• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Perokok Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Di Kecamatan DolokSanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Perokok Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Di Kecamatan DolokSanggul Kabupaten Humbang Hasundutan"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN PEROKOK TENTANG

BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN DI

KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG

HASUNDUTAN

SKRIPSI

Oleh : Pray hoper malau

111121019

PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)

Judul : Gambaran Pengetahuan Perokok Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Di Kecamatan DolokSanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Nama Mahasiswa : Pray Hoper malau

Nim : 111121019

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2013

Abstrak

Perokok adalah kebiasaan menghisap tembakau. Pengetahuan perokok akan dampak buruk merokok umumnya rendah, dengan dibuktikan sebagian besar perokok tidak dapat mengingat bahaya merokok terhadap kesehatan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Dengan tujuan untuk menggambarkan pengetahuan perokok tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Populasi dalam penelitian ini adalah perokok-perokok yang ada di Kecamatan Doloksanggul dengan jumlah lebih kurang 1.500 orang dan jumlah sampel yang diambil oleh peneliti sebanyak 300 orang dari 14 desa dan 1 kelurahan Doloksanggul .Gambaran hasil penelitian dari keseluruhan bahaya merokok terhadap kesehatan di kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan bahwa pengetahuan baik sebanyak 36%, pengetahuan cukup sebanyak 15,3% dan pengetahuan kurang sebanyak 48,7%. Salah satu faktor gambaran pengetahuan perokok dikecamatan Doloksangul pengetahuan kurang dikarenakan kebanyakan renponden mendapatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman hidupnya. Padahal menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan bukan hanya didapat dari pengalaman bisa juga dari media massa, pendidikan dan lingkungan melalui pengindraan yaitu pengelihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaanNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “gambaran pengetahuan perokok tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan”.

Ucapan terimah kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu dekan I Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Rosina Tarigan S.Kp, M.Kep, Sp.Kmb, CWCC selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.

4. Terima kasih kepada Rich J. Simamora, S.IP selaku camat Dolok Sanggul yang telah memberikan izin dalam proses pengambilan data pada saat survey awal..

(5)

6. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang telah mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Tuhan selalu mencurahkan berkat dan kasih karuniaNya kepada semua pihak yang membantu dan mendukung penulis. Penulis menerima saran dan kritik yang barsifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

20 Mei 2012

(6)

DAFTAR ISI

1. Defenisi Pengetahuan ……… 6

2. Gambaran Pengetahuan ……… 7

3. Gambaran Pengetahuan Perokok ……… 8

4. Defenisi Rokok ……… 9

5. Kandungan Rokok ……… 10

6. Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan ……… 11

BAB 3. Metode Penelitian ……… 24

1. Kerangka Konseptual ……… 24

2. Definisi Operasional ……… 25

BAB 4. Metodologi Penelitian ……… 27

1. Desain Penelitian ……… 27

2. Populasi Dan sampel ……… 27

3. Tehnik Sampling ……… 28

4. Lokasi Dan Waktu Penelitian ……… 28

5. Pertimbangan Etik ……… 28

6. Instrumen penelitian ……… 29

7. Validitas Penelitian ……… 30

8. Reliabilitas Penelitian ……… 31

(7)

10.Analisa data ……… 31

BAB 5. Hasil Dan Pembahasan ……… 32

1. Hasil Penelitian ……… 32

2. Pembahasan ……… 36

BAB 6. Kesimpulan Dan Saran ... 40

Daftar Pustaka ……… 42 Lampiran

1. Instrument Penelitian 2. Lembaran Konsul

3. Lembar Jabwal Defenitif Penelitian 4. Surat Validitas

5. Uji Reliabilitas

6. Hasil Penelitian Data Perokok 7. Lampiran Hasil Penelitian SPSS

8. Surat survey awal dari fakultas keperawatan universitas sumatera utara.

9. Surat Balasan Izin Survey awal dengan adanya laporan penduduk di kecamatan Dolok Sanggul.

10.Surat Pengambilan Data dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

11.Surat Balasan Pengambilan Data Dari Kantor Camat Doloksanggul 12.Surat Balasan Selesai Penelitian Dari Kantor Camat Doloksanggul 13.Riwayat Hidup

(8)

DAFTAR SKEMA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ………24

Tabel 5.1 Data Demografi ………32

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kesehatan Tubuh ………32

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi kanker paru Dan Mulut ………34

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Penyakit Jantung ………34

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi gangguan Kehamilan ………35

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi Penyakit Paru - paru ………35

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Kesehatan ………36

(10)

Judul : Gambaran Pengetahuan Perokok Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Di Kecamatan DolokSanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Nama Mahasiswa : Pray Hoper malau

Nim : 111121019

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2013

Abstrak

Perokok adalah kebiasaan menghisap tembakau. Pengetahuan perokok akan dampak buruk merokok umumnya rendah, dengan dibuktikan sebagian besar perokok tidak dapat mengingat bahaya merokok terhadap kesehatan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Dengan tujuan untuk menggambarkan pengetahuan perokok tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Populasi dalam penelitian ini adalah perokok-perokok yang ada di Kecamatan Doloksanggul dengan jumlah lebih kurang 1.500 orang dan jumlah sampel yang diambil oleh peneliti sebanyak 300 orang dari 14 desa dan 1 kelurahan Doloksanggul .Gambaran hasil penelitian dari keseluruhan bahaya merokok terhadap kesehatan di kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan bahwa pengetahuan baik sebanyak 36%, pengetahuan cukup sebanyak 15,3% dan pengetahuan kurang sebanyak 48,7%. Salah satu faktor gambaran pengetahuan perokok dikecamatan Doloksangul pengetahuan kurang dikarenakan kebanyakan renponden mendapatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman hidupnya. Padahal menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan bukan hanya didapat dari pengalaman bisa juga dari media massa, pendidikan dan lingkungan melalui pengindraan yaitu pengelihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba.

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Bila telah kecanduan, sangatlah susah untuk menghentikan kebiasaan merokok (Soetjiningsih, 2004).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Insel (2000), rokok mengandung 4000 jenis bahan kimia dan sebagian besar beracun antara lain ammonia, methanol, naftalena, cadmium, karbon monoksida, vinyl klorida yang dapat menyebabkan berbagai gangguan fisik seperti impotensi, kanker, gangguan jantung dan gangguan pernafasan seperti sesak nafas, penyakit paru obstruktif kronis seperti bronkhitis dan emfisema, serta gangguan kehamilan (Astuti, 2007).

(12)

timbul permasalahan fungsi paru dengan segala macam gejala klinisnya (Hans, 2003).

Selain itu, rokok bisa menyebabkan keguguran, gangguan tumbuh kembang anak dan penyakit lain pada anak, gangguan oksigen janin, dan gangguan enzim pernapasan. Jika ibu merokok 10 batang per hari, maka kemungkinan anaknya akan menderita asma dua kali lebih besar. Rokok juga dapat mengakibatkan gangguan reproduksi pada pria dan wanita. Pada pria berupa impotensi, infertilitas dan gangguan sperma. Sedangkan pada wanita berupa nyeri haid, menopause lebih awal, dan infertilitas (mandul). Wanita perokok juga sangat dimungkinkan terserang kanker mulut rahim, pendarahan tekanan darah tinggi dan berisiko mendapatkan bayi lahir cacat bahkan sering terjadi akibat merokok wanita hamil di luar kandungan (Nuryati, 2008).

Menurut Aditama (2000), kematian akibat rokok di kalangan pria di negara maju sebanyak 1,6 juta orang. Di negara berkembang sebesar 1,8 juta orang. Jadi, total pria yang meninggal akibat rokok sebanyak 3,4 juta orang. Sedangkan wanita di negara maju yang meninggal akibat rokok sebanyak 0,5 juta orang. Di negara berkembang sebanyak 0,3 juta orang. Totalnya sebanyak 0,8 juta orang. Dengan demikian, total kematian pada tahun 2000 akibat rokok adalah 4,2 juta per tahun, atau 350 ribu per bulan, atau 11.666 per hari, atau 486 per jam. Tercatat ada delapan orang meninggal dunia setiap menit di dunia akibat rokok (Siswono,2006).

(13)

Indonesia berusia 20 tahun atau lebih merokok secara reguler dengan jumlah yang lebih tinggi (74,0%) di daerah pedesaan (Astuti, 2007). Dari data WHO, pada tahun 2008 di Indonesia diperkirakan sekitar 427.948 orang meninggal per tahun karena rokok, atau sekitar 1.172 orang meninggal per hari (Widiyarso, 2008).

survei World Health Organization (WHO) tahun 2002 tentang prevalensi merokok di Asia juga menunjukkan bahwa perokok di Indonesia, khususnya pria, paling tinggi mencapai 69,0%, melebihi Tiongkok (53,4%), India (29,4%), dan Thailand (39,3%) (Zakiyah, 2008). Sementara itu The Asean Tobacco Control Report Card dalam laporannya tahun 2007 menyebutkan, jumlah perokok di

Asean mencapai 124,69 juta orang dan Indonesia menyumbang perokok terbesar dengan jumlah 57,56 juta (46,16%) perokok. Negara Asean tercatat sebagai penyumbang kematian hampir 20%, dan Indonesia merupakan yang terbesar.

Indonesia menempati urutan ketiga di dunia dengan jumlah perokok terbanyak setelah China dan India. Berdasarkan data Riskesdas 2010 diketahui sekitar 34,7 persen penduduk Indonesia menjadi perokok aktif yang kebanyakan berpendidikan rendah dengan jumlah paling tinggi terjadi pada kelompok usia 25-64 tahun. Penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 237,56 juta, itu ada sekitar 82 juta penduduk yang merokok secara aktif dan kebanyakan di pedesaan.

(14)

meningkat sekitar 10%, perempuan tetap 4%. Perokok pemula yang berusia muda seperti 10 -14 tahun juga mengalami peningkatan pada anak laki-laki sebesar 18,3% sedangkan perempuan 7,6 %, demikian juga usia 15-19 tahun laki-laki 45,0% sedangkan perempuan 20,6%.

(15)

2. PERUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah gambaran pengetahuan perokok tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan ?.

3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan perokok tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

4. MAMFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan bermamfaat kepada bidang keperawatan, masyarakat dan penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang bahaya merokok terhadap kesehatan.

2. Memberikan informasi bagi masyarakat terutama perokok bila merokok dapat membahayakan kesehatan dan menyebabkan berbagai penyakit.

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu, yaitu melalui pengindraan yang terjadi melalui penginderaan manusia yaitu: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain, media massa dan lingkungan ( Notoatmodjo, 2003 ).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian dibuktikan bahwa perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni : Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption (Notoatmodjo, 2003).

(17)

dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap bahaya merokok dan penyakit kanker baru (Adoption).

2. Gambaran Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, 2007 pengetahuan mempunyai krireria yaitu tahu (know), Memahami (comprehension), Aplikasi (application), Analisa (analysis)

dan Sintesis (synthesis). Tahu diartikan sebagai pengingat suatu maten yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap spesiflk dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, ini merupakan tingkatan yang rendah.

Memahami merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat meginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

(18)

seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

Sedangkan Sintesis mewujudkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, atau untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada dan evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan. kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penetitian atau responden ( Notoatmodjo, 2003).

3. Gambaran Pengetahuan Perokok

Perokok adalah kebiasaan menghisap tembakau. Pengetahuan perokok akan dampak buruk merokok umumnya rendah, dengan dibuktikan sebagian besar perokok tidak dapat mengingat secara rinci bahaya merokok terhadap kesehatan, beranggapan orang lain yang merokok akan terkena resiko lebih berat dibandingkan dirinya sendiri.

(19)

Orang yang memiliki kebiasaan merokok pada awalnya akibat dari ketertarikan untuk mencoba rokok yang didorong oleh sifat-sifat positif alami manusia yaitu perasaan ingin tahu, perasaan ingin diakui lebih berani oleh lingkungannya, ingin dianggap lebih hebat dari pada orang yang tidak merokok, perasaan setia, senasib sepenanggungan dengan menerima ajakan unutuk merokok ( Partodiharjo, 2007).

4. Definisi Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas yang berisi daun-daun tembakau yang telah diacah, dan berukuran panjang antara 70 milimeter hingga 120 milimeter, dan mempunyai diameter sekitar 10 milimeter (ukuran ini bervariasi tergantung negara). Rokok dibakar pada salah satu hujungnya, dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada hujung yang lainnya (Robicsek & Francis, 2007).

Asap utama adalah asap rokok yang terhisap langsung masuk ke paru-paru lalu dihembuskan kembali, manakala asap sampingan adalah asap rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar, dan juga dari hembusan perokok . Asap sampingan adalah lebih berbahaya kepada kesehatan berbanding dengan asap utama (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004).

(20)

5. Kandungan Rokok

Beberapa zat kandungan rokok dikenal mempunyai kandungan yaitu sianida, benzene, cadmium, metanol (alkohol kayu), setilena, amonia, formaldehida, hidrogen sianida dan arsenik (Aditama, 2011). Sianida merupakan senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano, benzene juga dikenal sebagai bensol atau senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan cairan tidak berwarna, cadmium sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif yang ditemukan baterai.

Metanol (alkohol kayu) adalah alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metal alcohol, setilena (bahan bakar yang digunakan dalam obor las) merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana. Selain kandungan itu ada lagi kandungan lain seperti amonia ditemukan di mana-mana di lingkungan tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu, formaldehida cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat, hidrogen sianida adalah racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida dan arsenik adalah bahan yang terdapat dalam racun tikus.

(21)

organ ini tidak dapat melakukan fungsinya. Tar juga melapisi dinding sistem respirasi secara keseluruhan, mempersempit tabung yang transportasi udara (bronchiolus) dan mengurangi elastisitas paru-paru yang pada akhirnya menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit pernafasan kronis.

Selain itu asap ini juga mengandung karbon monoksida. Karbon monoksida adalah bahan kimia beracun ditemukan dalam asap buangan mobil. Hal inilah yang kemudian bisa menurunkan jumlah oksigen dalam darah dan menghalangi semua kinerja organ pensuplai oksigen di dalam tubuh. Karena tubuh kurang oksigen membuat jantung mengalami penebalan dan bekerja lebih keras memompa darah. Inilah penyebab utama seorang perokok bisa mengalami serangan jantung secara mendadak. Nikotin terdapat juga didalam asap rokok dan akan merangsang hormon adrenalin yang dapat menyebabkan jantung berdebar – debar, tekanan dan kadar kolestrol didalam darah akan meningkat yang erat hubunganya dengan serangan jantung (S. Ronald, 2008).

6. Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan

(22)

sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai faktor resiko dari berbagai macam penyakit.

Pada penyakit yang disebabkan oleh rokok sebagian dapat ditangani dengan baik, tetapi pada sebagian besar lainnya masih belum dapat diobati dengan baik, dan bahkan bukan tidak mungkin dapat berakibat fatal pada penderitanya. Karena itu, yang paling penting tentu adalah upaya pencegahan. Dengan kata lain, jangan merokok, atau berhentilah merokok dengan segera sebelum penyakit-penyakit datang menyerang kita semua seperti kanker paru, kanker mulut, kanker rahim, penyakit jantung, gangguan kehamilan dan janin serta penyakit paru.

Kanker paru sering dihubungkan dengan kebiasaan merokok sebagai penyebab utamanya. Hal ini telah dibuktikan pada berbagai penelitian di dalam dan di luar negeri. Faktor lain yang mungkin dapat menambah risiko timbulnya kanker paru adalah pencemaran udara dalam industri atau pertambangan. Beberapa bahan pencemar yang dihubungkan dengan kemungkinan meningkatnya risiko kanker paru adalah asbes, arsen, berilium, cadmium, gas mustard, chromium, uranium dan nikel. Tetapi, peranan bahan pencemar ini sebagai penyebab terjadinya kanker paru tidaklah cukup besar, hanya sekitar 10% sampai 20%, dan kebanyakan pada mereka yang bekerja di lingkungan pertambangan atau industri tertentu. Jadi, faktor penyebab utama kanker paru adalah kebiasaan merokok.

(23)

kanker yang dapat ditemukan dalam stadium dini dan golongan ketiga adalah kanker yang dapat diobati dengan tuntas. Dalam hal ini kanker paru termasuk golongan yang pertama, kanker yang dapat dicegah dengan menghindarkan diri dari kebiasaan merokok. Para ahli bahkan menyatakan bahwa bila kebiasaan merokok di dunia ini tidak dikendalikan maka bukan mustahil akan timbul epidemi kanker paru di tahun 2020 mendatang. Seorang perokok mempunyai kemungkinan 4 sampai 14 kali lebih tinggi untuk mendapatkan kanker paru bila dibandingkan dengan bukan perokok.

Bila kita menghubungkan semua kanker pada pria dan wanita maka dewasa ini kanker paru merupakan kanker nomor dua yang paling sering ditemukan di dunia. Salah satu bahan di dalam rokok yang merupakan penyebab kanker paru adalah tar. Bila seseorang mengisap rokok dalam jangka lama maka di dalam parunya akan terjadi berbagai perubahan akibat asap rokok itu. Proses kanker di paru dimulai dengan apa yang disebut masa "prakanker". Perubahan pertama yang terjadi pada masa ini disebut sebagai "metaplasia skuamosa'' yang ditandai dengan perubahan bentuk sel epitel pada permukaan saluran napas dan rusaknya silia atau bulu getar yang ada pada permukaan saluran napas di paru. Bila rangsangan asap rokok berlangsung terus maka metaplasia skuamosa ini dapat berubah menjadi displasia, karsinoma in situ, dan akhirnya menjadi kanker paru.

(24)

yang diisap, lamanya merokok, jenis rokok yang diisap dan bahkan berhubungan juga dengan dalam tidaknya isapan yang dilakukan. Artinya, makin banyak rokok yang diisap, makin lama punya kebiasaan merokok, makin tinggi kadar tar rokok yang diisap dan makin dalam seseorang mengisap rokoknya akan makin tinggi pula kemungkinannya ia mendapat kanker paru.

Berat ringannya kanker paru ditentukan oleh jenis tumor dan stadium penyakitnya. Ada empat jenis kanker paru yang dikenal, yaitu yang disebut (1) karsinoma epidermoid; (2) adenokarsinoma; (3) karsinoma sel besar; dan (4) karsinoma sel kecil. Jenis yang terakhir adalah jenis yang paling ganas dan paling cepat menyebar ke alat tubuh lain di luar paru. Di pihak lain, stadium penyakit yang paling ringan adalah Stadium I dan yang paling berat digolongkan dalam Stadium IV. Sebelum pengobatan dimulai harus ditentukan dulu jenis kanker dan stadiumnya. Kalau stadiumnya sudah lanjut dan/atau kankernya tergolong amat ganas maka sangat buruklah harapannya.

(25)

Kebiasaan merokok juga dihubungkan dengan berbagai kanker lain, mulai dari kanker mulut sampai ke kanker leher rahim. Resiko bagi laki-laki perokok yang terkena kanker mulut adalah kira-kira lima kali lebih banyak daripada bukan perokok. Risiko untuk kanker tenggorokan se'mbilan kali lebih tinggi dan risiko untuk kanker kandung kemih 2-3 kali lebih tinggi daripada bukan perokok. Seorang penyanyi tenar dunia asal Amerika, yang juga se-orang perokok berat ternyata kemudian meninggal akibat kanker tenggorokan. Kanker bibir, kanker lidah dan kanker kerongkongan (esofagus) juga meningkat pada para perokok.

Kebiasaan merokok memang dihubungkan juga dengan kanker dari alat-alat tubuh yang tidak berhubungan langsung dengan asap rokok, misalnya kandung kemih, ginjal, leher rahim dan kelenjar pankreas di dalara perut . Diduga kanker akibat diserapnya bahan-bahan karsinogen sampai ke alat-alat tubuh di atas. Sedangkan alat tubuh yang berhubungan dengan asap rokok yaitu mulut, tenggorokan, pita suara dan esophagus rokok dapat menyebabkan kanker, penyakit gusi, pilek dan kerongkongan kering. Lebih dari 90% penderita kanker mulut adalah perokok dan tingkat kematian penderita kanker mulut pada perokok lebih besar 20 sampai dengan 30 kali dibandingkan dengan penderita kanker mulut yang bukan perokok (Suryo.S. 2007).

(26)

berhenti merokok, karena kebiasaan merokok yang telah puluhan tahun dijalaninya merupakan salah satu faktor dan risiko terjadinya serangan jantung, baik serangan yang pertama maupun kemungkinan serangan berikutnya. Tetapi, dalam kesibukannya sehari-hari, pasien ini kembali merokok lagi, kemudian mendapat serangan jantung kembali yang akhirnya tidak dapat ditolong lagi.

Kebiasaan merokok memang merupakan salah satu faktor resiko penting sampai terjadinya penyakit jantung koroner, di samping faktor risiko lain seperti tekanan darah tinggi, tingginya kadar lipid atau lemak dalam darah, kegemukan dan lain-lain.

Penyakit jantung koroner berhubungan dengan penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah koroner, yaitu pembuluh darah yang berfungsi memberikan aliran darah bagi jaringan jantung. Penyakit inilah yang sering dikenal sebagai penyebab serangan jantung yang mendadak. Dua bahan terpenting dalam asap rokok yang berkaitan dengan penyakit jantung adalah nikotin dan gas CO. Asap rokok mengandung sekitar 0,5% sampai 3% nikotin, dan kalau diisap maka kadar nikotin dalam darah akan berkisar antara 40-50 mg/ml. Nikotin dapat mengganggu jantung, membuat irama jantung menjadi tidak teratur, mempercepat aliran darah, menimbulkan kerusakan lapisan dalam dari pembuluh darah dan menimbulkan penggumpalan darah.

(27)

hampir serupa dapat juga terjadi pada pembuluh darah di otak dengan akibat serangan stroke yang dapat mengakibatkan kelumpuhan. Di pihak lain, gas CO (karbon monooksida) akan mengganggu kemampuan darah kita untuk berikatan dengan oksigen. Gas CO mempunyai kemampuan mengikat zat hemoglobin di dalam darah 200 kali lebih kuat dari pada oksigen. Akibatnya, hemoglobin tidak akan mengikat oksigen dan tubuh kita pun jadi kekurangan oksigen yang merupakan suatu bahan utama bagi kehidupan manusia. Setiap batang rokok mengandung 3% sampai 6% gas CO. Kadar CO dalam darah perokok berat sekitar 5%.

Secara umum, kebiasaan merokok berpengaruh pada jantung dan pembuluh darah melalui mekanisme aterosklerotik, gangguan metabolisme lemak, gangguan sistem hemostatik, gangguan irama jantung serta penurunan kemampuan untuk oksigenisa-si. Kaitan antara penyakit jantung dan pembuluh darah dengan rokok juga berhubungan dengan jumlah rokok yang diisap dan lamanya kebiasaan merokok.

(28)

tinggi serta meningkatkan kemungkinan mendapat penyakit jantung koroner pada kaum wanita yang meminum pil KB (kontrasepsi oral).

Pengaruh rokok pada janin dalam kandungan memang sering mendapat sorotan masyarakat umum dan juga kalangan kesehatan. Kebiasaan merokok para calon ibu ternyata membawa akibat buruk pada anak yang akan dilahirkannya. Wanita hamil yang merokok lebih banyak melahirkan bayi yang meninggal bila dibandingkan dengan wanita hamil yang bukan perokok. Seandainya bayi itu lahir normal, maka bayi wanita perokok lebih sering meninggal pada bulan-bulan pertama kehidupannya.

(29)

berkembang, serta nikotin dapat menyebabkan jantung janin berdenyut lebih lambat dan menimbulkan gangguan pada sistem saraf.

Kelainan bawaan pada bayi yang baru lahir, misalnya kelainan katup jantung, ternyata juga lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. Kejadian abortus juga lebih sering terjadi pada wanita-wanita perokok. Para ahli belakangan ini juga mulai mendeteksi adanya kecenderungan gangguan tumbuh-kembang anak-anak dari ibu perokok, baik dari sudut fisik, emosi maupun kecerdasan. Semua keadaan di atas terjadi karena pengaruh bahan-bahan dalam asap rokok seperti gas CO, sianida, tiosianat, nikotin dan karbonik anhidrase, yang selain mengganggu kesehatan ibu juga dapat rnenembus plasenta atau ari-ari dan mengganggu ke-sehatan janin di daiam kandungan.

(30)

Penurunan salah satu parameter penting untuk menilai kemampuan pernapasan yaitu volume ekspirasi paksa detik 1 (VEP 1) per tahun adalah 28,7 ml, 38,4 ml dan 41,7 ml, masing-masing untuk nonperokok, bekas perokok dan perokok aktif. Penelitan lain menunjukkan bahwa penurunan VEP 1 pertahun untuk mereka yang tidak merokok berkisar antara 20-30 ml, pada bekas perokok 25-50 ml dan pada perokok sebesar 25-80 ml/tahun. Survei membuktikan bahwa secara umum penurunan VEP 1 per tahun pada perokok ssekitar 10-20 ml lebih banyak daripada bukan perokok. Selain penurunan faal paru, maka berbagai keluhan pernapasan juga akan lebih sering terjadi pada perokok.

Pengaruh asap rokok di paru dapat berupa peradangan kronik dari saluran napas. Jumlah sel radang akan meningkat dua sampai empat kali. Oksidan yang dikeluarkan asap rokok dapat juga secara langsung menimbulkan kerusakan pada jaringan paru. Asap rokok juga dapat menimbulkan efek sitotoksik pada makrofag di dalam paru. Asap rokok tercatat mempengaruhi sel neuroendokrin. Asap rokok juga dikenal dapat mengganggu fungsi rambut getar dalam paru sehingga mengganggu proses pembersihan paru dan saluran napas. Pada perokok dapat terjadi perubahan epitel saluran napas ke arah timbulnya kanker di paru. Dua penyakit pada paru selain kanker yang banyak dihubungkan dengan kebiasaan merokok adalah bronkitis kronik dan emfisema paru.

(31)

Kedua penyakit ini tidak jarang terjadi bersama-sama, dan disebut PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik). Penderita PPOK akan mengeluh karena batuk berdahak dan juga sesak napas. Sulitnya, kclainan pada PPOK bersifat irreversible, artinya luiak dapat kembali normal lagi. Upaya yang dapat dilakukan adalah menjaga supaya kelainan tidak makin memburuk dan sedikit banyak mengusahakan perbaikan kemampuan bernapas. Kematian akibat Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) pada mereka yang merokok adalah sepuluh kali lebih tinggi dari yang tidak merokok. Penelitian di Spanyol dan Cina menemukan bahwa tuberkulosis paru juga lebih sering terjadi pada perokok dibandingkan bukan pe-rokok. Selain PPOK, kebiasaan merokok juga dilaporkan dapat memperburuk terjadinya berbagai penyakit paru akibat kerja, seperti halnya silikosis pada para pekerja yang berhubungan dengan debu silika bebas dan asbestosis pada mereka yang bekerja di lingkungan debu asbes. Dapat juga terjadi pembentukan jaringan ikat (fibrosis) paru akibat paparan alumunium dan radon.

(32)

dinding dalam paru. Di pihak lain, partikel asap rokok diduga mengabsorbsi bahan penyebab kanker di asbes dan membawanya ke saluran napas, sementara serat asbes sendiri akan merusak sel dan mengakibatkan masuknya bahan penyebab kanker yang dibawa oleh asap rokok.

Salah satu keluhan pernapasan yang perlu dapat perhatian adalah keluhan batuk. Para perokok berat memang biasanya batuk-batuk, terutama di pagi hari. Karena seringnya batuk ini maka tidak jarang orang menyebutnya sebagai "batuk biasa". Pendapat itu adalah salah. Perlu tegaskan di sini bahwa tidak ada batuk yang "biasa". Semua batuk adalah "luar biasa" karena orang yang sepenuhnya sehat tidak akan batuk. Jadi, kalau ada batuk-batuk itu berarti ada yang terganggu. Asap rokok yang terus-menerus diisap itu mengiritasi selaput lendir pada saluran napas, membuat dahak banyak terkumpul dan menye-babkan batuk. Lama kelamaan bukan tidak mungkin akan timbul penyakit yang serius seperti bronkitis kronik atau kanker paru. Karena itu kalau seorang perokok batuk-batuk, waspadalah. Keluhan batuk itu sebenarnya merupakan mekanisme peringatan (warning) yang menyatakan sudah ada gangguan di paru dan saluran napas.

(33)

ternyata lebih sering datang berobat ke bagian gawat darurat dan lebih banyak membutuhkan obat-obatan dari anak-anak yang ibunya tidak pernah merokok.

Efek asap rokok terhadap asma dapat berupa efek penyempitan saluran napas ("simple bronchospastic effect") yang terjadi segera setelah paparan asap dan penyembuhannya menjadi lebih sulit selama mereka tetap merokok. Tidak jarang kita temui pasien sakit maag yang telah berobat berulang kali, telah makan berbagai macam obat, telah menghindari berbagai-jenis makanan yang akan merangsang timbulnya keluhan sakit maag, tetapi tetap saja mengeluh perih ulu hatinya dan berbagai keluhan perut lainnya. Dalam wawancara yang mendalam, ternyata pasien tersebut adalah perokok berat. Akhirnya, dengan penjelasan yang diberikan, pasien itu mau menghentikan kebiasaan merokoknya, dan keluhan sakit maagnya menjadi lebih mudah dikontrol.

(34)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasikan tingkat pengetahuan perokok tentang bahaya rokok terhadap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Pengetahuan mempunyai 6 kriteria, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisa, sintesis dan evaluasi. Menurut Bustan (2007), bahaya rokok terhadap kesehatan, antara lain menimbulkan beberapa penyakit, seperti penyakit paru, kanker, penyakit jantung, gangguan kehamilan dan penyakit paru lain, seperti bronchitis kronis, emfisema paru dan PPOK.

Skema1. kerangka konsep gambaran pengetahuaan perokok tentang merokok terhadap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul.

Gambaran pengetahuan perokok di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

(35)

2. Definisi Operasional

Tabel 1. Defenisi operasional gambaran pengetahuan perokok tentang bahaya merokok terdahap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur diketahui perokok tentang bahaya merokok terhadap kesehatan yakni: penyakit kanker paru, penyakit jantung, gangguan terhadap sesuatu objek tertentu dengan

(36)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Dengan tujuan untuk menggambarkan gambaran pengetahuan perokok tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah perokok-perokok yang ada di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan dengan jumlah 1.500 orang perokok di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang hasundutan.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jumlah populasi 1500 orang dalam 14 desa 1 kelurahan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Penentuan jumlah sampel yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah 20% dari jumlah populasi (Notoatmojo, 2003). Berdasarkan rumus yang digunakan ditemukan jumlah sampel sebanyak 300 orang dengan memenuhi kriteria sampel. Kriteria sampel pada penelitian ini yaitu:

1. Setiap perokok yang belum memiliki masalah kesehatan akibat merokok.

2. Setiap perokok diatas 15 tahun keatas

(37)

2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah aksidental sampling. Cara pengambilan sampel (responden) ini dilakukan dengan kebetulan bertemu. Sebagai contoh, dalam menetukan sampel apabila dijumpai ada maka sampel tersebut diambil dan lansung dijadikan sebagai

sampel utama (Notoatmojo, 2003).

Jadi sampel yang diambil oleh peneliti sebesar 300 responden melalui tehnik aksidental sampling yaitu dengan mengambil 20 orang di tiap – tiap desa sebagai perwakilan dari 14 desa dan 1 kelurahan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan karena di daerah ini belum pernah ada penelitian mengenai masalah gambaran pengetahuan perokok tentang bahaya merokok terhadap kesehatan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli 2012 sampai dengan Oktober 2012.

5. Pertimbangan Etik

(38)

paksaan . Sebelum melakukan penelitian responden diberi penjelasan terlebih dahulu tentang tujuan, mamfaat dan kegiatan dari penelitian.

Hak-hak responden dalam penelitian dan kerahasiaan akan terjaga. Jika responden bersedia untuk diteliti, maka responden terlebih dahulu menandatangani lember persetujuan yang telah dibuat. Responden berhak menentukan sendiri kesediaan, berpartisipasi sampai akhir penelitian walaupun penelitian masih berlangsung dan belum selesai. Hal tersebut tercamtum dalam informed consent yang berupa persetujuan partisipasi secara tulisan atau yang

ditandatangani oleh responden sebelum penelitian dilaksanakan.

Jika responden tidak bersedia atau menolak untuk berparsifasi maka peneliti tidak memaksa dan harus tetap menghormati hak-hak responden. Dalam menjaga kerahasiahan informasi responden, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup memakai inisial responden yang hanya diketahui oleh peneliti dan responden. Rahasia imformasi responden dijamin oleh peneliti.

6. Instrumen Penelitian

(39)

kanker paru dan kenker mulut, 11 sampai 15 mengenai bahaya merokok terhadap penyakit jantung, 16 sampai 20 mengenai bahaya merokok terhadap ganguan kehamilan dan janin serta 21 sampai 25 mengenai bahaya merokok terhadap penyakit paru.

Kuesioner disusun secara tertutup dengan menggunakan skala Guttman dalam pertanyaan ini hanya disediakan 2 jawaban dan responden memilih satu diantaranya. Pernyataan yang dibuat terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Skor untuk pernyatan positif 1 dan untuk pernyatan negatif 0. Pada penentuan hasil ukur baik, cukup dan kurang pada pengetahuan perokok di Kecamatan Doloksanggul, peneliti melakukan dengan cara panjang kelas sama dengan rentang dibagi interval yang menurut Sujana, 2003. Jadi didapat hasil ukur apabila 0 sampai 7 gambaran pengetahuan kurang, 8 sampai 16 gambaran pengetahuan cukup dan 17 sampai 25 gambaran pengetahuan baik.

7. Validitas Penelitian

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalitan atau kesahan sesuatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006). Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini berupa uji validitas isi, yaitu dengan instrument yang mengacu pada isi yang sesuai dengan variabel yang diteliti (Hidayat, 2007).

(40)

Kabupaten Humbang hasundutan didapat hasilnya yaitu 0,95 yang diuji oleh tiga orang yang sudah ahli dan sudah berpengalaman yaitu Mula Tarigan, SKp.Mkes, ibu Lufthiani, S.kep.Ns,M.Kes dan Roxsana Devi Tumanggor,SKp.Ns,MNS.

8. Reliabilitas Penelitian

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen cukup dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data serta memberikan hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas menggunakan nilai Kuder dan Richardson 20 (K-R.20) dengan rumus 11 =� �

�−1� ( ��−∑��

�� ) . Harga r11 dengan rumus K-R.20 harus lebih

tinggi dari tabel product moment agar disimpulkan bahwa instrument tersebut realibel.Uji realibilitas yang tujuannya untuk mengarahkan data yang realibel agar peneliti tidak mengalami kesulitan saat mengadakan penelitian (Stevens, 2005). Pada penelitian ini dilakukan uji reliabilitas pada 30 orang responden dan diperoleh nilai K-R 20 sebesar 0,936 dengan r tabel product moment sebesar 0,374 maka instumen dinyatakan realibel.

9. Pengumpulan Data

(41)

kepala desa dan masyarakat setempat jumlah perokok di desa dan didukung data dari kantor camat dan hasilnya 1500 responden. Sesudah peneliti mendapatkan izin penelitian yang berjudul gambaran pengetahuan perokok tentang bahaya merokok di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten humbang Hasundutan dengan sampel 300 responden. Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian melalui bagian pendidikan fakultas keperawatan usu. Penilitian dilakukan setelah mendapatkan surat balasan izin

`Surat yang diberikan pendidikan untuk izin penelitian yang ditujukan kepada Camat Doloksanggul maka peneliti memberikan kepada Camat sekaligus meminta surat balasan izin penelitian di kecamatan Doloksanggul. Sebelum penelitian dilakukan pertama peneliti melakukan uji reliabilitas kepada responden yang bukan responden (sampel) peneliti. Setelah reliabel peneliti melanjutkan pembagian kuesioner kepada responden yang mewakili tiap–tiap desa. Cara peneliti membagikan kuesioner kepada sampel terlebih dahulu peneliti memperkenalkan diri, tujuan dan alasan peneliti melakukan penelitian yang berjudul gambaran pengetahuan perokok tentang bahaya merokok terhadap kesehatan dikecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

(42)

Peneliti lansung berbicara dengan responden baik ke rumah responden, warung atau kebetulan bertemu di jalan Doloksanggul. Peneliti juga menjumpai responden di pajak kecamatan Doloksanggul tiap hari jumat berhubungan karena tempat responden terlalu juah. Peneliti juga mempunyai asisten bernama Wanti Debora Malau, Spd yaitu saudara perempuan peneliti membantu mengumpulkan responden yang sudah dilatih oleh peneliti. Analisa data dilakukan setelah data terkumpul sesuai dengan keperluan.

10. Analisa Data

Analisa data dilakukan melalui beberapa tahap yang terdiri dari editing, untuk memeriksa kelengkapan dan data responden serta memastikan bahwa semua pertanyaan telah diisi. Selanjutnya diberi kode pada kuesioner untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data. Kemudian melakukan pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi yaitu dengan menggunakan entri data dan tehniks analisis deskriptif melalui program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) versi 18.

(43)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dari pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti mulai 20 Agustus sampai 09 Desember 2012 yang berjudul gambaran pengetahuan perokok tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Penyajian hasil analisa data dalam penelitian ini meliputi data demografi dan data instrument.

2. Data Demografi

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi data demografi responden di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

(44)

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa didalam 300 responden terdapat laki-laki sebanyak 240 orang (80%) dan wanita sebanyak 60 orang (20%). Pada kelompok umur usia remaja sebanyak 2 orang (6%), dewasa awal sebayak 131 orang (43,7%), dewasa madya sebanyak 128 orang (42,7%) dan dewasa lanjut sebanyak 39 orang (13%). Pada pekerjaan mayoritas petani yaitu sebanyak 147 orang (49%), wiraswasta 101 orang (33,7%), pengawai negri sipil 38 orang (12.7%) dan pelajar 14 orang (4,7%).

3. DATA INSTRUMEN

Gambaran hasil penelitian berdasarkan bahaya merokok terhadap kesehatan dikecamatan Doloksanggul baik sebanyak 90 orang (30%), Cukup sebanyak 57 orang (19%), dan sebanyak kurang 153 orang (51%).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

Gambaran Perokok Frekuensi Persentase

Kurang 153 51

Cukup 57 19

Baik 90 30

Total 300 100

(45)

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang bahaya merokok terhadap kanker paru dan mulut di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

Gambaran Perokok Frekuensi Persentase

Kurang 163 54.3

Cukup 39 13

Baik 98 32.7

Total 300 100

Gambaran hasil penelitian berdasarkan bahaya merokok terhadap penyakit jantung di Kecamatan Doloksanggul dengan pengetahuan baik sebanyak 104 orang (34,7%), pengetahuan cukukp sebanyak 57 orang (19%), dan kurang sebanyak 138 orang (46%).

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang bahaya merokok terhadap penyakit jantung di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

Gambaran Perokok Frekuensi Persentase

Kurang 138 46

Cukup 57 19

Baik 105 35

Total 300 100

(46)

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang bahaya merokok terhadap gangguan kehamilan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

Gambaran Perokok Frekuensi Persentase

Kurang 93 31

Cukup 99 33

Baik 108 36

Total 300 100

Gambaran hasil penelitian berdasarkan bahaya merokok terhadap gangguan kehamilan di Kecamatan Doloksanggul dengan pengetahuan baik sebanyak 108 orang (36%), pengetahuan cukukp sebanyak 77 orang (25,7%), dan kurang sebanyak 115 orang (38,3%).

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang bahaya merokok terhadap penyakit paru di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

Gambaran Perokok Frekuensi Persentase

Kurang 115 38.3

Cukup 77 25.7

Baik 108 36

Total 300 100

(47)

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

Gambaran Perokok Frekuensi Persentase

Kurang 146 48.7

Cukup 46 15.3

Baik 108 36

Total 300 100

4. Pembahasan

(48)

bahaya merokok pada kategori cukup sebesar 46.48% dibandingkan dengan kategori baik sebesar 26.76%, dan kurang baik sebesar 26.76% di Desa Boro Wetan Kecamatan Banyu Urip Kabupaten Purwerejo. Ini disebabkan adanya perbedaan kepedulian masyarakat tentang bahaya merokok terhadap kesehatan.

Kanker paru dan kanker mulut meningkat akibat merokok, banyak orang yang tidak tahu bahwa efek negatif rokok tidak hanya dari nikotin, mulai dari asap bisa membuat iritasi paru sampai 45 bahan yang bersifat karsinogen. Berdasarkan hasil penelitian ini gambaran pengetahuan perokok di Kecamatan Doloksanggul ditemukan kurang (46%) tentang bahaya merokok terhadap kanker paru dan kanker mulut. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi dan ditambah masyarakat didaerah pedesaan sangat sedikit terkena penyakit tersebut bahkan banyak yang belum tahu bahaya merokok terhadap kanker paru. Hal sama juga dikemukakan penelitian oleh Jaya tahun 2011 pengetahuan perokok aktif tentang penyakit kanker paru di Dusun III pengetahuan kurang (75 %). Menurut pendapat Dr. Richard Doll dan Dr. A.B.Hill (2008) menunjukan pengaruh rokok terhadap kanker paru banyak terjadi di daerah maju seperti industri dan pertambangan. Penderita kanker mulut 90% perokok dan tingkat kematian penderita kanker mulut pada perokok lebih besar 20 sampai dengan 30 kali dibandingkan dengan penderita kanker mulut yang bukan perokok (Suryo.S. 2007).

(49)

darah. Gas CO (karbon monooksida) akan mengganggu kemampuan darah kita untuk berikatan dengan oksigen. Gas CO mempunyai kemampuan mengikat zat hemoglobin di dalam darah 200 kali lebih kuat dari pada oksigen. Akibatnya, hemoglobin tidak akan mengikat oksigen dan tubuh kita pun jadi kekurangan oksigen yang merupakan suatu bahan utama bagi kehidupan manusia. Setiap batang rokok mengandung 3% sampai 6% gas CO. Kadar CO dalam darah perokok berat sekitar 5% (Ronald. H, 2008). Berdasarkan hasil penelitian gambaran pengetahuan perokok tentang bahaya merokok terhadap penyakit jantung di kecamatan Doloksanggul kabupaten Humbang Hasundutan mayoritas pengetahuan kurang yaitu 46% dibandingkan pengetahuan baik 34% dan pengetahuan cukup 19%. Ini disebabkan karena kebanyakan masyarakat Doloksanggul beranggapan bahwa penyakit jantung disebabkan oleh makanam berlemak sehingga makanan berlemak dikurangi tetapi merokok tetap seperti biasa. Penelitian ini sangat bertolak belakang dengan para penelitian yang telah membuktikan adanya hubungan merokok terhadap penyakit jantung. Dari 11 juta kematian per tahun di negara (Poltekkes Depkes Jakarta, 2010).

(50)

merokok bagi kesehatan gangguan kehamilan sebanyak 12 responden (7,59 %) mempunyai pengetahuan yang baik tentang merokok, sebanyak 36 responden (22,78 %) berpengetahuan cukup dan sebanyak 110 responden (69,62 %) berpengetahuan kurang. Berdasarkan analisa data terlihat bahwa pengetahuan responden sebagian besar termasuk dalam kategori kurang. Ini disebabkan oleh kurangnya responden menerima informasi tentang bahaya merokok. Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek-objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Bahaya merokok terhadap kehamilan dikecamatan Doloksanggul baik itu karena budaya Doloksanggul seorang anak itu sangat berharga sehingga banyak masyarakat suka mencari informasi tentang kehamilan yang sehat.

(51)

Doloksangul, pengetahuan baik 36%, cukup 25,7 % dan mayoritas pengetahuan kurang sebanyak 38,3% . Hasil ini didukung oleh penelitian astuti (2007) yang menjelaskan bahwa pegetahuan perokok tehadap penyakit paru di pedesaan kurang dikarenakan hambatan informasi, media.

(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Gambaran perokok tentang bahaya merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan, kanker paru dan mulut, penyakit jantung, ganguan kehamilan dan janin, penyakit paru, dan berbagai penyakit lain. Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, gambaran hasil penelitian berdasarkan keseluruhan perokok tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan bahwa pengetahuan baik sebanyak 108 orang (36%), pengetahuan cukup sebanyak 46 orang (15,3%), dan kurang sebanyak 146 orang (48,7%). Maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan perokok di kecamatan Doloksanggul didapat pengetahuan kurang. Menurut asumsi peneliti disebabkan beberapa faktor yaitu alat media informasi masih terbatas, faktor lingkungan dan budaya, dimana masyarakat Doloksanngul menganggap bahwa merokok tidak mereka anggap masalah seperti kebanyakan orang tua tidak mengajarkan kepada anaknya betapa buruknya merokok terhadap kesehatan karena mayoritas petani sehingga kebanyakan masyarakat tidak mencari informasi tentang kesehatan termasuk bahaya merokok.

2. Saran

(53)

peneliti selanjutnya dan sebagai bahan perbandingan apabila ada penelitian dengan judul yang sama.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama. Y. T, 2011. Rokok dan kesehatan, Jakarta: Universitas Indonesia

Arikunto. S, 2010. Prosedur penelitian pendekatan praktek, Jakarta: Rineka Cipto Arikunto. S, 2006. Prosedur penelitian pendekatan praktek, Jakarta: Rineka Cipto Amin Z, 2006. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 4. Jakarta Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Bustan.M.N, 2007. Epidemiologi Penyakit tidak Menular, Jakarta: Rineka Cipta Dahlan. S. M, 2008. Langkah-Langkah Membuat Profosal Penelitian Bidang

Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta: CV Sagung Seto

Hidayat. A. Aziz, 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Tehnik Analisa Data, Jakarta : EGC

Hidayat Nurul, 2011. Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Dengan Sikap Perokok Di Rt 04 Rw 02 Kelurahan Wonokromo. JBPTITBPP diakses di :

ternyata-rokok- lebih-bahaya.html diakses tanggal 28 Januari 2013. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Profil Kesehatan Indonesia,

Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nuryati. S, 2008. Hampir 90% Wanita Muda Indonesia Perokok.

http://indotc.4umer.com/your-first-forum-f1/]Tobacco. Diakses 28 april 20012.

Notoatmodjo, 2003. Pendidikan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, 2007. Pendidikan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo. Soekidjo, 2008 Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka

Cipta

Mukaffi. A. A, 2009. 1001 Cara Mudah berhenti Merokok, Jakarta: Islam Kaffah Partodiharjo. S, 2007. Kenali Narkoba Dan Musuhi Penyalahgunannya, Jakarta:

Erlangga

Sitorus. R. H, 2008. Gejala Penyakit Dan Pencegahannya, Bandung : Yrama Wiidya

Suryo. S, 2007. Filosofi Rokok, Sehat,Tanpa Berhenti Merokok. Yogyakarta: Pinus Book Publisher

Sujana, 2003. Metode Penelitian kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta

Sharon, G. (2007). Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk Sediaan Tembakau. sources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi

_dosen/Rokok.PDF

Steven, Paul, dkk. (2005). Pengatar Riset Pendekatan Ilmiah untuk Profesi Kesehatan. Jakarta: EGC.

(55)

Widiyarso. J, 2008. Rokok Merajalela, Jakarta : Erlangga.

Yodo. H, 2006. Pengaruh Rokok Terhadap Tubuh, Jakarta: EGC

Y.P., Rahayu, 2012. Gambaran Pengetahuan Siswa Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Reproduksi diakses

(56)

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (Informed Consent)

Gambaran Pengetahuan Perokok Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang

Hasundutan. Peneliti:

PRAY HOPER MALAU 111121019

Saya mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan perokok tentang bahaya rokok terhadap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan perokok tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

Agar tercapainya tujuan dari penelitian ini, saya selaku peneliti mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu, Saudara/Saudari sebagai responden. Peneliti akan menjamin kerahasiaannya, sangat diusahakan tidak ada orang lain yang membacanya kecuali peneliti sendiri dan semua data akan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian. Informasi yang peneliti dapatkan dari Bapak/Ibu, Saudara/Saudari akan dipergunakan dalam mengembangkan Ilmu Keperawatan khususnya Riset Keperawatan dan sebagai bukti penelitian yang sah dalam penelitian.

(57)

Saudara/Saudari setuju berpartisipasi maka kami mohon untuk bersedia menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Atas perhatian dan kesediaannya, kami ucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2012 Responden

(58)

DAFTAR KUESONER UNTUK PEROKOK DI KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Data Demografi

1. Merokok dapat mengganggu kesehatan tubuh.

2. Dampak dari kebiasaan merokok menimbulkan berbagai macam penyakit.

3. Merokok sama dengan bunuh diri karena memasukkan bahan beracun kedalam tubuh.

4. Orang yang Perokok dan yang tidak Perokok sama–sama memiliki resiko tinggi mendapatkan penyakit.

5. Merokok dapat meningkatkan konsentrasi pikiran.

6. Zat yang terlarang dalam rokok dapat menyebabkan kanker paru. 7. Merokok penyebab nomor satu kanker paru.

8. Merokok dapat menyebabkan kanker mulut.

9. Kanker paru belum pernah terbukti disebabkan kerena rokok (hanya gosip) .

10. Seorang Perokok memiliki resiko tinggi untuk mendapatkan kanker paru dibandingkan yang bukan Perokok.

11. Merokok dapat menyebabkan penyakit jantung.

12. Nikotin didalam rokok faktor utama terjadi serangan jantung. 13. Merokok tidak mungkin disebabkan terjadinya penyakit jantung. 14. Semakin banyak jumlah rokok yang diisap maka semakin mudah

terkena serangan jantung.

(59)

16. Merokok dapat menyebabkan gangguan kehamilan.

17. Perokok pada wanita hamil akan mengganggu proses tumbuh kembangnya janin.

18. Merokok dapat menimbulkan cacat janin.

19. Suami yang merokok tidak akan mempengaruhi tumbuh kembangnya janin.

20. Orangtua yang merokok beresiko tinggi melahirkan anak memiliki masalah kasehatan.

21. Merokok dapat menyebabkan penyakit paru.

22. Yang pertama diserang oleh rokok adalah paru-paru.

23. Kebiasaan merokok sering menimbulkan batuk dan dahak yang banyak.

24. Merokok dapat mengalami penyempitan saluran nafas sehingga menimbulkan gejala sesak napas.

25. Penyakit paru disebabkan oleh keturunan bukan karena rokok.

(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)

JADWAL DEFENITIF PENELITIAN

No Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Mengajukan judul

2 Menetapkan judul penelitian

10 Revisi proposal penelitian

11 Mengajukan izin penelitian

(73)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Pray Hoper Malau

Tempat/Tanggal Lahir : Padang Sidimpuan 23 November 1988

Alamat : Jl.KK Julius Simamorara Kec. Doloksanggul Kab. Humbang Hasundutan.

Anak Ke : 2 Dari 5 Bersaudara.

Nama Ayah : J. Malau

Nama Ibu : T. Hutangalung

Riwayat Pendidikan

SD : 1998

STLP : 2004

SMA : 2007

Gambar

Tabel 1. Defenisi operasional gambaran pengetahuan perokok tentang bahaya merokok terdahap kesehatan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan
Tabel 5.1    Distribusi frekuensi data demografi responden di Kecamatan     Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang bahaya merokok terhadap kanker paru dan mulut di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang bahaya merokok

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik briket yang dibuat dari cangkang kelapa sawit menggunakan ukuran partikel 60 mesh dengan perekat pati singkong telah memenuhi persyaratan kualitas SNI

Adapun Bpk/Ibu/Sdr/i diminta untuk membawa semua kelengkapan Dokumen Asli yang telah diupload pada tahap pemasukan dokumen penawaran, serta dokumen-dokumen lain yang

Dengan adanya bimbingan kelompok, peserta didik memiliki wadah yang tepat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai bahaya seks, sehingga peserta didik

Hasil analisis keempat variabel tersebut dengan melihat nilai Odds Rasio (OR) dari setiap variabel maka dapat disimpulkan bawa variabel yang paling dominan

10 Transposisi dengan suatu perangkat tekstual penanda fokus dalam BSu yang dinyatakan dengan konstruksi gramatikal dalam BSa+Modulasi bebas ditandai dengan bentuk positif dalam

Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kata yang mengalami proses i‟lal bil qalbi dalam kitab

Selama ini prosedur penerimaan siswa baru di SMK Muhammadiyah Mungkid dilakukan secara manual siswa datang langsung ke sekolah mendaftar dan mengisi formulir pendaftaran

Untuk itu, dalam melakukan aktiviti harian, penerapan elemen kecekapan tenaga dapat dilakukan dengan mengamalkan budaya penjimatan penggunaan tenaga