• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI GURU SOSIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN ONLINE MELALUI METODE BLENDED LEARNING PADA MASA COVID 19 (STUDI KASUS DI SMA MUHAMMADIYAH KALOSI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI GURU SOSIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN ONLINE MELALUI METODE BLENDED LEARNING PADA MASA COVID 19 (STUDI KASUS DI SMA MUHAMMADIYAH KALOSI)"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh William NIM. 105381116216

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JUNI, 2021

(2)
(3)
(4)
(5)

v

(6)

vi

MOTTO

Pengetahuan adalah Senjata Yang Paling Hebat Untuk Mengubah Dunia (Nelson Mandela)

PERSEMBAHAN

Alhamudillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelasaikan skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini

kupersembahkan untuk kedua orang tua tercinta

(7)

vii

William 2021. Stretegi Guru Sosiologi Dalam Pembelajaran Online Melalui Metode Blended Learning Pada Masa Covid-19 (Studi Kasus di SMA Muhammdiyah Kalosi). Skripsi. Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pemibimbing I Nursalam dan Pembimbing II Nur Riswandy Marsuki.

Kita ketahui bahwa penyebaran virus covid-19 sangatlah cepat sehingga segala bentuk kerumunan dilarang begitupun dengan proses pembelajaran hal utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana strategi guru sosiologi serta faktor pendukung dan penghambat guru sosiologi dalam peningkatan kapasitas pembelajaran online melalui metode blended learning di SMA Muhammadiyah Kalosi.

Skripsi ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui strategi guru sosiologi serta faktor pendukung dan penghambat guru sosiologi dalam peningkatan kapasitas pembelajaran online melalui metode blended learning.

Lokasi penelitian yaitu SMA Muhammadiyah Kalosi. Informan secara keseluruhan dalam penelitian ini terdiri dari 9 orang antara lain guru, kepala sekolah dan siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancaran dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini adalah dalam proses pembelajaran online, guru sosiologi dalam menerapkan metode pembelajaran blended learning memili banyak strategi untuk peningkatan kapasitas pembelajaran antara lain, membuat video pembelajaran, power point, penugasan dan melakukan evaluasi pembelajaran.

Faktor pendukung guru sosiologi dalam peningkatan kapasitas pembelajaran online adalah membagikan kuota internet secara gratis dan buku digital. Sementara faktor penghambat guru sosiologi adalah akses jaringan yang belum rata dan kondisi psikis siswa yang merasa bosan dalam pembelajaran online yang terlalu lama.

Kata Kunci: Guru Sosiologi, Pembelajaran Online, Blended Learning

(8)

viii

William 2021. Strategy of Sociology Teachers in Online Learning Through Blended Learning Methods During the Covid-19 Period (Case Study at Muhammdiyah Kalosi High School). Thesis. Department of Sociology Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Muhammadiyah Makassar. Supervisor I H.

Nursalam and Supervisor II Nur Riswandy Marsuki.

We know that the spread of the covid-19 virus is very fast so all forms of crowds are prohibited as well as the learning process The main problem in this study is how the strategy of sociology teachers as well as the supporting and inhibiting factors of sociology teachers in increasing online learning capacity through blended learning methods at SMA Muhammadiyah Kalosi.

This thesis uses qualitative descriptive research This study aims to determine the strategy of sociology teachers as well as the supporting and inhibiting factors of sociology teachers in increasing online learning capacity through the blended learning method at SMA Muhammadiyah Kalosi. The overall informants in this study consisted of 9 people including teachers, school principals and students. Data collection techniques in this study were observation, interviews and documentation.

The results of this study are in the online learning process, sociology teachers in applying the blended learning learning method have many strategies to increase learning capacity, among others, making learning videos, power points, assignments and conducting learning evaluations.

The supporting factors for sociology teachers in increasing online learning capacity are distributing free internet quotas and digital books. While the inhibiting factors for sociology teachers are uneven network access and the psychological condition of students who feel bored in online learning for too long.

Keywords: Sociology Teacher, Online Learning, Blended Learning

(9)

ix Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Dalam penyusunan skripsi ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik dari hal pengetahuan, dan waktu. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag serta para Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph. D serta para Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Drs. H. Nurdin, M.Pd dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Kaharuddin, S.Pd., M.Pd., Ph. D beserta seluruh staffnya.

4. Bapak Dr. H. Nursalam, M. Si sebagai pembimbing I (satu) dan Bapak Nur Riswandy Marsuki S. Sos., M. Si sebagai pembimbing II (dua) yang

(10)

x

Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari.

6. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat special penulis hanturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis tercinta, Ayahanda Nima dan Ibunda Widiawati yang segala pengorbanannya tak akan pernah penulis lupakan atas jasa-jasa mereka.

Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka yang merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini.

7. Para Informan yang telah memberikan bantuan penulis untuk mendapatkan informasi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak pimpinan beserta para staf perpustakaan pusat, perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

9. Kawan-kawanku mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi khususnya kawan-kawan seperjuangan kelas Sos 16 D yang selalu memberikan support kepada penulis.

(11)

xi

bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin ya Rabbal a’lamin.

Unismuh Makassar, Juni 2021

William

(12)

xii

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... vii

ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Kajian Pustaka... 9

1. Strategi Pembelajaran ... 9

2. Metode Pembelajaran ... 11

(13)

xiii

D. Penelitian Relevan ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 26

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

C. Fokus Penelitian ... 29

D. Informan Penelitian ... 29

E. Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 31

G. Teknik Pengumpulan Data ... 31

H. Teknik Analisis Data ... 32

I. Teknik Keabsahan Data ... 34

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 38

A. Kabupaten Enrekang ... 38

1. Profil Kabupaten Enrekang ... 38

2. Letak Geografis ... 39

3. Keadaan Penduduk ... 40

4. Keadaan Pendidikan ... 41

B. SMA Muhammadiyah Kalosi ... 42

1. Profil SMA Muhammadiyah Kalosi ... 42

(14)

xiv

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

1. Strategi Guru Sosiologi Dalam Peningkatan Kapasitas Pembelajaran Online ... 46

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Guru Sosiologi Dalam Peningkatan Kapasitas Pembelajaran Online ... 59

B. Pembahasan ... 66

1. Strategi Guru Sosiologi Dalam Peningkatan Kapasitas Pembelajaran Online ... 66

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Guru Sosiologi Dalam Peningkatan Kapasitas Pembelajaran Online ... 72

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Simpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79

LAMPIRAN ... 81

(15)

xv

Tabel 3.1 Lokasi Penelitian ... 27 Tabel 3.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 29 Tabel 4.1 Jumlah Sekolah Kabupaten Enrekang ... 42

(16)

xvi

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 21 Gambar 3.1 Langkah-langkah Analisis Data ... 33

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupanya karena pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Adapun pelaksanaan pendidikan di Indonesia ini terdiri dari tiga tempat yaitu baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun dalam lingkungan masyarakat. Dengan demikian orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan adalah keluarga, pemerintah, orang yang berada dalam masyarakat.

Pendidikan sangat dibutuhkan dalam kelangsungan dan kesejahteraan hidup seseorang. Pendidikan juga sebagai usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar siswa dapat secara aktif mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sehingga mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat perkembangan ilmu dan teknologi. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan dalam upaya untuk mendukung terciptannya manusia yang cerdas dan mampu bersaing di era globalisasi. Dalam menghadapi suatu perkembangan di bidang ilmu pengetahuan, maka pemerintah berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

1

(18)

Pendidikan terdiri dari beberapa komponen di dalamnya. Salah satu komponen pendidikan yang terpenting adalah guru. Guru memegang peran besar dalam memajukan pendidikan khususnya yang diselenggarakan secara formal.

Alton (dalam Gurney 2007: 90) menerangkan bahwa kualitas suatu pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru merupakan suatu kegiatan yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan terjadinya suatu proses pembelajaran bagi peserta didik. Oleh karena itu, guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Dalam artian khusus, guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melaksanakan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pendidik yang berkewajiban melaksanakan transfer of values dan sekaligus sebagai pelatih yang mampu melakukan transfer of skill, serta mampu menjadi pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar (Isjoni 2007: 49). Guru dalam arti yang sangat luas tidak sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi mampu menjangkau etika maupun estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat.

Pada era teknologi saat ini, hampir semua aktivitas manusia membutuhkan bantuan perangkat canggih yang dapat dengan mudah membantu aktivitasnya.

Termasuk aktivitas dalam rana pendidikan, Hal ini tentu mengisyaratkan kepada para pendidik maupun calon pendidik agar mampu menerapkan cara belajar dengan pemanfaatan teknologi yang mutakhir. Artinya, pendidik atau calon pendidik harus bisa dan paham akan teknologi agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Sistem pendidikan telah

(19)

berkembang pesat dalam beberapa terakhir ini, pendekatan tradisional atau metode tradisional mulai menghilang dengan penemuan teknologi. Perkembangan teknologi yang berkembang pesat sekarang mengharuskan adanya inovasi dan transformasi dalam pembelajaran. Menurut Jeanne Lam dalam (Ahmad Kholiqul Amin 2017 : 52 ) menyatakan pembelajaran tradisional telah sering dilakukan dalam pembelajaran sehingga pada abad sekarang ini mulai bermunculan penggunaan teknologi internet, e-learning telah efektif digunakan dalam pendidikan tinggi, salah satunya adalah pembelajaran dengan blended learning.

Sekarang ini adanya covid-19 salah satu virus yang sangat berbahaya .merupakan keluarga besar virus yang menyerang pada manusia dan hewan.

Covid-19 merupakan penyakit menular yang berarti dapat menyebar, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan dari satu orang ke orang lain serta sangat cepat. virus ini menyerang sistem pernapasan seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Virus ini pertama kali dilaporkan pada badan WHO pada tanggal 31 Desember 2019 dan negara yang pertama terkonfirmasi yaitu negara Cina tepatnya di kota Wuhan sampai masuk ke Indonesia. Berdasarkan data WHO dilaporkan bahwa covid-19 telah menjadi pandemi global dengan 4.534.0731 kasus positif yang terkonfirmasi di 216 negara di seluruh dunia (2020-05-17).

Indonesia turut menjadi bagian salah satu negara yang terkena pandemi covid-19, hal ini terkonfirmasi setelah Presiden Jokowi bersama Menteri kesehatan Terawan Agus Putranto, senin 2 maret 2020 yang menyatakan 2 orang orang warga negara Indonesia yang berasal dari Depok positif terinfeksi covid-19 dan sedang dirawat di rumah sakit penyakit infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso yang bertempat di Jakarta

(20)

Utara. Dan Total jumlah kasus covid-19 di Indonesia bertambah pada 8 Juni 2020, jumlah kasus baru 847 orang, kasus positif 32.033 orang, pasien dirawat 19.246 orang, pasien sembuh 10.904 orang, pasien meninggal 1.883 jiwa, PDP masih diawasi 14.010 orang dan ODP masih di pantau 38.791 orang dan itu terus bertambah.

Dampak yang ditimbulkan dari covid-19 mengubah berbagai aspek dan salah satunya dalam aspek pendidikan. Tidak sedikit negara yang memutuskan untuk penutupan sekolah, perguruan tinggi bahkan pula universitas. Semakin parahnya, hal ini terjadi dengan begitu cepat dan sangat luas. Hasil laporan ABC News 7 maret 2020, penutupan sekolah terjadi lebih dari puluhan negara karena penyebaran covid-19. Menurut data organisasi pendidikan, Keilmuan dan kebudayaan PBB, ada 290,5 juta siswa di seluruh penjuru dunia yang aktivitas belajarnya menjadi terganggu. Akibat dari covid-19 ini, demi tetap menjaga dunia pendidikan bisa tetap berjalan dengan baik serta mendukung Pemerintah dalam mendukung Physical distanting meminimalisir penyebaran covid-19 (laporan ABC News 7 maret 2020). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menindak lanjuti kebijakan tersebut melalui Surat Edaran (SE) Nomor, 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran covid-19, dalam hal ini poin 2 yang menyatakan, proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan; b. belajar dari rumah

(21)

dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19; c. Aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah; d. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.

Dengan adanya surat edaran tersebut, setiap sekolah wajib melakukan pembelajaran online. Tak terkecuali di SMA Muhammadiyah Kalosi, sebelum pandemi covid-19 guru sosiologi menerapkan metode pembelajaran yang menjadi kebiasaan guru-guru pada umumnya yaitu mengunakan metode pembelajaran konvensional (tatap muka dikelas). Tetapi dengan adanya surat edaran dari mendikbud tersebut tentang pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dirumah sehingga guru perlu menganti metode pembelajaran yang cocok digunakan dimasa pandemi covid-19. oleh karena itu perlunya guru sosiologi menerapkan metode pembelajaran blended learning demi meningkatkan kapasitas pembelajaran online serta untuk mencapai tujuan atau hasil pembelajaran yang maksimal di masa pandemi covid-19.

Penelitian yang mengkaji seputar pembelajaran online pada masa covid-19 dapat ditelusuri melalui sejumlah studi mengenai evaluasi pembelajaran online pada masa covid-19 (Alda dkk, 2020), penggunaan media power point dalam pembelajaran jarak jauh (Lusi dkk, 2020) dan strategi pembelajaran di masa pandemi Covid-19 (Yuangga, 2020). Kajian yang lebih spesifik membahas

(22)

tentang metode pembelajaran blended learning dalam pembelajaran online pada masa covid-19 dapat ditelusuri melalui studi yang dilakukan oleh Amin dan Anan.

Namun studi (Amin, 2017) difokuskan mengenai model pembelajaran blended learning berbasis web untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar dan studi (Anan, 2020) lebih fokus tentang pengembangan model pembelajaran blended learning dalam meningkatkan kemandirian belajar. Semantara penelitian ini juga mengkaji metode pembelajaran blended learning dalam pembelajaran online pada masa covid-19. Letak kebaruan (novelty) riset ini lebih fokus memotret strategi guru sosiologi serta faktor pendorong dan penghambat dalam peningkatan kapasitas pembelajaran online pada masa covid-19.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilih permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran online dengan melakukan penelitian yang berjudul

“strategi guru sosiologi dalam pembelajaran online melalui metode blended learnig pada masa pandemi covid-19.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan :

1. Bagaimana strategi guru sosiologi dalam peningkatkan kapasitas pembelajaran online melalui metode pembelajaran blended learning pada masa covid-19 di SMA Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang?

2. Bagaimana faktor pendorong dan penghambat guru sosiologi dalam peningkatkan kapasitas pembelajaran online melalui metode

(23)

pembelajaran blended learning pada masa covid-19 di SMA Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan Tujuan Penelitian:

1. Mengetahui Strategi Guru Sosiologi Dalam peningkatan Kapasitas Pembelajaran online Melalui Metode Pembelajaran Blended Learning Pada Masa Covid-19 Di SMA Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang.

2. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat guru sosiologi dalam peningkatkan kapasitas pembelajaran online melalui metode pembelajaran blended learning pada masa covid-19 di SMA Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan wawasan ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan kapasitas pembelajaran pada masa covid-19 dan peran serta siswa dalam proses pembelajaran.

(24)

2. Manfaat praktis

a. Untuk peneliti sendiri, sebagai bahan dalam proses peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

b. Untuk mahasiswa, sebagai bentuk aktualisasi kemampuan dan keterampilan dalam bentuk yang nyata dan sarana untuk men ambah khasanah berpikir.

c. Untuk guru, yakni memberikan informasi serta memberi solusi dan strategi dalam menerapkan pembelajaran online.

d. Untuk pemerintah, yakni sebagai pengambil kebijakan untuk memberikan pelatihan-pelatihan keguruan guna untuk meningkatkan kualitas guru dalam proses pembelajaran online.

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Konsep

1. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti siasat, kiat dan taktik.

Strategi secara umum mempunyai pengertian suatu garis-garis haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Bahri, 2005: 5).

Menurut Sanjaya (2006: 206), strategi yaitu sebuah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan pengertian strategi menurut Majid (2013: 3) mengatakan bahwa strategi adalah suatu pola yang direncanakan secara sengaja untuk melakukan kegiiatan atau tindakan. Mencakup tujuan, proses kegiataan, dan sarana penunjang.

Strategi pembelajaran adalah metode yang dipilih dan digunakan oleh seorang guru untuk menyediakan bahan belajar yang dimaksudkan untuk memudahkan siswa untuk menerima dan memahami materi pembelajaran yang pada akhirnya dapat dikuasai pada akhir kegiatan pembelajaran.

9

(26)

Dick dan Carey sebagaimana dikutip Etin Solihatin (2013 : 3) yang menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah komponen umum dari suatu rangkaian materi dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama–sama oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Gerlach & Ely ( Dalam Sri Anitah 2020 : 30 ) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.

Dick & Carey (Dalam Sri Anitah 2020 : 30 ) berpendapat bahwa strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket pembelajaran. Sedangkan menurut Etin Solihatin (2012 : 4) Strategi Pembelajaran adalah pendekatan secara menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam membantu usaha belajar siswa, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Selain itu, menurut Darmayah (2010: 17) strategi pembelajaran merupakan pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan berbagai sumber 13 belajar yang digunakan oleh guru guna menunjang terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Strategi pembelajaran terdiri atas semua komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

(27)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana yang dilakukan oleh guru untuk memaksimalkan berbagai potensi peserta didik agar dalam kegiatan pembelajaran peserta didik terlihat lebih aktif sehingga mencapai hasil tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Metode Pembelajaran

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, metode diartikan sebagai cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan lain sebagainya), cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanan suatu kegiatan guna untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Sehingga metode dapat juga diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam sebuah pembelajaran, baik buruknya sebuah metode tergantung dengan beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut mungkin bisa dari situasi, kondisi, banyak peserta didik dan juga taktik pemakaian metode tersebut.

Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Semakin baik metode itu, semakin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode. Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, peserta didik, situasi, fasilitas, dan faktor guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode pembelajaran apa yang memiliki efektifitas paling tinggi.

(28)

Tetapi salah satu hal yang penting dalam metode ialah bahwa setiap metode pembelajaran yang digunakan selalu bertalian dan berkaitan dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Para ahli mendefinisikan beberapa pengertian metode antara lain :

a. Menurut Triyo Supriyatno, Sudiyono, Moh. Padil (2006: 181) dalam bukunya menjelaskan bahwa “metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan”.

b. Pendapat Abu ahmadi dan Joko Tri Prasetyo (1997: 52) dalam bukunya menjelaskan pengertian metode mengajar adalah “suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur”. Pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik didalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan.

c. Menurut Wina Sanjaya (2009: 187) dalam bukunya menjelaskan pengertian metode adalah “cara yang digunakan untuk melaksanakan strategi”.

d. Pendapat yang dikemukakan oleh Muhammad Azhar (1993: 95) dalam bukunya menjelaskan bahwa metode adalah “cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Ini

(29)

berlaku untuk guru (metode mengajar), maupun untuk anak didik (metode belajar)”. Semakin baik metode yang dicapai semakin efektif pencapaian tujuan.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian metode pembelajaran adalah suatu cara atau alat yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran untuk mengimplementasikan rencana yang disampaikan kepada peserta didik demi mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus hati-hati memilih metode yang tepat, karena tidak semua metode itu bagus.

Ini disebabkan penerapan metode yang tepat adalah yang sesuai dengan situasi, kondisi siwa, dan lapangan. Sehingga guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi, siswa, dan komponen lain dalam pembelajaran sehingga proses belajar-mengajar berjalan efektif.

3. Metode Pembelajaran Blended Learning

Blended Learning berasal dari kata Blended dan Learning. Blended membawa maksud campuran dan Learning bermaksud belajar. Dari kedua-dua unsur kata tersebut dapat diketahui bahwa konsep Blended Learning ini merupakan percampuran pola belajar. Menurut Mosa, Yoo, dan Sheets (dalam Mona M.Hamad 2015) pola belajar yang dicampurkan adalah dua unsur utama itu pembelajaran di kelas dengan learning.

Pembelajaran campuran adalah pembelajaran yang dikelola oleh pendidik dengan cara mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online. Pembelajaran campuran dilakukan sebagai upaya

(30)

memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar secara maksimal.

Pembelajaran tatap muka mendukung pembelajaran online, begitu pula sebaliknya (Bonk & Graham, 2005: 2).

Konsep blended learning ini ialah pencampuran model pembelajaran offline dengan belajar secara online. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanya berfungsi sebagai mediator, fasilitator dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik. Blended learning ini akan memperkuat model belajar konvensional melalui pengembangan teknologi pendidikan (Zaharah Hussin, 2015)

Menurut Khe Foon Hew Wing Sum Cheung (dalam Mona M.Hamad 2015) mengatakan blended learning adalah setiap saat siswa dapat belajar, karena pembelajaran blended learning adalah sebagian belajar dengan tatap muka dan sebagian dengan bantuan internet. Selain itu "Blended Learning" telah digunakan untuk menggambarkan semacam pengajaran menggunakan tatap muka dan sepenuhnya pendidikan online.

WhileJan Welker & Lisa Berardino (dalam Mona M. Hamad 2015) menunjukkan bahwa pembelajaran Blended adalah penggunaan gabungan dari alat pembelajaran elektronik yang suplemen tetapi tidak menggantikan tatap muka belajar. Harvey Singh (dalam Mona M. Hamad 2015) menyatakan bahwa penggunaan asli dari frase "blended learning" sering dikaitkan dengan hanya menghubungkan pelatihan kelas tradisional untuk e-learning kegiatan, seperti

(31)

bekerja asynchronous (biasanya diakses oleh peserta didik di luar kelas pada waktu dan kecepatan mereka sendiri).

Menurut Josh Bersin (dalam Mona M. Hamad 2015) “Blended learning merupakan pembelajaran secara tradisional yang dilengkapi media elektronik/media teknologi”. Sedangkan menurut Catlin R.Tucker (dalam Mona M.Hamad 2015)“Blended learning merupakan satu kesatuan yang kohesif (berpadu/melekat), maksudnya adalah memadukan atau menggabungkan pembelajaran tradisional tatap muka dengan komponen online”.

Menurut MacDonald (dalam Ahmad Kholiqul Amin 2003), istilah blended learning biasanya berkisarkan dengan memasukkan media online pada program pembelajaran, sementara pada masa yang sama tetap memperhatikan perlunya mempertahankan pertemuan secara terbuka dan pendekatan tradisional yang lain untuk mendukung pelajar. Istilah ini juga digunakan oleh media massa seperti email, forum, blogs digabungkan dengan teknologi, teks atau audio sinkronus.

Dari beberapa definisi blended learning dapat disimpulakan bahwa blended learning adalah sebagai suatu pembelajaran yang menggabungkan atau mengombinasikan pembelajaran tatap muka (face to face) dengan media TIK, seperti komputer (online maupun ofline), multimedia, kelas virtual, internet dan sebagainya.

Menurut Catlin R.Tucker (dalam Mona M. Hamad 2015) dalam Blended Learning secara umum terdapat 6 model, yaitu:

(32)

1. Face-to-Face Driver Model

Melibatkan siswa tidak hanya sekedar tatap muka di ruang kelas atau laboratorium, melainkan melibatkan siswa dalam kegiatan di luar kelas dengan mengintegrasikan teknologi web secara online.

2. Rotation Model

Mengintegrasikan pembelajaran online sambil bertatap muka di dalam kelas dengan pengawasan guru atau pendidik.

3. Flex Model

Memanfaatkan media internet dalam penyampaian pembelajaran kepada peserta. Dalam hal ini peserta dapat membentuk kelompok diskusi.

4. Online Lap Model

Pembelajaran yang berlangsung di dalam ruang laboratorium komputer dengan semua materi pembelajaran di sediakan secara softcopy, di mana para peserta berinteraksi dengan guru secara online. Dalam hal ini guru dibantu oleh pengawas agar disiplin dalam belajar tetap terjaga.

5. Self Blend Model

Dalam hal ini peserta mengikuti kursus online, hal ini sebagai pelengkap kelas tradisional yang dilakukan tidak mesti di dalam ruang kelas akan tetapi bisa di luar kelas.

(33)

6. Online Driver Model

Merupakan pembelajaran secara online, di mana dalam hal ini seorang guru bisa mengupload materi pembelajaran di internet, sehingga peserta dapat mendownload/mengunduhnya dari jarak jauh agar peserta bisa belajar mandiri di luar kelas dan dilanjutkan dengan tatap muka berdasarkan waktu yang telah disepakati.

B. Landasan teori

Dari konsep yang telah tertera di atas, maka penelitian ini menggunakan teori tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Weber dalam memperkenalkan konsep pendekatan verstehen untuk memahami makna tindakan seseorang, berasumsi bahwa seseorang dalam bertindak tidak hanya sekedar melaksanakan, tetapi juga menempatkan diri dalam lingkungan berpikir dan perilaku orang lain.

Konsep pendekatan ini lebih mengarah pada suatu tindakan bermotif pada tujuan yang hendak dicapai atau in order to motive (Waters,1994:34-35).

Sesorang yang ingin melakukan suatu tindakan sangat berkaitan erat dengan strategi guru sosiologi dalam peningkatan kapasitas pembelajaran online melalu metode blended learning dimana obyektivitas dan rasionalitas membiarkan emosi memihak ke keyakinan meskipun sebetulnya fakta menunjukkan hal yang berbeda untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Max Weber mengklasifikasikan ada empat jenis tindakan sosial sebagai berikut:

(34)

1. Tindakan rasional bersifat instrumental, adalah tindakan yang ditujukan pada pencapaian tujuan-tujuan yang secara rasional di perhitungkan dan di upayakan sendiri oleh individu yang bersangkutan.

2. Tindakan yang rasional berdasarkan nilai (value rational action) yang dilakukan untuk alasan-alasan dan tujuan-tujuan yang ada kaitannya dengan nilai-nilai yang diyakini secara personal tampa memperhitungkan prospek-prospek yang ada kaitannya dengan berhasil atau gagalnya tindakan tersebut.

3. Tindakan afektif, yang ditentukan oleh kondisi-kondisi dan orientasi- orientasi emosional individu.

4. Tindakan tradisional yang di tentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang sudah mengakar secara turun temurun dan tindakan tradisional yang ditentukan kebiasaan-kebiasaan yang sudah mengakar secara turun temurun (Narwoko, 2011:18)

Max Weber menegakui bahwa empat jenis tindakan sosial yang di utarakan adalah merupakan tipe ideal dan jarang bias ditemukan dalam kenyataan.

Tetapi, lepas dari soal itu, apa yang hendak disampaikan Weber adalah bahwa tindakan sosial, apapun wujudnya hanya dapat dimengerti menurut arti subjektif dan pola-pola motivasional yang berkaitan dengan itu.

Menurut penulis berbicara mengenai teori Max Weber tentang tindakan sosial tersebut sangat erat kaitannya dengan startegi guru sosiologi dalam peningkatan kapasitas pembelajaran online yang dimana terdapat 1. tindakan rasional bersifat instrumental tersebut starategi guru sosiologi menerapkan suatu

(35)

tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran blended learning untuk mencapai suatu tujuan yang secara rasional dapat diperhitungkan demi peningkatan kapasitas pembelajaran, 2. tindakan rasional berdasarkan nilai yang dimana guru sosiologi menerapkan metode pembelajaran blended learning yang secara personal tanpa memikirkan berhasil atau gagalnya tindakan tersebut, 3) tindakan efektif, guru sosiologi menerapkan metode pembelajaran blended learning dalam pembelajaran online karena sangar relevan kondisi saat ini, 4) tindakan tradisional yang dimana guru sosiologi menerapkan suatu evaluasi pembelajaran secara tatap muka.

C. Kerangka Pikir

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Surat Edaran (SE) Nomor, 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran covid-19, dalam hal ini poin utamanya proses belajar dilaksanakan di rumah dengan menggunakan pembelajaran online. dengan adanya surat edaran tersebut, setiap sekolah wajib melakukan pembelajaran online salah satunya di SMA Muhammadiyah Kalosi. Tenaga pendidik sebagai elemen penting dalam proses mendidik diharuskan melakukan migrasi yang sangat besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya dari sistem pembelajaran tatap muka yang biasanya dilaksanakan di ruang kelas ke sistem pembelajaran online yang dilaksanakan di rumah.

Dalam melaksanakan pembelajaran online para tenaga pendidik terkhusus bagi guru sosiologi yang dulunya menggunakan metode pembelajaran yang menjadi kebiasaan guru sosiologi yaitu metode pembelajaran konvensional. Tetapi

(36)

dengan adanya pandemi covid-19 sehingga guru sosiologi, harus mengetahui bagaimana strategi yang tepat dalam melaksanakan prose belajar mengajar yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran blended learning untuk meningkatkan kapasitas pembelajaran pada masa covid-19. Adapun strategi guru sosiologi selama melakukan pembelajaran online antara lain 1. membuat berbagai video pembelajaran yang kemudian link video tersebut dikirim sehingga para peserta didik tinggal mendownload, 2. membuat materi pembelajaran di slide Microsoft power point yang kemudian diberikan suatu animasi, 3. memberikan penugasan kepada para peserta didik terkait materi-materi yang telah diberikan dan 4. guru sosiologi melakukan suatu evaluasi pembelajaran secara tatap muka berdasarkan waktu yang telah disepakati guna mengetahui sejauh mana pemahaman para peserta didik. Sementara itu terdafat faktor pendorong yaitu pembagian kuota internet serta dibagikan buku digital dan faktor penghambatnya yaitu berupa akses jaringan internet yang belum merata dan kondisi psikis siswa yang merasa bosan akibat pembelajaran online yang dilakukan secara terus menerus-menerus hingga pemberian tugas-tugas yang diberikan terlalu banyak karena bukan hanya satu mata pelajaran saja akan tetapi semua mata pelajaran

(37)

Bagang Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep D. Penelitian Relevan

Penelitian yang mengkaji seputar pembelajaran online pada masa covid-19 dapat ditelusuri melalui sejumlah studi mengenai evaluasi pembelajaran online pada masa covid-19 (Alda dkk, 2020), penggunaan media power point dalam

SMA Muhammadiyah Kalosi

Metode Pembelajaran Blended Learning

Strategi Guru Sosiologi 1. Video Pembelajaran 2. Power Point

3. Penugasan

4. Evaluasi Pembelajaran

Faktor Pendorong 1. Kuota Internet Gratis 2. Buku Digital

Faktor Penghambat 1. Akses Jaringan Internet 2. Kondisi Psikis Siswa Peningkatan Kapasitas

Pembelajaran Online

Rekomendasi

1. Mengupayakan Meperbaiki Akses Jaringan Internmet

2. Meningkatkan Kualitas dan Metode Pembelajaran Online

(38)

pembelajaran jarak jauh (Lusi dkk, 2020) dan strategi pembelajaran di masa pandemi Covid-19 (Yuangga, 2020). Kajian yang lebih spesifik membahas tentang metode pembelajaran blended learning dalam pembelajaran online pada masa covid-19 dapat ditelusuri melalui studi yang dilakukan oleh Amin dan Anan.

Namun studi (Amin, 2017) difokuskan mengenai model pembelajaran blended learning berbasis web untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar dan studi (Anan, 2020) lebih fokus tentang pengembangan model pembelajaran blended learning dalam meningkatkan kemandirian belajar.

Evaluasi pembelajaran daring pada masa covid-19. Studi kasus siswa SMP Kelas VII di Kecamatan Banjarnegara (Alda dkk, 2020). Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode analisis deskriptif sedangkan metode pengambilan sampel dilakukan denganm teknik purposive sampling dengan jumlah sebanyak 54 siswa. Data penelitian diambil dengan mengggunakan google from. Adapun hasil penelitian mengungkapkan bahwa aplikasi yang digunakan sebagai media pembelajaran daring mudah digunakan dan bermanfaat bagi siswa, akan tetapi sebagian besar siswa mengeluhkan bahwa mereka kesulitan memperoleh jaringan sinyal yang baik, banyak tugas yang diberikan oleh guru, kesulitan memahami suatu materi pembelajaran bahkan biasanya para siswa sulit fokus dalam memahami materi yang diberikan.

Analisis penggunaan media power point dalam pembelajaran jarak jauh pada materi animalia Kelas VIII (Lusi dkk, 2020). Media pembelajaran yang biasa digunakan di SMP Negeri I Pandak adalah media pem,belajaran dengan

(39)

menggunakan Microsoft power point pada suatu pembelajaran mengenai materi animalia di SMP Negeri I Pandak. Adapun populasi dari suatu penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII sedangkan sampel yang dipilih secara acak sebanyak 25 siswa. Sementara itu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuisioner dengan instrument penelitian berupa suatu angket yang diisi oleh para siswa melalui google form yang dikirim melalui whatsapp group kelas.

Berdasarkan data dari suatu hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa media pembelajaran power point efektif digunakan dalam suaru pembelajaran animalia kelas VII di SMP Negeri I Pandak.

Pengembangan media dan strategi pembelajaran untuk mengatasi permasalahan pembelajaran jarak jauh di pandemi covid-19 (Yuangga, 2020).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi mendapatkan informasi kendala proses belajar mengajar secara online di rumah akibat dari adanya pandemic covid-19. Penelitian menggunakan metode studi literatur dan pendekatan penelitiannya menggunakan metode kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan informasi kendala dan akibat dari pandemi covid-19 terhadap kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dasar. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat beberapa kendala yang dialami oleh murid, guru dan orang tua dalam kegiatan belajar mengajar online yaitu penguasaan teknologi masih kurang, penambahan biaya kuota internet, akses jarring internet yang belum rata di semua tempat, siswa harus memahami materi dengan sendirinya tampa penjelasan langsung dari guru, huru harus menyampaikan materi secara efektif sehingga mampu diakses jarak jauh.

(40)

Kajian Konseptual Model Pembelajaran Blended Learning Berbasis Web Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Motivasi Belajar (Amin, 2017).

Penelitian ini membahas berdasarkan ruang lingkup dari blended learning, konsep dari blended learning, metode penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, analisis data. Pengkajian pada artikel ini sebagai rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya. Hasil dari kajian konsep dari beberapa jurnal bahwa model blended learning adalah pencampuran model pembelajaran konvensional dengan belajar secara online. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanya berfungsi sebagai mediator, fasilitor dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik. Blended learning ini akan memperkuat model belajar konvensional melalui pengembangan teknologi pendidikan. Selain itu hasil kajian pada jurnal dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil penelitian blended learning juga memberikan pengaruh terhadap hasil belajar.

Pengembangan Model Pembelajaran Blended Learning Pada Pendidikan Kesetaraan Program Paket C Dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar (Anan 2020). Penelitian ini bertujuan untuk menemukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian belajar peserta didik program paket c.

alternative yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut dengan mengembangkan model pembelajaran blended learning yang menitikberatkan pada kemandirian belajar. Pengembangan model pembelajaran ini dilandasi oleh fakta dan pemikiran bahwa proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan

(41)

cenderung bersifat konvensional. Model pembelajaran blended learning pada program paket c ini dilakukan dengan model penelitian dan pengembangan melalui tiga tahapan yaitu studi pendahuluan, penyusunan konseptual model dan uji coba untuk menentukan efektivitas model. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran blended learning pada program paket c di pusat kegiatan belajar masyarakat.

Penelitian ini juga mengkaji metode pembelajaran blended learning dalam pembelajaran online pada masa covid-19. Letak kebaruan (novelty) riset ini lebih fokus memotret strategi guru sosiologi serta faktor pendorong dan penghambat dalam peningkatan kapasitas pembelajaran online pada masa covid-19.

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini pada dasarnya menggunakan model atau desain penelitian deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa informasi lisan dari orang–orang dan perilaku yang dapat diamati memperoleh fakta-fakta dan keterangan-keterangan secara faktual mengenai strategi guru dalam meningkatkan kapasitas pembelajaran melalui metode pembelajaran bleanded learning. Menurut Moleong (2005: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif deskriptif ini yaitu pendekatan studi kasus. Studi kasus merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok individu. Studi kasus dapat diartikan sebagai suatu teknik mempelajari seseorang individu secara mendalam untuk membantunya memperoleh penyesuaian diri yang baik. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber (Nawawi 2003: 1)

26

(43)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di SMA Muhammmadiyah Kalosi, Desa Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Adapun rancangan kriteria pemilihan lokasi yaitu:

Rancangan Kriteria Pemilihan Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian Penelitian ini terkait dengan strategi guru sosiologi dalam peningkatkan kapasitas pembelajaran online melalui metode pembelajaran bleanded learning.

Peristiwa/

Persoalan (issu)

Di SMA Muhammadiyah Kalosi, sebelum pandemi covid-19 guru sosiologi menerapkan metode pembelajaran yang menjadi kebiasaan guru-guru pada umumnya yaitu mengunakan metode pembelajaran konvensional (tatap muka dikelas). Tetapi dengan adanya surat edaran dari mendikbud tentang pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dirumah sehingga guru melakukan mingrasi besar-besaran salah satunya guru sosiologi, oleh karena itu guru sosiologi menerapkan metode pembelajaran online demi meningkatkan kapasitas pembelajaran

Tabel 3.1 Lokasi Penelitian

(44)

Waktu yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal dikeluarkannya surat izin penelitian dalam kurung waktu kurang lebih 2 bulan yaitu Desember 2020 sampai Januari 2021. Adapun matriks jadwal waktu pelaksanaan penelitian yaitu:

No Jenis Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III

I II III IV I II III IV I II III IV 1. Pengusulan

Judul 2. Penyusunan

Proposal

3.

Konsultasi Pembimbing

4. Seminar Proposal

5. Pengurusan Izin Penelitian

6. Observasi Awal 7.

Menyusun Angket Wawancara 8.

Wawancara Dengan Informan 9. Pengumpulan

Dokumen 10. Analisis Data 11. Penyusunan

Hasil Penelitian

Tabel 3.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian

(45)

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan tentang bagaimana Bagaimana Strategi guru sosiologi serta faktor pendorong dan penghambat guru sosiologi dalam peningkatan kapasitas pembelajaran online melalui metode pembelajaran blended learning pada masa covid-19 di SMA Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang.

D. Informan Penelitian

Dalam pengambilan data digunakan teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan informan sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini, misalnya adalah orang tersebut dianggap yang paling tahu tentang penerapan pembelajaran blended learning agar peneliti dapat memperoleh informasi yang akurat dan benar-benar memenuhi persyaratan karena informan tersebut mengetahui secara lengkap.

Adapun informan penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu: 1.

Informan kunci, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak secara langsung langsung yaitu kepala sekolah 2. Informan utama, yaitu guru sosiologi yang menerapkan metode pembelajaran blended learning, dan 3.

Informan pendukung yaitu, mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok tentang diterpkannya metode pembelajaran blended learning, seperti peserta didik.

(46)

E. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung pada obyek. Untuk melengkapi data, maka melakukan wawancara secara langsung dan mendalam dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebagai alat pengumpulan data. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung terhadap responden mengenai strategi guru sosiologi dalam meningkatkan kapasitas pembelajaran melalui metode pembelajaran blended learning.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang relevan dan data yang tidak secara langsung diperoleh dari responden, tetapi diperoleh dengan menggunakan dokumen yang erat hubungannya dengan pembahasan. Dalam hal ini penulis mengambil data observasi dari kalangan yang berhubungan dengan masalah yang ada seperti kepala sekolah dan peserta didik melalui wawancara.

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrument penelitian yang digunakanlah instrumen penelitian berupa lembar observasi, panduan wawancara, dokumentasi dan peneliti itu

(47)

sendiri. sebagai pendukung dalam penelitian. Adapun instrumen yang di maksud adalah sebagai berikut:

1. Catatan Lapangan, berisi catatan yang diperoleh peneliti pada saat melakukan pengamatan langsung dilapangan.

2. Pedoman wawancara, berisi seperangkat daftar pertanyaan peneliti sesuai dengan rumusan masalah pertanyaan.

3. Kamera yang digunakan ketika penulis melakukan observasi untuk merekam kejadian yang penting pada suatu peristiwa baik dalam bentuk foto maupun video.

4. Telepon genggam untuk recorder. Recorder digunakan untuk merekam suara ketika melakukan pengumpulan data, baik menggunakan metode wawancara, observasi dan sebagainya.

5. Pulpen dan buku yang digunakan untuk menuliskan informasi data yang didapat dari narasumber.

6. Peneliti itu sendiri.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, diantaranya:

1. Observasi

Penelitian dengan mendatangi lokasi penelitian, untuk mengadakan pengamatan secara langsung terhadap permasalahan yang akan diteliti berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya,

(48)

untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

2. Wawancara

Setelah peneliti mengobservasi tempat yang ingin teliti peneliti selanjutnya terjun kelapangan untuk melanjutkan proses tanya jawab peneliti dengan subjek penelitian atau informan dalam suatu situasi sosial. Dengan memanfaatkan metode wawancara ini, maka penulis dapat melakukan penyampaian sejumlah pertanyaan ke pihak responden secara lisan dengan menggunakan panduan wawancara tiada lain untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis.

3. Dokumentasi

Selanjutnya melakukan dokumentasi dimana dokumentasi itu sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan data yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/tulisan. Metode ini digunakan sebagai salah satu pelengkap dalam memperoleh data, tiada lain untuk memperkuat kredibilitas data yang diperoleh.

H. Teknik Analisis Data

Lexy J. Moleong menyatakan Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Teknik analisa data

(49)

merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari suatu penelitian, karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Teknik analisis data yang dimaksud adalah proses pengelolaan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dengan cara mengacu pada aturan atau metode penelitian yang digunakan.

Untuk penelitian kualitatif, analisis data dapat dilakukan pada gambar berikut yang merupakan model analisis data kualitatif:

Gambar 3.1 Langkah-langkah Analisis Data Adapun penjelasan bagan di batas yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan data yaitu kegiatan mencari data di lapangan untuk memecahkan permasalahan peneliti

2. Transkripsi data adalah peneliti membuat catatan tentang data yang didapat

3. Membaca berulang-ulang, dimana peneliti membaca berulang-ulang apa yang peneliti catat

Pengumpulan Data Transkripsi Data

Membaca Berulang-Ulang

Organisasi Data Kategori Data

Tema-tema Data

Tahap Kejenuhan Data

Demonstrasi Tingkat Kepercayaan dan Keabsahan Data

Hasil Reduksi Data Laporan

(50)

4. Organisasi data merupakan pengelompokkan data-data seperti data tentang problematika guru

5. Kategori data seperti data yang di kelompokkan yaitu data dari informan kunci, utama, dan tambahan

6. Tema-tema data yakni mengaitkan judul peneliti apa yang didapat dilapangan

7. Demonstrasi Tingkat Kepercayaan dan Keabsahan Data adalah membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh dilapangan

8. Hasil reduksi data yaitu suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan- kesimpulan finalnya

9. Laporan merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

I. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data adalah upaya yang dilakukan dengan cara menganalisa atau memeriksa data, mengorganisasikan data, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting berdasarkan kebutuhan dalam penelitian dan memutuskan apa yang dapat dipublikasikan. Langkah analisis data akan melalui beberapa tahap yaitu, mengelompokkanya, memilih dan memilah data lalu

(51)

kemudian menganalisanya. Untuk memperkuat keabsahan data, maka peneliti melakukan usaha-usaha yaitu diteliti kredibilitasnya dengan melakukan teknik- teknik sebagai berikut:

1. Perpanjangan pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data atau menambah (memperpanjang) waktu untuk observasi. Wawancara yang awalnya hanya satu minggu, maka akan ditambah waktu satu minggu lagi dan jika dalam penelitian ini, data yang diperoleh tidak sesuai dan belum cocok maka dari itu dilakukan perpanjangan pengamatan untuk mengecek keabsahan data. Bila setelah diteliti kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

2. Meningkatkan ketekunan

Untuk meningkatkan ketekunan, peneliti bisa melakukan dengan sering menguji data dengan teknik pengumpulan data yaitu pada saat pengumpulan data dengan teknik observasi dan wawancara, maka peneliti lebih rajin mencatat hal-hal yang detail dan tidak menunda-nunda dalam merekam data kembali, juga tidak menganggap mudah/enteng data dan informasi.

3. Trianggulasi

Trianggulasi merupakan teknik yang digunakan untuk menguji kepercayaan data (memeriksa keabsahan data atau verifikasi data) atau

(52)

istilah lain dikenal dengan trustworthhinnes, yang digunakan untuk keperluan mengadakan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah dikumpulkan.

a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, maksudnya bahwa apabila data yang diterima dari satu sumber adalah meragukan, maka harus mengecek kembali ke sumber lain, tetapi sumber data tersebut harus setara sederajatnya. Kemudian peneliti menganalisis data tersebut sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dan dimintakan kesempatan dengan sumber-sumber data tersebut.

b. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yangsama dengan teknik yang berbeda, yaitu yang awalnya menggunakan teknik observasi, maka dilakukan lagi teknik pengumpulan data dengan teknik wawancara kepada sumber data yang sama dan juga melakukan teknik dokumentasi.

c. Triangulasi peneliti

Triangulasi peneliti adalah membandingkan hasil pekerjaan seorang peneliti dengan peneliti lainnya (peneliti yang berbeda) tidak lain untuk mengecek kembali tingkat kepercayaan data dengan

(53)

begitu akan memberi kemungkinan bahwa hasil penelitian yang diperoleh akan lebih dipercayai.

d. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu adalah pengujian data yang telah dikumpulkan dengan memverifikasi kembali data melalui informan yang sama pada waktu yang berbeda.

(54)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kabupaten Enrekang

1. Profil Kabupaten Enrekang

Kabupaten Enrekang merupakan suatu kerajaan yang besar dengan nama Malepong, lalu kerajaan ini tentunya bersifat Manurung yaitu sebuah federasi menggabungkan tujuh kawasan kerajaan yang diberi nama federasi Pitue Massenrempulu yang terjadi sekitar abad XIV. Tujuh kerajaan tersebut antara lain, a. Kerajaan Endekeng yang dipimpin oleh Arung atau Puang Endekeng, b.

Kerajaan Batulappa yang mempunyai seorang pemimpin yang bernama Arung Batulappa, c. Kerajaan Kassa yang dipimpin oleh Arung Kassa’ d. Kerajaan Maiwa yang dipimpin Arung Maiwa, e. Kerajaan Tallu Batu Papan atau Duri dengan seorang pemimpin yang bernama Puang Malua, serta Arung Alla, f.

Kerajaan Baringin dipimpin Arung Baringin dan g. Kerajaan Letta yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Arung Letta.

Akan tetapi, abad XVII Pitue Massenrempulu berubah nama menjadi Lima Masserempulu yang disebabkan keluarnya Kerajaan Baringin dan Kerajaan Letta dalam federasi Masserempulu yang diakibatkan panasnya persaingan politik.

Masserempulu artinya meminggir gunung atau menyusur gunung sedangkan sebutan Enrekang mempunyai arti naik atau panjat dan bahkan versi Administrasi Pemerintahan mengatakan bahwa Kabupaten Enrekang merupakan suatu daerah

38

(55)

pegunungan dan bukit-bukit yang saling sambung menyambung dengan mengambil kurang lebih 85 persen berdasarkan dari seluruh luas wilayah sekitar 1.786.01 km2.

2. Letak Geografis

Kabupaten Enrekang merupakan suatu kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif terdiri dari 12 kecamatan dan 129 kelurahan atau desa, antara lain 17 kelurahan serta 112 desa. Kabupaten Enrekang secara geografis terletak pada koordinator antara 3o 14’ 36’’ hingga 3o 50’ 00’’

Lintang Selatan dan 119o 40’ 53’’ sampai 120o 06’ 33’’ Bujur Timur dengan luas wilayah sebesar 1.786.01 km2. Kabupaten Enrekang memiliki batas-batas wilayah antara lain sebelah Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Tana Toraja, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Luwu, sebelah Timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Sidrap dan sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Pinrang.

Kabupaten Enrekang pada umumnya memiliki wilayah yang sangat bervariasi berupa pegunungan, perbukitan, lembah maupun sungai dengan ketinggian 47 hingga 3.293 meter dari permukaan laut dan tidak memiliki wilayah pantai. Kabupaten Enrekang tentunya juga dapat dibagi kedalam dua kawasan yaitu Kawasan Barat Enrekang yang mempunyai luas sebesar kurang lebih 659.03 km2 atau 36.90 persen serta Kawasan Timur Enrekang dengan luas kurang lebih 1.129.98 km2 atau 63.10 persen dari luas wilayah Kabupaten Enrekang. Kawasan Barat Enrekang meliputi Kecamatan Alla, Kecamatan Anggeraja, Kecamatan

(56)

Enrekang dan Kecamatan Cendana, sedangkan Kawasan Timur Enrekang antara lain Kecamatan Curio, Kecamatan Malua, Kecamatan Baraka, Kecamatan Bungin serta Kecamatan Maiwa.

3. Keadaan Penduduk

Kabupaten Enrekang pada Tahun 2020 memiliki jumlah penduduk sebesar 201.614 jiwa yang terdiri dari 101.197 jiwa penduduk yang berjenis kelamin laki- laki serta 100.417 jiwa penduduk perempuan. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada Tahun 2019 maka Kabupaten Enrekang mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 0.8 persen (Badan Pusat Statistik Kabupaten Enrekang 2020).

Penyebaran penduduk Kabupaten Enrekang berdasarkan penyebaran penduduk pada tingkat Kecamatan menunjukkan bahwa terdapat 20.902 jiwa di Kecamatan Alla, 10.324 jiwa pada Kecamatan Baroko, 30.822 jiwa pada Kecamatan Enrekang, 24.120 jiwa pada Kecamatan Anggeraja, serta disusul Kecamatan Masalle 12.387 jiwa. Sementara itu penduduk pada Kecamatan Bungin sebanyak 4.365 jiwa, Kecamatan Baraka sebanyak 21.4.14 jiwa, Kecamatan Cendana Sebanyak 8.720 jiwa, Kecamatan Buntu Batu sebanyak 12.907 jiwa, Kecamatan Curio sebanyak 15.405 jiwa, kecamatan Malua sebanyak 7.742 jiwa, dan Kecamatan Maiwa sebanyak 23.415 Jiwa (Badan Pusat Statistik Kabupaten Enrekang 2020).

(57)

4. Keadaan Pendidikan

Keadaan pendidikan di Kabupaten Enrekang demi meningkatkan suatu angka partisipasi dari setiap penduduk merupakan salah satu indikator penting penilaian keberhasilan pembangunan suatu daerah. Dalam beberapa tahun terakhir, hasil pembangunan di Kabupaten Enrekang, khususnya dalam bidang pendidikan masih perlu mendapatkan perhatian yang serius. Dengan demikian, masalah yang pokok pada bidang pendidikan di Kabupaten Enrekang terletak pada sarana dan prasana yang masih belum memadai serta Sumber Daya Manusia yang masih kurang.

Berikut jumlah data satuan pendidikan di Kabupaten Enrekang (Kemendikbud 2020).

No Kecama tan

SD Sederajat

SMP Sederajat

SMA Sederajat

SMK

Sederajat Total

N S JL N S JL N S JL N S JL

Total 221 22 243 44 26 70 13 14 27 6 4 10 350 1 Kec.

Maiwa 35 0 35 8 4 12 1 2 3 1 0 1 51

2

Kec.

Enrekan g

35 4 39 7 4 11 2 5 7 0 2 2 59

3 Kec.

Baraka 21 7 28 5 5 10 2 1 3 1 0 1 42

4

Kec.

Angger aja

24 1 25 4 3 7 1 1 2 3 1 4 38

5 Kec.

Alla 15 2 17 3 3 6 1 2 3 1 1 2 28

6 Kec.

Bungin 10 0 10 2 1 3 1 0 1 0 0 0 14

7

Kec.

Cendan a

16 0 16 2 0 2 1 1 2 0 0 0 20

8 Kec. 17 3 20 2 3 5 1 1 2 0 0 0 27

(58)

Curio 9 Kec.

Malua 10 2 12 3 1 4 1 1 2 0 0 0 18

10

Kec.

Buntu Batu

16 1 17 4 1 5 1 0 1 0 0 0 23

11 Kec.

Masalle 11 2 13 2 0 2 1 0 1 0 0 0 16

12 Kec.

Baroko 11 0 11 2 1 3 0 0 0 0 0 0 14

Tabel 4.1 Jumlah Sekolah Kabupaten Enrekang B. SMA Muhammadiyah Kalosi

1. Profil SMA Muhammadiyah Kalosi

SMA Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang mulai berdiri berdasarkan SK Nomor 1027/11-081/S.W.S81/1983 pada tanggal 10 September 1983 diatas tanah yang mempunyai luas 5400 m2 dan tentunya memiliki lingkungan yang sejuk, bersih serta berlokasi di Belajen zkeluarahan Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. SMA Muhammadiyah Kalosi di bagian depan sekolah menghadap jalan poros Makassar-Tator sehingga letak sekolah SMA Muhammadiyah Enrekang mudah untuk dijangkau dari segala arah sehingga sangat mendukung suatu [proses pembelajaran warga sekolah baik guru maupun peserta didik dan bahkan pula para orang tua lebih sering menyebut SMA Muhammadiyah Kalosi dengan singkatan SMAMKAL. Adapun visi serta misi SMA Muhammadiyah Kalosi antara lain.

Gambar

Tabel 3.1    Lokasi Penelitian ..............................................................
Gambar 2.1    Bagan Kerangka Pikir .......................................................
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep  D.  Penelitian Relevan
Tabel 3.1 Lokasi Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penulisan skripsi ini adalah mengidentifikasi masalah – masalah dan kelemahan - kelemahan yang terjadi pada sistem yang berjalan, merancang suatu sistem informasi

Dari permasalahan di atas, maka dibutuhkan Sistem Ticket Online yang terintegrasi dengan baik sehingga peng- aksesan data pada HelpDesk dapat dilakukan dengan

Media infografis merupakan media visual dengan tampilan teks dan gambar yang dapat membantu mempermudah peserta didik dalam memahami

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon sesuatu yang datang dari luar orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional

Berbagai bidang Ilmu dan Ilmuwan muslim juga sangat banyak  memberikan kontribusi untuk kemajuan barat diantaranya Ilmu Kedokteran, Astronomi dan ilmu pasti,

Sedangkan perbedaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu adalah penelitian Mufida Herdani bertujuan untuk mengetahui apakah jual beli ini mengandung unsur

Sementara untuk pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar untuk jumlah guru yang berkualifikasi S-1 di satuan pendidikan SD yang mengharuskan

Perbedaaan dengan sistem yang akan dibangun menggunakan animasi 3 dimensi yang memberikan informasi yang lebih rinci, berupa simulasi gedung FTI berbasis 3 dimensi menggunakan