• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Industri Di Kabupaten Labuhan Batu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Industri Di Kabupaten Labuhan Batu"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

(PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI KABUPATEN

LABUHAN BATU

TUGAS AKHIR

EKA KURNIATI HASIBUAN

072407078

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI KABUPATEN

LABUHAN BATU

TUGAS AKHIR

EKA KURNIATI HASIBUAN 072407078

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI KABUPATEN LABUHAN BATU

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : EKA KURNIATI HASIBUAN

Nomor Induk Mahasiswa : 072407078

Program Studi : DIPLOMA-3 STATISTIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan Medan, Juni 2010

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc Dr. Sutarman, M.Sc

(4)

PERNYATAAN

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI KABUPATEN

LABUHAN BATU

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2010

(5)

PENGHARGAAN

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh alam semesta beserta seluruh isinya dan berkat kekuatan iman dari-Nya, maka Tugas Akhir dengan judul “PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI KABUPATEN LABUHAN BATU” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kemudian seiring Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang membawa umatnya ke jalan yang benar dan kesejahteraan hidup.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan kelemahan dengan demikian penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi peningkatan mutu penulisan Tugas Akhir di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis menghanturkan terima kasih atas petunjuk dan bimbingan yang berharga yang telah diberikan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Maka dengan ini penulis mengucapakan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ayahanda Ikhwan Effendi Hasibuan dan Ibunda tercinta Kulliah Tanjung, yang membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan cinta dari kecil hingga saat ini memberi motivasi dan restu serta materi yang tak ternilai dengan apapun.

2. Bapak Dr.Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Dekan FMIPA USU 3. Bapak Dr.Saib Suwilo, M.Sc, selaku ketua Departemen Matematika

4. Bapak Dr.Sutarman, M.Sc, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dan pengalaman kepada penulis.

5. Bapak Drs.Suwarno Ariswoyo, M.Si, selaku ketua jurusan Statistika

6. Kakakku tersayang Erna Wahyuni Hasibuan, adikku Ilham Kurnia Hasibuan beserta abangku Agung Sentousa yang selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

7. Teristimewa buat Abangku Henrianto Sitanggang yang selalu membantu dan memberikan bimbingan serta dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

8. Untuk sahabat-sahabatku Desy Ryska, Sumi Sri ardina, Devi Rusdiana, Mbak Iin Sundari, Jenni Fridayanti, noviana, yunita, Ayu Harlina, Khusni Arafat, Lila Herawati terima kasih telah membantu dan memahamiku selama ini.

9. Untuk My Best Friend di coz 27 A Gg Sodara Lisa Cantik Simorangkir yang selalu menemaniku begadang menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(6)

Atas segala bantuan dan budi baik semua pihak penulis ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya rabbal’alamin.

Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan.

Medan, Mei 2010 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Daftar Tabel viii

BAB 1 PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang 1

I.2. Perumusan Masalah 2

I.3. Tinjauan Pustaka 3

I.4. Tujuan Penelitian 4

I.5. Manfaat Penelitian 5

I.6. Metode Penelitian 5

I.7. Sistematika Penulisan 7

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Peramalan 9

2.1.1 Jenis-Jenis Peramalan 10

2.2. Definisi Metode Peramalan 11

2.2.1 Pengertian Metode Peramalan 11

2.2.2 Jenis-Jenis Peramalan 12

2.2.3 Uraian Metode Peramalan 13

2.3. Metode Peramalan Yang Digunakan 14

2.4. Produk Domestik Regional Bruto 20

2.5. Pengolahan dan Perhitungan Pendapatan PDRB 24 2.5.1 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku 24 2.5.2 Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan 25

2.6. Uraian Sektoral 28

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK

3.1. Sejarah Singkat BPS 32

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda 32

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 33

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia 33

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang 34

3.2. Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 35

3.3. Tugas dan Wewenang Masing-masing 37

Bagian di Badan Pusat Statistik

3.3.1 Bagian Tata Usaha 38

3.3.2 Bidang Statistik Produksi 39

3.3.3 Bidang Statistik Distribusi 40

3.3.4 Bidang Statistik Sosial 41

3.3.5 Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik 42 3.4 Ruang Lingkup Kegiatan Kantor BPS Propinsi Sumatera Utara 43

3.5. Visi dan Misi 44

(8)

3.7. Landasan Hukum 45

3.8. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan 46

BAB 4 ANALISA DATA

4.1. Analisa Data 48

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1. Pengertian Implementasi Sistem 68

5.2. Pengenalan Excel 68

5.2.1 Pengaktifan Excel 68

5.3. Tampilan Microsoft Excel 69

5.4. Jenis Data Dalam Microsoft Excel 70

5.5. Operasi File 70

5.5.1 Menyimpan Work Sheet 70

5.5.2 Membuka Work Sheet 70

5.5.3 Menyimpan Work Sheet Ke Nama Lain 70

5.5.4 Keluar Dari Microsoft Excel 71

5.5.5 Membuka Lembar Kerja Baru 71

5.6. Formula dan Fungsi Statistik 71

5.6.1 Fungsi Statistik 71

5.7. Grafik Dalam Microsoft Excel 72

5.7.1 Membuat Grafik 72

5.7.2 Menata Grafik 73

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan 74

6.2. Saran 75

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 : Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan dan Harga

Berlaku Kabupaten Labuhan Batu.

Tabel 4.2 : Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas Dasar

Harga Konstan Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak

Linier 3 Periode.

Tabel 4.3 : Nilai Kesalahan

Tabel 4.4 : Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas Dasar

Harga Berlaku Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak

Linier 3 Periode

(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi regional pada hakekatnya adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan

yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi dari sektor primer ke sektor

sekunder dan tersier. Pembangunan ekonomi merupakan kebijaksanaan yang bertujuan untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian

pendapatan masyarakat dan meningkatkan hubungan regional antar daerah. Perencanaan

pembangunan ekonomi di suatu daerah memerlukan bermacam-macam data statistik sebagai

dasar penentuan strategi dan kebijaksanaan agar sarana pembangunan dapat tercapai secara

tepat.

Pertumbuhan ekonomi regional yang di tunjukkan oleh Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) dapat dilihat secara sektoral maupun dari sisi lain, yaitu dengan

memperhatikan masing-masing pertumbuhan komponen penggunaannya. Berbagai hasil

pembangunan yang berkesinambungan ini telah dicapai dan dapat dinikmati oleh seluruh

lapisan masyarakat di Indonesia.

Dalam melakukan analisis ekonomi haruslah diperkirakan apa yang akan terjadi

dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha pada masa yang akan datang. Kegiatan untuk

memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, kita kenal dengan

peramalan (forecasting).

Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu disajikan

statistik regional secara berkala, khususnya dibidang ekonomi yang telah dilaksanakan oleh

berbagai pihak baik pemerintahan pusat/daerah maupun swasta. Maka salah satu indikator

yang mampu mengukurnya adalah dengan perhitungan tingkat kenaikan Produk Domestik

(11)

Angka-angka pendapatan regional dapat dipakai sebagai bahan-bahan informasi yang

mampu menjadikan acuan perencanaan pembangunan, khusus dibidang ekonomi yang telah

di laksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat/daerah maupun swasta.

Salah satu manfaat dari PDRB adalah untuk mengetahui tingkat produk netto atau

nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh faktor industri, besar laju pertumbuhan ekonomi

dan pola struktur perekonomian pada satu tahun atau periode pada suatu Negara atau daerah

tertentu.

Oleh karena itu dalam Tugas Akhir ini penulis mencoba untuk meramalkan basarnya

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Labuhan Batu sebagai gambaran

pertumbuhan ekonomi pada masyarakat Kabupaten Labuhan Batu dalam sektor industri.

1.2Perumusan Masalah

Masalah perekonomian di Kabupaten Labuhan Batu yang semakin berkembang memerlukan

adanya suatu penelitian yang dapat memaparkan sejauh mana perkembangan perekonomian

setiap sektor di kabupaten lain.

Dalam hal ini penulis ingin meramalkan masalah perekonomian tersebut dengan

menggunakan Metode Rata-rata Bergerak ganda ( Moving Average ).

Peramalan ini digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sesuai dengan

skala prioritas dan memberikan informasi yang aktual bagi para pemakai data. Namun

demikian pada Tugas Akhir nanti penulis hanya membatasi masalah tentang gambaran

besarnya PDRB di Kabupaten Labuhan Batu baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar

harga konstan. Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Labuhan Batu begitu kompleks, sehingga

memerlukan dana dan waktu untuk semua sektor yang cukup besar jika ditinjau dari semua

(12)

1.3Tinjauan Pustaka

Pada data pendapatan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilihat bahwa data yang

diamati merupakan suatu deret yang secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan random

yang menghasilkan trend linier meningkat. Dengan menggunakan MA (3) sebagai ramalan

untuk periode mendatang.

Prosedur peramalan rata-rata bergerak linier meliputi 3 aspek, yaitu :

1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t ( ditulis S )

2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan ganda

pada waktu t

3. Penyesuaian untuk kecendrungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke periode t+m

jika ingin meramalkan m periode ke depan ).

Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan melalui

persamaan berikut ini :

S't=

Xt= Nilai data terakhir yang diketahui dan digunakan sebagai ramalan untuk

(13)

S't= Rata-rata bergerak tunggal.

S"t= Rata-rata bergerak ganda.

at= Nilai rata-rata yang di sesuaikan untuk periode t.

bt= Menentukan taksiran kecendrungan dari periode waktu yang satu ke periode waktu

yang lainnya.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meramal tingkat pertumbuhan produk domestik regional

bruto sektor industri sebagai gambaran agar pemerintah dapat mengetahui rencana

pembangunan yang akan dilaksanakan di Kabupaten Labuhan Batu.

1.5Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah :

a. Bahwa data produk domestik regional bruto mempunyai peran yang sangat penting

baik pemerintahan maupun swasta.

b. Dapat memberikan informasi bagi pemakai data, pembaca serta bagi kepentingan

pemerintah daerah guna melihat sejauh mana besarnya pertumbuhan PDRB sektor

industri di Kabupaten Labuhan Batu.

c. Sedangkan bagi penulis, penelitian ini merupakan wujud dari pada penerapan ilmu

yang telah didapat selama ini dalam perkuliahan, khususnya dalam bidang statistika

(14)

1.6Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau urutan kegiatan

yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu terwujud.

Beberapa langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu :

1. Metode penelitian kepustakaan (studi literatur)

Dalam hal ini mengumpulkan data serta keterangan-keterangan dapat dilakukan

dengan membaca serta mempelajari buku-buku ataupun literatur pelajaran yang

didapat diperkuliahan ataupun umum, serta sumber informasi lainnya yang

berhubungan dengan objek yang diteliti.

2. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu :

• Data primer • Data sekunder

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat

untuk pertama kalinya. Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulan oleh peneliti. Misalnya dari Badan Pusat Statistik (BPS), majalah, internet,

keterangan-keterangan lainnya.

Data yang digunakan dalam penulisan ini merupakan data sekunder dari Badan Pusat

(BPS) Provinsi Sumatera Utara. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun

dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang

(15)

3. Metode analisa

Adapun pengolahan data dalam meramalkan produk domestik regional bruto pada sektor

industri di Kabupaten Labuhan Batu adalah dengan menggunakan perumusan Metode

rata-rata bergerak ganda ataupun disebut dengan Moving Averages.

Metode pemulusan banyak digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi

keteracakan (randomness) dari data deret waktu (time series). Metode yang biasa digunakan

untuk keperluan pemulusan data adalah metode rata-rata bergerak (moving average) dari

pengukaran respon dalam periode waktu tertentu atau metode pemulusan eksponensial.

Metode rata-rata bergerak (moving average) banyak digunakan untuk menentukan

trend dari suatu data deret waktu. Dengan menggunakan metode rata-rata bergerak ini, deret

berkala dari data asli diubah menjadi deret rata-rata bergerak yang lebih mulus dan tidak

terlalu tergantung pada osilasi.

1.7Sistematika Penulisan

Garis-garis besar dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tinjauan

Pustaka, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan

Sistematika Penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelasakan tentang segala sesuatu yang mencakup penyelesaian

(16)

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT BPS

Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat berdirinya Badan Pusat Statistik

BAB 4 : ANALISA PEMBAHASAN

Bab ini menerangkan tentang penganalisaan data yang telah diamati dan

dikumpulkan.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang program ataupun softwareyang digunakan

sebagai analisis terhadap datayang diperoleh.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran yang

mungkin berguna bagi pemerintah Kabupaten Labuhan Batu dimasa yang

(17)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Peramalan

Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang akan diperkirakan akan terjadi pada

masa yang akan datang.

Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan (kesenjangan) waktu (timelag)

antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan waktu peristiwa itu

sendiri. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang maka peramalan akan menjadi penting

dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan suatu peristiwa yang akan timbul sehingga

dapat dipersiapkan hal-hal ataupun tindakan-tindakan yang diperlukan guna mengantisipasi

keadaan tersebut.

Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan, pengambilan

keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan

yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan.

Keberhasilan dari suatu peramalan sangat ditentukan oleh :

a. Pengetahuan teknik tentang pengumpulan informasi (data) masa lalu, data

ataupun informasi tersebut bersifat kuantitati.

b. Teknik dan metode yang tepat dan sesuai dengan pola data yang telah

(18)

Data yang dibutuhkan untuk peramalan ini adalah data tahunan, dan bila semakin

banyak data yang dimiliki maka semakin banyak pula peramalan yang bisa diperoleh. Metode

ini selalu dipergunakan untuk peramalan bagi penyusunan rencana pembangunan Negara dan

daerah, perencanaan produk baru, perencanaan ekspansi dan lain-lain.

Gambaran perkembangan pada masa lalu yang akan datang diperoleh dari hasil

analisa data yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan. Perkembangan pada masa

depan merupakan perkiraan apa yang akan terjadi, sehingga dapat dikatakan bahwa

peramalan selalu diperlukan didalam penelitian. Ketepatan peramalan merupakan hal yang

penting, walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan adalah tetap ramalan,

dimana pasti selalu ada kesalahan.

2.1.1 Jenis-jenis Peramalan

Berdasarkan sifatnya, peramalan dibedakan atas dua macam yaitu :

a. Peramalan Kualitatif

Peramalan Kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas dua kualitatif pada

masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang

menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan

berdasarkan pemikiran yang intuisi, pendapat dan pengetahuan serta

pengalaman penyusunannya.

b. Peramalan Kuantitatif

Peramalan Kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif

masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode yang

dipergunakan dalam peramalan tersebut. Baik tidaknya metode yang

(19)

ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara

hasil ramalan dengan kenyataan yang akan terjadi maka semakin baik pula

metode yang digunakan.

2.2 Definisi Metode Peramalan 2.2.1 Pengertian Metode Peramalan

Metode Peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau mengestimasi secara kuantitatif

maupun kualitatif apa yang akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan

pada masa lalu. Metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang obyektif.

Sedangkan kegunaan metode peramalan adalah untuk memperkirakan secara

sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa lalu, dengan demikian

peramalan diharapkan dapat memberikan objektivitas yang lebih besar.

Metode peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas

pendekatan suatu masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekatan yang sama

atas permasalahan, maka akan didapat dasar pemikiran dan pemecahan yang sama, karena

argumentasinya sama.

Selain itu metode peramalan juga memberikan cara pengerjaan yang teratur dan

terarah, sehingga dengan demikian dapat dimungkinkannya penggunaan teknik-teknik

(20)

2.2.2 Jenis-jenis Peramalan

Peramalan Kualitatif dibedakan atas :

a. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan

antar variabel yang diperkirakan dengan variabel waktu yang merupakan deret

berkala (time series). Metode peramalan termasuk dalam jenis ini adalah :

1. Metode Pemulusan (Smoothing)

2. Metode Box Jenkins

3. Metode Proyeksi Trend dengan Regresi

b. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan

antar variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang

mempengaruhinya, yang bukan waktunya, yang disebut dengan Metode

Korelasi atau sebab akibat (Metode Kausal).

Metode peramalan yang termasuk dalam jenis ini adalah :

1.Metode Regresi dan Korelasi

2. Metode Ekonometrik

3. Metode Input Output

2.2.3 Uraian Metode Peramalan

Metode Pemulusan (smoothing) adalah metode peramalan dengan mengadakan penghalusan

atau pemulusan terhadap data lalu yaitu dengan mengambil rata-rata dari nilai beberapa tahun

untuk menaksir nilai pada tahun yang akan datang. Secara umum metode pemulusan

(smoothing) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Metode Perataan (Avarage)

a. Nilai Tengah (Mean)

(21)

c. Rata-rata Bergerak Ganda (Double Moving Avarage)

d. Kombinasi Rata-rata Bergerak Lainnya.

2. Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial

a. Pemulusan Eksponensial Tunggal

b. Pemulusan Eksponensial Tunggal : Pendekatan Adaptif

c. Pemulusan Eksponensial Ganda : Metode Linier Satu-Parameter dari

Brown

d. Pemulusan Eksponensial Ganda : Metode Dua-Parameter dari Holt

e. Pemulusan Eksponensial Triple : Metode Kuadratik Satu-Parameter

dari Brown

f. Pemulusan Eksponensial Triple : Metode Tiga-Parameter untuk

Kecenderungan dan Musiman dari Winter

g. Pemulusan Eksponensial : Klasifikasi Pegels

3. Metode Pemulusan

a. Metode Kontrol Adaptif dari Chow

b. Metode Adaptif Satu-Parameter dari Brown

c. Pemulusan Tiga-Parameter Box Jenkins

d. Metode Pemulusan Harmonis dari Harrison

e. Sistem Pemantauan dari Trigg(Tracking Signal)

2.3 Metode Peramalan Yang Digunakan

Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik dan tepat maka haruslah diketahui dan digunakan

metode peramalan yang tepat. Untuk meramalkan pendapatan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) sektor Industri, penulis menggunakan Metode Smoothing Rata-rata Bergerak

(22)

Salah satu cara untuk mengubah pengaruh data masa lalu terhadap nilai tengah

sebagai ramalan adalah dengan menentukan sejak awal berapa nilai observasi masa lalu yang

akan dimasukkan untuk menghitung nilai tengah. Untuk menggambarkan prosedur ini

digunakan istilah rata-rata bergerak (moving average), karena setiap muncul nilai observasi

baru, nilai rata-rata baru dapat nilai terbaru. Rata-rata bergerak ini kemudian akan menjadi

ramalan untuk priode mendatang.

Yang dilakukan disini pada masing-masing langkah sebenarnya hanyalah

menghitung kembali rata-rata dengan menambahkan nilai berikutnya dan menggugurkan

pengamatan yang terjadi pada M periode sebelumnya. Maka rumus rata-rata bergerak dapat

dituliskan dalam bentuk berikut ini:

Waktu Rata-rata bergerak Ramalan

T ��= �1+�2+⋯+��

Karena seorang peramal harus memilih jumlah periode (T) dalam rata-rata

bergerak, maka ada baiknya beberapa aspek dari pemilihan ini dikemukakan.

1. MA(1) : yaitu rata-rata bergerak dengan orde 1

2. Xt : Nilai data terakhir yang diketahui yang digunakan sebagai

(23)

Pada data pendapatan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilihat bahwa data yang

diamati merupakan suatu deret yang secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan random

yang menghasilkan trend linier meningkat. Dengan menggunakan MA (3) sebagai ramalan

untuk periode mendatang.

Prosedur Peramalan Rata-rata Bergerak Linier meliputi 3 aspek, yaitu :

1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis St)

2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan

ganda pada waktu t

3. Penyesuaian untuk kecendrungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke periode

t+m jika ingin meramalkan m periode masa akan datang).

Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan

melalui persamaan berikut ini :

= ��+��−1+��−2+⋯+��−�+1 (2.1)

′′ = ��+��−�+��−�+⋯+��−�+� (2.2)

�� = ��+ (��− �"�) =���− �"� (2.3)

�� =�−�� (��− �"�) (2.4)

��+� =�� +��� (2.5)

Dalam metode rata-rata bergerak linier (LMA) ramalan untuk periode t+1

(24)

��+� =�� +��

= 2− �"+ �

�−�(��− ��)

= ���

�−�� ��− � �+�

�−�� �"�

Untuk menghitung nilai kesalahan (error) ramalan tersebut, dapat digunakan rumus dibawah

ini :

e= �+1 − �+1 (2.6)

e= (�+1− �+1)2 (2.7)

Bilamana deret data menunjukkan trend, maka MA tunggal akan menghasilkan sesuatu yang

menyerupai kesalahan sistematis, dan kesalahan sistematis ini dapat dikurangi dengan

menggunakan perbedaan antara nilai rata-rata bergerak tunggal dan nilai rata-rata bergerak

ganda.

Persamaan (2.1) mempunyai keterangan bahwa saat periode waktu t mempunyai nilai

masa lalu sebanyak N. nilai MA (N) tunggal dituliskan dengan S’t. persamaan (2.2)

menganggap bahwa semua rata-rata bergerak tunggal (S’) telah dihitung. Dengan persamaan

(2.2) kita akan menghitung rata-rata bergerak N periode dari nilai-nilai S’ tersebut. Rata-rata

bergerak ganda dituliskan sebagai S”. persamaan (2.3) mengacu terhadap penyesuaian MA

tunggal S’t dengan perbedaan (S’t-S”t) dan persamaan (2.4) menentukan taksiran

kecendrungan dari periode waktu yang satu ke periode berikutnya. Akhir persamaan (2.5)

menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan untuk m periode kemuka dari t. Ramalan

untuk m periode kemuka adalah � dimana merupakan nilai rata-rata yang disesuaikan untuk

(25)

Bila semua hasil perhitungan telah didapat, maka semua data yang telah didapat

dimasukkan ke dalam contoh tabel berikut ini

Tabel 2.1

Rata-Rata Bergerak Ganda 3 Tahunan Sebagai Peramalan Tingkat Pendapatan PDRB Periode

Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu metode terbaik untuk suatu peramalan.

Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu tepat untuk meramalkan

data yang lain. Dalam peramalan time series, metode peramalan terbaik adalah metode yang

memenuhi kriteria ketepatan ramalan. Kriteria ini berupa Mean Squared Error (MSE), Mean

(26)

Untuk nilai tangah kesalahan kuadrat (Mean Square Error) ditulis dengan :

Untuk nilai tengah kesalahan persentase absolute (Mean Absolute Percentage Error) ditulis

dengan :

Dimana PE merupakan kesalahan persentasenya (Percentage Error) :

PE =���−��

�� � � 100

Untuk nilai tengah deviasi absolut (Mean Absolute Deviation) ditulis dengan :

MAD =

(27)

Tabel 2.2

2.4 Produk Domestik Regional Bruto

Untuk menghitug ataupun mengelola pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

pada suatu kabupaten terlebih dahulu perlu dimengerti beberapa konsep dan definisi dari

unsur-unsur pokok sebagai berikut :

a) Output

Yang dimaksud dengan output adalah nilai barang atau jasa yang dihasilkan

dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada tiga macam,

(28)

1. Output Utama (output yang menjadi tujuan utama produksi)

2. Output sampingan, dan bukan menjadi tujuan utama produksi

3. Output ikutan yaitu output yang terjadi bersama-sama atau tidak dapat

dihindarkan dengan output utamanya.

b) Biaya Antara

Biaya antara adalah barang-barang tidak tahan lama dan jasa-jasa yang

digunakan atau habis dalam proses produksi. Barang-barang yang tahan lama

yang pada umumnya lebih dari satu tahun, dan tidak habis dalam proses produksi

tidak termasuk sebagai biaya dan disebut sebagai barang modal.

c) Nilai Tambah

1. Nilai Tambah Bruto

Merupakan selisih antara output dan biaya antara. Dengan kata lain

merupakan produk dari proses produksi.

2. Nilai Tambah Netto

Nilai Tambah Netto adalah apabila suatu penyusutan dikeluarkan dari nilai

tambah bruto, maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto.

Yang dimaksud dengan Produk Domestik Regional Bruto adalah seluruh produk

barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah ditambah dengan pendapatan produk dari

luar daerah.

Dan adapun pengertian nilai tambah bruto adalah merupakan selisih antara output

dan biaya antara, dengan kata lain nilai tambah bruto merupakan produk dari hasil proses

produk.

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto sektoral yaitu adalah keselurahan

(29)

Sektor-sektor (lapangan usaha) tersebut terdiri dari :

1. SEKTOR PERTANIAN

a. Subsektor Tanaman Bahan Makanan

b. Subsektor Tanaman Perkebunan

c. Subsektor Peternakan Dan hasil-hasilnya

d. Subsektor Kehutanan dan Perkebunan

e. Subsektor Perikanan

2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Subsektor Minyak dan Gas Alam

b. Subsektor Pertambangan Tanpa Gas

c. Subsektor Penggalian

3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN a. Subsektor Industri Besar dan Sedang

b. Subsektor Industri Pengilangan Minyak

c. Subsektor Industri Kecil Dan Rumah Tangg

4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Subsektor Listrik

b. Subsektor Gas Kota

c. Subsektor Air Bersih

5. SEKTOR BANGUNAN

6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran

b. Subsektor Hotel

(30)

7. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Subsektor Pengangkutan

1. Angkutan Rel

2. Angkutan Jalan Raya

3. Angkutan Laut, Sungai, dan Danau

4. Angkutan Udara

5. Jasa Penunjang Angkutan

b. Subsektor Komunikasi

8. SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN a. Subsektor Bank

b. Subsektor Lenbaga Keuangan Bukan Bank

c. Subsektor Jasa Penunjang Keuagan

d. Subsektor Sewa Bangunan

e. Subsektor Jasa Perusahaan

9. SEKTOR JASA-JASA a. Subsektor Pemerintah

b. Subsektor Swasta

1. Sosial Kemasyarakatan

2. Hiburan dan Rekreasi

3. Perorangan dan Rumah Tangga

Namun penulis hanya membatasi peramalan Produk Domestik Regional Bruto

(31)

2.5 Pengolahan dan perhitungan pendapatan PDRB 2.5.1 Perhitungan atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan jasa

akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam satu periode tertentu, dan biasanya satu

tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkut an.

NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari selisih Output dengan biaya antara

yang dinilai masing-masing atas dasar harga berlaku adalah menggambarkan perubahan

volume kuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga masing-masing

kegiatan, subsektor dan sektor, maka penilaian NTB/ Output dilakukan sebagai berikut :

1. Untuk sektor-sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari

alam seperti pertanian, pertambangan dan penggalian, pertama lain dicari kuantum

produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan. Setelah itu ditentukan

kualitas dari jenis barang yang dihasilkan.

2. Untuk sektor-sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri, listrik, gas, dan air

bersih serta sektor bangunan, perhitungannya sama dengan sektor primer. Data yang

diperlukan adalah data kuantum produksi yang dihasilkan, serta harga produsen

masing-masing kegiatan subsektor dan sektor yang bersangkutan.

3. Untuk sektor-sektor umum produksinya berupa jasa seperti sektor perdagangan,

restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank dan

lembaga keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa, untuk perhitungan kuantum

produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan

(32)

2.5.2Perhitungan atas dasar Harga Konstan

Perhitungan atas dasar harga konstan ini pengertiannya sama dengan harga berlaku tetapi

penilaiannya dilakukan dengan satu tahun dasar tertentu.

NTB atas dasar harga konstan ini hanya menggambarkan perubahan

volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara

menilai dengan harga satu tahun dasar tertentu.

Perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat perubahan ekonomi

secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu

kabupaten dari tahun ke tahun.

Pada dasarnya dikenal empat cara perhitungan nilai tambah atas dasar harga

konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Revaluasi

Revaluasi adalah penilaian kembali dengan cara menilai produksi dan biaya antara

(Intermediate Cost) masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar, dan

hasilnya merupakan Output dan biaya antara (Intermediate Cost). Dalam praktek,

sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena

mencakup komponen inputyang terlalu banyak disamping data harga yang tersedia

tidak memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar

harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas masing-masing

(33)

2. Ekstrapolasi

Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara

mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi

sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang

dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja,

jumlah perusahaan dan lainnya yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang

dihitung. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap perhitungan output atas dasar

harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio terhadap output akan

diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.

3. Deflasi

Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah

atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga

yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga perdagangan

besar dan sebagainya.

Indeks harga diatas dapat pula dipakai secara inflator, dalam keadaan dimana nilai

tambah atas dasar harga yang berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai

tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tertentu.

4. Deflasi Berganda

Dalam deflasi berganda ini yang di deflasi adalah output dan biaya antara

(Intermediate Cost), sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan

biaya antara (Intermediate Cost), yang telah dideflasi tersebut. Indeks harga yang

(34)

biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar

sesuai dengan komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah

indeks harga input terbesar.

Kenyataan sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara (Intermediate Cost),

disamping karena komponennya terlalu banyak, karena indeks harganya belum

tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam perhitungan harga konstan, deflasi

berganda ini belum banyak digunakan

Perhitungan komponen penggunaan produk domestik atas dasar harga konstan yand

dilakukan dengan menggunakan cara-cara diatas, tetapi mengingat data yang kurang

mendukung maka cara deflasi dan ekstrapolasi lebih banyak digunaka

2.6 Uraian Sektoral

Produk Domestik Regional Bruto menurut sektor (lapangan usaha) terdiri dari sembilan

sektor :

1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari alam dan

merupakan barang-barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan

untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain. Sektor pertanian ini

terdiri dari sub-sub sektor yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan,

(35)

2. Sektor Pertambangan Dan Penggalian

Kegiatan pertambangan dan penggalian adalah kegiatan yang mencakup penggalian,

pemboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan pengambilan segala macam

barang tambang, mineral dan barang galian yang teesedia di alam, baik berupa

benda padat, benda cair maupun gas. Penambangan dan penggalian ini dapat

dilakukan dibawah tanah maupun diatas permukaan bumi. Sifat dan tujuan dari

kegiatan tersebut adalah untuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan

galian sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, dijual atau diproses secara

lanjut.

3. Sektor Industri Pengolahan

Kegiatan industri adalah kegiatan untuk merubah bentuk baik secara mekanis

maupun kimiawi dari bahan organik atau anorganik produk baru yang lebih tinggi

mutunya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mesin atau tangan, baik dibuat di

dalam pabrik atau rumah tangga. Termasuk juga disini perakitan bagian-bagian suku

cadang barang-barang di pabrik, seperti perakitan mobil dan alat elektronik.

4. Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih

Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor yaitu subsektor Listrik, subsektor Gas dan

subsektor Air Bersih.

4.1 Subsektor Listrik

Subsektor ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik

yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN)

(36)

Perusahaan Pemerintah Daerah dan listrik yang diusahakan oleh swasta

(perorangan maupun perusahaan), dengan tujuan untuk dijual.

4.2 Subsektor Gas

Subsektor ini mencakup kegiatan yang meliputi penyediaan gas kota yang

disalurkan kepada konsumen dengan menggunakan pipa dimana gas

tersebut diperoleh dari proses pembakaran batubara, minyak dan drack

dengan produknya berupa gas batubara, gas minyak, gas ckreking, kokas

dan minyak ter. Termasuk juga disini kegiatan penyaluran LPG dan gas

alam yang tekanannya sudah dinaikkan.

4.3Subsektor Air Bersih

Subsektor ini mencakup kegiatan penampungan, penjernihan dan

pendistribusian air bersih kepada rumah tangga, industri, rumah sakit dan

penggunaan komersil lainnya. Termasuk juga kegiatan penyediaan air

bersih dengan menggunakan kincir air ataupun alat lainnya, yang

diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM), milik pemerintah daerah

Non PAM milik swasta ataupun perorangan.

5. Sektor Bangunan

Sektor ini menyangkut kegiatan pembuatan dan perbaikan bangunan (konstruksi),

baik yang dilakukan oleh kontraktor umum maupun adalah pembuatan,

pembangunan, pemasangan, perbaikan (berat maupun ringan), semua jenis

konstruksi seperti bangunan tempat tinggal, jalan, jembatan (laut, udara, sungai),

(37)

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor ini terdiri dari tiga subsektor perdagangan, subsektor hotel dan subsektor

restoran. Pada dasarnya ini mencakup kegiatan perdagangan, penyediaan akomodasi

(hotel), serta penjualan makanan dan minimum seperti restoran, warung, kedai,

pedagang keliling dan sejenisnya

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan penumpang

melalui darat, sungai, danau, penyebrangan dan udara. Termasuk disini yang

sifatnya menunjang dan memperlancar kegiatan pengankutan, seperti tempat

parkir, terminal/pelabuhan, bongkar muat, keagenan, ekspedisi, bandara,

pergudangan dan jalan tol.

8. Sektor Bank dan Lembaga Keuagan

Sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa bank, asuransi, koperasi dan jasa

keuagan. Jasa bank meliputi usaha jasa perbankan yang dilakukan oleh bank

sentral yaitu Bank Indonesia (BI), Bank Devisa, Bank Tabungan dan Bank

Pembangunan. Usahanya meliputi simpan pinjam, mengeluarkan kertas berharga,

memberi jaminan bank dan jasa perbankan.

9. Sektor Jasa-jasa

Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah, pertahanan dan jasa yang dikelola

pemerintah maupun pihak swasta meliputi jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa

(38)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK

3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik

Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) propinsi sumatera utara merupakan lembaga

pemerintahan non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada

presiden.

Badan pusat statistik ini ada sejak :

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian,

Kerajinan dan Perdagangan (Directur Van Land Bouw Nijeverheid En Handel), dan

kedudukan di bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data

statistik.

Pada tahun 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan wakil

dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas untuk merencanakan

tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang

statistik di Indonesia.

Pada tanggal 24 Septenber 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama

Central Kantor Voor De Statistik (cks) atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula

dilakukan oleh Kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen (IUA) yang sekarang disebut kantor Bea

(39)

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan juni 1994 pemerintah jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang

utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa ini CKS

diganti menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tanggal 17 Agustus 1945.

Kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana

kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia).

Tahun 1946, Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari Perjanjian

Linggar Jati. Sementara ini pemerintah Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali

CKS.

Berdasarkan surat edaran kementerian kemakmuran tanggal 12 juli 1950

nomor:219/S.C,KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada kemakmuran.

Denagan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 maret 1952 Nomor : P/44, lembaga

KPS berada dibawah dan bertanggung jawab perekonomian. Selanjutnya keputusan bagian

yaitu bagian Researchyang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggara tata usaha yang

disebut Afdeling B.

Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor :131 tahun 1957, kementerian

perekonomian dipecah menjadi kementerian Perdanagan dan kementerian Perindustrian.

Untuk selanjutnya Presiden Republik Indonesia Nomor :172 tahun 1957, terhitung mulai

tanggal 1 juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik semula

(40)

3.1.4 Masa OrdeBaru Sampai Sekarang

Pada pemerintah Orde Baru khususnya untuk memenuhi kebutuhan perencanaan dan evaluasi

pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan

terpercaya mulai diadakan pembenaran organisasi Biro Pusat Statistik.

Dalam masa Orde Baru ini Badan Pusat Statistik telah mengalami empat (4) kali

perubahan struktur organisasi :

a) Peraturan pemerintah Nomor : 16 tahun 1968 tentang organisasi Badan Pusat

Statistik.

b) Peraturan pemerintah Nomor : 6 tahun 1980 tentang organisasi Badan Pusat

Statistik.

c) Peraturan pemerintah Nomor : 2 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi,

susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik.

d) Undang-undang Nomor : 16 tahun 1997 tentang statistik.

e) Keputusan Republik Indonesian Nomor : 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat

Statistik.

f) Keputusan kepala Badan Pusat Statistik Nomor : 100 tahun 1998 tentang

organisasi dan tenaga kerja Badan Pusat Statistik.

g) Peraturan Pemerintah Nomor : 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan

statistik.

Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintah Nomor : 16 tahun 1968 yaitu yang

mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980 peraturan pemerintah

Nomor : 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah Nomor : 6

tahun 1980 di tiap provinsi terdapat perwakilan Badan Pusat Statistik dengan nama kantor

(41)

Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti

undang-undang Nomor : 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 juni 1998 dengan

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat

Statistik, sekaligus mengatur tata kerja dan struktur Organisasi Badan Pusat Statistik yang

baru.

3.2 Struruktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranan dan kegiatan

langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu-individu dalam rangka

kerjasama untuk mencapaia tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang

ditetapkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para

pegawai / staf tersebut.

Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah struktur

organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur-unsur specialisasikerja, standarlisasi

kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukkan

lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu

kelompok kerja.

Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik

(BPS) Provinsi Sumatera Utara adalah :

a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai

departemen dan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain.

b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi

(42)

c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan-keputusan dan mengamati

bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.

Sebagaimana dalam lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi

Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor dibantu bagian tata usaha

yang terdiri dari :

a. Sub Bagian Urusan Dalam

b. Sub Bagian Perlengkapan

c. Sub Bagian Keuangan

d. Sub Bagian Kepegawaian

e. Sub Bagian Bina Potensi / Bina Program

Sedangakan Bidang Penunjang Statistik Terdiri dari Lima (5) bidang yaitu :

1. Bidang Statistik Produksi

Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan Statistik

Pertanian, Industri, Konstruksi pertambangan dan energi.

2. Bidang Statistik Distribusi

Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik

konsimen dan perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta niaga dan

jasa.

3. Bidang Statistik Sosial

Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan

(43)

4. Bidang Itegrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS)

Penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data

dengan komputer.

5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Mempunyai tugas untuk penyusunan neraca Produksi, Neraca Konsumsi, dan Akumulasi

penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik

3.3 Tugas dan Wewenangan Masing-Masing Bagian di Badan Pusat Statistik

Wewenang (authority) adalah : hak untuk melakukan sesuatu atau memerintahkan orang lain

untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.

Contoh : seorang manager suatu organisasi mempunyai hak untuk memberi,

perintah dan tugas serta menilai pelaksanaan kerja bawahannya.

Tugas adalah : kewajiban untuk melakukan sesuatu agar tercapai tujuan

tertentu. Contoh : sekretaris yang mengarsip surat, membuat notulen rapat.

3.3.1 Bagian Tata Usaha

a. Menyusun program kerja tahun bidang.

b. Mengatur dan melaksanakan penghimpunan barang dan penyusunan program

kerja tahunan baik rutin maupun proyek kantor statistik propinsi dan

menyampaikan ke Badan Pusat Statistik.

c. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat-surat penggandaan

atau percetakan kearsipan, rumah tangga dan pemeliharaan gedung keamanan

(44)

d. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang meliputi

penyusunan, penyimpanan atau penggudangan, inventarisasi dan penghapusan

serta pemeliharaan perlengkapan.

e. Mengatur dan melaksanakan urusan dan keuangan yang meliputi tata usaha

keuangan, perbankan, vertikasi dan pembukuan.

f. Mengatur dan melaksanakan urusan dan mutasi pegawai, pembinaan pegawai,

kesejahteraan pegawai, administrasi jabatan dan fungsional, hukum, organisasi

tata laksana serta penyajian.

g. Menyusun laporan kegiatan bagian secara berkala dan sewaktu-waktu.

h. Mengatur dan melaksanakan urusan penyelenggaraan berbagai pelatihan teknis

dan pelatihan administratif.

3.3.2 Bidang Statistik Produksi

a. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi kegiatan statistik

pertanian, industri, konstruksi energi dan statistik produksi lainnya yang

ditemuka n.

b. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat

dibidang statistik produksi.

c. Mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan

dipusat pelatihan serta mengatur pencatatan pelatihannya.

d. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik Propinsi atau pimpinan bagian

(45)

e. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dan pengawasan lapangan terhadap

pelaksanaan lapangan produksi.

f. Mengatur dan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan dokumen hasil

pengumpulan data statistik produksi.

g. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data, mengatur dan menyiapkan data

statistik produksi melalui komputer sesuai yang diterapkan.

h. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil kerja kegiatan statistik produksi.

i. Mengatur dan menyiapkan hasil pengolahan statistik produksi yang akan dikirim

ke pusat melalui komputer sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

j. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik Propinsi melakukan pembinaan

secara teratur petugas pencacah, pengawas dan pemeriksaan pengumpulan data

statistik produksi, kabupaten, kotamadya, maupun dikecamatan.

3.3.3 Bidang Statistik Distribusi

a. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi pelaksanaan kegiatan

statistik pertanian, industri pertambangan, energi dan statistik produksi lainnya

yang ditentukan.

b. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat

dibidang statistik produksi.

c. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik memimpin proyek untuk

menyiapkan proyek tugas lapangan.

d. Mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan petugas lapangan di pusat

(46)

e. Mengatur dan melaksanakan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan

lapangan, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan statistik

produksi.

f. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan terhadap

pelaksanaan kegiatan statistik produksi.

g. Mengatur dan melaksanakan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil

pengumpulan data statistik distribusi.

h. Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik distribusi secara sederhana

sesuai yang diterapkan oleh pusat.

i. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data dan menyiapkan pengolahan

statistik distribusi melalui komputer sesuai yang diterapkan.

j. Mengatur dan mengevaluasi hasil kegiatan statistik distribusi sebagai bahan

masukan untuk penyempurnaan selanjutnya.

k. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi melakukan pembinaan

secara teratur petugas pencacah, pengawas dan pemeriksaan penyimpulan data

statistik produksi, kabupaten, kotamadya ataupun dikecamatan.

3.3.4 Bidang Statistik Sosial

a. Menyusun program kerja tahunan bidang-bidang yang utama ruang lingkup

bidang statistik kependudukan adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik

demokratis dan rumah tangga dan statistik kependudukan lainnya.

b. Mengatur keikutsertaan program lainnya yang akan diselenggarakan oleh statistik

(47)

c. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi atau pimpinan bagian

proyek untuk menyiapkan pengolahan latihan tugas lapangan.

d. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan latihan tugas lapangan dipusat

serta mengatur penjatahan pelatihannya.

e. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen untuk melaksanakan tugas

lapangan.

f. Melakukan pembinaan dan pengawasan lapangan terhadap pengawasan kegiatan

statistik kependudukan.

g. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data mengatur dan menyiapkan

pengolahan data statistik kependudukan melalui komputer sesuai yang

ditetapkan.

h. Mengatur dan melaksanakan penerimaan dokumen hasil dari pengumpulan data

statistik kependudukan.

i. Mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan yang akan

dikirim kepusat sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

j. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil pengolahan statistik kependudukan

(48)

3.3.5 Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik a. Menyusun Program kerja tahunan.

b. Melaksanakan penyusunan, pemeliharaan, penyelesaian permasalahan dan

pengembangan sisitem jaringan komunikasi data sesuai dengan aturan yang

ditetapkan serta membantu penyerapan teknologi informasi.

c. Mengatur dan melaksanakan keikutsertaan dalam program latihan yang

diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik dalam bidang pengolahan, penyajian

dan pelayanan statistik.

d. Melaksanakan koordinasi pengolahan dan pemeliharaan perangkat keras dan

perangkat lunak serta menyusun sistem pengolahan data.

e. Mengatur integrasi penggunaan sistem dan program aplikasi pengolahan data

statistik seperti data statistik kependudukan, data statistik produksi dan data

statistik distribusi termasuk sarana pendukungnya.

f. Melaksanakan kajian evaluasi kebutuhan dan pengolahan data termasuk bahan

komputer yang bekerja sama dengan satuan organisasi terkait.

3.4 Ruang Lingkup kegiatan kantor BPS Propinsi Sumatera Utara

a. Merencanakan kegiatan badan pusat statistik untuk dilaksanakan misalnya:

jenis data yang akan dikumpulkan, kegunaan data dan lain-lain.

b. Mengumpulkan data badan pusat statistik

Sesudah dikumpulkan data sebelumnya agar data yang diperlukan itu dapat

(49)

c. Mengolah data badan pusat statistik

Sesudah dikumpulkan data tersebut satu persatu kemudian data diolah kembali

supaya kitadenagan menemukan.

d. Menyajikan Data Badan Pusat Statistik

Kantor Badan Pusat Statistik adalah merupakan suatu sumber atau pusat

informasi yang dapat mempermudah masyarakat untuk mengetahui tenteng

perkembangan negara Indonesia.

e. Menganalisa Data Badan Pusat Statistik

Kemudian data tersebut dianalisa atau dibahas terhadap data statistik tersebut

juga, dan disebar luaskan. Misalnya Indikator pendapatan, Proyeksi keadaan

perekonomian dan ketenaga kerjaan di Indonesia, Analisa Badan Pusat Statistik

perbankan, dan lembaga keuangan lainnya.

f. Memasyarakatkan Data Badan Pusat Statistik

Sesudah selesai dikerjakan seluruhnya baru data tersebut dimasyarakatkan

kepada seluruh lapisan masyarakat ini agar tercipta tujuan yang akan dicapai.

3.5Visi Dan Misi a.Visi

Visi BPS Provinsi Sumatera Utara menjadikan informasi Statistik sebagai tulang punggung

informasi pembangunan baik untuk perencanaan, pengendalian, maupun untuk pengawasan

pembangunan regional dan nasional, didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas

(50)

b. Misi

Pembangunan statistik diarahkan kepada penyediaan data statistik yang bermutu, andal, tepat

waktu lengkap/rinci dan bermanfaat dalam mendukung pembangunan nasional, melalui:

• Penyelenggaraan kegiatan sensus, survei, dan kegiatan statistik lainnya untuk mewujudkan

tersedianya data statistik dasar, statistik sektoral maupun statistik khusus yang lengkap,

akurat, mutakhir, dan relevan.

• Melaksanakan koordinasi dalam penyelenggaraan kegiatan statistik dengan melibatkan

peran serta pemerintah daerah dan instansi pemerintah lainnya yang berada di jajaran

Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara serta masyarakat baik sebagai sumber data

pada pelaksanaan kegiatan statistik maupun sebagai pemakai data.

• Pelayanan data dan informasi serta hasil statistik kepada Pemerintah Pusat dan Daerah

maupun masyarakat secara berkala dan sewaktu-waktu, baik dari hasil penyelenggaraan

sendiri maupun hasil kompilasi produk administrasi dan cara lainnya.

• Penyebarluasan data statistik melalui berbagai cara baik langsung maupun tidak langsung

serta pelaksanaan upaya peningkatan sadar statistik bagi masyarakat.

3.6LATAR BELAKANG

Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen merupakan

instansi vertikal yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan di bawah koordinasi

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan / Ketua BAPPENAS.

BPS mempunyai tugas menyelenggarakan statistik dasar, melaksanakan koordinasi

dan kerjasama, serta mengembangkan dan membina statistik sesuai dengan peraturan

(51)

3.7LANDASAN HUKUM

a. Undang-undang No. 16 Tahun 1997, tentang Statistik.

b. PP No. 51 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Statistik yang mengamanatkan bahwa

BPS berkewajiban menyelenggarakan kegiatan statistik dasar.

c. Keppres 103 Tahun 2001, tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kewenangan, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.

d. SK Kepala BPS No. 121 Tahun 2001, tentang Organisasi dan tata kerja perwakilan BPS

di daerah.

3.8Tugas, Fungsi, dan Kewenangan

a. Tugas

Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b.Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi:

• Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kegiatan statistik • Penyelenggaraan statistik dasar

Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPS

• Fasilitas dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang statistik

• Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,

(52)

c. Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaiamana dimaksud, BPS mempunyai kewenangan:

Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.

Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. Penetapan sistem informasi di bidangnya.

Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional.

• Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

yaitu:

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik

(53)

BAB 4 ANALISIS DATA

4.1 Analisi Data

Pada Bab IV ini penulis akan menganalisis perkembangan Pendapatan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) serta meramalkan Pendapatan PDRB berdasarkan tahun-tahun

sebeluknya. Dalam menghitung peramalan PDRB tersebut penulis menggunakan data-data

tahun sebelumnya yaitu tahun 1985-2007.

Adapun data pendapatan PDRB dalam sektor industri dapat dilihat pada tabel di

(54)

Tabel 4.1

Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan dan Harga Berlaku

Kabupaten Labuhan Batu

Tahun Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah)

Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

1985 275.975,62 275.975,62

1986 290.119,75 290.119,75

1987 310.649,84 310.649,84

1988 353.302,75 353.302,75

1989 399.896,33 399.896,33

1990 424.527,86 424.527,86

1991 464.948,12 464.948,12

1992 498.105,37 1.083.135,18

1993 328.842,70 328.842,70

1994 387.951,56 402.645,19

1995 471.327,93 489.067,76

1996 514.266,0 614.080,49

1997 671.621,21 1.672.426,58

1998 700.916,80 2.568.716,35

1999 738.043,59 2.864.239,32

2000 791.553,00 3.118.658,15

2001 830.800,22 3.320.326,64

2002 872.978,13 3.583.418,89

2003 2.862.410,92 3.726.379,46

2004 3.000.565,27 4.227.796,47

2005 3.165.805,24 4.923.071,80

2006 3.347.191,82 5.710.714,76

2007 3.577.598,19 6.405.643,82

(55)

Dari data diatas maka penulis akan menganalisis data tersebut dan meramalkan

pendapatan PDRB dengan menggunakan metode pemulusan (smoothing) rata-rata bergerak

ganda linier. Tahap pertama dalam perhitungan ini adalah perhitungan rata-rata bergerak

dalam 3 periode dari PDRB harga konstan dengan menggunakan rumus persamaan (2.1)

yaitu :

= ��+��−�+��−�+⋯+��−�+�

Dari rumus diatas maka dapat dihitung :

Rata-rata periode ke 3 (tahun1987) =

3

275.975,62 + 290.119,75 + 310.649,84

= 292.248,40

Rata-rata periode ke 4 (tahun 1988) = 290.119,75 + 310.649,84 + 353.302,75

3

= 318.024,11

Rata-rata periode ke 5 (tahun 1989) = 310.649,84 + 353.302,75 + 399.896,33 3

= 354.616,31

Rata-rata periode ke 6 (tahun 1990) = 353.302,75 + 399.896,33 + 424.527,86 3

= 392.575,65

Rata-rata periode ke 7 (tahun 1991) =

3

399.896,33 + 424.527,86 + 464.948,12

= 429.790,77

Rata-rata periode ke 8 (tahun 1992) =

3

424.527,86 + 464.948,12 + 498.105,37

= 462.527,12

Rata-rata periode ke 9 (tahun 1993) =

3

464.948,12 + 498.105,37 + 328.842,70

(56)

Rata-rata periode ke 10 (tahun 1994) =

3

498.105,37 + 328.842,70 + 387.951,56

= 404.966,54

Rata-rata periode ke 11 (tahun 1995) =

3

328.842,70 + 387.951,56 + 471.327,93

= 396.040,73

Rata-rata periode ke 12 (tahun 1996) =

3

387.951,56 + 471.327,93 + 514.266,00

= 457.848,50

Rata-rata periode ke 13 (tahun 1997) =

3

471.327,93 + 514.266,00 + 671.621,21

= 552.405,05

Rata-rata periode ke 14 (tahun 1998) =

3

514.266,00 + 671.621,21 + 700.916,80

= 628.934,67

Rata-rata periode ke 15 (tahun 1999) =

3

671.621,21 + 700.916,80 + 738.043,59

= 703.527,20

Rata-rata periode ke 16 (tahun 2000) =

3

700.916,80 + 738.043,59 + 791.553,00

= 743.504,46

Rata-rata periode ke 17 (tahun 2001) =

3

738.043,59 + 791.553,00 + 830.800,22

= 786.798,94

Rata-rata periode ke 18 (tahun 2002) =

3

791.553,00 + 830.800,22 + 872.978,13

= 831.777,12

Rata-rata periode ke 19 (tahun 2003) =

3

830.800,22 + 872.978,13 + 2.862.410,92

(57)

Rata-rata periode ke 20 (tahun 2004) =

3

872.978,13 + 2.862.410,92 + 3.000.565,27

= 2.245.318,11

Rata-rata periode ke 21 (tahun 2005) = 2

3

.862.410,92 + 3.000.565,27 + 3.165.805,24

= 3.009.593,81

Rata-rata periode ke 22 (tahun 2006) =

3

3.000.565,27 + 3.165.805,24 + 3.347.191,82

= 3.171.187,44

Rata-rata periode ke 23 (tahun 2007) =

3

3.165.805,24 + 3.347.191,82 + 3.577.598,19

= 3.363.531,75

Dan tahap selanjutnya untuk menghitung peramalan PDRB ialah mencari rata-rata

kedua dari rata-rata bergerak yang pertama dengan rumus persamaan (2.2) yaitu :

′′ = ��+��−1+��−2+⋯+��−�+1

Maka dapat dihitung :

Rata-rata periode ke 5 (tahun 1989) =

3

292.248,40 + 318.024,11 + 354.616,31

= 321.629,61

Rata-rata periode ke 6 (tahun 1990) =

3

318.024,11 + 354.616,31 + 392.575,65

= 355,072,02

Rata-rata periode ke 7 (tahun 1991) =

3

354.616,31 + 392.575,65 + 429.790,77

(58)

Rata-rata periode ke 8 (tahun 1992) =

3

392.575,65 + 429.790,77 + 462.527,12

= 428.297,85

Rata-rata periode ke 9 (tahun 1993) =

3

429.790,77 + 462.527,12 + 430.632,06

= 440.983,32

Rata-rata periode ke 10 (tahun 1994) =

3

462.527,12 + 430.632,06 + 404.966,54

= 432.708,57

Rata-rata periode ke 11 (tahun 1995) =

3

430.632,06 + 404.966,54 + 396.040,73

= 410.546,44

Rata-rata periode ke 12 (tahun 1996) =

3

404.966,54 + 396.040,73 + 457.848,50

= 419.618,59

Rata-rata periode ke 13 (tahun 1997) =

3

396.040,73 + 457.848,50 + 552.405,05

= 468.764,76

Rata-rata periode ke 14 (tahun 1998) =

3

457.848,50 + 552.405,05 + 628.934,67

= 546.396,07

Rata-rata periode ke 15 (tahun 1999) =

3

552.405,05 + 628.934,67 + 703.527,20

= 628.288,97

Rata-rata periode ke 16 (tahun 2000) =

3

628.934,67 + 703.527,20 + 743.504,46

= 691.988,78

Rata-rata periode ke 17 (tahun 2001) =

3

703.527,20 + 743.504,46 + 786.798,94

(59)

Rata-rata periode ke 18 (tahun 2002) =

3

743.504,46 + 786.798,94 + 831.777,12

= 787.360,17

Rata-rata periode ke 19 (tahun 2003) =

3

786.798,94 + 831.777,12 + 1.522.063,09

= 1.046.879,72

Rata-rata periode ke 20 (tahun 2004) =

3

831.777,12 + 1.522.063,09 + 2.245.318,11

= 1.533.052,77

Rata-rata periode ke 21 (tahun 2005) =

3

1.522.063,09 + 2.245.318,11 + 3.009.593,81

= 2.258.991,67

Rata-rata periode ke 22 (tahun 2006) =

3

2.245.318,11 + 3.009.593,81 + 3.171.187,44

= 2.808.699,79

Rata-rata periode ke 23 (tahun 2007) =

3

3.009.593,81 + 3.171.187,44 + 3.363.531,75

= 3.181.437,67

Selanjutnya dicari nilai a dengan menggunakan rumus pada persamaan (2.3) :

�� = ��+ (��− �"�) =���− �"�

Maka nilai a dapat dihitung :

Nilai a untuk periode ke 5 (tahun 1989) = (2 x 354.616,31) – 321.629,61

= 387.603,01

Nilai a untuk periode ke 6 (tahun 1990) = (2 x 392.575,65) – 355.072,02

Gambar

Tabel 2.1 Rata-Rata Bergerak Ganda 3 Tahunan
Tabel 2.2 Nilai Kesalahan
Tabel 4.1 Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Industri
Tabel 4-2
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kami akan memberikan manfaat sesuai dengan presentase seperti yang tertera dalam tabel manfaat atas peristiwa kecelakaan yang menyebabkan tertanggung mengalami ketidakmampuan

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Pada perusahaan yang bergerak dibidang jasa yang berorientasi pada pelayanan pelanggannya atau konsumen, perusahaan harus senantiasa memperhatikan komunikasi dengan

Proton dari suatu molekul tidak akan membalikkan spinnya pada frekuensi resonansi yang sama yang menyebabkan semua spektrum NMR yang diperoleh dari

Napsu badan jeung sagala panga- jakna teh ku jelema anu geus jadi kagungan Kristus Yesus mah geus Ka pan urang teh geus maot tina dosa, piraku bisa keneh hirup dina

Yang berada di lingkaran I sampai dengan V adalah kerjasama yang sudah dirintis dan program sudah tersusun, sedang yang berada diluar lingkaran I – V, tapi berada dalam lingkaran

- Guru memberikan contoh ekspresi untuk bertanya jawab dengan siswa yaitu contoh- contoh pertanyaan yang menanyakan like dan dislike.. - Siswa secara berpasangan

Denah yang baik untuk bangunan rumah di daerah gempa adalah sebagai berikut: (Sumber: (Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan.. Gempa,