• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh. Joko Setiawan SKRIPSI. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agribisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh. Joko Setiawan SKRIPSI. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agribisnis"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT

(P-LDPM) PADA GAPOKTAN FAJAR MAJU DI DESA RAMAN FAJAR KECAMATAN RAMAN UTARA

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

Joko Setiawan 12210011

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pertanian

Pada Jurusan Agribisnis

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER) DHARMA WACANA METRO

LAMPUNG 2016

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (P-LDPM) PADA GAPOKTAN FAJAR MAJU DI DESA RAMAN FAJAR KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Nama Mahasiswa : JOKO SETIAWAN

NPM : 12210011

Jurusan : Agribisnis

Program studi : Agribisnis

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. MS. Joko Umar Said, M.M Zulkarnain, S.P., M.E.P

NUPN. 9902702235 NIDN. 0205058102

Mengetahui, Ketua Jurusan

Dr. Ismalia Afriani, S.P.,M.Si NIP. 197504172005012001

(3)

MENGESAHAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. MS. Joko Umar Said, M.M ...

Penguji Utama : Basuki Hendriawan, S.Pi., M.Si ...

Anggota : Zulkarnain, S.P., M.E.P ...………...

2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana

Ir. Rakhmiati, M.T.A NIP. 196304081989032003

Tanggal lulus ujian:

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Illahi Robbi yang memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (P-LDPM) PADA GAPOKTAN FAJAR MAJU DI DESA RAMAN FAJAR KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Rakhmiati,M.T.A selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro.

2. Ibu Dr. Ismalia Afriani, S.P.,M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro.

3. Bapak Ir. MS. Joko Umar Said, M.M selaku dosen Pembimbing I.

4. Bapak Zulkarnain, S.P.,M.E.P selaku dosen Pembimbing II.

5. Bapak Basuki Hendriawan, S.Pi., M.Si selaku dosen Penguji.

6. Orang tua dan kakak-kakak yang selalu mendo’akan serta menyemangati hari-hari saya.

(5)

7. Rekan-rekan seperjuangan dalam menempuh Sarjana Pertanian di Dharma Wacana Metro.

8. Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi saya ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki Skripsi saya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Metro, September 2016

Penulis

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Gerem Pawiki Kelurahan Sukadana Baru Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 03 September 1993 anak terakhir dari enam bersaudara, pasangan dari Bapak Suharno dan Ibu Sakiyem.

Penulis menyelesaikan Pendidikan Dasar yaitu pada Sekolah Dasar (SD) Negeri 03 Marga Tiga tahun 2006, selanjutnya penulis menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kartikatama Kota Metro pada tahun 2009, selanjutnya menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Kota Metro lulus pada tahun 2012. Lulus pada pada tahun 2012 penulis langsung melanjutkan pendidikan jenjang S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro.

Kemudian penulis pernah magang di PT GGP ( Great Giant Pineapple ) pada tahun 2015 selama 1 bulan di wilayah Kebun Koleksi Bambu PT GGP. Untuk aktifitas organisasi di kampus penulis pernah mengikuti kegiatan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) pada tahun 2012 menjadi ketua selama 1 periode.

Penulis

Joko Setiawan

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

1. Kepada kedua orang tuaku Tercinta Bapak Suharno dan Ibu Sakiyem.

2. Kakak-kakakku tersayang Suhartini, Suhartati, Ernawati, Suryono, Edi Gunawan dan seluruh keluarga yang selalu menghibur dan memberi semangat.

3. Kekasihku Tercinta Siti Romlah, yang selalu memotivasi, selalu menemani, dan selalu mendoakanku.

4. Bapak Ir. MS. Joko Umar Said, M.M. selaku Dosen Pembimbing I, Bapak Zulkarnain, S.P., M.E.P. selaku Dosen Pembimbing II, dan seluruh dosen yang telah mengajariku salama ini.

5. Sahabat-sahabatku Seperjuangan Jurusan Agribisnis Angkatan 2012, Andi Arif Ramadhan, S.P., Yoda Aditya, S.P., Fransiska Winda Cahyani, S.P., Ujang Adi Purnama, S.P., Fafa Gumilang, Nurlaili Fadhillah dan Pak Jailan Supriyadi.

6. Teman-teman Kos Rio Setiawan, Ricky Anditiansah, Khairul Aziz, I Nyoman Irwan Sunaryo, Agung Riko (Kakek),Muhammad Imron, Ageng Permono, Angga RS, dan Ulung yang selalu berebut membuatkan kopi saat menyelesaikan skripsi terimakasih untuk kebersamaannya.

(8)

7. Almamater Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro.

8. Para Anggota GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timiur terimakasih atas kerjasamanya.

(9)

MOTTO

"Jika ragu melakukan sesuatu, sebaiknya tanya kepada diri sendiri apa yang kita inginkan esok hari dari apa yang telah kita lakukan"

(John Lubbock)

“Hal penting dalam hidup ini bukanlah kemenangan, melainkan perjuangannya”

(Joko Setiawan)

”Kami (Alloh) pasti akan menguji kamu, sehingga kami akan mengetahui mana yang pejuang/berjihad dan mana bersabar

diantara kamu”

(QS.Muhammad:31)

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... XII DAFTAR TABEL ... XIV

DAFTAR GAMBAR ... XV DAFTAR LAMPIRAN. ... XVI

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Tinjuan Pustaka ... 9

2.1.1Kelembagaan ... 9

2.1.2Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat ... 11

2.2.3Efektivitas ... 14

2.2Kerangka Pemikiran ... 17

2.3 Hipotesis ... 20

III. METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran ... 21

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling... 25

3.3.1 Populasi ... 25

3.3.2 Sampel ... 25

3.3.2.1 Variabel Bebas ... 26

3.3.2.2 Variabel Terikat ... 27

3.3.3Teknik Sampling ... 27

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.5 Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 28

3.5.1 Analisis Regresi Liniear Berganda... 28

(11)

3.5.1.1 Uji Validitas ... 29

3.5.1.2 Uji Reliabilitas ... 29

3.5.1.3Uji Normalitas ... 30

3.5.1.4 Uji Heterokedasitas ... 30

3.5.1.5 Uji Multikolinearitas ... 31

3.5.1.6 Uji Autokolerasi ... 31

3.5.2Koefisien Determinasi ... 32

3.5.2.1Nilai F ... 33

3.5.2.2Nilai T ... 33

3.5.3Kriteria Pengambilan Keputusan ... 33

3.5.4Analisis Efektivitas ... 34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 36

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 36

4.1.1.1Keadaan Geografis ... 36

4.1.1.1Keadaan Iklim ... 37

4.1.2Demografi/Kependudukan ... 38

4.1.3Potensi Pertanian ... 38

4.1.3.1Luas Lahan Menurut Penggunaan ... 39

4.1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 39

4.1.5 Status Kepemilikan Lahan Usaha Tani ... 40

4.1.6 Sumber Daya Manusia ... 41

4.1.6.1 Umur Responden ... 41

4.1.6.2 Tingkat Pendidikan ... 42

4.2 Pengujian Instrument ... 42

4.2.1 Uji Validitas ... 43

4.2.2Uji Realibilitas ... 44

4.2.3Uji Normalitas ... 45

4.2.4Uji Heteroskedastisitas ... 46

4.2.5Uji Multikolinearitas ... 47

4.2.6Uji Autokolerasi ... 48

4.3Uji Koefisien Regresi Liniear Berganda ... 50

4.3.1 Uji - T ... 50

4.3.2Uji - F ... 51

4.3.3Koefisien Determinasi ... 52

4.3.4 Analisis Regresi Liniear Berganda ... 53

4.4 Efektivitas P-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju ... 57

4 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Karakteristik Kelompok Tani Wilayah Binaan GAPOKTAN Fajar Maju

Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.. 5

2. Kriteria Efektivitas Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) ... 35

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia Desa Raman Fajar tahun 2015 ... 38

4. Penggunaan Lahan di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara ... 39

5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara ... 39

6. Status Kepemilikan Lahan Usaha Tani Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara ... 40

7. Sebaran Tingkat Umur Responden pada GAPOKTAN Fajar Maju Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara ... 41

8. Sebaran Tingkat Pendidikan pada GAPOKTAN Fajar Maju Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara ... 42

9. Hasil Uji Validitas ... 43

10. Hasil Uji Reabilitas ... 44

11. Hasil Uji Multikolinearitas ... 47

12. Hasil Uji Autokolerasi ... 48

13. Rangkuman Hasil Analisis Regresi ... 49

14. Uji – t pada GAPOKTAN Fajar Maju ... 50

15. Uji – F pada GAPOKTAN Fajar Maju ... 51

(13)

16. Koefisien Determinasi GAPOKTAN Fajar Maju ... 52 17. Variabel yang Berpengaruh Nyata ... 53 18. Skore Penilaian terhadap P-LDPM ... 58

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) Pada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur ... 19 2. Uji Normalitas ... ... 45 3. Uji Heteroskedastisitisitas ... 46

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Halaman

1. Kuisioner Penelitian ... 65

2. Identitas Responden GAPOKTAN Fajar Maju... 76

3. Penelitian Terhadap Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) ... 77

4. Uji Realibilitas ... 78

5. Uji Validitas ... 88

6. Koefisien Determinasi GAPOKTAN Fajar Maju ... 90

7. Uji Regresi Liniear Berganda... 90

8. Uji t ... 90

9. Uji F ... 90

10. Uji Multikolinearitas ... 92

11. Uji Normalitas ... 93

12. Uji Heteroskedastisitas ... 94

13. Uji Autokolerasi ... 95

(16)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian dalam rangka menaikkan daya saing petani, dapat ditempuh melalui pengembangan kelembagaan. Menurut Herawati dan Deny (2003), untuk mewujudkan sistem pertanian berbasis agribisnis dan agroindustri yang berdaya saing tinggi memerlukan lembaga organisasi pertanian yang mampu mengemban visi dan misi pembangunan pertanian.

Orientasi pembangunan pertanian di Indonesia saat ini didasarkan pada sistem agribisnis maka peran kelembagaan petani sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Kelembagaan petani memberikan kontribusi yang besar pada pembangunan pertanian ditingkat pedesaan. Keberadaan kelembagaan petani akan memudahkan pemerintah dalam memfasilitasi dan memberikan penguatan bagi petani. Kelembagaan adalah badan, organisasi, kaidah, dan norma-norma baik formal maupun informal sebagai pedoman untuk mengatur perilaku segenap anggota masyarakat baik dalam kegiatan sehari-hari maupun usahanya mencapai suatu tujuan tertentu. Lembaga- lembaga bentukan pemerintah lebih sering disempurnakan agar mampu berfungsi sebagai tumpuan untuk menunjang terciptanya pembangunan yang

(17)

mantap serta sesuai dengan iklim pembangunan pertanian dan pedesaan (Hanafie, 2010). Peran kelembagaan dalam pembangunan pedesaan merupakan pintu masuk agar suatu lembaga dapat berdiri dan diterima, khususnya di dalam aspek ekonomi. Pembangunan kelembagaan ekonomi dinilai penting, agar kelembagaan ini bisa kembali memenuhi kebutuhan dalam setiap individu yang berada didalamnya, bisa menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging), jika rasa memiliki ini sudah muncul, setiap individu akan berpartisipasi dan kelembagaan ini akan berkembang sehingga potensial untuk bisa mensejahterakan masyarakat karena didalamnya sudah ada pembagian peran dan tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan ekonomi mereka (Syahyuti, 2004). Kelembagaan petani yang dimaksud ialah lembaga petani yang berada dikawasan lokalitas (local institutions), yang berupa organisasi keanggotaan (membershiporganization), atau kerjasama (cooperation) yaitu petani-petani yang tergabung dalam kelompok (Upphof, 1986).

Kelembagaan petani memiliki titik strategis (entry point) dalam menggerakkan sistem agribisnis di pedesaan. Untuk itu segala sumberdaya yang ada dipedesaan perlu diarahkan/diprioritaskan dalam rangka peningkatan profesionalisme dan posisi tawar petani (kelompok tani). Menurut Dimyati (2007), permasalahan yang masih melekat pada sosok petani dan kelembagaaan petani di Indonesia adalah : 1) Masih minimnya wawasan dan pengetahuan petani terhadap masalah manajemen produksi maupun jaringan pemasaran lainnya, 2) Belum terlibatnya secara utuh petani dalam agribisnis, aktifitas petani masih terfokus pada kegiatan produksi (on farm), 3) Peran dan

(18)

fungsi kelembagaan petani sebagai wadah organisasi petani belum berjalan secara optimal. Masalah yang sering dihadapi para petani Indonesia adalah ketidakberdayaan dalam negosiasi harga hasil produksinya. Posisi tawar pada saat ini umumnya lemah, hal ini merupakan salah satu kendala dalam meningkatkan pendapatan petani. Menurut Sesbany (2008) lemahnya posisi tawar petani umumnya disebabkan petani kurang mendapatkan/memiliki akses pasar, informasi pasar dan permodalan yang kurang memadai. Masalah mendasar bagi mayoritas petani Indonesia adalah ketidakberdayaan dalam melakukan negosiasi harga hasil produksinya. Posisi tawar petani pada saat ini umumnya lemah, hal ini merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan pendapatan petani.

Pada tahun 2009 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian mencanangkan kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan- LDPM). Kegiatan ini muncul sebagai salah satu solusi dalam mengatasi berbagai masalah ketahanan pangan yang berkembang. Kegiatan Penguatan- LDPM bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan: 1) Kemampuan kelembagaan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), 2) Unit usaha distribusi dan pengolahan hasil pertanian dalam rangka mendorong stabilisasi harga pangan strategis, 3) kemampuan unit usaha distribusi pemasaran GAPOKTAN dan memperluas jejaring mitra di luar wilayahnya, dan 4) Unit cadangan pangan dengan tersedianya gudang GAPOKTAN untuk menyimpan gabah/beras dalam rangka memenuhi kebutuhan anggotanya (Badan Ketahanan Pangan, 2009).

(19)

Partisipasi elemen kelembagaan petani sasaran penerima manfaat seperti petani, kelompok tani, dan GAPOKTAN diperlukan dalam menentukan keberhasilan kegiatan ini. Partisipasi petani yang tergabung dalam wadah GAPOKTAN menjadi penting posisinya dalam kegiatan Penguatan-LDPM karena keterlibatan aktif dan kerjasama yang dilaksanakan baik dengan sesama anggota maupun pengurus GAPOKTAN akan menentukan efektivitas GAPOKTAN itu sendiri. Komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Seperti yang dikemukakan Berlo (1961), agar terjadi komunikasi yang efektif, komponen- komponen komunikasi perlu diperhatikan, mulai dari komunikator, pesan, saluran, dan komunikan sebagai sasaran komunikasi. Selanjutnya Effendi (2006), menyatakan komunikasi dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak yaitu pengetahuan, afektif dan perilaku.

Membangun GAPOKTAN yang ideal diperlukan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pembinaan yang berkelanjutan. Proses penumbuhan dan pengembangan GAPOKTAN yang kuat dan mandiri diharapkan secara langsung dapat menyelesaikan permasalahan petani, pembiayaan dan pemasaran. Pembinaan kelompok tani diarahkan padapenerapan sistem agribisnis, peningkatan peran, serta petani dan anggota masyarakat pedesaan.

Penguatan-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dilihat pada tabel 1.

(20)

Tabel 1. Karakterisitik Kelompok Tani Wilayah Binaan GAPOKTAN Fajar Maju Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur Tahun 2015

No Kelompok Tani Jumlah Anggota Tahun Berdiri Kelas Kelompok (Orang) (Tahun) (Pemula/Lanjut)

1 Harapan Makmur 22 2006 Pemula 2 Harapan Makmur I 22 2006 Pemula 3 Harapan Makmur II 25 2006 Lanjut 4 Harapan Makmur III 24 2006 Pemula 5 Tani Makmur I 25 2006 Lanjut 6 Tani Makmur II 22 2006 Lanjut 7 Margo Rahayu 27 2006 Pemula 8 Margo Rahayu I 22 2006 Lanjut 9 Margo Rahayu II 22 2006 Pemula 10 Teratai 29 2006 Pemula 11 Teratai I 31 2006 Pemula 12 Teratai II 17 2006 Pemula 13 Teratai III 18 2006 Pemula 14 Suka Makmur 29 2006 Pemula 15 Suka Maju 24 2006 Pemula 16 Sido Rukun I 31 2006 Lanjut 17 Sido Rukun II 32 2006 Pemula 18 Sido Rukun III 31 2006 Pemula 19 Serba Guna I 25 2006 Pemula 20 Serba Guna II 27 2006 Pemula

(21)

21 Serba Guna III 28 2006 Pemula 22 Sido Mulyo I 24 2006 Pemula 23 Sido Mulyo II 26 2006 Pemula 24 Fajar Makmur 27 2006 Pemula

Jumlah 610 L5/P19

Sumber : BP3K Kec. Raman Utara, 2015

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa tiap Kelompok Tani yang berada di GAPOKTAN Fajar Maju memiliki karakteristik yang semuanya hampir sama berdasarkan tiap kelompok tani dengan data yang diperoleh melalui BP3K Kecamatan Raman Utara. Berdasarkan pada tingkat kelas kelompok ada lima kelompok tani yang sudah mencapai tingkat lanjut dan pada tiap jumlah anggota per kelompok tani rata-rata berjumlah dua puluh dua anggota, semua Kelompok Tani berdiri sesuai dengan Surat Menteri RI. Nomor : 144/KP.640/M/7/2006 No. 95/KP.640/M/5/2006.

Berdasarkan Surat Menteri Pertanian RI. No. 95/KP.640/M/5/2006 dan Nomor : 95/KP.640/M/5/2006, tentang benah kelompok dan pembentukan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) di wilayah binaan Raman Fajar telah terbentuk 1 GAPOKTAN yang bernama FAJAR MAJU tahun berdiri 2006 jumlah anggota dua puluh empat Kelompok Tani No Badan Hukum No.

31/GKP.640/M/7/2006, jumlah pengurus ada tiga yaitu Ketua (Jamingun), Sekretaris (Latikun), dan Bendahara (Subadi).

1.2 Masalah Penelitian

Lemahnya posisi tawar bagi para petani juga disadari oleh petani kemudian Pemerintah khususnya oleh Badan Ketahanan Pangan Pertanian terdorong

(22)

untuk mencanangkan program yang diharapkan dapat membantu petani.

Walaupun Pemerintah telah mendirikan beberapa program, namun pencapaian hasilnya dipandang masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa program dapat mencapai tujuannya dalam meningkatkan produksi (misalnya komoditas padi), tetapi pada saat panen bahwa kenyataan yang dialami petani ialah harga tawar petani masih rendah yang mengindikasikan harga jual petani menjadi turun.

Menurut Akhmad (2007), upaya yang harus dilakukan petani untuk menaikkan harga tawar petani adalah dengan: 1) Konsolidasi petani dalam satu wadah untuk menyatukan gerak ekonomi dalam setiap rantai pertanian, dari pra produksi sampai pemasaran, 2) Kolektifikasi produksi, yaitu perencanaan produksi secara kolektif untuk menentukan pola, jenis, kuantitas dan siklus produksi secara kolektif, 3) Kolektifikasi dalam pemasaran produk pertanian.

Hal ini dilakukan untuk mencapai efisiensi biaya pemasaran dengan skala kuantitas yang besar, dan menaikkan posisi tawar produsen dalam perdagangan produk pertanian.

Mengingat di daerah Desa Raman Fajar sebagai sentra produksi padi sering terjadi gejolak harga seiring disaat panen raya, maka kelembagaan GAPOKTAN sebagai kelembagaan di pedesaan harus diperkuat agar mampu membantu anggotanya atau petani untuk mendistribusikan/memasarkan produksi.

GAPOKTAN juga diharapkan dapat menggerakan unit-unit usahanya sehingga terjadi perputaran ekonomi baik diunit usahanya maupun wilayahnya melalui usaha pembelian, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, dan

(23)

penjualan gabah/beras serta mengembangkan jejaring pemasaran dengan mitranya baik di dalam maupun di luar Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.

Berdasarkan uraian dan data di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas Penguatan-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur?

2. Bagaimana efektivitas Penguatan-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahuiFaktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Penguatan-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur?

2. Untuk mengetahuiefektivitas Penguatan-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur?

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat .

1. Petani, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan gambaran dan informasi bagi GAPOKTAN yang berkaitan.

2. Pemerintah dan instansi terkait, sebagai bahan informasi untuk pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan masalah Penguatan-LDPM.

(24)

3. Peneliti lain, sebagai bahan pembanding dan referensi untuk penelitian sejenis.

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Kelembagaan

Nasution (2002) menyebutkan bahwa kelembagaan mempunyai pengertian sebagai wadah dansebagai norma. Lembaga atau institusi adalah seperangkatan aturan, prosedur, norma prilakuindividual dan sangat penting artinya sebagai pengembangan pertanian.

Kelembagaan dapat dibagi kedalam 2 kelompok yaitu: pertama, lembaga formal seperti Pemerintah Desa, BPD, KUD, dan lain-lain. Kedua, lembaga tradisional atau lokal. Kelembagaan merupakan kelembagaan yang tumbuh dari dalam komunitas itu sendiri yang sering memberikan “asuransi terselubung” bagi kelangsungan komunitas tersebut. Kelembagaan tersebut biasanya berwujud nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan dan cara hidup yang telah lama hidup dalam komunitas. Keberadaan lembaga dipedesaan memiliki fungsi yang mampu memberikan “energi sosial” yang merupakan kekuatan internal masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah mereka sendiri.

Berdasarkan hal tersebut,maka lembaga dipedesaan yang saat ini memiliki kesamaan dengan karakteristik tersebut dapat dikatakan sebagai lembaga Gabungan Kelompok Tani atau GAPOKTAN (Sumartidkk, 2008).

(26)

Menurut Sesbany (2007), Kelembagaan mempunyai titik strategis (entry point) dalam menggerakkan sistem agribisnis pedesaan. Untuk itu segala sumber daya yang ada dipedesaan perlu diarahkan/diprioritaskan dalam rangka peningkatan profesionalisme dan posisi tawar petani (kelompok tani).

Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh petani, agar dapat bersaing dalam melaksanakan kegiatan usaha tani dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Departemen Pertanian (2008), mendefinisikan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) sebagai kumpulan beberapa kelompok tani yang tergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.

GAPOKTAN terdiri atas kelompok tani yang ada dalam wilayah suatu wilayah administrasi desa atau yang berada dalam suatu wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier.

GAPOKTAN adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis diatas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan petani lainnya. Pengembangan GAPOKTAN dilatarbelakangi oleh kenyataan lemahnya akses petani terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha. Pada prinsipnya lembaga GAPOKTAN diarahkan sebagai sebuah kelembagaan ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsi-fungsi lainnya serta memiliki peran penting terhadap pertanian (Syahyuti, 2007).

(27)

Peran kelembagaan sangat penting dalam mengatur sumber daya dan distribusi manfaat, untuk itu unsur kelembagaan perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan potensi desa guna menunjang pembangunan desa. Dengan adanya kelembagaan petani dan ekonomi desa sangat terbantu dalam hal mengatur silang hubungan antar pemilik input dalam menghasilan output ekonomi desa dan dalam mengatur distribusi ouput tersebut (Prihartanto, 2009).

2.1.2. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM)

Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) adalah bagian kegiatan program Peningkatan Ketahanan Pangan yang bertujuan meningkatkan kemampuan GAPOKTAN dan unit-unit usaha yang dikelolanya (distribusi/pemasaran dan cadangan pangan) dalam usaha memupuk cadangan pangan dan memupuk modal dari usahanya dan dari anggotanya yang tergabung dalam wadah GAPOKTAN. Kegiatan Penguatan- LDPM dibiayai melalui APBN dengan mekanisme dana bantuan sosial (Bansos) yang disalurkan langsung kepada rekening GAPOKTAN (Badan Ketahanan Pangan Pusat, 2010).

Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Lampung Timur, (2009) menyebutkan bahwa Dana Bantuan Sosial (Bansos) yang dimaksud dalam Petunjuk Teknis adalah:

1. Uang yang ditransfer kepada GAPOKTAN untuk pembangunan dan penguatan unit usaha distribusi hasil pertanian atau unit usaha pemasaran dan atau unit usaha pengolahan serta pengolahan cadangan pangan.

(28)

2. Fasilitas bantuan sosial ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan GAPOKTAN dengan penguatan kelembagaan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui pembinaan, pemantauan, evaluasi dan dukungan lainnya.

Dampak dari ketidakberdayaan petani, POKTAN dan GAPOKTAN dalam mengolah, menyimpandan mendistribusikan/memasarkan hasil produksinya dapat menyebabkan ketidakstabilan harga di wilayah sentra produksi pertanian pada saat terjadi panen raya dan kekurangan pangan pada saat musim paceklik.

Menurut Badan Ketahanan Pangan Nasional (2010), Tujuan dari penyaluran dana untuk pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM adalah:

1. Memperkuat modal usaha GAPOKTAN dan unit-unit usaha yang dikelolanya (distribusi/pemasaran dan cadangan pangan) untuk dapat mengembangkan sarana penyimpanan, melakukan pembelian hasil produksi petani anggotanya, dan tersedianya cadangan pangan disaat menghadapi musim paceklik serta tercapainya stabilisasi harga pangan di tingkat petani saat panen raya;

2. Mengembangkan usaha ekonomi di wilayah dengan: 1) melakukan musyawarah rencana kegiatan bersama anggota kelompoknya, 2) melakukan pembelian-penyimpanan-pengolahan-pemasaran sesuai rencana, kebutuhan anggota, dan kebutuhan pasar, serta mempunyai nilai tambah khususnya bagi unit usaha GAPOKTAN yang mengelolanya;

3. Memperluas jejaring kerja sama pemasaran yang saling menguntungkan dengan mitra usaha di dalam maupun di luar wilayahnya.

(29)

Kebijakan tersebut diarahkan untuk: (a) mendukung upaya petani memperoleh harga produksi yang lebih baik disaat panen raya. (b) meningkatkan kemampuan petani memperoleh nilai tambah produksi pangan dan usahanya melalui kegiatan pengolahan/pengepakan/pemasaran sehingga terjadi perbaikan pendapatan di tingkat petani, dan (c) memperkuat kemampuan GAPOKTAN dalam melakukan pengelolaan cadangan pangan sehingga mampu mendekatkan akses pangan pada saat menghadapi paceklik kepada anggota petani yang tergabung dalam wadah GAPOKTAN. (Badan Ketahanan Pangan Nasional, 2010)

Dengan memberdayakan GAPOKTAN, mereka mampu untuk: (a) meningkatkan kerja sama antar GAPOKTAN dengan unit-unit usaha yang dikelola dalam wadah GAPOKTAN : (b) menghimpun dan mengembangkan/memupuk dana yang dikelola oleh unit usaha/GAPOKTAN secara transparan, dengan aturan dan sanksi yang dirumuskan dan ditetapkan sendiri secara musyawarah dan mufakat oleh petani anggotanya : dan (c) meningkatkan keterampilan dalam hal : administrasi, pembukuan (pembelian-penjualan,pengadaan-penyaluran, keuangan), pemantauan secara partisipatif, pengawasan internal, dan bermitra serta bernegosiasi dengan pihak lain untuk memperjuangkan hak dan kepentingan anggotanya.(Badan Ketahanan Pangan Nasional, 2010).

Strategi yang dilaksanakan pada program Penguatan-LDPM ini antara lain: (a) memberikan dukungan kepada GAPOKTAN dan unit usaha distribusi/pemasaran/pengolahan untuk memperkuat kemampuannya

(30)

mendistribusikan/memasarkan gabah/beras/jagung dari petani anggotanya. Hal ini dilaksanakan dengan melakukan pembelian dan penjualan kepada mitra usahanya baik di dalam maupun di luar wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan sehingga tercapai stabilisasi harga di tingkat petani, dan (b) memberikan dukungan kepada GAPOKTAN dan unit pengelolaan cadangan pangan dalam mengelola cadangan pangan. Hal ini dilaksanakan dengan melakukan pengadaan gabah/beras danatau jagung danatau pangan pokok lokal spesifik lainnya sehingga mudah diakses dan tersedia setiap waktu secara berkelanjutan. (Badan Ketahanan Pangan Nasional, 2010).

2.1.3. Efektivitas

Pengertian Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif (Ravianto, 1986). Kemudian Siagian (1997), mengemukakan bahwa efektivitas adalah

“pemanfaatan sumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar diterapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa dengan mutu tertentu tepat pada waktunya”. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas sebagai suatu kegiatan yang tepat sasaran, berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai tujuan dalam implementasi suatu kegiatan tertentu. Pengertian lain menyatakan bahwa efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dalam setiap organisasi. Efektivitas disebut juga efektif, apabila tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan

(31)

kata lain, efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Robbins, 2001). Menurut Sedarmayanti (2009), efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target yang dapat dicapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efesiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efetivitas belum tentu efesiensi meningkat.

Menurut Ravianto dalam Masruri (2014), Pengertian efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya mau pun mutunya, maka dapat dikatakan efektif. Sedangkan menurut Bungkaes (2013), efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan.

Dalam artian efektivitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang yang ditetapkan.

Dalam pengertian teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang universal mengenai apa yang dimaksud dengan efektivitas. Bila ditelusuri efektivitas berasal dari kata dasar efektif yang artinya :1) ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya), 2) penggunaan metode/cara, sarana/alat dalam melaksanakan aktivitas sehingga berhasil guna (mencapai hasil yang optimal).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan kondisi dimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan dengan menggunakan berbagai sumberdaya dan kemampuan secara tepat.

(32)

Menurut Richard M Steers (1993) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu organisasi, yaitu:

a. Karakteristik Organisasi b. Karakteristik Lingkungan c. Karakteristik Pekerja dan d. Karakteristik Manajemen

Sasaran yang diharapkan dengan menggunakan berbagai sumberdaya dan kemampuan secara tepat. Menurut Homans dalam Sanders (1953), ada 3 elemen perilaku yang perlu digambarkanuntuk menjelaskan kerja sebuah kelompok yakni, sentimen (rasa), kegiatan dan interaksi. Sentimen mengacu pada kondisi internal individu, biasanya berhubungan dengan psikologi individu, misalnya tentang suka dan tidak suka atau setuju atau tidak setuju terhadap rencana yang akan mereka lakukan. Kegiatan atau aktivitas adalah apa yang akan mereka lakukan. Sedangkan interaksi terjadi ketika ada reaksi antar individu dan reaksi yang berasal dari luar organisasi. Gibson (1987), menyatakan bahwa ada tiga faktor yang berhubungan terhadap kinerja: 1) faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang, 2) faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja, dan 3) faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system).

(33)

2.2. Kerangka Pemikiran

Penguatan-LDPM adalah salah satu program pemerintah dibidang pertanian yang bertujuan untuk membantu petani dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup. Program ini cukup mudah untuk dijalankan oleh petani- petani terutama petani-petani yang bernaung di bawah GAPOKTAN. Namun peneliti merasa perlu dilakukan penelitian untuk melihat apakah petani yang menjalankan program Penguatan-LDPM ini dapat beradaptasi dan menerima program ini.

Program Penguatan-LDPM ini dianggap berhasil di lapangan jika memenuhi 9 (sembilan) indikator dari 10 (sepuluh) indikator-indikator yang ada dalam panduan teknis pelaksanaan program Penguatan-LDPM. Indikator keberhasilan tersebut yaitu realisasi dana bantuan sosial, adanya PPL pendamping, memiliki gudang (lumbung pangan), memiliki cadangan pangan, meningkatnya volume jual beli gabah/beras, meningkatnya modal usaha, membeli gabah lebih besar atau sama dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), meningkatnya nilai tambah produk, meningkatnya akses anggota terhadap pangan, dan meningkatnya kemampuan manajemenGAPOKTAN.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan Penguatan-LDPM. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhiefektifitasdalamPenguatan-LDPM GAPOKTAN Fajar Maju menjalankan kegiatan usahanya. Faktor-faktor yang meliputi antara lain : 1) unit usaha pengolahan hasil,2) stabilitas harga,3) pemasaran 4)jaringan usaha, 5)gudang penyimpanan barang (Lumbung

(34)

padi),6) permodalan,7) bansos (bantuan sosial) dan 8) harga pembelian pemerintah (HPP), 9) Pendampingan.

Efektivitas GAPOKTAN di lihat dari tercapainya tujuan yang ditetapkan dalam program Penguatan-LDPM antara lain yaitu (1) meningkatnya perputaran aktivitas pembelian gabah/beras GAPOKTAN kepada anggotanya, dan (2) tersedianya cadangan pangan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya.Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Penguatan-LDPM tersebut adalah variabel bebas (X)sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah GAPOKTAN Fajar Maju. Kerangka alur pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

(35)

GAPOKTAN Fajar Maju (Variabel Terikat Y) Faktor-faktor Yang

Efektivitas Penguatan- LDPM (Variabel bebas

X)

1. Unit Usaha Pengolahan Hasil.

2. Stabilitas Harga.

3. Pemasaran.

4. Jaringan Usaha.

5. Gudang Penyimpanan (Lumbung Padi).

6. Permodalan.

7. Bantuan Sosial (Bansos).

8. Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

9. Pendampingan

 Sangat Efektif ( > 100%)

 Efektif (90%-100%)

 Kurang Efektif (80%-90%)

 Tidak Efektif ( < 60%) Efektifitas P-LDPM

(36)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Penguatan-(LDPM) pada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.

Keterangan :

= Berhubungan

= Variabel Bebas

= Variabel Terikat

2.3. Hipotesis

1. Diduga adanya pengaruh nyata Penguatan-LDPM terhadap GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.

2. Diduga adanya efektivitas Program Penguatan-LDPM pada GAPOKTANFajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur sangat efektif.

(37)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Variabel

Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel- variabel yang akan diteliti serta penting untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

1. Bantuan Sosial (Bansos) yang dimaksud adalah uang yang ditransfer ke Rekening GAPOKTAN dalam upaya memperkuat modal dan memberdayakan GAPOKTAN agar mampu membina dan memperkuat unit usaha distribusi/pemasaran/pengolahan untuk dapat melakukan pembelian gabah/beras dari petani anggotanya dan memperkuat unit pengelolaan cadangan pangan untuk dapat melakukan pengadaan gabah/beras dan sebagai cadangan pangan pada tahap pertama Bantuan Sosial yang diberikan kepada GAPOKTAN sebesar Rp. 100.000.000 dan tahap kedua sebesar Rp.75.000.000.

2. Harga Pembelian Pemerintah (HPP) adalah harga pembelian pemerintah untuk komoditas gabah/beras sesuai dengan Instruksi Presiden No. 5 tahun 2015 tentang Kebijakan Perberasan.

3. Usaha distribusi/pemasaran milik GAPOKTAN adalah unit usaha yang dibentuk atas keinginan, kebutuhan, dan kesepakatan dari anggota

(38)

GAPOKTAN untuk dapat mendistribusikan atau memasarkan hasil produksi (gabah/beras) petani anggotanya dengan melakukan pembelian dan penjualan sehingga harga stabil di tingkat petani.

4. Cadangan pangan adalahpengelolaan cadangan pangan yang dibentuk atas keinginan, kebutuhan dan kesepakatan dari anggota GAPOKTAN untuk dapat menyimpan pangan dalam jumlah yang cukup bagi anggotanya sehingga mampu mendekatkan akses pangan sepanjang waktu khususnya saat menghadapi musim paceklik.

5. Pendampingan adalah proses pembimbingan dan pembinaan yang dilakukan secara rutin oleh seorang pendamping kepada GAPOKTAN binaannya agar mereka mampu menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan secara partisipatif, menyusun dan menetapkan aturan dan sanksi secara musyawarah dan mufakat, memupuk dan mengatur dana sendiri, membangun dan mengembangkan jejaring kemitraan usaha dengan pihak lain diluar wilayahnya, memupuk rasa tanggungjawab terhadap organisasi GAPOKTAN dengan melakukan pemantauan secara partisipatif, pengendalian dan pengawasan internal.

6. Harga gabah/beras adalah harga gabah/beras yang terjadi saat panen raya dan saat paceklik sesuai dengan harga yang terjadi mengikuti harga pasar yang berlaku pada saat penelitian ini berlangsung.

7. Aktivitas Kelompok

(39)

Adalah merupakan kegiatan kelompok yang melibatkan seluruh anggota untuk melaksanakan tujuan kelompok yang berhubungan dengan segala kegiatan kelompok seperti distribusi pemasaran gabah/beras. Pengukuran variabel ini berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor.

8. Partisipasi

Adanya partisipasi semua anggota termasuk pengurus tumbuh perasaan sebagai bagian dari organisasi (kelompok) tersebut, syarat partisipasi ada kemauan, kemampuan dan kesempatan, supaya mau dirangkul sedemikian rupa sebagai bagian organisasi dan diikutsertakan dan mulai perencanaan kegiatan.

Pengukuran variabel ini berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor.

9. Interaksi antar kelompok

Adalah hubungan antara individu atau kelompok yang saling menyatukan dan bersifat timbal balik dari suatu tindakan menjadi individu atau kelompok.

Pengukuran variabel ini berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor.

10. Kepemimpinan Pengurus

Adalah kemampuan pengelolaann yang dilakukan pengurus GAPOKTAN untuk mempengaruhi anggota kelompok untuk menuju pencapaian sasaran.

Pengukuran variabel ini berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor.

11. Kerjasama dengan Lembaga Lain

Adalah kemampuan kelompok untuk menjalin kerjasama dengan lembaga lain.

Pengukuran variabel ini berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor.

(40)

12. Bantuan Modal

Adalah kesediaan bantuan modaldari pemerintah dalam rangka memberdayakan GAPOKTAN agar mampu membina dan memperkuat unit usaha distribusi/pemasaran/pengolahan untuk dapat melakukan pembelian gabah/beras dari petani anggotanya dan memperkuat unit pengelolaan cadangan pangan untuk dapat melakukan pengadaan gabah/beras dan sebagai cadangan pangan. Pengukuran variabel ini berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor.

13. Intensitas Penyuluh

Adalah terjadi interaksi antara penyuluh dan petani atau kelompok tani menunjukkan terjadi komunikasi baik langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk perubahan-perubahan. Pengukuran variabel ini berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor.

14. Efektivitas Penguatan-LDPM di lihat dari tercapainya tujuan yang ditetapkan dalam program Penguatan-LDPM antara lain yaitu meningkatnya perputaran aktivitas pembelian gabah/beras GAPOKTAN kepada anggotanya, dan tersedianya cadangan pangan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya.

Pengukuran variabel terikat dilakukan berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor.

3.2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Lokasi Desa sebagai lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (Purposive) dengan alasan bahwa GAPOKTANFajar Maju Desa

(41)

1 ) ( 2

di

N n N

Raman Fajar merupakan salah satu GAPOKTAN di Kecamatan Raman Utara pada tahun 2012 telah memperoleh Bantuan Sosial pada tahap pertama sebesar Rp. 150.000.000; dan tahap kedua sebesar Rp. 75.000.000.Atas dasar bahwa GAPOKTAN Fajar Maju adalah salah satu dari GAPOKTAN yang aktif menjalankan program Penguatan-LDPM di Kabupaten Lampung Timur dan satu-satunya GAPOKTAN di Kecamatan Raman Utara yang telah melaksanakan program Penguatan-LDPM hingga tahap mandiri. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari2016 sampai dengan bulanMaret 2016.

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

3.3.1 Populasi

Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi adalah berjumlah 24 Kelompok Tani dengan anggota GAPOKTAN Fajar Maju berjumlah 610 orang (BP3K Kecamatan Raman Utara, 2014). Jadi jumlah populasi adalah 610 orang.

3.3.2 Sampel

Besarnya sampel ditentukan dengan pendugaan populasi yang di pergunakan rumus yang dikemukakan oleh Yamane (menerangkan Jalaludin Rakhmat, 1991), dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

n : Ukuran sampel

N : Jumlah populasi

(42)

(di2

) : Presisi atau tingkat keterlitian, dalam hal ini digunakan presisi

sebesar 15%

Berdasarkan rumus tersebut di atas, maka dapat diketahui jumlah sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu :

610

n = = 41 Responden

610 (0,15 2)+1

3.3.2.1. Variabel bebas

Variabel X meliputi antara lain unit usaha pengolahan hasil, stabilitas harga, pemasaran, jaringan usaha, gudang penyimpanan (lumbung pangan), permodalan, bantuan sosial (bansos), harga pembelian pemerintah (HPP), pendampingan disebut sebagai variabel bebas. Pengukuran variabel bebas dilakukan berdasarkan data lapangan dan diklasifikasikan menjadi rendah, sedang dan tinggi dengan interval menggunakan rumus Sturges (1950 dalam Dayan, 1986).

3.3.2.2. Variabel terikat

Variabel terikat meliputi antara lain aktivitas kelompok, kekompakan, interaksi kelompok, struktur GAPOKTAN, kepemimpinan, bantuan modal, kerjasama

(43)

lembaga, intensitas penyuluhan. Variabel terikat dilakukan berdasarkan data lapangan dan diklasifikasikan menjadi rendah, sedang dan tinggi dengan interval menggunakan rumus Sturges (1950 dalam Dayan, 1986).

3.3.3.Teknik Sampling

Teknik sampling adalah aktivitas mengumpulkan sampel, bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai subjek yang diteliti. Sampling yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan sengaja ”Purpose” dengan cara diambil seluruh anggota tanpa melihat kelompoknya. Adapun langkah-langkah untuk menentukan sampel sebagai berikut:

1. Membuat daftar nama-nama petani (populasi) dan setiap individu diberi nomor kode urut 001, 002, 003, ... dst 041.

2. Menentukan ukuran sampel (dalam penelitian ini ukurannya sampelnya adalah 41 orang petani).

3. Pemilihan anggota sampel dilakukan secara berurut tiap anggota dengan menggunaan pembagian individu tiap masing-masing kelompok sampai terpenuhinya jumlah sampel sebanyak 41 orang petani.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan quisioner dan data sekunder merupakan data

(44)

yang diperoleh melalui studi kepustakaan, literatur, instansi, dinas, buku-buku laporan, dan lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.5. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Penelitian merupakan proses penemuan kebenaran yang dijabarkan dalam bentuk kegiatan yang sistematis dan berencana dengan dilandasi metode ilmiah (Sumardjono, 1997). Jenis penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif karena memberikan uraian mengenai hasil penelitian yang akan menguji statistik berkaitan dengan data dan cara atau teknik analisis data yang digunakan sehingga dapat memberikan hasil sebagai jawaban dari permasalahan yang akan diteliti.

Data yang digunakan atau data yang dianalisis adalah data numerik (angka) dan cara analisisnya dengan cara matematis atau menggunakan teknik statistik linier berganda, sehingga digunakan jenis penelitian diskriftif kuantitatif.

3.5.1. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat (Algifari, 1997) dengan menggunakan alat bantu :

3.5.1.1.Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen (Arikunto, 2002). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

(45)

gambaran tentang validitas yang dimaksud. Validitas dianggap memuaskan apabila nilai > 0,3(Trihendradi, 2012).

3.5.1.2.Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002). Serta menurut Syaifuddin Azwar (2000), Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for Service Solution) 16.0 for windows.

Rumus :

α =

Keterangan :

α = koefisien reliabilitas alpha Sx = jumlah varians skor total k = jumlah item

Sj = varians responden untuk item

Indikator pengukuran reliabilitas menurut (Umar Sekaran, 2000) yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut :

Jika alpha atau r hitung:

1. 0,8-1,0 = Reliabilitas baik 2. 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima 3. kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik



 

 

S x

j S k

k

2 2

1 1

(46)

3.5.1.3.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat grafik histogram dari residualnya atau dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal plot. Normalitas juga dapat dideteksi dengan menggunakan ujiKolmogorov-Smirnov (Ghozali, 2005).

3.5.1.4.Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot. Dasar analisis grafik scatterplot adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas juga dapat dideteksi dengan menggunakan uji park (Ghozali, 2005)

3.5.1.5.Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi memiliki korelasi antar variabel bebas. Cara untuk mendeteksi adanya multikolinearitas

(47)

adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variable independen mana yang dijelaskan oleh variable independen lainnya. Nilai tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai Cut Off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Multikolinearitas juga dapat dideteksi dengan menganalisis matriks korelasi variabel independen. Apakah antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas (Ghozali, 2005).

3.5.1.6.Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Cara untuk mendeteksi adanya Aotokorelasi adalah dengan menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM test) yang akan menghasilkan statistik Breusch- Godfrey. Uji LM digunakan untuk sampel besar di atas 100 observasi dan lebih tepat digunakan dibandingkan uji Durbin-Watson (Ghozali, 2005).

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur kekuatan pengaruh antara dua variabel dan menunjukkan arah pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen.

Tes statistik regresi linier berganda dengan menggunakan model:

Y= α0 + X1α + X2α + X3α + X4α + X5α + X6α + X7α + X8α + X9α + €

(48)

Keterangan :

Y : GAPOKTAN Fajar Maju α0 : Intercept,

X1 : Unit Usaha Pengolahan Hasil

X2 : Stabilitas Harga

X3 : Pemasaran

X4 : Jaringan Usaha

X5 : Gudang Penyimpanan (Lumbung Padi)

X6 : Permodalan

X7 : Bantuan Sosial (Bansos)

X8 : Harga Pembelian Pemerintah (HPP)

X9 : Pendampingan

: Eror term

3.5.2. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh sebuah model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 – 1. Nilai yang semakin mendekati 1 berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

(49)

untuk memprediksi variabel dependen. Koefisien determinasi bisa terhadap jumlah variabel independen dalam model regresi, sehingga banyak peneliti menganjurkan menggunakan adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik (Ghozali, 2005).

3.5.2.1.Nilai F

Apabila nilai f hitung hasil regresi < nilai f tabel, maka Ho diterima. Tetapi apabila nilai f hitung regresi > nilai f tabel, maka Ho ditolak (Ghozali, 2005).

Nilai f dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikasi 5%.

3.5.2.2.Nilai t

Apabila nilai t hitung hasil regresi < nilai t tabel, maka Ho diterima. Tetapi apabila nilai t hitung regresi > nilai t tabel, maka Ho ditolak (Ghozali, 2005).

Nilai t dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikasi 5%.

3.5.3. Kriteria Pengambilan Keputusan :

1. Jika t hitung < t tabel (α=0,05) maka Ho diterima berarti tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Penguatan-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.

2. Jika t hitung > t tabel (α=0,05) maka Ho ditolak berarti ada pengaruh yang signifikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Penguatan-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.

3.5.4. Analisis Efektivitas

(50)

Untuk mengetahui efektifitas Penguatan-(LDPM) dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan Skala Likert, maka dimensi dijabarkan menjadi variabel kemudian variabel dijabarkan lagi menjadi indikator- indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.

Pengukuran efektivitas merupakan salah satu indikator kinerja bagi pelaksanaan suatu kegiatan yang telah ditetapkan untuk menyajikan informasi tentang seberapa besar pencapaian sasaran atas target. Dalam perhitungan efektivitas, dikategorikan efektif apabila mencapai minimal satu atau seratus persen.

Demikian sebaliknya, semakin kecil persentase hasilnya maka menunjukkan pengelolaan Penguatan-(LDPM) semakin tidak efektif.

Untuk mengetahui klasifikasi kecenderungan dan tingkat efektivitas dari skor kusioner dengan pedoman sebagai berikut (modifikasi Dantes, 2001) :

(51)

Mi + 4 Sdi s.d Mi + 4 Sdi ® Sangat Efektif

Mi + 4 Sdi s.d Mi + 3 Sdi ® Efektif

Mi + 4 Sdi s.d Mi + 2 Sdi ® Kurang Efektif

Mi + 4 Sdi s.d Mi + 1 Sdi ® Tidak Efektif

Dimana:

Mi = Mean Ideal = ½ x ( skor maksimal Ideal + skor minimal idiel)

SDi = Standar Deviasi Ideal = 1/6 ( skor maksimal ideal - skor minimal ideal )

Menurut Sugiyono (2010) dalam perhitungan efektivitas digunakan skore (skala Likert), apabila skore semakin besar dapat dikatakan bahwa pengelolaan semakin efektif, demikian pula sebaliknya semakin kecil skore hasilnya menunjukkan pengelolaan semakin tidak efektif.

Adapun kriteria dalam penilaian efektivitas Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Kriteria Efektivitas Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM)

Persentase Kinerja Kriteria P-LDPM

Di atas 100% Sangat Efektif

90% - 100% Efektif

80% - 90% Kurang Efektif

60% - 80% Tidak Efektif

Sumber : Penelitian Ayu Oktaviani, 2015.

(52)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Raman Fajar merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Mayoritas Penduduk desa memiliki mata pencaharian sebagai petani. Sebagian penduduk dari desa Raman Fajar telah membentuk Kelompok Tani yang tergabung dalam GAPOKTAN Fajar Maju.

GAPOKTAN dibentuk agar dapat membantu petani dalam memperkuat kelembagaan petani yang ada di desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara karena GAPOKTAN Fajar Maju merupakan salah satu GAPOKTAN yang menerima bantuan program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) yang ada di Kecamatan Raman Utara bahkan pada tingkat Kabupaten Lampung Timur.

Hal ini juga diperkuat dengan perputaran kas yang ada dalam GAPOKTAN Fajar Maju yakni pada tahap pertama atau tahun 2012 sebesar Rp.

175.000.000 kemudian meningkat pada tahun 2013 sebesar Rp. 185.000.000, pada tahun 2014 kas mengalami peningkatan sebesar Rp.

189.300.000selanjutnya pada tahun 2105 sampai dengan tutup buku pada

(53)

tahun 2016 mengalami peningkatan yang signifikan yakni sebesar Rp.

200.000.000 dan Rp. 200.170.000. Maka dapat dikatakan GAPOKTAN Fajar Maju telah melaksanakan program Penguatan-LDPM dengan baik.

4.1.1.1 Keadaan Geografis

Desa Raman Fajar, yang menjadi lokasi penelitian ini merupakan salah satu desa di Kecamatan Raman Utara. Desa Raman Fajar memiliki luas wilayah 1.003 hektar dan berjarak 5 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Raman Utara, 23 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Lampung Timur dan 72 km dari pusat pemerintahan Provinsi Lampung. Batas-batas wilayah Desa Raman Fajar, yaitu:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Restu Rahayu.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Ratna Daya.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Raman Endra

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tegal Gondo Kecamatan Purbolinggo.

4.1.1.2 Keadaan Iklim

Desa Raman Fajar berada pada ketinggian 1.500 m dari permukaan laut. Daerah ini memiliki topografi dataran tinggi dengan suhu udara rata-rata 30º - 32º Celcius. Banyaknya curah hujan di Desa Raman Fajar adalah 2.335 mm per tahun. Jenis tanah di Desa Raman Fajar adalah Podosolik Merah Kuning (PMK), tekstur tanah liat berpasir kemiringan wilayah 0º - 15º, kemasaman tanah (pH) 4,5 – 6, sedangkan faktor pembatas kesuburan tanah Organik

(54)

25%, kadar N) 30%, kadar P 35%, dan kadar K 15% (Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Raman Fajar, 2016).

4.1.2 Demografi / Kependudukan

Berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Desa Raman Fajar (2016), jumlah penduduk Desa Raman Fajar tahun 2015 adalah 3.284 jiwa (orang) yang terdiri dari 1.575 pria dan 1.709 wanita.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia Desa Raman Fajar Tahun 2015.

No Kelompok Usia Pria Wanita Jumlah

(Umur) (Jiwa)

1 0 – 20 tahun 558 627 1185

2 21 – 40 tahun 500 517 1017

3 41 – 60 tahun 337 355 692

4 > 61 tahun 180 210 390

Jumlah 1575 1709 3284

Sumber: RKTP Raman Fajar, 2016.

Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk terdapat pada golongan usia produktif 21 -60 tahun 48,5% dan 0 – 20 tahun mencapai 33,6%

atau usia sekolah, serta >61 tahun 11,1%.

4.1.3 Potensi Pertanian

Potensi pertanian yang ada di Desa Raman Fajar hampir sama dengan desa-desa lain disekitarnya, masyarakatnya 75% bermata pencaharian sebagai petani, peternak dan pekebun. Di Desa Raman Fajar tidak ada tanah yang dipergunakan untuk perkebunan Negara, perkebunan swasta, perkebunan rakyat, maupun tempat rekreasi.Semua tanah yang dimiliki oleh masyarakat Desa Raman Fajar telah dimanfaatkan untuk rumah tinggal perladangan, persawahan, dan sebagainya.

(55)

4.1.3.1 Luas Lahan Menurut Penggunaan

Dari total luas lahan 1003 ha, penggunaannya tersaji pada tabel 5.

Tabel 4. Penggunaan Lahan di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara No Jenis Penggunaan Jumlah/Ha

1 Pekarangan/bangunan/halaman 110,50

2 Kebun/huma -

3 Hutan Lindung -

4 Hutan Produksi -

5 Hutan Rakyat -

6 Padang Rumput -

7 Tegal 470

8 Kolam/tebat/empang 2

9 Tambak -

10 Tanaman Kayu-kayuan -

11 Sawah 339

12 Sementara tidak diusahakan -

13 Perkebunan swasta -

15 Kuburan 2,5

16 Lapangan 1

17 Lain-lain 18

Jumlah 1003

Sumber: RKTP Raman Fajar 2016.

4.1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara

No Pekerjaan Jumlah Persentase

(Orang) (%)

1 Petani 1.797 75

2 Pekebun 56 2

3 Peternak 450 19

4 Nelayan - -

5 Jasa (Tukang dsb) 10 0,5

6 Pedagang 36 1,5

7 PNS/POLRI/TNI 38 2

8 Lain-lain - -

Jumlah 2387 100

Sumber: RKTP Raman Fajar, 2016.

(56)

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa dari jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian, di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara yang bermatapencaharian sebagai PNS/POLRI/TNI adalah 38 jiwa (2%), petani ada 1.797 jiwa (75%), pertukangan ada 10 jiwa (0,5%), pekebun ada 56 jiwa (2%), peternak ada 450 jiwa (19%), dan pedagang ada 36 jiwa (1,5%). Hal ini dapat disimpulkan sebagian besar penduduk Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara bermata pencaharian sebagai petani.

4.1.5 Status Kepemilikan Lahan Usaha Tani

Tabel 6. Status Kepemilikan Lahan Usaha Tani di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara

No Status Jumlah Persentase

(Orang) (%)

1 Pemilik 40 5

2 Penggarap 35 4

3 Pemilik/Penggarap 693 83

4 Penyewa 5 0,5

5 Buruh Tani 60 7,5

Jumlah 833 100

Sumber: RKTP Raman Fajar, 2016.

Berdasarkan Tabel 6 diketahui dari status kepemilikan lahan usaha tani , di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara yang berstatus bermatapencaharian sebagai status Pemilik/Penggarap ada 693 jiwa (83%), Pemilik ada 40 jiwa (5%), Penggarap ada 35 (4%), Penyewa ada 5 jiwa (0,5%), dan Buruh Tani ada 60 jiwa (7,5%). Hal ini dapat disimpulkan sebagian besar penduduk Desa Raman Fajar Bermatapencaharian Petani Pemilik/Penggarap lahan Usaha Tani.

(57)

4.1.6 Sumber Daya Manusia

4.1.6.1 Umur Resdponden

Umur petani/anggota responden dapat mempengaruhi pada kegiatan dan kematangan organisasi di dalam GAPOKTAN Fajar Maju. Umur kematangan seseorang berkisar antara 40 – 65 tahun, termasuk pada kematangan cara berpikir dan bertindak. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh data petani/anggota responden GAPOKTAN Fajar Maju yang berkaitan dengan umur. Umur petani/anggota berbeda-beda antara 38 – 62 tahun. Dalam hal ini umur responden diklasifikasikan berdasar kelompok umur tujuh tahun. Tabel 7 berikut ini menyajikan sebaran tingkat umur responden anggota GAPOKTAN Fajar Maju.

Tabel 7. Sebaran Tingkat Umur Responden pada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara

No. Golongan Umur (Th) Jumlah

Persentase (%)

1 38 – 45 15 37

2 46–53 17 42

3 54–61 7 18

4 62– 69 1 3

Jumlah 41 100

Sumber: Pengolahan Data Peneliian 2016.

Data Tabel 7 diketahui bahwa sebagian besar umur responden petani anggota GAPOKTAN Fajar Maju berada antara 46 – 53 tahun ada 42 orang.

(58)

Berdasarkan pada di atas, maka umur responden di GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara sebagian besar berada usia matang di bawah 60 tahun, sehingga dapat diperkirakan kematangan responden dalam menjalankan program P-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju.

4.1.6.2 Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil di lapangan diperoleh data tingkat pendidikan petani anggota GAPOKTAN Fajar Maju seperti yang disajikan pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden pada GAPOKTAN Fajar Maju Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara.

No. Pendidikan Jumlah

Persentase (%)

1 SD/SR 3 7

2 SLTP 11 27

3 SLTA 25 61

4 Perguruan Tinggi 2 5

Jumlah 41 100

Sumber: Pengolahan Data Penelitian 2016.

Dari Tabel 8 diketahui sebagian besar responden berpendidikan Sekolah Tingkat Atas (SLTA), yaitu sebanyak 25 orang (sebesar 61%). Sedangkan responden yang lulus SD/SR hanya 3 orang (sebesar 7%). Responden yang tamat Pendidikan sampai tingkat Perguruan Tinggi berjumlah 2 orang (5%), sedangkan responden yang tamat pendidikan SLTP sebanyak 11 orang (27%).

Gambar

Gambar 1. Uji Normalitas
Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukannya resting sel pada penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan rasio minyak/air pada dua fase media dalam memanfaatkan sumber sulfur pada minyak

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MAHASISWA JURUSAN EKONOMI ISLAM UNTUK MEMBELI PAKET DATA INTERNET SELULER DITINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “ Uji

a.) Batang Antokan sebelah Selatan. b.) Batang Sitalang dibagian Tengah. c.) Batang Dareh dan Batang Malabua sebelah Utara.. Dengan adanya kedua pasar ini maka aktivitas

Permasalahan lainnya terdapat pada aspek pemasaran produk atau hasil panen pertanian organik, dimana di Kota Batu masih belum memiliki pasar khusus untuk

Pada jaman sekarang, informasi digital sangatlah penting. Hal ini di antaranya untuk mencari sumber referensi, mencari data, dan lain sebagainya. Didalam informasi yang

Matias Siagian, M.Si., selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen pembimbing

Sehubungan dengan masalah yang disebutkan di atas, maka diperlukan upaya pemenuhan kebutuhan air untuk ketersediaan jumlah pangan yaitu dengan adanya pengelolaan optimasi distribusi air