Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
“Hubungan Penggunaan Antipiretik Dengan Profil Demam Dibagian Anak Di RSUP. Haji Adam Malik Medan”
Saya, Syarifah Luthfiah Siregar, mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara sedang melaksanakan penelitian berjudul “Hubungan Penggunaan Antipiretik Dengan Profil Demam Dibagian Anak Di RSUP. Haji Adam Malik Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan antipiretik dengan profil demam anak yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik
Medan.Untuk kepentingan data pengumpulan data dalam penelitian ini, saya memohon
kesediaan Bapak/ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan suka rela tanpa
paksaan.Saya akan melakukan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan seputar
demam anak dan pemberian obat antipiretik untuk anak pada lembar kuisoner untuk diisi.
Saya mengaharapkan Bapak/ibu menjawab semua pertanyaan dengan kejadian
sebenar-benarnya yang dialami. Setiap data yang terdapat pada jawaban kuisoner ini bersifat rahasia
dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian ini saja.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan
yang kurang dimengerti, bapak/ibu dapat langsungmenanyakan kepada saya sebagai
peneliti.
Medan, 2015
Hormat saya
Syarifah Luthfiah siregar
Lampiran 2
SURAT PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ...
Hubungan keluarga :...
Alamat : ...
Menyatakan bahwa :
1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian :
HUBUNGAN PENGGUNAAN ANTIPIRETIK DENGAN PROFIL DEMAM
DIBAGIAN ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN.
2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan kondisi :
a. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya
b. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar+tidak berpartisipasi
lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan alasan apapun.
Tanda Tangan
Lampiran 3 ...
LEMBAR PENGAMATAN DATA PEMBERIAN ANTIPIRETIK DENGAN PROFIL DEMAM DIBAGIAN ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK
IDENTITAS PASIEN :
NAMA : ...
UMUR : ...
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI ( )
PEREMPUAN ( )
ALAMAT : ...
...
Lama pasien dirawat? ...
Apakah dilakukan pengukuran suhu tubuh? ...
Seberapa sering dilakukan pengukuran suhu? ...
Tabel pengamatan status pasien rawat inap selama 3 hari di RSUP. HAM
Hari Jam Suhu Obat Antipiretik
Berapa kali sehari obat antipiretik diberi?
...
Jika suhu pasien turun, apakah obat antipiretik tetap diberikan?
...
Kenapa obat Antipiretik masih tetap diberikan padahal anak sudah tidak demam lagi?
...
...
OBAT TAMBAHAN LAIN :
a). ...
b). ...
c). ...
d). ...
Lampiran 4
CURRICULUM VITAE
Nama : Syarifah Luthfiah Siregar
Tempat/Tanggal Lahir : Sibolga/05 April 1994
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat : Jalan Perjuangan. Komplek Green Visela No.12A
Medan
Orangtua
Ayah : Arjuni Siregar
Riwayat Pendidikan :
1. Sekolah Dasar 081240 Sibolga Selatan, Kota Sibolga 2000-2006
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Sibolga Selatan 2006-2009
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sibolga 2009-2012
Riwayat Organisasi :
1. Anggota OSIS SMAN 2 Sibolga
2. Anggota Divisi Keputrian PHBI FK USU
Lampiran 5
ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
No. Rincian Keterangan Banyak Harga
Satuan Jumlah Harga
1 Print proposal Lembar 420 Rp 500 Rp 210.000
2 Jilid Proposal Jilid 12 Rp 2.500 Rp 30.000
3 Izin Penelitian Rp 175.000 Rp 175.000
4 Imbalan Penelitian Orang 92 Rp 7.500 Rp 690.000
5 Fotokopi Kuesioner Lembar 276 Rp 125 Rp 34.500
6 CD RW Buah 1 Rp 7.000 Rp 7.000
Lampiran 6
HASIL OUTPUT PROGRAM STATISTIK Hasil analisa deskriptif berdasarkan umur dan jenis kelamin
Statistics
Umur Jenis Kelamin
N Valid 92 92
Missing 0 0
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 bln 7 7,6 7,6 7,6
1 thn 13 14,1 14,1 21,7
10 thn 4 4,3 4,3 26,1
11 bln 1 1,1 1,1 27,2
11 thn 1 1,1 1,1 28,3
12 thn 5 5,4 5,4 33,7
13 thn 1 1,1 1,1 34,8
14 thn 1 1,1 1,1 35,9
15 thn 2 2,2 2,2 38,0
16 thn 2 2,2 2,2 40,2
2 bln 2 2,2 2,2 43,5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
5 hari 18 19,6 19,6 75,0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ada 92 100,0 100,0 100,0
Karakteristik pemberian obat perhari
Frekuensi Pemberian Obat Perhari
Frequency Percent Valid Percent
Value df
Continuity Correctionb 5,894 1 ,015
Likelihood Ratio 11,747 1 ,001
Fisher's Exact Test ,005 ,003
Linear-by-Linear
Association 7,378 1 ,007
N of Valid Cases 92
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,50.
b. Computed only for a 2x2 table
80 Wulandar perempuan 6 bln 8 hari ada iya ada sprn 81 Monisya perempuan 3 thn 5 hari ada iya tidak dapat 3x1
82 Roy laki-laki 1 bln 6 hari ada tidak ada 3x1
83 Erwin laki-laki 7 thn 11 hari ada iya ada 3x1 84 Khaira perempuan 1 thn 3 hari ada iya ada sprn 85 Melia perempuan 2 thn 9 hari ada tidak ada sprn 86 Ariani perempuan 4 thn 5 hari ada iya ada sprn 87 Umarudin laki-laki 6 bln 12 hari ada tidak ada 3x1 88 Kumang laki-laki 9 thn 5 hari ada iya ada sprn
89 Desi perempuan 1 thn 4 hari ada iya ada sprn
90 Erik laki-laki 12 thn 5 hari ada tidak ada 3x1 91 Dikki laki-laki 10 thn 8 hari ada iya ada sprn 92 Deren laki-laki 7 thn 12 hari ada iya ada 3x1
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu keamanan dari pilihan
obat antipiretik yaitu, parasetamol dan ibuprofen
2. Perlu ditingkatkan lagi kelengkapan dari data status pasien agar data peneliti
selanjutnya lebih lengkap dan lebih terpercaya.
3. Kepada para medis agar lebih memberi tahu orang tua tentang dosis dan pemberian
obat yang telah diberikan kepada pasien anak demam
DAFTAR PUSTAKA
A.Perrot, dkk 2004. Efficacy and Safety of Acetaminophen vs Ibuprofen for Treating
Children’s Pain or Fever. Arch PediatrAdolesc Med
Behreman, kiliegman, & Arvin - 2012. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, ED, 15, Vol.2. edisi
bahasa indonesia : prof. Dr. dr.A. Samik Wahab, sp.A(K). Penyakit Infeksi., hal
854-855.
Davis, C.P., 2011. Fever in Adult. University of Texas Healt Science Center at San Antonio.
Available from ver :
http://emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=58831.
[update 19 April 2011].
Dr.Sastroasmoro, Sudigdo., 2011. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis., Ed.
Keempat-Jakarta : Sagung Seto.
Dr. Evaria., dkk., 2014/2015. MIMS Indonesia : petunjuk konsultasi. Ed. 14.Jakarta.
Indonesia : MIMS pte Ltd
Graneto, JW., 2010. Pediatric Fever. Chicago College of Osteopathic Medicine of
http://emedicine.medscape.com//article801598-overview. [Update 20 May 2010.
ISFI., 2014-2015. Redaksi ISO Indonesia., Informasi spesialite obat. Vol., 49- Jakarta.
Katjung, Bertram G., 2012. Farmakologi Dasar & Klinik., Katzung Ed. 10 Jakarta : EGC,
2010., hal 608-609.
Nelwan., 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Demam : Tipe dan Pendekatan. Ed. V. Jilid. III.
Halaman., 2767-2768.
Pramudianto, arliana dan evaria., 2012/2013. MIMS Indonesia : petunjuk konsultasi. Ed.
12-Jakarta. Indonesia : UBM Medika Asia Pte Ltd.
Riandita, A..2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam dengan
Pengelolaan Demam Pada Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro,
Semarang.
Sherwood, Laureel., 2012. editor edisi bahasa indonesia dr. Nella Yesdelita., fisiologi
manusia : Dari Sel ke Sistem.,Ed. 6.—Jakarta : EGC, 2011., hal 716-717.
Wilmana Freddy dan Sulistia Gan., 2009. Farmakologi dan Terapi. Fakultas Kedokteran
UI. Ed 5-Jakarta., hal 230-240.
Rachmawati, Elfian., 2012. Hubungan Antara Jenis Antipiretika Yang Digunakan Dengan
Manisfestasi Perdarahan Pada Anak Yang Menderita Demam Berdarah. Fakultas
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif-analitik dengan
rancangan cross sectional study. Yaitu rancangan penelitian yang mencari hubungan antara
variabel bebas (demam) dengan variabel tergantung (antipiretik) dengan melakukan
pengukuran sesaat yang dimana variable bebas dan variable tergantung diukur menurut
keadaan atau statusnya pada waktu observasi.
4.2. Lokasi dan waktu penelitian 4.2.1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUPHaji Adam Malik Medan dibagian ruang rawat
inap anak. Karena RSUP Haji Adam Malik adalah rumah sakit rujukan tertinggi yang ada di
Sumatera Utara dan rumah sakit pendidikan. Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam
Malik Medan untuk mengetahui pemberian antipiretik pada anak demam yang dirawat inap
di RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilakukan setelah proposal disetujui oleh Komisi Etik dalam
waktu 4 bulan kedepan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien anak demam yang dirawat di RSUP
Haji Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi.
Yang menjadi kriteria inklusi :
a) Pasien anak demam yang di rawat di RSUPHaji Adam Malik.
b) Pasien anak yang dapat Antipiretik.
c) Pasien anak yang dilakukan pengukuran suhu tubuh.
4.3.2. Sampel Penelitian
Jumlah sampel yang digunakan akan di kira menggunakan formula:
n = 2
d = 0.1 (kesalahan absolut yang dapat di toleransi)
P = 0.4 (proporsi pasien anak demam yang dapat antipiretik)
Q = 1-P
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan consecutif
sampling. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang didapat secara langsung dari responden dengan cara
diwawancara langsung oleh peneliti dengan menggunakan lembar kuisoner. Data sekunder
adalah data yang didapat dari data status paien anak demam yang dirawat dibagian rawat
Setelah mendapat izin dari komisi etik dan RSUP. Haji Adam Malik Medan, peneliti
langsung melihat pasien anak yang dirawat dibangsal melalui rekam medik yang ada. Lalu
dicatat data pribadi anak dan keluhan anak. Setelah itu peneliti mencatat suhu tubuh anak
(dan waktu pengukurannya), obat (antipiretik) yang digunakan anak. Dan yang terakhir
dilakukan tabulasi seperti tabel 3.1
4.5. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Setelah data terkumpul, maka data akan diolah dan dianalisa dengan uji chi
squaremenggunakan program komputerisasi yaitu program SPSS.
4.6. Analisa Statistik
Data akan ditampilkan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 3.1.AnalisisStatistik
Demam
Antipiterik
+ -
+ A B
- C D
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan sebuah rumah sakit
pemerintah yang dikelola pemerintah pusat dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera
Utara, Rumah Sakit H. Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan
pelayanan rawat jalan, sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru dimulai tanggal 2 Mei
1992. Pada tahun 1990 Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik berdiri sebagai rumah
sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990. Kemudian di tahun
1991 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No.
502/Menkes/SK/IX/1991 RSUP H. Adam Malik juga sebagai Pusat Rujukan wilayah
Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau.
Rumah sakit ini terletak di Jl. Bunga Lau No. 17. Visi RSUP H Adam Malik Medan adalah
Menjadi Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan Pendidikan dan Penelitian yang Mandiri dan
Unggul di Sumatera tahun 2015. Data diambil langsung dari Departemen Anak Rindu B
yang berada di lantai 1 gedung B.
Dari penelitian ini data total sampling ada 92 orang. Pasien yang memenuhi kriteria
inklusi dari penelitian ini terdiri dari 46 orang yang semuanya merupakn pasien anak yang
di rawat di bangsal anak Rindu B di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.
5.1.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Distribusi sampel berdasarkan usia berada pada rentang 1 bulan-17 tahun dengan
sampel penelitian ini terdiri dari 48 orang berjenis kelamin laki-laki (52,2%) dan 44 orang
berjenis kelamin perempuan (47,8%). Distribusi dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 5.1. Distribusi sampel berdasarkan umur dan jenis kelamin
Variabel Frekuensi (jumlah) Persentase (%)
Umur
Pasien anak demam dalam penelitian ini berada pada rentang usia 1 bulan-17 tahun
distribusi terbanyak pada pasien balita36 orang dan anak-anak 36 orang. Sedangkan pada
pasien bayi hanya terdapat 20 orang yang dirawat dirumah sakit Haji Adam Malik Medan.
3.1.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Rawat
Tabel 5.2. Distribusi sampel berdasarkan lama rawat
Variabel Frekuensi (Jumlah) Persentasi (%)
Sementara itu jika dilihat dari tabel 5.2 dengan jumlah sampel sebanyak 92 orang
anak yang demam yang dirawat inap dengan distribusi lama rawat terbanyak terdapat
selama 3-7 hari sebanyak 48 orang yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
Sedangkan pada distribusi lama rawat yang paling sedikit terdapat 12 orang yang dirawat
selama 15-21 hari. Dan 29 orang lainnya dirawat selama 8-14 hari.
5.1.5. Distribusi Sampel Berdasarkan Pengukuran Suhu
Distribusi sampel berdasarkan pengukuran suhu pada anak demam yang dirawat di
Rumah Sakit haji Adam Malik Medan bahwa sebanyak 92 (100%) sampel anak demam
yang diteliti seluruhnya dilakukan pengukuran tubuh, terutama ketika anak mulai masuk.
Pengukuran suhu juga dilakukan sesering mungkin, dalam satu hari dapat dilakukan 5-6 kali
sehari.
5.1.6. Karakteristik Sampel Berdasarkan Frekuensi Pemberian Obat Antipiretik per hari
Tabel 5.3. Distribusi berdasarkan frekuensi pemberian obat antipiretik perhari dan jenis antipiretik
Karakteristik Frekuensi (Jumlah) Persentasi (%) Karakteristik pemberian antipiretik
Perhari : - 3x1 - >3x1
- Tergantung kondisi pasien (kalau perlu)
(51,1%) mendapat obat antipiretik tergantung kondisi pasien (kalau perlu). Selain itu
sebagian besar juga terdapat 43 orang (46,7%) anak demam yang dapat pemberian obat
antipiretik 3x1 dalam satu hari. Untuk pemberian obat antipiretik >3x1 hari hanya terdapat 2
Pada tabel 5.3 juga dapat dilihat jenis antipiretik yang digunakan pada anak demam
hanya parasetamol 92 (100,0%), tidak ada terlihat penggunaan ibuprofen pada hasil
penelitian ini.
5.2. Hasil Analisa Data
Sebanyak 92 sampel dalam penelitian ini dilakukan wawancara kepada orang tua dan
para medis serta melihat data status pasien anak yang dirawat di bangsal anak ruang Rindu
B di RSUP. Haji Adam Malik Medan. Data yang dikumpulkan dianalisa melalui uji
Chi-square. Untuk melihat hubungan profil demam anak dengan pemberian obat antipiretik.
Adapun uji chi-square pada kedua variabel penelitian ini dapat dinyatakan pada tabel
berikut :
Tabel 5.4 Analisa Uji Chi-Square
Hubungan Profil Demam dengan Penggunaan Antipiretik
Demam
medis mengatakan bahwa obat antipiretik selalu diberikan pada anak demam yang dirawat
di RSUP. Haji Adam Malik Medan, namun mereka lupa untuk menuliskannya didata status
pasien.
Tabel diatas juga menunjukkan 23 orang anak yang dapat antipiretik walaupun
bebas demam, wawancara lebih lanjut dikatakan obat antipiretik tersebut digunakan sebagai
analgesik, dan tidak ada anak yang bebas demam mendapat obat antipiretik. Didapatkan
hasil pearson Chi-square p=0,006 yang berarti p=<0,05. Jika di dapati nilai p=<0,05, berarti
hipotesis nol penelitian ditolak (Ha=diterima). Dengan demikian, dapat disimpulkan ada
5.3. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data melalui wawancara kuisoner
kepada orang tua dan petugas medis yang menjaga anak, dan di tunjang dengan melihat data
status pasien selama periode 4 bulan di ruang rawat inap anak Rindu B Rumah Sakit Haji
Adam Malik Medan. Didapatkan data-data demografi seperti jenis kelamin anak,
pengukuran suhu, lama rawat, derajat demam anak selama 3 hari, pemberian antipiretik,
frekuensi pemberian antipiretik, dan pemberian obat tambahan yang diberikan kepada anak
yang dirawat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukandidapat anak demam yang dapat obat
antipiretik sebanyak 51 orang. Ada juga anak yang tidak demam tapi tetap dapat obat
antipiretik sebanyak 23 orang dan yang demam tidak dapat antipiretik sebanyak 18 orang.
Dari hasil tanya jawab wawancara dengan orang tua dan tenaga medis, pemberian obat
antipiretik untuk anak yang tidak demam hanya untuk membuat anak merasa nyaman dan
menghilangkan rasa sakit akibat nyeri yang dirasakan.
Pada penelitian ini didapat ada anak yang demam tapi tidak dapat obat antipiretik.
Dari hasil wawancara dengan para medis (dokter/perawat) yang menjaga anak bahwa
sebenarnya obat antipiretik selalu diberi jika anak demam, hanya saja terkadang mereka
lupa untuk menuliskannya didata status pasien.
Sebelum pemberian obat terlebih dahulu dilakukan pengukuran suhu kepada anak
untuk mengetahui derajat demam anak. Pengukuran suhu dilakukan sesering mungkin
sebanyak 5-6 kali dalam satu hari untuk tetap memantau kondisi pasien.
Frekuensi pemberian obat antipiretik perhari diberikan 3x1 hari untuk pemberian
oral dengan dosis tergantung usia pasien dan berat badan pasien. Obat antipiretik juga
diberikan tergantung kondisi pasien (kalau perlu). Pemberian obat antipiretik tergantung
kondisi pasien pada anak yang bebas demam diberikan untuk mengurangi nyeri dan
membuat anak merasa nyaman. Karna banyak pasien yang juga memerlukan obat antipiretik
walaupun kondisinya tidak demam. hanya saja antipiretik digunakan untuk efek
analgesiknya.
Semua anak demam yang dirawat inap di RSUP. Haji Adam Malik Medan diberi
hipersensitivitas, dan penyakit ginjal tidak diberikan obat parasetamol. Karena obat
parasetamol dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Dalam hasil penelitian ini tidak
ditemukan penggunaan ibuprofen pada anak yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik
Medan, karena efek dari parasetamol lebih aman dibanding ibuprofen.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis dan teori yang mengatakan bahwa
pemberian obat parasetamol lebih aman dibandingkan dengan obat antipiretik yang lain
untuk anak karena parasetamol tidak menghambat fungsi dari platelet dan tidak
menyebabkan perdarahan gastrointestinal sehingga dianggap lebih aman dibanding
ibuprofen dan AINS lainnya. Selain itu parasetamol efektif dalam melawan demam
(Rachmawati 2012).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yag telah dilakukan sebelumnya
oleh A. Perrott, dkk yang menyatakan bahwa penggunaan obat parasetamol lebih aman
dibandingkan penggunaan obat ibuprofen untuk penggunaan jangka pendek nyeri anak atau
demam.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah waktu penelitian yang sangat terbatas
sehingga jumlah sampel yang didapat hanya memenuhi jumlah sampel yang minimal dan
hanya anak demam dengan penyakit serius saja yang dirawat di rumah sakit. Dalam
wawancara kuesioner, beberapa orang tua hanya dapat menyebutkan jenis atau merek
antipiretik yang diberikan dan tidak dapat memberikan keterangan dosis yang diberikan
secara pasti. Sehingga peneliti hanya mampu melihat data status pasien. Didata status pasien
juga masih ada beberapa yang kurang lengkap tentang pemberian obat antipiretik karena
yang peneliti dapat ada beberapa anak yang demam tapi tidak dapat antipiretik padahal
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah disebutkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini
dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Setiap anak demam yang dirawat inap di ruang Rindu B mendapat obat antipiretik.
2. Obat antipiretik yang digunakan hanyalah parasetamol dan tidak ada penggunaan
ibuprofen pada anak demam yang di rawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan
3. Pemberian obat antipiretik berupa sprn (kalau perlu) untuk anak yang bebas demam
tergantung kondisi pasien.
4. Penggunaan obat antipiretik di RSUP. Haji Adam Malik digunakan bukan hanya
untuk menurunkan demam anak, tapi juga digunakan untuk meredahkan nyeri akibat
rasa sakit yang dirasakan anak
6.2. Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini, maka dapat diungkapakan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu keamanan dari pilihan
obat antipiretik yaitu, parasetamol dan ibuprofen
2. Perlu ditingkatkan lagi kelengkapan dari data status pasien agar data peneliti
selanjutnya lebih lengkap dan lebih terpercaya.
3. Kepada para medis agar lebih memberi tahu orang tua tentang dosis dan pemberian
obat yang telah diberikan kepada pasien anak demam
DAFTAR PUSTAKA
A.Perrot, dkk 2004. Efficacy and Safety of Acetaminophen vs Ibuprofen for Treating
Children’s Pain or Fever. Arch PediatrAdolesc Med
Behreman, kiliegman, & Arvin - 2012. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, ED, 15, Vol.2. edisi
bahasa indonesia : prof. Dr. dr.A. Samik Wahab, sp.A(K). Penyakit Infeksi., hal
854-855.
Davis, C.P., 2011. Fever in Adult. University of Texas Healt Science Center at San Antonio.
Available from ver :
http://emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=58831.
[update 19 April 2011].
Dr.Sastroasmoro, Sudigdo., 2011. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis., Ed.
Keempat-Jakarta : Sagung Seto.
Dr. Evaria., dkk., 2014/2015. MIMS Indonesia : petunjuk konsultasi. Ed. 14.Jakarta.
Indonesia : MIMS pte Ltd
Graneto, JW., 2010. Pediatric Fever. Chicago College of Osteopathic Medicine of
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Demam
2.1.1. Definisi Demam
Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditengahi oleh kenaikan titik ambang
regulasi hipotalamus. Pusat regulasi/pengaturan panas hipotalamus mengendalikan suhu
tubuh dengan menyeimbangkan sinyal dari reseptor-reseptor neuronal perifer dingin dan
panas. Faktor pengaturan lainnya adalah suhu darah yang bersirkulasi dalam hipotalamus.
Integrasi sinyal-sinyal ini mempertahankan agar suhu didalam tubuh normal pada titik
ambang 370C (980F) dan sedikit berkisar antara 1-1,50C. Suhu aksila mungkin 10Clebih rendah dari dalam tubuh, sebagian karena vasokonstriksi kulit, dan suhu oral mungkin
rendah palsu karena pernafasan yang cepat (Nelson, 2012).
Menurut Nelwan (2009), “Suhu tubuh normal berkisar antara 36,50C-37,20C. Suhu subnormal di bawah 360C. Dengan demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di atas 37,20C. Hipereksia adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh sampai setingg5 41,20C atau lebih, sedangkan hipotermi adalah keadaan suhu tubuh di bawah 350C. Biasanya terdapat perbedaan antara pengukuran suhu di aksila dan oral maupun rektal.
2.1.2. Etiologi Demam
Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi maupun faktor non infeksi. Demam
akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit. Infeksi
bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak- anak antara lain pneumoni,
bronkitis, osteomyelitis, apendisitis, tuberkulosis, bakterimia, sepsis, meningitis, ensefalitis,
yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak antara lain viral pneumoni, influenza,
demam berdarah dengue, demam chikungunya dan virus-virus umum seprti H1N1 (Davis,
2011). Demam yang secara tiba-tiba tinggi lebih sering disebabkan oleh penyakit infeksi
virus (Nelwan, 2009).
Demam akibat non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor
lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan tumbuh gigi, dll),
Keganasan (penyakin Hodgkin,leukimia, hematoma, penyakit metastasis, limfoma, non
hodgkin, leukoma, dll), Penyakit autoimun (artritis, systemic lupus erythematosus,
vaskulitis, dll), dan pemakaian obat-obatan (antibiotik, dan antihistamin), penyakit radang
(penyakit radang usus) (Nelson, 2012). Selain itu anak-anak juga dapat mengalami demam
sebagai efek samping dari pemberian imunisasi selama ±1-10 hari (Graneto, 2010).
2.1.3. Mekanisme Demam
Menurut (Sherwood, 2012) “Demam terjadi akibat adanya infeksi atau peradangan.
Sebagai respon masuknya mikroba, sel-sel fagositik tertentu (makrofag) mengeluarkan suatu
bahan kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen. Selain efek-efeknya dalam melawan
infeksi juga bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan
termostat. Hipotalamus sekarang mempertahankan suhu ditingkat yang baru dan tidak
mempertahankannya di suhu normal tubuh. Jika, sebagai contoh, pirogen endogen
meningkatkan titik patokan menjadi 38,90C (1020F), maka hipotalamus mendeteksi bahwa suhu normal prademam terlalu dingin sehingga bagian otak ini memicu
mekanisme-mekanisme respon dingin untuk meningkatkan suhu menjadi 38,90C. Secara spesifik, hipotalamus memicu menggigil agar produksi panas segera meningkat dan mendorong suhu
naik dan menyebabkan menggigil yang sering terjadi pada permulaan demam. Setelah suhu
baru tercapai maka suhu tubuh diatur sebagai normal dalam respon terhadap panas dan
dingin tetapi dengan patokan yang lebih tinggi. Karena itu, terjadi demam sebagai respon
terhadap infeksi adalah tujuan yang disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan
mekanisme termoregulasi.
Selama demam, pirogen endogen meningkatkan titik patokan hipotalamus dengan
memicu pelepasan lokal prostaglandin, yaitu mediator kimiawi lokal yang bekerja langsung
Aspirin mengurangi demam dengan menghambat sintesa prostaglandin. Tanpa
adanya pirogen endogen maka di hipotalamus tidak terdapat prostaglandin dalam jumlah
bermakna (Sherwood, 2012).
2.1.4. Patogenesis demam
Menurut (Nelson, 2012) “berbagai macam agen infeksius, imunologis, atau agen
yang yang berkaitan dengan toksin (pirogen eksogen) mengimbas produksi pirogen endogen
oleh sel-sel radang hospes. Pirogen endogen ini adalah sitokin, misalnya interleukin (IL-1.β
IL-1.α IL-6). Faktor nekrosis tumor (TNF.α TNF.β), dan interferon α (INF). Pirogen
endogen menyebabkan demam dalam waktu 10-15 menit, sedangkan respon demam
terhadap pirogen eksogen (misalnya, endotoksin) timbul lambat menimbulkan sintesis dan
pelepasan sitokin pirogenik. Sitokin endogen yang sifatnya pirogenik secara langsung
menstimulasi hipotalamus untuk memproduksi prostaglandin E yang kemudian mengatur
kembali titik ambang pengaturan suhu. Selanjutnya transmisi neuronal ke perifer
menyebabkan konservasi dan pembentukan panas, dengan demikian suhu didalam tubuh
meningkat.
2.1.5. Faktor Risiko
Demam memiliki penyakit serius pada anak dan dipengaruhi oleh usia. Pada umur
tiga bulan pertama, bayi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena infeksi bakteri yang
serius dibanding dengan bayi dengan usia lebih tua. Demam yang terjadi pada anak pada
umumnya disebabkan oleh infeksi virus, akan tetapi infeksi bakteri yang serius dapat pula
terjadi pada anak seperti meningitis, infeksi saluran kemih, pneumoni. Pada anak dengan
usia diantara dua bulan sampai dengan tiga tahun dapat meningkatkan risiko terkena
penyakit serius akibat kurangnya IgG yang merupakan bahan bagi tubuh untuk membentuk
komplemen yang berfungsi mengatasi infeksi bakteri.
2.1.6. Tipe Demam
Ada lima tipe demam menurut Nelwan (2009) dari Ilmu Penyakit Dalam, yang
terdiri dari :
Demam Septik : Pada tipe demam septik, suhu badan berangsung tinggi
normal pada pagi hari. Sering disertai menggigil dan
berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke
tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
Demam Remiten : Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap
hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai
dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat
pada demam septik.
yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
Demam Siklik : Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan
selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas
demam untuk beberapa hari kemudian diikuti oleh
kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang dapat dihubungkan dengan suatu penyakit tertentu, seperti
misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seseorang pasien mungkin dapat
dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas, seperti misalnya : abses pneumoni,
infeksi saluran kemih atau malaria; tetapi kadang-kadang sama sekali tidak dapat
dihubungkan dengan suatu sebab yang jelas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada demam, adalah cara timbul demam, lama
demam, sifat harian demam, tinggi demam, dan keluhan serta gejala lain yang menimbulkan
demam (Nelwan, 2009).
2.2. Antipiretik
Antipiretik adalah obat penurun panas yang sering di gunakan untuk anak demam.
pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim siklooksigenase
sehingga membuat pembuluh darah kulit melebar dan pengeluaran panas ditingkatkan.
Antipiretik yang sering di berikan kepada anak adalah paracetamol (acetaminofen) dan
ibuprofen.
2.3. Parasetamol 2.3.1. Definisi
Parasetamol (Asetaminofen) merupakan metabolit aktif fenasetin dan bertanggung
jawab atas efek analgesiknya. Obat ini adalah penghambat COX-1 dan COX-2 yang lemah
pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek anti-inflamasi. Temuan terbaru menunjukkan
bahwa asetaminofen dapat menghambat enzim ketiga, yakni COX-3, di sistem saraf pusat
(SSP). COX-3 tampaknya merupakan varian splice gen COX-1 (Katzung, 2012)
Rumus bangun asetaminofen adalah :
(Sumber : Frust & Ulrich, Basic and Clinical Pharmacology 10th Ed, 2007) Gambar 2.1. Rumus Bangun Asetaminofen
2.3.2. Farmakodinamik
Efek analgesik parasetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau
mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan
mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.Efek
anti-inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paresetamol tidak digunakan Antireumatik.
Parasetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin yang lemah.
Parasetamol diberikan per oral. Absorbsinya bergantung dengan kecepatan
pengosongan lambung, dan kadar puncaknya dalam darah biasanya tercapai dalam waktu
30-60 menit. Parasetamol sedikit terikat pada protein plasma dan sebagian dimetabolisme
oleh enzim mikrosom hati dan diubah menjadi asetaminofen sulfat dan glukoronida. Selain
itu obat ini juga dapat mengalami hidroksilasi. Metabolit hasil hidroksilasi ini dapat
menimbulkan methemoglobinemia dan hemolisis eritrosit. Waktu paruh obat ini adalah 1-3
jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh dan dieksresi melalui ginjal, sebagian kecil
sebagai parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.
2.3.4. Indikasi
Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah
menggantikan penggunaan salisilat. Obat ini tidak mempengaruhi kadar asam urat dan tidak
mempunyai sifat menghambat trombosit. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai
sedang seperti nyeri kepala, mialgia, sakit gigi, demam disertai influenza, dan demam
setelah imunisasi. Parasetamol infus diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek untuk
sakit sedang, terutama setelah operasi dan dan pengobatan jangka pendek demam. ketika
pemberian intravena adalah pemberian yang dianggap perlu secara klinis untuk
mengobatirasa sakit atau hipertermi dan/atau ketika pemberian rute yang lain tidak
memungkinkan (ISO, 2014/2015).
Bila dikonsumsi dalam dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati, pusing, sakit
kepala, distonia, mual, muntah, konstipasi, ruam kulit atau utrikaria sampai syok anafilaksis
pernah terjadi dan pengobatan harus dihentikan. Malaise dan hipersensitifitas, hipotensi dan
peningkatan kadar serum transaminase dihati, trombositopenia, leukopenia, neutropenia.
2.3.7. Dosis terapi
Dosis parasetamol perkali beri :
- 1 – 5 tahun : 50-100 mg/kali beri
Ibuprofen merupakan turunan sederhana asam fenilpropionat. Pada dosis sekitar
2400 mg per hari, efek anti-inflamasi ibuprofen setara dengan 4 g aspirin. Ibuprofen oral
sering diresepkan dalam dosis yang lebih kecil (<2400mg/ hari); pada dosis ini ibuprofen
efektif sebagai analgesik tapi tidak sebagai anti-inflamasi. Obat ini tersedia bebas dalam
dosis yang kecil dan dijual dalam berbagai nama dagang.
Obat Anti-Inflamasi Non Steroit (AINS) derifat asam propionat hampir seluruhnya
terikat pada protein plasma, efek interaksi misalnya penggeseran obat warfarin dan oral
hipoglikemik hampir tidak ada. Tetapi pada pemberian bersamaan dengan warfarin, tetap
harus waspada karena adanya gangguan fungsi trombosit yang memperpanjang masa
perdarahan. Derivat asam propionat dapat mengurangi efek diuresis dan natriuresis
furosemid dan tiazid, juga mengurang efek antihipertensi obat β- bloker, prazosin dan kaptopril. Efek ini mungkin akibat hambatan biosintesis PG ginjal.
2.4.3. Farmakokinetik
Absorpsi ibuprofen cepat melalui lambung dan kadar maksimal dalam plasma dalam
dicapai selama 1-2 jam. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam. 90% ibuprofen terkait
dalam protein plasma. Ekskresinya berlangsung cepat dan lengkap. Kira- kira 90% dari
dosis yang diabsorbsi akan dieksresi melalui urin sebagai metabolit atau konjugatnya.
Metabolit utama merupakan hasil hidroksilasi dan karboksilasi.
2.4.4. Indikasi
Meringankan rasa nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri haid, sakit gigi dan sakit
kepala.
2.4.5. Kontraindikasi
Pada orang-orang yang hipersensitif ibuprofen, penderita ulkus peptikum, gejala
ashma dan kehamilan trimester pertama. Perhatian : untuk pasien dengan riwayat penyakit
saluran cerna bagian atas, gangguan fungsi ginjal, gangguan pembekuan darah dan asma
harap mengkonsultasikan ke dokter terlebih dahulu pemakaian jangan dibarengi dengan
pemakaian asetosal atau obat lain yang mengandung ibuprofen.
2.4.6. Efeksamping
Jarang terjadi; mual, muntah, gangguan saluran cerna. Pernah dilaporkan ruam kulit,
trombositopenia dan limfopenia. Penurunan ketajaman penglihatan (sangat jarang).
2.4.7. Dosis terapi
Dewasa : 3- 4x sehari dalam 200mg
Anak- anak : 1- 2 thn = 30 mg
3- 7 thn = 100mg
Untuk demam dosis rekomendasi sehari 20 mg/kgBB dalam dosis terbagi. Tidak
direkomendasikan untuk anak- anak <1 thn.
Skema 2.2 KerangkaTeori
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini
adalah :
Variabel Independen Variabel Dependen
Skema 3.1.KerangkaKonsepdanDefinisiOperasional
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Antipiretik
Antipiretik adalahobat penurun panas yang mencegah pembentukan prostaglandin
dengan jalan menghambat enzim siklooksigenase dihipotalamus. Obat Antipiretik yang
sering diberi ketika anak demam adalah parasetamol dan ibuprofen. Parasetamol lebih
sering diberi pada anak karena efek samping dari obat parasetamol lebih kecil dibanding
dengan ibuprofen.
- Cara ukur : Observasi dan wawancara
- Alat ukur : kuisoner dan data status pasien
- Skala Pengukuran : Data Nominal
- Hasil Ukur :- Demam dapat antipiretik
- Tidak demam tidak dapat antipiretik
3.2.2. Demam
Demam adalah peningkatan set point dihipotalamus akibat adanya infeksi atau
proses peradangan. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,50C-37,20C. Demam dapat dikatakan jika suhu tubuh >37,20C. Penyebab demam yang sering menyebabkan demam pada anak adalah infeksi bakteri dan virus. Suhu lingkungan yang tinggi juga dapat
menyebkan demam pada anak. Banyak kasus anak demam yang dirawat di Rumah Sakit
karena infeksi seperti meningitis, infeksi saluran nafas, pneumonia, infeksi saluran kemih,
sepsis, dll. Pada bayi umur tiga bulan pertama paling sering terkena infeksi bakteri.
- Cara Ukur : Observasi langsung dengan pasien dan
Melihatdata status pasien.
- Alat Ukur : Data status pasien
- Skala Pengukuran : Data Nominal
- Hasil Ukur : - Demam
- Tidak demam
3.3. Hipotesis
Ada hubungan antara penggunaan Antipiretik dengan profil demam anak yang
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari batas normal yang berhubungan dengan
peningkatan set point di hipotalamus akibat infeksi virus dan bakteri atau adanya
ketidakseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas. Suhu tubuh normal berkisar
antara 36,50C - 37,20C (Nelwan, 2009). Demam biasanya terjadi sebagai respon terhadap infeksi atau peradangan.
Demam bukan suatu penyakit melainkan hanya merupakan gejala dari suatu
penyakit.Demam juga dapat merupakan suatu gejala dari penyakit yang serius seperti
Demam Berdarah Dengue, demam typhoid, infeksi dan lain-lain (Riandita, 2012) . Maka
dari itu, terlebih dahulu harus difikirkan penyebab demam pada anak.
Demam dengan peningkatan suhu tubuh yang terlalu tinggi memerlukan
kewaspadaan karena dapat berdampak buruk seperti meningkatkan resiko kejang demam
terutama pada anak dibawah 5 tahun. Selain itu demam di atas 410C dapat menyebabkan hiperpireksia yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan berbagai perubahan
metabolism, fisiologis, dan akhirnya kerusakan susunan saraf pusat. Keadaan koma terjadi
bila suhu >430C dan kematian terjadi dalam beberapa jam bila suhu 430C sampai 450C (Riandita, 2012).
Pada pasien demam yang diakibatkan oleh infeksi virus maupun bakteri perlu untuk
dilakukan rawat inap di rumah sakit dibagian anak. Karena pada pasien demam yang
diakibatkan infeksi virus ataupun bakteri butuh perawatan yang intensif dan pengobatan
simptomatis kepada anak berupa pemberian obat Antipiretik yang diberi hanya pada saat
anak demam/kalau perlu.
Pemberian obat Antipiretik adalah pilihan utama dalam menurunkan demam pada
anak. obat antipiretik yang sering digunakan adalah Paracetamol (Acetaminofen) dan
Ibuprofen. Paracetamol cepat dalam menurunkan demam dan paling aman diberikan pada
anak dengan syarat dosisnya tidak berlebihan, sedangkan ibuprofen memiliki efek kerja
yang lama dan dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal jika di konsumsi dalam jangka
panjang (Wilmana dan Gun, 2009).
Obat Antipiretik diberi hanya pada saat anak demam, dan kalau demam pada anak
turun maka hentikan pemberian obat Antipiretik. Karena penggunaan obat Antipiretik dalam
jangka panjang dan dosis besar dapat menyebabkan efek samping yang serius seperti
kerusakan hati bahkan dapat menyebabkan over dosis pada anak.
Sebelumnya peneliti telah melakukan survei awal ke RSUP. Haji Adam Malik untuk
melihat pasien anak demam yang dirawat inap dan yang dapat terapi antipiretik. Dari hasil
survei awal yang telah peneliti lakukan selama 1 minggu di RSUP. Haji Adam Malik
medan, bahwa ada beberapa anak yang tidak demam tapi masih tetap diberi antipiretik
dengan suhu tubuh 360C. Padahal obat antipiretik hanya dapat diberikan jika anak demam. Oleh karena itu perlu diteliti hubungan penggunaan antipiretik dengan profil demam
dibagian anak di RSUP. Haji Adam Malik Medan
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan penggunaan Antipiretik dengan profil demam dibagian
anak di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
2. Apakah ada anak yang demam namun tidak mendapat antipiretik dan anak yang
tidak demam mendapat antipiretik?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan penggunaan Antipiretik dengan profil demam dibagian
anak di RSUP Haji Adam Malik Medan.
a. Untuk mengetahui proporsi anak demam yang mendapat antipiretik
b. Untuk mengetahui kapan obat antiiretik dihentikan pada anak yang dirawat
dibagian anak di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
c. Untuk mendata jenis Antipiretik yang digunakan pada anak yang dirawat dibagian
anak di RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Di bidang akademik/ilmiah
Meningkatkan pengetahuan peneliti dibidang pengobatan demam anak.
Khususnya dalam hal hubungan pengguaan obat antipiretik dengan profil
demam anak
2. Dibidang pelayanan masyarakat
Meningkatkan pelayanan kesehatan anak, khususnya untuk mengatasi demam
pada anak dan pengobatan yang tepat untuk demam pada anak
3. Dibidang pengembangan penelitian
Dapat memberi masukan kepada peneliti lain dan sebagai rujukan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan obat antipiretik untuk
ABSTRAK
Latar Belakang : Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari batas normal yang berhubungan dengan peningkatan set point di hipotalamus akibat infeksi virus dan bakteri atau adanya ketidakseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas.obat antipiretik yang sering digunakan adalah Paracetamol (Acetaminofen) dan Ibuprofen.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan penggunaan Antipiretik dengan profil demam dibagian anak di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Metode : Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan melalui metode consecutive sampling diruang rawat inap anak RSUP. Haji Adam Malik Medan pada bulan September 2015 sampai dengan Desember 2015. Data tentang penggunaan antipiretik diperoleh melaui wawancara kuesoner kepada orang tua dan tenaga medis yang merawat anak yang bersedia menjadi responden, dan derajat demam anak didapat melalui data status pasien. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Chi-square.
Hasil : Didapatkan 51 orang anak demam yang dapat obat antipiretik (parasetamol) di RSUP. Haji Adam Malik Medan selama periode penelitian. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan antipiretik dengan profil demam anak yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan dengan nilai hasil chi-square (p=<0,05). Sebanyak 23 orang anak yang tidak demam tapi tetap dapat obat antipiretik untuk menghilangkan rasa sakit akibat nyeri.
Simpulan : Didapatkan hubungan yang bermakna antara pemberian antipiretik dengan profil demam anak yang dirawat dibagian anak di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
ABSTRACT
Background : Fever is a rise in body temperature of the normal associated with increased set point in the hypotalamus the result of infection viruses and bakteria and the imbalance between the production and spending heat. Medicine antipyretic often used is parasetamol (asetaminofen) and ibuprofen.
Aim : To know relationship the use of profile antipyretic fever to your children in RSUP. Haji Adam Malik Medan.
Metods : Research conducted an observational study with cross-sectional study approach. Sampling was carried out through consecutive sampling method in patient rooms the RSUP. Haji Adam Malik Medan in September 2015 until Desember2015. Data on the use of antipyretic obtained through interview kuesoner to parent and medical workers child care is willing to be responden, and degrees fever the data was obtained through the status of medical records. Hypotesis testing is done using Chi-square test.
Result : Data obtained 51 the children can be drug antipyretic (parasetamol) in RSUP. Haji Adam Malik Medan over a period of reserch. Based on the result of data analysis obtained there are meaningful relation beetween the use antipyretic profile fiver children who are treated at RSUP. Haji Adam Malik Medan with results Chi-square (p=<0,05). 23 children without fever but still can antipyretic drugs to relieve the pain of pain.
Conclusion : a significant association between the administration of antipyretics febril children admitted to the profile section in the department of children at RSUP. Haji Adam Malik Medan.
HUBUNGAN PENGGUNAAN ANTIPIRETIK DENGAN PROFIL DEMAM
DIBAGIAN ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN
OLEH :
SYARIFAH LUTHFIAH SIREGAR
120100177
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
HUBUNGAN PENGGUNAAN ANTIPIRETIK DENGAN PROFIL DEMAM
DIBAGIAN ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH
“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
kelulusan Sarjana Kedokteran”
OLEH :
SYARIFAH LUTHFIAH SIREGAR
120100177
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Latar Belakang : Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari batas normal yang berhubungan dengan peningkatan set point di hipotalamus akibat infeksi virus dan bakteri atau adanya ketidakseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas.obat antipiretik yang sering digunakan adalah Paracetamol (Acetaminofen) dan Ibuprofen.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan penggunaan Antipiretik dengan profil demam dibagian anak di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Metode : Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan melalui metode consecutive sampling diruang rawat inap anak RSUP. Haji Adam Malik Medan pada bulan September 2015 sampai dengan Desember 2015. Data tentang penggunaan antipiretik diperoleh melaui wawancara kuesoner kepada orang tua dan tenaga medis yang merawat anak yang bersedia menjadi responden, dan derajat demam anak didapat melalui data status pasien. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Chi-square.
Hasil : Didapatkan 51 orang anak demam yang dapat obat antipiretik (parasetamol) di RSUP. Haji Adam Malik Medan selama periode penelitian. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan antipiretik dengan profil demam anak yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan dengan nilai hasil chi-square (p=<0,05). Sebanyak 23 orang anak yang tidak demam tapi tetap dapat obat antipiretik untuk menghilangkan rasa sakit akibat nyeri.
Simpulan : Didapatkan hubungan yang bermakna antara pemberian antipiretik dengan profil demam anak yang dirawat dibagian anak di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
ABSTRACT
Background : Fever is a rise in body temperature of the normal associated with increased set point in the hypotalamus the result of infection viruses and bakteria and the imbalance between the production and spending heat. Medicine antipyretic often used is parasetamol (asetaminofen) and ibuprofen.
Aim : To know relationship the use of profile antipyretic fever to your children in RSUP. Haji Adam Malik Medan.
Metods : Research conducted an observational study with cross-sectional study approach. Sampling was carried out through consecutive sampling method in patient rooms the RSUP. Haji Adam Malik Medan in September 2015 until Desember2015. Data on the use of antipyretic obtained through interview kuesoner to parent and medical workers child care is willing to be responden, and degrees fever the data was obtained through the status of medical records. Hypotesis testing is done using Chi-square test.
Result : Data obtained 51 the children can be drug antipyretic (parasetamol) in RSUP. Haji Adam Malik Medan over a period of reserch. Based on the result of data analysis obtained there are meaningful relation beetween the use antipyretic profile fiver children who are treated at RSUP. Haji Adam Malik Medan with results Chi-square (p=<0,05). 23 children without fever but still can antipyretic drugs to relieve the pain of pain.
Conclusion : a significant association between the administration of antipyretics febril children admitted to the profile section in the department of children at RSUP. Haji Adam Malik Medan.
KATA PENGANTAR
Puji sukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Karya Tulis ilmiah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan program
studi Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. dr. Aznan Lelo, PhD, SpFK selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah
atas kesabaran, tenaga, dan waktu yang telah diberikan untuk membimbing
penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. dr. Johannes H. Saing Sp.A (K) dan dr. M. Fauzi Siregar, Sp.Onk.Rad selaku
dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat
berarti dalam membuat karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik.
3. dr. Delfi sp.M selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing
selama menempuh pendidikan.
4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara atas bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ilmiah
ini.
5. Keluarga penulis yang telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun
materil sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan baik. Terutama kepada
ayah, mama dan kedua adik saya yang selalu ada dan selalu mendukung.
6. Rekan-rekan mahasiswa FK USU stambuk 2011 yang telah memberikan saran,
kritik, dukungan dan membantu dalam berjalannya proses penelitian atau pun
pengambilan data terutama ayu, feby, nazar, intan, pearsna, citra dan teman
lainnya.
7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang tidak dapat
Penulis menyadari penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna baik dari
segi materi atau pun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan karya tulis ilmiah ini.Akhir kata, semoga
karya tulis ilmiah ini memiliki manfaat dan nilai bagi kita semua dan sekiranya dapat
menjadi rujukan untuk penulisan yang lebih baik lagi.
Medan, Desember 2015
Penulis
2.4. Ibuprofen ... ………… 10
BAB 3KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep ... ………… 13
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... ………… 18
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... ………… 18
5.1.2. Karakteristik Individu ... ………… 18
5.1.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin….. 18
5.1.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Rawat……….. 19
5.1.5. Distribusi Sampel Berdasarkan Pengukuran Suhu ... ………… 20
5.1.6. Karakteristik Sampel Berdasarkan Frekuensi Pemberian Obat Antipiretik Per hari ... ………… 20
5.2. Hasil Analisa Data ... ………… 21
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ... ………… 24 6.2. Saran ... ………… 24
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Analisa Statistik……….. 19
Tabel 5.1 Distribusi sampel berdasarkan umur dan jenis
kelamin………..
19
Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Lama
Rawat………..
19
Tabel 5.3 Distribusi berdasarkan frekuensi pemberian obat antipiretik
perhari dan jenis
antipiretik……….
20
Tabel 5.4 Analisa Uji
Chi-Square………...
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 2.1 Kerangka Teori………... 12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Penjelasan
Lampiran 1 : Surat Persetujuan (Informed Consent)
Lampiran 3 : Lembar Pengamatan Data Pemberian Antipiretik
Dengan Profil Demam Anak di RSUP.HAM
Lampiran 4 : Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 5 : Anggaran Biaya Penelitian
Lampiran 6 : Hasil Output Program Statitik
Lampiran 7 : Data Induk
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian