• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Mandi dan Berhias di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Mandi dan Berhias di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan Pada Tn. J dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Mandi dan Berhias

di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

AFIS ASSAT

112500088

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan kepada saya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Mandi dan Berhias di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, sesuai dengan waktunya sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan, Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS, selaku pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS, selaku pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis sehingga dapat selesai tepat waktu.

7. Ibu Roxana Devi T, S.Kep, Ns, M.Nurs, selaku Dosen Penguji.

8. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

9. Kepada kedua Orang Tua, Ayahanda (Muhammad Syukur Lubis) dan Ibunda (Djerasisah Nasution) yang selalu memberikan Doa, Motivasi dan Dukungan Moral serta Kasih Sayang kepada penulis sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan Program Pendidikan DIII Keperawatan.

10. Staf Pegawai Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, yang telah memberikan tempat, waktu, dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah.

(4)

berharap kiranya Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya bagi kita semua.

Medan, Juni 2014 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 4

A. Konsep Dasar Personal Hygiene mandi dan Berhias ... 4

1. Tujuan Personal Hygiene ... 5

2. Jenis Personal Hygiene ... 5

3. Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene ... 5

4. Tanda Dan Gejala ... 6

5. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Perawatan Diri ... 8

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 13

1. Pengkajian ... 13

2. Analisa Data ... 21

3. Rumusan Masalah ... 21

4. Perencanaan ... 22

5. Implementasi ... 24

6. Evaluasi ... 26

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

A. Kesimpulan ... 29

B. Saran ... 29

(6)

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti sekarang ini banyak permasalahan sosial yang muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial budaya, serta krisis ekonomi yang tidak kunjung usai. Hal ini akan semakin memicu atau meningkatkan berbagai gangguan kejiwaan di masyarakat, dari gangguan jiwa ringan hingga gangguan jiwa yang tergolong berat (Puslitbang Departemen Kesehatan, 2007)

Keterbatasan perawatan diri biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien, sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian dan berhias. Keterbatasan tersebut akan terus berlanjut dalam pemenuhan kebutuhan dasar lainnya. Setiap mahluk hidup mempunyai kebutuhan, tidak terkecuali manusia. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam. Namun, pada hakikatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan tersebut bersifat manusiawi dan menjadi syarat untuk keberlangsungan hidup manusia. Siapapun orangnya pasti memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar (Asmadi, 2008).

Sindrom defisit perawatan diri merupakan kondisi ketika individu mengalami

gangguan fungsi motorik atau kognitif yang mengakibatkan menurunnya kemampuan dalam melakukan aktivitas perawatan diri yang ada yaitu Defisit Perawatan Diri: mandi/higiene, berpakaian/berhias, makan, dan eleminasi (Carpenito, 2009).

(7)

2

World Health Organization (WHO) menyatakan paling tidak ada 1 dari 4 orang di

dunia mengalami masalah mental, di perkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. Sedangkan menurut Riset Kesehatan Jiwa (Riskesdes) tahun 2010 menyatakan bahwa data jumlah klien gangguan jiwa di Indonesia terus bertambah, terdapat 14,1% penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa mulai dari yang ringan hingga berat. Berdasarkan data di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, jumlah klien meningkat hingga 100% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun-tahun 2006 - 2007, Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara hanya menerima 25 - 30 penderita perhari, dan pada awal tahun 2008 mengalami peningkatan 50 penderita perhari untuk menjalani rawat inap dan 70 - 80 penderita untuk rawat jalan dan skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak terjadi dibandingkan gangguan jiwa lainnya (Rahmadani, 2012).

Pengambilan Kasus Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dilaksanakan di ruangan Dolok Martimbang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara selama 5 hari, dimulai dari tanggal 02 - 06 Juni 2014. Kegiatan pengambilan kasus diawali dengan pengarahan dari dosen mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dan selanjutnya melakukan pengkajian laporan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kasus yang akan diambil.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 02 Juni

2014, terdapat 37 klien yang dirawat diruangan Dolok Martimbang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, 30 diantaranya (90%) dengan mayoritas diagnosa keperawatan Halusinasi dan yang lainnya seperti: Prilaku Kekerasan, Harga Diri Rendah dan Kurang Perawatan Diri. Sehingga diperlukan upanya untuk mengatasi atau mengontrol salah satu intervensi asuhan keperawatan jiwa yang dapat dilakukan dengan masalah Kurang Perawatan Diri (Dokumentasi RSJ Provinsi Sumatera Utara, 2014).

(8)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah memberikan gambaran nyata tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Personal Hygiene mandi/higiene dan berpakaian/berhias.

2. Tujuan Khusus

a. Perawat mampu melakukan pengkajian pada klien dengan masalah defisit perawatan diri.

b. Perawat mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah defisit perawatan diri.

c. Perawat mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan masalah defisit perawatan diri.

d. Perawat mampu membuat implementasi keperawatan pada klien dengan masalah defisit perawatan diri.

e. Perawat mampu membuat evaluasi keperawatan pada klien dengan masalah defisit perawatan diri.

C. Manfaat

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada ;

a. Penulis

Sebagai saran ilmu untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan klien khususnya pada klien dengan diagnosa keperawatan defisit perawatan diri.

b. Pendidikan Keperawatan

Membekali mahasiswa untuk dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah defisit perawatan diri.

c. Praktek Keperawatan

(9)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Personal Hygiene

Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk

mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006). Personal Hygiene adalah perawatan diri dimana individu mempertahankan

kesehatannya, dan dipengaruhi oleh nilai serta keterampilan (Mosby, 1994 dalam Peratiwi, 2008). Menurut Mubarak (2008), Personal Hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis (Tarwoto, 2010). Praktek Personal Hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh

pertama dari pertahanan melawan infeksi dan menambah tingkat kesembuhan klien (Potter & Perry, 2005).

Defisit perawatan diri pada klien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan, berhias, dan eliminasi (buang air besar dan buang air kecil) secara mandiri (Keliat & Akemat, 2010).

(10)

1. Tujuan Personal Hygiene

Tujuan Personal Hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Tarwoto (2006) tujuan yang mempengaruhi persoal hygiene adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang. b. Memelihara kebersihan diri seseorang. c. Memperbaiki Personal Hygiene yang kurang. d. Pencegahan penyakit.

e. Meningkatkan percaya diri seseorang. f. Menciptakan keindahan.

2. Jenis Personal Hygiene

Menurut Carpenito (2009) Personal Hygiene perawatan diri adalah sebagai berikut; 1. Defisit perawatan diri: Higiene/mandi

Kondisi ketika individu mengalami hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas mandi/hygiene untuk dirinya sendiri.

2. Defisit perawatan diri: Berpakaian/berhias

Kondisi ketika individu mengalami hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk dirinya sendiri.

3. Defisit perawatan diri: Makan

Kondisi ketika individu mengalami hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan untuk dirinya sendiri.

4. Defisit perawatan diri: Eliminasi

Kondisi ketika individu mengalami hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi untuk dirinya sendiri.

3. Faktor - faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene

(11)

6

a. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. b. Praktek sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene.

c. Status sosioekonomi

Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. d. Pengetahuan

Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.

e. Budaya

Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi Personal Hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek perawatan diri yang berbeda. Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

f. Kebiasaan seseorang

Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk - produk tertentu

dalam perawatan diri seperti penggunaan shampo, sabun, dan lainnya. g. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

4. Tanda dan Gejala

Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai berikut;

A. Personal Hygiene

a. Mandi/higiene

1) Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan memperoleh atau mendapatkan sumber air

(12)

5) Tidak dapat masuk dan keluar kamar mandi 6) Badan bau

7) Kulit berdaki 8) Terdapat kudis b. Keramas

1) Kulit kepala berketombe 2) Banyak kutu

3) Rambut kusam

4) Rambut kotor dan bau c. Sikat Gigi

1) Gigi kotor

2) Adanya karies gigi 3) Bau mulut

d. Gunting Kuku

1) Kuku tangan dan kaki panjang dan kotor

B. Berpakaian/berhias a. Berpakaian/berhias

1) Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan

pakaian

2) Menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian

3) Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam 4) Tidak dapat memilih pakaian

5) Pakaian kotor

6) Pakaian terlihat tidak rapi b. Menyisir rambut

1) Rambut berantakan c. Berdandan

1) Wajah kusam

2) Tidak menggunakan bedak d. Memakai wangi-wangian

(13)

8

5. Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Mandi dan Berhias.

5.1 Pengkajian

A. Riwayat Keperawatan

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta factor - faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene individu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.

B. Pemeriksaan Fisik

Menurut Potter & perry (2005) pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada masalah Personal Hygiene mulai dari ekstremitas atas sampai ekstremitas bawah adalah;

1) Rambut;

a) Amati kondisi rambut (warna, struktur, kualitas) b) Apakah tampak kusam

c) Apakah ditemukan kerontokan 2) Kepala

a) Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala

b) Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, dan tanda – tanda kemerahan 3) Mata

a) Amati adanya tanda – tanda ikterus b) Conjungtiva pucat

c) Sekret pada klopak mata d) Kemerahan

e) Gatal – gatal pada klopak mata 4) Hidung

a) Amati kondisi kebersihan hidung b) Kaji adanya sinusitis

c) Pendarahan hidung

d) Tanda – tanda pilek yang tidak kunjung sembuh e) Perubahan pada daya penciuman

5) Mulut

(14)

d) Tanda – tanda radang gusi atau sariawan e) Bibir kering atau pecah – pecah

6) Gigi

a) Amati kondisi kebersihan gigi

b) Perhatikan adanya tanda – tanda karies pada gigi c) Gigi tidak lengkap

d) Perhatikan adanya gigi palsu 7) Telinga

a) Amati kondisi dan kebersihan telinga

b) Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga c) Adanya infeksi pada telinga

d) Adanya perubahan pada daya pendengaran 8) Kulit

a) Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) b) Kebersihan kulit

c) Perhatikan adanya perubahan warna kulit d) Pertusis

e) Kulit keriput 9) Kuku tangan dan kaki

a) Amati bentuk dan kebersihan kuku b) Perhatikan adanya kelainan atau luka

5.2 Analisa data

Menurut Tarwoto (2006), tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang teroganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar:

1) Mengumpulkan data secara sistematis.

2) Menyortir dan mengatur data yang dikumpulkan.

3) Mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali. Tujuan pengumpulan data:

a) Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien. b) Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien. c) Untuk menilai keadaan kesehatan klien.

(15)

10

Tipe data:

1. Data Subjektif

Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien. Sebagai suatu situasi atau kejadian, informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ketakutan, kecemasan, prustasi dan rasa malu.

2. Data objektif

Data objektif adalah data yang dapat diobserpasi dan diukur, dapat diperoleh mengunakan panca indra (lihat, dengar, cium, sentuh/raba), sesama pemeriksa fisik (Tarwoto, 2006) kaji batasan karakteristik yaitu: ketidakmampuan mengakses kamar mandi, membersihkan anggota tubuh, ketidak mampuan mnegunakan pakaian dan lain-lain. Kaji faktor yang berhubungan yaitu: kendala lingkungan, penurunan motivasi, gangguan persepsi dan kognitif (Wilkinson, 2011).

5.3Rumusan masalah

Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi ketika individu mengalami gangguan

fungsi motorik atau kognitif yang mengakibatkan menurunnya kemanpuan dalam melakukan aktivitas perawatan diri yang ada yaitu defisit perawatan diri: mandi/higiene, berpakaian/berhias, makan, BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009).

1) Mandi/higiene.

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,

memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.

2) Berpakaian/berhias.

Klien mempunyai ketidakmampuan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk alat tambahan, menggunakan kancing baju, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan.

3) Makan

(16)

makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, serta mencerna cukup makanan dengan aman.

4) BAB/BAK (toileting)

Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena steressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, makan, maupun BAB dan BAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial (Fitria, 2009).

5.4 Perencanaan

1. Tindakan keperawatan untuk klien A. Tujuan

a) Klien mampu melakukan aktivitas mandi/higiene pada tingkat optimal.

b) Klien mampu melakukan berpakaian/berhias secara baik. B. Tindakan keperawatan

a) Melatih klien cara perawatan diri (mandi/hygiene) untuk menjaga kebersihan diri dilakukan dengan tahap tindakan yang meliputi:

1) Menjelaskan pentingnya mandi untuk kebersihan diri.

2) Menjelaskan alat - alat mandi untuk menjaga kebersihan diri. 3) Menjelaskan langkah-langkah mandi.

4) Melatih klien mempraktekkan langkah-langkah mandi. b) Melatih klien berpakaian/berhias

(17)

12

Strategi pertemuan pada klien perawatan diri Mandi dan Berhias

Berdasarkan Asuhan Keperawatan pada klien dengan masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa

NO Kemampuan/Kompetensi

A Kemampuan Merawat Pasien

1.

SP 1

1. Mengidentifikasi penyebab Defisit Perawatan Diri.

2. Berdiskusi dengan Pasien tentang pentingnya kebersihan diri.

3. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri (mandi, sikat gigi, gunting kuku, dan keramas).

4. Membantu Pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri. 5. Menganjurkan Pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

2.

SP 2

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Pasien. 2. Menjelaskan cara berhias.

3. Membantu Pasien mempraktekkan cara berhias.

(18)

B. Asuhan Keperawatan Kasus

FORMAT PENGKAJIAN KLIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA

IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. J

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 28 Tahun

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ikut Orang Tua Alamat : Jl. Sisingamangaraja Tanggal Masuk RSJ : 28 Desember 2013 No Register : 02.40.16

Ruangan/Kamar : Dolok Martimbang Tanggal Pengkajian : 03 Juni 2014

Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

II. KELUHAN UTAMA

Tn. J mendengar suara yang menyuruh untuk marah-marah pada orang tuanya, berbicara sendiri, sering termenung, senyum-senyum dan ketawa sendiri.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provokative/palliative

1. Apa penyebabnya

Tn. J mendengar suara yang menyuruhnya untuk marah-marah pada orang tuanya.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

(19)

14

B. Quantity/kuality

1. Bagaimana dirasakan

Tn. J mangatakan sudah lebih tenang selama di rawat di rumah sakit jiwa.

2. Bagaimana dilihat

Tn. J tampak berinteraksi baik dengan klien lain.

C. Severity

Tn. J merasa terganggu dengan kondisinya yang sekarang.

D. Time

Tn. J merasa sudah mulai membaik.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

± 5 tahun yang lalu Tn. J pernah mengalami ganggan jiwa, tetapi kambuh lagi karena tidak teratur minum obat.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Tn. J hanya mendapat pengobatan dari Rumah Sakit jiwa.

C. Pernah dirawat/dioperasi

Tn. J pernah dirawat di rumah sakit jiwa.

D. Lama dirawat

Tn. J dirawat selama 6 bulan.

E. Alergi

(20)

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

Orang Tua Tn. J tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa.

B. Saudara kandung

Tn. J adalah anak ke 2 (dua) dari 4 (empat) bersaudara, dan didalam keluarga hanya klien yang memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa.

C. Penyakit keturunan yang ada

Tn. J memiliki riwayat penyakit keturunan dari pamannya (Skizofrenia).

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa seperti Tn. J.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Tidak ada anggota keluarga Tn. J yang meninggal.

F. Penyebab meninggal Tidak ada

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi klien tentang penyakit

Tn. J mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang kerumah agar dapat membantu orang tua-nya sebab hanya Tn. J yang tinggal serumah dengan orang tua.

B. Konsep diri 1. Gambaran diri

Tn. J tidak merasakan ada yang kurang dari tubuhnya. 2. Ideal diri

(21)

16

3. Harga diri

Tn. J mengatakan walau sudah gagal meraih cita-citanya, tapi klien masih di butuhkan dalam keluarga.

4. Peran diri

Tn. J sebagai anak laki-laki dari 4 (empat) bersaudara yang belum menikah dan sebagai anak.

5. Identitas klien

Tn. J merupakan seorang laki-laki tamatan SMP.

C. Keadaan emosional

Keadaan emosional Tn. J tampak baik seperti menerima kehadiran perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dan Tn. J kooperatif.

D. Hubungan sosial 1. Orang yang berarti

Menurut Tn. J orang yang berarti adalah orang tuanya terutama ibu. 2. Hubungan dengan keluarga

Menurut Tn. J hubungan klien dengan keluarga baik dan harmonis. 3. Hubungan dengan orang lain

Selama Tn. J dirawat di rumah sakit jiwa hubungan sosial dengan orang lain cukup baik karena Tn. J berkumpul dengan teman - teman satu ruangan.

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Tidak ada, karena hubungan sosial Tn. J di ruagan cukup baik.

5. Spiritual

1. Nilai dan keyakinan

Tn. J menganut agama islam. 2. Kegiatan ibadah

(22)

VII. STATUS MENTAL a. Tingkat kesadaran

Tn. J sadar penuh (compos mentis). b. Penampilan

Tn. J berpakaian kurang rapi (tampak kusut), rambut tidak rapi (acak – acakan)

c. Pembicaraan

Selama wawancara Tn. J mudah diajak berbicara, namun Tn. J berbicara lambat dan menjawab pertanyaan dengan singkat.

d. Alam perasaan

Tn. J tampak putus asa dengan keadaan sekarang karena kurang perhatian dari anggota keluarga.

e. Afek

Afek Tn. J datar.

f. Interaksi selama wawancara

Selama wawancara dengan perawat, Tn. J tampak kooperatif dan kontak mata mudah beralih kearah yang tak menentu.

g. Persepsi

Tn. J mengatakan sering mendengar suara - suara yang menyuruhnya untuk

marah - marah. h. Proses pikir

Tn. J mampu menjawab pertanyaan yang di ajukan perawat. i. Isi pikir

Saat di lakukan wawacara Tn. J sering lupa ingat tentang masa lalu terhadap penyakit yang di alaminya.

j. Waham -

k. Memori

(23)

18

VIII. Pemeriksaan fisik A. Keadaan umum

Compos mentis (CM)

B. Tanda - tanda vital

1. Suhu tubuh : 36.6 oc

2. Tekanan darah : 110/80 mmhg 3. Nadi : 78 x/i

4. Pernapasan : 20 x/i 5. Skala nyeri : 1-2

6. TB : 172

7. BB : 65

C. Pemeriksaan head to toe 1) Kepala dan rambut

Bentuk kepala Tn. J bulat, simetris dan normal dengan kulit kepala kurang bersih, keadaan rambut merata dan beraroma bau yang menyegat.

2) Wajah

Struktur wajah Tn. J bulat dengan warna kulit sawo matang.

3) Mata

Tn. J memiliki dua mata dengan posisi simetris dengan kongjungtiva, dan sclera mata normal.

4) Hidung

Posisi hidung Tn. J simetris dengan dua lubang hidung. 5) Telinga

Bentuk telinga Tn. J lengkap dan persepsi Tn. J tentang suara - suara yang di dengar mulai menghillang.

6) Mulut dan faring

Keadaan bibir Tn. J pecah - pecah, simetris, dan Tn. J mampu membedakan rasa manis dan asin.

7) Leher

(24)

8) Integument

Kulit Tn. J kurang bersih, akral Tn. J hangat dan turgor kulit normal.

IX. Pola kebiasaan sehari-hari I. Pola makan dan minum

1. Frekuensi makan/hari : 3 x / hari 2. Nafsu/selera makan : baik 3. Nyeri ulu hati : tidak ada

4. Alergi : tidak ada

5. Mual dan muntah : tidak ada

6. Tempat makan memisahkan sendiri (klien gangguan jiwa)

: Tn. J makan bersama teman – teman yang berada diruangan Dolok Martimbang 7. Waktu pemberian makanan : pagi, siang, dan sore

8. Jumlah dan jenis makanan : 1 porsi (nasi + lauk pauk) 9. Waktu pemberian cairan : tidak menentu

10.Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) : tidak ada

3. Perawatan diri/Personal Hygiene

1. Kebersihan tubuh : kurang bersih (Pakaian tidak rapi, baju kusut, baju tidak dikancing, rambut tidak disisir, aroma tubuh bau keringat)

2. Kebersihan gigi dan mulut : terlihat kotor (karies gigi, adanya sisa makanan pada gigi dan gigi tampak kuning)

3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku panjang dan kotor (tampak hitam)

4. Pola kegiatan/aktivitas

(25)

20

Tn. J melakukan aktivitas mandi, ganti pakaian, makan harus diarahkan terlebih dahulu.

2. Uraian aktivitas ibadah Tn. J selama dirawat/sakit: Tn. J jarang sholat selama dirawat di rumah sakit jiwa. 3. Pola eliminasi

1. BAB

1. Pola BAB : 1 x / hari 2. Karakter feses : lembek 3. Riwayat pendarahan : tidak ada 4. BAB terakhir : pagi hari

5. Diare : tidak ada

6. Pengunaan laktasif : tidak ada

2. BAK

1. Pola BAK : 4 - 6 x / hari 2. Kateter urin : tidak ada 3. Nyeri/rasa terbakar : tidak ada 4. Pengunaan diuretik : tidak ada

4. Mekanisme koping

(26)

Analisa Data

No. Data Masalah Keperawatan

1

DS: Klien mangatakan dirinya malas mandi karena mengantri, tidak mendapatkan sumber air, tidak ada sabun, sikat dan pasta gigi .

DO: Badan bau, kulit berdaki, kulit kepala tampak ketombe, gigi kuning, karies,

kuku tangan dan kaki panjang dan kotor.

Defisit Perawatan Diri

2

DS: Klien mengatakan mendengar suara yang menyuruh untuk marah - marah.

DO: - Marah tampa sebab

- Konsentrasi rendah

- Tertawa atau tersenyum

Resiko Prilaku Kekerasan Terhadap Orang Lain

Masalah keperawatann 1. Defisit Perawatan Diri

2. Resiko Prilaku Kekerasan Terhadap Orang Lain

Diagnosa Keperawatan Prioritas

1. DPD : mandi b/d kendala lingkungan d/d klien tidak mendapatkan sumber air. 2. DPD : berpakaian b/d gangguan kognitif d/d klien tidak mampu

(27)

22

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/ Tanggal

No.Dx Tujuan/Indikator Hasil jam klien akan Menunjukkan

perawatan diri

aktivitas kehidupan sehari - hari (AKS), yang dibuktikan oleh indikator: 1 – 5

- Mandi

- Higiene

- Higiene oral

Kriteria hasil:

Klien akan menerima bantuan perawat untuk membersihkan dan mengeringkan tubuh.

Perencanaan keperawatan:

1. Strategi Pertemuan 1

- Identifikasi penyebab kurang kebersihan diri (mandi, keramas, sikat gigi, dan gunting kuku).

- Jelaskan pentingnya kebersihan diri.

- Jelaskan cara menjaga kebersihan diri.

- Bantu klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.

- Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

Rasional:

Membantu klien dalam memenuhi kebersihan diri.

Membantu klien terhindar dari bau dan penyakit kulit.

Rabu. 04 Juni 2014

NOC : Dalam 1 x 8 jam klien akan Menunjukkan

perawatan diri aktivitas kehidupan sehari - hari (AKS),

2. Strategi Pertemuan 2

- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien.

(28)

yang dibuktikan oleh indikator: 1 – 5

- Berpakaian

- Berhias

Kriteria hasil:

Klien menerima bantuan perawat untuk mengunakan pakaian secara rapi, menunjukkan rambut yang bersih dan rapi.

- Bantu klien memperaktekkan cara berpakaian/berhias.

- Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

Rasional:

Memantau kemajuan serta efektivitas yang dipilih dan dilatih bersama klien.

(29)

24

PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/ Tanggal

No.

Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi Rabu 04

Juni 2014

DPD - Megidentifikasi penyebab kurang kebersihan diri (mandi, keramas sikat gigi, dan gunting kuku).

- Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.

- Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.

- Membantu klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri. - Menganjurkan klien memasukkan

dalam jadwal kegiatan harian.

S:Klien mengatakan sudah memahami akan pentingnya

perawatan diri.

O:Klien terlihat kurang bersih, bau, kulit berdaki, tampak

ketombe, gigi kuning, karies kuku pada kaki dan tangan panjang dan kotor.

A:Masalah belum teratasi.

P: Dalam 1 x 8 jam klien akan Menunjukkan perawatan diri aktivitas kehidupan sehari - hari (AKS), yang dibuktikan oleh indikator: 1 – 5 - Mandi

- Higiene - Higiene oral

Membantu klien untuk memenuhi higiene

(30)

Kamis 05 Juni 2014

DPD - Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

- Menjelaskan cara berpakaian/ berhias.

- Membantu klien mempraktekkan cara berpakaian/berhias.

- Menganjurkan klien memasukkan

dalam jadwal kegiatan harian.

S:Klien mengatakan sudah melakukan

perawatan diri dengan baik.

O:Klien tampak bersih dan kulit hangat. A:Masalah belum

teratasi

P:Dalam 1 x 8 jam klien akan Menunjukkan perawatan diri aktivitas kehidupan sehari - hari (AKS), yang dibuktikan oleh indikator: 1 – 5 - Berpakaian

- Berhias

Membantu klien dalam

(31)

26

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan keperawatan

Defisit

- Merapikan tempat tidur klien. - Memberikan diet pada klien. - Memberikan obat pada klien.

- Memberikan kontrak pada klien untuk melakukan Strategi Pertemuan.

- Memberikan diet pada klien

S: Klien mengatakan mau menjadi klien kelolaan.

O: -

A: Masalah belum teratasi.

P:Mandi/Higiene, Berpakaian/Berhias.

Selasa 03 Juni 2014

10:00-11:30 WIB

- Mengidentifikasi penyebab kurang kebersihan diri (mandi, keramas sikat gigi, dan gunting kuku).

- Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.

- Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.

- Membantu klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri. - Menganjurkan klien memasukkan

dalam jadwal kegiatan harian.

S:Klien mengatakan memahami akan pentingnya perawatan diri.

(32)

kuning, karies kuku pada kaki dan tangan panjang dan kotor..

A: Masalah belum teratasi.

P: Dalam 1 x 8 jam klien akan Menunjukkan perawatan diri aktivitas kehidupan sehari - hari (AKS), yang dibuktikan oleh

indikator: 1 – 5 - Mandi

- Higiene - Higiene oral

Membantu klien untuk memenuhi higiene pribadi.

Rabu 04 Juni 2014

10:00-12:00 WIB

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

- Menjelaskan cara

berpakaian/berhias.

- Membantu klien memperaktekkan cara berpakaian/berhias.

- Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. S:Klien mengatakan sudah melakukan

perawatan diri dengan baik.

O: Klien tampak bersih dan kulit hangat.

A: Masalah teratasi .

P: Dalam 1 x 8 jam klien akan

Menunjukkan perawatan diri aktivitas kehidupan sehari - hari (AKS), yang dibuktikan oleh indikator: 1 – 5

(33)

28

Membantu klien dalam berpakaian dan mengunakan tatarias.

Kamis 05 Juni 2014

09: 10-10: 30 WIB

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

- Klien sudah mulai menerapkan Strategi Pertemuan 1 dan 2.

S: Klien mengatakan lebih baik dan segar dengan mandi pagi.

O: Klien tampak bersih dan kulit

hangat.

(34)

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis akan membahas kesimpulan pada Asuhan Keperawatan dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Mandi dan Berhias pada Tn. J dengan diagnosa keperawatan Defisit Perawatan Diri diruang Dolok Martimbang yang dikaji pada tanggal 02 Juni 2014 yang merupakan masalah utama yang harus diatasi.

Dari hasil pengkajian yang didapatkan penulis pada Tn. J, keadaan Tn. J tampak kotor, kulit berdaki, gigi tampak kotor, rambut terlihat kusam dan kotor, jenggot tidak dicukur, kuku tampak kotor dan panjang, dan pakaian tidak rapi. Pada pengukuran tanda-tanda vital didapatkan suhu 36,6 ºC, RR 20x/menit, HR 78x/menit. Berdasarkan dengan data tersebut penulis dapat menegakkan prioritas diagnosa keperawatan yang sudah dirumuskan sesuai dengan data pengkajian pada Tn. J dengan tujuan dan kriteria hasil setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24 jam diharapkan kebutuhan Personal Hygiene terpenuhi dengan klien; bersih, tidak berbau, kuku kaki dan tangan pendek dan

bersih, gigi klien tampak bersih, rambut kepala tampak bersih dan tidak berketombe, kulit klien tampak bersih, hangat, lembab, dan cara berpakaian klien rapi.

B. Saran

Setelah membahas dan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi didalam perawatan klien dengan masalah Perawatan Diri, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. RS. Jiwa Provinsi Sumatera Utara

(35)

30

2. Institusi Pendidikan

Agar dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan profesional sehingga dapat tercipta perawat yang profesional, terampil, handal, dan mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.

3. Keluarga

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik Prosedur Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta: Salemba Medika.

Carpenito, L. J. (2009). Diangnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis, Jakarta: EGC 9th ed.

Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP), Jakarta: Salemba Medika.

Potter, P & Perry, A. (2005). Buku Ajaran Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktek. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Rahmadani Dewi. (2012). Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Halusinasi di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan.

Sigit Nian Prasetyo. (2010). Konsep dan perawatan nyeri. Edisi Pertama. Surakarta: Garaha ilmu.

Susanti, Herni. "Defisit Perawatan Diri Pada Klien Dengan Skizofrenia: Aplikasi Teori Keperawatan Orem." Jurnal Keperawatan Indonesia 13.2 (2013).

Tarwoto, Wartonah. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Tarwoto, Wartonah. 2010. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn.S dengan masalah Defisit Perawatan Diri: Mandi selama 2 hari, yaitu pada tanggal 18, 19 mei 2015 di Rumah Sakit Jiwa

Perawatan dini hari merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan bahan

kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri... seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK

Salah satu kebutuhan dasar yang harus diperhatikan dalam asuhan pada klien yaitu personal hygiene pada pasien dengan gangguan persepsi sensori (halusinasi), sebab kebutuhan

Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006).. Personal hygiene adalah

Asuhan Keperawatan Pada Ny.E dengan Masalah Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan

PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI.. SUMATERA UTARA

Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi ketika individu mengalami gangguan fungsi motorik atau kognitif yang mengakibatkan menurunnya kemanpuan dalam melakukan