e-ISSN: 2615-7721 Vol 6, No. 1 (2022) 462 p-ISSN: 2620-8512
Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-46 UNS Tahun 2022
“Digitalisasi Pertanian Menuju Kebangkitan Ekonomi Kreatif”
Analisis Keragaan dan Sikap Petani Terdampak Proyek Strategis Nasional Tol Yogyakarta-Solo, ditinjau dari Aspek Kognitif bagi Mata Pencarian sebagai
Petani di Kecamatan Polanharjo Klaten
Bekti Wahyu Utami1, Sunarru Samsi Hariadi2, Alia Bihrajihant Raya2, dan Triya Ayu R3
1Mahasiswa Doktoral Sekolah Pascasarjana Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan UGM, Dosen Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian UNS dan Peer Group PSP KUMKM LPPM UNS
2.Dosen Sekolah Pascasarjana Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan UGM
3.Mahasiswa Magister Ilmu Penyuluhan Pembangunan UNS
Email : bekti.wahyu.utami@mail.ugm.ac.id
Abstrak
Pembangunan seringkali bagaikan dua sisi mata pedang, satu sisi memberikan kemanfaatan namun juga ada yang terpaksa harus mengalah demi pembangunan. Petani di Kecamatan Polanharjo harus merelakan lahan pertanian mereka karena lahan mereka terkena Proyek Strategis Nasional Pembangunan Jalan Tol Trase Solo-Yogyakarta. Artikel ini menguraikan bagaimana karakteristik atau keragaan petani terdampak di lihat dari umur, pendidikan, pekerjaan dan lama berusaha tani. Sekaligus melihat aspek kognitif sikap petani terdampak merespons Pembangunan Jalan Tol Trase Solo-Yogyakarta bagi keberlangsungan mata pencahariaan sebagai petani.
Kata kunci: kognitif, karakteristik petani, pembangunan tol
Pendahuluan
Pembangunan berbagai infrastruktur sangat diperlukan untuk mendukung pembangunan perekonomian bangsa. Salah satu infrastruktur yang dimaksudkan adalah jalan tol. Meskipun pembangunan adalah bertujuan untuk menjadikan kualitas hidup yang lebih baik, namun atas nama pembangunan pula seringkali ada pihak-pihak yang harus mengalah. Termasuk dalam pembangunan infrastruktur jalan tol yang tengah di gagas saat ini yakni trase tol Yogyakarta- Solo.
Di dalam masyarakat yang mulai meninggalkan ketergantungan pada sektor agraris, hubungan manusia dengan tanah mengacu kepada hubungan yang bersifat individualis dan
e-ISSN: 2615-7721 Vol 6, No. 1 (2022) 463 p-ISSN: 2620-8512
berorientasi ekonomis. Banyaknya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian menyebabkan semakin sempitnya lahan pertanian secara progresif. Namun demikian, pembangunan infrastruktur pun juga diperlukan untuk kemanfaatan banyak masyarakat. Pada pembangunan yang bersifat fisik mutlak memerlukan lahan, dan seringkali dalam melaksanakan sebuah pembangunan tersebut, negara harus berbenturan dengan tanah yang sudah dikuasai dan menjadi hak orang atau badan hukum (Zakie, 2011) termasuk pada petani terdampak pembangunan jalan tol Trase Solo-Yogyakarta ini dan karakteristik seseorang merupakan bagian mendasar dari keragaan kepribadian seseorang bersifat relatif menetap dan dapat memprediksi perilaku yang akan diperbuat ketika dihadapkan dalam suatu kondisi. Bagi seorang petani karakteristik petani mencerminkan kepribadian petani, perilaku yang menggambarkan motivasi, pengetahuan dan keahlian petani yang berkinerja unggul dalam berusahatani (Manyamsari dan Mujiburrahmad, 2014). Lebih lanjut Baron dan Byrne (2004) menyebutkan bahwa sikap merujuk pada evaluasi seseorang terhadap berbagai aspek dunia sosial, sehingga evaluasi tersebut memunculkan aspek suka atau tidak suka. Sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinterkasi dalam memahami, merasakan, dan berkecenderungan berperilaku terhadap suatu objek (Azwar, 1995). Ajzen (2005) menyatakan bahwa respons kognitif ini merefleksikan persepsi dan pikiran mengenai objek sikap.
Sebagai sebuah artikel pendahuluan, maka tujuan dari tulisan ini cukup sederhana yakni menyajikan bagaimana keragaan atau karakteristik petani terdampak dan melihat sikap petani terdampak hanya dari aspek kognitif dalam merespons pembanguunan Jalan Tol Trase Solo- Yogyakarta bagi keberlangsungan mata pencahariaan sebagai petani.
Metode
Data ini diambil dari riset yang bersifat eksplanatori, mencoba menjelaskan hubungan mengenai suatu fenomena interaksi sosial dalam masyarakat. Studi ini untuk menganalisis keragaan atau karakteristik petani terdampak dalam merespon proyek nasional pembangunan jalan tol trase Solo-Yogyakarta. Teknik penelitian kuantitatif dilaksanakan dengan metode pengambilan data dengan survey, yaitu penelitian dengan data dari sampel dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok.
Penelitian mengambil topik pembangunan tol Solo-Jogya di Jawa Tengah, maka lokasi yang diambil adalah wilayah-wilayah terdampak rencana pembangunan tol tersebut. Klaten menjadi daerah terluas terdampak pembangunan jalan tol. Ada 50 desa yang terdampak
e-ISSN: 2615-7721 Vol 6, No. 1 (2022) 464 p-ISSN: 2620-8512
pembangunan jalan tol di Kabupaten Klaten, dan dalam artikel ini menampilkan keragaan data satu kecamatan terdampak yakni di Kecamatan Polanharjo dengan mengambil dua desa yaitu Desa Kapungan dan Desa Kranggan dengan sampel berjumlah 50 orang yang diambil secara random.
Hasil dan Pembahasan
Keragaan Petani Terdampak PSN Tol Trase Solo-Yogyakarta Di Kecamatan Polanharjo
Gambar 1. Keragaan petani terdampak PSN tol trase Solo-Yogyakarta berdasarkan umur Dari data keragaan petani terdampak di Kecamatan Polanharjo (Gambar 1), proporsi usia antara petani yang berusia produktif (usia <59 tahun) dengan tidak produktif (usia > 59 tahun) berjumlah seimbang. Untuk usia produktif muda (< 40 tahun) sebanyak 2 orang (4%) dan sisanya 23 orang (46 %) masuk kategori produktif tua yakni petani yang berusia produktif antara umur 40 sampai dari 59 tahun. Data ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat yang bekerja sebagai petani adalah mereka yang usianya sudah menuju lanjut.
Sedangkan jika di cermati dari keragaan responden berdasarkan jenjang pendidikan yang ditempuh (Gambar 2), mayoritas petani terdampak berlatar pendidikan dasar yakni sebanyak 28 orang (57%) mereka berpendidikan rendah (tidak sekolah sampai dari SMP). Hal ini wajar jika dilihat dari keragaan usia, dimana ada 50% yang sudah berusia lanjut. Kemungkinan besar yang berpendidikan rendah ini adalah petani yang berusia lanjut, apalagi dulu pendidikan dasar di Indonesia hanya setingkat SD. Sedangkan yang berpendidikan atas mulai dari Diploma-3 hingga sarjana strata 1.
Berdasarkan jenis pekerjaan dari para petani terdampak (Gambar 3), keragaan menunjukkan bahwa bagian terbesar responden berdasarkan pekerjaan adalah mereka petani
2; 4%
23; 46%
25; 50%
Responden Berdasarkan Umur
Produktif Muda Produktif Tua Tidak Produktif
e-ISSN: 2615-7721 Vol 6, No. 1 (2022) 465 p-ISSN: 2620-8512
namun sebagai pekerjaan sampingan. Ada sebanyak 32 responden (62%) yang pekerjaan sampingan petani, pekerjaan utama mereka ada yang sebagai pamong, wiraswasta, pensiunan dan beberapa pekerjaan lain yang curahan waktu dan atau pendapatan lebih banyak dari pekerjaan non pertanian.
Gambar 2. Keragaan petani terdampak PSN tol trase Solo-Yogyakarta berdasarkan pendidikan
Gambar 3. Keragaan petani terdampak PSN tol trase Solo-Yogyakarta berdasarkan Pekerjaan
Keragaan responden berdasarkan lama usaha tani (Gambar 4), bahwa mayoritas petani terdampak adalah mereka yang telah berusaha tani selama lebih dari 10 tahun yakni sebanyak 42 responden (84%). Bahkan mereka yang pekerjaan utamanya sebagai petani ada yang pengalaman usaha taninya diatas 40 tahun hingga 50 tahun. Suatu pengalaman berusaha tani
28; 57%
14; 29%
7; 14%
Responden Berdasarkan Pendidikan
Dasar Menengah Tinggi
18; 36%
1; 2%
31; 62%
Responden Berdasarkan Pekerjaan
Petani sebagai Pekerjaan Utama Petani dengan Pekerjaan Sampingan Petani sebagai Pekerjaan Sampingan
e-ISSN: 2615-7721 Vol 6, No. 1 (2022) 466 p-ISSN: 2620-8512
yang cukup lama dan tentunya profesionalisme terhadap pekerjaan tersebut layak diperhitungkan.
Gambar 4. Keragaan petani terdampak PSN tol trase Solo-Yogyakarta berdasarkan umur
Sikap Petani pada Dampak Pembangunan Tol bagi Mata Pencarian sebagai Petani Dari keragaan atau karakteristik petani terdampak di Kecamatan Polanharjo terlihat bahwa bagian terbesar dari responden mengatakan sangat setuju sebanyak 26% dan yang menyatakan sikap setuju sebanyak 64% responden bahwa mereka sukarela melepas lahan mereka untuk pembangunan jalan tol. Namun demikian, ada 5 orang responden (10%) yang tidak setuju dengan alih fungsi lahan untuk proyek strategis nasional ini. Berikut sebaran data selengkapnya:
Gambar 5. Sikap petani terhadap pembangunan tol trase Solo-Yogyakarta
1; 2%
7; 14%
42; 84%
Responden Berdasarkan Lama Usaha Tani
< 5 Tahun 5 - 10 Tahun
> 10 Tahun
0; 0%
5; 10%
0; 0%
32; 64%
13; 26%
Meskipun terjadi alih fungsi lahan pertanian namun petani sukarela melepas lahan karena pembangunan tol akan
banyak manfaat untuk umum
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju
e-ISSN: 2615-7721 Vol 6, No. 1 (2022) 467 p-ISSN: 2620-8512
Data ini tentu sangat menarik (Gambar 5), bahwa pada kenyataannya mayoritas petani ternyata setuju bahwa lahan pertanian mereka beralih fungsi hal ini karena beberapa alasan seperti misalnya hasil pertanian yang seringkali tidak sesuai dengan pengeluran usaha tani.
Sehingga terkadang lahan diberokan, ada juga yang beralasan mereka bisa membeli lagi lahan pertanian di tempat lain dari ganti rugi yang diberikan. Jika ada petani yang sebagain kecil mengatakan tidak setuju adalah mereka yang sudah lama berusaha tani dan benar-benar bekerja sebagai petani.
Sebaran sikap responden ini selaras dengan data selanjutnya yang menyebutkan bahwa apakah pembangunan Proyek Strategis Nasional yakni pembangunan jalan tol Trase Solo- Yogyakarta akan memberikan dampak merugikan bagi petani karena petani akan kehilangan mata pencarian sebagai petani, hanya ada 1 responden yang sangat setuju dengan pertanyaan tersebut sedangkan 12 orang responden menyatakan tidak setuju dan 14 orang bahkan menyatakan sangat tidak setuju. Sedangkan 22 orang responden yang lain bersikap ragu-ragu.
Gambar 6. Dampak bagi petani akibat pembangunan tol trase Solo-Yogyakarta Jika ditinjau dari aspek kognitifnya, sikap para petani responden positif terhadap alih fungsi lahan dan konsekuensi mereka kemungkinan harus kehilangan mata pencarian sebagai petani karena merasa diuntungkan dengan adanya pembelian lahan untuk pembangunan jalan tol ini (Gambar 6). Beberapa dari mereka ada yang sebagai petani karena pekerjaan sampingan sehingga ketika lahan pertanian di alihfungsikan maka seringkali justru dianggap rezeki bagi sebagian petani.
14; 29%
12; 24%
22; 45%
0; 0%1; 2%
Pembangunan tol memberikan dampak merugikan bagi petani karena petani akan kehilangan mata pencarian
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju
e-ISSN: 2615-7721 Vol 6, No. 1 (2022) 468 p-ISSN: 2620-8512
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sebaran usia reponden petani terdampak bahwa ada 50% yang berusia produktif; untuk sebaran jenis pekerjaan sebagai petani bukanlah pekerjaan utama dan satu-satunya bagi sebagian responden; sedangkan sebaran pendidikan responden cukup merata dan untuk lama berusaha tani menunjukkan data bahwa kebanyakan petani sudah lebih dari 10 tahun dalam berusaha tani. Sedangkan untuk sikap ditinjau dari aspek kognitif, para petani setuju terhadap pembangunan jalan tol dan memberi sikap positif dengan konsekuensi yang mungkin akan diterima.
Adapun saran yang bisa direkomendasikan dari hasil keragaan dan sikap petani ini adalah semoga ada pendampingan dari institusi-institusi pertanian terkait agar para petani ini dapat membelanjakan uang ganti rugi untuk tetap berusaha tani terutama para petani yang pekerjaan utamanya sebagai petani.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih penulis sampaikan kepada UNS dan LPPM UNS yang telah memberikan bantuan beasiswa S3 dan bantuan skema penelitian Hibah Disertasi Doktor Tahun 2022 sehingga penulis bisa melakukan riset dan studi doktoral, dan terima kasih juga disampaikan pada tim reviewer Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-46 UNS Tahun 2022 untuk segala masukan dan koreksi sehingga artikel ini lebih baik dan semoga dapat memberi manfaat kepada pembaca.
Daftar Pustaka
Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality and Behavior (2nd Edition). Open University Press.
Azwar, S. (1995). Sikap Manusia: Teori dan Pengukuran. Edisi ke-2. Pustaka Pelajar.
Baron, R. A., & Byrne, D. (2004). Sosial Psychology (Diterjemah). Erlangga.
Manyamsari,Ira dan Mujiburrahmad Mujiburrahmad. (2014). Karakteristik Petani Dan Hubungannya Dengan Kompetensi Petani Lahan Sempit (Kasus : Di Desa Sinar Sari
Kecamatan Dramaga Kab. Bogor Jawa Barat).
http://jurnal.unsyiah.ac.id/agrisep/article/view/2099
Zakie, M. (2011). Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum (Perbandingan antara Malaysia dan Indonesia). Jurnal Hukum Edisi Khusus, 18, 187–206.