SKRIPSI
PERSEPSI DAN TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAT
KOTA MEDAN TERHADAP PRODUK-PRODUK
PERBANKAN (
FINANCIAL INCLUSION
)
OLEH
Taufiq Akbar Siregar
110523034
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN PERCETAKAN
Nama : Taufiq Akbar Siregar
NIM : 110523034
Departemen : Strata-1 Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan
Judul Skripsi : Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion)
Tanggal, __________ Ketua Program Studi
Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D NIP. 197105032003121003
Tanggal, __________ Ketua Departemen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN
Nama : Taufiq Akbar Siregar
NIM : 110523034
Departemen : Strata-1 Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan
Judul Skripsi : Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion)
Tanggal, __________ Pembimbing
Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec. NIP. 197304081998021001
Tanggal, __________ Pembaca Penilai
Lembar Pernyataan
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat
Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion)” adalah
benar hasil dari karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna
menyelesaikan badan akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari masyarakat Kota Medan
atau saya kutip hasil karya orang lain telah mendapat izin dan atau dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Agustus 2014
Taufiq Akbar Siregar
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota
Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat pemahaman masyarakat
Kota Medan terhadap produk perbankan yang dikeluarkan oleh bank. Produk
perbankan sendiri bersifat simpanan, pinjaman dan jasa keuangan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada
masyarakat di 5 kecamatan Kota Medan, sedangkan data sekunder diperoleh dari
buku, literatur, internet dan media lainnya. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.0.
Hasil yang diperoleh menunjukkan tingkat pemahaman masyarakat Kota
Medan terhadap produk-produk perbankan yang dikeluarkan oleh bank adalah
lebih 70% paham akan tetapi untuk masyarakat berpenghasilan rendah masih
memiliki pemahaman yang bervariasi lebih dari 10% masih belum paham.
ABSTRACT
This study entitles Public Perception and Understanding Levels of Medan
City Against Banking Products (Financial Inclusion). This study aims to identify
and analyze the level of public understanding of Medan on banking products
issued by banks. The Banking products are deposits, loans and financial services.
The data used in this study are primary data and secondary data. Data
was collected by distributing questionnaires to 100 peoples in 5 districts in Medan
city, while the secondary data obtained from books, literatures, the internet and
other media. The analytical method used is descriptive analysis using the
computer program SPSS version 17.0.
The result shows the level of public understanding of Medan on banking
products issued by banks is over 70% but the understanding of low-income people
is just 10% of respondents.
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Hipotesa ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
Bab II Uraian Teoritis 2.1. Pengertian Bank ... 7
2.3.1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat ... 15
2.3.2. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat ... 16
2.4. Produk-Produk Perbankan ... 16
2.5. Perilaku Konsumen ... 29
2.6. Pengetahuan Produk ... 31
Konsumen ... 33
2.9. Financial Inclusion ... 34
2.10. Kerangka Konseptual ... 37
Bab III Metode Penelitian ... 38
3.1. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian ... 38
3.2. Penentuan Populasi dan Sampel ... 38
3.3. Metode Pengambilan Sampel ... 39
3.4. Jenis dan Sumber Data ... 40
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.6. Pengolahan Data ... 41
3.7. Metode Analisis Data ... 42
Bab IV Analisis dan Pembahasan ... 44
4.1. Statistik Deskriptif ... 44
4.1.1. Analisis Karateristik Responden ... 44
4.2. Pembahasan ... 56
4.2.1. Uji Validitas dan Realibilitas ... 56
4.2.1.1. Uji Validitas ... 56
Perbankan Berbentuk Simpanan dan Investasi ... 71 4.2.2.3. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk
Perbankan Berbentuk Kredit dan Pembiayaan ... 74
4.2.2.4. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk
Perbankan Berbentuk Jasa-Jasa Perbankan ... 76
4.2.2.5. Deskripsi Pemahaman Masyarakat mengenai
Prosedur Permohonan Produk Perbankan ... 79
4.2.2.6. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Terhadap
Hak dan Kewajiban dalam Menggunakan Produk
Perbankan Berupa Simpanan ... ... 82
4.2.2.7. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Terhadap
Hak dan Kewajiban dalam Menggunakan Produk
Perbankan Berupa Kredit ... 84
4.2.2.8. Deskripsi Informasi Produk-Produk Perbankan
yang Memudahkan Pemahaman ... 87
Bab V Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan ... 90
DAFTAR TABEL
NO TABEL JUDUL HALAMAN
3.1 Sampel Penelitian ... 39 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 44 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 45 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir ... 46 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 48 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapata Per
Bulan ... 49 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Sebagai
Nasabah Bank Negeri/Swasta ... 51 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah
Rekening Yang Dimiliki Oleh Responden ... 52 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama
Responden Menjadi Nasabah ... 54 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Kecamatan ... 55 4.10 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Gambaran Umum
Mengenai Perbankan ... 57 4.11 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Gambaran Umum
Mengenai Perbankan ... 58 4.12 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman
Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk
Simpanan dan Investasi ... 59 4.13 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman
Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk
Simpanan dan Investasi ... 59 4.14 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman
Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk
4.15 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk
Kredit dan Pembiayaan ... 61 4.16 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman
Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk
Jasa-Jasa Perbankan ... 62 4.17 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman
Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk
Jasa-Jasa Perbankan ... 63 4.18 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman
Masyarakat Mengenai Prosedur Permohonan Produk
Keuangan Perbankan ... 63 4.19 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman
Masyarakat Mengenai Prosedur Permohonan Produk
Keuangan Perbankan ... 64 4.20 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman
Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa
Simpanan ... 65 4.21 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman
Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa
Simpanan ... 65 4.22 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman
Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa
Kredit dan Pembiayaan ... 66 4.23 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman
Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa
4.24 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Informasi yang
Memudahkan Pemahaman Mengenai Perbankan ... 67 4.25 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Informasi yang
Memudahkan Pemahaman Mengenai Perbankan ... 67 4.26 Jawaban Masyarakat Tentang Gambaran Umum
Mengenai Perbankan ... 69 4.27 Jawaban Masyarakat Tentang Gambaran Umum
Mengenai Perbankan Per Kecamatan ... 70 4.28 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman
Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk
Simpanan dan Investasi ... 72 4.29 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman
Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk
Simpanan dan Investasi Per Kecamatan ... 72 4.30 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman
Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk
Kredit dan Pembiayaan ... 74 4.31 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman
Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk
Kredit dan Pembiayaan Per Kecamatan ... 75 4.32 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman
Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk
Jasa-Jasa Keuangan ... 77 4.33 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman
Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk
Jasa-Jasa Keuangan Per Kecamatan ... 78 4.34 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman
Masyarakat Mengenai Prosedur Permohonan Produk
4.36 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa
Simpanan ... 82 4.37 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman
Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa
Simpanan Per Kecamatan ... 83 4.38 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman
Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa
Kredit dan Pembiayaan ... 85 4.39 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman
Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa
Kredit dan Pembiayaan Per Kecamatan ... 86 4.40 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemberi Informasi
yang Memudahkan Pemahaman Mengenai Perbankan 88 4.41 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemberi Informasi
yang Memudahkan Pemahaman Mengenai Perbankan
DAFTAR GRAFIK
NO GRAFIK JUDUL HALAMAN
4.1 Grafik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan ... 47 4.2 Grafik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Responden ... 48 4.3 Grafik Responden Berdasarkan Pendapatan Per
Bulan ... 50 4.4 Grafik Responden Berdasarkan Jumlah
Rekening Yang Dimiliki Responden ... 52 4.5 Grafik Responden Berdasarkan Lama
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN JUDUL HALAMAN
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota
Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat pemahaman masyarakat
Kota Medan terhadap produk perbankan yang dikeluarkan oleh bank. Produk
perbankan sendiri bersifat simpanan, pinjaman dan jasa keuangan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada
masyarakat di 5 kecamatan Kota Medan, sedangkan data sekunder diperoleh dari
buku, literatur, internet dan media lainnya. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.0.
Hasil yang diperoleh menunjukkan tingkat pemahaman masyarakat Kota
Medan terhadap produk-produk perbankan yang dikeluarkan oleh bank adalah
lebih 70% paham akan tetapi untuk masyarakat berpenghasilan rendah masih
memiliki pemahaman yang bervariasi lebih dari 10% masih belum paham.
ABSTRACT
This study entitles Public Perception and Understanding Levels of Medan
City Against Banking Products (Financial Inclusion). This study aims to identify
and analyze the level of public understanding of Medan on banking products
issued by banks. The Banking products are deposits, loans and financial services.
The data used in this study are primary data and secondary data. Data
was collected by distributing questionnaires to 100 peoples in 5 districts in Medan
city, while the secondary data obtained from books, literatures, the internet and
other media. The analytical method used is descriptive analysis using the
computer program SPSS version 17.0.
The result shows the level of public understanding of Medan on banking
products issued by banks is over 70% but the understanding of low-income people
is just 10% of respondents.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu ekonomi yang semakin luas menimbulkan ekpansi
kegiatan ekonomi di segala lini. Baik itu dalam sektor industri, perdagangan, jasa
dan lain-lain terus mengalami ekstensifikasi dan intensifikasi dalam bidangnya
masing-masing. Hal ini juga tidak terhindar dalam sektor keuangan, dimana sektor
keuangan merupakan sebuah wujud dari pasar uang. Pasar uang sendiri menurut
Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:20) adalah “ suatu tempat pertemuan
abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon
pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui
perantara”.
Secara sederhana dapat disampaikan bahwa pasar uang merupakan
medium untuk menyalurkan dana dari pemilik dana kepada calon yang akan
memakai dana tersebut dimana pemilik dana akan menerima bunga atau bagi hasil
atas pemakaian dana tersebut.
Pasar Uang menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:19)
“mempunyai ciri : jangka waktu dana yang pendek, tidak terikat pada tempat
tertentu, pada umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan tidak
perlu guarantor underwriter”. Pasar uang dan pasar modal sebetulnya merupakan
sarana investasi dan mobilisasi dana.
lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam
rangka meminjamkan dana atas kelebihan likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi
sebagai sarana pengendali moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka.
SBI (Sertifikat Bank Indonesia) sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar
terbuka digunakan untuk kontraksi moneter. Lembaga-lembaga yang aktif di pasar
uang adalah bank komersial, bank dagang, penyalur uang, dan bank sentral
pemerintah (Pandji Anorga dan Piji Pakarti (2001:19)). Sebagaimana pentingnya
fungsi pasar uang itu maka diperlukan regulasi yang tepat dalam mengendalikan.
Bank sebagaimana disebutkan diatas merupakan salah satu pelaku pasar
uang mempunyai peranan yang vital dalam menjalani peran sebagai pelaku pasar
uang. Dimana bank dapat sebagai pemilik dana dapat pula sebagai pihak yang
memerlukan dana dari pasar uang tersebut.
Dalam rangka mencapai kebijakan moneter yang efektif dan efisien maka
kegiatan perbankan di Indonesia saat ini diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia.
Dimana tugas utama Bank Indonesia yang dituangkan dalam UU No. 23 Tahun
1999 yaitu :
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi bank
Sesuai tugas BI diatas, maka BI dapat mengeluarkan kebijakan dalam
rangka mengatur kegiatan perbankan untuk mencapai kestabilan moneter yang
diharapkan dapat mengendalikan jumlah uang yang beredar dan kelancaran sistem
Berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh BI, Bank Umum dapat
menghimpun dana dari masyarakat melalui produk-produk perbankannya selain
itu juga menyalurkan dana yang dihimpun dari masyarakat melalui produk
keuangan seperti berbagai macam kredit. Selain menghimpun dana masyarakat
bank sendiri memiliki berbagai layanan yang bersifat jasa yang dapat
memperlancar arus sistem pembayaran. Melalui berbagai produk perbankan
tersebut memainkan peran yang vital dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Produk-produk perbankan yang disediakan oleh bank diharapkan telah
dipahami oleh masyarakat. Oleh karena setiap produk perbankan memiliki
keunggulan masing-masing yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat,
maka masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya dengan efektif dan
efisien sesuai dengan tujuannya menempatkan dana tersebut. Disamping itu
masyarakat dapat pula memanfaatkan fasilitas pendanaan yang lebih dikenal
dengan kredit dari bank. Oleh karena keterbatasan dana yang dimiliki masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya baik sebagai bentuk kebutuhan yang produktif
maupun konsumtif.
Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia merupakan
sebuah peluang yang besar untuk bank mengembangkan usahanya dalam bidang
jasa keuangan. Apalagi peran Medan sebagai salah satu pusat ekonomi di Pulau
Sumatera. Sehingga memerlukan jasa keuangan dalam mempermudah transaksi
keuangan dan sistem pembayaran. Dengan jumlah masyarakat kota Medan
merupakan potensi yang bisa digali oleh bank untuk menghimpun dan
menyalurkan dananya kepada masyarakat kota Medan.
Berdasarkan penelitian Resi Hana Ester Silaban (2009) bahwa
pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap
pertumbuhan dana masyarakat di bank maka perlu dilakukan pengkajian apakah
masyarakat sendiri telah memahami produk-produk perbankan yang mereka
gunakan dan sejauh mana mereka memahami produk-produk lain dari perbankan.
Sebagai salah satu langkah Bank Indonesia dalam melaksanakan tugasnya
yang dituangkan pada UU No.23 Tahun 1999 dimana salah satunya mengatur dan
mengawasi bank maka Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan berupa Program
Financial Inclusion yang dikeluarkan pada Tahun 2010 adapun program tersebut
berisi 23 butir yang meliputi lima aspek, yakni kebijakan penguatan stabililitas
moneter, kebijakan mendorong peran intermediasi perbankan, kebijakan
meningkatkan ketahamam perbankan, penguatan kebijakan makroprudensial, serta
penguatan fungsi pengawasan. Salah satu langkah yang ditegaskan Gubernur BI
pada saat itu yaitu meluncurkan program akses kepada lembaga keuangan yang
bertujuan untuk meniadakan hambatan akses masyarakat dalam memanfaatkan
layanan jasa keuangan, baik yang bersifat harga maupun non harga
Mengacu survei Bank Dunia pada Tahun 2009, sekitar 32% dari
masyarakat Indonesia atau 76 juta penduduk masih dalam kondisi financially
exclude, yaitu belum tersentuh jasa yang paling dasar dari sektor keuangan seperti
bank maka kebijakan BI ini diharapkan memberikan stimulus kepada masyarakat
masyarakat lebih banyak. Berkaitan dengan itu penulis merasa perlu untuk
melakukan penelitian dengan judul “Persepsi dan tingkat pemahaman
masyarakat kota Medan terhadap produk-produk perbankan (Financial
Inclusion)”.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penyusunan penelitian ini
penulis terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai kajian dasar penelitian yang
akan dilakukan yaitu apakah masyarakat Kota Medan mengetahui dan memahami
produk-produk perbankan yang dikeluarkan oleh Bank.
I.3. Hipotesa
Hipotesa adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek
penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan
perumusan masalah dan teoritis diatas, maka penulis membuat hipotesis bahwa
masyarakat kota Medan mengetahui dan memahami produk-produk perbankan
yang dikeluarkan oleh Bank.
I.4. Manfaat Penelitian
Penelitian dilakukan dengan dikarenakan latar belakang yang ada sehingga
hasil penelitian dapat memberikan manfaat. Penelitian ini diharapkan
menghasilkan manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan pertimbangan dan masukan kepada industri perbankan dalam
2. Menghimpun informasi sejauh mana masyarakat di Kota Medan
memahami produk-produk perbankan.
3. Membantu dalam memberikan infomasi bagi penelitian selanjutnya.
4. Sebagai sarana menambah wawasan ilmiah dalam menempuh pendidikan
ekonomi pembangunan.
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1. Pengertian Bank
Definisi atau batasan mengenai bank pada dasarnya tidak berbeda satu
sama lain, letak perbedaan hanya akan terlihat pada tugas dan jenis usaha bank
tersebut. Dibawah ini, akan dikemukakan definisi bank menurut beberapa ahli.
Menurut Prof. G.M. Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik, “Bank
adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik
dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari
orang lain, mana pun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar dan tempat
uang giral”. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa bank merupakan organisasi
yang bersifat memberikan bantuan dana kepada pihak lain.
Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang berfungsi
sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni
pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana (sinungan, 1993:3).
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 dan UU No. 23 Tahun 1999 menyatakan
bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Dalam pengertian ini bank bersifat sebagai sebuah organisasi yang tidak
hanya bersifat mencari keuntungan atas produk-produk yang mereka keluarkan
Menurut Thamrin dan Francis (2012) kalau dilihat dari fungsinya, maka
definisi bank dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
Pertama : Bank dilihat sebagai penerima kredit. Dalam pengertian pertama
ini bank menerima uang serta dana-dana yang lainnya dari masyarakat dalam
bentuk :
Simpanan atau tabungan biasa yang dapat diminta/diambil kembali setiap
saat.
Deposito berjangka, yang merupakan tabungan atau simpanan yang
penarikannya kembali hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang
ditentukan habis.
Simpanan dalam rekening koran/giro atas nama si penyimpan giro, yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet,
giro, atas perintah tertulis kepada bank.
Pengertian yang pertama mencerminkan bahwa bank melaksanakan
operasi perkreditan secara pasif dengan menghimpun uang dari pihak ketiga.
Kedua : bank dilihat sebagai pemberi kredit, artinya bahwa bank
melaksanakan operasi perkreditan secara aktif, tanpa mempermasalahkan apakah
kredit itu berasal dari deposito atau tabungan yang diterimanya atau bersumber
pada penciptaan kredit yang dilakukan oleh bank itu sendiri.
Ketiga : bank dilihat sebagai pemberi kredit bagi masyarakat melalui
sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanan/tabungan masyarakat maupun
Dari uraian di atas jelaslah, bahwa selain mengemban tugas sebagai agent
of development (melayani penyaluran kredit), juga bertindak selaku agent of trust
(melayani jasa-jasa dalam bentuk pengamanan pengawasan harta milik) baik
perorangan, kelompok atau perusahaan.
Dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan terdapat dua jenis
bank, yaitu :
a. Bank Umum
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Perbankan, Bank Umum
adalah bank yang melaksanakan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Terdapat perbedaan antara bank umum dan bank perkreditan rakyat
pada kegiatannya dimana peran bank umum dalam lalu lintas pembayaran
dilaksanakan sedangkan pada BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Dapat diambil kesimpulan bahwa bank umum memiliki lingkup
peran dan fungsi lebih luas dari BPR. Sehingga bank umum memberikan manfaat
2.2. Bank Umum
2.2.1 Pengertian Bank Umum
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank Umum adalah
bank yang melaksanakan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dimana berdasarkan UU tersebut seluruh kegiatan bank umum masih dibawah
pengawasan Bank Indonesia sebelum nantinya akan dilakukan oleh Otoritas Jasa
Keuangan yang telah terbentuk.
2.2.2 Kegiatan Bank Umum
Sesuai dengan kata umum yang terdapat pada kata bank umum maka
kegiatan bank umum tidak hanya bergerak pada satu usaha saja. Kegiatan usaha
pada bank umum seperti dijelaskan sebelumnya bahwa bank sebagai penerima
kredit sekaligus pemberi kredit secara luas baik bagi perusahaan maupun
masyarakat per individu. Kegiatan bank umum menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkannya dalam bentuk kredit merupakan kegiatan inti dari bank
umum. Lebih lanjut dapat diurai kegiatan bank umum menurut Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) yaitu :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
4. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
o Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam
perdagangan surat-surat dimaksud.
o Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan
surat-surat dimaksud.
o Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
o Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
o Obligasi.
o Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun.
o Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana
kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi
maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan antar pihak ketiga.
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak.
10.Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
11.Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat.
12.Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
13.Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu bank umum dapat pula :
1. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
2. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan di
bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan
efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan,
dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi
4. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun
yang berlaku.
Bank Umum sendiri secara pembiayaan dan penempatan dana dapat dibagi
prinsip kerjanya menjadi berdasarkan yaitu :
1. Berdasarkan prinsip konvensional
2. Berdasarkan prinsip syariah
2.2.3. Sumber Pendanaan Bank Umum
Dalam melakukan kegiatannya bank umum dapat mengelola dana dari
berbagai sumber. Dana yang dimiliki oleh bank umum bersumber dari :
i. Dana Modal Sendiri
Dana yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik bank.
Dalam neraca bank, dana sendiri tertera pada rekening modal, cadangan dan
laba tercantum pada sisi passiva (liabilitas). Bagian dari dana sendiri yakni :
a) Modal yang disetor, merupakan jumlah dana yang disetor secara
efektif oleh para pemegang saham pada saat bank berdiri.
Umumnya modal setoran pertama dari para pemegang saham
sebagian dipergunakan untuk sarana perkantoran dan lain-lain.
b) Cadangan-cadangan, merupakan bagian dari laba setelah dipotong
pajak yang mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) ketiga atau rapat anggota apabila bank tersebut bentuk
koperasi yang disisihkan dalam bentuk cadangan umum dan
c) Laba yang ditahan, merupakan saldo laba bersih dikurangi pajak
yang oleh RUPS atau Rapat Anggota tidak dibagi dan kadang
dimasukkan kedalam modal kerja.
ii. Dana Pinjaman dari Pihak Luar
Dana dari pihak kedua ini yaitu pihak yang memberikan pinjaman dana
pada pihak bank tersebut. Mereka terdiri dari :
a) Pinjaman dari bank-bank lain yang dikenal dengan nama Inter
Bank Call Money Market. Pinjaman ini biasanya diminta bila ada
kebutuhan mendesak yang diperlukan bank misalnya kalau terjadi
rush (penarikan secara besar-besaran), atau kalah kliring jangka
waktu call money biasanya tidak lama (hanya beberapa hari saja)
dan kadang hanya satu malam sehingga disebut dengan overnight
call money. Interbank Call Money juga dapat dimanfaatkan oleh
bank yang mengalami kelebihan likuiditasnya sehingga dana
tersebut dapat jadi produktif.
b) Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain di luar negeri yang
biasanya berbentuk jangka menengah atau panjang.
c) Pinjaman dari Bank Sentral atau Bank Indonesia yang disebut
iii. Dana Dari Masyarakat (Dana Pihak ke Tiga)
Dana-dana masyarakat yang disimpan dalam bank merupakan sumber
dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Dana ini tersebut terdiri dari
Giro (demand deposite), Tabungan, dan Deposito yang dihimpun dari
masyarakat dan akan dibahas lebih lanjut nantinya dalam penelitian ini.
2.3. Bank Perkreditan Rakyat
2.3.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan
hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Dengan lokasi yang
pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. Status BPR
diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai,
Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit
Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil
(KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa
(BKPD), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan berdasarkan UU
Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan tatacara yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Ketentuan tersebut diberlakukan karena
mengingat bahwa lembaga-lembaga tersebut telah berkembang dari lingkungan
masyarakat Indonesia, serta masih diperlukan oleh masyarakat, maka keberadaan
lembaga dimaksud diakui. Oleh karena itu, UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992
kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan pengawasan, maka persy-ratan
dan tatacara pemberian status lembaga-lembaga dimaksud ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
2.3.2 Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Menurut Ototritas Jasa Keuangan bahwa Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan
dengan kegiatan bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro,
kegiatan valas, dan perasuransian.
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya sebagai sebuah bank maka
BPR melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip
Syariah,sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.
2.4 Produk-Produk Perbankan
Perbankan mengeluarkan produk-produk yang telah disetujui terlebih
Otoritas Jasa Keuangan untuk menjaga standar pelayanan dalam hal produk dan
jasa keuangan. Produk-produk perbankan menurut Bank Indonesia dapat
dikelompokan menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Simpanan dan Invetasi
Simpanan dan investasi merupakan bentuk produk perbankan yang
dikeluarkan oleh bank untuk menghimpun dana dari masyarakat. Beberapa
bentuk produk simpanan dan investasi yaitu :
a. Deposito
Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan
pada jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu. Deposito dapat
dicairkan setelah jangka waktu berakhir. Dimana walau telah berakhir
deposito dapat diperpanjang secara otomatis (automatic roll over).
Deposito sendiri dapat berbentuk mata uang rupiah maupun dalam
mata uang asing. Bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada bunga
tabungan biasa. Bunga dapat diambil setelah tanggal jatuh tempo atau
dimasukkan lagi ke pokok deposito untuk didepositokan lagi pada
periode berikutnya. Deposito terdiri dari :
(1) Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito merupakan simpanan yang diterbitkan dengan
jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan
atas unjuk dalam bentuk sertifikat, tanpa mencantumkan nama
pemilik deposito. Sertifikat deposito dapat diperjualbelikan kepada
dimuka, tiap bulan atau pada saat jatuh tempo, baik tunai maupun
non tunai.
(2) Deposito Berjangka
Deposito berjangka merupakan simpanan yang pencairannya
dilakukan berdasarkan jangka waktu tertentu. Dimana umumnya
berjangka waktu mulai dari 1, 3, 6, 12 sampai dengan 24 bulan
diterbitkan dengan mencantumkan nama pemilik deposito baik
perorangan maupun lembaga.
(3) Deposit On Call (DOC) Dalam hal ini nasabah yang mempunyai
dana cukup besar yang sementara tidak dipergunakan Deposito On
Call dalam jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama 1 bulan.
Sebelum dana tersebut hendak dicairkan, maka nasabah tersebut
harus memberitahukan 3 hari sebelumnya dan bunga dihitung
secara negosiasi antara nasabah dengan bank.
b. TabunganKu (Tabungan)
TabunganKu atau biasa disebut dengan tabungan secara umum
menurut BI merupakan tabungan untuk perorangan dengan persyaratan
mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di
Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkat
kesejahteraan masyarakat.
Fitur produk TabunganKu dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Fitur Standard (Mandatory) adalah fitur produk TabunganKu yang
produk TabunganKu, sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui
bersama. TabunganKu biasanya tidak dibebani biaya administrasi
bulanan dimana setoran awal minimal Rp 20.000 dengan setoran
selanjutnya minimal Rp 10.000 dan saldo minimum rekening setelah
penarikan adalah Rp 20.000. Saldo dorman (tidak ada transaksi 6 bulan
berturut-turut maka kena biaya penalti sebesar Rp 2.000 per bulan dan
apabila saldo mencapai kurang dari Rp 20.000 maka rekening akan
ditutup oleh sistem dengan biaya penutupan rekening sebesar sisa
saldo.
Biaya penutupan rekening atas permintaan nasabah adalah Rp 20.000.
Jumlah minimum penarikan di counter sebesar Rp 100.000 kecuali
pada saat nasabah ingin menutup rekening. Bunga/Bonus Wadiah
dihitung berdasarkan saldo harian dan tidak progresif. Bunga/bonus
wadiah dibayarkan mengikuti periode pembayaran masing-masing
bank. Suku bunga/bonus wadiah :
a) Bank Umum Konvensional, dengan saldo :
(i) Rp 0 sampai dengan Rp 500.000 tidak diberikan bunga.
(ii)Diatas Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.000.000 sebesar
0,25% per tahun.
(iii) Diatas Rp 1.000.000 sebesar 1% per tahun.
b) Bank umum syariah/unit usaha syariah :
(i) Menganut skema wadiah, dengan ketentuan dan
(ii)Bank umum syariah yang memberikan bonus maksimal
setara dengan 1% per tahun.
Biaya penggantian buku/lembar statement apabila hilang/rusak adalah
gratis. Persyaratan lain untuk penggantian buku yang hilang/rusak,
mengikuti ketentuan yang berlaku di bank masing-masing.
2. Fitur Customized (Optional) adalah fitur produk TabunganKu yang
dapat dipilih untuk diterapkan oleh bank yang meluncurkan produk
TabunganKu. Bank dapat memberikan tambahan fitur lainnya kepada
produk TabunganKu selama tidak melanggar kesepakatan bersama.
Dalam rangka mengembangkan produk TabunganKu ke depan, akan
dilakukan penyempurnaan secara berkala atas fitur produk
TabunganKu oleh komite produk TabunganKu yang dibentuk oleh
industri perbankan.
Bukti kepemilikan rekening bersifat optional dimana format
disesuaikan dengan infrastruktur masing-masing bank (Buku, Bukti
Kepemilikan Tabungan, dan Lembar Statement). Diberikan opsi
penggunaan kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dimana biaya
bulanan kartu ATM, hilang/rusak, cetak ulang PIN dan biaya transaksi
di ATM disesuaikan dengan ketentuan di masing-masing bank.
Persyaratan lain untuk penggantian kartu ATM yang hilang/rusak
mengikuti ketentuan masing-masing bank. Selain itu layanan jasa
perbankan lainnya dan biayanya mengikuti ketentuan di
(mandatory) adalah bersifat opsional dan akan disesuaikan dengan
ketentuan masing-masing bank.
c. Giro
Rekening Giro atau current account adalah salah satu produk
perbankan berupa simpanan dari nasabah perseorangan maupun
nasabah badan usaha dalam rupiah ataupun mata uang asing yang
penarikannya dapat dilakukan kapan saja selama jam kerja dengan
menggunakan warkat cek atau bilyet giro.
Persyaratan dalam membuka rekening giro adalah sebagai berikut :
1) Semua warga negara Indonesia dan warga negara asing.
2) Badan usaha dan institusi lain yang sah menurut hukum yang
berlaku.
Dengan menjadi nasabah giro maka akan memperoleh fasilitas dalam
melakukan transaksi keuangan yaitu :
1) Melakukan pembayaran dengan menggunakan cek (cheque)
Cek adalah surat berharga atau alat transaksi pembayaran yang
diterbitkan oleh bank sebagai pengganti uang tunai. Cek
dikeluarkan oleh bank apabila nasabah memiliki rekening giro.
2) Melakukan pembayaran dengan bilyet giro. Bilyet giro adalah
cara pembayaran yang berbeda dengan cek, dimana penerima
dana tidak dapat melakukan pencairan secara tunai, tetapi harus
melalui pemindahbukuan ke rekening yang bersangkutan. Bilyet
2. Kredit dan Pembiayaan
Bank menyalurkan dana yang dimilikinya agar lebih produktif melalui
berbagai macam bentuk kredit dan pembiayaan yaitu :
a. Kredit Kepemilikan Kendaraan (K3)
Kredit kepemilikan kendaraan (K3) adalah fasilitas kredit yang
diberikan oleh bank untuk pembelian kendaraan baru atau bekas.
Khusus untuk kendaraan bekas, bank biasanya menetapkan batasan
usia kendaraan yang dapat dibiayai sesuai ketentuan dari bank.
Dalam hal ini biasanya bank tidak memberikan pendanaan
sepenuhnya maka nasabah sebaiknya menyiapkan down payment
(uang muka atau lebih sering disingkat DP).
b. Kredit Tanpa Jaminan (KTJ)
Kredit Tanpa Jaminan (KTJ) adalah kredit yang diberikan bank
dalam bentuk uang tunai, yang dapat diperoleh tanpa memberikan
jaminan. KTJ biasanya diberikan oleh bank untuk berbagai
kebutuhan semisal biaya pendidikan, renovasi rumah, modal kerja
dan kebutuhan lainnya.
Karakteristik KTJ adalah sebagai berikut :
1) Tidak memerlukan jaminan
2) Proses kredit biasanya lebih cepat dan mudah
3) Biaya provisi dan administrasi akan langsung di debet dari
rekening nasabah bersangkutan
5) Total kredit dapat diambil tunai
6) Perhitungan bunga dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku dimasing-masing bank.
7) Dapat diajukan oleh karyawan, wiraswasta, atau profesional
Keuntungan dari KTJ yaitu :
1) Plafon kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan
2) Dapat membayar dengan jumlah yang relatif fleksibel, sesuai
dengan kemampuan keuangan
3) Dana kredit dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan
4) Jangka waktu kredit fleksibel
5) Dapat membayar angsuran melalui transfer maupun tunai
c. Kredit Usaha
Kredit usaha adalah penyediaan dana dalam jumlah tertentu dari
bank untuk mendukung tujuan usaha kreditur dengan berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam yang mewajibkan
kreditur selaku peminjam untuk melunasi pinjaman dalam waktu
tertentu beserta pembayaran bunga dan biaya lainnya.
Pinjaman yang diberikan untuk membantu keperluan usaha
nasabah yang mencakup :
1) Kebutuhan modal kerja, yakni untuk menutupi kebutuhan
pembelian persediaan ataupun membiayai piutang dagang.
dapat memberikan kesempatan bagi nasabah untuk
memperpanjang fasilitas kreditnya apabila telah jatuh tempo.
Pembayaran kredit dapat secara mencicil ataupun sekaligus
lunas.
2) Kebutuhan investasi, yakni untuk mendukung kebutuhan dana
pembiayaan investasi jangka panjang seperti pembelian kios,
ruko, mesin, pembangunan pabrik, atau pembelian kendaraan
lain-lain. Jangka waktu untuk investasi biasanya cukup panjang
(lebih dari 3 tahun). Umumnya pelunasan kredit investasi
dilakukan dengan cara mencicil pokok dan bunga secara
bulanan.
Yang menjadi jaminan dalam kredit usaha adalah kelayakan usaha
berupa arus uang usaha anda namun ada kalanya bank
membutuhkan jaminan tambahan berupa aset untuk lebih
meningkatkan keyakinan bank.
d. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Kredit Pemilikan Rumah adalah suatu fasilitas kredit yang
diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang
akan membeli atau memperbaiki rumah.
Di Indonesia saat ini dikenal ada 2 jenis KPR yaitu :
1) KPR Subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukkan kepada
masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka
telah dimiliki. Bentuk subsidi yang diberikan berupa subsidi
yang meringankan kredit dan subsidi yang menambah dana
pembangunan atau perbaikan rumah. Kredit ini diatur
tersendiri oleh pemerintah sehingga tidak setiap masyarakat
yang mengajukan kredit dapat diberikan fasilitas ini. Secara
umum batasan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam
memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan
maksimum kredit yang diberikan.
2) KPR Non Subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukkan bagi
seluruh masyarakat. Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank,
sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku bunga
dilakukan sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.
Pada umumnya fasilitas KPR pemohon akan dikenakan beberapa
biaya diantaranya biaya appraisal, biaya notaris, provisi bank, biaya
asuransi kebakaran, biaya premi asuransi jiwa selama masa kredit.
Metode perhitungan bunga KPR mengenal 3 metode perhitungan
bunga yaitu :
1) Flat, dalam metode ini perhitungan bunga selalu
menghasilkan nilai bunga yang sama setiap bulan karena
bunga dihitung dari prosentase bunga dikalikan pokok
pinjaman awal. Rumus perhitungannya :
Bunga Per Bulan = (P x i x t) : jb
i = Suku bunga per tahun
t = Jumlah tahun jangka waktu kredit
jb = Jumlah bulan dalam jangka waktu kredit
2) Efektif, metode ini menghitung bunga yang harus
dibayarkan setiap bulan sesuai dengan saldo pokok
pinjaman bulan sebelumnya. Rumus perhitungan bunganya
adalah sebagai berikut :
Bunga = SP x i x (30/360)
SP = Saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya
i = Suku bunga per tahun
30 = Jumlah hari dalam satu bulan
360 = Jumlah hari dalam satu tahun
3) Annuitas tahunan dan bulanan, merupakan modifikasi dari
metode efektif. Metode ini mengatur jumlah angsuran
pokok dan bunga yang dibayar agar sama setiap bulan.
Rumus perhitungan bunga sama dengan metode efektif
yaitu :
Bunga = SP x i x (30/360)
SP = Saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya
i = Suku bunga per tahun
30 = Jumlah hari dalam satu bulan
Dalam prakteknya metode suku bunga yang digunakan adalah suku
bunga efektif atau anuitas.
Keuntungan KPR yaitu :
1) Nasabah tidak perlu menyediakan dana tunai untuk
membeli rumah karena nasabah cukup menyediakan uang
muka. Apalagi dengan mahalnya harga properti saat ini
maka KPR sangat membantu bagi golongan menengah ke
bawah.
2) KPR memiliki jangka waktu yang panjang angsuran yang
dibayar dapat diiringi dengan ekspektasi peningkatan
penghasilan.
3. Jasa – Jasa Bank
Jasa-jasa yang dapat diberikan oleh bank kepada masyarakat menurut BI
yaitu:
a. Menerima Setoran-setoran berupa :
Pembayaran pajak
Pembayaran telepon, listrik, dan air
b. Melayani pembayaran-pembayaran seperti :
Gaji/pensiun/honorarium
Pembayaran dividen/kupon/bonus
c. Dalam lingkup pasar modal perbankan dapat memberikan atau
menjadi :
Penanggung
Wali amanat
Perantara perdagangan efek
Perdagangan efek
Perusahaan pengelola dana
d. Transfer merupakan jasa kiriman uang anar bank baik antar bank yang
sama maupun bank yang berbeda. Pengiriman uang dapat dilakukan
untuk dalam kota, luar kota maupun dalam negeri.
e. Inkaso (collection) merupakan jasa penagihan warkat antar bank yang
berasal dari luar kota berupa cek, bilyet giro atau surat-surat berharga
lainnya yang baik berasal dari warkat bank dalam negeri maupun luar
negeri.
f. Kliring (clearing) merupakan jasa penarikan warkat yang berasal dari
dalam satu kota, termasuk transfer dalam kota antar bank.
g. Safe Deposit Box adalah jasa penyewaan kotak penyimpanan harta
atau surat berharga yang dirancang secara khusus dari bahan baja dan
ditempatkan dalam ruang khasanah yang kokoh dan tahan api untuk
menjaga keamanan barang yang disimpan dan memberikan rasa aman
bagi penggunanya.
h. Bank Card merupakan jasa penerbitan kartu-kartu kredit yang dapat
digunakan dalam berbagai transaksi dan penarikan uang tunai di
ATM.
j. Bank garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada
pihak penerima jaminan apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi
kewajibannya. Bank garansi merupakan jaminan yang diberikan
kepada nasabah dalam pembiayaan proyek tertentu.
k. Referensi bank merupakan surat referensi yang dikeluarkan oleh bank.
l. Bank Draft merupakan wesel yang diterbitkan oleh bank.
m. Letter of Credit (L/C) merupakan jasa yang diberikan dalam rangka
mendukung kegiatan atau transaksi ekspor impor.
n. Cek wisata (travellers cheque) merupakan cek perjalanan yang bisa
digunakan oleh para turis dan dibelanjakan diberbagai tempat.
o. Electronic Banking, Bank menyediakan layanan electronic banking
atau lebih dikenal dengan e-banking untuk memenuhi kebutuhan
nasabahnya akan alternatif media untuk melakukan transaksi
perbankan selain yang tersedia dikantor cabang atau ATM berbentuk
internet banking, mobile banking, phone banking, dan sms banking.
2.5. Perilaku Konsumen
Menurut Kotler dan Amstrong (2004:200) faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen adalah budaya, faktor sosial, pribadi, dan
psikologis. Faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan untuk mengetahui
seberapa jauh dapat mempengaruhi keputusan konsumen :
1) Faktor Budaya
2) Faktor Sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
permanen yang tersusun secara hirarki yang anggotanya menganut
nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu
faktor tunggal seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari
pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Tingkah
laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial yaitu :
a. Kelompok acuan
b. Keluarga
c. Peran dan status
3) Faktor Pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang
yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif
konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Keputusan membeli
juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu :
a. Umur dan tahap daur hidup
b. Pekerjaan
c. Situasi ekonomi
d. Gaya hidup
e. Kepribadian dan konsep diri
4) Faktor psikologis adalah faktor yang paling mendasar dalam diri individu
yang akan mempengaruhi pilihan-pilihan seseorang dalam mengonsumsi.
Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia
dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Faktor
psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian meliputi :
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pengetahuan
d. Keyakinan dan sikap
2.6. Pengetahuan Produk
Sumarwan membagi pengetahun konsumen menjadi 3, yaitu :
1) Pengetahuan Produk
Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai informasi mengenai produk.
Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, teknologi produk, harga
produk, dan kepercayaan mengenai produk. Peter dan Olsen menyatakan
bahwa konsumen memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda. Peter
dan Olsen (dalam Sumarwan 2003:122) membagi 4 pengetahuan produk
yaitu :
a. Pemahaman atribut produk atau tentang karateristik,
b. Pengetahuan tentang manfaat produk.
c. Manfaat fungsional adalah manfaat yang dirasakan konsumen
secara fisiologis (emosi, perasaan, dan mood).
d. Pengetahuan tentang kepuasaan yang diberikan produk pada
konsumen.
2) Pengetahuan Pembelian
a. Pengetahuan tentang toko.
b. Pengetahuan tentang lokasi produk pada toko tersebut.
c. Penempatan produk yang sebenarnya pada produk tersebut.
3) Pengetahuan Pemakaian
Suatu produk dapat memberikan manfaat kepada konsumen jika produk
tersebut telah digunakan. Agar produk tersebut memberikan manfaat yang
maksimal, maka konsumen harus mampu menggunakan produk tersebut
sesuai dengan ketentuannya.
2.7. Tingkat Pendidikan dan Tingkat Usia Masyarakat Terhadap Produk
Perbankan
Menurut Wikipedia Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana
yang dilakukan secara aktif untuk mewujudkan pengembangan potensi diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
individu dan masyarakat. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang relatif mudah
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media massa. Selain mudah
memperoleh informasi seseorang yang berpendidikan akan lebih mudah pula
memahami informasi yang diperoleh sehingga mengetahui manfaat suatu
informasi.
Pengaruh usia terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang juga
berpengaruh terhadap penerimaan informasi dan pemahaman. Semakin bertambah
usia maka semakin berkembang daya tangkap dan pola pikir manusia sehingga
Pengaruh tingkat pendidikan dan usia ini terhadap pemahaman
produk-produk perbankan juga bisa jadi relevan dikarenakan dinamisnya perkembangan
bank untuk melakukan inovasi dalam pelayanan sehingga masyarakat seharusnya
semakin melek terhadap produk-produk finasial dari perbankan.
2.8. Pengaruh Tingkat Pemahaman Pada Perilaku Konsumen
Menurut Amena (2014:22) Tingkat pemahaman mempunyai pengaruh
yang kuat bagi masyarakat/konsumen. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
tingkat pemahaman masyarakat dalam mengambil keputusan adalah citra,
pelayanan, dan produk. Tingkat pemahaman sering terjadi tolak ukur masyrakat
dalam memutuskan untuk menggunakan suatu produk atau tidak. Semakin tinggi
pemahaman konsumen terhadap suatu produk maka semakin yakin konsumen
tersebut untuk menggunakan atau membeli suatu produk. Maka penting untuk
memberikan pemahaman atau pengetahuan akan suatu produk pada konsumen.
Menurut Setiadi (2003) menyatakan ada lima tahapan yang dilalui
konsumen dalam proses pembelian suatu produk atau jasa yaitu pengenalan
produk, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan
perilaku pasca pembelian.
Skema Perilaku Konsumen
Setiadi (2003) mengemukakan secara lebih terperinci dari gambar di atas
a. Pengenalan produk yaitu proses dimulainya saat pemilihan produk atau
jasa dengan menyadari banyak pilihan dalam memperoleh kebutuhan yang
diinginkan.
b. Pencarian informasi adalah melakukan sebanyak mungkin informasi yang
berhubungan dengan kebutuhan yang diharapkan atau diinginkan. Tingkat
pencarian informasi ini dibagi menjadi dua tingkat. Tingkat pertama
adanya perhatian yang meningkat dan yang kedua adalah pencarian
informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari
segala sumber.
c. Evaluasi alternatif yaitu konsumen memproses mengenai informasi
tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Konsumen akan
mencari manfaat tertentu selanjutnya melihat kepada atribut dari produk
dan jasa.
d. Keputusan membeli yaitu tahap ini konsumen menyusun merek-merek
dalam himpunan pilihan seta membentuk niat pembeli, dan pembeli akan
menjatuhkan pilihan pada apa yang dia sukai.
e. Perilaku pasca pembelian yaitu konsumen akan mengalami dua hal yaitu
akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan sama sekali.
2.9. Financial Inclusion
Financial inclusion merupakan koreksi terhadap financial exclution yang
dalam penjelasannya adalah sebuah kondisi financial yang hanya
menguntungkan segelintir pihak saja. Definisi lain dari financial Inclusion
kegiatan menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk
hambatan entah dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat
dalam menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan. Hal ini tentunya
dengan sekilas kita mengetahui konsep dan tujuan dari Financial Inclusion ini,
besar harapan untuk dapat menyelamatkan masyarakat dari kemiskinan yang ada
di Indonesia ini tentunya. Seperti penyelamatan usaha lokal dan usaha mandiri
agar tercapainya koherenitas terhadap perkembangan zaman. Dalam perencanaan
ini sebagaimana mestinya masyarakat miskin bisa mendapatkan kemudahan akses
untuk mengembangkan kegiatan ekonomi mereka, serta mendapatkan layanan
yang pro rakyat.
Melalui program financial inclusion ini akan diharapkan masyarakat dapat
memanfaatkan produk-produk perbankan yang ada sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dengan program financial inclusion masyarakat
memiliki akses akan informasi yang luas terhadap produk-produk perbankan baik
dalam hal investasi maupun kredit sehingga dana yang ada dimasyarakat dapat
ditampung oleh bank untuk investasi kemudian disalurkan juga untuk kepentingan
masyarakat juga.
Beberapa ahli telah menyatakan bahwa akses ke jasa keuangan seperti
sektor perbankan dapat membantu mengurangi kemiskinan di kota maupun di
pedesaan dimana penduduk dapat memperoleh pinjaman kecil ataupun besar
untuk mengembangkan usaha mereka sehingga memungkinkan mereka untuk
semakin maju dan bertumbuh. Menurut Haughton dan Khandker (2009) bahwa
Oleh karena itu peran program financial inclusion menciptakan akses yang
mudah bagi masyarakat untuk memperoleh produk-produk perbankan baik
memahami manfaat setiap produk maupun menggunakannya produk dan jasa
perbankan tersebut. Dampak yang diharapkan bahwa financial inclusion mampu
membantu keluarga berpenghasilan rendah dan miskin mencapai stabilitas
keuangan. Akses ke keuangan memberikan orang kesempatan untuk
menghasilkan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar ,
membangun aset, melindungi terhadap risiko, berinvestasi dalam proyek yang
menghasilkan pendapatan, dan pengembangan usaha pembiayaan.
Financial inclusion dipandang sebagai prasyarat penting bagi pencapaian
simultan dari pertumbuhan dan ekuitas (pertumbuhan inklusif), yang sebelumnya
dianggap mustahil. Sarma dan Pais (2008) memiliki mengidentifikasi dua efek
berpotensi positif dari financial inclusion pada perekonomian. Pertama, dengan
membantu mengalokasikan sumber daya secara efisien, inklusi mengurangi biaya
penggunaan modal dan membantu ekonomi tumbuh pesat. Kedua, menekan
pertumbuhan sumber kredit informal, seperti rentenir yang mengenakan tingkat
bunga yang tinggi dan yang peminjam adalah rumah tangga sebagian besar
miskin. penindasan ini maka harus menurunkan suku bunga yang dikenakan pada
pinjaman informal, sehingga peminjam miskin dapat membuat lebih baik
menggunakan pinjaman informal mereka untuk meningkatkan pendapatan
mereka. Oleh karena itu, financial inclusion dapat mempromosikan baik
Salah satu program dalam financial inclusion adalah mempermudah akses
terhadap produk dan jasa perbankan. Sebagai kota besar Medan memiliki potensi
ekonomi yang baik sehingga berdampak positif pada pemanfaatan produk dan jasa
keuangan. Pemanfaatan produk perbankan oleh masyarakat perlu dipahami oleh
masyarakat. Tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk perbankan akan
mengoptimalkan peran perbankan dalam perkembangan pasar keuangan di Medan
dan Indonesia secara luas.
2.10. Kerangka Konseptual
Pendidikan yang dimaksud penulis adalah pendidikan formal terakhir yang
didapat responden apakah itu SD, SMP, SMA setingkatnya sampai perguruan
tinggi berupa diploma ataupun sarjana.
Usia yang dimaksud penulis adalah jumlah tahunan hidup yang dijalani responden
sampai saat penelitian.
Pekerjaan yang dimaksud penulis adalah profesi yang dijalani responden pada saat
penelitian.
Pendapatan Per Bulan yang dimaksud penulis adalah jumlah pendapatan yang
diperoleh dari berbagai sumber selama satu bulan.
Nasabah Bank yang dimaksud penulis adalah responden merupakan nasabah bank
negeri/swasta. Jumlah rekening yang dimiliki dan sudah berapa lama menjadi
nasabah
Kecamatan tempat tinggal responden untuk mengetahui setiap kecamatan tentang
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah prosedur yang akan dilakukan dalam
pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan
menguji hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menyusun skripsi ini, metode penelitiannya adalah sebagai berikut :
3.1 Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisa mengenai persepsi dan
pemahaman masyarakat kota Medan terhadap produk-produk perbankan yang
dikeluarkan oleh bank dimana hal ini telah menjadi perhatian dalam program
Financial Inclusion. Lokasi penelitian dilakukan di kota Medan pada 5
Kecamatan yaitu Medan Kota, Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan
Petisah, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Area.
3.2. Penentuan Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah penduduk
kota Medan. Jumlah penduduk kota Medan saat berdasarkan data BPS pada 2012
adalah sebanyak 2.122.804 Jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.047.875 jiwa dan
perempuan 1.074.929 jiwa. Jumlah penduduk yang akan dijadikan sampel
penelitian adalah sebanyak 100 jiwa. Hal ini berdasarkan perhitungan dengan
rumus Slovin (Umar, 2000) sebagai berikut :
n = 2.122.804 1 + (2.122.804)x(0,1)2 n = 99,99 ≈ 100 responden
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
E = Persentase Kelonggaran Kesalahan
Berdasarkan perhitungan dengan rumus Slovin, maka didapatkan jumlah sampel
penelitian sebanyak 99,99 orang yang dibulatkan menjadi 100 orang.
3.3. Metode Pengambilan Sampel
Prosedur pengambilan sampel atau responden dalam penelitian ini
menggunakan teknik Disproporsional Stratified Sampling yaitu mengambil
sampel dengan tidak memperhatikan perbandingan banyaknya populasi pada
tiap-tiap kecamatan. Setiap-tiap kecamatan yang dijadikan sampel diambil dengan jumlah
yang sama. Dimana sampel yang diperoleh dibagi sama rata untuk setiap
kecamatan, yaitu masing-masing 20 orang setiap kecamatan.
Tabel 3.1.
Sampel Penelitian
NO Kecamatan Sampel
1 Medan Kota 20
2 Medan Johor 20
3 Medan Petisah 20
4 Medan Baru 20
5 Medan Area 20
Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan metode pengambilan
cluster sampling (area sampling). Teknik area sampling digunakan disebabkan
karena objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Dari 21 kecamatan
yang ada di kota Medan, penulis mengambil 5 kecamatan sebagai sampel dan
dipilih secara acak.
3.4. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh sendiri oleh perorangan atau suatu
organisasi langsung dari objek penelitian. Data ini berwujud tindakan dan
kata-kata masyarakat untuk diteliti. Pengumpulan data primer dapat
diperoleh melalui penyebaran kuesioner, observasi, dan wawancara
langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi
berupa publikasi. Data ini berisikan informasi dan teori-teori yang
digunakan untuk mendukung penelitian. Penulis mendapatkan data
sekunder dari berbagai tulisan.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan
daftar pertanyaan secara tertulis dan tersusun rapi yang akan diberikan
Keterangan :
SP = Sangat Paham Skor = 5
P = Paham Skor = 4
CP = Cukup Paham Skor = 3
KP = Kurang Paham Skor = 2
TP = Tidak Paham Skor = 1
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui tanya jawab
secara langsung kepada responden untuk mendapatkan data dan
keterangan yang lebih lengkap dan akurat.
c. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan langsung tanpa mengajukan pertanyaan terhadap objek
yang diteliti.
d. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mencatat dan mempelajari berbagai informasi dan data-data yang
diperoleh melalui buku, jurnal, situs internet, literatur, artikel dan
tulisan-tulisan ilmiah yang dijadikan referensi bagi peneliti.
3.6. Pengolahan Data
Penulis menggunakan program komputer SPSS versi 17 untuk mengolah
3.7. Metode Analisis Data
a.Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang membuktikan bahwa apa yang diamati
peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi didalam dunia
kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan memang sesuai dengan
yang sebenarnya terjadi. Pengukuran ini juga bertujuan untuk mengetahui
kebenaran data yang diperoleh dengan instrument, yakni instrument itu
sungguh-sungguh mengukur variabel yang sesungguhnya (Nasution, 1996
: 105). Validitas berhubungan dengan keakuratan sebuah kuesioner.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan nilai r hasil Corrected Item Total Correlation.
Pengujian dilakukan dengan software SPSS 17.0 (Statistic Package for The
Social Science 17.0) for windows dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.
2. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sesuatu instrumen yang merujuk pada konsistensi hasil
perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu digunakan orang atau
kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan atau digunakan oleh
kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau berlainan