Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Oleh : Diani Arthantri NIM : 062214121
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Oleh : Diani Arthantri NIM : 062214121
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Masalah adalah sahabat setia kita selama kita hidup di dunia.
Dimana kita mempunyai kemauan untuk menyelesaikan masalah maka pasti
akan ada sinar terang di hadapan kita yang akan menuntun kita……..
Jangan pernah menyerah bila kita menemui kegagalan di perjalanan hidup
kita……
Sikapilah dengan bijak dan berusahalah untuk lebih baik maka keberhasilan
pasti akan kita genggam
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria di surga
“Sebagai penerang jalan kehidupan”
Bapakku tercinta di Surga
“Pak, maafin aku ya, belum bisa buat Bapak senang selama dunia
ini….padahal cuma satu keinginanku melihat Bapak tersenyum
melihat anakmu ini sukses. Sekarang aku sudah mencoba
menyelesaikan skripsiku,,,,,doakan aku ya Pak dari sana karena aku
yakin Bapak sudah bahagia disurga. Aminn…
Ibuku yang kusayangi,
vi
Nama : Diani Arthantri Nomor Mahasiswa : 06 2214 121
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS MAHASISWA
PADA PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE, SEDAAP, DAN ABC DENGAN DIMODERASI PENCARIAN VARIASI
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 30 Oktober 2010 Yang menyatakan
vii
DENGAN DIMODERASI PENCARIAN VARIASI
Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Diani Arthantri Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh marketing mix
terhadap loyalitas mahasiswa pada produk mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC dengan dimoderasi pencarian variasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2010 di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuisioner. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dari angkatan 2005-2008 yang pernah mengkonsumsi mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability accidental sampling. Sampel didapatkan 100 responden yang pernah mengkonsumsi mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda dan Analisis Regresi Moderasi.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa: 1). Marketing Mix
viii
SEDAAP, AND ABC WITH MODERATED VARIETY SEEKING
Problem Study at Management Students Economic Faculty Sanata Dharma University Yogyakarta
Diani Arthantri Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
This research aims to know the effect of marketing mix on students loyalty of instant noodle with the brands of Indomie, Sedaap, and ABC which is moderated by variety seeking characteristics of consumers.
This research was conducted in August-September 2010 at the Management Students Economic Faculty Sanata Dharma University Yogyakarta. Data were collected using questionnaire. The population of the research was Management Students of Economics Faculty, Sanata Dharma University Yogyakarta, from 2005-2008 batch who have consumed instant noodle of the brands of Indomie, Sedaap, and ABC. The sampling technique in this research is nonprobability accidental sampling. The samples were 100 respondents. The data analysis technique used were Multiple Linear Regression analysis and Regression Analysis with moderating effect.
Results show that: 1) Marketing mix influences students loyalty. 2) Variety seeking characteristics moderates the influence of product on loyalty.
ix
kasih serta berkat yang senantiasa diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Loyalitas Mahasiswa Pada Produk Mie Instant Merek Indomie, Sedaap, dan ABC Dengan Dimoderasi Pencarian Variasi”.
Adapun penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai upaya untuk memperdalam wawasan berfikir serta menambah wacana dunia ekonomi pada umumnya.
Dalam kesempatan ini tentunya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan dari semua pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono., M.Si., Akt.,Q.I.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Kepala Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
x
menyelesaikan skripsi ini.
6. Perpustakan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyediakan fasilitas buku-buku sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Buat Ibuku, terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang selalu menyertaiku. Serta dorongan, kerja keras serta kesabarannya dalam mendidik dan membimbing aku selama ini sehingga menghasilkan buah yang baik.
8. Untuk Bapakku yang ada di surga, terima kasih sudah mengajarkan semua hal yang baik dalam hidup ini, membimbing aku, memberikan cinta yang penuh kepada aku. Maafkan aku belum bisa berbuat yang terbaik untuk Bapak. Semoga Bapak di surga dapat beristirahat dengan tenang. Aku sayang Bapak …
9. Buat kakak dan sepupuku (Omes, Wiwied, dan Ika), terima kasih sudah memberi dorongan dan doa selama ini untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.
xi
menyelesaikan skripsi ini.
12.Buat seluruh keluarga besarku, terima kasih atas semua pengarahan dan doa yang kalian berikan kepadaku. Kalian tidak pernah aku lupakan.
13.Untuk sahabat-sahabatku (Valen, Ike, Tista, Zie, Asta, Paula, Putri, Nining, Vita, Tata, Lida, Rara, Ucil, Ocha, Erwin, Adhit, Teo) terima kasih semuanya atas dorongan dan bantuan mental maupun materi yang kalian berikan kepada ku. Semoga persahabatan kita tidak akan pernah terpisahkan. Aminn…………
14.Untuk teman-teman seperjuangan kelas MPT, terima kasih atas bantuan saran dan kritik dalam menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa hasil karya Penulisan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhirnya penulis berharap semoga hasil karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 Oktober 2010 Penulis
xii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRAK ... vii
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN MASALAH ... 7
A. Konsep Marketing Mix ... 7
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
A. Jenis Penelitian ... 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25
C. Populasi dan Sampel ... 25
D. Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 27
E. Teknik Pengukuran Data ... 31
F. Pengujian Instrumen ... 32
G. Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV GAMBARAN UMUM PRODUK ... 39
A. Gambaran Umum Produk Mie Instant ... 39
1. Indomie ... 40
2. Mie Sedaap ... 45
3. Mie ABC ... 47
BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN . 50 A. Deskripsi Data Penelitian ... 50
B. Analisis Data dan Pembahasan ... 53
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 74
A. Kesimpulan ... 74
B. Implikasi Manajerial ... 75
C. Implikasi Untuk Penelitian Lebih Lanjut ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 78
xv
GAMBAR 1 Kerangka Konseptual ... 24
GAMBAR 2 Produk Indomie ... 43
GAMBAR 3 Produk Sedaap ... 48
GAMBAR 4 Produk ABC ... 50
GAMBAR 5 Hasil Uji Normalitas Histogram ... 61
GAMBAR 6 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 64
1 A. Latar Belakang
Perkembangan konsumsi makanan instan yang berbasis gandum dari tahun ke
tahun memperlihatkan tren yang positif dan semakin berkembang. Hal ini terlihat
dari semakin banyaknya produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat
penjualan produk makanan. Perubahan-perubahan ini ternyata secara tidak
langsung mengubah selera dan kebiasaan masyarakat akan produk pangan yang
dikonsumsinya.
Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif terhadap
industri makanan instan, terutama industri mie instan. Tidak dapat dipungkiri, mie
memang sudah menjadi bagian penting dalam pola makan rumah tangga, tidak
hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Peran mie memang “luwes”, tidak
hanya sebagai makanan pokok, tetapi dapat pula berperan sebagai lauk-pauk
sehingga sering dijumpai masyarakat yang makan nasi dengan lauk mie goreng
atau mie kuah.
Strategi bauran pemasaran merupakan kesatuan rencana yang terpadu antara
bauran produk, strategi bauran harga, strategi bauran distribusi, dan strategi
bauran promosi yang digunakan untuk melayani pasar sasaran. Dalam pemasaran
biasanya dihadapkan kepada masalah produk, harga, distribusi, promosi yaitu
berapa dan bagaimana bauran tersebut ditetapkan, hal ini supaya tujuan yang
Berdasarkan penelitian sebelumnya, Haryani (2006) menyatakan bahwa untuk
menjual hasil produksi, produsen memerlukan distributor untuk mendistribusikan
hasil produksinya sampai ke tangan konsumen. Kegiatan produsen itu tidak
berakhir sampai dengan terjadinya transaksi saja, tetapi juga berusaha agar hasil
produksinya dapat memuaskan konsumen dan mampu bersaing dengan produk
lain yang sejenis. Untuk itu produsen harus dapat bersaing dalam memproduksi
barang dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan selera pembeli. Selain itu produsen
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Perlukah barang-barang tersebut
dibuat, 2) Bagaimana disain produk, merek cap dagang dan sebagainya, 3)
Bagaimana desain pembungkus dari produk tersebut, 4) Bagaimana komposisi
dan ukuran potensi pasar yang tepat untuk produk tersebut, 5) Apakah
pemasangan iklan atau personal selling akan merupakan alat peningkatan
penjualan yang utama dan sebagainya.
Kegiatan pemasaran bertujuan untuk mempengaruhi konsumen dalam
pembelian suatu produk. Dalam melakukan pembelian, konsumen membutuhkan
informasi tentang produk yang akan dibeli. Promosi adalah arus informasi atau
persuasi searah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi yang baik
diharapkan akan terjalin komunikasi antara produsen dan konsumen. Begitu juga
konsumen mahasiswa/i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma dalam memenuhi kebutuhan mengkonsumsi mie instan.
Di Indonesia produk convenience seperti mie instan merek Indomie, Sedaap,
sudah digemari, harganya yang terjangkau, dan praktis. Strategi pemasaran yang
paling cocok untuk kategori produk ini adalah dengan menjaga ketersediaan
produk di banyak lokasi (outlet), menetapkan margin keuntungan yang kecil agar
harga penjualan tidak terlalu tinggi, dan gencar beriklan untuk mendorong
preferensi merek dan niat menggunakan atau mencobanya (Kotler, 2000). Dengan
demikian produk yang berhasil adalah produk yang dapat diterima konsumen
dengan atribut dan tampilan yang memenuhi kebutuhan konsumen. Loyalitas dari
konsumen dari produk itu sangat penting guna mempertahankan posisi perusahaan
di pasar dan sekaligus untuk menjamin penjualan dan laba yang diperoleh.
Loyalitas konsumen dari suatu produk akan turut menentukan pola pembelian
ulang oleh konsumen terhadap produk tersebut dan sebaliknya juga pola
pembelian kembali oleh konsumen akan menunjukkan loyalitas konsumen
terhadap produk tersebut. Setelah konsumen membeli dan menikmati produk itu,
ia akan menilai apakah ia terkesan puas dan senang, jika mereka merasa puas dan
senang maka cenderung akan melakukan tindakan mengkonsumsi kembali produk
tersebut. Tentunya, loyalitas konsumen itu tercipta dari beberapa faktor atribut
yang melekat pada produk yang dikonsumsi itu.
Konsumen yang loyal terhadap merek tertentu dari salah satu kategori produk,
maka besar kemungkinan akan loyal pada merek tersebut dalam jangka panjang.
Namun demikian dalam keadaan tertentu dan dengan alasan tertentu, walau jarang
sekali atau hanya sekali-sekali, ada kecenderungan konsumen tersebut mencoba
Perilaku perpindahan merek pada konsumen merupakan suatu fenomena yang
kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor keperilakuan, persaingan dan
waktu. Perpindahan merek yang dilakukan oleh konsumen disebabkan oleh
pencarian variasi. Perpindahan merek terjadinya pada produk-produk dengan
karakteristik keterlibatan pembelian yang rendah.
Seorang konsumen yang mengalami ketidakpuasan pada masa pasca konsumsi
mempunyai kemungkinan akan merubah perilaku keputusan belinya dengan
mencari alternatif merek lain pada konsumsi berikutnya untuk meningkatkan
kepuasannya. Di samping itu karakteristik kategori produk juga mempengaruhi
konsumen dalam mencari variasi. Karakteristik produk meliputi keterlibatan dan
perbedaan persepsi di antara merek. Namun perilaku mencari variasi yang
dilakukan konsumen hanya dilakukan untuk suatu kategori produk tertentu dan
tidak untuk kategori produk lainnya.
Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat
diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis,
memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas
pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (Word of
mouth) yang menguntungkan perusahaan (Tjiptono, 2001:24).
Dari uraian yang ada, penulis tertarik untuk mengetahui “PENGARUH
MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS MAHASISWA PADA
PRODUK MIE INSTANT MEREK INDOMIE, SEDAAP, DAN ABC
DENGAN DIMODERASI PENCARIAN VARIASI.” Konsumen yang dipilih
Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta yang sering membeli atau
mengkonsumsi mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah marketing mix mempengaruhi loyalitas mahasiswa pada produk
mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC?
2. Apakah marketing mix yang dimoderasi pencarian variasi
mempengaruhi loyalitas mahasiswa pada produk mie instant merek
Indomie, Sedaap, dan ABC?
C. Batasan Masalah
Ada banyak faktor yang mempengaruhi loyalitas mahasiswa/i pada produk
mie instan merek Indomie, Sedaap, dan ABC. Faktor-faktor tersebut antara lain
harga, rasa, kualitas, model kemasan, saran teman, promosi dari sales, pelayanan,
promosi dari perusahaan serta pengalaman konsumen itu sendiri dan lain-lain.
Dimana dari beberapa hal tersebut dapat menimbulkan loyalitas konsumen
terhadap mie instan merek Indomie, Sedaap, dan ABC. Supaya pembahasannya
tidak terlalu luas, maka penulis hanya meneliti faktor produk, harga, tempat,
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui apakah marketing mix mempengaruhi loyalitas
mahasiswa pada produk mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC.
2. Untuk mengetahui apakah marketing mix yang dimoderasi pencarian
variasi mempengaruhi loyalitas mahasiswa pada produk mie instant merek
Indomie, Sedaap, dan ABC.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Bagi perusahaan sebagai masukan kepada perusahaan dalam membuat
kebijakan dan keputusan diwaktu yang akan datang terutama berkaitan
mengenai strategi pemasaran dan langkah- langkah mempertahankan
konsumen mie instan merek Indomie, Sedaap, dan ABC.
2. Bagi masyarakat sebagai bahan informasi serta wawasan pengetahuan
dalam melihat, memilih, dan merasakan suatu produk (dalam hal ini mie
7 A. Konsep Marketing Mix
Marketing mix merupakan salah satu unsur dalam pemasaran baik dalam
sasaran maupun penentu strategi yang berperan dalam keberhasilan pemasar suatu
produk di pasar.
Pengertian Marketing mix atau bauran pemasaran menurut Kotler dan
Amstrong (2008) merupakan kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang
dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar
sasaran. Marketing mix terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan
untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut 4P, yaitu: Product
(produk), Price (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi). Keempat unsur
yang terdapat dalam bauran pemasaran tersebut saling berhubungan. Oleh sebab
itu, manajemen harus memiliki kombinasi terbaik dari unsur-unsur tersebut,
kombinasi yang disesuaikan dengan lingkungan perusahaan.
B. Produk (product)
Produk adalah barang atau jasa yang dihasilkan dan merupakan titik
kemungkinan keberhasilan maupun kegagalan kombinasi kebijakan pemasaran
secara keseluruhan. Oleh sebab itu betapa pentingnya peranan produk dalam
permintaan yang disertai dengan pemakaian atau pengkonsumsian. Jadi, suatu
produk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan barang atau jasa. Adapun
produk yang dimaksud dalam hal ini dapat berupa barang secara fisik, pelayanan
jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.
Pengertian produk menurut Tjiptono (2000:95) adalah segala sesuatu yang
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan.
Pengertian produk menurut Swastha dan Irawan (2005:165) adalah suatu
sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk cita
rasa, bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan
perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan
dan kebutuhannya.
C. Harga
1. Pengertian Harga
Harga merupakan satu-satunya unsur Marketing Mix yang menghasilkan
pendapatan, sedangkan unsur-unsur yang lain menunjukkan biaya,
sehingga dalam menentukan tingkat harga suatu produk perlu adanya
perhitungan yang tepat dan hendaknya dapat diterima dengan baik oleh
pihak konsumen maupun perusahaan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439), harga adalah sejumlah uang
konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk
tersebut.
Menurut Swastha dan Irawan (2005:241), harga adalah sejumlah uang
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya. Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan dalam
menetapkan harga produknya. Tujuan tersebut antara lain:
a. Mendapatkan laba maksimum.
b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan.
c. Mencegah atau mengurangi persaingan.
d. Mempertahankan atau memperhatikan market store.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan dalam memperkenalkan
produk-produk baru sering kali harus memilih antara dua pilihan kebijakan
penetapan harga yakni:
a. Price Skimming
Price Skimming menyebabkan suatu perusahaan dapat menghasilkan
sejumlah laba besar dari setiap barang yang dijual. Pendapatan uang
tunai sering kali diperlukan untuk menutup biaya-biaya
pengembangan. Akan tetapi, hal itu hanya dilakukan apabila tenaga
pemasaran dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya sangat
berbeda dari produk lain yang ada di pasaran. Selain itu, laba awal
yang tinggi pada akhirnya akan menarik persaingan dengan
b. Penetration Pricing
Penetration Pricing merupakan strategi penetapan harga yang
serendah-rendahnya yang bertujuan untuk mencapai penjualan yang
sebesar-besarnya dalam waktu yang relatif singkat. Strategi ini dapat
berhasil apabila para penjual dapat meningkatkan harga sewaktu
permintaan konsumen bertambah. Peningkatan harga tersebut tentu
saja harus dikelola secara hati-hati untuk menghindari agar konsumen
tidak mengundurkan diri.
2. Peranan Harga
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan
para pembeli yaitu:
a. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para
pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang
diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan
adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara
mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa.
Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia,
kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik”
konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini
kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara
objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal
mencerminkan kualitas yang tinggi.
D. Tempat
Tempat menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
menjadikan produknya dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen yang
termasuk dalam Marketing Mix khususnya tempat adalah saluran distribusi.
Saluran distribusi adalah jalur yang dipakai untuk memindahkan produk dari
produsen ke konsumen.
Hanya dengan mengetahui suatu produk bermanfaat baginya, maka pembeli
akan setia pada produk tersebut. Syarat lain agar pembeli setia pada produk adalah
bilamana setiap produk yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan mudah ditempat
yang diinginkan atau terdekat oleh pembeli.
Menurut Swastha dan Irawan (2005:285) saluran distribusi adalah saluran
yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produknya sampai kepada
konsumen atau pemakai industri.
Proses penyaluran produk sampai ke tangan konsumen dapat panjang atau
pendek, sesuai dengan kebijakan distribusi yang diterapkan oleh perusahaan. Mata
rantai jalur distribusi akan menjadi panjang apabila sebelum sampai ke tangan
pemakai produk, yang bersangkutan harus melalui berbagai macam pedagang.
Sebaliknya mata rantai jalur distribusi akan menjadi pendek apabila produsen
E. Promosi
Istilah promosi adalah arus informasi atau persuasi searah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran.
Dalam pemasaran, kegiatan memperkenalkan produk, meyakinkan, dan
mengingatkan kembali manfaat produk kepada pembeli atau konsumen sering
disebut sebagai promosi. Kegiatan promosi dapat dilakukan melalui media
komunikasi massa, misalnya koran, majalah, tabloid, televisi, radio, papan
reklame, dan poster.
Definisi promosi menurut Swastha dan Irawan (2005:349) adalah
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Untuk memperoleh pengertian promosi yang sebenarnya sebaiknya
mengetahui tujuan dari promosi, yaitu:
1. Modifikasi tingkah laku
Orang-orang melakukan komunikasi berlandaskan beberapa alasan, antara
lain mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan, atau
instruksi, memberi informasi, mengemukakan ide/pendapat. Disini
promosi berusaha merubah tingkah laku yang ada.
2. Memberitahu
Kegiatan promosi dapat ditujukan untuk memberi tahu pasar yang dituju
3. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk terutama diarahkan untuk mendorong
pembeli. Sering perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan
secepatnya, tetapi lebih menyatu, maka untuk menciptakan kesan positif
ini dimaksud agar dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama
terhadap perilaku pembeli.
4. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk
mempertahankan merek produk dihati masyarakat dan perlu dilakukan
selama tahap kedewasaan dalam siklus produk.
Ada beberapa alat promosi yang paling penting, yaitu:
a. Advertising (iklan)
Iklan adalah suatu bentuk komunikasi bukan pribadi yang digunakan oleh
sponsor tertentu untuk membujuk atau menginformasikan pendengar
mengenai suatu produk. Iklan biasanya menggunakan semua jenis
penyiaran dan media cetak, seperti televisi, radio, majalah, koran, dan
papan iklan.
b. Personal Selling (penjualan pribadi)
Penjualan pribadi merupakan penjualan dari satu orang ke orang lain,
yang memerlukan informasi teknis dan rinci biasanya merujuk kepada
wakil perusahaan penjual.
c. Sales Promotion (promosi penjualan)
Barang-barang yang relatif murah seringkali dipasarkan melalui promosi
penjualan, yang melibatkan bujukan langsung kepada pembeli. Premium
(biasaya barang-barang gratis), voucher yang dapat ditukarkan, dan kupon
merupakan bentuk-bentuk promosi penjualan yang dilakukan untuk
membujuk konsumen untuk membeli produk.
d. Public Relations (hubungan masyarakat)
Hubungan masyarakat mencakup seluruh usaha komunikasi yang
mengarah untuk membangun kemauan baik diantara berbagai kelompok
dalam populasi.
F. Deskripsi Mie Instant
Mie secara umum adalah sejenis produk makanan yang bahan baku
utamanya berasal dari tepung terigu, tepung beras dan lainnya yang diolah dengan
merebus air panas untuk kemudian disajikan sesuai selera. Dalam
perkembangannya mie dapat dibedakan menjadi mie kering, mie basah dan mie
kering yang berbumbu atau mie instant.
Mie instant adalah produk makanan kering terbuat dari adonan terigu atau
penambah bahan lainnya. Mie instant sendiri dicirikan dengan adanya
penambahan bumbu dan memerlukan proses pengeringan untuk siap dikonsumsi.
Mie instant dikemas dalam wadah tertutup rapat, aman selama penyimpanan dan
pengangkutan.
G. Kepuasan Konsumen
Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat,
diantaranya hubungan antara perusahaan dan konsumen menjadi harmonis,
memberikan jasa yang baik bagi perusahaan dan bagi pembelian ulang oleh
konsumen, terciptanya loyalitas konsumen dan memberikan suatu bentuk
promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi
perusahaan.
Pengertian kepuasan konsumen menurut Tjiptono (2000:146) adalah respon
konsumen terhadap ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara
harapan sebelumnya dan kinerja actual product yang dirasakan setelah
pemakaiannya. Jadi, intinya kepuasan ko nsu me n mencakup perbedaan antara
harapan dengan kinerja/hasil yang dirasakan.
Kepuasan konsumen atas suatu produk akan diketahui setelah konsumen itu
mengkonsumsi produk tersebut.
1. Faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen, antara lain adalah :
a. Bukti langsung (tangibles) meliputi fasilitas fisik dan perlengkapan.
b. Kehandalan, kemampuan produk untuk memenuhi kebutuhan dan
2. Macam Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen terdiri dari dua macam, yaitu kepuasan
fungsional dan kepuasan psikologis. Kepuasan fungsional merupakan
kepuasan yang diperoleh dari suatu fungsi produk yang dimanfaatkan.
Kepuasan psikologis yaitu kepuasan yang diperoleh dari atribut yang tidak
berwujud dari suatu produk.
Faktor kepuasan konsumen juga dapat dibagi 2 jenis, yaitu
konsumen eksternal dan konsumen internal. Konsumen eksternal mudah
diidentifikasikan karena berada di luar organisasi. Pelanggan internal
merupakan orang-orang yang melakukan proses selanjutnya dari pekerjaan
sebelumnya.
3. Pentingnya kepuasan pelanggan bagi pemasar.
Pentingnya kepuasan pelanggan diperhatikan oleh pemasar
disebabkan adanya beberapa keuntungan bagi pemasar :
a. Stay Loyal Longer, dengan tercapainya kepuasan pelanggan secara
berkelanjutan, maka pemasar bisa puas karena loyalitas pelanggan
tercapai.
b. Alks Favorably about the company and it’s products, jika pelanggan
puas maka secara psikologis ia akan menyebarkan kepada orang lain.
c. Offers products ideas to the company, pelanggan yang merasa puas
memiliki sense of belonging dan bisa memberikan masukan, ide dan
pendapat kepada perusahaan yang memproduksi produk yang
d. Cost less to serve than new customer because transaction are
routinized, jika pemasar telah mampu mempertahankan
pelanggan-pelanggannya, maka biaya untuk memelihara pelanggannya tidak
akan sebesar biaya yang harus ia keluarkan menarik konsumen untuk
menjadi pelanggan baru.
H. Loyalitas Mahasiswa
1. Pengertian Loyalitas Mahasiswa
Loyalitas adalah orang yang dalam jangka panjang hanya melakukan
pembelian terhadap suatu produk atau merk tertentu yang telah memberikan
kepuasan yang tinggi, dimana pembeli yang setia akan memberikan
keuntungan yang tinggi pada suatu produk.
Loyalitas mahasiswa yang sebenarnya adalah bukti bahwa mahasiswa
hampir selalu mengkonsumsi produk tersebut dan mempunyai suatu
kekuatan atau sikap positif atas produk tersebut, pada akhirnya mahasiswa
akan menjadi pembeli yang setia atau loyal. Konsumen/mahasiswa yang
loyal adalah orang yang :
a. Melakukan pembelian ulang secara teratur.
b. Membeli antar lini produk dan jasa.
c. Mereferensikan pada orang lain.
d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing.
Pentingnya menjaga konsumen yang ada sekarang dapat diperhitungkan
mencari konsumen baru biasanya lebih mahal daripada mempertahankan
yang sudah ada yang akhirnya ini semua berdampak pada peningkatan
penjualan.
Dengan demikian, perusahaan harus dapat mengidentifikasi apakah
konsumen terpuaskan atau tidak dan apakah ada pembelian ulang produk.
2. Membangun Loyalitas Mahasiswa
Tujuan dan maksud utama pemasaran adalah mencapai hubungan
konsumen/mahasiswa dan membangun kesetiaan. Maka kita perlu
membangun kesetiaan. Maka kita perlu membangun kesetiaan dengan cara :
a. Core services, jasa utama berdasarkan pada kebutuhan pasar
yang utama, dari situ hubungan dibangun karena dengan pelayanan
inti yang memuaskan pelanggan benar-benar mulai percaya dan
puas akan jasa kita.
b. Customing the relationship, membangun hubungan dekat antara
pemasar dan konsumen.
c. Service Augmentation, jasa tambahan berarti membangun
pelayanan plus dan lebih baik jika pelayanan plus tidak dapat ditiru
oleh pesaing.
d. Relation pricing, harga sangat mempengaruhi orang untuk membeli
barang. Untuk membangun loyalitas konsumen dapat ditempuh
dengan cara memberi potongan-potongan bagi pelanggan sehingga
e. Internal marketing, pemasaran internal merupakan faktor yang
cukup penting. Tekanannya pada karyawan, bagaimana perusahaan
mampu mengelola karyawan agar mengerti dan memahami
prinsip-prinsip pemasaran dan melaksanakannya dalam tugas mereka.
3. Mempertahankan Konsumen/Mahasiswa
a. Memperbaiki dan mempertahankan hubungan antara perusahaan dan
konsumen perlu terus dibina. Untuk mengendalikan tingkat
kehilangan konsumen dan tetap pada posisi yang aman, perusahaan
perlu mengambil empat langkah, sebagai berikut:
1) Menentukan tingkat bertahannya konsumen.
2) Membedakan berbagai penyebab kehilangan konsumen dan
menentukan penyebab utama yang bisa dikelola.
3) Memberitakan hilangnya keuntungan dari konsumen yang
hilang.
4) Menghitung berapa biaya untuk mengurangi tingkat kehilangan
konsumen.
b .Adapun cara untuk mempertahankan konsumen yaitu dengan
memberikan kepuasan yang tinggi, dengan cara ini pesaing akan
sulit masuk walaupun dengan harga lebih lainnya dan konsumen
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut:
1 )Menambahkan manfaat keuangan, misalnya imbalan bagi
konsumen yang sering membeli atau membeli dalam jumlah
besar melalui potongan harga.
2) Menambahkan manfaat sosial, dengan cara membuat hubungan
antara perusahaan dengan konsumennya secara lebih pribadi,
dimana konsumen dilayani sebagai klien perusahaan yang
dilayani oleh seorang petugas perusahaan yang ditugaskan untuk
hal tersebut.
3) Menambahkan manfaat struktural, misalnya memberikan alat
khusus atau hubungan komputer yang menolong pelanggan
mengelola pemesanan, pengepakan, persediaan dan lain-lain.
I. Perumusan Hipotesis Pertama
Produk mie instant merek “Indomie, Sedaap, dan ABC” memberikan kualitas
produk untuk memuaskan konsumen yaitu kekenyalan mie yang pas, kemasan yang
menarik, hygienics, serta rasa yang dapat diterima oleh konsumen. Harga yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah uang yang digunakan untuk memperoleh
mie instant “Indomie, Sedaap, dan ABC” yaitu harga terjangkau dan harga pesaing.
Tempat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lokasi pembelian mudah dijangkau,
dekat dengan tempat tinggal, dan selalu tersedia produk mie instan yang dibutuhkan
tersebut. Sedangkan promosi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
ABC” yaitu melalui iklan yang menarik dan penyelenggaraan event untuk lebih
mendekatkan produk mie instan kepada konsumen. Konsumen yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah para mahasiswa/i yang sering mengkonsumsi mie instan. Dengan
adanya strategi marketing mix, para mahasiswa/i merasa puas, lalu konsumen akan setia
dengan produk tersebut. Loyalitas mahasiswa/i yang sebenarnya adalah bukti
mahasiswa/i hampir selalu mengkonsumsi produk tersebut dan mempunyai suatu
kekuatan atau sikap positif atas produk tersebut, pada akhirnya mahasiswa/i akan
menjadi pembeli yang setia atau loyal.
Berdasarkan argumentasi diatas, maka penulis mengajukan hipotesis pertama
sebagai berikut :
Hipotesis I :
Persepsi terhadap Marketing mix mempengaruhi loyalitas mahasiswa/i pada produk mie
instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC.
J. Variety Seeking (Pencarian Variasi)
Konsep kebutuhan mencari variasi berhubungan dengan studi marketing dan
eksploratory purchase behavior seperti perpindahan merek dan perilaku inovasi. Dari
sudut pandang psikologi dihasilkan teori yang menyatakan bahwa sumber kebutuhan
mencari variasi adalah kebutuhan internal untuk stimulasi.
Schiffman dan Kanuk (2000;115) mengemukakan bahwa sifat yang digerakkan
oleh kepribadian yang persis sama dan berhubungan dengan Tingkat Stimulasi
Optimum (TSO) adalah pencari variasi atau kesenangan baru. Ketika stimulasi berada di
input stimulasi melalui perilaku seperti eksploration dan novelty seeking. Sebaliknya,
ketika stimulasi mengalami peningkatan melebihi level ideal, individu akan berusaha
menurunkan input stimulasi.
Kebutuhan mencari variasi adalah perilaku konsumen untuk melepaskan suatu
kejenuhan karena keterlibatan rendah pada merek atau produk. Perilaaku ini
dikarakteristikkan dengan sedikitnya pencarian informasi dan pertimbangan alternatif
atau pilihan. Konsep variety seeking merupakan tipe penyelesaian masalah rutin yang
berkaitan dengan convenience goods dan jarang berkaitan dengan shopping and
specialty goods (Mayasari, 2005:21).
Menurut Kotler dan Sutanto (2001:247), jenis prilaku pembelian konsumen yang
mencari variasi mempunyai keterlibatan konsumen yang sangat rendah, tetapi ditandai
oleh perbedaan merek yang nyata. Konsumen memiliki beberapa kepercayaan, memilih
satu merek, produk tanpa banyak penilaian, dan menilainya pada waktu menggunakan
produk tersebut. Namun dalam waktu berikutnya konsumen mungkin membeli merek
lain karena bosan dengan merek yang biasa dibelinya atau sekedar ada keinginan untuk
mencoba. Pergantian merek terjadi semata-mata untuk memperoleh variasi, bukan
karena ketidakpuasan. Pemimpin pesar barusaha untuk mendorong kebiasaan tingkah
laku membeli dengan menguasai tempat-tempat penyimpanan barang, menghindari
barang-barang tersimpan terlampau lama, dan melakukan periklanan untuk
mengingatkan konsumen. Namun sebaliknya, perusahaan penantang pasar akan
K. Perumusan Hipotesis Kedua
Adanya Marketing mix konsumen menjadi loyal dengan suatu produk,
tetapi dengan berjalannya waktu, konsumen bisa saja berpindah merek dengan
adanya moderasi pencarian variasi. Konsumen yang loyal merupakan konsumen
yang sangat puas terhadap produk yang dipakainya sehingga ia akan
memperkenalkan kepada siapa saja. Adanya beberapa situasi pembelian ditandai
oleh keterlibatan konsumen yang rendah namun perbedaan merek yang
signifikan. Dalam hal ini konsumen sering melakukan perpindahan merek,
misalnya mie instan. Konsumen memiliki beberapa keyakinan tentang mie
instan, memilih merek mie instan tanpa melakukan banyak evaluasi, dan
mengevaluasi produk selama konsumsi. Namun pada kesempatan berikutnya,
konsumen mungkin mengambil merek lain karena bosan atau ingin mencari rasa
yang berbeda. Perpindahan merek terjadi karena variasi daripada ketidakpuasan.
Berdasarkan argumentasi diatas, maka penulis mengajukan hipotesis kedua
sebagai berikut :
Hipotesis 2 :
Persepsi terhadap Marketing mix yang dimoderasi pencarian variasi
mempengaruhi loyalitas mahasiswa/i pada mie instant merek Indomie, Sedaap,
L. Kerangka Konseptual
Keterangan :
: pengaruh marketing mix terhadap loyalitas.
: pencarian variasi (variabel moderator antara marketing mix dan
loyalitas).
Product
Price
Place
Promotion
Loyalitas
25 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian survey yaitu
pengumpulan informasi secara sistematik dari responden dengan maksud untuk
memahami aspek perilaku dari populasi yang diteliti (Sekaran, 2000:249). Penulis
menganalisis data-data yang diperoleh dari responden berdasarkan kuesioner yang
telah disusun.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian: Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus
2010.
2. Lokasi penelitian: Penelitian ini dilakukan di Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta yang
mengkonsumsi mie instan merek Indomie, Mie Sedaap, dan Mie ABC.
Adapun untuk pengambilan sampel didasarkan pula pada pertimbangan jenis
kelamin, angkatan, uang saku perbulan, dan tingkat keseringan membeli mie
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta,
agar subyek yang diteliti benar-benar memberikan andil yang sesuai dalam
penelitiaan ini, artinya semua konsumen mie instan merek Indomie, Sedaap, dan
ABC dapat terwakili berdasarkan perhitungan golongan tersebut. Penentuan
jumlah sampel didasarkan pada rumus (Umar, 2003:150):
n>p.q(Zα/2/e)2 Dimana :
n =Jumlah sampel
Zα/2 =Nilai Uji t dengan tingkat signifikansi 5% (Zα/2=1,96) e =Tingkat kesalahan yang ditolelir (5%)
p =Proporsi populasi yang diinginkan mempunyai karakteristik
tertentu.
q= (1-p) =Proporsi populasi yang tidak diinginkan mempunyai
karakteristik tertentu.
p.q =Jika p dan q tidak diketahui, maka dapat diganti dengan 0,25.
Berdasarkan perhitungan rumus tersebut dihasilkan jumlah sampel (n)
harus lebih besar dari 96 dan agar memudahkan penghitungan maka
dibulatkan menjadi 100 sampel responden.
Penarikan sampel adalah proses memilih jumlah yang cukup dari populasi
untuk mempelajari dan memahami karakteristik dari subyek sampel sehingga
peneliti dapat menggeneralisasikan karakter dari elemen populasi (Sekaran,
2000:267). Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian.
Jenis non-probability sampling yang digunakan adalah accidental sampling.
Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data (Sugiyono, 2001:77).
D. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
1. Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah
nilai (Kuncoro, 2003). Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk
objek atau orang yang sama atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama
untuk objek atau orang yang berbeda. Dalam penelitian ini ada dua
persamaan linier yang akan dihitung yaitu persamaan regresi berganda dan
persamaan regresi moderasi.
Dalam persamaan regresi berganda variabel yang terlibat didalamnya
adalah Marketing Mix yang merupakan variabel independen. Sedangkan yang
menjadi variabel dependen adalah loyalitas mahasiswa/i pada produk mie
instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC.
Setelah persamaan regresi berganda di atas dihitung dan di uji maka
variabel dependen dari persamaan tersebut akan menjadi variabel independen
untuk membentuk persamaan regresi moderasi. Dalam persamaan moderasi,
mahasiswa/i pada produk mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC akan
menjadi variabel dependen dan pencarian variasi menjadi variabel moderasi.
2. Definisi Konseptual
a. Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat dirasakan oleh konsumen
selama menggunakannya.
b. Harga (Price)
Harga adalah biaya atau pengeluaran yang harus ditanggung oleh para
konsumen untuk sebuah produk.
c. Tempat (Place)
Tempat adalah bagaimana konsumen mendapatkan suatu produk
dengan mudah.
d. Promosi (Promotion)
Promosi adalah rangsangan yang ditujukan kepada konsumen untuk
melakukan pembelian.
e. Loyalitas Mahasiswa/i
Loyalitas mahasiswa/i adalah komitmen atau keputusan konsumen
untuk tetap setia terhadap suatu merek atau pemasok tertentu dan selalu
melakukan pembelian ulang dengan tidak berfikir untuk beralih ke
f. Pencarian Variasi (Variabel moderator antara Marketing Mix dan
loyalitas mahasiswa/i)
Pencarian variasi atau kesenangan baru adalah sifat yang digerakkan
oleh kepribadian yang persis sama dan berhubungan dengan Tingkat
Stimulasi Optimum (TSO).
3. Operasionalisasi
a. Produk akan dioperasionalkan sebagai berikut :
1) Mie instant Indomie/Sedaap/ABC memiliki rasa yang lebih unggul
dari merek mie instant lain.
2) Mie instant Indomie/Sedaap/ABC memiliki tekstur kekenyalan
yang sesuai dan pas.
3) Mie instant Indomie/Sedaap/ABC hygienic.
4) Mie instant Indomie/Sedaap/ABC memiliki kemasan yang menarik.
b. Harga akan dioperasionalkan sebagai berikut :
1) Harga mie instant Indomie/Sedaap/ABC terjangkau.
2) Harga mie instant Indomie/Sedaap/ABC sesuai dengan uang saku
Anda.
c. Tempat/distribusi akan dioperasionalkan sebagai berikut :
2) Mie instant merek tersebut mudah di dapat tanpa menggunakan
transportasi.
3) Mie instant Indomie/Sedaap/ABC selalu tersedia (tidak pernah
habis stok) di setiap penjual mie instant.
d. Promosi akan dioperasionalkan sebagai berikut :
1) Mie instant Indomie/Sedaap/ABC menampilkan iklan yang
menarik.
2) Anda terkesan dengan penyelenggaraan event
Indomie/Sedaap/ABC.
e. Loyalitas mahasiswa/i akan dioperasionalkan sebagai berikut :
1) Selama Anda mengkonsumsi mie instant, hanya
Indomie/Sedaap/ABC yang memberikan Anda kepuasan lebih.
2) Walau ada kenaikan harga mie instant Indomie/Sedaap/ABC, Anda
tidak pernah berpindah ke mie instant merek lain.
3) Anda tetap mengkonsumsi mie instant Indomie/Sedaap/ABC
meskipun banyak produk mie instant baru (sejenis) yang beredar di
pasaran.
f. Pencarian Variasi (Variabel moderator antara Marketing Mix dan
loyalitas mahasiswa/i) dalam penelitian ini dioperasionalisasikan
1) Saya akan lebih memilih merek yang biasa saya beli daripada
mencoba sesuatu yang saya sangat tidak yakin.
2) Jika saya menyukai suatu merek, saya jarang menggantinya hanya
untuk mencoba sesuatu yang berbeda.
3) Saya selalu penasaran untuk mencoba merek yang baru atau
berbeda merek.
4) Meskipun beberapa merek makanan tersedia dalam berbagai
macam rasa yang berbeda, saya memilih untuk membeli merek
yang sama.
5) Saya menyukai mengambil kesempatan dalam membeli merek
yang kurang biasa hanya untuk mendapatkan berbagai variasi.
E. Teknik Pengukuran Data
Pengukuran dalam penelitian terdiri atas pembelian angka pada
peristiwa-peristiwa empiris sesuai dengan aturan-aturan tertentu. Berdasarkan definisi
tersebut, peneliti melakukan pengukuran data kuesioner dengan teknik Skala
Likert untuk pengukuran kuesioner. Pertanyaan pada kuesioner dibuat dalam
bentuk pilihan berganda dan masing-masing item jawaban memiliki bobot
berbeda, bobotnya adalah:
Sangat setuju = 5
Setuju = 4
Netral = 3
Tidak setuju = 2
F. Pengujian Instrumen
Dalam setiap penelitian, masalah penggunaan alat ukur perlu mendapat
perhatian agar hasil yang diperoleh benar dan mencerminkan keadaan yang
sesungguhnya dari masalah yang diteliti. Alat pengukuran yang ilmiah haruslah
memenuhi kriteria valid dan reliable (andal). Sebelum menganalisa mengenai
konsumen, perlu terlebih dahulu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas dari
kuesioner sebagai alat mengukur konsumen.
1. Pengujian Validitas
Menurut Simamora (2004:172) pengujian validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahan suatu instrumen. Dimana
suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diukur,
dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang
diteliti.
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita buat untuk responden
mampu mengukur variabel X (alasan seseorang) mempengaruhi variabel Y
(memilih mie instan Indomie, Mie Sedaap, dan Mie ABC). Maka kita
menggunakan rumus Product Moment Menurut Sugiyono (2009:356) sebagai
berikut:
Dimana:
: Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)
Y : Skor item bernomer genap
N : Banyaknya sampel uji coba
Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya
adalah sebagai berikut :
a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan tidak valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2002:57). Reliabilitas
menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila
datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun
diambil tetap akan sama.
Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Cronbach’s
Alpha. Rumus Cronbach’s Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya kuesioner atau soal bentuk
Rumus Cronbach’s Alpha :
r 11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
G. Teknik Analisis Data
1. Dalam menghitung pengaruh marketing mix terhadap loyalitas
mahasiswa pada produk mie instant merek Indomie, Sedaap, dan ABC
dapat menggunakan alat analisis Regresi Linier Berganda. Secara
X4 = Promotion
e = Error
Setelah persamaan regresi linier berganda diketahui maka tahap
selanjutnya adalah menguji signifikansi persamaan regresi tersebut.
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari
masing-masing variabel bebas. Maka dari itu akan dilakukan uji F yang
merupakan hasil bagi MSb/a (regresi) dan MS sisa dengan asumsi
persamaan regresi linier berganda yang diperoleh adalah linier (Irianto,
2007). Pengujian bisa dihitung dari nilai simpangan masing-masing
variabel dengan masing-masing rata-ratanya.
/ ∑ ∑ ∑
Sedangkan derajat kebebasannya adalah k (banyaknya variabel
bebas) sehingga means squares b/a yang merupakan hasil bagi SS dengan
derajat kebebasannya adalah:
:
Sum of squares sisa bisa dihitung dengan rumus:
∑
Dimana derajat kebebasan sisa sebesar n-k-1
Dengan demikian means squares sisa adalah:
: 1
Maka selanjutnya F hitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
Dengan level of signifikan 5% maka persamaan regresi tersebut bisa diuji
dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
a. F hitung < F tabel = Ho diterima, artinya variabel independen
secara serentak atau bersamaan tidak mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan.
b. F hitung > F tabel = Ho ditolak, artinya variabel independen secara
serentak atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen
secara signifikan.
Selanjutnya akan menguji signifikansi koefisien regresi untuk
mengetahui pengaruh variabel-variabel dalam persamaan tersebut.
Berkenaan dengan hal tersebut akan diuji koefisien b dengan
menggunakan t-test.
Dimana :
Simpangan baku koefisien b dapat dihitung dengan rumus:
. ….
∑ 1
Dimana :
Dengan menggunakan level of signifikan 5% maka akan diperoleh t
tabelnya sehingga bisa di uji dengan criteria pengujian sebagai berikut :
a. t hitung > t tabel = Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
b. t hitung < t tabel = Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel
independen tidak mempengaruhi variabel dependen.
Dengan demikian hipotesis 1 akan terjawab dengan mengetahui
signifikan dari koefisien regresi b dari variabel marketing mix yaitu : Jika
koefisien regresi dari variabel marketing mix signifikan maka hipotesis 1
diterima.
2. Dalam menghitung marketing mix yang dimoderasi pencarian variasi
mempengaruhi loyalitas mahasiswa pada produk mie instant merek
Indomie, Sedaap, dan ABC, dapat menggunakan alat analisis Regresi
Moderasi. Dalam penelitian ini analisis regresi moderasi digunakan untuk
menguji hipotesis kedua, yaitu hipotesis mengenai peran moderasi dari
variabel pencarian variasi. Model regresi moderasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut (Ghozali, 2007:164):
Dimana :
Y = Loyalitas Konsumen
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Marketing Mix
X2 = Pencarian Variasi
X1 X2 = Efek interaksi antara marketing mix dan pencarian variasi
e = Error
Pengujian singifikansi pengaruh pencarian variasi sebagai
moderator dilakukan dengan uji t terhadap pengaruh efek interaksi X1X2.
Jika pengaruh efek interaksi X1X2 memiliki p < α, maka disimpulkan
bahwa pengaruh efek interaksi X1X2 tersebut signifikan; yang berarti
pencarian variasi (X2) merupakan moderator pada pengaruh marketing mix
(X1) terhadap loyalitas mahasiswa/i (Y) dengan memperhatikan apakah
sebelum ada variabel moderasi X1 dan X2 signifikan atau tidak. Jika
pengaruh efek interaksi X1X2 memiliki p>α, maka disimpulkan bahwa
tidak ada efek interaksi X1X2; yang berarti pencarian variasi (X2) bukan
moderator marketing mix (X1) terhadap loyalitas mahasiswa/i (Y) dengan
memperhatikan apakah sebelum ada variabel moderasi X1 dan X2
39 BAB IV
GAMBARAN UMUM PRODUK
A. Gambaran Umum Produk Mie Instant
Mie instant merupakan mie yang cepat disajikan, mudah dan murah. Mie
instant sudah begitu dekat dengan para mahasiswa/i karena beberapa hal antara
lain bahwa dimana saja, kapan saja, untuk siapa saja mie instant tersedia bahkan
melebihi minuman ringan yang bermoto sama, mie instant dapat mengobati
kangen terhadap "selera tanah air" dan membuat hidup bisa tersambung kembali
di segala situasi dan kondisi serta mie instant "tanah air" sudah tersedia di luar
negeri yang pada mulanya diduga karena keberadaan masyarakat Indonesia di luar
negeri akan tetapi “bule” juga membelinya.
Mie instant yang sudah mendarah daging dan menjadi salah satu makanan
pokok di Indonesia ini ternyata memiliki kadar gizi yang cukup banyak dan
berguna bagi tubuh. Hal ini tergantung dari jenis rasa yang ada di mie instant
tersebut dan cara penyajiannya jika ditambah dengan sayuran, kornet, telur dan
sejenisnya.
Saat ini Indonesia adalah produsen mie instant yang terbesar di dunia. Pasar
mi instan di Indonesia memang menggiurkan. Ketergantungan masyarakat
Indonesia terhadap mi cepat saji cukup besar. Tidak heran jika dari waktu ke
waktu banyak perusahaan baru melirik pasar mi instan. Merek mie instant di
Supermi, Sarimi, ABC dan masih banyak lagi mie instant lain yang semuanya
tersedia dalam berbagai pilihan rasa. Semakin banyak mie instant tersebut
menimbulkan persaingan pasar mie instant semakin ketat. Sebagai contoh, yaitu
antara Indomie, Mie Sedaap, dan Mie ABC. Masing-masing merek mie instant
tersebut, saling bersaing dalam strategi merebut pangsa pasar mie instant.
1. Indomie
Sebagai makanan instant, Indomie memang sangat membantu mereka
yang kelaparan ataupun sekedar sedang malas masak. Di saat anggaran
belanja menipis, Indomie menjadi sasaran utama dan dengan harga yang lebih
terjangkau sekaligus terlihat murah meriah, Indomie selalu menjadi
primadona karena cepat saji dan juga pas di kantong mahasiswa/i.
Indomie adalah merek mie instant terpopuler di Indonesia diproduksi
oleh PT. Indofood Sukses Makmur PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
(IDX:INDF) merupakan perusahaan yang menghasilkan jenis makanan dan
minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 1972 dan memiliki visi untuk menjadi Perusahaan Total Food
Solutions. Misi dari PT. Indofood yaitu:
a. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, proses produksi
kami, dan teknologi kami.
b. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga
c. Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun
internasional.
d. Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa
Indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi.
e. Meningkatkan Stakeholders’ value secara berkesinambungan.
Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia,
dan Eropa. Eksistensi Indomie di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Masih
banyak bermunculan pesaingnya, Indomie tetap mampu menjadi market
leader di Indonesia. Salah satu Direktur Indofood Taufik Wiraatmadja
mengatakan, kunci utama keberhasilan Indomie adalah Indofood sangat
serius dalam menciptakan "Value" (nilai) bagi konsumennya dan terbuat dari
bahan berkualitas dan bergizi tinggi, proses produksi menggunakan standar
internasional serta dijamin kehalalannya. Guna memberikan pilihan kepada
konsumen untuk memilih cita rasa sesuai selera, Indomie memiliki lebih dari
100 varian cita rasa, 62 diantaranya merupakan cita rasa khas masakan
Indonesia. Menurut Taufik, setiap saat tim riset dari Indomie juga
menyelidiki tentang selera konsumen. Mie instant Indomi tidak hanya dikenal
di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Indomie sampai saat ini telah diekspor
ke lebih dari 50 negara yang tersebar di Asia, Eropa, Amerika, Australia dan
Afrika.
Mie murah meriah dan cocok dengan selera Indonesia, sampai tidak
cocok. Saat terjadi bencana alam, orang Indonesia sering sekali menyumbang
mie instant seperti Indomie.
Berbagai upaya dilakukan PT Indofood untuk mempertahankan brand
equity dan loyalitas konsumen melalui peningkatan kegiatan promosi dan
aktivitas lainnya seperti Mitra Bogasari untuk memperkuat loyalitas terhadap
merek. Periklanan di media cetak dan elektronik juga terus dilakukan untuk
mempertahankan kepemimpinan pasar dan ekuitas merek yang kuat.
Divisi Mi Instan melakukan perbaikan program periklanan, diantaranya
dengan meluncurkan kompetisi Jingle Dare untuk siswa sekolah menengah
atas di seluruh tanah air. Selain itu, strategi iklan yang digunakan Indofood
lainnya yaitu mengkomunikasikan lewat iklan media televisi di mana iklan
tersebut selalu menonjolkan slogan `Indomie seleraku'.
Jenis - Jenis Indomie
Indomie JUMBO Mi Goreng
Indomie Mie Keriting Goreng Spesial
Indomie Mi Goreng Pedas
Indomie Mi Goreng Rendang
Indomie Mi Goreng Sate
Indomie Rasa Kaldu Ayam
Indomie Rasa Kaldu Udang
Indomie Rasa Kari Ayam
Indomie Rasa Sapi
Indomie Rasa Soto Mie
Sumber: Kunjungan Perusahaan ke PT. Indofood
Sukses Makmur pada bulan Juni 2009 di Jalan
Kp. Jarakosta Desa Suka Danau Cibitung Bekasi 17520
2. Mie Sedaap
Mie Sedaap merupakan produk mie instant yang diproduksi oleh Wing's
Food Indonesia sejak Mei 2003 dengan harga cukup bersaing dan berbagai
macam rasa dan Group Wings merupakan perusahaan yang sudah memiliki
eksistensi puluhan tahun dan biasanya sudah bermitra dengan para pedagang
dan pengecer. Di samping itu, kesetiaan dan loyalitas sudah teruji dengan
baik dan hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi Wings.
Produk Mie Sedaap adalah produk mie instant yang inovatif yang
bermodalkan keberanian untuk mengendalikan pasar dapat menggempur
pasar Indonesia dan ditambah lagi dengan strategi promosi yang agresif dan
iklan yang provokatif membuat produk ini diterima oleh berbagai lapisan
masyarakat dan meningkatkan jumlah permintaan Mie Sedaap itu sendiri.
Untuk penguasaan pangsa pasar sebagai pemula, Mie Sedaap tetap
optimis bisa meraih konsumen melalui strategi pemasaran dan promosi yang
gencar. Strategi awal Mie Sedaap antara lain: melalui strategi harga yang
ekonomis namun bumbu mie diberikan pada kelas premium, diberlakukan
strategi klasik dengan membeli hadiah piring dan gelas, strategi juga
didukung iklan yang cukup gencar, baik tematik, iklan produk, maupun versi
testimoni. Ada satu hal yang belum pernah dilakukan kompetitor mie instant
misalnya menyuruh orang sebanyak mungkin untuk mencoba Mie Sedaap
yang dilakukan di mall, tempat wisata, dan kampus secara gratis. Dengan cara
saran, kritik maupun pujian. Iklan juga dilakukan di delapan stasiun televisi,
Billboard di halte-halte dan juga kegiatan below the line.
Gaya iklan Groups Wings selalu mengacu langsung pada produknya dan
memacu orang dengan cepat untuk membeli produk itu. Selain itu, tipikal
iklan Groups Wings memang ingin membuat produknya dapat diminati,
dicoba, dan dibeli bahkan diloyali dengan pertimbangan agar dapat tampil
beda dari pesaing dengan karakter iklan yang lugas dan komunikatif serta
menghendaki konsumen masih mengenal dan mengerti akan produknya.
Strategi Group Wings lewat frekuensi tayang di media elektronik baik televisi
maupun radio dan Billboard yang sangat memancing orang suka atau tidak
suka pada produk itu dan akhirnya memutuskan untuk membeli.
Strategi portofolio merek Wings memang tidak kalah dari perusahaan
multinasional (Unilever). Wings berani meluncurkan produk dengan merek
barunya dengan Brand Awareness melalui iklan gencar.
Adapun salah satu iklan saat ini yang dimaksud peneliti adalah iklan Mie
Sedaap versi bapak dan anak. Dalam iklan tersebut, anak disuruh bapaknya
untuk memberitahu kepada teman bapaknya bahwa bapaknya “tidak ada”, tapi
pada saat teman bapaknya tersebut mengatakan “padahal ada mie Sedaap lho”,
bapaknya langsung lari keluar rumah. Dalam iklan ini mengatakan "bahwa
lidah ga bisa bohong" yang juga merupakan slogan saat ini dari Mie Sedaap
saat ini dan untuk mempromosikan aktivitas tersebut maka digunakan media
Jenis-jenis Mie Sedaap
Mie goreng biasa rasa soto mie sambal goring mie soup
Sumber: http://padi-online.com/mie_sedaap/
3. Mie ABC
PT. Presiden ABC didirikan pada bulan September 1991 dengan
kerjasama antara PT. ABC Central Food of Indonesia dan Uni-President
Enterprises Corporation of Taiwan. Kebanyakan orang mengetahui merek
"ABC" sebagai pemimpin pasar dalam makanan dan minuman di Indonesia.
Dengan prinsip memuaskan kebutuhan pelanggan, jadi PT. Presiden ABC
mengembangkan usahanya ke makanan lain. Sekarang "ABC" adalah nama
merek rumah tangga terkenal, dikenal karena kualitas. ABC juga salah satu
merek mie instan terkemuka di Indonesia. Mie ABC dapat ditemukan di
seluruh negeri karena jaringan distribusi yang lengkap. Bahkan, ABC adalah
pemimpin dalam kategori makanan ringan dan mie instant.
Uni-President Enterprises Corporation sudah sejak awal sebagai
produsen tepung sekitar tiga puluh tahun yang lalu. Saat ini, Uni-President
Enterprises Corporation adalah kelompok makanan terbesar di Taiwan.
Selama bertahun-tahun Uni-President Enterprises Corporation telah diperluas
kesehatan. Uni-President Enterprises Corporation secara agresif diperluas ke
distribusi, jaringan keuangan, asuransi, konstruksi, supermarket, dan
penjualan ritel.
PT. ABC dengan kombinasi satu perusahaan yang ahli dalam pembuatan
saus dan pengolahan tepung, tidak dipungkiri mengapa PT. ABC President
Indonesia saat ini menjadi perusahaan manufaktur mie terbaik di negeri ini.
President ABC Indonesia memiliki visi untuk menjadi pemimpin pangan
di Indonesia. Dengan pengalaman yang luas dan pengetahuan tentang pasar
lokal, keluarga ABC Group dan Uni-President telah menetapkan target yang
hanya memproduksi makanan berkualitas terbaik. Hal ini bisa dicapai karena
ABC tidak hanya dengan reputasi yang terhormat, tetapi juga sebagai negara
bagian penelitian dan pengembangan seni dan fasilitas inovasi makanan
Uni-President Taiwan.
President ABC terletak di Karawang, Jawa Barat dengan luas 7,6 hektar.
Pada saat memulai bisnis pada bulan Juli 1992, perusahaan itu hanya dapat
membangun sebuah pabrik dengan beberapa ratus karton pasir. Dari sejak itu,
perusahaan telah diperluas sampai bisa membangun sebuah pabrik di Medan,
Sumatera Utara. Selain itu, Presiden ABC mengakui perlunya untuk
memenuhi permintaan konsumen. Dengan ini Presiden ABC selalu mencari
perbaikan untuk memenuhi kebutuhan dengan lingkungan yang cepat
J
S
Jenis-jenis M
Sumber: ww
Mie ABC
50 BAB V
DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
1. Karakteristik Responden (Mahasiswa/i)
Dengan menggunakan analisis data deskripsi responden (mahasiswa/i)
yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan, diperoleh data mengenai
karakteristik mahasiswa/i. Mahasiswa/i penelitian ini digolongkan ke dalam
beberapa karakteristik, diantaranya: jenis kelamin, angkatan, uang saku
perbulan, seberapa sering menggunakan mie instant per minggu, dan merek
mie instan yang sering digunakan. Karakteristik mahasiswa/i dalam penelitian
ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel V.1
Karakteristik Mahasiswa/i Berdasarkan Jenis Kelamin
Angkatan
Berdasarkan tabel V.1 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar