• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PAKAN ORANGUTAN (PONGO ABELII) DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER RESORT SEI BETUNG BESITANG SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PAKAN ORANGUTAN (PONGO ABELII) DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER RESORT SEI BETUNG BESITANG SUMATERA UTARA."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

NASIONAL GUNUNG LEUSER RESORT SEI BETUNG

BESITANG SUMATERA UTARA

Oleh:

M. Rindi Zulfahri NIM 4123220015 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, pada tanggal 16 Juli 1993. Ibu bernama Rohana dan ayah bernama Ahmad Riadi, dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pada Tahun 2000, Penulis masuk di SD Negeri 101732 Kp. Lalang, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP

Negeri 30 Medan, dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 15 Medan dan lulus tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan melalui tes tertulis SNMPTN.

Penulis aktif dalam kegiatan intrakurikuler di HMJ Biologi UNIMED tahun 2013-2014 dan Komunitas Ilmuwan Muda Biologi (KIMBI) UNIMED dari tahun 2012 sampai sekarang. Selain itu, penulis aktif organisasi di luar kampus seperti Relawan Rumah Zakat (RZ) Medan dan Masyarakat Pohon Bumi (Mahoni) Kota Medan.

Selama kuliah, penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) SUMUT pada semester VII. Penulis pernah menjadi asisten matakuliah Praktikum Morfologi Tumbuhan, Praktikum Anatomi Tumbuhan dan Praktikum Etnobotani.

Penulis pernah terpilih sebagai finalis Esai Tingkat Nasional pada acara Brawijaya Geophysics Festival 2014 di Universitas Brawijaya Malang, finalis LKTI Tingkat Nasional pada acara MITI Paper Challenge dari Masyarakat Ilmuwan Teknolog Indonesia (MITI) Klaster Mahasiswa di Universitas Gajah Mada tahun 2014 dan finalis XL Future Leader Regional SUMUT tahun 2014.

Penulis terpilih dalam program beasiswa Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Infomation Center (YOSL-OIC) 2015, Juara 1 LKTI Tingkat FMIPA

(4)

iii

ANALISIS PAKAN ORANGUTAN (Pongo abelii) DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER RESORT SEI BETUNG

BESITANG SUMATERA UTARA

M. Rindi Zulfahri (NIM 4123220015)

ABSTRAK

Orangutan (Pongo abelii) merupakan satwa endemik yang keberadaannya di Pulau Sumatera dan Kalimantan, termasuk kategori spesies terancam punah (Critically Endangered) menurut IUCN. Ketersediaan pakan di hutan memiliki peran penting dalam pengelolaan populasi orangutan agar terhindar dari kepunahan. Pada umumnya orangutan dewasa jantan dan betina yang hidup di alam dengan bobot badan 55 kg membutuhkan energi sebesar 1.414 kalori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi dari pakan alami orangutan di Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung, Besitang. Sampel yang digunakan dalam penelitian terdiri 5 jenis tumbuhan pakan orangutan yaitu Artocarpus dadah, Callerya artopurpurea, Endospermum diadenum, Ficus glomerata, dan Polyalthia sumatrana. Selanjutnya dianalisis dengan metode analisis proksimat yaitu penentuan jumlah zat pakan yang terkandung dalam suatu sampel seperti kadar karbohidrat, lemak, protein, air, tanin, dan mineral berupa Ca, K, Fe dan Zn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah Ficus glomerata sudah mencukupi kebutuhan nilai kalori pada orangutan dewasa, remaja, dan anak-anak dengan jumlah kalori sebesar 2.058,4 kalori sedangkan daun Polyalthia sumatrana dan kulit kayu Ficus glomerata sudah mencukupi kebutuhan nilai kalori pada orangutan yang berumur 2-4 tahun (kategori bayi hingga anak-anak) dengan memiliki nilai kalori secara berturut-turut yaitu 1.337,4 dan 1.220 kalori dan daun Endospermum diademum sudah mencukupi kebutuhan nilai kalori pada orangutan yang berumur 2 tahun (kategori bayi) dengan nilai kalori sebesar 1.081,8 kalori.

(5)

ANALYSIS OF ORANGUTAN FEED (Pongo abelii) IN GUNUNG LEUSER NATIONAL PARK RESORT SEI BETUNG

BESITANG SUMATERA UTARA

M. Rindi Zulfahri (NIM 4123220015)

ABSTRACT

Orangutan (Pongo abelii) is an endemic species whose presence in Sumatra and Kalimantan, it belongs to Critically Endangered Species according to IUCN. The availability of food in the forest has an important role in management of orangutan population in order to avoid extinction. In general, adult orangutans both males and females living in nature with body weight of 55 kg obtained total energy needs by 1.414 calories. This study aimed to determine the nutritional content of natural feed orangutans in Gunung Leuser National Park Resort Sei Betung, Besitang. The samples used in the study consisted of 5 orangutan feed species were Artocarpus dadah, Callerya artopurpurea, Endospermum diadenum, Ficus glomerata, and Polyalthia sumatrana. Then samples were analyzed by proximate analysis method in determining the amount of feed substance contained in a sample such as carbohydrate, fat, protein, water, tannin, and minerals such as Ca, K, Fe and Zn. The study results showed that fruit of Ficus glomerata is sufficient for orangutan adults, adolescents and children with caloric value of 2.058,4 calories while Polyalthia sumatrana leaves and bark of Ficus glomerata is sufficient for orangutans aged 2-4 years (category infants to children) with consecutive caloric value are 1.337,4 and 1.220 calories and leaves Endospermum diademum is sufficient for orangutans aged 2 years old (baby class) with calorific value of 1.081,8calories.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbil Alamin, penulis bersyukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga dapat melakukan penelitian dilapangan dan laboratorium serta menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pakan Orangutan (Pongo abelii) di Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung Besitang Sumatera Utara” untuk memenuhi persyaratan dalam meraih gelar sarjana sain di Prodi Biologi, FMIPA Universitas Negeri Medan. Secara khusus kepada kedua orang tua, nenek, kakak dan seluruh keluarga atas segala doa, kasih sayang dan dukungannya baik materi maupun moral saya sampaikan banyak terima kasih.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Selvia Dewi Pohan, S.Si, M.Si selaku pembimbing skripsi, Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si sebagai penguji pertama, Bapak Drs. Tonggo Sinaga, M.S sebagai penguji kedua dan Ibu

Dra. Mariaty Sipayung, M.Si sebagai penguji ketiga atas ketelitian, koreksi, saran dan masukan yang berharga demi kesempurnaan skripsi ini.

Penghargaan yang sebesar-besarnya juga diberikan kepada Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku pembimbing akademik, yang selalu mendorong dan memotivasi penulis pada masa perkuliahan dari awal hingga akhir. Penghargaan yang sebesar-besarnya diberikan pula kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Ibu Endang S. Gultom, S.Si, M.Si Apt selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Biologi serta Ibu Dr. Melva Silitonga, M.S selaku Ketua Prodi Biologi Non-Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan atas segala kemudahan dalam administrasi dan surat menyurat pada masa perkuliahan dan penelitian.

Penulis sangat berterima kasih kepada Mr. Gary Shapiro, Ph.Dselaku Chairman of Orangutan Republic Foundation (OURF) dan Bapak Panut Hadisiswoyo, S.S, M.A, M.Sc selaku Founding pada Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Center (YOSL - OIC) serta Bang Rio Ardi yang telah banyak memberikan saran dalam penelitian skripsi ini.

(7)

pengambilan sampel di kawasan Resort Sei Betung TNGL SUMUT. Terima kasih juga dalam membantu penelitian di lapangan dan laboratorium kepada Kak Darsimah, Bang Edi Bardo, Uwek Jamin, Uwek Adi dan staf lapangan Resort Sei betung, serta pihak Laboratorium Kimia Universitas Negeri Medan dan Laboratorium PPKS Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc, Ibu Dr. Tumiur Gultom, S.P, M.P, dan Bapak Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pdselaku dosen pembimbing lomba karya tulis ilmiah. Penulis juga berterimakasih kepada Ibu Wina Dyah, S.Si, M.Si dan Ibu Dra. Cicik Suriani, M.Si yang sudah mengangkat saya sebagai asisten di matakuliah Praktikum Morfologi Tumbuhan, Praktikum Anatomi Tumbuhan dan Praktikum Etnobotani.

Rasa persahabatan dan terima kasih yang mendalam diberikan kepada seluruh teman kelas Biologi Nondik B 2012 atas obrolan, senda gurau,dan keakrabannya selama perkuliahan.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi konservasi orangutan Sumatera dalam hal memberikan harapan bagi keberlangsungan hidup di masa

datang.

Medan, Juni 2016

(8)
(9)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 26

4.1.1. Kandungan Senyawa Organik Pakan Orangutan 26

4.1.2. Kadar Mineral Pakan Orangutan 27

4.2. Pembahasan 27

4.2.1. Kategori Perkembangan Orangutan dan Nilai Kalori

Pakan Orangutan 31

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 36

5.2. Saran 36

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Peta Resort Sei Betung 6

Gambar 2.2. Arthocaprus dadah 10

Gambar 2.3. Endospermum diadenum 11

Gambar 2.4. Callerya artopurpurea 12

Gambar 2.5. Ficus glomerata 12

Gambar 2.6. Polyalthia sumatrana 13

Gambar 2.7. Struktur Kimia Glukosa 14

Gambar 2.8. Struktur Kimia Protein 15

Gambar 2.9. Struktur Kimia Lemak 16

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Unsur-unsur Mineral dan Jumlah yang Dibutuhkan

dalam Tubuh Hewan 17

Tabel 3.1. Nama Alat yang Digunakan pada Penelitian dan

Kegunaannya 18

Tabel 3.2. Daftar Jenis Makanan Orangutan di

Resort Sei Betung 25

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Analisis Data 41

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Orangutan (Pongo abelii) merupakan salah satu kera besar yang masih bertahan di wilayah Asia Tenggara khususnya di Pulau Sumatera. Sedangkan kerabat yang terdekat dengan Pongo abelii adalah Pongo pygmaeus yang hidup di Pulau Kalimantan. Di alam, orangutan hidup secara semi soliter dan arboreal dengan kondisi hutan yang menghasilkan buah sebagai sumber pakan utamanya.

Orangutan sebagai makhluk hidup memiliki beragam aktivitas yang dilakukan setiap hari seperti membuat sarang, bersosialisasi, makan, beristirahat, dan lain sebagainya. Di antara aktivitas tersebut, aktivitas makan merupakan aktivitas dengan frekuensi tertinggi. Pada umumnya orangutan termasuk satwa frugivora (pemakan buah) dalam jumlah besar, selain itu orangutan juga

mengkonsumsi daun, liana, kulit kayu, serangga, dan kadang-kadang memakan tanah dan vertebrata kecil (WWF, 2007).

Saat ini penyebab utama penyempitan daerah sebaran orangutan karena manusia yang menyukai tempat hidup yang sama dengan orangutan, terutama dataran alluvial di sekitar daerah aliran sungai dan hutan rawa gambut. Fungsi lahan tersebut berubah karena kebutuhan manusia terhadap kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya.

(14)

2

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) terletak di Provinsi Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam yang memiliki luas sebesar 1.094.692 ha yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia sejak tahun 1980 (OIC, 2009) dengan tipe ekosistem hutan pantai dan hutan hujan tropika dataran rendah sampai pegunungan (TNGL, 2012). Taman Nasional Gunung Leuser memiliki fungsi utama dalam sistem penyangga kehidupan dengan fokus pengelolaan untuk mempertahankan keanekaragaman hayati yang tinggi dan habitat penting bagi keberadaan beberapa spesies. Taman Nasional Gunung Leuser merupakan situs warisan dunia (world heritage site) yang mengalami keterancaman degradasi keanekaragaman hayati yang disebabkan oleh illegal logging, perambahan kawasan, kebakaran dengan pengurangan luas sebesar 22.000 ha di wilayah Besitang Kabupaten Langkat (Thoha, 2008).

Resort Sei Betung merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Leuser yang berada di Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat

Provinsi Sumatera Utara. Resort Sei Betung juga merupakan bekas perkebunan kelapa sawit yang kini diusahakan untuk dikembalikan ke fungsi awalnya dengan

kegiatan restorasi (Fajria, ?). Resort Sei Betung terdiri dari tiga kawasan yaitu hutan primer, hutan sekunder, dan area restorasi.Hutan primer dengan luas 3.000 Ha dan didominasi oleh tumbuhan dari jenis dipterocarpaceae, sedangkan hutan sekunder dengan luas 500 Ha dan area restorasi merupakan kawasan bekas perambahan kebun kelapa sawit yang sedang diupayakan untuk menjadi hutan primer dengan menumbuhi pohon buah sebagai sumber pakan bagi orangutan. Sehingga hutan di Resort Sei Betung diharapkan mampu menyediakan habitat tambahan untuk mendukung program pelepasliaran orangutan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser khususnya Resort Sei Betung.

(15)

yang berumur 2 tahun membutuhkan energi sebesar 1.042,10 dan 1.066,60 kalori. Untuk orangutan betina dan jantan yang berumur 4 tahun mengeluarkan energi sebesar 1.088,84 dan 945,61 kalori, sedangkan energi yang dibutuhkan sebesar 1.402,03 dan 1.227,40 kalori (Zuraida, 2006).

Orangutan merupakan satwa liar diurnal (aktif pada siang hari) yang mencari makan pada tajuk pohon. Pola makan sangat mempengaruhi kondisi biologis dan cara hidupnya. Oleh karena itu, distribusi jumlah dan kualitas makanannya menurut waktu dan tempat tertentu merupakan faktor penentu utama perilaku pergerakan, kepadatan populasi yang akhirnya menentukan organisasi sosialnya (Kuswanda, 2014).

Orangutan merupakan fauna yang bersifat mutlak dan tidak dapat diganti dalam pembentukan lingkungan hidup. Kondisi yang sehat di dalam hutan merupakan hal terpenting agar terhindar dari kepunahan. Hal utama yang sangat penting untuk diketahui adalah kandungan nutrisi makanan alami orangutan di

hutan yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, air, tanin, dan abu termasuk unsur mineral baik makro maupun mikro. Berdasarkan latar belakang di atas

peneliti tertarik untuk meneliti Analisis Pakan Orangutan (Pongo abelii) di Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung Besitang Sumatera Utara.

1.2. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada:

a. Kandungan nutrisi yang diuji adalah karbohidrat, protein, lemak, kadar air, tanin, dan abu termasuk unsur mineral makro (Ca dan K) dan mikro (Fe dan Zn).

b. Jenis tumbuhan yang dibatasi adalah 5 jenis tumbuhan yang paling sering di makan orangutan di Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung. c. Lokasi pengambilan sampel tumbuhan di batasi pada tumbuhan yang

(16)

4

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimanakah kandungan nutrisi pakan orangutan terhadap kebutuhan nutrisi orangutan di Resort Sei Betung?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui kandungan nutrisi pakan orangutan terhadap kebutuhan nutrisi orangutan di Resort Sei Betung.

1.5. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi mengenai kandungan nutrisi dan sumber pakan orangutan dalam mengambil kebijakan melestarikan beberapa jenis tumbuhan yang potensial bagi kelangsungan hidup

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :

1. Kebutuhan nutrisi orangutan di Resort Sei Betung dikategorikan sudah mencukupi dari total kebutuhan kalori pada orangutan. Kategori kecukupan nilai kalori orangutan terdapat pada buah Ficus glomerata sudah mencukupi kebutuhan nilai kalori pada orangutan dewasa, remaja, dan anak-anak dengan memiliki nilai kalori sebesar 2.058,4 kalori sedangkan daun Polyalthia sumatrana dan kulit kayu Ficus glomerata sudah mencukupi kebutuhan nilai

kalori pada orangutan yang berumur 2-4 tahun (kategori bayi hingga anak-anak) dengan memiliki nilai kalori secara berturut-turut yaitu 1.337,4 dan 1.220 kalori dan daun Endospermum diademum sudah mencukupi kebutuhan

nilai kalori pada orangutan yang berumur 2 tahun (kategori bayi) dengan nilai kalori sebesar 1.081,8 kalori.

5.2. Saran

Terkait dengan hasil penelitian yang diperoleh, beberapa saran yaitu :

1. Perlu adanya monitoring terhadap jenis-jenis pakan orangutan dan perlunya pengkayaan pada jenis Ficus glomerata yang memiliki manfaat tinggi bagi pakan orangutan di Resort Sei Betung.

(18)

37

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Fitrotul., (2011), Preferensi dan Kandungan Nutrisi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Stasiun Penelitian Hutan Lindung Batang Toru, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Skripsi, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Ananta, Aditya., (2010), Pengaruh Jenis Biofermentor Laru Daun Jati dan Ragi Tempe terhadap Kadar Protein, Lemak, Karbohidrat, Air dan Abu pada Proses Pembuatan Tempe,Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

Arifin, Zainal., (2008), Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro dalam Sistem Biologi dan Metode Analisisnya, Jurnal Litbang Pertanian, 27(3).

Asian Plant., (?), Annonaceae: Polyalthia sumatrana,

http://www.asianplant.net/Annonaceae/Polyalthia_sumatrana.htm (Diakses 15 Desember 2015).

Bara, Esra Kiding., (2007), Kadar Tanin Kulit Kayu Bruguiera parviflora pada Beberapa Kelas Diameter, Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua, Manokwari.

Basri, M., dan Rukmi., (2011), Jenis dan Kandungan Tanin Pakan Satwa Anoa (Bubalus sp), Jurnal Media Peternakan 30-34.

Bintang, Maria., (2010), Biokimia Teknik Penelitian, Erlangga, Jakarta.

Departemen Kehutanan., (2007), Strategi dan Rencana Aksi Konservasi

Orangutan Indonesia 2007-2017, Departemen Kehutanan, Jakarta.

Fajria, Aulia., (?), Kajian Hubungan Antara Transformasi Habitat Terhadap Kelimpahan Komposisi Serangga Polinator di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Skripsi IPB, Bogor.

Fajriati, Imelda., (2006), Optimasi Metode Penentuan Tanin (Analisis Tanin Secara Spektofotometer dengan Pereaksi Orto-Fenantrolin), Jurnal Kaunia 2(2).

Hermiastuti, Meirinda., (2013), Analisis Kadar Protein dan Identifikasi Asam Amino pada Ikan Patin (Pangasius djambal), Skripsi FMIPA UNEJ, Jember.

IPB Biotics., (2016), Detail Organisme

Obat,http://apps.cs.ipb.ac.id/ipbiotics/user/organism/detail/detail_organism e_obat.php?id=830(Diakses 15 Desember 2015).

IUCN., (2007), IUCN Red List of Threatened Species, IUCN, Gland, Switzerland.

(19)

Ketaren, P.P, A.P. Sinurat, T. Purwadaria, I.P. Kompiang, dan M. Amir., (2001), Penggunaan Rayap (Glyptotermes montanus) sebagai Bahan Pakan Ayam, Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 6(2).

Kuncoro, Purwo., (2004), Aktivitas Harian Orangutan Kalimantan (Pongo

pygmaeus Linnaeus,1760) Rehabilitan di Hutan Lindung Pegunungan Meratus, Kalimantan Timur, Skripsi, FMIPA Universitas Udayana, Bali.

Kuswanda, Wanda., (2014), Orangutan Batang Toru: Kritis di Ambang Punah, Forda Press, Bogor.

Legowo, A. Mohamad., dan Nurwantoro, (2004), Diktat Kuliah Analisis Pangan,

Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.

Lestari, Puji., Susinggi Wijana., dan Widelia Eka Putri, (?), Ekstraksi Tanin dari Daun Alpukat (Persea americana) sebagai Pewarna Alami (Kajian Proporsi Pelarut dan Waktu Ekstraksi), FTP UB, Malang.

Matsjeh, Sabirin dkk., (1994), Kimia Organik II, UGM Press, Yogyakarta.

OIC., (2009), Buku Saku Menuju Taman Nasional Gunung Leuser, OIC Press, Medan.

Onrizal, dan Erwin A Perbatakusuma., (2010), Potensi Pohon Pakan Orangutan Sumatera untuk Kegiatan Rehabilitasi di Blok Barat dan Timur Hutan Batang Toru, Khususnya Kawasan Koridor Orangutan Batang Toru Provinsi Sumatera Utara, Laporan Penelitian Pakan Orangutan Batang Toru 1, Medan.

Pangaribuan, Ivo Titary., (2008), Isolasi, Identifikasi dan Karakterisasi Mikroba Pengurai Asam Lemak dari Limbah PT. Ecogreen Oleochemical Medan Plant, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

Perpustakaan Cyber., (2013), Pengertian Lemak, Struktur, Sifat dan Contoh, http://perpustakaancyber.blogspot.co.id(Diakses 15 Desember 2015).

Poedjiadi, Anna., dan F.M. Titin Supriyanti., (2006), Dasar-Dasar Biokimia, UI Press, Bandung.

Prayogo, H., Thohari, A.M, dkk., (2014), Karakter Kunci Pembeda Antara Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dengan Orangutan Sumatera (Pongo abelii), Bionatura - Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik 16: 61-68.

Rahayu, Anny., Suranto., Tjahjadi Purwoko., (2005), Analisis Karbohidrat, Protein, dan Lemak pada Pembuatan Kecap Lamtoro Gung (Leucaena leucochepala) Terfermentasi Aspergillus oryzae, Jurnal Bioteknologi 2(1): 14-20.

(20)

39

Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser, Laporan Hasil Penelitian, Program Studi Kehutanan USU.

Rasmada, Sada., (2008), Analisis Kebutuhan Nutrien dan Kecernaan Pakan pada Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Penyelamatan Satwa Gadog-Ciawi Bogor, Skripsi, Fakultas Peternakan IPB, Bogor.

Rijksen, H.D., (1978), A Field Study of the Sumatran Orangutan (Pongo pygmaeys abelii): Ecology, Behaviour and Conservation. Agricultural University, Wageningen, Netherlands.

Riptianingsih, Fery Dwi., (2014), Perilaku Makan dan Status Nutrisi Boti (Macaca tonkeana) di Pusat Primata Schmutzer dan Taman Margasatwa Ragunan Jakarta, Thesis, Sekolah Pasca Sarjana IPB, Bogor.

Rodman, P.S., (1977), Feeding Behaviour of Orangutan of The Kutai Nature Reserve, East Kalimantan, Academic Press, New York.

Rohman, Nur., (1993), Pengaruh Kadar Protein Ransum Terhadap Penampilan Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Skripsi, Fakultas Peternakan IPB, Bogor

Rumus Kimia., (?), Struktur Protein dan Jenis-Jenisnya,

http://rumus-kimia.com/struktur-protein-dan-jenis-jenisnya/ (Diakses 15Desember 2015).

Sa’adah, Lailis., (2010), Isolasi dan Identifikasi Senyawa Tanin dari Daun Belimbing Wuluh (Averhoa belimbii), Skripsi FST UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Santosa, Yanto., Agustinus Krisdijantoro., dkk., (2011), Analisis Pola Penggunaan Ruang dan Waktu Orangutan (Pongo pygmaeus Linnaeus, 1760) di Hutan Mentoko Taman Nasional Kutai Kalimantan Timur, Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 8: 109-117.

Siahaan, Darsimah., (2014), Studi Ekologi pada Beringin (Ficus spp.) di Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Skripsi FMIPA UNIMED, Medan.

Soendjoto, Mochamad Arief., Hadi Sukadi Alikodra., dkk., (2006), Jenis dan Komposisi Pakan Bekantan (Nasalis larvatus) di Hutan Karet Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Jurnal Biodiversitas, 7 : 34-38.

Sulistyadi, Eko., Agus Priyono Kartono., dan Ibu Maryanto., (2013), Pergerakan Lutung Jawa ( Trachypithecus auratus) pada Fragmen Habitat Terisolasi di Taman Wisata Alam Gunung Pancar (TWAGP) Bogor, Jurnal Biologi 12(3).

Suparjo., (2010), Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi : Analisis Proksimat dan Analisis Serati,Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi.

(21)

Thoha, Achmad Siddik, dan Alfan Gunawan Ahmad., (2008), Teknik Rehabilitasi Hutan Berbasis Sistem Informasi Geografis di Taman Nasional Gunung Leuser, Lembaga Penelitian USU, Medan.

TNGL., (2012), Taman Nasional Gunung Leuser, gunungleuser.or.id (Diakses tanggal 12 November 2015).

Utami, Sri Suci., Serge A. Wich., et al., (1997), Food Competition Between Wild Orangutans in Large Fig Trees, International Journal of Primatology 3.

Utomo, Budi., (2008), Dampak Perambahan Hutan Taman Nasional Gunung

Leuser Terhadap Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat, Jurnal Hutan dan Masyarakat 3(1).

Wheatley, B. P., (1982), Energetics of Foraging in Macaca fascularis and Pongo pygmaeus and a Selective Advantage of Large Body Size in Orangutan, Primates 23 (3): 348-363.

Wich, SA., Atmoko SSU., et al., (2006), Dietary and Energetic Responses of Pongo abelii to Fruit Availability Fluctuations, International Journal of Primatology 27, 1538 – 1540.

Widiani., Indah., (2014), Analisis Jenis Pohon Buah Pakan di Sekitar Sarang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Hutan Primer dan Sekunder Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung, Sumatera Utara., Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

WWF., (2007), Dampak Perubahan Iklim Terhadap Habitat Orangutan, Jakarta:

WWF-Indonesia.

Yuliarta., Sri Roma., (2009), Perilaku Harian Ibu dan Anak Orangutan (Pongo abelii) di Ekowisata Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat, Skripsi, FMIPA USU, Medan.

Zuhra, Ridhatul., Dyah Perwitasari., dkk., (2009), Aktivitas Makan Orangutan (Pongo pygmaeus) di Pusat Primata Schmutzer Jakarta, Jurnal Primatologi Indonesia 6: 21-26.

Zuraida., (2004), Konsumsi dan Kandungan Nutrien Pakan Orangutan (Pongo pygmaeus) (Studi Kasus di Pusat Reintroduksi Orangutan, Wanariset Samboja – Kalimantan Timur., Thesis, Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Gambar 2.1.  Peta Resort Sei Betung
Tabel 2.1.  Unsur-unsur Mineral dan Jumlah yang Dibutuhkan

Referensi

Dokumen terkait

PCA digunakan untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap distribusi orangutan Sumatera, berdasarkan titik distribusi orangutan yang ditemukan dengan

Penelitian mengenai “Karakteristik Sarang Orangutan Sumatera (Pong abelii) Di Kawasan Hutan Sekunder Resort Sei Betung Taman Nasonal Gunung Leuser” telah dilaksanakan pada

Penelitian mengenai “Karakteristik Sarang Orangutan Sumatera (Pong abelii) Di Kawasan Hutan Sekunder Resort Sei Betung Taman Nasonal Gunung Leuser” telah dilaksanakan pada

Ketika seekor orangutan menemukan posisi yang sesuai untuk membangun sebuah sarang dalam sebuah pohon, maka orangutan bergerak menuju batang-batang pohon kecil di sekitarnya,

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besar potensi cadangan karbon pada tegakan pohon, dan nilai ekonomi cadangan karbon pada tegakan pohon di hutan primer resort

Analisis Jenis Pohon Pakan di Sekitar Sarang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Hutan Primer dan Sekunder Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung.. Universitas

orangutan Sumatera dengan menggunakan layer jarak dari sumber air, jarak dari. desa, jarak dari jalan, dan nilai NDVI (Normalization

dan pohon Phyllanthus berdasarkan metode hand sorting dan barlese-tullgren Perbedaan Keanekaragaman dan Kelimpahan Komunitas Arthropoda pada Bekas Sarang Orangutan Berdasarkan