• Tidak ada hasil yang ditemukan

Digitalisasi Pertanian Menuju Kebangkitan Ekonomi Kreatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Digitalisasi Pertanian Menuju Kebangkitan Ekonomi Kreatif"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-46 UNS Tahun 2022

“Digitalisasi Pertanian Menuju Kebangkitan Ekonomi Kreatif”

Pengaruh Kompos Limbah Bulu Ayam dan Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.)

Raisa Baharuddin dan Yuli Retno Winarsih

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Islam Riau, Jl. Kaharuddin Nasution No. 113 Pekanbaru.28284. Telp: 0761-674681; Fax : 0761-674681

Email: raisabaharuddin@agr.uir.ac.id

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos limbah bulu ayam dan pupuk urea terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis (Brassica oleracea L.).

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan dari Agustus hingga Desember 2021. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis kompos limbah bulu ayam (K), terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 150, 300, dan 450 g/tanaman.

Faktor kedua adalah dosis pupuk urea (U), terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 3,75, 7,5, dan 11,25 g/tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan perlakuan kompos limbah bulu ayam dan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan lingkar krop. Perlakuan kombinasi kompos limbah bulu ayam dosis 450 g/tanaman dan pupuk urea dosis 7,5 g/tanaman (K3U2) memberikan pertumbuhan terbaik. Perlakuan utama kompos limbah bulu ayam nyata dosis 450 g/tanaman memberikan pertumbuhan dan produksi kubis tertinggi. Pengaruh utama urea dosis 7,5 g/tanaman menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan urea dosis 11,25 g/tanaman.

Kata kunci: kompos, kubis, limbah bulu ayam, nitrogen

Pendahuluan

Kubis (Brassica oleracea, L.) merupakan tanaman sayuran yang memiliki nilai ekonomi dan prospek tinggi di Indonesia. Selain itu kubis adalah jenis sayuran yang mempunyai peran penting untuk kesehatan karena mengandung mineral dan vitamin yang sangat dibutuhkan tubuh manusia. Kubis dikenal sebagai tanaman dataran tinggi namun saat ini sudah bisa dibudidayakan di dataran rendah (Hartono et al., 2019).

Produksi kubis di Provinsi Riau pada tahun 2020 yaitu 1 ton, sangat rendah dibandingkan dengan produksi nasional yaitu 1.4 juta ton (Badan Pusat Statistik, 2020). Sehingga untuk

(2)

memenuhi kebutuhan masyarakat Riau, kubis dipasok dari luar daerah seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Hal tersebut menjadi peluang untuk mengembangakan budidaya kubis di Riau. Dalam pengembangannya terdapat beberapa kendala yaitu Provinsi Riau didominasi oleh lahan marginal. Sehingga untuk pengembangan budidaya kubis diperlukan upaya untuk meningkatkan hasil kubis yaitu dengan pemupukan.

Pemupukan adalah kegiatan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.

Pemupukan yang dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organic dan anorganik. Pupuk organik dapat berasal dari limbah pertanian yang berada di lingkungan sekitar seperti limbah bulu ayam. Limbah bulu ayam tersebut didapatkan dari tempat pemotongan ayam di pasar tradisional. Limbah tersebut dapat menimbulkan dampak pencemaran lingkungan karena menimbulkan bau dan sulit untuk didegradasi pada tanah. Namun karena bulu ayam memiliki protein yang cukup tinggi (Kusmiadi et al., 2014) dan kandungan nitrogen tinggi (Pardiansyah, 2013) sehingga memiliki potensi untuk dijadikan bahan baku kompos. Kompos bulu ayam dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Inonu et al., 2016).

Selain itu penambahan pupuk anorganik seperti pupuk urea masih diperlukan untuk meningkatkan kandungan unsur hara nitrogen sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil kubis. Nitrogen berfungsi pada pembentukan asam amino sebagai bahan utama pembentuk protein untuk pertumbuhan tanaman. Suplai nitrogen akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hasil tanaman (Pramitasari et al., 2016). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk kompos limbah bulu ayam dan pupuk urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kubis (Brassica oleracea L.).

Metode

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Pekanbaru. Penelitian berlangsung dari bulan Agustus sampai Desember 2021.

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor, dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama yaitu dosis kompos limbah bulu ayam (K), terdiri atas 4 taraf, yaitu: 0 (K0), 150 (K1), 300 (K2), dan 450 (K3) g/tanaman. Faktor kedua yaitu dosis pupuk urea (U) terdiri atas 4 taraf, yaitu: 0 (U0), 3,75 (U1), 7,5 (U2), dan 11,25 (U3) g/tanaman.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kubis varietas Sehati F1, limbah bulu ayam negeri, pupuk NPK Grower, pestisida, paranet, polybag ukuran 35 x 40 cm dan 10

(3)

x 15 cm. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, kamera, timbangan analitik, dan alat tulis.

Parameter yang diamati adalah analisis kompos limbah bulu ayam, tinggi tanaman, jumlah daun, umur terbentuknya krop, umur panen, berat krop, dan lilit krop. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ).

Hasil dan Pembahasan

A. Analisis Kandungan hara Kompos Limbah Bulu Ayam

Hasil analisis kandungan hara yang terdapat pada kompos limbah bulu ayam disajikan pada Tabel 1. Hasil analisis menunjukkan kandungan pupuk kompos yang digunakan sudah sesuai standar yang ditetapkan Permentan (2011) dan juga BSN (2004). Kompos limbah bulu ayam juga mengandung unsur hara makro seperti N, P2O5 dan K2O dengan nilai masing-masing 3,73%, 2,11% dan 1,17% yang nilainya diatas standar.

Tabel 1. Kandungan unsur hara kompos limbah bulu ayam

Jenis Unsur hara Komposisi Standar

C-Organik 40,9% >15%

N total 3,73% 0,4%

P2O5 2,11% 0,1%

K2O 1,17% 0,2%

C/N rasio 11% 10-20%

B. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kubis

Perlakuan kompos limbah bulu ayam dan pupuk urea berpengaruh nyata secara semua parameter pengamatan. Interaksi perlakuan kompos limbah bulu ayam dan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan lingkar krop.

Perbedaan masing-masing perlakuan kompos limbah bulu ayam dan pupuk urea terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, umur muncul krop, umur panen, bobot krop dan lilit krop disajikan pada Tabel 2.

Hasil analisis data Tabel 2 menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan kompos limbah bulu ayam dosis 450 g/tanaman dan pupuk urea 11.25 g/tanaman (K3U3) memberikan tinggi tanaman dan jumlah daun yang tertinggi yaitu 35,06 cm dan 20.50 helai. Pada Tabel 2 juga terlihat bahwa tinggi dan jumlah daun meningkat dengan semakin meningkat dosis kompos limbah bulu ayam dan pupuk urea yang diberikan.

(4)

Tingginya pertumbuhan tanaman kubis pada perlakuan kompos limbah bulu ayam dosis 450 g/tanaman dan pupuk urea 11.25 g/tanaman (K3U3) dikarenakan tanaman mendapatkan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan kubis terutama unsur hara nitrogen. Kandungan nitrogen pada kompos limbah bulu ayam dan pupuk nitrogen cukup tinggi sehingga berperan besar dalam pertumbuhan vegetative tanaman. Nayaka dan Vidyasagar (2013) menyatakan bahwa kandungan unsur N dan P pada kompos bulu ayam lebih tinggi dibandingkan kotoran hewan lainnya.

Nuryadin et al. (2016) menyatakan bahwa apabila ketersediaan unsur hara nitrogen lebih banyak dari unsur lainnya, protein yang dihasilkan juga lebih banyak dan proses fotosintesis meningkat. Selain itu jumlah nitrogen yang cukup dapat meningkatkan protoplasma, ukuran, dan jumlah sel sehingga jumlah daun dan tinggi tanaman meningkat.

Sejalan dengan hasil penelitian Samini dan Fatah (2020) yang menyatakan bahwa meningkatnya dosis urea dan pupuk kompos yang diberikan meningkatkan pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman dan jumlah daun) sawi secara nyata.

Perlakuan kompos limbah bulu ayam menghasilkan umur muncul krop dan umur panen krop tercepat pada dosis 450 g/tanaman (K3) yaitu 51,91 hari setelah tanam (hst) dan 82,91 hst berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis kompos yang diberikan mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara dan bahan organic ke tanah sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat (Sihaloho et al., 2020).

Semakin baik pertumbuhan tanaman akan mempercepat munculnya krop.

Perlakuan pupuk urea dosis 11,25 g/tanaman (U3) menghasilkan umur muncul krop dan umur panen tercepat yaitu 57,08 hst dan 85,25 hst namun tidak berbeda nyata dengan dosis 3,75 g/tanaman (U1) dan 7,5 g/tanaman (U2). Hal ini dikarenakan pupuk urea meningkatkan unsur nitrogen di dalam tanah sehingga penyerapan unsur N optimal untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Umur panen tanaman kubis dipengaruhi oleh umur muncul krop dan tingkat kepadatan krop kubis. Kecepatan hasil asimilasi membentuk krop dipengaruhi oleh laju fotosintesis.

Unsur nitrogen berperan dalam pembentukan klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Semakin tinggi pemberian nitrogen (sampai batas optimum) maka jumlah klorofil yang terbentuk akan meningkat (Najm et al., 2012). Peningkatan jumlah klorofil mengakibatkan laju fotosintensis meningkat sehingga mempercepat pertumbuhan salah satunya kepadatan krop.

Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan kompos limbah bulu ayam dosis 450 g/tanaman (K3) menghasilkan berat krop terbesar yaitu 759,00 g dan berbeda nyata dengan perlakuan

(5)

lainnya. Kompos limbah bulu ayam dapat meningkatkan berat krop dikarenakan tersedianya unsur hara yang optimal yang digunakan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Menurut Marliah et al. (2012), menyatakan bahwa kebutuhan hara makro dan mikro dalam jumlah optimal akan mendorong pertumbuhan dan hasil tanaman menjadi lebih baik.

Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, umur muncul krop, umur panen, berat krop dan lilit krop kubis pada perlakuan kompos limbah bulu ayam dan pupuk urea Perlakuan Tinggi

tanaman (cm)

Jumlah daun

Umur muncul Krop (hst)

Umur Panen (hst)

Berat Krop (g)

Lilit krop (mm)

0 (K0) 30,22 d 13,83 d 61,58 c 88,58 c 393,36 d 24,86 d

150 (K1) 31,62 c 15,04 c 61,08 c 86,33 b 513,46 c 36,56 c 300 (K2) 31,62 b 16,12 b 57,75 b 85,41 b 650,93 b 41,91 b 450 (K3) 33,67 a 18,87 a 51,91 a 82,91 a 777,53 a 44,16 a

0 (U0) 31,08 c 15,50 b 59,00 b 86,91 b 543,47 c 34,74 c

3,75 (U1) 31,64 b 15,62 b 58,33 ab 86,16 ab 557,89 bc 36,23 bc 7,50 (U2) 31,75 ab 16,20 ab 57,08 a 85,25 a 604,56 ab 37,55 ab 11,25 (U3) 32,10 a 16,54 a 57,91 b 84,91 a 629,36 a 38,97 a

K0U0 29,88 h 14,16 def 62,00 89,66 338,69 23,91 e

K0U1 30,30 gh 13,16 f 61,00 89,33 369,99 24,51 e

K0U2 30,16 gh 14,00 ef 60,66 88,00 411,42 25,11 e

K0U3 30,53 fgh 14,00 ef 60,66 87,33 453,34 25,90 e

K1U0 30,50 fgh 14,50 def 62,00 87,00 487,18 32,00 d

K1U1 31,18 efg 14,83 def 61,66 87,00 470,29 36,16 cd

K1U2 31,36 ef 15,33 cde 61,00 85,00 585,71 36,58 cd

K1U3 31,20 efg 15,50 cde 61,66 86,33 510,67 41,50 ab

K2U0 31,45 def 16.00 cde 59,00 86,00 612,74 40,16 bc

K2U1 31,60 de 16,16 cd 58,00 85,33 619,11 40,66 abc

K2U2 31,81 de 16,16 cd 56,66 85,00 676,63 43,33 ab

K2U3 31,63 de 16,16 cd 57,33 85,33 695,24 43,50 ab

K3U0 32,50 cd 17,33 bc 53,00 85,00 735,28 42,90 ab

K3U1 33,48 bc 18,33 b 52,66 83,00 772,16 43,58 ab

K3U2 33,65 b 19,33 ab 50,00 81,66 843,70 45,16 a

K3U3 35,06 a 20.50 a 52,00 82,00 759,00 45,00 a

Keterangan: Angka-angka pada kolom yang diikuti huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%

Selain itu kandungan C-organik yang tinggi pada kompos limbah bulu ayam yaitu 40.9 %. Sehingga dengan penambahan kompos bulu ayam ke tanah akan meningkatkan nilai C-organik tanah (Rini dan Sugiyanta, 2021). Peningkatan nilai C-Organik tanah berperan dalam perbaikan sifat fisik tanah, meningkatkan aktivitas biologis tanah (Wan et al., 2014), dan peningkatan ketersediaan hara bagi tanaman (Siregar, 2017).

Perlakuan pupuk urea dosis 11,25 g/tanaman (U3) menghasilkan berat krop tertinggi namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan urea dosis 7,5 g/tanaman (U2) dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya (Tabel 2). Hal tersebut dikarenakan unsur hara nitrogen

(6)

yang didapat dari pupuk urea telah memenuhi kebutuhan tanaman kubis. Nitrogen berperan pada pertumbuhan vegetatif, sebagai unsur utama pembentuk protein. Protein yang terbentuk digunakan dalam pembelahan sel tanaman. Sel tanaman membelah terus menerus dan membuat jumlah daun, luas daun dan ketebalan daun meningkat. Selain itu pupuk N berfungsi dalam sintesis klorofil. Semakin banyak klorofil dapat meningkatkan proses fotosintesis dan menghasilkan fotosintat dalam jumlah yang banyak.

Menurut Nurrudin et al. (2020) menyatakan bahwa berat segar krop per tanaman berbanding lurus dengan ukuran krop (diameter dan tinggi). Diameter dan tinggi krop tersebut akan mempengaruhi berat segar krop. Semakin besar ukuran krop semakin tinggi berat segar krop yang dihasilkan.

Hasil data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan kompos limbah bulu ayam dosis 450 g/tanaman dan pupuk urea dosis 7,5 dan 11,25 (K3U2) dan (K3U3) memberikan lingkar krop terbesar yaitu 45,16 cm dan 45,00 cm. Namun tidak berbeda nyata dengan K3U1, K3U0, K2U3, K2U2, K1U3 dan K2U1. Kombinasi perlakuan kompos limbah bulu ayam dan pupuk urea memberikan lilit krop yang lebih tinggi dibandingkan yang tanpa pemupukan (kontrol) dikarenakan terjadi penyerapan hara secara optimal karena sifat fisika, kimia serta biologi tanah yang lebih baik.

Kandungan unsur nitrogen yang terdapat pada kompos limbah bulu ayam dan pupuk nitrogen memiliki nilai yang cukup tinggi, dimana nitrogen berperan dalam peningkatan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Perkembangan vegetatif tanaman seperti jumlah daun dapat mempengaruhi ukuran lilit krop kubis. Meningkatnya jumlah daun berpengaruh terhadap fotosintesis sehingga peningkatan asimilat terjadi. Menurut Faruk et al. (2017) menyatakan bahwa ukuran lilit krop kubis dipengaruhi oleh perkembangan jumlah daun yang dihasilkan. Semakin besar jumlah daun maka semakin besar lilit krop (Faruk et al., 2017).

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

1. Interaksi perlakuan kompos limbah bulu ayam dan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan lingkar krop. Perlakuan kombinasi kompos limbah bulu ayam dosis 450 g/tanaman dan pupuk urea dosis 7,5 g/tanaman (K3U2) memberikan pertumbuhan terbaik.

(7)

2. Perlakuan utama kompos limbah bulu ayam nyata dosis 450 g/tanaman (18 ton/ha) memberikan pertumbuhan dan produksi kubis tertinggi.

3. Pengaruh utama urea dosis 7,5 g/tanaman (300 kg/ha) menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan urea dosis 11,25 g/tanaman.

Saran

Saran yang dapat disampaikan untuk penelitian ini adalah perlu penelitian lanjutan dengan peningkatan dosis kompos limbah bulu ayam dan pengurangan dosis pupuk urea.

Daftar Pustaka

Faruk, U., Sulistyawati, S., & Pratiwi, S. H. (2017). Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.) Dataran Rendah Terhadap Efisiensi Pemupukan Nitrogen dengan Penambahan Pupuk Organik. Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan, 1(1):

10-17.

Haloho, A. N. (2020). Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kubis (Brassica oleraceae L.) Dengan Pemberian Berbagai Jenis Dan Dosis Pupuk Kandang. Agroprimatech, 4(1), 10-17.

Hartono, H., Sunardi, S., & Marsusi, R. (2019). Buku Teknologi Budidaya Kubis Dataran Rendah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Kalimantan Barat.

Inonu, I., Kusmiadi, R., & Mauliana, N. (2016). Pemanfaatan Kompos Bulu Ayam untuk Budidaya Selada di Lahan Tailing Pasir Bekas Penambangan Timah. Jurnal Lahan Suboptimal: Journal of Suboptimal Lands, 5(2), 145-152.

Kusmiadi, R., Khodijah, N. S., & Akbar, A. (2014). Pemanfaatan Bulu Ayam Dan Komposisi Cangkang Rajungan Untuk Meningkatkan Kualitas Fisik Dan Kimia Kompos. Enviagro: Jurnal Pertanian dan Lingkungan, 7(2).39-48.

Najm, A. A., Hadi, M. R. H. S., Fazeli, F., Darzi, M. T., & Rahi, A. (2012). Effect of integrated management of nitrogen fertilizer and cattle manure on the leaf chlorophyll, yield, and tuber glycoalkaloids of Agria potato. Communications in Soil Science and Plant Analysis, 43(6), 912-923.

Nayaka, S., & Vidyasagar, G. M. (2013). Development of eco-friendly bio-fertilizer using feather compost. Annals of Plant Sciences, 2(7), 238-244.

Nurrudin, A., Haryono, G., & Susilowati, Y. E. (2020). Pengaruh Dosis Pupuk N Dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Hasil Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.) Var. Grand 11. Vigor: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika, 5(1), 1-6.

Nuryadin, I., Nugraha, D. R., & Sumekar, Y. (2016). Pertumbuhan dan Hasil Kubis Bunga (Brassica oleracea var. botrytis L.) Kultivar Bareta 50 Terhadap Kombinasi Pupuk

(8)

Anorganik dan Pupuk Organik. Agrivet: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner), 4(2).

Pardiansyah, P. (2013). Kajian Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Sebagai Bahan Baku Kompos.[Skripsi]. Universitas Bangka Belitung: Program Studi Agroteknologi.

Pramitasari, H. E., Wardiyati, T., & Nawawi, M. (2016). Pengaruh dosis pupuk nitrogen dan tingkat kepadatan tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan (Brassica oleraceae L.). Jurnal Produksi Tanaman, 4(1), 49 – 56.

Rini, E. P., & Sugiyanta, S. (2021). Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kubis (Brassica olacea var. capitata) Pada Kombinasi Aplikasi Pupuk Organik Dan Anorganik. Jurnal Ilmu- Ilmu Pertanian Indonesia, 23(1), 46-52.

Samini, S., & Fatah, A. (2020). Pengaruh Pupuk Urea Dan Pupuk Kompos Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan, 19(1), 163-172.

Siregar, B. (2017). Analisa Kadar C-Organik dan Perbandingan C/N Tanah di lahan Tambak Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan. Warta Dharmawangsa, (53).

Statistik, B. P. (2020). Produksi Tanaman Sayuran. Badan Pusat Statistik.Jakarta.

Wan, X., Huang, Z., He, Z., Yu, Z., Wang, M., Davis, M. R., & Yang, Y. (2015). Soil C: N ratio is the major determinant of soil microbial community structure in subtropical coniferous and broadleaf forest plantations. Plant and soil, 387(1), 103-116.

Referensi

Dokumen terkait

9 Apakah ada data hasil penimbangan balita sesuai dengan naiknya berat badan. 10 Apakah ada Kegiatan Posyandu dilakukan pendaftaran sebelum

Dari hal-hal tersebut lah yang menggerakkan orang desa setempat untuk mendirikan usaha rumah apung atau karamba sebagai lahan pengelolaan ikan, karena usaha ini memiliki

Sumber daya yang dimaksud dalam hal ini berupa Intellectual Capital yaitu human capital, structural capital, dan relational capital apabila IC dapat dikelola dengan

a. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personel sekolah dalam

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan yaitu (1) telah dihasilkan media animasi pada materi sistem pernapasan pada manusia, (2) media animasi pada materi

Temperatur efektif pada titik ukur TU2 akan cendrung lebih rendah dibandingkan dengan TU1, TU3, TU4 dan TU5 dikarenakan pada pada TU2 dengan kondisi atap dalam keadaan

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis eksplanatori, yaitu penelusuran sebab-akibat dari suatu proses dan hubungan-hubungan yang ada pada

yang dipengaruhi oleh kemudahan dari teknologi memberikan dampak yang positif pada adopsi suatu teknologi, dimana adopsi teknologi merupakan wujud nyata seseorang