• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh marketing mix terhadap loyalitas mahasiswa pada produk mie instan merek Indomie, Sedaap, dan ABC dengan dimoderasi pencarian variasi : studi kasus pada mahasiswa/i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - US

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh marketing mix terhadap loyalitas mahasiswa pada produk mie instan merek Indomie, Sedaap, dan ABC dengan dimoderasi pencarian variasi : studi kasus pada mahasiswa/i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - US"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

   

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh : Diani Arthantri NIM : 062214121

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i   

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh : Diani Arthantri NIM : 062214121

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv   

Masalah adalah sahabat setia kita selama kita hidup di dunia.

Dimana kita mempunyai kemauan untuk menyelesaikan masalah maka pasti

akan ada sinar terang di hadapan kita yang akan menuntun kita……..

Jangan pernah menyerah bila kita menemui kegagalan di perjalanan hidup

kita……

Sikapilah dengan bijak dan berusahalah untuk lebih baik maka keberhasilan

pasti akan kita genggam

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria di surga

“Sebagai penerang jalan kehidupan”

Bapakku tercinta di Surga

“Pak, maafin aku ya, belum bisa buat Bapak senang selama dunia

ini….padahal cuma satu keinginanku melihat Bapak tersenyum

melihat anakmu ini sukses. Sekarang aku sudah mencoba

menyelesaikan skripsiku,,,,,doakan aku ya Pak dari sana karena aku

yakin Bapak sudah bahagia disurga. Aminn…

Ibuku yang kusayangi,

(6)
(7)

vi   

Nama : Diani Arthantri  Nomor Mahasiswa : 06 2214 121

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS MAHASISWA

PADA PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE, SEDAAP, DAN ABC DENGAN DIMODERASI PENCARIAN VARIASI

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 30 Oktober 2010 Yang menyatakan

(8)

vii   

DENGAN DIMODERASI PENCARIAN VARIASI

Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Diani Arthantri Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh marketing mix

terhadap loyalitas mahasiswa pada produk mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC dengan dimoderasi pencarian variasi.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2010 di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuisioner. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dari angkatan 2005-2008 yang pernah mengkonsumsi mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability accidental sampling. Sampel didapatkan 100 responden yang pernah mengkonsumsi mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda dan Analisis Regresi Moderasi.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa: 1). Marketing Mix

(9)

viii   

SEDAAP, AND ABC WITH MODERATED VARIETY SEEKING

Problem Study at Management Students Economic Faculty Sanata Dharma University Yogyakarta

Diani Arthantri Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

This research aims to know the effect of marketing mix on students loyalty of instant noodle with the brands of Indomie, Sedaap, and ABC which is moderated by variety seeking characteristics of consumers.

This research was conducted in August-September 2010 at the Management Students Economic Faculty Sanata Dharma University Yogyakarta. Data were collected using questionnaire. The population of the research was Management Students of Economics Faculty, Sanata Dharma University Yogyakarta, from 2005-2008 batch who have consumed instant noodle of the brands of Indomie, Sedaap, and ABC. The sampling technique in this research is nonprobability accidental sampling. The samples were 100 respondents. The data analysis technique used were Multiple Linear Regression analysis and Regression Analysis with moderating effect.

Results show that: 1) Marketing mix influences students loyalty. 2) Variety seeking characteristics moderates the influence of product on loyalty.

(10)

ix   

kasih serta berkat yang senantiasa diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Loyalitas Mahasiswa Pada Produk Mie Instant Merek Indomie, Sedaap, dan ABC Dengan Dimoderasi Pencarian Variasi”.

Adapun penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai upaya untuk memperdalam wawasan berfikir serta menambah wacana dunia ekonomi pada umumnya.

Dalam kesempatan ini tentunya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan dari semua pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono., M.Si., Akt.,Q.I.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Kepala Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(11)

x   

menyelesaikan skripsi ini.

6. Perpustakan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyediakan fasilitas buku-buku sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Buat Ibuku, terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang selalu menyertaiku. Serta dorongan, kerja keras serta kesabarannya dalam mendidik dan membimbing aku selama ini sehingga menghasilkan buah yang baik.

8. Untuk Bapakku yang ada di surga, terima kasih sudah mengajarkan semua hal yang baik dalam hidup ini, membimbing aku, memberikan cinta yang penuh kepada aku. Maafkan aku belum bisa berbuat yang terbaik untuk Bapak. Semoga Bapak di surga dapat beristirahat dengan tenang. Aku sayang Bapak …

9. Buat kakak dan sepupuku (Omes, Wiwied, dan Ika), terima kasih sudah memberi dorongan dan doa selama ini untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.

(12)

xi   

menyelesaikan skripsi ini.

12.Buat seluruh keluarga besarku, terima kasih atas semua pengarahan dan doa yang kalian berikan kepadaku. Kalian tidak pernah aku lupakan.

13.Untuk sahabat-sahabatku (Valen, Ike, Tista, Zie, Asta, Paula, Putri, Nining, Vita, Tata, Lida, Rara, Ucil, Ocha, Erwin, Adhit, Teo) terima kasih semuanya atas dorongan dan bantuan mental maupun materi yang kalian berikan kepada ku. Semoga persahabatan kita tidak akan pernah terpisahkan. Aminn…………

14.Untuk teman-teman seperjuangan kelas MPT, terima kasih atas bantuan saran dan kritik dalam menyusun skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa hasil karya Penulisan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhirnya penulis berharap semoga hasil karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 30 Oktober 2010 Penulis

(13)

xii   

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN MASALAH ... 7

A. Konsep Marketing Mix ... 7

(14)

xiii   

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25

C. Populasi dan Sampel ... 25

D. Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 27

E. Teknik Pengukuran Data ... 31

F. Pengujian Instrumen ... 32

G. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV GAMBARAN UMUM PRODUK ... 39

A. Gambaran Umum Produk Mie Instant ... 39

1. Indomie ... 40

2. Mie Sedaap ... 45

3. Mie ABC ... 47

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN . 50 A. Deskripsi Data Penelitian ... 50

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 53

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Implikasi Manajerial ... 75

C. Implikasi Untuk Penelitian Lebih Lanjut ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(15)
(16)

xv   

GAMBAR 1 Kerangka Konseptual ... 24

GAMBAR 2 Produk Indomie ... 43

GAMBAR 3 Produk Sedaap ... 48

GAMBAR 4 Produk ABC ... 50

GAMBAR 5 Hasil Uji Normalitas Histogram ... 61

GAMBAR 6 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 64  

         

   

       

(17)

1 A. Latar Belakang

Perkembangan konsumsi makanan instan yang berbasis gandum dari tahun ke

tahun memperlihatkan tren yang positif dan semakin berkembang. Hal ini terlihat

dari semakin banyaknya produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat

penjualan produk makanan. Perubahan-perubahan ini ternyata secara tidak

langsung mengubah selera dan kebiasaan masyarakat akan produk pangan yang

dikonsumsinya.

Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif terhadap

industri makanan instan, terutama industri mie instan. Tidak dapat dipungkiri, mie

memang sudah menjadi bagian penting dalam pola makan rumah tangga, tidak

hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Peran mie memang “luwes”, tidak

hanya sebagai makanan pokok, tetapi dapat pula berperan sebagai lauk-pauk

sehingga sering dijumpai masyarakat yang makan nasi dengan lauk mie goreng

atau mie kuah.

Strategi bauran pemasaran merupakan kesatuan rencana yang terpadu antara

bauran produk, strategi bauran harga, strategi bauran distribusi, dan strategi

bauran promosi yang digunakan untuk melayani pasar sasaran. Dalam pemasaran

biasanya dihadapkan kepada masalah produk, harga, distribusi, promosi yaitu

berapa dan bagaimana bauran tersebut ditetapkan, hal ini supaya tujuan yang

(18)

Berdasarkan penelitian sebelumnya, Haryani (2006) menyatakan bahwa untuk

menjual hasil produksi, produsen memerlukan distributor untuk mendistribusikan

hasil produksinya sampai ke tangan konsumen. Kegiatan produsen itu tidak

berakhir sampai dengan terjadinya transaksi saja, tetapi juga berusaha agar hasil

produksinya dapat memuaskan konsumen dan mampu bersaing dengan produk

lain yang sejenis. Untuk itu produsen harus dapat bersaing dalam memproduksi

barang dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan selera pembeli. Selain itu produsen

harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Perlukah barang-barang tersebut

dibuat, 2) Bagaimana disain produk, merek cap dagang dan sebagainya, 3)

Bagaimana desain pembungkus dari produk tersebut, 4) Bagaimana komposisi

dan ukuran potensi pasar yang tepat untuk produk tersebut, 5) Apakah

pemasangan iklan atau personal selling akan merupakan alat peningkatan

penjualan yang utama dan sebagainya.

Kegiatan pemasaran bertujuan untuk mempengaruhi konsumen dalam

pembelian suatu produk. Dalam melakukan pembelian, konsumen membutuhkan

informasi tentang produk yang akan dibeli. Promosi adalah arus informasi atau

persuasi searah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada

tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi yang baik

diharapkan akan terjalin komunikasi antara produsen dan konsumen. Begitu juga

konsumen mahasiswa/i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma dalam memenuhi kebutuhan mengkonsumsi mie instan.

Di Indonesia produk convenience seperti mie instan merek Indomie, Sedaap,

(19)

sudah digemari, harganya yang terjangkau, dan praktis. Strategi pemasaran yang

paling cocok untuk kategori produk ini adalah dengan menjaga ketersediaan

produk di banyak lokasi (outlet), menetapkan margin keuntungan yang kecil agar

harga penjualan tidak terlalu tinggi, dan gencar beriklan untuk mendorong

preferensi merek dan niat menggunakan atau mencobanya (Kotler, 2000). Dengan

demikian produk yang berhasil adalah produk yang dapat diterima konsumen

dengan atribut dan tampilan yang memenuhi kebutuhan konsumen. Loyalitas dari

konsumen dari produk itu sangat penting guna mempertahankan posisi perusahaan

di pasar dan sekaligus untuk menjamin penjualan dan laba yang diperoleh.

Loyalitas konsumen dari suatu produk akan turut menentukan pola pembelian

ulang oleh konsumen terhadap produk tersebut dan sebaliknya juga pola

pembelian kembali oleh konsumen akan menunjukkan loyalitas konsumen

terhadap produk tersebut. Setelah konsumen membeli dan menikmati produk itu,

ia akan menilai apakah ia terkesan puas dan senang, jika mereka merasa puas dan

senang maka cenderung akan melakukan tindakan mengkonsumsi kembali produk

tersebut. Tentunya, loyalitas konsumen itu tercipta dari beberapa faktor atribut

yang melekat pada produk yang dikonsumsi itu.

Konsumen yang loyal terhadap merek tertentu dari salah satu kategori produk,

maka besar kemungkinan akan loyal pada merek tersebut dalam jangka panjang.

Namun demikian dalam keadaan tertentu dan dengan alasan tertentu, walau jarang

sekali atau hanya sekali-sekali, ada kecenderungan konsumen tersebut mencoba

(20)

Perilaku perpindahan merek pada konsumen merupakan suatu fenomena yang

kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor keperilakuan, persaingan dan

waktu. Perpindahan merek yang dilakukan oleh konsumen disebabkan oleh

pencarian variasi. Perpindahan merek terjadinya pada produk-produk dengan

karakteristik keterlibatan pembelian yang rendah.

Seorang konsumen yang mengalami ketidakpuasan pada masa pasca konsumsi

mempunyai kemungkinan akan merubah perilaku keputusan belinya dengan

mencari alternatif merek lain pada konsumsi berikutnya untuk meningkatkan

kepuasannya. Di samping itu karakteristik kategori produk juga mempengaruhi

konsumen dalam mencari variasi. Karakteristik produk meliputi keterlibatan dan

perbedaan persepsi di antara merek. Namun perilaku mencari variasi yang

dilakukan konsumen hanya dilakukan untuk suatu kategori produk tertentu dan

tidak untuk kategori produk lainnya.

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat

diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis,

memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas

pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (Word of

mouth) yang menguntungkan perusahaan (Tjiptono, 2001:24).

Dari uraian yang ada, penulis tertarik untuk mengetahui “PENGARUH

MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS MAHASISWA PADA

PRODUK MIE INSTANT MEREK INDOMIE, SEDAAP, DAN ABC

DENGAN DIMODERASI PENCARIAN VARIASI.” Konsumen yang dipilih

(21)

Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta yang sering membeli atau

mengkonsumsi mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah marketing mix mempengaruhi loyalitas mahasiswa pada produk

mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC?

2. Apakah marketing mix yang dimoderasi pencarian variasi

mempengaruhi loyalitas mahasiswa pada produk mie instant merek

Indomie, Sedaap, dan ABC?

C. Batasan Masalah

Ada banyak faktor yang mempengaruhi loyalitas mahasiswa/i pada produk

mie instan merek Indomie, Sedaap, dan ABC. Faktor-faktor tersebut antara lain

harga, rasa, kualitas, model kemasan, saran teman, promosi dari sales, pelayanan,

promosi dari perusahaan serta pengalaman konsumen itu sendiri dan lain-lain.

Dimana dari beberapa hal tersebut dapat menimbulkan loyalitas konsumen

terhadap mie instan merek Indomie, Sedaap, dan ABC. Supaya pembahasannya

tidak terlalu luas, maka penulis hanya meneliti faktor produk, harga, tempat,

(22)

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka

penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui apakah marketing mix mempengaruhi loyalitas

mahasiswa pada produk mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC.

2. Untuk mengetahui apakah marketing mix yang dimoderasi pencarian

variasi mempengaruhi loyalitas mahasiswa pada produk mie instant merek

Indomie, Sedaap, dan ABC.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Bagi perusahaan sebagai masukan kepada perusahaan dalam membuat

kebijakan dan keputusan diwaktu yang akan datang terutama berkaitan

mengenai strategi pemasaran dan langkah- langkah mempertahankan

konsumen mie instan merek Indomie, Sedaap, dan ABC.

2. Bagi masyarakat sebagai bahan informasi serta wawasan pengetahuan

dalam melihat, memilih, dan merasakan suatu produk (dalam hal ini mie

(23)

7 A. Konsep Marketing Mix

Marketing mix merupakan salah satu unsur dalam pemasaran baik dalam

sasaran maupun penentu strategi yang berperan dalam keberhasilan pemasar suatu

produk di pasar.

Pengertian Marketing mix atau bauran pemasaran menurut Kotler dan

Amstrong (2008) merupakan kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang

dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar

sasaran. Marketing mix terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan

untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat

dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut 4P, yaitu: Product

(produk), Price (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi). Keempat unsur

yang terdapat dalam bauran pemasaran tersebut saling berhubungan. Oleh sebab

itu, manajemen harus memiliki kombinasi terbaik dari unsur-unsur tersebut,

kombinasi yang disesuaikan dengan lingkungan perusahaan.

B. Produk (product)

Produk adalah barang atau jasa yang dihasilkan dan merupakan titik

kemungkinan keberhasilan maupun kegagalan kombinasi kebijakan pemasaran

secara keseluruhan. Oleh sebab itu betapa pentingnya peranan produk dalam

(24)

permintaan yang disertai dengan pemakaian atau pengkonsumsian. Jadi, suatu

produk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan barang atau jasa. Adapun

produk yang dimaksud dalam hal ini dapat berupa barang secara fisik, pelayanan

jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.

Pengertian produk menurut Tjiptono (2000:95) adalah segala sesuatu yang

ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau

dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang

bersangkutan.

Pengertian produk menurut Swastha dan Irawan (2005:165) adalah suatu

sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk cita

rasa, bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan

perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan

dan kebutuhannya.

C. Harga

1. Pengertian Harga

Harga merupakan satu-satunya unsur Marketing Mix yang menghasilkan

pendapatan, sedangkan unsur-unsur yang lain menunjukkan biaya,

sehingga dalam menentukan tingkat harga suatu produk perlu adanya

perhitungan yang tepat dan hendaknya dapat diterima dengan baik oleh

pihak konsumen maupun perusahaan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439), harga adalah sejumlah uang

(25)

konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk

tersebut.

Menurut Swastha dan Irawan (2005:241), harga adalah sejumlah uang

yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang

beserta pelayanannya. Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan dalam

menetapkan harga produknya. Tujuan tersebut antara lain:

a. Mendapatkan laba maksimum.

b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan.

c. Mencegah atau mengurangi persaingan.

d. Mempertahankan atau memperhatikan market store.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan dalam memperkenalkan

produk-produk baru sering kali harus memilih antara dua pilihan kebijakan

penetapan harga yakni:

a. Price Skimming

Price Skimming menyebabkan suatu perusahaan dapat menghasilkan

sejumlah laba besar dari setiap barang yang dijual. Pendapatan uang

tunai sering kali diperlukan untuk menutup biaya-biaya

pengembangan. Akan tetapi, hal itu hanya dilakukan apabila tenaga

pemasaran dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya sangat

berbeda dari produk lain yang ada di pasaran. Selain itu, laba awal

yang tinggi pada akhirnya akan menarik persaingan dengan

(26)

b. Penetration Pricing

Penetration Pricing merupakan strategi penetapan harga yang

serendah-rendahnya yang bertujuan untuk mencapai penjualan yang

sebesar-besarnya dalam waktu yang relatif singkat. Strategi ini dapat

berhasil apabila para penjual dapat meningkatkan harga sewaktu

permintaan konsumen bertambah. Peningkatan harga tersebut tentu

saja harus dikelola secara hati-hati untuk menghindari agar konsumen

tidak mengundurkan diri.

2. Peranan Harga

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan

para pembeli yaitu:

a. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para

pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang

diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan

adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara

mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa.

Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia,

kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik”

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini

(27)

kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara

objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal

mencerminkan kualitas yang tinggi.

D. Tempat

Tempat menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

menjadikan produknya dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen yang

termasuk dalam Marketing Mix khususnya tempat adalah saluran distribusi.

Saluran distribusi adalah jalur yang dipakai untuk memindahkan produk dari

produsen ke konsumen.

Hanya dengan mengetahui suatu produk bermanfaat baginya, maka pembeli

akan setia pada produk tersebut. Syarat lain agar pembeli setia pada produk adalah

bilamana setiap produk yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan mudah ditempat

yang diinginkan atau terdekat oleh pembeli.

Menurut Swastha dan Irawan (2005:285) saluran distribusi adalah saluran

yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produknya sampai kepada

konsumen atau pemakai industri.

Proses penyaluran produk sampai ke tangan konsumen dapat panjang atau

pendek, sesuai dengan kebijakan distribusi yang diterapkan oleh perusahaan. Mata

rantai jalur distribusi akan menjadi panjang apabila sebelum sampai ke tangan

pemakai produk, yang bersangkutan harus melalui berbagai macam pedagang.

Sebaliknya mata rantai jalur distribusi akan menjadi pendek apabila produsen

(28)

E. Promosi

Istilah promosi adalah arus informasi atau persuasi searah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan

pertukaran dalam pemasaran.

Dalam pemasaran, kegiatan memperkenalkan produk, meyakinkan, dan

mengingatkan kembali manfaat produk kepada pembeli atau konsumen sering

disebut sebagai promosi. Kegiatan promosi dapat dilakukan melalui media

komunikasi massa, misalnya koran, majalah, tabloid, televisi, radio, papan

reklame, dan poster.

Definisi promosi menurut Swastha dan Irawan (2005:349) adalah

informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau

organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

Untuk memperoleh pengertian promosi yang sebenarnya sebaiknya

mengetahui tujuan dari promosi, yaitu:

1. Modifikasi tingkah laku

Orang-orang melakukan komunikasi berlandaskan beberapa alasan, antara

lain mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan, atau

instruksi, memberi informasi, mengemukakan ide/pendapat. Disini

promosi berusaha merubah tingkah laku yang ada.

2. Memberitahu

Kegiatan promosi dapat ditujukan untuk memberi tahu pasar yang dituju

(29)

3. Membujuk

Promosi yang bersifat membujuk terutama diarahkan untuk mendorong

pembeli. Sering perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan

secepatnya, tetapi lebih menyatu, maka untuk menciptakan kesan positif

ini dimaksud agar dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama

terhadap perilaku pembeli.

4. Mengingatkan

Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk

mempertahankan merek produk dihati masyarakat dan perlu dilakukan

selama tahap kedewasaan dalam siklus produk.

Ada beberapa alat promosi yang paling penting, yaitu:

a. Advertising (iklan)

Iklan adalah suatu bentuk komunikasi bukan pribadi yang digunakan oleh

sponsor tertentu untuk membujuk atau menginformasikan pendengar

mengenai suatu produk. Iklan biasanya menggunakan semua jenis

penyiaran dan media cetak, seperti televisi, radio, majalah, koran, dan

papan iklan.

b. Personal Selling (penjualan pribadi)

Penjualan pribadi merupakan penjualan dari satu orang ke orang lain,

(30)

yang memerlukan informasi teknis dan rinci biasanya merujuk kepada

wakil perusahaan penjual.

c. Sales Promotion (promosi penjualan)

Barang-barang yang relatif murah seringkali dipasarkan melalui promosi

penjualan, yang melibatkan bujukan langsung kepada pembeli. Premium

(biasaya barang-barang gratis), voucher yang dapat ditukarkan, dan kupon

merupakan bentuk-bentuk promosi penjualan yang dilakukan untuk

membujuk konsumen untuk membeli produk.

d. Public Relations (hubungan masyarakat)

Hubungan masyarakat mencakup seluruh usaha komunikasi yang

mengarah untuk membangun kemauan baik diantara berbagai kelompok

dalam populasi.

F. Deskripsi Mie Instant

Mie secara umum adalah sejenis produk makanan yang bahan baku

utamanya berasal dari tepung terigu, tepung beras dan lainnya yang diolah dengan

merebus air panas untuk kemudian disajikan sesuai selera. Dalam

perkembangannya mie dapat dibedakan menjadi mie kering, mie basah dan mie

kering yang berbumbu atau mie instant.

Mie instant adalah produk makanan kering terbuat dari adonan terigu atau

(31)

penambah bahan lainnya. Mie instant sendiri dicirikan dengan adanya

penambahan bumbu dan memerlukan proses pengeringan untuk siap dikonsumsi.

Mie instant dikemas dalam wadah tertutup rapat, aman selama penyimpanan dan

pengangkutan.

G. Kepuasan Konsumen

Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat,

diantaranya hubungan antara perusahaan dan konsumen menjadi harmonis,

memberikan jasa yang baik bagi perusahaan dan bagi pembelian ulang oleh

konsumen, terciptanya loyalitas konsumen dan memberikan suatu bentuk

promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi

perusahaan.

Pengertian kepuasan konsumen menurut Tjiptono (2000:146) adalah respon

konsumen terhadap ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara

harapan sebelumnya dan kinerja actual product yang dirasakan setelah

pemakaiannya. Jadi, intinya kepuasan ko nsu me n mencakup perbedaan antara

harapan dengan kinerja/hasil yang dirasakan.

Kepuasan konsumen atas suatu produk akan diketahui setelah konsumen itu

mengkonsumsi produk tersebut.

1. Faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen, antara lain adalah :

a. Bukti langsung (tangibles) meliputi fasilitas fisik dan perlengkapan.

b. Kehandalan, kemampuan produk untuk memenuhi kebutuhan dan

(32)

2. Macam Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen terdiri dari dua macam, yaitu kepuasan

fungsional dan kepuasan psikologis. Kepuasan fungsional merupakan

kepuasan yang diperoleh dari suatu fungsi produk yang dimanfaatkan.

Kepuasan psikologis yaitu kepuasan yang diperoleh dari atribut yang tidak

berwujud dari suatu produk.

Faktor kepuasan konsumen juga dapat dibagi 2 jenis, yaitu

konsumen eksternal dan konsumen internal. Konsumen eksternal mudah

diidentifikasikan karena berada di luar organisasi. Pelanggan internal

merupakan orang-orang yang melakukan proses selanjutnya dari pekerjaan

sebelumnya.

3. Pentingnya kepuasan pelanggan bagi pemasar.

Pentingnya kepuasan pelanggan diperhatikan oleh pemasar

disebabkan adanya beberapa keuntungan bagi pemasar :

a. Stay Loyal Longer, dengan tercapainya kepuasan pelanggan secara

berkelanjutan, maka pemasar bisa puas karena loyalitas pelanggan

tercapai.

b. Alks Favorably about the company and it’s products, jika pelanggan

puas maka secara psikologis ia akan menyebarkan kepada orang lain.

c. Offers products ideas to the company, pelanggan yang merasa puas

memiliki sense of belonging dan bisa memberikan masukan, ide dan

pendapat kepada perusahaan yang memproduksi produk yang

(33)

d. Cost less to serve than new customer because transaction are

routinized, jika pemasar telah mampu mempertahankan

pelanggan-pelanggannya, maka biaya untuk memelihara pelanggannya tidak

akan sebesar biaya yang harus ia keluarkan menarik konsumen untuk

menjadi pelanggan baru.

H. Loyalitas Mahasiswa

1. Pengertian Loyalitas Mahasiswa

Loyalitas adalah orang yang dalam jangka panjang hanya melakukan

pembelian terhadap suatu produk atau merk tertentu yang telah memberikan

kepuasan yang tinggi, dimana pembeli yang setia akan memberikan

keuntungan yang tinggi pada suatu produk.

Loyalitas mahasiswa yang sebenarnya adalah bukti bahwa mahasiswa

hampir selalu mengkonsumsi produk tersebut dan mempunyai suatu

kekuatan atau sikap positif atas produk tersebut, pada akhirnya mahasiswa

akan menjadi pembeli yang setia atau loyal. Konsumen/mahasiswa yang

loyal adalah orang yang :

a. Melakukan pembelian ulang secara teratur.

b. Membeli antar lini produk dan jasa.

c. Mereferensikan pada orang lain.

d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing.

Pentingnya menjaga konsumen yang ada sekarang dapat diperhitungkan

(34)

mencari konsumen baru biasanya lebih mahal daripada mempertahankan

yang sudah ada yang akhirnya ini semua berdampak pada peningkatan

penjualan.

Dengan demikian, perusahaan harus dapat mengidentifikasi apakah

konsumen terpuaskan atau tidak dan apakah ada pembelian ulang produk.

2. Membangun Loyalitas Mahasiswa

Tujuan dan maksud utama pemasaran adalah mencapai hubungan

konsumen/mahasiswa dan membangun kesetiaan. Maka kita perlu

membangun kesetiaan. Maka kita perlu membangun kesetiaan dengan cara :

a. Core services, jasa utama berdasarkan pada kebutuhan pasar

yang utama, dari situ hubungan dibangun karena dengan pelayanan

inti yang memuaskan pelanggan benar-benar mulai percaya dan

puas akan jasa kita.

b. Customing the relationship, membangun hubungan dekat antara

pemasar dan konsumen.

c. Service Augmentation, jasa tambahan berarti membangun

pelayanan plus dan lebih baik jika pelayanan plus tidak dapat ditiru

oleh pesaing.

d. Relation pricing, harga sangat mempengaruhi orang untuk membeli

barang. Untuk membangun loyalitas konsumen dapat ditempuh

dengan cara memberi potongan-potongan bagi pelanggan sehingga

(35)

e. Internal marketing, pemasaran internal merupakan faktor yang

cukup penting. Tekanannya pada karyawan, bagaimana perusahaan

mampu mengelola karyawan agar mengerti dan memahami

prinsip-prinsip pemasaran dan melaksanakannya dalam tugas mereka.

3. Mempertahankan Konsumen/Mahasiswa

a. Memperbaiki dan mempertahankan hubungan antara perusahaan dan

konsumen perlu terus dibina. Untuk mengendalikan tingkat

kehilangan konsumen dan tetap pada posisi yang aman, perusahaan

perlu mengambil empat langkah, sebagai berikut:

1) Menentukan tingkat bertahannya konsumen.

2) Membedakan berbagai penyebab kehilangan konsumen dan

menentukan penyebab utama yang bisa dikelola.

3) Memberitakan hilangnya keuntungan dari konsumen yang

hilang.

4) Menghitung berapa biaya untuk mengurangi tingkat kehilangan

konsumen.

b .Adapun cara untuk mempertahankan konsumen yaitu dengan

memberikan kepuasan yang tinggi, dengan cara ini pesaing akan

sulit masuk walaupun dengan harga lebih lainnya dan konsumen

(36)

Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut:

1 )Menambahkan manfaat keuangan, misalnya imbalan bagi

konsumen yang sering membeli atau membeli dalam jumlah

besar melalui potongan harga.

2) Menambahkan manfaat sosial, dengan cara membuat hubungan

antara perusahaan dengan konsumennya secara lebih pribadi,

dimana konsumen dilayani sebagai klien perusahaan yang

dilayani oleh seorang petugas perusahaan yang ditugaskan untuk

hal tersebut.

3) Menambahkan manfaat struktural, misalnya memberikan alat

khusus atau hubungan komputer yang menolong pelanggan

mengelola pemesanan, pengepakan, persediaan dan lain-lain.

I. Perumusan Hipotesis Pertama

Produk mie instant merek “Indomie, Sedaap, dan ABC” memberikan kualitas

produk untuk memuaskan konsumen yaitu kekenyalan mie yang pas, kemasan yang

menarik, hygienics, serta rasa yang dapat diterima oleh konsumen. Harga yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah uang yang digunakan untuk memperoleh

mie instant “Indomie, Sedaap, dan ABC” yaitu harga terjangkau dan harga pesaing.

Tempat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lokasi pembelian mudah dijangkau,

dekat dengan tempat tinggal, dan selalu tersedia produk mie instan yang dibutuhkan

tersebut. Sedangkan promosi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

(37)

ABC” yaitu melalui iklan yang menarik dan penyelenggaraan event untuk lebih

mendekatkan produk mie instan kepada konsumen. Konsumen yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah para mahasiswa/i yang sering mengkonsumsi mie instan. Dengan

adanya strategi marketing mix, para mahasiswa/i merasa puas, lalu konsumen akan setia

dengan produk tersebut. Loyalitas mahasiswa/i yang sebenarnya adalah bukti

mahasiswa/i hampir selalu mengkonsumsi produk tersebut dan mempunyai suatu

kekuatan atau sikap positif atas produk tersebut, pada akhirnya mahasiswa/i akan

menjadi pembeli yang setia atau loyal.

Berdasarkan argumentasi diatas, maka penulis mengajukan hipotesis pertama

sebagai berikut :

Hipotesis I :

Persepsi terhadap Marketing mix mempengaruhi loyalitas mahasiswa/i pada produk mie

instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC.

J. Variety Seeking (Pencarian Variasi)

Konsep kebutuhan mencari variasi berhubungan dengan studi marketing dan

eksploratory purchase behavior seperti perpindahan merek dan perilaku inovasi. Dari

sudut pandang psikologi dihasilkan teori yang menyatakan bahwa sumber kebutuhan

mencari variasi adalah kebutuhan internal untuk stimulasi.

Schiffman dan Kanuk (2000;115) mengemukakan bahwa sifat yang digerakkan

oleh kepribadian yang persis sama dan berhubungan dengan Tingkat Stimulasi

Optimum (TSO) adalah pencari variasi atau kesenangan baru. Ketika stimulasi berada di

(38)

input stimulasi melalui perilaku seperti eksploration dan novelty seeking. Sebaliknya,

ketika stimulasi mengalami peningkatan melebihi level ideal, individu akan berusaha

menurunkan input stimulasi.

Kebutuhan mencari variasi adalah perilaku konsumen untuk melepaskan suatu

kejenuhan karena keterlibatan rendah pada merek atau produk. Perilaaku ini

dikarakteristikkan dengan sedikitnya pencarian informasi dan pertimbangan alternatif

atau pilihan. Konsep variety seeking merupakan tipe penyelesaian masalah rutin yang

berkaitan dengan convenience goods dan jarang berkaitan dengan shopping and

specialty goods (Mayasari, 2005:21).

Menurut Kotler dan Sutanto (2001:247), jenis prilaku pembelian konsumen yang

mencari variasi mempunyai keterlibatan konsumen yang sangat rendah, tetapi ditandai

oleh perbedaan merek yang nyata. Konsumen memiliki beberapa kepercayaan, memilih

satu merek, produk tanpa banyak penilaian, dan menilainya pada waktu menggunakan

produk tersebut. Namun dalam waktu berikutnya konsumen mungkin membeli merek

lain karena bosan dengan merek yang biasa dibelinya atau sekedar ada keinginan untuk

mencoba. Pergantian merek terjadi semata-mata untuk memperoleh variasi, bukan

karena ketidakpuasan. Pemimpin pesar barusaha untuk mendorong kebiasaan tingkah

laku membeli dengan menguasai tempat-tempat penyimpanan barang, menghindari

barang-barang tersimpan terlampau lama, dan melakukan periklanan untuk

mengingatkan konsumen. Namun sebaliknya, perusahaan penantang pasar akan

(39)

K. Perumusan Hipotesis Kedua

Adanya Marketing mix konsumen menjadi loyal dengan suatu produk,

tetapi dengan berjalannya waktu, konsumen bisa saja berpindah merek dengan

adanya moderasi pencarian variasi. Konsumen yang loyal merupakan konsumen

yang sangat puas terhadap produk yang dipakainya sehingga ia akan

memperkenalkan kepada siapa saja. Adanya beberapa situasi pembelian ditandai

oleh keterlibatan konsumen yang rendah namun perbedaan merek yang

signifikan. Dalam hal ini konsumen sering melakukan perpindahan merek,

misalnya mie instan. Konsumen memiliki beberapa keyakinan tentang mie

instan, memilih merek mie instan tanpa melakukan banyak evaluasi, dan

mengevaluasi produk selama konsumsi. Namun pada kesempatan berikutnya,

konsumen mungkin mengambil merek lain karena bosan atau ingin mencari rasa

yang berbeda. Perpindahan merek terjadi karena variasi daripada ketidakpuasan.

Berdasarkan argumentasi diatas, maka penulis mengajukan hipotesis kedua

sebagai berikut :

Hipotesis 2 :

Persepsi terhadap Marketing mix yang dimoderasi pencarian variasi

mempengaruhi loyalitas mahasiswa/i pada mie instant merek Indomie, Sedaap,

(40)

L. Kerangka Konseptual

Keterangan :

: pengaruh marketing mix terhadap loyalitas.

: pencarian variasi (variabel moderator antara marketing mix dan

loyalitas).

Product

Price

Place

Promotion

Loyalitas

(41)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian survey yaitu

pengumpulan informasi secara sistematik dari responden dengan maksud untuk

memahami aspek perilaku dari populasi yang diteliti (Sekaran, 2000:249). Penulis

menganalisis data-data yang diperoleh dari responden berdasarkan kuesioner yang

telah disusun.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian: Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus

2010.

2. Lokasi penelitian: Penelitian ini dilakukan di Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta yang

mengkonsumsi mie instan merek Indomie, Mie Sedaap, dan Mie ABC.

Adapun untuk pengambilan sampel didasarkan pula pada pertimbangan jenis

kelamin, angkatan, uang saku perbulan, dan tingkat keseringan membeli mie

(42)

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta,

agar subyek yang diteliti benar-benar memberikan andil yang sesuai dalam

penelitiaan ini, artinya semua konsumen mie instan merek Indomie, Sedaap, dan

ABC dapat terwakili berdasarkan perhitungan golongan tersebut. Penentuan

jumlah sampel didasarkan pada rumus (Umar, 2003:150):

n>p.q(Zα/2/e)2 Dimana :

n =Jumlah sampel

Zα/2 =Nilai Uji t dengan tingkat signifikansi 5% (Zα/2=1,96) e =Tingkat kesalahan yang ditolelir (5%)

p =Proporsi populasi yang diinginkan mempunyai karakteristik

tertentu.

q= (1-p) =Proporsi populasi yang tidak diinginkan mempunyai

karakteristik tertentu.

p.q =Jika p dan q tidak diketahui, maka dapat diganti dengan 0,25.

Berdasarkan perhitungan rumus tersebut dihasilkan jumlah sampel (n)

harus lebih besar dari 96 dan agar memudahkan penghitungan maka

dibulatkan menjadi 100 sampel responden.

Penarikan sampel adalah proses memilih jumlah yang cukup dari populasi

untuk mempelajari dan memahami karakteristik dari subyek sampel sehingga

peneliti dapat menggeneralisasikan karakter dari elemen populasi (Sekaran,

2000:267). Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

(43)

populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian.

Jenis non-probability sampling yang digunakan adalah accidental sampling.

Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu

siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

data (Sugiyono, 2001:77).

D. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

1. Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah

nilai (Kuncoro, 2003). Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk

objek atau orang yang sama atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama

untuk objek atau orang yang berbeda. Dalam penelitian ini ada dua

persamaan linier yang akan dihitung yaitu persamaan regresi berganda dan

persamaan regresi moderasi.

Dalam persamaan regresi berganda variabel yang terlibat didalamnya

adalah Marketing Mix yang merupakan variabel independen. Sedangkan yang

menjadi variabel dependen adalah loyalitas mahasiswa/i pada produk mie

instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC.

Setelah persamaan regresi berganda di atas dihitung dan di uji maka

variabel dependen dari persamaan tersebut akan menjadi variabel independen

untuk membentuk persamaan regresi moderasi. Dalam persamaan moderasi,

(44)

mahasiswa/i pada produk mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC akan

menjadi variabel dependen dan pencarian variasi menjadi variabel moderasi.

2. Definisi Konseptual

a. Produk (Product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat dirasakan oleh konsumen

selama menggunakannya.

b. Harga (Price)

Harga adalah biaya atau pengeluaran yang harus ditanggung oleh para

konsumen untuk sebuah produk.

c. Tempat (Place)

Tempat adalah bagaimana konsumen mendapatkan suatu produk

dengan mudah.

d. Promosi (Promotion)

Promosi adalah rangsangan yang ditujukan kepada konsumen untuk

melakukan pembelian.

e. Loyalitas Mahasiswa/i

Loyalitas mahasiswa/i adalah komitmen atau keputusan konsumen

untuk tetap setia terhadap suatu merek atau pemasok tertentu dan selalu

melakukan pembelian ulang dengan tidak berfikir untuk beralih ke

(45)

f. Pencarian Variasi (Variabel moderator antara Marketing Mix dan

loyalitas mahasiswa/i)

Pencarian variasi atau kesenangan baru adalah sifat yang digerakkan

oleh kepribadian yang persis sama dan berhubungan dengan Tingkat

Stimulasi Optimum (TSO).

3. Operasionalisasi

a. Produk akan dioperasionalkan sebagai berikut :

1) Mie instant Indomie/Sedaap/ABC memiliki rasa yang lebih unggul

dari merek mie instant lain.

2) Mie instant Indomie/Sedaap/ABC memiliki tekstur kekenyalan

yang sesuai dan pas.

3) Mie instant Indomie/Sedaap/ABC hygienic.

4) Mie instant Indomie/Sedaap/ABC memiliki kemasan yang menarik.

b. Harga akan dioperasionalkan sebagai berikut :

1) Harga mie instant Indomie/Sedaap/ABC terjangkau.

2) Harga mie instant Indomie/Sedaap/ABC sesuai dengan uang saku

Anda.

c. Tempat/distribusi akan dioperasionalkan sebagai berikut :

(46)

2) Mie instant merek tersebut mudah di dapat tanpa menggunakan

transportasi.

3) Mie instant Indomie/Sedaap/ABC selalu tersedia (tidak pernah

habis stok) di setiap penjual mie instant.

d. Promosi akan dioperasionalkan sebagai berikut :

1) Mie instant Indomie/Sedaap/ABC menampilkan iklan yang

menarik.

2) Anda terkesan dengan penyelenggaraan event

Indomie/Sedaap/ABC.

e. Loyalitas mahasiswa/i akan dioperasionalkan sebagai berikut :

1) Selama Anda mengkonsumsi mie instant, hanya

Indomie/Sedaap/ABC yang memberikan Anda kepuasan lebih.

2) Walau ada kenaikan harga mie instant Indomie/Sedaap/ABC, Anda

tidak pernah berpindah ke mie instant merek lain.

3) Anda tetap mengkonsumsi mie instant Indomie/Sedaap/ABC

meskipun banyak produk mie instant baru (sejenis) yang beredar di

pasaran.

f. Pencarian Variasi (Variabel moderator antara Marketing Mix dan

loyalitas mahasiswa/i) dalam penelitian ini dioperasionalisasikan

(47)

1) Saya akan lebih memilih merek yang biasa saya beli daripada

mencoba sesuatu yang saya sangat tidak yakin.

2) Jika saya menyukai suatu merek, saya jarang menggantinya hanya

untuk mencoba sesuatu yang berbeda.

3) Saya selalu penasaran untuk mencoba merek yang baru atau

berbeda merek.

4) Meskipun beberapa merek makanan tersedia dalam berbagai

macam rasa yang berbeda, saya memilih untuk membeli merek

yang sama.

5) Saya menyukai mengambil kesempatan dalam membeli merek

yang kurang biasa hanya untuk mendapatkan berbagai variasi.

E. Teknik Pengukuran Data

Pengukuran dalam penelitian terdiri atas pembelian angka pada

peristiwa-peristiwa empiris sesuai dengan aturan-aturan tertentu. Berdasarkan definisi

tersebut, peneliti melakukan pengukuran data kuesioner dengan teknik Skala

Likert untuk pengukuran kuesioner. Pertanyaan pada kuesioner dibuat dalam

bentuk pilihan berganda dan masing-masing item jawaban memiliki bobot

berbeda, bobotnya adalah:

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Netral = 3

Tidak setuju = 2

(48)

F. Pengujian Instrumen

Dalam setiap penelitian, masalah penggunaan alat ukur perlu mendapat

perhatian agar hasil yang diperoleh benar dan mencerminkan keadaan yang

sesungguhnya dari masalah yang diteliti. Alat pengukuran yang ilmiah haruslah

memenuhi kriteria valid dan reliable (andal). Sebelum menganalisa mengenai

konsumen, perlu terlebih dahulu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas dari

kuesioner sebagai alat mengukur konsumen.

1. Pengujian Validitas

Menurut Simamora (2004:172) pengujian validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahan suatu instrumen. Dimana

suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diukur,

dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang

diteliti.

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita buat untuk responden

mampu mengukur variabel X (alasan seseorang) mempengaruhi variabel Y

(memilih mie instan Indomie, Mie Sedaap, dan Mie ABC). Maka kita

menggunakan rumus Product Moment Menurut Sugiyono (2009:356) sebagai

berikut:

Dimana:

: Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)

(49)

Y : Skor item bernomer genap

N : Banyaknya sampel uji coba

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya

adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen

tersebut dikatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen

tersebut dikatakan tidak valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang

ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2002:57). Reliabilitas

menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila

datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun

diambil tetap akan sama.

Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Cronbach’s

Alpha. Rumus Cronbach’s Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya kuesioner atau soal bentuk

(50)

Rumus Cronbach’s Alpha :

r 11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

G. Teknik Analisis Data

1. Dalam menghitung pengaruh marketing mix terhadap loyalitas

mahasiswa pada produk mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC

dapat menggunakan alat analisis Regresi Linier Berganda. Secara

(51)

X4 = Promotion

e = Error

Setelah persamaan regresi linier berganda diketahui maka tahap

selanjutnya adalah menguji signifikansi persamaan regresi tersebut.

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari

masing-masing variabel bebas. Maka dari itu akan dilakukan uji F yang

merupakan hasil bagi MSb/a (regresi) dan MS sisa dengan asumsi

persamaan regresi linier berganda yang diperoleh adalah linier (Irianto,

2007). Pengujian bisa dihitung dari nilai simpangan masing-masing

variabel dengan masing-masing rata-ratanya.

/ ∑ ∑ ∑

Sedangkan derajat kebebasannya adalah k (banyaknya variabel

bebas) sehingga means squares b/a yang merupakan hasil bagi SS dengan

derajat kebebasannya adalah:

:

Sum of squares sisa bisa dihitung dengan rumus:

Dimana derajat kebebasan sisa sebesar n-k-1

Dengan demikian means squares sisa adalah:

: 1

Maka selanjutnya F hitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai

berikut:

(52)

Dengan level of signifikan 5% maka persamaan regresi tersebut bisa diuji

dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

a. F hitung < F tabel = Ho diterima, artinya variabel independen

secara serentak atau bersamaan tidak mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan.

b. F hitung > F tabel = Ho ditolak, artinya variabel independen secara

serentak atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan.

Selanjutnya akan menguji signifikansi koefisien regresi untuk

mengetahui pengaruh variabel-variabel dalam persamaan tersebut.

Berkenaan dengan hal tersebut akan diuji koefisien b dengan

menggunakan t-test.

Dimana :

Simpangan baku koefisien b dapat dihitung dengan rumus:

. ….

∑ 1

Dimana :

(53)

Dengan menggunakan level of signifikan 5% maka akan diperoleh t

tabelnya sehingga bisa di uji dengan criteria pengujian sebagai berikut :

a. t hitung > t tabel = Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel

independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

b. t hitung < t tabel = Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel

independen tidak mempengaruhi variabel dependen.

Dengan demikian hipotesis 1 akan terjawab dengan mengetahui

signifikan dari koefisien regresi b dari variabel marketing mix yaitu : Jika

koefisien regresi dari variabel marketing mix signifikan maka hipotesis 1

diterima.

2. Dalam menghitung marketing mix yang dimoderasi pencarian variasi

mempengaruhi loyalitas mahasiswa pada produk mie instant merek

Indomie, Sedaap, dan ABC, dapat menggunakan alat analisis Regresi

Moderasi. Dalam penelitian ini analisis regresi moderasi digunakan untuk

menguji hipotesis kedua, yaitu hipotesis mengenai peran moderasi dari

variabel pencarian variasi. Model regresi moderasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut (Ghozali, 2007:164):

(54)

Dimana :

Y = Loyalitas Konsumen

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Marketing Mix

X2 = Pencarian Variasi

X1 X2 = Efek interaksi antara marketing mix dan pencarian variasi

e = Error

Pengujian singifikansi pengaruh pencarian variasi sebagai

moderator dilakukan dengan uji t terhadap pengaruh efek interaksi X1X2.

Jika pengaruh efek interaksi X1X2 memiliki p < α, maka disimpulkan

bahwa pengaruh efek interaksi X1X2 tersebut signifikan; yang berarti

pencarian variasi (X2) merupakan moderator pada pengaruh marketing mix

(X1) terhadap loyalitas mahasiswa/i (Y) dengan memperhatikan apakah

sebelum ada variabel moderasi X1 dan X2 signifikan atau tidak. Jika

pengaruh efek interaksi X1X2 memiliki p>α, maka disimpulkan bahwa

tidak ada efek interaksi X1X2; yang berarti pencarian variasi (X2) bukan

moderator marketing mix (X1) terhadap loyalitas mahasiswa/i (Y) dengan

memperhatikan apakah sebelum ada variabel moderasi X1 dan X2

(55)

39 BAB IV

GAMBARAN UMUM PRODUK

A. Gambaran Umum Produk Mie Instant

Mie instant merupakan mie yang cepat disajikan, mudah dan murah. Mie

instant sudah begitu dekat dengan para mahasiswa/i karena beberapa hal antara

lain bahwa dimana saja, kapan saja, untuk siapa saja mie instant tersedia bahkan

melebihi minuman ringan yang bermoto sama, mie instant dapat mengobati

kangen terhadap "selera tanah air" dan membuat hidup bisa tersambung kembali

di segala situasi dan kondisi serta mie instant "tanah air" sudah tersedia di luar

negeri yang pada mulanya diduga karena keberadaan masyarakat Indonesia di luar

negeri akan tetapi “bule” juga membelinya.

Mie instant yang sudah mendarah daging dan menjadi salah satu makanan

pokok di Indonesia ini ternyata memiliki kadar gizi yang cukup banyak dan

berguna bagi tubuh. Hal ini tergantung dari jenis rasa yang ada di mie instant

tersebut dan cara penyajiannya jika ditambah dengan sayuran, kornet, telur dan

sejenisnya.

Saat ini Indonesia adalah produsen mie instant yang terbesar di dunia. Pasar

mi instan di Indonesia memang menggiurkan. Ketergantungan masyarakat

Indonesia terhadap mi cepat saji cukup besar. Tidak heran jika dari waktu ke

waktu banyak perusahaan baru melirik pasar mi instan. Merek mie instant di

(56)

Supermi, Sarimi, ABC dan masih banyak lagi mie instant lain yang semuanya

tersedia dalam berbagai pilihan rasa. Semakin banyak mie instant tersebut

menimbulkan persaingan pasar mie instant semakin ketat. Sebagai contoh, yaitu

antara Indomie, Mie Sedaap, dan Mie ABC. Masing-masing merek mie instant

tersebut, saling bersaing dalam strategi merebut pangsa pasar mie instant.

1. Indomie

Sebagai makanan instant, Indomie memang sangat membantu mereka

yang kelaparan ataupun sekedar sedang malas masak. Di saat anggaran

belanja menipis, Indomie menjadi sasaran utama dan dengan harga yang lebih

terjangkau sekaligus terlihat murah meriah, Indomie selalu menjadi

primadona karena cepat saji dan juga pas di kantong mahasiswa/i.

Indomie adalah merek mie instant terpopuler di Indonesia diproduksi

oleh PT. Indofood Sukses Makmur PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

(IDX:INDF) merupakan perusahaan yang menghasilkan jenis makanan dan

minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada

tahun 1972 dan memiliki visi untuk menjadi Perusahaan Total Food

Solutions. Misi dari PT. Indofood yaitu:

a. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, proses produksi

kami, dan teknologi kami.

b. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga

(57)

c. Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun

internasional.

d. Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa

Indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi.

e. Meningkatkan Stakeholders’ value secara berkesinambungan.

Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia,

dan Eropa. Eksistensi Indomie di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Masih

banyak bermunculan pesaingnya, Indomie tetap mampu menjadi market

leader di Indonesia. Salah satu Direktur Indofood Taufik Wiraatmadja

mengatakan, kunci utama keberhasilan Indomie adalah Indofood sangat

serius dalam menciptakan "Value" (nilai) bagi konsumennya dan terbuat dari

bahan berkualitas dan bergizi tinggi, proses produksi menggunakan standar

internasional serta dijamin kehalalannya. Guna memberikan pilihan kepada

konsumen untuk memilih cita rasa sesuai selera, Indomie memiliki lebih dari

100 varian cita rasa, 62 diantaranya merupakan cita rasa khas masakan

Indonesia. Menurut Taufik, setiap saat tim riset dari Indomie juga

menyelidiki tentang selera konsumen. Mie instant Indomi tidak hanya dikenal

di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Indomie sampai saat ini telah diekspor

ke lebih dari 50 negara yang tersebar di Asia, Eropa, Amerika, Australia dan

Afrika.

Mie murah meriah dan cocok dengan selera Indonesia, sampai tidak

(58)

cocok. Saat terjadi bencana alam, orang Indonesia sering sekali menyumbang

mie instant seperti Indomie.

Berbagai upaya dilakukan PT Indofood untuk mempertahankan brand

equity dan loyalitas konsumen melalui peningkatan kegiatan promosi dan

aktivitas lainnya seperti Mitra Bogasari untuk memperkuat loyalitas terhadap

merek. Periklanan di media cetak dan elektronik juga terus dilakukan untuk

mempertahankan kepemimpinan pasar dan ekuitas merek yang kuat.

Divisi Mi Instan melakukan perbaikan program periklanan, diantaranya

dengan meluncurkan kompetisi Jingle Dare untuk siswa sekolah menengah

atas di seluruh tanah air. Selain itu, strategi iklan yang digunakan Indofood

lainnya yaitu mengkomunikasikan lewat iklan media televisi di mana iklan

tersebut selalu menonjolkan slogan `Indomie seleraku'.

Jenis - Jenis Indomie

Indomie JUMBO Mi Goreng

(59)

Indomie Mie Keriting Goreng Spesial

Indomie Mi Goreng Pedas

Indomie Mi Goreng Rendang

Indomie Mi Goreng Sate

(60)

Indomie Rasa Kaldu Ayam

Indomie Rasa Kaldu Udang

Indomie Rasa Kari Ayam

Indomie Rasa Sapi

Indomie Rasa Soto Mie

Sumber: Kunjungan Perusahaan ke PT. Indofood

Sukses Makmur pada bulan Juni 2009 di Jalan

Kp. Jarakosta Desa Suka Danau Cibitung Bekasi 17520

(61)

2. Mie Sedaap

Mie Sedaap merupakan produk mie instant yang diproduksi oleh Wing's

Food Indonesia sejak Mei 2003 dengan harga cukup bersaing dan berbagai

macam rasa dan Group Wings merupakan perusahaan yang sudah memiliki

eksistensi puluhan tahun dan biasanya sudah bermitra dengan para pedagang

dan pengecer. Di samping itu, kesetiaan dan loyalitas sudah teruji dengan

baik dan hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi Wings.

Produk Mie Sedaap adalah produk mie instant yang inovatif yang

bermodalkan keberanian untuk mengendalikan pasar dapat menggempur

pasar Indonesia dan ditambah lagi dengan strategi promosi yang agresif dan

iklan yang provokatif membuat produk ini diterima oleh berbagai lapisan

masyarakat dan meningkatkan jumlah permintaan Mie Sedaap itu sendiri.

Untuk penguasaan pangsa pasar sebagai pemula, Mie Sedaap tetap

optimis bisa meraih konsumen melalui strategi pemasaran dan promosi yang

gencar. Strategi awal Mie Sedaap antara lain: melalui strategi harga yang

ekonomis namun bumbu mie diberikan pada kelas premium, diberlakukan

strategi klasik dengan membeli hadiah piring dan gelas, strategi juga

didukung iklan yang cukup gencar, baik tematik, iklan produk, maupun versi

testimoni. Ada satu hal yang belum pernah dilakukan kompetitor mie instant

misalnya menyuruh orang sebanyak mungkin untuk mencoba Mie Sedaap

yang dilakukan di mall, tempat wisata, dan kampus secara gratis. Dengan cara

(62)

saran, kritik maupun pujian. Iklan juga dilakukan di delapan stasiun televisi,

Billboard di halte-halte dan juga kegiatan below the line.

Gaya iklan Groups Wings selalu mengacu langsung pada produknya dan

memacu orang dengan cepat untuk membeli produk itu. Selain itu, tipikal

iklan Groups Wings memang ingin membuat produknya dapat diminati,

dicoba, dan dibeli bahkan diloyali dengan pertimbangan agar dapat tampil

beda dari pesaing dengan karakter iklan yang lugas dan komunikatif serta

menghendaki konsumen masih mengenal dan mengerti akan produknya.

Strategi Group Wings lewat frekuensi tayang di media elektronik baik televisi

maupun radio dan Billboard yang sangat memancing orang suka atau tidak

suka pada produk itu dan akhirnya memutuskan untuk membeli.

Strategi portofolio merek Wings memang tidak kalah dari perusahaan

multinasional (Unilever). Wings berani meluncurkan produk dengan merek

barunya dengan Brand Awareness melalui iklan gencar.

Adapun salah satu iklan saat ini yang dimaksud peneliti adalah iklan Mie

Sedaap versi bapak dan anak. Dalam iklan tersebut, anak disuruh bapaknya

untuk memberitahu kepada teman bapaknya bahwa bapaknya “tidak ada”, tapi

pada saat teman bapaknya tersebut mengatakan “padahal ada mie Sedaap lho”,

bapaknya langsung lari keluar rumah. Dalam iklan ini mengatakan "bahwa

lidah ga bisa bohong" yang juga merupakan slogan saat ini dari Mie Sedaap

saat ini dan untuk mempromosikan aktivitas tersebut maka digunakan media

(63)

Jenis-jenis Mie Sedaap

Mie goreng biasa rasa soto mie sambal goring mie soup

Sumber: http://padi-online.com/mie_sedaap/

3. Mie ABC

PT. Presiden ABC didirikan pada bulan September 1991 dengan

kerjasama antara PT. ABC Central Food of Indonesia dan Uni-President

Enterprises Corporation of Taiwan. Kebanyakan orang mengetahui merek

"ABC" sebagai pemimpin pasar dalam makanan dan minuman di Indonesia.

Dengan prinsip memuaskan kebutuhan pelanggan, jadi PT. Presiden ABC

mengembangkan usahanya ke makanan lain. Sekarang "ABC" adalah nama

merek rumah tangga terkenal, dikenal karena kualitas. ABC juga salah satu

merek mie instan terkemuka di Indonesia. Mie ABC dapat ditemukan di

seluruh negeri karena jaringan distribusi yang lengkap. Bahkan, ABC adalah

pemimpin dalam kategori makanan ringan dan mie instant.

Uni-President Enterprises Corporation sudah sejak awal sebagai

produsen tepung sekitar tiga puluh tahun yang lalu. Saat ini, Uni-President

Enterprises Corporation adalah kelompok makanan terbesar di Taiwan.

Selama bertahun-tahun Uni-President Enterprises Corporation telah diperluas

(64)

kesehatan. Uni-President Enterprises Corporation secara agresif diperluas ke

distribusi, jaringan keuangan, asuransi, konstruksi, supermarket, dan

penjualan ritel.

PT. ABC dengan kombinasi satu perusahaan yang ahli dalam pembuatan

saus dan pengolahan tepung, tidak dipungkiri mengapa PT. ABC President

Indonesia saat ini menjadi perusahaan manufaktur mie terbaik di negeri ini.

President ABC Indonesia memiliki visi untuk menjadi pemimpin pangan

di Indonesia. Dengan pengalaman yang luas dan pengetahuan tentang pasar

lokal, keluarga ABC Group dan Uni-President telah menetapkan target yang

hanya memproduksi makanan berkualitas terbaik. Hal ini bisa dicapai karena

ABC tidak hanya dengan reputasi yang terhormat, tetapi juga sebagai negara

bagian penelitian dan pengembangan seni dan fasilitas inovasi makanan

Uni-President Taiwan.

President ABC terletak di Karawang, Jawa Barat dengan luas 7,6 hektar.

Pada saat memulai bisnis pada bulan Juli 1992, perusahaan itu hanya dapat

membangun sebuah pabrik dengan beberapa ratus karton pasir. Dari sejak itu,

perusahaan telah diperluas sampai bisa membangun sebuah pabrik di Medan,

Sumatera Utara. Selain itu, Presiden ABC mengakui perlunya untuk

memenuhi permintaan konsumen. Dengan ini Presiden ABC selalu mencari

perbaikan untuk memenuhi kebutuhan dengan lingkungan yang cepat

(65)

J

S

Jenis-jenis M

Sumber: ww

Mie ABC

(66)

50 BAB V

DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Karakteristik Responden (Mahasiswa/i)

Dengan menggunakan analisis data deskripsi responden (mahasiswa/i)

yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan, diperoleh data mengenai

karakteristik mahasiswa/i. Mahasiswa/i penelitian ini digolongkan ke dalam

beberapa karakteristik, diantaranya: jenis kelamin, angkatan, uang saku

perbulan, seberapa sering menggunakan mie instant per minggu, dan merek

mie instan yang sering digunakan. Karakteristik mahasiswa/i dalam penelitian

ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel V.1

Karakteristik Mahasiswa/i Berdasarkan Jenis Kelamin

Angkatan

Berdasarkan tabel V.1 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar

Gambar

GAMBAR 1 Kerangka Konseptual .............................................................
Tabel V.1 Karakteristik Mahasiswa/i Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel V.2 Karakteristik Mahasiswa/i Berdasarkan Uang Saku Perbulan
Tabel V.3 Karakteristik Mahasiswa/i Berdasarkan Keseringan Mengkonsumsi Mie
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat digambarkan bahwa responden yang paling dominan mengkonsumsi produk mie instan merek Sedaap pada mahasiswa Fakultas Ekonomi program

Pribadi, Psikologis dan Variabel Dependen Yaitu Keputusan Pembelian Mie Instan Merek Sedaap.. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Tidak ada responden

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa citra merek berpengaruh terhadap minat beli produk mie instan “Pop Mie”.. Kata Kunci: Citra Merek,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK MIE SEDAAP (Studi Pada Masyarakat Desa Tahunan, Dukuh Kauman

Apakah faktor-faktor harga, produk, distribusi dan promosi secara parsial berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli mi instan merek Indomie..

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK

Penelitian yang dilakukan oleh Agung Nugraha (2014) dengan judul Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mie Instan ( Studi Kasus Pada Mie Sedaap ) Hasil