PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
(PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI KABUPATEN
LABUHAN BATU
TUGAS AKHIR
EKA KURNIATI HASIBUAN
072407078
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI KABUPATEN
LABUHAN BATU
TUGAS AKHIR
EKA KURNIATI HASIBUAN 072407078
PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI KABUPATEN LABUHAN BATU
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : EKA KURNIATI HASIBUAN
Nomor Induk Mahasiswa : 072407078
Program Studi : DIPLOMA-3 STATISTIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan Medan, Juni 2010
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing
Dr. Saib Suwilo, M.Sc Dr. Sutarman, M.Sc
PERNYATAAN
PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI KABUPATEN
LABUHAN BATU
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2010
PENGHARGAAN
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh alam semesta beserta seluruh isinya dan berkat kekuatan iman dari-Nya, maka Tugas Akhir dengan judul “PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI KABUPATEN LABUHAN BATU” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kemudian seiring Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang membawa umatnya ke jalan yang benar dan kesejahteraan hidup.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan kelemahan dengan demikian penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi peningkatan mutu penulisan Tugas Akhir di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini penulis menghanturkan terima kasih atas petunjuk dan bimbingan yang berharga yang telah diberikan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Maka dengan ini penulis mengucapakan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ayahanda Ikhwan Effendi Hasibuan dan Ibunda tercinta Kulliah Tanjung, yang membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan cinta dari kecil hingga saat ini memberi motivasi dan restu serta materi yang tak ternilai dengan apapun.
2. Bapak Dr.Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Dekan FMIPA USU 3. Bapak Dr.Saib Suwilo, M.Sc, selaku ketua Departemen Matematika
4. Bapak Dr.Sutarman, M.Sc, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dan pengalaman kepada penulis.
5. Bapak Drs.Suwarno Ariswoyo, M.Si, selaku ketua jurusan Statistika
6. Kakakku tersayang Erna Wahyuni Hasibuan, adikku Ilham Kurnia Hasibuan beserta abangku Agung Sentousa yang selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
7. Teristimewa buat Abangku Henrianto Sitanggang yang selalu membantu dan memberikan bimbingan serta dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
8. Untuk sahabat-sahabatku Desy Ryska, Sumi Sri ardina, Devi Rusdiana, Mbak Iin Sundari, Jenni Fridayanti, noviana, yunita, Ayu Harlina, Khusni Arafat, Lila Herawati terima kasih telah membantu dan memahamiku selama ini.
9. Untuk My Best Friend di coz 27 A Gg Sodara Lisa Cantik Simorangkir yang selalu menemaniku begadang menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Atas segala bantuan dan budi baik semua pihak penulis ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya rabbal’alamin.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan.
Medan, Mei 2010 Penulis
DAFTAR ISI
Daftar Tabel viii
BAB 1 PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang 1
I.2. Perumusan Masalah 2
I.3. Tinjauan Pustaka 3
I.4. Tujuan Penelitian 4
I.5. Manfaat Penelitian 5
I.6. Metode Penelitian 5
I.7. Sistematika Penulisan 7
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Peramalan 9
2.1.1 Jenis-Jenis Peramalan 10
2.2. Definisi Metode Peramalan 11
2.2.1 Pengertian Metode Peramalan 11
2.2.2 Jenis-Jenis Peramalan 12
2.2.3 Uraian Metode Peramalan 13
2.3. Metode Peramalan Yang Digunakan 14
2.4. Produk Domestik Regional Bruto 20
2.5. Pengolahan dan Perhitungan Pendapatan PDRB 24 2.5.1 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku 24 2.5.2 Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan 25
2.6. Uraian Sektoral 28
BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK
3.1. Sejarah Singkat BPS 32
3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda 32
3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 33
3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia 33
3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang 34
3.2. Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 35
3.3. Tugas dan Wewenang Masing-masing 37
Bagian di Badan Pusat Statistik
3.3.1 Bagian Tata Usaha 38
3.3.2 Bidang Statistik Produksi 39
3.3.3 Bidang Statistik Distribusi 40
3.3.4 Bidang Statistik Sosial 41
3.3.5 Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik 42 3.4 Ruang Lingkup Kegiatan Kantor BPS Propinsi Sumatera Utara 43
3.5. Visi dan Misi 44
3.7. Landasan Hukum 45
3.8. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan 46
BAB 4 ANALISA DATA
4.1. Analisa Data 48
BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM
5.1. Pengertian Implementasi Sistem 68
5.2. Pengenalan Excel 68
5.2.1 Pengaktifan Excel 68
5.3. Tampilan Microsoft Excel 69
5.4. Jenis Data Dalam Microsoft Excel 70
5.5. Operasi File 70
5.5.1 Menyimpan Work Sheet 70
5.5.2 Membuka Work Sheet 70
5.5.3 Menyimpan Work Sheet Ke Nama Lain 70
5.5.4 Keluar Dari Microsoft Excel 71
5.5.5 Membuka Lembar Kerja Baru 71
5.6. Formula dan Fungsi Statistik 71
5.6.1 Fungsi Statistik 71
5.7. Grafik Dalam Microsoft Excel 72
5.7.1 Membuat Grafik 72
5.7.2 Menata Grafik 73
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan 74
6.2. Saran 75
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 : Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan dan Harga
Berlaku Kabupaten Labuhan Batu.
Tabel 4.2 : Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas Dasar
Harga Konstan Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak
Linier 3 Periode.
Tabel 4.3 : Nilai Kesalahan
Tabel 4.4 : Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas Dasar
Harga Berlaku Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak
Linier 3 Periode
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi regional pada hakekatnya adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan
yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi dari sektor primer ke sektor
sekunder dan tersier. Pembangunan ekonomi merupakan kebijaksanaan yang bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian
pendapatan masyarakat dan meningkatkan hubungan regional antar daerah. Perencanaan
pembangunan ekonomi di suatu daerah memerlukan bermacam-macam data statistik sebagai
dasar penentuan strategi dan kebijaksanaan agar sarana pembangunan dapat tercapai secara
tepat.
Pertumbuhan ekonomi regional yang di tunjukkan oleh Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) dapat dilihat secara sektoral maupun dari sisi lain, yaitu dengan
memperhatikan masing-masing pertumbuhan komponen penggunaannya. Berbagai hasil
pembangunan yang berkesinambungan ini telah dicapai dan dapat dinikmati oleh seluruh
lapisan masyarakat di Indonesia.
Dalam melakukan analisis ekonomi haruslah diperkirakan apa yang akan terjadi
dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha pada masa yang akan datang. Kegiatan untuk
memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, kita kenal dengan
peramalan (forecasting).
Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu disajikan
statistik regional secara berkala, khususnya dibidang ekonomi yang telah dilaksanakan oleh
berbagai pihak baik pemerintahan pusat/daerah maupun swasta. Maka salah satu indikator
yang mampu mengukurnya adalah dengan perhitungan tingkat kenaikan Produk Domestik
Angka-angka pendapatan regional dapat dipakai sebagai bahan-bahan informasi yang
mampu menjadikan acuan perencanaan pembangunan, khusus dibidang ekonomi yang telah
di laksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat/daerah maupun swasta.
Salah satu manfaat dari PDRB adalah untuk mengetahui tingkat produk netto atau
nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh faktor industri, besar laju pertumbuhan ekonomi
dan pola struktur perekonomian pada satu tahun atau periode pada suatu Negara atau daerah
tertentu.
Oleh karena itu dalam Tugas Akhir ini penulis mencoba untuk meramalkan basarnya
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Labuhan Batu sebagai gambaran
pertumbuhan ekonomi pada masyarakat Kabupaten Labuhan Batu dalam sektor industri.
1.2Perumusan Masalah
Masalah perekonomian di Kabupaten Labuhan Batu yang semakin berkembang memerlukan
adanya suatu penelitian yang dapat memaparkan sejauh mana perkembangan perekonomian
setiap sektor di kabupaten lain.
Dalam hal ini penulis ingin meramalkan masalah perekonomian tersebut dengan
menggunakan Metode Rata-rata Bergerak ganda ( Moving Average ).
Peramalan ini digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sesuai dengan
skala prioritas dan memberikan informasi yang aktual bagi para pemakai data. Namun
demikian pada Tugas Akhir nanti penulis hanya membatasi masalah tentang gambaran
besarnya PDRB di Kabupaten Labuhan Batu baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar
harga konstan. Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Labuhan Batu begitu kompleks, sehingga
memerlukan dana dan waktu untuk semua sektor yang cukup besar jika ditinjau dari semua
1.3Tinjauan Pustaka
Pada data pendapatan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilihat bahwa data yang
diamati merupakan suatu deret yang secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan random
yang menghasilkan trend linier meningkat. Dengan menggunakan MA (3) sebagai ramalan
untuk periode mendatang.
Prosedur peramalan rata-rata bergerak linier meliputi 3 aspek, yaitu :
1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t ( ditulis S )
2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan ganda
pada waktu t
3. Penyesuaian untuk kecendrungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke periode t+m
jika ingin meramalkan m periode ke depan ).
Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan melalui
persamaan berikut ini :
S't=
Xt= Nilai data terakhir yang diketahui dan digunakan sebagai ramalan untuk
S't= Rata-rata bergerak tunggal.
S"t= Rata-rata bergerak ganda.
at= Nilai rata-rata yang di sesuaikan untuk periode t.
bt= Menentukan taksiran kecendrungan dari periode waktu yang satu ke periode waktu
yang lainnya.
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meramal tingkat pertumbuhan produk domestik regional
bruto sektor industri sebagai gambaran agar pemerintah dapat mengetahui rencana
pembangunan yang akan dilaksanakan di Kabupaten Labuhan Batu.
1.5Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah :
a. Bahwa data produk domestik regional bruto mempunyai peran yang sangat penting
baik pemerintahan maupun swasta.
b. Dapat memberikan informasi bagi pemakai data, pembaca serta bagi kepentingan
pemerintah daerah guna melihat sejauh mana besarnya pertumbuhan PDRB sektor
industri di Kabupaten Labuhan Batu.
c. Sedangkan bagi penulis, penelitian ini merupakan wujud dari pada penerapan ilmu
yang telah didapat selama ini dalam perkuliahan, khususnya dalam bidang statistika
1.6Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau urutan kegiatan
yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan penelitian
sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu terwujud.
Beberapa langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu :
1. Metode penelitian kepustakaan (studi literatur)
Dalam hal ini mengumpulkan data serta keterangan-keterangan dapat dilakukan
dengan membaca serta mempelajari buku-buku ataupun literatur pelajaran yang
didapat diperkuliahan ataupun umum, serta sumber informasi lainnya yang
berhubungan dengan objek yang diteliti.
2. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu :
• Data primer • Data sekunder
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat
untuk pertama kalinya. Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulan oleh peneliti. Misalnya dari Badan Pusat Statistik (BPS), majalah, internet,
keterangan-keterangan lainnya.
Data yang digunakan dalam penulisan ini merupakan data sekunder dari Badan Pusat
(BPS) Provinsi Sumatera Utara. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun
dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang
3. Metode analisa
Adapun pengolahan data dalam meramalkan produk domestik regional bruto pada sektor
industri di Kabupaten Labuhan Batu adalah dengan menggunakan perumusan Metode
rata-rata bergerak ganda ataupun disebut dengan Moving Averages.
Metode pemulusan banyak digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi
keteracakan (randomness) dari data deret waktu (time series). Metode yang biasa digunakan
untuk keperluan pemulusan data adalah metode rata-rata bergerak (moving average) dari
pengukaran respon dalam periode waktu tertentu atau metode pemulusan eksponensial.
Metode rata-rata bergerak (moving average) banyak digunakan untuk menentukan
trend dari suatu data deret waktu. Dengan menggunakan metode rata-rata bergerak ini, deret
berkala dari data asli diubah menjadi deret rata-rata bergerak yang lebih mulus dan tidak
terlalu tergantung pada osilasi.
1.7Sistematika Penulisan
Garis-garis besar dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tinjauan
Pustaka, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelasakan tentang segala sesuatu yang mencakup penyelesaian
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT BPS
Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat berdirinya Badan Pusat Statistik
BAB 4 : ANALISA PEMBAHASAN
Bab ini menerangkan tentang penganalisaan data yang telah diamati dan
dikumpulkan.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang program ataupun softwareyang digunakan
sebagai analisis terhadap datayang diperoleh.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran yang
mungkin berguna bagi pemerintah Kabupaten Labuhan Batu dimasa yang
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Peramalan
Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang akan diperkirakan akan terjadi pada
masa yang akan datang.
Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan (kesenjangan) waktu (timelag)
antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan waktu peristiwa itu
sendiri. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang maka peramalan akan menjadi penting
dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan suatu peristiwa yang akan timbul sehingga
dapat dipersiapkan hal-hal ataupun tindakan-tindakan yang diperlukan guna mengantisipasi
keadaan tersebut.
Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan, pengambilan
keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan
yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan.
Keberhasilan dari suatu peramalan sangat ditentukan oleh :
a. Pengetahuan teknik tentang pengumpulan informasi (data) masa lalu, data
ataupun informasi tersebut bersifat kuantitati.
b. Teknik dan metode yang tepat dan sesuai dengan pola data yang telah
Data yang dibutuhkan untuk peramalan ini adalah data tahunan, dan bila semakin
banyak data yang dimiliki maka semakin banyak pula peramalan yang bisa diperoleh. Metode
ini selalu dipergunakan untuk peramalan bagi penyusunan rencana pembangunan Negara dan
daerah, perencanaan produk baru, perencanaan ekspansi dan lain-lain.
Gambaran perkembangan pada masa lalu yang akan datang diperoleh dari hasil
analisa data yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan. Perkembangan pada masa
depan merupakan perkiraan apa yang akan terjadi, sehingga dapat dikatakan bahwa
peramalan selalu diperlukan didalam penelitian. Ketepatan peramalan merupakan hal yang
penting, walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan adalah tetap ramalan,
dimana pasti selalu ada kesalahan.
2.1.1 Jenis-jenis Peramalan
Berdasarkan sifatnya, peramalan dibedakan atas dua macam yaitu :
a. Peramalan Kualitatif
Peramalan Kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas dua kualitatif pada
masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang
menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan
berdasarkan pemikiran yang intuisi, pendapat dan pengetahuan serta
pengalaman penyusunannya.
b. Peramalan Kuantitatif
Peramalan Kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif
masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode yang
dipergunakan dalam peramalan tersebut. Baik tidaknya metode yang
ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara
hasil ramalan dengan kenyataan yang akan terjadi maka semakin baik pula
metode yang digunakan.
2.2 Definisi Metode Peramalan 2.2.1 Pengertian Metode Peramalan
Metode Peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau mengestimasi secara kuantitatif
maupun kualitatif apa yang akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan
pada masa lalu. Metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang obyektif.
Sedangkan kegunaan metode peramalan adalah untuk memperkirakan secara
sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa lalu, dengan demikian
peramalan diharapkan dapat memberikan objektivitas yang lebih besar.
Metode peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas
pendekatan suatu masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekatan yang sama
atas permasalahan, maka akan didapat dasar pemikiran dan pemecahan yang sama, karena
argumentasinya sama.
Selain itu metode peramalan juga memberikan cara pengerjaan yang teratur dan
terarah, sehingga dengan demikian dapat dimungkinkannya penggunaan teknik-teknik
2.2.2 Jenis-jenis Peramalan
Peramalan Kualitatif dibedakan atas :
a. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan
antar variabel yang diperkirakan dengan variabel waktu yang merupakan deret
berkala (time series). Metode peramalan termasuk dalam jenis ini adalah :
1. Metode Pemulusan (Smoothing)
2. Metode Box Jenkins
3. Metode Proyeksi Trend dengan Regresi
b. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan
antar variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang
mempengaruhinya, yang bukan waktunya, yang disebut dengan Metode
Korelasi atau sebab akibat (Metode Kausal).
Metode peramalan yang termasuk dalam jenis ini adalah :
1.Metode Regresi dan Korelasi
2. Metode Ekonometrik
3. Metode Input Output
2.2.3 Uraian Metode Peramalan
Metode Pemulusan (smoothing) adalah metode peramalan dengan mengadakan penghalusan
atau pemulusan terhadap data lalu yaitu dengan mengambil rata-rata dari nilai beberapa tahun
untuk menaksir nilai pada tahun yang akan datang. Secara umum metode pemulusan
(smoothing) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Metode Perataan (Avarage)
a. Nilai Tengah (Mean)
c. Rata-rata Bergerak Ganda (Double Moving Avarage)
d. Kombinasi Rata-rata Bergerak Lainnya.
2. Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial
a. Pemulusan Eksponensial Tunggal
b. Pemulusan Eksponensial Tunggal : Pendekatan Adaptif
c. Pemulusan Eksponensial Ganda : Metode Linier Satu-Parameter dari
Brown
d. Pemulusan Eksponensial Ganda : Metode Dua-Parameter dari Holt
e. Pemulusan Eksponensial Triple : Metode Kuadratik Satu-Parameter
dari Brown
f. Pemulusan Eksponensial Triple : Metode Tiga-Parameter untuk
Kecenderungan dan Musiman dari Winter
g. Pemulusan Eksponensial : Klasifikasi Pegels
3. Metode Pemulusan
a. Metode Kontrol Adaptif dari Chow
b. Metode Adaptif Satu-Parameter dari Brown
c. Pemulusan Tiga-Parameter Box Jenkins
d. Metode Pemulusan Harmonis dari Harrison
e. Sistem Pemantauan dari Trigg(Tracking Signal)
2.3 Metode Peramalan Yang Digunakan
Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik dan tepat maka haruslah diketahui dan digunakan
metode peramalan yang tepat. Untuk meramalkan pendapatan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) sektor Industri, penulis menggunakan Metode Smoothing Rata-rata Bergerak
Salah satu cara untuk mengubah pengaruh data masa lalu terhadap nilai tengah
sebagai ramalan adalah dengan menentukan sejak awal berapa nilai observasi masa lalu yang
akan dimasukkan untuk menghitung nilai tengah. Untuk menggambarkan prosedur ini
digunakan istilah rata-rata bergerak (moving average), karena setiap muncul nilai observasi
baru, nilai rata-rata baru dapat nilai terbaru. Rata-rata bergerak ini kemudian akan menjadi
ramalan untuk priode mendatang.
Yang dilakukan disini pada masing-masing langkah sebenarnya hanyalah
menghitung kembali rata-rata dengan menambahkan nilai berikutnya dan menggugurkan
pengamatan yang terjadi pada M periode sebelumnya. Maka rumus rata-rata bergerak dapat
dituliskan dalam bentuk berikut ini:
Waktu Rata-rata bergerak Ramalan
T ��= �1+�2+⋯+��
Karena seorang peramal harus memilih jumlah periode (T) dalam rata-rata
bergerak, maka ada baiknya beberapa aspek dari pemilihan ini dikemukakan.
1. MA(1) : yaitu rata-rata bergerak dengan orde 1
2. Xt : Nilai data terakhir yang diketahui yang digunakan sebagai
Pada data pendapatan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilihat bahwa data yang
diamati merupakan suatu deret yang secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan random
yang menghasilkan trend linier meningkat. Dengan menggunakan MA (3) sebagai ramalan
untuk periode mendatang.
Prosedur Peramalan Rata-rata Bergerak Linier meliputi 3 aspek, yaitu :
1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis St)
2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan
ganda pada waktu t
3. Penyesuaian untuk kecendrungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke periode
t+m jika ingin meramalkan m periode masa akan datang).
Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan
melalui persamaan berikut ini :
�′� = ��+��−1+��−�2+⋯+��−�+1 (2.1)
�′′� = �′�+�′�−�+�′�−��+⋯+�′�−�+� (2.2)
�� = �′�+ (�′�− �"�) =��′�− �"� (2.3)
�� =�−�� (�′�− �"�) (2.4)
��+� =�� +��� (2.5)
Dalam metode rata-rata bergerak linier (LMA) ramalan untuk periode t+1
��+� =�� +��
= 2�′�− �"�+ �
�−�(��− �′�)
= ���
�−�� �′�− � �+�
�−�� �"�
Untuk menghitung nilai kesalahan (error) ramalan tersebut, dapat digunakan rumus dibawah
ini :
e= ��+1 − ��+1 (2.6)
e= (��+1− ��+1)2 (2.7)
Bilamana deret data menunjukkan trend, maka MA tunggal akan menghasilkan sesuatu yang
menyerupai kesalahan sistematis, dan kesalahan sistematis ini dapat dikurangi dengan
menggunakan perbedaan antara nilai rata-rata bergerak tunggal dan nilai rata-rata bergerak
ganda.
Persamaan (2.1) mempunyai keterangan bahwa saat periode waktu t mempunyai nilai
masa lalu sebanyak N. nilai MA (N) tunggal dituliskan dengan S’t. persamaan (2.2)
menganggap bahwa semua rata-rata bergerak tunggal (S’) telah dihitung. Dengan persamaan
(2.2) kita akan menghitung rata-rata bergerak N periode dari nilai-nilai S’ tersebut. Rata-rata
bergerak ganda dituliskan sebagai S”. persamaan (2.3) mengacu terhadap penyesuaian MA
tunggal S’t dengan perbedaan (S’t-S”t) dan persamaan (2.4) menentukan taksiran
kecendrungan dari periode waktu yang satu ke periode berikutnya. Akhir persamaan (2.5)
menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan untuk m periode kemuka dari t. Ramalan
untuk m periode kemuka adalah �� dimana merupakan nilai rata-rata yang disesuaikan untuk
Bila semua hasil perhitungan telah didapat, maka semua data yang telah didapat
dimasukkan ke dalam contoh tabel berikut ini
Tabel 2.1
Rata-Rata Bergerak Ganda 3 Tahunan Sebagai Peramalan Tingkat Pendapatan PDRB Periode
Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu metode terbaik untuk suatu peramalan.
Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu tepat untuk meramalkan
data yang lain. Dalam peramalan time series, metode peramalan terbaik adalah metode yang
memenuhi kriteria ketepatan ramalan. Kriteria ini berupa Mean Squared Error (MSE), Mean
Untuk nilai tangah kesalahan kuadrat (Mean Square Error) ditulis dengan :
Untuk nilai tengah kesalahan persentase absolute (Mean Absolute Percentage Error) ditulis
dengan :
Dimana PE merupakan kesalahan persentasenya (Percentage Error) :
PE =���−��
�� � � 100
Untuk nilai tengah deviasi absolut (Mean Absolute Deviation) ditulis dengan :
MAD =
Tabel 2.2
2.4 Produk Domestik Regional Bruto
Untuk menghitug ataupun mengelola pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
pada suatu kabupaten terlebih dahulu perlu dimengerti beberapa konsep dan definisi dari
unsur-unsur pokok sebagai berikut :
a) Output
Yang dimaksud dengan output adalah nilai barang atau jasa yang dihasilkan
dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada tiga macam,
1. Output Utama (output yang menjadi tujuan utama produksi)
2. Output sampingan, dan bukan menjadi tujuan utama produksi
3. Output ikutan yaitu output yang terjadi bersama-sama atau tidak dapat
dihindarkan dengan output utamanya.
b) Biaya Antara
Biaya antara adalah barang-barang tidak tahan lama dan jasa-jasa yang
digunakan atau habis dalam proses produksi. Barang-barang yang tahan lama
yang pada umumnya lebih dari satu tahun, dan tidak habis dalam proses produksi
tidak termasuk sebagai biaya dan disebut sebagai barang modal.
c) Nilai Tambah
1. Nilai Tambah Bruto
Merupakan selisih antara output dan biaya antara. Dengan kata lain
merupakan produk dari proses produksi.
2. Nilai Tambah Netto
Nilai Tambah Netto adalah apabila suatu penyusutan dikeluarkan dari nilai
tambah bruto, maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto.
Yang dimaksud dengan Produk Domestik Regional Bruto adalah seluruh produk
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah ditambah dengan pendapatan produk dari
luar daerah.
Dan adapun pengertian nilai tambah bruto adalah merupakan selisih antara output
dan biaya antara, dengan kata lain nilai tambah bruto merupakan produk dari hasil proses
produk.
Pengertian Produk Domestik Regional Bruto sektoral yaitu adalah keselurahan
Sektor-sektor (lapangan usaha) tersebut terdiri dari :
1. SEKTOR PERTANIAN
a. Subsektor Tanaman Bahan Makanan
b. Subsektor Tanaman Perkebunan
c. Subsektor Peternakan Dan hasil-hasilnya
d. Subsektor Kehutanan dan Perkebunan
e. Subsektor Perikanan
2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Subsektor Minyak dan Gas Alam
b. Subsektor Pertambangan Tanpa Gas
c. Subsektor Penggalian
3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN a. Subsektor Industri Besar dan Sedang
b. Subsektor Industri Pengilangan Minyak
c. Subsektor Industri Kecil Dan Rumah Tangg
4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Subsektor Listrik
b. Subsektor Gas Kota
c. Subsektor Air Bersih
5. SEKTOR BANGUNAN
6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran
b. Subsektor Hotel
7. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Subsektor Pengangkutan
1. Angkutan Rel
2. Angkutan Jalan Raya
3. Angkutan Laut, Sungai, dan Danau
4. Angkutan Udara
5. Jasa Penunjang Angkutan
b. Subsektor Komunikasi
8. SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN a. Subsektor Bank
b. Subsektor Lenbaga Keuangan Bukan Bank
c. Subsektor Jasa Penunjang Keuagan
d. Subsektor Sewa Bangunan
e. Subsektor Jasa Perusahaan
9. SEKTOR JASA-JASA a. Subsektor Pemerintah
b. Subsektor Swasta
1. Sosial Kemasyarakatan
2. Hiburan dan Rekreasi
3. Perorangan dan Rumah Tangga
Namun penulis hanya membatasi peramalan Produk Domestik Regional Bruto
2.5 Pengolahan dan perhitungan pendapatan PDRB 2.5.1 Perhitungan atas Dasar Harga Berlaku
PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam satu periode tertentu, dan biasanya satu
tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkut an.
NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari selisih Output dengan biaya antara
yang dinilai masing-masing atas dasar harga berlaku adalah menggambarkan perubahan
volume kuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga masing-masing
kegiatan, subsektor dan sektor, maka penilaian NTB/ Output dilakukan sebagai berikut :
1. Untuk sektor-sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari
alam seperti pertanian, pertambangan dan penggalian, pertama lain dicari kuantum
produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan. Setelah itu ditentukan
kualitas dari jenis barang yang dihasilkan.
2. Untuk sektor-sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri, listrik, gas, dan air
bersih serta sektor bangunan, perhitungannya sama dengan sektor primer. Data yang
diperlukan adalah data kuantum produksi yang dihasilkan, serta harga produsen
masing-masing kegiatan subsektor dan sektor yang bersangkutan.
3. Untuk sektor-sektor umum produksinya berupa jasa seperti sektor perdagangan,
restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank dan
lembaga keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa, untuk perhitungan kuantum
produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan
2.5.2Perhitungan atas dasar Harga Konstan
Perhitungan atas dasar harga konstan ini pengertiannya sama dengan harga berlaku tetapi
penilaiannya dilakukan dengan satu tahun dasar tertentu.
NTB atas dasar harga konstan ini hanya menggambarkan perubahan
volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara
menilai dengan harga satu tahun dasar tertentu.
Perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat perubahan ekonomi
secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu
kabupaten dari tahun ke tahun.
Pada dasarnya dikenal empat cara perhitungan nilai tambah atas dasar harga
konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Revaluasi
Revaluasi adalah penilaian kembali dengan cara menilai produksi dan biaya antara
(Intermediate Cost) masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar, dan
hasilnya merupakan Output dan biaya antara (Intermediate Cost). Dalam praktek,
sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena
mencakup komponen inputyang terlalu banyak disamping data harga yang tersedia
tidak memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar
harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas masing-masing
2. Ekstrapolasi
Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara
mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi
sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang
dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja,
jumlah perusahaan dan lainnya yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang
dihitung. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap perhitungan output atas dasar
harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio terhadap output akan
diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.
3. Deflasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah
atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga
yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga perdagangan
besar dan sebagainya.
Indeks harga diatas dapat pula dipakai secara inflator, dalam keadaan dimana nilai
tambah atas dasar harga yang berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai
tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tertentu.
4. Deflasi Berganda
Dalam deflasi berganda ini yang di deflasi adalah output dan biaya antara
(Intermediate Cost), sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan
biaya antara (Intermediate Cost), yang telah dideflasi tersebut. Indeks harga yang
biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar
sesuai dengan komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah
indeks harga input terbesar.
Kenyataan sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara (Intermediate Cost),
disamping karena komponennya terlalu banyak, karena indeks harganya belum
tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam perhitungan harga konstan, deflasi
berganda ini belum banyak digunakan
Perhitungan komponen penggunaan produk domestik atas dasar harga konstan yand
dilakukan dengan menggunakan cara-cara diatas, tetapi mengingat data yang kurang
mendukung maka cara deflasi dan ekstrapolasi lebih banyak digunaka
2.6 Uraian Sektoral
Produk Domestik Regional Bruto menurut sektor (lapangan usaha) terdiri dari sembilan
sektor :
1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari alam dan
merupakan barang-barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan
untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain. Sektor pertanian ini
terdiri dari sub-sub sektor yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan,
2. Sektor Pertambangan Dan Penggalian
Kegiatan pertambangan dan penggalian adalah kegiatan yang mencakup penggalian,
pemboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan pengambilan segala macam
barang tambang, mineral dan barang galian yang teesedia di alam, baik berupa
benda padat, benda cair maupun gas. Penambangan dan penggalian ini dapat
dilakukan dibawah tanah maupun diatas permukaan bumi. Sifat dan tujuan dari
kegiatan tersebut adalah untuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan
galian sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, dijual atau diproses secara
lanjut.
3. Sektor Industri Pengolahan
Kegiatan industri adalah kegiatan untuk merubah bentuk baik secara mekanis
maupun kimiawi dari bahan organik atau anorganik produk baru yang lebih tinggi
mutunya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mesin atau tangan, baik dibuat di
dalam pabrik atau rumah tangga. Termasuk juga disini perakitan bagian-bagian suku
cadang barang-barang di pabrik, seperti perakitan mobil dan alat elektronik.
4. Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih
Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor yaitu subsektor Listrik, subsektor Gas dan
subsektor Air Bersih.
4.1 Subsektor Listrik
Subsektor ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik
yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN)
Perusahaan Pemerintah Daerah dan listrik yang diusahakan oleh swasta
(perorangan maupun perusahaan), dengan tujuan untuk dijual.
4.2 Subsektor Gas
Subsektor ini mencakup kegiatan yang meliputi penyediaan gas kota yang
disalurkan kepada konsumen dengan menggunakan pipa dimana gas
tersebut diperoleh dari proses pembakaran batubara, minyak dan drack
dengan produknya berupa gas batubara, gas minyak, gas ckreking, kokas
dan minyak ter. Termasuk juga disini kegiatan penyaluran LPG dan gas
alam yang tekanannya sudah dinaikkan.
4.3Subsektor Air Bersih
Subsektor ini mencakup kegiatan penampungan, penjernihan dan
pendistribusian air bersih kepada rumah tangga, industri, rumah sakit dan
penggunaan komersil lainnya. Termasuk juga kegiatan penyediaan air
bersih dengan menggunakan kincir air ataupun alat lainnya, yang
diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM), milik pemerintah daerah
Non PAM milik swasta ataupun perorangan.
5. Sektor Bangunan
Sektor ini menyangkut kegiatan pembuatan dan perbaikan bangunan (konstruksi),
baik yang dilakukan oleh kontraktor umum maupun adalah pembuatan,
pembangunan, pemasangan, perbaikan (berat maupun ringan), semua jenis
konstruksi seperti bangunan tempat tinggal, jalan, jembatan (laut, udara, sungai),
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor ini terdiri dari tiga subsektor perdagangan, subsektor hotel dan subsektor
restoran. Pada dasarnya ini mencakup kegiatan perdagangan, penyediaan akomodasi
(hotel), serta penjualan makanan dan minimum seperti restoran, warung, kedai,
pedagang keliling dan sejenisnya
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan penumpang
melalui darat, sungai, danau, penyebrangan dan udara. Termasuk disini yang
sifatnya menunjang dan memperlancar kegiatan pengankutan, seperti tempat
parkir, terminal/pelabuhan, bongkar muat, keagenan, ekspedisi, bandara,
pergudangan dan jalan tol.
8. Sektor Bank dan Lembaga Keuagan
Sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa bank, asuransi, koperasi dan jasa
keuagan. Jasa bank meliputi usaha jasa perbankan yang dilakukan oleh bank
sentral yaitu Bank Indonesia (BI), Bank Devisa, Bank Tabungan dan Bank
Pembangunan. Usahanya meliputi simpan pinjam, mengeluarkan kertas berharga,
memberi jaminan bank dan jasa perbankan.
9. Sektor Jasa-jasa
Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah, pertahanan dan jasa yang dikelola
pemerintah maupun pihak swasta meliputi jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa
BAB 3
SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK
3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik
Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) propinsi sumatera utara merupakan lembaga
pemerintahan non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada
presiden.
Badan pusat statistik ini ada sejak :
3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Pada bulan februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian,
Kerajinan dan Perdagangan (Directur Van Land Bouw Nijeverheid En Handel), dan
kedudukan di bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data
statistik.
Pada tahun 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan wakil
dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas untuk merencanakan
tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang
statistik di Indonesia.
Pada tanggal 24 Septenber 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama
Central Kantor Voor De Statistik (cks) atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula
dilakukan oleh Kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen (IUA) yang sekarang disebut kantor Bea
3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan juni 1994 pemerintah jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang
utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa ini CKS
diganti menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.
3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tanggal 17 Agustus 1945.
Kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana
kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia).
Tahun 1946, Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari Perjanjian
Linggar Jati. Sementara ini pemerintah Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali
CKS.
Berdasarkan surat edaran kementerian kemakmuran tanggal 12 juli 1950
nomor:219/S.C,KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada kemakmuran.
Denagan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 maret 1952 Nomor : P/44, lembaga
KPS berada dibawah dan bertanggung jawab perekonomian. Selanjutnya keputusan bagian
yaitu bagian Researchyang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggara tata usaha yang
disebut Afdeling B.
Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor :131 tahun 1957, kementerian
perekonomian dipecah menjadi kementerian Perdanagan dan kementerian Perindustrian.
Untuk selanjutnya Presiden Republik Indonesia Nomor :172 tahun 1957, terhitung mulai
tanggal 1 juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik semula
3.1.4 Masa OrdeBaru Sampai Sekarang
Pada pemerintah Orde Baru khususnya untuk memenuhi kebutuhan perencanaan dan evaluasi
pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan
terpercaya mulai diadakan pembenaran organisasi Biro Pusat Statistik.
Dalam masa Orde Baru ini Badan Pusat Statistik telah mengalami empat (4) kali
perubahan struktur organisasi :
a) Peraturan pemerintah Nomor : 16 tahun 1968 tentang organisasi Badan Pusat
Statistik.
b) Peraturan pemerintah Nomor : 6 tahun 1980 tentang organisasi Badan Pusat
Statistik.
c) Peraturan pemerintah Nomor : 2 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi,
susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik.
d) Undang-undang Nomor : 16 tahun 1997 tentang statistik.
e) Keputusan Republik Indonesian Nomor : 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat
Statistik.
f) Keputusan kepala Badan Pusat Statistik Nomor : 100 tahun 1998 tentang
organisasi dan tenaga kerja Badan Pusat Statistik.
g) Peraturan Pemerintah Nomor : 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan
statistik.
Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintah Nomor : 16 tahun 1968 yaitu yang
mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980 peraturan pemerintah
Nomor : 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah Nomor : 6
tahun 1980 di tiap provinsi terdapat perwakilan Badan Pusat Statistik dengan nama kantor
Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti
undang-undang Nomor : 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 juni 1998 dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat
Statistik, sekaligus mengatur tata kerja dan struktur Organisasi Badan Pusat Statistik yang
baru.
3.2 Struruktur Organisasi Badan Pusat Statistik
Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranan dan kegiatan
langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu-individu dalam rangka
kerjasama untuk mencapaia tujuan yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para
pegawai / staf tersebut.
Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah struktur
organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur-unsur specialisasikerja, standarlisasi
kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukkan
lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu
kelompok kerja.
Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik
(BPS) Provinsi Sumatera Utara adalah :
a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai
departemen dan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain.
b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi
c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan-keputusan dan mengamati
bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.
Sebagaimana dalam lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor dibantu bagian tata usaha
yang terdiri dari :
a. Sub Bagian Urusan Dalam
b. Sub Bagian Perlengkapan
c. Sub Bagian Keuangan
d. Sub Bagian Kepegawaian
e. Sub Bagian Bina Potensi / Bina Program
Sedangakan Bidang Penunjang Statistik Terdiri dari Lima (5) bidang yaitu :
1. Bidang Statistik Produksi
Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan Statistik
Pertanian, Industri, Konstruksi pertambangan dan energi.
2. Bidang Statistik Distribusi
Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik
konsimen dan perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta niaga dan
jasa.
3. Bidang Statistik Sosial
Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan
4. Bidang Itegrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS)
Penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data
dengan komputer.
5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Mempunyai tugas untuk penyusunan neraca Produksi, Neraca Konsumsi, dan Akumulasi
penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik
3.3 Tugas dan Wewenangan Masing-Masing Bagian di Badan Pusat Statistik
Wewenang (authority) adalah : hak untuk melakukan sesuatu atau memerintahkan orang lain
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Contoh : seorang manager suatu organisasi mempunyai hak untuk memberi,
perintah dan tugas serta menilai pelaksanaan kerja bawahannya.
Tugas adalah : kewajiban untuk melakukan sesuatu agar tercapai tujuan
tertentu. Contoh : sekretaris yang mengarsip surat, membuat notulen rapat.
3.3.1 Bagian Tata Usaha
a. Menyusun program kerja tahun bidang.
b. Mengatur dan melaksanakan penghimpunan barang dan penyusunan program
kerja tahunan baik rutin maupun proyek kantor statistik propinsi dan
menyampaikan ke Badan Pusat Statistik.
c. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat-surat penggandaan
atau percetakan kearsipan, rumah tangga dan pemeliharaan gedung keamanan
d. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang meliputi
penyusunan, penyimpanan atau penggudangan, inventarisasi dan penghapusan
serta pemeliharaan perlengkapan.
e. Mengatur dan melaksanakan urusan dan keuangan yang meliputi tata usaha
keuangan, perbankan, vertikasi dan pembukuan.
f. Mengatur dan melaksanakan urusan dan mutasi pegawai, pembinaan pegawai,
kesejahteraan pegawai, administrasi jabatan dan fungsional, hukum, organisasi
tata laksana serta penyajian.
g. Menyusun laporan kegiatan bagian secara berkala dan sewaktu-waktu.
h. Mengatur dan melaksanakan urusan penyelenggaraan berbagai pelatihan teknis
dan pelatihan administratif.
3.3.2 Bidang Statistik Produksi
a. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi kegiatan statistik
pertanian, industri, konstruksi energi dan statistik produksi lainnya yang
ditemuka n.
b. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat
dibidang statistik produksi.
c. Mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan
dipusat pelatihan serta mengatur pencatatan pelatihannya.
d. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik Propinsi atau pimpinan bagian
e. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dan pengawasan lapangan terhadap
pelaksanaan lapangan produksi.
f. Mengatur dan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan dokumen hasil
pengumpulan data statistik produksi.
g. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data, mengatur dan menyiapkan data
statistik produksi melalui komputer sesuai yang diterapkan.
h. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil kerja kegiatan statistik produksi.
i. Mengatur dan menyiapkan hasil pengolahan statistik produksi yang akan dikirim
ke pusat melalui komputer sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
j. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik Propinsi melakukan pembinaan
secara teratur petugas pencacah, pengawas dan pemeriksaan pengumpulan data
statistik produksi, kabupaten, kotamadya, maupun dikecamatan.
3.3.3 Bidang Statistik Distribusi
a. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi pelaksanaan kegiatan
statistik pertanian, industri pertambangan, energi dan statistik produksi lainnya
yang ditentukan.
b. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat
dibidang statistik produksi.
c. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik memimpin proyek untuk
menyiapkan proyek tugas lapangan.
d. Mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan petugas lapangan di pusat
e. Mengatur dan melaksanakan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan
lapangan, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan statistik
produksi.
f. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan terhadap
pelaksanaan kegiatan statistik produksi.
g. Mengatur dan melaksanakan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil
pengumpulan data statistik distribusi.
h. Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik distribusi secara sederhana
sesuai yang diterapkan oleh pusat.
i. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data dan menyiapkan pengolahan
statistik distribusi melalui komputer sesuai yang diterapkan.
j. Mengatur dan mengevaluasi hasil kegiatan statistik distribusi sebagai bahan
masukan untuk penyempurnaan selanjutnya.
k. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi melakukan pembinaan
secara teratur petugas pencacah, pengawas dan pemeriksaan penyimpulan data
statistik produksi, kabupaten, kotamadya ataupun dikecamatan.
3.3.4 Bidang Statistik Sosial
a. Menyusun program kerja tahunan bidang-bidang yang utama ruang lingkup
bidang statistik kependudukan adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik
demokratis dan rumah tangga dan statistik kependudukan lainnya.
b. Mengatur keikutsertaan program lainnya yang akan diselenggarakan oleh statistik
c. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi atau pimpinan bagian
proyek untuk menyiapkan pengolahan latihan tugas lapangan.
d. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan latihan tugas lapangan dipusat
serta mengatur penjatahan pelatihannya.
e. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen untuk melaksanakan tugas
lapangan.
f. Melakukan pembinaan dan pengawasan lapangan terhadap pengawasan kegiatan
statistik kependudukan.
g. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data mengatur dan menyiapkan
pengolahan data statistik kependudukan melalui komputer sesuai yang
ditetapkan.
h. Mengatur dan melaksanakan penerimaan dokumen hasil dari pengumpulan data
statistik kependudukan.
i. Mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan yang akan
dikirim kepusat sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
j. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil pengolahan statistik kependudukan
3.3.5 Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik a. Menyusun Program kerja tahunan.
b. Melaksanakan penyusunan, pemeliharaan, penyelesaian permasalahan dan
pengembangan sisitem jaringan komunikasi data sesuai dengan aturan yang
ditetapkan serta membantu penyerapan teknologi informasi.
c. Mengatur dan melaksanakan keikutsertaan dalam program latihan yang
diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik dalam bidang pengolahan, penyajian
dan pelayanan statistik.
d. Melaksanakan koordinasi pengolahan dan pemeliharaan perangkat keras dan
perangkat lunak serta menyusun sistem pengolahan data.
e. Mengatur integrasi penggunaan sistem dan program aplikasi pengolahan data
statistik seperti data statistik kependudukan, data statistik produksi dan data
statistik distribusi termasuk sarana pendukungnya.
f. Melaksanakan kajian evaluasi kebutuhan dan pengolahan data termasuk bahan
komputer yang bekerja sama dengan satuan organisasi terkait.
3.4 Ruang Lingkup kegiatan kantor BPS Propinsi Sumatera Utara
a. Merencanakan kegiatan badan pusat statistik untuk dilaksanakan misalnya:
jenis data yang akan dikumpulkan, kegunaan data dan lain-lain.
b. Mengumpulkan data badan pusat statistik
Sesudah dikumpulkan data sebelumnya agar data yang diperlukan itu dapat
c. Mengolah data badan pusat statistik
Sesudah dikumpulkan data tersebut satu persatu kemudian data diolah kembali
supaya kitadenagan menemukan.
d. Menyajikan Data Badan Pusat Statistik
Kantor Badan Pusat Statistik adalah merupakan suatu sumber atau pusat
informasi yang dapat mempermudah masyarakat untuk mengetahui tenteng
perkembangan negara Indonesia.
e. Menganalisa Data Badan Pusat Statistik
Kemudian data tersebut dianalisa atau dibahas terhadap data statistik tersebut
juga, dan disebar luaskan. Misalnya Indikator pendapatan, Proyeksi keadaan
perekonomian dan ketenaga kerjaan di Indonesia, Analisa Badan Pusat Statistik
perbankan, dan lembaga keuangan lainnya.
f. Memasyarakatkan Data Badan Pusat Statistik
Sesudah selesai dikerjakan seluruhnya baru data tersebut dimasyarakatkan
kepada seluruh lapisan masyarakat ini agar tercipta tujuan yang akan dicapai.
3.5Visi Dan Misi a.Visi
Visi BPS Provinsi Sumatera Utara menjadikan informasi Statistik sebagai tulang punggung
informasi pembangunan baik untuk perencanaan, pengendalian, maupun untuk pengawasan
pembangunan regional dan nasional, didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas
b. Misi
Pembangunan statistik diarahkan kepada penyediaan data statistik yang bermutu, andal, tepat
waktu lengkap/rinci dan bermanfaat dalam mendukung pembangunan nasional, melalui:
• Penyelenggaraan kegiatan sensus, survei, dan kegiatan statistik lainnya untuk mewujudkan
tersedianya data statistik dasar, statistik sektoral maupun statistik khusus yang lengkap,
akurat, mutakhir, dan relevan.
• Melaksanakan koordinasi dalam penyelenggaraan kegiatan statistik dengan melibatkan
peran serta pemerintah daerah dan instansi pemerintah lainnya yang berada di jajaran
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara serta masyarakat baik sebagai sumber data
pada pelaksanaan kegiatan statistik maupun sebagai pemakai data.
• Pelayanan data dan informasi serta hasil statistik kepada Pemerintah Pusat dan Daerah
maupun masyarakat secara berkala dan sewaktu-waktu, baik dari hasil penyelenggaraan
sendiri maupun hasil kompilasi produk administrasi dan cara lainnya.
• Penyebarluasan data statistik melalui berbagai cara baik langsung maupun tidak langsung
serta pelaksanaan upaya peningkatan sadar statistik bagi masyarakat.
3.6LATAR BELAKANG
Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen merupakan
instansi vertikal yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan di bawah koordinasi
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan / Ketua BAPPENAS.
BPS mempunyai tugas menyelenggarakan statistik dasar, melaksanakan koordinasi
dan kerjasama, serta mengembangkan dan membina statistik sesuai dengan peraturan
3.7LANDASAN HUKUM
a. Undang-undang No. 16 Tahun 1997, tentang Statistik.
b. PP No. 51 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Statistik yang mengamanatkan bahwa
BPS berkewajiban menyelenggarakan kegiatan statistik dasar.
c. Keppres 103 Tahun 2001, tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.
d. SK Kepala BPS No. 121 Tahun 2001, tentang Organisasi dan tata kerja perwakilan BPS
di daerah.
3.8Tugas, Fungsi, dan Kewenangan
a. Tugas
Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b.Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi:
• Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kegiatan statistik • Penyelenggaraan statistik dasar
• Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPS
• Fasilitas dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang statistik
• Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
c. Kewenangan
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaiamana dimaksud, BPS mempunyai kewenangan:
• Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.
• Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. • Penetapan sistem informasi di bidangnya.
• Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional.
• Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yaitu:
1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik
BAB 4 ANALISIS DATA
4.1 Analisi Data
Pada Bab IV ini penulis akan menganalisis perkembangan Pendapatan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) serta meramalkan Pendapatan PDRB berdasarkan tahun-tahun
sebeluknya. Dalam menghitung peramalan PDRB tersebut penulis menggunakan data-data
tahun sebelumnya yaitu tahun 1985-2007.
Adapun data pendapatan PDRB dalam sektor industri dapat dilihat pada tabel di
Tabel 4.1
Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan dan Harga Berlaku
Kabupaten Labuhan Batu
Tahun Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah)
Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
1985 275.975,62 275.975,62
1986 290.119,75 290.119,75
1987 310.649,84 310.649,84
1988 353.302,75 353.302,75
1989 399.896,33 399.896,33
1990 424.527,86 424.527,86
1991 464.948,12 464.948,12
1992 498.105,37 1.083.135,18
1993 328.842,70 328.842,70
1994 387.951,56 402.645,19
1995 471.327,93 489.067,76
1996 514.266,0 614.080,49
1997 671.621,21 1.672.426,58
1998 700.916,80 2.568.716,35
1999 738.043,59 2.864.239,32
2000 791.553,00 3.118.658,15
2001 830.800,22 3.320.326,64
2002 872.978,13 3.583.418,89
2003 2.862.410,92 3.726.379,46
2004 3.000.565,27 4.227.796,47
2005 3.165.805,24 4.923.071,80
2006 3.347.191,82 5.710.714,76
2007 3.577.598,19 6.405.643,82
Dari data diatas maka penulis akan menganalisis data tersebut dan meramalkan
pendapatan PDRB dengan menggunakan metode pemulusan (smoothing) rata-rata bergerak
ganda linier. Tahap pertama dalam perhitungan ini adalah perhitungan rata-rata bergerak
dalam 3 periode dari PDRB harga konstan dengan menggunakan rumus persamaan (2.1)
yaitu :
�′� = ��+��−�+��−�+⋯+��−�+�
�
Dari rumus diatas maka dapat dihitung :
Rata-rata periode ke 3 (tahun1987) =
3
275.975,62 + 290.119,75 + 310.649,84
= 292.248,40
Rata-rata periode ke 4 (tahun 1988) = 290.119,75 + 310.649,84 + 353.302,75
3
= 318.024,11
Rata-rata periode ke 5 (tahun 1989) = 310.649,84 + 353.302,75 + 399.896,33 3
= 354.616,31
Rata-rata periode ke 6 (tahun 1990) = 353.302,75 + 399.896,33 + 424.527,86 3
= 392.575,65
Rata-rata periode ke 7 (tahun 1991) =
3
399.896,33 + 424.527,86 + 464.948,12
= 429.790,77
Rata-rata periode ke 8 (tahun 1992) =
3
424.527,86 + 464.948,12 + 498.105,37
= 462.527,12
Rata-rata periode ke 9 (tahun 1993) =
3
464.948,12 + 498.105,37 + 328.842,70
Rata-rata periode ke 10 (tahun 1994) =
3
498.105,37 + 328.842,70 + 387.951,56
= 404.966,54
Rata-rata periode ke 11 (tahun 1995) =
3
328.842,70 + 387.951,56 + 471.327,93
= 396.040,73
Rata-rata periode ke 12 (tahun 1996) =
3
387.951,56 + 471.327,93 + 514.266,00
= 457.848,50
Rata-rata periode ke 13 (tahun 1997) =
3
471.327,93 + 514.266,00 + 671.621,21
= 552.405,05
Rata-rata periode ke 14 (tahun 1998) =
3
514.266,00 + 671.621,21 + 700.916,80
= 628.934,67
Rata-rata periode ke 15 (tahun 1999) =
3
671.621,21 + 700.916,80 + 738.043,59
= 703.527,20
Rata-rata periode ke 16 (tahun 2000) =
3
700.916,80 + 738.043,59 + 791.553,00
= 743.504,46
Rata-rata periode ke 17 (tahun 2001) =
3
738.043,59 + 791.553,00 + 830.800,22
= 786.798,94
Rata-rata periode ke 18 (tahun 2002) =
3
791.553,00 + 830.800,22 + 872.978,13
= 831.777,12
Rata-rata periode ke 19 (tahun 2003) =
3
830.800,22 + 872.978,13 + 2.862.410,92
Rata-rata periode ke 20 (tahun 2004) =
3
872.978,13 + 2.862.410,92 + 3.000.565,27
= 2.245.318,11
Rata-rata periode ke 21 (tahun 2005) = 2
3
.862.410,92 + 3.000.565,27 + 3.165.805,24
= 3.009.593,81
Rata-rata periode ke 22 (tahun 2006) =
3
3.000.565,27 + 3.165.805,24 + 3.347.191,82
= 3.171.187,44
Rata-rata periode ke 23 (tahun 2007) =
3
3.165.805,24 + 3.347.191,82 + 3.577.598,19
= 3.363.531,75
Dan tahap selanjutnya untuk menghitung peramalan PDRB ialah mencari rata-rata
kedua dari rata-rata bergerak yang pertama dengan rumus persamaan (2.2) yaitu :
�′′� = �′�+�′�−1+�′�−2+⋯+�′�−�+1
�
Maka dapat dihitung :
Rata-rata periode ke 5 (tahun 1989) =
3
292.248,40 + 318.024,11 + 354.616,31
= 321.629,61
Rata-rata periode ke 6 (tahun 1990) =
3
318.024,11 + 354.616,31 + 392.575,65
= 355,072,02
Rata-rata periode ke 7 (tahun 1991) =
3
354.616,31 + 392.575,65 + 429.790,77
Rata-rata periode ke 8 (tahun 1992) =
3
392.575,65 + 429.790,77 + 462.527,12
= 428.297,85
Rata-rata periode ke 9 (tahun 1993) =
3
429.790,77 + 462.527,12 + 430.632,06
= 440.983,32
Rata-rata periode ke 10 (tahun 1994) =
3
462.527,12 + 430.632,06 + 404.966,54
= 432.708,57
Rata-rata periode ke 11 (tahun 1995) =
3
430.632,06 + 404.966,54 + 396.040,73
= 410.546,44
Rata-rata periode ke 12 (tahun 1996) =
3
404.966,54 + 396.040,73 + 457.848,50
= 419.618,59
Rata-rata periode ke 13 (tahun 1997) =
3
396.040,73 + 457.848,50 + 552.405,05
= 468.764,76
Rata-rata periode ke 14 (tahun 1998) =
3
457.848,50 + 552.405,05 + 628.934,67
= 546.396,07
Rata-rata periode ke 15 (tahun 1999) =
3
552.405,05 + 628.934,67 + 703.527,20
= 628.288,97
Rata-rata periode ke 16 (tahun 2000) =
3
628.934,67 + 703.527,20 + 743.504,46
= 691.988,78
Rata-rata periode ke 17 (tahun 2001) =
3
703.527,20 + 743.504,46 + 786.798,94
Rata-rata periode ke 18 (tahun 2002) =
3
743.504,46 + 786.798,94 + 831.777,12
= 787.360,17
Rata-rata periode ke 19 (tahun 2003) =
3
786.798,94 + 831.777,12 + 1.522.063,09
= 1.046.879,72
Rata-rata periode ke 20 (tahun 2004) =
3
831.777,12 + 1.522.063,09 + 2.245.318,11
= 1.533.052,77
Rata-rata periode ke 21 (tahun 2005) =
3
1.522.063,09 + 2.245.318,11 + 3.009.593,81
= 2.258.991,67
Rata-rata periode ke 22 (tahun 2006) =
3
2.245.318,11 + 3.009.593,81 + 3.171.187,44
= 2.808.699,79
Rata-rata periode ke 23 (tahun 2007) =
3
3.009.593,81 + 3.171.187,44 + 3.363.531,75
= 3.181.437,67
Selanjutnya dicari nilai a dengan menggunakan rumus pada persamaan (2.3) :
�� = �′�+ (�′�− �"�) =��′�− �"�
Maka nilai a dapat dihitung :
Nilai a untuk periode ke 5 (tahun 1989) = (2 x 354.616,31) – 321.629,61
= 387.603,01
Nilai a untuk periode ke 6 (tahun 1990) = (2 x 392.575,65) – 355.072,02