• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Likuiditas Dengan Menggunakan Metode Loan To Asset Dan Loan Deposit Rasio Pada PT. Bank Mega Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Likuiditas Dengan Menggunakan Metode Loan To Asset Dan Loan Deposit Rasio Pada PT. Bank Mega Tbk"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

1

Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu

tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan.

Meningkatkan kualitas hidup antara lain diwujudkan dengan meningkatkan

pendapatan melalui berbagai kegiatan perekonomian. Salah satu sarana yang

mempunyai peranan strategis dalam kegiatan perekonomian adalah Perbankan.

Arif Cahyono (2009:1)

Peran strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama perbankan

sebagai financial intermediary, yaitu sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan masyarakat secara efektif dan efesien. Perbankan

sebagai sebuah lembaga yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat pada akhirnya akan memiliki peranan yang strategis untuk

mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, yakni dalam rangka

meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan

ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Sektor perbankan merupakan salah satu sektor ekonomi yang berperan aktif dalam

pembangunan ekonomi nasional yang diharapkan meningkatkan peran serta dana

masyarakat dalam pembiayaan pembangunan. Beberapa faktor yang membuat

sistem perbankan rentan terhadap krisis ekonomi, diantaranya adalah kebijakan

disektor perbankan yang tidak berjalan searah dengan kebijakan moneter dan

(2)

serta struktur pendanaan dan pinjaman disektor perbankan yang sangat tidak

efisien merupakan beberapa kendala yang dihadapi oleh industri perbankan.

Untuk menjaga eksistensi dan pengembangan dari bank yang bersangkutan

dituntut adanya pelaksanaan usaha yang berkaitan erat dengan pengelolaan

manajemen bank dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Arif Cahyono (2009)

Bertitik tolak pada Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat 2 tentang perbankan memberikan pengertian mengenai bank :

“ Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkan kepada masayarakat dalam bentuk kredit atau dalam

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka menigkatkan taraf hidup rakyat.”

Peranan bank yang bertindak sebagai salah satu bentuk lembaga keuangan

yang bertujuan untuk memberikan kredit, menerima simpanan dari masyarakat

yang kelebihan dana dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka.

Dengan tujuan yang dimiliki tersebut dapat menggairahkan industri baru maupun

yang sedang berkembang.

Dalam pemberian dana pinjaman, bank harus yakin akan kemampuan dan

kemauan nasabah untuk mengembalikan pinjaman beserta bunga tepat pada waktu

yang telah ditentukan bank. Oleh karena itu bank harus memperhatikan kinerja

calon debitur sebagai bahan pertimbangan. Dimana kinerja keuangan merupakan

prestasi kerja yang dicapai perusahaan pada akhir periode dan selama satu periode

(3)

Dana yang menganggur mengakibatkan biaya yang dikeluarkan oleh bank

lebih besar dari penerimaan yang didapat dari penerimaan bunga untuk kredit

yang diberikan kepada nasabah.Contoh lainnya pada saat suatu perusahaan akan

menarik dana yang dibutuhkan, haruslah diketahui lebih dahulu untuk berapa lama

dana itu akan dipergunakan didalam perusahaan. Penarikan dana yang dibutuhkan

didasarkan kepada ketentuan bahwa dana yang dibutuhkan itu hendaknya ditarik

untuk jangka waktu yang sesuai dengan penggunaan dana tersebut didalam

perusahaan atau jangka waktu terikatnya dana dalam aktiva yang akan dibiayai

dengan dana tersebut. Sebab dari itu perlu adanya pemenuhan kebutuhan dana

dalam setiap perusahaan.

Pemenuhan kebutuhan dana sendiri dapat dibedakan antara cara

pemenuhan kebutuhan dana sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan

masing-masing aktiva yang akan dibiayai dan cara pemenuhan kebutuhan dana secara

keseluruhan dengan memandang kebutuhan sebagai satu kesatuan atau satu

kelompok. Adapun setiap dana yang digunakan dalam suatu perusahaan adalah

dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan (Veitzhal, 2007) dalam Hetna Darma (2008).

Dalam memberikan suatu pinjaman atau kredit itu pasti akan berhubangan

dengan yang namanya rasio likuiditas. Likuiditas merupakan kemampuan

manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi

kewajibannya setiap saat (Taswan, 2006) dalam Hetna Darma ( 2008 ). Dalam kewajiban di atas termasuk penarikan yang tidak dapat diduga seperti commitmen

(4)

kepercayaan bagi masyarakat maka bank harus bisa mengelola likuiditas secara

baik terutama ditunjukan untuk memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan

oleh adanya kekurangan, dalam mengelola likuiditas selalu akan terjadi benturan

kepentingan antara keputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan

pendapatan.

Berdasarkan surat edaran kepada semua bank umum di Indonesia oleh

Bank Indonesia Jakarta 16 Juli 2009 No.11/ 16 /DPNP mengenai Peraturan Bank

Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5029)

dan perlunya pengelolaan Risiko Likuiditas baik dalam kondisi normal maupun

kondisi krisis

Bank yang selalu berhati-hati dalam menjaga likuiditas akan cenderung

memelihara alat likuiditasnya yang relatif lebih besar dari yang diperlukannya

dengan maksud untuk menghindari kesulitan likuiditas, namun disisi lain bank

juga dihadapkan pada biaya yang besar berkaitan dengan pemeliharaan alat

likuiditas yang berlebihan.

Tabel 1.1

Total Loans Pada Bank Di Indonesia ( Bank Mega, Bank Permata, BTPN)

( Dalam bentuk jutaan)

TAHUN TOTAL LOANS

Bank Mega Bank Permata BTPN

(5)

Tabel 1.2

Perkembangan Total Loan Pada Bank Di Indonesia ( Bank Mega, Bank Permata, BTPN )

tabungan pensiunan nasional cenderung mengalami kenaikan dikarenakan

banyaknya masyarakat yang melakukan peminjaman,. Tetapi pada tahun 2012

bank mega mengalami penurunan pemberian kredit sebesar 17,84%. Penurunan

total pemberian kredit pada bank mega diakibatkan pada tahun tersebut bank

mega mengalami setidaknya dua masalah pelik yang dihadapi. Pertama adanya

pelemahan kinerja kredit memicu penurunan pendapatan bunga sebesar 15,13%

menjadi Rp. 3,58 triliun, hingga akhir oktober 2013. Kedua, membengkaknya

beban operasional selain bunga, tidak disertai kenaikan pendapatan. Hingga akhir

oktober 2013, Bank Mega harus menanggung beban operasional selain bunga

sebesar Rp. 2,51 triliun. Sehingga pendapatan dari pos operasional selain bunga

bersih harus minus atau merugi Rp. 1,44 triliun. ( www.infovesta.com ). Dengan

melihat pendapat dari (Veitzhal, 2007) dalam Hetna Darma (2008) yang menyatakan bahwa setiap dana yang digunakan dalam suatu perusahaan adalah

(6)

dengan masalah yang dihadapi oleh Bank Mega dalam penghimpunan dana

pinjaman atau kredit kepada nasabah yang mengakibatkan pendapatan harus

minus atau merugi. Maka dari itu penulis tertarik untuk membahas tentang

likuiditas Bank Mega dalam judul “Analisis Likuiditas Dengan Menggunakan Metode Loan to Asset Rasio dan Loan to Deposit Rasio Pada Bank Mega”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah dijelaskan diatas

dapat ditentukan identifikasi masalah yaitu:

1. Tingkat likuiditas sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan bank.

2. Total pemberian kredit, total dana pihak ketiga dan total asset pada bank

berpengaruh dalam menghitung tingkat likuiditas bila menggunakan

metode LAR dan LDR.

3. Meningkatnya kredit bermasalah akibat lambatnya kegiatan ekonomi,

jatuhnya harga komoditas, meningkatnya volatilitas mata uang dan

likuiditas yang diperketat sebagai dampak dari krisis global sehingga

berdampak kurang menguntungkan terhadap kualitas kredit nasabah

disemua segmen.

1.2.2 Rumusan Masalah

(7)

2. Apakah tingkat perkembangan likuiditas pada bank mega telah sesuai

ketentuan apabila diukur dengan menggunakan Loan to Asset Rasio ( LAR ) dan Loan to Deposit Rasio ( LDR ).

3. Bagaimana perbedaan Loan to Asset Rasio ( LAR ) dan Loan to Deposit Rasio ( LDR ) dalam menentukan tingkat likuiditas.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dilakukannya penelitian ini untuk memperoleh data-data atau

informasi atau suatu gambaran yang berhubungan dengan masalah yang diteliti

penulis. Karena penulis ingin mengetahui bagaimana perkembangan likuiditas

pada perbankan di Indonesia yang ditinjau dari asset, dana pihak ketiga dan kredit

yang diberikan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat likuiditas pada perbankan di

Indonesia khususnya pada Bank Mega.

2. Untuk mengetahui bagaimana analisis likuiditas pada suatu bank bila

menggunakan Loan to Asset Rasio (LAR) dan Loan to Deposit Rasio ( LDR ).

3. Untuk mengetahui perbedaan metode dalam menentukan likuiditas suatu

(8)

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi Pengembangan Ilmu

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan referensi dalam pengembangan ilmu pada mata kuliah keuangan dan

perbankan. Mahasiswa/i agar dapat memahami dan mengetahui analisis

likuiditas suatu bank.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan

serta pengalaman yang berharga dalam mempelajari, memahami dan

mengimplementasikan ilmu perbankan yang khususnya berkaitan dengan

tingkat perkembangan likuiditas pada suatu bank.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi atau

informasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan mata

kuliah keuangan dan perbankan.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di BEI (Bursa Efek Indonesia) yang

berlalamat di Jl. Veteran No. 10 Bandung. Adapun perusahaan yang diteliti yaitu

Bank Mega.

1.5.2 Waktu Penelitian

(9)

Tabel 1.3 Waktu penelitian

NO Kegiatan

Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

1

Survey awal dan penentuan lokasi penelitiaan

2 Penyusunan Proposal 3 Pelaksanaan Penelitian

4

Pengolahan data, Analisis dan

(10)

10 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Bank

2.1.1.1 Pengertian Bank

Bank adalah suatu lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana

dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada pihak yang kekurangan

atau membutuhkan dana.

Menurut PSAK No.31 (2004:31.1) Bank adalah:

“Lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary)

antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai

lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.”

Sedangkan menurut Kasmir (2008:25) Bank adalah:

“Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan,

dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang

(kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bank adalah suatu lembaga

keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan giro, tabungan, dan deposito. Selanjutnya bank menyalurkan dana

tersebut dalam bentuk pinjaman atau kredit dalam rangka meningkatkan taraf

(11)

2.1.1.2 Jenis-jenis Bank

Jenis atau bentuk bank bermacam-macam, tergantung pada cara

penggolongannya. Menurut Lukman Dendawijaya (2009:15) penggolongan bank dapat dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

1. Jenis bank berdasarkan undang-undang

2. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya

3. Jenis bank berdasarkan penekanan kegiatannya

4. Jenis bank bedasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha”

Penjelasan tentang jenis bank tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jenis bank berdasarkan undang-undang

Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank, yaitu:

a. bank umum, dan

b. bank perkreditan rakyat.

Dengan catatan bahwa bank umum dapat mengkhususkan diri untuk

melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian lebih besar kepada

kegiatan tertentu.

2. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya

a. Bank milik negara (badan usaha milik negara atau BUMN)

b. Bank milik pemerintah daerah (badan usaha milik daerah atau BUMD)

c. Bank milik swasta nasional

(12)

3. Jenis bank berdasarkan penekanan kegiatannya

a. Bank retail (retail banks)

b. Bank korporasi (corporate banks)

c. Bank komersial (commercial banks)

d. Bank pedesaan (rural banks)

e. Bank pembangunan (development banks)

f. Dan lain-lain

4. Jenis bank bedasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha

a. Bank konvensional

b. Bank berdasarkan prinsip syariah

2.1.1.3 Fungsi Bank dan Tujuan Bank

Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dana dan penyalur dana

dari masyarakat. Secara spesifik, fungsi bank sebagai berikut :

1. Agent Of Trust

Kegiatan perbnakan berdasarkan kepercayaan dari nasabah kepada bank

yang merupakan dasar utamanya, baik dalam menghimpun dan maupun penyalur

dana.

2. Agent Of Development

Tugas bank sebagi penghimpuna dana dan penyalur dana, bank juga

memberikan penawaran jasa-jasa perbankan lainnya kepada masyarakat. Dari

uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari perbankan yaitu untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat yang kelebihan dana kepada masyarakat

(13)

2.1.2 Likuiditas

2.1.2.1 Pengertian Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana

yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya maupun komitmen yang telah

dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat (Mudrajat, 2002: 279) dalam Hetna Darma ( 2007 ). Kewajiban yang timbul dari sisi aktiva misalnya penyediaan dana bagi penarikan pinjaman yang disetujui atau penarikan atas kelonggaran

tarik pinjaman. Sedangkan kewajiban yang timbul dari sisi pasiva atau liabilities

misalya penyediaan dana bagi penarikan tabungan dan simpanan lainnya oleh

nasabah.

Sumber- sumber utama kebutuhan likuiditas dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Memenuhi kebutuhan likuiditas wajib minimum

2) Menjaga saldo rekening yang ada pada bank koresponden agar selalu pada

jumlah yang ditentukan

3) Memenuhi penarikan dana baik oleh nasabah debitur maupun penabung.

2.1.2.2 Teori Manajemen Likuiditas

Menurut Veitzhal (2007: 387) dalam Hetna Darma ( 2007 ) teori tentang manajemen likuiditas perbankan ini relatif hampir sama tuanya dengan ilmu

perbankan. Ada empat teori likuiditas perbankan yang dikenal yaitu sebagai

berikut:

(14)

Teori ini dianggap paling kuno, nama lian dari teori ini adalah real bills

doctrine. Teori ini mulai dikenal sekitar 2 abad lalu. Kajian teori ini dilakukan

oleh Adam Smith dalam bukunya yang terkenal The Wealth of Nation yang

diterbitkan tahun 1776. teori ini beranggapan bahwa bank hanya boleh

memberikan pinjaman dengan surat dagang jangka pendek yang dapt dicairkan

dengan sendirinya(self liquiditing). Self Liquiditing berarti pemberian pinjaman

mengandung makna untuk pembayaran kembali.

2. Shiftability Theory

Shiftability theory teori tentang aktiva yang dapat dipindahkan dan teori ini beranggapan bahwa likuiditas sebuah bank tergantung pada kemampuan bank

memindahkan aktivanya ke pada orang lain dengan harga yang dapat diramalkan,

misalnya dapat diterima bagi bank utnuk berinvestasi pada pasar terbuka jangka

pendek dalam portofolio aktivanya. Jika dalam keadaan ini sejumlah depositors

harus memutuskan untuk menarik kembali uang mereka, bank hanya tinggal

menjual investasi tersebut, mengambil yang diperoleh (atau dibeli), dan

membayarnya kembali kepada depositornya.

3. Anticipated Income Theory

Sebagai teori yang dikenal tahun 1940 yang menonjol di Amerika Serikat,

yaitu teori pendapatan yang diharapkan (the anticipated income theory) ini berarti semua dana yang dialokasikan atau setiap upaya mengalokasikan dana

ditunjukkan pada sector yang feasible dan layak akan menguntungkan bagi bank.

(15)

Maksud teori ini adalah bagaimana bank dapat mengelola pasivanya

sedemikian rupa sehingga pasiva itu dapat menjadi sumber likuiditas. Likuiditas

yang diperlukan bagi bank adalah:

a) untuk menghadapi penarikan oleh nasabah .

b) memenuhi kewajiban bank yang jatuh tempo .

c) memenuhi permintaan pinjaman dari nasabah.

2.1.2.3 Penilaian Likuiditas

Likuiditas untuk memastikan dilaksanakan manajemen asset dan

kewajiban dalam menentukan dan menyediakan likuidititas yang cukup. Penilaian

likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk memelihara dan

memenuhi kebutuhan likuiditas yang memedai den kesukupan manajemen risiko

likuiditas. Bank dikatakan likuid bila mempunyai alat pembayaran berupa harta

lancar lebih besar dibandingkan dengan seluruh kewajibannya (Mamduh dan Halim 2003: 199) dalam hetna ( 2008 ).

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kaulitatif terhadap factor likuiditas

antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen

diantaranya:

1. Cash Rasio

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar

kembali simpanan nasabah atau deposan pada saat ditarik dengan menggunakan

alat likuid yang dimilikinya.

(16)

2. Loan to Deposit (LDR)

Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang

diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan

kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena

itu semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas

bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan unutk

membiayai kredit menjadi semakin besar dengan rumus sebagai berikut:

3. Loan to Assets Ratio (LAR)

Rasio ini untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan

kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total

asset yang dimiliki bank. LAR merupakan perbandingan antar besarnya kredit

yang diberikan bank dengan besarnya total asset yang dimiliki bank. Loan to

Assets Ratio dirumuskan dengan:

4. Quick Rasio

Quick Rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva

yang lebih likuid. Quick Rasio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(17)

5. Banking Rasio

Banking Rasio bertujuan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan

membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang

dimiliki. Banking Rasio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

2.1.3 Hasil Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian sebelumnya digunakan penulis sebagai acuan dalam

melakukan penelitian. Adapun hasil penelitian sebelumnya dapat dilihat pada

tabel 2.1 dibawah ini:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

(18)

Pembangunan

Daerah Kalimantan Timur Di Samarinda

likuiditas Rasio, dan LDR, sedangkan pada penelitian ini hanya membahas menegnai LAR dan LDR

2.2 Kerangka Pemikiran

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke

masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. (Kasmir, 2002).

Likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana

yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya maupun komitmen yang telah

dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat (Mudrajat, 2002: 279) dalam Hetna Darma ( 2007 ).

Menurut ( Rivai,2007) Loan to Assets Ratio (LAR) merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi permintaan

kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank.

O.P Simorangkir (2004:147) mengemukakan pengertian LDR sebagai berikut :

“ Loan to Deposit Ratio merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan

dengan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diteruma, tidak termasuk

pinjaman subordinasi.”

(19)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran LAPORAN KEUANGAN

LOAN TO ASSET RASIO

 Jumlah kredit yang diberikan

 Total asset Rivai ( 2007)

LOAN TO DEPOSIT RASIO

 Jumlah kredit yang diberikan

 Dana pihak ketiga

 Equity

O.P Simorangkir ( 2004:147) ANALISIS RASIO KEUANGAN

(20)

20 3.1 Objek Penelitian

Objek Penelitian menurut Husen Umar (2010:29) dalam Umi Narimawati adalah sebagai berikut : “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian

dilakukan. Bisa juga ditambah hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Berdasarkan objek penelitian yang telah diteliti maka yang menjadi objek

dalam penelitian ini adalah likuiditas pada Bank Mega.

3.2 Metode Penelitian

Metode Penelitian menurut Sugiyono (2007:4) adalah sebagai berikut : “Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan

suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah”.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat

data, baik primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan

menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang

berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran

(21)

metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu analisis

yang berdasarkan dari data yang dinyatakan dalam bentuk uraian.

Menurut Sugiyono (2006:21) mendefinisikan bahwa Metode Deskriptif adalah:

“Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil

penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Berdasarkan teori diatas maka metode deskriptif ini digunakan hanya

untuk menggambarkan permasalahan tanpa harus membuat kesimpulan yang lebih

luas.

Menurut Sugiyono (2008:8) menyatakan bahwa Metode penelitian kuantitatif adalah :

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan istrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan”.

Penulis menggunakan metode tersebut, karena penelitian ini ditujukan

untuk menggambarkan dengan jelas bagaimana Analisis Likuiditas dengan

menggunakan metode Loan to Asset Rasio dan Loan to Deposit Rasio, Pendekatan

yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, karena data yang

diterima dan diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif (angka).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif

(22)

menggambarkan bagaimana tingkat likuiditas dengan menggunakan metode Loan

to Asset Rasio dan Loan to Deposit Rasio.

3.2.1 Desain Penelitian

Untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian maka

diperlukan suatu desain penelitian yang sesuai dengan kondisi, seimbang dengan

dangkal dalamnya penelitian yang dikerjakan. Desain penelitian adalah semua

proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian

(Moh.Nazir dalam Narimawati Umi, 2010:30). Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati adalah :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian dengan

menghitung total kredit yang diberikan, dana pihak ketiga, dan total asset yang

dimiliki, selanjutnya menetapkan judul penelitian yaitu analisis likuiditas pada

bank mega dengan menggunakan loan to asset rasio dan loan to deposit rasio.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada bank mega dalam menilai

tingkat likuiditas.

3. Menetapkan rumusan masalah yaitu likuiditas bank mega dengan metode LAR

dan LDR.

4. Menetapkan tujuan penelitian untuk megetahui tingkat likuiditas pada PT. Bank

Mega Tbk.

5.Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang

digunakan.

6. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan

(23)

7. Melakukan analisis data.

8. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

Dan penelitian ini pada dasarnya adalah ingin menguji dan menganalisis Tingkat

Likuiditas pada PT. Bank Mega Tbk.

3.2.2 Operasional Variabel

Operasional variabel menurut Hasan Mustafa adalah sebagai

berikut : ”proses penentuan ukuran suatu variabel, maka tidak semua variabel

penelitian harus disusun definisi operasionalnya”.

Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta

skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Sesuai dengan masalah

penelitian tersebut, maka terdapat satu jenis variabel yang digunakan yaitu:

1. Variabel independent (x) dalam penelitian ini adalah analisis Likuiditas .

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel / Konsep

Variabel Indikator Skala Ukuran

(24)

3.2.3 Sumber dan Tehnik Penentuan data 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekunder.

Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:37) sumber data sekunder

adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.

Penulis menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi

dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data

terkait dengan perkembangan tingkat likuiditas yang ditinjau dari metode Loan to

Asset Rasio dan Loan to Deposit Rasio.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Adapun teknik penetuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan

sampel.

1. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2008:37)populasi adalah “Objek atau subjek

yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh

peneliti, sebagai unit analisis penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah

laporan keuangan PT. Bank Mega, PT. Bank Permata, dan PT. BTPN.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit

pengamatan dalam penelitian (Umi Narimawati,2008). Penarikan sampel

dilakukan dengan menggunakan Stratified Random Sampling. Stratified Random

Sampling menurut Vincent Gaspersz dalam Umi Narimawati (2010:38) adalah

(25)

dalam strata-strata berdasarkan kriteria tertentu kemudian memilih secara acak

sederhana setiap stratum. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan

Bank Mega periode 2007-2013..

3.2.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan dilakukan dengan

cara mengadakan analisis kuantitatif yaitu dengan mencari rasio likuiditas yang

didapat dari data laporan keuangan pada PT. Bank Mega Tbk. periode 2007-2013.

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

A. Study dokumentasi

Yaitu pengumpulan dokumen-dokumen dari Bursa Efek Indonesia.

Dokumen yang dikumpulkan adalah laporan keuangan berupa neraca untuk

meneliti tingkat Likuiditas dan catatan atas laporan keuangan pada PT. Bank

Mega Tbk. tahun periode 2007-2013.

B. Studi Kepustakaan ( Library Research )

Dalam penelitian kepustakaan ini, penulis mengumpulkan dasar – dasar

teori. Data berupa kutipan yang bersumber dari literatur – literatur yang relevan,

yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dalam rangka

menunjang data primer yang didapat penulis dari penelitian lapangan. Data

(26)

3.2.3.4 Rancangan Analisis

Rancangan analisis menurut Umi Narimawati (2010:41) adalah “Proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil

observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke

dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian deskriptif kuantitatif

adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data dan informasi dari hasil observasi lapangan dan

interview.

2. Mengelompokan data kedalam kategori dan menjabarkan kedalam unit-unit.

3. Menyusun dan memilah data yang ada.

4. Menganalisis perkembangan tingkat likuiditas dengan menggunakan

metode LAR dan LDR pad PT. Bank Mega Tbk.

5. Menganalisis perkembangan tingkat likuiditas pada PT. Bank Mega Tbk.

Untuk menganalis perkembangan tingkat likuiditas digunakan rumus :

(27)

Melakukan perbandingan antara perkembangan likuiditas dengan tingkat LAR

dan LDR pada PT. Bank Mega Tbk. Dengan cara melihat pertumbuhan antara

jumlah kredit yang diberikan dengan total asset yang dimiliki dan

pertumbuhan jumlah kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga

pada bank.

(28)

28 4.1.Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Bank Mega Tbk.

Berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama PT. Bank Karman

yang didirikan pada tahun 1969 dan berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada

tahun 1992 berubah nama menjadi PT. Mega Bank dan melakukan relokasi

Kantor Pusat ke Jakarta. Seiiring dengan perkembangan PT. Mega Bank pada

tahun 1996 diambil alih oleh PARA GROUP (PT. Para Global Investindo dan PT.

Para Rekan Investama). Untuk lebih meningkatkan citra PT. Mega Bank, pada

tahun 1997 melakukan perubahan logo dengan tujuan bahwa sebagai lembaga

keuangan kepercayaan masyarakat, akan lebih mudah dikenal melalui logo

perusahaan yang baru tersebut. Dan pada tahun 2000 dilalkukan perubahan nama

dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega.

Dalam rangka memperkuat struktur permodalan maka pada tahun yang

sama PT. Bank Mega melakukan initial public offering dan listed di BEJ maupun

BES. Dengan demikian sebagai saham PT. Bank Mega dimiliki oleh publik dan

berubah nama menjadi PT. Bank Mega Tbk.

Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang

disandangnya, PT. Bank Mega Tbk berpegang pada azas profesionalisme,

keterbukaan, dan kehati-hatian dengan struktur permodalan yang kuat serta

(29)

Memiliki 152 jaringan kerja yang teridiri kantor cabang, kantor cabang pembantu

dan kantor kas yang terbesar hampir diseluruh kota besar di Indonesia, serta

Priority Bangking.

A. Profil Peusahaan

Pasca krisis ekonomi tahun 1997-1998 yang bertepatan dengan satu tahun

diambil alihnya managemen Bank Mega oleh PARA GROUP merupakan tonggak

sejarah yang menentukan bagi lahirnya sebuah Bank besar yang dikelola oleh para

bangsa.

Berfokus pada Retail Banking dan Corprate Banking. Bank Mega bertumbuh dengan pesat namun terkendali sehingga dalam waktu relative singkat

telah disejajarkan dengan bank-bank swasta yang masuk dalam 15 besar diantara

sekitar 130 bank di Indonesia.

Pertumbuhan asset yang spektakuler yaitu dari hanya 300 Milyar tahun

1996 menjadi 33 triliun pada tahun 2007 dengan jaringan 152 kamtor di seluruh

Indonesia membuktikan bahwa bisnis model yang selama ini dianut telah terbuki

efektif dan membuahkan predikat bank sistemik dari bank Indonesia serta sebutan

lainnya dari kalangan bisnis maupun masyarakat. Demikian pula dari sisi

operasional Bank Mega telah mengantongi sertifikasi ISO sejak tahun 1999 yang

merupakan pengakuan atas pengelolaan operasional perbankan yang sesuai

standar internasional.

Komitmen untuk menjadi Bank Kebanggan Bangsa, Bank Mega telah

(30)

mewujudkan jumlah kantor cabang menjadi 1000 cabang di tahun 2018 dengan

asset mencapai 1000 triliun rupiah.

B. Visi dan Misi

Manajemen Bank Mega percya bahwa keberhasilan organisasi sangat

bergantung kepada seberapa kuat seluruh jajarannya mempedomani Visi, Misi

dan nilai-nilai ideal yang tumbuh dari dalam organisasinya. Nilai-nilai yang telah

terbukti berkali-kali menopang kinerja dan mempersembahkn karya yang dapat

dinikmati bersama oleh para stakeholdernya.

Visi : Menjadi Kebanggan Bangsa

Misi : Menciptakan hubungan baik yang berkesinambungan dengan nasabah

melalui pelayanan jasa keuangan dan kemampuan kinerja organisasi terbaik

untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham.

C. Nilai Perusahaan

Kewirausahaan, Etika, Kerjasama, Dinamis, Komitmen

D. Strategi

 Tumbuh dengan hasil optimal, resiko minimal dan penuh terhadap

ketentuan yang berlaku

 Menyelaraskan sumber daya manusia dan organisasi untuk tujuan

perusahaan

(31)

E. Budaya Perusahaan

Keberhasilam dan kemajuan sebuah perusahaan tidak terlepas dari budaya

yang dimiliki perusahaan tersebut. Budaya yang dikembangkan di dalam tubuh

Bank Mega didasari oleh nilai-nilai berikut:

 Kewirausahaan

 Etika

 Kerjasama

 Dinamis

 Komitmen

F. Penghargaan

2007 : Infobank & MRI : Banking Service Excellence Award

2006 :

 Infobank : Infobank Award dengan predikat sangat bagus untuk kinerja

keuangan tahun 2005

 Infobank & MRI : Banking Service Excellence Award

 Visa Internasional : Outstanding Performer – Volume Growth

 Bank Indonesia : Kriya Pramala Award untuk the best newcomer dalam

linkpage program

2005 :

 Banking Service Excellence Award

 Infobank Award dengan predikat sangat bagus

 Penghargaan dari majalah SWA berdasarkan penilaian Economic Value

(32)

2004 :

 Ifobank : Bank yang sangat bagus atas kinerja jeuangan tahun 2003 ( Juni

2004 )

 Investor : Perusahaan Terbuka Terbaik untuk kategori sector perbankan

 SWA & Mark Plus : Bank yang samgat bagus berdasarkan EVA/ Economic

Value Added

 Infobank & MRI : Peringkat 3 bank dengan pelayannan terbaik ( Survey

dilakukan terhadap 21 bank )

2003 :

 Infobank & MRI : Peringakt 4 dengan pelayanan terbaik

 Infobank : bank yang sangat bagus atas kinerja keuangan tahun 2002

 SWA & Mark Plus : Masuk dalam penghargaan 10 bank umum terbaik

2000 :

 Asiaweek : Masuk dalam 500 bank terbesar dan terbaik se Asia – Pasific

( September 2000)

 SGS Yarsley Int : Meraih ISO 9002

 Bisnis Indonesia : Peringkat 3 untuk kualitas pelayanan terbaik ( Mei 2000 )

1998 : Market Research Indonesia (MRI) : Peringkat 5 bank dengan pelayanan

(33)

4.1.2. Struktur Organisasi

Struktur ogranisasi merupakan kelengkapan utama dari suatu organisasi.

Apabila suatu organisasi tersebut menginginkan adanya efisien dalam opersional

dan biaya, kejalanan wewenang tugas dan tanggung jawab dari semua orang yang

terlibat dalam pelaksanaan organisasi kerja yang terdiri dari pemimpin

bagian-bagian dan seksi-seksi dengan tujuan untuk mencapai suatu kondisi perusahaan

yang efisien dan efektif baik dalam menghasilkan laba maupun dalam

opersionalnya.

Bank sebagai lembaga keuangan di dalam mencapai tujuannya

memerlukan struktur organisasi yang baik. Oleh karena itu, perlu disusun dan

melaksankan organisasi yang baik untuk dapat menjamin kelancaran kerja.

Dengan adanya struktur organisasi yang baik diharapkan mendapatkan

hasil yang optimal. Struktur organisasi yang baik adalah susunan organisasi dari

suatu perusahaan dengan tujuanuntuk kelancaran usahanya demi mencapai

keuntungan yang memuaskan, struktur organisasi ini akan nampak hubungan dan

batas-batas tugas serta wewenang dari tiap-tiap bagian, juga kekuasaan dan

tanggung jawab dari pimpinan akan nampak pula dan hubungan dengan

bawahannya akan terlihat dengan jelas.

PT. Bank Mega Tbk. pun mempunyai struktur organisasi demi terjaganya

kelancaran kinerja dalam melakukan tugas sesuai yang telah dibuat didalam

struktur organisasi tersebut. Berikut adalah struktur organisasi dari PT. Bank

(34)

Sumber : PT. Bank Mega Tbk.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. Bank Mega Tbk.

4.2. Pembahasan Penelitian

4.2.1. Perhitungan Perkembangan Tingkat Likuiditas Pada Bank Mega Perhitungan perkembangan tingkat likuiditas bank mega dengan

menggunakan Loan to Asset Rasio dan Loan to Deposit Rasio sebagai metode perhitungannya dimana, tahun 2007 ditetapkan tahun dasar yang nantinya akan

dibandingkan dengan tahun yang dianalisis yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun

2013 untuk dilihat tingkat likuiditas apakah sudah sesuai atau belum.

Analisis datanya adalah sebagai berikut :

4.2.1.1. Loan to Asset Rasio ( LAR )

Menurut ( Rivai, 2007) Loan to Assets Ratio (LAR) merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi

(35)

Tabel 4.1

Laporan Keuangan PT. Bank Mega Tbk. ( dalam jutaan rupiah )

TAHUN TOTAL KREDIT YANG DIBERIKAN TOTAL ASSET

2007 13.843.320 34.907.728

2008 18.749.051 34.860.872

2009 18.352.062 39.684.622

2010 23.613.208 51.596.960

2011 31.406.691 61.909.027

2012 26.650.298 65.219.108

2013 29.779.320 66.475.698

Sumber : PT. Bank Mega Tbk.

1. Perhitungan Likuiditas Dengan Loan to Asset Rasio Rumus Loan to Asset Rasio :

(36)

2. Perkembangan Loan to Asset Rasio

Tabel 4.2

Perkembangan Loan to Asset Rasio Pada Bank Mega Periode 2007-2013

TAHUN LAR

Sumber: PT. Bank Mega Tbk.

Gambar 4.2

Grafik perkembangan Loan to Asset Rasio pada Bank Mega

0%

(37)

Deskripsi:

Perkembangan tingkat likuiditas pada PT. Bank Mega Tbk dengan menggunakan

Loan to asset rasio mengalami perubahan selama periode 2007-2013. Pada tahun 2009 loan to asset rasio mengalami penurunan sebesar 7,54% penurunan terjadi

karena turunnya total pemberian kredit. Dan pada periode 2012 kembali turun

secara signifikan sebesar 10,02% yang disebabkan pada periode tersebut bank

mega sedang menghadapi masalah yang mengakibatkan pemberian total kredit

menurun serta pelemahan kinerja kredit memicu penurunan pendapatan bunga.

Dan kembali naik sebesar 4,08% pada tahun 2013.

4.2.1.2. Loan to Deposit Rasio ( LDR )

Tabel 4.3

Laporan Keuangan PT. Bank Mega Tbk. ( Dalam Jutaan Rupiah )

TAHUN TOTAL

KREDIT GIRO TABUNGAN DEPOSITO EKUITAS 2007 13.843.320 6.842.035 6.279.786 30.030.996 2.939.137 2008 18.749.051 5.418.853 5.195.787 29.381.005 2.870.365 2009 18.352.062 7.591.878 9.369.028 15.815.826 3.403.242 2010 23.613.208 10.715.444 11.304.920 20.063.449 4.366.219 2011 31.406.691 9.140.961 13.849.239 26.148.487 4.876.388 2012 26.650.298 7.479.029 13.398.606 29.387.760 6.262.82 2013 29.779.320 7.317.018 11.797.642 33.257.383 6.118.505 Sumber: PT. Bank Mega Tbk

1. Perhitungan Loan to Deposit Rasio ( LDR )

(38)

Loan to Deposit Ratio merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan

dengan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima, tidak termasuk

pinjaman subordinasi.”

Rumus Loan to Deposit Rasio :

Dari pengertian dan rumus diatas mengenai Loan to Deposit Rasio berikut tabel

laporan keuangan PT. Bank Mega Tbk. yang berhubungan dengan rasio ini.

Tabel 4.4

Laporan Keuangan PT. Bank Mega Tbk. ( Dalam Jutaan Rupiah )

TAHUN TOTAL KREDIT DANA PIHAK KETIGA EKUITAS

2007 13.843.320 43.152.817 2.939.137

2008 18.749.051 39.995.645 2.870.365

2009 18.352.062 32.803.732 3.403.242

2010 23.613.208 42.083.813 4.366.219

2011 31.406.691 49.138.687 4.876.388

2012 26.650.298 50.265.395 6.262.821

2013 29.779.320 52.327.043 6.118.505

Sumber: PT. Bank Mega Tbk.

(39)

2. Perkembangan Loan to Deposit Rasio Tabel 4.5

Perkembangan Loan to Deposit Rasio Pada Bank Mega Periode 2007-2013

Sumber: PT. Bank Mega Tbk.

Gambar 4.3

Grafik perkembangan Loan to Deposit Rasio PT. Bank Mega Tbk.

2007

(40)

Deskripsi:

Pada perkembangan loan to deposit rasio pada Bank Mega periode 2007-2013 terlihat mengalami kenaikan di lima tahun pertama dan mengalami

penurunan sebesar 11% pada tahun 2012 penyebab penurunan ldr pada Bank

Mega disebabkan oleh turunnya total pemberian kredit dan meningkatnya total

pihak dana ketiga.

4.2.2 Analisis Ketentuan Tingkat Perkembangan Likuiditas Dengan Metode LAR Dan LDR.

Dalam menentukan tingkat perkembangan likuiditas suatu bank telah

diatur oleh BI standar likuiditas bank dengan menggunakan metode-metode

likuiditas. Berikut adalah standar likuiditas bank bila menggunakan metode Loan

to Asset Rasio ( LAR ) dan Loan to Deposit Rasio ( LDR ).

A. Standar Likuiditas Loan to Asset Rasio Tabel 4.6

Standar Likuditas Loan to Asset Rasio

No STANDAR LIKUIDITAS PREDIKAT

1 ш 30% SEHAT

2 ч 30% TIDAK SEHAT

Sumber: www.bi.go.id

Tabel 4.7

Hasil Loan to Asset Rasio PT. Bank Mega Tbk.

(41)

2012

2013 44,79%

Pada tabel 4.7 dapat dilihat mengenai perkembangan tingkat likuiditas

pada Bank Mega dengan menggunakan metode loan to asset rasio ( LAR) hasilnya tidak stabil terlihat dari tahun ke tahun mengalami naik turun hasil

LARnya dan penurunan paling signifikan terjadi adalah pada tahun 2012 dengan

total LAR sebesar 40,71%. Namun meskipun nilai LAR pada Bank Mega selalu

mengalami naik turun, kesehatan bank tersebut apabila dilihat dari standar

likuiditas dengan menggunakan loan to asset rasio ( LAR ) dikategorikan sebagai

bank yang sehat karena standar LAR dalam likuiditas untuk menentukan

kesehatan bank adalah 30% dan semakin tinggi rasio tersebut semakin baik karena

bank dapat memenuhi pemberian kredit dengan menggunakan asset yang dimiliki

oleh Bank Mega tersebut tanpa harus meminjam dana dari bank lain.

B. Standar Likuiditas Loan to Deposit Rasio Tabel 4.8

Standar Likuiditas Loan to Deposit Rasio

No STANDAR LIKUIDITAS PREDIKAT

1 ≤ 94,75% SEHAT

Hasil Loan to Depsit Rasio PT. Bank Mega Tbk.

(42)

2013

Pada tabel 4.9 dapat dilihat mengenai perkembangan tingkat likuiditas

pada Bank Mega bila diukur dengan menggunakan metode loan to deposit rasio (LDR) cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai dengan tahun

2013. Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2012 dari 58,14% menjadi 47,14%,

namun penurunan tersebut tidak berlangsung lama karena pada tahun berikutnya

mengalami peningkatan kembali. Dan bila dilhat dari standar kesehatan bank,

hasil dari perhitungan loan to deposit rasio ( LDR ) menyatakan bahwa Bank Mega adalah bank yang sehat dan sesuai standar yang telah ditentukan karena

hasil dari LDRnya rata-rata pada posisi kurang dari 94%. Bagi perusahaan

perbankan, loan to deposit ratio (LDR) merupakan hal yang sangat penting karena

selain menjadi sumber pendapatan utama bank juga menyangkut kepercayaan

pemilik dana. Jika loan to deposit ratio (LDR) terlalu rendah diperkirakan bank akan mengalami kerugian, sebaliknya jika loan to deposit ratio (LDR) terlalu tinggi bank akan kesulitan untuk mengembalikan dana deposan jika terjadi

penarikan besar-besaran. Jika terjadi hal ini maka masyarakat menjadi tidak

percaya pada bank tersebut. Lebih diperburuk lagi apabila hal ini terdengar

pemilik dana lainnya, maka penitip dana tersebut kemungkinan besar akan

menarik dananya dari bank tersebut sehingga bisa berakibat kebangkrutan karena

terjadinya rush atau penarikan besar-besaran. Peningkatan loan to deposit ratio (LDR) disebabkan oleh proporsi dana yang disalurkan untuk membiayai kredit

semakin besar. Sedangkan penurunan loan to deposit ratio (LDR) dapat disebabkan karena adanya kesenjangan jangka waktu, maksudnya pendanaan bank

(43)

tabungan dan deposito berjangka, sedangkan penyalurannya pada kredit yang

memiliki jangka waktu relatif panjang. Kesenjangan jangka waktu tersebut akan

menimbulkan risiko likuiditas yaitu kegagalan bank dalam memenuhi

komitmennya kepada nasabah dan pihak lainnya. Alasan tersebut didukung oleh

Prospektus Awal Bank BJB (2010:50) yang menjelaskan bahwa faktor-faktor

yang dapat menimbulkan risiko likuiditas bersumber antara lain adanya penarikan

dana oleh nasabah yang tidak mampu ditangani, kesulitan aksesibilitas bank ke

pasar uang serta rendahnya kemampuan bank untuk menghasikan arus kas dalam

operasinya yang berdampak pada permodalan perusahaan, sehingga kebijakan dan

strategi risiko likuiditas harus mempertimbangkan toleransi risiko dan dampaknya

terhadap permodalan dengan memperhatikan perubahan eksternal dan internal

serta bank harus melakukan analisis mengenai kemungkinan dampak penerapan

berbagai skenario yang berbeda atas posisi likuiditas karena kondisi likuiditas

bank tergantung pada pola cash flow dalam berbagai kondisi.

4.2.3 Perbedaan Loan to Asset Rasio ( LAR ) Dengan Loan to Deposit Rasio ( LDR ) Dalam Menentukan Perkembangan Tingkat Likuiditas Bank.

Metode Loan to asset rasio ( LAR ) dengan Loan to deposit rasio ( LDR )

dalam menentukan perkembangan tingkat likuiditas suatu bank memiliki

perbedaan dalam perhitungan.

LAR merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan

bank dalam memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang

(44)

Indonesia dalam menetukan tingkat likuiditas sebesar 30% dan apabila hasil dari

perhitungan LAR dibawah 30% maka bank bisa disebut bank yang tidak sehat

karena kemampuan dalam memberikan kredit kepada masyarakat tidak terpenuhi

oleh asset yang dimiliki oleh bank. Dan semakin tinggi hasil yang didapat maka

bank tersebut semakin sehat.

Sedangkan LDR merupakan rasio yang mengukur perbandingan jumlah

kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang

menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana

oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya. Dengan standar kesehatan bank yang telah diatur oleh BI dalam

menetukan tingkat likuiditas dengan ketentuan apabila hasil yang didapat kurang

dari 94% maka bank tersebut dikatan bank yang sehat dan apabila hasilnya

mencapai lebih dari 102% maka bank tersebut dikatakan bank yang tidak sehat

dan apabila dari setiap periode bank tersebut selalu pada posisi bank yang tidak

sehat maka kemungkinan besar bank tersebut akan mengalami likuidasi. Berbeda

dengan Loan to Asset Rasio ( LAR ) pada rasio ini apabila semakain tinggi hasil

yang didapat maka semakin besar kemungkinan bank tersebut pada posisi yang

(45)

45 5.1Kesimpulan

Penulis melakukan pembahasan pokok permasalahan berdasarkan data dari

PT Bank MegaTbk. Dari hasil analisis dan pembahasan tentang tingkat likuiditas

dengan menggunakan metode LAR Dan LDR dapat ditarik kesimpulan.

1. Perkembangan tingkat likuiditas pada Bank Mega bila diukur menggunakan

Loan to Asset Rasio mengalami naik turun namun standar LAR bank mega

telah sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh BI.

2. Perkembangan tingkat likuiditas pada Bank Mega bila diukur menggunakan

Loan to Deposit Rasio selalu mengalami kenaikan dan telah memenuhi

standar kesehatan bank yang telah di buat oleh BI.

3. Meskipun pada tahun 2012 mengalami masalah yang mengakibatkan turunnya

hasil LAR dan LDR pada PT. Bank Mega Tbk. tetapi bank tersebut

merupakan bank yang sehat bila diukur dengan metode Loan to Asset Rasio

maupun dengan Loan to Deposit Rasio.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebaiknya PT Bank Mega Tbk selalu memiliki strategi dan ide baru untuk

(46)

dengan melakukan promosi, penjualan produk baru, iklan, publisitas bank

itu sendiri, dan lain-lain.

2. Pertahankan bahkan lebih dikembangkan lagi asset yang dimiliki bank

agar kualitas pemberian kredit bisa berjalan dengan lancer tanpa harus

meminjam kepada pihak-pihak lain.

3. Untuk mengurangi atau meminimalkan risiko likuiditas sebaiknya PT

Bank Mega Tbk harus bisa mengendalikan perbedaan waktu jatuh tempo

antara pendanaan bank yang sebagian besar berasal dari masyarakat yang

memiliki jangka waktu pendek dengan penyaluran kredit yang memiliki

jangka waktu relatif panjang.

4. PT Bank Mega Tbk sebaiknya terus melakukan pengawasan (monitoring)

setelah kredit dicairkan sehingga apabila ada indikasi terjadinya

kemacetan atau timbulnya kredit bermasalah dapat diminimalisir dengan

(47)

Analysis Likudity Using Loan To Asset Rasio And Loan To Deposit Rasio

At PT. Bank Mega TBK

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan D3

Program studi Keuangan dan Perbankan

Oleh:

AGUNG FEBRIYANA

2.15.12.020

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(48)

ix

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN………...………... ii

ABSTRACT .………... iii

ABSTRAK ..………. iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ……… v

KATA PENGANTAR ………... DAFTAR ISI ………...………. vi ix DAFTAR TABEL ………... xii

DAFTAR GAMBAR ………...……….... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……….….. xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….………..……. 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ………. 6

1.2.1 Identifikasi Maslah ………... 6

1.2.2 Rumusan Masalah ……… 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……… 7

1.3.1 Maksud Penelitian ……… 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ………. 7

1.4 Kegunaan Penelitian ………... 8

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 8

(49)

x

2.1 Kajian Pustaka ………. 10

2.1.1 Bank ……….. 10

2.1.1.1 Perngertian Bank ………. 10

2.1.1.2 Jenis-Jenis Bank ……….. 11

2.1.1.3 Fungsi Bank dan Tujuan Bank ……… 12

2.1.2 Likuiditas ……….. 13

2.1.2.1 Pengertian Likuiditas ……….. 13

2.1.2.2 Teori Manajemen Likuiditas ………... 13

2.1.2.3 Penilaian Likuiditas ……… 15

2.1.3 Hasil Penelitian Sebelumnya …... 17

2.2 Kerangka Pemikiran ……… 18

BAB III OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN 20 3.1 Objek Penelitian ……….. 20

3.2 Metode Penelitian ………... 20

3.2.1 Desain Penelitian ………. 22

3.2.2 Operasional Variabel ………... 23

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ………... 24

3.2.3.1 Sumber Data ……….. 24

(50)

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 28

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ………. 28

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Bank Mega Tbk. ………... 28

4.1.2 Struktur Organisasi ……… 33

4.2 Pembahasan Penelitian ……… 34

4.2.1 Perhitungan Perkembangan Tingkat Likuiditas Pada PT. Bank Mega Tbk. ………... 34

4.2.2 Analisis Ketentuan Tingkat Perkembangan Likuiditas Dengan Metode LAR Dan LDR ……… 40

4.2.3 Perbedaan Loan to Asset Rasio ( LAR ) Dengan Loan to Deposit Rasio ( LDR ) Dalam Menentukan Perkembangan Tingkat Likuiditas Bank ……… 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45 5.1 Kesimpulan ………. 45

5.2 Saran ……… 46 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(51)

Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Yogyakarta: BPFE.

Kasmir.2008.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

Kuncoro, Mudrajat. 2002. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.

Lukman, Dendawijaya.2009.Manajemen Perbankan.Edisi Kedua. Jakarta :Ghalia Indonesia

Mamduh, Halim Abdul. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: AMP-YKPN.

Rivai Veitzhal, Permata Andria, Idroes N. Ferry. 2007. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta

Taswan. 2006. Manajemen Perbankan (konsep teknik & Aplikasi) Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah.Bekasi: Genesis.

Umi narimawati, dkk. 2011, Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis

Website:

http:// www.bankmega.com/tentang_kami.php.

http:// www.bankmega.com/laporan_keuangan.php.

www.Bankmega.com

www.bi.go.id

(52)
(53)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, dan dengan ridho-Nya penulis dapat

menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul : “Analisis Likuiditas Dengan Menggunakan Metode Loan to Asset Rasio Dan Loan to Deosit Rasio Pada PT. Bank Mega Tbk.”

Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk melengkapi program perkuliahan D3

Jurusan Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Komputer Indonesia Bandung. Tersusunnya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari

halangan dan rintangan, ini dikarenakan keterbatasan kemampuan, pengetahuan

dan pengalaman penulis, dan tidak sedikit kesulitan yang dihadapi penulis dalam

penyusunan laporan ini. Tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya

penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Terutama kepada kedua orang tuaku

tercinta Bapak Pujono dan Mama Siti Sanah Hasanah yang selalu memberikan

do’a, kasih sayang dan perhatian yang sangat tulus selama ini, serta atas

semangatnya agar penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan selama di

bangku perkuliahan. Serta kepada adikku tercinta Aria Rizky Septiana yang selalu

menghibur dan memberikan dukungan serta doa kepada penulis.

Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin

(54)

vii

membantu hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. Secara khusus penulis

ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Ibu Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen,

Manajemen Pemasaran serta Keuangan dan Perbankan.

3. Ibu Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Keuangan

dan Perbankan Universitas Komputer Indonesia.

4. Bapak Rizki Zulfikar, SE., M.Si selaku Pembimbing Tugas Akhir Keuangan

dan Perbankan Universitas Komputer Indonesia.

5. Ibu Lita Wulantika, S.E., M.Si. selaku Dosen Wali Keuangan dan Perbankan

Universitas Komputer Indonesia Angkatan 2012.

6. Kepada pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) yang selalu memberikan

kemudahan dalam penyajian data yang penulis butuhkan serta informasi dan

waktunya.

7. Sahabat-sahabatku Aziza Zaskia, Reisya Purnamasari, Dikanio Aditya, Siti

Marisa Hafsyah, Moch. Sahid Hamrulloh, Dicky Saipul Millah, Lukman

Hanif, Arif Nurrohman, Rangga Ferbizia, dan Rinaldo yang telah mengibur

dan memberi semangat serta motivasi kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Serta kepada seluruh

teman-teman KP tahun 2012.

8. Desti Wulan Safitri yang telah meminjamkan laptopnya kepada penulis dalam

(55)

viii

9. Seluruh Dosen, Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Keuangan dan Perbankan Program Diploma 3 (D3) Universitas Komputer

Indonesia yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya serta membantu

terselesaikannya Tugas Akhir.

Penulis memohon agar Allah memberikan Rahmat dan Karunia serta

senantiasa meridhoi dan membalas budi baik semua pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaiakan laporan penelitian ini. Saran dan kritik sangat

penulis harapkan serta berharap semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi

kita semua. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2015

Agung Febriyana

(56)

Nama Lengkap : Agung Febriyana

Alamat : Jl. Kp. Jati Baru RT.04 RW.17 No. 24 Desa Jati

Endah Kec. Cilengkrang Kab. Bandung. 40616.

Tempat/Tgl. Lahir : Bandung, 2 Febuari 1995

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Telp : - 083821390659

Riwayat Pendidikan :

 1999-2000 : TK Mutiara

 2000-2006 : SD Negeri Sindanglaya 4  2006-2009 : SMP Negeri 49 Bandung  2009-2012 : SMA Negeri 16 Bandung  2012 – Sekarang : Universitas Komputer Indonesia

Bandung, Agustus 2015

Gambar

Tabel 1.1 Total Loans Pada Bank Di Indonesia
Tabel 1.2 Perkembangan Total Loan Pada Bank Di Indonesia
Tabel 1.3 Waktu penelitian
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh risiko likuiditas yang terdiri dari Likuiditas Total Asset (LTA), Likuiditas Asset Deposit (LAD) dan Financial

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh LDR ( Loan to Deposit Ratio ), NPL ( Non Performing Loan ) ROA ( Return On Asset ) dan BOPO (Biaya Operasional

LOAN TO DEPOSIT BATTO DAN CA}ITAI- ADEQUACY RATIO, SERTA IMPLIKASTNYA TEREADAP PROFITAIII,ITAS. -

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana oleh pihak ketiga..

Kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan bank Mega Syariah yang dicapai oleh bank Mega konvensional adalah capital adequacy ratio, non performing loan dan

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun

menunjukkan bahwa secara parsial Loan to Deposit Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset pada PT Bank Sumut Kantor Cabang Iskandar Muda periode

Usulan penelitian analisis rasio likuiditas dan rasio solvabilitas pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)