• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Power Point pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Power Point pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Kristen Satya Wacana terletak di Jalan Diponegoro no 52-60 Salatiga, Jawa Tengah. SMA Kristen Satya Wacana mempunyai visi yang berbunyi :

1. Peserta didik adalah manusia yang diciptakan menurut gambar Allah, tetapi karena dosa manusia gambar Allah pada manusia tersebut rusak. Namun karena kasih Allah melalui karya penyelamatan Yesus Kristus dalam pengorbananNya di kayu salib dan kebangkitanNya gambar Allah dalam diri manusia yang rusak tersebut diperbaiki.

2. Peserta didik dengan talentanya masing-masing dapat dan perlu ditolong untuk mengembangkan dirinya secara maksimal sebagai manusia seutuhnya.

3. Sekolah Laboratorium merupakan lembaga kesaksian dan pelayanan di bidang kependidikan yang ditujukan kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, Gereja, bangsa dan negara atas dasar kasih kepada manausia yang dilandasi pada karya penyelamatan Yesus Kristus terhadap sesama.

4. Sekolah laboratorium perlu secara terus menerus meningkatkan diri agar dapat menjadi alat kesaksian dan pelayanan yang makin meningkat kualitasnya.

B. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, hasil tindakan hasil refleksi.

1. Deskripsi pra siklus/kondisi awal

a. Minat siswa terhadap mata pelajaran sejarah sudah cukup baik b. Siswa kurang tertarik dengan penjelasan gurudan siswa lebih suka

(2)

2 c. Alat peraga yang digunakan sudah baik tapi masih kurang baik

untuk memanfaatkan alat praga tersebut didalam kelas d. Siswa tidak memiliki respon yang cukup baik

e. Hasil pengamatan dan pengukuran tersebut dapat diuraikan pada hasil pengamatan awal dijadikan sebagai data primer atau data awal yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengetahui peningkatan atau perkembangan kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran sejarah. Dari hasil pengamatan dan hasil ulangan harian dapat dijabarkan dalam beberapa tabel dan deskripsi dan dilengkapi dengan diagram

(3)

3 2. Hasil Siklus 1.

2.1 Perencanaan Tindakan

Perencanan Tindakan pembelajaran siklus 1 dikembangankan berdasarakan hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa kemampuan siswa telah memahami materi yang akan diajarkan. Pada perencaaan tindakan ini, peneliti melakukan berbagai persiapan antara lain: a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan Kompetensi Dasar.

b. Menyusun lembar kerja siswa.

c. Menyusun soal-soal yang berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal

d. Menyiapkan pedoman dan lembar observasi.

e. Menyiapkan buku paket dan menyiapkan materi dari internet f. Menyiapkan media pembelajaran.

g. Membagi siswa dalam kelompok untuk diskusi. 2.2 Pelaksanaan Tindakan siklus I

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 1 dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Februari 2017 jam 11.35-13.30 WIB.Dalam pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan materi pokok organisasi pergerakan nasional : sarana perjuangan melawan kolonialisme di Indonesia.

(4)

4 berbeda dengan setiap kelompok yang lain, dan setelah itu didiskusikan dengan anggota kelompok yang lain. Pelaksanaan pembelajaran dengan metodeExample Non Example. Dilaksanakan dalam 7 tahap, yaitu:

a. Pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan bantuan power point.

b. Siswa mengambil kertas berwarna untuk pembagian kelompoknya.

c. Siswa diskusi dengan kelompoknya. d. Siswa melakukan presentasi.

e. Siswa melakukan tanya jawab

f. Setelah presentasi selesai maka guru menyimpulkan materi pembelajaran.

g. Kesimpulan.

(5)

5

Tabel 2. Perolehan Nilai Hasil Evaluasi Siklus I

NO NAM A Nilai pra

(6)

6 melanjutkan ke siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3.Nilai Klasikal Pra Siklus dan Siklus 1

No Aspek Nilai Peningkatan

Pra Siklus Siklus I

1 Rata-Rata Klasikal 73 79 6

2 Nilai Tertinggi 85 85 0

3 Nilai Terendah 65 65 0

4 Persentase Ketuntasan 85,71% 94,12% 8,41%

Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I dengan materi Organisasi Pergerakan Nasional, Sarana Perjuangan Melawan Kolonialisme di Indonesia ini sudah menerapkan model Example non Example. Hasil belajar siklus I menunjukkan adanya peningkatan dari Pra Siklus, diperoleh hasil untuk nilai terendah 65, rata-rata klasikal 79 terdapat peningkatan 6 dan ketuntasan klasikal dengan peningkatan 8,41%. Tabel 4 di atas akan lebih jelas dengan diagram 2 berikut ini.

Diagram 1.Perbandingan Nilai Klasikal Pra Siklus Dan Siklus 1

Perolehan nilai Pra Siklus yang ditunjukkan pada diagram I, untuk rata-rata klasikal adalah 73 untuk Pra Siklus dan 79 pada siklus I. Nilai terendah pra siklus sebesar dan siklus I adalah 65. Nilai tertinggi Pra Siklus dan siklus I nilai tertinggi adalah 85.

0 100

Nilai Pra Siklus

(7)

7 Pada saat yang sama, observer (kolaborator) melakukan pengamatan dengan mengisi intrumen yang sudah disiapkan meliputi: lembar pengamatan kegiatan siswa (aktivitas siswa) dan lembar pengamatan kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan model Example non Examplehasil observasi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar siklus I dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4 . Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

No Aspek yang Diamati

(8)

8 Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I mendapat rentang nilai cukup dan dapat digambarkan sebagai berikut: sebagian siswa cukup antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar, siswa cukup aktif dalam proses kegiatan pembelajaran, siswa mampu memperhatikan penjelasan guru dalam proses pembelajaran, siswa mampu mengerjakan tugas masing-masing, berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran (walaupun masih ada siswa yang masih malu dalam menunjukan objek yang diminta oleh peneliti untuk dijelaskan melalui modelExample non Example, beberapa siswa yang mengalami kesulitan berinisiatif menanyakan kepada guru atau teman lain, Sedangkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel 5:

Tabel 5.Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I

No

1 Penyampaian tujuan pembelajaran

3 20 60

2 Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran EXAMPLE NON EXAMPLE

4 Mengawasi jalannya konsep

pembelajaran 3 10 30

5 Memberi bantuan kepada siswa yang

mengalami kesulitan 3 10 30

6 Pelaksanaan evaluasi 3

(9)

9 Dari hasil pengamatan kegiatan guru dapat dijelaskan bahwa guru dalam menerapkan model Example non Examplepada mata pelajaran Sejarah dengan rata-rata cukup. Hal ini menjelaskan bahwa guru dalam menjelaskan materi dan memberi motivasi untuk menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Example non Example efektif.

2.1.Refleksi

Peneliti melakukan reflesksi pelaksanaan pembelajaran Sejarah dengan metode Example non Exampledengan berbantuan

power point untuk mengetahui langsung tindakan yang dilakukan serta mengamati proses tindakan berlangsung. Refleksi dilakukan oleh peneliti setiap hari Jumat, sesuai jadwal kelas XI IPS 2.Hasil pengamatan dan catatan peneliti serta guru Sejarah digunakan sebagai masukan bahan refleksi serta sebagai dasar evaluasi selanjutnya.

3. Hasil Siklus II.

1.1.Perencanaan Tindakan Siklus II

Berdasarkan pada uraian refleksi siklus I, maka perencanaan pembelajaran pada siklus II dilakukan pembenahan untuk perbaikan antara lain :

a. Menyusun RPP siklus II sebagai pegangan guru dalam mengajar agar proses pembelajaran berjalan lebih terarah dan efektif. b. Menyusun lembar kerja siswa.

c. Menyuusun soal soal tes. d. Menyiapkan lembar observasi.

e. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok diskusi. f. Pengaturan waktu dirancang lebih efektif.

(10)

10 1.2.Pelaksaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Februari 2017.Dalam pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan materi dengan materi Pendudukan Jepang di Indonesia.

Pelaksanaan tindakan ini, menggunakan metode pembelajaran Example non Example, kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok diskusi dengan setiap kelompok beranggotakan 4 sampai 5 siswa.Jumlah siswa kelas XI IPS 2 ada 21 siswa Setiap anggota kelompok mendapatkan kertas berwarna. Kemudian gambar dan tugas yang berbeda dengan setiap kelompok yang lain, dan setelah itu didiskusikan dengan anggota kelompok yang lain. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode Example non Example. Dilaksanakan dalam 6 tahap, yaitu:

1. Pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan bantuan power point.

2. Siswa mengambil kertas berwarna yang didalamnya ada nomor untuk pembagian kelompoknya.

3. Siswa diskusi dengan kelompoknya. 4. Siswa melakukan presentasi.

5. Siswa melakukan tanya jawab

6. Setelah presentasi selesai maka guru menyimpulkan materi pembelajaran.

7. Kesimpulan.

8. Kegiatan terakhir siswa diberi evaluasi.

(11)

11 dan evaluasi.Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II.Hal ini terbukti bahwa hasil belajar siswa sebagian besar meningkat, tetapi masih terdapat satu siswa yang mengalami penurunan nilai meskipu sudah mencapai KKM (70).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Perolehan Nilai Hasil Evaluasi Siklus II

NO NAM A Nilai

(12)

12 ini terbukti bahwa hasil belajar siswa sebagian besar meningkatdan nilainya di atas KKM (70) dan satu siswa mengalami penurunan nilai dari siklus I ke siklus II meskipun nilainya sudah mencapai KKM, serta dua siswa yang tidak mengikuti evaluasi siklus II dikarenakan beberapa alasan yaitu satu orang sakit dan satu orang ijin mengikuti turnamen futsal.Maka peneliti masih melanjutkan peneliti melanjutkan ke siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini:

Tabel 7. Nilai Klasikal Siklus I dan Siklus II

No Aspek Nilai Peningkatan atas dapat digambarkan dengan diagram 2 berikut ini:

Diagram 2.Perbandingan Nilai Klasikal Siklus I Dan Siklus II

(13)

13 tertinggi 85 meningkat menjadi 95 dan persentase ketuntasan 94,12% menjadi 100%. Hasil obervasi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar siklus II dapat dilihat pada tabel 8 berikut.

Tabel 8.Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

No Aspek yang Diamati

Skor

6 Berani mengemukakan pendapat

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa bahwa siswa semakin aktif dalam pembelajaran, memahami tugasnya masing-masing, mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu, siswa mulai berani bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan, keseluruhan siswa mampu berpartisipasi mengikuti pembelajaran (tanpa rasa canggung), siswa berani (tidak

(14)

14 merasa malu) bertanya dengan kelompok lain, saat kelompok lain memberi kesempatan untuk bertanya dengan baik sekali mencapai 3 dan 1 untuk kriteria baik.

Tabel 9.Rata-rata Nilai Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II

No Nilai S iklus I S iklus II

1 Baik sekali - 93,3

2 Baik - -

3 Cukup 73,3 -

4 Kurang - -

5 Kurang sekali - -

Tabel 9 diatas dapat digambarkan dengan diagram 4 sebagai berikut ini untuk lebih jelas.

Diagram 3.Rata-rata Nilai Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II

Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran model pembelajaran Example non Example, menunjukkan peningkatan dari 73,3 untuk kriteria cukup pada siklus I dan 93,3 pada siklus II untuk kriteria baik sekali. Hasil observasi aktivitas guru dalam proses belajar mengajar selama siklus II dapat dilihat pada tabel 11 berikut.

0 20 40 60 80 100

baik sekali

baik cukup kurang kurang

sekali

siklus 1

(15)

15

Tabel 10.Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II

No Kegiatan S kor Bobot Nilai

S kor x Bobot Baik S ekali Baik Cukup

1 Penyampaian tujuan pembelajaran

3 - - 20 60

2 M enjelaskan langkah-langkah pembelajaran Numbered Head

Together 3 - - 20 60

3 Penggunaan model

pembelajaranNumbered Head Together

3 - - 20 60

4 M engawasi jalannya konsep

pembelajaran 3 - - 10 30

5 M emberi bantuan kepada siswa

yang mengalami kesulitan 3 - - 10 60

6 Pelaksanaan evaluasi 3 - - 20 40

Rata-rata 100 300

Keterangan:

Baik sekali : Skor 3 Baik : Skor 2 Cukup : Skor 1

Rentang Nilai:

90-100 : Baik sekali 80-89 : Baik 70-80 : Cukup

(16)

16 Dari hasil pengamatan kegiatan guru dapat dijelaskan bahwa guru dalam menerapkan model pembelajaranExample non Examplepada mata pelajaran Sejarah dengan rata-rata baik sekali. Hal ini menjelaskan bahwa guru dalam menjelaskan materi dan memberi motivasi untuk menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Example non Examplesangat efektif.

1.3.Refleksi

Peneliti melakukan reflesksi pelaksanaan pembelajaran Sejarah dengan model Example non Example dengan berbantuan power point untuk mengetahui langsung tindakan yang dilakukan serta mengamati proses tindakan berlangsung. Refleksi dilakukan oleh peneliti setiap hari Jumat, sesuai jadwal kelas XI IPS 2.Hasil pengamatan dan catatan peneliti serta guru Sejarah digunakan sebagai masukan bahan refleksi serta sebagai dasar evsluasi selanjutnya.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Rata-rata Klasikal dan Ketuntasan Belajar Siswa

Berdasarkan hasil penelitian penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran Examples Non Examples mampu meningkatkan hasil belajar ssiwa pada mata pelajaran Sejarah pada siswa kelas XI IPS 2.Rata-rata hasil belajar siswa pada pada pra siklus adalah 73 meningkat pada siklus I mencapai 79, pada siklus II menjadi 86. Persentase ketuntasan belajar pada pra siklus 85,71 % naik menjadi 94,12 % pada siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 100%. Hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Examples Non Examples telah menngalami peningkatan. Nilai rata-rata klasikal dari setiap siklus dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini dan digambarkan dalam diagram 5.

Tabel 11.Nilai Klasikal Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Aspek Nilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Rata-rata Klasikal 73 79 86

2 Nilai Terendah 65 65 75

3 Nilai Tertinggi 85 85 95

(17)

17 Pada diagram 5 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata klasikal pada pra siklus 73 menjadi 79 pada siklus I. Pada siklus II rata-rata klasikal meningkat menjadi 86 yang berarti terdapat kenaikan. Nilai terendah pra siklus 65pada siklus I nilai terendah masih tetap 65 dan menjadi 75 di siklus II.Untuk nilai tertinggi pada pra siklus 85 pada siklus I nilai tertinggi masih tetap 85 menjadi 95 di siklus II.

2. Ketuntasan belajar siswa

Tabel 12. Ketuntasan hasil belajar

Pra siklus Siklus I Siklus II

Berdasarkan tabel diatas, ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan, kondisi awal atau pra siklus yang tuntas 85,71% pada siklus I menjadi 94,12% dan siklus

II meningkat menjadi 100%, dapat digambarkan pada diagram 5 berikut. Diagram 5 Peningkatan Nilai Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

0

Pra siklus Siklus 1 Siklus II

(18)

18 Dilihat dari hasil belajarnya, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, baik nilai rata-rata kelas maupun persentase ketuntasan belajar siswa, pada siklus II nilai rata-ratanya 86 dan prosentase ketuntasan mancapai 100% hal ini bebrarti sudah melampaui indikator keberhasilan hasil belajar, yang artinya model pembelajaran

Gambar

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Kelas XI IPS 2
Tabel 2. Perolehan Nilai Hasil Evaluasi Siklus I
Tabel 3.Nilai Klasikal Pra Siklus dan Siklus 1
tabel 4 berikut ini.
+7

Referensi

Dokumen terkait

174.999.200,- ( Seratus tujuh puluh empat juta sembilan ratus. sembilan puluh sembilan ribu dua

Pelayanan publik sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan good gavernance, maka perlu adanya sistem yang terpadu, sehingga sistem tersebut dapat memberikan

Harga Penawaran Terkoreksi: Rp 20.535.000,- (Dua puluh juta lima ratus tiga puluh lima ribu rupiah).. • Harga

bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain, pembiayaan

Degree Of Risk , yaitu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang

[r]

[r]

[r]