Menurut Prof. G.M. Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik, “Bank

adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik

dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari

orang lain, mana pun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar dan tempat

uang giral”. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa bank merupakan organisasi

yang bersifat memberikan bantuan dana kepada pihak lain.

Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang berfungsi

sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni

pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana (sinungan, 1993:3).

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 dan UU No. 23 Tahun 1999 menyatakan

bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak. Dalam pengertian ini bank bersifat sebagai sebuah organisasi yang tidak

hanya bersifat mencari keuntungan atas produk-produk yang mereka keluarkan

(25)

Menurut Thamrin dan Francis (2012) kalau dilihat dari fungsinya, maka

definisi bank dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

Pertama : Bank dilihat sebagai penerima kredit. Dalam pengertian pertama

ini bank menerima uang serta dana-dana yang lainnya dari masyarakat dalam

bentuk :

 Simpanan atau tabungan biasa yang dapat diminta/diambil kembali setiap

saat.

 Deposito berjangka, yang merupakan tabungan atau simpanan yang

penarikannya kembali hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang

ditentukan habis.

 Simpanan dalam rekening koran/giro atas nama si penyimpan giro, yang

penarikannya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet,

giro, atas perintah tertulis kepada bank.

Pengertian yang pertama mencerminkan bahwa bank melaksanakan

operasi perkreditan secara pasif dengan menghimpun uang dari pihak ketiga.

Kedua : bank dilihat sebagai pemberi kredit, artinya bahwa bank

melaksanakan operasi perkreditan secara aktif, tanpa mempermasalahkan apakah

kredit itu berasal dari deposito atau tabungan yang diterimanya atau bersumber

pada penciptaan kredit yang dilakukan oleh bank itu sendiri.

Ketiga : bank dilihat sebagai pemberi kredit bagi masyarakat melalui

sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanan/tabungan masyarakat maupun

(26)

Dari uraian di atas jelaslah, bahwa selain mengemban tugas sebagai agent

of development (melayani penyaluran kredit), juga bertindak selaku agent of trust

(melayani jasa-jasa dalam bentuk pengamanan pengawasan harta milik) baik

perorangan, kelompok atau perusahaan.

Dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan terdapat dua jenis

bank, yaitu :

a. Bank Umum

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Perbankan, Bank Umum

adalah bank yang melaksanakan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Terdapat perbedaan antara bank umum dan bank perkreditan rakyat

pada kegiatannya dimana peran bank umum dalam lalu lintas pembayaran

dilaksanakan sedangkan pada BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Dapat diambil kesimpulan bahwa bank umum memiliki lingkup

peran dan fungsi lebih luas dari BPR. Sehingga bank umum memberikan manfaat

(27)

2.2. Bank Umum

2.2.1 Pengertian Bank Umum

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank Umum adalah

bank yang melaksanakan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Dimana berdasarkan UU tersebut seluruh kegiatan bank umum masih dibawah

pengawasan Bank Indonesia sebelum nantinya akan dilakukan oleh Otoritas Jasa

Keuangan yang telah terbentuk.

2.2.2 Kegiatan Bank Umum

Sesuai dengan kata umum yang terdapat pada kata bank umum maka

kegiatan bank umum tidak hanya bergerak pada satu usaha saja. Kegiatan usaha

pada bank umum seperti dijelaskan sebelumnya bahwa bank sebagai penerima

kredit sekaligus pemberi kredit secara luas baik bagi perusahaan maupun

masyarakat per individu. Kegiatan bank umum menghimpun dana dari masyarakat

dan menyalurkannya dalam bentuk kredit merupakan kegiatan inti dari bank

umum. Lebih lanjut dapat diurai kegiatan bank umum menurut Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) yaitu :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,

deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya

yang dipersamakan dengan itu.

2. Memberikan kredit.

(28)

4. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk

kepentingan dan atas perintah nasabahnya:

o Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam

perdagangan surat-surat dimaksud.

o Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan

surat-surat dimaksud.

o Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.

o Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

o Obligasi.

o Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun.

o Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun

5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah.

6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana

kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi

maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.

7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan antar pihak ketiga.

(29)

9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan

suatu kontrak.

10.Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam

bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

11.Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali

amanat.

12.Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan

Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia.

13.Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak

bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Selain itu bank umum dapat pula :

1. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan di

bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan

efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan,

dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat

kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,

dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi

(30)

4. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun sesuai

dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun

yang berlaku.

Bank Umum sendiri secara pembiayaan dan penempatan dana dapat dibagi

prinsip kerjanya menjadi berdasarkan yaitu :

1. Berdasarkan prinsip konvensional 

2. Berdasarkan prinsip syariah  

2.2.3. Sumber Pendanaan Bank Umum

Dalam melakukan kegiatannya bank umum dapat mengelola dana dari

berbagai sumber. Dana yang dimiliki oleh bank umum bersumber dari :

i. Dana Modal Sendiri

Dana yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik bank.

Dalam neraca bank, dana sendiri tertera pada rekening modal, cadangan dan

laba tercantum pada sisi passiva (liabilitas). Bagian dari dana sendiri yakni :

a) Modal yang disetor, merupakan jumlah dana yang disetor secara

efektif oleh para pemegang saham pada saat bank berdiri.

Umumnya modal setoran pertama dari para pemegang saham

sebagian dipergunakan untuk sarana perkantoran dan lain-lain.

b) Cadangan-cadangan, merupakan bagian dari laba setelah dipotong

pajak yang mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) ketiga atau rapat anggota apabila bank tersebut bentuk

koperasi yang disisihkan dalam bentuk cadangan umum dan

(31)

c) Laba yang ditahan, merupakan saldo laba bersih dikurangi pajak

yang oleh RUPS atau Rapat Anggota tidak dibagi dan kadang

dimasukkan kedalam modal kerja.

ii. Dana Pinjaman dari Pihak Luar

Dana dari pihak kedua ini yaitu pihak yang memberikan pinjaman dana

pada pihak bank tersebut. Mereka terdiri dari :

a) Pinjaman dari bank-bank lain yang dikenal dengan nama Inter

Bank Call Money Market. Pinjaman ini biasanya diminta bila ada

kebutuhan mendesak yang diperlukan bank misalnya kalau terjadi

rush (penarikan secara besar-besaran), atau kalah kliring jangka

waktu call money biasanya tidak lama (hanya beberapa hari saja)

dan kadang hanya satu malam sehingga disebut dengan overnight

call money. Interbank Call Money juga dapat dimanfaatkan oleh

bank yang mengalami kelebihan likuiditasnya sehingga dana

tersebut dapat jadi produktif.

b) Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain di luar negeri yang

biasanya berbentuk jangka menengah atau panjang.

c) Pinjaman dari Bank Sentral atau Bank Indonesia yang disebut

(32)

iii. Dana Dari Masyarakat (Dana Pihak ke Tiga)

Dana-dana masyarakat yang disimpan dalam bank merupakan sumber

dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Dana ini tersebut terdiri dari

Giro (demand deposite), Tabungan, dan Deposito yang dihimpun dari

masyarakat dan akan dibahas lebih lanjut nantinya dalam penelitian ini.

2.3. Bank Perkreditan Rakyat

2.3.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan

hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Dengan lokasi yang

pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. Status BPR

diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai,

Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit

Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil

(KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa

(BKPD), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan berdasarkan UU

Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan tatacara yang

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Ketentuan tersebut diberlakukan karena

mengingat bahwa lembaga-lembaga tersebut telah berkembang dari lingkungan

masyarakat Indonesia, serta masih diperlukan oleh masyarakat, maka keberadaan

lembaga dimaksud diakui. Oleh karena itu, UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992

(33)

kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan pengawasan, maka persy-ratan

dan tatacara pemberian status lembaga-lembaga dimaksud ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah.

2.3.2 Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Menurut Ototritas Jasa Keuangan bahwa Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan

dengan kegiatan bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro,

kegiatan valas, dan perasuransian.

Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya sebagai sebuah bank maka

BPR melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan

dengan itu.

2. Memberikan kredit.

3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip

Syariah,sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.

2.4 Produk-Produk Perbankan

Perbankan mengeluarkan produk-produk yang telah disetujui terlebih

(34)

Otoritas Jasa Keuangan untuk menjaga standar pelayanan dalam hal produk dan

jasa keuangan. Produk-produk perbankan menurut Bank Indonesia dapat

dikelompokan menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Simpanan dan Invetasi

Simpanan dan investasi merupakan bentuk produk perbankan yang

dikeluarkan oleh bank untuk menghimpun dana dari masyarakat. Beberapa

bentuk produk simpanan dan investasi yaitu :

a. Deposito

Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan

pada jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu. Deposito dapat

dicairkan setelah jangka waktu berakhir. Dimana walau telah berakhir

deposito dapat diperpanjang secara otomatis (automatic roll over).

Deposito sendiri dapat berbentuk mata uang rupiah maupun dalam

mata uang asing. Bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada bunga

tabungan biasa. Bunga dapat diambil setelah tanggal jatuh tempo atau

dimasukkan lagi ke pokok deposito untuk didepositokan lagi pada

periode berikutnya. Deposito terdiri dari :

(1) Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito merupakan simpanan yang diterbitkan dengan

jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan

atas unjuk dalam bentuk sertifikat, tanpa mencantumkan nama

pemilik deposito. Sertifikat deposito dapat diperjualbelikan kepada

(35)

dimuka, tiap bulan atau pada saat jatuh tempo, baik tunai maupun

non tunai.

(2) Deposito Berjangka

Deposito berjangka merupakan simpanan yang pencairannya

dilakukan berdasarkan jangka waktu tertentu. Dimana umumnya

berjangka waktu mulai dari 1, 3, 6, 12 sampai dengan 24 bulan

diterbitkan dengan mencantumkan nama pemilik deposito baik

perorangan maupun lembaga.

(3) Deposit On Call (DOC) Dalam hal ini nasabah yang mempunyai

dana cukup besar yang sementara tidak dipergunakan Deposito On

Call dalam jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama 1 bulan.

Sebelum dana tersebut hendak dicairkan, maka nasabah tersebut

harus memberitahukan 3 hari sebelumnya dan bunga dihitung

secara negosiasi antara nasabah dengan bank.

b. TabunganKu (Tabungan)

TabunganKu atau biasa disebut dengan tabungan secara umum

menurut BI merupakan tabungan untuk perorangan dengan persyaratan

mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di

Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkat

kesejahteraan masyarakat.

Fitur produk TabunganKu dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Fitur Standard (Mandatory) adalah fitur produk TabunganKu yang

(36)

produk TabunganKu, sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui

bersama. TabunganKu biasanya tidak dibebani biaya administrasi

bulanan dimana setoran awal minimal Rp 20.000 dengan setoran

selanjutnya minimal Rp 10.000 dan saldo minimum rekening setelah

penarikan adalah Rp 20.000. Saldo dorman (tidak ada transaksi 6 bulan

berturut-turut maka kena biaya penalti sebesar Rp 2.000 per bulan dan

apabila saldo mencapai kurang dari Rp 20.000 maka rekening akan

ditutup oleh sistem dengan biaya penutupan rekening sebesar sisa

saldo.

Biaya penutupan rekening atas permintaan nasabah adalah Rp 20.000.

Jumlah minimum penarikan di counter sebesar Rp 100.000 kecuali

pada saat nasabah ingin menutup rekening. Bunga/Bonus Wadiah

dihitung berdasarkan saldo harian dan tidak progresif. Bunga/bonus

wadiah dibayarkan mengikuti periode pembayaran masing-masing

bank. Suku bunga/bonus wadiah :

a) Bank Umum Konvensional, dengan saldo :

(i) Rp 0 sampai dengan Rp 500.000 tidak diberikan bunga.

(ii)Diatas Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.000.000 sebesar

0,25% per tahun.

(iii) Diatas Rp 1.000.000 sebesar 1% per tahun.

b) Bank umum syariah/unit usaha syariah :

(i) Menganut skema wadiah, dengan ketentuan dan

(37)

(ii)Bank umum syariah yang memberikan bonus maksimal

setara dengan 1% per tahun.

Biaya penggantian buku/lembar statement apabila hilang/rusak adalah

gratis. Persyaratan lain untuk penggantian buku yang hilang/rusak,

mengikuti ketentuan yang berlaku di bank masing-masing.

2. Fitur Customized (Optional) adalah fitur produk TabunganKu yang

dapat dipilih untuk diterapkan oleh bank yang meluncurkan produk

TabunganKu. Bank dapat memberikan tambahan fitur lainnya kepada

produk TabunganKu selama tidak melanggar kesepakatan bersama.

Dalam rangka mengembangkan produk TabunganKu ke depan, akan

dilakukan penyempurnaan secara berkala atas fitur produk

TabunganKu oleh komite produk TabunganKu yang dibentuk oleh

industri perbankan.

Bukti kepemilikan rekening bersifat optional dimana format

disesuaikan dengan infrastruktur masing-masing bank (Buku, Bukti

Kepemilikan Tabungan, dan Lembar Statement). Diberikan opsi

penggunaan kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dimana biaya

bulanan kartu ATM, hilang/rusak, cetak ulang PIN dan biaya transaksi

di ATM disesuaikan dengan ketentuan di masing-masing bank.

Persyaratan lain untuk penggantian kartu ATM yang hilang/rusak

mengikuti ketentuan masing-masing bank. Selain itu layanan jasa

perbankan lainnya dan biayanya mengikuti ketentuan di

(38)

(mandatory) adalah bersifat opsional dan akan disesuaikan dengan

ketentuan masing-masing bank.

c. Giro

Rekening Giro atau current account adalah salah satu produk

perbankan berupa simpanan dari nasabah perseorangan maupun

nasabah badan usaha dalam rupiah ataupun mata uang asing yang

penarikannya dapat dilakukan kapan saja selama jam kerja dengan

menggunakan warkat cek atau bilyet giro.

Persyaratan dalam membuka rekening giro adalah sebagai berikut :

1) Semua warga negara Indonesia dan warga negara asing.

2) Badan usaha dan institusi lain yang sah menurut hukum yang

berlaku.

Dengan menjadi nasabah giro maka akan memperoleh fasilitas dalam

melakukan transaksi keuangan yaitu :

1) Melakukan pembayaran dengan menggunakan cek (cheque)

Cek adalah surat berharga atau alat transaksi pembayaran yang

diterbitkan oleh bank sebagai pengganti uang tunai. Cek

dikeluarkan oleh bank apabila nasabah memiliki rekening giro.

2) Melakukan pembayaran dengan bilyet giro. Bilyet giro adalah

cara pembayaran yang berbeda dengan cek, dimana penerima

dana tidak dapat melakukan pencairan secara tunai, tetapi harus

melalui pemindahbukuan ke rekening yang bersangkutan. Bilyet

(39)

2. Kredit dan Pembiayaan

Bank menyalurkan dana yang dimilikinya agar lebih produktif melalui

berbagai macam bentuk kredit dan pembiayaan yaitu :

a. Kredit Kepemilikan Kendaraan (K3)

Kredit kepemilikan kendaraan (K3) adalah fasilitas kredit yang

diberikan oleh bank untuk pembelian kendaraan baru atau bekas.

Khusus untuk kendaraan bekas, bank biasanya menetapkan batasan

usia kendaraan yang dapat dibiayai sesuai ketentuan dari bank.

Dalam hal ini biasanya bank tidak memberikan pendanaan

sepenuhnya maka nasabah sebaiknya menyiapkan down payment

(uang muka atau lebih sering disingkat DP).

b. Kredit Tanpa Jaminan (KTJ)

Kredit Tanpa Jaminan (KTJ) adalah kredit yang diberikan bank

dalam bentuk uang tunai, yang dapat diperoleh tanpa memberikan

jaminan. KTJ biasanya diberikan oleh bank untuk berbagai

kebutuhan semisal biaya pendidikan, renovasi rumah, modal kerja

dan kebutuhan lainnya.

Karakteristik KTJ adalah sebagai berikut :

1) Tidak memerlukan jaminan

2) Proses kredit biasanya lebih cepat dan mudah

3) Biaya provisi dan administrasi akan langsung di debet dari

rekening nasabah bersangkutan

(40)

5) Total kredit dapat diambil tunai

6) Perhitungan bunga dilakukan berdasarkan ketentuan yang

berlaku dimasing-masing bank.

7) Dapat diajukan oleh karyawan, wiraswasta, atau profesional

Keuntungan dari KTJ yaitu :

1) Plafon kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuan

2) Dapat membayar dengan jumlah yang relatif fleksibel, sesuai

dengan kemampuan keuangan

3) Dana kredit dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan

4) Jangka waktu kredit fleksibel

5) Dapat membayar angsuran melalui transfer maupun tunai

c. Kredit Usaha

Kredit usaha adalah penyediaan dana dalam jumlah tertentu dari

bank untuk mendukung tujuan usaha kreditur dengan berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam yang mewajibkan

kreditur selaku peminjam untuk melunasi pinjaman dalam waktu

tertentu beserta pembayaran bunga dan biaya lainnya.

Pinjaman yang diberikan untuk membantu keperluan usaha

nasabah yang mencakup :

1) Kebutuhan modal kerja, yakni untuk menutupi kebutuhan

pembelian persediaan ataupun membiayai piutang dagang.

(41)

dapat memberikan kesempatan bagi nasabah untuk

memperpanjang fasilitas kreditnya apabila telah jatuh tempo.

Pembayaran kredit dapat secara mencicil ataupun sekaligus

lunas.

2) Kebutuhan investasi, yakni untuk mendukung kebutuhan dana

pembiayaan investasi jangka panjang seperti pembelian kios,

ruko, mesin, pembangunan pabrik, atau pembelian kendaraan

lain-lain. Jangka waktu untuk investasi biasanya cukup panjang

(lebih dari 3 tahun). Umumnya pelunasan kredit investasi

dilakukan dengan cara mencicil pokok dan bunga secara

bulanan.

Yang menjadi jaminan dalam kredit usaha adalah kelayakan usaha

berupa arus uang usaha anda namun ada kalanya bank

membutuhkan jaminan tambahan berupa aset untuk lebih

meningkatkan keyakinan bank.

d. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Kredit Pemilikan Rumah adalah suatu fasilitas kredit yang

diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang

akan membeli atau memperbaiki rumah.

Di Indonesia saat ini dikenal ada 2 jenis KPR yaitu :

1) KPR Subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukkan kepada

masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka

(42)

telah dimiliki. Bentuk subsidi yang diberikan berupa subsidi

yang meringankan kredit dan subsidi yang menambah dana

pembangunan atau perbaikan rumah. Kredit ini diatur

tersendiri oleh pemerintah sehingga tidak setiap masyarakat

yang mengajukan kredit dapat diberikan fasilitas ini. Secara

umum batasan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam

memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan

maksimum kredit yang diberikan.

2) KPR Non Subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukkan bagi

seluruh masyarakat. Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank,

sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku bunga

dilakukan sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.

Pada umumnya fasilitas KPR pemohon akan dikenakan beberapa

biaya diantaranya biaya appraisal, biaya notaris, provisi bank, biaya

asuransi kebakaran, biaya premi asuransi jiwa selama masa kredit.

Metode perhitungan bunga KPR mengenal 3 metode perhitungan

bunga yaitu :

1) Flat, dalam metode ini perhitungan bunga selalu

menghasilkan nilai bunga yang sama setiap bulan karena

bunga dihitung dari prosentase bunga dikalikan pokok

pinjaman awal. Rumus perhitungannya :

Bunga Per Bulan = (P x i x t) : jb

(43)

i = Suku bunga per tahun

t = Jumlah tahun jangka waktu kredit

jb = Jumlah bulan dalam jangka waktu kredit

2) Efektif, metode ini menghitung bunga yang harus

dibayarkan setiap bulan sesuai dengan saldo pokok

pinjaman bulan sebelumnya. Rumus perhitungan bunganya

adalah sebagai berikut :

Bunga = SP x i x (30/360)

SP = Saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya

i = Suku bunga per tahun

30 = Jumlah hari dalam satu bulan

360 = Jumlah hari dalam satu tahun

3) Annuitas tahunan dan bulanan, merupakan modifikasi dari

metode efektif. Metode ini mengatur jumlah angsuran

pokok dan bunga yang dibayar agar sama setiap bulan.

Rumus perhitungan bunga sama dengan metode efektif

yaitu :

Bunga = SP x i x (30/360)

SP = Saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya

i = Suku bunga per tahun

30 = Jumlah hari dalam satu bulan

(44)

Dalam prakteknya metode suku bunga yang digunakan adalah suku

bunga efektif atau anuitas.

Keuntungan KPR yaitu :

1) Nasabah tidak perlu menyediakan dana tunai untuk

membeli rumah karena nasabah cukup menyediakan uang

muka. Apalagi dengan mahalnya harga properti saat ini

maka KPR sangat membantu bagi golongan menengah ke

bawah.

2) KPR memiliki jangka waktu yang panjang angsuran yang

dibayar dapat diiringi dengan ekspektasi peningkatan

penghasilan.

3. Jasa – Jasa Bank

Jasa-jasa yang dapat diberikan oleh bank kepada masyarakat menurut BI

yaitu:

a. Menerima Setoran-setoran berupa :

 Pembayaran pajak

 Pembayaran telepon, listrik, dan air

b. Melayani pembayaran-pembayaran seperti :

 Gaji/pensiun/honorarium

 Pembayaran dividen/kupon/bonus

c. Dalam lingkup pasar modal perbankan dapat memberikan atau

menjadi :

(45)

 Penanggung

 Wali amanat

 Perantara perdagangan efek

 Perdagangan efek

 Perusahaan pengelola dana

d. Transfer merupakan jasa kiriman uang anar bank baik antar bank yang

sama maupun bank yang berbeda. Pengiriman uang dapat dilakukan

untuk dalam kota, luar kota maupun dalam negeri.

e. Inkaso (collection) merupakan jasa penagihan warkat antar bank yang

berasal dari luar kota berupa cek, bilyet giro atau surat-surat berharga

lainnya yang baik berasal dari warkat bank dalam negeri maupun luar

negeri.

f. Kliring (clearing) merupakan jasa penarikan warkat yang berasal dari

dalam satu kota, termasuk transfer dalam kota antar bank.

g. Safe Deposit Box adalah jasa penyewaan kotak penyimpanan harta

atau surat berharga yang dirancang secara khusus dari bahan baja dan

ditempatkan dalam ruang khasanah yang kokoh dan tahan api untuk

menjaga keamanan barang yang disimpan dan memberikan rasa aman

bagi penggunanya.

h. Bank Card merupakan jasa penerbitan kartu-kartu kredit yang dapat

digunakan dalam berbagai transaksi dan penarikan uang tunai di

ATM.

(46)

j. Bank garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada

pihak penerima jaminan apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi

kewajibannya. Bank garansi merupakan jaminan yang diberikan

kepada nasabah dalam pembiayaan proyek tertentu.

k. Referensi bank merupakan surat referensi yang dikeluarkan oleh bank.

l. Bank Draft merupakan wesel yang diterbitkan oleh bank.

m. Letter of Credit (L/C) merupakan jasa yang diberikan dalam rangka

mendukung kegiatan atau transaksi ekspor impor.

n. Cek wisata (travellers cheque) merupakan cek perjalanan yang bisa

digunakan oleh para turis dan dibelanjakan diberbagai tempat.

o. Electronic Banking, Bank menyediakan layanan electronic banking

atau lebih dikenal dengan e-banking untuk memenuhi kebutuhan

nasabahnya akan alternatif media untuk melakukan transaksi

perbankan selain yang tersedia dikantor cabang atau ATM berbentuk

internet banking, mobile banking, phone banking, dan sms banking.

2.5. Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:200) faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen adalah budaya, faktor sosial, pribadi, dan

psikologis. Faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan untuk mengetahui

seberapa jauh dapat mempengaruhi keputusan konsumen :

1) Faktor Budaya

(47)

2) Faktor Sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan

permanen yang tersusun secara hirarki yang anggotanya menganut

nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu

faktor tunggal seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari

pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Tingkah

laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial yaitu :

a. Kelompok acuan

b. Keluarga

c. Peran dan status

3) Faktor Pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang

yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif

konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Keputusan membeli

juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu :

a. Umur dan tahap daur hidup

b. Pekerjaan

c. Situasi ekonomi

d. Gaya hidup

e. Kepribadian dan konsep diri

4) Faktor psikologis adalah faktor yang paling mendasar dalam diri individu

yang akan mempengaruhi pilihan-pilihan seseorang dalam mengonsumsi.

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia

(48)

dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Faktor

psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian meliputi :

a. Motivasi

b. Persepsi

c. Pengetahuan

d. Keyakinan dan sikap

2.6. Pengetahuan Produk

Sumarwan membagi pengetahun konsumen menjadi 3, yaitu :

1) Pengetahuan Produk

Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai informasi mengenai produk.

Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, teknologi produk, harga

produk, dan kepercayaan mengenai produk. Peter dan Olsen menyatakan

bahwa konsumen memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda. Peter

dan Olsen (dalam Sumarwan 2003:122) membagi 4 pengetahuan produk

yaitu :

a. Pemahaman atribut produk atau tentang karateristik,

b. Pengetahuan tentang manfaat produk.

c. Manfaat fungsional adalah manfaat yang dirasakan konsumen

secara fisiologis (emosi, perasaan, dan mood).

d. Pengetahuan tentang kepuasaan yang diberikan produk pada

konsumen.

2) Pengetahuan Pembelian

(49)

a. Pengetahuan tentang toko.

b. Pengetahuan tentang lokasi produk pada toko tersebut.

c. Penempatan produk yang sebenarnya pada produk tersebut.

3) Pengetahuan Pemakaian

Suatu produk dapat memberikan manfaat kepada konsumen jika produk

tersebut telah digunakan. Agar produk tersebut memberikan manfaat yang

maksimal, maka konsumen harus mampu menggunakan produk tersebut

sesuai dengan ketentuannya.

2.7. Tingkat Pendidikan dan Tingkat Usia Masyarakat Terhadap Produk

Perbankan

Menurut Wikipedia Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana

yang dilakukan secara aktif untuk mewujudkan pengembangan potensi diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

individu dan masyarakat. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang relatif mudah

mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media massa. Selain mudah

memperoleh informasi seseorang yang berpendidikan akan lebih mudah pula

memahami informasi yang diperoleh sehingga mengetahui manfaat suatu

informasi.

Pengaruh usia terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang juga

berpengaruh terhadap penerimaan informasi dan pemahaman. Semakin bertambah

usia maka semakin berkembang daya tangkap dan pola pikir manusia sehingga

(50)

Pengaruh tingkat pendidikan dan usia ini terhadap pemahaman

produk-produk perbankan juga bisa jadi relevan dikarenakan dinamisnya perkembangan

bank untuk melakukan inovasi dalam pelayanan sehingga masyarakat seharusnya

semakin melek terhadap produk-produk finasial dari perbankan.

2.8. Pengaruh Tingkat Pemahaman Pada Perilaku Konsumen

Menurut Amena (2014:22) Tingkat pemahaman mempunyai pengaruh

yang kuat bagi masyarakat/konsumen. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

tingkat pemahaman masyarakat dalam mengambil keputusan adalah citra,

pelayanan, dan produk. Tingkat pemahaman sering terjadi tolak ukur masyrakat

dalam memutuskan untuk menggunakan suatu produk atau tidak. Semakin tinggi

pemahaman konsumen terhadap suatu produk maka semakin yakin konsumen

tersebut untuk menggunakan atau membeli suatu produk. Maka penting untuk

memberikan pemahaman atau pengetahuan akan suatu produk pada konsumen.

Menurut Setiadi (2003) menyatakan ada lima tahapan yang dilalui

konsumen dalam proses pembelian suatu produk atau jasa yaitu pengenalan

produk, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan

perilaku pasca pembelian.

Skema Perilaku Konsumen

Setiadi (2003) mengemukakan secara lebih terperinci dari gambar di atas

(51)

a. Pengenalan produk yaitu proses dimulainya saat pemilihan produk atau

jasa dengan menyadari banyak pilihan dalam memperoleh kebutuhan yang

diinginkan.

b. Pencarian informasi adalah melakukan sebanyak mungkin informasi yang

berhubungan dengan kebutuhan yang diharapkan atau diinginkan. Tingkat

pencarian informasi ini dibagi menjadi dua tingkat. Tingkat pertama

adanya perhatian yang meningkat dan yang kedua adalah pencarian

informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari

segala sumber.

c. Evaluasi alternatif yaitu konsumen memproses mengenai informasi

tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Konsumen akan

mencari manfaat tertentu selanjutnya melihat kepada atribut dari produk

dan jasa.

d. Keputusan membeli yaitu tahap ini konsumen menyusun merek-merek

dalam himpunan pilihan seta membentuk niat pembeli, dan pembeli akan

menjatuhkan pilihan pada apa yang dia sukai.

e. Perilaku pasca pembelian yaitu konsumen akan mengalami dua hal yaitu

akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan sama sekali.

2.9. Financial Inclusion

Financial inclusion merupakan koreksi terhadap financial exclution yang

dalam penjelasannya adalah sebuah kondisi financial yang hanya

menguntungkan segelintir pihak saja. Definisi lain dari financial Inclusion

(52)

kegiatan menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk

hambatan entah dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat

dalam menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan. Hal ini tentunya

dengan sekilas kita mengetahui konsep dan tujuan dari Financial Inclusion ini,

besar harapan untuk dapat menyelamatkan masyarakat dari kemiskinan yang ada

di Indonesia ini tentunya. Seperti penyelamatan usaha lokal dan usaha mandiri

agar tercapainya koherenitas terhadap perkembangan zaman. Dalam perencanaan

ini sebagaimana mestinya masyarakat miskin bisa mendapatkan kemudahan akses

untuk mengembangkan kegiatan ekonomi mereka, serta mendapatkan layanan

yang pro rakyat.

Melalui program financial inclusion ini akan diharapkan masyarakat dapat

memanfaatkan produk-produk perbankan yang ada sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Dengan program financial inclusion masyarakat

memiliki akses akan informasi yang luas terhadap produk-produk perbankan baik

dalam hal investasi maupun kredit sehingga dana yang ada dimasyarakat dapat

ditampung oleh bank untuk investasi kemudian disalurkan juga untuk kepentingan

masyarakat juga.

Beberapa ahli telah menyatakan bahwa akses ke jasa keuangan seperti

sektor perbankan dapat membantu mengurangi kemiskinan di kota maupun di

pedesaan dimana penduduk dapat memperoleh pinjaman kecil ataupun besar

untuk mengembangkan usaha mereka sehingga memungkinkan mereka untuk

semakin maju dan bertumbuh. Menurut Haughton dan Khandker (2009) bahwa

(53)

Oleh karena itu peran program financial inclusion menciptakan akses yang

mudah bagi masyarakat untuk memperoleh produk-produk perbankan baik

memahami manfaat setiap produk maupun menggunakannya produk dan jasa

perbankan tersebut. Dampak yang diharapkan bahwa financial inclusion mampu

membantu keluarga berpenghasilan rendah dan miskin mencapai stabilitas

keuangan. Akses ke keuangan memberikan orang kesempatan untuk

menghasilkan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar ,

membangun aset, melindungi terhadap risiko, berinvestasi dalam proyek yang

menghasilkan pendapatan, dan pengembangan usaha pembiayaan.

  Financial inclusion dipandang sebagai prasyarat penting bagi pencapaian

simultan dari pertumbuhan dan ekuitas (pertumbuhan inklusif), yang sebelumnya

dianggap mustahil. Sarma dan Pais (2008) memiliki mengidentifikasi dua efek

berpotensi positif dari financial inclusion pada perekonomian. Pertama, dengan

membantu mengalokasikan sumber daya secara efisien, inklusi mengurangi biaya

penggunaan modal dan membantu ekonomi tumbuh pesat. Kedua, menekan

pertumbuhan sumber kredit informal, seperti rentenir yang mengenakan tingkat

bunga yang tinggi dan yang peminjam adalah rumah tangga sebagian besar

miskin. penindasan ini maka harus menurunkan suku bunga yang dikenakan pada

pinjaman informal, sehingga peminjam miskin dapat membuat lebih baik

menggunakan pinjaman informal mereka untuk meningkatkan pendapatan

mereka. Oleh karena itu, financial inclusion dapat mempromosikan baik

(54)

Salah satu program dalam financial inclusion adalah mempermudah akses

terhadap produk dan jasa perbankan. Sebagai kota besar Medan memiliki potensi

ekonomi yang baik sehingga berdampak positif pada pemanfaatan produk dan jasa

keuangan. Pemanfaatan produk perbankan oleh masyarakat perlu dipahami oleh

masyarakat. Tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk perbankan akan

mengoptimalkan peran perbankan dalam perkembangan pasar keuangan di Medan

dan Indonesia secara luas.

2.10. Kerangka Konseptual

Pendidikan yang dimaksud penulis adalah pendidikan formal terakhir yang

didapat responden apakah itu SD, SMP, SMA setingkatnya sampai perguruan

tinggi berupa diploma ataupun sarjana.

Usia yang dimaksud penulis adalah jumlah tahunan hidup yang dijalani responden

sampai saat penelitian.

Pekerjaan yang dimaksud penulis adalah profesi yang dijalani responden pada saat

penelitian.

Pendapatan Per Bulan yang dimaksud penulis adalah jumlah pendapatan yang

diperoleh dari berbagai sumber selama satu bulan.

Nasabah Bank yang dimaksud penulis adalah responden merupakan nasabah bank

negeri/swasta. Jumlah rekening yang dimiliki dan sudah berapa lama menjadi

nasabah

Kecamatan tempat tinggal responden untuk mengetahui setiap kecamatan tentang

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah prosedur yang akan dilakukan dalam

pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan

menguji hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk

menyusun skripsi ini, metode penelitiannya adalah sebagai berikut :

3.1 Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisa mengenai persepsi dan

pemahaman masyarakat kota Medan terhadap produk-produk perbankan yang

dikeluarkan oleh bank dimana hal ini telah menjadi perhatian dalam program

Financial Inclusion. Lokasi penelitian dilakukan di kota Medan pada 5

Kecamatan yaitu Medan Kota, Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan

Petisah, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Area.

3.2. Penentuan Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah penduduk

kota Medan. Jumlah penduduk kota Medan saat berdasarkan data BPS pada 2012

adalah sebanyak 2.122.804 Jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.047.875 jiwa dan

perempuan 1.074.929 jiwa. Jumlah penduduk yang akan dijadikan sampel

penelitian adalah sebanyak 100 jiwa. Hal ini berdasarkan perhitungan dengan

rumus Slovin (Umar, 2000) sebagai berikut :

(56)

n = 2.122.804 1 + (2.122.804)x(0,1)2 n = 99,99 ≈ 100 responden

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

E = Persentase Kelonggaran Kesalahan

Berdasarkan perhitungan dengan rumus Slovin, maka didapatkan jumlah sampel

penelitian sebanyak 99,99 orang yang dibulatkan menjadi 100 orang.

3.3. Metode Pengambilan Sampel

Prosedur pengambilan sampel atau responden dalam penelitian ini

menggunakan teknik Disproporsional Stratified Sampling yaitu mengambil

sampel dengan tidak memperhatikan perbandingan banyaknya populasi pada

tiap-tiap kecamatan. Setiap-tiap kecamatan yang dijadikan sampel diambil dengan jumlah

yang sama. Dimana sampel yang diperoleh dibagi sama rata untuk setiap

kecamatan, yaitu masing-masing 20 orang setiap kecamatan.

Tabel 3.1.

Sampel Penelitian

NO Kecamatan Sampel

1 Medan Kota 20

2 Medan Johor 20

3 Medan Petisah 20

4 Medan Baru 20

5 Medan Area 20

(57)

Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan metode pengambilan

cluster sampling (area sampling). Teknik area sampling digunakan disebabkan

karena objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Dari 21 kecamatan

yang ada di kota Medan, penulis mengambil 5 kecamatan sebagai sampel dan

dipilih secara acak.

3.4. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh sendiri oleh perorangan atau suatu

organisasi langsung dari objek penelitian. Data ini berwujud tindakan dan

kata-kata masyarakat untuk diteliti. Pengumpulan data primer dapat

diperoleh melalui penyebaran kuesioner, observasi, dan wawancara

langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi

berupa publikasi. Data ini berisikan informasi dan teori-teori yang

digunakan untuk mendukung penelitian. Penulis mendapatkan data

sekunder dari berbagai tulisan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan

daftar pertanyaan secara tertulis dan tersusun rapi yang akan diberikan

(58)

Keterangan :

SP = Sangat Paham Skor = 5

P = Paham Skor = 4

CP = Cukup Paham Skor = 3

KP = Kurang Paham Skor = 2

TP = Tidak Paham Skor = 1

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui tanya jawab

secara langsung kepada responden untuk mendapatkan data dan

keterangan yang lebih lengkap dan akurat.

c. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan langsung tanpa mengajukan pertanyaan terhadap objek

yang diteliti.

d. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mencatat dan mempelajari berbagai informasi dan data-data yang

diperoleh melalui buku, jurnal, situs internet, literatur, artikel dan

tulisan-tulisan ilmiah yang dijadikan referensi bagi peneliti.

3.6. Pengolahan Data

Penulis menggunakan program komputer SPSS versi 17 untuk mengolah

(59)

3.7. Metode Analisis Data

a.Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang membuktikan bahwa apa yang diamati

peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi didalam dunia

kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan memang sesuai dengan

yang sebenarnya terjadi. Pengukuran ini juga bertujuan untuk mengetahui

kebenaran data yang diperoleh dengan instrument, yakni instrument itu

sungguh-sungguh mengukur variabel yang sesungguhnya (Nasution, 1996

: 105). Validitas berhubungan dengan keakuratan sebuah kuesioner.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti

secara tepat. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan nilai r hasil Corrected Item Total Correlation.

Pengujian dilakukan dengan software SPSS 17.0 (Statistic Package for The

Social Science 17.0) for windows dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.

2. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen yang merujuk pada konsistensi hasil

perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu digunakan orang atau

kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan atau digunakan oleh

kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau berlainan

Gambar

Tabel 3.1.
Grafik 4.1 Grafik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.4
Grafik Pendapatan Per Bulan Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya

10 Tahun 1998 bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

“ BANK adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam1. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari.. masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke

 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat alam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk2 lainnya dalam rangka meningkatkan

Bank adalah “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk.. simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

UUP 10/98 Pasal 1 1  Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk