• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IMPLEMENTASI KEGIATAN LABORATORIUM MENGGUNAKAN PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IMPLEMENTASI KEGIATAN LABORATORIUM MENGGUNAKAN PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA"

Copied!
229
0
0

Teks penuh

(1)

i

GENERATIVE LEARNING

TERHADAP AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR SISWA SMA

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

Mohammad Irham Baedhoni 4201408085

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari : Jum’at

Tanggal : 30 Agustus 2013

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D Dr. Susilo, M.S

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Pengaruh Implementasi Kegiatan Laboratorium Menggunakan Pendekatan

Generative Learning Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMA. disusun oleh

Mohammad Irham Baedhoni 4201408085

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Universitas Negeri Semarang pada hari Jum’at tanggal 30 Agustus 2013.

Panitia:

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Dr. Khumaedi, M.Si

NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 19630610 198901 1 002

Ketua Penguji

Dr. Agus Yulianto, M.Si NIP. 19660705 199003 1 002

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D Dr. Susilo, M.S

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang, 02 September 2013

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Bermimpi adalah langkah awal dari keberhasilan, tapi mimpi itu tetap semu jika tindakan tidak nyata”

“Mimpi adalah hal yang nantinya akan jadi kenyataan”

“Kegagalan juga menyenangkan, hidup dengan kepercayaan bahwa cobaan itu berguna untuk menempa diri sendiri”

Karya ini aku persembahkan kepada:

1. Ibuku dan Bapakku yang selalu percaya dan bangga padaku.

2. Adik-adiku: Zaenul (kandung), Ghozi, Hilya dan Hasyim (keponakan), terima

kasih atas semangat dan

kebersamaannya di dunia imajinasi ini. 3. Semua orang yang mempelajari fisika terutama di bidang kependidikan dan teman seperjuangan pendidikan fisika angkatan 2008.

4. Sahabatku : Taufik (grobogan), Mukmin (brebes), Ilman, Irsyam (pemalang) dan adik kost rahasia : Rohmad (wonogiri), Udin (klaten),

Fitroh (banjarnegara), Hamas

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Implementasi Kegiatan Laboratorium Menggunakan Pendekatan Generative Learning Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMA”.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa saran, bimbingan, petunjuk, dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Khumaedi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

4. Bambang Subali, M.Pd. sebagai Dosen Wali yang telah membimbing dan mengarahkan selama studi berlangsung.

5. Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D sebagai Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis selama penyusunan skripsi.

6. Dr. Susilo, M.S sebagai Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis selama penyusunan skripsi.

7. Seluruh Dosen Jurusan Fisika, atas ilmu yang diberikan.

8. Gunawan, S.H, selaku Kepala SMA Negeri 1 Grobogan Kabupaten Grobogan yang telah memberikan ijin penelitian.

9. Sutedjo, S.Pd, selaku guru fisika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Grobogan Kabupaten Grobogan yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 10. Ummi Nur Ujianti, S.Pd, selaku guru fisika kelas X SMA Negeri 1 Grobogan

(7)

vii

11. Keluarga dan sahabat-sahabatku yang telah memberi semangat dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan khususnya pengembangan pendidikan fisika.

Semarang, 02 September 2013 Penulis,

(8)

viii

ABSTRAK

Baedhoni, M. I. 2013. Pengaruh Implementasi Kegiatan Laboratorium Menggunakan Pendekatan Generative Learning Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMA. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D dan Pembimbing Pendamping Dr. Susilo, M.S.

Kata kunci: kegiatan laboratorium, pendekatan generative learning, aktivitas belajar, hasil belajar.

Mata pelajaran fisika sebagai mata pelajaran IPA sangat memerlukan keberadaan laboratorium. Namun, peralatan laboratorium belum sepenuhnya digunakan dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah disebabkan model pembelajaran yang digunakan guru kurang sesuai di lingkungan pembelajaran yang konstruktivis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh implementasi kegiatan laboratorium menggunakan pendekatan generative learning terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi listrik dinamis dan apakah aktivitas dan hasil belajar siswa pada implementasi kegiatan laboratorium menggunakan pendekatan generative learning lebih baik daripada implementasi kegiatan laboratorium verifikatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Grobogan tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan sampel yaitu kelas X-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-9 sebagai kelas kontrol yang dipilih secara simple random sampling. Pengambilan data penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi, tes dan observasi. Data hasil belajar kognitif dianalisis dengan uji t dan uji gain sedangkan data aktivitas belajar, hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotorik dianalisis dengan deskriptif persentase, uji t dan uji gain.

Terdapat perbedaan aktivitas dan hasil belajar disebabkan adanya pengaruh implementasi kegiatan laboratorium menggunakan pendekatan

generative learning. Hasil analisis statistik dengan uji t terhadap aktivitas dan hasil belajar diperoleh , hal ini menunjukan kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil analisis dengan uji gain untuk aktivitas belajar diperoleh peningkatan sebesar 0,30 (sedang), untuk hasil belajar kognitif diperoleh peningkatan sebesar 0,63 (sedang), untuk hasil belajar afektif diperoleh peningkatan sebesar 0,37 (sedang), dan untuk hasil belajar psikomotorik diperoleh peningkatan sebesar 0,16 (rendah).

Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada pengaruh positif dari implementasi kegiatan laboratorium menggunakan generative learning

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Penegasan Istilah ... 6

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ... 7

2. LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Belajar ... 9

2.1.1 Pengertian Belajar ... 9

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 9

2.2 Generative Learning ... 10

2.2.1 Pengertian Generative Learning ... 10

2.2.2 Tahap-Tahap Generative Learning ... 12

2.2.3 Kelebihan Menggunakan Generative Learning ... 13

2.2.4 Kelemahan Menggunakan Generative Learning ... 14

2.3 Kegiatan Laboratorium ... 14

2.3.1 Pengertian Kegiatan Laboratorium ... 14

2.3.2 Jenis-Jenis Kegiatan Laboratorium ... 14

2.3.3 Fungsi Kegiatan Laboratorium ... 15

(10)

x

2.5 Hasil Belajar ... 17

2.5.1 Ranah Kognitif ... 17

2.5.2 Ranah Afektif ... 17

2.5.3 Ranah Psikomotorik ... 18

2.6 Kajian Materi ... 18

2.6.1 Alat Ukur Listik ... 18

2.6.1.1 Alat Ukur Arus Listik ... 18

2.6.1.2 Alat Ukur Tegangan Listik ... 19

2.6.2 Hukum Ohm ... 19

2.6.3 Rangkaian Hambatan ... 20

2.6.3.1 Rangkaian Hambatan Seri ... 20

2.6.3.2 Rangkaian Hambatan Paralel ... 21

2.7 Kerangka Berfikir ... 22

2.8 Hipotesis ... 23

3. METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 24

3.3.1 Populasi ... 24

3.3.2 Sampel ... 25

3.3.3 Pengambilan Sampel ... 25

3.3 Variabel Penelitian ... 25

3.4 Desain Penelitian ... 25

3.5 Prosedur Penelitian ... 26

3.5.1 Tahap Persiapan ... 26

3.5.2 Tahap Pelaksanaan ... 27

3.5.2.1 Proses Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen ... 27

3.5.2.2 Proses Pembelajaran Pada Kelas Kontrol ... 28

3.6 Alur Penelitian ... 29

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.7.1 Metode Dokumentasi ... 30

(11)

xi

3.7.3 Metode Observasi ... 30

3.8 Instrumen Penelitian ... 30

3.9 Analisis Instrumen ... 31

3.9.1 Validitas ... 31

3.9.2 Reliabilitas ... 32

3.9.3 Daya Pembeda ... 33

3.9.4 Tingkat Kesukaran ... 34

3.10 Analisis Data ... 35

3.10.1 Analisis Data Awal ... 35

3.10.1.1 Uji Homogenitas ... 36

3.10.1.2 Uji Analisis Varians Populasi ... 36

3.10.2 Analisis Data Akhir ... 38

3.10.2.1 Uji Normalitas ... 38

3.10.2.2 Uji Homogenitas ... 39

3.10.2.3 Uji Hipotesis ... 39

3.10.2.4 Analisis Tes ... 40

3.10.2.5 Analisis Lembar Observasi ... 40

3.10.2.6 Uji Gain ... 41

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Hasil Penelitian ... 43

4.1.1 Hasil Analisis Tahap Awal ... 43

4.1.1.1 Uji Homogenitas Populasi ... 43

4.1.2.2 Uji Analisis Varians Populasi ... 44

4.1.2 Analisis Data Akhir ... 44

4.1.2.1 Data Hasil Belajar Kognitif ... 44

4.1.2.1.1 Uji Normalitas Sampel ... 45

4.1.2.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians Sampel ... 45

4.1.2.1.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Sampel ... 46

4.1.2.1.4 Uji Gain Sampel ... 46

4.1.2.2 Data Aktivitas Belajar ... 47

(12)

xii

4.1.2.2.2 Deskripsi Aktivitas Belajar Kelas Kontrol... 49

4.1.2.2.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Sampel ... 52

4.1.2.2.4 Uji Gain Sampel ... 52

4.1.2.3 Data Hasil Belajar Afektif ... 53

4.1.2.3.1 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen ... 53

4.1.2.3.2 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol ... 55

4.1.2.3.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Sampel ... 58

4.1.2.3.4 Uji Gain Sampel ... 59

4.1.2.4 Data Hasil Belajar Psikomotorik ... 59

4.1.2.4.1 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen ... 59

4.1.2.4.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Kontrol ... 62

4.1.2.4.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Sampel ... 65

4.1.2.4.4 Uji Gain Sampel ... 66

4.2 Pembahasan ... 66

4.2.1 Pembahasan Aktivitas Belajar Hasil ... 67

4.2.2 Pembahasan Belajar Kognitif ... 71

4.2.3 Pembahasan Hasil Belaja Afektif ... 74

4.2.4 Pembahasan Hasil Belajar Psikomotorik ... 77

5. PENUTUP ... 82

5.1 Simpulan ... 82

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data Hasil Belajar Fisika Dengan KKM=75 ... 3

3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 24

3.2 Desain Penelitian ... 26

3.3 Validitas Soal ... 32

3.4 Kriteria Daya Beda ... 33

3.5 Daya Beda Soal ... 34

3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 35

3.7 Tingkat Kesukaran Soal ... 35

3.8 Ringkasan Uji Analisis Varians ... 37

3.9 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar ... 40

3.10 Kriteria Lembar Observasi Aktivitas Belajar ... 41

3.11 Kriteria Lembar Observasi Hasil Belajar ... 41

3.12 Kriteria Faktor Gain ... 42

4.1 Data Hasil Belajar ... 43

4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sampel ... 45

4.3 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Populasi ... 45

4.4 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan dan Perbedaan Dua Rata-Rata Sampel .... 46

4.5 Hasil Perhitungan Uji Gain Sampel ... 46

4.6 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen Pada Pertemuan I dan II dalam Frekuensi ... 47

4.7 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Kelas Kontrol Pada Pertemuan I dan II dalam Frekuensi ... 50

4.8 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Sampel... 52

4.9 Hasil Perhitungan Uji Gain Sampel ... 52

4.10 Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen Pada Pertemuan I dan II dalam Frekuensi ... 53

(14)

xiv

4.12 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Sampel ... 58 4.13 Hasil Perhitungan Uji Gain Sampel ... 59 4.14 Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen

Pada Pertemuan I dan II dalam Frekuensi ... 60 4.15 Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Kontrol

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Pembelajaran Generatif ... 11

2.2 Amperemeter dipasang Seri ... 18

2.3 Voltmeter dipasang Paralel ... 19

2.4 Rankaian Sesuai Hukum Ohm ... 20

2.5 Susunan Rangkaian Hambatan Seri ... 20

2.6 Susunan Rangkaian Hambatan Paralel ... 21

2.7 Skema Alur Kerangka Berfikir ... 22

3.1 Alur Penelitian Eksperimen ... 29

4.1 Perbandingan Skor Rata-Rata Aktivitas Belajar Berdasarkan Indikator Kelas Eksperimen antara Pertemuan I dengan Pertemuan II dalam Persentase ... 49

4.2 Perbandingan Skor Rata-Rata Aktivitas Belajar Berdasarkan Indikator Kelas Kontrol antara Pertemuan I dengan Pertemuan II dalam Persentase ... 51

4.3 Perbandingan Skor Rata-Rata Hasil Belajar Afektif Berdasarkan Indikator Kelas Eksperimen antara Pertemuan I dengan Pertemuan II dalam Persentase ... 55

4.4 Perbandingan Skor Rata-Rata Hasil Belajar Afektif Berdasarkan Indikator Kelas Kontrol antara Pertemuan I dengan Pertemuan II dalam Persentase ... 58

4.5 Perbandingan Skor Rata-Rata Hasil Belajar Psikomotorik Berdasarkan Indikator Kelas Eksperimen antara Pertemuan I dengan Pertemuan II dalam Persentase ... 62

4.6 Perbandingan Skor Rata-Rata Hasil Belajar Psikomotorik Berdasarkan Indikator Kelas Kontrol antara Pertemuan I dengan Pertemuan II dalam Persentase ... 65 4.7 Perbandingan Nilai Pertemuan I, Pertemuan II, Rata-Rata dan N-Gain

(16)

xvi

dalam Persentase ... 68 4.8 Perbandingan Nilai Pretest, Posttest dan N-Gain Hasil Belajar Kognitif

antara Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol dalam Persentase ... 71 4.9 Perbandingan Nilai Pertemuan I, Pertemuan II, Rata-Rata dan N-Gain

Hasil Belajar Afektif antara Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

dalam Persentase ... 68 4.10 Perbandingan Nilai Pertemuan I, Pertemuan II, Rata-Rata dan N-Gain

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ... 86

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Kelas Eksperimen ... 87

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Kelas Eksperimen ... 91

4. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan I Kelas Eksperimen ... 95

5. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan II Kelas Eksperimen ... 102

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Kelas Kontrol ... 109

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Kelas Kontrol ... 113

8. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan I Kelas Kontrol ... 117

9. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan II Kelas Kontrol ... 124

10.Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda Kelas Uji Coba ... 129

11.Soal Pilihan Ganda Kelas Uji Coba ... 130

12.Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda Kelas Uji Coba ... 139

13.Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 140

14.Soal Pilihan Ganda Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 141

15.Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 147

16.Lembar Jawaban Soal Pilihan Ganda... 152

17.Lembar Observasi dan Pedoman Penskoran Aktivitas Belajar ... 153

18.Lembar Observasi dan Pedoman Penskoran Hasil Belajar Afektif ... 156

19.Lembar Observasi dan Pedoman Penskoran Hasil Belajar Psikomotorik ... 159

20.Daftar Nama Kelas Uji Coba Kelas XI-IPA2 ... 162

21.Tabel Analisis Soal Uji Coba ... 163

22.Perhitungan Validitas Butir Soal ... 167

23.Perhitungan Reliabilitas Soal ... 169

24.Perhitungan Daya Pembeda ... 170

25.Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 171

26.Daftar Nilai UAS Populasi ... 172

(18)

xviii

28.Uji Analisis Varians Populasi ... 174

29.Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 175

30.Daftar Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 176

31.Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 177

32.Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ... 178

33.Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 179

34.Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 180

35.Daftar Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 181

36.Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ... 182

37.Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ... 183

38.Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 184

39.Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 185

40.Uji Gain Data Test Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen... 186

41.Uji Gain Data Test Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol ... 187

42.Pembentukan Kelompok Kegiatan Laboratorium Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 188

43.Daftar Nilai Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen ... 189

44.Daftar Nilai Aktivitas Belajar Kelas Kontrol ... 190

45.Rekapitulasi Nilai Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 191

46.Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Observasi Aktivitas Belajar Pertemuan I Eksperimen dan Kontrol ... 192

47.Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Observasi Aktivitas Belajar Pertemuan II Eksperimen dan Kontrol ... 193

48.Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen ... 194

49.Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol ... 195

50.Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 196

(19)

xix

Pertemuan II Eksperimen dan Kontrol ... 198

53.Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen ... 199

54.Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Kontrol ... 200

55.Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 201

56.Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Pertemuan I Eksperimen dan Kontrol ... 202

57.Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Pertemuan II Eksperimen dan Kontrol ... 203

58.Uji Gain Nilai Observasi Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 204

59.Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ... 205

60.Surat Permohonan Ijin Observasi ... 206

61.Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 207

62.Surat Keterangan Selesai Penelitian Di SMA Negeri 1 Grobogan ... 208

(20)

1

1.1

Latar Belakang

Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Dalam mempelajari fisika dibutuhkan berbagai ketrampilan yang dimiliki setiap siswa. Ketrampilan tersebut meliputi ketrampilan mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksikan, menghipotesis dan bereksperimen (Depdiknas, 2007).

Mata pelajaran fisika sebagai mata pelajaran IPA sangat memerlukan keberadaan laboratorium. Kelengkapan peralatan laboratorium diharapkan dapat mewujudkan pencapaian penguasaan materi pelajaran sampai pada domain psikomotorik atau keterampilan (Hinduan, 2002). Akan tetapi, peralatan laboratorium tersebut belum sepenuhnya digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam arti, siswa belum dilibatkan bersama dengan alat untuk memahami sekaligus menguasai konsep-konsep fisika sebagaimana dinyatakan oleh Funk (Soetardjo, 1998).

(21)

lainnya (learning to know). Kegiatan laboratorium tersebut biasanya dilakukan secara berkelompok, sehingga selain learning to do dan learning to know, siswa juga belajar bekerjasama (learning to live together).

Kenyataannya orientasi utama pembelajaran fisika di sekolah diperkirakan hanya pada penyelesaian materi yang harus disampaikan sesuai alokasi waktu yang tersedia sesuai kurikulum. Dugaan itu didukung hasil penelitian Balitbang Depdiknas yang menunjukkan bahwa sekitar 51% guru IPA SMP dan sekitar 43% guru fisika SMA di Indonesia tidak dapat menggunakan alat-alat laboratorium yang tersedia di sekolahnya. Akibatnya, tingkat pemanfaatan alat-alat itu dalam pembelajaran cenderung rendah (Wiyanto, 2006).

(22)

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Grobogan Kelas X berjumlah 9 kelas diperoleh data hasil belajar fisika seperti tabel dibawah ini :

Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Fisika Dengan KKM

No. Kriteria Jumlah Siswa Persentase (%) Nilai Rata-rata

1 Tuntas 216 60,3

73,5

2 Belum Tuntas 142 39,7

Total 358 100

Dari tabel di atas menunjukan bahwa hasil belajar fisika termasuk rendah, hal ini dapat dilihat pada nilai UAS semester gasal yang sebagian siswa belum mencapai standar kriteria ketuntasan minimum (KKM). Secara ketuntasan klasikal belum mencapai 85 % dari jumlah siswa keseluruhan.

(23)

minat dan movitasi siswa dalam belajar dan peran guru terhadap siswa dan pembelajaran belum maksimal.

Berdasarkan data dari BSNP persentase penguasaan materi Ujian Nasional pada tahun 2012 dari kemampuan yang diuji yaitu menentukan besaran-besaran listrik pada suatu rangkaian berdasarkan hukum Kirchhoff yang masuk dalam materi listrik dinamis di SMA Negeri 1 Grobogan masih di bawah rata-rata, yaitu 60,47 untuk kabupaten Grobogan dengan rata-rata sekitar 65,83 sehingga materi listrik dinamis perlu adanya inovasi pembelajaran dengan menerapkan suatu pendekatan yang tepat.

(24)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengadakan penelitian

yang berjudul: “PENGARUH IMPLEMENTASI KEGIATAN

LABORATORIUM MENGGUNAKAN PENDEKATAN GENERATIVE

LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

SMA“

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh implementasi kegiatan laboratorium menggunakan pendekatan generative learning terhadap aktivitas belajar siswa SMA? 2. Apakah ada pengaruh implementasi kegiatan laboratorium menggunakan

pendekatan generative learning terhadap hasil belajar siswa SMA?

1.3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh implementasi kegiatan laboratorium menggunakan pendekatan generative learning terhadap aktivitas belajar siswa SMA

(25)

1.4

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, diharapkan memahami konsep-konsep sains fisika dan lebih aktif dalam proses pembelajaran.

2. Bagi guru, diharapkan memperoleh pengalaman dalam merancang dan mengimplementasikan kegiatan laboratorium menggunakan pendekatan

generative learning.

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. Bagi peneliti, diharapkan dapat lebih memperdalam pengetahuan mengenai

generative learning untuk dapat diterapkan dimasa yang akan datang. 1.5 Penegasan Istilah

Untuk menghindari agar tidak terjadi salah penafsiran istilah dalam penelitian ini maka diperlukan penegasan istilah sebagai berikut :

1. Kegiatan Laboratorium

Dalam penelitian ini kegiatan laboratorium bersifat induktif dengan tujuan agar siswa menemukan konsep atau fakta yang belum diketahui siswa sebelumnya.

2. Pendekatan

(26)

3. Generative Learning

Generative learning merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya (Wena, 20011: 183). 4. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas belajar adalah suatu aktivitas yang sadar akan tujuan (Sardiman, 2007).

5. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari guru. Hasil belajar terdiri dari ranah kognitif, ranah psikomotorik dan ranah afektif (Sudjana, 1989: 22).

6. Siswa SMA

Dalam penelitian ini, siswa SMA yang dimaksud adalah siswa SMA Negeri 1 Grobogan.

1.6

Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika dalam skripsi ini disusun dengan tujuan agar pokok-pokok masalah dibahas secara urut dan terarah. Sistematika terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

(27)

2. Bagian isi skripsi dibagi atas lima bab.

Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II Landasan teori yang berisi teori tentang belajar, generative learning, kegiatan laboratorium, aktivitas belajar, hasil belajar, dan kajian materi listrik dinamis serta berisi kerangka berfikir penelitian.

Bab III Metode penelitian berisi tentang tempat dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, variabel penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, alur penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, analisis instrumen dan analisis data.

Bab IV Hasil dan pembahasan berisi tentang hasil dan pembahasan. Adapun dalam pembahasan menerangkan pengaruh-pengaruh yang menyebabkan terjadinya hasil tersebut.

(28)

9

2.1

Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Oemar, 2012: 36).

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia (Rifai & Catharina, 2011: 82).

Menurut Thorndike (Dimyati, 2002: 2) belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus, respon dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman. Pengulangan bertujuan untuk melatih daya jiwa, membentuk respon yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.

Menurut pandangan dan teori kontruktivisme, belajar merupakan kegiatan aktif dimana si subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari (Sadirman, 2007: 38).

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

(29)

1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yaitu keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, meliputi aspek fisiologis (kondisi tubuh dan panca indra) dan aspek psikologis (intelegensi, sikap, bakat, cara belajar, minat, dan motivasi).

2. Faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa, terdiri atas faktor lingkungan sosial (guru, teman, masyarakat, dan keluarga) dan faktor lingkungan non sosial (gedung sekolah, tempat tinggal, alat belajar, cuaca dan waktu belajar).

2.2

Generative Learning

2.2.1 Pengertian Generative Learning

Wittrock (1992) menyatakan bahwa pembelajaran generatif adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa aktif berpartisipasi dalam proses belajar dan dalam proses mengkonstruksi makna dari informasi yang ada disekitarnya berdasarkan pengetahuan awal dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.

Generative learning merupakan suatu proses belajar di mana siswa diharapkan agar siswa mampu memiliki pengetahuan, kemampuan serta keterampilan untuk mengkonstruksi atau membangun pengetahuan secara mandiri. Generative learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya (Wena, 2011: 183).

(30)

akan mengaitkan konsep baru yang diperoleh dan menghubungkannya dengan rangkaian pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka panjang.

[image:30.595.164.512.212.506.2]

Bagan proses pembentukan pengetahuan melalui pembelajaran generatif yaitu:

Gambar 2.1 Pembelajaran Generatif (Wittrock, 1992)

Dalam proses kerja otak di atas, idea atau informasi baru yang masuk ke dalam otak akan diteruskan untuk dihubungkan dengan informasi dasar yang telah dimiliki otak sebelumnya. Dengan hubungan tersebut maka informasi yang masuk akan membentuk pengetahuan baru yang disimpan dalam memori jangka panjang. Dengan kata lain, siswa akan menghubungkan informasi baru tersebut dengan informasi yang sudah ada sebelumnya kemudian menempatkan pengetahuan baru tersebut di dalam struktur memori otaknya. Hal ini dapat dilakukan dengan melatih pengetahuan baru tersebut menyelesaikan permasalahan-permasalahan

Otak mengatur dan mengarahkan indera

Pemasukan sensorik yang belum mempunyai makna Otak menentukan data

sesorik mana yang dipilih

dan diperhatikan Siswa membangun

hubungan antara data sensorik baru dengan isi

otak atau memori Hubungan yang dibangun untuk

memberi makna terhadap data sensorik baru

Pengujian makna terhadap isi otak atau memori

(31)

sejenis sehingga hubungan informasi itu akan semakin kuat dan pengetahuan baru yang terbentuk akan terus berada dalam memori jangka panjang.

Berdasarkan proses pembentukan pengetahuan, pembelajaran generatif merupakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki agar mendapatkan pengetahuan baru dan menerapkan pengetahuan tersebut pada permasalahan lain yang sejenis. Hal ini menuntut siswa untuk aktif menerima dan menghubungkan informasi yang masuk kemudian menempatkan informasi tersebut dalam memori panjang otaknya. Siswa juga dipersiapkan untuk mempertahankan kedudukan pengetahuan itu pada memori panjang otaknya dengan terus melatih pengetahuan baru tersebut.

2.2.2 Tahap – Tahap Generative Learning

Generative learning terdiri dari empat tahap yaitu: eksplorasi, pemfokusan, tantangan (pengenalan konsep) dan penerapan konsep (Wena, 2008: 177).

1. Eksplorasi

(32)

2. Pemfokusan

Pada tahap pemfokusan siswa melakukan pengujian hipotesis melalui kegiatan laboratorium atau dalam bentuk pembelajaran yang lain. Pada tahap ini guru bertugas sebagai fasilitator yang menyangkut kebutuhan sumber, memberi bimbingan dan arahan, dengan demikian siswa dapat melakukan proses sains.

3. Tantangan atau Pengenalan Konsep

Setelah siswa memperoleh data selanjutnya menyimpulkan dan menulis dalam lembar kerja. Siswa diminta untuk mempresentasikan temuannya melalui diskusi kelas. Melalui diskusi kelas akan terjadi proses tukar pengalaman diantara siswa.

4. Penerapan Konsep

Pada tahap penerapan konsep siswa diajak untuk dapat memecahkan masalah dengan menggunakan konsep yang benar. Pemberian tugas merupakan bentuk penerapan yang baik.

2.2.3 Kelebihan Menggunakan Generative Learning

Beberapa keuntungan menggunakan generative learning diantaranya: 1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk peduli terhadap konsepsi

awalnya (terutama yang miskonsepsi), siswa diharapkan memperbaiki miskonsepsi tersebut.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

(33)

4. Siswa dapat mengembangkan kemampuan metakognitif (kemampuan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif).

5. Meningkatkan keterampilan proses siswa.

2.2.4 Kelemahan Menggunakan Generative Learning

Beberapa kelemahan menggunakan generative learning diantaranya: 1. Memiliki keterbatasan pada materi pelajaran tertentu.

2. Suasana menjadi tidak terkontrol karena adanya pendapat dari siswa yang berbeda-beda, sehingga bisa jadi menimbulkan suasana kelas jadi ribut. 3. Siswa yang pasif merasa diteror untuk mengkonstruksi konsep.

4. Membutuhkan waktu yang relatif lama.

2.3

Kegiatan Laboratorium

2.3.1 Pengertian Kegiatan Laboratorium

Menurut Hegarty-Hazel, kegiatan laboratorium adalah suatu bentuk kerja praktik yang bertempat dalam lingkungan yang disesuaikan dengan tujuan agar siswa terlibat dalam pengalaman yang terencana, berinteraksi dengan peralatan untuk mengobservasi dan memahami suatu fenomena (Wiyanto, 2008: 29). Melalui kegiatan laboratorium diharapkan siswa dapat belajar langsung dan dapat melatih keterampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan masalah baru melalui metode ilmiah dan sebagainya.

2.3.2 Jenis – Jenis Kegiatan Laboratorium

(34)

atau induktif. Kegiatan laboratorium bersifat verifikatif merupakan rangkaian kegiatan pengamatan atau pengukuran, pengolahan data dan penarikan kesimpulan yang bertujuan untuk mrmbuktikan konsep yang sudah dibelajarkan atau diberitahukan terlebih dahulu. Untuk kegiatan laboratorium bersifat inkuiri adalah kegiatan laboratorium yang bertujuan untuk menemukan konsep atau fakta yang belum diketahui siswa sebelumnya. Dalam kegiatan laboratorium bersifat inkuiri lingkungan belajar dipersiapkan untuk memberikan bimbingan secukupnya dalam rangka menjamin keberhasilan siswa dalam proses penemuan konsep ilmiah. Dengan demikian kegiatan laboratorium bersifat inkuiri lebih dapat mengoptimalkan perkembangan keterampilan-keterampilan kerja ilmiah siswa daripada laboratorium yang bersifat verifikatif.

2.3.3 Fungsi Laboratorium

Menurut Soejitno (Lubis, 1993) fungsi laboratorium adalah sebagai berikut : 1. Memberikan perlengkapan bagi pembelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan percobaan bukan merupakan dua hal yang terpisah, keduanya saling mengkaji dan saling mencari dasar.

2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa.

3. Menambahkan keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.

4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon ilmuwan

(35)

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan utama kegiatan laboratorium adalah melatih siswa bekerja ilmiah untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap ilmiah.

2.4

Aktivitas Belajar

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku harus dilakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Oleh karena itu, aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas belajar adalah suatu aktivitas yang sadar akan tujuan. Tujuan dalam belajar adalah terjadinya perubahan dalam individu seutuhnya. Paul B. Diedrich (Sardiman, 2007) mengelompokkan jenis-jenis aktivitas belajar sebagai berikut :

1. Visual activities. Misalnya: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain.

2. Oral activities. Misalnya: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Listening activities. Misalnya: mendengarkan, uraian percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

4. Writing activities. Misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin.

(36)

6. Motor activities. Misalnya: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan bertenak.

7. Mental activities. Misalnya: menganggap, mengingat memecahakan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.

8. Emotional activities. Misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

2.5

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 1989: 22). Benyamin S. Bloom secara garis besar membagi hasil belajar dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik

2.5.1 Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut hasil belajar kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya disebut hasil belajar tingkat tinggi.

2.5.2 Ranah Afektif

(37)

2.5.3 Ranah Psikomotorik

Ranah psikomorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek psikomotorik yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual (sensasi, persepsi, atensi), kemampuan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi non diskursif.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang telah dicapai siswa baik kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengalami proses belajar.

2.6

Kajian Materi

Materi digunakan dalam penelitian adalah Listrik Dinamis meliputi alat ukur listrik, hukum ohm dan rangkaian hambatan seri-paralel.

2.6.1 Alat Ukur Listrik

2.6.1.1 Alat Ukur Arus Listrik

[image:37.595.229.377.561.680.2]

Alat untuk mengukur arus yang mengalir melalui suatu komponen listrik adalah amperemeter (diberi simbol ). Amperemeter harus dirangkai secara seri dengan komponen listrik pada rangkaian listrik seperti pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Amperemeter dipasang Seri + -

A

X

+

-
(38)

Cara memasang amperemeter pada rangkaian listrik adalah terminal positif amperemeter dihubungkan dengan kutub positif sumber tegangan (baterai) sedangkan terminal negatif amperemeter dihubungkan dengan kutub negatif sumber tegangan (baterai).

2.6.1.2 Alat Ukur Tegangan Listrik

[image:38.595.225.398.318.453.2]

Alat untuk mengukur tegangan adalah voltmeter (diberi simbol ). Voltmeter harus dirangkai paralel dengan komponen listrik pada rangkaian listrik seperti pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Voltmeter dipasang Paralel

Cara memasang amperemeter pada rangkaian listrik adalah titik yang berpotensial lebih tinggi harus dihubungkan dengan kutub positif dan yang berpotensial yang rendah dengan kutub negatif.

2.6.2 Hukum Ohm

Hukum Ohm dikemukakan oleh George Simon Ohm, fisikawan dari Jerman pada tahun 1825. Hukum Ohm kemudian dipublikasikan pada tahun 1827 melalui sebuah paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically”.

Hukum Ohm menyatakan: “Besarnya kuat arus yang melalui konduktor antara dua titik berbanding lurus potensial atau tegangan di dua titik tersebut dan terbalik dengan hambatan atau resistansi di antara mereka”

V

+ -

V

+

-
(39)

Dengan kata lain bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah hambatan selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.

Hukum Ohm dapat digambarkan dalam suatu rangkaian listrik. Rangkaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Rangkaian Sesuai Hukum Ohm Secara matematis dapat ditulis:

dengan R adalah hambatan ( ), V adalah tegangan listrik (volt) dan I adalah arus listrik (A).

2.6.3 Rangkaian Hambatan

Hambatan atau resistor dapat dirangkai secara seri atau pararel.

2.6.3.1 Rangkaian Hambatan Seri

Rangkaian hambatan disusun secara seri dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Susunan Rangkaian Hambatan Seri

Pada hambatan yang disusun seri berlaku ketentuan sebagai berikut : 1. Hambatan pengganti seri sama dapat dihitung dengan persamaan 2.2.

R

(40)

2. Kuat arus yang melalui tiap-tiap hambatan adalah sama, dapat dinyatakan dalam persamaan 2.3.

3. Tegangan pada hambatan pengganti seri ( ) sama dengan jumlah tegangan tiap-tiap hambatan, dapat dinyatakan dalam persamaan 2.4.

4. Tegangan pada tiap-tiap hambatan sebanding dengan hambatannya, dapat dinyatakan dalam persamaan 2.5.

2.6.3.2 Rangkaian Hambatan Paralel

[image:40.595.232.407.415.497.2]

Rangkaian hambatan disusun secara paralel dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Susunan Rangkaian Hambatan Paralel

Pada hambatan yang disusun paralel berlaku ketentuan sebagai berikut: 1. Hambatan pengganti paralel sama dapat dihitung dengan persamaan 2.6.

2. Kuat arus yang hambatan pengganti paralel sama dengan jumlah kuat arus yang melalui tiap-tiap hambatan, dapat dinyatakan dalam persamaan 2.7

I1 R1

I2 R2

I3 R3

(41)

3. Tegangan pada hambatan pengganti paralel (Vp) sama dengan tegangan

pada tiap-tiap hambatan, dapat dinyatakan dalam persamaan 2.8

4. Kuat arus pada tiap-tiap hambatan sebanding dengan kebalikan hambatannya dapat dinyatakan dalam persamaan 2.9.

2.7

Kerangka Berfikir

[image:41.595.116.512.377.627.2]

Untuk memahami kerangka berfikir dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Skema Alur Kerangka Berfikir Fakta :

Penggunaan laboratorium belum optimal, pembelajaran cenderung monoton dan kurang konstruktivistik

Akibat bagi siswa :

kurang aktif dalam kegiatan belajar, kurang terampil menggunakan peralatan

laboratorium sehingga aktivitas dan hasil belajar rendah

Perlunya perbaikan :

Penggunaan laboratorium dengan kegiatan laboratorium dan

pembelajaran yang konstruktivis dengan pendekatan generative learning

Alasan:

Pembelajaran berpusat pada siswa, pengetahuan yang dimiliki sangat penting dalam perolehan

pengetahuan baru, memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap ilmiah.

Dampak yang diharapkan:

(42)

2.8

Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H01 : tidak ada pengaruh implementasi kegiatan laboratorium dengan

pendekatan generative learning berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa SMA

Ha1 : ada pengaruh implementasi kegiatan laboratorium dengan pendekatan generative learning berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa SMA H02 : tidak ada pengaruh implementasi kegiatan laboratorium dengan

pendekatan generative learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SMA

(43)

24

3.1

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Grobogan yang beralamat di Jalan Pangeran Puger No. 23 Grobogan. Waktu penelitian ini pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

3.2

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1 Populasi

[image:43.595.182.439.554.728.2]

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 80). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Grobogan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 9 kelas. Jumlah populasi dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 X-1 40

2 X-2 40

3 X-3 40

4 X-4 40

5 X-5 40

6 X-6 40

7 X-7 40

8 X-8 38

9 X-9 40

(44)

3.2.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi (Arikunto, 2006: 131). Hasil pengambilan sampel diperoleh 2 kelas kelas yaitu 40 siswa dari kelas X-5 sebagai kelas eksperimen dan 40 siswa dari kelas X-9 sebagai kelas kontrol. 3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling yaitu memilih secara acak dari populasi yang ada dengan mengambil dua kelas sebagai sampel. Teknik simple random sampling dipilih karena analisis data awal dari nilai UAS semester gasal siswa kelas X tahun ajaran 2012/2013 menggunakan uji homogenitas populasi dan uji analisis varians populasi.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penilaian (Arikunto, 2006: 118). Adapun variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kegiatan laboratorium menggunakan pendekatan generative learning.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa.

3.4

Desain Penelitian

(45)

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Sampel Kondisi Awal Perlakuan Kondisi Akhir

R O1 X O2

R O3 Y O4

Keterangan:

R = sampel diambil secara acak baik kelas eksperimen maupun kontrol O1 = pretest kelompok eksperimen

O2 = posttest kelompok eksperimen

O3 = pretest kelompok kontrol

O4 = posttest kelompok kontrol

X = perlakuan (kegiatan laboratorium menggunakan pendekatan

generative learning)

Y = perlakuan (kegiatan laboratorium verifikatif)

3.5

Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dilakukan terdiri dari dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

3.5.1 Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan tahap persiapan sebagai berikut: 1. Penyusunan perangkat pembelajaran.

2. Penyusunan kisi-kisi soal dan soal berupa pilihan ganda.

(46)

3.5.2 Tahap Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan dalam enam kali pertemuan yaitu dua kali pertemuan untuk pretest-posttest dan empat kali pertemuan untuk proses pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

3.5.2.1 Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen (Kegiatan Laboratorium

Menggunakan Pendekatan Generative Learning)

1. Pada awal pembelajaran, guru membagi siswa secara heterogen dalam kelompok terdiri dari 5-7 siswa sesuai dengan kemampuan awalnya dan membagi lembar kerja siswa (LKS) pada tiap-tiap kelompok.

2. Guru memulai mengingatkan kembali pengetahuan yang dimiliki siswa berupa pertanyaan dan informasi kemudian dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari (eksplorasi).

3. Guru menfasilitasi siswa dalam kegiatan laboratorium yang bertujuan penyelidikan konsep yang belum diketahui sehingga memperoleh pengetahuan, prosedur kerja dari kegiatan laboratorium ini tercantumkan pada lembar kerja siswa (LKS). Di dalam kegiatan laboratorium, siswa mempersiapkan alat dan bahan, merangkai alat dan bahan, melakukan pengukuran, memasukan data, membuat grafik, dan membuat kesimpulan (pemfokusan).

(47)

untuk menarik kesimpulan dari kegiatan laboratorium (pengenalan konsep).

5. Guru memberi informasi mengenai manfaat dan contoh penerapan dari materi yang diperlajari dalam kegiatan laboratorium. Selanjutnya Guru memberi contoh soal dan latihan soal yang terkait (penerapan konsep).

3.5.2.2 Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol (Kegiatan Laboratorium Verifikatif)

1. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi secara langsung dengan metode ceramah dan memberi contoh soal dan latihan terkait agar lebih jelas.

2. Guru membagi siswa secara heterogen dalam kelompok yang terdiri dari 5-7 siswa sesuai dengan kemampuan awalnya dan membagi lembar kerja siswa (LKS) pada tiap-tiap kelompok

(48)

3.6

Alur Penelitian

[image:48.595.111.507.186.485.2]

Penelitian ini dilakukan sesuai alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Alur Penelitian Eksperimen.

3.7

Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2008: 137) menyatakan bahwa terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berdasarkan data yang dibutuhkan maka metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode dokumentasi, metode test, dan metode observasi.

Teknik simplerandom sampling

1.Uji normalitas

2.Uji kesamaan dua varian 3.Uji perbedaan dua rata-rata 4.Uji gain

Pre test

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Kegiatan Laboratorium Verifikatif Kegiatan Laboratorium

Menggunakan Pendekatan

Generative Learning

Instrumen Uji Coba Soal

Uji homogenitas UJi analisis varians

Uji pengaruh

Analisis Data

Aktivitas Belajar

Hasil Belajar

Rekomendasi guru dan telah menempuh materi yang dijadikan penelitian

Populasi

Kelas Uji Coba

Post test Sampel

(49)

3.7.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data yaitu daftar nama siswa, jumlah siswa, daftar nilai sebelum dilakukan penelitian, dan foto selama penelitian berlangsung.

3.7.2 Metode Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto 2006: 150). Metode tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran atau diberi perlakuan.

3.7.3 Metode Observasi

Metode Observasi dilaksanakan sebelum dilakukan penelitian dan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian dilakukan untuk memperoleh data aktivitas belajar, hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotorik dalam kegiatan laboratorium secara langsung.

3.8

Instrumen Penelitian

(50)

3.9

Analisis Instrumen

Analisis tes yang digunakan untuk ranah kognitf berupa tes pilihan ganda sebagai berikut:

3.9.1 Validitas

Validitas soal bentuk pilihan ganda menggunakan rumus korelasi poin biserial (Arikunto, 2006: 283).

Keterangan:

= koefisien korelasi point biserial

= rerata skor siswa yang menjawab benar = rerata skor siswa total

= proporsi skor siswa yang menjawab benar = proporsi skor siswa yang menjawab salah = standar deviasi total

Harga rpbis yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment

dengan taraf signifikan 5%. Soal dikatakan valid jika harga rpbis > rtabel.

Berdasarkan uji coba diperoleh hasil perhitungan validitas soal nomor 1 dengan rpbis = 0,404 dan rtabel = 0,334. Karena rpbis > rtabel maka nomor 1 valid,

(51)

Tabel 3.3 Validitas Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Valid 1, 2, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 13, 16, 17, 18, 19, 21, 24,

25, 26, 27, 28, 30, 31, 33, 34, 36, 38 25 Soal Tidak

Valid

3, 6,7, 12, 14, 15, 20, 22, 23, 29, 32, 35, 37, 39,

40 15 Soal

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21. 3.9.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu cukup baik (Arikunto, 2006: 178).

Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrument penelitian adalah rumus K-R. 21 yaitu

Keterangan:

r11 = reliabilitas soal

M = rata-rata skor awal K = jumlah butir soal

Vt = variasi skor total = kuadrat simpangan baku skor total

Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment

dengan taraf signifikan 5%. Jika r11 > rtabel maka instrument yang diuji bersifat

reliabel.

Berdasarkan uji coba diperoleh hasil perhitungan reliabilitas dengan r11 =

0,639 dan rtabel = 0,334. Karena rpbis > rtabel maka instrumen reliabel, perhitungan

(52)

3.9.3 Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal (Arikunto, 2006: 188). Untuk menghitung daya beda soal menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

= daya pembeda

= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar = banyaknya peserta kelompok atas

= banyaknya peserta kelompok bawah

= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Pada tabel 3.4 disajikan kriteria daya pembeda soal.

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Nilai Daya Beda Kriteria 0,00 ≤ DP < 0,20 Jelek 0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup 0,40 ≤ DP < 0,70 Baik

0,70 ≤ DP≤ 1,00 Baik Sekali

D = negatif = semua soal tidak baik = soal perlu dibuang

(53)

perhitungan daya beda keseluruhan sebanyak 40 soal uji coba terdapat 14 soal dengan daya beda jelek, 22 soal dengan daya beda cukup dan 4 soal dengan daya beda baik, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Daya Beda Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Jelek 3, 6, 7, 12, 14, 15, 20, 22, 29, 32, 35, 37,39, 40 14 Soal Cukup 1, 2, 4, 5, 8, 10, 11, 13, 16, 17, 18, 19, 21, 23,

25, 26, 27, 28, 33, 34, 36, 38 22 Soal

Baik 9, 24, 30, 31 4 Soal

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21. 3.9.4 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan indikator mudah sukarnya soal bagi siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan indeks kesukaran(Arikunto, 2006: 210).

Keterangan :

TK = Tingkat kesukaran

JBA = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas JBB = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah JSA = banyak siswa pada kelompok atas

(54)

Pada tabel 3.6 disajikan kriteria tingkat kesukaran soal. Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran

Nilai TK Kriteria 0,00 ≤ TK < 0,30 Sukar 0,30 ≤ TK < 0,70 Sedang

0,70 ≤ TK ≤ 1,00 Mudah

Berdasarkan uji coba diperoleh hasil perhitungan tingkat kesukaran nomor 1 dengan TK= 0,86 sesuai kriteria maka soal no 1 termasuk soal mudah, perhitungan tingkat kesukaran nomor 1 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 25. Untuk melihat perhitungan tingkat kesukaran keseluruhan sebanyak 40 soal uji coba terdapat 17 soal mudah, 19 dan 4 soal tidak valid, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.7

Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Mudah 1, 3, 4, 5, 8, 10, 13, 20, 22, 23, 28, 33, 34, 35, 37, 38, 39

17 Soal Sedang 2, 6, 7, 9, 12, 15, 16, 18, 21, 24, 25, 26, 27, 29,

30, 31, 32, 36, 40

19 Soal

Sukar 11, 14, 17, 19 4 Soal

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21. 3.10 Analisis Data

3.10.1 Analisis Tahap Awal

(55)

3.10.2.1Uji Homogenitas

Sebelum dilakukan penelitian populasi yang akan diteliti harus dalam keadaan homogen agar dalam pengambilan sampel dapat digunakan teknik

random sampling, dapat diuji dengan mengunakan uji Bartlett dengan rumus sebagai berikut:

dimana

(Sudjana, 2005: 263) dengan = besarnya homogenitas

= varians masing-masing kelompok = varians total

= jumlah masing-masing kelompok

Kriteria pengujian : jika dengan dan

maka populasi keadaan homogen.

Hasil perhitungan uji homogenitas data populasi diperoleh

dan , karena berarti bahwa populasi

mempunyai varians yang sama (homogen), perhitungan uji homogenitas data populasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27.

3.10.2.2Uji Analisis Varians Populasi

(56)

Uji kesamaan keadaan awal populasi dihitung menggunakan rumus: Jumlah kuadrat total ( )

Jumlah kuadrat antara kelompok ( )

Jumlah kuadrat dalam ( )

Mean kuadrat antara kelompok

Mean kuadrat kuadrat dalam

(Sugiyono, 2007 : 201-202) Pada tabel 3.8 disajikan ringkasan uji analisis varians.

Tabel 3.8 Ringkasan Uji Analisis Varians Sumber

Variasi

db Jk Mk

Antar Kelompok

k-1 dk pembilang = k-1

dk penyebut = (n-k) Dalam

Kelompok

n-k

Total n-1

(57)

Kriteria pengujian jika Fhitung < Ftabel dengan dengan dk pembilang =

(k-1), dk penyebut = maka maka populasi mempunyai rata-rata antar kelas tidak berbeda.

Hasil perhitungan uji analisis varians data populasi diperoleh (Fhitung =

0,528) dan (Ftabel = 1,956), karena Fhitung < Ftabel berarti bahwa populasi

mempunyai rata-rata antar kelas tidak berbeda, perhitungan uji analisis varians data populasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 28.

3.10.2 Analisis Data Akhir

Analisis tahap akhir digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Uji yang dilakukan adalah uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis, analisis aktivitas belajar, analisis hasil belajar dan uji gain. Data yang digunakan pada analisis tahap awal adalah nilai pretest-posstest dari 2 kelas sampel. Tahapan analisis tahap akhir adalah sebagai berikut:

3.10.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah rumus Chi Kuadrat.

Keterangan: : Chi kuadrat

Ei : frekuensi yang diharapkan

(58)

Jika dengan derajat kebebasan maka data berdistribusi normal (Sudjana, 2005: 273).

3.10.2.2Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan menggunakan varians terbesar dibandingkan varians terkecil. Rumus yang digunakan adalah

Untuk Ho: = dan Ha : ≠ maka Ho diterima jika dan Ho ditolak jika . (Sudjana, 2005: 249-251).

Kriteria pengujian: untuk Ho: = dan Ha : ≠ jika Fhitung < Ftabel

dengan dengan dk pembilang = (k-1), dk penyebut = maka maka kedua sampel keadaan homogen.

3.10.2.3Uji Hipotesis

Uji hipotesis menggunakan uji t yaitu dengan uji perbedaan dua rata-rata uji satu pihak. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata aktivitas dan hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik daripada rata-rata hasil belajar kelompok kontrol.

Rumus uji t yang digunakan adalah:

dimana

(59)

Kriteria pengujian: Jika dengan dan taraf signifikan maka Ho diterima.

Ho = tidak ada perbedaaan aktivitas dan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

Ha = ada perbedaaan aktivitas dan hasil belajar antara kelas eksperimen

dengan kelas kontrol dimana aktivitas dan hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol .

3.10.2.4Analisis Tes

Tes berupa pilihan ganda digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa kognitif yang dianalisis dengan menggunakan rumus :

Pada tabel 3.9 disajikan kriteria ketuntasan hasil belajar. Tabel 3.9 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar

Nilai Kriteria Belum Tuntas

Tuntas

(Depdiknas, 2007)

3.10.2.5Analisis Lembar Observasi

(60)

Pada tabel 3.10 disajikan kriteria lembar observasi aktivitas belajar. Tabel 3.10 Kriteria Lembar Observasi Aktivitas Belajar

Nilai Kriteria

85% - 100% Sangat Aktif 65% - 84% Aktif 55% - 64% Cukup Aktif 0% - 54% Kurang Aktif

Pada tabel 3.11 disajikan kriteria lembar observasi hasil belajar psikomotorik dan hasil belajar afektif .

Tabel 3.11 Kriteria Lembar Observasi Hasil Belajar

Nilai Kriteria

85% - 100% Sangat Baik 65% - 84% Baik 55% - 64% Cukup Baik 0% - 54% Kurang Baik

(Aqib et al., 2011: 161)

3.10.2.6Uji Gain

Untuk melihat besarnya perubahan aktivitas dan hasil belajar siswa akibat pengaruh implementasi kegiatan laboratorium menggunakan generative learning digunakan uji gain dengan persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

= faktor gain

(61)

Pada tabel 3.12 disajikan kriteria lembar observasi. Tabel 3.12 Kriteria Faktor Gain

Nilai Kriteria g > 0,70 Tinggi 0,30 ≤ g ≤ 0,70 Sedang g < 0,30 Rendah

(62)

43 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Analisis Tahap Awal

Analisis tahap awal dilakukan sebelum penelitian dan bertujuan untuk mengetahui adanya kesamaan kondisi awal sampel. Data yang digunakan adalah nilai ujian akhir semester gasal tahun pelajaran 2012/2013 dari populasi kelas X SMA Negeri Grobogan berjumlah 9 kelas diperoleh dengan metode dokumentasi, data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar

Kelas X-1 X-2 X-3 X-4 X-5 X-6 X-7 X-8 X-9

Jumlah Siswa 40 40 40 40 40 40 40 39 40

Nilai tertinggi 80 82 79 82 90 81 85 81 86 Nilai terendah 71 70 71 70 69 61 60 70 69

Rata-Rata 75 74 75 74 73 73 71 73 74

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26.

Analisis data awal terdiri dari dua uji, yaitu uji homogenitas dan uji kesamaan keadaan awal populasi (uji anava).

4.1.1.1Uji Homogenitas Populasi

Berdasarkan hasil analisis uji homogenitas populasi diperoleh

dan dengan dan adalah =15,507.

(63)

4.1.1.2 Uji Analisis Varians Populasi

Berdasarkan hasil analisis dengan uji analisis varians populasi diperoleh dan dengan dengan dk pembilang

, dk penyebut dan adalah =1,965. Hasil

perhitungan menunjukan nilai , maka dapat disimpulkan Ho diterima. Hal ini berarti populasi mempunyai rata-rata antar kelas tidak berbeda, data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 28.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan bahwa kesembilan sampel homogen sehingga teknik pengambilan sampel dapat dilakukan untuk menetapkan kelas yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik simple random sampling sehingga dipilih kelas X-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-9 sebagai kelas kontrol.

4.1.2 Hasil Analisis Tahap Akhir

Analisis tahap akhir dilakukan setelah penelitian dan bertujuan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakan. Data yang digunakan adalah data hasil belajar kognitif diperoleh dengan metode tes sedangkan data aktivitas belajar, data hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotorik diperoleh dengan metode observasi.

4.1.2.1 Data Hasil Belajar Kognitif

(64)

4.1.2.1.1 Uji Normalitas Sampel

[image:64.595.116.513.499.572.2]

Hasil perhitungan uji normalitas sampel dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sampel.

Sumber Data Kelas Kriteria

Pre test Eksperimen 5,45

11,1

Normal

Kontrol 9,61 Normal

Post test Eksperimen 4,36 Normal

Kontrol 5,53 Normal

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31, 32, 36, 37.

Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh dengan dan . Maka dapat disimpulkan Ho diterima. Hal ini berarti data tersebut terdistribusi normal.

4.1.2.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians Sampel

Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians sampel dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Sampel.

Sumber Data Kelas Kriteria

Pre test Eksperimen Homogen

Kontrol

Post test Eksperimen Homogen

Kontrol

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 33 dan 38.

Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh dengan k

pembilang dan dk penyebut dan .

(65)

4.1.2.1.3 Uji Hipotesis Sampel

[image:65.595.113.511.700.758.2]

Hasil perhitungan uji kesamaan dan perbedaan dua varians sampel dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kesamaan dan Perbedaan Dua Rata-Rata Sampel

Sumber Data Kelas Kriteria

Pretest Eksperimen 0,28 1,99 Tidak berbeda

Kontrol

Posttest Eksperimen 1,99 Berbeda

Kontrol

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 34 dan 39.

Berdasarkan hasil analisis dengan uji t untuk data pretest diperoleh

dengan k pembilang dan

dk penyebut dan . Maka dapat disimpulkan Ho diterima.

Hal ini berarti rata-rata data pretest kedua kelas sama artinya rata-rata nilai pretest

kelas eksperimen sama dengan nilai pretest kelas kontrol. Sedangkan untuk data

posttest diperoleh dengan k pembilang

dan dk penyebut dan . Maka dapat disimpulkan Ho ditolak. Hal ini berarti rata-rata data posttest kedua kelas berbeda artinya rata-rata nilai posttest kelas eksperimen lebih baik dari nilai posttest kelas kontrol.

4.1.2.1.4 Uji Gain Sampel

Hasil perhitungan uji gain sampel untuk data hasil belajar kognitif dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Gain Sampel

Kelas N-gain

(%) Kriteria

Eksperimen 53,8 % 82,8 % 0,63 63% Sedang

(66)

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 40 dan 41.

4.1.2.2 Data Aktivitas Belajar

Data yang dianalisis sebagai nilai aktivitas belajar adalah data nilai observasi (pertemuan I dan II), data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 43 dan 44.

4.1.2.2.1 Deskripsi Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen

[image:66.595.117.516.388.681.2]

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kegiatan laboratorium diperoleh nilai skor aktivitas belajar kelas eksperim

Gambar

Gambar 2.1 Pembelajaran Generatif (Wittrock, 1992)
Gambar 2.2 Amperemeter dipasang Seri
Gambar 2.3 Voltmeter dipasang Paralel
Gambar 2.6 Susunan Rangkaian Hambatan Paralel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku seksual pada remaja dapat diamati melalui hubungan heteroseksual. Pada masa perkembangannya remaja tunanetra perlu diarahkan agar terhindar dari penyimpangan

Namun dari semua cobaan yang Ummi hadapi, ia berusaha untuk ikhlas dalam menghadapi setiap cobaan yang dialaminya. Ummi Aminah secara tidak langsung mengajak kita

[r]

Sebagaian besar guru menyatakan bahwa problem based learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang dirasa efektif selaras dengan pendekatan saintifik dalam

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa variabel Enveronmental Consequence, Brand Preference, Brand Awareness, Core Brand Image, Attitude Advertisement, Brand

tahun 2010+2014 yang diperoleh dari Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini variahel independen digunakan untuk melihat seherapa$. hesar variahel

1) Decision Usefulness Studies. Sebagian dari studi-studi yang dilakukan oleh para peneliti yang mengemukakan teori ini menemukan bukti bahwa informasi sosial dibutuhkan oleh

[r]