• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Di MI.Jami'atul Gulami Tahun Pelajaran 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Di MI.Jami'atul Gulami Tahun Pelajaran 2015/2016"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Ayati

NIM :1812018300171

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

MI.Jami’atul Gulami Tahun Pelajaran 2015/ 2016”.

Penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV, yaitu pada materi permasalahan sosial. Penelitian ini dilaksanakan di MI.Jamiatul Gulami Kota Tangerang Banten.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas( PTK ) , melalui 2 siklus sampel yang diambil adalah siswa kelas IV B yang berjumlah 30 siswa. Analisis data penelitian ini menggunakan rumus N-Gain = NilaiPostes-Nilai Pretest di bagi Skor ideal dikurang nilai pretest.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa pada siklus I nilai pretest 44 dan nilai posttest 64 dengan N-gian 0,3 sedangkan pada siklus II nilai pretest 45 dan nilai posttest 77 dengan N-gian 0,6.Dari hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I diperoleh skor 61,6%.Pada siklus II diperoleh 81,8%.Sedangkan hasil observasi aktivitas guru dalam belajar mengajar pada siklus I diperoleh skor 65,5% sedangkan skor idealny adalah 80.Pada siklus II diperoleh skor 80%.

Jika dibandingkan pada siklus I,dan II menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada materi permasalahan sosial melalui penerapan model tipe Jigsaw.

(6)

Ayati (18120183171), "Improved Learning Outcomes Through Cooperative Type Jigsaw Learning Lesson In fourth grade social studies MI.Jami'atulGulami In Academic Year 2015/2016".

This study aims to determine the application of cooperative learning model jigsaw in improving learning outcomes IPS in grade IV, ie the material social problems. This research was conducted in MI JamiatulGulamiTangerang City, Banten. The method used is classroom action research (PTK), through two cycles of the sample taken is class IVA totaling 30 students. This study data analysis using the formula N-Gain = Value-Value pretest posttest at the ideal Score minus the value pretest.

Based on the results of research conducted shows that in the first cycle the value pretest posttest grades 44 and 64 with N-gian 0.3 while the second cycle of the value pretest posttest grades 45 and 77 with N-gian 0.6. From the observation of teachers in teaching and learning activities in the first cycle obtained a score of 64 or 79% while the score is ideally a second cycle 80.Pada obtained a score of 77 or 85%.

When compared to the cycle I and II shows that there has been an increase in student learning outcomes in the material social problems through the application of the model type of jigsaw.

(7)

AlhamdulillahPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia rahmat-Nya dan hidayah-Nya penulis dapat menyususn skripsi yang

berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS kelas IV Di MI.Jami’atul Gulami Tahun Pelajaran 2015/ 2016”.

Shalawat dan salam smoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasullah Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan kita semua selaku ummatnya yang selalu berusaha untuk menjalankan semua sunah-sunahnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Khalimi, M.Ag Ketua Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan Universitas Islam Negri Sarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Annisa Windarti, M.Sc Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi

dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap dosen, staf dan karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. S.Hidayat, S.Ag,M.M.Pd, Kepala Sekolah MI.Jamiatul Gulami Cipondoh,

atas kesediaanya menyediakan tempat, sarana dan prasarana dalam rangka

penelitian skripsi serta atas doa dan motivasinya.

6. Seluruh guru-guru dan siswa/i MI.Jamiatul Gulami, terimakasih atas bantuan,

(8)

8. Kakak dan adikku yang telah memberikan dukungan moril dan memberikan

semangat kepada penulis.

9. Sahabat- sahabatku Nanik,Fajrini Erinawati,Siti Hasanah,Euis

Ernawati,Masumah,Nurijah dan rekan-rekan mahasiswa kelas C dan semua

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.

Semoga dukungan, bantuan dan kontribusi yang diberikan kepada penulis membuahkan karya yang bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membacanya.

Jakarta, 2 November 2016

(9)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ...iii

SURAT PERNYATAAN KARYA KARYA SENDIRI ...iv

ABSTRAK ...v

ABSTRACT ...vi

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR GRAFIK ...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...6

C. Pembatasan Masalah ...6

D. Perumusan Masalah ...6

E. Tujuan Penelitian ...6

F. Kegunaan Penelitian ...7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori dan fokus yang Diteliti ...8

1. Hakekat Hasil Belajar ...8

a. Pengertian Hasil Belajar ...8

b. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...9

2. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ...10

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ...10

(10)

f. Langkah-Langkah Metode Jigsaw ...20

3. HakekatPendidikan IPS ...20

a. Pengertian Pendidikan IPS ...20

b. Ruang Lingkup Pendidikan IPS ...21

c. Karakteristik Pendidikan IPS ...22

d. Tujuan Pendidikan IPS ...23

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ...23

C. Hipotesis Tindakan...24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian ...25

B. Metode Penelitian dan Rancangan siklus penelitian ...25

C. Subjek Penelitian ...27

D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ...27

E. Tahapan Intervensi Tindakan ...27

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...28

G. Data Dan Sumber Data...28

H. Instrumen Pengumpulan Data ...29

I. Teknik Pengumpulan Data ...30

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ...36

K. Analisis Data dan Interpretasi Data...36`

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...38

BAB IVDESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah ...40

1. Sejarah singkat MI. Jamiatul Gulami ...40

2. Data Sekolah (Propil Sekolah) ...40

(11)

B. Deskripsi Data ...43

1. Deskripsi Penelitian Siklus I ...43

2. Deskripsi Penelitian Siklus II ...51

3. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II ...55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...63

B. Implikasi ...63

C. Saran ...64

DAFTAR PUSTAKA ...65

(12)

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif………14

Tabel 2.2 Kelebihan dan kelemahan Metode Jigsaw………...18

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru……….32

Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Reabilitas……….34

Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran……….35

Tabel. 3.7 Kriteria Presentase Instrument Nontes………..38

Tabel 4.1 Daftar Nama Guru MI. Jamiatul Gulami………42

Tabel 4.2 Data PesertaDidik MI.Jamiatul Gulami Cipondoh Tangerang…...43

Tabel 4.3 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus I………..44

Tabel 4.4 Data Observasi Kegiata Guru Siklus I……….46

Tabel 4.5 Data Observasi Kegiatan Siswa Siklus I………..47

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siklus I………48

Tabel 4.7 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus II………..53

Tabel 4.8 Data Observasi Kegiata Guru Siklus II………...55

Tabel 4.9 Data Observasi siswa siklus II………..56

(13)
(14)

Grafik Halaman

Grafik 4.1 N-gain Siklus I………..50

Grafik 4.2 N-Gain Siklus II………59

(15)

Pendidikan merupakan salah satu modal utama membentuk sumber daya

manusia yang baik. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat

mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara

lain yang dikenal atau diakui oleh masyarakat.1

Hal ini sesuai dengan pasal 3 Undang-Undang nomor 20 tahun

2003, tentang system pendidikan nasional yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, cerdas, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta tanggung jawab.2

Masalah pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan masalah

proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di

lembaga-lembaga pendidikan kita masih banyak mengandalkan cara-cara

lama dalam penyampaian materinya. Di masa sekarang banyak orang

mengukur keberhasilan pendidikan dari segi hasil saja. Pembelajaran yang

baik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup

berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik, dalam

pengukuran tingkat keberhasilannya. Selain dilihat dari segi kuantitas ,juga

dari segi kualitas yang di lakukan sekolah-sekolah.

Kualitas sumber daya manusia yang baik sangat ditentukan oleh

kualitas pendidikan. Sedangkan kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh

1Undang-undang RI dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Guru dan

Dosen,(Bandung:PT.Citra Umbara, 2009),h.98.

2Ibid

(16)

kualitas pembelajaran, karena proses pembelajaran merupakan bagian yang

paling pokok dalam kegiatan pendidikan di sekolah. Menurut Winkel

pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang di rancang untuk mendukung

proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrem yang

berperananterhadaprangkaiankejadian-kejadian intern yang

berlangsungdialamisiswa.3Secaraumum proses

pembelajaransangatditentukanolehbeberapakomponen.

Komponentersebutantaralain,:siswa, lingkungan, kurikulum, guru, metode, dan

media mengajardengantujuanuntukmencapaitujuanpendidikan.

Pengertianpembelajaranyang

dikemukakanolehMiarsomenyatakanbahwapembeljaranadalahusaha yang

dilakukansecarasengaja, terarahdanterencana, dengantujuan yang

telahditetapkanterlebihdahulusebelum proses dilaksanakan,

sertapelaksanaannyaterkendalidenganmaksud agar

terjadibelajarpadadiriseseorang..4

Kegiatanpendidikan yang semulaberorientasipada “mengajar” (guru yang

lebihbanyakberperan) telahberpindahkonsep”pembelajaran”

(merencanakankegiatan-kegiatan yang orientasinyakepadasiswa agar

terjadibelajarpadadirinya) 5

MenurutR.Gagne (1989) yangdikutipdalambukunya Ahmad Susanto,

belajardapatdidefinisikansebagaisuatu proses di

manasuatuorganismeberubahperilakunyasebagaiakibatpengalaman.6

EvalineSiregardanHartini Nara, TeoriBelajardanPembelajaran, (Bogor, PT.Ghalia Indonesia, 2010, h.17.

(17)

dimaksudmencakuppengetahuan,kecakapan,tingkahlaku,daninidiperolehmelaluilat

ihan (pengalaman).Hilgardmenegaskanbahwabelajarmerupakan proses

mencariilmuyang

terjadidalamdiriseseorangmelaluilatihan,pembiasaan,pengalamandansebagainya.7

Komponenpentingdalampendidikanadalahkurikulum.Kurikulumdisusunun

tukmendorongsiswaberkembangkearahtujuanpendidikan.Tujuanpendidikandiwuju

dkandalamkurikulumpadasetiaptingkatdanjenispendidikan,diuraikandalambidangs

tudidanakhirnyadalamtiappelajaran yang diberikanolehgurudidalamkelas.

Kurikulum IPSdisempurnakanuntukmeningkatkanmutupendidikan

IPSsecaranasional.TujuanutamapembelajaranIlmuPengetahuansosial (IPS) agar

siswamemahamikonsep-konsepyang

berkaitandenganmasyarakatdanlingkungannya,

memilikikemampuandasaruntukberpikirlogisdankritis, rasa ingintahu, inkuiri,

memecahkanmasalah, danketerampilandalamkehidupan sosial,

memilikikomitmendankesadaranterhadapnilai-nilai sosialdankemanusiaan,

memilikikemampuanberkomunikasi,

berkerjasamadanberkompetisidalammasyarakat yang majemuk, ditingkat lokal,

nasional, dan global. Agar tujuantersebutdapattercapaimaka

IPSperludiajarkandengancara yang

tepatdandapatmelibatkansiswasecaraaktifyaitumelalui proses dansikapilmiah.

Mutupembelajaran IPSperlu di

tingkatkansecaraberkelanjutanuntukmengimbangiperkembanganteknologi.Untu

kmeningkatkankualitaspembelajarantersebut,tentubanyaktantangan yang

dihadapi.Sementaraini orang beranggapan IPSmerupakanpembelajaran yang

sulit,sertakurangmenarik di kalangansiswadan guru.

Salah satufaktorhasilbelajar IPS yang

belumtuntasyaknidalampembelajaran IPS guru lebihbanyakceramah,

sehinggasiswamenjadicepatbosandanmenyebabkanhasilbelajar

IPSrendah.Tugasutama guru adalahmengelolah proses belajardanmengajar,

7Ibid

(18)

sehinggaterjadiinteraksiaktifantara guru dansiswa, siswadengansiswa. Proses

belajaryang aktifditandaiadanyaketerlibatansiswasecarakomprehensif,

baikfisik, mental maupunemosionalnya. Hal

tersebutsangatpentingkarenadalamkehidupansehari-hari,

siswatidaklepasdenganduniaIPS

yangdekatdenganaktivitaskehidupanmereka.Dengandemikianketepatan guru

dalammemilihdanmenggunakanmetodepembelajaransangat di perlukan.

Untukituadabeberapahal yang

perludiperhatikandalampemilihanmetodepembelajaran yang

disesuaikandengantujuanpembelajaran, materipelajaran, jumlahsiswa,

kemampuan guru dalammenggunakanberbagaijenismetodepembelajaran,

fasilitas yang adadanwaktu yang disediakanuntukpenyajian.Dalamhalini guru

dapatmemilihberdasarkankelebihandankekuranganmetode yang akan di

gunakan.

Padapenelitianinipenulismengambilsalahsatu model

pembelajaranyaitumodel kooperatiftipe jigsaw

sebagaiacuandalampenelitianini. Pembelajarankooperatiftipe jigsaw merupakan

model pembelajaran yang

mengutamakanadanyakerjasamaantarsiswadalamkelompokuntukmencapaitujua

npembelajaran.MenurutArends (1997:87) model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang

secaraheterogendanbekerjasamasalingketergantungan yang

positifdanbertanggungjawabatasketuntasanbagianmateripelajaran yang

harusdipelajaridanmenyampaikanmateritersebutkepadaanggotakelompok yang

lain.8

Model

pembelajarankooperatifdikembangkanuntukmencapaihasilbelajarberupaprestasi

akedemik, toleransi, menerimakeragaman,

8

(19)

danpengembanganketerampilansosial.Untukmencapaihasilbelajaritu model

pembelajarankooperatifmenuntutkerjasamadaninterdepedensipesertadidikdala

mstrukturtugas, strukturtujuan,

danstrukturrewardnya.Strukturtugasberhubunganbagaimanatugasdiorganisir.

Teori yang

melandasipembelajarankooperatifadalahteorikontruktivisme.9Adalahsuatupend

ekatandimanasiswaharussecara individual

menemukandanmentransformasikaninformasi yang kompleks,

memeriksainformasidenganaturan yang

adadanmerevisinyabilaperlu.Dalamteorikontruktivismelebihmengutamakanpad

apembelajaransiswa yang lebihdihadapkanpadamasalah-masalah yang

kompleksuntukdicarisolusinya, selanjutnyamenemukanbagian-bagian yang

sederhanaatauketerampilan yang diharapkan.

Metodepembelajarankooperatifmerupakansuatuinovasipembelajaran

yang

dirancanguntukmembantupesertadidikmemahamiteorisecaramendalammelaluip

engalaman-

pengalamanbelajar.Dalampembelajarankooperatifterdapatbeberapavariasi

model yang dapatditerapkan , diantaranyayaitu : Student Team Achievement Division ( STAD),Jigsaw, Teams Games Tournament( TGT),Think Pair Share

(TPS),Number head Together (NHT), Group Investigation (GI),Rotating Trio Exchenge(RTE), dan Group Resume.Daribeberapa model pembelajarantersebut model yang banyakdikembangkanadalah STAD dan Jigsaw.10

Untuk mengatasi rendahnya hasi belajar siswa dengan banyak

latihan-latihan materi soal dan membimbing anak untuk rajin-rajin membaca dan

menghapal, sedang untuk mengatasi pembelajaran IPS selalu berpusat pada

guru, hendaknya guru memberikan materi dengan menggunakan media yang

sesuai dengan materi yang akan dipelajari, kurangnya pemahaman siswa

9

Rusman, model-model pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h.201

10

(20)

tentang pembelajara IPS maka siswa hendaknya sering diajak banyak membaca

buku dan memberikan media yang tepat tentang pembelajaran IPS, kurangnya

aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS memberikan media dan metode yang

bervariasi sehingga siswa tidak jenuh, metode yang digunakan kurang

bervariasi guru hendaknya mempunyai pola pengajaran yang

bermacam-macam.

Berdasarkan tujuan pembelajaran pendidikan IPS dan teori yang

melandasi pembelajaran kooperatif, maka penulis tertarik mengkaji lebih

dalam dengan mengadakan penelitian yang berjudul: Peningkatan Hasil Belajar

Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Di MI.Jami’atul Gulami Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. IdentifikasiMasalah

Berdasarkanlatarbelakangmasalahdi atas,

makadapatdiidentifikasimasalah-masalahsebagaiberikut:

1. Kurangnya aktivitas siswa pada pembelajaran IPS

2. Pembelajaran IPS di kelas masih berpusat pada guru

3. Rendahnya hasil belajar IPS siswa serta pemahaman siswa tentang

konsep IPS

4. Metode yang digunakan kurang bervariasi.

C. PembatasanMasalah

Dari indentifikasi masalah yangdikemukakan di atas peneliti membatasi

pada masih rendahnya hasil belajar siswa kelas IV MI.Jami’atul Gulami terutama pada mata pelajaran IPS.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis merumuskan masalah tentang

:Apakah metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

(21)

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka perlu ada solusinya yaitu

dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada

mata pelajaran lain sebagai pembelajaran inovatif yang sesuai dengan kondisi

dan karakter siswa.

E. TujuanPenelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI

Jamiatul Gulami.

F. KegunaanPenelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas

pendidikan pelajaran IPS kelas IV pada materi permasalahan sosial di MI.Jami’atulGulami

b. Bagi guru

Penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk menambah pengetahuan dan

wawasan guru dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa di Sekolah

Dasar

c. Bagi Sekolah

Dengan melaksanakan penelitian ini menjadi inovasi baru tentang suatu

alternatif model pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan

proses pembelajaran dikelas dalam upaya meningkatkan kualitas dan

(22)

A. Acuan Teori dan fokus yang Diteliti 1. Hakekat Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. Merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu

melelui interaksi dengan lingkungannya1

Pengertian belajar juga dijelaskan oleh James LM,belajar adalah upaya

yang dilakukan dengan mengalami sendiri,menjelajah,menelusuri,dan

memperoleh sendiri.Sementara menurut Garry dan Kingsley berpendapat

bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui

pengalaman dan latihan- latihan.Konsep belajar juga dikemukakan oleh

Robert dan Davies bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang relative

permanen sebagai suatu fungsi praktis atau pengalaman.2

Menurut Gronbach, belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan

mengalami dan dalam mengalami itu sipelajar menggunkaan panca indranya.3 Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan

seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman

dan interaksinya dengan lingkungan yang melibatakan proses kognitif.4

Menurut pendapat para ahli mengenai pengertian belajar, maka dapat

di simpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan

suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas

dari itu, yakni mengalami dan usaha untuk merubah tingkah laku dari yang

1

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara ,2011), h.36.

2

Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Depag RI, 2009), h.3

3

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1984), h.247.

4

(23)

tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa dengan pengetahuan

yang diperoleh melalui latihan (praktik) dan pengalaman.

Hasil belajar mengikuti aspek kegiatan, efektif, kecepatan/kemampuan

belajar yang oleh Bloom dinyatakan sebagai hasil belajar ranah kognitif,

afektif, dan ranah psikomotor. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajar.5

Berdasarkan pengertian hasil belajar, maka dapat dipahami bahwa

hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah proses belajar berlangsung.

Hasil belajar biasanya ditunjukan dengan nilai atau tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru. Angka-angka atau nilai itu menunjukan prestasi belajar.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal

atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah

banyak sekali macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu.

1.Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri anak. yang termasuk faktor internal adalah “aspek fisiologis dan psikologis, Aspek fisiologis mencakup kondisi tubuh siswa termasuk organ tubuh dan kondisi alat indra. Sedangkan aspek psiologis banyak sekali macamnya tetapi yang esensial antara lain kecerdasan, sikap, bakat, minat dan motivasi.”6

Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri, seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, motivasi, dorongan dan sebagainya.

2.Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri anak, seperti keluarga, lingkungan, sekolah, masyarkat dan sebagainya. Selama hidup anak didik tidak biasa menghindari diri dari lingkungan lami dan lingkungan sosial budaya. “Sistem sosial yang terbentuk mengikat prilaku

5

Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2014),Cet.18,h.22.

6

(24)

anak didik untuk tunduk pada norma sosial, susila dan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya seperti lingkungan sekolah, lingkungan rumah. Sedangkan lingkungan sosial budaya, sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial.

Tujuan dalam belajar adalah erat kaitannya dengan

perubahan/pembentukan tingkah laku yang positif serta dapat dicapai secara

efektif hanyalah terjadi dalam proses belajar mengajar disekolah.

Menurut Taksonomi Bloom yaitu tujuan belajar siswa diarahkan untuk

mencapai ketiga ranah yaitu:

a. Ranah kognitif untuk memperoleh pengetahuan fakta/ingatan,

pemahaman, aplikasi dan kemampuan berfikir analaisis, sintesi dan

evaluasi.

b. Ranah efektif, untuk memperoleh sikap apresiasi dan karakteristik

c. Ranah Psikomotorik, tujuan belajar psikomotorik untuk memperoleh

keterampilan fisik yang berkaitan dengan gerak maupun keterampilan

ekspresi verbal dan non verbal.

2. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw a. Pengertian Model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan secara sengaja, terarah

dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum

proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali dengan maksud agar

terjadi belajar pada diri seseorang. Pengertian pembelajaran yang di

(25)

ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta

pelaksanaannya terkendali”.7

Pendekatan kooperatif digunakan oleh para pendidik dalam

pembelajaran di kelas dengan menciptakan situasi atau kondisi bagi

kelompok untuk mencapai tujuan masing-masing anggota atau kelompok

mencapai tujuan tergantung pada kerjasama yang kompak dan serasi dalam

kelompok. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model

pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk

bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas terstuktur, yang mana

anggotanya terdiri dari empat sampai lima orang siswa dengan struktur, yang

mana anggotanya terdiri dari empat sampai lima orang siswa dengan struktur

kelompok yang hetrogen. .

Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang

didalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja bersama-sama didalam

kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain didalam belajar .8 Jacob mendefinisikan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode

instruktusional dimana siswa dalam kelompok kecil bekerja sama dan saling

membantu dalam menyelesaikan tugas akademik.9

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok

heterogen.10 Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

SedangkanAnita Lie mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai

system belajar kerja atau belajar kelompok yang terstruktur . Yang termasuk

dalam struktur ini ada lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif,

7

Evaline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor, PT.Ghalia Indonesia, 2010, h.12-13

8

Masitoh dan Laksmi dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Depag RI,2009)h.232.

9Ibid,

h.232

10

(26)

tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan

proses belajar kelompok.11

Dalam kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil menguntungkan

bagiseluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan

kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota

lainnya dalam kelompok itu. Prosedur kooperatif learning didesain untuk

mengaktifkan siswa melalui inkuiri dan diskusi dalam kelompok kecil yang

terdiri atas 4-6 orang.12

Menurut Johnson dan Johnson serta Hilke mengemukakan ciri-ciri

pembelajaran kooperatif adalah:

a. Terdapat saling ketergantungan yang positif diantara anggota kelompok

b. Dapat dipertanggungjawabkan secara individu

c. Heterogen

d. Berbagi kepemimpinan

e. Berbagi tanggung jawab

f. Menekankan pada tugas dan kebersamaan

g. Membentuk keterampilan social

h. Peran guru atau dosen mengamati proses belajar siswa

i. Efektifitas belajar tergantung pada kelompok.13

Dari definisi para ahli tentang pembelajaran kooperatif, dapat di

simpulkan bahwa pendekatan pembelajaran kooperatif adalah suatu variasi

pendekatan pembelajaran yang sistematis dimana siswa bekerja pada

kelompok-kelompok kecil dan dalam kelompok kecil tersebut siswa belajar

dan saling bekerja sama dalam memahami suatu materi pelajaran sesuai pada

pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Dalam kooperatif,

dikatakan belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum

menguasai bahan pelajaran karena dalam kelompok tersebut siswa berdiskusi

dan berargumen serta membantu teman sekelompok yang mengalami

11

Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta:PT Grasindo, 2005), cet.ke-4, h.17.

12

Isjoni, op.cit, h.15 dan 16.

13

(27)

kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Sehingga kegiatan tersebut akan

membantu siswa yang lemah dalam memahami materi dan memberikan

penguatan kepada siswa yang sudah memahami materi. Mereka lebih banyak

mendapatkan kesempatan berbicara, inisiatif, menentukan pilihan dan secara

umum mengembangkan kebiasaan yang baik.

b. Karakteristik PembelajaranModel kooperatif

Roger dan David Johnson seperti dikutip dalam bukunya Anita Lie

mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning.Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur yang harus

diterapkan,yaitu:

1) Saling ketergantungan positif, yaitu anggota tim terikat untuk bekerja sama satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran;

2) Tanggung jawab individu, yaitu seluruh siswa dalam tim bertanggung jawab untuk mengerjakan bagian tugasnya sendiri serta wajib menguasai

seluruh materi pembelajaran;

3) Interaksi tatap muka, walaupun setiap anggota tim secara perorangan mengerjakan tugas bagiannya sendiri, sejumlah tugas harus dikerjakan

secara interaktif, masing-masing memberikan masukan, penalaran dan

kesimpulan, dan lebih penting lagi mereka saling mengajari dan

memberikan dorongan (motivasi) satu sama lain;

4) Komunikasi antaranggota, di mana siswa didorong dan di bantu untuk mengembangkan rasa saling percaya, kepemimpinan, pengambilan

keputusan, komunikasi dan keterampilan mengelola konflik;

5) Evaluasi Proses kelompok, dimana anggota tim menetapkan tujuan kelompok, secara periodik menilai hal-hal yang tercapai dengan baik

dalam tim, serta mengidentifikasi perubahan yang harus dilakukan agar ke

depan tim dapat berfungsi lebih efektif. 14

14

(28)

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 15

Fase Tingkah laku guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai pada

kegiatan pelajaran dan menekankan

pentingnya topik yang akan dipelajari

dan memotivasi siswa

Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada

siswa dengan jalan demonstrasi atau

bacaan.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa

dalam kelompok-kelompok

belajar

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu setiap

kelompok agar melakukan transisi

yang efesien.

Fase 4

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing

kelompok-kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas .

Fase 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun hasil

belajar individu maupun kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi metode yang

dapat biasa digunakan oleh guru, diantaranya Student Team

15

(29)

Achievmentdivision (STAD), Team Games Tournament (TGT), Investigasi Kelompok (Group Investigation), dan Jigsaw.

c. Pengertian Metode Jigsaw

Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa lebih aktif dan saling membantu dalam

menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Metode Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson. Model kooperatif tipe

jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada

kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Menurut Lie

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai

enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan

positif dan bertanggung jawab secara mandiri16.

Stephen, Sikes dan Snapp, mengemukakan langkah-langkah pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut.17

1) Siswa dikelompokkan ke dalam 1 sampai 5 anggota tim

2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda

3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab

yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk

mendiskusikan subbab mereka.

5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke

kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang

subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan

dengan seksama.

6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

7) Guru memberi evaluasi

8) Penutup

16

Rusman, Model-model Pembelajaran,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2011),h.217-218.

17Ibid

(30)

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat digunakan secara efektif di tiap level dimana siswa telah mendapatkan keterampilan akademis dari

pemahaman, membaca maupun keterampilan kelompok untuk belajar bersama.

Materi pelajaran harus mengembangkan konsep daripada mengembangkan

keterampilan sebagai tujuan umum.

Langkah-langkah pelaksanaan metode jigsaw menurut Anita Lie, sebagai berikut.18

1) Pengajar membagi pelajaran menjadi empat bagian

2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan

mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari ini.

Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang

siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan kooperatif tipe jigsaw ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap

menghadapi pelajaran yang baru

3) Siswa dibagi dalam kelompok berempat.

4) Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan

siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.

5) Kemudian, siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka

masing-masing

6) Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai yang dibaca/dikerjakan

masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa saling melengkapi dan

berinteraksi antara satu dengan lainnya.

7) Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian

cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca

bagian tersebut.

8) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan

pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan

seluruh kelas.19

18

Anita Lie, op., cit, h.68-69.

19

(31)

Jika tugas yang dikerjakan cukup sulit, siswa bisa membentuk

kelompok ahli. Siswa berkumpul dengan siswa lain yang mendapatkan bagian

materi yang sama dari kelompok lain. Mereka bekerjasama

mempelajari/mangerjakan bagian tersebut. Kemudian masing-masing siswa

kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah dipelajarinya

kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.20

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikenal dengan kooperatif para ahli. Karena setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda.

Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, kita sebut sebagai

tim ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya

hasil pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota

kelompoknya.

Kegiatan yang dilakukan dalam kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut.21

1) Melakukan membaca untuk menggali informasi. Siswa memperoleh

topik-topik permasalahan untuk dibaca, sehingga mendapatkan informasi

dari permasalahan tersebut.

2) Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topik

permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut

dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik permasalahan tersebut.

3) Laporan kelompok. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan

menjelaskan hasil yang didapat dari hasil diskusi tim ahli.

4) Kuis dilakukan mencakup semua topic permasalahan yang dibicarakan

tadi

5) Perhitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.22 Dengan demikian pada metode jigsaw, terdapat kelompok asal dan

kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan

siswa dengan kemampuan, asal dan latar belakang keluarga beragam, serta

merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa

20

Isjoni, Cooverative Learning, (Alfabeta, Bandung, 2010), h.81

21

Rusman, op.cit. h.219-220

22

(32)

yang terdiri dari kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk

mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang

berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada kelompok

asal.

KelompokAsal

KelompokAhli

Gambar.IlustrasiKelompok Jigsaw23

Selanjutnya di akhir pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu

yang mencakup topik materi yang telah dibahas. Kunci tipe jigsaw ini adalah

interdepedensi setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi

yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan tugas dengan baik.

Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan metode jigsaw yang disajikan

dalam tabel.

Tabel 2.2 Kelebihan dan kelemahan Metode Jigsaw24

Kelebihan Kelemahan

1) Siswa tidak perlu menggantungkan

pada guru, tetapi dapat menambah

kepercayaan kemampuan berpikir

1) Dalam memahami filosofis

pembelajaran koopertatif

memang membutuhkan

23

http://allforedu.blogspot.co.id/2011/07/pengertian-dan-karakteristik.html

24

(33)

sendiri, menemukan informasi dari

berbagai sumber dan belajar dari siswa

lain.

2) Mengembangkan kemampuan

menggunakan ide tahu gagasan dengan

kata-kata verbal dan membandingkan

dengan ide orang lain.

3) Membantu anak untuk respek pada

orang lain dan menyadari akan segala

keterbatasannya serta menerima segala

perbedaan.

4) Membantu memberdayakan setiap siswa

untuk lebih bertanggung jawab dalam

belajar.

5) Meningkatkanprestasiakademiksekaligus

kemampuan social, serta motivasi dan

memberikan rangsangan berpikir.

dianggap kurang memiliki

kemampuan. Akibatnya,

pemahaman tidak akan

pernah dicapai oleh siswa.

3) Guru perlu menyadari hasil

atau prestasi yang

diharapkan pada setiap

individu siswa.

4) Kemampuan aktifitas dalam

kehidupan hanya didasarkan

kepada kemampuan secara

individual.

5) Upaya mengembangkan

kesadaran berkelompok

memerlukan periode waktu

yang cukup panjang.

d. Karakteristik Metode Jigsaw

Pembelajaran kooperatif dengan model Jigsaw mempunyai

(34)

1. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang dengan

memperhatikan keheterogenan.

2. Bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk

mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan

menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

3. Terdapat kelompok asal dan kelompok hasil yang saling bekerjasama.25

e. Kelebihan dan kekurangan metode Jigsaw

Adapun kelebihan-kelebihan metode jigsaw adalah sebagai berikut:

1. Cocok untuk semua kelas/tingkatan;

2. Bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan,

atau berbicara. Juga dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran;

3. Belajar dalam suasana gotong-royong mempunyai banyak kesempatan

untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan

berkomunikasi.

Sedangkan kekurangan metode jigsaw adalah sebagai berikut:

1. Membutuhkan lebih banyak waktu;

2. Membutuhkan pengajar yang kreatif.26

f. Langkah-langkah metode Jigsaw

Adapun langkah-langkah metode jigsaw adalah sebagai berikut:

1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat

bagian;

2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan

mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari

itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa

yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brain storming

ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap

menghadapi bahan pelajaran yang baru;

3. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang;

25

Http;//allforedu.blogspot.com/2014/07/Pengertian Karakteristik Metode jigsaw, html, di akses pada tanggal 8 maret 2016

26

(35)

4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama.

Sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian

seterusnya;

5. Kemudian, siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka

masing-masing.

6. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang

dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling

melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya;

7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan

bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa

membaca bagian tersebut;

8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan

seluruh kelas.27

3.Hakekat Pendidikan IPS

1. Pengertian Pendidikan IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial yang disingkat IPS dan pendidikan ilmu

pengetahuan sosial yang seringkali disingkat pendidikan IPS dan PIPS

merupakan dua istilah yang sering diucapkan atau dituliskan dalam

berbagaikarya akademik secara tumpang tindih

(overlaping).Kekeliruan ucapan ataupun tulisan tidak dapat sepenuhnya kesalahan pengucap atau penulis melainkan disebabkan

oleh kurangnya sosialisasi sehingga menimbulkan perbedaan

persepsi.Faktor lain dimungkinkan karena kurangnya forum akademik

yang membahas dan memasyarakatkan istilah atau nomenklatur hasil

kesepakatan komunitas akademik.28

Numan Somantri memberikan penjelasan IPS adalah suatu

synthenicdiscipline yang berusaha untuk mengorganisasikan dan

27

Anita Lie, Cooperative Learning... h.69-70

28

(36)

mengembangkan substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan

psikologis untuk tujuan pendidikan.29

Makna synthenic discipline,bahwa IPS bukan sekedar mensistesiskan konsep-konsep yang relevan antara ilmu pendidikan dan

ilmu-ilmu sosial,tetapi juga mengkorelasikan dengan masalah-masalah

kemasyarakatan,kebangsaan,dan kenegaraan.Secara lebih tegas,bahwa

pendidikan IPS memuat tiga sub tujuan,yaitu; sebagai pendidikan

kewarganegaraan,sebagai ilmu yang konsep dan generalisasinya dalam

disiplin ilmu-ilmu sosial;sebagai ilmu yang menyerap bahan

pendidikan dari kehidupan nyata dalam masyarakat kemudian dikaji

secara reflektif.Sebagai upaya untuk merealisasikan tujuan diatas,perlu

dilakukan bangunan kurikulum yang kuat.Berbagai diskursus dan

kebijakan pengembangan kurikulum IPS telah dilakukan pada setiap

era.Upaya yang paling akhir adalah dengan pengembangan mata

pelajaran IPS dalam kurikulum yang terintegrasi untuk pendidikan

dasar dan menengah (SD dan SMP),dimana pada masa sebelumnya IPS

hanya dikenal di pendidikan dasar.Makalah ini akan mengkaji

bagaimana dinamika pengembangan kurikulum IPS pada pendidikan

dasar dan menengah. 30

2. Ruang Lingkup Pendidikan IPS

Ruang lingkup IPS tidak lain adalah perilaku sosial, ekonomi, dan

budaya manusia di masyarakat. Oleh karena itu masyarakat inilah yang

menjadi sumber utama IPS. Aspek kehidupan sosial terkait dengan ruang

tempat tinggalnya apapun yang kita pelajari, apakah itu hubungan sosial,

ekonomi, budaya, dan kejiwaan, sejarah, geografi atau politik, bersumber

dari masyarakat.

3. Karakteristik Pendidikan IPS

Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang

berintegrasi atau terpadu. Karena IPS terdiri dari disiplin ilmu-ilmu

(37)

sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai ciri-ciri khusus atau

karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya.

Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan

strategi penyampaiannya.

1. Materi IPS

Mempelajari materi IPS pada hakekatnya adalah menelaah

interaksi antar individu dan masyarakat dengan lingkungannya

(fisik dan sosial-budaya). Materi IPS digali dari segala aspek

kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu

pelajaran IPS merupakan masyarakat sebagai sebagai sumber dan

objeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpinjak pada

kenyataan. (menurut Mulyono Tjokrodikaryo).

Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:

a. Segala sesuatu atau apa saja dan terjadi disekitar anak sejak dari

keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas

negara dan dunia dan berbagai permasalahannya.

b. Kegiatan manusia misalnya: mata pencarharian, pendidikan,

keagamaan, produksi, konunikasi, tronsportasi.

c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi aspek geografidan

antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat

sampai yang terjauh.

d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia,

sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai

terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian besar.

e. Anak sebagai materi meliputi berbagai segi, dari makanan,

pakaian, permainan, keluarga.31

2 .Strategi penyampaian pengajaran IPS

31

(38)

Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebaian besar adalah didasarkan

pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri),

keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara dan dunia. Tipe

kurikulum seperti ini disebut “The Wedding Horizon or

ExpandingEnviroment Curriculum” (Mukminan).

Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak

pertama-tama dikenalkan atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan

lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan

sistematis bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran

tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi

unsur-unsur dunia yang lebih luas.32

4. Tujuan Pendidikan IPS

Tujuan mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

a. Mengajarkan konsep-konsep sosiologi,geografi,ekonomi,sejarah dan

kewarganegaraan,pedagogis, dan psikologis.

b. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan

kreatif,inkuiri,memecahkan masalah,dan keterampilan sosial.

c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial.33

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukanoleh Masriyah ,Penerapan Pembelajran

Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas IV

Pada Pelajaran IPA, menunjukan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata

pelajaran IPA materi energi dan penggunaannya .34

Penelitian yang dilakukan Muhaeni tahun 2014 dengan judul Penerapan

Metode Aktif Learning Tipe Jingsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS

(39)

Kelas V menyimpulkan bahwa penerapan metode aktif learning tipe jigsaw

sangat baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa, karena metode ini dapat

meningkatkan motivasi, emosional belajar dan aktifitas belajar siswa yang

selama ini di tunjukan dengan metode-metode konfensional seperti ceramah

dan tanya jawab. Metode aktif learning juga dapat meningkatkan kreatifitas

dan inovasi pembelajaran bagi seorang guru dalam mencapai tujuan

pembelajaran.35

Penelitian yang dilakukan Siti Nuraini tahun 2014 dengan judul

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV MI.Jamiatul Gulami Tahun Pelajaran

2013/2014bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan

penerapan model tipe jigsaw.36

Dengan demikian, penelitian yang akan dilaksanakan ini pun

diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa dengan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis tindakan dalam

penelitianini adalah:“Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe

jigsawdapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada materi Permasalahan Sosial.

35

Muhaeni, Penerapan Metode Aktif Learning Tipe Jingsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas V, Tangerang.

36

(40)

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian pada penelitian adalah MI.Jamiatul Gulami

Cipondoh Kota Tangerang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada bulan Maretsampai Mei pada semester

Genap tahun ajaran 2015/2016 dan dilaksanakan di MI.Jamiatul Gulami yang

beralamat di jalan Kihajar Dewantoro KM 2 kelurahanGondrong Cipondoh

Tangerang.

B. Metode Penelitiandan Rancangan siklus penelitian

Metode penelitian adalah suatu metode atau cara yang digunakan

untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam suatu penelitian.

Gambar 3.1

Desain interval tindakan/ rancangan siklus penelitian1

“Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukandengan tujuan memperbaiki mutu praktik

1

Suharsimi Ari Kunto, dkk, Penelitian Tindak Kelas,( Jakarta Bumi Aksara, 2008) h. 16

SIKLUS II

Siklus Berikut

Pelaksanaan Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan Perencanaan Pengamatan

Refleksi Refleksi

(41)

pembelajaran di kelas.” Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan dua siklus, model penelitian yang digunakan adalah kemmis dan Mc.

Tanggart tiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang dicapai yakni, satu

siklus terdiri dari 3 tahap yaitu : Perencanaan, Tindakan, Observasi,dan :

Refleksi.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau yang

lebih dikenal denganclassroom action researh.. “penelitian tindakan kelas

(PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang di lakukan dengan

tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas”.

Dilihat dari model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini,

tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahapan perencanaan

Sebelum peneliti melakukan tindakan pada proses pembelajaran di kelas, peneliti terlebih dahulu melakukan perencanaan sebagai berikut :

a.Menentukan waktu penelitian

b.Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c.Menyusun lembar observasi.

d.Membuat soal test

e.Menyiapkan alat dokumentasi

f.Menyiapkan bahan ajar atau sumber ajar.

2. Tahapan pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaantindakan merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah ditetapkan. Pada kegiatan ini juga dilakukan observasi baik oleh penilit selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan dipantau oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer

3. Pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa dengan menggunakan lembar observavsi kegiatan siswa dan observer melakukan pengamatan di sudut kelas sambil mengisi lembar observer, menilai kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.

(42)

Pada tahap ini peneliti menganalisis data yang telah diperoleh dari pengamatan yang telah dilakukan yaitu hasil dari lembar observasi yang telah diisi kemudian berdiskusi dengan observer untuk melakukan tindakan selanjutnya.Siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai.

C. Subjek Penelitian

Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah peneliti,satu guru

mitra/patner(kelas IVC ) dan siswa siswi kelas IV B MI.Jamia’tul Gulami

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang semester genap tahun ajaran

2015/2016 yang berjumlah 30 siswa.

D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Peneliti berperan sebagai perancang dan pengelolah penelitian

sekaligus guru kelas yang dibantu oleh satu orang guru kelas lain sebagai

patner.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus, hal ini

dimaksudkan untuk melihat bagaimana hasil belajar siswa pada setiap siklus

setelah diberikan tindakan.

Siklus I

1. Perencanaan

a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan penerapan metode Jigsaw.

b. Menyiapkan instrumen (tes, lembar observasi, catatan lapangan).

c. Membuat soal tes siklus I untuk siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar IPS pada materi permasalahan

sosial dengan menerapkan penerapan metode jigsaw, kemudian dilanjutkan dengan dengan pemberian tes siklus.

b. Kegiatan penutup

Di akhiri pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, diadakan test

secara tertulis untuk mengevaluasi hasil belajar siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

(43)

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan

pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya kemudian

mendokumentasikan.

4. Tahapan Refleksi

Mengevaluasi proses pembelajaran siklus I.

Berdasarkan hasil penelitian siklus I apabila indikator keberhasilan belum

di capai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II, dengan hasil refleksi

siklus I sebagai acuannya. Siklus II dan siklus selanjutnya hingga hasil

penelitian mencapai indikator keberhasilan. Hasil refleksi dijadikan

landasan untuk membuat perencanaan dan pelaksanaan siklus-siklus

berikutnya hingga indikator pencapaian dianggap tuntas.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Pencapaian keberhasilan dari setiap tindakan dilaksanakan dalam

pembelajaran di kelas IV MI.Jami’atul Gulami Cipondoh-Tangerang, dengan

pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, berhasil apabila hasil belajar siswa

dalam pelajaran IPS sudah mengalami peningkatan atau mencapai nilai

belajar yang diharapkan pada akhir siklus yaitu siswa tuntas 100% atau

minimal 70% mencapai nilai KKM.

G. Data Dan Sumber Data

Data dan sumber data pada penelitian ini adalah: data kuantitatif (tes)

dan kulitatif (lembar observasi) , hasil wawancara dengan guru pendamping,

cacatan lapangan, serta dokumentasi (berupa foto kegiatan hasil belajar

mengajar).

Sumber data diperoleh dari siswa/siswi kelas IVB MI.Jami’atul

Gulami yang berjumlah 30 orang.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes tertulis

Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan tes objektif tipe pilahan ganda

dengan empat alternatif jawaban. Materi instrumen tes meliputi satu pokok

(44)

Pembuatan instrumean tes digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan pada

ranah kognitif berupa pengetahuan (C1), pemahaman (C2).

Kisi-Kisi Siklus I

Menjelaskan pengertian maslah sosial

Membedakan masalah sosial dan masalah

pribadi

Menyebutkan contoh-contoh masalah sosial

1,5

Menyebutkan sebab-sebab permasalahan di

masyarakat

Menjelaskan cara mengatasi permasalahan di

masyarakat

Menjelaskan peranan pemuka masyarakat

(45)

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan adalah lembar observasi, yang terdiri dari lembar observasi aktivias siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar aktivitas observasi pembelajaran.

3. wawancara

Wawancara dilakukan sebelum dilakukan tindakan, dimana tujuannya untuk

mengetahui kondisi mengenai deskripsi pelaksanaan pembelajaran dan

masalah-masalah atau kendala saat peembelajaran yang dihadapi di dalam kelas.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode observasi, tes, dan wawancara.

1. Lembar Observasi

Kisi-kisi Lembar Observasi tentang Respon Siswa

No Indikator Aspek yang diamati

1 Mendengarkanpenjelasan

guru tentang materi yang

disampaikan

a. Apakah semua siswa menyimak penjelasan

guru

b. Apakah semua siswa memahami materi

c.Apa siswa menemukan kesulitan pada

pembelajaran yang berlangsung

2 Tumbuh semangat dan

antusias untuk mengikuti

pembelajaran

a. Apakah siswa tampak semangat untuk belajar b. Apakah siswa bersikap acuh terhadap

pembelajaran

c. Sejauhmana antusias siswa mengikuti kegiatan

pembelajaran

3 Komunikasi dan

kerjasama terjalin baik antar siswa

a. Apakah terjadi komunikasi antara siswa dengan siswa

b. Apakah terjadi komunikasi antara siswa dengan guru

c. Apakah terjalin kejasama diantara siswa 4 Mengikuti kegiatan

dengan model

(46)

pembelajaran kooperatif

5 Aktif dalam menjelaskan submateri yang telah dipelajari kepada teman-temannya.

a. Apakah siswa aktif dalam bekerjasama

b. Apakah siswa aktif bertanggung jawab terhadap persiapan persentasi

c. Apakah materi yang siswa persentasikan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari

Adapun kisi-kisi instrumen lembar observasi tentang guru terhadap pelaksanaan

metode pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru

No Indikator Aspek yang diamati

1 Mengkondisikan

situasi pembelajaran

dan kesiapan siswa

mengikuti proses

pembelajaran

a. Guru menyiapkan ruang belajar

b. Guru menyiapkan bahan ajar (RPP dan buku pelajaran)

c. Guru menyiapkan alat peraga mengajar

2 Melaksanakan

apersepsi

a. Guru mengabsen siswa

b. Guru memberikan motivasi

c. Guru menyapa siswa

3 Melaksanakan

kegiatan inti

a. Mengondisikan siswa dalam membentuk kelompok

b. Menampilkan pesan yang menarik

c. Kesesuaian dengan indikator dan bahan ajar

d. Mengisi tes pilihan ganda

4 Penutup a. Menyimpulkan materi pembelajaran

b. Merumuskan kata-kata kunci terkait dengan pokok

bahasan

(47)

2.Tes

Tes adalah instrument yang disusun secara khusus karena mengukur sesuatu

yang sifatnya penting dan pasti.2

Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada saat pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.Tes

yang digunakan adalah tes pilihan ganda (PG).Tes pilihan ganda adalah yang

mempunyai satu jawaban yang benar atau palig tepat. Soal pilihan ganda yang

penulis rancang terdiri dari 15 butir soal dengan piliha jawaban (a,b,c dan d) pada

setiap siklus (siklus I dan siklus II).

Agar diperoleh data yang valid, instrument atau alat ukur untuk mengevaluasi

harus valid. Oleh karena itu, sebelum digunakan dalam penelitian, instrument

terlebih dahulu diuji cobakan di kelas atas yang lebih tinggi dari kelas subjek

penelitian. Untuk mengetahui dan mengukurnya maka digunakan uji validitas, uji

relibilitas dan tingkat kesukaran.

a.Pengujian Validitas

Salah satu ciri tes itu baik adalah apabila tes itu dapat mengukur apa yang

hendak diukur atau istilahnya valid.

Untuk mengetahui kesejajaran tersebut peneliti menggunakan teknik korelasi

produk moment yang dikemukakan oleh pearson sebagai berikut:3

Keterangan:

r hitung = koefisien korelasi

∑x = jumlah skor item

∑y = jumlah skor total

n = jumlah responden

2

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2000), h. 223

3

(48)

Setelah didapatkan hasil, selanjutnya mengkonsultasikan hasil

tersebut pada tabel kolerasi product moment.Jika rhitung rtabel maka soal

tersebut dinyatakan valid, dan jika rhitung < rtabel maka soal tersebut

dinyatakan tidak valid.

b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan.Suatu tes

dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut

dapat memberikan hasil yang tepat. Cara yang digunakan untuk mencari

reabilitas dalam penelitian ini adalah dengan rumus KR-20, sebagai

berikut:4

=

[

]

Keterangan:

rii = koefisien realibilitas tes

k = jumlah butir

Vt = varian total

Pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i

Qi = proporsi jawaban salah untuk nomor i

l

Tabel 3.5

Kriteria Koefisien Reabilitas

Interval Kriteria

0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangattinggi

0,70 ≤ r <0,80 Tinggi

0,40 ≤ r <0,70 Sedang

4

(49)

0,20 ≤ r <0,40 Rendah

r ≤ 0,20 Sangat rendah (tidakvalid)

c.Taraf Kesukaran

Hasil hitung taraf kesukaran merupakan proporsi atau

perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan

siswa yang mengikuti tes. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 – 1,0.

Indeks kesukaran soal diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:5

P =

Keterangan:

P = proposi (indeks kesukaran)

B = jumlah siswa yang menjawab benar

J = jumlah peserta tes

Setelah didapatkan hasil, maka hasil tersebut diinterpretasikan pada tabel

tingkat kesukaran berikut :

Tabel 3.6

Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Interpretasikan

P < 0,3 Sukar

0,3 < p > 0,7 Sedang

P > 0,7 Mudah

d.Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir

dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai

dengan kelompok siswa yang kurang pandai. Rumus daya pembeda:

5Ibid

(50)

DP =

Keterangan:

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

DP = daya pembeda

Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah:

DP = 0,00 : sangat jelek

0,00< DP 0,20 : jelek

0,20< DP 0,40 : cukup

0,40< DP 0,70 : baik

0,70< DP 1,00: sangat baik

3. Wawancara

Wawancara dilaksanakan kepada guru mata pelajaran IPS pada kegiatan pra

penelitian untuk mengetahui permasalahan model pembelajaran yang digunakan

guru dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPS.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang sahih, objektif, dan terpercaya,

dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu:

1. Memberi check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi wawancara dari narasumber

yang relevan dengan PTK, apakah keterangan atau informasi tersebut sifatnya

tetap atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan ketetapannya dan data itu

terperiksa kebenarannya.

2. Memeriksa kembali data-data terkumpul baik mengenai kejanggalan,

Gambar

Gambar 2.1 Ilustrasi yang Menunjukan Tim Jigsaw.....................................
Grafik
Tabel 2.2  Kelebihan dan kelemahan Metode Jigsaw24
Desain interval tindakan/ rancangan siklus penelitianGambar 3.1 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan interaksi pembelajaran, ketrampilan guru, hasil belajar IPS pada siswa kelas

Berdasarkan hasil peneliti yang sekaligus sebagai guru kelas V, untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas

Abstrak: Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika tentang kubus dan balok dengan menggunakan pendekatan cooperative learning tipe Jigsaw pada

Dalam tahapan ini peneliti bersama observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas proses belajar siswa tunarungu pada materi kemampuan menyimak di

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan

7 Pada saat yang sama, observer (kolaborator) melakukan pengamatan dengan mengisi intrumen yang sudah disiapkan meliputi: lembar pengamatan kegiatan siswa

Alasan peneliti menggunakan penggunaan media puzzle adalah kegiatan pembelajaran lebih menarik dan interaktif dengan melibatkan keaktifan siswa-siswi, siswa belajar sambil

Bahan ajar adalah suatu bahan pembelajaran yang dikaji oleh guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas. Bahan ajar sendiri tersusun secara