SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA BARU PADA RUMAH MAKAN MIE SOP KAMPUNG
DI JALAN DR. MANSYUR MEDAN
OLEH
HENRY GERALD TOBING 070502211
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA BARU PADA RUMAH MAKAN MIE SOP KAMPUNG
DI JALAN DR. MANSYUR MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru pada rumah makan mie sop kampung di jalan Dr. Mansyur Medan. Hal ini penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada rumah makan mie sop kampung demi keberhasilan wirausahawan.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor-faktor yang mendorong keberhasilan wirausahawan terhadap keberhasilan usaha baru pada rumah makan mie sop kampung. populasi dalam penelitian ini adalah pemilik rumah makan mie sop kampung. teknik pengambilan sampel menggunakan metode wawancara langsung kepada pemilik rumah makan mie sop kampung. metode analisis yang digunakan adalah deskriptif (kualitatif) yaitu dimana meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.
Dari hasil wawancara menunjukkan, semua jawaban adalah positif atau “Ya”, maka faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan. Dengan kata lain, H0 ditolak dan H1 diterima.
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS THAT PROMOTE SUCCESS NEW BUSINESS AT HOME EATING NOODLES SOP KAMPUNG
ROAD DR. MANSYUR FIELD
This study aims to identify and analyze the factors that drive the success of a new venture in the village noodle soup on the street Dr. Mansyur Medan. It is important to know the factors that drive the success of businesses in the village noodle soup for the successful entrepreneur.
Results from this study is that there is a positive and significant correlation between the factors that drive the success of entrepreneurs to the success of a new venture in the village noodle soup. population in this study is a homeowner village noodle soup. sampling technique using interviews directly to homeowners village noodle soup. analytical methods used are descriptive (qualitative) ie which includes collecting data to test hypotheses or answer questions concerning the current status of the study subjects.
From the interview shows, all the answers are positive or "yes", then the factors that encourage entrepreneurs to Eating Noodle Soup Kampung Medan achieve success in the new venture is a factor of marketing, production, organization and management and finance. In other words, H0 is rejected and H1 accepted.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena telah
di limpahkan berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Strategi Pemasaran Dan Persepsi
Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada PT. Perkebunan
Nusantara VI Jambi”.
Terimakasih kepada kedua orangtuaku yang selalu setia memberikan doa,
kasih sayang, motivasi, nasehat serta dukungan moril dan materil. Begitu juga
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, terima kasih kepada:
1. Bapak alm Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku
Ketua dan Sekretaris Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakulas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs.Ami Dilham, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis selama penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si selaku Dosen Pembaca yang telah
memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Terimakasih kepada teman-temanku yang telah mensuport saya dalam
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sehingga menjadikan skripsi ini lebih baik lagi.
Dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Januari 2013
Penulis,
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1. Daftar Nama Usaha Kuliner di Jalan Dr.Mansyur ... 3
Tabel 1.2. Omzet Penjualan Rumah Makan Mie Sop Kampung Per Bulan 4
Tabel 1.3. Rencana Usaha Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan ... 6
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA BARU PADA RUMAH MAKAN MIE SOP KAMPUNG
DI JALAN DR. MANSYUR MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru pada rumah makan mie sop kampung di jalan Dr. Mansyur Medan. Hal ini penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada rumah makan mie sop kampung demi keberhasilan wirausahawan.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor-faktor yang mendorong keberhasilan wirausahawan terhadap keberhasilan usaha baru pada rumah makan mie sop kampung. populasi dalam penelitian ini adalah pemilik rumah makan mie sop kampung. teknik pengambilan sampel menggunakan metode wawancara langsung kepada pemilik rumah makan mie sop kampung. metode analisis yang digunakan adalah deskriptif (kualitatif) yaitu dimana meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.
Dari hasil wawancara menunjukkan, semua jawaban adalah positif atau “Ya”, maka faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan. Dengan kata lain, H0 ditolak dan H1 diterima.
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS THAT PROMOTE SUCCESS NEW BUSINESS AT HOME EATING NOODLES SOP KAMPUNG
ROAD DR. MANSYUR FIELD
This study aims to identify and analyze the factors that drive the success of a new venture in the village noodle soup on the street Dr. Mansyur Medan. It is important to know the factors that drive the success of businesses in the village noodle soup for the successful entrepreneur.
Results from this study is that there is a positive and significant correlation between the factors that drive the success of entrepreneurs to the success of a new venture in the village noodle soup. population in this study is a homeowner village noodle soup. sampling technique using interviews directly to homeowners village noodle soup. analytical methods used are descriptive (qualitative) ie which includes collecting data to test hypotheses or answer questions concerning the current status of the study subjects.
From the interview shows, all the answers are positive or "yes", then the factors that encourage entrepreneurs to Eating Noodle Soup Kampung Medan achieve success in the new venture is a factor of marketing, production, organization and management and finance. In other words, H0 is rejected and H1 accepted.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan
bisnis menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat
adalah timbulnya persaingan bisnis yang semakin meningkat. Hal ini ditandai oleh
berdirinya usaha-usaha baru di Kota Medan khususnya di bidang kuliner.
Berdirinya usaha-usaha baru menimbulkan daya saing yang semakin tajam antara
sesame bisnis kuliner. Dimana usaha kuliner pendatang baru harus memiliki nilai
lebih untuk mencapai keberhasilan dalam usaha ini.
Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia sering dipahami
dengan sudut pandang yang berbeda. Menurut Departemen Perindustrian, Usaha
Kecil Menengah (UKM) didefinisikan sebagai perusahaan yang dimiliki oleh
Warga Negara Indonesia (WNI), memiliki total aset tidak lebih dari Rp 600 juta
(di luar area perumahan dan perkebunan). Sedangkan UKM menurut Biro Pusat
Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5 (lima)
orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5 (lima)
hingga 19 (sembilan belas) orang.
Usaha kecil dapat berhasil jika dilandaskan oleh berbagai macam faktor
pendorong yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha yang dapat
memicu dalam mencapai keberhasilan usaha tersebut. Faktor pendorong
faktor rencana organisasi dan faktor manajemen, serta adanya faktor rencana
keuangan.
Sebelum mendirikan suatu usaha seorang wirausahawan harus mampu
membuat rencana usaha (Business Plan). Rencana usaha merupakan dokumen
yang disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang
akan digeluti, sasaran dari pengusaha atau entrepreneur dan langkah-langkah
yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran kesuksesan dalam suatu usaha.
Rencana usaha yang baik terlihat dalam perumusan tujuan-tujuan dan sasaran
yang spesifik, dan membantu karyawan untuk memahami apa yang diharapkan
dari mereka, waktu yang digunakan untuk merencanakan, mengembangkan,
menerapkan dan menilai hasil-hasil perencanaan yang akan ikut menentukan
keberhasilan suatu usaha.
Jalan Dr. Mansyur Medan merupakan wilayah yang strategis karena
berdekatan dengan salah satu Universitas Sumatera Utara (USU). Saat ini di Jl.
Dr. Mansyur Medan sudah banyak didirikan berbagai usaha baru, terutama di
bidang kuliner karena wilayah ini sangat potensial bagi para wirausahawan dan
strategis bagi para konsumen. Dari hal tersebut terlihat dampak yang signifikan
dari tahun ke tahun di mana persaingan bisnis khususnya usaha kuliner semakin
Tabel 1.1
Daftar Nama Usaha Kuliner di Jalan Dr. Mansyur
No. Nama Usaha
1. Paris Burger
2. Ayam Penyet Surabaya
3. Warung Triboy
4. Sari Raos
5. Bakso Gepeng Jakarta
6. Coffea Cangkir
7. Pondok Lesehan Lubuk Arai
8. Mie Kaki Lima
9. Warung Ijo
10. Warung Steak
11. Rumah Makan Zam – zam
12. Music Coffe
13. Texas Fried Chicken
14. Ayam Penyet Joko Solo
15. Burger Nase
16. Desa Desa Resto
17. Lontong Warintek
18. Kopi Tiam Ong
19 Rumah Burger
20 The Paddock
Sumber : Observasi Peneliti Mei 2012 (diolah)
Dapat dilihat dari Tabel 1.1 berbagai usaha kuliner yang terus berkembang
dan bertambah di sepanjang jalan Dr. Mansyur membuat semakin kuatnya
persaingan usaha. Pemilik usaha ditantang secara tidak langsung untuk terus
melakuakan inovasi demi mempertahankan dan perkembangan usahanya. Ada
beberapa cara yang biasa dipakai oleh wirausaha dalam merintis suatu usaha, di
antaranya: merintis usaha baru (starting) yaitu mendirikan usaha baru dengan
menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri,
membeli perusahaan orang lain (buying) yaitu dengan membeli perusahaan yang
telah didirikan atau dirintis dan diorganisasir oleh orang lain dengan nama (good
will) dan organisasi yang sudah ada, dan kerjasama manajemen (franchising) yaitu
(franchisor) untuk memberikan hak ekslusif dari jasa atau merek produk kepada
individu atau perusahaan lain (franchisee) untuk distribusi lokal, dan franchisor
akan menerima pembayaran royalti dan memberikan jaminan standar kualitas
(Hutagalung, 2008:59).
Dari semua usaha kuliner yang berada di jalan Dr.Mansyur tersebut
tampak beberapa usaha yang memiliki keunggulan bersaing salah satunya adalah
Rumah Makan Mie Sop Kampung. Rumah Makan Mie Sop Kampung sebagai
objek penelitian karena berlokasi di pusat keramaian,yaitu di jalan Dr.Mansyur
Medan dimana lokasi berada di daerah yang strategis yang merupakan pusat
jajanan. Rumah Makan ini terus berkembang terlihat dari jumlah omzet penjualan
yang terus meningkat dan jumlah pengunjung yang selalu ramai setiap harinya.
Tabel 1.2
Omzet Penjualan Rumah Makan Mie Sop Kampung Per Bulan
Keterangan
Bulan
Januari Februari Maret Omzet Per Bulan
(Dalam Rupiah)
30.150.200,- 32.500.650,- 33.450.750,-
Sumber :PemilikRumah Makan Mie Sop Kampung (2012)
Rumah Makan Mie Sop Kampung yang berada di jalan Dr.Mansyur ini
dibuka pada tahun 2011 tepatnya pada bulan Desember, yang didirikan oleh
Bapak Mariono. Bapak Mariono membuka usaha kuliner Mie Sop Kampung,
karena ingin mengembalikan cita rasa mie sop kampung yang sudah hampir
hilang. Rumah Makan Mie Sop Kampung telah banyak dikenal oleh masyarakat
Medan, dan memiliki kualitas dalam produk yang dihasilkan. Mulai dari cita rasa
ini pun halal dan aman untuk dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat dan
rumah makan ini dapat terus mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan
bisnis makanan yang semakin tajam di kota Medan, bahkan Rumah Makan Mie
Sop Kampung semakin menunjukkan kemampuannya untuk terus berkembang
dengan pesat. Hal ini membuktikan bahwa Rumah Makan Mie Sop Kampung
yang bergerak di bidang jasa yang berhubungan langsung dengan konsumen
mampu memenuhi harapan dan kebutuhan para konsumennya.
Rumah makan Mie Sop Kampung adalah usaha kuliner yang menyediakan
makanan dengan menu utama dan andalannya adalah Mie Sop Kampung bakso
spesial,namun masih memiliki menu-menu lainnya.Keberhasilan usaha ini karena
memiliki cita rasa yang khas dengan bumbu kaldu yang diolah oleh pak
Mariono.Usaha ini berdiri sejak tahun 2011 tepatnya pada bulan Desember
hingga sekarang dan telah mengalami perkembangan yang dapat dilihat dari
Tabel 1.3
Rencana usaha Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan
No Rencana usaha Aplikasi
1. Pemasaran 1. Promosi dengan media-media
cetak dan elektronik 2. Pamflet dan Brosur
2. Produksi 1. Mie Sop
2. Ayam penyet
3. Ayam goreng klasik
4. Ayam kremes
5. Nasi goreng
6. Sop buntut
7. Aneka minuman jus
3. Organisasi dan Manajemen 1. Penyeleksian karyawan
2. Pelatihan karyawan
3. Penempatan karyawan berdasarkan
tugas masing-masing yang sesuai dengan keahliannya.
4. Pengelolaan usaha langsung
dipegang oleh pemilik.
4. Keuangan 1. Pemilik membuka dan
menjalankan usaha dengan menggunakan modal patungan. Sumber : Data Primer Observasi (2012).
Rumah Makan Mie Sop Kampung yang berlokasi di jalan Dr.mansyur
No.14 merupakan usaha yang dibuka oleh pak Mariono dengan menggunakan
modal patungan.Pemasaran atau promosi yang dilakukan Rumah Makan Mie sop
kampung dengan menggunakan media cetak seperti koran,dan
spanduk-spanduk.Rumah Makan Mie sop Kampung tidak hanya menjual mie sop dan
bakso,tetapi juga menjual menu-menu lainnya seperti ayam penyet,ayam goreng
klasik,ayam kremes,sop buntut,dan aneka jus sebagai menu minumannya.Pemilik
menjual menu-menu lainnya agar pelanggan tidak bosan dengan satu pilihan jenis
makanan saja.Dalam hal SDM pemilik melakukan perekrutan karyawan dengan
pelatihan selama 3 (tiga) bulan,dan untuk juru masak diberikan pelatihan selama 6
(enam) bulan.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di
atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keberhasilan usaha
dengan judul “Faktor- faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru
Pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur .”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
penulis merumuskan permasalahan yang mendasari penelitian ini sebagai berikut:
“Apakah faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dalam menjalankan usaha baru pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis
faktor-faktor wirausahawan meraih keberhasilan dalam menjalankan usaha baru pada
Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagi perusahaan
Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para
kepada wirausahawan mengenai bagaimana pentingnya menerapkan
faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru.
b. Bagi peneliti
Memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas cakrawala
berpikir ilmiah dalam bidang kewirausahaan, khususnya yang berkaitan
dengan mendirikan usaha baru.
c. Bagi pihak lain.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain
dalam melakukan penelitian terhadap objek atau masalah yang sama
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Wirausaha
Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang
yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan
berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau
berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari,
memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan
keuntungan (Kasmir, 2006 : 16).
Machfoedz (2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah
pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk
mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih
menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan
memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi
tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai
permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.
Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang
yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu
yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut
kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai
kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam
menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan
proyek dengan baik (Ranto, 2007: 21).
Tabel 2.1
Ciri dan Watak Seorang Wirausaha
Ciri-ciri Watak
Percaya diri a. Kepercayaan
b. Ketidak tergantungan, Kepribadian mantap
c. Optimisme
Berorientasi tugas a. Kebutuhan atau harus akan berprestasi
b. Berorientasi pada laba atau hasil
c. Tekun dan tabah
d. Energi
e. Penuh inisiatif
Pengambil resiko a. Mampu mengambil resiko
b. Suka pada tantangan
Kepemimpinan a. Mampu memimpin
b. Dapat bergaul dengan orang lain
c. Menanggapi saran dan kritik
Keorisinilan a. Inovatif
b. Kreatif
Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda di benak
masing-masing. Mungkin langsung tergambar pada benak sebagian orang adalah
sebuah toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari, atau seorang penjual
es yang menggunakan gerobak atau bahkan seorang pedagang roti keliling yang
Usaha kecil menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal
29 Mei 1993 perihal kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total
aset maksimum Rp. 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan,
badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi
nilai Rp. 600 juta.
Menurut UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud dengan
usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi
kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud di sini
meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil
informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum
berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang
asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan
usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana
yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya
(Anoraga, 2002:45).
Definisi UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) lebih mengacu kepada
klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. UKM menurut Biro
Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5
(lima) orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5
2.1.3 Keberhasilan Usaha
Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik
dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi
kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga
menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa
membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak
berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun
kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik
maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar
yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih
keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat,
keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan
anggota dari perusahaan tersebut bertambah.
Menurut Hutagalung (2008:50), sukses tidak terjadi secara kebetulan,
secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari
proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan
uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi
dari kesemuanya.
2.1.4 Bentuk Kepemilikan pada suatu usaha
Menurut Madura (2001:35) menyebutkan macam – macam kepemilikan
1. Franchise
Franchise (waralaba) adalah suatu pengaturan perjanjian dimana
seorang pemilik bisnis memperbolehkan pemilik bisnis lain memakai
merek dagangnya atau hak ciptanya, dalam kondisi tertentu. Setiap
waralaba menjalankan operasi bisnisnya secara mandiri dan biasanya
dimiliki oleh pengusaha perseorangan.
2. Milik Sendiri
Pemilik perusahaan perseorangan disebut pengusaha perseorangan.
Pengusaha perseorangan mendapatkan pinjaman dari kreditor untuk
membantu operasional perusahaan, tetapi pinjaman ini tidak
menggambarkan kepemilikan. Pengusaha perseorangan wajib membayar
sendiri semua utang akibat pinjaman, tetapi tidak perlu membagi
keuntungan kepada kreditor.
3. Cabang
Bentuk kepemilikan cabang disebut juga kemitraan yaitu mitra usaha
yang tanggung jawabnya terbatas kepada modal atau properti yang
dikontribusikan kepada perusahaan kemitraan tersebut.
2.1.5 Rencana Usaha (Business Plan)
Rencana Usaha (Business Plan) merupakan dokumen yang disiapkan
secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha kecil yang akan
digeluti, sasaran dari wirausahawan (entrepreneur) dan rencana tindakan untuk
mencapai sasaran. Business plan dapat dianalogikan dengan peta jalan, ini
beberapa alternatif tindakan. Business plan dapat diibaratkan peta jalan yang tak
hanya memiliki jalan tol tetapi justru banyak tikungan, jalan samping sampai kita
mencapai tujuan akhir.
Entrepreneur tidak selalu menyiapkan business plan sebelum memulai
bisnis mereka. Namun demikian telah terbukti, manfaat business plan jauh lebih
besar daripada kerugiannya. Tanpa rencana bisnis, bisnis yang dikelola akan
mengalami krisis berkesinambungan dari krisis yang satu ke krisis yang lain.
Konsekuensinya pengusaha harus melakukan tindakan reaktif, tanpa sempat lagi
memperhitungkan rencana strategis jangka panjang.
Entrepreneur (wirausahawan) diharuskan untuk berpikir strategis melalui
pengimplementasian dari business plan,. Dengan demikian isu – isu kritis akan
muncul dan kemungkinan isu tersebut harus segera ditangani dan tidak bisa
diabaikan begitu saja. Konsekuensi logis dari business plan adalah bahwa
entrepreneur harus mengontrol implementasinya (pelaksanaannya) serta mencapai
sasaran bisnis. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi – fungsi
operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi
ketenagaan atau sumber daya manusia. Secara garis besar seorang wirausahawan
tentu akan memulai menyusun rencana dengan pertama – tama menyusun rencana
pemasaran, kemudian rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang
a. Rencana Pemasaran
Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang
mencakup volume permintaan, baik untuk permintaan (konsumen) industri
maupun untuk konsumsi akhir.
b. Rencana Produksi
Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran mengenai
bahan baku, mesin atau alat – alat yang digunakan dalam proses
menghasilkan barang atau jasa, mengenai pemasok dan kapasitas pemasok,
pemilihan lokasi tempat usaha, desain proses produksi dan karakteristik
proses produksi yang dipakai, cara pengaturan persediaan bahan baku,
tenaga kerja yang dibutuhkan, serta persoalan peralatan yang digunakan.
c. Rencana Organisasi dan Manajemen
Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang
mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha,
banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional usaha dan
kualifikasi keahlian yang diperlukan, gaji / upah dan jaminan / fasilitas lain
yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja.
d. Rencana Keuangan
Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran atas
kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang mencakup
penerimaan, dari kegiatan penjualan usaha pokok dan penerimaan dari usaha
sampingan, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan
sebelum pajak, taksiran pajak, laba sesudah pajak, arus kas sesudah pajak,
pembayaran pokok pinjaman dan arus kas bersih.
2.1.6 Strategi Untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha Baru
Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan kata-kata yang
berbeda. Diantaranya, menurut Nawawi (2003:148), manajemen strategi
merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan
yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi
(keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi
berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu
(perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta
pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian
tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi.
Pengertian manajemen strategi begitu banyak didefenisikan, namun pada
dasarnya manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan
memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.
Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang
terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen
kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya, sasaran dan tujuan
operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi
pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan
situsional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta
Melaksanakan Manajemen strategi berarti entrepreneur juga harus
membuat perencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Menurut
Resnik dalam Darmawan (2004), terdapat 10 formulasi strategi yang disarankan
dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup dan sukses sebuah usaha kecil.
Adapun kesepuluh formulasi strategi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menjadi objektif.
Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam bangunan sebuah
bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan kelemahan
perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal yang
mendasar.
2. Membuat sederhana dan terfokus.
Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah efektif. Usaha dan sumber daya,
seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak dan keuntungan adalah hal
yang paling utama.
3. Fokus pada pasar yang menguntungkan.
Kelangsungan hidup dan keberhasilan usaha kecil oleh persediaan barang
dan jasa khusus yang menemukan keinginan dan kebutuhan dari pemilihan
kelompok pelanggan.
4. Mengembangkan rencana pemasaran.
Usaha kecil harus memutuskan bagaimana untuk meraih dan menjual
5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif.
Kesuksesan usaha kecil tergantung pada bangunan, pengaturan dan
motivasi sebuah tim pemenang.
6. Membuat catatan keuangan yang jelas.
Usaha kecil perlu untuk memiliki catatan asset, liabilitas, penjualan, biaya
dan informasi akunting lainnya dalam urutan untuk kelangsungan hidup
dan keberhasilan.
7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas.
Kas adalah raja di dalam dunia usaha kecil.
8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang
cepat.
Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.
9. Mengerti seluruh fase bisnis.
Pengendalian usaha kecil dan kemajuan keuntungan usaha kecil ,
tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh fungsi bisnis.
10.Merencanakan ke depan.
Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis dan menantang,
pencapaian sasaran, tujuan dan mengubahnya menjadi aktifitas yang
2.2Penelitian Terdahulu
Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza Medan)”. Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa rencana pemasaran merupakan
faktor yang paling dominan dalam mendorong keberhasilan usaha baru. Oleh
karena itu faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru adalah
penerapan yang diikuti pengimplementasian keempat faktor dari rencana usaha
(business plan) yaitu rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi
dan manajemen serta keuangan.
Tarigan (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor –
Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Optik di Jalan Djamin Ginting, P. Bulan Medan”.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan
usaha optik di Jalan Djamin Ginting, P. Bulan Medan. Diperoleh kesimpulan
bahwa faktor – faktor yang mendorong keberhasilan usaha optik adalah faktor
pengetahuan kewirausahaan, faktor strategi pemasaran dan faktor manajemen
permodalan dan keuangan.
2.3Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum
mengenai objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka variabel yang akan
yang akan diteliti yaitu faktor pemasaran, faktor produksi, faktor organisasi dan
manajemen serta faktor keuangan.
Menurut Anoraga (2002 : 38), untuk menjamin keberhasilan dalam usaha
harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana
usaha (Business Plan). Business Plan adalah ringkasan tertulis mengenai usulan
pendirian perusahaan oleh wirausahawan yang berisi rincian kegiatan operasi dan
rencana keuangan, peluang dan strategi pemasaran, serta keterampilan dan
kemampuan manager. Rencana bisnis berguna sebagai peta jalan bagi
wirausahawan dalam perjalanannya menuju pembangunan bisnis yang sukses.
Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional
usaha, yaitu fungsi pemasaran atau penjualan, produksi, keuangan dan fungsi
sumber daya manusia.
Faktor-faktor keberhasilan dalam usaha adalah sebagai berikut :
1. Faktor Pemasaran
Pemasaran adalah usaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen
melalui penciptaan suatu produk, baik barang maupun jasa yang kemudian
dibeli oleh konsumen yang memiliki kebutuhan melalui suatu pertukaran.
Wirausahawan harus menguraikan target pasar dan karateristiknya.
Menentukan target pasar dan potensinya adalah salah satu bagian dari
penyusunan rencana usaha yang paling penting.
2. Faktor Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan dalam menciptakan suatu produk barang atau
Wirausahawan harus mendeskripsikan keseluruhan lini produk , pemilihan
lokasi tempat usaha, desain proses produksi dan karateristik proses produksi
yang dipakai, cara pengaturan persediaan bahan baku, tenaga kerja yang
dibutuhkan, serta peralatan yang digunakan.
3. Faktor Organisasi dan Manajemen
Organisasi dan Manajemen merupakan dua bagian yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Organisasi merupakan tempat untuk mencapai
tujuan. Sedangkan Manajemen merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
Faktor paling penting dari keberhasilan adalah kualitas manajemen. Faktor
Organisasi dan Manajemen ini mencakup struktur organisasi yang sesuai
dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan
operasional, gaji/upah /fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan
jadwal kerja.
4. Faktor Keuangan
Seorang wirausahawan harus mampu menyajikan laporan keuangannya secara
berkala agar terlihat aktivitas keuangan perusahaannya. Laporan keuangan
perusahaan juga memberikan gambaran tentang kondisi keuangan suatu
perusahaan sehingga memudahkan untuk menilai kinerja manajemen
perusahaan. Faktor keuangan merupakan salah satu faktor kesuksesan bagi
wirausahawan. Faktor keuangan mencakup modal, investasi, rincian
pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tidak langsung
Secara sederhana kerangka konseptual yang diuraikan di atas dapat
digambarkan dalam Gambar 2.1 sebagai berikut :
\Sumber : Anoraga (2002) dan Kasmir (2006).
Gambar 2.1.
Kerangka Konseptual Penelitian 2.4Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan perumusan masalah diatas,
merumuskan hipotesis sebagai berikut : Faktor-faktor yang mendorong
wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih
keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi,
organisasi dan manajemen serta keuangan. Faktor –faktor :
1. Pemasaran
2. Produksi
3. Organisasi dan
Manajemen
4. Keuangan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif
(kualitatif) yaitu dimana meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau
menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Data
deskriptif dikumpulkan melalui daftar pertanyaan dalam survei, wawancara,
ataupun observasi (Kuncoro, 2003:8).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah Rumah Makan Mie Sop Kampung yang
beralamat di Jl. Dr.Mansyur No. 14 Medan. Waktu penelitian akan dilakukan dari
bulan Mei 2012 hingga Juni 2012.
3.3 Batasan Operasional
Peneliti untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan
menganalisis permasalahan, penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang
mendorong keberhasilan dalam menjalankan usaha baru pada Rumah Makan Sop
Kampung Medan yang berada di Jalan Dr.Mansyur Medan. Adapun variabel
dalam penelitian ini adalah faktor pemasaran, faktor produksi, faktor organisasi
3.4 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua
variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk
memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka
perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :
a. Faktor Pemasaran adalah usaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen melalui penciptaan suatu produk, baik barang maupun jasa yang
kemudian dibeli oleh konsumen yang memiliki kebutuhan melalui suatu
pertukaran. Faktor Pemasaran mencakup produk yang berkualitas, harga,
lokasi, tenaga kerja, promosi dan proses pendeskripsian produk kepada
konsumen yang disampaikan dengan jelas oleh Rumah Makan Mie Sop
Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan.
b. Faktor Produksi adalah suatu kegiatan dalam menciptakan suatu produk
barang atau jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Produksi mencakup desain proses produksi dan karateristik proses produksi
yang dipakai, cara pengaturan persedian bahan baku, tenaga kerja yang
dibutuhkan serta peralatan yang digunakan Rumah Makan Mie Sop Kampung
Jalan Dr. Mansyur Medan.
c. Faktor Organisasi dan Manajemen merupakan dua bagian yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Organisasi merupakan tempat untuk mencapai
tujuan. Sedangkan Manajemen merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
Organisasi dan Manajemen mencakup pengambilan keputusan yang lebih
menomorduakan kepentingan pribadi terhadap kepentingan umum, rekan kerja
yang kompak, penghargaan terhadap pekerjaan, tanggung jawab, kondisi
kerja, pimpinan yang adil dan bijaksana, wewenang, dan adanya keadilan
dalam usaha pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur
Medan.
d. Faktor Keuangan adalah keseluruhan aktivitas laporan keuangannya secara
berkala yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan
menggunakan atau mengalokasikan sehingga memudahkan untuk menilai
kinerja manajemen perusahaan. Keuangan mencakup penilaian atas
kelayakan potensi usaha, menganalisis kemampuan proyek untuk
mendapatkan laba, menganalisis kemampuan perkembangan pelaksanaan
kegiatan usaha, memperhitungkan kebutuhan modal Rumah Makan Mie Sop
Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
VARIABEL DEFINISI INDIKATOR
Faktor Pemasaran
Usaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen melalui penciptaan suatu produk, baik barang maupun jasa yang kemudian dibeli oleh konsumen yang memiliki kebutuhan melalui
4. Tenaga Kerja (People)
yang terlatih barang atau jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan dan
4. Tenaga kerja yang dibutuhkan lebih demokratis dan partisipatif, pembagian kerja, gaji/upah, kedisiplinan, menomorduakan kepentingan pribadi terhadap kepentingan umum, rekan kerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerjaan, tanggung jawab, kondisi kerja, pimpinan yang adil dan bijaksana, wewenang, dan adanya keadilan dalam usaha
3. Gaji/upah yang baik 4. Adanya kedisiplinan 5. Menomorduakan
kepentingan pribadi terhadap kepentingan umum
6. Rekan kerja yang
kompak
7. Penghargaan terhadap pekerjaan yang dijalankan
8. Tanggung jawab akhir terletak pada atasan
9. Kondisi kerja yang
menarik
10. Pimpinan yang adil dan bijaksana
11. Garis wewenang
seperti tergambar pada struktur organisasi
12. Terdapat keadilan
(equity) dalam usaha
Faktor Keuangan
Keseluruhan aktivitas laporan keuangannya secara berkala yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan
menggunakan atau
mengalokasikan sehingga
memudahkan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan.
1. Melakukan penilaian atas kelayakan potensi
Sumber : Anoraga (2002) dan Kasmir (2006), diolah penulis (2012)
3.5 Populasi dan Sampel
Penelitian ini merupakan studi kasus Pada Rumah Makan Mie Sop
Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan maka populasi yang sekaligus sebagai
sampel yang representatif dalam penelitian ini adalah orang yang berperan penting
dalam menjalankan usaha Rumah Makan Mie Sop Kampung adalah Pemilik dari
Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan yang terletak di Jl.Dr Mansyur No.xx
dimana dari mereka dapat diperoleh informasi dan data penting dalam
3.6 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni :
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilh
pada lokasi penelitian. Data Primer diperoleh dengan wawancara (interview)
terstruktur dengan pemilik usaha Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr.
Mansyur Medan secara langsung.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan
mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet
untuk mendukung penelitian.
3.7 Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara mendalam (in-depth interview)
Wawancara mendalam (in-depth interview) proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai , dengan atau
tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan
informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dalam hal ini
wawancara dilakukan dengan pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik usaha
Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan.
2. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan untuk melengkapi catatan penelitian
yang diperlukan.
3. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai
relevansi dengan penelitian yang dilakukan.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk analisis data adalah analisis deskriptif
kualitatif ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapang
yang bersifat tanggapan dan pandangan terhadap pelaksanaan program perkuatan
serta kondisi lingkungan sosial ekonomi dan daerah sample. Hasil analisis
kualitatif berupa perbandingan kondisi riil di lapang yang diperoleh dari pendapat
dari unsur yang terlibat langsung dalam pelaksanaan Usaha Mie Sop Kampung Jl
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
Rumah Makan Mie Sop Kampung yang berada di jalan Dr.Mansyur ini
dibuka pada tahun 2011 tepatnya pada bulan Desember, yang didirikan oleh
Bapak Mariono.Bapak Mariono membuka usaha kuliner Mie Sop Kampung,
karena ingin mengembalikan cita rasa mie sop kampung yang sudah hampir
hilang.
Rumah Makan Mie Sop Kampung telah banyak dikenal oleh masyarakat
Medan, dan memiliki kualitas dalam produk yang dihasilkan. Mulai dari cita rasa
produk dan penetapan harga yang terjangkau untuk setiap produknya serta makan
ini pun halal dan aman untuk dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat dan
rumah makan ini dapat terus mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan
bisnis makanan yang semakin tajam di kota Medan, bahkan Rumah Makan Mie
Sop Kampung semakin menunjukkan kemampuannya untuk terus berkembang
dengan pesat.
Hal ini membuktikan bahwa Rumah Makan Mie Sop Kampung yang
bergerak di bidang jasa yang berhubungan langsung dengan konsumen mampu
memenuhi harapan dan kebutuhan para konsumennya.
Rumah makan Mie Sop Kampung adalah usaha kuliner yang menyediakan
makanan dengan menu utama dan andalannya adalah Mie Sop Kampung bakso
spesial,namun masih memiliki menu-menu lainnya.Keberhasilan usaha ini karena
Usaha ini berdiri sejak tahun 2011 tepatnya pada bulan Desember hingga
sekarang dan telah mengalami perkembangan penjualannya.
4.2 Analisis dan Pembahasan 4.2.1 Wawancara
Peneliti: “Selamat siang, Pak. Sehubungan dengan penelitian Saya yang
beberapa waktu lalu Saya sudah janjikan kepada Bapak bahwa kita akan mengadakan wawancara, maka saat ini Saya meminta tolong kepada Bapak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru pada Rumah Makan Mie Sop Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan. Karena usaha yang Bapak dirikan ini merupakan salah satu usaha yang baru yang dapat dikatakan berhasil. Boleh Saya wawancarai Bapak saat ini, Pak?”
Bapak Mariono: “Boleh.”
Faktor pemasaran:
2. Peneliti: “Kita mulai dari pertanyaan pertama ya, Pak. Apakah Produk
(Product) Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas?”
Bapak Mariono: “Ya. Bahan-bahan yang Saya gunakan untuk mengolah
makanan di Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan bukan bahan-bahan yang sembarangan. Kami pastinya menjaga kualitas makanan Kami.”
3. Peneliti: “Pak, untuk masalah Harga (Price), apakah harga yang
dibandrol untuk setiap makanan di Mie Sop Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan ini terjangkau?”
Bapak Mariono: “Ya. Harga yang Kami bandrol kan untuk setiap
makanan yang ada di sini pastinya terjangkau lah. Tidak mungkin Kami berani membuat harga yang terlalu di atas pasar, kan saingan banyak.”
4. Peneliti: “Apakah harga yang dibandrol untuk setiap makanan di Mie Sop
Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan ini sesuai dengan kualitas produk yang dijual di sini, Pak?”
Bapak Mariono: “Ya pastinya harga dan kualitas harus disesuaikan,
5. Peneliti: “Pertanyaan selanjutnya tentang tenaga kerja ini, Pak.”
Bapak Mariono: “Oiya..silakan.”
Peneliti: “Kalau cerita tentang tenaga kerja yang bekerja di sini, apakah
sudah ahlinya, Pak? Khususnya bagian dapur yang membuat makanan?”
Bapak Mariono: “Kalau usaha kuliner tidak memiliki rasa yang lezat,
tidak akan bisa bertahan. Ya pastinya kalau urusan masak dan rasa, Saya sangat selektif untuk tenaga kerja di bagian tersebut.”
6. Peneliti: “Lalu pak, kalau soal pendeskripsian produk kepada konsumen,
Apakah Bapak sudah melakukannya?”
Bapak Mariono: “Ya. Kami mendeskripsikannya melalui gambar yang
Kami pajang di menu sampai dengan yang ada di sekeliling warung yang Kami pajangkan gambar dan nama makanan tersebut. Yah.. bisa dilihat di tempat kita berjualan, kan?”
Peneliti: “Iya, Pak.”
Faktor Produksi:
1. Peneliti: “Kalau soal desain proses produksi di Mie Sop Kampoeng Jalan
Dr. Mansyur Medan ini bagaimana y pak? Apakah ada desain tersendiri yang dimiliki Mie Sop Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan ini?”
Bapak Mariono: “Desain yangdigunakan untuk makanan pastinya yang
menarik, karen makanan enak tanpa desain menarik juga sulit membuat customer ingin mencobanya. Kalau ditanya punya desain tersendiri, jawabannya, ya. Yang namanya usaha makanan pasti ada desain yang ditonjolkan dalam usahanya kalau mau berkembang.”
2. Peneliti: “O.. begitu ya Pak? Kalau begitu, bagaimana dengan
karakteristik proses produksi yang dipakai di Mie Sop Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan ini?”
Bapak Mariono: “Karakteristik yang dipakai adalah karakteristik
makanan khas Kampung yang memiliki inovasi, jadi bukan makanan luar negeri pastinya. Ya, yang jelas Kita punya karakteristik tersendiri di Mie Sop Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan ini.”
3. Peneliti: “Apakah ada pengaturan persediaan bahan baku di Mie Sop
Bapak Mariono: “Ya. Untuk bahan baku pasti ada pengaturannya. Dan hal itu sudah ada karyawan yang ahli di bidang tersebut.”
4. Peneliti: “Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam memproduksi makanan
apakah sudah pas, Pak?”
Bapak Mariono: “Ya. Saya rasa saat ini sudah pas dan masih cukup untuk
usaha yang masih bisa dibilang baru ini.”
5. Peneliti: “Sejauh ini, apakah peralatan yang digunakan dalam proses
produksi di Mie Sop Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan ini sudah lengkap, Pak?”
Bapak Mariono: “Ya. Kalau tidak lengkap, bisa kacau la usaha Saya.”
Faktor Organisasi dan Manajemen:
1. Peneliti: “Apakah selalu diadakan rapat atau musyawarah dalam
pengambilan keputusan yang menyangkut Mie Sop Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan ini?”
Bapak Mariono: “Ya. Karena keputusan yang diambil dari musyawarah
akan mendengarkan saran yang lebih dari satu orang, sehingga dapat menyatukan pendapat dan keputusan.”
2. Peneliti: “Apakah selalu ada job description untu setiap tenaga kerja?”
Bapak Mariono: “Ya. Untuk itu juga sudah ada manajernya yang
mengatur job desc masing-masing pekerja.”
3. Peneliti: “Apakah gaji yang diberikan sudah sesuai dengan pekerjaannya,
Pak?”
Bapak Mariono: “Ya. Saya menggaji karyawan sesuai dengan tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, dan tanggungjawab yang mereka tanggung.”
4. Peneliti: “Apakah dalam usaha yang Bapak jalankan ini ada kedisiplinan?
Jika ada, dalam bentuk apa itu?”
Bapak Mariono: “Ya ada pasti. Contohnya akan ada pemotongan gaji
apabila terjadi keterlambatan pegawai. Kalau itu internal saja.”
5. Peneliti: “Apakah Bapak selalu mendahulukan kepentingan usaha ini
Bapak Mariono: “Ya. Demi memajukan usaha ini hal tersebut memang harus saya lakukan, kalau tidak usaha ini tidak akan pernah seberhasil ini.”
6. Peneliti: “Apakah rekan kerja yang ada di Rumah Makan Mie Sop
Kampung di Jalan Dr. Mansyur Medan selalu bekerja dengan kompak?”
Bapak Mariono: “Ya. Itu merupakan salah satu kunci dalam mensukseskan
usaha ini. Kerjasama dalam tim sangat diperlukan untuk mengembangkan usaha.”
7. Peneliti: “Apakah Bapak pernah memberikan penghargaan terhadap
prestasi atas pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan Bapak?”
Bapak Mariono: “Ya. Kalau penghargaan atas prestasi memang harus
ada. Karena penghargaan, misalnya bonus untuk hasil kerja yang lebih baik akan meningkatkan hasil pada usaha ini juga.”
8. Peneliti: “Apakah tanggung jawab akhir selalu pada atasan?”
Bapak Mariono: “Ya. Yang namanya tanggung jawab tidak bisa
didelegasikan ke siapa pun.”
9. Peneliti: “Apakah kondisi kerja di Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur
Medan sudah cukup aman?”
Bapak Mariono: “Ya.”
10.Peneliti: “Apakah kondisi kerja di Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur
Medan sudah nyaman?”
Bapak Mariono: “Ya. Kenyamanan dalam bekerja merupakan faktor yang
penting. Hal ini dibuktikan turnover karyawan di Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan sangat rendah.”
11.Peneliti: “Apakah lingkungan kerja di usaha ini merupakan lingkungan
kerja yang menarik?”
Bapak Mariono: “Ya. Pastinya menarik karena hal ini pernah saya
tanyakan pada karyawan saya. Mereka menjawab sangat menarik karena tema masakan di Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan berbeda.”
12.Peneliti: “Apakah Bapak selalu memilih manajer atau supervisor yang
adil dalam urusan bekerja?”
13.Peneliti: “Apakah Bapak selalu memilih manajer atau supervisor yang bijaksana dalam urusan bekerja?”
Bapak Mariono: “Sudah pasti kriteria untuk menjadi pemimpin adalah
bijaksana. Jadi manajer atau supervisor yang saya pilih untuk usaha saya adalah orang yang bijaksana.”
14.Peneliti: ”Apakah di usaha Bapak garis wewenang seperti tergambar
pada struktur organisasi?”
Bapak Mariono: “Usaha ini merupakan masih usaha kecil. Jadi kalau
cerita garis wewenang masih simpel. Tapi pastinya garis wewenang selalu sama seperti yang tergambar struktur organisasi.”
15.Peneliti: “Apakah di usaha ini ada bentuk keadilan untuk karyawan
anda?”
Bapak Mariono: “Ya, ada. Untuk itulah saya memilih pimpinan untuk
karyawan-karyawan saya yang adil dan bijaksana.”
Faktor Keuangan:
1. Peneliti: “Apakah sebelum melaksanakan bisnis ini ada penilaian atas
kelayakan potensi bisnis ini yang Bapak lakukan?”
Bapak Mariono: “Ya. Saya juga melakukan analisis kelayakan bisnis
sebelum menjalankan usaha. Karena hal itu sangat dibutuhkan sebelum menjalankan usaha.”
2. Peneliti: “Apakah Bapak melakukan analisi untuk mendapatkan laba yang
direncanakan?”
Bapak Mariono. “Ya. Itu sudah ada di business plan saya.”
3. Peneliti: “Apakah Bapak menganalisis terlebih dahulu kemampuan
perkembangan usaha?”
Bapak Mariono: “Ya. Itu juga saya sudah perkirakan di business plan
saya.”
4. Peneliti: “Apakah sebelum usaha ini berdiri ada perhitungan kebutuhan
modal?”
Bapak Mariono: “Ya. Kalau tidak diperhitungkan bisa macet di tengah
4.2.2 Pengujian Hipotesis
H0: Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie
Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah tidak adanya
atau tanpa faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan.
H1: Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie
Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor
pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan.
Dari hasil wawancara, semua jawaban adalah positif atau “Ya”, maka
faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop
Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor
pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan. Dengan kata
lain, H0 ditolak dan H1 diterima.
4.3 Pembahasan
Pada faktor pemasasaran, untuk setiap pertanyaan yang ditanyakan kepada
Bapak Mariono, semua jawabannya adalah “Ya”. Pada pertanyaan mengenai
produk yang berkualitas, Bapak Mariono menjawab bahwa produk yang dijual di
Mie Sop Kampung adalah produk yang berkualitas. Pada pertanyaan mengenai
harga, harga yang ada di Mie Sop Kampung adalah harga yang terjangkau dan
kompetitif. Pada pertanyaan tentang tenaga kerja, jawaban yang diperoleh adalah
tenaga kerja yang digunakan di Mi Sop Kampung adalah tenaga kerja yang sudah
ahli, khususnya dibidang memasak. Pada pertanyaan proses pendeskrifsian produk
pada konsumen, Mie Sop Kampung mendeskrifsikannya melalui gambar yang
pemasaran merupakan faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan
Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru. Hal ini
didukung oleh teori Anoraga (2002:38), Pemasaran adalah usaha untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen melalui penciptaan suatu produk, baik barang
maupun jasa yang kemudian dibeli oleh konsumen yang memiliki kebutuhan
melalui suatu pertukaran. Wirausahawan harus menguraikan target pasar dan
karateristiknya. Menentukan target pasar dan potensinya adalah salah satu bagian
dari penyusunan rencana usaha yang paling penting.
Pada faktor produksi, untuk setiap pertanyaan yang ditanyakan kepada
Bapak Mariono, semua jawabannya adalah “Ya”. Pada pertanyaan desain produk,
jawaban yang didapat adalah Mie Sop Kampung memiliki desain produk
tersendiri untuk dapat diunggulkan. Pada pertanyaan karakteristik proses
produksi, jawaban yang didapat adalah Mie Sop Kampung memiliki karakteristik
proses produksi versi makanan kampung yang inovatif. Pada pertanyaan
pengaturan persediaan bahan baku, jawabanya adalah persediaan bahan baku
memang sudah ada yang mengaturnya. Pada pertanyaan mengenai tenaga kerja
yang dibutuhkan jawabanya adalah tenaga kerja yang dibutuhkan memang sudah
pas. Pada pertanyaan kelengkapan peralatan proses produksi, Beliau menjawab
bahwa peralatan yang digunakan sudah lengkap. Jawaban ini menunjukkan bahwa
faktor produksi merupakan faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah
Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru. Hal ini
didukung oleh teori Anoraga (2002:38), Produksi adalah suatu kegiatan dalam
keinginan konsumen. Wirausahawan harus mendeskripsikan keseluruhan lini
produk , pemilihan lokasi tempat usaha, desain proses produksi dan karateristik
proses produksi yang dipakai, cara pengaturan persediaan bahan baku, tenaga
kerja yang dibutuhkan, serta peralatan yang digunakan.
Pada faktor organisasi dan manajemen, untuk setiap pertanyaan yang
ditanyakan kepada Bapak Mariono, semua jawabannya adalah “Ya”. Pada
pertanyaan pengambilan keputusan, jawaban yang didapat adalah pengambilan
keputusan dilakukan melalui musyawarah. Pada pertanyaan mengenai job
description, diperoleh jawaban bahwa pembagian kerja sudah ada manajer yang
mengatur hal tersebut. Pada pertanyaan mengenai gaji, diperoleh jawaban bahwa
gaji yang diberikan sesuai dengan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan
tanggung jawab. Pada pertanyaan mengenai kedisiplinan, jawabanya adalah di
Mie Sop Kampung memang ada kedisiplinan dengan bentuk pemotongan gaji
pada karyawan yang terlambat. Pada pertanyaan mengenai pendahuluan
kepentingan usaha dibandingkan kepentingan pribadi jawaban yang diperoleh
adalah Mie Sop Kampung selalu mendahulukan kepentingan usaha dibandingkan
kepentingan pribadi. Pada pertanyaan mengenai kerjasama, jawabanya adalah tim
Mie Sop Kampung selalu bekerja sama karena salah satu kunci sukses adalah
kerjasama. Pada pertanyaan mengenai tanggung jawab, jawaban yang diperoleh
adalah tanggung jawab selalu berada di atasan. Pada pertanyaan kondisi kerja,
jawaban yang diperoleh adalah kondisi kerja di Mie Sop Kampung nyaman karena
hal itu sangat penting untuk meminimalisasi turnover. Pada pertanyaan
lingkungan kerja yang menarik. Pada pertanyaan pilihan manajer atau suverpisor
yang adil, jawabanya adalah ya. Pada pertanyaan pilihan manajer atau suverpisor
yang bijaksana jawabanya adalah iya. Pada pertanyaan garis wewenang, jawaban
yang diperoleh adalah di Mie Sop Kampung sudah ada garis wewenang tetapi
masih simpel, karena usaha ini juga tergolong usaha kecil menengah. Pada
pertanyaan usaha tersebut terdapat keadilan atau tidak, jawabanya usaha tersebut
terdapat keadilan, karena itulah manajer yang dipilih harus yang adil dan
bijaksana. Jawaban ini menunjukkan bahwa faktor organisasi dan manajemen
merupakan faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop
Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru. Hal ini didukung oleh
teori Anoraga (2002:38), Organisasi dan Manajemen merupakan dua bagian yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Organisasi merupakan tempat untuk
mencapai tujuan. Sedangkan Manajemen merupakan alat untuk mencapai suatu
tujuan. Faktor paling penting dari keberhasilan adalah kualitas manajemen. Faktor
Organisasi dan Manajemen ini mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan
besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan
operasional, gaji/upah /fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan
jadwal kerja.
Pada faktor keuangan, untuk setiap pertanyaan yang ditanyakan kepada
Bapak Mariono, semua jawabannya adalah “Ya”. Pada pertanyaan studi kelayakan
bisnis, jawaban yang diperoleh adalah sebelum melaksanakan bisinis tersebut
sudah pasti Mie Sop Kampung melakukan analisis atas kelaykan bisnis tersebut
pendapatan laba, Beliau mengatakan bahwa telah dibuatnya business plan. Pada
pertanyaan perkembangan usaha, jawabanya adalah sudah dituangkan di dalam
business plan. Pada pertanyaan perhitungan modal di awal Beliau mengaku sudah
memperhitungkanya sejak awal. Jawaban ini menunjukkan bahwa faktor
keuangan merupakan faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan
Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru. Hal ini
didukung oleh teori Anoraga (2002:38), Faktor keuangan merupakan salah satu
faktor kesuksesan bagi wirausahawan. Faktor keuangan mencakup modal,
investasi, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya
tidak langsung (biaya-biaya pemasaran) serta pajak.
Dari setiap hasil wawancara dari faktor-faktor di atas, maka terbukti
bahwa teori Anoraga (2002 : 38) adalah benar, dimana teori tersebut adalah untuk
menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang
yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Business Plan adalah
ringkasan tertulis mengenai usulan pendirian perusahaan oleh wirausahawan yang
berisi rincian kegiatan operasi dan rencana keuangan, peluang dan strategi
pemasaran, serta keterampilan dan kemampuan manager. Rencana bisnis berguna
sebagai peta jalan bagi wirausahawan dalam perjalanannya menuju pembangunan
bisnis yang sukses. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan
fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi-fungsi pemasaran atau penjualan, produksi,
keuangan dan fungsi sumber daya manusia.
Pembahasan di atas menunjukkan bahwa teori yang digunakan dalam
juga membuktikan bahwa hipotesis yang telah dibuat dalam penelitian ini, yaitu
“Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop
Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor
pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan” adalah benar
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop
Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor
pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan.
2. Faktor keuangan disiapkan telebih dahulu sebelum usaha dijalankan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor keuangan merupakan faktor usaha
yang didahulukan dalam mendirikan usaha Mie Sop Kampoeng Dr. Mansyur
Medan.
3. Business plan harus selalu ada dalam pendirian usaha yang ingin berhasil.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi, maka saran yang dapat
diberikan penulis adalah sebagai berikut :
1. Faktor keuangan disiapkan telebih dahulu sebelum usaha dijalankan.
Sehingga harus dipastikan kemapanan faktor keuangan untuk mendirikan
usaha.
2. Untuk para calon entrepreneur disarankan untuk membuat business plan
terlebih dahulu sebelum mendirikan usaha karena segala sesuatu yang
3. Bagi penulis lain hendaknya menggunakan penelitian kuantitatif untuk
meneliti penelitian dengan judul mirip seperti ini agar mendapatkan angka
yang pasti atas pengaruh variabel X (Faktor-faktor yang mendorong
wirausahawanmeraih keberhasilan dalam usaha baru) terhadap variabel Y
(Keberhasilan usaha baru).
4. Bagi perusahaan, agar tetap melakukan inovasi agar tetap bertahan dan terus
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Anoraga, Pandji dan Sudantoko, H. Djoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan,
dan Usaha Kecil. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Goeltom, Miranda S. 2004. Prospek Ekonomi 2004 – 2006 dan Tantangan
Kebijakan Makro Ekonomi Pemerintahan Baru. Makalah pada Debat Ekonomi ESEI 2004, Jakarta Convention Centre 15 – 16 september 2004.
Hutagalung, Raja Bongsu dan Syafrizal Helmi. 2008. Pengantar
Kewirausahaan. Penerbit USU Press, Medan.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit :
Erlangga, Jakarta.
Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis Jilid 1. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Machfoedz, Mas’ud. 2005. Kewirausahaan, Metode, Manajemen dan
Implementasi. Penerbit : BPFE, Yogyakarta.
Nasution, Darma Putra. 2001. Pengembangan Wirausaha Baru. Penerbit :
Yayasan Humoniora & Asian Community Trust (ACT), Medan.
Nawawi, Hadari. 2003. MSDM yang Kompetitif untuk Bisnis. Penerbit : Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.
Ranto, Basuki. 2007. Manajemen Usaha Indonesia. Penerbit : Publikasi
Lembaga Manajamen FEUI, Jakarta.
Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit : CV Alfabet, Bandung.
Sulaeman, Suhendar. 2004. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Dalam
Menghadapi Pasar Regional dan Global, Jakarta.
Zimmerer, Thomas dan Norman M. Scarbrough. 2002. Pengantar
Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta.
SKRIPSI
Tarigan, 2009. Analisis Faktor – Faktor yang mendorong Keberhasilan Usaha
Pada Usaha Apotik di Jalan Djamin Ginting, P. Bulan Medan. Skripsi.
Ulina, 2008. Analisis Faktor – Faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Acceorries Sun Plaza Medan). Skripsi. Universitas Sumatera Utara Medan.
INTERNET
Serambi.blogspot.com/2012/02/5-faktor-penting-penentu-keberhasilan-usaha.html?mn=1