TUGAS AKHIR
SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
VIRA FRISTY MUTHIA 072102139
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat, karunia dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini. Adapun
judul skipsi minor ini adalah “Sistem Pengendalian Intern terhadap Aktiva Tetap
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”. Dimana tujuan penulisan ini
adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi minor ini penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan baik ditinjau dari segi materi maupun dari tata bahasa.
Meskipun demikian, besar harapan penulis semoga penyusunan skipsi minor ini
dapat bermanfaat bagi penulis lain sebagai bahan perbandingan, lembaga
pendidikan, dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.
Dalam penyelesaian skripsi minor ini penulis banyak mendapatkan
bantuan, dorongan semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak. Dengan penuh
rasa hormat dan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si selaku Sekretaris Pengelola Program Studi
4. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak,selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi minor ini.
5. Penghargaan dan terima kasih yang teristimewa untuk kedua orang tua penulis
Ayahanda Harianto BBA dan Ibunda Farah Diba Lubis SH atas doa, kasih
sayang, dukungan moril dan materil serta kesabaran mereka dalam
membimbing penulis yang tidak akan mungin terbalas, hanya skripsi minor ini
yang penulis persembahkan sebagai awal dari keberhasilan penulis di masa
yang akan datang, Amin.
Akhirnya, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua.
Wassalammualaikum Wr. Wb
Medan, Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 1. Tujuan penelitian ... 3
2. Manfaat penelitian ... 4
D.Sistematika Penelitian ... 1. Jadwal penelitian ... 5
2. Laporan penelitian ... 6
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI ... 8
A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 8
B. Struktur Organisasi ………..9
C. Job Description...12
D. Jaringan Usaha/ Kegiatan...12
F. Rencana Kerja...14
BAB III : TOPIK PENELITIAN………...…………15
A. Aktiva Tetap...15
1. Pengertian aktiva tetap...15
2. Karakteristik aktiva tetap………...……….…..16
3. Klasifikasi aktiva tetap...17
4. Cara-cara perolehan aktiva tetap...19
5. Penggantian aktiva tetap………..………25
6. Pengeluaran selama penggunaan aktiva tetap...27
B. Penyusutan...31
1. Pengertian penyusutan...31
2. Metode Penyusutan………..………..33
3. Akuntansi untuk penyusutan……….………..…...37
BAB IV : PENUTUP………. A. Kesimpulan………..………..42
B. Saran………...………43
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir………...…..……5
Tabel 3.1 Depresiasi Metode Garis Lurus...34
Tabel 3.2 Depresiasi Metode Jumlah Angka Tahun...35
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan didirikan untuk mendapatkan keuntungan (profit)
seoptimal mungkin, sehingga dapat memperluas jaringan usaha yang dapat
bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Pada umumnya perusahaan
memiliki aktiva tetap (fixed asset) yang merupakan sarana bagi perusahaan di
dalam menjalankan kegiatan operasional, seperti bangunan/gedung sebagai
kantor, peralatan, dan kendaraan sebagai alat transportasi.
Aktiva tetap merupakan komponen terbesar dibandingkan dengan
perkiraan-perkiraan lain dari harta perusahaan secara keseluruhan yang
menyebabkan pos aktiva tetap menjadi suatu komponen yang cukup penting
dalam laporan keuangan. Menurut PSAK No.16 (1999: 16.2 ) “Aktiva tetap
adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam proses produksi, tidak
dimaksudkan untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai manfaat lebih dari satu tahun”. Sedangkan Menurut Mulyadi (2001 :
591) menyebutkan bahwa “aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang
memiliki wujud , memiliki manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusaaan, bukan untuk dijual kembali”.
Di dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan, aktiva tetap yang
umumnya menyangkut nilai rupiah yang cukup besar. Untuk itu diperlukan suatu
perencanaan yang berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang tepat bagi para
pengambil keputusan, tentang kebijakan apa yang perlu diambil untuk
memperoleh aktiva tetap. Kurangnya perhatian dan pengawasan terhadap aktiva
tetap akan membawa pengaruh besar kepada kegiatan ekonomi perusahaan
tersebut. Tanpa adanya aktiva tetap mustahil sebuah perusahaan dapat
menjalankan kegiatan operasional rutinnya dengan baik.
Pengendalian intern terhadap aktiva tetap bertujuan untuk memperoleh
efisiensi dan pengamanan terhadap aktiva tetap agar dana yang diinvestasikan
kedalam aktiva tetap memperoleh manfaat yang maksimum sesuai dengan jangka
waktu pemakaiannya, serta untuk menghindari ketidakwajaran pelaporan biaya
dalam satu periode akuntansi.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara bergerak di bidang jasa
yang memiliki bermacam-macam aktiva tetap. Aktiva tetap tersebut berupa
bangunan, komputer dan peralatan lainnya yang harganya relatif tinggi serta
memiliki peranan yang sangat penting pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara untuk memberikan pelayanan kepada seluruh civitas ekonomi,
sehingga diperlukan adanya sistem pengendalian intern terhadap aktiva tetap yang
tepat.
Melihat begitu besarnya pengaruh aktiva tetap terhadap perusahaan seperti
yang telah dikemukakan diatas, maka penulis berkeinginan untuk membahasnya
Pengendalian Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ”.
B. Perumusan Masalah
Di dalam ilmu akuntansi, pembahasan masalah aktiva tetap sangatlah luas,
sehingga penulis merasa perlu membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam
skripsi minor ini. Dalam kesempatan ini penulis hanya akan membahas tentang
“Apakah Sistem Pengendalian Intern terhadap Aktiva Tetap pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah diterapkan secara efektif dan efisien?”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui apakah Fakultas Ekonomi telah menerapkan sistem
pengendalian intern terhadap Aktiva Tetap secara efektif dan efisien?”.
2. Manfaat penelitian a. Bagi instansi
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara dalam meningkatkan sistem pengendalian intern
terhadap aktiva tetap.
b. Bagi peneliti
Peneliti dapat belajar secara langsung pada Fakultas Ekonomi Universitas
aktiva tetap, dan dapat menambah ilmu pengetahuan peneliti dibidang aktiva
tetap.
c. Bagi pembaca
Penulis berharap skripsi minor ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
mahasiswa untuk menambah ilmu pengetahuannya dan juga dapat
bermanfaat bagi rekan-rekan junior dalam membuat paper atau penelitian di
tahun-tahun mendatang.
D. Sistematika penulisan 1. Jadwal penelitian
Jadwal penelitian dilakukan setelah penulis menyelesaikan magang di
Fakultas Ekonomi USU yang dilaksanakan pada tanggal 01 Februari 2010 s/d 13
Maret 2010 kemudian dilanjutkan dengan penyusunan skripsi minor. Jadwal
penelitian dan penyusunan tugas akhir ini terdiri dari berbagai kegiatan. Untuk
Jadwal penelitian Tabel 1.1
No. Kegiatan
Februari Maret
I II III IV I II III IV
1. Membuat surat persetujuan
judul dari sekretaris program
DIII akuntansi,
2. Membuat prosal judul
3. Menerima data mengenai
profil Fakultas Ekonomi
USU,
4. Menerima data mengenai
akuntansi aktiva tetap yang
dipergunakan oleh FE USU
dan sampai sejauh mana
aktiva tetap tersebut dapat
berfungsi sebagai sarana pada
FE USU,
5. Melengkapi data-data yang
telah diperoleh sebelumnya
dengan meminta penjelasan
atas hal-hal yang belum
dimengerti,
2. Rencana Isi
Rencana isi ini terdiri dari empat bab, yaitu pendahuluan, profil
perusahaan/instansi, topik penelitian, dan penutup di mana satu sama lain saling
berkaitan.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan tugas akhir yang terdiri dari jadwal penelitian dan pelaporan
penelitian. .
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat
perusahaan, struktur organisasi dan personalia, job description,
jaringan usaha / kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan
Fakultas Ekonomi USU.
BAB III : TOPIK PENELITIAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tetang teori-teori yang
mendukung penyusunan tugas akhir ini, sehingga penulis dapat
membandingkan antara teori dengan metode penyusutan yang
digunakan oleh Fakultas Ekonomi USU.
BAB IV : PENUTUP
Merupakan bagian akhir dari penyusunan tugas akhir yang terdiri dari
penelitian ini. Dilengkapi dengan daftar pustaka sebagai referensi dari
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI
A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi USU
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di luar kota Medan
atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan
didirikan tahun 1959 di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) kota Kuraja (Banda
Aceh), dan sebagai Dekan pada waktu itu adalah Dr. Teuku Iskandar. Yayasan
Universitas Sumatera Utara sendiri pada waktu itu berada di kota Medan. Namun
Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja (Banda Aceh) tetap memakai nama
dibawah panji Universitas Sumatera Utara. Ini menunjukkan bahwa pada waktu
itu teknik operasional pendidikan berada di Kutaraja, sedangkan penyelesaian
administrasinya tetap berada dibawah Presiden Universitas Sumatera Utara
(istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu).
Berhubungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang
berkedudukan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) memisahkan diri dari
Universitas Sumatera Utara dan bergabung dengan Universitas Syiahkuala, maka
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara didirikan di Medan dan
memperoleh status negeri dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan
Ilmu Pengetahuan RI No. 64/1961 tentang Penegerian Fakultas Ekonomi yang
diselenggarakan oleh Yayasan Sumatera Utara dan pemasukan ke dalam
lingkungan Universitas Sumatera Utara tanggal 24 November 1961 yang berlaku
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.
0535/0/1983, tanggal 08 Desember 1983, Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi
No. 131/DIKTI/Kep/1987, No. 25/DIKTI/Kep/1987, dan No. 26/DIKTI/Kep/1987
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengasuh dua jenjang Program
Pendidikan, yaitu Program Pendidikan Strata -1 dan Program Pendidikan Diploma
III.
Program Pendidikan Strata -1 meliputi 3 (tiga) departemen, yaitu :
1. Departemen Ekonomi Pembangunan
2. Departemen Manajemen
3. Departemen Akuntansi
Sedangkan Program Diploma III terdiri dari :
1. Jurusan Kesekretariatan
2. Jurusan Keuangan
3. Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan mulai menerima
mahasiswa/i pada bulan Agustus 1961.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas
wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya
hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah
ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam
instansi melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan
dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan
melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat
dicapai.
Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan
perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan
serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal,
melalui saluran tunggal. Struktur organisasi Fakultas Ekonomi Universitas
Gambar 2.1 :Bagan Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Rektor dan Pembantu Rektor
Dekan dan Pembantu Dekan
Dewan Pertimbangan Fakultas
Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas
Unit Penunjang Fakultas Ketua dan Sekretaris
Departemen
Kepala Lab/Studio/ Bengkel Ketua Program Studi
Intra Departemen Ketua Program Studi
C. Job Description
Berikut ini adalah job description pada bagian perlengkapan Fakultas
Ekonomi USU yaitu :
1. Sub bagian perlengkapan
Tugas sub bagian perlengkapan adalah :
a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian
dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian,
b. Mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan,
c. Mengoperasionalkan sistem informasi kerumahtanggaan dan
perlengkapan,
d. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat dibidang kerumahtanggaan
dan perlengkapan,
e. Melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan, dan keamanan
lingkungan,
f. Melakukan urusan pengelolahan barang perlengkapan,
g. Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan
laporan bagian.
D. Jaringan Usaha/ Kegiatan
Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan
yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak berorientasi pada perolehan
laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan
laba bagi perusahaan.
Fakultas Ekonomi USU lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang
bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan, serta melakukan kegiatan sosial berupa pengabdian kepada masyarakat
sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu penyelenggaraan pendidikan,
pengadaan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian,
diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah
lulusan yang mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing dilapangan kerja
nantinya.
E. Kinerja Usaha Terkini
Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan
sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, fakultas terus berupaya agar
tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak mudah dalam
mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan
loyalitas dalam bekerja.
Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja
melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah khususnya bidang ilmiah
yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan masyarakat, serta melakukan
pengabdian kepada masyarakat berupa seminar-seminar kepada masyarakat,
memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti
sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Fakultas juga terus melakukan
pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat menghasilkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.
Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan fakultas, seperti
perayaan hari-hari besar keagamaan (misalnya : Idul Fitri, Isr’a Mi’raj, Natal, Paskah
dll) sehingga para civitas akademika selalu memiliki nilai-nilai dan norma-norma
keagamaan dalam menjalankan hidup, serta selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
F. Rencana Kerja
Rencana Kegiatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan
antara lain adalah sebagai berikut :
a. Persiapan kuliah mahasiswa semester genap / ganjil,
b. Perkuliahan semester genap / ganjil,
c. Ujian mid semester/ujian semester genap/ganjil,
BAB III
TOPIK PENELITIAN
A. Aktiva Tetap
1. Pengertian aktiva tetap
Aktiva tetap merupakan komponen terbesar dibandingkan dengan
perkiraan-perkiraan lain dari harta perusahaan secara keseluruhan yang menyebabkan pos
aktiva tetap menjadi suatu komponen yang cukup penting dalam laporan keuangan.
Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tetapi pada prinsipnya
pengertian aktiva tetap ini memiliki makna dan tujuan yang sama. Ada beberapa
defenisi aktiva tetap yang diungkapkan oleh para ahli, seperti :
Aktiva tetap menurut Mulyadi (2001 : 591) adalah “kekayaan perusahaan
yang memiliki wujud, memiliki manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan
diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusaaan, bukan untuk dijual
kembali”. Aktiva tetap menurut Kieso,Weygandt dan Warfield (2001 : 500)
menyebutkan bahwa “Property, plant, and equipment are properties of durable
nature used in the regular operation of the business”. Aktiva tetap menurut Harnanto
(2002: 314) adalah “ Aktiva tetap adalah setiap barang yang dimiliki atau dikuasai
oleh perusahaan, yang dipakai atau digunakan secara aktif dalam operasi normal, dan
mempunyai umur atau masa manfaat yang relatif permanen”. Sedangkan Aktiva tetap
menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004 :
rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun”
Dari definisi aktiva tetap di atas dinyatakan bahwa aktiva tetap tersebut mempunyai
masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, digunakan dalam bentuk operasi
perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan.
Aktiva tetap mempunyai usia yang terbatas kecuali tanah, dan aktiva tetap bersifat
non moneter dalam artian masa manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan
jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu..
Sesuai dengan definisi yang telah dikemukakan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) diatas tentang aktiva tetap, maka definisi aktiva tetap menurut
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah disesuaikan dengan Standar
Akuntansi Keuangan.
2. Karakteristik aktiva tetap
Menurut Harnanto ( 2002: 314) kriteria aktiva tetap yaitu :
a. Dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan ,
b. Dipakai atau digunakan secara aktif di dalam kegiatan normal perusahaan, atau
c. Dimiliki tidak sebagai suatu investasi atau untuk dijual kembali ,
d. Mempunyai masa manfaat relatif permanen (lebih dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun),
e. Mempunyai bentuk fisik ,
Menurut Akuntan Indonesia (2004:13) mengemukakan bahwa aktiva tetap
memiliki karakteristik khusus, yaitu :
a. Mempunyai kemungkinan masa manfaat di masa datang yang mempunyai kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aktiva lainnya untuk menyumbangkan aliran kas masuk di masa datang baik langsung maupun tidak langsung,
b. Suatu perusahaan dapat memperoleh manfaat dan megawasi manfaat tersebut,
c. Transaksi-transaksi menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut.
Menurut Simamora (2000: 298 ) kriteria aktiva tetap yaitu :
a. Aktiva tetap diperoleh untuk dipakai dalam kegiatan-kegiatan usaha,
b. Aktiva tetap menyediakan manfaat selama beberapa periode akuntansi.
3. Klasifikasi aktiva tetap
Menurut Harahap (1999 : 22 - 24), aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam :
a. Sudut substansi
Substansi adalah adalah aktiva yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Pengkatagorian aktiva tetap dari segi ini berguna untuk megetahui perlu tidaknya dilakukan penyusutan terhdap harga perolehan, mengingat aktiva tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda.
b. Sudut disusutkan atau Tidak
Pengkategorian aktiva tetap dari segi ini disusutkan atau tidak, biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan dari nilai aktiva tersebut. Penyusutan terhadap harga perolehan dilakukan apabila aktiva tetap mengalami penurunan nilai selama masa manfaatnya. Adapun pembagian aktiva tetap dari segi ini adalah sebagai berikut:
1) Aktiva tetap yang disusutkan (Depreciated Plant Assets)
Contohnya : bangunan, peralatan, mesin, inventoris, jalan, dan sebagainya.
2) Aktiva tetap yang tidak disusutkan (Undepreciated Plant Assets) Contohnya : Tanah.
Tanah adalah sebagai tempat berdirinya bangunan untuk operasional perusahaan, termasuk perizinan dan tidak disusutkan. Dalam akuntansi, tanah sangat berbeda dari aktiva tetap lainnya dalam hal bahwa tanah pada umumnnya tidak kehilangan manfaat potensial maupun nilainyabersamaan dengan berlalunya waktu. Malahan harga tanah sering semakin naik,
2) Pengenbangan tanah
Seperti: jalan untuk mobil, peralatan parker,dan pagar, 3) Bangunan
Seperti toko Seperti, pabrik, gudang termasuk tata letak ( lay out ), 4) Peralatan
Seperti komputer, furniture, mesin pabrik, peralatan pengiriman, termasuk kendaraan penunjang,
5) Mesin
Mesin merupakan peralatan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan perusahaan,
6) Kendaraan
Kendaraan merupakan semua jenis transportasi yang digunakan dalam proses pengangkutan, meliputi mobil, truk, sepeda motor, dan angkutan lain yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
Menurut Narafin (2004: 371) aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam :
1) Aktiva berwujud (tangible assets)
Aktiva berwujud merupakan harta berwujud yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan seperti tanah, gedung, mesin, dan lain-lain.
2) Aktiva tidak berwujud (intangible assets)
Aktiva ini tidak dapat diobservasi atau dilihat secra langsung, didalamnya berbentuk persetujuan, kontrak atau paten, tetapi harta itu sendiri tidak memiliki eksistensi fisik seperti hak cipta, hak paten, franchise, dan lain-lain.
Menurut Simamora (2000: 298 ) umurnya aktiva tetap terdiri dari:
2) Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir. Termasuk dalam kelompok ini antara lain : Bangunan, mesin, perlengkapan kantor, kendaraan dan alat transport.
3) Aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya sudah habis. Termasuk dalam kelompok ini misalnya sumber alam, seperti tambang hutan atau biasa disebut Aktiva Sumber Alam.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memiliki aktiva tetap yang
bermacam-macam jenisnya. Adapun daftar aktiva tetap yang dimiliki oleh Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
1) Tanah,
2) Bangunan,
3) Mesin,
4) Meja,
5) Komputer,
6) Lemari
7) Peralatan kantor lainnya.
Dari daftar aktiva tetap diatas terdapat sebagian aktiva yang tidak produktif
lagi. Aktiva yang tidak produktif tersebut akan dikeluarkan dari daftar aktiva bila
telah dijual atau disingkirkan.
4. Cara-Cara Perolehan Aktiva Tetap
Menurut Hartanto (2002 : 323) untuk memperoleh suatu aktiva tetap dapat
a. Perolehan dengan pembelian tunai (Acquisition by purchase for cash)
b. Perolehan dengan pembelian angsuran (Acquisition by purchase on long
term contract)
c. Perolehan dengan pertukaran (Acquisition by exchange)
d. Perolehan dengan Surat Berharga (Acquisition by issued for securities) e. Perolehan dengan Membangun Sendiri (Acquisition by self contruction) f. Perolehan aktiva dari hadiah / donasi / sumbangan (Acquisition by
donation)
g. Perolehan dengan cara sewa guna usaha (Acquisition by leasing)
Ad. a Perolehan dengan pembelian tunai (Acquisition by purchase for cash).
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai diukur dengan jumlah uang
atau kas yang dibayar dalam transaksi dan pengeluaran- pengeluaran lain yang terjadi
dalam hubungannya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva
sampai pada kondisi siap pakai.
Ad. b Perolehan dengan pembelian angsuran (Acquisition by purchase on long
term contract).
Aktiva tetap bisa diperoleh melalui pembelian secara kredit berjangka panjang
dengan program pembayaran, secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu di
kemudian hari. Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara demikian harus dicatat
sebesar harga pembeliannya tidak termasuk unsur bunga yang dicatat sebagai beban
bunga selama masa angsuran.
Ad. c Perolehan dengan pertukaran (Acquisition by exchange).
Untuk aktiva yang diperoleh melalui pertukaran menurut Ikatan Akuntan
tetap dapat diperoleh dalam pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak
serupa atau aktiva lain”.
Perolehan aktiva tetap melalui pertukaran dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu :
1) Pertukaran aktiva tetap yang sejenis (similar assets / special case)
Dalam pertukaran aktiva tetap yang sejenis, entitas menukarkan aktiva
nonmoneter dengan aktiva lain yang melakukan fungsi yang sejenis. Dalam hal ini,
proses perolehan pendapatan tidaklah berakhir bagi aktiva yang diserahkan dan tidak
pula berawal bagi aktiva yang diperoleh, namun dianggap berlanjut. Contoh
pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran mesin lama dengan mesin
baru.
Aktiva baru yang sejenis yang diperoleh:
Harga baru aktiva... xxx
Potongan penukaran atas aktiva lama... xxx
Kas... xxx
Aktiva lama yang ditukarkan :
Biaya perolehan aktiva lama... xxx
Akumulasi penyusutan pada tanggal pertukaran... xxx
Nilai buku aktiva lama pada tanggal pertukaran xxx
Biaya perolehan aktiva baru... xxx
===
Nov. 23
Akumulasi Penyusutan... xxx
Aktiva Baru... xxx
Aktiva Lama ... xxx
Kas... xxx
2) Pertukaran aktiva tetap tidak sejenis (dissimilar assets / general case) .
Dalam pertukaran aktiva tetap tidak sejenis perusahaan mencatat aktiva baru
yang diterima pada harga tunai yang ditetapkan dari aktiva baru atau harga pasar
wajar aktiva yang diserahkan ditambah kas yang dibayarkan. Contoh pertukaran
aktiva tetap yang tidak sejenis adalah pertukaran truk derngan mesin.
Jurnal untuk mencatat pertukaran truk dengan mesin adalah:
Nov. 15
Mesin Generator... xxx
Truk... xxx
Untung Pertukaran... xxx
Ad. d Perolehan dengan Surat Berharga (Acquisition by issued for securities).
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan surat-surat berharga,
misalnya saham dan obligasi, maka dasar dari penilaian aktiva tetap dicatat sebesar
harga saham atau obligasi dan digunakan sebagai dasar pertukaran. Apabila harga
saham atau obligasi tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar
Ad. e Perolehan dengan Membangun Sendiri (Acquisition by self contruction).
Kadangkala perusahaan tidak memenuhi kebutuhan akan aktiva tetapnya
dengan membeli dari pihak lain, tetapi dengan cara membangun sendiri. Ada
beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun sendiri aktiva tetap
yang diperlukan untuk menjalankan operasinya:
1) Memanfaatkan fasilitas yang menganggur,
2) Menghemat biaya konstruksi (cost saving),
3) Mencapai standart kualitas konstruksi yang lebih tinggi agar dapat segera
dioperasikan.
Aktiva tetap yang dibangun sendiri harus dicatat sebesar cost termasuk semua
pengeluaran yang diperlukan untuk membuat dan menempatkan aktiva pada kondisi
siap pakai.
Ad. f Perolehan aktiva dari hadiah / donasi / sumbangan (Acquisition by
donation).
Apabila suatu aktiva tetap diperoleh dari sumbangan maka tidak ada
pengeluaran kas yang dilakukan perusahaan. Walaupun ada, jumlahnya relatif lebih
kecil dari nilai aktiva yang diterima.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 16.7)menyatakan bahwa “Aktiva
tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga
pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal donasi”
Menurut Hartanto (2002: 331) Sewa guna usaha yaitu “suatu kontrak atau
perjanjian yang memberikan hak kepada penyewa (lessee) untuk menggunakan aktiva
tetap atau barang modal yang dimiliki oleh pihak yang menyewakan (lessor), dalam
jangka waktu tertentu dan denga pembayaran dewa tertentu”.
Ada 2 cara leasing yaitu :
1) Capital lease
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ini, dicatat sebagai aktiva tetap dalam
kelompok tersendiri dan juga harus disusutkan. Kewajiban leasingnya pun disajikan
terpisah dari kewajiban lainnya.
2) Operating lease
Bila perusahaan memilih cara ini maka pencatatan angsuran tidak menjadi
bagian aktiva melainkan dicatat sebagai beban sewa aktiva tetap dan aktiva yang
bersangkutan tidak disusutkan.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara pada umumnya memperoleh
aktiva tetapnya dengan cara pembelian tunai dan donasi atau sumbangan .
a. Pembelian tunai
Aktiva tetap yang dibeli secara tunai dicatat sebesar harga yang dikeluarkan
untuk pembelian itu ditambah dengan biaya- biaya lain sehubungan dengan
pembelian aktiva itu dikurangi potongan harga yang diberikan, baik karena pembelian
dalam jumlah besar maupun karena pembayaran yang dipercepat. Aktiva tetap yang
Jurnal Pembelian peralatan
Peralatan Kantor ……… xxx
Kas……….. xxx
b. Donasi atau sumbangan
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dihadiahkan disebut nonreciprocal
transfer atau transfer yang tidak memerlukan umpan balik. Ikatan Akuntan
Indonesia, ( 2004:16,7) berpendapat bahwa : “Aktiva tetap yang diperoleh dari
sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan
mengkreditkan akun modal donasi”.
Aktiva tetap yang dihadiahkan dicatat sebagai aktiva apabila hak atas aktiva
tetap tersebut telah diterima. Apabila ada biaya-biaya dalam rangka perolehan ini,
maka dicatat sebagai resume expenditure. Contohnya: biaya surat-surat, akte, dan
sebagainya. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara aktiva donasi terdiri dari
lemari besi, brankas, mesin ketik manual, lemari penyimpanan, AC Windaw, Sound
Sistem ( Lihat pada Lampiran)
Jurnalnya adalah sebagai berikut :
Aktiva tetap……… xxx
Modal donasi……….. xxx
5. Penggantian aktiva tetap
Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aktiva tetap
operasional perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari
pemakaian. Penarikan (retirement) tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
a. Dengan cara dibuang
Suatu aktiva tetap dibuang disebabkan aktiva tersebut sudah tidak lagi berguna
untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki nilai residu atau nilai pasar.
Contoh: Pada akhir tahun fiskalnya yaitu tanggal 31 Desember 2009 suatu
peralatan yang diakusisi seharga $ 70.000 telah disusutkan secara penuh. Pada
tanggal 10 Mei peralatan telah dibuang. Maka ayat jurnal pencatatannya adalah :
10 Mei Akumulasi Penyusutan Peralatan $ 70.000
Peralatan $ 70.000
b. Dengan cara dijual
Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara dilelang.
Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap sama denan ayat jurnal yang sudah
diilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima harus
dicatat.
c. Dengan cara ditukar dengan aktiva lain.
Jika nilai tukar tambah melebihi buku aktiva lama yang ditukarkan dan tidak
ada keuntungan yang diakui, maka biaya atau harga pokok yang dicatat untuk aktiva
tetap baru dapat ditentukan dengan :
Keuntungan pertukaran aktiva tetap yang sama tidak diakui untuk pelaporan
keuangan.
Berdasarkan Instruksi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
No.1-MBUMN / 2002 / tanggal 29 Januari 2002 tentang Pedoman Kebijakan
Pelepasan Aktiva Tetap BUMN, penggantian aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan
aktiva lain, karena aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh
dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah usang, rusak, maupun tidak fungsional
lagi. Tidak terdapat pemisahan aset-aset Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara antara unit kerja lainnya. Pencatatan pelaporan dipusatkan di Biro Rektor.
Penghapusan aktiva tetap dilakukan atas persetujuan dari Menteri Keuangan.
6. Pengeluaran selama penggunaan aktiva tetap
Selama menggunakan aktiva tetap untuk kegiatan usahanya, perusahaan sering
kali mengadakan pengeluaran – pengeluaran yang berhubungan dengan penggunaan
aktiva tetap tersebut.
Pengeluaran-pengeluaran yang terjadi selama penggunaan aktiva tetap dibagi
dalam dua kategori yaitu :
a. Pengeluaran Modal (capital expenditures)
Pengeluaran modal menurut Subroto (1991: 112) yaitu “
Pengeluaran-pengeluaran yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi, Pengeluaran-pengeluaran
pembelian aktiva, baik yang berwujud maupun tidak berwujud,pembayaran
sewa-sewa dimuka jangka panjang dan lain-lain”
Pengeluaran modal diperlukan untuk meningkatkan kapasitas, menambah mutu
barang atau jasa yang dihasilkan dan memperpanjang masa manfaat selama lebih dari
satu tahun, sifatnya tidak rutin dan jumlahnya relatif besar. Pengeluaran ini dicatat
dengan mendebit akun aktiva atau akun akumulasi penyusutan yang
berhubungan.Pengeluaran modal akan mempengaruhi beban penyusutan lebih dari
satu periode.
Terdapat tiga jenis pengeluaran modal:
a. Penambahan
b. Perbaikan
c. Reparasi luar biasa
Contoh jurnal untuk mencatat biaya reparasi luar biasa turun mesin.
Jan 31 Beban Reparasi/ Pemeliharaan... xxx
Kas... xxx
b. Pengeluaran Pendapatan (revenue expenditures)
Menurut Simamora (2000 : 315 ) mengemukakan bahwa “pengeluaran
pendapatan (revenue expenditure) adalah biaya yang manfaatnya hanya untuk periode
sekarang atau biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk mempertahankan efisiensi
kegiatan usaha normal”.
harus didebit ke akun beban. Pengeluaran pendapatan hanya akan mempengaruhi
beban pada periode berjalan.
Contoh jurnal untuk mencatat beban reparasi ganti oli
Jan 31 Beban Reparasi/ Pemeliharaan... xxx
Kas... xxx
Berikut terdapat beberapa pedoman dari segi akuntansi guna membedakannya
yaitu :
1) Segi keuntungan
Apabila pengeluaran itu memberikan keuntukangan selama lebih dari satu tahun
dalam arti pengeluaran itu menambah kegunaan aktiva itu, maka dianggap sebagai
capital expenditure. Sedangkan bila manfaatnya hanya dalam tahun yang
bersangkutan biasanya pengeluaran itu dianggap sebagai revenue expenditure.
2) Kebiasaan
Apabila pengeluaran itu merupakan pengeluaran yang bersifat lazim dan secara
rutin dikeluarkan dalam periode tertentu, maka dianggap sebagai revenue
expenditure. Sedangkan bila pengeluaran itu tidak lazim, maka dianggap sebagai
capital expenditure.
3) Jumlah
Apabila pengeluaran itu jumlahnya relatif besar dan sifatnya penting, maka
biasanya dianggap sebagai capital expenditure. Sebaliknya jika pengeluaran relatif
Pengeluaran-pengeluaran selama penggunaan aktiva tetap menurut Kusnadi
(2000 : 275), antara lain :
1) Perawatan (maintenance)
Yaitu pengeluaran yang ditujukan agar aktiva tetap yang bersangkutan dalam keadaan baik, tidak cepat rusak dari waktu ke waktu. Pada umumnya pemeliharaan ini bersifat biasa (ordinary) dan berulang (recurring).
2) Reparasi (repair)
Yaitu pengeluaran yang ditujukan untuk mengembalikan dan memperbaiki keadaan asset menjadi baik setelah mengalami kerusakan sebagian atau seluruhnya, agar dapat dipergunakan dan dapat menjalankan fungsinya kembali.
3) Perancangan kembali (rearrangement)
Yaitu pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan atau jasa, meliputi penyusunan kembali aktiva atau perubahan rute produksi atau untuk mengurangi biaya produksi.
4) Penggantian (replacement)
Yaitu pengeluaran yang ditujukan untuk mengganti sebagian dari aktiva yang biasanya disebabkan karena komponen yang diganti tersebut sudah dalam keadaan rusak berat.
5) Penambahan dan perbaikan (addition and betterment)
Yaitu pengeluaran untuk menambah aktiva yang lama dengan bagian-bagian baru dan bersifat menambah nilai aktiva.
Pengeluaran-pengeluaran yang umumnya dilakukan oleh Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara adalah berupa :
a) Biaya reparasi dan pemeliharaan
Biaya reperasi adalah biaya yang ditujukan untuk reparasi ringan dan biasanya
dalam jumlah kecil. Sedangkan biaya pemeliharaan adalah biaya yang dimaksudkan
untuk menjaga aktiva tetap agar selalu dalam kondisi yang baik seperti misalnya
penggantian oli, pengecetan, dan lain-lain. Biaya reparasi dan pemeliharaan ini
b) Biaya penggantian
Biaya penggantian menyangkut pembongkaran dari bagian atau komponen
aktiva tetap dan pemasangan komponen atau suku cadang pengganti sejenis yang
sama sekali baru. Sebagai contoh, penggantian pondasi mesin dengan pondasi yang
baru, atau penggantian atap bangunan dengan atap yang baru.
B. Penyusutan
1. Pengertian penyusutan
Penyusutan menurut Subroto (1991 : 129) adalah “Alokasi dari harga perolehan
kepada periode-periode yang menikmati dan tidak ada hubungannya dengan suatu
usaha untuk pemupukan dana dalam rangka mengganti aktiva apabila aktiva tersebut
rusak atau tidak dipakai lagi”. Penyusutan menurut Kieso, Weygandt dan Warfield
(2001 : 58) adalah “sebagai proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva
berwujud ke beban dengan cara yag sistemtis dan rasional selama periode yang
diharapkan mendapat manfaat dari pengguanaan aktiva tersebut”. Penyusutan
menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004: 17.1), adalah “alokasi jumlah suatu
aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan
untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun
tidak langsung”. Sedangkan Penyusutan menurut Warren, dkk (2005 : 395 )
merupakan “kemampuan aktiva tetap untuk menyediakan manfaat dan diidentifikasi
Penyusutan ini terjadi akibat kerusakan dan keusangan ketika digunakan
karena pengaruh cuaca.
b. Penyusutan fungsional ( functional depreciation)
Penyusutan ini terjadi jika aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu
menyediakan manfaat seperti yang diharapkan.
Dengan kata lain penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan secara
rasional kepada periode-periode dimana aktiva tersebut dinikmati manfaatnya.
Sedangkan pengertian penyusutan menurut Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara sesuai dengan pengertian menurut Standar Akuntansi Keuangan.
Semua aktiva tetap, kecuali tanah, akan semakin berkurang kemampuannya
untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu yang mengakibatkan
terjadinya penurunan nilai aktiva tersebut. Penurunan tersebut antara lain disebabkan
oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Harga perolehan (cost)
Yaitu uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul dan biaya-biaya lain yang
terjadi dalam perolehan aktiva sampai dengan aktiva siap untuk digunakan.
b. Nilai sisa (salvage value)
Yaitu jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain
untuk aktiva tersebut sudah tidak dapat dipergunakan lagi dikurangi dengan
biaya-biaya yang terjadi pada saat penjualan atau pertukaran.
Yaitu kegunaan suatu aktiva yang dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan
kebijaksanaan yang dianut dalam penyusutan.
2. Metode penyusutan
Berikut ini merupakan beberapa metode penyusutan yang umumnya digunakan
oleh suatu instansi adalah :
a. Metode Garis Lurus ( Straight – line method)
Rumus metode garis lurus adalah sebagai berikut :
Beban Penyusutan per tahun =
Aktiva
PT ABC pada awal Januari 2008 membeli sebuah mesin fotocopy dengan
harga Rp. 6.000.000,-. Mesin fotocopy ditaksir akan berumur 10 tahun dan nilai
residunya ditaksir Rp. 2.000.000,-.
Depresiasi per tahun =
Aktiva
Tabel 3.1
Depresiasi Metode Garis Lurus
Tahun Depresiasi (debet) Akm. Depresiasi (kredit) Nilai Buku
Rp. 6.000.000
1 Rp. 400.000 Rp. 400.000 5.600.000
2 400.000 800.000 5.200.000
3 400.000 1.200.000 4.800.000
4 400.000 1.600.000 4.400.000
5 400.000 2.000.000 4.000.000
6 400.000 2.400.000 3.600.000
7 400.000 2.800.000 3.200.000
8 400.000 3.200.000 2.800.000
9 400.000 3.600.000 2.400.000
10 400.000 4.000.000 2.000.000
b. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit Method)
Rumus metode jumlah angka tahun adalah sebagai berikut :
Beban Penyusutan
= Harga Perolehan yang tersusutkan x Periode masa manfaat yang tersisa
Jumlah Angka Tahun
Jumlah Angka Tahun = N (N + 1 )
Contoh :
PT ABC pada awal Januari 2008 membeli sebuah mesin fotocopy dengan
harga Rp. 4.000.000,-. Mesin fotokopy ditaksir akan dapat digunakan selama 5 tahun.
Taksiran nilai residu mesin fotokopy adalah Rp. 100.000,-.
Tahun ke 1 :
Atas dasar perhitungan diatas, maka dapat dibuat tabel depresiasi sebagai berikut :
Tabel 3.2
Depresiasi Metode Jumlah Angka Tahun
Tahun
c. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)
Penyusutan per tahun = 2 x tarif garis lurus x nilai buku pada awal tahun. 2 x 1/ masa manfaat x nilai buku pada awal tahun
Contoh :
PT ABC pada awal Januari 2008 membeli sebuah mesin dengan harga Rp.
4.200.000,-. Depresiasi per tahun 15% dari nilai buku. Perhitungan depresiasi
tahunan dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :
Tahun 1 : 30% x Rp. 4.200.000 Rp. 1.260.000
Atas dasar perhitungan diatas, maka dapat dibuat tabel depresiasi sebagai berikut :
Tabel 3.3
Depresiasi Metode Persentase Dari Nilai Buku
Tahun Depresiasi (debet) Akm. Depresiasi (kredit) Nilai Buku
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sampai saat ini belum
dapat menghitung sendiri besarnya penyusutan dari aktiva tetap yang ada. Hal ini di
sebabkan karena sampai saat ini yang berhak untuk menentukan besarnya penyusutan
aktiva tetap Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah Badan
Pembendaharaan Negara Republik Indonesia.
3. Akuntansi untuk penyusutan
Pada saat sebuah aktiva tetap diperoleh, rekening / akun yang tepat, misalnya
bangunan didebit dan kas atau utang dagang akan dikredit.
Contoh Pada tanggal 1 Januari 2007 sebuah perusahaan membeli bangunan
gudang secara tunai seharga Rp 40.000.000. Jurnalnya adalah :
2007 Jan.1
Gudang Rp 40.000.000
Kas Rp 40.000.000
Pada saat akhir periode akuntansi, beban penyusutan untuk bangunan gudang
adalah Rp2.000.000 per tahun maka jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir
periode akuntansi untuk penyusutan gudang adalah sebagai berikut :
31 Des. Beban penyusutan – Gudang Rp 2.000.000
Akumulasi Penyusutan – Gudang Rp 2.000.000
Sistem menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah “suatu jaringan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.
Sistem menurut Baridwan (2000 : 3) adalah “suatu kerangka dan prosedur- prosedur
yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh,
untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan”. Sistem
menurut Bordnar dan Hopwood (2001: 1) adalah “kumpulan dari sumber daya yang
berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan Sistem menurut Gerald
(2001 : 1) adalah “suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
adalah suatu kerangka dan prosedur- prosedur yang saling berhubungan yang disusun
sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan
atau fungsi utama dari perusahaan.
2. Pengertian Pengendalian intern
Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2007 : 122 ) Pengendalian intern adalah
“rencana organisasi dan semua metode serta kebijakan yang terkoodinasi dalam suatu
perusahaan untuk mengamankan kekayaan, menguji ketepatan dan sampai seberapa
jauh data akuntansi dapat dipercaya, menggalakkan efisiensi usaha serta mendorong
ditaatinya kebijakan pimpinan”.
dengan cara membandingkan antara prosedur-prosedur yang telah dibuat oleh
manajemen suatu organisasi dengan keadaan yang sebenarnya yang telah
dilaksanakan oleh perusahaan tersebut, apakah kegiatan operasional telah
dilaksanakan dengan baik atau terdapat penyimpanagn yang dapat merugikan
perusahaan.
Aktiva tetap memerlukan pengendalian intern yang tetap agar tidak terjadi
penggelapan, kecurangan, ataupun penyelewengan terhadap aktiva tersebut.
Penetapan sistem pengendalian intern yang baik dapat menunjang peningkatan
efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan. Fungsi pengendalian intern
dapat dilakukan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari setiap bagian kepala
perusahaan kemudian mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan.
Pimpinan bertanggungjawab penuh dalam usaha pengendalian intern terhadap
aktiva tetap. Manajemen perlu memperhatikan dan menentukan cara yang baik untuk
menciptakan sistem pengendalian intern yang efektif dan efisien agar pelaksanaan
prosedur–prosedur pengendalian intern dapat dilaksanakan sebaik mungkin.
Pengendalian intern merupakan kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang
untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan
tujuan perusahaan dapat dipenuhi.
Beberapa tujuan dari pengendalian intern terhadap aktiva tetap adalah :
a. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam
b. Membatasi pengeluaran modal saham limit yang disetujui sesuai kebutuhan
perusahaan,
c. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan
perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva,
d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam
menjalankan aktivitas perusahaan,
e. Menetapkan prosedur – prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu
aktiva tetap.
Sistem Pengendalian Intern terhadap Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara yaitu :
1. Perolehan aktiva tetap
Mengutip yang telah diuraikan di atas mengenai cara perolehan aktiva tetap
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yaitu meminta
persetujuan dari pihak atasan (Dekan) sebagai instansi terkait.
2. Metode penyusutan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara tidak ada metode penyusutan
yang digunakan karena tidak adanya pemisahaan asset-asset pada Universitas
Sumatera Utara dan antara unit kerja lainnya, pencatatan pelaporan dipusatkan
di Biro Rektor.
Penggunaan aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
disesuaikan berdasarkan pada kebutuhan aktiva tetap yang akan digunakan
oleh pihak-pihak yang enggunakan aktiva tetap tersebut.
Dari uraian di atas Sistem Pengendalian Intern terhadap Aktiva Tetap Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara belum bisa dikatakan efektif dan efisien karena
sampai saat ini belum dapat menghitung sendiri besarnya penyusutan dari aktiva tetap
yang ada. Hal ini di sebabkan karena sampai saat ini yang berhak untuk menentukan
besarnya penyusutan aktiva tetap Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
adalah Badan Pembendaharaan Negara Republik Indonesia.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis membahas secara teoritis dan kemudian membandingkan
dengan hasil penelitian yang dilakukan pada Fakultas Ekonomi USU, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Sistem Pengendalian intern terhadap aktiva tetap yang dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara belum bisa dikatakan efektif dan efisien
karena sampai saat ini belum dapat menghitung sendiri besarnya penyusutan dari
aktiva tetap yang ada. Hal ini di sebabkan karena sampai saat ini yang berhak
untuk menentukan besarnya nilai buku aktiva tetap Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara adalah Badan Pembendaharaan Negara Republik Indonesia.
2. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dalam memperoleh aktiva tetap yaitu dengan cara membeli secara tunai, melalui hibah, sumbangan, dan
bantuan-bantuan. Disamping itu, perusahaan juga mendapatkan aktiva tetap dengan cara
membangun sendiri,
3. Dalam struktur organisasi Fakultas Ekonom Universitas Sumatera Utara dapat dilihat bahwa seorang pegawai yang bertanggung jawab dibidang administrasi juga
mengurusi bidang keuangan, akuntansi, dan sebagian fungsi HRD. Hal ini
4. Penggantian aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aktiva lain, karena aktiva
tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva
tersebut telah usang, rusak, maupun tidak fungsional lagi. Pencatatan pelaporan
dipusatkan di Biro Rektor.
B. Saran
Untuk mengakhiri penulisan skripsi ini, penulis mencoba mengemukakan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Pengendalian intern pada aktiva tetap sebaiknya terus ditingkatkan untuk
mencapai pengendalian intern yang lebih baik, selain membantu untuk mencegah
terjadinya penyelewengan atas aktiva tetap, hal ini akan membantu manajemen
mengelola harta yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien,
2. Fakultas Ekonomi USU diharapkan dapat menyusun sendiri besarnya penyusutan
aktiva tetap untuk menentukan alokasi biaya terhadap penggunaan aktiva tetap
tersebut,
3. Diberlakukannya kebijakan management menyangkut penggunaan aktiva tetap
yang bersangkutan,
4. Akan lebih baik bila ada pemisahan tugas yang jelas untuk menghindari
terjadinya tugas rangkap,
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, 2004. Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, BPFE Yogyakarta.
Harahaf, Sofyan Syafri, 2004. Akuntansi Aktiva Tetap, Akuntansi Pajak, Revaluasi,
Leasing, Bumi Aksara , Jakarta.
Harnanto, 2002. Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu, Salemba Empat, Yogyakarta, 314.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 16.2.
Kieso, Donald E, Jerry J, Weygant, and Terry D. Warfield, 2001. Intermediate
Accounting, 10th edition, New York; Jhon Wiley and Sons, Inc.
Kusnadi, 2000. Akuntansi Keuangan Menengah, Malang; Universitas Brawijaya.
Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta.
Simamora, Hendry, 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid II, Salemba Empat, Jakarta, 298-318.
Stice, Earl K, James D. Stice, and K. Fred Skousen, 2004. Intermediate
Accounting, 15th edition, Salemba Empat, Jakarta .
Subroto, Bambang, Drs, 1991. Akuntansi Keuangan Intermedite, Edisi 2, FE UGM, Yogyakarta.