UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN PROGRAM S-1 EXTENSI
ANALISIS BRAND EQUITY TERHADAP
PEMBELIANPULPEN PILOT PADA
SISWA SMP NEGERI 1 MEDAN
Proposal Skripsi Oleh :
SITI WARDANI PURBA 050521008
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
ABSTRAK
Siti Wardani Purba. 050521008. Analisis Brand Equity Terhadap Pembelian Pulpen Pilot Pada Siswa SMP Negeri 1 Medan. Dibawah bimbingan Prof. Dr. Amrin Fauzi. Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha Fatima Dalimunthe, SE, MSi. Doden Penguji 1 Drs. Liasta Ginting, MSi. Doden Penguji 2 Drs. Syafrizal Helmi, MSi.
Hipotesis tujuan penelitian ini adalah Brand Equity yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek berpengaruh signifikan terhadap pembelian pulpen Pilot pada siswa SMP Negeri 1 Medan. Loyalitas merek merupakan variabel yang lebih dominan mempengaruhi pembelian pulpen Pilot pada siswa SMP Negeri 1 Medan.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Brand Equity yang terdiri dari Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas, dan Loyalitas Merek terhadap pembelian Pulpen Pilot Pada Siswa SMP Negeri 1 Medan, dan juga untuk mengetahui Variabel Brand Equity yang paling dominan yang mempengaruhi Pembelian Pulpen Pilot Pada Siswa SMP Negeri 1 Medan.
Metode Penelitian yang digunakan dalam pengukuran variabel yaitu Skala likert, metode penarikan sampel yang digunakan yaitu Proportionate Stratified
Random Sampling dan pengukuran sampel ditentukan dengan rumus slovin dan
Sample Fraction. Jenis data yang digunakan yaitu Data Primer yaitu data melalui wawancara dan membagikan kuesioner dan Data sekunder Yaitu data yang diambil dari SMP Negeri 1 Medan, internet, dan buku-buku pengetahuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dengan cara tanya jawab secara langsung dengan responden, Kuesioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan objek yang diteliti, dan Studi Dokumentasi dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, jurnal, internet, dan teknik Analisis Data yang digunakan yaitu Analisis Deskriptif dan Analisis Kuantitatif.
Hasil penelitian ini yaitu secara bersama-sama variabel brand equity berpengaruh signifikan terhadap pembelian. Variabel kesadaran merek (X1) dan asosiasi merek (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap pembelian (Y), sedangkan variabel persepsi kualitas (X3) dan loyalitas merek (X4) berpengaruh signifikan terhadap pembelian (Y). variabel yang paling dominan mempengaruhi pembelian yaitu loyalitas merek (X4).
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Brand Equity Terhadap Pembelian Pulpen Pilot Pada Siswa SMP Negeri 1 Medan. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan studi penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Berkaitan dengan hal ini, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran untuk perbaikannya. Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Depatemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Ami Dilham, MSi selaku sekretaris jurusan Departemen Manajemen.
4. Bapak Prof. Dr. Amrin Fauzi selaku dosen Pembimbing saya, yang telah membimbing saya dalam menyusun skripsi ini.
5. Bapak Drs. Liasta ginting, MSi dan Bapak Drs. Syafrizal Helmi, MSi selaku dosen Penguji 1 dan 2 saya yang telah memberikan masukan-masukan dalam perbaikan skripsi saya.
7. Bapak Drs. Ismail Hasibuan selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Medan yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk melakukan riset di SMP Negeri 1 Medan
8. Abang-abang dan adik saya (Yusuf, Hadi, dan Iwan) yang telah mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Ibu Tanjung yang telah menyempatkan memberikan waktunya untuk menemani penulis membagikan kuesioner kepada para siswa.
10.Kepada teman-teman saya Dian, Aysyah, Vien, Dani, Dina, dewi dan yang lainnya yang namanya lupa tersebutkan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih karena telah memberikan bantun dan masukan-masukan yang berguna bagi penulis.
11.Siswa SMP Negeri 1 Medan yang telah mau membatu penulis untuk mengisi kuesioner.
12.Kak Dani yang telah memberikan bantuan yang sangat berguna bagi penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan yang diberikan.
Medan September 2007
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Kerangka Konseptual ... 3
D. Hipotesis ... 4
E. Tujuan dan manfaat Penelitian ... 4
1. Tujuan Penelitian ... 4
2. Manfaat Penelitian ... 5
F. Metode Penelitian ... 5
1. Batasan dan Identifikasi Variabel Peneltian ... 5
2. Definisi Operasional Variabel ... 6
3. Pengukuran Variabel ... 8
4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8
5. Populasi dan Sampel ... 8
6. Jenis Data ... 10
7. Teknik Pengumpulan Data ... 11
8. Teknik Analisis Data ... 11
BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu ... 19
B. Definisi Merek (Brand) ... 20
C. Peran, Kegunaan Merek, dan Makna Sebuah Merek ... 22
1. Peran Merek ... 22
2. Kegunaan Merek ... 24
D. Tipe Utama Merek dan Manfaat Merek ... 25
1. Tipe Utama Merek ... 25
2. Manfaat Merek ... 26
E. Definisi Ekuitas Merek (Brand Equity) ... 28
F. Proses Pembelian... 33
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Pulpen Pilot ... 35
B. Produk Pulpen Pilot ... 38
C. Brand Equity yang dijalankan Pilot Corporation ... 39
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Analisis Deskriptif... 41
1. Pengolahan Data ... 42
a. Identitas Responden ... 42
b. Jenis Kelamin ... 45
B. Analisis Statistik ... 45
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 45
2. Uji Asumsi Klasik ... 53
3. Metode Analisis Regresi Berganda ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Operasionalisasi variabel ... 7
Tabel 1.2 Populasi ... 9
Tabel 13 Sampel ... 10
Tabel 1.4 Dasar Pengambilan Keputusan ... 15
Tabel 3.1 Sejarah Pulpen Pilot ... 36
Tabel 4.1 Identitas Responden ... 42
Tabel 4.2 Jenis Kelamin ... 45
Tabel 4.3 Uji Validitas 1 ... 46
Tabel 4.4 Uji Validitas 2 ... 47
Tabel 4.5 Kesadaran Merek ... 48
Tabel 4.6 Asosiasi Merek ... 49
Tabel 4.7 Persepsi Kualitas ... 49
Tabel 4.8 Loyalitas Merek ... 50
Tabel 4.9 Pembelian ... 51
Tabel 4.10 One Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 55
Tabel 4.11 Multikolinieritas ... 56
Tabel 4.12 Uji Glejser... 58
Tabel 4.13 Autokorelasi ... 59
Tabel 4.14 Regresi Berganda ... 59
Tabel 4.15 Pengujian Determinansi ... 61
Tabel 4.16 Uji F (Anova) ... 62
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 4
Gambar 2.1 Konsep Brand Equity ... 32
Gambar 2.2 Proses Pembelian ... 33
Gambar 4.1 Normal P-P Plot ... 54
ABSTRAK
Siti Wardani Purba. 050521008. Analisis Brand Equity Terhadap Pembelian Pulpen Pilot Pada Siswa SMP Negeri 1 Medan. Dibawah bimbingan Prof. Dr. Amrin Fauzi. Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha Fatima Dalimunthe, SE, MSi. Doden Penguji 1 Drs. Liasta Ginting, MSi. Doden Penguji 2 Drs. Syafrizal Helmi, MSi.
Hipotesis tujuan penelitian ini adalah Brand Equity yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek berpengaruh signifikan terhadap pembelian pulpen Pilot pada siswa SMP Negeri 1 Medan. Loyalitas merek merupakan variabel yang lebih dominan mempengaruhi pembelian pulpen Pilot pada siswa SMP Negeri 1 Medan.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Brand Equity yang terdiri dari Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas, dan Loyalitas Merek terhadap pembelian Pulpen Pilot Pada Siswa SMP Negeri 1 Medan, dan juga untuk mengetahui Variabel Brand Equity yang paling dominan yang mempengaruhi Pembelian Pulpen Pilot Pada Siswa SMP Negeri 1 Medan.
Metode Penelitian yang digunakan dalam pengukuran variabel yaitu Skala likert, metode penarikan sampel yang digunakan yaitu Proportionate Stratified
Random Sampling dan pengukuran sampel ditentukan dengan rumus slovin dan
Sample Fraction. Jenis data yang digunakan yaitu Data Primer yaitu data melalui wawancara dan membagikan kuesioner dan Data sekunder Yaitu data yang diambil dari SMP Negeri 1 Medan, internet, dan buku-buku pengetahuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dengan cara tanya jawab secara langsung dengan responden, Kuesioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan objek yang diteliti, dan Studi Dokumentasi dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, jurnal, internet, dan teknik Analisis Data yang digunakan yaitu Analisis Deskriptif dan Analisis Kuantitatif.
Hasil penelitian ini yaitu secara bersama-sama variabel brand equity berpengaruh signifikan terhadap pembelian. Variabel kesadaran merek (X1) dan asosiasi merek (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap pembelian (Y), sedangkan variabel persepsi kualitas (X3) dan loyalitas merek (X4) berpengaruh signifikan terhadap pembelian (Y). variabel yang paling dominan mempengaruhi pembelian yaitu loyalitas merek (X4).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Brand (merek) sangat diperlukan oleh perusahaan untuk mengenalkan produk yang dihasilkannya, dengan adanya brand (merek) maka akan mempermudah perusahaan untuk mengenalkan mereknya kepada para konsumen. Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk memperkenalkan mereknya dan mengukur keberadaan merek di pasar dapat diketahui dengan ekuitas merek (brand equity).
Ekuitas merek (brand equity) merupakan salah-satu alat pengukur yang digunakan untuk mengetahui produk dari merek yang dikeluarkan suatu perusahaan tersebut mendapatkan tanggapan yang baik atau buruk dari konsumen, dan ekuitas merek (brand equity) ini juga digunakan untuk mengukur produk dari merek tersebut memberikan hasil guna yang baik atau tidak bagi konsumen, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ekuitas merek bisa bernilai bagi perusahaan / company based brand equity dan bagi konsumen / customer based
brand equity (Aaker dalam Tjiptono, 2005: 40).
Variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur brand equity yaitu kesadaran merek (Brand awareness), asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas (Perceived quality), loyalitas merek (brand loyalty), dan juga asset-aset merek lainya, sehingga dengan adanya brand equity ini maka keberadaan merek di luar dapat di ukur.
paling banyak dipakai adalah jenis Fountain Pens (yang terdiri dari Pilot Varsity, V-pen, Vortex dan capless), Ballpoint pens (yang terdiri dari BP-S dan BPS-GP, Rexgrip, Dr Grip Equilibrium), dan Gel Ink Rollerball pens (yang terdiri dari G2, G1, Super gel dan Alpha Gel).
Pulpen merek Pilot ini sudah cukup terkenal bukan hanya di Indonesia saja tetapi juga dinegara Singapore, Newyork, London, Brazil dan Indonesia. Khusus untuk di Indonesia, pada masa sekarang ini pulpen merek Pilot sudah hampir tidak ada di iklankan lagi baik di TV, media cetak (majalah, koran) dll, sekarang ini promosi mengenai pulpen Pilot hanya dilakukan melalui media Internet, dan tidak semua orang membuka situs internet, juga sekarang ini pulpen merek Pilot sudah banyak dipalsukan namun pulpen Merek Pilot ini masih dikenal dan dibeli oleh orang, terutama para pelajar.
SMP Negeri I Medan merupakan salah satu SMP Favorit, dan siswa yang belajar di SMP Negeri I Medan ini rata-rata pintar dan cerdas. Selain pintar dan cerdas siswa yang belajar di SMP Negeri I Medan ini juga rata-rata banyak memakai produk-produk yang bermerek, dari pra survey yang dilakukan penulis maka diketahui bahwa rata-rata siswa SMP Negeri I Medan memaki produk-produk bermerek baik dari tas maupun sepatu yang banyak di iklankan dan di promosikan oleh TV, majalah, koran dll. Dari sekian banyak siswa yang belajar di SMP Negeri 1 Medan masih ada siswa yang memakai pulpen merek Pilot yang sudah hampir tidak ada iklannya di media cetak (majalah, Koran) dan TV.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Brand Equity yang terdiri dari pengenalan merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek berpengaruh terhadap pembelian Pulpen Pilot pada Siswa SMP Negeri I Medan ?
2. Variabel mana yang paling dominan mempengaruhi pembelian pulpen Pilot pada Siswa ?
C. Kerangka Konseptual
Aaker dalam Durianto (2001) mengklasifikasikan elemen-elemen ekuitas merek kedalam lima kategori, yakni kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek dan asset-aset merek lainnya / proprietary brand assets.
Sumber : Aaker dalam Durianto ,2001 (diolah) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :
1. Brand Equity (Ekuitas merek) yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi
merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek berpengaruh signifikan terhadap pembelian pulpen pilot pada siswa SMP Negeri I Medan.
2. Brand Loyalty (loyalitas merek) merupakan variabel yang lebih dominan
mempengaruhi pembelian pulpen Pilot pada siswa SMP Negeri I Medan
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh Brand Equity yang terdiri dari pengenalan merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek terhadap pembelian Pulpen Pilot pada siswa SMP Negeri I Medan
b. Mengetahui variabel Brand Equity yang paling dominan yang mempengaruhi pembelian Pulpen Pilot pada siswa SMP Negeri I Medan. Loyalitas Merek (X4)
Persepsi Kualitas (X3) Asosiasi Merek (X2) Kesadaran merek (X1)
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis sendiri adalah sebagai suatu kesempatan untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang diperoleh dari bangku perkuliahan serta dapat memperdalam pengetahuan dan menambah wawasan penulis dibidang manajemen pemasaran khususnya Marketing Strategy terutama mengenai Ekuitas Merek dan pengaruhnya terhadap tindakan pembelian.
b. Bagi kalangan akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai ekuitas merek.
c. Bagi peneliti lanjutan, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada masa yang akan datang.
F. Metode Penelitian
1. Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian
Menghindari pembahasan yang terlalu melebar dan membingungkan, maka penelitian ini dibatasi pada Analisis Brand Equity terhadap pembelian Pulpen Pilot pada siswa SMP Negeri I Medan.
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah elemen-elemen Brand
Equity yaitu :
2. Definisi Operaional Variabel
a. Kesadaran merek /Brand Awareness (X1)
Menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
b. Asosiasi Merek /Brand Assoociation (X2)
Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis, dll.
c. Persepsi Kualitas /Precieved Quality (X3)
Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
d. Loyalitas Merek /Brand Loyalty (X4)
Mencerminkan tingkatan keterikatan konsumen dengan suatu merek produk.
e. Pembelian (Y)
Tabel 1.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Variabel Skala Ukur
1. Kesadaran Merek /Brand Awareness (X1)
1. ingatan merek 2. pengenalan merek
Skala Likert
2. Asosiasi Merek /Brand
Association (X2)
1. kebiasaan 2. harga 3. pesaing
Skala Likert
3. Persepsi Kualitas /Percived Quality (X3)
1. kinerja produk 2. ketahanan 3. kualitas produk
Skala Likert
4. Loyalitas Merek /Brand
Loyalty (X4)
1. tingkat pembelian ulang 2. kepuasan konsumen 3. komitmen
Skala Likert
5. Pembelian (Y) 1. mengenali kebutuhan 2. pencarian informasi 3. evaluasi alternatif 4. keputusan pembelian 5. perilaku paska pembelian
Skala Likert
3. Pengukuran Variabel
Pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masing-masing variable adalah dengan menggunakan skala Likert. Dimana skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan perspsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2005:86). Untuk keperluan analisis kuantitatif, jawaban itu dapat diberi skor :
Skor 5 = Sangat Setuju Skor 4 = Setuju
Skor 3 = Ragu-ragu Skor 2 = Tidak Setuju
Skor 1 = Sangat Tidak Setuju
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada di SMP Negeri 1 Medan Jalan Bunga Asoka No 6 Asam Kumbang. Penelitian dilakukan mulai tanggla 25 Juni – 15 Agustus 2007.
5. Populasi dan Sampel a Populasi
Tabel 1.2
Populasi Siswa SMP Negeri 1 Tahun Ajaran 2007-2008
Keterangan Kelas Jumlah
1 2 3
Populasi 163 67 136 366
Sumber : SMP Negeri 1 Medan Tahun 2007
b Sampel
Metode penarikan sample yang digunakan adalah Proportionate Stratified
Random Sampling, yaitu metode penarikan sample acak secara proporsional
untuk setiap kelompok strata di dalam populasi.
Ukuran sample ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar,2000: 146) sbb :
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.
Karena jumlah elemen tiap sub-populasi (kelas) berbeda, maka dicari faktor pembanding dari tiap sub-populasi (kelas) yang disebut dengan Sample
Fraction. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan jumlah elemen
fi = N Ni
Dimana :
fi = Sample Fraction Ni = Sub-populasi N = Populasi
Tabel 1.3
Sampel Yang Diambil Tiap Sub-Populasi (Kelas)
Sub-populasi (kelas) Nilai fi n Sampel diambil
1 0.446 80 36
2 0.183 80 14
3 0.371 80 30
Jumlah 1 80
6. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis adalah data primer dan data sekunder. Menurut Kuncoro ( 2003 :127), defenisi masing-masing data yaitu :
a Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original.
Di sini peneliti mengambil data melalui wawancara dan membagikan Kuesioner kepada siswa SMPN 1 Medan yang menggunakan Pulpen pilot. b Data Sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul
data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
7. Teknik Pengumpulan Data
a Wawancara, merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data pada objek penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung kepada responden. Tujuan wawancara adalah untuk mendukung teknik kuesioner, terutama bila ada yang kurang jelas.
b Kuesioner, merupakan pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada objek penelitian yang sesuai dengan variable yang diteliti.
c Studi Dokumentasi, merupakan pengumpulan data dan informasi dari buku-buku, jurnal, internet dan sumber data lain yang berhubungan dengan objek penelitian, yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan terhadap apa yang ada dilapangan.
8. Teknik Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode Analisis Deskriptif yaitu suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun dan diklasifikasikan sehingga akan memberikan gambaran mengenai suatu keadaan.
b. Metode analisis Kuantitatif
1). Uji validitas dan Reliabilitas
Sebelum menyebarkan kuesioner penelitian, penulis akan melakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap pertanyaan yang ada didalam kuesioner. Ini bertujuan agar nantinya hasil penelitiannya valid dan reliable. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,2005:109).
Pada pengujian ini penulis akan memberikan kuisioner kepada 30 siswa untuk di isi. Jawaban mereka akan diolah dengan bantuan program Software SPSS 12 (statistic product and service solution). Bila koefisien korelasi masing-masing pertanyaan sama dengan nilai r tabel atau lebih besar dari nilai r tabel maka butir instrument dinyatakan valid (Sugiyono,2005:116).
2). Uji Asumsi Klasik
Dalam uji asumsi klasik ada empat jenis Kriteria ketepatan : a). Uji Normalitas
1. Analisis Grafik
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan sbb :
Data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
Data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati, bias saja secara visual kelihatannya normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
b). Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat digunakan cara sbb :
2. Menganalisis matrik korelasi antara variabel independent. Jika antara variabel independent ada korelasi yang tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan (2)
variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10.
c). Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain. Bila Var (ui I xi) =
σ
2 sama untuk setiap I maka disebut homoscedasticity. Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas diantaranya : 1. Melihat grafikDasar analisis :
Jika ada pola tertentu , seperti titik- titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Uji Glejser
Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independent dengan persamaan regresi
Jika variabel independent signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
d). Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka ada problem auto korelasi.
Cara untuk mendeteksi auto korelasi Yaitu : Uji DurbinWatson (DW Test T)
DW test mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independent.
Tabel 1.4
Dasar pengambilan keputusan sbb:
Keterangan Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<DW <dl
Tidak ada aotukorelasi positif No Decision dl≤DW ≤du
Tidak ada autokorelasi positif atau negative Terima du<DW <4−du
Tidak ada autokorelasi negative No Decision 4−du≤DW <4−dl
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4−dl≤DW <4
Sumber : Gujarati (2006: 217)
3). Metode Analisis Regresi Berganda
Metode regresi berganda digunakan untuk melihat bagaimana pengeruh variable bebas (kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek) terhadap varibel terikat (pembelian)
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 +e
Dimana :
Y = Pembelian a = Konstanta
b1-4 = Koefisien Regresi berganda
X1 = Kesadaran Merek
X2 = Asosiasi Merek
X3 = Persepsi kualitas
X4 = Loyalitas Merek
e = Standar Error
Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan yaitu : a). Pengujian Determinansi
Pengujian koefisien determinansi (R²) akan menunjukkan besarnya kontribusi sumbangan variabel bebas terhadap variasi naik turunnya variabel terikat, dimana 0<R2<1, nilai R2 yang semakin mendekati 1 berarti semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
b). Uji Signifikansi Simultan ( Uji- F)
Uji – F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. kriteria hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% c). Uji Signifikansi (Uji – t)
Pada penelitian ini, data yang telah diolah di uji dengan menggunakan uji t yaitu dengan rumus :
sb b thitung =
Secara manual perhitungan t hitung adalah dengan memasukkan nilai-nilai yang diminta kedalam rumus-rumus, namun karena pengolahan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan spss versi 12 pada komputer maka perhitungan secara manual seperti rumus-rumus diatas tidak dilakukan.
Kriteria hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0 : b1 = 0
Artinya bahwa variabel independent (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Ha : b1 ≠ 0
Artinya bahwa variabel independent (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
BAB II
URAIAN TEORETIS
A. Penelitian Terdahulu
Penulis melihat penelitian terdahulu dari penelitian yang dilakukan oleh Benny Frengki Manurung yang berjudul “Pengaruh Brand Equity Teh Botol Sosro Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan. Dalam penelitiannya Benny meneliti bagaimana pengaruh
Brand Equity Teh Botol Sosro terhadap keputusan pembelian mahasiswa
FKG. Dimana yang termasuk dalam Brand Equity adalah kesadaran merek/brand awareness (X1), asosiasi merek/brand association (X2), persepsi kualitas/perceived quality (X3), dan loyalitas merek/brand loyalty (X4), terhadap keputusan pembelian teh botol Sosro (Y).
B. Definisi Merek (Brand)
Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 (Tjiptono,2005: 2) merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
American Marketing Association (Keller dalam Tjiptono,2005:98)
mendefenisikan merek (Brand) sebagai “nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi di antaranya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakannya dari barang dan jasa para pesaingnya”.
Chernatony dalam Tjiptono(2005:99) mengidentifikasi setidaknya 14 interpretasi terhadap merek, yaitu merek sebagai logo, instrument hukum, perusahaan, shorthand, risk reducer, positioning, kepribadian, sekelompok nilai, identitas, citra, relasi, dan evolving entity.
Dalam buku prinsip dan dinamika pemasaran (Diana.Tjiptono, 2000:39) merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang/logo, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi yang membedakannya dengan produk pesaing. Pada dasarnya merek juga merupakan janji produsen untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri/fitur, manfaat, dan layanan tertentu kepada para konsumen.
mengidentifikasi (membedakan) barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain.
Merek (Nicolino, 2004: 4) adalah entitas yang mudah dikenali dalam menyajikan nilai-nilai tertentu, yang artinya :
1. Dapat dikenali : anda dapat dengan mudah memisahkan satu barang yang serupa dengan yang lainnya melalui beberapa cara. Biasanya berupa sepatah kata, warna, atau simbol (logo) yang dapat anda lihat.
2. Entitas : sesuatu yang memiliki eksistensi yang khas dan berbeda.
3. Janji-janji tertentu : Sebuah produk atau jasa membuat klaim mengenai apa yang dapat diberikannya kepada anda. Klaim-klaim tersebut – baik itu nafas yang segar, delivery tepat waktu, tax return bebas stress, atau layanan dokter gigi yang lebih ramah adalah janji.
4. Nilai : apapun yang anda dapatkan pasti merupakan sesuatu yang anda peduli hingga batas tertentu.
Aaker dalam Simamora (2002:14) mengatakan ada tiga nilai yang dijanjikan sebuah merek yaitu nilai fungsional, nilai emosional, dan nilai ekspresi diri.
1. Nilai Fungsional
2. Nilai Emosional
Kalau konsumen mengalami perasaan positif (positif feeling) pada saat membeli atau menggunakan suatu merek, maka merek tersebut memberikan nilai emosional. Pada intinya nilai emosional berhubungan dengan perasaan, yaitu perasaan positif apa yang akan dialami konsumen pada saat membeli produk.
3. Nilai Ekspresi Diri
Aaker mengakui bahwa nilai ekspresi diri merupakan bagian dari nilai emosi. Kalaupun dibedakan, menurutnya itu bukan tanpa alasan. Kalau nilai emosional berkaitan dengan perasaan positif (misalnya nyaman, bahagia, bangga), maka ekspresi diri berbicara tentang “bagaimana saya dimata orang lain maupun diri saya sendiri”.
C. Peran, Kegunaan Merek, Dan Makna Sebuah Merek
1. Peren Merek
Merek memegang peranan yang sangat penting, salah satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu kepada konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama.
Merek menjadi sangat penting saat ini karena beberapa faktor (Durianto, dkk, 2001:2)
b. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat bahwa suatu merek yang kuat mampu diterima di seluruh dunia dan budaya.
c. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan semakin banyak brand association (asosiasi merek) yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika brand association yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan
brand image (Citra merek).
d. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen.
e. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut.
f. Merek berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan.
2. Kegunaan Merek
Penggunaan merek memiliki berbagai macam tujuan (Diana,Tjiptono, 2000: 39):
b. Sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk (misalnya dengan bentuk desain dan warna-warni yang menarik).
c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta citra prestise tertentu kepada konsumen.
d. Untuk mengendalikan dan mendominasi pasar. Artinya, dengan membangun merek yang terkenal, bercitra baik, dan dilindungi hak ekslusif berdasarkan hakcipta/paten, maka perusahaan dapat meraih dan mempertahankan loyalitas konsumen.
3. Makna Sebuah Merek
Dalam suatu merek terkandung enam macam makna (Kotler dalam Diana,Tjiptono, 2000;40) yaitu :
a. Atribut
Merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya Mercedes mengisyaratkan tahan lama (awet), mahal, desain berkualitas, nilai jual kembali yang tinggi, prestisius, cepat, dan sebagainya.
b. Manfaat
Merek bukanlah sekedar sekumpulan atribut, sebab yang dibeli konsumen adalah manfaat, bukannya atribut. Atribut harus diterjemahkan kedalam manfaat fungsional dan emosional/psikologis.
c. Nilai-nilai
Merek juga menyatakan nilai-nilai yang dianut produsennya. d. Budaya
Merek bisa pula memproyeksikan kepribadian tertentu. Apabila suatu merek divisualisasikan dengan orang, binatang, atau suatu obyek apa yang akan terbayangkan ? Mercedes memberi kesan pimpinan yang berwibawa (orang), singa yang berkuasa (binatang), atau istana yang megah (obyek).
D. TipeUtama Merek Dan Manfaat Merek
1. Tipe Utama Merek
Secara garis besar, terdapat tiga tipe utama merek yang masing-masing memiliki citra merek yang berbeda. Ketiga tipe tersebut attribute brands,
aspirational brands, dan experience brands (Whitewell dalam Tjiptono,
2005:99).
a. Attribute Brands, yakni merek-merek yang memiliki citra yang mampu
mengkomunikasikan keyakinan terhadap atribut fungsional produk. Seringkali sangat sukar bagi konsumen untuk menilai kualitas dan fitur secara objektif atas begitu banyak tipe produk, sehingga mereka cenderung memilih merek-merek yang kelihatannya sesuai dengan kualitasnya. b. Aspirational Brands, yaitu merek-merek yang menyampaikan citra tentang
Salah satu contoh merek tipe ini adalah arloji Rolex dan jaringan toserba Harrods.
c. Experience brands, mencerminkan merek-merek yang menyampaikan
citra asosiasi dan emosi bersama (shared associations and emotions). Tipe ini memiliki citra melebihi sekedar aspirasi dan lebih berkenaan dengan kesamaan filosofi antara merek dan konsumen individual.
Experience brands yang sukses mengekspresikan individualitas dan
pertumbuhan personal.
2. Manfaat Merek
Manfaat merek dapat dibagi atas tiga (Ambler dalam Tjiptono, 2005:100) Yaitu: a. Manfaat Ekonomis yaitu :
1) Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk saling bersaing memperebutkan pasar
2) Konsumen memilih merek berdasarkan Value for money yang ditawarkan berbagai macam merek
b. Manfaat Fungsional yaitu :
1) Merek memberikan peluang bagi diferensiasi. Selain memperbaiki kualitas (diferensiasi vertikal), perusahaan-perusahaan juga memperluas mereknya dengan tipe-tipe produk baru (diferensiasi horizontal)
2) Merek memberikan jaminan kualitas. Apabila konsumen membeli merek yang sama lagi, maka ada jaminan bahwa kinerja merek tersebut akan konsisten dengan sebelumnya.
3) Pemasar merek berempati dengan cara pemakai akhir dan masalah yang akan diatasi merek yang ditawarkan.
4) Merek memfasilitasi ketersediaan produk secara luas. 5) Merek memudahkan iklan dan sponsorship.
c. Manfaat Psikologis yaitu :
1) Merek merupakan penyederhanaan atau simplikasi dari semua informasi produk yang perlu diketahui konsumen.
2) Pilihan merek tidak selalu didasarkan pada pertimbangan rasional. Dalam banyak kasus, faktor emosional (seperti gengsi dan citra sosial) memainkan peran dominant dalam keputusan pembelian.
3) Merek bisa memperkuat citra diri dan persepsi orang lain terhadap pemakai/pemiliknya.
4) Brand Symbolizm tidak hanya berpengaruh pada persepsi orang lain,
E. Definisi Ekuitas Merek (Brand Equity)
Ekuitas merek adalah sebuah frase yang dengan cepat bergerak ke dalam aliran utama setelah menghabiskan seluruh hidupnya dalam dinding departemen pemasaran. Ekuitas adalah jumlah total berbagai nilai berbeda yang dilekatkan orang kepada suatu merek, yang dapat terdiri dari campuran faktor emosional dan praktis (Nicolino, 2004:75)
Keberhasilan pemasar mengelola mereknya terkait dengan sebuah istilah yang selalu disebut dalam pembahasan merek, yaitu brand equity. Brand Equity (Amir,2005:148) adalah nilai yang dimiliki oleh sebuah merek. Tinggi atau rendahnya ekuiti ini ditentukan oleh sejauh mana konsumen :
1. Akan mengenal sebuah merek (brand awareness)
2. Loyal untuk selalu membeli merek tersebut (brand loyalty) 3. Kesesuaian mutu yang diharapkan (perceiver quality)
4. Asosiasi tentang satu hal dengan merek tersebut (strong association) 5. Konsistensi merek dengan, misalnya mutu, ketahanan, dan lain-lain
6. Berbagai nilai lainnya seperti legalisasi yang dimiliki (paten/trademark, dan hubungan dengan saluran)
Brand Equity adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang terkait
dengan suatu merek, nama, simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan (Durianto-dkk, 2001:4).
Menurut Aaker dalam Durianto-dkk (2001:4) brand equity dapat dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu :
1. Brand Awareness (kesadaran merek) menunjukkan kesanggupan seorang
calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
Peran brand awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran di benak konsumen. Tingkatan dari brand awareness adalah :
a. Top Of Mind : menggambarkan merek yang pertama kali diingat
responden atau pertama kali disebut ketika yang bersangkutan ditanya tentang suatu kategori produk.
b. Brand Recall (pengingat kembali merek) : mencerminkan merek-merek
apa yang diingat responden setelah menyebutkan merek yang pertama kali disebut.
c. Brand Recognition (pengenalan brand awareness) : merupakan
pengukuran brand awareness responden di mana kesadarannya diukur dengan diberikan bantuan.
d. Brand Unaware yaitu tidak menyadari merek / tidak mengetahui merek
tersebut.
2. Brand Association (asosiasi merek) mencerminkan pencitraan suatu merek
terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis, dan lain-lain. Ada beberapa fungsi dari brand association yaitu:
b. Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang penting bagi upaya pembedaan suatu merek dari merek yang lainnya.
c. Asosiasi merek membangkitkan berbagai atribut produk atau manfaat bagi konsumen yang dapat memberikan alasan spesifik bagi konsumen untuk membeli dan menggunakan merek tersebut.
d. Asosiasi dapat menciptakan perasaan positif atas dasar pengalaman mereka sebelumnya serta pengubahan pengalaman tersebut manjadi sesuatu yang lain dari pada yang lain.
e. Suatu asosiasi dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan dengan menciptakan rasa kesesuaian antara merek dan sebuah produk baru, atau dengan menghadirkan alasan untuk membeli produk perluasan tersebut. 3. Preceived Quality (persepsi kualitas) mencerminkan persepsi pelanggan
terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
4. Brand Loyalty (loyalitas merek) mencerminkan tingkat keterikatan konsumen
dengan suatu merek produk.
5. Other Proprietary Brand Assets (asset-aset merek lainnya).
Empat elemen brand equity di luar asset-aset merek lainnya dikenal dengan elemen-elemen utama dari brand equity. Elemen brand equity yang kelima secara langsung akan dipengaruhi oleh kualitas dari empat elemen utama tersebut. Konsep
brand equity ini dapat ditampilkan pada gambar 1.2 yang memperlihatkan
Gambar 2.1
Konsep Brand Equity
Perceived Quality
Brand Awareness Brand Association
Brand Loyalty Other Proprietary Brand
Asset
Sumber : (Aaker dalam Durianto-dkk, 2000:5) Gambar 2.1 : Konsep Brand Equity
Memberikan nilai kepada pelanggan dengan memperkuat
1. Interpretasi/proses informasi
2. Rasa percaya diri dalam pembelian
3. Pencapaian kepuasan dari pelanggan
Memberikan nilai kepada perusahaan dengan memperkuat
1. Efisiensi dan efektivitas program pemasaran
2. Brand Loyalty
3. Harga/laba 4. Perluasan merek
5. Peningkatan perdagangan 6. Keuntungan kompetitif
Brand Equity
F. Proses Pembelian
Proses pembelian yang spesifik dan urutan terjadinya terlihat pada Gambar 2.2 berikut ini (Nugroho,2003:16)
Sumber: Nugroho (2003: 16) Gambar 2.2 Proses Pembelian
Gambar 2.2 menjelaskan konsumen melewati kelima tahap seluruhnya pada setiap pembelian, namun dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen seringkali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengenalan masalah, proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya.
2. Pencarian Informasi, seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak.
3. Evaluasi alternatif, kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.
4. Keputusan pembelian, pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan.
Proses pembelian diawali ketika seseorang mendapatkan stimulus (pikiran, tindakan atau motivasi) yang mendorong dirinya untuk mempertimbangkan pembelian barang atau jasa tertentu.
Stimulus bisa berupa hal-hal sebagai berikut :
1. Commercial Cues, yaitu kejadian atau motivasi yang memberikan stimulus bagi
konsumen untuk melakukan pembelian, sebagai hasil usaha promosi perusahaan 2. Social Cues adalah stimulus yang didapatkan dari kelompok referensi yang
dijadikan panutan atau acuan oleh seseorang. Kelompok referensi bisa diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori, di antaranya frekuensi kontak, sifat keanggotaan, formalitas, dan kemampuan atau kebebasan anggota kelompok untuk memilih.
3. Physical Cues, yakni stimulus yang ditimbulkan karena rasa haus, lapar, lelah, dan
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Pulpen Pilot
Perusahaan pulpen Pilot adalah pabrik pulpen yang berpusat di Tokyo, Jepang. Perusahaan ini memproduksi alat-alat tulis, alat-alat kantor dan juga perhiasan namun lebih dikenal sebagai perusahaan Pulpen/pena. Perusahaan ini merupakan perusahaan terbesar ketiga di Inggris dan merupakan perusahaan pulpen terbesar di Jepang. Perusahaan pulpen Pilot ini mempunyai beberapa cabang perusahaan diberbagai Negara seperti : Inggris, USA, Brazil, Afrika Selatan, German dan Indonesia.
Ryosuke Namiki mendirikan perusahaan ini pada tahun 1918 dan sejak saat itu pulpen merek Pilot merupakan pelopor terbentuknya industri pulpen yang lain. Tinta pulpen Pilot memiliki kualitas yang tinggi dan sangat bagus digunakan untuk menulis dikertas. Perusahaan pulpen pilot ini selalu menciptakan berbagai macam model dari produk mereka dimana tinta yang digunakan adalah tinta dengan kualitas yang tinggi.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Pulpen Pilot
Perusahaan pulpen Pilot adalah pabrik pulpen yang berpusat di Tokyo, Jepang. Perusahaan ini memproduksi alat-alat tulis, alat-alat kantor dan juga perhiasan namun lebih dikenal sebagai perusahaan Pulpen/pena. Perusahaan ini merupakan perusahaan terbesar ketiga di Inggris dan merupakan perusahaan pulpen terbesar di Jepang. Perusahaan pulpen Pilot ini mempunyai beberapa cabang perusahaan diberbagai Negara seperti : Inggris, USA, Brazil, Afrika Selatan, German dan Indonesia.
Ryosuke Namiki mendirikan perusahaan ini pada tahun 1918 dan sejak saat itu pulpen merek Pilot merupakan pelopor terbentuknya industri pulpen yang lain. Tinta pulpen Pilot memiliki kualitas yang tinggi dan sangat bagus digunakan untuk menulis dikertas. Perusahaan pulpen pilot ini selalu menciptakan berbagai macam model dari produk mereka dimana tinta yang digunakan adalah tinta dengan kualitas yang tinggi.
Tabel 3.1 Sejarah Pulpen Pilot
1918 Namiki Manufacturing Company, merupakan perintis dari berdirinya Pilot Corporation dimana perusahaan ini memproduksi dan menjual Fountains Pens. 1926 Pilot Corporation ini mempunyai beberapa kantor cabang seperti di London, New
York, Shanghai dan Singpore.
1927 Kantor cabang yang ada memproduksi dan menjual mekanikal pensil. 1938 Nama perusahan diganti dengan The Pilot Pen Co., LTD
1948 Nagoya ink plant dan Hiratsuka plant dibangun dan mulai menjual peralatan kantor.
1950 Nagoya ink plant berubah menjadi The Pilot Ink Company, LTD
1952 Kantor cabang dibuka di Osaka (became Western Sales Division in 1986) 1954 PILOT PEN DI BRASIL, S.A. dibangun.
1959 Pilot Corporation ini merupakan perintis yang pertama dalam penjualan pulpen tinta cair
1960 PILOT KIKO CO., LTD (sekarang THE PILOT PRECISION CO., LTD) dibangun untuk meningkatkan penjualan mekanikal pinsil
1961 Pilot Corporation mulai memproduksi dan menjual pulpen dan metarubi. Pilot berada pada peringkat kedua di Tokyo dalam penyediaan stok produk (Capital : 0.5 billion yen)
1962 Hiratsuka Main Plant dibuka. Pilot berada pada tingkat pertama dalam penyediaan stok produk (capital : 0.8 billion yen)
1964 Pilot Corporation mulai mengggunakan komputer dalam pembuatan produk dan juga dalam penjualannya,lalu didirikan Kantor Branch (menjadi divisi penjualan bagi daerah timur laut dan Tokyo ditahun 1986), Hokkaido Branch (menjadi hokkaido Pilot Co.,Ltd tahun 1981) dan Kyusu Branch (menjadi Kyusu Pilot Co., Ltd tahun 1972)
1965 Penjualan pulpen pilot di Jepang mengalami peningkatan sebesar 1.2 juta yen 1966 Pilot Corporation mulai memproduksi dan menjual Wytebord
1972 Mendirikan Pilot Corporation di Amerika
1976 Pilot Corporation mulai menjual pulpen tinta cair dan ballpoin
1978 Tokyo Plants Operations berubah menjadi Isesaki Plant and Higasi-Matsuyama Plant
1979 Mendirikan The Pilot Pen Company di Inggris 1981 Mendirikan Nykor Pilot Pen Italia, S.R.L. di Italia 1984 Mendirikan Pilot Pen (S) PTE LTD di Singapura
Mendirikan Pilot Pen Company (Hongkong) Limited
1987 Mendirikan Pilot Pen (Fance) S.A. (sekarang dikenal sebagai Pilot Europe S.A) 1993 Mendirikan The Pilot Pen (Taiwan) Co.,LTD
1994 Mendirikan PT. Pilot Pen Indonesia
Mendirikan Pilot Industry Europe S.A (sekarang Pilot Europe S.A) di Prancis 1998 Secara bersama-sama mengganti logo/ nama
Mendirikan Pilot Pen South Africa (PTY) LTD Mendirikan Pilot Pen (Deutschland) GmbH.
Mendirikan Pilot Europe S.A (merupakan gabungan dari Pilot Pen (Prancis) S.A dan Pilot IndustryEurope S.A
1999 Mendirikan Pilot Pen Sverge AB di Swedia 2000 Mendirikan kantor perwakilan di Shanghai 2001 Mendirikan Pilot Corporation of Europe S.A 2002 Mendirikan Pilot Holdings Corporation
2003 Pilot Group Holding Corporation dan The Former Pilot Corporation melakukan merger, dan nama perusahaan berubah menjadi Pilot corporation
B. Produk Pulpen Pilot/ Pilot Pens
Pulpen Pilot selalu melakukan perubahan baik dari segi bentuk dan kenyamanan pemakaian pulpen. Pilot mencoba untuk menciptakan pulpen dengan tinta yang lancar dan baik digunakan untuk menulis dikertas.
Produk-produk pulpen Pilot
Produk pulpen Pilot yang dikeluarkan oleh Pilot Corporation ada lebih dari 100 jenis, dan jenis-jenis tersebut dibagi kedalam tiga katagori yaitu :
1. Fountain Pens
a. Pilot Varsity, merupakan pulpen yang tidak ada isi ulangnya. b. V- pen, juga merupakan pulpen yang tidak ada isi ulangnya. c. Vortex, pulpen untuk ukuran saku, dan dapat di isi ulang.
d. Capless, pulpen plip-top yang merupakan pulpen yang paling terkenal di US 2. Ball Point Pens
a. BP-S dan BPS-GP, merupakan pulpen yang mempunyai refill dimana pulpen ini ada yang ujung pegangannya dengan bahan karet dan tidak.
b. Rexgrip, pulpen dengan pegangan dari karet yang lembut.
c. Dr Grip Equilibrium, merupakan pulpen yang paling stabil dan dapat di isi ulang dan mempunya pegangan dari karet yang lembut.
3. Gel Ink Rollerball Pens
a. G2, pulpen tinta cair isi ulang yang dapat dikeluarkan tabung tintanya dan pegangannya dibuat dari karet.
b. G1, pulpen tinta cair isi ulang yang dilengkapi dengan pegangan karet dan ada juga yang tidak.
d. Alpha Gel, pulpen isi ulang, tabung tinta dapat dikeluarkan dan pegangannya dari karet yang lembut dan pulpen jenis ini merupakan yang pertama kali muncul.
Perusahaan/ kantor perwakilan perusahaan Pulpen Pilot di Indonesia didirikan pada tahun 1994 dan lokasi kantornya berada di Jl Danau Agung Timur Blok 05 No 2C, Jakarta dan pabriknya juga berada pada lokasi yang sama.
Komoditi yang di produksi adalah peralatan sekolah dan peralatan kantor dengan jumlah produksi rata-rata173.000.000 Pcs per tahun.
C. Brand Equity (ekuitas merek) Yang di jalankan oleh Pilot Corporation.
1. Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Kesadaran merek ini merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur pengenalan konsumen terhadap produk yang dikeluarkan oleh Perusahaan pulpen Pilot. Cara yang digunakan perusahaan pulpen Pilot agar konsumen mengetahui dan mengenalkan merek pulpen Pilot ini adalah dengan menyampaikan pesan berupa iklan mengenai keunggulan pulpen Pilot. Membuat nama, logo, dll yang dapat membuat konsumen bisa dengan cepat mengingat produk pulpen Pilot.
2. Asosiasi Merek (Brand Association)
3. Persepsi Kualitas (Perceived Quality)
Persepsi kualitas ini mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan performa dari produk pulpen Pilot yang dikeluarkan oleh Perusahaan Pulpen Pilot. Perusahaan Pulpen Pilot demi menciptakan performa yang baik bagi konsumen menciptakan produk pulpen yang telah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing konsumen.
4. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Analisis Deskriptif
Pada Penelitian ini menjelaskan secara deskripif hasil penelitian Analisis
Brand Equity Terhadap Pembelian Pulpen Pilot Pada Siswa SMP Negeri 1 Medan.
Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan membagikan kuesioner kepada para siswa. Kuesioner ini berisikan 18 pertanyaan dimana siswa yang menjawab kuesioner ini adalah siswa yang menggunakan pulpen Pilot, dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Medan yang berjumlah 80 orang siswa, yang terdiri dari siswa kelas1, 2, dan 3.
Pengambilan data responden dilakukan secara random atau acak pada masing-masing kelas 1, 2, dan 3 dan kelas yang di pilih adalah kelas dengan jumlah siswa yang paling banyak menggunakan pulpen merek Pilot.
Jumlah kelas yang ada sebanyak 27 kelas, dan dari 27 kelas tersebut diambil secara random 9 kelas, tiap strata kelas diwakili oleh 3 kelas. Berikut ini data dari siswa yang merupakan sampel pengguna pulpen merek Pilot.
1. Pengolahan Data a. Identitas Responden
60 Rangga Pramana Septawaldi 14 Thn Laki-laki 3 F Sumber: SMP Negeri 1 Medan Tahun 2007
b. Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase %
Laki-laki 34 42,5%
Perempuan 46 57,5%
Jumlah 80 100%
B. Analisis Statistik
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Pada pengujian validitas dan reliabilitas ini penulis membagikan kuesioner kepada 30 orang siswa, dimana kuesioner ini berisikan 22 butir pertanyaan yang harus di jawab oleh para siswa. Penghitungan validitas dilakukan dengan program SPSS 12. Cara untuk mengukur valid atau tidaknya pertanyan tersebut dilakukan dengan membandingkan hasil validitas dengan r table, dimana nilai r table untuk 30 responden dengan interval kepercayaan 95% adalah 0,361. Data hasil validitasnya dapat dilihat sbb :
a. Uji Validitas 1
Tabel 4.3 Uji Validitas 1
17 B17 0,361 0,710 Valid
Pada Tabel 4.8 setelah dilakukan uji validitas yang pertama dapat dilihat bahwa dari 22 butir pertanyaan yang ada pertanyaan yang valid ada 18 dan yang tidak valid ada 4 butir pertanyaan.
b. Uji Validitas 2
Tabel 4.4 Uji Validitas 2
16 B20 0.361 0,798 Valid
17 B21 0.361 0,840 Valid
18 B22 0.361 0,869 Valid
Pada Tabel 4.9 setelah dilakukan uji validitas yang kedua kalinya dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan valid.
Hasil jawaban kuesioner dari 80 orang responden/siswa
Hasil jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kuesioner adalah sebagai berikut : 1. Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Tabel 4.5
Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Butir Frekwensi
STS % TS % R % S % SS %
1 0 0 0 0 18 22,5 55 68,75 7 8,75
2 0 0 0 0 1 1,25 64 80 15 18,75
3 0 0 0 0 9 11,25 60 75 11 13,75
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 80 orang siswa untuk variabel kesadaran merek pada Tabel 4.5 yaitu :
a. Pada pertanyaan butir 1 (anda bisa mengenali pulpen merek Pilot diantara merek-merek lain yang saling bersaing) 22,5% siswa yang menjawab ragu-ragu, 68,75% siswa menjawab setuju dan 8,75% siswa menjawab sangat setuju. Jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju tidak ada yang menjawab.
c. Pada pertanyaan butir 3 (anda mengenal pulpen merek Pilot) 11,25% siswa yang menjawab ragu-ragu, 75% siswa menjawab setuju dan 13,75% siswa menjawab sangat setuju. Jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju tidak ada yang menjawab.
2. Asosiasi Merek (Brand Asociation)
Tabel 4.6
Asosiasi Merek (Brand Association)
Butir Frekwensi
STS % TS % R % S % SS %
4 0 0 0 0 11 13,75 59 73,75 10 12,5
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 80 orang siswa untuk variabel asosiasi merek pada Tabel 4.6 yaitu :
a. Pada pertanyaan butir 4 (pulpen merek Pilot dapat bersaing dengan merek lain ) 13,75% siswa yang menjawab ragu-ragu, 73,75% siswa menjawab setuju dan 12,5% siswa menjawab sangat setuju. Jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju tidak ada yang menjawab.
3. Persepsi Kualitas (Perceived Quality)
Tabel 4.7
Persepsi Kualitas (Perceived Quality) Butir Frekwensi
STS % TS % R % S % SS %
5 0 0 1 1,25 8 10 63 78,75 8 10
6 0 0 1 1,25 10 12,5 61 76,25 8 10
7 0 0 1 1,25 11 13,75 59 73,75 9 1,25
a. Pada pertanyaan butir 5 (pulpen Pilot adalah pulpen yang bagus dan jarang macat) 1,25% siswa yang menjawab tidak setuju, 10% siswa menjawab ragu-ragu, 78,75% siswa menjawab setuju, dan 10% siswa menjawab sangat setuju. Jawaban sangat tidak setuju tidak ada yang menjawab.
b. Pada pertanyaan butir 6 (pulpen Pilot dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama) 1,25% siswa yang menjawab tidak setuju, 12,5% siswa menjawab ragu-ragu, 76,25% siswa menjawab setuju, dan 10% siswa menjawab sangat setuju. Jawaban sangat tidak setuju tidak ada yang menjawab.
c. Pada pertanyaan butir 7 (pulpen Pilot adalah merek terbaik dalam kelas produknya) 1,25% siswa yang menjawab tidak setuju, 13,75% siswa menjawab ragu-ragu, 73,75% siswa menjawab setuju, dan 1,25% siswa menjawab sangat setuju. Jawaban sangat tidak setuju tidak ada yang menjawab.
4. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Tabel 4.8
Loyalitas Merek (Brand Loyalty) Butir Frekwensi
STS % TS % R % S % SS %
8 0 0 8 10 3 3,75 62 77,5 7 8,75
9 0 0 5 6,25 8 10 59 73,75 8 10
10 4 5 29 36,25 36 45 11 13,75 0 0
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 80 orang siswa untuk variabel loyalitas merek pada Tabel 4.8 yaitu :
b. Pada pertanyaan butir 9 (anda sangat menyukai pulpen merek Pilot) 6,25% siswa yang menjawab tidak setuju, 10% siswa menjawab ragu-ragu, 73,75% siswa menjawab setuju dan 10% siswa menjawab sangat setuju. Jawaban sangat tidak setuju tidak ada yang menjawab.
c. Pada pertanyaan butir 10 (anda tidak menggunakan pulpen merek lain selain pulpen merek Pilot) 5% siswa yang menjawab sangat tidak setuju, 36,25% siswa menjawab tidak setuju, 45% siswa menjawab ragu-ragu dan 13,75% siswa menjawab setuju. Jawaban sangat setuju tidak ada yang menjawab.
5. Pembelian
Tabel 4.9 Pembelian Butir Frekwensi
STS % TS % R % S % SS %
11 0 0 10 12,5 20 25 49 61,25 1 1,25
12 0 0 1 1,25 9 11,25 58 72,5 12 15
13 0 0 2 2,5 11 13,75 64 80 3 3,75
14 0 0 1 1,25 12 15 59 73,75 8 10
15 0 0 5 6,25 19 23,75 55 68,75 1 1,25
16 0 0 0 0 10 12,5 62 77,5 8 10
17 0 0 0 0 13 16,25 61 76,25 6 7,5
18 0 0 6 7,5 9 11,25 60 75 5 6,25
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 80 orang siswa terhadap pembelian pada Tabel 4.9 yaitu :
b. Pada pertanyaan butir 12 (anda membeli pulpen merek Pilot karena modelnya simple dan mudah dibawa) 1,25% siswa yang menjawab tidak setuju, 11,25% siswa menjawab ragu-ragu, 772,5% siswa menjawab setuju dan 15% siswa menjawab sangat setuju. Jawaban sangat tidak setuju tidak ada yang menjawab. c. Pada pertanyaan butir 13 (anda membeli pulpen merek Pilot karena merek ini
benar-benar menonjol dibandingkan merek yang lain) 2,5% siswa yang menjawab tidak setuju, 13,75% siswa menjawab ragu-ragu, 80% siswa menjawab setuju dan 3,75% siswa menjawab sangat setuju. Jawaban sangat tidak setuju tidak ada yang menjawab.
d. Pada pertanyaan butir 14 (Walaupun merek lain memiliki fitur yang sama dengan pulpen merek Pilot, anda akan lebih suka membeli pulpen merek Pilot) 1,25% siswa yang menjawab tidak setuju, 15% siswa menjawab ragu-ragu, 73,75% siswa menjawab setuju dan 10% siswa menjawab sangat setuju. Jawaban sangat tidak setuju tidak ada yang menjawab.
e. Pada pertanyaan butir 15 (anda membeli pulpen merek Pilot karena keinginan sendiri) 6,25% siswa yang menjawab tidak setuju, 23,75% siswa menjawab ragu-ragu, 68,75% siswa menjawab setuju dan 1,25% siswa menjawab sangat setuju. Jawaban sangat tidak setuju tidak ada yang menjawab.
f. Pada pertanyaan butir 16 (anda membeli pulpen merek Pilot karena harganya sesuai dengan kualitasnya) 12,5% siswa yang menjawab ragu-ragu, 77,5% siswa menjawab setuju dan 10% siswa menjawab sangat setuju. Jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju tidak ada yang menjawab.
76,25% siswa menjawab setuju dan 7,5% siswa menjawab sangat setuju. Jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju tidak ada yang menjawab.
h. Pada pertanyaan butir 18 (bila ada merek lain yang sebagus pulpen merek Pilot, anda lebih suka membeli pulpen merek Pilot) 7,5% siswa yang menjawab tidak setuju, 11,25% siswa menjawab ragu-ragu, 75% siswa menjawab setuju dan 6,25% siswa menjawab sangat setuju. Jawaban sangat tidak setuju tidak ada yang menjawab.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1). Analisis Grafik
Menurut Sarwono (2005:76) dasar pengambilan keputusan untuk Uji Normalitas sbb :
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
Gambar 4.1
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber : Pengolahan Data Gambar 4.1 Grafik P-P Plot
Pada Gambar 4.1 Grafik P-P Plot dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, jadi dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2). Analisis Statistik
Tabel 4.10
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai signifikan Kolmogorv-Smirnov sebesar 0,206 dimana nilai signifikan tersebut > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.
b. Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi di antara variabel bebas. Menurut nugroho (2005: 58) untuk menguji apakah variabel terkena multikol atau tidak maka nilai nilai
Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance tidak
Tabel 4.11 Multikolinieritas
Coefficientsa
9.640 2.779 3.469 .001
.242 .235 .083 1.032 .306 .779 1.284
.171 .473 .029 .361 .719 .810 1.235
.819 .237 .365 3.456 .001 .454 2.201
.737 .173 .432 4.260 .000 .493 2.029
(Constant)
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Y a.
Pada Tabel 4.11 dapat dilihat nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10
Nilai Tolerance X1 (0,779) > 0,1dan nilai VIF (1,284) < 10 tidak terkena multikol Nilai Tolerance X2 (0,810) > 0,1dan nilai VIF (1,235) < 10 tidak terkena multikol Nilai Tolerance X3 (0,454) > 0,1dan nilai VIF (2,201) < 10 tidak terkena multikol Nilai Tolerance X4 (0,493) > 0,1dan nilai VIF (2,029) < 10 tidak terkena multikol
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain.
1). Dengan Melihat Grafik
Menurut Nugroho (2005:65) dasar analisis untuk pengambilan keputusan adalah sbb :
a) Jika ada pola tertentu , seperti titik- titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.2
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Predicted Value
-4 Gambar 4.2 Scatterplot
Pada Gambar 4.2 Scatterplot dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, yang menandakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
2). Uji Glejser
Tabel 4.12 Uji Glejser
Coefficientsa
.701 1.802 .389 .698
.017 .152 .014 .112 .911
-.263 .307 -.108 -.856 .395
.032 .154 .035 .205 .838
.114 .112 .164 1.013 .314
(Constant)
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai signifikan X1 (0,911), X2 (0,395), X3 (0,838), X4 (0,314) > 0,05 jadi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini yaitu du<DW<4-du (Gujarati, 2006:217)
Tabel 4.13 Autokorelasi
Model Summaryb
.788a .620 .600 1.94905 1.846
Model
Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3 a.
Dependent Variable: Y b.
Pada Tabel 4.13 diperoleh DW hitung 1,846 dengan menggunakan nilai signifikansi α = 5% jumlah sample (n) 80 dan jumlah variabel independent K = 4
Karena du < DW < 4-du (1,67 < 1,846 < 4-1,67) jadi diperoleh nilai 1,67 < 1,846 < 2,33 dengan demikian maka tidak terdapat masalah autokorelasi.
3. Metode Analisis Regresi berganda
Metode analisis regresi berganda digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3,X4) terhadap variabel terikat (Y).
Tabel 4.14 Regresi Berganda
Model Unstandardized Coeficients B Std.Error
Persamaan regresinya :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Y = 9,640 + 0,242 X1 + 0,171 X2 + 0,819 X3 + 0,737 X4
Di mana :
a. Konstanta sebesar 9,640 mempunyai arti jika ada atau terjadi kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek, maka pembelian akan sebesar 9,197.
c. Koefisien regresi X2 sebesar 0,171 mempunyai arti bahwa setiap penambahan1 kali asosiasi merek, maka pembelian akan meningkat sebesar 0,171.
d. Koefisien regresi X3 sebesar 0,819 mempunyai arti bahwa setiap penambahan 1 kali persepsi kualitas, maka pembelian akan meningkat sebesar 0,819.
e. Koefisien regresi X4 sebesar 0,737 mempunyai arti bahwa setiap penambahan 1 kali loyalitas merek, maka pembelian akan meningkat sebesar 0,737.
Ada tiga jenis kriteria ketepatan dalam analisis regresi berganda yaitu :
a. Pengujian Determinansi
Koefisien deteminansi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinansi adalah 0 ≤ R² ≤ 1. Kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen akan semakin baik bila nilai R² semakin mendekati 1 (Sarwono, 2005:82).
Tabel 4.15 Pengujian Determinasi
Model Summary
.788a .620 .600 1.94905
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1). Pada bagian ini ditampilkan nilai R, R2, adjusted R2, dan standard eror. Nilai R sebesar 0,788 sama dengan 78,8% yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel pengenalan merek (X1), asosiasi merek (X2), persepsi kualitas (X3), loyalitas merek (X4) dengan variabel Y cukup erat. 2). Nilai R Square (angka korelasi atau r yang dikuadratkan) sebesar 0,620.
R Square disebut juga sebagai koefisien diterminasi. Besarnya nilai koefisien determinasi 0,620 atau sama dengan 62%. Nilai tersebut berarti bahwa sebesar 62% pembelian yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel pengenalan merek (X1), asosiasi merek (X2), persepsi kualitas (X3), dan loyalitas merek (X4). sedangkan sisanya yaitu 38% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya, dan model dinyatakan layak.
3). Nilai adjusted R2 sebesar 0,600 atau sama dengan 60%, ini menunjukkan bahwa variabel Y dapat dijelaskan oleh variabel X1, X2, X3, X4 sebesar 60% sedangkan sisanya sebesar 40 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji - F)
Uji - F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Kriteria hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0