77 BAB IV
ANALISIS TRANSFORMASI NILAI-NILAI HADIS DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI
DI PAUD INSAN RABBANI BINAGRIYA PEKALONGAN
Hasil dari data penelitian yang diperoleh melalui observasi partisipasif, wawancara dan dokumentasi di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan, maka langkah selanjutnya peneliti akan melalukan analisis data dari hasil penelitian untuk menjelaskan lebih lanjut dari penelitian yang telah dilakukan.
Data yang diperoleh dan dipaparkan oleh peneliti akan dianalisis dengan mengacu pada rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan, yaitu materi transformasi hadis, nilai-nilai karakter yang terdapat dalam hadis dan pelaksanaan transformasi nilai-nilai hadis dalam membentuk karakter anak usia emas di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan. Di bawah ini merupakan hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti.
A. Analisis Materi Transformasi Hadis
Materi transformasi nilai-nilai hadis yang diajarkan di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan sebagaimana yang dikemukakan di bab sebelumnya, terdapat delapan pola redaksi hadis yang diajarkan. Untuk menganalisa kualitas hadis tersebut, maka bab ini penulis hadirkan redaksi hadis yang terdapat dalam buku panduan guru. Selanjutnya pencarian hadis dilakukan dengan menggunakan program Digital Jawâmi’ al-Kalim,
78
media inilah yang memudahkan penulis dalam proses pencarian hadis. Selanjutnya kitab-kitab yang menjadi rujukan dalam menganalisis kedelapan redaksi hadis ini adalah kitab-kitab hadis primer, analisis hadis dalam bab ini, penulis menampilkan tiga poin yang akan dikemukakan sebagai berikut:
a. Redaksi hadis sebagaimana yang terdapat dalam buku panduan guru
PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan.
b. Redaksi hadis lengkap dengan sanad dan matan.
c. Perawi Shahabi hadis dan Mukharij al-Hadis.
Berikut ini pembahasan kedelapan pola redaksi hadis yang digunakan sebagai materi pembentukan karakter anak usia dini di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan.
1. Hadis Tentang Kasih Sayang
Setelah penulis melakukan observasi partisipasif di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan, redaksi matan hadis yang bertemakan tentang kasih sayang yang diajarkan kepada anak usia dini beredaksi:
ُمَحْرُ ي َلا ُمَحْرَ ي َلا ْنَم
Setelah dilakukan Takhrijul Hadis terhadap penggalan matan hadis di atas, maka ditemukan redaksi hadis secara utuh yang akan dikemukakan sebagai berikut:
ِنَع ٌبْيَعُش َنََرَ بْخَأ ِناَمَيْلا وُبَأ اَنَ ثَّدَح َةَرْ يَرُه َبََأ َّنَأ ِنَْحَّْرلا ِدْبَع ُنْب َةَمَلَس وُبَأ اَنَ ثَّدَح ِ ىِرْهُّزلا ىضر هنع الله َِّللَّا ُلوُسَر َلَّبَ ق َلاَق صلى الله عليه وسلم اًسِلاَج ُّىِميِمَّتلا ٍّسِباَح ُنْب ُعَرْ قَلأا ُهَدْنِعَو ٍّ ىِلَع َنْب َنَسَْلْا .
79 ُعَرْ قَلأا َلاَقَ ف اًدَحَأ ْمُهْ نِم ُتْلَّ بَ ق اَم ِدَلَوْلا َنِم ًةَرَشَع ِلِ َّنِإ . َِّللَّا ُلوُسَر ِهْيَلِإ َرَظَنَ ف صلى الله عليه وسلم َلاَق َُّثُ « ُمَحْرُ ي َلا ُمَحْرَ ي َلا ْنَم » 1
Hadis tentang kasih sayang di atas diriwayatkan oleh satu sahabat yakni sahabat Abu Hurairah dan ditemukan pula bahwa hadis di atas
berada dalam 37 kitab2, adapun nama kitab dan mukharij yang
termasuk dalam kuttubu tis’ah melalui jalur sahabat Abu Hurairah
dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini: Nama
Sahabat
Mukharij
Abu Hurairah
Muhammad bin Ismail al-Bukhari dalam kitab
Al-Jāmi’ Şāḥiḥ al-Bukhāri, Imam Abi Husain Muslim
bin Hajjaj dalam kitab Şāḥiḥ Muslim, Muhammad
bin Isa At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, Abi
Dawud As-Sijistani dalam kitab Sunan Abi Dawud, Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad Ahmad bin Hanbal.
Data ini diperoleh dengan menggunakan program Digital Jawâmi’ al-Kalim.
1
Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Al-Jāmi’Şāḥiḥ al-Bukhāri, juz 1 (Dārul ‘Ulum al-Insaniyyah, 1993 M/ 1413 H), hlm. 2108.
2
80
2. Hadis Tentang Kebaikan
Redaksi matan hadis yang bertema tentang kebaikan yang diajarkan kepada anak usia dini di PAUD Insan Rabbani beredaksi:
ٌةَقَدَص ٍّفوُرْعَم ُّلُك
Setelah dilakukan Takhrijul Hadis terhadap penggalan matan hadis di atas, maka ditemukan redaksi hadis secara utuh yang akan dikemukakan sebagai berikut:
َع ِنْب ِرِباَج ْنَع ِرِدَكْنُمْلا ُنْب ُدَّمَُمُ ِنَِثَّدَح َلاَق َناَّسَغ وُبَأ اَنَ ثَّدَح ٍّشاَّيَع ُنْب ُّىِلَع اَنَ ثَّدَح َِّللَّا ِدْب امهنع الله ىضر ِ ِبَّنلا ِنَع صلى الله عليه وسلم َلاَق « ٌةَقَدَص ٍّفوُرْعَم ُّلُك » 3
Hadis tentang kebaikan di atas diriwayatkan oleh 12 sahabat, salah satu sahabat yang meriwayatkan hadis tentang kebaikan di atas adalah sahabat Jabir bin Abdullah al-Anshari dan ditemukan pula
bahwa hadis di atas berada dalam 38 kitab4, adapun nama kitab dan
mukharij yang termasuk dalam kuttubu tis’ah melalui riwayat sahabat
Jabir bin Abdullah al-Anshari dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini:
3
Ibid., hlm. 2110 4
Nama sahabat, mukharij dan kitab secara lengkap akan dikemukakan pada bab lampiran.
81
Nama Sahabat Mukharij
Jabir bin Abdullah al-Anshari
Muhammad bin Ismail al-Bukhari dalam
kitab Al-Jāmi’ Şāḥiḥ al-Bukhāri,
Muhammad bin Isa At-Tirmidzi dalam
kitab Sunan At-Tirmidzi, Ahmad bin
Hanbal dalam kitab Musnad Ahmad bin
Hanbal.
Data ini diperoleh dengan menggunakan program Digital Jawâmi’ al-Kalim.
3. Hadis Tentang Kebersihan
Redaksi matan hadis yang bertema tentang kebersihan yang diajarkan kepada anak usia dini beredaksi:
ِناَيمِلإا ُرْطَش ُروُهُّطلا
Setelah dilakukan Takhrijul Hadis terhadap penggalan matan hadis di atas, maka ditemukan redaksi hadis secara utuh yang akan dikemukakan sebagai berikut:
َّدَح اًدْيَز َّنَأ َيََْيَ اَنَ ثَّدَح ٌنَبََأ اَنَ ثَّدَح ٍّلَلاِه ُنْب ُناَّبَح اَنَ ثَّدَح ٍّروُصْنَم ُنْب ُقاَحْسِإ اَنَ ثَّدَح َبََأ َّنَأ ُهَث َِّللَّا ُلوُسَر َلاَق َلاَق ِ ىِرَعْشَلأا ٍّكِلاَم ِبَِأ ْنَع ُهَثَّدَح ٍّمَّلاَس -صلى الله عليه وسلم « ُدْمَْلْاَو ِناَيمِلإا ُرْطَش ُروُهُّطلا َناَزيِمْلا ُلأَْتَ َِِّللَّ . ِنلآَْتَ َِِّللَّ ُدْمَْلْاَو َِّللَّا َناَحْبُسَو ُلأَْتَ ْوَأ ُةَلاَّصلاَو ِضْرَلأاَو ِتاَوَمَّسلا َْيَْ ب اَم ْلاَو ٌءاَيِض ُرْ بَّصلاَو ٌناَهْرُ ب ُةَقَدَّصلاَو ٌروُن ُهَسْفَ ن ٌعِئاَبَ ف وُدْغَ ي ِساَّنلا ُّلُك َكْيَلَع ْوَأ َكَل ٌةَّجُح ُنآْرُق اَهُقِبوُم ْوَأ اَهُقِتْعُمَف 5 5
82
Hadis tentang kebersihan di atas diriwayatkan oleh 7 sahabat, salah satu sahabat yang meriwayatkan hadis tentang kebersihan di atas adalah sahabat Abu Malik al-Asy’ari dan ditemukan pula bahwa hadis
di atas berada dalam 31 kitab6, adapun nama kitab dan mukharij yang
termasuk dalam kuttubu tis’ah melalui riwayat sahabat Abu Malik al-Asy’ari dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini:
Nama Sahabat Mukharij
Abu Malik
al-Asy’ari
Imam Abi Husain Muslim bin Hajjaj
dalam kitab Şāḥiḥ Muslim, Muhammad
bin Isa At-Tirmidzi dalam kitab Sunan
At-Tirmidzi, Ahmad bin Hanbal dalam
kitab Musnad Ahmad bin Hanbal.
Data ini diperoleh dengan menggunakan program Digital Jawâmi’ al-Kalim.
4. Hadis Tentang Larangan Makan Menggunakan tangan kiri
Redaksi matan hadis yang bertema tentang larangan makan menggunakan tangan kiri yang diajarkan kepada anak usia dini beredaksi:
ِلاَمِ شلِبَ ُلُكَْيَ َناَطْيَّشلا َّنِإَف ِلاَمِ شلِبَ اوُلُكَْتَ َلا
Setelah dilakukan Takhrijul Hadis terhadap penggalan matan hadis di atas, maka ditemukan redaksi hadis secara utuh yang akan dikemukakan sebagai berikut:
6
Nama sahabat, mukharij dan kitab secara lengkap akan dikemukakan pada bab lampiran.
83 لا ِبَِأ ْنَع ُثْيَّللا َنََرَ بْخَأ ٍّحْمُر ُنْب ُدَّمَُمُ اَنَ ثَّدَحَو ح ٌثْيَل اَنَ ثَّدَح ٍّديِعَس ُنْب ُةَبْ يَ تُ ق اَنَ ثَّدَح ْنَع ِْيَْ بُّز َر ْنَع ٍّرِباَج َِّللَّا ِلوُس -صلى الله عليه وسلم َلاَق « ِلاَمِ شلِبَ ُلُكَْيَ َناَطْيَّشلا َّنِإَف ِلاَمِ شلِبَ اوُلُكَْتَ َلا 7 ».
Hadis tentang larangan makan menggunakan tangan kiri di atas diriwayatkan oleh 12 sahabat, salah satu sahabat yang meriwayatkan hadis tentang larangan makan menggunakan tangan kiri di atas adalah sahabat Jabir bin Abdullah al-Anshari dan ditemukan pula bahwa
hadis di atas berada dalam 18 kitab8, adapun nama kitab dan mukharij
yang termasuk dalam kuttubu tis’ah melalui riwayat sahabat Jabir bin Abdullah al-Anshari dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini:
Nama Sahabat Mukharij
Jabir bin Abdullah al-Anshari
Imam Abi Husain Muslim bin Hajjaj
dalam kitab Şāḥiḥ Muslim, Ibnu Majah
dalam kitab Sunan Ibnu Majah, Ahmad
bin Hanbal dalam kitab Musnad Ahmad
bin Hanbal.
Data ini diperoleh dengan menggunakan program Digital Jawâmi’ al-Kalim.
5. Hadis Tentang Adab Makan
Redaksi matan hadis yang bertema tentang adab makan yang diajarkan kepada anak usia dini beredaksi:
ِ مَس ََّللَّا ْلُكَو َكِنيِمَيِب ْلُكَو اَِّمِ َكيِلَي 7
Imam Abi Husain Muslim bin Hajjaj, Şāḥiḥ Muslim, juz II (Al-Qona’ah, t.t), hlm. 207. 8
Nama sahabat, mukharij dan kitab secara lengkap akan dikemukakan pada bab lampiran.
84
Setelah dilakukan Takhrijul Hadis terhadap penggalan matan hadis di atas, maka ditemukan redaksi hadis secara utuh yang akan dikemukakan sebagai berikut:
اَنَ ثَّدَح وُبَأ ِرْكَب ُنْب ِبَأ َةَبْ يَش ُنْباَو ِبَأ َرَمُع اًعيَِجَ ْنَع َناَيْفُس َلاَق وُبَأ ٍّرْكَب اَنَ ثَّدَح ُناَيْفُس ُنْب َةَنْ يَ يُع ْنَع ِديِلَوْلا ِنْب ٍّيِْثَك ْنَع ِبْهَو ِنْب َناَسْيَك ُهَعَِسَ ْنِم َرَمُع ِنْب ِبَأ َةَمَلَس َلاَق ُتْنُك ِف ِرْجَح ِلوُسَر َِّللَّا ىَّلَص َُّللَّا ِهْيَلَع َمَّلَسَو ْتَناَكَو يِدَي ُشيِطَت ِف ِةَفْحَّصلا َلاَقَ ف ِل َي ُم َلاُغ ِ مَس ََّللَّا ْلُكَو َكِنيِمَيِب ْلُكَو اَِّمِ َكيِلَي 9
Hadis tentang adab makan di atas diriwayatkan oleh 6 sahabat, salah satu sahabat yang meriwayatkan hadis tentang adab makan di atas adalah sahabat Umar bin Abi Salamah dan ditemukan pula bahwa
hadis di atas berada dalam 64 kitab10, adapun nama kitab dan mukharij
yang termasuk dalam kuttubu tis’ah melalui riwayat sahabat Umar bin Abi Salamah dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini:
Nama Sahabat Mukharij
Umar bin Abi
Salamah
Muhammad bin Ismail al-Bukhari dalam
kitab Al-Jāmi’ Şāḥiḥ al-Bukhāri, Imam
Abi Husain Muslim bin Hajjaj dalam
kitab Şāḥiḥ Muslim, Muhammad bin Isa
At-Tirmidzi dalam kitab Sunan
At-Tirmidzi, Sunan Abi Dawud dalam kitab
Sunan Abi Dawud, Ibnu Majah dalam
9
Ibid., hlm. 207. 10
Nama sahabat, mukharij dan kitab secara lengkap akan dikemukakan pada bab lampiran.
85
kitab Sunan Ibnu Majah, Imam
ad-Darimi dalam kitab Sunan ad-Darimi
Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu
Majah, Ahmad bin Hanbal dalam kitab
Musnad Ahmad bin Hanbal.
Data ini diperoleh dengan menggunakan program Digital Jawâmi’
al-Kalim.
6. Hadis Tentang Malu
Redaksi matan hadis yang bertema tentang malu yang diajarkan kepada anak usia dini beredaksi:
ِناَيمِْلإا ْنِم ٌةَبْعُش ُءاَيَْلْا
Setelah dilakukan Takhrijul Hadis terhadap penggalan matan hadis di atas, maka ditemukan redaksi hadis secara utuh yang akan dikemukakan sebagai berikut:
اَنَ ثَّدَح َلاِب ُنْب ُناَمْيَلُس اَنَ ثَّدَح َلاَق ُّيِدَقَعْلا ٍّرِماَع وُبَأ اَنَ ثَّدَح َلاَق ُّيِفْعُْلْا ٍّدَّمَُمُ ُنْب َِّللَّا ُدْبَع ْنَع ٍّل ُهْنَع َُّللَّا َيِضَر َةَرْ يَرُه ِبَأ ْنَع ٍّحِلاَص ِبَأ ْنَع ٍّراَنيِد ِنْب َِّللَّا ِدْبَع َُّللَّا ىَّلَص ِ ِبَّنلا ْنَع ِناَيمِْلإا ْنِم ٌةَبْعُش ُءاَيَْلْاَو ًةَبْعُش َنوُّتِسَو ٌعْضِب ُناَيمِْلإا َلاَق َمَّلَسَو ِهْيَلَع . 11
Hadis tentang malu di atas diriwayatkan oleh 8 sahabat, salah satu sahabat yang meriwayatkan hadis tentang malu di atas adalah sahabat Abi Hurairah dan ditemukan pula bahwa hadis di atas berada dalam
11
Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Al-Jāmi’Şāḥiḥ al-Bukhāri, juz I (Dārul ‘Ulum Al-Insaniyyah, 1993 M/ 1413 H), hlm. 15.
86
26 kitab12, adapun nama kitab dan mukharij yang termasuk dalam
kuttubu tis’ah melalui riwayat sahabat Abi Hurairah dapat dilihat pada
tabel 12 di bawah ini:
Nama Sahabat Mukharij
Abi Hurairah Muhammad bin Ismail al-Bukhari dalam
kitab Al-Jāmi’ Şāḥiḥ al-Bukhāri,
Muhammad bin Isa At-Tirmidzi dalam
kitab Sunan At-Tirmidzi, Imam
An-Nasa’i dalam kitab Sunan an-Nasa’i,
Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad
Ahmad bin Hanbal.
Data ini diperoleh dengan menggunakan program Digital Jawâmi’
al-Kalim.
7. Hadis Tentang Anjuran Berinfaq
Redaksi matan hadis yang bertema tentang anjuran berinfaq yang diajarkan kepada anak usia dini beredaksi:
ىَلْفُّسلا ِدَيْلا َنِم ٌرْ يَخ اَيْلُعْلا ُدَيْلا
Setelah dilakukan Takhrijul Hadis terhadap penggalan matan hadis di atas, maka ditemukan redaksi hadis secara utuh yang akan dikemukakan sebagai berikut:
َيِضَر ٍّماَزِح ِنْب ِميِكَح ْنَع ،ِهيِبَأ ْنَع ،ٌماَشِه اَنَ ثَّدَح ،ٌبْيَهُو اَنَ ثَّدَح ،َليِعاَْسَِإ ُنْب ىَسوُم اَنَ ثَّدَح َُّللَّا َلاَق ِ ِبَّنلا ِنَع ،ُهْنَع " : َنِم ٌرْ يَخ اَيْلُعْلا ُدَيْلا ْنَع ِةَقَدَّصلا ُرْ يَخَو ،ُلوُعَ ت ْنَِبِ ْأَدْباَو ،ىَلْفُّسلا ِدَيْلا 12
Nama sahabat, mukharij dan kitab secara lengkap akan dikemukakan pada bab lampiran.
87 َُّللَّا ِهِنْغُ ي ِنْغَ تْسَي ْنَمَو ،َُّللَّا ُهَّفِعُي ْفِفْعَ تْسَي ْنَمَو ، ًنِِغ ِرْهَظ " َلاَق ، ٍّبْيَهُو ْنَعَو ، : ،ٌماَشِه َنََرَ بْخَأ َُّللَّا َيِضَر َةَرْ يَرُه ِبَأ ْنَع ،ِهيِبَأ ْنَع ُهْنَع 13
Hadis tentang anjuran berinfaq di atas diriwayatkan oleh 15 sahabat, salah satu sahabat yang meriwayatkan hadis tentang malu di atas adalah sahabat Hakim bin Hizam dan ditemukan pula bahwa
hadis di atas berada dalam 15 kitab14, adapun nama kitab dan mukharij
yang termasuk dalam kuttubu tis’ah melalui riwayat sahabat Hakim
bin Hizam dapat dilihat pada tabel 13 di bawah ini:
Nama Sahabat Mukharij
Hakim bin Hizam Muhammad bin Ismail al-Bukhari dalam
kitab Al-Jāmi’ Şāḥiḥ al-Bukhāri, Ahmad
bin Hanbal dalam kitab Musnad Ahmad
bin Hanbal.
Data ini diperoleh dengan menggunakan program Digital Jawâmi’
al-Kalim.
8. Hadis Tentang Menjaga Lisan
Redaksi matan hadis yang bertema tentang menjaga lisan yang diajarkan kepada anak usia dini beredaksi:
ِهِدَيَو ،ِهِناَسِل ْنِم َنوُمِلْسُمْلا َمِلَس ْنَم ُمِلْسُمْلا
Setelah dilakukan Takhrijul Hadis terhadap penggalan matan hadis di atas, maka ditemukan redaksi hadis secara untuh yang akan dikemukakan sebagai berikut:
13
Ibid., hlm. 471-472. 14
Nama sahabat, mukharij dan kitab secara lengkap akan dikemukakan pada bab lampiran.
88 َح َلاَق ،ٍّمِصاَع ِبَأ ْنَع،اعيجَ ديحْ ُنْب ُدْبَعَو نياوللْا نسح اَنَ ثَّد : دبع : ِنْبا ْنَع ،ٍّمِصاَع وُبَأ َنََأَبْ نَأ ُلوُقَ ي ،ِْيَْ بُّزلا َبََأ َعَِسَ ُهَّنَأ ،ٍّجْيَرُج : ُلوُقَ ي ،اًرِباَج ُتْعَِسَ : ُلوُقَ ي َّ ِبَّنلا ُتْعَِسَ " : ِلْسُمْلا َمِلَس ْنَم ُم ِهِدَيَو ،ِهِناَسِل ْنِم َنوُمِلْسُمْلا " 15
Hadis tentang anjuran menjaga lisan di atas diriwayatkan oleh 20 sahabat, salah satu sahabat yang meriwayatkan hadis di atas adalah sahabat Jabir bin Abdullah dan ditemukan pula bahwa hadis di atas
berada dalam 31 kitab16, adapun nama kitab dan mukharij yang
termasuk dalam kuttubu tis’ah melalui riwayat sahabat Jabir bin
Abdullah dapat dilihat pada tabel 14 di bawah ini:
Nama Sahabat Mukharij
Jabir bin Abdullah Imam Abi Husain Muslim bin Hajjaj
dalam kitab Şāḥiḥ Muslim, Imam
ad-Darimi dalam kitab Sunan Ad-Darimi,
Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad
Ahmad bin Hanbal.
Data ini diperoleh dengan menggunakan program Digital Jawâmi’
al-Kalim.
B. Analisis Nilai-nilai Karakter yang Terdapat dalam Hadis
Materi dalam pendidikan karakter mencangkup delapan belas hal, yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial
15
Imam Abi Husain Muslim bin Hajjaj, Op. cit., hlm. 37. 16
Nama sahabat, mukharij dan kitab secara lengkap akan dikemukakan pada bab lampiran.
89
dan tanggung jawab17. Dari delapan belas nilai-nilai karakter tersebut, berdasarkan
wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan bahwa kumpulan hadis yang diajarkan di PAUD mengandung nilai-nilai karakter, adapun nilai-nilai karakter yang terdapat dalam kedelapan hadis tersebut meliputi:
1. Hadis tentang kasih sayang mengandung nilai-nilai peduli sosial, cinta
damai, bersahabat atau komunikatif dan menghargai prestasi.
2. Hadis tentang kebaikan mengandung nilai cinta damai, demokratis,
toleransi dan semangat kebangsaan.
3. Hadis tentang kebersihan mengandung nilai peduli lingkungan, cinta tanah
air, mandiri, disiplin dan gemar membaca.
4. Hadis tentang larangan makan menggunakan tangan kiri mengandung nilai
disiplin.
5. Hadis tentang adab makan mengandung nilai religius dan disiplin.
6. Hadis tentang malu mengandung nilai religius.
7. Hadis tentang anjuran berinfak mengandung nilai toleransi, rasa ingin
tahu, kerja keras, peduli sosial dan tanggung jawab.
8. Hadis tentang menjaga lisan mengandung nilai religius, kreatif dan jujur.
Dari beberapa nilai-nilai hadis yang transformasikan bagi anak usia dini
tersebut, dapat diambil kesimpulan oleh penulis bahwa materi hadis yang
disampaikan terdapat 18 nilai karakter yang menonjol yakni religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
17
90
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Di samping itu, transformasi nilai-nilai hadis di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan juga diintegrasikan pada aspek perkembangan sikap dan perilaku atau pembiasaan yang tidak hanya dilakukan pada saat belajar mengajar, namun dalam kegiatan di rumah dan kegiatan tahunan.
Materi hadis yang diajarkan di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan disesuaikan dengan kondisi perkembangan anak, karena anak usia dini belum mampu menerima hal-hal yang abstrak, maka hadis-hadis yang disampaikan adalah berkenaan dengan hal-hal yang sering terjadi dalam kehidupan mereka.
Materi-materi hadis yang mengandung nilai-nilai karakter perlu diberikan kepada anak usia dini untuk bekal kehidupan mereka di masa mendatang, sehingga anak-anak dapat terbentuk karakternya dan berakhlak kepada Allah Swt, sesama manusia dan kepada lingkungannya. Dan akhirnya terbentuklah karakter islami sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah Saw melalui hadis-hadis beliau dan terciptalah generasi-generasi muslim yang berakhlakul karimah.
C. Analisis Pelaksanaan Transformasi Hadis
Pelaksanaan transformasi nilai-nilai hadis di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan terbagi menjadi tiga kegiatan, yaitu: 1) kegiatan rutin, 2) kegiatan di rumah, dan 3) kegiatan tahunan. Dalam pelaksanaan transformasi nilai-nilai hadis dapat dijelaskan sebagai berikut:
91
1. Kegiatan Rutin
Pelaksanaan transformasi nilai-nilai hadis dalam kegiatan rutin di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan dilakukan di sekolah, Bentuk kegiatan rutin ini dilaksanakan secara lisan dan dibagi menjadi dua, kegiatan pertama pembiasaan di pagi hari yakni ketika anak berbaris
dengan rapi di halaman sekolah dengan membiasakan muroja’ah hadis,
ayat-ayat al-Qur’an, 2 kalimat syahadat, asma’ul husna serta dilanjutkan dengan menyanyi bertema dan olahraga. Kegiatan kedua yaitu di saat
belajar mengajar khususnya dalam kelas taḥfiẓ yang diprogramkan setiap
hari menghafalkan surat-surat pendek dalam al-Qur’an dan hadis-hadis pilihan berkaitan dengan karakter Rasulullah Saw. Selanjutnya di kelas Imtaq, anak-anak mengenal materi-materi keagamaan seperti hikayat
orang-orang saleh, kisah akhlak para Nabi dan Rasul yang diajarkan melalui menyanyi, bercerita dan bermain peran.
Transformasi nilai-nilai hadis yang rutin dilakukan setiap hari akan berdampak positif pada diri anak usia dini, hal ini dikarenakan dalam program pembentukan karakter dengan menggunakan nilai-nilai hadis yang dilaksanakan melalui pembiasaan bertujuan untuk mempersiapkan anak sedini mungkin untuk mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan agama. Dengan melakukan kegiatan secara rutin, segala hal yang diajarkan baik melalui hafalan atau mempraktikkan nilai-nilai hadis secara langsung akan membekas dalam benak mereka dan akan terlihat pengaruhnya seiring bertambahnya usia
92
anak dan kebiasaan yang baik tersebut akan selalu membekas dan sulit untuk dihilangkan.
2. Kegiatan di Rumah
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan, bahwa PAUD memiliki program buku penghubung antara guru dan orang tua siswa, dalam buku ini orang tua diharapkan mengulang-ulang kembali materi-materi yang telah diberikan di sekolah baik hafalan surat-surat al-Qur’an, hadis dan doa-doa pilihan.
Keterlibatan orang tua menjadi salah satu aspek yang penting dan hal ini pula yang ditekankan oleh PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan, buku penghubung antara pihak sekolah dan pihak orang tua serta kegiatan pertemuan formal dengan orang tua siswa menjadi media kerja sama antara sekolah dan orang tua untuk untuk menyinkronkan pembiasaan di sekolah maupun di rumah agar pelaksanaan transformasi nilai-nilai hadis dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Kegiatan Tahunan
Pelaksanaan transformasi nilai-nilai hadis dalam kegiatan tahunan di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan dilakukan di sekolah dan di sekitar linkungan sekolah, bentuk kegiatan tahunan ini nilai-nilai hadis yang ajarkan di praktikkan dalam dua kegiatan, antara lain kegiatan di bulan Ramadhan, yakni anak diajarkan secara langsung untuk membagikan makanan (ta’jil) dari hasil infaq yang telah dikumpukan, bentuk kegiatan di bulan Ramadhan ini tentu dapat dilihat oleh nak secara
93
langsung agar anak peduli sosial dan berbuat baik terhadap lingkungan sekitarnya.
Pelaksanaan transformasi nilai-nilai hadis di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan menggunakan beberapa metode, data yang diperoleh dari kepala sekolah dan guru terkait penggunaan metode dalam pelaksanaan transformasi nilai-nilai hadis untuk membentuk karakter anak usia dini dapat penulis simpulkan bahwa ada beberapa metode yang digunakan, yakni metode pembiasaan, nasihat, keteladanan, karyawisata, lagu (bernyanyi), pemberian hadiah dan metode bercerita.
1. Mendidik dengan pembiasaan
Berdasarkan hasil observasi partisipasif, dapat terlihat langsung bahwa mendidik dengan metode pembiasaan sangat efektif bagi anak usia dini. Sebab, pembiasaan yang dilakukan setiap hari secara tidak langsung akan membentuk karakter anak dan selanjutnya anak akan terbiasa melaksanakan nilai-nilai hadis yang diajarkan dan pembiasaan pula mengambil peran dalam pertumbuhan anak untuk menguatkan ajaran-ajaran yang diterima.
Dalam proses transformasi nilai-nilai hadis, terdapat dua pembiasaan yang secara rutin dilaksanakan di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan, yaitu:
a. Pembiasaan terprogram, yang dilaksanakan dalam dua kegiatan yaitu
ketika kegiatan pagi ceria, anak berbaris dengan membiasakan muroja’ah hadis, ayat-ayat al-Qur’an, 2 kalimat syahadat, asma’ul
94
husna serta dilanjutkan dengan menyanyi bertema dan berolahraga. Dan dalam kegiatan belajar mengajar yakni di kelas tahfidz berpusat
pada hafalan hadis-hadis pilihan dan di kelas imtaq anak-anak
mengenal materi keagamaan seperti hikayat orang-orang sholeh, kisah dan akhlak para Nabi dan Rasul yang diajarkan melalui menyanyi, bercerita.
b. Pembiasaan tidak terprogram
Pembiasaan tidak terprogram, dilaksanakan secara spontan,
berdasarkan hasil observasi pembiasaan secara spontan dilaksanakan ketika anak melakukan kegiatan makan bersama dibiasakan makan sambil duduk dan membaca doa serta membiasakan memberikan nasihat secara spontan dengan menggunakan penggalan hadis apabila anak usia dini terlihat membuang sampah sembarangan atau makan dan minum menggunakan tangan kiri.
2. Mendidik dengan nasihat
Berdasarkan hasil observasi partisipasif, metode nasihat dengan menggunakan penggalan matan hadis kepada anak usia dini yang dilakukan oleh guru PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan dilakukan ketika terdapat anak yang berbuat kurang baik, seperti kegiatan yang langsung dilihat oleh peneliti yakni makan bersama, terdapat satu anak usia dini yang makan menggunakan tangan kiri, kemudian guru yang melihat langsung menasihati dengan menggunakan hadis tentang larangan makan dan minum dengan menggunakan tangan kiri.
95
Metode nasihat dengan menggunakan hadis ini dinilai efektif, peran guru dalam menanamkan kebiasaan baik pada anak-anak membutuhkan waktu yang lama, namun segala sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan nantinya sukar untuk di rubah.
3. Mendidik dengan keteladanan
Metode keteladanan merupakan cara yang efektif dalam mengajarkan nilai-nilai hadis pada anak usia dini, apabila guru sebagai teladan mengaplikasikan secara langsung nilai-nilai hadis dan dilaksanakan secara rutin dengan penuh keikhlasan, maka dampak yang baik akan terbentuk mental dan sosialnya, hal ini dilakukan karena pendidik adalah panutan bagi anak dan semua bentuk perkataan dan perbuatan pendidik akan terpatri dalam diri anak.
Berdasarkan hasil observasi partisipasif, Para guru di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan sudah memberikan contoh dan tauladan yang baik bagi siswa, berdasarkan observasi partisipasif terlihat guru berpakaian rapih, bertutur kata sopan dan santun baik dengan sesama guru maupun dengan peserta didik, membuang sampah di tempat sampah, makan dan minum dengan duduk dan menggunakan tangan kanan serta mengapresiasi kegiatan anak dengan memberikan pujian ataupun nasihat. Dapat disimpulkan bahwa keteladanan adalah faktor yang penting bagi anak usia dini, guru sebagai pendidik perlu bekerja sama dengan orang tua untuk menerapkan kebaikan, dan metode ini pula memiliki
96
kelebihan yaitu lebih efektif karena dapat terlihat langsung oleh anak usia dini dan apa yang dilihat dapat dipraktekkan secara langsung.
4. Mendidik dengan bercerita
Bercerita merupakan media paling tepat untuk anak-anak dalam menanamkan nilai-nilai positif, hal ini dikarenakan anak usia dini masih berfikir simbolis, yakni kemampuan anak untuk berpikir tentang objek atau peristiwa yang tidak hadir secara nyata di hadapan anak.
Berdasarkan hasil observasi partisipasif, cerita yang di angkat oleh guru degan menceritakan sifat-sifat Rasulullah Saw yang santun terhadap sesama dan membiasakan membantu sesama yang kurang membutuhkan, guru dalam menceritakan kisah-kisah tersebut dengan menarik dan mudah dipahami oleh anak usia dini dan sesekali dikaitkan dengan kehidupan anak sehari-hari, sehingga anak mampu menangkap isi pesan yang disampaikan oleh guru.
5. Mendidik dengan lagu (bernyanyi)
Metode lagu atau bernyanyi bagi anak usia dini merupakan metode yang amat menyenangkan, hal demikian dapat menggugah semangat anak untuk menghafalkan hadis-hadis. Melalui metode ini pula anak-anak secara langsung menyukai apa yang dia hafalkan melalui lagu-lagu dan mengaplikasikan hadis tersebut melalui kegiatannya baik di rumah maupun di sekolah.
97
6. Mendidik dengan cara memberikan hadiah
Mendidik dengan cara memberikan hadiah yang dilaksanakan di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan adalah salah satu metode yang efektif untuk membangun semangat anak dalam hal menghafalkan hadis-hadis dan ayat-ayat al-Qur’an. Melalui metode ini, hadiah yang diberikan berupa pujian dan makanan ringan yang disukai oleh anak-anak.
7. Mendidik dengan metode karyawisata
Karyawisata sebagai salah satu metode pengajaran khususnya dalam pembentukan karakter anak usia dini memberikan kesempatan kepada anak untuk mengamati. Dengan cara tersebut anak akan mendengar, merasakan dan melihat secara langsung.
Melalui karyawisata dapat ditumbuhkan minat rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu, hal demikian dimungkinkan karena anak dapat melihat secara langsung dalam bentuk nyata. Berdasarkan presepsinya dapat mendorong tumbuhnya minat terhadap sesuatu untuk mengetahui lebih lanjut.
Metode karyawisata yang dilaksanakan di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan dengan cara mengajak anak-anak keluar kelas untuk melihat lingkungan di sekitanya, sekaligus berbagi makanan kepada fakir miskin yang ada di sekitar PAUD. Hal demikian sebagai salah satu aplikasi dari hadis-hadis tentang kebaikan, kasih sayang dan anjuran berinfak.
98
Dalam penggunaan metode, terdapat suatu prinsip umum bahwa dalam memfungsikan metode perlu disampaikan dalam suasana interaktif dan menyenangkan, dengan demikian proses transformasi nilai-nilai hadis kepada anak usia dini dapat memberikan kontribusi yang sangat besar yang dapat menjadi pondasi bagi anak usia dini untuk dapat berakhlak mulia.
Pembentukan karakter anak usia dini melalui transformasi nilai-nilai hadis perlu dilakukan dan karakter yang baik sesuai dengan nilai-nilai hadis tersebut dapat terpatri hingga anak-anak dewasa merupakan tujuan dari proses pembentukan karakter yang sangat didambakan oleh setiap lembaga yang menyelenggarakan proses pendidikan. Selain lingkungan keluarga, budaya dan kultur yang ada di lembaga khususnya di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan berperan penting dalam pembentukan karakter anak usia dini.
Untuk mencapai tujuan dan visi tersebut, sekolah sebagai lembaga pendidikan dinilai dapat menjadi salah satu wahana yang sangat efektif untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dengan alasan karena melalui proses pendidikan di sekolah peserta didik bukan hanya memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga pembentukan akhlak.
Dalam kajian living hadis, terbagi menjadi tiga bagian, yaitu tradisi tulisan,
lisan dan praktik. Dalam hal ini secara umum living hadis yang dilakukan di
PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan tidak fokus pada tradisi tulisan,
namun lebih pada tradisi lisan dan praktik. Dalam tradisi lisan, living hadis
99
membiasakan anak usia dini untuk menghafalkan hadis pada kegiatan belajar mengajar yang diprogramkan setiap hari melalui kegiatan yang menyenangkan yakni menyanyi, bercerita dan bermain peran. Sedangkan tradisi praktik, living hadis yang yang nampak ketika peneliti melakukan observasi partisipasif di PAUD Insan Rabbani ini terlihat ketika anak-anak mengaplikasikan nilai-nilai hadis yang telah diajarkan dan dihafalkan oleh anak usia dini, seperti anak usia dini melakukan membuang sampah di tempatnya, membaca doa sebelum makan, makan dan minum dengan duduk.
Melalui hasil analisis penulis, alur Living Hadis di PAUD Insan Rabbani
Binagriya Pekalongan dapat dianalisis melalui teori konstruksi sosial yang digagas oleh Petter L. Berger dan Thomas Luckman yang memiliki tiga dialektika yang tidak dapat terpisahkan, yakni (1) eksternalisasi merupakan proses pelembagaan untuk anak usia dini yang menempati kebiasaan baru yang berbeda dengan lingkungan keluarganya, anak usia dini tersebut secara tidak langsung dapat membiasakan diri dengan lembaga atau sekolah yang ditempatinya, termasuk di dalamnya mengikuti peraturan dan ketetapan yang ada di sekolah. (2) proses objektivasi, Proses ini diawali dengan pembiasaan membentuk karakter anak usia dini melalui transformasi nilai-nilai hadis dalam kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di rumah dengan jalan bekerja sama dengan lingkungan keluarga, metode yang digunakan dalam hal ini yakni pembiasaan, nasihat, keteladanan dan bercerita, setelah menjadi pembiasaan maka perilaku dan aturan-aturan akan terbentuk sehingga menjadi sebuah tradisi, setiap tindakan yang sering diulangi akan menjadi pola yang mampu dilakukan selanjutnya di masa
100
yang akan datang. (3) internalisasi yakni proses penyerapan nilai-nilai hadis ke dalam kesadaran individu yakni anak usia dini yang akan tereksplor atau terlakukan oleh mereka dalam berprilaku dan berinteraksi dalam lingkungan
masyarakat. Alur living hadis di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Optimalisasi Transformasi
nilai-nilai hadis Siswa Berkarakter
Eksternalisasi Proses Objektivasi Internalisasi Proses pelembagaan Pelaksanaan transformasi melalui Siswa berprilaku
dan saling bekerja sama kegiatan pembelajaran sesuai dengan nilai-
nilai hadis
Gambar 1
Alur Living Hadis
Di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan
Lingkungan Sekolah PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan
(Visi, misi, materi hadis, pelaksanaan transformasi nilai-nilai hadis bagi anak usia dini)
INPUT Anak Usia Dini OUTCOME PROSES GURU (pembiasaan living hadis melalui lisan
dan praktik)
OUTPUT Lulusan
Lingkungan Masyarakat (Sekumpulan Anggota Keluarga)
SCHOOL CULTURE