SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Ayati
NIM :1812018300171
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
MI.Jami’atul Gulami Tahun Pelajaran 2015/ 2016”.
Penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV, yaitu pada materi permasalahan sosial. Penelitian ini dilaksanakan di MI.Jamiatul Gulami Kota Tangerang Banten.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas( PTK ) , melalui 2 siklus sampel yang diambil adalah siswa kelas IV B yang berjumlah 30 siswa. Analisis data penelitian ini menggunakan rumus N-Gain = NilaiPostes-Nilai Pretest di bagi Skor ideal dikurang nilai pretest.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa pada siklus I nilai pretest 44 dan nilai posttest 64 dengan N-gian 0,3 sedangkan pada siklus II nilai pretest 45 dan nilai posttest 77 dengan N-gian 0,6.Dari hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I diperoleh skor 61,6%.Pada siklus II diperoleh 81,8%.Sedangkan hasil observasi aktivitas guru dalam belajar mengajar pada siklus I diperoleh skor 65,5% sedangkan skor idealny adalah 80.Pada siklus II diperoleh skor 80%.
Jika dibandingkan pada siklus I,dan II menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada materi permasalahan sosial melalui penerapan model tipe Jigsaw.
Ayati (18120183171), "Improved Learning Outcomes Through Cooperative Type Jigsaw Learning Lesson In fourth grade social studies MI.Jami'atulGulami In Academic Year 2015/2016".
This study aims to determine the application of cooperative learning model jigsaw in improving learning outcomes IPS in grade IV, ie the material social problems. This research was conducted in MI JamiatulGulamiTangerang City, Banten. The method used is classroom action research (PTK), through two cycles of the sample taken is class IVA totaling 30 students. This study data analysis using the formula N-Gain = Value-Value pretest posttest at the ideal Score minus the value pretest.
Based on the results of research conducted shows that in the first cycle the value pretest posttest grades 44 and 64 with N-gian 0.3 while the second cycle of the value pretest posttest grades 45 and 77 with N-gian 0.6. From the observation of teachers in teaching and learning activities in the first cycle obtained a score of 64 or 79% while the score is ideally a second cycle 80.Pada obtained a score of 77 or 85%.
When compared to the cycle I and II shows that there has been an increase in student learning outcomes in the material social problems through the application of the model type of jigsaw.
AlhamdulillahPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia rahmat-Nya dan hidayah-Nya penulis dapat menyususn skripsi yang
berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS kelas IV Di MI.Jami’atul Gulami Tahun Pelajaran 2015/ 2016”.
Shalawat dan salam smoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasullah Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan kita semua selaku ummatnya yang selalu berusaha untuk menjalankan semua sunah-sunahnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag Ketua Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan Universitas Islam Negri Sarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Annisa Windarti, M.Sc Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Segenap dosen, staf dan karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. S.Hidayat, S.Ag,M.M.Pd, Kepala Sekolah MI.Jamiatul Gulami Cipondoh,
atas kesediaanya menyediakan tempat, sarana dan prasarana dalam rangka
penelitian skripsi serta atas doa dan motivasinya.
6. Seluruh guru-guru dan siswa/i MI.Jamiatul Gulami, terimakasih atas bantuan,
8. Kakak dan adikku yang telah memberikan dukungan moril dan memberikan
semangat kepada penulis.
9. Sahabat- sahabatku Nanik,Fajrini Erinawati,Siti Hasanah,Euis
Ernawati,Masumah,Nurijah dan rekan-rekan mahasiswa kelas C dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.
Semoga dukungan, bantuan dan kontribusi yang diberikan kepada penulis membuahkan karya yang bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membacanya.
Jakarta, 2 November 2016
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ...iii
SURAT PERNYATAAN KARYA KARYA SENDIRI ...iv
ABSTRAK ...v
ABSTRACT ...vi
KATA PENGANTAR ...vii
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL ...xi
DAFTAR GAMBAR ...xii
DAFTAR GRAFIK ...xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Identifikasi Masalah ...6
C. Pembatasan Masalah ...6
D. Perumusan Masalah ...6
E. Tujuan Penelitian ...6
F. Kegunaan Penelitian ...7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori dan fokus yang Diteliti ...8
1. Hakekat Hasil Belajar ...8
a. Pengertian Hasil Belajar ...8
b. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...9
2. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ...10
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ...10
f. Langkah-Langkah Metode Jigsaw ...20
3. HakekatPendidikan IPS ...20
a. Pengertian Pendidikan IPS ...20
b. Ruang Lingkup Pendidikan IPS ...21
c. Karakteristik Pendidikan IPS ...22
d. Tujuan Pendidikan IPS ...23
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ...23
C. Hipotesis Tindakan...24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian ...25
B. Metode Penelitian dan Rancangan siklus penelitian ...25
C. Subjek Penelitian ...27
D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ...27
E. Tahapan Intervensi Tindakan ...27
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...28
G. Data Dan Sumber Data...28
H. Instrumen Pengumpulan Data ...29
I. Teknik Pengumpulan Data ...30
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ...36
K. Analisis Data dan Interpretasi Data...36`
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...38
BAB IVDESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah ...40
1. Sejarah singkat MI. Jamiatul Gulami ...40
2. Data Sekolah (Propil Sekolah) ...40
B. Deskripsi Data ...43
1. Deskripsi Penelitian Siklus I ...43
2. Deskripsi Penelitian Siklus II ...51
3. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II ...55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...63
B. Implikasi ...63
C. Saran ...64
DAFTAR PUSTAKA ...65
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif………14
Tabel 2.2 Kelebihan dan kelemahan Metode Jigsaw………...18
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru……….32
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Reabilitas……….34
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran……….35
Tabel. 3.7 Kriteria Presentase Instrument Nontes………..38
Tabel 4.1 Daftar Nama Guru MI. Jamiatul Gulami………42
Tabel 4.2 Data PesertaDidik MI.Jamiatul Gulami Cipondoh Tangerang…...43
Tabel 4.3 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus I………..44
Tabel 4.4 Data Observasi Kegiata Guru Siklus I……….46
Tabel 4.5 Data Observasi Kegiatan Siswa Siklus I………..47
Tabel 4.6 Hasil Belajar Siklus I………48
Tabel 4.7 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus II………..53
Tabel 4.8 Data Observasi Kegiata Guru Siklus II………...55
Tabel 4.9 Data Observasi siswa siklus II………..56
Grafik Halaman
Grafik 4.1 N-gain Siklus I………..50
Grafik 4.2 N-Gain Siklus II………59
Pendidikan merupakan salah satu modal utama membentuk sumber daya
manusia yang baik. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara
lain yang dikenal atau diakui oleh masyarakat.1
Hal ini sesuai dengan pasal 3 Undang-Undang nomor 20 tahun
2003, tentang system pendidikan nasional yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, cerdas, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta tanggung jawab.2
Masalah pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan masalah
proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di
lembaga-lembaga pendidikan kita masih banyak mengandalkan cara-cara
lama dalam penyampaian materinya. Di masa sekarang banyak orang
mengukur keberhasilan pendidikan dari segi hasil saja. Pembelajaran yang
baik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup
berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik, dalam
pengukuran tingkat keberhasilannya. Selain dilihat dari segi kuantitas ,juga
dari segi kualitas yang di lakukan sekolah-sekolah.
Kualitas sumber daya manusia yang baik sangat ditentukan oleh
kualitas pendidikan. Sedangkan kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh
1Undang-undang RI dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Guru dan
Dosen,(Bandung:PT.Citra Umbara, 2009),h.98.
2Ibid
kualitas pembelajaran, karena proses pembelajaran merupakan bagian yang
paling pokok dalam kegiatan pendidikan di sekolah. Menurut Winkel
pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang di rancang untuk mendukung
proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrem yang
berperananterhadaprangkaiankejadian-kejadian intern yang
berlangsungdialamisiswa.3Secaraumum proses
pembelajaransangatditentukanolehbeberapakomponen.
Komponentersebutantaralain,:siswa, lingkungan, kurikulum, guru, metode, dan
media mengajardengantujuanuntukmencapaitujuanpendidikan.
Pengertianpembelajaranyang
dikemukakanolehMiarsomenyatakanbahwapembeljaranadalahusaha yang
dilakukansecarasengaja, terarahdanterencana, dengantujuan yang
telahditetapkanterlebihdahulusebelum proses dilaksanakan,
sertapelaksanaannyaterkendalidenganmaksud agar
terjadibelajarpadadiriseseorang..4
Kegiatanpendidikan yang semulaberorientasipada “mengajar” (guru yang
lebihbanyakberperan) telahberpindahkonsep”pembelajaran”
(merencanakankegiatan-kegiatan yang orientasinyakepadasiswa agar
terjadibelajarpadadirinya) 5
MenurutR.Gagne (1989) yangdikutipdalambukunya Ahmad Susanto,
belajardapatdidefinisikansebagaisuatu proses di
manasuatuorganismeberubahperilakunyasebagaiakibatpengalaman.6
EvalineSiregardanHartini Nara, TeoriBelajardanPembelajaran, (Bogor, PT.Ghalia Indonesia, 2010, h.17.
dimaksudmencakuppengetahuan,kecakapan,tingkahlaku,daninidiperolehmelaluilat
ihan (pengalaman).Hilgardmenegaskanbahwabelajarmerupakan proses
mencariilmuyang
terjadidalamdiriseseorangmelaluilatihan,pembiasaan,pengalamandansebagainya.7
Komponenpentingdalampendidikanadalahkurikulum.Kurikulumdisusunun
tukmendorongsiswaberkembangkearahtujuanpendidikan.Tujuanpendidikandiwuju
dkandalamkurikulumpadasetiaptingkatdanjenispendidikan,diuraikandalambidangs
tudidanakhirnyadalamtiappelajaran yang diberikanolehgurudidalamkelas.
Kurikulum IPSdisempurnakanuntukmeningkatkanmutupendidikan
IPSsecaranasional.TujuanutamapembelajaranIlmuPengetahuansosial (IPS) agar
siswamemahamikonsep-konsepyang
berkaitandenganmasyarakatdanlingkungannya,
memilikikemampuandasaruntukberpikirlogisdankritis, rasa ingintahu, inkuiri,
memecahkanmasalah, danketerampilandalamkehidupan sosial,
memilikikomitmendankesadaranterhadapnilai-nilai sosialdankemanusiaan,
memilikikemampuanberkomunikasi,
berkerjasamadanberkompetisidalammasyarakat yang majemuk, ditingkat lokal,
nasional, dan global. Agar tujuantersebutdapattercapaimaka
IPSperludiajarkandengancara yang
tepatdandapatmelibatkansiswasecaraaktifyaitumelalui proses dansikapilmiah.
Mutupembelajaran IPSperlu di
tingkatkansecaraberkelanjutanuntukmengimbangiperkembanganteknologi.Untu
kmeningkatkankualitaspembelajarantersebut,tentubanyaktantangan yang
dihadapi.Sementaraini orang beranggapan IPSmerupakanpembelajaran yang
sulit,sertakurangmenarik di kalangansiswadan guru.
Salah satufaktorhasilbelajar IPS yang
belumtuntasyaknidalampembelajaran IPS guru lebihbanyakceramah,
sehinggasiswamenjadicepatbosandanmenyebabkanhasilbelajar
IPSrendah.Tugasutama guru adalahmengelolah proses belajardanmengajar,
7Ibid
sehinggaterjadiinteraksiaktifantara guru dansiswa, siswadengansiswa. Proses
belajaryang aktifditandaiadanyaketerlibatansiswasecarakomprehensif,
baikfisik, mental maupunemosionalnya. Hal
tersebutsangatpentingkarenadalamkehidupansehari-hari,
siswatidaklepasdenganduniaIPS
yangdekatdenganaktivitaskehidupanmereka.Dengandemikianketepatan guru
dalammemilihdanmenggunakanmetodepembelajaransangat di perlukan.
Untukituadabeberapahal yang
perludiperhatikandalampemilihanmetodepembelajaran yang
disesuaikandengantujuanpembelajaran, materipelajaran, jumlahsiswa,
kemampuan guru dalammenggunakanberbagaijenismetodepembelajaran,
fasilitas yang adadanwaktu yang disediakanuntukpenyajian.Dalamhalini guru
dapatmemilihberdasarkankelebihandankekuranganmetode yang akan di
gunakan.
Padapenelitianinipenulismengambilsalahsatu model
pembelajaranyaitumodel kooperatiftipe jigsaw
sebagaiacuandalampenelitianini. Pembelajarankooperatiftipe jigsaw merupakan
model pembelajaran yang
mengutamakanadanyakerjasamaantarsiswadalamkelompokuntukmencapaitujua
npembelajaran.MenurutArends (1997:87) model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang
secaraheterogendanbekerjasamasalingketergantungan yang
positifdanbertanggungjawabatasketuntasanbagianmateripelajaran yang
harusdipelajaridanmenyampaikanmateritersebutkepadaanggotakelompok yang
lain.8
Model
pembelajarankooperatifdikembangkanuntukmencapaihasilbelajarberupaprestasi
akedemik, toleransi, menerimakeragaman,
8
danpengembanganketerampilansosial.Untukmencapaihasilbelajaritu model
pembelajarankooperatifmenuntutkerjasamadaninterdepedensipesertadidikdala
mstrukturtugas, strukturtujuan,
danstrukturrewardnya.Strukturtugasberhubunganbagaimanatugasdiorganisir.
Teori yang
melandasipembelajarankooperatifadalahteorikontruktivisme.9Adalahsuatupend
ekatandimanasiswaharussecara individual
menemukandanmentransformasikaninformasi yang kompleks,
memeriksainformasidenganaturan yang
adadanmerevisinyabilaperlu.Dalamteorikontruktivismelebihmengutamakanpad
apembelajaransiswa yang lebihdihadapkanpadamasalah-masalah yang
kompleksuntukdicarisolusinya, selanjutnyamenemukanbagian-bagian yang
sederhanaatauketerampilan yang diharapkan.
Metodepembelajarankooperatifmerupakansuatuinovasipembelajaran
yang
dirancanguntukmembantupesertadidikmemahamiteorisecaramendalammelaluip
engalaman-
pengalamanbelajar.Dalampembelajarankooperatifterdapatbeberapavariasi
model yang dapatditerapkan , diantaranyayaitu : Student Team Achievement Division ( STAD),Jigsaw, Teams Games Tournament( TGT),Think Pair Share
(TPS),Number head Together (NHT), Group Investigation (GI),Rotating Trio Exchenge(RTE), dan Group Resume.Daribeberapa model pembelajarantersebut model yang banyakdikembangkanadalah STAD dan Jigsaw.10
Untuk mengatasi rendahnya hasi belajar siswa dengan banyak
latihan-latihan materi soal dan membimbing anak untuk rajin-rajin membaca dan
menghapal, sedang untuk mengatasi pembelajaran IPS selalu berpusat pada
guru, hendaknya guru memberikan materi dengan menggunakan media yang
sesuai dengan materi yang akan dipelajari, kurangnya pemahaman siswa
9
Rusman, model-model pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h.201
10
tentang pembelajara IPS maka siswa hendaknya sering diajak banyak membaca
buku dan memberikan media yang tepat tentang pembelajaran IPS, kurangnya
aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS memberikan media dan metode yang
bervariasi sehingga siswa tidak jenuh, metode yang digunakan kurang
bervariasi guru hendaknya mempunyai pola pengajaran yang
bermacam-macam.
Berdasarkan tujuan pembelajaran pendidikan IPS dan teori yang
melandasi pembelajaran kooperatif, maka penulis tertarik mengkaji lebih
dalam dengan mengadakan penelitian yang berjudul: Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Di MI.Jami’atul Gulami Tahun Pelajaran 2015/2016.
B. IdentifikasiMasalah
Berdasarkanlatarbelakangmasalahdi atas,
makadapatdiidentifikasimasalah-masalahsebagaiberikut:
1. Kurangnya aktivitas siswa pada pembelajaran IPS
2. Pembelajaran IPS di kelas masih berpusat pada guru
3. Rendahnya hasil belajar IPS siswa serta pemahaman siswa tentang
konsep IPS
4. Metode yang digunakan kurang bervariasi.
C. PembatasanMasalah
Dari indentifikasi masalah yangdikemukakan di atas peneliti membatasi
pada masih rendahnya hasil belajar siswa kelas IV MI.Jami’atul Gulami terutama pada mata pelajaran IPS.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis merumuskan masalah tentang
:Apakah metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka perlu ada solusinya yaitu
dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
mata pelajaran lain sebagai pembelajaran inovatif yang sesuai dengan kondisi
dan karakter siswa.
E. TujuanPenelitian
Sejalan dengan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI
Jamiatul Gulami.
F. KegunaanPenelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
a. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas
pendidikan pelajaran IPS kelas IV pada materi permasalahan sosial di MI.Jami’atulGulami
b. Bagi guru
Penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk menambah pengetahuan dan
wawasan guru dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa di Sekolah
Dasar
c. Bagi Sekolah
Dengan melaksanakan penelitian ini menjadi inovasi baru tentang suatu
alternatif model pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan
proses pembelajaran dikelas dalam upaya meningkatkan kualitas dan
A. Acuan Teori dan fokus yang Diteliti 1. Hakekat Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. Merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu
melelui interaksi dengan lingkungannya1
Pengertian belajar juga dijelaskan oleh James LM,belajar adalah upaya
yang dilakukan dengan mengalami sendiri,menjelajah,menelusuri,dan
memperoleh sendiri.Sementara menurut Garry dan Kingsley berpendapat
bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui
pengalaman dan latihan- latihan.Konsep belajar juga dikemukakan oleh
Robert dan Davies bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang relative
permanen sebagai suatu fungsi praktis atau pengalaman.2
Menurut Gronbach, belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan
mengalami dan dalam mengalami itu sipelajar menggunkaan panca indranya.3 Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksinya dengan lingkungan yang melibatakan proses kognitif.4
Menurut pendapat para ahli mengenai pengertian belajar, maka dapat
di simpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas
dari itu, yakni mengalami dan usaha untuk merubah tingkah laku dari yang
1
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara ,2011), h.36.
2
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Depag RI, 2009), h.3
3
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1984), h.247.
4
tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa dengan pengetahuan
yang diperoleh melalui latihan (praktik) dan pengalaman.
Hasil belajar mengikuti aspek kegiatan, efektif, kecepatan/kemampuan
belajar yang oleh Bloom dinyatakan sebagai hasil belajar ranah kognitif,
afektif, dan ranah psikomotor. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajar.5
Berdasarkan pengertian hasil belajar, maka dapat dipahami bahwa
hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah proses belajar berlangsung.
Hasil belajar biasanya ditunjukan dengan nilai atau tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru. Angka-angka atau nilai itu menunjukan prestasi belajar.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal
atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah
banyak sekali macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu.
1.Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri anak. yang termasuk faktor internal adalah “aspek fisiologis dan psikologis, Aspek fisiologis mencakup kondisi tubuh siswa termasuk organ tubuh dan kondisi alat indra. Sedangkan aspek psiologis banyak sekali macamnya tetapi yang esensial antara lain kecerdasan, sikap, bakat, minat dan motivasi.”6
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri, seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, motivasi, dorongan dan sebagainya.
2.Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri anak, seperti keluarga, lingkungan, sekolah, masyarkat dan sebagainya. Selama hidup anak didik tidak biasa menghindari diri dari lingkungan lami dan lingkungan sosial budaya. “Sistem sosial yang terbentuk mengikat prilaku
5
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2014),Cet.18,h.22.
6
anak didik untuk tunduk pada norma sosial, susila dan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya seperti lingkungan sekolah, lingkungan rumah. Sedangkan lingkungan sosial budaya, sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial.
Tujuan dalam belajar adalah erat kaitannya dengan
perubahan/pembentukan tingkah laku yang positif serta dapat dicapai secara
efektif hanyalah terjadi dalam proses belajar mengajar disekolah.
Menurut Taksonomi Bloom yaitu tujuan belajar siswa diarahkan untuk
mencapai ketiga ranah yaitu:
a. Ranah kognitif untuk memperoleh pengetahuan fakta/ingatan,
pemahaman, aplikasi dan kemampuan berfikir analaisis, sintesi dan
evaluasi.
b. Ranah efektif, untuk memperoleh sikap apresiasi dan karakteristik
c. Ranah Psikomotorik, tujuan belajar psikomotorik untuk memperoleh
keterampilan fisik yang berkaitan dengan gerak maupun keterampilan
ekspresi verbal dan non verbal.
2. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw a. Pengertian Model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan secara sengaja, terarah
dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum
proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali dengan maksud agar
terjadi belajar pada diri seseorang. Pengertian pembelajaran yang di
ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta
pelaksanaannya terkendali”.7
Pendekatan kooperatif digunakan oleh para pendidik dalam
pembelajaran di kelas dengan menciptakan situasi atau kondisi bagi
kelompok untuk mencapai tujuan masing-masing anggota atau kelompok
mencapai tujuan tergantung pada kerjasama yang kompak dan serasi dalam
kelompok. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas terstuktur, yang mana
anggotanya terdiri dari empat sampai lima orang siswa dengan struktur, yang
mana anggotanya terdiri dari empat sampai lima orang siswa dengan struktur
kelompok yang hetrogen. .
Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang
didalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja bersama-sama didalam
kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain didalam belajar .8 Jacob mendefinisikan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode
instruktusional dimana siswa dalam kelompok kecil bekerja sama dan saling
membantu dalam menyelesaikan tugas akademik.9
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok
heterogen.10 Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.
SedangkanAnita Lie mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai
system belajar kerja atau belajar kelompok yang terstruktur . Yang termasuk
dalam struktur ini ada lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif,
7
Evaline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor, PT.Ghalia Indonesia, 2010, h.12-13
8
Masitoh dan Laksmi dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Depag RI,2009)h.232.
9Ibid,
h.232
10
tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan
proses belajar kelompok.11
Dalam kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil menguntungkan
bagiseluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan
kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota
lainnya dalam kelompok itu. Prosedur kooperatif learning didesain untuk
mengaktifkan siswa melalui inkuiri dan diskusi dalam kelompok kecil yang
terdiri atas 4-6 orang.12
Menurut Johnson dan Johnson serta Hilke mengemukakan ciri-ciri
pembelajaran kooperatif adalah:
a. Terdapat saling ketergantungan yang positif diantara anggota kelompok
b. Dapat dipertanggungjawabkan secara individu
c. Heterogen
d. Berbagi kepemimpinan
e. Berbagi tanggung jawab
f. Menekankan pada tugas dan kebersamaan
g. Membentuk keterampilan social
h. Peran guru atau dosen mengamati proses belajar siswa
i. Efektifitas belajar tergantung pada kelompok.13
Dari definisi para ahli tentang pembelajaran kooperatif, dapat di
simpulkan bahwa pendekatan pembelajaran kooperatif adalah suatu variasi
pendekatan pembelajaran yang sistematis dimana siswa bekerja pada
kelompok-kelompok kecil dan dalam kelompok kecil tersebut siswa belajar
dan saling bekerja sama dalam memahami suatu materi pelajaran sesuai pada
pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Dalam kooperatif,
dikatakan belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran karena dalam kelompok tersebut siswa berdiskusi
dan berargumen serta membantu teman sekelompok yang mengalami
11
Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta:PT Grasindo, 2005), cet.ke-4, h.17.
12
Isjoni, op.cit, h.15 dan 16.
13
kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Sehingga kegiatan tersebut akan
membantu siswa yang lemah dalam memahami materi dan memberikan
penguatan kepada siswa yang sudah memahami materi. Mereka lebih banyak
mendapatkan kesempatan berbicara, inisiatif, menentukan pilihan dan secara
umum mengembangkan kebiasaan yang baik.
b. Karakteristik PembelajaranModel kooperatif
Roger dan David Johnson seperti dikutip dalam bukunya Anita Lie
mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning.Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur yang harus
diterapkan,yaitu:
1) Saling ketergantungan positif, yaitu anggota tim terikat untuk bekerja sama satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran;
2) Tanggung jawab individu, yaitu seluruh siswa dalam tim bertanggung jawab untuk mengerjakan bagian tugasnya sendiri serta wajib menguasai
seluruh materi pembelajaran;
3) Interaksi tatap muka, walaupun setiap anggota tim secara perorangan mengerjakan tugas bagiannya sendiri, sejumlah tugas harus dikerjakan
secara interaktif, masing-masing memberikan masukan, penalaran dan
kesimpulan, dan lebih penting lagi mereka saling mengajari dan
memberikan dorongan (motivasi) satu sama lain;
4) Komunikasi antaranggota, di mana siswa didorong dan di bantu untuk mengembangkan rasa saling percaya, kepemimpinan, pengambilan
keputusan, komunikasi dan keterampilan mengelola konflik;
5) Evaluasi Proses kelompok, dimana anggota tim menetapkan tujuan kelompok, secara periodik menilai hal-hal yang tercapai dengan baik
dalam tim, serta mengidentifikasi perubahan yang harus dilakukan agar ke
depan tim dapat berfungsi lebih efektif. 14
14
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 15
Fase Tingkah laku guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada
kegiatan pelajaran dan menekankan
pentingnya topik yang akan dipelajari
dan memotivasi siswa
Fase 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau
bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa
dalam kelompok-kelompok
belajar
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi
yang efesien.
Fase 4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing
kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas .
Fase 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu maupun kelompok.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi metode yang
dapat biasa digunakan oleh guru, diantaranya Student Team
15
Achievmentdivision (STAD), Team Games Tournament (TGT), Investigasi Kelompok (Group Investigation), dan Jigsaw.
c. Pengertian Metode Jigsaw
Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa lebih aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Metode Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson. Model kooperatif tipe
jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada
kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Menurut Lie
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai
enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan
positif dan bertanggung jawab secara mandiri16.
Stephen, Sikes dan Snapp, mengemukakan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut.17
1) Siswa dikelompokkan ke dalam 1 sampai 5 anggota tim
2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan subbab mereka.
5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang
subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan
dengan seksama.
6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7) Guru memberi evaluasi
8) Penutup
16
Rusman, Model-model Pembelajaran,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2011),h.217-218.
17Ibid
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat digunakan secara efektif di tiap level dimana siswa telah mendapatkan keterampilan akademis dari
pemahaman, membaca maupun keterampilan kelompok untuk belajar bersama.
Materi pelajaran harus mengembangkan konsep daripada mengembangkan
keterampilan sebagai tujuan umum.
Langkah-langkah pelaksanaan metode jigsaw menurut Anita Lie, sebagai berikut.18
1) Pengajar membagi pelajaran menjadi empat bagian
2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan
mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari ini.
Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang
siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan kooperatif tipe jigsaw ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap
menghadapi pelajaran yang baru
3) Siswa dibagi dalam kelompok berempat.
4) Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan
siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.
5) Kemudian, siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka
masing-masing
6) Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai yang dibaca/dikerjakan
masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa saling melengkapi dan
berinteraksi antara satu dengan lainnya.
7) Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian
cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca
bagian tersebut.
8) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan
pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan
seluruh kelas.19
18
Anita Lie, op., cit, h.68-69.
19
Jika tugas yang dikerjakan cukup sulit, siswa bisa membentuk
kelompok ahli. Siswa berkumpul dengan siswa lain yang mendapatkan bagian
materi yang sama dari kelompok lain. Mereka bekerjasama
mempelajari/mangerjakan bagian tersebut. Kemudian masing-masing siswa
kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah dipelajarinya
kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.20
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikenal dengan kooperatif para ahli. Karena setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda.
Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, kita sebut sebagai
tim ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya
hasil pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota
kelompoknya.
Kegiatan yang dilakukan dalam kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut.21
1) Melakukan membaca untuk menggali informasi. Siswa memperoleh
topik-topik permasalahan untuk dibaca, sehingga mendapatkan informasi
dari permasalahan tersebut.
2) Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topik
permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut
dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik permasalahan tersebut.
3) Laporan kelompok. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan hasil yang didapat dari hasil diskusi tim ahli.
4) Kuis dilakukan mencakup semua topic permasalahan yang dibicarakan
tadi
5) Perhitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.22 Dengan demikian pada metode jigsaw, terdapat kelompok asal dan
kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan
siswa dengan kemampuan, asal dan latar belakang keluarga beragam, serta
merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa
20
Isjoni, Cooverative Learning, (Alfabeta, Bandung, 2010), h.81
21
Rusman, op.cit. h.219-220
22
yang terdiri dari kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk
mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang
berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada kelompok
asal.
KelompokAsal
KelompokAhli
Gambar.IlustrasiKelompok Jigsaw23
Selanjutnya di akhir pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu
yang mencakup topik materi yang telah dibahas. Kunci tipe jigsaw ini adalah
interdepedensi setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi
yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan tugas dengan baik.
Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan metode jigsaw yang disajikan
dalam tabel.
Tabel 2.2 Kelebihan dan kelemahan Metode Jigsaw24
Kelebihan Kelemahan
1) Siswa tidak perlu menggantungkan
pada guru, tetapi dapat menambah
kepercayaan kemampuan berpikir
1) Dalam memahami filosofis
pembelajaran koopertatif
memang membutuhkan
23
http://allforedu.blogspot.co.id/2011/07/pengertian-dan-karakteristik.html
24
sendiri, menemukan informasi dari
berbagai sumber dan belajar dari siswa
lain.
2) Mengembangkan kemampuan
menggunakan ide tahu gagasan dengan
kata-kata verbal dan membandingkan
dengan ide orang lain.
3) Membantu anak untuk respek pada
orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala
perbedaan.
4) Membantu memberdayakan setiap siswa
untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajar.
5) Meningkatkanprestasiakademiksekaligus
kemampuan social, serta motivasi dan
memberikan rangsangan berpikir.
dianggap kurang memiliki
kemampuan. Akibatnya,
pemahaman tidak akan
pernah dicapai oleh siswa.
3) Guru perlu menyadari hasil
atau prestasi yang
diharapkan pada setiap
individu siswa.
4) Kemampuan aktifitas dalam
kehidupan hanya didasarkan
kepada kemampuan secara
individual.
5) Upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok
memerlukan periode waktu
yang cukup panjang.
d. Karakteristik Metode Jigsaw
Pembelajaran kooperatif dengan model Jigsaw mempunyai
1. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang dengan
memperhatikan keheterogenan.
2. Bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk
mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan
menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
3. Terdapat kelompok asal dan kelompok hasil yang saling bekerjasama.25
e. Kelebihan dan kekurangan metode Jigsaw
Adapun kelebihan-kelebihan metode jigsaw adalah sebagai berikut:
1. Cocok untuk semua kelas/tingkatan;
2. Bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan,
atau berbicara. Juga dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran;
3. Belajar dalam suasana gotong-royong mempunyai banyak kesempatan
untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi.
Sedangkan kekurangan metode jigsaw adalah sebagai berikut:
1. Membutuhkan lebih banyak waktu;
2. Membutuhkan pengajar yang kreatif.26
f. Langkah-langkah metode Jigsaw
Adapun langkah-langkah metode jigsaw adalah sebagai berikut:
1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat
bagian;
2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan
mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari
itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa
yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brain storming
ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap
menghadapi bahan pelajaran yang baru;
3. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang;
25
Http;//allforedu.blogspot.com/2014/07/Pengertian Karakteristik Metode jigsaw, html, di akses pada tanggal 8 maret 2016
26
4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama.
Sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian
seterusnya;
5. Kemudian, siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka
masing-masing.
6. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang
dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling
melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya;
7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan
bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa
membaca bagian tersebut;
8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan
seluruh kelas.27
3.Hakekat Pendidikan IPS
1. Pengertian Pendidikan IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial yang disingkat IPS dan pendidikan ilmu
pengetahuan sosial yang seringkali disingkat pendidikan IPS dan PIPS
merupakan dua istilah yang sering diucapkan atau dituliskan dalam
berbagaikarya akademik secara tumpang tindih
(overlaping).Kekeliruan ucapan ataupun tulisan tidak dapat sepenuhnya kesalahan pengucap atau penulis melainkan disebabkan
oleh kurangnya sosialisasi sehingga menimbulkan perbedaan
persepsi.Faktor lain dimungkinkan karena kurangnya forum akademik
yang membahas dan memasyarakatkan istilah atau nomenklatur hasil
kesepakatan komunitas akademik.28
Numan Somantri memberikan penjelasan IPS adalah suatu
synthenicdiscipline yang berusaha untuk mengorganisasikan dan
27
Anita Lie, Cooperative Learning... h.69-70
28
mengembangkan substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan
psikologis untuk tujuan pendidikan.29
Makna synthenic discipline,bahwa IPS bukan sekedar mensistesiskan konsep-konsep yang relevan antara ilmu pendidikan dan
ilmu-ilmu sosial,tetapi juga mengkorelasikan dengan masalah-masalah
kemasyarakatan,kebangsaan,dan kenegaraan.Secara lebih tegas,bahwa
pendidikan IPS memuat tiga sub tujuan,yaitu; sebagai pendidikan
kewarganegaraan,sebagai ilmu yang konsep dan generalisasinya dalam
disiplin ilmu-ilmu sosial;sebagai ilmu yang menyerap bahan
pendidikan dari kehidupan nyata dalam masyarakat kemudian dikaji
secara reflektif.Sebagai upaya untuk merealisasikan tujuan diatas,perlu
dilakukan bangunan kurikulum yang kuat.Berbagai diskursus dan
kebijakan pengembangan kurikulum IPS telah dilakukan pada setiap
era.Upaya yang paling akhir adalah dengan pengembangan mata
pelajaran IPS dalam kurikulum yang terintegrasi untuk pendidikan
dasar dan menengah (SD dan SMP),dimana pada masa sebelumnya IPS
hanya dikenal di pendidikan dasar.Makalah ini akan mengkaji
bagaimana dinamika pengembangan kurikulum IPS pada pendidikan
dasar dan menengah. 30
2. Ruang Lingkup Pendidikan IPS
Ruang lingkup IPS tidak lain adalah perilaku sosial, ekonomi, dan
budaya manusia di masyarakat. Oleh karena itu masyarakat inilah yang
menjadi sumber utama IPS. Aspek kehidupan sosial terkait dengan ruang
tempat tinggalnya apapun yang kita pelajari, apakah itu hubungan sosial,
ekonomi, budaya, dan kejiwaan, sejarah, geografi atau politik, bersumber
dari masyarakat.
3. Karakteristik Pendidikan IPS
Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang
berintegrasi atau terpadu. Karena IPS terdiri dari disiplin ilmu-ilmu
sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai ciri-ciri khusus atau
karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya.
Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan
strategi penyampaiannya.
1. Materi IPS
Mempelajari materi IPS pada hakekatnya adalah menelaah
interaksi antar individu dan masyarakat dengan lingkungannya
(fisik dan sosial-budaya). Materi IPS digali dari segala aspek
kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu
pelajaran IPS merupakan masyarakat sebagai sebagai sumber dan
objeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpinjak pada
kenyataan. (menurut Mulyono Tjokrodikaryo).
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
a. Segala sesuatu atau apa saja dan terjadi disekitar anak sejak dari
keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas
negara dan dunia dan berbagai permasalahannya.
b. Kegiatan manusia misalnya: mata pencarharian, pendidikan,
keagamaan, produksi, konunikasi, tronsportasi.
c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi aspek geografidan
antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat
sampai yang terjauh.
d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia,
sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai
terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian besar.
e. Anak sebagai materi meliputi berbagai segi, dari makanan,
pakaian, permainan, keluarga.31
2 .Strategi penyampaian pengajaran IPS
31
Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebaian besar adalah didasarkan
pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri),
keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara dan dunia. Tipe
kurikulum seperti ini disebut “The Wedding Horizon or
ExpandingEnviroment Curriculum” (Mukminan).
Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak
pertama-tama dikenalkan atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan
lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan
sistematis bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran
tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi
unsur-unsur dunia yang lebih luas.32
4. Tujuan Pendidikan IPS
Tujuan mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
a. Mengajarkan konsep-konsep sosiologi,geografi,ekonomi,sejarah dan
kewarganegaraan,pedagogis, dan psikologis.
b. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan
kreatif,inkuiri,memecahkan masalah,dan keterampilan sosial.
c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial.33
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukanoleh Masriyah ,Penerapan Pembelajran
Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas IV
Pada Pelajaran IPA, menunjukan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata
pelajaran IPA materi energi dan penggunaannya .34
Penelitian yang dilakukan Muhaeni tahun 2014 dengan judul Penerapan
Metode Aktif Learning Tipe Jingsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Kelas V menyimpulkan bahwa penerapan metode aktif learning tipe jigsaw
sangat baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa, karena metode ini dapat
meningkatkan motivasi, emosional belajar dan aktifitas belajar siswa yang
selama ini di tunjukan dengan metode-metode konfensional seperti ceramah
dan tanya jawab. Metode aktif learning juga dapat meningkatkan kreatifitas
dan inovasi pembelajaran bagi seorang guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran.35
Penelitian yang dilakukan Siti Nuraini tahun 2014 dengan judul
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV MI.Jamiatul Gulami Tahun Pelajaran
2013/2014bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan
penerapan model tipe jigsaw.36
Dengan demikian, penelitian yang akan dilaksanakan ini pun
diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa dengan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis tindakan dalam
penelitianini adalah:“Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe
jigsawdapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada materi Permasalahan Sosial.
35
Muhaeni, Penerapan Metode Aktif Learning Tipe Jingsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas V, Tangerang.
36
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian pada penelitian adalah MI.Jamiatul Gulami
Cipondoh Kota Tangerang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada bulan Maretsampai Mei pada semester
Genap tahun ajaran 2015/2016 dan dilaksanakan di MI.Jamiatul Gulami yang
beralamat di jalan Kihajar Dewantoro KM 2 kelurahanGondrong Cipondoh
Tangerang.
B. Metode Penelitiandan Rancangan siklus penelitian
Metode penelitian adalah suatu metode atau cara yang digunakan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam suatu penelitian.
Gambar 3.1
Desain interval tindakan/ rancangan siklus penelitian1
“Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukandengan tujuan memperbaiki mutu praktik
1
Suharsimi Ari Kunto, dkk, Penelitian Tindak Kelas,( Jakarta Bumi Aksara, 2008) h. 16
SIKLUS II
Siklus Berikut
Pelaksanaan Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan Perencanaan Pengamatan
Refleksi Refleksi
pembelajaran di kelas.” Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan dua siklus, model penelitian yang digunakan adalah kemmis dan Mc.
Tanggart tiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang dicapai yakni, satu
siklus terdiri dari 3 tahap yaitu : Perencanaan, Tindakan, Observasi,dan :
Refleksi.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau yang
lebih dikenal denganclassroom action researh.. “penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang di lakukan dengan
tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas”.
Dilihat dari model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini,
tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahapan perencanaan
Sebelum peneliti melakukan tindakan pada proses pembelajaran di kelas, peneliti terlebih dahulu melakukan perencanaan sebagai berikut :
a.Menentukan waktu penelitian
b.Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c.Menyusun lembar observasi.
d.Membuat soal test
e.Menyiapkan alat dokumentasi
f.Menyiapkan bahan ajar atau sumber ajar.
2. Tahapan pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaantindakan merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah ditetapkan. Pada kegiatan ini juga dilakukan observasi baik oleh penilit selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan dipantau oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer
3. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa dengan menggunakan lembar observavsi kegiatan siswa dan observer melakukan pengamatan di sudut kelas sambil mengisi lembar observer, menilai kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
Pada tahap ini peneliti menganalisis data yang telah diperoleh dari pengamatan yang telah dilakukan yaitu hasil dari lembar observasi yang telah diisi kemudian berdiskusi dengan observer untuk melakukan tindakan selanjutnya.Siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai.
C. Subjek Penelitian
Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah peneliti,satu guru
mitra/patner(kelas IVC ) dan siswa siswi kelas IV B MI.Jamia’tul Gulami
Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang semester genap tahun ajaran
2015/2016 yang berjumlah 30 siswa.
D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Peneliti berperan sebagai perancang dan pengelolah penelitian
sekaligus guru kelas yang dibantu oleh satu orang guru kelas lain sebagai
patner.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus, hal ini
dimaksudkan untuk melihat bagaimana hasil belajar siswa pada setiap siklus
setelah diberikan tindakan.
Siklus I
1. Perencanaan
a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan penerapan metode Jigsaw.
b. Menyiapkan instrumen (tes, lembar observasi, catatan lapangan).
c. Membuat soal tes siklus I untuk siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar IPS pada materi permasalahan
sosial dengan menerapkan penerapan metode jigsaw, kemudian dilanjutkan dengan dengan pemberian tes siklus.
b. Kegiatan penutup
Di akhiri pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, diadakan test
secara tertulis untuk mengevaluasi hasil belajar siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan
pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya kemudian
mendokumentasikan.
4. Tahapan Refleksi
Mengevaluasi proses pembelajaran siklus I.
Berdasarkan hasil penelitian siklus I apabila indikator keberhasilan belum
di capai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II, dengan hasil refleksi
siklus I sebagai acuannya. Siklus II dan siklus selanjutnya hingga hasil
penelitian mencapai indikator keberhasilan. Hasil refleksi dijadikan
landasan untuk membuat perencanaan dan pelaksanaan siklus-siklus
berikutnya hingga indikator pencapaian dianggap tuntas.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Pencapaian keberhasilan dari setiap tindakan dilaksanakan dalam
pembelajaran di kelas IV MI.Jami’atul Gulami Cipondoh-Tangerang, dengan
pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, berhasil apabila hasil belajar siswa
dalam pelajaran IPS sudah mengalami peningkatan atau mencapai nilai
belajar yang diharapkan pada akhir siklus yaitu siswa tuntas 100% atau
minimal 70% mencapai nilai KKM.
G. Data Dan Sumber Data
Data dan sumber data pada penelitian ini adalah: data kuantitatif (tes)
dan kulitatif (lembar observasi) , hasil wawancara dengan guru pendamping,
cacatan lapangan, serta dokumentasi (berupa foto kegiatan hasil belajar
mengajar).
Sumber data diperoleh dari siswa/siswi kelas IVB MI.Jami’atul
Gulami yang berjumlah 30 orang.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes tertulis
Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan tes objektif tipe pilahan ganda
dengan empat alternatif jawaban. Materi instrumen tes meliputi satu pokok
Pembuatan instrumean tes digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan pada
ranah kognitif berupa pengetahuan (C1), pemahaman (C2).
Kisi-Kisi Siklus I
Menjelaskan pengertian maslah sosial
Membedakan masalah sosial dan masalah
pribadi
Menyebutkan contoh-contoh masalah sosial
1,5
Menyebutkan sebab-sebab permasalahan di
masyarakat
Menjelaskan cara mengatasi permasalahan di
masyarakat
Menjelaskan peranan pemuka masyarakat
2. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan adalah lembar observasi, yang terdiri dari lembar observasi aktivias siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar aktivitas observasi pembelajaran.
3. wawancara
Wawancara dilakukan sebelum dilakukan tindakan, dimana tujuannya untuk
mengetahui kondisi mengenai deskripsi pelaksanaan pembelajaran dan
masalah-masalah atau kendala saat peembelajaran yang dihadapi di dalam kelas.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode observasi, tes, dan wawancara.
1. Lembar Observasi
Kisi-kisi Lembar Observasi tentang Respon Siswa
No Indikator Aspek yang diamati
1 Mendengarkanpenjelasan
guru tentang materi yang
disampaikan
a. Apakah semua siswa menyimak penjelasan
guru
b. Apakah semua siswa memahami materi
c.Apa siswa menemukan kesulitan pada
pembelajaran yang berlangsung
2 Tumbuh semangat dan
antusias untuk mengikuti
pembelajaran
a. Apakah siswa tampak semangat untuk belajar b. Apakah siswa bersikap acuh terhadap
pembelajaran
c. Sejauhmana antusias siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran
3 Komunikasi dan
kerjasama terjalin baik antar siswa
a. Apakah terjadi komunikasi antara siswa dengan siswa
b. Apakah terjadi komunikasi antara siswa dengan guru
c. Apakah terjalin kejasama diantara siswa 4 Mengikuti kegiatan
dengan model
pembelajaran kooperatif
5 Aktif dalam menjelaskan submateri yang telah dipelajari kepada teman-temannya.
a. Apakah siswa aktif dalam bekerjasama
b. Apakah siswa aktif bertanggung jawab terhadap persiapan persentasi
c. Apakah materi yang siswa persentasikan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari
Adapun kisi-kisi instrumen lembar observasi tentang guru terhadap pelaksanaan
metode pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru
No Indikator Aspek yang diamati
1 Mengkondisikan
situasi pembelajaran
dan kesiapan siswa
mengikuti proses
pembelajaran
a. Guru menyiapkan ruang belajar
b. Guru menyiapkan bahan ajar (RPP dan buku pelajaran)
c. Guru menyiapkan alat peraga mengajar
2 Melaksanakan
apersepsi
a. Guru mengabsen siswa
b. Guru memberikan motivasi
c. Guru menyapa siswa
3 Melaksanakan
kegiatan inti
a. Mengondisikan siswa dalam membentuk kelompok
b. Menampilkan pesan yang menarik
c. Kesesuaian dengan indikator dan bahan ajar
d. Mengisi tes pilihan ganda
4 Penutup a. Menyimpulkan materi pembelajaran
b. Merumuskan kata-kata kunci terkait dengan pokok
bahasan
2.Tes
Tes adalah instrument yang disusun secara khusus karena mengukur sesuatu
yang sifatnya penting dan pasti.2
Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada saat pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.Tes
yang digunakan adalah tes pilihan ganda (PG).Tes pilihan ganda adalah yang
mempunyai satu jawaban yang benar atau palig tepat. Soal pilihan ganda yang
penulis rancang terdiri dari 15 butir soal dengan piliha jawaban (a,b,c dan d) pada
setiap siklus (siklus I dan siklus II).
Agar diperoleh data yang valid, instrument atau alat ukur untuk mengevaluasi
harus valid. Oleh karena itu, sebelum digunakan dalam penelitian, instrument
terlebih dahulu diuji cobakan di kelas atas yang lebih tinggi dari kelas subjek
penelitian. Untuk mengetahui dan mengukurnya maka digunakan uji validitas, uji
relibilitas dan tingkat kesukaran.
a.Pengujian Validitas
Salah satu ciri tes itu baik adalah apabila tes itu dapat mengukur apa yang
hendak diukur atau istilahnya valid.
Untuk mengetahui kesejajaran tersebut peneliti menggunakan teknik korelasi
produk moment yang dikemukakan oleh pearson sebagai berikut:3
Keterangan:
r hitung = koefisien korelasi
∑x = jumlah skor item
∑y = jumlah skor total
n = jumlah responden
2
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2000), h. 223
3
Setelah didapatkan hasil, selanjutnya mengkonsultasikan hasil
tersebut pada tabel kolerasi product moment.Jika rhitung rtabel maka soal
tersebut dinyatakan valid, dan jika rhitung < rtabel maka soal tersebut
dinyatakan tidak valid.
b. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan.Suatu tes
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tepat. Cara yang digunakan untuk mencari
reabilitas dalam penelitian ini adalah dengan rumus KR-20, sebagai
berikut:4
=
[
∑]
Keterangan:
rii = koefisien realibilitas tes
k = jumlah butir
Vt = varian total
Pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
Qi = proporsi jawaban salah untuk nomor i
l
Tabel 3.5
Kriteria Koefisien Reabilitas
Interval Kriteria
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangattinggi
0,70 ≤ r <0,80 Tinggi
0,40 ≤ r <0,70 Sedang
4
0,20 ≤ r <0,40 Rendah
r ≤ 0,20 Sangat rendah (tidakvalid)
c.Taraf Kesukaran
Hasil hitung taraf kesukaran merupakan proporsi atau
perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan
siswa yang mengikuti tes. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 – 1,0.
Indeks kesukaran soal diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:5
P =
Keterangan:
P = proposi (indeks kesukaran)
B = jumlah siswa yang menjawab benar
J = jumlah peserta tes
Setelah didapatkan hasil, maka hasil tersebut diinterpretasikan pada tabel
tingkat kesukaran berikut :
Tabel 3.6
Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Interpretasikan
P < 0,3 Sukar
0,3 < p > 0,7 Sedang
P > 0,7 Mudah
d.Daya Pembeda
Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir
dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai
dengan kelompok siswa yang kurang pandai. Rumus daya pembeda:
5Ibid
DP =
Keterangan:
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
DP = daya pembeda
Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah:
DP = 0,00 : sangat jelek
0,00< DP 0,20 : jelek
0,20< DP 0,40 : cukup
0,40< DP 0,70 : baik
0,70< DP 1,00: sangat baik
3. Wawancara
Wawancara dilaksanakan kepada guru mata pelajaran IPS pada kegiatan pra
penelitian untuk mengetahui permasalahan model pembelajaran yang digunakan
guru dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPS.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang sahih, objektif, dan terpercaya,
dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu:
1. Memberi check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi wawancara dari narasumber
yang relevan dengan PTK, apakah keterangan atau informasi tersebut sifatnya
tetap atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan ketetapannya dan data itu
terperiksa kebenarannya.
2. Memeriksa kembali data-data terkumpul baik mengenai kejanggalan,