IKRIMA KHAERUN NISA
PENGARUH KADAR METIL SELULOSA
400 cps TERHADAP MUTU FISIK TABLET
DALAM FORMULASI TABLET HISAP
EKSTRAK DAUN KETEPENG CINA
(
Cassia alata
L) DENGAN BASIS MANITOL
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ii
ii
Lembar Pengesahan
PENGARUH KADAR METIL SELULOSA 400 cps
TERHADAP MUTU FISIK TABLET DALAM
FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN
KETEPENG CINA (
Cassia alata
L) DENGAN BASIS
MANITOL
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2012
Oleh:
IKRIMA KHAERUN NISA 08040025
Disetujui Oleh :
Pembimbing II
Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. NIP-UMM : 114.0704.00448 Pembimbing I
iii
LEMBAR PENGUJIAN
PENGARUH KADAR METIL SELULOSA 400 cps
TERHADAP MUTU FISIK TABLET DALAM
FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN
KETEPENG CINA (
Cassia alata
L) DENGAN BASIS
MANITOL
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 19 Juli 2012
Oleh:
IKRIMA KHAERUN NISA 08040025
Tim Penguji:
Penguji II
Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. NIP-UMM : 114.0704.00448 Penguji I
Dr. H. Achmad Radjaram, Apt. NIP. 194908281978021001
Penguji IV
Dian Ermawati, S.Farm.,Apt. NIP-UMM : 112.0907.0480 Penguji III
iv
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirrobbilalamin. Segala puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan skripsi ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pengaruh Kadar Metil
Selulosa 400 Cps terhadap Mutu Fisik Tablet dalam Formulasi Tablet Hisap
Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L) dengan Basis Manitol”.
Melalui kesempatan yang sangat berharga ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:
1. Dr. H. Achmad Radjaram, Apt. selaku dosen pembimbing I dan
Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. selaku dosen pembimbing II atas
saran, bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan
waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.
2. Drs. Achmad Inoni, Apt. selaku dosen penguji I dan Dian Ermawati,
S.Farm., Apt. selaku dosen penguji II atas saran dan kritik yang diberikan
sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.
3. Tri Lestari H., M.Kep., Sp.Mat selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan.
4. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SpFRS selaku kepala laboratorium Program
Studi Farmasi dan Dosen Wali yang telah membimbing serta mengarahkan
studi akademik selama 4 tahun.
5. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda
yang penulis banggakan dan Ibunda tercinta yang telah banyak
memberikan do‟a, dukungan, kasih sayang dan pengorbanan baik secara
moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan
baik, serta Saudara-saudara kandung (Mbak Kiki, Mas Alim, Mas Jaka,
Mas Uki, dan Ira) yang terus mensupport dan memberi saran untuk tugas
akhir ini.
6. Teman kelompok seperjuangan : Trisdian, Rani, Frida, dan Feni yang
mampu menutupi kekurangan satu sama lain serta diskusi dan
v
7. Teman-teman seperjuangan di „Rumah Kita‟ : Zul, Ivat, dan Sopha yang
terus memberikan dukungan dan hiburan di saat suntuk dengan tugas.
8. Teman-teman tim Buktah 2008, yang powernya melebihi teman-teman
lain, karena masih bisa menyempatkan diri untuk membuat project
angkatan kita.
9. Terima kasih kepada para sahabat : Prisca, Norma, mbak Ephen, Cherish,
Mba Nisul, Yulan, dan Bambang yang sudah mendukung baik dalam suka
maupun duka hingga menjadi seseorang yang seperti ini sekarang.
10.Teman-teman seperjuangan angkatan 2008 Farmasi UMM atas
suka-dukanya menjalani kuliah selama 4 tahun.
11.Teman-teman Organisasi : SEFA FIKES UMM, TIMAPKES UMM, dan
ISMAFARSI yang telah membuat saya terus berkembang secara hard
skill maupun soft skill kefarmasian yang sangat bermanfaat serta
memberikan pengalaman yang luar biasa selama masa-masa kuliah.
12.Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
memberikan banyak bantuan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan selanjutnya.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi
penulis dan para pembaca pada umumnya.
Malang, 31 Juli 2012
x
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vi
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
DAFTAR SINGKATAN ... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 3
1.3Tujuan Penelitian ... 4
1.4Hipotesis ... 4
1.5Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketepeng Cina ... 5
2.2 Flavonoid ... 6
2.3 Ekstrak ... 7
2.4 Metode Ekstraksi ... 8
2.5 Tablet Hisap ... 8
2.6 Granulasi Basah ... 10
2.7 Karakteristik Granul... 11
2.8 Mutu Fisik Tablet ... 14
2.9 Tinjauan Tentang Bahan Penelitian ... 16
xi BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Bahan Penelitian ... 22
4.2 Alat Penelitian ... 22
4.3 Rancangan Penelitian ... 22
4.4 Metode Penelitian ... 23
4.4.1 Pemeriksaan Kualitatif Ekstrak ... 26
4.4.2 Uji Aktivitas Antimikroba ... 27
4.4.3 Pembuatan Granul dan Tablet ... 28
4.4.4 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 28
4.4.5 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 30
4.4.6 Analisis Statistik ... 32
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Pemeriksaan Kualitatif Bahan... 33
5.1.1 Pemeriksaan Kualitatif Ekstrak Daun Ketepeng Cina .. 33
5.1.2 Pemeriksaan Kualitatif Manitol ... 35
5.1.3 Pemeriksaan Kualitatif Metil Selulosa 400 cps ... 36
5.2 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 37
5.3 Pemeriksaan Mutu Fisik dan Analisa Data Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 40
5.3.1 Hasil Uji Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 40
5.3.2 Hasil Uji Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 44
5.3.3 Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 45
BAB 6 PEMBAHASAN ... 48
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 53
7.2 Saran ... 53
xii
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel II.1 Hubungan antara kecepatan alir dengan Sifat Aliran
Granul ... 12
Tabel II.2 Hubungan Sudut Diam dan Daya Alir ... 13
Tabel II.3 Hubungan Indeks Kompresibilitas dan Kemampuan Alir ... 14
Tabel II.4 Persyaratan Penyimpangan Bobot ... 15
Tabel IV.1 Rancangan Formula Tablet Hisap Ekstrak Ketepeng Cina.... 23
Tabel IV.2 Persyaratan Penyimpangan Bobot ... 31
Tabel V.1 Hasil Pemeriksaan Flavonoid pada Kromatografi Lapis Tipis dalam Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 34
Tabel V.2 Hasil Uji Efektifitas Antimikroba Ekstrak Daun Ketepeng Cina Metode Dilusi Cair ... 34
Tabel V.3 Pemeriksaan kualitatif Manitol ... 35
Tabel V.4 Pemeriksaan Kualitatif Metil Selulosa 400 cps ... 36
Tabel V.5 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Granul dengan Bahan Pengikat Metil Selulosa 400 cps ... 37
Tabel V.6 Perbandingan Tablet Placebo dengan Tablet Hisap Kontrol . 39 Tabel V.7 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina Metode Granulasi Basah dengan Bahan Pengikat Metil Selulosa ... 41
Tabel V.8 Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 41
Tabel V.9 Kekerasan Tablet Placebo ... 42
Tabel V.10 Hasil Uji Kualitatif Polifenol dan Tannin ... 44
Tabel V.11 Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 45
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Ketepeng Cina (Cassia alata L.) ... 5
Gambar 2.2 Flavonoid ... 6
Gambar 2.3 Metode Pengukuran Sifat Alir dan Sudut Diam... 12
Gambar 2.4 Rumus Struktur Manitol ... 17
Gambar 2.5 Rumus Struktur Metil Selulosa ... 18
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 21
Gambar 4.1 Alur Kerja Penelitian ... 25
Gambar 5.1 Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 33
Gambar 5.2 Hasil Uji Efektivitas Antimikroba Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 35
Gambar 5.3 Kurva Distribusi Ukuran Granul ... 38
Gambar 5.4 Grafik Pengaruh Tekanan dan Kadar Bahan Pengikat Terhadap Kompaktibilitas Tablet ... 38
Gambar 5.5 Perbandingan Uji Kekerasan antara formula placebo dengan formula kontrol ... 40
Gambar 5.6 Hubungan kadar metil selulosa 400 cps terhadap kekerasan tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina ... 42
Gambar 5.7 Hubungan kadar Metil Selulosa 400 cps terhadap kekerasan tablet placebo ... 43
Gambar 5.8 Hubungan kadar metil selulosa 400 cps terhadap kerapuhan tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina ... 45
xiv
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup ... 57
2. Surat Pernyataan ... 58
3. Determinasi Tanaman Ketepeng Cina ... 59
4. Uji Kadar Hambat Minimum Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 60
5. Sertifikat Analisis Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 61
6. Sertifikat Analisis Metil Selulosa 400 cps ... 62
7. Sertifikat Analisis Magnesium Stearate ... 63
8. Hasil Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak ... 64
9. Hasil Pemeriksaan Identifikasi Fenol dan Tannin pada Ekstrak... 65
10. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Metil Selulosa 400 cps ... 66
11. Hasil FT-IR Mannitol ... 67
12. Hasil FT-IR Metil Selulosa 400 cps ... 70
13. Tabel Gugus Fungsi FT-IR ... 73
14. Pemeriksaan Mutu Fisik Granul dengan Bahan Pengikat Metil Selulosa 400 cps ... 74
15. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 77
16. Hasil Analisis Statistik Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina dengan Program SPSS 17... 81
17. Hasil Analisis Statistik Kekerasan Tablet Placebo dengan Program SPSS 17 ... 83
18. Hasil Analisis Statistik Perbandingan Kekerasan antara Tablet Placebo dengan Formula Kontrol Tablet Hisap ... 85
19. Hasil Analisis Statistik Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina dengan Program SPSS 17... 86
xv
21. Foto Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 90
22. Tabel distribusi harga F pada α = 0,05 ... 91
xvi
xvi
DAFTAR SINGKATAN
MC : Moisture Balance
kg : Kilogram
mg : Milligram
cm : Centimeter
ml : Milliliter
Cps : centipoise
FTIR : Fourier Transform Infra Red
KLT : Kromatografi Lapis Tipis
KBr : Kalium Bromida
KHM : Kadar Hambat Minimum
SPSS : Statistical Product and Service Solution
54
Agromedia. Manfaat Pekarangan untuk Tanaman Obat Keluarga. Agromedia : Jakarta, pp. 12
Agromedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat : 431 Jenis Tanaman Penggempur
Aneka Penyakit. Redaksi Agromedia : Jakarta, pp. 145
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,Edisi Keempat. UI – Press : Jakarta, pp. 300, 607-608
Aulton, M., and Summers M. 2002. Tablet and Compaction in : Pharmaceutics
The Science of Dosage Form Design. 2nd., Churchill Livingstone :
Philadelphia, pp. 397-439
Balai Penelitian dan pengembangan Kesehatan. 2000. Inventaris Tanaman Obat
Indonesia (I) jilid 1. Depkes & Kesejahteraan Sosial RI : Jakarta, pp.
53-54
Banker, G. S., and Anderson N. R. 1986. Tablet in: Lachman L., Lieberman H. A., and Kanig J.L. Eds. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd., Lea and Febiger : Philadelphia, pp. 293-343.
Benli M, Bingol U, Geven F, Guney K, Yigit N., 2008. An Investigation On To
Antimicrobial Activity Of Some Endemic Plant Species From Turkey. Afr.
J. Biotechnol. Vol. 7 No.1: p.1-5.
Calderon-Montano, J.M., E. Burgos-Moron, C. Perez-Guerrero, and M. Lopez-Lazaro. 2011. A Review on the Dietary Flavonoid Kaempferol.
Mini-Reviews in Medicinal Chemistry, 2011, 11, pp. 298-344.
Cannel, R.J.P., 1998, Natural Products Isolation, Humana Press, New Jersey.
Cartensen, Jens T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms. John Wiley & Sons : New York, pp. 132-243.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.
Dua, Kamal., Kavita Pabreja, Ramana MV. 2010. Preparation, Characterization,
and In Vitro Evaluation of Aceclofenac Solid Dispersions. ARS
Pharmaceutica Vol. 51 (1). pp. 57-76.
El-Mahmood,A.M., Doughari,J.H. 2008. Phytochemical Screening and
55
Linn. African Journal of Pharmacy and Pharmacology 2008 Vol. 2 (7). pp.
124-129.
Ferraro, Mary Jane. Swenson, Jana M. 2009. Methods For Dilution Antimicrobial SusceptibilityTest For Bacteria That Grows Aerobically : Approved
Standard 8th Edition. Clinical and Laboratory Standards Institute Vol. 29
No. 2 : Pensylvania,USA.
Green, James. 2005. Terapi Herbal: Pengobatan Alami Mengatasi Bakteri. Jakarta: Prestasi Pustaka.
King, Robert E. 1980. Tablets, Capsules, and Pills, in Osol A., Chase G. D., Gennaro A. R., Gibson M. R., Granberg C. B., Harvey S. C., King R. E., Martin A. N., Swinyard E. A., Zink G. L. Remington’s Pharmaceutical
Sciences 16th Edition, Volume 2. Mack Publishing Company : Easton.
Kusmardi., Shirly Kumala., Enif Esti Triana. 2007. Efek Imunomodulator Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Magrofag. Makara, Kesehatan, Vol. 11, No. 2, Desember
2007. pp 50-53
Mabry, T.J. (Tom J.), Markham, K.R., Thomas, M.B., . 1970. The Systematic
Identification Of Flavonoids. New York: Springer-Verlag.
Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu
Farmasetik, Edisi ketiga, Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta.
Mendes, R. W., and Bhargava H. 2007. Lozenges, in: Swarbrick, James. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Third Edition, Volume 4. Marcel Dekker Inc : New York, pp. 2231 – 2235.
Moriyama, Hiroyoshi., Iizuka, Toru.,and Nagai, Masahiro. 2001. a Stabilized Flavonoid Glycoside in Heat-Treated Cassia alata Leaves and Its structural elucidation. Yakugaku Zasshi : Tokyo, pp. 817-820
Palanichamy, S. and Nagarajan, S. 1990. Antifungal activity of Cassia alata Leaf Extract. J. ethnopharmacol. 29(3), pp 337-340.
Panichayupakaranant,P., & Kaewsuwan,S. 2004. Bioassay-guided Isolation of the Antioxidant Constituent from Cassia alata L. Leaves. Songklanakarin
J.Sci. Technol., 26(1) : Thailand, pp.103-107
Parrot. E.L.,1979, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceuties, 3 Rd Edition, Burgess Publishing Company : Mineapolis, pp. 73-86.
Peters, D., 1989, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds., Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1, 2nd Ed
Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, pp : 419-582.
Rahman, M.S., Ali, M.Y., Ali, M.U. 2008. In Vitro Screening of Two Flavonoid
Compounds Isolated From Cassia alata L. Leaves for Fungicidal
Activities. J. bio-sci. 16 : Bangladesh, pp.139-142.
Rimdusit, Sarawut., Korapat Somsaeng, Prartana Kewsuwan, Chanchira Jubsilp., Sunan Tiptipakorn. 2012. Comparison of Gamma Radiation Crosslinking and Chemical Crosslinking on Properties of Methylcellulose Hydrogel. Engineering Journal, Vol. 16, No. 4.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Weller, P.J. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipient, Sixth Edition. The Pharmaceutical Press and The American
Pharmaceutical Association : London, pp. 581-585
Sabir, Ardo. 2005. Aktivitas Antibakteri Flavonoid Propolis Trigona sp. Terhadap
Bakteri Streptococcus mutans (in vitro). Majalah Kedokteran Gigi Volume
38 No. 3, Indonesia, pp.135-141.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Penerbit Alfabeta : Bandung.
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale, The Complate Drug Reference. 36th edition. Pharmaceutical Press : London, pp. 1930-1931.
Thomas A.N.S. 1992. Tanaman Obat Tradisional 2. Kanisius : Yogyakarta, pp. 73-74
Voight, R. 1971. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani Noerono Soewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Gajah Mada University press : Jogjakarta.
WHO, 2012. www.who.int diakses 12 Februari 2012.
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agen antimikroba adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, dan virus yang selama ini dianggap
sebagai obat lini pertama untuk mengatasi penyakit infeksi. Penggunaan yang
terlalu sering dan kurang tepat inilah yang dapat menimbulkan resistensi terhadap
obat antimikroba (WHO, 2012).
WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam
pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit,
terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga
mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat
tradisional (WHO, 2003). Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan
obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada
saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat
modern untuk penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses
informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia (Sukandar E Y, 2006).
Indonesia, sudah terkenal merupakan negara yang kaya bahan alam. Salah
satu tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah ketepeng cina (Cassia alata L.)
yang berasal dari family Leguminosae. Ketepeng cina merupakan tanaman asli
Amerika bagian tropis, tetapi sekarang banyak ditanam di daerah tropis lainnya,
termasuk Indonesia (Moriyama, 2001). Selama ini ketepeng cina banyak
dimanfaatkan secara tradisional, antara lain adalah sebagai antiparasit, laksan,
kurap, kudis, panu, eksem, malaria, sembelit, radang kulit bertukak, sifilis, herpes,
influenza dan bronchitis (Kusmardi et al., 2007).
Ketepeng cina banyak mengandung flavonoid, dimana flavonoid merupakan
kelompok heterogen dari tanaman polifenol, memiliki aktivitas biologi, termasuk
aktivitas immunomodulasi dan antioksidan (Rahman et al., 2008). Flavonoid,
seperti halnya karotenoid, menurut penelitian yang telah ada, berpotensi sebagai
antioksidan pada pertumbuhan tumor serta dengan sedikit penelitian terbukti
Ekstrak daun ketepeng cina merupakan salah satu tanaman obat yang
dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba karena terdapat flavonoid glikosida
yang terkandung di dalamnya (Khan et al, 2001) sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai antiseptik pada mulut. Kelebihan obat yang berasal dari tanaman yaitu
dapat memberikan efek terapi tanpa menyebabkan efek samping dan memiliki
kecil kemungkinan terjadi resistensi karena produk berbasis tanaman lebih sehat,
aman, dan lebih dapat dapat diandalkan daripada obat sintetik (Benli et al, 2008).
Berdasarkan khasiat tersebut, maka pada penelitian ini dipilih ekstrak daun
ketepeng cina untuk dikembangkan.
Tablet hisap (lozenges) merupakan sediaan padat yang mengandung satu
atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang
dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut (Mendes &
Bhargava, 2007).
Metode dalam pembuatan tablet hisap ada dua cara yaitu peleburan
(Lozenges) dan pengempaan atau kompresi (Troches) (Lachman et al., 1994).
Cara peleburan ini biasa disebut dengan hard candy lozenges, yang dibuat dengan
cara melebur bahan obat, gula, gom, dan perasa, kemudian dicetak dan
didinginkan. Sedangkan metode pengempaan atau compressed tablet lozenges
diformulasikan dengan banyak pengikat dan tanpa bahan disintegran dan dikempa
lebih keras dibandingkan dengan tablet biasa, oleh Karena itu tablet hisap dapat
melarut secara lambat dan tidak terdisintegrasi di dalam mulut (Parrot, 1979).
Metode pengempaan dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya
metode granulasi basah, granulasi kering, dan cetak langsung. Namun karena
tablet harus larut sangat perlahan tanpa disintegrasi, maka granulasi basah lebih
disukai karena biasanya memberikan kontrol yang lebih baik (Mendes &
Bhargava, 2007). Selain itu, kandungan isoflavon sebagai zat yang akan
digunakan pada pembuatan tablet hisap ini memiliki sifat tahan terhadap
pemanasan, serta stabil dengan adanya air, maka dalam penelitian ini
menggunakan metode granulasi basah.
Tablet hisap ekstrak ketepeng cina diharapkan dapat memberikan rasa manis
ketika dihisap. Hal ini dapat dicapai dengan penambahan bahan pengisi yang
3
dipilih karena memberi rasa manis dan dingin bila dihisap. Manitol bersifat tidak
higroskopis, dan biasa digunakan dalam pembuatan vitamin. Pengikat yang cocok
untuk granulasi serbuk manitol adalah gelatin, metil selulosa, starch, povidone,
dan sorbitol (Rowe et al., 2009).
Pada pembuatan tablet hisap, selain bahan pengisi diperlukan juga bahan
pengikat. Penambahan bahan pengikat sangat penting dalam pembuatan tablet,
karena bahan pengikat berfungsi untuk menyatukan partikel serbuk dalam sebuah
butir granulat serta meningkatkan kekompakan dan kekerasan tablet. Salah satu
bahan yang dapat digunakan adalah metil selulosa. Metil selulosa dengan
viskositas 400 cps merupakan salah satu bahan pengikat yang sering digunakan
dalam formulasi tablet. Penelitian ini menggunakan bahan pengikat Metil Selulosa
400 cps dengan kadar 1%, 2%, dan 3% dari bobot tablet dan menggunakan
formula 0% sebagai kontrol yang selanjutnya dilakukan evaluasi pengaruh kadar
bahan pengikat Metil Selulosa 400 cps terhadap mutu fisik tablet hisap yang
terdiri dari evaluasi tingkat kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur tablet. Dosis
ekstrak yang dipakai ditentukan dengan melakukan uji efektifitas terlebih dahulu
dengan metode dilusi cair menggunakan bakteri Staphylococcus aureus dan
Eschericia coli.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka dilakukan penelitian dengan
menggunakan manitol sebagai bahan pengisi dan Metil Selulosa 400 cps sebagai
bahan pengikat dengan kadar 1%, 2%, dan 3% menggunakan granulasi basah,
selanjutnya dilakukan pemeriksaan pengaruh pengikat metil selulosa 400 cps
terhadap mutu fisik tablet hisap yang meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu
melarut.
1.2Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh bahan pengikat metil selulosa 400 cps dalam
berbagai kadar terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak ketepeng cina (Cassia
1.3Tujuan Penulisan
Menentukan kadar pengikat metil selulosa 400 cps dalam formulasi tablet
hisap ekstrak ketepeng cina (Cassia alata L.) yang memenuhi persyaratan mutu
fisik tablet.
1.4Hipotesis
Semakin meningkatnya kadar metil selulosa 400 cps dalam formulasi
tablet, kekerasan tablet akan semakin meningkat, kerapuhan tablet berkurang,
serta memperlambat waktu melarutnya tablet hisap ekstrak ketepeng cina.
1.5Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
formulasi tablet hisap ekstrak ketepeng cina berbasis manitol dengan
menggunakan metil selulosa 400 cps sebagai bahan pengikat yang memiliki mutu
fisik yang baik sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam mengadakan