1
Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu
tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan.
Meningkatkan kualitas hidup antara lain diwujudkan dengan meningkatkan
pendapatan melalui berbagai kegiatan perekonomian. Salah satu sarana yang
mempunyai peranan strategis dalam kegiatan perekonomian adalah Perbankan.
Arif Cahyono (2009:1)
Peran strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama perbankan
sebagai financial intermediary, yaitu sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan masyarakat secara efektif dan efesien. Perbankan
sebagai sebuah lembaga yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat pada akhirnya akan memiliki peranan yang strategis untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, yakni dalam rangka
meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Sektor perbankan merupakan salah satu sektor ekonomi yang berperan aktif dalam
pembangunan ekonomi nasional yang diharapkan meningkatkan peran serta dana
masyarakat dalam pembiayaan pembangunan. Beberapa faktor yang membuat
sistem perbankan rentan terhadap krisis ekonomi, diantaranya adalah kebijakan
disektor perbankan yang tidak berjalan searah dengan kebijakan moneter dan
serta struktur pendanaan dan pinjaman disektor perbankan yang sangat tidak
efisien merupakan beberapa kendala yang dihadapi oleh industri perbankan.
Untuk menjaga eksistensi dan pengembangan dari bank yang bersangkutan
dituntut adanya pelaksanaan usaha yang berkaitan erat dengan pengelolaan
manajemen bank dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Arif Cahyono (2009)
Bertitik tolak pada Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat 2 tentang perbankan memberikan pengertian mengenai bank :
“ Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masayarakat dalam bentuk kredit atau dalam
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka menigkatkan taraf hidup rakyat.”
Peranan bank yang bertindak sebagai salah satu bentuk lembaga keuangan
yang bertujuan untuk memberikan kredit, menerima simpanan dari masyarakat
yang kelebihan dana dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka.
Dengan tujuan yang dimiliki tersebut dapat menggairahkan industri baru maupun
yang sedang berkembang.
Dalam pemberian dana pinjaman, bank harus yakin akan kemampuan dan
kemauan nasabah untuk mengembalikan pinjaman beserta bunga tepat pada waktu
yang telah ditentukan bank. Oleh karena itu bank harus memperhatikan kinerja
calon debitur sebagai bahan pertimbangan. Dimana kinerja keuangan merupakan
prestasi kerja yang dicapai perusahaan pada akhir periode dan selama satu periode
Dana yang menganggur mengakibatkan biaya yang dikeluarkan oleh bank
lebih besar dari penerimaan yang didapat dari penerimaan bunga untuk kredit
yang diberikan kepada nasabah.Contoh lainnya pada saat suatu perusahaan akan
menarik dana yang dibutuhkan, haruslah diketahui lebih dahulu untuk berapa lama
dana itu akan dipergunakan didalam perusahaan. Penarikan dana yang dibutuhkan
didasarkan kepada ketentuan bahwa dana yang dibutuhkan itu hendaknya ditarik
untuk jangka waktu yang sesuai dengan penggunaan dana tersebut didalam
perusahaan atau jangka waktu terikatnya dana dalam aktiva yang akan dibiayai
dengan dana tersebut. Sebab dari itu perlu adanya pemenuhan kebutuhan dana
dalam setiap perusahaan.
Pemenuhan kebutuhan dana sendiri dapat dibedakan antara cara
pemenuhan kebutuhan dana sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan
masing-masing aktiva yang akan dibiayai dan cara pemenuhan kebutuhan dana secara
keseluruhan dengan memandang kebutuhan sebagai satu kesatuan atau satu
kelompok. Adapun setiap dana yang digunakan dalam suatu perusahaan adalah
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan (Veitzhal, 2007) dalam Hetna Darma (2008).
Dalam memberikan suatu pinjaman atau kredit itu pasti akan berhubangan
dengan yang namanya rasio likuiditas. Likuiditas merupakan kemampuan
manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi
kewajibannya setiap saat (Taswan, 2006) dalam Hetna Darma ( 2008 ). Dalam kewajiban di atas termasuk penarikan yang tidak dapat diduga seperti commitmen
kepercayaan bagi masyarakat maka bank harus bisa mengelola likuiditas secara
baik terutama ditunjukan untuk memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan
oleh adanya kekurangan, dalam mengelola likuiditas selalu akan terjadi benturan
kepentingan antara keputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan
pendapatan.
Berdasarkan surat edaran kepada semua bank umum di Indonesia oleh
Bank Indonesia Jakarta 16 Juli 2009 No.11/ 16 /DPNP mengenai Peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5029)
dan perlunya pengelolaan Risiko Likuiditas baik dalam kondisi normal maupun
kondisi krisis
Bank yang selalu berhati-hati dalam menjaga likuiditas akan cenderung
memelihara alat likuiditasnya yang relatif lebih besar dari yang diperlukannya
dengan maksud untuk menghindari kesulitan likuiditas, namun disisi lain bank
juga dihadapkan pada biaya yang besar berkaitan dengan pemeliharaan alat
likuiditas yang berlebihan.
Tabel 1.1
Total Loans Pada Bank Di Indonesia ( Bank Mega, Bank Permata, BTPN)
( Dalam bentuk jutaan)
TAHUN TOTAL LOANS
Bank Mega Bank Permata BTPN
Tabel 1.2
Perkembangan Total Loan Pada Bank Di Indonesia ( Bank Mega, Bank Permata, BTPN )
tabungan pensiunan nasional cenderung mengalami kenaikan dikarenakan
banyaknya masyarakat yang melakukan peminjaman,. Tetapi pada tahun 2012
bank mega mengalami penurunan pemberian kredit sebesar 17,84%. Penurunan
total pemberian kredit pada bank mega diakibatkan pada tahun tersebut bank
mega mengalami setidaknya dua masalah pelik yang dihadapi. Pertama adanya
pelemahan kinerja kredit memicu penurunan pendapatan bunga sebesar 15,13%
menjadi Rp. 3,58 triliun, hingga akhir oktober 2013. Kedua, membengkaknya
beban operasional selain bunga, tidak disertai kenaikan pendapatan. Hingga akhir
oktober 2013, Bank Mega harus menanggung beban operasional selain bunga
sebesar Rp. 2,51 triliun. Sehingga pendapatan dari pos operasional selain bunga
bersih harus minus atau merugi Rp. 1,44 triliun. ( www.infovesta.com ). Dengan
melihat pendapat dari (Veitzhal, 2007) dalam Hetna Darma (2008) yang menyatakan bahwa setiap dana yang digunakan dalam suatu perusahaan adalah
dengan masalah yang dihadapi oleh Bank Mega dalam penghimpunan dana
pinjaman atau kredit kepada nasabah yang mengakibatkan pendapatan harus
minus atau merugi. Maka dari itu penulis tertarik untuk membahas tentang
likuiditas Bank Mega dalam judul “Analisis Likuiditas Dengan Menggunakan Metode Loan to Asset Rasio dan Loan to Deposit Rasio Pada Bank Mega”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah dijelaskan diatas
dapat ditentukan identifikasi masalah yaitu:
1. Tingkat likuiditas sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan bank.
2. Total pemberian kredit, total dana pihak ketiga dan total asset pada bank
berpengaruh dalam menghitung tingkat likuiditas bila menggunakan
metode LAR dan LDR.
3. Meningkatnya kredit bermasalah akibat lambatnya kegiatan ekonomi,
jatuhnya harga komoditas, meningkatnya volatilitas mata uang dan
likuiditas yang diperketat sebagai dampak dari krisis global sehingga
berdampak kurang menguntungkan terhadap kualitas kredit nasabah
disemua segmen.
1.2.2 Rumusan Masalah
2. Apakah tingkat perkembangan likuiditas pada bank mega telah sesuai
ketentuan apabila diukur dengan menggunakan Loan to Asset Rasio ( LAR ) dan Loan to Deposit Rasio ( LDR ).
3. Bagaimana perbedaan Loan to Asset Rasio ( LAR ) dan Loan to Deposit Rasio ( LDR ) dalam menentukan tingkat likuiditas.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini untuk memperoleh data-data atau
informasi atau suatu gambaran yang berhubungan dengan masalah yang diteliti
penulis. Karena penulis ingin mengetahui bagaimana perkembangan likuiditas
pada perbankan di Indonesia yang ditinjau dari asset, dana pihak ketiga dan kredit
yang diberikan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat likuiditas pada perbankan di
Indonesia khususnya pada Bank Mega.
2. Untuk mengetahui bagaimana analisis likuiditas pada suatu bank bila
menggunakan Loan to Asset Rasio (LAR) dan Loan to Deposit Rasio ( LDR ).
3. Untuk mengetahui perbedaan metode dalam menentukan likuiditas suatu
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Bagi Pengembangan Ilmu
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan referensi dalam pengembangan ilmu pada mata kuliah keuangan dan
perbankan. Mahasiswa/i agar dapat memahami dan mengetahui analisis
likuiditas suatu bank.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan
serta pengalaman yang berharga dalam mempelajari, memahami dan
mengimplementasikan ilmu perbankan yang khususnya berkaitan dengan
tingkat perkembangan likuiditas pada suatu bank.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi atau
informasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan mata
kuliah keuangan dan perbankan.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di BEI (Bursa Efek Indonesia) yang
berlalamat di Jl. Veteran No. 10 Bandung. Adapun perusahaan yang diteliti yaitu
Bank Mega.
1.5.2 Waktu Penelitian
Tabel 1.3 Waktu penelitian
NO Kegiatan
Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1
Survey awal dan penentuan lokasi penelitiaan
2 Penyusunan Proposal 3 Pelaksanaan Penelitian
4
Pengolahan data, Analisis dan
10 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Bank
2.1.1.1 Pengertian Bank
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada pihak yang kekurangan
atau membutuhkan dana.
Menurut PSAK No.31 (2004:31.1) Bank adalah:
“Lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary)
antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai
lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.”
Sedangkan menurut Kasmir (2008:25) Bank adalah:
“Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan,
dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang
(kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bank adalah suatu lembaga
keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan giro, tabungan, dan deposito. Selanjutnya bank menyalurkan dana
tersebut dalam bentuk pinjaman atau kredit dalam rangka meningkatkan taraf
2.1.1.2 Jenis-jenis Bank
Jenis atau bentuk bank bermacam-macam, tergantung pada cara
penggolongannya. Menurut Lukman Dendawijaya (2009:15) penggolongan bank dapat dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
1. Jenis bank berdasarkan undang-undang
2. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya
3. Jenis bank berdasarkan penekanan kegiatannya
4. Jenis bank bedasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha”
Penjelasan tentang jenis bank tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jenis bank berdasarkan undang-undang
Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank, yaitu:
a. bank umum, dan
b. bank perkreditan rakyat.
Dengan catatan bahwa bank umum dapat mengkhususkan diri untuk
melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian lebih besar kepada
kegiatan tertentu.
2. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya
a. Bank milik negara (badan usaha milik negara atau BUMN)
b. Bank milik pemerintah daerah (badan usaha milik daerah atau BUMD)
c. Bank milik swasta nasional
3. Jenis bank berdasarkan penekanan kegiatannya
a. Bank retail (retail banks)
b. Bank korporasi (corporate banks)
c. Bank komersial (commercial banks)
d. Bank pedesaan (rural banks)
e. Bank pembangunan (development banks)
f. Dan lain-lain
4. Jenis bank bedasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha
a. Bank konvensional
b. Bank berdasarkan prinsip syariah
2.1.1.3 Fungsi Bank dan Tujuan Bank
Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dana dan penyalur dana
dari masyarakat. Secara spesifik, fungsi bank sebagai berikut :
1. Agent Of Trust
Kegiatan perbnakan berdasarkan kepercayaan dari nasabah kepada bank
yang merupakan dasar utamanya, baik dalam menghimpun dan maupun penyalur
dana.
2. Agent Of Development
Tugas bank sebagi penghimpuna dana dan penyalur dana, bank juga
memberikan penawaran jasa-jasa perbankan lainnya kepada masyarakat. Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari perbankan yaitu untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat yang kelebihan dana kepada masyarakat
2.1.2 Likuiditas
2.1.2.1 Pengertian Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana
yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya maupun komitmen yang telah
dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat (Mudrajat, 2002: 279) dalam Hetna Darma ( 2007 ). Kewajiban yang timbul dari sisi aktiva misalnya penyediaan dana bagi penarikan pinjaman yang disetujui atau penarikan atas kelonggaran
tarik pinjaman. Sedangkan kewajiban yang timbul dari sisi pasiva atau liabilities
misalya penyediaan dana bagi penarikan tabungan dan simpanan lainnya oleh
nasabah.
Sumber- sumber utama kebutuhan likuiditas dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Memenuhi kebutuhan likuiditas wajib minimum
2) Menjaga saldo rekening yang ada pada bank koresponden agar selalu pada
jumlah yang ditentukan
3) Memenuhi penarikan dana baik oleh nasabah debitur maupun penabung.
2.1.2.2 Teori Manajemen Likuiditas
Menurut Veitzhal (2007: 387) dalam Hetna Darma ( 2007 ) teori tentang manajemen likuiditas perbankan ini relatif hampir sama tuanya dengan ilmu
perbankan. Ada empat teori likuiditas perbankan yang dikenal yaitu sebagai
berikut:
Teori ini dianggap paling kuno, nama lian dari teori ini adalah real bills
doctrine. Teori ini mulai dikenal sekitar 2 abad lalu. Kajian teori ini dilakukan
oleh Adam Smith dalam bukunya yang terkenal The Wealth of Nation yang
diterbitkan tahun 1776. teori ini beranggapan bahwa bank hanya boleh
memberikan pinjaman dengan surat dagang jangka pendek yang dapt dicairkan
dengan sendirinya(self liquiditing). Self Liquiditing berarti pemberian pinjaman
mengandung makna untuk pembayaran kembali.
2. Shiftability Theory
Shiftability theory teori tentang aktiva yang dapat dipindahkan dan teori ini beranggapan bahwa likuiditas sebuah bank tergantung pada kemampuan bank
memindahkan aktivanya ke pada orang lain dengan harga yang dapat diramalkan,
misalnya dapat diterima bagi bank utnuk berinvestasi pada pasar terbuka jangka
pendek dalam portofolio aktivanya. Jika dalam keadaan ini sejumlah depositors
harus memutuskan untuk menarik kembali uang mereka, bank hanya tinggal
menjual investasi tersebut, mengambil yang diperoleh (atau dibeli), dan
membayarnya kembali kepada depositornya.
3. Anticipated Income Theory
Sebagai teori yang dikenal tahun 1940 yang menonjol di Amerika Serikat,
yaitu teori pendapatan yang diharapkan (the anticipated income theory) ini berarti semua dana yang dialokasikan atau setiap upaya mengalokasikan dana
ditunjukkan pada sector yang feasible dan layak akan menguntungkan bagi bank.
Maksud teori ini adalah bagaimana bank dapat mengelola pasivanya
sedemikian rupa sehingga pasiva itu dapat menjadi sumber likuiditas. Likuiditas
yang diperlukan bagi bank adalah:
a) untuk menghadapi penarikan oleh nasabah .
b) memenuhi kewajiban bank yang jatuh tempo .
c) memenuhi permintaan pinjaman dari nasabah.
2.1.2.3 Penilaian Likuiditas
Likuiditas untuk memastikan dilaksanakan manajemen asset dan
kewajiban dalam menentukan dan menyediakan likuidititas yang cukup. Penilaian
likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk memelihara dan
memenuhi kebutuhan likuiditas yang memedai den kesukupan manajemen risiko
likuiditas. Bank dikatakan likuid bila mempunyai alat pembayaran berupa harta
lancar lebih besar dibandingkan dengan seluruh kewajibannya (Mamduh dan Halim 2003: 199) dalam hetna ( 2008 ).
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kaulitatif terhadap factor likuiditas
antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen
diantaranya:
1. Cash Rasio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar
kembali simpanan nasabah atau deposan pada saat ditarik dengan menggunakan
alat likuid yang dimilikinya.
2. Loan to Deposit (LDR)
Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena
itu semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas
bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan unutk
membiayai kredit menjadi semakin besar dengan rumus sebagai berikut:
3. Loan to Assets Ratio (LAR)
Rasio ini untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan
kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total
asset yang dimiliki bank. LAR merupakan perbandingan antar besarnya kredit
yang diberikan bank dengan besarnya total asset yang dimiliki bank. Loan to
Assets Ratio dirumuskan dengan:
4. Quick Rasio
Quick Rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
yang lebih likuid. Quick Rasio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
5. Banking Rasio
Banking Rasio bertujuan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan
membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang
dimiliki. Banking Rasio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
2.1.3 Hasil Penelitian Sebelumnya
Hasil penelitian sebelumnya digunakan penulis sebagai acuan dalam
melakukan penelitian. Adapun hasil penelitian sebelumnya dapat dilihat pada
tabel 2.1 dibawah ini:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
Pembangunan
Daerah Kalimantan Timur Di Samarinda
likuiditas Rasio, dan LDR, sedangkan pada penelitian ini hanya membahas menegnai LAR dan LDR
2.2 Kerangka Pemikiran
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. (Kasmir, 2002).
Likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana
yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya maupun komitmen yang telah
dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat (Mudrajat, 2002: 279) dalam Hetna Darma ( 2007 ).
Menurut ( Rivai,2007) Loan to Assets Ratio (LAR) merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi permintaan
kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank.
O.P Simorangkir (2004:147) mengemukakan pengertian LDR sebagai berikut :
“ Loan to Deposit Ratio merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan
dengan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diteruma, tidak termasuk
pinjaman subordinasi.”
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran LAPORAN KEUANGAN
LOAN TO ASSET RASIO
Jumlah kredit yang diberikan
Total asset Rivai ( 2007)
LOAN TO DEPOSIT RASIO
Jumlah kredit yang diberikan
Dana pihak ketiga
Equity
O.P Simorangkir ( 2004:147) ANALISIS RASIO KEUANGAN
20 3.1 Objek Penelitian
Objek Penelitian menurut Husen Umar (2010:29) dalam Umi Narimawati adalah sebagai berikut : “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian
dilakukan. Bisa juga ditambah hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Berdasarkan objek penelitian yang telah diteliti maka yang menjadi objek
dalam penelitian ini adalah likuiditas pada Bank Mega.
3.2 Metode Penelitian
Metode Penelitian menurut Sugiyono (2007:4) adalah sebagai berikut : “Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan
suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah”.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat
data, baik primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan
menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran
metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu analisis
yang berdasarkan dari data yang dinyatakan dalam bentuk uraian.
Menurut Sugiyono (2006:21) mendefinisikan bahwa Metode Deskriptif adalah:
“Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Berdasarkan teori diatas maka metode deskriptif ini digunakan hanya
untuk menggambarkan permasalahan tanpa harus membuat kesimpulan yang lebih
luas.
Menurut Sugiyono (2008:8) menyatakan bahwa Metode penelitian kuantitatif adalah :
“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan istrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan”.
Penulis menggunakan metode tersebut, karena penelitian ini ditujukan
untuk menggambarkan dengan jelas bagaimana Analisis Likuiditas dengan
menggunakan metode Loan to Asset Rasio dan Loan to Deposit Rasio, Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, karena data yang
diterima dan diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif (angka).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif
menggambarkan bagaimana tingkat likuiditas dengan menggunakan metode Loan
to Asset Rasio dan Loan to Deposit Rasio.
3.2.1 Desain Penelitian
Untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian maka
diperlukan suatu desain penelitian yang sesuai dengan kondisi, seimbang dengan
dangkal dalamnya penelitian yang dikerjakan. Desain penelitian adalah semua
proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian
(Moh.Nazir dalam Narimawati Umi, 2010:30). Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati adalah :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian dengan
menghitung total kredit yang diberikan, dana pihak ketiga, dan total asset yang
dimiliki, selanjutnya menetapkan judul penelitian yaitu analisis likuiditas pada
bank mega dengan menggunakan loan to asset rasio dan loan to deposit rasio.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada bank mega dalam menilai
tingkat likuiditas.
3. Menetapkan rumusan masalah yaitu likuiditas bank mega dengan metode LAR
dan LDR.
4. Menetapkan tujuan penelitian untuk megetahui tingkat likuiditas pada PT. Bank
Mega Tbk.
5.Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan.
6. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
7. Melakukan analisis data.
8. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Dan penelitian ini pada dasarnya adalah ingin menguji dan menganalisis Tingkat
Likuiditas pada PT. Bank Mega Tbk.
3.2.2 Operasional Variabel
Operasional variabel menurut Hasan Mustafa adalah sebagai
berikut : ”proses penentuan ukuran suatu variabel, maka tidak semua variabel
penelitian harus disusun definisi operasionalnya”.
Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta
skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Sesuai dengan masalah
penelitian tersebut, maka terdapat satu jenis variabel yang digunakan yaitu:
1. Variabel independent (x) dalam penelitian ini adalah analisis Likuiditas .
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel / Konsep
Variabel Indikator Skala Ukuran
3.2.3 Sumber dan Tehnik Penentuan data 3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekunder.
Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:37) sumber data sekunder
adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Penulis menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi
dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data
terkait dengan perkembangan tingkat likuiditas yang ditinjau dari metode Loan to
Asset Rasio dan Loan to Deposit Rasio.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Adapun teknik penetuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan
sampel.
1. Populasi
Menurut Umi Narimawati (2008:37)populasi adalah “Objek atau subjek
yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh
peneliti, sebagai unit analisis penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan PT. Bank Mega, PT. Bank Permata, dan PT. BTPN.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit
pengamatan dalam penelitian (Umi Narimawati,2008). Penarikan sampel
dilakukan dengan menggunakan Stratified Random Sampling. Stratified Random
Sampling menurut Vincent Gaspersz dalam Umi Narimawati (2010:38) adalah
dalam strata-strata berdasarkan kriteria tertentu kemudian memilih secara acak
sederhana setiap stratum. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
Bank Mega periode 2007-2013..
3.2.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan dilakukan dengan
cara mengadakan analisis kuantitatif yaitu dengan mencari rasio likuiditas yang
didapat dari data laporan keuangan pada PT. Bank Mega Tbk. periode 2007-2013.
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
A. Study dokumentasi
Yaitu pengumpulan dokumen-dokumen dari Bursa Efek Indonesia.
Dokumen yang dikumpulkan adalah laporan keuangan berupa neraca untuk
meneliti tingkat Likuiditas dan catatan atas laporan keuangan pada PT. Bank
Mega Tbk. tahun periode 2007-2013.
B. Studi Kepustakaan ( Library Research )
Dalam penelitian kepustakaan ini, penulis mengumpulkan dasar – dasar
teori. Data berupa kutipan yang bersumber dari literatur – literatur yang relevan,
yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dalam rangka
menunjang data primer yang didapat penulis dari penelitian lapangan. Data
3.2.3.4 Rancangan Analisis
Rancangan analisis menurut Umi Narimawati (2010:41) adalah “Proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil
observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian deskriptif kuantitatif
adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data dan informasi dari hasil observasi lapangan dan
interview.
2. Mengelompokan data kedalam kategori dan menjabarkan kedalam unit-unit.
3. Menyusun dan memilah data yang ada.
4. Menganalisis perkembangan tingkat likuiditas dengan menggunakan
metode LAR dan LDR pad PT. Bank Mega Tbk.
5. Menganalisis perkembangan tingkat likuiditas pada PT. Bank Mega Tbk.
Untuk menganalis perkembangan tingkat likuiditas digunakan rumus :
Melakukan perbandingan antara perkembangan likuiditas dengan tingkat LAR
dan LDR pada PT. Bank Mega Tbk. Dengan cara melihat pertumbuhan antara
jumlah kredit yang diberikan dengan total asset yang dimiliki dan
pertumbuhan jumlah kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga
pada bank.
28 4.1.Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Bank Mega Tbk.
Berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama PT. Bank Karman
yang didirikan pada tahun 1969 dan berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada
tahun 1992 berubah nama menjadi PT. Mega Bank dan melakukan relokasi
Kantor Pusat ke Jakarta. Seiiring dengan perkembangan PT. Mega Bank pada
tahun 1996 diambil alih oleh PARA GROUP (PT. Para Global Investindo dan PT.
Para Rekan Investama). Untuk lebih meningkatkan citra PT. Mega Bank, pada
tahun 1997 melakukan perubahan logo dengan tujuan bahwa sebagai lembaga
keuangan kepercayaan masyarakat, akan lebih mudah dikenal melalui logo
perusahaan yang baru tersebut. Dan pada tahun 2000 dilalkukan perubahan nama
dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega.
Dalam rangka memperkuat struktur permodalan maka pada tahun yang
sama PT. Bank Mega melakukan initial public offering dan listed di BEJ maupun
BES. Dengan demikian sebagai saham PT. Bank Mega dimiliki oleh publik dan
berubah nama menjadi PT. Bank Mega Tbk.
Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang
disandangnya, PT. Bank Mega Tbk berpegang pada azas profesionalisme,
keterbukaan, dan kehati-hatian dengan struktur permodalan yang kuat serta
Memiliki 152 jaringan kerja yang teridiri kantor cabang, kantor cabang pembantu
dan kantor kas yang terbesar hampir diseluruh kota besar di Indonesia, serta
Priority Bangking.
A. Profil Peusahaan
Pasca krisis ekonomi tahun 1997-1998 yang bertepatan dengan satu tahun
diambil alihnya managemen Bank Mega oleh PARA GROUP merupakan tonggak
sejarah yang menentukan bagi lahirnya sebuah Bank besar yang dikelola oleh para
bangsa.
Berfokus pada Retail Banking dan Corprate Banking. Bank Mega bertumbuh dengan pesat namun terkendali sehingga dalam waktu relative singkat
telah disejajarkan dengan bank-bank swasta yang masuk dalam 15 besar diantara
sekitar 130 bank di Indonesia.
Pertumbuhan asset yang spektakuler yaitu dari hanya 300 Milyar tahun
1996 menjadi 33 triliun pada tahun 2007 dengan jaringan 152 kamtor di seluruh
Indonesia membuktikan bahwa bisnis model yang selama ini dianut telah terbuki
efektif dan membuahkan predikat bank sistemik dari bank Indonesia serta sebutan
lainnya dari kalangan bisnis maupun masyarakat. Demikian pula dari sisi
operasional Bank Mega telah mengantongi sertifikasi ISO sejak tahun 1999 yang
merupakan pengakuan atas pengelolaan operasional perbankan yang sesuai
standar internasional.
Komitmen untuk menjadi Bank Kebanggan Bangsa, Bank Mega telah
mewujudkan jumlah kantor cabang menjadi 1000 cabang di tahun 2018 dengan
asset mencapai 1000 triliun rupiah.
B. Visi dan Misi
Manajemen Bank Mega percya bahwa keberhasilan organisasi sangat
bergantung kepada seberapa kuat seluruh jajarannya mempedomani Visi, Misi
dan nilai-nilai ideal yang tumbuh dari dalam organisasinya. Nilai-nilai yang telah
terbukti berkali-kali menopang kinerja dan mempersembahkn karya yang dapat
dinikmati bersama oleh para stakeholdernya.
Visi : Menjadi Kebanggan Bangsa
Misi : Menciptakan hubungan baik yang berkesinambungan dengan nasabah
melalui pelayanan jasa keuangan dan kemampuan kinerja organisasi terbaik
untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham.
C. Nilai Perusahaan
Kewirausahaan, Etika, Kerjasama, Dinamis, Komitmen
D. Strategi
Tumbuh dengan hasil optimal, resiko minimal dan penuh terhadap
ketentuan yang berlaku
Menyelaraskan sumber daya manusia dan organisasi untuk tujuan
perusahaan
E. Budaya Perusahaan
Keberhasilam dan kemajuan sebuah perusahaan tidak terlepas dari budaya
yang dimiliki perusahaan tersebut. Budaya yang dikembangkan di dalam tubuh
Bank Mega didasari oleh nilai-nilai berikut:
Kewirausahaan
Etika
Kerjasama
Dinamis
Komitmen
F. Penghargaan
2007 : Infobank & MRI : Banking Service Excellence Award
2006 :
Infobank : Infobank Award dengan predikat sangat bagus untuk kinerja
keuangan tahun 2005
Infobank & MRI : Banking Service Excellence Award
Visa Internasional : Outstanding Performer – Volume Growth
Bank Indonesia : Kriya Pramala Award untuk the best newcomer dalam
linkpage program
2005 :
Banking Service Excellence Award
Infobank Award dengan predikat sangat bagus
Penghargaan dari majalah SWA berdasarkan penilaian Economic Value
2004 :
Ifobank : Bank yang sangat bagus atas kinerja jeuangan tahun 2003 ( Juni
2004 )
Investor : Perusahaan Terbuka Terbaik untuk kategori sector perbankan
SWA & Mark Plus : Bank yang samgat bagus berdasarkan EVA/ Economic
Value Added
Infobank & MRI : Peringkat 3 bank dengan pelayannan terbaik ( Survey
dilakukan terhadap 21 bank )
2003 :
Infobank & MRI : Peringakt 4 dengan pelayanan terbaik
Infobank : bank yang sangat bagus atas kinerja keuangan tahun 2002
SWA & Mark Plus : Masuk dalam penghargaan 10 bank umum terbaik
2000 :
Asiaweek : Masuk dalam 500 bank terbesar dan terbaik se Asia – Pasific
( September 2000)
SGS Yarsley Int : Meraih ISO 9002
Bisnis Indonesia : Peringkat 3 untuk kualitas pelayanan terbaik ( Mei 2000 )
1998 : Market Research Indonesia (MRI) : Peringkat 5 bank dengan pelayanan
4.1.2. Struktur Organisasi
Struktur ogranisasi merupakan kelengkapan utama dari suatu organisasi.
Apabila suatu organisasi tersebut menginginkan adanya efisien dalam opersional
dan biaya, kejalanan wewenang tugas dan tanggung jawab dari semua orang yang
terlibat dalam pelaksanaan organisasi kerja yang terdiri dari pemimpin
bagian-bagian dan seksi-seksi dengan tujuan untuk mencapai suatu kondisi perusahaan
yang efisien dan efektif baik dalam menghasilkan laba maupun dalam
opersionalnya.
Bank sebagai lembaga keuangan di dalam mencapai tujuannya
memerlukan struktur organisasi yang baik. Oleh karena itu, perlu disusun dan
melaksankan organisasi yang baik untuk dapat menjamin kelancaran kerja.
Dengan adanya struktur organisasi yang baik diharapkan mendapatkan
hasil yang optimal. Struktur organisasi yang baik adalah susunan organisasi dari
suatu perusahaan dengan tujuanuntuk kelancaran usahanya demi mencapai
keuntungan yang memuaskan, struktur organisasi ini akan nampak hubungan dan
batas-batas tugas serta wewenang dari tiap-tiap bagian, juga kekuasaan dan
tanggung jawab dari pimpinan akan nampak pula dan hubungan dengan
bawahannya akan terlihat dengan jelas.
PT. Bank Mega Tbk. pun mempunyai struktur organisasi demi terjaganya
kelancaran kinerja dalam melakukan tugas sesuai yang telah dibuat didalam
struktur organisasi tersebut. Berikut adalah struktur organisasi dari PT. Bank
Sumber : PT. Bank Mega Tbk.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Bank Mega Tbk.
4.2. Pembahasan Penelitian
4.2.1. Perhitungan Perkembangan Tingkat Likuiditas Pada Bank Mega Perhitungan perkembangan tingkat likuiditas bank mega dengan
menggunakan Loan to Asset Rasio dan Loan to Deposit Rasio sebagai metode perhitungannya dimana, tahun 2007 ditetapkan tahun dasar yang nantinya akan
dibandingkan dengan tahun yang dianalisis yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun
2013 untuk dilihat tingkat likuiditas apakah sudah sesuai atau belum.
Analisis datanya adalah sebagai berikut :
4.2.1.1. Loan to Asset Rasio ( LAR )
Menurut ( Rivai, 2007) Loan to Assets Ratio (LAR) merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi
Tabel 4.1
Laporan Keuangan PT. Bank Mega Tbk. ( dalam jutaan rupiah )
TAHUN TOTAL KREDIT YANG DIBERIKAN TOTAL ASSET
2007 13.843.320 34.907.728
2008 18.749.051 34.860.872
2009 18.352.062 39.684.622
2010 23.613.208 51.596.960
2011 31.406.691 61.909.027
2012 26.650.298 65.219.108
2013 29.779.320 66.475.698
Sumber : PT. Bank Mega Tbk.
1. Perhitungan Likuiditas Dengan Loan to Asset Rasio Rumus Loan to Asset Rasio :
2. Perkembangan Loan to Asset Rasio
Tabel 4.2
Perkembangan Loan to Asset Rasio Pada Bank Mega Periode 2007-2013
TAHUN LAR
Sumber: PT. Bank Mega Tbk.
Gambar 4.2
Grafik perkembangan Loan to Asset Rasio pada Bank Mega
0%
Deskripsi:
Perkembangan tingkat likuiditas pada PT. Bank Mega Tbk dengan menggunakan
Loan to asset rasio mengalami perubahan selama periode 2007-2013. Pada tahun 2009 loan to asset rasio mengalami penurunan sebesar 7,54% penurunan terjadi
karena turunnya total pemberian kredit. Dan pada periode 2012 kembali turun
secara signifikan sebesar 10,02% yang disebabkan pada periode tersebut bank
mega sedang menghadapi masalah yang mengakibatkan pemberian total kredit
menurun serta pelemahan kinerja kredit memicu penurunan pendapatan bunga.
Dan kembali naik sebesar 4,08% pada tahun 2013.
4.2.1.2. Loan to Deposit Rasio ( LDR )
Tabel 4.3
Laporan Keuangan PT. Bank Mega Tbk. ( Dalam Jutaan Rupiah )
TAHUN TOTAL
KREDIT GIRO TABUNGAN DEPOSITO EKUITAS 2007 13.843.320 6.842.035 6.279.786 30.030.996 2.939.137 2008 18.749.051 5.418.853 5.195.787 29.381.005 2.870.365 2009 18.352.062 7.591.878 9.369.028 15.815.826 3.403.242 2010 23.613.208 10.715.444 11.304.920 20.063.449 4.366.219 2011 31.406.691 9.140.961 13.849.239 26.148.487 4.876.388 2012 26.650.298 7.479.029 13.398.606 29.387.760 6.262.82 2013 29.779.320 7.317.018 11.797.642 33.257.383 6.118.505 Sumber: PT. Bank Mega Tbk
1. Perhitungan Loan to Deposit Rasio ( LDR )
“ Loan to Deposit Ratio merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan
dengan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima, tidak termasuk
pinjaman subordinasi.”
Rumus Loan to Deposit Rasio :
Dari pengertian dan rumus diatas mengenai Loan to Deposit Rasio berikut tabel
laporan keuangan PT. Bank Mega Tbk. yang berhubungan dengan rasio ini.
Tabel 4.4
Laporan Keuangan PT. Bank Mega Tbk. ( Dalam Jutaan Rupiah )
TAHUN TOTAL KREDIT DANA PIHAK KETIGA EKUITAS
2007 13.843.320 43.152.817 2.939.137
2008 18.749.051 39.995.645 2.870.365
2009 18.352.062 32.803.732 3.403.242
2010 23.613.208 42.083.813 4.366.219
2011 31.406.691 49.138.687 4.876.388
2012 26.650.298 50.265.395 6.262.821
2013 29.779.320 52.327.043 6.118.505
Sumber: PT. Bank Mega Tbk.
2. Perkembangan Loan to Deposit Rasio Tabel 4.5
Perkembangan Loan to Deposit Rasio Pada Bank Mega Periode 2007-2013
Sumber: PT. Bank Mega Tbk.
Gambar 4.3
Grafik perkembangan Loan to Deposit Rasio PT. Bank Mega Tbk.
2007
Deskripsi:
Pada perkembangan loan to deposit rasio pada Bank Mega periode 2007-2013 terlihat mengalami kenaikan di lima tahun pertama dan mengalami
penurunan sebesar 11% pada tahun 2012 penyebab penurunan ldr pada Bank
Mega disebabkan oleh turunnya total pemberian kredit dan meningkatnya total
pihak dana ketiga.
4.2.2 Analisis Ketentuan Tingkat Perkembangan Likuiditas Dengan Metode LAR Dan LDR.
Dalam menentukan tingkat perkembangan likuiditas suatu bank telah
diatur oleh BI standar likuiditas bank dengan menggunakan metode-metode
likuiditas. Berikut adalah standar likuiditas bank bila menggunakan metode Loan
to Asset Rasio ( LAR ) dan Loan to Deposit Rasio ( LDR ).
A. Standar Likuiditas Loan to Asset Rasio Tabel 4.6
Standar Likuditas Loan to Asset Rasio
No STANDAR LIKUIDITAS PREDIKAT
1 ш 30% SEHAT
2 ч 30% TIDAK SEHAT
Sumber: www.bi.go.id
Tabel 4.7
Hasil Loan to Asset Rasio PT. Bank Mega Tbk.
2012
2013 44,79%
Pada tabel 4.7 dapat dilihat mengenai perkembangan tingkat likuiditas
pada Bank Mega dengan menggunakan metode loan to asset rasio ( LAR) hasilnya tidak stabil terlihat dari tahun ke tahun mengalami naik turun hasil
LARnya dan penurunan paling signifikan terjadi adalah pada tahun 2012 dengan
total LAR sebesar 40,71%. Namun meskipun nilai LAR pada Bank Mega selalu
mengalami naik turun, kesehatan bank tersebut apabila dilihat dari standar
likuiditas dengan menggunakan loan to asset rasio ( LAR ) dikategorikan sebagai
bank yang sehat karena standar LAR dalam likuiditas untuk menentukan
kesehatan bank adalah 30% dan semakin tinggi rasio tersebut semakin baik karena
bank dapat memenuhi pemberian kredit dengan menggunakan asset yang dimiliki
oleh Bank Mega tersebut tanpa harus meminjam dana dari bank lain.
B. Standar Likuiditas Loan to Deposit Rasio Tabel 4.8
Standar Likuiditas Loan to Deposit Rasio
No STANDAR LIKUIDITAS PREDIKAT
1 ≤ 94,75% SEHAT
Hasil Loan to Depsit Rasio PT. Bank Mega Tbk.
2013
Pada tabel 4.9 dapat dilihat mengenai perkembangan tingkat likuiditas
pada Bank Mega bila diukur dengan menggunakan metode loan to deposit rasio (LDR) cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai dengan tahun
2013. Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2012 dari 58,14% menjadi 47,14%,
namun penurunan tersebut tidak berlangsung lama karena pada tahun berikutnya
mengalami peningkatan kembali. Dan bila dilhat dari standar kesehatan bank,
hasil dari perhitungan loan to deposit rasio ( LDR ) menyatakan bahwa Bank Mega adalah bank yang sehat dan sesuai standar yang telah ditentukan karena
hasil dari LDRnya rata-rata pada posisi kurang dari 94%. Bagi perusahaan
perbankan, loan to deposit ratio (LDR) merupakan hal yang sangat penting karena
selain menjadi sumber pendapatan utama bank juga menyangkut kepercayaan
pemilik dana. Jika loan to deposit ratio (LDR) terlalu rendah diperkirakan bank akan mengalami kerugian, sebaliknya jika loan to deposit ratio (LDR) terlalu tinggi bank akan kesulitan untuk mengembalikan dana deposan jika terjadi
penarikan besar-besaran. Jika terjadi hal ini maka masyarakat menjadi tidak
percaya pada bank tersebut. Lebih diperburuk lagi apabila hal ini terdengar
pemilik dana lainnya, maka penitip dana tersebut kemungkinan besar akan
menarik dananya dari bank tersebut sehingga bisa berakibat kebangkrutan karena
terjadinya rush atau penarikan besar-besaran. Peningkatan loan to deposit ratio (LDR) disebabkan oleh proporsi dana yang disalurkan untuk membiayai kredit
semakin besar. Sedangkan penurunan loan to deposit ratio (LDR) dapat disebabkan karena adanya kesenjangan jangka waktu, maksudnya pendanaan bank
tabungan dan deposito berjangka, sedangkan penyalurannya pada kredit yang
memiliki jangka waktu relatif panjang. Kesenjangan jangka waktu tersebut akan
menimbulkan risiko likuiditas yaitu kegagalan bank dalam memenuhi
komitmennya kepada nasabah dan pihak lainnya. Alasan tersebut didukung oleh
Prospektus Awal Bank BJB (2010:50) yang menjelaskan bahwa faktor-faktor
yang dapat menimbulkan risiko likuiditas bersumber antara lain adanya penarikan
dana oleh nasabah yang tidak mampu ditangani, kesulitan aksesibilitas bank ke
pasar uang serta rendahnya kemampuan bank untuk menghasikan arus kas dalam
operasinya yang berdampak pada permodalan perusahaan, sehingga kebijakan dan
strategi risiko likuiditas harus mempertimbangkan toleransi risiko dan dampaknya
terhadap permodalan dengan memperhatikan perubahan eksternal dan internal
serta bank harus melakukan analisis mengenai kemungkinan dampak penerapan
berbagai skenario yang berbeda atas posisi likuiditas karena kondisi likuiditas
bank tergantung pada pola cash flow dalam berbagai kondisi.
4.2.3 Perbedaan Loan to Asset Rasio ( LAR ) Dengan Loan to Deposit Rasio ( LDR ) Dalam Menentukan Perkembangan Tingkat Likuiditas Bank.
Metode Loan to asset rasio ( LAR ) dengan Loan to deposit rasio ( LDR )
dalam menentukan perkembangan tingkat likuiditas suatu bank memiliki
perbedaan dalam perhitungan.
LAR merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan
bank dalam memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang
Indonesia dalam menetukan tingkat likuiditas sebesar 30% dan apabila hasil dari
perhitungan LAR dibawah 30% maka bank bisa disebut bank yang tidak sehat
karena kemampuan dalam memberikan kredit kepada masyarakat tidak terpenuhi
oleh asset yang dimiliki oleh bank. Dan semakin tinggi hasil yang didapat maka
bank tersebut semakin sehat.
Sedangkan LDR merupakan rasio yang mengukur perbandingan jumlah
kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang
menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana
oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Dengan standar kesehatan bank yang telah diatur oleh BI dalam
menetukan tingkat likuiditas dengan ketentuan apabila hasil yang didapat kurang
dari 94% maka bank tersebut dikatan bank yang sehat dan apabila hasilnya
mencapai lebih dari 102% maka bank tersebut dikatakan bank yang tidak sehat
dan apabila dari setiap periode bank tersebut selalu pada posisi bank yang tidak
sehat maka kemungkinan besar bank tersebut akan mengalami likuidasi. Berbeda
dengan Loan to Asset Rasio ( LAR ) pada rasio ini apabila semakain tinggi hasil
yang didapat maka semakin besar kemungkinan bank tersebut pada posisi yang
45 5.1Kesimpulan
Penulis melakukan pembahasan pokok permasalahan berdasarkan data dari
PT Bank MegaTbk. Dari hasil analisis dan pembahasan tentang tingkat likuiditas
dengan menggunakan metode LAR Dan LDR dapat ditarik kesimpulan.
1. Perkembangan tingkat likuiditas pada Bank Mega bila diukur menggunakan
Loan to Asset Rasio mengalami naik turun namun standar LAR bank mega
telah sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh BI.
2. Perkembangan tingkat likuiditas pada Bank Mega bila diukur menggunakan
Loan to Deposit Rasio selalu mengalami kenaikan dan telah memenuhi
standar kesehatan bank yang telah di buat oleh BI.
3. Meskipun pada tahun 2012 mengalami masalah yang mengakibatkan turunnya
hasil LAR dan LDR pada PT. Bank Mega Tbk. tetapi bank tersebut
merupakan bank yang sehat bila diukur dengan metode Loan to Asset Rasio
maupun dengan Loan to Deposit Rasio.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Sebaiknya PT Bank Mega Tbk selalu memiliki strategi dan ide baru untuk
dengan melakukan promosi, penjualan produk baru, iklan, publisitas bank
itu sendiri, dan lain-lain.
2. Pertahankan bahkan lebih dikembangkan lagi asset yang dimiliki bank
agar kualitas pemberian kredit bisa berjalan dengan lancer tanpa harus
meminjam kepada pihak-pihak lain.
3. Untuk mengurangi atau meminimalkan risiko likuiditas sebaiknya PT
Bank Mega Tbk harus bisa mengendalikan perbedaan waktu jatuh tempo
antara pendanaan bank yang sebagian besar berasal dari masyarakat yang
memiliki jangka waktu pendek dengan penyaluran kredit yang memiliki
jangka waktu relatif panjang.
4. PT Bank Mega Tbk sebaiknya terus melakukan pengawasan (monitoring)
setelah kredit dicairkan sehingga apabila ada indikasi terjadinya
kemacetan atau timbulnya kredit bermasalah dapat diminimalisir dengan
Analysis Likudity Using Loan To Asset Rasio And Loan To Deposit Rasio
At PT. Bank Mega TBK
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan D3
Program studi Keuangan dan Perbankan
Oleh:
AGUNG FEBRIYANA
2.15.12.020
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ix
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN………...………... ii
ABSTRACT .………... iii
ABSTRAK ..………. iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ……… v
KATA PENGANTAR ………... DAFTAR ISI ………...………. vi ix DAFTAR TABEL ………... xii
DAFTAR GAMBAR ………...……….... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……….….. xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….………..……. 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ………. 6
1.2.1 Identifikasi Maslah ………... 6
1.2.2 Rumusan Masalah ……… 6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……… 7
1.3.1 Maksud Penelitian ……… 7
1.3.2 Tujuan Penelitian ………. 7
1.4 Kegunaan Penelitian ………... 8
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 8
x
2.1 Kajian Pustaka ………. 10
2.1.1 Bank ……….. 10
2.1.1.1 Perngertian Bank ………. 10
2.1.1.2 Jenis-Jenis Bank ……….. 11
2.1.1.3 Fungsi Bank dan Tujuan Bank ……… 12
2.1.2 Likuiditas ……….. 13
2.1.2.1 Pengertian Likuiditas ……….. 13
2.1.2.2 Teori Manajemen Likuiditas ………... 13
2.1.2.3 Penilaian Likuiditas ……… 15
2.1.3 Hasil Penelitian Sebelumnya …... 17
2.2 Kerangka Pemikiran ……… 18
BAB III OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN 20 3.1 Objek Penelitian ……….. 20
3.2 Metode Penelitian ………... 20
3.2.1 Desain Penelitian ………. 22
3.2.2 Operasional Variabel ………... 23
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ………... 24
3.2.3.1 Sumber Data ……….. 24
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 28
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ………. 28
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Bank Mega Tbk. ………... 28
4.1.2 Struktur Organisasi ……… 33
4.2 Pembahasan Penelitian ……… 34
4.2.1 Perhitungan Perkembangan Tingkat Likuiditas Pada PT. Bank Mega Tbk. ………... 34
4.2.2 Analisis Ketentuan Tingkat Perkembangan Likuiditas Dengan Metode LAR Dan LDR ……… 40
4.2.3 Perbedaan Loan to Asset Rasio ( LAR ) Dengan Loan to Deposit Rasio ( LDR ) Dalam Menentukan Perkembangan Tingkat Likuiditas Bank ……… 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45 5.1 Kesimpulan ………. 45
5.2 Saran ……… 46 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Yogyakarta: BPFE.
Kasmir.2008.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Kuncoro, Mudrajat. 2002. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.
Lukman, Dendawijaya.2009.Manajemen Perbankan.Edisi Kedua. Jakarta :Ghalia Indonesia
Mamduh, Halim Abdul. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: AMP-YKPN.
Rivai Veitzhal, Permata Andria, Idroes N. Ferry. 2007. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta
Taswan. 2006. Manajemen Perbankan (konsep teknik & Aplikasi) Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah.Bekasi: Genesis.
Umi narimawati, dkk. 2011, Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis
Website:
http:// www.bankmega.com/tentang_kami.php.
http:// www.bankmega.com/laporan_keuangan.php.
www.Bankmega.com
www.bi.go.id
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, dan dengan ridho-Nya penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul : “Analisis Likuiditas Dengan Menggunakan Metode Loan to Asset Rasio Dan Loan to Deosit Rasio Pada PT. Bank Mega Tbk.”
Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk melengkapi program perkuliahan D3
Jurusan Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Komputer Indonesia Bandung. Tersusunnya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari
halangan dan rintangan, ini dikarenakan keterbatasan kemampuan, pengetahuan
dan pengalaman penulis, dan tidak sedikit kesulitan yang dihadapi penulis dalam
penyusunan laporan ini. Tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya
penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Terutama kepada kedua orang tuaku
tercinta Bapak Pujono dan Mama Siti Sanah Hasanah yang selalu memberikan
do’a, kasih sayang dan perhatian yang sangat tulus selama ini, serta atas
semangatnya agar penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan selama di
bangku perkuliahan. Serta kepada adikku tercinta Aria Rizky Septiana yang selalu
menghibur dan memberikan dukungan serta doa kepada penulis.
Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin
vii
membantu hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. Secara khusus penulis
ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Ibu Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen,
Manajemen Pemasaran serta Keuangan dan Perbankan.
3. Ibu Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Keuangan
dan Perbankan Universitas Komputer Indonesia.
4. Bapak Rizki Zulfikar, SE., M.Si selaku Pembimbing Tugas Akhir Keuangan
dan Perbankan Universitas Komputer Indonesia.
5. Ibu Lita Wulantika, S.E., M.Si. selaku Dosen Wali Keuangan dan Perbankan
Universitas Komputer Indonesia Angkatan 2012.
6. Kepada pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) yang selalu memberikan
kemudahan dalam penyajian data yang penulis butuhkan serta informasi dan
waktunya.
7. Sahabat-sahabatku Aziza Zaskia, Reisya Purnamasari, Dikanio Aditya, Siti
Marisa Hafsyah, Moch. Sahid Hamrulloh, Dicky Saipul Millah, Lukman
Hanif, Arif Nurrohman, Rangga Ferbizia, dan Rinaldo yang telah mengibur
dan memberi semangat serta motivasi kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Serta kepada seluruh
teman-teman KP tahun 2012.
8. Desti Wulan Safitri yang telah meminjamkan laptopnya kepada penulis dalam
viii
9. Seluruh Dosen, Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Keuangan dan Perbankan Program Diploma 3 (D3) Universitas Komputer
Indonesia yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya serta membantu
terselesaikannya Tugas Akhir.
Penulis memohon agar Allah memberikan Rahmat dan Karunia serta
senantiasa meridhoi dan membalas budi baik semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaiakan laporan penelitian ini. Saran dan kritik sangat
penulis harapkan serta berharap semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi
kita semua. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Agustus 2015
Agung Febriyana
Nama Lengkap : Agung Febriyana
Alamat : Jl. Kp. Jati Baru RT.04 RW.17 No. 24 Desa Jati
Endah Kec. Cilengkrang Kab. Bandung. 40616.
Tempat/Tgl. Lahir : Bandung, 2 Febuari 1995
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Telp : - 083821390659
Riwayat Pendidikan :
1999-2000 : TK Mutiara
2000-2006 : SD Negeri Sindanglaya 4 2006-2009 : SMP Negeri 49 Bandung 2009-2012 : SMA Negeri 16 Bandung 2012 – Sekarang : Universitas Komputer Indonesia
Bandung, Agustus 2015