• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2015 SEBESAR 103,02

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2015 SEBESAR 103,02"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

No. 11/02/34/Th.XVIII, 5 Februari 2016

I

NDEKS

T

ENDENSI

K

ONSUMEN

D

AERAH

I

STIMEWA

Y

OGYAKARTA

T

RIWULAN

IV

T

AHUN

2015

S

EBESAR

103,02

1.

Indeks Tendensi Konsumen DIY Triwulan IV-2015

Nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama triwulan IV-2015 tercatat sebesar 103,02. Angka ini menggambarkan persepsi konsumen (rumah tangga) terkait kondisi ekonomi mereka selama triwulan berjalan yang berada pada taraf optimis (ITK>100) atau kondisi ekonominya cenderung membaik. Level optimisme konsumen selama triwulan IV-2015 sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang berada pada level 110,33. Membaiknya kondisi ekonomi konsumen selama triwulan berjalan didorong oleh peningkatan dua indeks penyusunnya, yakni indeks pendapatan kini dan indeks volume/frekuensi konsumsi makanan dan non makanan. Kedua indeks penyusun ini berada pada taraf optimis. Sementara, indeks pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumah tangga menunjukkan sentimen negatif dan berada pada taraf pesimis (nilai indeks < 100).

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

A. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi komsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang dibandingkan dengan triwulan sebelumya.

Jumlah sampel STK triwulan IV-2015 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 376 rumah tangga. Responden STK mulai triwulan I-2015 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antartriwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya.

B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan IV-2015

 Nilai ITK DIY Triwulan IV-2015 tercatat sebesar 103,02 dan berada pada taraf optimis. Angka ini menggambarkan kondisi ekonomi konsumen selama triwulan berjalan yang lebih baik atau mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan I-2016

 Nilai ITK DIY pada Triwulan I-2016 diperkirakan mencapai 114,78; artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan membaik atau mengalami peningkatan dengan level optimisme yang lebih tinggi dari Triwulan IV-2015.

(2)

Indeks pendapatan kini yang merepresentasikan perkembangan jumlah pendapatan yang diterima konsumen selama triwulan berjalan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima pada triwulan sebelumnya tercatat sebesar 104,18. Nilai indeks ini berada dalam taraf optimis, meskipun level optimismenya lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (106,97). Secara umum, nilai indeks tersebut menggambarkan optimisme mayoritas konsumen terkait dengan pendapatan yang mereka terima selama triwulan berjalan yang nilainya cenderung lebih tinggi atau lebih besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Lebih banyak rumah tangga konsumen yang menyatakan bahwa mereka memperoleh tambahan penghasilan/gaji atau upah/bonus dalam jumlah nominal yang lebih besar dari triwulan III 2015. Fenomena peningkatan pendapatan ini berkaitan momentum liburan akhir tahun yang ditandai oleh aktivitas perekonomian yang lebih marak, terutama pada lapangan usaha perdagangan, akomodasi dan makan minum, transportasi, serta jasa yang berkaitan dengan pariwisata, sehingga memberi pengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan usaha maupun balas jasa pekerja yang diterima rumah tangga.

Persepsi konsumen terkait dengan pengaruh perubahan harga terhadap total konsumsi selama Triwulan IV-2015 memiliki indeks sebesar 99,50. Indeks ini berada pada taraf pesimis (indeks < 100). Persepsi pesimis konsumen ini sangat kontras dengan periode-periode sebelumnya yang selalu berada pada taraf optimis. Mayoritas konsumen memberikan jawaban terjadi inflasi pada level rendah sampai sedang ketika ditanya persepsinya mengenai perubahan harga barang dan jasa kebutuhan rumah tangga selama triwulan berjalan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secara faktual, selama triwulan IV-2015 harga komoditas barang dan jasa kebutuhan rumah tangga mengalami inflasi sebesar 1,1 persen dan lebih tinggi dari inflasi triwulan III 2015 yang mencapai 1,0 persen.

Tabel 1

Indeks Tendensi Konsumen DIY menurut Variabel Pembentuknya dan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi-provinsi di Pulau Jawa serta Nasional

Variabel Pembentuk Tw I- 2014 Tw II- 2014 Tw III- 2014 Tw IV- 2014 Tw I- 2015 Tw II- 2015 Tw III- 2015 Tw IV- 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pendapatan rumah tangga kini 117,13 113,01 117,02 101,35 87,57 112,48 106,97 104,18 Pengaruh inflasi terhadap total konsumsi 119,08 121,83 117,66 114,50 111,66 110,12 110,29 99,50 Volume/frekuensi konsumsi makanan dan

bukan makanan*) 119,58 109,13 110,95 115,75 101,72 111,99 118,39 104,74

Indeks Tendensi Konsumen DIY 118,18 114,56 115,89 108,03 97,18 111,73 110,33 103,02

Jateng 112,53 114,80 116,00 106,03 103,97 103,60 109,81 99,87 Jabar 112,42 112,95 113,72 107,09 104,43 105,67 109,69 102,38 DKI 117,56 117,79 118,75 109,93 99,71 109,71 111,88 106,64 Jatim 111,84 112,86 115,99 110,23 100,75 103,88 115,98 102,12 Banten 115,41 115,89 116,09 107,83 104,07 108,19 111,21 103,29 Nasional 110,03 110,76 112,44 107,63 100,87 105,22 109,00 102,77

Ket: *) Bukan makanan mencakup kelompok pakaian, pulsa HP, pendidikan, rekreasi/hiburan, akomodasi, transportasi, dan perawatan kesehatan.

Indeks frekuensi/volume konsumsi komoditas makanan dan non makanan DIY selama triwulan IV-2015 tercatat sebesar 104,74. Indeks ini berada pada taraf optimis dan memberi andil positif terhadap nilai ITK triwulan IV-2015, meskipun level optimismenya sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan III-2015. Persepsi optimis konsumsi rumah tangga didorong oleh peningkatan kuantitas/volume maupun frekuensi konsumsi semua kelompok komoditas, kecuali

(3)

kelompok pakaian dan akomodasi yang berada pada taraf pesimis dengan level 96,76 dan 96,78. Indeks konsumsi yang tertinggi tercatat pada kelompok bahan makanan dan minuman dengan nilai indeks 111,64; kelompok makanan jadi, rokok, tembakau dan makan di restoran/rumah makan dengan nilai indeks 111,45; dan kelompok kesehatan dengan nilai indeks 111,21. Fenomena peningkatan kuantitas/volume maupun frekuensi semua komoditas terjadi berkaitan dengan momentum perayaan liburan akhir tahun.

Secara nasional, posisi ITK DIY pada Triwulan IV-2015 berada di peringkat keenambelas tertinggi di antara Provinsi Banten (103,29) dan Sulawesi Selatan (102,68). Nilai ITK nasional dalam waktu yang sama tercatat sebesar 102,77 (Tabel 1). Dibandingkan dengan ITK provinsi lainnya di Pulau Jawa, ITK DIY triwulan IV-2015 berada diperingkat ketiga setelah DKI Jakarta (106,64) dan Banten (103,29).

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) DIY Triwulan I-2016

Nilai ITK DIY pada Triwulan I-2016 diperkirakan sebesar 114,78, sehingga kondisi ekonomi konsumen selama satu triwulan mendatang diperkirakan akan meningkat lebih baik dengan level optimismenya yang lebih tinggi dari Triwulan IV-2015. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai perkiraan ITK Triwulan I-2016 dipengaruhi oleh indeks pendapatan rumah tangga selama Triwulan I-2016 yang diperkirakan meningkat dengan indeks 110,34. Peningkatan perkiraan pendapatan rumah tangga ini akan mendorong meningkatnya rencana konsumsi atau pembelian barang tahan lama (elektronik, meubelair, dan peralatan rumah tangga; perhiasan; perangkat komunikasi; kendaraan bermotor; merenovasi rumah; dan membeli tanah); serta konsumsi kegiatan rekreasi dan pesta/hajatan dengan nilai indeks sebesar 122,52.

Tabel 2

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen DIY menurut Variabel Pembentuknya dan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi-provinsi di Pulau Jawa serta Nasional

Variabel Pembentuk Tw I-2016

(1) (2)

Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang 110,34

Rencana pembelian barang-barang tahan lama (elektronik, perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumah

tangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi, dan pesta/hajatan 122,52

Indeks Tendensi Konsumen DIY 114,78

Jateng 106,92 Jabar 104,51 DKI 107,37 Jatim 108,61 Banten 105,84 Nasional 105,38

Secara nasional, nilai perkiraan ITK DIY padaTriwulan I-2016 yang akan datang berada pada pada peringkat pertama tertinggi di atas Provinsi Bali (114,70) Kalimantan Selatan (109,92). Nilai ITK Triwulan I-2016 pada level nasional diperkirakan sebesar 105,38. Sementara, perkiraan nilai ITK triwulan I-2016 provinsi-provinsi lainnya di Pulau Jawa berkisar antara 104,51 sampai 108,61.

Perbandingan nilai ITK pada triwulan berjalan (ITK riil) dengan nilai perkiraan ITK triwulan yang bersangkutan menunjukkan pola yang bervariasi. Sampai dengan triwulan I-2014, selisih antara ITK riil dengan ITK tidak berbeda secara nyata. Mulai triwulan I-2014, gap antara perkiraan ITK dan reallisasinya terlihat semakin membesar. Mulai triwulan II-2014 nilai realisasi ITK DIY juga terlihat selalu lebih rendah dari nilai perkiraan pada tiga bulan sebelumnya.

(4)

Gambar 1

Indeks Tendensi Konsumen Riil dan Indeks Tendensi Konsumen Perkiraan DIY, Triwulan II-2011 sampai Triwulan IV-2015

105,6 111,9 110,0 109,7 109,9 112,9 109,2 106,1 110,5 116,2 112,1 118,2 114,6 115,9 108,0 97,2 111,7 110,3 103,0 106,6 110,5 111,6 108,5 109,5 112,6 110,2 109,5 110,7 114,1 111,5 109,0 120,6 119,3 114,6 107,8 116,9 113,9 105,7 114,8 90 95 100 105 110 115 120 125

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2011 2012 2013 2014 2015 2016

ITK Terkini Perkiraan ITK

PESIMIS OPTIMIS

(5)

Tabel 3

Indeks Tendensi Konsumen1)Triwulan IV-2015 dan

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2016 Tingkat Nasional dan Provinsi

No. Provinsi

Triwulan IV-2015 Perkiraan Triwulan I-2016

Pendapatan Ruta Kini Pengaruh Inflasi thd Tingkat Konsumsi Konsumsi Bahan Makanan, dan Non Makanan

ITK Kini Pendapatan Ruta Mendatang Rencana Pembelian Barang Tahan Lama, Rekreasi dan Pesta/Hajatan ITK Mendatang2) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 NAD 103,01 100,55 102,42 102,21 101,63 101,61 101,64 2 Sumatera Utara 103,38 99,48 104,33 102,52 102,56 100,89 101,97 3 Sumatera Barat 93,98 106,59 101,80 99,10 98,04 98,30 98,14 4 R i a u 91,09 100,83 93,53 94,27 102,76 106,01 103,95 5 J a m b i 101,58 100,52 99,97 100,94 99,20 97,09 98,44 6 Sumatera Selatan 97,97 102,68 103,07 100,35 109,04 95,35 104,07 7 Bengkulu 101,32 99,82 102,67 101,20 101,40 101,84 101,57 8 Lampung 102,22 99,57 100,77 101,19 102,42 81,26 94,74 9 Kep, Babel 94,66 91,89 94,71 93,91 104,58 95,23 101,19 10 Kep, R i a u 93,67 109,43 106,28 100,68 109,10 93,65 103,50 11 DKI Jakarta 109,83 100,85 106,40 106,64 110,15 102,47 107,37 12 Jawa Barat 101,95 103,22 102,35 102,38 110,68 93,68 104,51 13 Jawa Tengah 99,94 101,67 97,41 99,87 111,87 98,23 106,92 14 D.I. Yogyakarta 104,18 99,50 104,74 103,02 110,34 122,52 114,78 15 JawaTimur 101,95 102,22 102,41 102,12 111,37 103,74 108,61 16 Banten 102,37 104,30 104,19 103,29 108,58 101,02 105,84 17 B a l i 108,27 98,17 109,75 105,84 115,27 113,67 114,70 18 NTB 108,98 98,90 110,08 106,47 109,17 100,49 106,03 19 NTT 109,12 101,64 105,56 106,32 107,24 90,68 101,23 20 Kalimantan Barat 104,73 101,60 105,63 104,07 101,59 102,68 102,00 21 Kalimantan Tengah 107,30 101,22 103,13 104,74 111,17 106,06 109,32 22 Kalimantan Selatan 102,10 100,74 101,09 101,51 103,91 120,54 109,96 23 Kalimantan Timur 109,65 107,51 94,92 105,90 104,11 101,72 103,25 24 Sulawesi Utara 113,54 100,26 106,57 108,42 98,84 98,64 98,78 25 Sulawesi Tengah 101,56 100,14 114,03 103,85 109,49 94,71 104,13 26 Sulawesi Selatan 103,65 99,88 103,91 102,68 104,90 103,42 104,37 27 Sulawesi Tenggara 109,50 99,59 106,07 106,06 106,15 102,34 104,78 28 Gorontalo 102,73 97,79 102,82 101,40 105,26 110,59 107,21 29 Sulawesi Barat 109,41 107,91 110,08 109,15 106,42 95,49 102,46 30 Maluku 110,49 108,16 120,62 112,03 109,04 106,10 107,98 31 Maluku Utara 100,71 98,41 96,31 99,14 103,55 105,05 104,10 32 Papua Barat 114,28 102,41 110,46 110,22 109,20 108,23 108,86 33 Papua 117,43 102,72 109,52 111,72 97,23 92,68 95,58 Indonesia 103,14 101,89 102,99 102,77 108,13 100,51 105,38 Keterangan: 1)

ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut:

a. Nilai ITK < 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya.

b. Nilai ITK = 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya.

c. Nilai ITK > 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya.

2)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xu (2010) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar akan dapat mendukung self regulated learning

diberlakukan Setelah aplikasi disetujui oleh pihak penanggung dan diberlakukan Setelah aplikasi disetujui oleh pihak penanggung dan polis asuransi segera dikirim pada saat

YENI KUSUMANINGSIH Bimbingan dan Konseling (Konselor) SMP NEGERI 14 BANJARBARU Konfirmasi Panitia 166 Kota Banjarmasin 17156080010024 1991 HARUNNURRASYID Pendidikan Luar Biasa SMPLB

Pembangunan merupakan keinginan untuk memperbaiki nasib suatu bangsa dengan berpedoman pada indikator yang ditetapkan  modernisasi (proses yang sebelumnya sebagai nasib,

Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Total Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan Tahun 2011 Harvest Area, Average Production, and Total Production of Wetland Paddy per Districts

Maka dari itu, perlu adanya kajian khusus mengenai Perencanaan Alternatif Analisis Sambungan Balok-Kolom Dengan Sistem Pracetak Pada Gedung Kuliah Fakultas Teknik

Dongkelsari Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Kabupaten bupaten Sleman Provinsi DIY adalah stres sedang yaitu 30 responden (69,8 %) dan kejadian. hipertensi 20 responden

Pada tahap analisis dan perancangan, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analsisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem,