• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS PINSET ANATOMIS (Dibungkus Dengan Kertas Crepe dan Disimpan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS PINSET ANATOMIS (Dibungkus Dengan Kertas Crepe dan Disimpan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit infeksi merupakan masalah yang sering dijumpai di negara kita. Ironisnya penularan penyakit infeksi bisa juga terjadi di dalam rumah sakit. Infeksi yang didapat saat dirawat di rumah sakit atau yang biasa disebut infeksi nosokomial ternyata merupakan masalah yang sangat serius di hampir semua negara (Fanny et al., 2004). Sumber kontaminasi mikroorganisme dapat berasal dari bahan baku dan eksipien, peralatan yang digunakan, operator, udara atau ruang kerja, dan material pengemasan. Kontaminasi mikroorganisme yang mungkin terdapat dalam sediaan farmasi diantaranya bakteri, ragi, dan jamur (Agoes, 2009).

Data prevalensi pada tahun 1994 di Jerman menunjukkan bahwa 400000-600000 infeksi nosokomial terjadi setiap tahun, dengan 10000-15000 kematian (mortalitas=2,6 %; hingga 10% dalam perawatan intensif. Diketahui paling umum infeksi nosokomial terjadi pada pelayanan bedah sebesar 29% (Ott et al., 2013). Prevalensi infeksi nosokomial di Indonesia yang tertinggi di Rumah Sakit Pendidikan yaitu 9,8 %. Studi ini juga menunjukkan bahwa angka kejadian infeksi nosokomial pada pelayanan bedah 11,2%. Data yang didapatkan sebanyak 52 ruang dari 22 Rumah Sakit dilaporkan angka infeksi nosokomial untuk luka bedah mencapai 2,3%-18,3 % (Fitriyastantir, 2003).

Pinset anatomis termasuk alat yang dirancang untuk digunakan pada kegiatan pembedahan. Dari semua peralatan bedah yang dibutuhkan untuk suatu tindakan pembedahan, yang paling terpenting adalah peralatan bedah yang steril (Kozol, 1999). Pinset merupakan peralatan yang sering digunakan untuk mengangkat jaringan atau memegang jaringan diantara permukaan yang berhadapan, sehingga hal ini memungkinkan akan ada terjadi infeksi silang yang menyebabkan infeksi nosokomial dan hal tersebut harus dicegah yaitu dengan pengendalian infeksi di rumah sakit (Departemen Kesehatan, 2009).

(2)

2

sterilisasi ini adalah menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsi dari pusat sterilisasi adalah menerima, memproses, memproduksi, mensterilkan, menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien (Departemen Kesehatan RI, 2009).

Faktor yang mempengaruhi sterilitas diantaranya adalah pembungkusan dan penyimpanan, dimana pembungkus harus sesuai dengan bahan kemasan pada sterilisasi yaitu harus memudahkan pelepasan udara dan penyerapan uap yang baik pada kemasan dan isinya. Pada beberapa sterilisasi uap, terjadi juga proses penghisapan, karenanya bahan kemasan harus memudahkan pelepasan udara secara total tanpa mengganggu untuk kemasan dan segelnya. Bahan kemasan juga harus mudah kering dan memudahkan pengeringan isinya (Departemen Kesehatan RI, 2009).

Pada salah satu penelitian, alat bedah yang steril disimpan dan dibungkus dengan menggunakan kertas crepe dan kain balon belacu, hasil menunjukkan bahwa dengan kertas crepe lebih baik dalam menjaga sterilitas. Hal ini karena kertas crepe yang digunakan lebih tebal dibanding dengan kain balon belacu. Metode yang digunakan adalah mengukur tingkat kontaminasi ulang dalam kemasan yang disimpan sampai beberapa minggu (Alder et al., 1961). Kertas crepe terbuat dari selulosa dan memiliki pH netral, kertas ini biasanya digunakan

untuk kemasan yang memiliki ukuran voleme tinggi. Karakteristik kertas crepe yaitu tidak melepaskan serat dan tidak mengiritasi kulit (Silvia et al., 2009).

(3)

3

Studi pada awal tahun 1970 menyarankan bahwa nampan bedah dibungkus tetap steril untuk periode yang berbeda-beda tergantung pada jenis bahan yang digunakan untuk membungkus nampan. Penyimpanan yang aman untuk kemasan steril bervariasi dengan porositas pembungkus dan kondisi penyimpanan, misalnya terbuka atau lemari tertutup (Rutala et al., 2008). Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan kertas crepe sebagai pembungkus pinset anatomis steril dan disimpan pada ruang IGD RS. Alat yang sudah disterilkan haruslah dikemas dengan cara yang benar selain itu pemilihan tempat penyimpanan juga harus tepat, bila semua itu tidak tepat adanya kemungkinan terinfeksi mikroba akan terjadi. Sehingga pinset yang digunakan akan menimbulkan infeksi nosokomial. Maka diperlukan penelitian untuk mengetahui lama pengaruh penyimpanan alat bedah, dalam hal ini pinset anatomis dibungkus dengan kertas crepe dan disimpan di ruang IGD RS.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh lama penyimpanan pinset anatomis terhadap sterilitasnya yang dibungkus kertas crepe dan di simpan di ruang IGD RS UMM.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap sterilitas pinset anatomis yang dikemas dengan kertas crepe dan disimpan pada minggu ke 1, 2 dan 3 di ruang IGD RS UMM.

1.4 Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah lama penyimpanan berpengaruh terhadap sterilitas pinset anatomis yang dibungkus dengan kertas crepe dan disimpan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS UMM.

1.5 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi kepada pihak rumah sakit terutama pada bagian Central Sterile Suply Department (CSSD) mengenai lama penyimpanan alat

(4)

SKRIPSI

DESY WARDANINGSIH

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP

STERILITAS PINSET ANATOMIS

(Dibungkus Dengan Kertas

Crepe

dan Disimpan di Ruang

Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Universitas

Muhammadiyah Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(5)

Lembar Pengesahan

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP

STERILITAS PINSET ANATOMIS

(Dibungkus Dengan Kertas

Crepe

dan Disimpan di Ruang

Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Universitas

Muhammadiyah Malang)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2014

Oleh:

DESY WARDANINGSIH NIM : 201010410311016

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(6)

Lembar Pengujian

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP

STERILITAS PINSET ANATOMIS

(Dibungkus dengan Kertas

Crepe

dan Disimpan di Ruang

Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Universitas

Muhammadiyah Malang)

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan Didepan Tim Penguji Pada Tanggal 14 Juni 2014

Oleh :

DESY WARDANINGSIH 201010410311016

Disetujui Oleh :

Penguji I Penguji II

M. Agus Syamsur Rijal, SSI., MSi., Apt Drs. H. Achmad Inoni, Apt

Penguji III Penguji IV

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan anugerah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Sterilitas Pinset Anatomis (Dibungkus Dengan Kertas Crepe dan Disimpan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang)”. Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis berterima kasih kepada :

1. Bapak M. Agus Syamsur Rijal, SSi., MSi., Apt. selaku pembimbing pertama, yang telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukkan beliau hingga naskah skipsi ini bisa terselesaikan.

2. Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt. selaku pembimbing kedua yang telah begitu sabar memberikan saran serta masukan untuk penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

3. Bapak Drs. Sugiyartono M.S., Apt. selaku dosen mata kuliah steril telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

4. Ibu Arina Swastika, S. Farm, Apt. selaku penguji yang telah memberi banyak masukan kepada penulis untuk perbaikan-perbaikan yang bermanfaat.

5. Ibu Dra. Uswatun Chasanah M.Kes., Apt. selaku penguji yang juga telah memberi masukan yang begitu bermanfaat bagi penulis.

6. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M. Kep, Sp. Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Ibu Nailis Syifa’ S.Farm., Apt., MSc. selaku Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

8. Segenap Pimpinan dan Staf RS UMM yang telah memberikan izin serta pengarahan sehinga penelitian ini bisa berjalan.

9. Bapak Heru Prabowo S. Farm., Apt, selaku Kepala CSSD RS UMM yang telah menemani selama praktikum di Rumah sakit.

(8)

11.Mas Ammar dan Mba Dyah selaku staf CSSD RS dr. Soetomo yang memberikan bantuan dan masukan kepada penulis dalam perjalanan mengerjakan tugas akhir.

12.PT. Global Dispo Medika yang dermawan telah memberikan kertas Crepe untuk penelitian ini.

13.Mas Dani dan Mba Evi selaku laboran pendamping yang sudah mendampingi selama penelitian.

14.Ayah, Umma, Adek-adekku tercinta Deby dan Daris serta segenap keluarga yang telah mendukung dan mendoakan di rumah.

15.Teman-teman satu kelompok skripsi Mba Diah, Fauzi, Ode, Juju, Eca, Indah, Nikmah, Eko, Maya, Putri, dan Icha. Terimakasih atas kerja samanya, canda tawa, semangat yang di tularkan.

16.Sahabat sahabat ku yang tercinta, Vety, Mba Diah, Indah, Cahya, mba Niar. Terimakasih untuk memberikan semangat dalam perjalanan ini.

17.Adik kos tercinta Lia, Yuni, Juhairiyah, Baiqo, Novan, Darma yang sudah memberikan senyuman di sela ketegangan serta doanya. Terimakasih

18.Sahabat organisasi yang diikuti penulis dan dek Syla terimakasih banyak atas dukungan kalian.

19.Teman-teman satu angkatan Farmasi 2010 serta partner-partner dalam organisasi yang diikuti penulis yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun.

Akhirnya, semoga penelitian Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Malang, 13 Mei 2014

(9)

RINGKASAN

Di Rumah sakit sering kita temui yang namanya infeksi nosokomial, hal ini disebabkan adanya kontaminasi dari mikroorganisme. Sumber dari kontaminasi mikroorganisme dapat berasal dari bahan baku dan eksipien, peralatan yang digunakan, operator, udara atau ruang kerja, dan material pengemasan. Infeksi nosokomial terjadi pada pelayanan bedah sebesar 29% sehingga dari semua peralatan bedah yang dibutuhkan untuk suatu tindakan pembedahan, yang paling terpenting adalah peralatan bedah yang steril.

Pinset anatomis termasuk alat yang dirancang untuk digunakan pada kegiatan pembedahan. Untuk mendapatkan alat bedah yang steril maka pengemasan alat steril sebelum disterilkan harus diperhatikan, sehingga alat bedah steril tetap steril selama masa penyimpanan dan penggunaan. Selain itu tempat penyimpanan alat bedah juga mempengaruhi sterilitasnya. Salah satu tempat penyimpanan alat bedah steril adalah di ruang Instalasi Gawat Darurat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap sterilitas pinset anatomis yang dibungkus dengan kertas crepe dan disimpan di ruang IGD RS UMM. Sebanyak 4 sampel pinset di disinfektan dan dibungkus dengan kertas crepe kemudian disterilkan dengan autoklaf di RS UMM. Setalah itu 3 sampel disimpan di ruang IGD selama 3 minggu, sedangkan 1 sampel dilakukan uji sterilitas tanpa penyimpanan dan di inkubasi selama 14 hari. Pada minggu ke -1 sampel di ambil dari ruang IGD dan lakukan uji sterilitas dan diinkubasi selama 14 hari, begitu selanjutnya pada minggu ke-2 dan minggu ke-3. Perlakuan ini direplikasi sebanyak 3 kali pada waktu yang berbeda.

Metode yang digunakan untuk uji sterilitasnya adalah dengan inokulasi langsung, dimana cotton swab diswabkan pada sampel kemudian dibilas dengan normal saline, air bilasan ini yang kemudian ditanam pada media thioglikolat dan kasamino. Sampel yang diinokulasikan dalam media thioglikolat diinkubasi selama 14 hari pada suhu 30-35oC. Sampel yang diinokulasikan dalam media kasamino diinkubasi selama 14 hari pada suhu 20-25oC. Sejak awal sampai dengan masa akhir inkubasi dibandingkan dengan kontrol positif dan kontrol negatif.

(10)

ABSTRAK

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS PINSET ANATOMIS (DIBUNGKUS DENGAN KERTAS CREPE DAN DISIMPAN

DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG)

Kontaminasi dari mikroorganisme menyebabkan infeksi nosokomial di Rumah Sakit. Infeksi nosokomial terjadi pada pelayanan bedah sebesar 29%. Pinset anatomis termasuk alat yang digunakan pada kegiatan pembedahan. Sehingga alat bedah tetap steril selama masa penyimpanan dan penggunaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap sterilitas pinset anatomis yang dibungkus dengan kertas crepe dan disimpan di ruang IGD RS UMM. Sebanyak 12 pinset anatomis yang merupakan jumlah yang telah direplikasi 3 kali. Didesinfeksi dan dibungkus dengan kertas crepe. Kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf RS, dan pinset disimpan di ruang IGD selama 3 minggu. Pinset dilakukan uji sterilitas tanpa penyimpanan dan diinkubasi selama 14 hari. Selanjutnya minggu ke -1 pinset diambil dari ruang IGD kemudian dilakukan uji sterilitas dan diinkubasi selama 14 hari, begitu selanjutnya pada minggu ke-2 dan minggu ke-3. Metode Uji sterilitas adalah dengan inokulasi langsung, dimana cotton swab diswabkan pada pinset kemudian dibilas dengan normal saline, air bilasan ini yang kemudian ditanam pada media thioglikolat dan kasamino. Bilasan pinset yang sudah diinokulasikan pada media kemudian diinkubasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pinset anatomis yang dibungkus dengan kertas crepe dan disimpan di ruang IGD selam 3 minggu tetap steril.

(11)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF STORAGE PERIOD TO THE ANATOMY PINCERS STERILIZATION (COVERED BY CREPE PAPER AND STORED IN THE EMERGENCY INSTALLATION OF UNIVERSITY OF

MUHAMMADIYAH MALANG HOSPITAL)

Contamination from microorganism causes nosokomial infection in Hospital. Nosokomial infection occurs in the surgical service for 29%. Anatomy pincers included into tool that used in the surgical activity. Thus, surgical tool remains sterile during the storage and utilization period. This research aimed to know the influence of storage period to the anatomy pincers sterilization that covered by crepe paper and stored in the Emergency Installation of University of Muhammadiyah Malang Hospital. For 12 anatomy pincers which are the number that been replicated for three times. It is disinfected and covered by crepe paper. And then it is sterilized by Hospital autoclave, and the pincers stored in the Emergency Installation for 3 weeks. Pincers conducted by sterilization test without the storage and incubated for 14 days. And then in the first week, pincers taken from Emergency Installation and conducted by sterilization test and incubated for 14 days, the same treatment conducted to the second and third week. Sterilization test method is direct inoculation, where cotton swab swabbed to the pincers and then rinsed by normal saline, this rinsed water then planted to the thioglikolat and kasamino media. Pincers rinsed that been inoculated in the media then incubated. The research result shows that anatomy pincers that covered by crepe paper and stored in the Emergency Installation for 3 weeks remain sterile.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... ... vi

ABSTRAK ... ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Tinjauan Tentang Rumah Sakit ... 4

2.1.1Central Sterile Supply Departement ... 4

2.1.2Instalasi Gawat Darurat ... 5

2.2 Tinjauan Tentang Pinset Anatomis ... 5

2.3 Tinjauan Tentang Sterilisasi ... 6

2.3.1 Metode Sterilisasi ... 7

2.4 Pengujian Sterilitas ... 11

2.4.1 Metode Uji Sterilitas ... 11

2.4.2 Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ... 11

2.4.3 Kontrol Uji ... 12

(13)

2.5 Tinjauan Media Uji ... 14

2.5.1 Fluid Thioglycollate Medium ... 14

2.5.2 Soybean-casein Digest Medium ... 14

2.6 Tinjauan Tentang Mikroorganisme ... 14

2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi pertumbuhan Mikroorganisme ... 15

2.7.1 Nutrisi ... 15

2.7.2 Kelembaban ... 16

2.7.3 Udara ... 16

2.7.4 Suhu ... 17

2.7.5 pH ... 17

2.7.6 Cahaya ... 18

2.7.7 Tekanan Osmotik ... 18

2.8 Sumber-sumber kontaminasi Mikroorganisme ... 18

2.8.1 Bahan Baku ... 18

2.8.2 Air ... 18

2.8.3 Peralatan ... 19

2.8.4 Lingkungan ... 19

2.8.5 Personil... 20

2.9 Pengemasan ... 20

2.9.1 Bahan Kemasan... 21

2.10 Kondisi Ruang penyimpanan Barang Steril ... 23

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 24

3.1 Uraian Kerangka Konseptual ... 24

3.2 Skema Kerangka Konseptual ... 25

BAB IV METODE PENELITIAN ... 26

4.1 Desaian Penelitian ... 26

4.2 Bahan dan Alat ... 26

4.2.1 Bahan-bahan yang digunakan ... 26

4.2.2 Alat ... 26

4.3 Prosedur Penelitian ... 27

(14)

4.3.2 Penyiapan Laminar air Flow Cabinet dan Memasukkan

Semua Bahan dan Alat ... 27

4.3.3 Kontrol Lingkungan Laminar air Flow Cabinet... 27

4.3.4 Perlakuan pada Sampel ... 28

4.3.5 Proses pengemasan ... 29

4.4 Uji Sterilisasi ... 29

4.4.1 Penyiapan Media ... 29

4.4.2 Media Thioglikolat ... 30

4.4.3 Media Kasamino ... 30

4.4.4 Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 30

4.4.5 Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 31

4.4.6 Uji Sterilitas Sampel ... 31

4.4.7 Pengamatan dan Penafsiran sampel Uji ... 32

4.4.8 Skema Kerangka Operasional ... 33

BAB V HASIL PENELITIAN ... 34

5.1 Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 34

5.2 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 36

5.3 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 36

5.4 Hasil Pemeriksaan Kemasan pada Pinset Anatomis ... 37

5.5 Hasil Uji Sterilitas Pinset Anatomis ... 38

5.6 Hasil Validasi Metode Ekstraksi Mikroorganisme ... 39

5.7 Hasil Validasi Proses Sterilisasi ... 40

BAB VI PEMBAHASAN ... 41

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Batas Mikroba yang Disarankan ... 13

V.1 Hasil Uji Efektivitas LAFC Sebelum Pengujian Sterilitas... 34

V.2 Pemeriksaan Uji Efektivitas LAFC saat Pengujian Sterilitas ... 35

V.3 Hasil Uji Fertilitas Media Tioglikolat dan Kasamino ... 36

V.4 Hasil Uji Sterilitas Media Tioglikolat dan Kasamino ... 37

V.5 Hasil Pemeriksaan Kemasan pada Pinset Anatomis ... 37

V.6 Suhu Temperatur Ruangan pada saat Penyimpanan ... 38

V.7 Kelembaban Ruangan pada saat Penyimpanan ... 38

V.8 Hasil Pemeriksaan Sterilitas Pinset Anatomis ... 39

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Riwayat Hidup ... 51

2. Surat Pernyataan ... 52

3. Surat Pernyataan ... 53

4. Sertifikat Bakteri Staphylococus aureus yang di Uji ... 54

5. Sertifikat Jamur Candida albicans yang di Uji ... 55

6. Sertifikat Kertas crepe ... 56

7. Komposisi Fluid Thioglycollate Medium ... 58

8. Komposisi Soybean-casein Digest Medium ... 59

9. Foto Indikator Kimia ... 60

10. Foto proses Pencucian dan Pengeringan ... 61

11. Foto Proses Membungkus dengan Crepe ... 62

12. Foto Kontrol Lingkungan Replikasi 1 ... 63

13. Foto Kontrol Lingkungan Replikasi 2 ... 64

14. Foto Kontrol Lingkungan Replikasi 3 ... 65

15. Foto Media Saat Uji Sterilitas Replikasi 1 ... 66

16. Foto Media Saat Uji Sterilitas Replikasi 2 ... 68

17. Foto Media Saat Uji Sterilitas Replikasi 3 ... 70

18. Foto Hasil Uji Sterilitas Pinset Anatomis Replikasi 1 ... 72

19. Foto Hasil Uji Sterilitas Pinset Anatomis Replikasi 2 ... 74

20. Foto Hasil Uji Sterilitas Pinset Anatomis Replikasi 3 ... 76

21. Foto Hasil Validasi Ekstraksi Mikroorganisme ... 78

22. Foto Alat-alat dan Bahan Praktikum ... 79

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Goeswin 2009. Sediaan Farmasi Steril (Seri Farmasi Industri-4). Bandung: ITB

Ansel, H.C., 2005. Pengantar Sediaan Farmasi (Penerjemah Farida Ibrahim). Edisi keempat. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Alder V.G and Alder F.I, 1961. Preserving the Sterility of Surgical Dressings Wrapped in Paper and Other Materials. From the Departement of Pathology, Royal Infirmary, Bristol

British Medical Association, 1989. Petunjuk Praktis Sterilisasi Instrumen dan Pengendalian Infeksi Silang. Penerjemah Basuki Supartono. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Coopers and Gunn’s, 1975. Dispensing for Pharmaceutical Student. Twelfth

Edition, Ptman Medical, page 300-549

Darmadi., 2008. Infeksi Nosokomial: Problematika dan Pengendaliannya.

Jakarta: Salemba Medika

Denyer, S.P and Baird, Rosamund. M., 2007. In: Guide to Microbial Control in Pharmaceutical and Medical Devices 2nd ed, New York: CRC Press Taylor and Francis Group Boca Raton London

Entjang, I., 2003. Mikrobiologi dan Parasitology untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta. Hal 856-860, 863

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Medis 20009. Pedoman Pelayanan Pusat Sterilisasi (CSSD) di Rumah Sakit. Jakarta

Fanny Rahardja, Widura, Dhenis Asmara Suryadarma, 2004. Uji Sterilitas Instrumen Bedah terhadap Bakteri Aerob Penyebab Infeksi di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha.

Fitriyastantir, Devi., M. Sulchan., Sayono., 2003. Beberapa Faktor yang Terkait dengan Kejadian Infeksi Nosokomial Luka Operasi di RSUD Kota Semarang Tahun 2003. Semarang

(19)

Huys, J., 2004. Sterilization of Medical Supplier byTeam: Packaging of Steril Product. The Netherlands: Heart Consultant, Renkum.

Iriani Edli, 2009. Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan. Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.

J. Clin. Path, 1961. Preserving the Sterility of Surgical Dressings Wrapped in Paper and Other Materials.

Kozol, Robert A., Farmer, Diana L., Tennenberg, Steven D., Mulligan, Michael., 1999. Instruments and Sutures. In: Surgical Pearls. Philadelphia: F.A. Davis Company

Kneebon and Schofield, 2010. Pengenalan Instrumen Dasar Bedah Minor.

Universitas Sydney. Australia

Lechman, L., 1970. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy 2nd edition. Philadelphia: Lea & Febiger, page 154-167.

Nealon, Thomas F., 1996. Peralatan Bedah. Dalam: Keterampilan Pokok Ilmu Bedah. Ed 4., Jakarta: Penerbit Buku Kedikteran EGC

Nurlela, 2009. Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di RSUP. H. Adam Malik Medan. Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan. Ott, Ella., Svenja Saathoff., Karolin Graf., Frank Schwab., Iris F. Chaberny.,

2013. The Prevalence of Nosocomial and Community Acquired Infections in a University Hospital.

Paul g, Standard, don c. Mackel, and g. F. Mallison, 1971. Microbial Penetration of Muslin-and Paper-Wrapped Sterile Packs Stored on Open Shelves and In Closed Cabinets.

Rutala, william A., David J. Weber., and the Healthcare Infection Control Practices Advisory committe (HICPAC)., 2008. Guideline for Disinfection and Sterilization in Healthcare Facilities. Califo Sugiartono., 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R&D.

Bandung: ALFABeta. Hal 72

Sujudi, 1994. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara

Silvia I. Acosta-Gnass, Valeska de Andrade Stempliuk, 2009. Sterilization Manual For Health Centers. Washington.

(20)

Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran teknologi Farmasi (Alih Bahasa: Dr. Soendani Noerono). Edisi ke-5. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, hal732-772

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perbandingan waktu dan biaya maka pada proyek pembangunan gedung ruang kuliah Universitas Trunojoyo Madura, untuk pekerjaan agar cepat selesai sebaiknya

Našteta načela morajo davčni delavci upoštevati v odnosu do davčnih zavezancev Ministrstvo za finance- Kodeks etike davčnih delavcev, 2013: • zakonitost davčni delavec

Dianugerahkannya prasasti kepada masyarakat Desa Tumbu, berawal dari laporan tentang keamanan dalam menjaga penatarannya , yang selama ini sangat gelisah karena sebagian

yang dapat diperbaiki agar penutur asing dapat lebih mudah mempelajari bahasa Indonesia adalah perbaikan tata bahasa yang belum taat asas, khususnya pembentukan kata

Di Indonesia, penelitian yang berkaitan dengan goal orientation dan gaya kepemimpinan di sektor publik dalam proses pengambilan keputusan dan adopsi teknik akuntansi

1 Mahasiswa menguasai pemahaman tentang CP mata kuliah dan cara pencapaiann ya melalui proses pembelajara n dengan bahan kajiannya selama satu semester RPS, SAP, kontrak

Hambatan tersebut secara singkat dapat digambarkan bahwa pelaksana kebijakan di tingkat daerah tidak memahami kebijakan substantif pelayanan AK/I – AK/V sehingga kebijakan

Soebowo, Sp.PA (K) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh Program Pendidikan dokter Spesiali I di Bagian Ilmu Penyakit Saraf dan Magister