• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Servqual Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan Kec. Batang Onang Kab. Padang Lawas Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Servqual Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan Kec. Batang Onang Kab. Padang Lawas Utara"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1-EKSTENSI MEDAN

ANALISIS PENGARUH SERVQUAL TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI

PEGAWAI NEGERI SEKOLAH LANJUTAN KEC.BATANG ONANG KAB. PADANG

LAWAS UTARA

SKRIPSI

OLEH

ERNI HANDAYANI NASUTION

000521010 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Erni Handayani Nasution (2010). Analisis Pengaruh Servqual Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan Kec. Batang Onang Kab. Padang Lawas Utara. Di bawah bimbingan dosen pembimbing Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, Ibu Prof. Dr Ritha F Dalimunthe SE, Msi (Ketua Departemen Manajemen), Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si (Penguji I) dan Bapak Fadli, SE, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis apakah variabel-variabel bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati memiliki pengaruh terhadap keputusan penggunaan jasa Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antar variabel bebas dengan variabel terikat.

Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linear berganda dimana proses pengolahan datanya menggunakan program SPSS 15 for windows. Penggunaan analisis regresi ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh variabel-variabel bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati secara bersama-sama dan secara parsial terhadap keputusan penggunaan jasa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan penggunaan jasa Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan. Berdasarkan pengujian secara parsial menunjukkan variabel kehandalan, jaminan dan empati berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan penggunaan jasa Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan, hal ini terihat dari signifikan kehandalan 0,007<0,05 dan nilai t hitung > t tabel (2,816>1,658), signifikan jaminan 0,041<0,05 dan nilai t hitung > t tabel (2,090>1,1,658) dan signifikan empati 0,004<0,05 dan nilai t hitung < t tabel (3,043>1,658). Variabel daya tanggap berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan penggunaan jasa Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan dengan signifikan 0,211>0,005 dan nilai t hitung < t tabel (1,267<1,658>. Variabel bukti langsung negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan penggunaan jasa Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan dengan signifikan 0,853>0,05 dan t hitung < t tabel (-0,188<1,658).

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkankan ke hadirat Allah SWT

atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul: Analisis Pengaruh Servqual Terhadap Keputusan

Penggunaan Jasa Simpan Pinjam pada Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan Kec. Batang Onang Kab. Padang Lawas Utara disusun penulis

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi di fakultas

ekonomi departemen manajemen Universitas Sumatera Utara.

Penulis selama penelitian sampai dengan akhir penyusunan skripsi ini

banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil,

menerima saran, kritik, masukan, motivasi, dan doa dari berbagai pihak yang amat

besar artinya bagi penulis. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE, M.Si selaku ketua departemen

manajemen yang selalu banyak memberikan motivasi dan bimbingan.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati MBA selaku sekretaris departemen manajemen

yang selalu memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi

ini.

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang SE, M.Si selaku dosen pembimbing,

secara khusus penulis sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

(4)

saran dari awal penulisan skripsi ini hingga penulis dapat

menyelesaikannya sebagaimana mestinya.

5. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini M.Si selaku dosen penguji I yang selalu

memberikan saran serta masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Fadli SE, M.Si selaku dosen penguji II yang selalu memberikan

saran dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya

departemen manajemen yang telah banyak membantu dalam

menyelesaikan segala bentuk urusan administrasi selama perkuliahan.

8. Bapak Drs. Romali Nasution selaku pimpinan Koperasi Pegawai Negeri

Sekolah Lanjutan yang telah banyak membantu selama penelitian.

9. Terimakasih yang tidak terhingga kepada kedua Orang Tuaku Ayahanda

H. Romali Nasution dan Hj. Ibunda Agam Suryani Dalimunthe yang selalu

memberikan nasehat, motivasi, kepercayan serta kesabaran yang memacu

penulis untuk melakukan yang terbaik dalam hidup ini. Skripsi ini ku

persembahkan kepada Ayah dan Ibu.

10. Buat abangku Asrul, Henra dan Henri, kakakku Tetti, serta adikku Cindi

dan Irma terimakasih atas motivasi dan semangat yang tak terhingga

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

11. Buat Isma, Eka UP, Eka S, Ifah, Riri, Icha, Imel, Jali, Risto, Mita dan Bea

terimakasih atas motivasi dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi.

12. Serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga

(5)

Penulis berharap semoga yang telah ditulis dalam skripsi yang sederhana

ini dapat dipergunakan dan dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan dan

masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga Allah SWT senantiasa

bersama kita.

Alhamdulillahirabbil’alamin Medan, September 2010

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 27

(7)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Analisis ... 37

B. Pembahasan ... 46

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 46

2. Analisis Regresi Linear Berganda ... 49

3. Uji Hipotesis ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keuntungan Usaha Koperasi Pegawai Negeri Sekolah

Lanjutan ... 5

Tabel 1.2 Keuntungan Usaha Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan ... 6

Tabel 1.3 Definisi Operasional Variabel ... 10

Tabel 2.1 Ringkasan Peneliti Terdahulu ... 19

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 38

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 39

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Anggota ... 39

Tabel 4.5 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Bukti Langsung ... 40

Tabel 4.6 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Kehandalan ... 41

Tabel 4.7 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Daya Tanggap ... 42

Tabel 4.8 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Jaminan 43 Tabel 4.9 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Empati 44 Tabel 4.10 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Keputusan Penggunaan Jasa ... 45

Tabel 4.11 Item-Total Statistic ... 47

Tabel 4.12 Item-Total Statistic ... 48

Tabel 4.13 Reliability Statistic ... 49

Tabel 4.14 Variables Entered/Revoved(b) ... 49

Tabel 4.15 Coefficients(a) ... 50

Tabel 4.16 Anova(b) ... 51

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

ABSTRAK

Erni Handayani Nasution (2010). Analisis Pengaruh Servqual Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan Kec. Batang Onang Kab. Padang Lawas Utara. Di bawah bimbingan dosen pembimbing Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, Ibu Prof. Dr Ritha F Dalimunthe SE, Msi (Ketua Departemen Manajemen), Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si (Penguji I) dan Bapak Fadli, SE, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis apakah variabel-variabel bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati memiliki pengaruh terhadap keputusan penggunaan jasa Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antar variabel bebas dengan variabel terikat.

Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linear berganda dimana proses pengolahan datanya menggunakan program SPSS 15 for windows. Penggunaan analisis regresi ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh variabel-variabel bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati secara bersama-sama dan secara parsial terhadap keputusan penggunaan jasa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan penggunaan jasa Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan. Berdasarkan pengujian secara parsial menunjukkan variabel kehandalan, jaminan dan empati berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan penggunaan jasa Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan, hal ini terihat dari signifikan kehandalan 0,007<0,05 dan nilai t hitung > t tabel (2,816>1,658), signifikan jaminan 0,041<0,05 dan nilai t hitung > t tabel (2,090>1,1,658) dan signifikan empati 0,004<0,05 dan nilai t hitung < t tabel (3,043>1,658). Variabel daya tanggap berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan penggunaan jasa Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan dengan signifikan 0,211>0,005 dan nilai t hitung < t tabel (1,267<1,658>. Variabel bukti langsung negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan penggunaan jasa Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan dengan signifikan 0,853>0,05 dan t hitung < t tabel (-0,188<1,658).

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi masyarakat dan tumbuhnya lembaga-lembaga

keuangan yang menawarkan jasa sejenis dengan jasa yang ditawarkan koperasi

seperti jasa simpan pinjam mengakibatkan persaingan dibidang jasa simpan

pinjam semakin meningkat. Lembaga-lembaga keuangan lain yang menawarkan

berbagai kemudahan serta jasa yang lebih baik mulai mendapatkan hati di

masyarakat. Masyarakat mulai tertarik untuk mencoba dan memanfaatkan jasa

lembaga keuangan lain, diantara mereka merasakan lembaga keuangan lain juga

memberikan jasa yang baik, lebih perhatian dan banyak memberikan kemudahan.

Seseorang mengambil keputusan menggunakan suatu jasa berharap bahwa

jasa tersebut akan mampu memberikan kegunaan maksimum baginya. Pemasaran

kualitas jasa (servqual) merupakan satu hal yang sangat berpengaruh terhadap

keputusan anggota, sehingga pihak koperasi harus mengupayakan memberikan

jasa yang sebaik-baiknya. Menurut Parasuraman et al. dalam Tjiptono (2000:42)

dimensi kualitas jasa (servqual) terdiri dari: bukti langsung, kehandalan, daya

tanggap, jaminan dan empati.

Kualitas jasa (servqual) apabila dikelola dengan tepat, berkontribusi positif

terhadap keputusan anggota menggunakan jasa dan memberikan nilai plus berupa

motivasi khusus bagi para anggota untuk meningkatkan hubungan relasi jangka

(12)

untuk memahami dengan seksama apa yang menjadi harapan dan kebutuhan

anggota.

Model kualitas jasa (servqual) yang paling populer hingga kini banyak

dijadikan acuan riset manajemen dan pemasaran jasa adalah model servqual

(singkatan dari service quality). Model ini banyak digunakan karena memiliki

sejumlah keunggulan. Pertama, instrumen servqual telah berkembang menjadi

semacam standar dalam penilaian atas berbagai dimensi kualitas layanan. Kedua,

berbagai riset telah menunjukkan bahwa instrumen servqual sahih (valid) untuk

berbagai konteks layanan. Ketiga, riset juga mengindikasikan bahkan kuesioner

serqual andal (reliable), artinya pertanyaan-pertanyaan diinterprestasikan secara

sama oleh responden berbeda. Keempat, intrumen servqual memenuhi kriteria

parsomi, karena hanya terdiri atas 22 item, sehingga dapat diisi secara cepat oleh

responden. Kelima, instrumen servqual memiliki prosedur prosedur baku yang

memudahkan interprestasi hasil (Tjiptono, 2008 :107).

Koperasi menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan

dana dalam upaya memperbaiki taraf kehidupan, pemenuhan kebutuhan

sehari-hari dan mengembangkan usaha. Selain sebagai alternatif sumber mendapatkan

dana, koperasi juga menjadi salah satu pilihan untuk menginvestasikan dana

(menabung). Masyarakat senang menabung di koperasi karena selain praktis, juga

akan mendapatkan bunga di akhir tahun, ditambah dengan harapan akan

mendapatkan sisa hasil usaha. Melihat perilaku tersebut, maka muncul kualitas

jasa (servqual) dibidang koperasi seperti simpan pinjam, penyewaan taratak,

(13)

Kualitas jasa (servqual) dinilai atau dievaluasi berdasarkan penilaian

keseluruhan antara apa yang diterima dan dialami dibandingkan dengan harapan.

Ada dua faktor utama yang dijadikan pedoman, yaitu: jasa yang diterima dan

harapan tentang jasa yang akan diterima. Koperasi yang memenuhi jasa yang

diterima, harapan tentang jasa yang akan diterima dan proses keputusan

penggunaan jasa anggotanya berarti mengalami kesuksesan dalam pemasarannya.

Koperasi yang mempunyai kualitas jasa (servqual) yang baik dapat

mempengaruhi anggota untuk menggunakan jasa yang ditawarkan koperasi. Pihak

koperasi harus melihat lebih jauh faktor yang mempengaruhi anggota dalam

menggunakan jasa koperasi untuk meraih keberhasilan. Koperasi yang memahami

anggota berarti koperasi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan anggota

yang bertujuan untuk mempengaruhi keputusan anggota dan memenangkan

persaingan.

Anggota koperasi dapat menilai kualitas jasa (servqual) dari dimensi yang

dianggap penting sesuai dengan keinginan dan harapannya, sehingga pihak

koperasi harus mengupayakan memberikan kualitas jasa (servqual) yang

sebaik-baiknya. Kualitas jasa (servqual) adalah suatu kegiatan pelayanan yang diberikan

kepada pelanggan sesuai dengan prinsip: lebih mudah, lebih baik, cepat, tepat,

akurat, ramah, sesuai dengan harapan pelanggan

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu koperasi untuk tetap

unggul dalam persaingan, tergantung kepada kemampuan koperasi tersebut untuk

menjaga kualitas jasa (servqual) yang diberikan kepada anggota. Koperasi harus

(14)

anggotanya. Bagaimana koperasi mampu mengenali keinginan dan harapan

anggota, serta mampu menyusun strategi pemasaran yang tepat yang sesuai

dengan kondisi anggotanya merupakan kunci penting dalam upaya mewujudkan

kepuasan anggota dan mencapai kinerja bisnis yang unggul.

Kualitas jasa (servqual) dinilai berdasarkan bukti langsung yang ada di

koperasi, kehandalan atau kemampuan koperasi dalam memberikan jasa

pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan, daya tanggap memberikan pelayanan

dengan cepat dan tepat, jaminan oleh koperasi sehingga anggota bisa memberikan

kepercayaan kepada koperasi dan empati atau perhatian yang diberikan koperasi.

Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan berada di Kabupaten Padang

Lawas Utara. Kabupaten Padang Lawas Utara adalah kabupaten yang baru

berkembang dan merupakan daerah otonomi yang terbentuk berdasarkan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007, yang sebelumnya menjadi

bagian dari Kabupaten Tapanuli Selatan.Ibukota Kabupaten Padang Lawas Utara

berkedudukan di Gunung Tua. Di Kabupaten Padang Lawas Utara ini terdiri dari

sembilan kecamatan, dimana Kecamatan Batang Onang merupakan salah satunya

Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan berdiri pada tanggal 07

Agustus 1978 dengan nama Koperasi Pegawai Negeri Kec. Sosopan. Pada tahun

1982 nama Koperasi Pegawai Negeri Kec. Sosopan ini diganti menjadi Koperasi

Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan. Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan

merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa. Usaha yang

(15)

penyewaan taratak, pentas dan kursi, serta penjualan tanah perumahan. Usaha

simpan pinjam merupakan usaha inti yang dikelola oleh Koperasi Pegawai Negeri

Sekolah Lanjutan yang beroperasi sejak tahun 1982, sedangkan penjualan tanah

perumahan sejak tahun 2003 baru memperoleh keuntungan pada tahun 2006 dan

usaha penyewaan taratak, pentas dan kursi sejak tahun 2005.

Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan ini dalam meningkatkan

kualitas jasanya dapat diperlihatkan dari keuntungan yang diperoleh setiap

tahunnya. Keuntungan usaha Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan dapat

dilihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2.

Tabel 1.1

Keuntungan Usaha Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan Per 31 Desember (dalam Rp)

Tahun Simpan Pinjam Penyewaan Taratak, Pentas

dan Kursi

(16)

Tabel 1.2

Keuntungan Usaha Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan Per 31 Desember (dalam Rp)

Tahun Simpan Pinjam Penyewaan Taratak, Pentas

dan Kursi

2006 95.557.185 2.651.000 3.183.890

2007 120.897.600 4.071.250 2.533.133

2008 145.456.950 4.280.750 764.273

2009 173.936.805 5.936.000 762.174

Sumber: Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan

Berdasarkan Tabel 1.1 dan Tabel 1.2, usaha simpan pinjam selain sebagai

usaha inti dari Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan juga merupakan usaha

yang mendapatkan keuntungan yang paling banyak dari usaha lainnya. Kondisi

tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Pengaruh Servqual Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan Kec. Batang Onang Kab. Padang Lawas Utara”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah faktor kualitas jasa

atau servqual (bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan anggota koperasi dalam

menggunakan jasa simpan pinjam pada Koperasi Pegawai Negeri Sekolah

(17)

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek

penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel

yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan

masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei

literatur (Kuncoro, 2003:44).

Pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang

mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

alternatif, dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003:415). Keputusan

dalam penelitian ini adalah keputusan penggunaan jasa koperasi. Keputusan

penggunaan jasa koperasi sebagai variabel terikat (Y).

Menurut Tjiptono (2000:42) dimensi kualitas jasa (servqual) terdiri dari

bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati. Pada kerangka

penelitian ini dikemukakan variabel bebas yang akan diteliti, yaitu bukti langsung

(X1), kehandalan (X2), daya tanggap (X3) jaminan (X4), dan empati (X5).

Gambar: 1.1 Kerangka Konseptual

Bukti Langsung (X1)

Kehandalan (X2)

Daya Tanggap (X3)

Jaminan (X4)

Keputusan Penggunaan Jasa Koperasi (Y)

(18)

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya

melalui riset. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya

merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan

masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih dahulu melalui

analisis data (Suliyanto, 2006:53).

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang

dikemukakan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah faktor kualitas jasa

atau servqual (bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan anggota menggunakan jasa

simpan pinjam pada Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah Untuk mengetahui dan

menganalisis faktor kualitas jasa atau servqual (bukti langsung, kehandalan, daya

tanggap, jaminan dan empati) yang mempengaruhi keputusan anggota

menggunakan jasa simpan pinjam pada Koperasi Pegawai Negeri Sekolah

Lanjutan.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan juga bermanfaat, baik bagi koperasi, penulis dan

(19)

a. Bagi Koperasi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang dapat

dijadikan sebagai acuan untuk terus meningkatkan jasa yang diberikan

agar tercipta kepuasan dan loyalitas anggota Koperasi Pegawai Negeri

Sekolah Lanjutan.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk

menerapkan teori-teori dan literatur yang penulis peroleh di bangku

perkuliahan, dan mencoba membandingkannya dengan praktek yang

ada di lapangan. Dengan demikian akan menambah pemahaman

penulis dalam bidang manajemen khususnya dibidang pemasaran dan

jasa koperasi.

c. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan

referensi dalam melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah

yang sama dimasa yang akan datang, maupun untuk penelitian

lanjutan.

F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas (X) terdiri dari: variabel bukti langsung (X1),

(20)

b. Variabel terikat (Y) yakni keputusan menggunakan jasa simpan pinjam

pada Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan.

2. Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel diperlukan untuk menjelaskan variabel yang

sudah diidentifikasikan sebagai upaya pemahaman dalam penelitian.

Tabel 1.3

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala Ukur

Bukti Langsung (X1)

Penampilan fasilitas fisik 1. Sarana 2. Gedung

Skala likert

Kehandalan (X2) Kemampuan memberikan

pelayanan yang dijanjikan

Jaminan (X4) Pengetahuan, kompetensi,

kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para pengurus, bebas dari bahaya, keragu-raguan atau resiko.

Empati (X5) Perhatian secara individual

yang diberikan kepada anggota

1. Memberikan

mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya

(21)

3. Pengukuran Variabel

Pengukuran yang dilakukan penulis dalam proses pengolahan data adalah

dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

(Ginting dan Situmorang, 2008:121). Pada penelitian ini responden memilih salah

satu dari jawaban yang diberi skor tertentu. Skor responden kemudian

dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang ditafsir

sebagai posisi responden dalam skala likert.

Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut:

Sangat setuju : diberi skor 5

Setuju : diberi skor 4

Kurang setuju : diberi skor 3

Tidak setuju : diberi skor 2

Sangat tidak setuju : diberi skor 1

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan

yang beralamat di Pasar Matanggor Kec. Batang Onang Kab. Padang Lawas

Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus 2010.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi.

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota

(22)

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sampling jenuh,

yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel dan istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana

semua populasi menjadi sampel (Ginting dan Situmorang, 2008:142).

Sampel dalam penelitian ini yaitu anggota Koperasi Pegawai Negeri

Sekolah Lanjutan, yaitu berjumlah 60 orang.

6. Jenis dan Sumber Data

a. Data primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih

pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar

pertanyaan atau kuesioner dan wawancara.

b. Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan

mempelajari berbagai tulisan yang berhubungan dengan kualitas jasa

(servqual) dan data dari Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan.

7. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Melakukan wawancara secara langsung dengan anggota Koperasi

(23)

b. Daftar pertanyaan atau kuesioner

Yakni pengumpulan data dengan memberi daftar pertanyaan kepada

para responden, jawaban tersebut kemudian diberi skor sesuai dengan

skala likert.

c. Studi dokumentasi

Mengumpulkan data dengan cara mempelajari buku-buku dan jurnal

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam

pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur

apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala

tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Situmorang et

al, 2008:33).

Dalam penelitian ini pengujian validitas akan dilakukan kepada 30

responden yang berasal dari luar sampel yaitu pada Koperasi Pegawai Negeri

Guru-Guru SD di Kec. Batang Onang Kab. Padang Lawas Utara. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 15.0, dengan kriteria sebagai

berikut:

Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.

(24)

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian.

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali

untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiono,

2006:110). Jika hasil pengukuran yang dilakukan secara berulang relatif sama

maka pengukuran tersebut dianggab memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Uji ini

dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah

valid. Kriteria dalam menentukan reliabilitas suatu kuesioner adalah sebagai

berikut:

Jika ralpha positif atau > dari rtabel, maka pertanyaan dinyatakan reliabel.

Jika rhalpha negatif atau < dari rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak reliabel.

9. Teknik Analisis Data

a. Metode analisis deskriptif

Yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum dan generalisasi (Ginting dan Situmorang, 2008:187).

b. Metode analisis regresi berganda

Menurut Purwanto (2004:532) analisis regresi berganda digunakan

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas (bukti

langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dam empati) terhadap

(25)

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan

aplikasi software SPSS versi 15.0 for Windows. Adapun model

persamaan yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +e

Dimana :

Y = keputusan penggunaan jasa koperasi

a = konstanta

b1 – b5 = koefisien regresi

X1 = skor dimensi bukti langsung

X2 = skor dimensi keandalan

X3 = skor dimensi daya tanggap

X4 = skor dimensi jaminan

X5 = skor dimensi empati

e = standard error

c. Pengujian Hipotesis

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui

kesesuaian atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data

sampel (Purwanto, 2004:465).

Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) semakin besar terhadap

variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat

(26)

dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap

variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan

tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti

terhadap variabel terikat.

2. Uji Signifikan Serentak (Uji – F)

Uji – F digunakan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel

bebas, untuk dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman

variabel terikat (Purwanto, 2004:523).

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4,

X5) yaitu berupa variabel bukti langsung, kehandalan, daya tanggap,

jaminan dan empati terhadap keputusan penggunaan jasa koperasi pada

Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan, yaitu variabel terikat (Y).

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4,

X5) yaitu berupa variabel bukti langsung, kehandalan, daya tanggap,

jaminan dan empati terhadap keputusan penggunaan jasa koperasi pada

Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan, yaitu variabel terikat (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5 %

(27)

3. Uji signifikan Parsial atau Individual (Uji - t)

Uji – t digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas

berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat (Purwanto,

2004:525).

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) yaitu

berupa variabel bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan

dan empati terhadap keputusan penggunaan jasa koperasi pada

Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan, yaitu variabel terikat

(Y).

Ha : b1≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) yaitu berupa

variabel bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan

empati terhadap keputusan penggunaan jasa koperasi pada Koperasi

Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan, yaitu variabel terikat (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 %

(28)

BAB II

URAIAN TEORETIS

A. Penelitian Terdahulu

Simalango (2009) didalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kualitas

Pelayanan Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Memakai Jasa Tahapan

BCA pada PT. Bank Central Asia Tbk Kantor Cabang Utama Medan

menunjukkan bahwa secara simultan kualitas pelayanan yang terdiri dari

reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangibles berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan nasabah PT. Bank Central Asia Tbk Kantor Cabang

Utama Medan. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya tiga

variabel yaitu assurance, empathy dan tangible yang secara signifikan

mempengaruhi kepuasan nasabah PT. Bank Central Asia Tbk Kantor Cabang

Utama Medan. Sedangkan variabel reliability dan responsiveness tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan nasabah PT. Bank Central Asia

Tbk Kantor Cabang Utama Medan. Dan secara simultan kepuasan nasabah

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah PT. Bank Central Asia Tbk

Kantor Cabang Utama Medan

Perangin-angin (2009) didalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

Kualitas Pelayanan (Service Quality) Terhadap Minat Konsumen pada Bengkel

Anugrah Motor Sport menyimpulkan bahwa variabel kehandalan, daya tanggap,

jaminan, empati dan bukti fisik secara simultan berpengaruh positif dan signifikan

(29)

penelitian ini juga diperoleh bahwa kehandalan merupakan variabel yang paling

dominan mempengaruhi minat konsumen pada Bengkel Anugrah Motor Sport.

Tabel 2.1

Ringkasan Peneliti Terdahulu

Keterangan Simalango (2009) Perangin-angin (2009)

Hasil pengujian secara

parsial.

Hasil pengujian secara

simultan.

Variabel assurance,

empathy dan tangible

secara signifikan

Semua variabel X secara

simultan berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap minat

konsumen.

B. Pengertian Jasa

Menurut Kotler dalam Umar (2003:3) jasa adalah setiap tindakan atau

perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada

dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan

kepemilikan sesuatu. Menurut Tjiptono (2005:18) berbagai riset dan literatur

pemasaran jasa mengungkapkan bahwa jasa memiliki sejumlah karakteristik unik

(30)

Secara garis besar karakteristik itu terdiri dari:

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa merupakan suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, kinerja atau

usaha, oleh sebab itu sifat jasa tidak berwujud artinya jasa tidak bisa dilihat,

diraba, dicium atau didengar sebelum dibeli dan dikonsumsi.

2. Inseparability (tidak terpisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan

jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi

pada waktu dan tempat yang sama. Ini berarti bahwa jasa tidak dapat dipisahkan

dari penyedianya.

3. Variability (keanekaragaman)

Jasa bersifat sangat beraneka ragam karena non-standardized output,

artinya banyak variansi bentuk, kualitas dan jenisnya tergantung pada siapa, kapan

dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan demikian bila

suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.

5. Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang.

Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan manfaat

(31)

C. Pengertian Kualitas

Feigenbaum dalam Nasution (2004:41) menyatakan bahwa kualitas adalah

kepuasan pelanggan sepenuhnya. Suatu produk berkualitas apabila dapat memberi

kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan

konsumen atas suatu produk.

Menurut Garvin (Nasution, 2004:42) ada lima perspektif kualitas yang

biasa digunakan, yaitu:

1. Transcendental approach

Dalam perspektif ini, kualitas dipandang sebagai sesuatu yang secara intuitif

dapat dipahami, namun hampir tidak mungkin dikomunikasikan, contohnya

kecantikan atau cinta. Perspektif ini menegaskan bahwa orang hanya dapat

belajar memahami kualitas melalui pengalaman yang didapatkan.

2. Product-based approach

Perspektif ini mengasumsikan bahwa kualitas merupakan karakteristik,

komponen atau atribut objektif yang dapat diperhitungkan dan dapat diukur.

Perbedaan dalam hal kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah

beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Semakin banyak atribut

yang dimiliki sebuah produk atau merek, semakin berkualitas produk atau

merek bersangkutan.

3. User-based approach

Perspektif ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada

orang yang menilainya, sehingga produk yang paling memuaskan seseorang

(32)

ini menyatakan bahwa setiap pelanggan memiliki kebutuhan dan keinginan

masing-masing yang berbeda satu sama lain, sehingga kualitas bagi seseorang

adalah kepuasan maksimum yang dirasakannya.

4. Manufacturing-based approach

Perspektif ini lebih terfokus pada praktik-praktik perekayasaan dan

pemanufakturan, serta mendefenisikan kualitas sebagai kesesuaian atau

kecocokan dengan persyaratan. Ancangan semacam ini menekankan

penyesuaian spesifikasi produksi dan operasi yang disusun secara internal,

yang sering kali dipicu oleh keinginan untuk meningkatkan produktifitas dan

menekan biaya. Jadi, yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang

ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang membeli atau menggunakan

produk jasa.

5. Value-based approach

Perspektif ini memandang kualitas dari aspek nilai dan harga, dengan

mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefenisikan

sebagai tingkat kinerja yang terbaik atau yang sepadan dengan harga yang

dibayarkan. Kualitas dalam perspektif ini bersifat relatif, sehingga produk

yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai.

Tetapi produk yang paling bernilai adalah barang atau jasa yang paling tepat

(33)

D. Kualitas Jasa

Menurut Gronroos (Nasution, 2004:47) kualitas total suatu jasa terdiri atas

tiga komponen utama, yaitu:

1. Technical quality, komponen yang berkaitan dengan kualitas keluaran

pelayanan yang diterima pelanggan.

2. Functional quality, komponen yang berkaitan dengan kualitas cara

penyampaian suatu jasa.

3. Corporate image, yaitu profit, reputasi, citra umum dan daya tarik khusus

suatu perusahaan.

Menurut Parasuraman et al. (Tjiptono, 2005:262) dalam model servqual,

kualitas juga didefenisikan sebagai “penilaian atau sikap global berkenaan dengan

superioritas suatu jasa”. Model servqual meliputi analisis terhadap lima gap yang

berpengaruh terhadap kualitas jasa.

Gap pertama adalah kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi

manajemen terhadap harapan pelanggan (knowledge gap). Pihak manajemen

perusahaan tidak selalu dapat memahami harapan pelanggan secara akurat.

Gap kedua berupa perbedaan antara persepsi manajemen terhadap harapan

konsumen dan spesifikasi kualitas jasa (standards gap). Dalam situasi-situasi

tertentu, manajemen mungkin mampu memahami secara tepat apa yang

diinginkan pelanggan, namun mereka tidak menyusun standar kinerja yang jelas.

Ini bisa karena tiga penyebab antara lain:

1. Tidak adanya komitmen total manajemen terhadap kualitas jasa.

(34)

3. Adanya kelebihan permintaan.

Gap ketiga berupa perbedaan antara spesifikasi kualitas jasa dan

penyampaian jasa (delivery gap). Gap ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor,

diantaranya :

1. Karyawan kurang terlatih (belum menguasai tugasnya).

2. Beban kerja terlampau berlebihan.

3. Standar kinerja tidak dapat dipenuhi oleh karyawan.

4. Karyawan tidak bersedia memenuhi standar kinerja yang ditetapkan.

Gap keempat berupa perbedaan antara penyampaian jasa dan komunikasi

eksternal (communication gap). Seringkali harapan pelanggan dipengaruhi iklan

dan pernyataan/janji/slogan yang dibuat perusahan. Resikonya harapan pelanggan

bisa membumbung tinggi dan sulit dipenuhi, terutama jika perusahaan

memberikan janji yang muluk-muluk.

Gap kelima adalah kesenjangan antara jasa yang dipersepsikan dengan jasa

yang diharapkan (service gap). Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur

kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda, atau bisa juga mereka keliru

mempersepsikan kualitas jasa tersebut. Gap kelima berkaitan dengan perspektif

pelanggan terhadap lima dimensi kualitas jasa, yakni reliabilitas, daya tanggap,

jaminan, empati, dan bukti langsung.

Pengukuran kualitas jasa dalam model servqual didasarkan pada skala

multi item yang dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan, serta

(35)

Dimensi kualitas jasa yaitu (Tjiptono, 2005:273):

1. Kehandalan, yakni kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan

segera, akurat dan memuaskan.

2. Daya tanggap, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan

dalam memberikan layanan dangan tanggap.

3. Jaminan, mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan dan sifat dapat

dipercaya yang dimiliki para staf.

4. Empati, meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik,

perhatian pribadi dan pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan.

5. Bukti langsung, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana

komunikasi.

E. Pengertian dan Peran Koperasi

Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau

badan-badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk dan keluar

sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan manjalankan usaha

untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya. Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian diberikan pengertian sebagai

berikut: Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas

(36)

Menurut Anoraga dan Sudantoko (2002:20) koperasi simpan pinjam atau

koperasi kredit adalah jenis koperasi yang didirikan untuk memberikan

kesempatan kepada anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan biaya

bunga yang ringan. Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit bergerak dalam

lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan para anggota secara

terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggotanya secara mudah,

murah, dan cepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dalam Sumarsono

(2003:10) dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional,

yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan

(37)

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah

proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi

dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.

Ada empat faktor yang mempengaruhi konsumen (Setiadi, 2003:11) yaitu:

1. Faktor Kebudayaan

Budaya masyarakat tertentu dapat membentuk perilaku konsumen. Dalam

faktor kebudayaan, ada komponen budaya itu sendiri, yaitu sub-budaya, dan kelas

sosial. Komponen sub-budaya dalam konteks masyarakat Indonesia, bisa kita

anggap suku-suku tertentu yang memiliki budaya sendiri. Sementara itu, Kotler

merumuskan kelas sosial sebagai pengelompokan masyarakat yang mempunyai

minat, nilai-nilai serta perilaku yang serupa, dan dikelompokkan secara

berjenjang.

2. Faktor Sosial

Individu adalah makhluk sosial. Individu pada dasarnya mendapatkan

pengaruh dari orang-orang di sekitarnya saat membeli barang. Ada tiga aspek

dalam faktor sosial yaitu kelompok rujukan, keluarga, serta peran dan status.

3. Faktor Pribadi

a. Usia dan Siklus Hidup

Individu mengalami beberapa tahapan dalam siklus hidupnya. Berbagai

tahapan dalam pribadi seseorang ini membutuhkan produk dan jasa yang

(38)

b. Pekerjaan

Setiap orang memiliki cita-cita tertentu tentang pekerjaannya. Namun

banyak yang tidak dapat merealisasikan cita-cita itu. Orang bisa bekerja

dengan cita-citanya atau tidak, namun yang jelas ia memerlukan

barang-barang yang sesuai dengan pekerjaannya.

c. Gaya Hidup

Pemasar bisa menganalisis gaya hidup seseorang dari bagaimana orang itu

beraktivitas maupun dari opini meraka.

d. Pribadi dan Konsep Diri

Kepribadian merupakan karakter-karakter khusus yang ada pada individu,

dan biasanya tidak mudah untuk berubah. Konsep diri adalah bagaimana

seseorang beropini terhadap dirinya.

4. Faktor Psikologis

Faktor psikologis mempunyai peran yang sangat signifikan pada perilaku

konsumen. Dari sekian banyak bidang dalam psikologi, kepercayaan dan sikap,

motivasi, persepsi, dan pembelajaran (learning) merupakan empat hal utama yang

perlu dipelajari.

G. Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Setiadi (2003:16) proses pembelian yang spesifik terdiri dari

urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi,

(39)

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah

kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang

sesuangguhnya dengan kondisi yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat disebabkan

oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dan kebutuhan normal seseorang,

yaitu rasa lapar, dahaga atau seks meningkat hingga tingkat tertentu dan berubah

menjadi dorongan, suatu kebutuhan dapat juga timbul karena disebabkan

rangsangan eksternal seseorang yang melewati sebuah toko roti dan melihat roti

yang baru selesai dibakar dapat merangsang rasa laparnya.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari

informasi lebih banyak. Dapat dibedakan dua tingkat yaitu keadaan tingkat

pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang

meningkat. Pencarian informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan

bacaan, menelepon teman-temannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari

untuk mempelajari yang lain. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen

akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan

masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif.

Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat

kelompok, yaitu :

a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

(40)

pameran

c. Sumber umum : media massa, organisasi konsumen

d. Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji, menggunakan produk

3. Evaluasi Alternatif

Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses

evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang

konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan

pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

4. Keputusan Membeli

Konsumen pada tahap evaluasi membentuk preferensi terhadap

merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga

membentuk tujuan membeli untuk merek paling disukai. Walaupun demikian, dua

faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang

utama ialah sikap orang lain. Sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan

seseorang akan tergantung pada dua hal: (1) Intensitas sikap negatif orang lain

tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen. (2) Motivasi konsumen untuk

menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap negatif

orang lain semakin besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan

pembeliannya.

Tujuan pembelian dipengaruhi juga oleh faktor-faktor keadaan yang tidak

terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor

seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan

(41)

faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan

membeli.

5. Perilaku Sesudah Pembelian

Konsumen yang melakukan pembelian terhadap suatu produk, maka

konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian

dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasaran.

6. Kepuasan Sesudah Pembelian

Setelah membeli suatu produk, mungkin mendeteksi adanya suatu cacat.

Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya

akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai

sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk. Apa yang menentukan konsumen

akan merasa sangat puas, cukup puas atau tidak puas atas suatu pembelian?

Kepuasan pembelian merupakan fungsi dari dekatnya antar harapan dan pembeli

tentang produk dan kemampuan dan produk tersebut.

7. Tindakan Sesudah Pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan

mempengaruhi tingkah laku. Konsumen jika merasa puas, maka akan

(42)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Koperasi

Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan merupakan koperasi yang

bergerak dibidang pelayanan jasa yang berdiri pada tanggal 07 Agustus 1978 di

Pasar Matanggor Kec. Batang Onang Kab. Padang Lawas Utara. Badan hukum

koperasi ini bernomor 3653/B.H./III. Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan

ini dulunya bernama Koperasi Pegawai Negeri Kec. Sosopan. Tanggal 04 Oktober

1982 nama Koperasi Pegawai Negeri Kec. Sosopan diganti menjadi Koperasi

Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan dengan badan hukum nomor 3653A/B.H./III.

Tanggal 12 Agustus 1996 sesuai Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian akta Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan ini dirubah.

Nomor akta perubahannya adalah 575/PAD/KWK.2/VIII/1996.

Usaha yang dikelola Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan adalah

usaha simpan pinjam, penjualan tanah perumahan, penyewaan taratak, pentas dan

kursi. Usaha simpan pinjam merupakan usaha inti yang dikelola oleh Koperasi

Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan yang beroperasi sejak tahun 1982, sedangkan

penjualan tanah perumahan sejak tahun 2003 baru memperoleh keuntungan pada

tahun 2006 dan usaha penyewaan taratak, pentas dan kursi sejak tahun 2005.

(43)

Misi: Mewujudkan kesejahteraan anggota.

C. Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi Badan Pengurus

Gambar: 3.1 Struktur Organisasi Badan Pengurus

Sumber: Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan, 2010

2. Struktur Organisasi Badan Pengawas

Gambar: 3.2 Struktur Organisasi Badan Pengawas Sumber: Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan, 2010

Ketua II

Sekretaris I

Sekretaris II Ketua I

Ketua I

Anggota Anggota

(44)

D. Uraian Tugas

1. Badan Pengurus

1.1 Tugas Ketua I

a. Bertanggung jawab keluar dan kedalam.

b. Memimpin rapat Pengurus yang dihadiri Badan Pengawas.

c. Melaksanakan pertemuan secara periodik dengan pengurus.

d. Memfiat pengeluaran uang dalam jumlah tertentu.

e. Mensyahkan semua surat-surat masuk dan keluar.

1.2 Tugas Ketua II

a. Membantu semua tugas-tugas Ketua I.

b. Pengembangan keanggotaan.

c. Mewakili Ketua I bila berhalangan.

1.3 Tugas Sekretaris I

a. Menyelenggarakan dan memelihara buku-buku organisasi

administrasi koperasi.

b. Menyusun/membuat laporan organisasi/administrasi untuk

disampaikan kepada instansi yang memerlukan dan bahan laporan

pada pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

c. Bersama ketua mensyahkan semua surat-surat/buku-buku

keperluan rapat/notulen dan surat-surat lainnya yang menyangkut

organisasi dan administrasi.

d. Mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan Rapat Anggota

(45)

1.4 Tugas Sekretaris II

a. Membantu tugas-tugas Sekretaris I.

b. Mewakili Sekretaris I bila berhalangan.

c. Mengagenda surat-surat masuk dan keluar dan menyimpan

arsip-arsip dengan baik.

1.5 Tugas Bendahara

a. Merencanakan Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi bekerja

sama dengan pengurus lainnya.

b. Mencari dan mengatur serta mengawasi penggunaan uang seefisien

dan seefektif mungkin.

c. Memelihara harta kekayaan koperasi.

d. Bersama-sama Ketua I dan Sekretaris I menandatangani

penyelesaian keuangan menurut batas kewenangan bendahara

termasuk surat-surat berharga.

e. Bertanggung jawab kepada ketua mengenai bidang keuangan dan

administrasinya serta semua harta kekayaan koperasi.

2. BadanPengawas

Tugas Badan Pengawas

a. Mengawasi semua pelaksanaan operasional pengurus yang meliputi

bidang organisasi, usaha dan keuangan koperasi

b. Memeriksa dan menilai pelaksanaan kegiatan organisasi usaha dan

keuangan serta memberikan saran dan pendapat perbaikan minimal 3

(46)

c. Memeriksa dan meneliti ketepatan dan kebenaran catatan-catatan buku

organisasi, usaha dan administrasi keuangan serta meneliti buku Kas

Bank, persediaan barang serta semua harta kekayaan koperasi.

d. Bertanggung jawab atas kegiatan pemeriksaan dan hasil

pemeriksaannya wajib merahasiakannya pada pihak ketiga.

e. Membuat laporan pemeriksaan secara tertulis dengan memberikan

pendapat dan saran perbaikan dalam rangka menyajikan laporan

pemeriksaan.

f. Sebagai pertanggungjawaban di dalam hasil pemeriksaan maka hasil

pemeriksaan disampaikan kepada pengurus secara tertulis dan

tembusannya disampaikan kepada anggota dalam Rapat Anggota

(47)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis

Sesuai dengan judul skripsi ini yaitu “Analisis Pengaruh Serqual Terhadap

Keputusan Penggunaan Jasa simpan Pinjam pada Koperasi Pegawai Negeri

Sekolah Lanjutan Kec. Batang Onang Kab. Padang Lawas Utara” maka penulis

menganalisis dan mengevaluasi pengaruh kualitas jasa (serqual) yang

mempengaruhi keputusan penggunaan jasa koperasi yaitu bukti langsung,

kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati. Analisis evaluasi data

menggunakan analisis deskriptif, uji validitas dan realibilitas serta regresi linier

berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 15.

1. Deskripitif Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna jasa (anggota)

Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan, yaitu 60 orang. Teknik pengambilan

sampel dengan menggunakan metode sampel jenuh. Jadi, semua populasi

dijadikan sampel.

Karakteristik responden dalam penelitian ini antara lain berdasarkan jenis

kelamin, jumlah penghasilan dan lama menjadi anggota Koperasi Pegawai Negeri

Sekolah Lanjutan.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 memberi gambaran mengenai penghasilan responden

(48)

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persentase

<30 5 8,3

31-60 52 86,7

>61 3 5

Jumlah 60 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner), 2010

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa umur yang menggunakan jasa Koperasi

Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan adalah umur 30 tahun ke bawah sebanyak 5

orang atau 8,3%, umur 31-60 sebanyak 52 orang atau 86.7% dan umur diatas 61

tahun sebanyak 3 orang.

Berdasarkan Tabel 4.1 umur 31-60 tahun yang paling dominan, hal ini

disebabkan oleh pengguna jasa Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan pada

umur 31-60 ada yang menyekolahkan anak dan membangun rumah.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 memberikan gambaran mengenai jenis kelamin responden

berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Pria 34 56.7

Wanita 26 43.3

Jumlah 60 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner), 2010

Berdasarkan Tabel 4.2 tersebut diketahui bahwa jenis kelamin yang paling

dominan adalah pria yaitu sebanyak 34 orang atau 56,7%. Sedangkan sisanya

yaitu sebanyak 26 orang atau 43,3% adalah Wanita. Berdasarkan Tabel 4.2 jumlah

pria yang dominan. Hal ini berdasarkan jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kec.

(49)

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan

Tabel 4.3 memberi gambaran mengenai penghasilan responden

berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan

Profesi Frekuensi Persentase

< 1.000.000 0 0

1.000.000-5.000.000 60 100

>5.000.000 0 0

Jumlah 60 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner), 2010

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa penghasilan yang menggunakan jasa

Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan Kec. Batang Onang Kab. Padang

Lawas Utara adalah berkisar 1.000.000-5.000.000. Hal ini dikarenakan pengguna

jasa Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan adalah Pegawai Negeri Sipil.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Anggota

Tabel 4.4 memberi gambaran mengenai lama responden menjadi anggota

berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Anggota

Lama Menjadi Anggota Frekuensi Persentase

< 12 tahun 27 45

12 – 24 tahun 27 45

> 24 tahun 6 10

Jumlah 60 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner), 2010

Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut diketahui bahwa lama menjadi anggota

yaitu sebanyak 27 orang atau 45% dibawah 12 tahun, 27 orang atau 45% antara

12-24 tahun dan 6 orang atau 10% diatas 24 tahun. Berdasarkan Tabel 4.4 lama

(50)

paling dominan, hal ini disebabkan ada yang pindah tugas dan baru diangkat

menjadi Pegawai Negeri Sipil.

2. Deskriptif Variabel

Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi faktor yang

mempengaruhi keputusan penggunaan jasa Koperasi Pegawai Negeri Sekolah

Lanjutan dengan tanggapan responden sebagai berikut:

Sangat setuju (SS) : diberi skor 5

Setuju (S) : diberi skor 4

Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3

Tidak setuju (TS) : diberi skor 2

Sangat tidak setuju (STS) : diberi skor 1

a. Dimensi Bukti Langsung (X1)

Dimensi bukti langsung adalah penampilan fasilitas fisik. Indikatornya

adalah sarana dan gedung. Pada saat pengujian validitas dilakukan pada 30 orang,

pernyataan yang diajukan valid dan reliabel. Tanggapan responden adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Bukti Langsung (X1 )

(51)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

1. Melalui pernyataan adanya kelengkapan sarana penunjang seperti mesin

tik dan laptop yaitu 4 responden yang menyatakan sangat setuju (6,7%),

18 responden yang menyatakan setuju (30%), 35 responden

menyatakan kurang setuju (58,3%), 3 responden menyatakan tidak

setuju (5%) dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju

(0%).

2. Melalui pernyataan gedung koperasi bersih dan rapi yaitu 2 responden

yang menyatakan sangat setuju (33,3%), 32 responden yang

menyatakan setuju (53,4%), 23 responden menyatakan kurang setuju

(30%), 3 responden menyatakan tidak setuju (5%) dan tidak ada

responden menyatakan sangat tidak setuju (0%).

b. Dimensi Kehandalan ( X2 )

Dimensi kehandalan adalah kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan tepat waktu. Indikatornya adalah waktu pelayanan dan prosedur

pelayanan. Tanggapan responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Kehandalan (X2)

Item

(52)

Berdasarkan Tabel 4.6 datas dapat dilihat bahwa:

1. Melalui pernyataan waktu pelayanan koperasi sesuai dengan yang

dijadwalkan 1 responden yang menyatakan sangat setuju (1,7%), 28

responden yang menyatakan setuju (46,7%), 29 responden menyatakan

kurang setuju (48,3%), 2 responden menyatakan tidak setuju (3,3%) dan

tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju (0%).

2. Melalui pernyataan prosedur pelayanan anggota koperasi cepat yaitu, 6

responden yang menyatakan sangat setuju (10%), 38 responden yang

menyatakan setuju (63,4%), 14 responden menyatakan kurang setuju

(23,3%), 2 responden menyatakan tidak setuju (3,3%) dan tidak ada

responden menyatakan sangat tidak setuju (0%).

c. Dimensi Daya Tanggap (X3)

Dimensi daya tanggap adalah kemauan pengurus untuk membantu anggota

dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Indikatornya adalah membantu

menyelesaikan masalah dan pemberian informasi. Tanggapan responden adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Daya Tanggap (X3)

(53)

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa:

1. Melalui pernyataan pengurus koperasi bersedia membantu

menyelesaikan masalah saya, 7 responden yang menyatakan sangat

setuju (11,7%), 32 responden yang menyatakan setuju(53,3%), 19

responden menyatakan kurang setuju (31,7%), 2 responden menyatakan

tidak setuju (3,3%) dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak

setuju (0%).

2. Melalui pernyataan pengurus koperasi memberikan informasi yang

mudah dimengerti, 13 responden menyatakan sangat setuju (21,7%), 28

responden yang menyatakan setuju (46,7%), 17 responden menyatakan

kurang setuju (28.3%), 2 responden menyatakan tidak setuju (3,3%) dan

tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju (0%).

d. Dimensi Jaminan (X4)

Dimensi jaminan adalah pengetahuan, kompetensi, kesopanan dan sifat

dapat dipercaya yang dimiliki para pengurus, bebas dari bahaya, keragu-raguan

atau resiko. Indikatornya adalah jaminan keamanan dan pemberian data yang

akurat. Tanggapan responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Jaminan (X4)

(54)

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa:

1. Melalui pernyataan adanya jaminan keamanan dari koperasi atas

simpanan yaitu, 12 responden yang menyatakan sangat setuju (20%),

27 responden yang menyatakan setuju (45%), 19 responden

menyatakan kurang setuju (31,7%), 2 responden menyatakan tidak

setuju (3,3%) dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju

(0%).

2. Melalui pernyataan pengurus koperasi memberikan data yang akurat

kepada anggota, 15 responden menyatakan sangat setuju (25%), 23

responden yang menyatakan setuju (38,3%), 22 responden menyatakan

kurang setuju (36.7%), tidak ada responden menyatakan tidak setuju

(0%) dan sangat tidak setuju (0%).

e. Dimensi Empati (X5)

Dimensi empati adalah perhatian secara individual yang diberikan kepada

anggota. Indikatornya adalah memberikan perhatian terhadap keluhan dan

melayani anggota tanpa status. Tanggapan responden sebagai berikut:

Tabel 4.9

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Dimensi Empati (X5)

(55)

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa:

1. Melalui pernyataan pengurus koperasi memberikan perhatian terhadap

keluhan anggota, 18 responden yang menyatakan sangat setuju (30%),

29 responden yang menyatakan setuju (48.3%), 12 responden

menyatakan kurang setuju (20%), 1 responden menyatakan tidak setuju

(1,7%) dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju (0%).

2. Melalui pernyataan pengurus koperasi melayani anggota tanpa

memandang status, 7 responden menyatakan sangat setuju (11,7%), 33

responden yang menyatakan setuju (55%), 19 responden menyatakan

kurang setuju (31,7%), 1 responden menyatakan tidak setuju (1,7%) dan

tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju (0%).

f. Keputusan Penggunaan Jasa Koperasi (Y)

Keputusan penggunaan jasa koperasi adalah proses pengintegrasian yang

mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Indikatornya adalah menggunakan

jasa untuk mendapatkan keuntungan dan menggunakan jasa koperasi adalah

pilihan tepat. Tanggapan responden sebagai berikut:

Tabel 4.10

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Koperasi (Y ) Item

(56)

Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa:

1. Melalui pernyataan saya menggunakan jasa koperasi untuk

mendapatkan keuntungan, 12 responden yang menyatakan sangat setuju

(20%), 35 responden yang menyatakan setuju (58,3%), 12 responden

menyatakan kurang setuju (20%), 1 responden menyatakan tidak setuju

(1,7%) dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju (0%).

2. Melalui pernyataan saya yakin menggunakan jasa koperasi adalah

pilihan tepat, 13 responden yang menyatakan sangat setuju (21,7%), 33

responden yang menyatakan setuju (55%), 11 responden menyatakan

kurang setuju (18,3%), 3 responden menyatakan tidak setuju (3%) dan

tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju (0%).

B. Pembahasan

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam

pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur

apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala

tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Situmorang et

al, 2008:33). Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan kepada 30

responden yang berasal dari luar sampel yaitu pada Koperasi Pegawai Negeri

(57)

Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian.

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali

untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiono,

2006:110).

a. Uji Validitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 15.0,

dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.

2. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.

3. Rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total corelation.

Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan Tabel

4.12. Pada Tabel 4.11 dan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi dari

12 butir pernyataan yang ada, 10 butir pernyataan untuk variabel X dan 2 butir

untuk variabel Y. Dimana semua butir pernyataan pada Tabel 4.11 dan Tabel 4.12

dinyatakan valid yang dapat dilihat dari r hitung pada kolom Corrected Item-Total

Correlation dimana keseluruhan butir pernyataan > 0,361. Butir yang mempunyai

validitas tertinggi adalah butir 6 dengan koefisien korelasi 0,748 dan butir yang

mempunyai validitas paling rendah adalah butir 7 dengan koefisien korelasi 0,369.

Gambar

Tabel 1.1 Keuntungan Usaha Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan
Tabel 1.2 Keuntungan Usaha Koperasi Pegawai Negeri Sekolah Lanjutan
Gambar: 1.1 Kerangka Konseptual Sumber: Parasuraman (dalam Tjiptono, 2000) dan Setiadi (2003) diolah
Tabel 2.1 Ringkasan Peneliti Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

bahwa saat ini polimer plastik biodegradabel yang telah diproduksi adalah kebanyakan dari polimer jenis poliester alifatik1. Plastik biodegradabel yang sudah diproduksi

 Pada pembahasan ini akan dibahas pers diferensial biasa orde satu dimulai dengan cara mengidentifikasi persamaan... Teknik mencari

Optimasi Proses Adsorbsi Minyak Goreng Bekas dengan Adsorbent Zeolit Alam , Studi Penggurangan Bilangan Asam.. Mengolah Minyak

2. Monitoring dan analisis yang dilakukan selama ini hanya didapat data dalam bentuk grafik harian, mingguan dan data grafik bulanan. Sebaiknya dilanjutkan untuk menganalisis data

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses

Anugerah Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah tingkat nasional ini merupakan salah satu bentuk penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Agama kepada mereka